Jenis kayu untuk bangunan perkapalan
|
|
- Yulia Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Standar Nasional Jenis kayu untuk bangunan perkapalan ICS Badan Standardisasi Nasional
2
3 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup Istilah dan definisi Persyaratan berat jenis (BJ) Persyaratan mutu dan jenis kayu Persyaratan kayu Pengeringan dan pengawetan... 4 Lampiran A (normatif) Jenis kayu yang dapat dipergunakan untuk bagian konstruksi perkapalan... 5 Bibliografi Gambar 1 Gading-gading tunggal lengkung... 3 Gambar 2 Gading-gading berganda lengkung... 3 Tabel A.1 Jenis kayu yang dapat dipergunakan untuk bagian konstruksi perkapalan... 5 i
4 Prakata Standar ini digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan bangunan perkapalan dalam memilih atau menentukan jenis kayu. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis 79-01, Hasil Hutan Kayu yang telah dibahas dan disepakati pada rapat teknis dan rapat konsensus nasional pada tanggal 29 Desember 2003 di Bogor. ii
5 Jenis kayu untuk bangunan perkapalan 1 Ruang lingkup Standar ini digunakan sebagai pedoman dalam persyaratan pembuatan bangunan perkapalan yang diproduksi di. 2 Istilah dan definisi 2.1 balok balok kayu yang dijadikan sebagai kapal 2.2 balok buritan balok kayu yang dijadikan sebagai alas pada bagian buritan kapal 2.3 berat jenis (BJ) perbandingan antara berat kayu dan volume kayu pada kadar air yang sama 2.4 dudukan mesin kayu yang dipergunakan sebagai tempat bertumpunya mesin kapal 2.5 fiksasi pengikatan bahan pengawet terhadap kayu 2.6 gading bagian utama rangka kapal 2.7 galar balok kayu yang diletakkan memanjang pada bagian dalam dari penyokong pagar (rangka sisi kapal) dan dipergunakan untuk menopang balok 2.8 galar bilga kayu yang diletakkan memanjang pada bagian dalam kapal yang berfungsi sebagai tempat menahan cairan untuk menjaga agar ruangan tertentu (palka, kamar mesin) tetap kering 2.9 garis air batas air pada kulit luar pada saat kapal berada di atas air 2.10 kayu digunakan sebagai lantai kapal 1 dari 15
6 2.11 kadar air banyaknya air yang terkandung di dalam kayu yang dinyatakan dalam persen (%) terhadap berat kayu kering mutlak 2.12 keawetan ketahanan kayu secara alami terhadap organisme perusak kayu 2.13 kelas awet tingkat keawetan kayu terhadap organisme perusak kayu 2.14 kelas kuat tingkat kekuatan kayu yang didasarkan pada kemampuan kayu untuk menahan beban dari luar 2.15 kulit kayu yang dipergunakan untuk menutupi rangka kapal 2.16 linggi kayu melengkung pada haluan dan buritan kapal 2.17 lunas bagian rangka utama kapal yang paling bawah, memanjang dari haluan ke arah buritan 2.18 lutut balok balok bagian rangka kapal yang menahan balok dan gading 2.19 penumpu kayu yang dipergunakan sebagai konstruksi penyangga pada kapal 2.20 pengawetan suatu upaya memperpanjang umur pakai kayu dengan penambahan bahan kimia 2.21 senta balok kayu yang dipasang membujur di kapal untuk menyangga CATATAN Bagian rangka kapal dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. 2 dari 15
7 Gambar 1 Gambar 2 3 Persyaratan berat jenis (BJ) Gading-gading tunggal lengkung Gading-gading berganda lengkung 3.1 Kayu yang digunakan untuk pembuatan lunas, linggi haluan, linggi buritan, balok buritan dan tutup sisi harus mempunyai BJ minimum 0, Pada gading-gading yang berlapis (lamina), lapisan tengah boleh dibuat dari kayu yang lebih ringan (BJ minimum 0,45), dengan ketentuan tebal seluruhnya dari lapisan tengah tidak melebihi 30 % tebal gading. 3.3 Kayu yang digunakan untuk kulit, balok galar balok, lutut balok, penumpu dudukan mesin, kayu mati dan lain-lain harus mempunyai BJ minimum 0,56. 3 dari 15
8 3.4 Kayu yang digunakan untuk dan galar bilga harus mempunyai BJ minimum 0, Berat jenis kayu seperti yang dimaksud di atas adalah berat jenis kayu pada kadar air 15 %. 3.6 Apabila menggunakan kayu yang lebih ringan dari yang tercantum dalam ketentuan di atas, maka ukuran konstruksi masing-masing harus diperbesar (untuk adalah tebalnya, untuk gading balok dan penguat sekat adalah modulus penampangnya, untuk lunas adalah luas penampangnya) sesuai dengan perbandingan berat jenis minimum kayu menurut peraturan, terhadap berat jenis kayu sebenarnya. 4 Persyaratan mutu dan jenis kayu 4.1 Yang dimaksud dengan mutu di dalam standar ini adalah kelas kuat dan kelas awet. 4.2 Kayu yang digunakan untuk pembuatan konstruksi penting harus mempergunakan kayu dengan mutu minimum kelas kuat III dan kelas awet III. 4.3 Daftar jenis kayu yang memenuhi ketentuan dimaksud, dapat dilihat pada Lampiran A. 5 Persyaratan kayu 5.1 Kayu yang dipergunakan untuk bagian konstruksi harus baik dalam arti sehat, tidak ada pecah/belah/retak, tidak ada cacat yang membahayakan dan harus mempunyai sifat mudah dikerjakan. 5.2 Kayu yang dipergunakan untuk konstruksi terutama di bagian bawah air, berasal dari kayu bagian teras kecuali untuk kayu yang diawetkan. 5.3 Kayu yang kurang tahan terhadap perubahan kering basah yang permanen hanya boleh digunakan untuk bagian di bawah garis air, misalnya alas. 5.4 Bagian dan bagian dalam badan kapal harus dibuat dari kayu yang kering udara. 5.5 Untuk ruang ikan dibuat dari kayu yang tahan terhadap kelembaban tinggi. 5.6 Untuk bagian di luar konstruksi kapal (misalnya interior) tidak perlu menggunakan persyaratan di atas. 6 Pengeringan dan pengawetan 6.1 Bahan kayu harus dikeringkan langsung sesudah pemotongan (sampai kadar air < 20 %) dan dijaga supaya tetap kering selama pengangkutan dan penyimpanan. 6.2 Kayu yang kurang awet dapat dilakukan pengawetan dengan syarat bahan pengawetnya tidak menyebabkan korosi pada baja dan bahan logam lain yang digunakan serta tidak boleh memberikan pengaruh buruk dalam proses perekatan. 6.3 Bahan pengawet yang digunakan dapat berfiksasi dengan baik pada kayu. 4 dari 15
9 No Lampiran A (normatif) Jenis kayu yang dapat dipergunakan untuk bagian konstruksi perkapalan Tabel A.1 (Huruf besar) Jenis kayu yang dapat dipergunakan untuk bagian konstruksi perkapalan (Famili dalam tanda kurung) 1 AMPUPU Eucalyptus alba Reinw (Myrtaceae) 2 BALAM Nyatoh, Suntai, Maneo, Somaran, Sambun, Arupa, Gofiri, Headf 3 BALAU Danar laut, Balau, Semantok, Pooti, Benuas, Kelepek, Bangkirai, Resak, Minyak Damadere 4 BANGKIRAI Benuas, Selangan batu, Tokam, Bangkirai, Anggelam 5 BEDARU Daru-daru, Garu Buaya, Tusan Palaquium ridleyi K.ot G, (Sapotaceae) Shorea spp. ; Hopea celebica Burck (Dipterocarpa -ceae) Shorea laevifolia Endert ; Syn. S.laevis Ridl (Dipterocarpa -ceae) Cantleya corniculata Howard (Icacinaeae) 7 BERUMBUNG Adina minutiflora Val. (Rubiaceae) Udara Penggunaan Persebaran II-III I-II Gading, galar, kulit, II I Papan, kulit, galar, balok I I-II Gading, galar, kulit, balok I (I-III) I-II Semua bagian kapal I I Lunas, linggi, dudukan mesin, kulit, dan bagian yang memerlukan kekuatan II I-II Semua bagian kapal, kecuali lunas Nusa Tenggara, Nusa Tenggara Barat 5 dari 15
10 Tabel A.1 (lanjutan) No (Huruf besar) 8 BINTANGUR Nyamplung, Punaga, Kapur raya, Betawa, Bentango, Balitoko 9 BUGIS Kelembiring, Siuri 10 BUNGUR Wungu ketangi, Oindolo, Langoti 11 CEMARA Angin, Embun, Ruwow 12 CEMPAGA Pondongio motaha, Kayuroda 13 CENGAL Awangukung, Tekanm, Cangar, Mata kucing, Gagil 14 DUNGUN Dungundungun, Dasi kambing, Palapi (Famili dalam tanda kurung) Calophyllum spp. (Guttiferae) Koordersiodendr on pinnatum Merr (Anacardiaceae) Lagerstroemia speciosa Pers. (Lythraceae) Casuarina spp. (Casuarinaceae) Dysoxylum densiflorum Miq. (Meliaceae) Hopea sangal Korth. (Santalaceae) Heritiera littoralis Orxand (Sterculiaceae) Udara III II-III Konstruksi bagian dalam, tiang layar III-IV II-III Gading, galar, kulit, II-III I-II Rangkarangka, galar, kulit, Penggunaan Persebaran II-III I-II Galar, kulit, balok II-III II Gading, galar, balok dan kulit II-III II-III Kulit, senta I-II I Rangka, lunas dan bagian lain yang memerlukan perlengkung-an uap kecuali Papua, Papua, Nusa Tenggara, Su-lawesi, Ma-luku, Nusa Tenggara Jawa 6 dari 15
11 Tabel A.1 (lanjutan) No (Huruf besar) 15 GADOG Gerunjing, Bintangun, Palentuna, Polo (Famili dalam tanda kurung) Bischoffia javanica Bl. (Euphorbiaceae) 16 GELAM Melaleuca leucadendron L. (Myrtaceae) 17 GIA Hiya, Aliwowas, Samal, Samarbatu 18 GIAM Resak tembaga, Resak daun lebar 19 GISOK Gisok gunung 20 GOFASA Gofasa, Batu, Biti, Tempira, Walata, Kalban 21 JATI Teak, Taok, Jatos, Deleg, Dodolan, Homalium foetidum Benth. (Flacourtiaceae) Cotylelobium Sperdiv Shorea guiso Bl. Vitex cofassus Reinw (Verbenaceae) Tectona grandis Lf. (Verbenaceae) Jate, Kiati 22 JOHAR Casia siamea Lamk. (Caesalpiniaceae) Udara Penggunaan Persebaran II-III II- (III-I) Gading, galar, balok III II Gading, galar, balok kulit I-(II) I-(II) Lunas, linggi, senta, kulit I I Lunas, rangka, linggi, kulit, galar II-III I-II Gading, galar, kulit, balok II-III II-III Gading, kulit, I-(II) II Semua bagian kapal I-II II-I Papan dinding rumah Nusa Tenggara, Papua Ma-luku,, Papua Kep. Riau, Papua Nusa Tenggara Sumatra 7 dari 15
12 Tabel A.1 (lanjutan) No (Huruf besar) 23 KAPUR Kamper, Sintok, Petanang, Kuras, Burnes, Champer wood 24 KEMPAS Manggeris, Hampas, Tualang, Bengaris 25 KERUING Palahlar, Keladan, Logam ariung, Kayu kawan, Tempulan, Dermala, Andiri, Kakap 26 KETAPANG Sirise 27 KOLAKA Bunga 28 KOSAMBI Kesambi 29 KRANJI Keranji (Famili dalam tanda kurung) Dryobalanops lanceolata Burck. Koompasia malaccensis Maing. (Caesalpiniaceae) Dipterocarpus Sperdiv Terminalia balerica Roxb, T. edulis Blanco, T. gigantea V.Sl (Combretaceae) Parinari corymbosa Miq. (Rosaceae) Schleichera oleosa Merr (Sapindaceae) Dialum platysepalum Baher (Caesalpiniaceae) 30 KUKU Pericopsis mooniana Thw. (Papilionaceae) Udara II-III I-II Kulit, balok rumah galar, senta III-IV I-II Lunas, linggi, pondasi mesin, senta III (I)-II Kulit, gading III-V II-III Gading, galar, balok III I Gading, galar, balok kulit III I Lunas, linggi, senta, kulit, I I-II Gading, galar, lunas, linggi II I Gading, kulit, galar, senta, balok rumah Penggunaan Persebaran Nusa Tenggara, Papua 8 dari 15
13 Tabel A.1 (lanjutan) No (Huruf besar) 31 KULIM Kayu bawang, Kundur (Famili dalam tanda kurung) Scorodocarpus borneensis Becc. (Olacaceae) 32 KUPANG Ormosia sumatrana Prain (Papilionaceae) 33 LABAN Leban, Kiheyas, Pampa halban 34 LARA Mangi, Momosi, Motulu, Nani, Masili Vitex pubescens Vahl. (Verbenaceae) Metrosideros petiolata Kds. (Myrtaceae) 35 LEDA Eucalyptus deglupta Bl. (Myrtaceae) 36 MAHANG Kapur Macaranga hypoleuca Muell Arg. (Euphorbiaceae) 37 MAHONI Swietenia mahagony Jacq. S. macrophylla King (Meliaceae) 38 MALAS Gelam tenbago, Ampalang Parastemon urophyllum A.DC (Rosaceae) Udara Penggunaan Persebaran I-(II) I Lunas, linggi, kulit galar, dudukan mesin dan bagian yang memerlukan kekuatan II-IV II-III Konstruksi di I I-II Kulit, lunas, galar, linggi, dll I I Lunas, linggi, dudukan mesin, galar, dan bagian yang memerlukan IV(V- II) III(II- IV) kekuatan Bagian IV-V II-IV Papan rumah dan III II-III Kulit, galar, balok-balok II-III I Semua bagian kapal Ja-wa,, Sulawesi Kep. Riau, Maluku Maluku Jawa 9 dari 15
14 Tabel A.1 (lanjutan) No (Huruf besar) 39 MATOA Kasai, Galunggung, Kase, Jagir, Hatobu motoa, Iseh 40 MEDANG Kisereh, Kayu lada, Selasihan, Marawali, Palio 41 MERANTI BATU 42 MERANTI MERAH Banio, Damar, Lampung, Seraya lanan, Uban salak 43 MERANTI PUTIH Kayu takan, Honi, Damar cermin, Mesegar, Meranti bodat 44 MERAWAN Nyerekat, Damar lilin, Dasal, Manirawan, Gagil, Andorie, Boamo, Sam, Wapei 45 MERBAU Ipil, Merbo, Bayam, Kayu besi (Famili dalam tanda kurung) Pometia spp. (Sapindaceae) Litsea firma Hook, Dehaasia caesia Bl.; Alseodaphne spp; Phoebe spp (Lauraceae) Shorea platyclados Shorea acuminata Dyer. Shorea lamellata; S. palembanica Hopea daasyrrachis VSl, H. dryobalanoides Miq. ; H. ferruginea Parijs, H. mengarawan Miq.; H. sericea Bl. Instia bijuga O, Ktze, Instia palembanica Miq. (Caesalpiniaceae) Udara III- IV II(I- III) Papan bagian III-V II-V Papan bagian II-IV II-IV Lunas, linggi, kulit, gading III- IV III- IV II-IV Papan II-IV Papan II-III II-III Papan I-II I-(II) Bagian kapal di atas garis air Penggunaan Persebaran Ja-wa Nusa Tenggara, Papua,, Maluku, Maluku 10 dari 15
15 Tabel A.1 (lanjutan) No (Huruf besar) 46 NANGKA Nanoka (Famili dalam tanda kurung) Artocarpus heterophyllus Lamk. (Moraceae) 47 NYIRIH Xylocarpus granatum Koen (Meliaceae) 48 PASANG Hampening, Paningpaning, Begung, Hoting, Karamajo, Bataruwa, Wrakas, Palele 49 PATIN Selumar Quercus lineata Bl.; Q. spicata. Lithocarpus sundaicus (Fagaceae) Mussaendopsis beccariana Baili (Rubiaceae) 50 PELAWAN Tristania maingayi Duthie (Myrtaceae) 51 PEREPAT DARAT 52 PEREPAT LAUT Rambai, Perepak, Beropa 53 PETALING Petatar, Ampilung Combretocarpus rotundatus Dans (Rhizophoracea e) Sonneratia alba Smith (Sonneratiaceae ) Ochanostachys amentacea Mast. (Olacaceae) 54 PETANANG Dryobalanops oblongifolia Dyer 55 PIMPING Sterculia foetida L. (Sterculiaceae) Udara Penggunaan Persebaran II II - III 0,55 0,71 0,61 Pembungkus as balingbaling II-III II Bagian II-IV I Gading, galar, balok II-IV III I I-II Gading, galar, kulit, balok I-II I Lunas, linggi, kulit, dan bagian yang memerlukan kekuatan III II Bagian III-II II-I Gading, kulit, balok I-II I-II Lunas, linggi, galar, kulit III II Papan kulit, gading III-V I-IV Papan Kep. Riau, Sumatra 11 dari 15
16 Tabel A.1 (lanjutan) No (Huruf besar) (Famili dalam tanda kurung) 56 PINANG Pentaceae triptera Mast (Tiliaceae) 57 POLAPI Polapipoote, Piratu kalapi 58 PUNAK Penagit 59 PUSPA Madang keladi 60 PUTAT Telisai, Wiwa 61 RASAMALA Mandung 62 RENGAS Bara-bara, Gengas, Rengeh, Ingas, Bembalut, Jongas, Keramu 63 RESAK Rasak, Resak, Sigam, Aboh, Cengal, Arsad, Hiru, Arowe 64 SAWO KECIK 65 SIMPUR Simpur jangkang Kallapia celebica Kastern (Caesalpiniacea e) Tetramerista glabra Miq. (Theaceae) Schima wallichii Korth (Theaceae) Planchonia valida Bl. (Lecythidaceae) Altingia excelsa Noronha (Hamamelidaceae) Gluta renghas L. (Anacardiaceae) Vatica spp. Manilkara kauki Dub. (Sapotaceae) Dillenia eximia Miq. (Dilleniaceae) Udara III-IV II-III Balok I-III II Papan Penggunaan Persebaran III-IV II Papan dinding rumah kapal, rangka rumah III II Gading, kulit, galar, II-III I-II Papan kulit, gading II -(III) II Gading, kulit, balok senta II II Gading, galar, kulit, balok II II Lunas, linggi, kulit, balok I I Bantalan poros balingbaling III-V I-III Konstruksi di, Sulawesi Jawa, Papua Maluku, Nusa Tenggrara, Sulawesi 12 dari 15
17 No (Huruf besar) 66 SINDUR Anggi, Samparentu, Petir 67 SOLEWE Polapi, Latoo 68 SURIAN Suren 69 SURIAN BAWANG 70 TANJUNG Nane 71 TEMBESU Tembusu, Tembusan talang, Tembusan tanduk, Tembusan rawang, Ketam, Randa tiying (Famili dalam tanda kurung) Sindora spp. (Caesalpiniacea e) Madhuca philippinosis Merr. (Sapotaceae) Toona sureni Merr. ; T. sinensis Roem.(Meliacea e) Melia excelsa Jack (Meliaceae) Mimusops elengi L. (Sapotaceae) Fagraea fragrans Roxb. ; F. sororia JJS. (Loganiaceae) 72 TEMPINIS Sloetia elongata Kds. (Moraceae) 73 TERALING Dangun, Mengkulang Tarrietia symplicifolia Mast. (Sterculiaceae) Tabel A.1 (lanjutan) Udara Penggunaan Persebaran II-V II-III Papan bagian lain yang berada di atas air I-II I-II Lunas, linggi, galar, kulit, gading III-V III-V Papan dan terutama III-IV II-III Papan- dan terutama bagian di atas di garis air I/II I Gading, galar, linggi, lunas, kulit I II Lunas, linggi, kulit I I Lunas, linggi, kulit, dan bagian yang memerlukan kekuatan II-IV II Papan, gading, Maluku Sulawesi, Papua, Maluku Nusa Tenggara Sulawesi Sulawesi 13 dari 15
18 Tabel A.1 (lanjutan) No (Huruf besar) 75 TERUNTUM Duduk agung, randai, (Famili dalam tanda kurung) Lumnitzera littorea Voigt (Combretaceae) tarungtung 74 TERAP Artocarpus elasticus Reinw (Moraceae) 77 ULIN Bulian Eusideroxylon zwageri T. et. B. (Lauraceae) 78 WALIKUKUN Schoutenia ovata Korth (Tiliaceae) Udara II II 0,75 0,91 0,83 Gading, senta, tiang Penggunaan Persebaran III-V III-V Pembungkus as balingbaling I I Semua bagian kapal, terutama yang memerlukan kekuatan II I Semua bagian kapal, terutama yang memerlukan kekuatan Sumatra Nusa Tenggara 14 dari 15
19 Bibliografi Biro Klasifikasi Tahun 1996 Buku Peraturan Klasifikasi dan Konstruksi Kapal Laut; Peraturan Kapal Laut. AS Timber for marine craft. 15 dari 15
No. Commercial wood species Botanical name Family 1. Agathis - Agathis alba Foxw.
List of Indonesian Commercial Woods Source: Kartasujana, I. & Martawijaya, A. 1973. Commercial woods of Indonesia, their propertiesand uses Pengumuman no.3 thn 1973. Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Bogor.
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) II. PRAKTIKUM
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS KEHUTANAN DEPARTEMEN SILVIKULTUR MAJOR INTERDEPARTEMEN, STRATA 1 (S-1) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) II. PRAKTIKUM A. Mata
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Terdapat beberapa definisi mengenai kapal perikanan, menurut Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan Menurut Nomura dan Yamazaki (1977) kapal perikanan sebagai kapal yang digunakan dalam kegiatan perikanan yang meliputi aktivitas penangkapan atau pengumpulan
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS POHON FAMILI DIPTEROCARPACEAE DI HUTAN ADAT BUKIT BENUAH KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA
KEANEKARAGAMAN JENIS POHON FAMILI DIPTEROCARPACEAE DI HUTAN ADAT BUKIT BENUAH KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA (The Diversity Of Family Tree Of Dipterocarpaceae In Indigenous Forest Of Bukit
Lebih terperinci-1 DUA,.( KESATU. KEPUTUS_AN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :.SK. 877 /Menhut-II/2O14 TENTANG PENETAPAN HARGA PATOKAN BENIH TANAMAN HUTAN
MENIERI,KBFUTANAN I,EPUBLIK INDONE$II. KEPUTUS_AN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :.SK. 877 /Menhut-II/2O14 TENTANG PENETAPAN BENIH TANAMAN HUTAN DENGAN RAIIMAT TUHAN YANG MAHA ESA!/TENTERI
Lebih terperinciBATANG KELAPA SEBAGAI BAHAN DASAR ALTERNATIF KONSTRUKSI BANGUNAN ATAS KAPAL TRADISIONAL
BATANG KELAPA SEBAGAI BAHAN DASAR ALTERNATIF KONSTRUKSI BANGUNAN ATAS KAPAL TRADISIONAL Syahrizal Staf Pengajar Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan, Politeknik Bengkalis. Jl. Bathin Alam, Sungai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR: 14 TAHUN 1996 T E N T A N G HUTAN RAKYAT DAN HUTAN MILIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR: 14 TAHUN 1996 T E N T A N G HUTAN RAKYAT DAN HUTAN MILIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II KUTAI Menimbang : a.
Lebih terperinciLAMPIRAN I. Daftar Kayu di Indonesia yang terpenting
LAMPIRAN I Daftar Kayu di Indonesia yang terpenting 1 Anacardiaceae Koordersio dendren Bugis Menado : kayu bugis, II 0,41 1,02 0,80 III - IV pinnatum Merr. wochis, sula, hopi. Kal. Utara : rangu. 2 idem.
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar nama jenis yang ditemukan di plot penelitian No Nama Daerah Nama Botani Famili Kelompok Asam gandis Baccaurea sp.
LAMPIRAN 67 68 Lampiran 1 Daftar nama jenis yang ditemukan di plot penelitian No Nama Daerah Nama Botani Famili Kelompok 1 2 3 4 5 1 Asam gandis Baccaurea sp. Euphorbiaceae KTD 2 Asam mangga & sejenisnya
Lebih terperinciANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL
ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id
Lebih terperinciMENGENAL JENIS KAYU KALIMANTAN DAN PEMANFAATANNYA
MENGENAL JENIS KAYU KALIMANTAN DAN PEMANFAATANNYA Oleh: Firman Dermawan Yuda Kepala Sub. Bidang Hutan dan Hasil Hutan Bidang Perencanaan Pengelolaan SDA dan LH Menurut perkiraan di Indonesia terdapat sekitar
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR: 31 TAHUN 2000 T E N T A N G PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR: 31 TAHUN 2000 T E N T A N G PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT Menimbang : a. Bahwa hutan rakyat adalah merupakan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
24 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Faktor Fisik Lingkungan Faktor fisik lingkungan dianalisis untuk mengetahui faktor-faktor yang berbeda nyata atau tidak berbeda nyata pada masing-masing lokasi penelitian.
Lebih terperinciANALYSIS CONSTRUCTION LONG LINER 5 GT IN COUNTRYSIDE BAY OF PAMBANG SUB-PROVINCE OF BEGKALIS PROVINSI RIAU
ANALYSIS CONSTRUCTION LONG LINER 5 GT IN COUNTRYSIDE BAY OF PAMBANG SUB-PROVINCE OF BEGKALIS PROVINSI RIAU By Depi Hendra Sumali 1), Syaifuddin 2), Jonny Zain 2) 1) Student Of Fisheries and Marine Sceince
Lebih terperinciLampiran 2. Peta sebaran pohon pakan orangutan jantan dan betina dewasa (Jenggot dan Minah) berdasarkan ketinggian pohon (m dpl)
Lampiran 1. Peta sebaran pohon pakan Orangutan jantan dan betina dewasa (Jenggot dan Minah) berdasarkan kelas diameter pohon Lampiran 2. Peta sebaran pohon pakan orangutan jantan dan betina dewasa (Jenggot
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JENIS KAYU SEBAGAI BAHAN BAKU BAGIAN LUNAS KAPAL NELAYAN TRADISIONAL AFANDY BAYU NURCAHYO
IDENTIFIKASI JENIS KAYU SEBAGAI BAHAN BAKU BAGIAN LUNAS KAPAL NELAYAN TRADISIONAL AFANDY BAYU NURCAHYO DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017 ii PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Industri kayu merupakan badan usaha yang mengelola kayu dan
TINJAUAN PUSTAKA Industri Kayu Industri kayu merupakan badan usaha yang mengelola kayu dan menghasilkan suatu produk kayu sebagai objek dari seluruh rangkaian proses produksi. Kayu merupakan salah satu
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
. HASIL DAN PEMBAHASAN yang dijadikan sampel dan diukur pada penelitian ini berjumlah 22 unit yang mempunyai wilayah pengoperasian lokal, yaitu di daerah yang tidak jauh dari teluk Palabuhanratu. Konstruksi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI, Menimbang : a. bahwa hutan rakyat adalah merupakan salah satu sumber
Lebih terperinciKAJIAN DIMENSI DAN MODEL SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU PRODUKSI GALANGAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA
PROSID ING 2011 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK KAJIAN DIMENSI DAN MODEL SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU PRODUKSI GALANGAN RAKYAT DI KABUPATEN BULUKUMBA Azis Abdul Karim, Mansyur Hasbullah & Andi Haris
Lebih terperinciPENGARUH ELEVASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS KAYU MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PENGARUH ELEVASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS KAYU MUHDI Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Laju pertumbuhan pohon dan macam pohon apa yang tumbuh
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR KAYU
PERENCANAAN STRUKTUR KAYU KEKUATAN KEKAKUAN STABILITAS MATERIAL (ORTOTROPIK, SIFAT FISIK, SIFAT MEKANIK) ANALISIS STRUKTUR METODE DISAIN (DISAIN KOMPONEN STRUKTUR DISAIN SAMBUNGAN) 1 MATERIAL ORTOTROPIK
Lebih terperinciKEAWETAN 25 JENIS KAYU DIPTEROCARPACEAE TERHADAP PENGGEREK KAYU DI LAUT (Durability of 25 Dipterocarpaceae Wood Species Against Marine Borers)
KEAWETAN 25 JENIS KAYU DIPTEROCARPACEAE TERHADAP PENGGEREK KAYU DI LAUT (Durability of 25 Dipterocarpaceae Wood Species Against Marine Borers) Oleh/By: Mohammad Muslich & Ginuk Sumarni ABSTRACT Twenty
Lebih terperinciToleransi di bidang kehutanan berbeda dengan toleransi secara umum. Toleransi secara umum mengacu khusus pada ketahanan terhadap stres lingkungan
TOLERANSI POHON Toleransi di bidang kehutanan berbeda dengan toleransi secara umum. Toleransi secara umum mengacu khusus pada ketahanan terhadap stres lingkungan Air, keasaman, salinitas, dingin, panas
Lebih terperinciSTRUKTUR TEGAKAN DAN KOMPOSISI JENIS HUTAN ALAM BEKAS TEBANGAN DI KALIMANTAN TENGAH. Oleh/by: Haruni Krisnawati SUMMARY
STRUKTUR TEGAKAN DAN KOMPOSISI JENIS HUTAN ALAM BEKAS TEBANGAN DI KALIMANTAN TENGAH (Stand structure and species composition of logged-over natural forest in Central Kalimantan) Oleh/by: Haruni Krisnawati
Lebih terperinciKawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo Penanggung Jawab Kepala Balai Penelitian Kehutanan Palembang Sekretariat Redaksi Seksi Data, Informasi dan Kerjasama Penyusun Seksi Sarana Penelitian
Lebih terperinciBerkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm ISSN
Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm 82-94 ISSN 0126-6265 Vol 38 No.1 82 Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm 82-94 ISSN 0126-6265 Vol 38 No.1 STUDI BAHAN DAN KONSTRUKSI KAPAL PERIKANAN
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar famili teridentifikasi dari total spesies tumbuhan yang ditemukan
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar famili teridentifikasi dari total spesies tumbuhan yang ditemukan No Famili Jumlah No Famili Jumlah 1 Anacardiaceae 4 24 Hypericaceae 1 2 Anisophyleaceae 1 25 Moraceae 6 3 Annonaceae
Lebih terperinciKata kunci: komposisi, assosiasi, kekerabatan, ketebalan gambut.
KOMPOSISI DAN ASOSIASI VEGETASI HUTAN GAMBUT BERDASARKAN KETEBALAN LAPISAN GAMBUT DI HUTAN WISATA RAWA GAMBUT BANING, KABUPATEN SINTANG, KALIMANTAN BARAT The Composition and Association of Peat Forest
Lebih terperinciKawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo Penanggung Jawab Kepala Balai Penelitian Kehutanan Palembang Sekretariat Redaksi Seksi Data, Informasi dan Kerjasama Penyusun Mualimin Syaiful Islam Balai
Lebih terperinciKERAGAMAN JENIS HAYATI DAN PENGELOLAAN KAWASAN DI RESOR GRANIT, TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH, RIAU
KERAGAMAN JENIS HAYATI DAN PENGELOLAAN KAWASAN DI RESOR GRANIT, TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH, RIAU (Biodiversity and Region Management in Granit Resort Bukit Tigapuluh National Park, Riau) Oleh/By: Bambang
Lebih terperinciKayu. Umum. TKS 4406 Material Technology I. (wood or timber)
TKS 4406 Material Technology I Kayu (wood or timber) Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Department of Civil Engineering Faculty of Engineering University of Brawijaya Umum Kayu merupakan hasil hutan dari
Lebih terperinci3/8/2017. KETUA TIM Dr. Ir. Hendra Gunawan, M.Si. Peneliti Utama. Wanda Kuswanda, S.Hut. M.Sc. Ir. Adi Susilo, M.Sc.
KETUA TIM Dr. Ir. Hendra Gunawan, M.Si. Peneliti Utama Wanda Kuswanda, S.Hut. M.Sc. Peneliti Utama Ir. Adi Susilo, M.Sc. Peneliti Madya Tri Atmoko, S.Hut. M.Si Peneliti Madya 1 Sugito, S.Hut.M.Sc Ka. Resort
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan 2.2 Komponen Biaya Produksi Kapal Perikanan
3 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Kapal adalah suatu bentuk konstruksi yang dapat terapung (floating) di air dan mempunyai sifat muat berupa penumpang atau barang, yang sifat geraknya dapat menggunakan
Lebih terperinciPULAU MARSEGU Studi Ekologi Pengelolaan Pulau Kecil Seram Bagian Barat Provinsi Maluku
i STUDI EKOLOGI : PENGELOLAAN PULAU KECIL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT PROVINSI MALUKU Penulis : Irwanto, S.Hut, MP Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari penerbit, sebagian atau seluruhnya
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 508/KPTS-IV/1998 TENTANG BESARNYA PROVISI SUMBERDAYA HUTAN (PSDH) PER SATUAN HASIL HUTAN KAYU
KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR 508/KPTS-IV/1998 TENTANG BESARNYA PROVISI SUMBERDAYA HUTAN (PSDH) PER SATUAN HASIL HUTAN KAYU MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN, Menimbang : a. bahwa setiap
Lebih terperinciBAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK
BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK A. Kehadiran dan Keragaman Jenis Tanaman Pada lokasi gunung parakasak, tidak dilakukan pembuatan plot vegetasi dan hanya dilakukan kegiatan eksplorasi. Terdapat
Lebih terperinciLampiran 1 Posisi beberapa bagian konstruksi kapal
LAMPIRAN Lampiran 1 Posisi beberapa bagian konstruksi kapal Lampiran 1 Lanjutan Lampiran 2 Tabel luas penampang lunas dan linggi No Nama kapal L(B/3+H) Lunas (cm²) BKI Hasil Deviasi 1 Hikmah Jaya 28.956
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kota Medan secara geografis terletak di antara ' ' Lintang Utara
TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kota Medan secara geografis terletak di antara 2 0 27'-2 0 47' Lintang Utara dan 98 0 35'-98 0 44' Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada di bagian utara Provinsi Sumatera Utara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sambungan Kayu Penggunaan kayu sebagai bahan bangunan masih menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini mengingat lebih banyak keuntungan menggunakan
Lebih terperinciOleh : Ridwanti Batubara, S.Hut., M.P. NIP DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009
KARYA TULIS KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA JENIS KAYU TROPIS Oleh : Ridwanti Batubara, S.Hut., M.P. NIP. 132 296 841 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 KATA PENGANTAR Pertama-tama
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 23380322 Analisa Kekuatan Lentur dan Kekuatan Tarik
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan kayu untuk hampir semua bangunan struktural masih sangat umum bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Kayu yang digunakan untuk bangunan struktural umumnya terdiri
Lebih terperinciKAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal KAPAL 1829-8370 (p) 2301-9069 (e) JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN Pengaruh Suhu Kempa Terhadap Kualitas Balok Laminasi Kombinasi Bambu Petung Dengan
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK KAYU BERDASARKAN PKKI 1961, SNI M DAN SNI M
Tinjauan Kuat Tekan dan Kuat Tarik Kayu Berdasarkan PKKI 1961, SNI M. 27 1991 03 dan SNI M. 25 1991 03 TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK KAYU BERDASARKAN PKKI 1961, SNI M. 27 1991 03 DAN SNI M. 25 1991
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Karakterisitik makroskopis pada enam potongan kayu yang diteliti
4.1 Sifat Makroskopis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan makroskopis meliputi warna, corak, tekstur dan arah serat kayu disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Karakterisitik makroskopis pada enam potongan
Lebih terperinciKayu bundar daun jarum Bagian 2: Cara uji
Standar Nasional Indonesia Kayu bundar daun jarum Bagian 2: Cara uji ICS 79.040 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah
Lebih terperinci1 Daya Tarik Bobot: 6 No Unsur/Sub Unsur Kriteria dan Nilai 1 Keunikan sumber daya: 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak Ada a. Air terjun
73 Lampiran 1 Kriteria dan Bobot Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) 1 Daya Tarik 1 Keunikan sumber daya: 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak Ada a. Air terjun 10 b. Gua c. Flora d. Fauna e. Sungai f. Kesenian
Lebih terperinciBULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal
BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume XIX No. 3 Edisi Desember 2011 Hal 219-228 TINGKAT PEMANFAATAN MATERIAL KAYU PADA PEMBUATAN GADING-GADING DI GALANGAN KAPAL RAKYAT UD. SEMANGAT UNTUNG, DESA TANAH BERU,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Ikan Tradisional Menurut Nomura dan Yamazaki (1975) dalam Prasetyo (2008), kapal ikan merupakan kapal yang digunakan dalam kegiatan perikanan, mencakup aktivitas penangkapan
Lebih terperinciSTUDI DENDROLGIS JENIS-JENIS POHON DI AREAL KAMPUS POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG
Ni Kade A. D. Aryani, dkk., Studi Dendrologs Jenis-Jenis 215 STUDI DENDROLGIS JENIS-JENIS POHON DI AREAL KAMPUS POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG Ni Kade A.D. Aryani, Yudhistira A.N.R. Ora Fransiskus
Lebih terperinciANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI
ANALISA TEKNIS KM PUTRA BIMANTARA III MENURUT PERATURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI Sarjito Jokosisworo*, Ari Wibawa Budi Santosa* * Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik UNDIP ABSTRAK Mayoritas
Lebih terperinciKESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA
KESESUAIAN UKURAN BEBERAPA BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP IKAN DI PPN PALABUHANRATU JAWA BARAT DENGAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA ARIEF MULLAH MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSATAKA
BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Sambungan Kayu Tujuan penyambungan kayu adalah untuk memperoleh panjang yang diinginkan atau membentuk suatu konstruksi rangka batang sesuai dengan yang kita inginkan. Sebuah
Lebih terperinciJenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan
Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN OBAT DI HUTAN ADAT RIMBO TUJUH DANAU DESA BULUH CINA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU
KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN OBAT DI HUTAN ADAT RIMBO TUJUH DANAU DESA BULUH CINA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU DIVERSITY OF MEDICINAL PLANTS IN CUSTOMARY FOREST OF RIMBO TUJUH DANAU AT BULUH CINA VILLAGE
Lebih terperinciANALISIS DOMINANSI KOMUNITAS TEGAKAN DI HUTAN SEKITAR KAWASAN WISATA AIR TERJUN TIRTA RIMBA MORAMO
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) ANALISIS DOMINANSI KOMUNITAS TEGAKAN DI HUTAN SEKITAR KAWASAN
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar nama jenis pohon di areal IUPHHK PT Gunung Meranti
153 Lampiran 1. Daftar nama jenis pohon di areal IUPHHK PT Gunung Meranti Nomor Nama daerah Nama botani Famili 1 Ampas tebu Gironniera nervosa Olacaceae 2 Anggi, marijang Sindora beccariana Backer Caesalpiniaceae
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik wilayah jelajah mencakup dua aspek, yaitu tipe ekosistem beserta kondisi habitatnya dan populasi monyet ekor panjang di Pulau Tinjil. Berikut ini merupakan penguraian
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Analisa Teknis Dan Ekonomis Penggunaan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK w tp :// w ht.b p w.id s. go STATISTIK PERUSAHAAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN Statistics of Forest Consession Estate 2012 ISSN: 0216-1893 No. Publikasi /Publication Number: 5602002 Katalog
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2009 sampai dengan Mei 2010, bertempat di Laboratorium Pengeringan Kayu, Laboratorium Peningkatan Mutu Hasil Hutan dan
Lebih terperinciANALISA KEKUATAN SAMBUNGAN KAYU LABAN (VITEX PINNATA L.) PADA KONSTRUKSI GADING KAPAL TRADISIONAL
ANALISA KEKUATAN SAMBUNGAN KAYU LABAN (VITEX PINNATA L.) PADA KONSTRUKSI GADING KAPAL TRADISIONAL 1) Egi Juniawan 1, Ari Wibawa Santosa 1, Sarjito Jokosisworo 1 S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciKERAGAAN KONSTRUKSI KM PSP 01 DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT VIONA MAULIDIA
KERAGAAN KONSTRUKSI KM PSP 01 DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT VIONA MAULIDIA MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI)
STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI) Oleh : Abdur Rachman 4108.100.111 Dosen Pembimbing : M. Nurul Misbah,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi ,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi Degradasi lahan adalah proses menurunnya kapasitas dan kualitas lahan untuk mendukung suatu kehidupan (FAO 1993). Degradasi lahan mengakibatkan hilang atau
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tanaman Sebagai Penyerap Karbondioksida
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karbondioksida Gas CO 2 adalah bahan baku bagi fotosintesis dan laju fotosintesis dipengaruhi oleh kadar CO 2 di udara (Ardiansyah 2009). June (2006) menyatakan peningkatan
Lebih terperinciRETENSI DALAM PENGAWETAN KAYU KURANG DIKENAL UNTUK BAHAN BAKU KAPAL TRADISIONAL
Retensi dalam pengawetan kayu kurang dikenal untuk bahan baku kapal tradisional.budi Tri Cahyana RETENSI DALAM PENGAWETAN KAYU KURANG DIKENAL UNTUK BAHAN BAKU KAPAL TRADISIONAL Retention of Lesser Known
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS DAN POTENSI TEGAKAN PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG RAYA KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT
KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POTENSI TEGAKAN PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG RAYA KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT Species Diversity And Standing Stock In Protected Forest Area Gunung Raya Districts Ketapang
Lebih terperinciMOHAMMAD IMRON C INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS PERI KANAN. Oleh : KARVA IlMIAH
~~~~~~*,S,;
Lebih terperinciSukagalih Induk Remaja Bayi individu (mdpl.) X Y
LAMPIRAN 137 137 Lampiran 1 Data identifikasi kelompok owa jawa di koridor TNGHS Lokasi Kelompok Komposisi kelompok Jumlah Ketinggian Titik Koordinat Induk Remaja Bayi individu (mdpl.) X Y Sukagalih 1
Lebih terperinciSTUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU
STUDIES ON THE USE OF WOOD ON FRAME IN TANJUNG BAKAU S VILLAGE RANGSANG S SUB-DISTRICT REGENCY OF KEPULAUAN MERANTI PROVINCE OF RIAU By Tos arianto 1) Syaifuddin 2) and Ronald M hutauruk 3) 1) Student
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit memiliki umur ekonomis 25 tahun, setelah umur 26 tahun
TINJAUAN PUSTAKA Kelapa sawit memiliki umur ekonomis 25 tahun, setelah umur 26 tahun sebaiknya diremajakan karena pohon sudah tua dan terlalu tinggi atau lebih dari 13 meter sehingga menyulitkan untuk
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I A. UMUM Untuk merencanakan sebuah kapal bangunan baru, ada beberapa masalah yang penting dan pokok untuk dijadikan dasar perencanaan, baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya.beberapa
Lebih terperinciTEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA
TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Lebih terperinciPENETAPAN HARGA PATOKAN HASIL HUTAN UNTUK PENGHITUNGAN PROVISI SUMBER DAYA HUTAN
5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/M-DAG/PER/3/2012 TENTANG PENETAPAN HASIL HUTAN UNTUK PENGHITUNGAN PROVISI SUMBER DAYA HUTAN PENETAPAN HASIL HUTAN UNTUK PENGHITUNGAN
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Areal PT. Suka Jaya Makmur merupakan salah satu anak perusahaan yang tergabung dalam kelompok Alas Kusuma Group berdasarkan Surat Keputusan Hak Pengusahaan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Areal PT. Suka Jaya Makmur merupakan salah satu anak perusahaan yang tergabung dalam kelompok Alas Kusuma Group berdasarkan Surat Keputusan IUPHHK
Lebih terperinciDESAIN DAN STUDI KONSTRUKSI KAPAL PURSE SEINE BERMATERIAL KAYU DIPELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO
DESAIN DAN STUDI KONSTRUKSI KAPAL PURSE SEINE BERMATERIAL KAYU DIPELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO Rizwan 1, Ichsan Setiawan, Sayyid Afdhal El Rahimi 1, Irma Dewiyanti 1, Nanda Rizki Purnama 1,
Lebih terperinciPENETAPAN HARGA PATOKAN HASIL HUTAN UNTUK PENGHITUNGAN PROVISI SUMBER DAYA HUTAN. 2. Kayu Torem (Wilayah I) /m 3
5 2012, No.514 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/M-DAG/PER/4/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 12/M-DAG/PER/3/2012 TENTANG PENETAPAN HASIL
Lebih terperinciMENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.68/Menhut-II/ 2014 TENTANG
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.68/Menhut-II/ 2014 TENTANG PENETAPAN HARGA PATOKAN HASIL HUTAN UNTUK PERHITUNGAN PROVISI SUMBER DAYA HUTAN,
Lebih terperinciBAB III KONDISI UMUM LOKASI
BAB III KONDISI UMUM LOKASI 3.1 Letak Geografis dan Luas Areal Berdasarkan letak geografis, areal PT. SBK blok sungai Delang terletak pada posisi 01 24-01 59 Lintang Selatan dan 114 42-111 18 Bujur Timur,
Lebih terperinciBAB V SHELL EXPANSION
BAB V SHELL EXPANSION A. PERHITUNGAN BEBAN A.1. Beban Geladak Cuaca (Load and Weather Deck) Yang dianggap sebagai geladak cuaca adalah semua geladak yang bebas kecuali geladak yang tidak efektif yang terletak
Lebih terperinciJl. Gunung Batu No. 5 Po Box 272 Telp. (0251) ; Fax (0251) Bogor 2 Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam
STRUKTUR DAN KOMPOSISI JENIS TUMBUHAN HUTAN PAMAH DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) CARITA, PROVINSI BANTEN (Structure and Species Composition of Lowland Primary Forest at the KHDTK Carita,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sulit untuk dihindari dan mulai dapat dirasakan dampaknya terhadap kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap persebaran vegetasi di suatu wilayah. Perubahan iklim yang terjadi saat ini sudah sulit untuk dihindari
Lebih terperinciOLEH: EDITOR: A. NGALOKEN GINTINGS FORDA PRESS 2014
-, -,.,,,,,,,,.,,., 2., -,, OLEH: PRATIWI, BUDI H. NARENDRA, G.M. EKO HARTOYO, TITI KALIMA, DAN SUKAESIH PRADJADINATA EDITOR: A. NGALOKEN GINTINGS FORDA PRESS 2014 ATLAS JENIS-JENIS POHON ANDALAN SETEMPAT
Lebih terperinciUji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu
SNI 01-7207-2006 Standar Nasional Indonesia Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu ICS 79.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1
Lebih terperinciPapan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI
Standar Nasional Indonesia Papan partikel ICS 79.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Klasifikasi...
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337 3539 (2301 9271 Print) 1 Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional
Lebih terperinciTEKNIK PEMBIBITAN MERBAU (Intsia bijuga) Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat
TEKNIK PEMBIBITAN MERBAU (Intsia bijuga) Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat Merbau merupakan salah satu jenis pohon yang menghasilkan kayu dengan kualitas yang baik. Kualitas ini
Lebih terperinciANALISA KEKUATAN BENTUK SAMBUNGAN KAYU BALAU KUNING DAN DIAMETER BAUT PADA KONSTRUKSI LINGGI HALUAN KAPAL TRADISIONAL
ANALISA KEKUATAN BENTUK SAMBUNGAN KAYU BALAU KUNING DAN DIAMETER BAUT PADA KONSTRUKSI LINGGI HALUAN KAPAL TRADISIONAL Gozal Apri Prayuda 1, Ari Wibawa Budi Santosa 1, Untung Budiarto 1 1) S1 Teknik Perkapalan,
Lebih terperinciTALLY SHEET PENGAMBILAN DATA SARANG ORANGUTAN. Lokasi : Aek Nabara Cuaca : Cerah mendung Habitat : Hutan Arah transek : Selatan
TALLY SHEET PENGAMBILAN DATA SARANG ORANGUTAN Lokasi : Aek Nabara Cuaca : Cerah mendung Habitat : Hutan Arah transek : Selatan Tanggal : 29 Mei 2014 Posisi (GPS) waypoint permulaan jalur/transek : Akhir
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.68/Menhut-II/2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.68/Menhut-II/2014 TENTANG PENETAPAN HARGA PATOKAN HASIL HUTAN UNTUK PERHITUNGAN PROVISI SUMBER DAYA HUTAN, GANTI RUGI TEGAKAN DAN PENGGANTIAN NILAI
Lebih terperinciTahun mulai kegiatan* Lokasi TBT 1, KHDTK
LAMPIRAN 1. PROGRESS PEMBANGUNAN SUMBER BENIH BADAN LITBANG KEHUTANAN S/D 29 AGUSTUS 2014 I. REGION I (WILAYAH SUMATERA) Jumlah sumber benih Konservasi Total luas Jumlah Jenis Tersertifikasi : 12 unit
Lebih terperinciKayu gergajian Bagian 1: Istilah dan definisi
Standar Nasional Indonesia Kayu gergajian Bagian 1: Istilah dan definisi ICS 79.040 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah
Lebih terperinciKayu gergajian jenis jati Cara uji
Standar Nasional Indonesia Kayu gergajian jenis jati Cara uji ICS 79.040 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciPENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement)
PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement) OLEH : LUKMAN HIDAYAT NRP. 49121110172 PROGRAM DIPLOMA IV JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA
Lebih terperinciKhairunnisa 1, Nursal 2, Elya Febrita 3 * ,
1 COMPOSITION AND STRUCTURE OF VEGETATION IN THE STRATA TREE IN TOURISM HAPANASAN SIALANG JAYA VILLAGE PASIR PENGARAIAN AS AN ALTERNATIVE TO THE CONCEPT OF DEVELOPMENT HANDOUT BIODIVERSITY IN SENIOR HIGH
Lebih terperinciFENOLOGI JENIS-JENIS POHON HUTAN RAWA GAMBUT
FENOLOGI JENIS-JENIS POHON HUTAN RAWA GAMBUT Ardiyanto Wahyu Nugroho 1 Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam Jl. Soekarno Hatta Km. 38 PO. BOX 578 Balikpapan 76112 Telp. (0542) 7217663
Lebih terperinci