AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 3 DESKRIPSI PROYEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 3 DESKRIPSI PROYEK"

Transkripsi

1 BAB 3 DESKRIPSI PROYEK 3.1. Umum Judul Proyek : Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) Lebak Siliwangi Sifat Proyek : Fiktif Pemilik Proyek : Pemerintah Kota Bandung Sumber Dana : Pemerintah Daerah Lokasi Lahan : RW 6 Kelurahan Lebak Siliwangi (lihat Gambar 3) Batas Lahan Batas utara : Permukiman Batas selatan : Jalan Pelesiran Batas timur Batas barat : : Permukiman Sungai Cikapundung Luas Lahan Luas Bangunan : : ± 1,5 Ha ± m 2 Persyaratan Teknis KDB : 60% 30 KLB : 1,2 31 Ketinggian Lantai Maks. : 3 lantai 32 GSS : 20 m 33 GSB : 2-4 m 3.2. Program Ruang Unit hunian Kebutuhan ruang Kapasitas/ Standard Luas aktivitas Persyaratan Perabotan 30 Pemda Kota Bandung, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung Ibid. 32 Ibid. 33 Pemda Kota Bandung Dati II, RUTRK Kodya Dati II Bandung (Revisi RIK Kota Bandung 2005),

2 - Teras Dapat memuat Berusaha Mudah Meja display meja display Duduk- diakses dari dengan ukuran duduk jalur sirkulasi 50x1.2 meter. mengobrol Mudah Mempunyai diawasi dari pagar pembatas dalam unit hunian selebar hunian 30 meter dan tinggi 50 meter yang berfungsi ganda sebagai tempat duduk. - Ruang Minimal dapat Menerima Bersifat Kursi, Meja, Utama memuat sofa tamu, serbaguna, Lemari simpan, dengan ukuran Makan, sebagai TV luas 0.75 mx Tidur, pusat 1.75 serta meja Mengobrol, aktivitas rendah dengan bersantai, sosial ukuran minimal istirahat, keluarga 85x 85 cm mengerjakan Ukuran Luas tugas, Mudah ruang utama menyetrika, diakses, minimal 3x 3.1 berusaha sirkulasi meter udara dan Jika ruang utama pencahayaan difungsikan baik sebagai ruang tidur pada malam hari, maka ukuran minimal tempat tidur untuk 1 orang adalah 0.9 x 2m. - K. Tidur Tempat tidur Tidur, Letak jendela Tempat Tidur, untuk 2 orang mengerjakan sejajar Lemari pakaian, minimal 1.8x2m tugas, dengan meja rias dengan ruang beristirahat tempat tidur 26

3 gerak di kiri/ kanannya sebesar 0.4 m. Jarak tempat tidur ke pintu minimal 1.25 meter (Jadi Ukuran ruang tidur minimal untuk 2 orang min 2.5 x3 meter ) Tidak berdekatan dengan ruang servis, (mencegah ruang yang lembab dan antisipasi kebocoran) sirkulasi udara dan pencahayaan baik Tidak terlalu dekat dengan jalur sirkulasi yang dapat membuat bising - Ruang Belakang Dapur Ruang gerak Memasak, Penghematan Berurutan dari kiri minimal 1.20 m mencuci jalan, ke kanan: Tempat Kedalaman tiap Menjemur keleluasaan menyimpan, sisi minimal 60 pakaian, gerak cukup, kompor gas, cm memelihara pekerjaan tempat Lebar Dapur tanaman, dapat membersihkan R. Jemur Minimal 2.4 m menyimpan dilakukan sayurn, bak cuci Ukuran minimal kandang sambil berdiri piring, rak 1.25m x 2.5 m burung Ekonomis pengering Tinggi kawat dalam jemur 1.850m pemasangan pipa Mudah 27

4 diawasi dari dapur Memiliki akses sendiri K. Mandi Ukuran minimal Mandi, Memenuhi Monoblock, bak kamar mandi 2x kakus persyaratan mandi 1.5m standard Yang terdiri atas pencahayaan bak mandi dan sirkulasi 0.6x0.6m dan udara baik kloset jongkok Lebar ukuran Ekonomis pintu minimal 46 dalam cm membuka ke pemasangan dalam pipa Fasilitas Umum & Fasilitas Sosial Kebutuhan ruang Kapasitas/ Standard Luas Kegiatan Persyaratan Perabotan Masjid 100 orang Sholat, pengajian ibu-ibu, TPA Lapangan 0.5m 2 / jiwa Olahraga Dapat Jaring/ net olahraga Voli: 18x 9 m Bermain menjadi Bangku penonton Lebar sisi sekeliling Mengobrol ruang positif 2-3 m Duduk-duduk antar blok Berjualan hunian Mudah diakses dari tiap blok hunian 28

5 Dapat menjadi prasarana berkumpul, beraktivitas informal antar penghuni Poliklinik Melayani Alat-alat medis segala hal sesuai dengan yang standar ruang berhubungan dalam pelayanan dengan kesehatan kesehatan Kantor RW Berkaitan Mudah di Meja, kursi, lemari dengan akses penyimpanan masalah administrasi Balai 0.2 m 2 jumlah jiwa Hajatan, Luas pertemuan pertemuan memadai Sirkulasi baik (mudah diakses) Koperasi Mengurus Meja, kursi, lemari administrasi penyimpanan koperasi Parkir Kebutuhan ruang Kapasitas/ Standard Luas Kegiatan Persyaratan Perabotan Parkir mobil Parkir parallel jalur Parkir Mobil Ada Lampu Parkir 2 arah :2.5x 5.5m Pada siang peneduhan lebar jalan 6 m hari dapat Ada jarak Parkir miring 45 o : dimanfaatkan untuk 2.4x 5.5m sebagai pedestrian di Lebar Jalan 3 m lahan belakang bengkel parkir 29

6 Parkir Motor Ukuran 1x 2m Parkir Motor Tertutup Lebar Jalan 2.4 m Pada siang Dekat dengan hari dapat blok hunian dimanfaatkan Mudah sebagai diawasi lahan bengkel Utilitas Kebutuhan ruang TPS Septic tank Kapasitas/ Standard Luas Kegiatan Persyaratan Perabotan Tempat pembuangan sampah sementara Aktifitas yang dilaksanakan terbagi atas : Hunian Kapasitas : 200 KK (Kepala Keluarga) penduduk pribumi dan 200 KK peduduk pendatang Persentase Perbandingan Penghuni : No Tipe Hunian Luas (m²) Komposisi Keluarga Keterangan % 1 T Single 13 2 T Pasangan muda / 13 Dua pekerja 3 T Satu atau dua orang anak 67 30

7 4 T > 5 Dua orang anak atau lebih ( ditambah extended family ) 7 Jenis Ruang Jumlah Luas (m) T-18 (kemungkinan tumbuh 18 m 2 menjadi T-21, dst.) 1 buah 3x2,5 - R. Utama 1 buah 1x1.5 - R. Belakang 1 buah 0.7x Teras T-27 (kemungkinan tumbuh 27 m 2 menjadi T-36, dst.) - R. Utama 1 buah 3x4.5 - K. Mandi 1 buah 1.5x1.5 - K. Tidur 1 buah 3 x 2 - R. Belakang 1 buah 3x1.5 - Teras 1 buah 0.7x 3.6 T-36 (kemungkinan tumbuh 36 m 2 menjadi T-39, dst.) - R. Utama 1 buah 3 x 4 - K. Tidur 2 buah 3 x 3 - K. Mandi 1 buah 1.5x R. Belakang 1 buah 3x1.5 - Teras 1 buah 0.7x 3.6 T-45 (kemungkinan tumbuh 45 m 2 menjadi T-63, dst.) -R Utama 1 buah 3x4 -K Tidur 2 buah 3x3 3x2 - K. Mandi 1 buah 1.5x R. Belakang 1 buah 3x1.5 - Teras 1 buah 0.7x 3.6 Kapasitas 1 orang 2 orang 3-5 orang > 5 orang 31

8 Jumlah Tipe Hunian Unit Luas unit Luas Lantai m 2 m 2 Tipe Tipe Tipe Tipe SIRKULASI 2520 TOTAL LUAS FASOS DAN FASUM Fungsi Luas Lt. Dasar m 2 Masjid 177 Lapangan Olahraga 300 Poliklinik 20 Balai Pertemuan 200 Koperasi dan Kantor RW 30 TOTAL LUAS 872 UTILITAS Luas Ruang Fungsi (m 2 ) TPS 325 Septic tank 895 TOTAL LUAS

9 PARKIR Luas Ruang Fungsi (m 2 ) Parkir Motor dan Gerobak (400 buah) 470 Parkir Mobil (20 buah) 370 TOTAL LUAS 840 RTH (Ruang Terbuka Hijau) Luas Ruang Fungsi (m 2 ) Sempadan Bangunan 1350 Sempadan Sungai 1250 Taman Hijau 1760 TOTAL LUAS 4360 REKAPITULASI FUNGSI LUAS (m 2 ) PERSENTASE Hunian % Fasum & Fasos % Utilitas % Parkir % RTH % TOTAL % 3.3. Studi Banding Rumah Susun Kemayoran 33

10 Latar belakang pembangunan dikarenakan meremajakan hunian perkampungan kota ke perumahan yang berkepadatan tinggi. Luas areal rumah susun ini sebesar 30 ha.harga Jenis Rumah susun pada awal pembangunan T-21 adalah Rp Semakin besar tipenya semakin mahal harganya. Rumah susun ini direncanakan akan dibangun sebanyak 8252 buah yang didalamnya terdapat 4902 KK yang terkena program peremajaan ditambah dengan unit yang dijual bebas kepada masyarakat lain. Gambar 3.1 Rencana tapak. (Sumber : dokumen pribadi) Alokasi rumah susun berdasarkan kebutuhan ruang keluarga yang bersangkutan, dengan standar 7-9 m 2 per jiwa. Jadi, bila anggota keluarga 5 orang, maka yang bersangkutan akan mendapat sebuah unit F-42 atau 2 buah unit F-21. Kesempatan ini hanya diberikan kepada warga yang memiliki tanah dan bangunan. Sedangkan penggarap, pengontrak, dan penyewa diberi kesempatan untuk menyewa unit rumah susun F-18 (sewa rata-rata pada tahun 1994 Rp.1000 per hari). Foto 3.1 Kondisi rumah susun. (Sumber : dokumen pribadi) 34

11 Semua rumah susun memiliki 5 lantai dengan tangga. Berikut ini merupakan fasilitas-fasilitas yang tersedia : Fasilitas Pendukung Fasilitas Pra Sarana Dasar Ruang Bermain Air PDAM Kantor Pos dan Giro Jaringan Telepon Bank Jaringan Air Kotor dan Pengolahannya Musholla Jaringan Gas Puskesmas TPS RSG Berikut adalah tipe-tipe yang ada : TIPE F-18 Gambar 3.2 Denah unit hunian tipe F-18. (Sumber : dokumen pribadi) TIPE F-21 TIPE F-36 Gambar 3.3 Denah unit hunian tipe F-21 dan F-36 (Sumber : dokumen pribadi) 35

12 Hal / aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan, yaitu: Dari segi fungsi : Pembagian zoning publik dan privat secara vertikal Double loaded namun selasar yang berada di tengah-tengah deretan hunian tidak terlalu gelap dan tidak pengap, dikarenakan terdapat selasar yang langsung berhubungan dengan pencahayaan alami udara luar Untuk tipe 18, MCK dan dapur dipisahkan agar fleksibilitas ruang tercapai mengingat luasan yang terlampau kecil Dari segi arsitektural : Denah bangunan terlihat organik. Menggunakan tangga kebakaran sebagai elemen estetika tampak bangunan dengan memberi warna yang kontras (merah) Rumah Susun Sarijadi Kawasan Sarijadi dahulu merupakan sebidang tanah kosong yang dimiliki oleh perorangan. Tanah tersebut digunakan sebagai sumber mata pencaharian oleh sebagian orang untuk bertani, berkebun dan memelihara ikan. Pembangunannya dimulai dengan pembangunan rumah sederhana tipe 36. Jumlah penghuni dalam satu unit hunian merupakan komposisi dari 4-5 orang (berupa keluarga kecil atau pasangan yang belum menikah). Rumah susun ini hanya diminati oleh keluarga muda (di bawah 40 tahun). Pola hidup di rumah susun yang turun naik tangga dirasakan berat oleh seseorang yang lebih dari 40 tahun. Foto 3.2 Kondisi blok hunian rumah susun (Sumber : dokumen pribadi) 36

13 Foto 3.3 Kondisi blok hunian rumah susun (Sumber : dokumen pribadi) Listrik dari PLN tiap unit hunian adalah 450 watt. Kenyamanan thermal dalam unit berkisar C. Aksesibilitas ke lingkungan rumah susun karena langsung berhadapan dengan tempat parkir yang berada di samping Jalan Sarijadi. Penghasilan penghuni rumah susun rata-rata Rp ,00. Tingkat pendidikan terakhir penghuni rumah susun adalah SD 8%, SLTP 67% dan Sarjana 25%. Unit hunian terdiri dari dua jenis yaitu tipe F 36 A sebanyak 11 blok dengan masing-masing blok terdiri dari 64 unit hunian. Tiap blok terdiri dari 4 lantai dengan tiap lantainya terdiri dari 8 unit hunian. Jenis kedua adalah tipe F 36 B sebanyak 5 blok. Tiap blok terdiri dari 4 lantai dengan tiap lantainya terdiri dari 8 unit hunian. Dinding pada rumah susun ini menggunakan beton ringan pracetak dengan penutup atap berupa asbes gelombang. Pola perilaku : Interaksi di RSG - Beribadah bersama - Mengikuti perayaan keagamaan Interaksi di Warung ( dalam unit rumah susun) - Melakukan jual beli - Mengobrol Interaksi di Lapangan Olah raga - Berolahraga - Bermain 37

14 - Menonton pertandingan - Menonton pertunjukan secara residental Interaksi di Lapangan Bersama - Bermain - Memarkir kendaraan Interaksi di depan Rumah susun (di tangga) - Duduk-duduk - Bermain Interaksi di warung (luar kompleks) - Melakukan jual beli - Mengobrol - Bermain Kebiasaan yang selalu dilakukan : menjemur pakaian di ralling tangga Rumah Susun Kebon Pisang (Pemenang 1 Sayembara Rusunawa 2002) Latar belakang pemilihan lokasi Kebon Kacang adalah letaknya yang berbatasan langsung dengan jalan utama kota yang membentuk koridor komersial dan menyisakan lahan di belakangnya tanpa arahan yang jelas. Hal ini menimbulkan kantong-kantong hunian dengan kondisi yang kurang baik. Pemukiman cenderung tidak teratur, kepadatan bangunan tinggi, jarak antar bangunan terlalu sempit sehingga rawan terhadap kebakaran, serta kondisi hunian yang tidak layak dan rentan terhadap masalah-masalah kesehatan. Tujuan perancangan rumah susun ini yaitu: menjadikan rumah susun sebagai support system jalur komersial utama menyediakan hunian masyarakat yang bekerja di daerah sekitar lokasi Hal-hal yang perlu dipertimbangkan secara arsitektural adalah: Membuat tampak dengan billboard iklan pada daerah yang menghadap jalan utama. 38

15 Gambar 3.4 Rencana tapak dan perspektif suasana rumah susun. (Sumber : Rusunawa 2002) Menggunakan modul yang teratur untuk keefektifan struktur dan kecepatan pembangunan. Bentuk massanya persegi panjang denngan orientasi ke dalam ruang terbuka. Gambar 3.5 Perspektif suasana rumah susun. (Sumber : Rusunawa 2002) Ruang jemur berukuran 1,8 x 1,2 m diletakkan di bagian belakang hunian dan dikamuflase dengan besi hollow sehingga secara visual terhalang namun sinar matahari tetap masuk Hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangannya dari segi fungsi : Konsep tumbuh spasial Konsep ini merespon kecenderungan masyarakat untuk mengembangkan huniannya seiring dengan peningkatan pendapatan ekonominya. Langit-langit dibuat setinggi 5 meter agar unit hunian dapat tumbuh ke atas. Unit tipe 18 dapat tumbuh menjadi tipe 21, tipe 27, dan maksimal tipe

16 Gambar 3.6 Potongan dan denah blok unit hunian. (Sumber : Rusunawa 2002) Konsep tumbuh sosial Upaya menumbuhkan nilai-nilai komunal dengan pengolahan ruang melalui: membagi orientasi blok menjadi 2 yaitu ruang terbuka hunian dan komersial. Hal ini dapat meningkatkan privasi penghuni. Upaya menjaga ketinggian bangunan agar masih bisa diapresiasi dengan skala manusia sehingga penghuni tingkat teratas tidak merasa terasing dengan lingkungannya. Konsep tumbuh finansial Bangunan yang mempunyai 2 orientasi memungkinkan fungsi hunian dan komersial berjalan bersamaan tanpa saling mengganggu. Ruang terbuka komersial ini memungkinkan terciptanya tingkat permeabilitas fisik tinggi antara ruang luar kompleks rusun dengan ruang kota di sekitarnya. Hal ini menguntungkan karena dengan akses yang baik akan meningkatkan daya jual ruang lantai 1 tersebut. 40

17 Gambar 3.7 Perspektif mata burung blok unit hunian. (Sumber : Rusunawa 2002) Malabar Cements Merupakan permukiman untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang terletak di Kerala, India. Setiap blok hunian terdiri dari dua unit hunian (1 di atas dan 1 di bawah) dan setiap unit hunian tersebut mempunyai akses ke sebuah halaman yang dijadikan sebagai dapur. Rancangan ini mempertimbangkan akses ke udara terbuka (langit) karena secara psikologis dan metafisik baik bagi para penghuninya. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan adalah cara mendefinisikan ruang komunitas dengan adanya over-bridging unit. Unit hunian ini (over-bridging unit) merupakan sebuah unit hunian yang membentuk semacam gerbang. Foto 3.4 Kondisi unit hunian dan over-bridging unit yang dirancang. (Sumber : Housing and Urbanisation, 1999) 41

18 MHDA Merupakan pengembangan desain dari permukiman CCMB yang dikembangkan di pusat kota Bombay atas permintaan Maharashtra Housing Development Board. Bangunan ini terdiri dari 8 lantai. Unit huniannya merupakan unit sementara yang diperuntukkan bagi keluarga kecil. Rancangannya berusaha menghindari hancurnya daerah privat dengan tidak menggunakan koridor panjang. Selain itu, pertimbangan ini pun didasarkan pada hancurnya ventilasi silang pada bangunan dan juga penghematan pada penggunaan lift. Setiap 3 lantai terdapat semacam lobi lift yang bisa juga digunakan sebagai ruang bersama untuk anak-anak mengerjakan pekerjaan rumah dan menonton TV di sore hari, ibu-ibu yang bekerja sambilan atau bahkan dalam ilustrasinya bisa digunakan oleh anak-anak untuk bermain layangan karena tingginya langitlangit ruangan. Gambar 3.8 Potongan bangunan dan sketas tampak MHDA. (Sumber : Housing and Urbanisation, 1999) Gambar 3.9 Sketsa suasana ruang bersama blok unit hunian (Sumber : Housing and Urbanisation, 1999) 42

19 Drejerbanken Merupakan permukiman co-housing yang dikembangkan di Skalbjerg, Denmark. Terdiri dari 20 unit hunian yang selesai didirikan pada tahun 1978 dengan luas 474 m 2. Permukiman co-housing merupakan tempat tinggal yang mengsandarkan diri pada rasa kebersamaan. Rasa bersama ini diwujudkan dalam bentuk ruang makan dan dapurnya atau ruang keluarganya yang hanya satu (hampir mirip dengan asrama) tetapi perbedaannya yang menghuni adalah orang-orang yang sudah berkeluarga. Tanggung jawab pengelolaannya dilakukan secara bersama-sama. Unit huniannya menjadi lebih kecil karena hanya dipakai untuk kegiatan tidur atau bekerja saja. Para penghuni sebuah cohousing bahkan memasak makanan untuk semua penghuni secara bersamasama seperti sebuah keluarga besar. Padahal kenyataannya mereka berasal dari tempat yang berbeda dan uniknya co-housing di Skalbjerg adalah setengah dari penghuninya adalah penyewa dan setengahnya lagi merupakan penghuni tetap. Foto 3.5 Suasana ruang bersama dan rencana tapak. (Sumber : Cohousing : A Contemporary Approach To Housing Ourselves) Breisgau Dibangun di Freiburg (Breisgau,Jerman). Rancangannya untuk menjawab kebutuhan 16 keluarga yang menginginkan tempat kerja dan tempat tinggalnya disatukan dalam satu tempat. Bangunan ini menggunakan biogas dan tenaga surya untuk menghasilkan energi bagi kebutuhan penghuninya sendiri. Dengan pertimbangan keoptimalan energi yang dapat dihasilkan oleh panel surya maka bangunan ini dirancang agar berbentuk blok panjang yang tidak terlalu lebar dengan sisi panjangnya menghadap selatan. Air dari dapur dan kamar mandi digunakan lagi untuk air cuci toilet. Kotoran yang terkumpul di septic tank diolah 43

20 sehingga menghasilkan biogas yang digunakan sebagai pengganti gas elpiji untuk memasak dan sisa dari kotoran yang terendap digunakan sebagai pupuk. Foto 3.6 Kondisi rumah susun. (Sumber : dokumen pribadi) Proposal Harmen Van De Wal untuk Kampung Tunjungan, Surabaya Dalam proposal ini Van De Wal menerangkan peremajaan Kampung Kumuh di Tunjungan, Surabaya, dengan membangun rumah susun. Rumah susun sebagai pengganti hunian kumuh dalam kawasan ini diterjemahkan dalam konsep desain yang mengangkat kembali kehidupan kampung sebelum dirusunkan. Van De Wal berusaha menghargai kehidupan kampung yang telah ada dengan menghadirkannya di lantai-lantai atas rumah susun malalui : Sebuah wujud arsitekur bernama gallery yang merupakan perwujudan ganggang kampung Penghuni lantai atas tetap diperbolehkan untuk membuat warung dengan memberikan ruangan khusus di depan hunian Sirkulasi vertikal menggunakan ramp agar gerobak dan sepeda motor dapat tetap mencapai lantai atas. 44

21 Gambar 3.10 Desain rumah susun Kampung Tunjungan. (Sumber : dokumen pribadi) Desain memperhatikan pencahayaan dan penghawaan alami dengan pemilihan jalur sirkulasi single loaded Denah open lay out sehingga penghuni dapat mengatur lay out sesuai dengan kebutuhan. Memikirkan pengembangan hunian sesuai dengan perkembangan kemampuan penghuni. Untuk penghuni lantai bawah dikonsepkan pengembangan hunian secara horizontal sedangkan untuk hunian lantai atas dipikirkan pengembangan hunian secara vertikal. Dari studi banding yang dilakukan ada beberapa hal yang bisa dijadikan sebagai referensi rancangan rumah susun di Kelurahan Lebak Siliwangi yaitu : Penggunaan open layout sebagai jawaban pada karakter pengguna yang merupakan kalangan berpendapatan rendah Pertimbangan penghuni rumah susun yang berusia di atas 40 tahun dalam rancangan Rancangan bangunan yang mampu menghasilkan energi sendiri untuk kebutuhan penghuninya sendiri Rancangan bangunan yang mampu mempertahankan dan menunjukkan identitas dari penghuninya 45

22 Rancangan bangunan yang mempertimbangkan keberlajutannya di masa mendatang yaitu dengan tidak merusak lingkungan sekitar dan bisa tetap bertahan dengan perubahan yang terjadi di masa mendatang bahkan mampu memperbaiki kualitas lingkungan sekitarnya. Konsep tumbuh (ruang, keuangan dan sosial) yang merupakan yang merupakan salah satu karakter dari penggunanya (golongan menengah ke bawah) harus dipertimbangkan. 46

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS 3.1 Analisis pemakai Analisis pengelompokan pemakai berdasarkan usia dan status

BAB III ANALISIS 3.1 Analisis pemakai Analisis pengelompokan pemakai berdasarkan usia dan status BAB III ANALISIS 3.1 Analisis pemakai Pengguna rusun adalah karyawan industri pabrik yang berada di sekitar lokasi dengan asumsi bahwa pembiayaan pembangunan rusun ditanggung oleh pemerintah yang bekerja

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL Kampung kota merupakan sebuah fenomena yang cukup unik, di samping memiliki karakteristik kampung, namun memiliki karakteristik perkotaan. Kampung memiliki sifat rasa kekeluargaan

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK DI DAERAH RW 6 KELURAHAN LEBAK SILIWANGI

RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK DI DAERAH RW 6 KELURAHAN LEBAK SILIWANGI RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK DI DAERAH RW 6 KELURAHAN LEBAK SILIWANGI LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER II TAHUN 2006/2007 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA Analisa Tapak

BAB III ANALISA Analisa Tapak BAB III ANALISA 3. 1 Analisa Tapak 3. 1. 1 Tinjauan Umum Kawasan Kampung Pangumbahan berada di Jl. Cihampelas, kecamatan Bandung Wetan, kelurahan Tamansari. Merupakan daerah permukiman kumuh dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tentang perilaku warga di rumah tinggal di kawasan pantai Purus kota Padang, maka telah di dapatkan jawaban tentang bagaimana orang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5. 1 Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1 Tata Ruang Makro A. Konsep Pola Ruang Rumah susun diharapkan akan menekan pembangunan perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS BAB 4 ANALISIS 4.1. Analisis Kondisi Fisik Tapak 4.1.1. Tinjauan Umum Kawasan Kawasan Kelurahan Lebak Siliwangi merupakan daerah yang diapit oleh dua buah jalan yaitu Jalan Cihampelas (di sebelah barat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS 5.1. Konsep Filosofis Dilatarbelakangi oleh status kawasan industri Cikarang yang merupakan kawasan industri

Lebih terperinci

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL 1. Peraturan Teknis a. Jarak bebas Bangunan Gedung / Industri KDB KLB 3 3 Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL GSB GSJ GSJ Intensitas bangunan (KDB/KLB), dimaksudkan agar menjaga

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah susun ini dirancang di Kelurahan Lebak Siliwangi atau Jalan Tamansari (lihat Gambar 1 dan 2) karena menurut tahapan pengembangan prasarana perumahan dan permukiman

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Menurut Avelar et al dalam Gusmaini (2012) tentang kriteria permukiman kumuh, maka permukiman di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Fisik Analisa Fisik merupakan analisa terhadap penempatan bangunan untuk mendapatkan data yang dapat dijadikan pedoman dalam perancangan sehingga bangunan menjadi tepat sasaran

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur 5.1. Program Dasar Kebutuhan Ruang Program dasar kebutuhan ruang pada rumah susun sederhana milik di RW 01 Johar Baru dapat diuraikan sebagai

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK 8 BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Data Umum Proyek Proyek perancangan Penataan Kampung Kota Berbasis Arsitektur Berbagi Kampung Kota. Yang berorientasikan pada sungai Cikapundung, berlokasi Jln.Taman Hewan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1 Program Dasar Perencanaan Dalam perencanaannya, asrama ini merupakan tempat tinggal sementara bagi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa bagi pekerja ini terdiri dari analisis tapak, analisis fungsi, analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis ruang, analisis utilitas

Lebih terperinci

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak BB V HSIL RNCNGN Luas lahan rumah susun ini adalah ±1.3 ha dengan luas bangunan ±8500 m². seperempat dari luas bangunan ditujukan untuk fasilitas umum dan sosial yang dapat mewadahi kebutuhan penghuni

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pasar Oeba selain sebagai layanan jasa komersial juga sebagai kawasan permukiman penduduk. Kondisi pasar masih menghadapi beberapa permasalahan antara lain : sampah

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Manusia Analisa yang dilakukan pada aspek ini membahas kegiatan penghuni apartemen, staf pengelola dan karyawan apartemen, serta tamu yang datang di apartemen. Analisa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI 5.1. Konsep Pengolahan Lahan Rusuna Bertingkat Tinggi 5.1.1. Skenario Pengolahan Lahan Gambar 5.1. Skenario pengolahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan BAB V KONSEP V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan Gambar 34. Zoning dan Pola Sirkulasi Main entrance berada pada bagian selatan bangunan. Warna biru menunjukan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari PROGRAM RUANG A. Jenis 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari Toilet Pengrajin tempe dan tahu Buang air kecil dan besar Produksi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perencanaan Di lihat dari kenyataan yang sudah ada beberapa permasalahan yang ada pada terminal bus Terminal Kabupaten Tegal Slawi sekarang

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 101 BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Jumlah Unit Hunian Unit hunian dalam kampung nelayan vertikal tambak lorok ini akan dihuni oleh warga

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam Gambar 4. Blok Plan Asrama UI Sumber : Survei Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam perawatan atau maintenance AC tersebut. Kamar untuk yang memakai AC merupakan kamar yang paling besar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB KONSEP PERANCANGAN Berdasarkan kesimpulan mengenai perilaku-perilaku umum khas masyarakat Kampung Juminahan dan penghuni Rumah Susun Grha Bina Harapan beserta tindak lanjutnya yang telah dibahas pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian dan publik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas dan umum di lantai dasar

BAB IV KONSEP. Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian dan publik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas dan umum di lantai dasar BAB IV KONSEP 4.1 Ide awal perancangan Ide awal perancangan rumah susun ini adalah rumah susun sebagai miniatur kota dengan fungsi-fungsi yang sederhana dan mandiri. Kota sebagai produk peradaban modern

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG 5.. Program Dasar Perencanaan Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN PADA KAWASAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TONDANO DI MANADO

RUMAH SUSUN PADA KAWASAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TONDANO DI MANADO RUMAH SUSUN PADA KAWASAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TONDANO DI MANADO (Behavior Modifier) Elza Yustin Landimuru, Mahasiswa S1 Arsitektur UNSRAT Pierre H Gosal, Staf Dosen Pengajar Arsitektur UNSRAT Fela Warouw,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permukiman Kumuh Berdasarkan Dinas Tata Kota DKI tahun 1997 dalam Gusmaini (2012) dikatakan bahwa permukiman kumuh merupakan permukiman berpenghuni padat, kondisi sosial ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Data Proyek Gambar 5.1 RUTRK Tapak Luas Lahan : 10.150 m 2 KDB : 20% x 10.150 m 2 = 2.030 m 2 KLB : 2,5 x 10.150 m 2

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017) BAB III ANALISIS BAB III ANALISIS 3.1 ANALISIS BATAS DAN BENTUK TAPAK 3.1.1 Desain Eksisting Lahan dengan luas netto 445,5 m² seluruhnya di gunakan sebagai perancangan bangunan Rumah Kost tanpa Lahan Parkir.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang termasuk dalam 14 kota terbesar di dunia. Berdasarkan data sensus penduduk dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2009 Jakarta

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide Awal Ide awal rancangan bangunan perpustakaan ini adalah bangunan sebagai fitur taman. Masyarakat yang menggunakan ruang terbuka kota/taman Maluku ini dapat sekaligus menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO Analisis konsep perencanaan merupakan proses dalam menentukan apa saja yang akan dirumuskan sebagai konsep

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008-2009 Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Menempuh Ujian Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DESAIN Konsep desain interior Berdasarkan masalah yang ada, maka perancang menetapkan konsep desain yaitu konsep fungsional efisien.

BAB V KONSEP DESAIN Konsep desain interior Berdasarkan masalah yang ada, maka perancang menetapkan konsep desain yaitu konsep fungsional efisien. BAB V KONSEP DESAIN Konsep desain interior Berdasarkan masalah yang ada, maka perancang menetapkan konsep desain yaitu konsep fungsional efisien. KONSEP RUANG o Organisasi ruang Organisasi ruang yang digunakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1. BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Konsep Dasar Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1. Primer sebagai pusat informasi dan edukatif, 2. Sekunder merupakan penjabaran fungsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Hemat Energi pada IklimTropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

Lapas Kelas I A Kedungpane

Lapas Kelas I A Kedungpane BAB V PROGRAM PERANCANGAN DAN PERENCANAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA 5.1. Tapak Terpilih Lokasi tapak dipilih berdasarkan rencana pembangunan lapas wanita oleh Kemenkumham Kanwil Jawa Tengah, yaitu

Lebih terperinci

ADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA

ADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA 647 ADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA SPATIAL ADAPTATION OF RESIDENT IN DABAG SIMPLE FLATS SLEMAN YOGYAKARTA Oleh: Muhamad Arif Afandi, Pendidikan Seni Rupa,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci