PENERAPAN ANALISISVALUE CHAINUNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING. Cici Safitri Kandou Nur Handayani

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN ANALISISVALUE CHAINUNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING. Cici Safitri Kandou Nur Handayani"

Transkripsi

1 1 PENERAPAN ANALISISVALUE CHAINUNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING Cici Safitri Kandou Nur Handayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to identify and to analyze the value activity on the company and to find out and to analyze the application of Value Chain analysis in order to achieve competitive advantage. The research object from 2011 to 2012.The data collection technique is using interview and documentation technique while the data analysis technique is using qualitative method with descriptive approach which focuses on the current research, and some elements which become the object of research.in the company s activities each stage of value chain which has been identified is categorized by Value Added activities. It can be concluded from the analysis that Non Value Added activity can be eliminated so cost efficiency can be applied to 2011 and Besides, a company is necessary to support cost reduction on external chain value by developing technology in order to improve company performance to compete with other companies Keywords: Value Chain Analysis, Cost Investigation, Cost Efficiency, NVA Cost,External Value Chai ABSTRAK Tujuan dari peneliltian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis aktivitas nilai yang ada pada perusahaan serta untuk mengetahui dan menganalisis penggunaan analisis Value Chain guna mencapai keunggulan bersaing. Dalam hal ini obyek penelitian mengambil penelitian yaitu pada tahun 2011 dan 2012.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu memfokuskan penelitian yang dihadapi pada saat ini, serta deskriptif dari elemen-elemen yang menjadi obyek penelitian.dalam aktivitas perusahaan setiap tahapan value chain yang diidentifikasi selanjutnya digolongkan dalam aktivitas value added. Dari analisis tersebut maka dapat diketahui aktivitas yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi sehingga dapat dilakukan efisiensi biaya pada tahun 2011 dan Selain ini perusahaan juga perlu mendukung penggurangan biaya pada Eksternal Value Chain dengan cara pengembangan teknologi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam pesaingan dengan perusahaan lain Kata Kunci : Analisis Value Chain, Identifikasi biaya, Efisiensi biaya, NVA cost, Eksternal Value Chain PENDAHULUAN Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan yang semakin tinggi dan kompetitif tidak dapat dihindarkan. Situasi ini memacu persaingan yang ketat antara perusahaan yang menyediakan jasa atau produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang bersaing, dan dapat memberikan nilai yang

2 2 lebih pada konsumen. Sehingga untuk memenuhi itu perusahaan memerlukan standart kerja yang lebih tinggi. Perubahan lingkungan dipasar memaksa perusahaan untuk melakukan perubahan visi, misi dan strategi dalam struktur organisasi serta mempertimbangkan keunggulan-keunggulan bersaing jangka pendek dan panjang yang berkesinambungan. Usaha perusahaan tersebut dilakukan untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Persaingan bisnis menuntut untuk menciptakan kepuasan pelanggan dengan memberikan produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing, maupun pelayanan yang baik merupakan faktor penunjang keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Untuk mencapai keunggulan dalam bersaing perusahaan harus mampu mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang dapat menunjang perusahaan dalam menciptakan keunggulan bersaing, karena tiap aktivitas dapat menimbulkan biaya. Dengan mengetahui aktivitas-aktivitas yang mendukung perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing dapat memicu manajemen untuk mengelola aktivitas sehingga lebih efektif dan selektif dalam memilih aktivitas yang tepat. Melakukan perbaikan terhadap aktivitas yang bernilai tambah (value added activity) dan senantiasa mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activity) dapat diterapkan perusahaan untuk mencapai efisien dan efektifitas. Salah satu strategi bersaing yang dapat diterapkan oleh perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif adalah keunggulan biaya (cost leadership) dan diferensiasi (differentiation). Strategi cost leadership dipilih apabila perusahaan siap menjadi perodusen dengan biaya rendah dalam industrinya, melayani banyak segmen industri, dan memiliki cakupan yang luas. Perusahaan akan menjadi cost leader jika menghasilkan produk sama dengan pesaingnya dengan biaya paling rendah sedangkan strategi differentation menuntut perusahaan untuk memilih atribut yang dapat membedakan dirinya dengan pesaingnya dan perusahaan menyediahkan sesuatu untuk pelanggan yang tidak disediahkan oleh pesaingnya. Sehingga diperlukan perbaikan secara berkelanjutan terhadap aktivitas yang bernilai tambah (value added activities) maupun berusaha untuk mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activities) agar bisa digunakan oleh perusahaan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Dalam usaha menfokuskan perhatiannya untuk penciptaan nilai yang lebih bagi para pelanggannya serta mencapai efisiensi dan efektifitas dalam melakukan aktivitasaktivitas maka perusahaan harus dapat menciptakan keunggulan bersaing melalui suatu strategi. Semakin penting strategi dan luasnya peran strategi, mendorong perubahan dalam akuntansi manajemen. Perubahan tersebut menyebabkan akuntansi manajemen harus dihubungkan dengan strategi, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan menuju Manajemen Biaya Strategi (Strategic Cost Management). Strategic Cost Management mencoba memperbaiki akuntansi manajemen dengan melihat biaya lebih luas, menganalisa biaya dengan memperhatikan fokus eksternal dan melihat mata rantai perusahaan. Dalam hal ini analisa biaya menjadi hal yang penting bagi manajemen perusahaan dalam mengambil dan menentukan suatu keputusan, salah satu pemikiran terbaru yang dikembangkan adalah konsep Value Chain. Menurut Blocher, Chen dan Lin (2007:53), Analisi value chain merupakan alat analisis strategi yang digunakan untuk memahami keunggulan kompetitif, untuk mengidentifikasi dimana value chain dapat

3 3 ditingkatkan atau penurunan biaya, dan untuk memahami hubungan perusahaan dengan pemasok atau supplier, pelanggan, dan perusahaan lain. Dengan menggunakan value chain diharapkan perusahaan memahami kekuatan strategi perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya dan perusahaan harus tetap memiliki keunggulan bersaing agar tetap eksis di pasar global. Perusahaan dapat mengukur kinerjanya untuk kepentingan strategis karena dalam analisis value chain biaya-biaya yang terjadi akan dipisahkan sesuai dengan aktivitas-aktivitasnya masingmasing. Dengan demikian akan dapat menigkatkan kinerja para manajer dan perusahaan tetap bertahan dipasar global dengan memilih keunggulan bersaing. Atas dasar pemikiran diatas, maka penulis mencoba melakukan penelitian analisis biaya dengan menggunakan analisis biaya Value Chain dengan tujuan agar perusahaan dapat menjalin hubungan baik dengan para supplier serta para pelanggannya dan perusahaan dapat mengurangi biaya yang tidak terpakai sehingga perusahaan dapat mencapai keunggulan dalam bersaing. TINJAUAN TEORETIS Akuntansi Manajemen Menurut Hansen dan Mowen (2004:4), sistem informasi informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran dengan menggunakan masukan dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang menjelaskan suatu sifat atau proses maupun keluarannya. Kriteria tersebut fleksibel dan berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai manajemen. Menurut Hansen dan Mowen (2004:4), Sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan umum yaitu: 1. Menyediakan informasi yang diperlukan dalam perhitungan harga pokok produk, jasa dan tujuan lain yang diinginkan oleh manajemen 2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan. 3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan Pada akhir abad 21, akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan tantangan dunia global. Akuntansi manajemen tradisional mulai tergeser dengan munculnya beberapa konsep dan teknik akuntansi maupun manajemen yang baru dan modern. Perubahan tersebut didorong oleh persaingan bisnis yang semakin ketat dan kompetitif. Dalam persaingan ini munculah strategi dengan konsep-konsep manajemen yang disebut Strategic Cost Management. Tekanan yang ditimbulkan dari persaingan global, perubahan teknologi yang sangat cepat, dan perubahan dalam proses bisnis menyebabkan manajemen menjadi lebih penting dan dinamis dibandingkan sebelumnya. Strategic Cost Management Pencapaian keunggulan kompetitif bisnis dalam persaingan memerlukan suatu alat yang bisa membantu bisnis dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan perusahaan dapat mempengaruhi posisi bersaing jangka panjang dan pendek

4 4 serta harus memperhatikan elemen strategis seperti pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen (2000:368), kunci untuk mencapai sasaran ini adalah memenangkan keunggulan bersaing, yaitu dengan Strategic Cost Management ( Manajemen Biaya Strategi ) yang artinya penggunaan biaya untuk mengembangkan dan mengidentifikasi strategi unggul yang menghasilkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Strategic Cost Management adalah pengunaan informasi biaya dimana elemen-elemen strateginya lebih diakui dan mengklasifikasikan strategi yang unggul sehingga akan menghasilkan keunggulan yang berkelanjutan. Strategi kepemimpinan biaya tidak bebas dari resiko, Menurut Hitt, ireland, Hoskisson, (2001:166) resiko persaingan dari strategi kepemimpinan biaya adalah: 1. Peralatan manufaktur biaya dapat menjadi usang karena inovasi teknologi para pesaingnya, inovasi ini memungkinkan para pesaingnya untuk memproduksi pada tingkat yang lebih rendah dari pada pemimpin biaya 2. Terlalu banya faktor pada pengurangan harga dapat membuat perusahaan kurang memperhatikan kebutuhan pelanggan atau isu-isu yang berkaitan dengan dimensi persaingan lainnya 3. Berkaitan dengan imitasi (penjiplakakan), dengan menggunakan kompetensi intin yang dimilikinya sendiri, kadang-kadang para pesaing belajar bagaimana meniru strategi pemimpin biaya dengan berhasil. Ketika hal ini terjadi, pemimpin biaya harus mencari jalan untuk meningkatkan nilai barang dan jasa yang ditawarkan kepada para pelanggan. Biasanya nilai meningkat dengan menjual produk-produk yang ada saat ini dengan harga yang bahkan lebih rendah atau dengan menambahkan ciri-ciri yang dihargai oleh pelanggan sambil tetap mempertahankan harga. 4. Peralatan manufaktur biaya dapat menjadi usang karena inovasi teknologi para pesaingnya, inovasi ini memungkinkan para pesaingnya untuk memproduksi pada tingkat yang lebih rendah dari pada pemimpin biaya 5. Terlalu banya faktor pada pengurangan harga dapat membuat perusahaan kurang memperhatikan kebutuhan pelanggan atau isu-isu yang berkaitan dengan dimensi persaingan lainnya 6. Berkaitan dengan imitasi (penjiplakakan), dengan menggunakan kompetensi intin yang dimilikinya sendiri, kadang-kadang para pesaing belajar bagaimana meniru strategi pemimpin biaya dengan berhasil. Ketika hal ini terjadi, pemimpin biaya harus mencari jalan untuk meningkatkan nilai barang dan jasa yang ditawarkan kepada para pelanggan. Biasanya nilai meningkat dengan menjual produk-produk yang ada saat ini dengan harga yang bahkan lebih rendah atau dengan menambahkan ciri-ciri yang dihargai oleh pelanggan sambil tetap mempertahankan harga. Definisi Value Chain Untuk mengetahui dengan jelas pengertian definisi Value Chain, maka berikut ini akan dikemukakan definisivalue Chainyang diambil dari beberapa ahli. PertamaMenurut Blocher, Chen, dan Lin (2007:53), analisis value chain merupakan analisis strategi yang digunakan untuk memahami secara lebih baik keunggulan kompetitif untuk mengidentifikasi dimana value chain pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan

5 5 biaya, dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan pemasok atau supplier, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industry.menurut Blocher, Chen, dan Lin (2007:53)Ada dua jenis hubungan yang harus dianalisis dan dipahami, yaitu 1. Internal Value chain Internal Value chain merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terjadi atau dilakukan dalam bagian satu rantai perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen ( 2006:13), Internal Value Chain adalah rangkaian aktivitas yang diperlukan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan mengirimkan produk serta jasa kepada pelanggan. Ada yang perlu ditekankan dalam rantai nilai internal perusahaan adalah sistem akuntansi manajemen harus memahami berbagai informasi tentang jenis aktivitas yang tersebar dalam rantai nilai perusahaan. 2. Eksternal Value Chain Eksternal Value Chain adalah hubungan rantai nilai dalam perusahaan yang dilakukan oleh pelanggan dan pemasoknya. Dengan hubungan eksternal diharapkan dapat mencapai hasil yang saling menguntungkan bagi pihak perusahaan, pemasok, dan pelanggan.hubungan eksternal value chain bermanfaat bagi perusahaan dimana perusahaan harus memahami seluruh rangkaian aktivitas dan bukan hanya bagian dari rantai nilai perusahaan. Tahapan-Tahapan Value Chain Value chain organisasi bisnis merupakan bagian integral dari kegiatan yang lebih besar. Mulai dari supplier yang mempengaruhi kinerja perusahaan yang lebih besar sampai dengan pengguna akhir. Menurut Blocher, Chen, Lin (2007:54), mengatakan bahwa terdapat dua langkah dalam analisisvalue chain yaitu: 1. Mengidentifikasi aktivitas value chain Perusahaan mengidentifikasi aktivitas dalam value chain yang harus dilakukan oleh organisasi bisnis dalam proses desain, manufaktur, dan pelayanan kepada pelanggan. Pengembangan dalam value chain berbeda-beda tergantung pada jenis industrinya. Aktivitas seharusnya ditentukan pada level operasi yang lebih terperinci, yaitu level unit bisnis atau proses yang cukup besar untuk dikelolah sebagai bisnis yang terpisah. Biaya merupakan salah satu pendorong timbulnya value chain yang berbeda. Setiap aktivitas mempunyai struktur perilaku biaya yang berbeda. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat berubah karena hubungan dengan kegiatan lain dalam perusahaan atau dengan kegiatan diluar bisnis. Setelah value chain dapat ditentukan maka dilakukan penentuan biaya dan pendapatan yang terjadi untuk masing-masing value chain. Analisis value chain memilih industri ke dalam kegiatan secara strategis berbeda dan merupakan upaya untuk melakukan analisis biaya untuk mengidentifikasi value chain dan menetapkan aktiva dan biaya pada setiap nilai aktivitas. 2. Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan memotong biaya atau menambah nilai.

6 6 Tahap selanjutnya dalam menyusun value chain adalah dengan mengembangkan keunggulan kompetitif dengan mengurangi biaya atau menambah nilai. Cara menentukan sifat keunggulan kompetitif potensial dengan cara mempelajari aktivitas nilai dan cost drivernya yang telah diidentifikasi. Analisis Value Chain dan Keunggulan Bersaing Keunggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan bagi konsumennya lebih dari biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menciptakannya. Nilai atau manfaat inilah yang dibayarkan oleh konsumen atau keunggulan berdasarkan dari penawaran harga yang lebih baik rendah dari harga pesaing untuk nilai yang sama atau penawaran manfaat unik dengan harga yang sesuai. Keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan keunggulan biaya sangat tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengelolah rantai nilai lebih baik dibandingkan pesaingnya. Analisisvalue chain memiliki keunggulan yaitu memadukan fokus perhatian pada internal dan eksternal perusahaan. Pembagian aktivitas perusahaan memudahkan dalam mengidentifikasi cost driver pada setiap aktivitas nilai., serta perusahaan dapat mengukur kinerja secara lebih obyektif melalui perhitungan return setiap aktivitas yang dihasilkan dari selisih biaya dan revenue atau profit dan pemanfaatan biaya. Menurut Porter (1999:33), mengatakan bahwa cara yang sistematik untuk memeriksa semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dan bagaimana semua aktivitas itu berinteraksi diperlukan suatu alat untuk menganalisis sumber keunggulan bersaing. Oleh sebab itu, analisis value chain menjadi pilihan dalam meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan karena berguna dalam : 1. Analisis biaya internal Menentukan sumber-sumber yang menghasilkan laba dan posisi biaya relatif dari suatu proses penciptaan nilai internal. 2. Analisis diferensiasi internal Memahami sumber diferensiasi dalam penciptaan nilai internal 3. Analisis keterkaitan vertical Memahami hubungan serta biaya-biaya yang terkait antar perusahaan dengan supplier dan pelanggannya, dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai bagi konsumen serta meminimalkan biaya serendah mungkin. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang digunakan didalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pada umumnya penelitian deskriptif tidak memerlukan perumusan hipotesis karena merupakan penelitian non hipotesis dan penelitian kualitatif. Perusahaan yang bergerak di sektor konstruksi, khususnya pembangunan infrastruktur dan properti. Ikut serta berpartisipasi melalui usaha penyediaan produk-produk Beton Siap Pakai, Beton Masonry dan Batu Pecah Mesin/base Coarse, serta bahan bangunan lainnya yang berbahan baku semen.

7 7 Satuan Kajian Satuan kajian dalam penelitian ini adalah memfokuskan pada analisis rantai nilai perusahaan, aktivitas-aktivitas apa saja yang membentuk rantai nilai dan pemicu biaya apa saja yang mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada dalam rantai nilai serta pengendalian cost driver dalam setiap aktivitas-aktivitas hal tersebut dilakukan untuk mencapai keunggulan bersaing pada perusahaan, maka unit analisis dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis value chain pada setiap aktivitas nilai yang ada pada perusahaan secara internal 2. Analisis cost driver untuk setiap aktivitas nilai yang ada pada perusahaan. 3. Analisis keunggulan bersaing perusahaan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Mengidentifikasikan Aktivitas Value Chain Dalam penelitian penulis memfokuskan pada bidang usaha perdagangan beton dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Inbound Logistic Aktivitas yang termasuk dalam aktivitas ini meliputi aktivitas penerimaan barang dari klien, aktivitas penyimpanan barang dan aktivitas pemindahan barang ke gudang. Biaya-biaya yang terjadi antara lain biaya bongkar muat barang yang pada tahun 2011 sebesar Rp dan pada tahun 2012 sebesar Rp Operation Aktivitas yang termasuk dalam aktivitas ini adalah aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dalam proses pengiriman barang yang datang dari klien untuk dikirim kembali ke konsumen. Biaya-biaya yang terjadi antara lain biaya pengemasan yaitu pada tahun 2011 sebesar Rp dan pada tahun 2012 sebesar Rp Outbound Logistic Aktivitas yang termasuk dalam aktivitas ini meliputi aktivitas pengiriman barang ke pelanggan. Aktivitas ini dimasukkan dalam aktivitas outbound logistic karena berhubungan dengan usaha bagaimana barang tersebut sampai ke tujuan tepat waktu. Peningkatan aktivitas outbound logistic ini dapat meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Biaya-biaya yang terjadi pada outbound logistic adalah biaya pemeliharaan truck pada tahun 2011 sebesar Rp dan untuk tahun 2012 sebesar Rp Biaya penyusutan truck untuk tahun 2011 sebesar Rp dan untuk tahun 2012 sebesar Rp Biaya BBM untuk tahun 2011 sebesar Rp dan untuk tahun 2012 sebesar Rp Biaya penyimpanan barang untuk tahun 2011 sebesar Rp dan untuk tahun 2012 sebesar Rp Marketing dan Sales Aktivitas yang dikelompokan dalam aktivitas ini meliputi aktivitas iklan kepada klien. Biaya-biaya yang terjadi pada aktivitas ini adalah biaya iklan untuk tahun 2011 sebesar Rp dan untuk tahun 2012 sebesar Rp

8 8 5. Services Aktivitas pelayanan ini berhubungan dengan penyediaan layanan untuk menjaga nilai barang yang telah dikirim. Misalnya, complain dari pelanggan dan aktivitas penggatian barang yang rusak, karena kesalahan atau kerusakan yang terjadi pada saat pengiriman. Biaya yang terjadi pada aktivitas ini adalah biaya penggantian barang yang rusak pada tahun 2011 sebesar Rp dan pada tahun 2012 sebesar Rp Aktivitas Pendukung ( Support Activities ) Aktivitas-aktivitas pendukung dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Procurement Aktivitas yang digolongkan ke dalam aktivitas ini meliputi aktivitas pembelian alat tulis dan perlengkapan kantor. Aktivitas pembelian ini tidak hanya dilakukan oleh bagian tertentu dalam perusahaan tetapi aktivitas ini cenderung tersebar merata di tiap bagian perusahaan. Biaya untuk pembelian alat tulis dan perlengkapan kantor lainnya adalah pada tahun 2011 sebesar Rp dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp Technology Development Pengembangan teknologi terdiri dari beragam aktivtas yang secara umum dapat digunakan untuk memperbaiki suatu kinerja dalam suatu manajemen. Biaya biaya yang terjadi pada aktivitas ini antara lain adalah biaya untuk tenaga akhli untuk pengembangan dan perbaikan. Biaya tersebut pada tahun 2011 adalah sebesar Rp dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp Human Resources Management Aktivitas yang digolongkan dalam aktivitas ini meliputi pelatihan dan pengembangan karyawan, system pemberian upah dan gaji, tunjangan dan lain-lain yang berhubugan untuk menigkatkan kinerja dalam suatu manajemen perusahaan. Biaya yang timbul pada aktivitas ini antara lain adalah biaya gaji, tunjangan, diklat dan pelatihan, biaya perjalan dinas dan jaminan kesehatan. Biaya gaji untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp dan untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp Biaya tunjangan karyawan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp Biaya diklat dan pelatihan karyawan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp Biaya perjalanan dinas luar adalah pada tahun 2011 sebesar Rp dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp Biaya jaminan kesehatan karyawan adalah pada tahun 2011 sebesar Rp dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp Firm Infrastructure Aktivitas ini meliputi aktivitas yang dilakukan untuk memperlancar kegiatan perusahaan, seperti aktivitas administrasi, keuangan, akuntansi dan lain sebagainya. Biaya-biaya yang terjadi pada aktivitas ini antara lain adalah biaya PBB kantor, pemeliharaan dan penyusutan peralatan kantor. Biaya PBB kantor pada tahun 2011 adalah sebesar Rp dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp Biaya pemeliharaan peralatan kantor adalah pada tahun 2011 adalah sebesar Rp dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp Biaya administrasi

9 9 dan keuangan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp Biaya penyusutan peralatan kantor pada tahun 2011 adalah sebesar Rp dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp Alokasi Biaya pada Aktivitas Nilai Aktivitas Primer 1.Inbound Logistic Table 1 Komposisi Biaya pada Aktivtas Nilai dengan Pendekatan Value Chain Tahun Keterangan Biaya Bongkar Muat Barang 115,550, ,800, Operation Biaya Pengemasan 230,650, ,000, Outbound Logistic Biaya Pemeliharaan Truck 39,250,000 42,625,000 Biaya Penyusutan Truck 38,125,000 38,125,000 Biaya BBM 700,500, ,800,000 Biaya Penyimpanan Barang 360,000, ,750, Marketing dan Sales Biaya Iklan 650,750, ,500, Services Biaya Pergantian Barang Rusak 145,250, ,550,000 Total Aktivitas Primer 2,280,075,000 2,948,150,000 Aktivitas Pendukung 1. Procurement Biaya Perlengkapan Kantor 750,800, ,750, Tecnology Development Biaya Tenaga Ahli 11,000,000 13,500, Human Resources Management Biaya Gaji 2,180,500,000 2,600,250,000 Biaya Tunjangan 410,250, ,500,000 Biaya Diklat dan Pelatihan 145,800, ,700,000 Biaya Perjalanan Dinas Luar 78,450, ,650,000 Biaya Jaminan Kesehatan 145,800, ,600, Firm Infrastucture Biaya PBB Kantor 10,750,000 12,450,000 Biaya Pemeliharaan Peralatan Kantor 25,450,000 24,950,000 Biaya Administrasi dan Keuangan 5,560,000 5,900,000 Biaya Penyusutan Peralatan kantor 98,450, ,500,000

10 10 Total Aktifitas Pendukung 3,862,810,000 4,744,750,000 Sumber Data : Bagian Keuangan PT.Varia Usaha Beton Mengidentifikasi Cost Driver pada Setiap Aktivitas Nilai Untuk menentukan cost driver, setiap tahapan Value Chain beberapa aktivitas utama perusahaan akan diidentifikasi. Setelah aktivitas-aktivitas tersebut diidentifikasi, selanjutnya aktivitas-aktivitas tersebut digolongkan ke dalam aktivitas Value Added. Penggolongan aktivitas-aktivitas tersebut dimaksudkan untuk mencapai efisiensi biaya dengan cara menggurangi aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. Tabel 2 Cost Driver pada Setiap Aktivitas Nilai 31 Desember No Aktivitas Cost Driver Nilai Tahun Nilai Tahun Penerimaan Barang Jumlah Penerimaan Barang 566,056, ,929,250 2 Pengawasan Jam Tenaga Kerja Langsung 64,000,000 75,700,000 3 Pemeriksaan Barang Jam Tenaga Kerja Langsung 46,483,470 56,450,350 4 Penyimpanan Barang Jumlah Persediaan Digudang 361,000, ,500,000 5 Penjualan Jumlah Pesanan Barang 28,279,627,800 35,590,037,500 6 Pengemasan Jumlah Barang yang Dikirim 230,650, ,000,000 7 Palebelan Jumlah Kemasan 302,550, ,800,000 8 Pengiriman Jumlah Pengiriman Barang 403,600, ,597,000 9 Pemrosesan Pesanan Jumlah Pesanan Penjualan 360,000, ,750, Promosi Jumlah Konsumen 525,385, ,125, Penanganan keluhan dan pengantian barang Jumlah Komplain Konsumen 145,250, ,550, Frekuensi Pengiriman Dokumen Pengiriman Dokumen dan Laporan dan Laporan 45,640,000 57,520, Perbaikan dan Pemeliharaan Kendaraan Jam Pemakaian Kendaraan 59,500,000 67,150, Pemeriksaan Kualitas Barang Jam Pemeriksaan 165,000, ,500,000 Sumber Data : Bagian Keuangan PT.Varia Usaha Beton Penentuan Jenis Aktivitas Setelah diketahui masing-masing biaya pada aktivitas-aktivitas maka selanjutnya adalah menganalisis aktivitas-aktivitas yang ada tersebut. Analisis ini dikelompokan untuk mengelompokan aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah dan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai bisnis. Berdasarkan peryataan di atas maka setelah penulis melakukan analisa terhadap keseluruhan aktivitas yang ada diperoleh hasil sebagai berikut :

11 11 Table 3 Analisis Aktivitas No Aktivitas Jenis Aktivitas 1 Penerimaan Barang BVA 2 Pengawasan BVA 3 Pemeriksaan Barang RVA 4 Penyimpanan Barang NVA 5 Penjualan RVA 6 Pengemasan RVA 7 Pelebelan RVA 8 Pengiriman RVA 9 Pemrosesan Pesanan RVA 10 Promosi RVA 11 Penanganan Keluhan dan Penggatian Barang RVA 12 Pengiriman Dokumen dan Laporan BVA 13 Perbaikan dan Pemeliharaan Kendaraan BVA 14 Pemeriksaan Kualitas Barang NVA Sumber: Data Bagian Keuangan PT.Varia Usaha Beton, diolah oleh Penulis Mengembangkan Keunggulan Bersaing dengan Cost Reduction atau menambah nilai Dalam menjalankan usaha, setiap perusahaan harus mampu untuk menekan biaya (cost reduction) dengan cara mengurangi dan engliminasi aktivitas-aktivitas serta menambah nilai bagi para pelanggan. Penguranggan aktivitas-aktivitas difokuskan oleh non value activity dan business value activity. Sedangkan eliminasi difokuskan kepada non value added activity dengan menghapusnya dari aktivitas perusahaan. Aktivitas-aktivitas perusahaan yang perlu dilakukan penggurangan dalam mencapai cost reduction antara lain : 1. Aktivitas Penyimpanan Barang Aktivitas dimana kegiatan ini memakan waktu dan beresiko. Aktivitas ini merupakan aktivitas non value added karena memakan biaya yang tidak sedikit. Aktivitas ini dapat dieliminasi apabila perusahaan melakukan pengiriman tepat waktu atau sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu perusahaan menerapkan economic order quality (EOQ) dan titik pemesanan kembali dengan cermat untuk menghindari biaya habisnya persediaan dan untuk meminimalkan biaya penyimpanan, pengiriman harus dilakukan pada saat yang tepat. Apabila aktivitas ini direduksi maka akan terjadi penghematan pada tahun 2011 sebesar Rp. 361,000,000 dan pada tahun 2012 sebesar Rp374,500, Aktivitas Pemeriksaan Kualitas Barang Aktivitas ini dilakukan perusahaan karena ingin meyakikan kualitas barang yang akan dijual kepada konsumen. Tetapi sebenarnya aktivitas ini tidak perlu dilakukan apabila dalam proses produksinya dilakukan secara cermat pada pertama kalinya, sehingga proses produksi berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

12 12 Apabila aktivitas ini dieliminasi maka akan ada penghematan pada tahun 2011 sebesar Rp. 165,000,000 dan pada tahun 2012 sebesar Rp. 215,500,000 Table 4 Penggolongan Aktivitas Tahun 2011 No Aktivitas RVA BVA NVA 1 Penerimaan Barang 566,056,000 2 Pengawasan 64,000,000 3 Pemeriksaan Barang 46,483,470 4 Penyimpanan Barang 361,000,000 5 Penjualan 28,279,627,800 6 Pengemasan 230,650,000 7 Pelebelan 302,550,000 8 Pengiriman 403,600,000 9 Pemrosesan Pesanan 360,000, Promosi 525,385, Penanganan Keluhan dan Penggatian Barang 145,250, Pengiriman Dokumen dan Laporan 45,640, Perbaikan dan Pemeliharaan Kendaraan 59,500, Pemeriksaan Kualitas Barang 165,000,000 Total 30,293,546, ,196, ,000,000 Persentase 95,85 % 2,33% 1,66% Sumber: Data Bagian Keuangan PT.Varia Usaha Beton, diolah oleh Penulis Setelah aktivitas-aktivitas diklasifikasikan sesuai dengan golongannya yaitu aktivitas yang memberikan nilai tambah untuk pelanggan (Real Value Added), aktivitas yang memberikan nilai tambah untuk proses produksi ( Bussines Value Added ), dan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan perusahaan (Non Value Added ). Maka pada tabel di atas disimpulkan bahwa aktivitas pada tahun 2011 adalah % termasuk aktivitas dalam Real Value Added, 2.33% Bussines Value Added dan 1.66% termasuk aktivitas Non Value Added. Table 5 Penggolongan Aktivitas Tahun 2012 No Aktivitas RVA BVA NVA 1 Penerimaan Barang 703,929,250 2 Pengawasan 703,929,250 3 Pemeriksaan Barang 56,450,350 4 Penyimpanan Barang 374,500,000 5 Penjualan 35,590,037,500 6 Pengemasan 275,000,000

13 13 7 Pelebelan 309,800,000 8 Pengiriman 458,597,000 9 Pemrosesan Pesanan 428,750, Promosi 602,125, Penanganan Keluhan dan Penggatian Barang 187,550, Pengiriman Dokumen dan Laporan 57,520, Perbaikan dan Pemeliharaan Kendaraan 67,150, Pemeriksaan Kualitas Barang 215,500,000 Total 37,908,309,850 1,532,528, ,000,000 Persentase 94,7 % 3,83 % 1,47% Sumber: Data Bagian Keuangan PT.Varia Usaha Beton, diolah oleh Penulis Setelah aktivitas-aktivitas diklasifikasikan sesuai dengan golongannya yaitu aktivitas yang memberikan nilai tambah untuk pelanggan (Real Value Added), aktivitas yang memberikan nilai tambah untuk proses produksi ( Bussines Value Added ), dan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan perusahaan (Non Value Added ). Maka pada tabel di atas disimpulkan bahwa aktivitas pada tahun 2012 adalah 94.7 % termasuk aktivitas dalam Real Value Added, 3.83% Bussines Value Added dan 1.47% termasuk aktivitas Non Value Added. Identifikasi Aktivitas Eksternal Value Chain Untuk meningkatkan kinerja manajemen melalui value chain analysis, selain membutuhkan koordinasi dan optimasi antar aktivitas nilai internal perusahaan juga harus diimbangi dengan melakukan menjalin hubungan baik dengan pihak eksternal perusahaan. Dengan hubungan eksternal tersebut diharapkan akan dicapai hasil yang saling menguntungkan bagi pihak perusahaan dan konsumen. Aktivitas-aktivitas yang diperlukan oleh perusahaan untuk membina hubungan baik dengan pihak eksternal perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Hubungan Pihak Perusahaan dengan Konsumen Menjalin hubungan baik dengan konsumen sangat diperlukan bagi perusahaan untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Hubungan yang baik dengan konsumen akan membantu perusahaan untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen. Untuk cost leadership strategy pemilihan jalur distribusi dan pengendalian yang efektif dapat digunakan untuk menghasilkan harga yang lebih murah tetapi tidak mengabaikan masalah kualitas dan pelayanan. Aktivitas yang dilakukan untuk menjalin hubungan baik dengan konsumen antara lain : a. Menyediahkan layanan informasi secara cepat dan tepat. Informasi produk kepada pelanggan diberikan sebelum berangkat ke konsumen. Kepada para konsumen sudah disediahkan berbagai macam produk yang disediahkan oleh pihak perusahaah.

14 14 b. Ketepatan waktu dalam mendistribusikan barang Dalam melakukan aktivitas pengiriman barang mengutamakan ketepatan waktu. Dalam pengiriman barang kepada konsumen untuk waktu normalnya selama sehari sehingga apa yang dibutuhkan oleh konsumen secara cepat dapat teratasi dan apabila terdapat kendala dalam pengiriman barang, pihak perusahaan selalu menyiapkan armada yang dapat mengganti armada yang mengalami kerusakan atau kendala dijalan. 2. Hubungan perusahaan dengan Patner bisnis Hubungan dengan patner merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Patner biasanya dapat djadikan sebagai komunitas usaha dalam mengembangkan kualitas pelayanan terhadap konsumen. Apabila terdapat suatu kendala, maka perusahaan dapat memanfaatkan jasa patner bisnis untuk dapat dijadikan sebagai jalan akhir untuk memecahkan problem yang di alami oleh perusahaan. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjalin hubungan baik dengan patner bisnis adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kinerja manejemen dengan mengutamakan pelayanan kepada konsumen. Perusahaan dalam memenuhi ketepatan waktu dalam pengiriman barang selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik serta membuat konsumen dapat menikmati hasil kerja perusahaan dalam pengiriman barang tepat pada waktunya. b. Perusahaan memilih ongkos biaya yang lebih meringankan konsumen Dalam pelaksanaan pengiriman barang, perusahaan selalu mengutamakan kepentingan pihak konsumen, sehingga apabila konsumen mengalami masalah dengan kenaikan biaya pengiriman barang, maka perusahaan bisa diajak untuk bernegosiasi untuk mencari jalan terbaik dan dapat diterima oleh kedua belah pisak. c. Pemberiaan bonus kepada karyawan yang berdedikasi bagi perusahaan Dalam menjalankan aktivitas usahanya selalu memberikan apresiasi terhadap karyawan yang berdedikasi bagi perusahaan. Pada kenyataannya karyawan merupakan pilar bagi perusahaan, jika karyawan karyawan tidak mendapatkan apa yang menjadi hak bagi karyawan, biasanya kewajiban karyawan sebagai pekerja juga tidak dapat memeberikan kontribusi positif bagi perusahaan. Sehingga perusahaan selalu memebrikan motivasi kepada para karyawan berupa pemberian bonus kepada karyawan yang mepunyai prestasi dan pengabdian baik untuk kemajuan perusahaan Usaha Untuk Mendukung Penguranggan Biaya Pada Eksternal Value Chain. Pada dasarnya perusahaan memerlukan pengembangan teknlogi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam persaingan dengan perusahaan lain. Dengan seakin majunya teknologi informasi, maka perusahaan dituntut untuk mengikuti trend dimana konsumen sudah tidak mau lagi kehilangan banyka waktu. Perkembangan dunia computer melalui website dengan mengadopsi Microsoft windows, maka situs ini muklat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Begitu juga , sangat diperlukan perusahaan untuk

15 15 memudahkan konsumen dalam membutuhkan informasi dan memberikan bentuk kejasama serta peminat-peminat bisnis lainnya untuk menjalin kerja sama baik dengan perusahaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Analisis value chain dapat digunakan sebagai alternative evaluasi dan pengendalian biaya untuk mencapai keunggulan bersaing. Analisis ini secara spesifik memandang perusahaan sebagai rangkaian aktivitas yang saling berkaitan dan mengelompokkan aktivitas yang mepunyai nilai tambah dengan cara menentukan cost driver dari masing-masing aktivitas sehingga dapat diketahui pemicu biaya dari masingmasing aktivitas tersebut. Dan pada analisis aktivitas juga terdapat aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah ( Non Value Added ), aktivitas ini dipandang tidak memberikan nilai pada pelanggan maupun perusahaan sehingga perlu untuk di lakukan eliminasi terhadap aktivitas-aktivitas ini. 2. Analisis Value Chain dapat membantu perusahaan untuk mengetahui aktivitasaktivitas potensial untuk dikembangkan lebih lanjut oleh perusahaan. Namun untuk bertahan dan menang tidak cukup dengan hanya mengembangkan aktivitasaktivitas yang potensial namun perusahaan harus dapat menjaga suatu produk yang dihasilkan. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diambil maka saran yang dapat peneliti ajukan adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan perlu melakukan eliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah yaitu pada aktivitas penyimpanan dan pemeriksaan kualitas barang. Apabila perusahaan tidak melakukan eliminasi pada aktivitasini maka akan berpengaruh pada laporan keuangan perusahaan. 2. Perusahaan harus selalu meningkatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lain, sehingga perusahaan dapat melakukan aktivitas usahanya tidak tertinggal dengan perusahaan lain serta konsumen dapat melakukan transaksi bisnis secara online yang dapat memberikan kemudahan secara cepat. DAFTAR PUSTAKA Blocher, E, J. K.H. Chen, dan T, W. Lin Cost Managemen.ThreeEdition.The McGraw-Hill Companies, Inc. TerjemahanAriyanto. ManajemenBiaya. Jakarta. SalembaEmpat.

16 16 Hansen, D.R. & M.M. Mowen Management Accounting. Fourty Edition. Thomson Learing. United States of America. Terjemahan. Krista AkuntansiManajemen. EdisiKetujuh. Jakarta: SalembaEmpat Management Accounting. Fourty Edition. Cengange Learning. Singapore. Terjemahan. Krista AkuntansiManajemen. EdisiKetujuh. Jakarta: SalembaEmpat Management Accounting. Fourty Edition. Cengange Learning. Singapore. Terjemahan. Krista AkuntansiManajemen. EdisiKetujuh. Jakarta: SalembaEmpat Hitt, M, A. & I. Duane Strategic Management: Competitiveness and Globalization. Fourty Edition. Thomson Learning. United States of American.Terjemahan.R. Rimendi ManajemenStrategi:Daya Saing Dan Globalisasi.Jakarta.Erlangga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan yang semakin tinggi dan kompetitif tidak dapat dihindarkan. Situasi ini

Lebih terperinci

3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan

3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan BAB 2 TINJAUAN TEORISTIS 2.1 Tinjauan Teoristis 2.1.1 Akuntansi Manajemen Menurut Hansen dan Mowen (2004:4), sistem informasi informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan analisis value chain telah banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan analisis value chain telah banyak BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan analisis value chain telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Suhartini (2014), profit margin dari produk

Lebih terperinci

Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom Analisis Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pendahuluan Paradigma bisnis dari comparative advantage menjadi competitive advantage, yang memaksa kegiatan bisnis/perusahaan memilih strategi yang tepat. Konsep

Lebih terperinci

Analisis Rantai Nilai dan Strategi Bersaing

Analisis Rantai Nilai dan Strategi Bersaing Analisis Rantai Nilai dan Strategi Bersaing Hanif Mauludin www.kafebisnis2010.wordpress.com Rantai nilai menampilkan nilai keseluruhan, dan terdiri dari aktivitas nilai dan marjin. Aktivitas nilai merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersama dengan berkembangnya dunia bisnis, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang berkualitas yang mengakibatkan timbulnya persaingan antar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Strategi bersaing Strategi Bersaing adalah pencarian akan posisi bersaing yang menguntungkan di dalam suatu industri. Strategi bersaing bertujuan menegakkan

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang berupa informasi yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan, manajer

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke

Lebih terperinci

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada pengorbanannya,

Lebih terperinci

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses (process modelling) merupakan pusat dari berbagai macam bentuk pemodelan, karena pemodelan

Lebih terperinci

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

Lebih terperinci

ANALISIS METODE ACTIVITY

ANALISIS METODE ACTIVITY NASKAH PUBLIKASI ANALISIS METODE ACTIVITY-BASED MANAGEMENT (ABM) UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DAN PROFITABILITAS PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX PABRIK GULA MOJO SRAGEN Oleh: Karina Widyani B 200 110 157

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya era globalisasi menyebabkan terjadinya perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang ekonomi. Seiring dengan perkembangan bidang ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri) MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri) Angga Dwi Pamungkas S. Jurusan Akuntansi Fakultas Manajemen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jasa semakin kuat (sumber:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jasa semakin kuat (sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa semakin kuat (sumber: http://digilib.it.ac.id/public/its- Undergraduate-10830-2599100022-Chapter1.pdf).

Lebih terperinci

ABSTRACT Siti Eka Fariyani COST EFFICIENCY PRODUCTION METHOD ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) Essay, Majoring In Accountant, Faculty Of Econo

ABSTRACT Siti Eka Fariyani COST EFFICIENCY PRODUCTION METHOD ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) Essay, Majoring In Accountant, Faculty Of Econo EFISIENSI BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) Siti Eka Fariyani siti_eka_fariyani@yahoo.com Pembimbing : Dr. M. Abdul Mukhyi., SE., MM Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Pemikiran Konseptual Pemikiran konseptual pada penelitian ini didasarkan pada pencarian dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh Jatis Mobile dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya menurut Supriyono (2000:16) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai

Lebih terperinci

E-Business dan E-Commerce website Berrybenca.com

E-Business dan E-Commerce website Berrybenca.com E-Business dan E-Commerce website Berrybenca.com Mata Kuliah : E-Business Dosen : Prof. Dr. Rudy C. Tarumingkeng Disusun oleh : Sylvia Monica (01-2014-096) PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA VALUE CHAIN ANALYSIS SEBAGAI ALAT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DALAM MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Kasus Pada PT. X di Malang) TESIS ACHMAD RIZADI NPM : 041142042 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Internal Value Chain Starbucks

Internal Value Chain Starbucks Internal Value Chain Starbucks 1. Primary Activities Starbucks Coffee Indonesia Logistik Masuk (Inbound logistics) Pada tahapan ini meliputi kegiatan untuk memperoleh bahan baku dari pemasok. Bahan baku

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam bagian kesimpulan pada thesis ini memuat jawaban dari rumusan masalah yang terdapat pada bab I yaitu mengenai analisis rantai nilai yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas pengerjaan tugas akhir ini dalam melakukan analisis perencanaan strategis sistem informasi kami menggunakan metode Ward

Lebih terperinci

PERUBAHAN PARADIGMA MANAJEMEN LAMA DAN KOTEMPORER: MEMAHAMI INFORMASI AKUNTANSI BIAYA. Agusman

PERUBAHAN PARADIGMA MANAJEMEN LAMA DAN KOTEMPORER: MEMAHAMI INFORMASI AKUNTANSI BIAYA. Agusman PERUBAHAN PARADIGMA MANAJEMEN LAMA DAN KOTEMPORER: MEMAHAMI INFORMASI AKUNTANSI BIAYA Agusman E-mail:Zakaria@yahoo.co.id ABSTRACT The enfiroment operation coorporation of change that otomatic completely

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keadaan perekonomian dunia sudah memasuki era globalisasi, dimana sangat dirasakan persaingan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan manajemen tertentu (Hansen, 2009). Hal terpenting yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kompetitior asing dan dalam negeri, organisasi diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kompetitior asing dan dalam negeri, organisasi diharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi persaingan saat ini dapat dikatakan bahwa pada jaman sekarang perubahan sangat cepat terjadi, dimulai dari kemajuan teknologi, sistem perdagangan globalisasi,

Lebih terperinci

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA L.1 Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA Daftar pertanyaan wawancara Direktur PD. Bintang Cemerlang (Bapak Johan) mengenai keadaan di perusahaan 1. Perusahaan bapak bergerak di bidang apa? Jawab: Perusahaan kami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Akuntansi Diferensial 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian yang selalu menyangkut masa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN LAMPIRAN PENELITIAN Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN BATIK MUKTI RAHAYU DIKABUPATEN MAGETAN LAMPIRAN 1 FORMULA WAWANCARA

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC )

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) Beberapa waktu terakhir ini di saat era persaingan bisnis semakin hari semakin ketat para pelaku bisnis atau dalam hal ini bisa dikatakan suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi industri menuju era revolusi informasi dan komunikasi. Era revolusi informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menghadapi era pasar bebas yang disebabkan oleh globalisasi, maka setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menghadapi era pasar bebas yang disebabkan oleh globalisasi, maka setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era pasar bebas yang disebabkan oleh globalisasi, maka setiap perusahaan harus siap untuk bersaing secara global. Persaingan merupakan suatu tantangan bagi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda penulis melakukan Analisa Internal dan Analisa Eksternal sebagai pengumpulan datanya, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Identifikasi Aktivitas Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang menyebabkan konsumsi sumber daya dalam suatu organisasi. Menurut

Lebih terperinci

TONY PUJIARYANTO Universitas Dian Nuswantoro Semarang

TONY PUJIARYANTO Universitas Dian Nuswantoro Semarang PENGGUNAAN FULL COSTING METHOD UNTUK MENERAPKAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI PENENTUAN HARGA JUAL ALMARI UKIR ( Studi Kasus : Meubel Ukir Sido Katon Banyumanik ) TONY PUJIARYANTO Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi yang ditunjang dengan kemajuan teknologi serta perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, mengakibatkan persaingan bisnis semakin

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha semakin berkembang dari hari ke hari, akibatnya setiap perusahaan dihadapkan pada situasi persaingan yang semakin ketat dalam memasarkan produknya.

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:22), manajemen adalah proses pengkoordinasian dan pengintegrasian kegiatan-kegiatan kerja agar terselesaikan

Lebih terperinci

BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS

BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS 13 BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS II.1. Activity Based Management II.1.1. Definisi Activity Based Management (ABM) atau manajemen berdasarkan aktivitas adalah pendekatan yang luas dan terpadu yang memfokuskan

Lebih terperinci

Memanfaatkan Teknologi dalam Mengoptimalisasi Proses Produksi

Memanfaatkan Teknologi dalam Mengoptimalisasi Proses Produksi Teknologi dalam Proses Teknologi Dapat Membantu Proses Usaha Sosial Anda Mengimplementasikan Ide Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas HASIL KOLABORASI OLEH TIM: DITULIS & DIADAPTASI OLEH: Josh Sihombing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (UKM) maupun bisnis startup ikut membeludak. Tercatat menurut majalah SWA,

BAB I PENDAHULUAN. (UKM) maupun bisnis startup ikut membeludak. Tercatat menurut majalah SWA, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang perindustrian di Indonesia semakin berkembang pesat terlihat dari semakin banyaknya perusahaan yang berdiri. Ditambah juga dari kampanye pemerintah yang menyerukan

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing baik dalam hal berbisnis, penguasaan pasar, yang tentu

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, persediaan di perusahaan jasa pun merupakan asset

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, persediaan di perusahaan jasa pun merupakan asset BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan merupakan hal yang tidak asing di dalam perusahaan, baik perusahaan industri, perdagangan, maupun jasa. Keberadaan persediaan di suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logistik Distribusi fisik dan efektivitas logistik memiliki dampak yang besar pada kepuasan dan biaya perusahaan. Manajemen logistik penting dalam rantai pasokan, tujuan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih dari krisis dan mulai masuknya era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan

Lebih terperinci

NARA SUMBER : aan/

NARA SUMBER :  aan/ NARA SUMBER : http://jodie.ngeblogs.com/2010/04/13/peranan-it-dalam-organisasi-perusah aan/ Saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam

Lebih terperinci

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI A. Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi pencapaian peluang profit melalui maksimisasi penerimaan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perspektif. Banyak perusahaan lokal, nasional dan domestik

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perspektif. Banyak perusahaan lokal, nasional dan domestik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha akhir-akhir ini semakin bertambah kompleks, baik yang berhubungan dengan persaingan, kelangsungan hidup maupun alokasi sumber-sumber

Lebih terperinci

PERANAN IT DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

PERANAN IT DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN PERANAN IT DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN Saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Pembangunan Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia persaingan yang sehat harus memiliki keunggulan kompetitif (competitive

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia persaingan yang sehat harus memiliki keunggulan kompetitif (competitive Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekenomian yang semakin pesat mendorong persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal tersebut menandakan bahwa setiap entitas bisnis yang

Lebih terperinci

PERAN PENERAPAN ANALISIS RANTAI NILAI TERHADAP EFISIENSI BIAYA GUNA MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF

PERAN PENERAPAN ANALISIS RANTAI NILAI TERHADAP EFISIENSI BIAYA GUNA MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 6, Nomor 3, Maret 2017 ISSN : 2460-0585 PERAN PENERAPAN ANALISIS RANTAI NILAI TERHADAP EFISIENSI BIAYA GUNA MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF Fishal Rayyes Fishalrayyes@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN Dalam Bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan strategi rantai pasok yang diterapkan di perusahaan distribusi dan akan digunakan dalam menganalisis permasalahan

Lebih terperinci

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Sistem informasi secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis,

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA 1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi

Lebih terperinci

ANALISIS RANTAI NILAI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PT. EURO EAST BRIDGE DIVISI AGRONIC FARM PENDAHULUAN

ANALISIS RANTAI NILAI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PT. EURO EAST BRIDGE DIVISI AGRONIC FARM PENDAHULUAN P R O S I D I N G 374 ANALISIS RANTAI NILAI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PT. EURO EAST BRIDGE DIVISI AGRONIC FARM Juwita Ratna Sari 1, Wisynu Ari Gutama 2 1 Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,

Lebih terperinci

Azizah Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061

Azizah Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061 DESAIN SISTEM INFORMASI ANGGARAN DENGAN ANALISIS RANTAI NILAI DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PADA PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS POLITEKNIK NEGERI SEMARANG) Azizah Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik

Lebih terperinci

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai tantangan baru. Persaingan internasional, teknologi yang semakin modern, perubahan

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan activity based costing dimulai

Lebih terperinci

USULAN PENENTUAN STRATEGI GENERIK DENGAN PENDEKATAN PERHITUNGAN ANALISIS VALUE CHAIN (STUDI KASUS: PT KARYA MENTARI SERAYA, JAKARTA BARAT)

USULAN PENENTUAN STRATEGI GENERIK DENGAN PENDEKATAN PERHITUNGAN ANALISIS VALUE CHAIN (STUDI KASUS: PT KARYA MENTARI SERAYA, JAKARTA BARAT) USULAN PENENTUAN STRATEGI GENERIK DENGAN PENDEKATAN PERHITUNGAN ANALISIS VALUE CHAIN (STUDI KASUS: PT KARYA MENTARI SERAYA, JAKARTA BARAT) Ayudya Raraswasti Bina Nusantara University, Indonesia, ayudyararaswasti@gmail.com

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dalam jumlah besar tergantung pada industriindustri yang ada khususnya sektor jasa seperti perusahaan transportasi, pelayanan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam praktik bisnis, konsumen menginginkan produk yang sesuai dengan selera kebutuhan mereka, di mana produk tersebut memiliki kualitas tinggi serta harga yang terjangkau.

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: supplier, Strategy-Activity Based Management, Activity Based Costing System, profitability. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: supplier, Strategy-Activity Based Management, Activity Based Costing System, profitability. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The market that has been affected by the globalization makes the competition in business world becomes increasingly tight. Textile industry is one of the industries that affected by the global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang produksi, distribusi maupun retail untuk mengoptimalkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang produksi, distribusi maupun retail untuk mengoptimalkan tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat bisnis berkembang menjadi dinamis dan kompetitif, seorang manajer yang mengurus persediaan, semakin merasakan tingginya kebutuhan akan sebuah sistem. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang begitu pesat dari tahun ke tahun, menyebabkan begitu banyaknya perusahaan yang berkembang dan hidup dalam lingkungan yang berubah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertengahan abad 20, era informasi telah memasuki dimensi pemasaran dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertengahan abad 20, era informasi telah memasuki dimensi pemasaran dimana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertengahan abad 20, era informasi telah memasuki dimensi pemasaran dimana kompetisi penjualan produk dan jasa semakin meningkat. Banyak perusahaan menjual produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage).

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perusahaan dituntut untuk dapat menghadapi persaingan yang kompleks, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Jasa 2.1.1 Definisi Perkembangan industri jasa semakin hari semakin pesat, hal ini untuk mendukung pertumbuhan industri lainnya yang membutuhkan jasa dalam operasionalnya.

Lebih terperinci

A. Konsep Dasar Srategic Cost Management Keputusan yang diambil untuk kompetisi jangka panjang yang dilakukan oleh suatu perusahaan secara eksplisit

A. Konsep Dasar Srategic Cost Management Keputusan yang diambil untuk kompetisi jangka panjang yang dilakukan oleh suatu perusahaan secara eksplisit A. Konsep Dasar Srategic Cost Management Keputusan yang diambil untuk kompetisi jangka panjang yang dilakukan oleh suatu perusahaan secara eksplisit mempertimbangkan elemen strategis dari keputusan tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi di dunia bisnis yang tengah terjadi sekarang ini memaksa setiap pelakunya untuk terus berbenah diri agar dapat bertahan hidup dalam persaingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

Mekanisme E-Commerce E dalam dunia bisnis

Mekanisme E-Commerce E dalam dunia bisnis Mekanisme E-Commerce E dalam dunia bisnis Memahami E-Commerce sebenarnya tidak jauh berbeda dengan memahami bagaimana perdagangan atau bisnis selama ini dijalankan.. Yang membedakannya adalah dilibatkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi 1998 banyak bidang industri, baik itu dari skala kecil

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi 1998 banyak bidang industri, baik itu dari skala kecil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi 1998 banyak bidang industri, baik itu dari skala kecil maupun skala besar tidak beroperasi lagi. Setelah itu perekonomian di Indonesia

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah kehidupan yang lebih dinamis, efisien dan efektif. Keadaan ini memaksa manajemen

Lebih terperinci