Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39462/PP/M.XII/13/2012. : Pajak Penghasilan Pasal 23/26 Final

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39462/PP/M.XII/13/2012. : Pajak Penghasilan Pasal 23/26 Final"

Transkripsi

1 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39462/PP/M.XII/13/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23/26 Final Tahun Pajak : 2004 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa adalah, koreksi Terbanding atas Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 23/26 Final sebesar Rp ,00. Menurut Terbanding: bahwa pembayaran imbalan berupa persentase hasil produksi yang terjual kepada Asamera Oil Indonesia Ltd (Asamera) sebesar USD 1,616, (equivalen dengan Rp ,00, kurs USD 1 = Rp.9.266,00) tidak diakui sebagai biaya dalam perhitungan Pajak Penghasilan Badan (dikoreksi positif), karena merupakan kegiatan di luar Kontrak Production Sharing.. Menurut Pemohon : bahwa pokok koreksi fiskal sebesar Rp ,00 disebabkan adanya koreksi fiskal atas biaya di Pajak Penghasilan Badan, atas koreksi di Pajak Penghasilan Badan tersebut menyebabkan jumlah laba setelah pajak bagi Pemohon Banding menjadi terkoreksi fiskal pula dan hal inilah yang merupakan pokok koreksi fiskal obyek Pajak Penghasilan Pasal 26. Pendapat Majelis : bahwa koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 26 sebesar Rp ,00 adalah koreksi Penghasilan Kena Pajak setelah dikurangi dengan Pajak Penghasilan Badan/PPs yang terutang, dengan perhitungan sebagai berikut: Koreksi Penghasilan Kena Pajak cfm PPh Badan USD 1,616, PPh Badan/Terutang (35%) cfm PPh Badan USD 565, Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 26 USD 1,050, bahwa koreksi positif Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp ,00 terkait dengan koreksi Pengurangan Penghasilan Bruto Pajak Penghasilan Badan sebesar USD 1,616, (equivalen dengan Rp ,00, kurs USD 1 = Rp.9.266,00). bahwa menurut Terbanding, koreksi atas biaya royalti kepada Asamera merupakan pembayaran imbalan berupa persentase hasil produksi yang terjual kepada Asamera Oil Indonesia Ltd (Asamera) sebesar Rp ,00. bahwa tidak diakui sebagai biaya dalam perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 23/26 Final (dikoreksi positif), karena merupakan kegiatan di luar Kontrak Production Sharing. bahwa tanggal 01 September 1961 Asamera dan dua pihak lain secara bersama-sama telah mengikat kontrak "the development agreement" (sekarang dinamakan Kontrak Bagi Hasil/KBH) dengan PN Permina (PN Permina kemudian berubah menjadi Pertamina) untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi di wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi Blok A di Sumatera Utara, yang kemudian diperluas meliputi Blok B. bahwa pada Tahun 1968, Asamera menjual dan mengalihkan hak untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi (economicof interest) wilayah kerja di Blok B tersebut kepada Pemohon Banding, atas pengalihan hak economic of interest tersebut, Pemohon Banding membayar kepada Asamera (EMOI please clarify that our understanding for the name of seler and amount of consideratrion are correct) sebagai berikut:

2 Uang penggantian sebesar USD 3,000, diangsur sampai dengan 24 bulan, Uang penggantian USD per barrel untuk produksi minyak "minas" dan USD 0.04 per barrel untuk produksi minyak "rantau". bahwa kewajiban pembayaran USD 3,000, telah diselesaikan, sedangkan penyelesaian kewajiban pembayaran sejumlah USD per barel dari produksi minyak akan tergantung kepada berapa lama produksi minyak di wilayah kerja tersebut, selama di wilayah kerja tersebut memproduksi minyak, maka kewajiban pembayaran sejumlah USD tertentu tersebut tetap harus diselesaikan. bahwa Kontrak KBH Tahun 1961 tersebut telah diperbaharui pada Tahun 1989 antara Pertamina (sekarang menjadi BP Migas) dan Pemohon Banding yang berlaku efektif sejak Oktober 1998, oleh karena wilayah kerja tersebut memproduksi minyak sampai dengan saat ini, pembayaran sejumlah USD tertentu tetap dilakukan oleh Pemohon Banding kepada Asamera. bahwa dari Laporan Audit BPKP diketahui bahwa Pemohon Banding telah membebankan biaya atas imbalan pengalihan hak kepada Asamera sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak, akibatnya Corporate Tax dan Branch Profit Tax menjadi berkurang, sehingga pada akhirnya bagian untuk Indonesia menjadi lebih kecil dari yang seharusnya. bahwa dasar penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah perhitungan kekurangan Pajak Penghasilan Migas (Pajak Penghasilan Badan/PPs dan Pajak Penghasilan Pasal 26/PBDR) dalam Laporan Hasil Audit (LHA) BPKP Nomor: LHA-5265/PW30/4/2006 tanggal 29 Desember 2005 yang merupakan laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh BPKP terhadap Pemohon Banding atas perhitungan bagi hasil dan Pajak Penghasilan Migas. bahwa BPKP melakukan koreksi perhitungan Pajak Penghasilan Migas karena Pemohon Banding mengurangkan pembayaran uang penggantian atas pengambilalihan blok dari taxable income, BPKP berpendapat uang penggantian tersebut seharusnya tidak dapat dibebankan sebagai cost recovery maupun sebagai pengurang taxable income dalam menghitung kewajiban PPs/PBDR, hal tersebut mengakibatkan adanya PPs/PBDR kurang setor untuk periode 1991 sampai dengan bahwa uang penggantian sebesar USD per barel dan USD per barel tersebut dibebankan Pemohon Banding ke Pemerintah Indonesia yaitu dengan dijadikannya sebagai pengurang taxable income pada saat menghitung jumlah kewajiban PPs/PBDR atas bagi hasil yang diterima Pemohon Banding dari Blok B. bahwa menurut Terbanding, pembayaran uang penggantian atas pengambilalihan yang telah diberikan Pemohon Banding ke Asamera dan dibebankan sebagai pengurang taxable income pada saat menghitung kewajiban PPs/PBDR atas bagi hasil yang diterima Pemohon Banding sejak Tahun 1991 sampai dengan 2006 sebesar USD 57,071,806.68, uang penggantian tersebut seharusnya tidak dapat dibebankan sebagai cost of recovery maupun sebagai pengurang taxable income dalam menghitung kewajiban PPs/PBDR. bahwa berdasarkan exhibit C perjanjian kontrak production sharing dengan Pemerintah/ Pertamina bahwa pengoperasian wilayah Blok B dari Asamera Oil Indonesia Inc. merupakan kegiatan di luar kontrak production sharing,

3 dalam kontrak production sharing dinyatakan bahwa operating cost adalah semua biaya berkenaan dengan kegiatan eksplorasi, produksi dan transportasi. bahwa dengan demikian, pengeluaran-pengeluaran yang timbul dalam rangka pengoperasian wilayah kerja tersebut merupakan beban yang harus ditanggung sendiri oleh kontraktor (Pemohon Banding) dari net income after tax" dan tidak boleh dibebankan sebagai biaya operasi atau sebagai pengurang taxable income dalam penghitungan kewajiban kontraktor kontrak production sharing kepada Pemerintah. bahwa menurut Terbanding pengenaan pajak atas imbalan yang diterima Asamera Oil Indonesia Ltd tidak ada kaitannya dengan pengenaan pajak atas Pemohon Banding karena pengenaan pajak atas Asamera Oil Indonesia Ltd didasarkan pada penghasilan yang diperoleh Asamera Oil Indonesia Ltd secara tetap dan teratur dari Indonesia dan bukan dalam rangka kontrak production sharing. bahwa sesuai Surat Edaran Bersama Direktur Jenderal Moneter dan Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-75/PJ/1990 menyatakan bahwa "Biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 267/KMK.012/1978 harus diartikan sama dengan biaya yang dihitung berdasarkan Kontrak Production Sharing (PSC) yang diatur dalam lampiran prosedur akuntansi (Exhibit C) dari Kontrak Production Sharing yang bersangkutan". bahwa menurut Terbanding perjanjian pengalihan hak yang dibuat antara Pemohon Banding dengan Asamera bukan merupakan kegiatan yang termasuk dalam Kontrak Production Sharing antara kontraktor dengan Pertamina, dengan demikian segala biaya yang timbul karenanya, tidak dapat dibebankan sebagai operating/recovery cost ataupun sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak. bahwa menurut Pemohon Banding, pokok koreksi fiskal sebesar Rp ,00 disebabkan adanya koreksi fiskal atas biaya di Pajak Penghasilan Badan, atas koreksi di Pajak Penghasilan Badan tersebut menyebabkan jumlah laba setelah pajak bagi Pemohon Banding menjadi terkoreksi fiskal pula dan hal inilah yang merupakan pokok koreksi fiskal obyek Pajak Penghasilan Pasal 26. bahwa sehingga perlakuan pokok koreksi fiskal obyek Pajak Penghasilan Pasal 26 tergantung pada perlakuan koreksi biaya di Pajak Penghasilan Badan, koreksi biaya di Pajak Penghasilan Badan tersebut adalah pembayaran acquisition cost kepada Asamera, yang atas koreksi tersebut telah diajukan banding. bahwa sebagaimana dijelaskan di atas, koreksi Pajak Penghasilan Pasal 26 atas laba setelah pajak berasal dari koreksi biaya acquisition cost, yang menurut Terbanding merupakan biaya yang tidak dapat dikurangkan, sedangkan menurut Pemohon Banding biaya tersebut dapat dikurangkan untuk menghitung Pajak Penghasilan Badan, penjelasan lebih lanjut mengenai alasan koreksi dari Terbanding dan alasan banding Pemohon Banding, mengenai perlakuan biaya tersebut adalah sebagaimana dalam Surat Banding Pajak Penghasilan Badan Pemohon Banding. bahwa berdasarkan Surat Banding Pemohon Banding tersebut, biaya acquisition cost tersebut seharusnya dapat dikurangkan, sehingga laba setelah pajak tidak perlu dikoreksi lagi, untuk itu, Pemohon Banding tidak dapat

4 menerima koreksi fiskal laba setelah pajak yang dihitung berdasarkan tidak diakuinya pembebanan biaya acquisition cost. bahwa menurut Pemohon Banding, pembayaran Asamera yang dilakukan Pemohon Banding kepada Asamera dan Benedum merupakan "acquisition cost" untuk pengolahan hak di KPS Blok B oleh Pemohon Banding, hal ini merupakan bagian dari pertimbangan yang tertuang dalam Farm-In Agreement Tahun 1968 dimana Pemohon Banding diwajibkan untuk membayar Asamera dan Benedum untuk memperoleh interest di KPS Blok B dan hak produksi. bahwa pembayaran Asamera adalah beban yang dikeluarkan oleh Pemohon Banding untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dari KPS Blok B, oleh karenanya merupakan biaya yang dapat dikurangkan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan. bahwa perlakuan Perpajakan atas pembayaran Asamera tersebut adalah telah sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan (Undang-undang Pajak Penghasilan 1984), dimana menganut prinsip "taxability-deductibility", prinsip Taxability diterapkan kepada Asamera/ Benedum, sebagai objek penghasilan yang dikenakan pajak, prinsip deductibility diterapkan oleh Pemohon Banding sebagai pihak yang mengeluarkan biaya atas transaksi tersebut sebagai pengurang dalam perhitungan pajak. bahwa menurut Pemohon Banding, pembayaran ke Asamera tersebut bukan merupakan penghasilan bagi Pemohon Banding karena Pemohon Banding tidak mendapat kemampuan tambahan ekonomis dari pembayaran tersebut. bahwa sedangkan berdasarkan kontrak tersebut, Pemohon Banding tidak akan pernah menerima sebagian hasil produksi Blok B tersebut dalam bentuk apapun sehingga tidak ada tambahan kemampuan ekonomis bagi Pemohon Banding, oleh karenanya tidak seharusnya pembayaran Asamera tersebut menjadi penghasilan Pemohon Banding. bahwa sesuai dengan Farm-In Agreement Tahun 1968, Pemohon Banding diwajibkan untuk melakukan pembayaran Asamera kepada Asamera/ Benedum berdasarkan hasil penjualan (sales proceeds) dari produksi KPS Blok B, dengan adanya hak Asamera/Benedum menerima bagian dari hasil penjualan (sales proceeds) yaitu dalam bentuk pembayaran Asamera dari KPS Blok B, maka jelas bahwa pihak tersebut adalah yang menerima kemampuan tambahan ekonomis dari pembayaran tersebut, adanya kewajiban Pemohon Banding untuk melakukan pembayaran Asamera kepada Asamera/Benedum, maka Pemohon Banding tidak dapat menerima kemampuan tambahan ekonomis yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Pemohon Banding, oleh karenanya, pembayaran Asamera tersebut tidak seharusnya dimasukkan sebagai penghasilan Pemohon Banding. bahwa Majelis melakukan pemeriksaan terhadap Laporan Pemeriksaan Pajak, Kertas Kerja Pemeriksaan, Laporan Penelitian Keberatan, diketahui berdasarkan Laporan Hasil Audit BPKP atas Kontrak Bagi Hasil pada Kontraktor Minyak dan Gas Bumi terhadap Pemohon Banding B-Block tahun buku 2004 Nomor: LHA-5265/PW30/4/2005 tanggal 29 Desember 2006, diketahui terdapat kekurangan pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 26 Final Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2004 sebesar USD 210, ( Rp ,00), sesuai Pasal 13 ayat (1) huruf a dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali

5 diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Satu menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 23/26 Final Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2004 Nomor: 00001/245/04/091/09 tanggal 7 Desember 2009 berdasarkan Laporan Penelitian Nomor: Lappen- 156/WPJ.19/KP.0108/2009 tanggal 2 Desember bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis tersebut di atas, sesuai penjelasannya koreksi atas biaya royalti kepada Asamera karena hal-hal sebagai berikut: - pembayaran imbalan berupa persentase hasil produksi yang terjual kepada Asamera Oil Indonesia Ltd (Asamera) sebesar USD 1,136,000.00, - tidak diakui sebagai biaya dalam perhitungan Pajak Penghasilan Badan (dikoreksi positif), karena merupakan kegiatan di luar Kontrak Production Sharing, - Surat Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor: S-4513/LK/1999 tanggal 08 November 1999 menyatakan bahwa pembayaran imbalan pengalihan wilayah kerja pertambangan B Block kepada Asamera Bennedum Trees/Kerr Mc Gee tidak dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam Taxable Income, - hal ini juga ditegaskan oleh Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor: S- 74/PJ.33/1996 tanggal 15 April 1996 yang menyatakan sebagai berikut: (1) Sesuai Exhibit C Perjanjian KPS dengan Pertamina, pengoperasian wilayah Blok B dari Asamera Oil Indonesia Ltd merupakan kegiatan di luar Kontrak Production Sharing, oleh karena itu pemberian imbalan berupa presentase hasil produksi yang terjual tidak boleh dibebankan baik sebagai biaya (cost recovery), maupun untuk perhitungan pajak Kontraktor Production Sharing, (2) Oleh karena Pemohon Banding masih membebankan imbalan kepada Asamera Oil Indonesia Ltd sebagai biaya dalam perhitungan pajaknya, maka terdapat kekurangan dalam pembayaran PPs dan PBDR. bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis tersebut di atas, koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 26 Final sebesar Rp ,00 atas Laba Usaha setelah dikurangi pajak, terkait dengan sengketa banding Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2004 yaitu koreksi atas Pengurang Penghasilan Bruto berupa pembayaran Royalty atau pembayaran imbalan kepada Asamera sebesar Rp ,00. bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis tersebut di atas, koreksi atas biaya sebesar Rp ,00 yang merupakan pembayaran imbalan kepada Asamera berdasarkan Laporan Hasil Audit yang dilakukan oleh BPKP, dimana BPKP berpendapat bahwa uang penggantian tersebut seharusnya tidak dapat dibebankan sebagai cost recovery maupun sebagai pengurang taxable income dalam menghitung kewajiban PPs/PBDR. bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis tersebut di atas, menurut Pemohon Banding pembayaran Asamera adalah beban yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dari KPS Blok B, oleh karenanya merupakan biaya yang dapat dikurangkan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan, dan menurut Pemohon Banding pembayaran ke Asamera tersebut bukan merupakan penghasilan bagi Pemohon Banding karena Pemohon Banding tidak mendapat kemampuan tambahan ekonomis dari pembayaran tersebut. bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis tersebut di atas, timbulnya pembayaran Asamera adalah sebagai berikut: kronologis

6 - bahwa tanggal 1 September 1961 Asamera Oil Indonesia Ltd, Benedum- Trees Oil Caompany, dan Union Texas Indonesia, Ltd (selanjutnya disebut Asamera) mengikat kontrak dengan Permina untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi di Blok A Sumatera Utara, yang diperluas menjadi Blok B, - bahwa berdasarkan agreement tanggal 16 Juli 1968, Asamera Oil Indonesia Ltd, Benedum-Trees Oil Company, dan Union Texas Indonesia, Ltd mengalihkan hak kepada Pemohon Banding, - bahwa atas pengalihan hak tersebut, Pemohon Banding wajib membayar USD 3,000, dan USD per barrel untuk produksi minyak minas dan USD 0.04 per barrel untuk produksi minyak rantau, pembayaran dilakukan secara periodik sampai dengan Kontrak Bagi Hasil selesai, - bahwa Kontrak Bagi Hasil antara Pemohon Banding dengan Pertamina kemudian diperpanjang dan ditandatangani pada tanggal 6 Juli 1989 dengan kontrak mulai efektif tanggal 4 Oktober 1998 sampai dengan 3 Oktober bahwa atas pendapat Pemohon Banding pembayaran Asamera bukan penghasilan bagi Pemohon Banding Terbanding berpendapat: - bahwa ayat 2 Perjanjian Pengalihan Blok B disebutkan bahwa sesuai ayat I.B. 2 dan 3, Penjual setuju untuk menjual, memindahkan, menyerahkan dan mengalihkan dan Pembeli setuju untuk membeli semua hak, hak kepemilikan dan kepentingan Penjual dalam, pada dan menurut Perjanjian Sumatra B berdasarkan syarat-syarat dan kondisi yang tercantum dalam Perjanjian ini,..., - bahwa minyak dan gas dari Kontrak Bagi Hasil di Blok B (sesuai dengan porsi KPS) sepenuhnya milik Pemohon Banding dan pembayaran Pemohon Banding kepada Asamera Oil Ltd bukan merupakan bentuk adanya kepemilikan Asamera Oil Ltd atas Blok B, - bahwa berdasarkan ayat V B.1 Perjanjian Pengalihan Blok B, pembayaran kepada Asamera Oil Ltd tidak dapat terpisahkan dari ayat V.A yang hanya merupakan cara pembayaran atas pengalihan hak atas Blok B tersebut sehingga bukan sebagai adanya kepentingan ekonomis dari Penjual atas Blok B, - bahwa dengan demikian pernyataan Pemohon Banding bahwa Asamera Oil Ltd tetap mempertahankan kepentingan ekonomisnya di dalam KBH Blok B adalah tidak benar. bahwa atas pendapat Terbanding di atas, Pemohon Banding berpendapat: - bahwa Perjanjian Pengalihan 1968 harus dibaca dan dimengerti dalam konteks perjanjian secara menyeluruh, - bahwa sesuai dengan Perjanjian Pengalihan 1968 antara Penjual dan Pemohon Banding, "Penjual setuju untuk menjual, mengalihkan dan menyerahkan dan Pembeli setuju untuk membeli seluruh hak, title dan kepentingan Penjual di dalam, kepada dan di bawah Perjanjian Sumatra B dengan syarat dan ketentuan berdasarkan Perjanjian ini, bebas dari seluruh kepentingan-kepentingan atau pembebanan-pembebanan lain...", - bahwa penyerahan hak atas Blok B harus mengikuti ketentuan di dalam Perjanjian, yaitu Penjual mempertahankan haknya untuk memperoleh penghasilan dari produksi Blok B di masa depan sehingga Penjual mempertahankan secara kontraktual berdasarkan Perjanjian Pengalihan 1968, sehingga pembayaran tersebut tidak menjadi objek pajak Pemohon Banding berdasarkan Pasal 4 Undang-undang Pajak Penghasilan karena jumlah tersebut tidak meningkatkan kemampuan ekonomis Pemohon Banding, pendapat Terbanding bahwa Penjual tidak memiliki kepentingan ekonomis terhadap Blok B adalah tidak benar, karena jelas-jelas ada hak yang dipertahankan oleh Penjual berdasarkan Perjanjian Pengalihan 1968.

7 bahwa atas pendapat Pemohon Banding pembayaran Asamera bukan penghasilan bagi Pemohon Banding Majelis berpendapat sesuai dengan Perjanjian Pengalihan 1968 pembayaran Asamera bukan merupakan bentuk adanya kepentingan ekonomis (kepemilikan) Asamera atas Blok B karena hanya merupakan bentuk pembayaran atas pengalihan hak atas Blok B; bahwa atas pendapat Pemohon Banding pembayaran kepada Asamera merupakan Biaya yang dapat dikurangkan Terbanding berpendapat: - bahwa butir 4 Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor: S-74/PJ.33/1996 tanggal 15 April 1996 menyatakan bahwa sesuai dengan exhibit C perjanjian KPS bahwa pengoperan wilayah Blok B dari Asamera adalah merupakan kegiatan di luar kontrak production sharing, oleh karena itu pemberian imbalan berupa persentase hasil produksi yang terjual tidak boleh dibebankan baik sebagai biaya operasi (recovery cost) maupun untuk perhitungan pajak kontraktor kontrak production sharing, - bahwa Pemohon Banding sebagaimana telah dicatat dalam persidangan, telah menyatakan bahwa pembayaran kepada Asamera atas pengalihan Blok B bukan merupakan bagian dari cost recovery sebagaimana diatur dalam Exhibit C Kontrak Bagi Hasil antara Pemohon Banding dengan Pemerintah Republik Indonesia, - bahwa butir 1 Surat Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor: S.4513/LK/1999 tanggal 8 November 1999 menyatakan bahwa berdasarkan Exhibit C perjanjian kontrak production sharing bahwa pengoperan wilayah blok B dari Asamera kepada Pemohon Banding adalah merupakan kegiatan di luar kontrak production sharing, dalam kontrak production sharing dinyatakan bahwa operating cost adalah semua biaya berkenaan dengan kegiatan eksplorasi, produksi, dan transportasi, dengan demikian pengeluaran-pengeluaran yang timbul dalam rangka pengoperan wilayah kerja tersebut merupakan beban yang harus ditanggung sendiri oleh kontraktor (Pemohon Banding) dari net income after tax dan tidak boleh dibebankan sebagai biaya operasi atau sebagai pengurang taxable income dalam perhitungan kewajiban kontraktor kontrak production sharing kepada pemerintah. bahwa atas pendapat Terbanding di atas Pemohon Banding berpendapat: - bahwa Terbanding tidak mencantumkan dan tidak memberikan acuan dasar hukum, baik Undang-undang Pajak Penghasilan maupun KBH Blok B, - bahwa Pasal 5.2(s) KBH Blok B mensyaratkan Pemohon Banding untuk: "membayar kepada Pemerintah Republik Indonesia Pajak Penghasilan termasuk pajak final terhadap keuntungan setelah pajak yang dikenakan kepadanya berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan Indonesia dan peraturan pelaksanaannya", - bahwa Pasal 6 ayat 1 (a) dari Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tanggal 31 Desember 1983 yang diubah oleh Undang-undang Nomor 17 tahun 2000 tanggal 2 Agustus 2000 tentang Pajak Penghasilan: "Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi (a) biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan...", - bahwa Pasal 5 ayat 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 458/KMK.012/1984 tanggal 21 Mei 1984 Tentang Tata Cara Perhitungan dan Pembayaran Pajak Penghasilan Yang terhutang oleh Kontraktor yang Mengadakan KBH dalam Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi dengan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 815/KMK.012/1985 tanggal 27 September 1985 ("PMK 458") Pasal 5 PMK 458 menyatakan bahwa: "untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak termaksud dalam Pasal 2, penghasilan bruto dikurangi dengan biaya-biaya untuk mendapatkan,

8 menagih dan memelihara penghasilan...", - Pemohon Banding adalah Bentuk Usaha Tetap berdasarkan Undangundang Pajak Penghasilan, berdasarkan Perjanjian Pengalihan 1968, Pemohon Banding memperoleh dari Penjual kepentingan terhadap KBH Blok B dan bagian dari pendapatan masa depan dari produksi Blok B, bahwa pembayaran Pemohon Banding kepada Penjual tersebut dilakukan untuk mendapatkan, menagih dan mempertahankan penghasilan dari Blok B, bahwa Pasal 6 ayat 1(a) dan 5(1) PMK 458 memberikan hak kepada Pemohon Banding untuk membiayakan pembayaran tersebut, karena Pemohon Banding telah memasukkan biaya tersebut di dalam pendapatan kotornya, kedua pasal dalam Undang-undang Pajak Penghasilan dan PMK 458 tersebut memperbolehkan Pemohon Banding untuk melakukan pemotongan terhadap jumlah yang dibayarkan Pemohon Banding kepada Penjual, - bahwa Exhibit C hanya mengatur tentang prosedur akuntansi dan mendefinisikan biaya yang dianggap sebagai biaya operasi dalam rangka ketentuan mengenai cost recovery, tidak ada yang menyatakan bahwa pengalihan Area Blok B merupakan kegiatan di luar KBH Blok B oleh karenanya, referensi Terbanding Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor: S- 74/PJ.33/1996 tanggal 15 April 1996 adalah membingungkan dan tidak didukung oleh Exhibit C KBH Blok B maupun Undang-undang Pajak Penghasilan, - bahwa meskipun pengalihan kepentingan atas KBH dari Penjual kepada Pemohon Banding adalah di luar KBH Blok B, Pemohon Banding tetap memiliki hak berdasarkan Pasal 6 ayat 1(a) Undang-undang Pajak Penghasilan dan 5 ayat (1) PMK 458 untuk mengurangkan pembayaran kepada Penjual karena Pemohon Banding telah memasukkan jumlah tersebut ke dalam perhitungan pendapatan kotornya dan Pemohon Banding diperbolehkan secara hukum untuk melakukan pengurangan tersebut demi menentukan penghasilan bersih kena pajaknya. bahwa atas pendapat Pemohon Banding pembayaran kepada Asamera merupakan biaya yang dapat dikurangkan Majelis berpendapat bahwa pembayaran kepada Asamera tidak boleh dibebankan sebagai pengurang dalam perhitungan penghasilan kena pajak karena pembayaran Asamera merupakan kegiatan diluar kontrak production sharing dan apabila dibebankan akan mempengaruhi kontrak bagi hasil. bahwa atas pendapat Pemohon Banding, apabila Pemohon Banding tidak diperbolehkan memperlakukan pembayaran Asamera sebagai biaya maka terjadi pengenaan pajak berganda Terbanding berpendapat bahwa pendapat Pemohon Banding mengenai kemungkinan adanya pengenaan pajak berganda tidak relevan dalam pembahasan sengketa, mengingat Kontrak Bagi Hasil yang menjadi dasar perhitungan Penghasilan Kena Pajak (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari penentuan proporsi 85:15) ditandatangani oleh kedua pihak yaitu Pemerintah Republik Indonesia melalui Pertamina dan Pemohon Banding (tidak melibatkan Asamera Oil Limited) sehingga pajak yang dikenakan oleh Terbanding kepada Asamera Oil Ltd tidak seharusnya menjadi alasan Pemohon Banding untuk menyatakan adanya pengenaan pajak berganda. bahwa atas pendapat Terbanding di atas Pemohon Banding berpendapat bahwa Terbanding bertindak diskriminatif terhadap Pemohon Banding dari para wajib pajak secara umum sehingga melanggar hukum Indonesia dan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda antara Indonesia dan Amerika Serikat. bahwa atas pendapat Pemohon Banding apabila Pemohon Banding tidak diperbolehkan memperlakukan pembayaran Asamera sebagai biaya maka terjadi pengenaan pajak berganda Majelis berpendapat bahwa perhitungan

9 perpajakan (Penghasilan Kena Pajak) Pemohon Banding sudah diatur secara tegas dan rinci dalam Kontrak Bagi Hasil (proporsi 85:15) yang merupakan perjanjian khusus antara Pemerintah Indonesia (Pertamina) dengan Pemohon Banding sedangkan pembayaran Asamera adalah diluar Kontrak Bagi Hasil, sehingga perlakuan perpajakannya harus mengikuti ketentuan Kontrak Bagi Hasil. bahwa atas pendapat Pemohon Banding "Uniformity Principle" tidak dapat menyangkal hak Pemohon Banding untuk melakukan pembebanan, Terbanding berpendapat: - bahwa Uniformity Principle adalah biaya-biaya dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak harus diartikan sama dengan biaya yang dihitung berdasarkan Kontak Bagi Hasil (yang diatur dalam Exhibit C), dengan demikian, cost of oil harus sama dengan cost of tax, atau biaya-biaya operasi yang boleh dibebankan (cost recoverable) menurut Kontak Bagi Hasil harus sama dengan biaya-biaya yang dibebankan untuk menghitung PPh (tax deductible), - bahwa dapat disimpulkan sesuai Exhibit C KPS, perjanjian pengalihan hak yang dibuat antara Pemohon Banding dengan Asamera bukan merupakan kegiatan yang termasuk dalam Kontrak Production Sharing, dengan demikian segala biaya yang timbul karenanya, tidak dapat dibebankan sebagai operating/recovery cost maupun sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak. bahwa atas pendapat Terbanding di atas Pemohon Banding berpendapat: - Uniformity principle bukanlah konsep hukum yang dikenal oleh Undangundang Pajak Penghasilan, bahwa konsep tersebut tidak mengecualikan biaya yang seharusnya diperbolehkan untuk dikurangkan berdasarkan Undangundang Pajak Penghasilan Pasal 6 ayat (1) a dan Pasal 5 ayat (1) PMK 458, - bahwa pembayaran dari Pemohon Banding kepada Penjual merupakan biaya Pemohon Banding dalam mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan Blok B, dan merupakan hak Pemohon Banding berdasarkan Pasal 6 ayat 1(a) Undang-undang Pajak Penghasilan dan Pasal 5 ayat (1) PMK 458 dalam memperhitungkan pendapatan kena pajaknya, bahwa atas pendapat Pemohon Banding tentang "Uniformity Principle" tidak dapat menyangkal hak Pemohon Banding untuk melakukan pembebanan, Majelis berpendapat bahwa Uniformity Principle adalah biaya-biaya dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak harus diartikan sama dengan biaya yang dihitung berdasarkan Kontak Bagi Hasil (yang diatur dalam Exhibit C), sehingga sesuai Exhibit C KPS, perjanjian pengalihan hak yang dibuat antara Pemohon Banding dengan Asamera bukan merupakan kegiatan yang termasuk dalam Kontrak Production Sharing, dengan demikian segala biaya yang timbul karenanya, tidak dapat dibebankan sebagai operating/recovery cost maupun sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak, 5) bahwa atas pendapat Pemohon Banding, meskipun pembayaran Asamera merupakan biaya yang dikurangkan, tidak ada kekurangan bagian Pemerintah Indonesia atas penghasilan dari kegiatan KBH Blok B, Terbanding berpendapat: - bahwa section VI 6.3 Kontrak Bagi Hasil mengatur bahwa atas sisa Minyak Mentah setelah dikurangi Frist Tranche Petroleum, kredit investasi dan biaya operasi, Pertamina berhak untuk mengambil 71,1538% dan Kontraktor berhak mengambil 28,8462%, - bahwa penentuan proporsi dalam Kontrak Production Sharing, kedua belah pihak sepakat dengan porsi 85:15, walaupun dalam Kontrak Production

10 Sharing tidak pernah disebutkan secara jelas angka 85:15 namun angka proporsi dalam KPS sebesar 71,1538% : 28,8462% adalah representasi sebenarnya dari proporsi 85:15, - bahwa pencantuman proporsi dalam KPS semata-mata untuk mengakomodasi tarif Pajak Penghasilan Badan yang diatur dalam Undang-undang domestik yang menjadi dasar penentuan perhitungan Pajak Penghasilan dalam kontrak KPS, - bahwa komposisi 85:15 tidak pernah berubah walaupun tax rate berubah sesuai Undang-undang yang dipergunakan oleh KPS, hal ini dapat terjadi karena proporsi sebagaimana tercantum Section VI 6.3 telah disesuaikan, - bahwa dengan dikurangkannya pembayaran acquisition cost atas Blok B (diluar cost recovery dan Kontrak Bagi Hasil) dengan sangat jelas akan mengurangi bagian Pemerintah Republik Indonesia yang berasal dari Pajak Penghasilan sehingga menjadi kurang dari 85%. bahwa atas pendapat Terbanding di atas Pemohon Banding berpendapat: - bahwa kedua pihak telah menyetujui proporsi 85:15 dalam KBH adalah tidak benar karena proporsi ini tidak disebutkan dalam KBH, - bahwa Terbanding tidak memperhitungkan pendapatan pajak yang dibayarkan oleh Penjual atas bagiannya dari hasil penjualan yang dipertahankan dari produksi Blok B kepada Pemerintah Indonesia, bahwa atas pendapat Pemohon Banding meskipun Pembayaran Asamera merupakan biaya yang dikurangkan, tetap tidak ada kekurangan bagian Pemerintah Indonesia atas penghasilan dari kegiatan KBH Blok B Majelis berpendapat walaupun dalam Kontrak Production Sharing tidak disebutkan secara jelas angka 85:15 namun angka proporsi dalam Kontrak Production Sharing sebesar 71,1538% : 28,8462% pada kontrak bagi hasil tahun dan 34,0909% : 65,9091% pada kontrak adalah representasi sebenarnya dari proporsi 85:15 dan jika pembayaran Asamera dikurangkan maka akan mengurangi bagian Pemerintah Republik Indonesia yang berasal dari Pajak Penghasilan sehingga menjadi kurang dari 85%. 6) bahwa atas S-74/PJ.33/1996 tanggal 15 April 1996 Pemohon Banding berpendapat: - bahwa surat tersebut meminta kepada Pemohon Banding untuk membetulkan Surat Pemberitahuan pajaknya untuk tahun , - bahwa Terbanding menagih pajak kepada Pemohon Banding yang terkait dengan pembayaran kepada Penjual tahun , kemudian Pemohon Banding membayar tagihan tersebut namun mengajukan banding, Surat Ketetapan Pajak tersebut dibatalkan sendiri oleh Terbanding dan Pengadilan Pajak membatalkan perkara tersebut dan memberikan pengembalian jumlah yang telah dibayarkan oleh Pemohon Banding, bahwa atas S-74/PJ.33/1996 tanggal 15 April 1996 Majelis berpendapat: - bahwa surat tersebut menegaskan Exhibit C perjanjian Kontrak Bagi Hasil menyatakan pengalihan wilayah blok B merupakan kegiatan di luar Kontrak Bagi Hasil dan oleh karena itu pembayaran kepada Penjual tersebut tidak dapat dibebankan baik sebagai biaya operasi (recovery cost) maupun untuk penghitungan pajak kontraktor Production Sharing dan meminta kepada Pemohon Banding untuk membetulkan Surat Pemberitahuan pajaknya untuk tahun , - bahwa Majelis berpendapat S-74/PJ.33/1996 tanggal 15 April 1996 telah sesuai dengan isi dari Kontrak Bagi Hasil yang sudah ditandatangani antara Pemohon Banding dengan Pemerintah Indonesia, bahwa Majelis berkesimpulan: - bahwa perjanjian Kontrak Production Sharing yang meliputi Blok B adalah perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemohon Banding tanpa melibatkan Asamera Oil Ltd,

11 - bahwa pembagian antara Pemerintah Indonesia dengan Pemohon Banding termasuk perpajakannya sudah diatur secara rinci dalam perjanjian Kontrak Production Sharing (85%:15% setelah pajak), - bahwa pembayaran Pemohon Banding kepada Asamera adalah kegiatan diluar perjanjian Kontrak Production Sharing dan jika pembayaran Asamera dibiayakan Pemohon Banding akan mempengaruhi perjanjian Kontrak Production Sharing. bahwa koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 26 Final sebesar Rp ,00 atas Laba Usaha setelah dikurangi pajak, terkait dengan sengketa banding Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2004 yaitu koreksi atas Pengurang Penghasilan Bruto berupa pembayaran Royalty atau pembayaran imbalan kepada Asamera sebesar Rp ,00. bahwa selanjutnya Majelis berpendapat oleh karena koreksi Terbanding atas pembayaran Asamera sudah sesuai dengan perjanjian Kontrak Production Sharing, maka koreksi Terbanding atas Pengurang Penghasilan Bruto Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2004 sebesar Rp ,00 tetap dipertahankan, dengan demikian koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 26 Final sebesar Rp ,00 atas Laba Usaha setelah dikurangi pajak, juga tetap dipertahankan. bahwa oleh karena hasil pemeriksaan dalam persidangan menolak banding Pemohon Banding, maka Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak untuk menolak banding Pemohon Banding sehingga perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 26 Final Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2005 yang masih harus dibayar menjadi sebagai berikut: Uraian Pemohon (Rp) Terbanding (Rp) Majelis (Rp) Koreksi yang dikabulkan (Rp) Dasar Pengenaan Pajak , , , PPh Pasal 26 yang terutang , , , Kredit Pajak , , , Pajak yang tidak/kurang bayar , , Sanksi Administrasi: -Bunga Pasal 13 ayat (2) KUP , , Jml PPh Pasal 26 yg masih hrs dibayar , , Memperhatikan Mengingat : Surat Banding, Surat Uraian Banding, Surat Bantahan, hasil pemeriksaan dan pembuktian dalam persidangan serta kesimpulan Majelis tersebut a quo. : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak. 2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undangundang Nomor 16 Tahun Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun Peraturan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan sengketa ini. Memutuskan : Menyatakan menolak banding Pemohon Banding atas Surat Keputusan Terbanding Nomor: KEP-612/WPJ.19/BD.05/2010 tanggal 22 November 2010, tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 26 Final Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2004 Nomor: 00001/245/04/091/09 tanggal 7 Desember 2009.

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : Koreksi positif atas Biaya Usaha Lainnya berupa Biaya yang dikoreksi

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36766/PP/M.XII/99/2012

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36766/PP/M.XII/99/2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36766/PP/M.XII/99/2012 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah, Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap gugatan terhadap

Lebih terperinci

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.611/PP/M.XB/99/215 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 212 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Keputusan Tergugat

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah, pos Penghasilan Luar Usaha

Lebih terperinci

Pajak Perusahaan Migas dan Traktat Pajak Kenapa Ribut?

Pajak Perusahaan Migas dan Traktat Pajak Kenapa Ribut? Pajak Perusahaan Migas dan Traktat Pajak Kenapa Ribut? Benny Lubiantara Agustus 2011 Beberapa bulan yang lalu, kita melihat di mass media isu mengenai masalah pembayaran pajak perusahaan minyak. Karena

Lebih terperinci

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding Direktori : PUT.46543/PP/M.XII/12/2013 Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.42727/PP/M.I/15/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Pajak Penghasilan Badan : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak : Put-41148/PP/M.XIII/15/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak : Put-41148/PP/M.XIII/15/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007 Putusan Pengadilan Pajak : Put-41148/PP/M.XIII/15/2012 Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi atas Koreksi Penghasilan

Lebih terperinci

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.544,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/PMK.02/2012 TENTANG TATA CARA PENYETORAN DAN PELAPORAN PENERIMAAN NEGARA DARI KEGIATAN USAHA HULU MINYAK

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak : PUT.43780/PP/M.XII/13/2013. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak : PUT.43780/PP/M.XII/13/2013. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2007 Putusan Pengadilan Pajak : PUT.43780/PP/M.XII/13/2013 Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

1. Koreksi atas Jasa Audit sebesar Rp ,00 2. Koreksi atas Rebate Target Sales sebesar Rp ,00 Rp

1. Koreksi atas Jasa Audit sebesar Rp ,00 2. Koreksi atas Rebate Target Sales sebesar Rp ,00 Rp Putusan : Put-44878/PP/M.V/12/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Dasar

Lebih terperinci

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN TAHUN PAJAK PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BAGI KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA MIGAS

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN TAHUN PAJAK PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BAGI KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA MIGAS LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-28/PJ/2011 TENTANG : BENTUK DAN ISI SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI BIDANG USAHA HULU

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP KONTRAK PRODUCTION SHARING. Oleh: KUSWO WAHYONO

PRINSIP-PRINSIP KONTRAK PRODUCTION SHARING. Oleh: KUSWO WAHYONO PRINSIP-PRINSIP KONTRAK PRODUCTION SHARING Oleh: KUSWO WAHYONO 1 PRODUCTION SHARING CONTRACT Produksi setelah dikurangi cost recovery dibagi antara Pemerintah dan Kontraktor berdasarkan suatu persentase

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah gugatan terhadap Keputusan Tergugat Nomor

Lebih terperinci

2. - Koreksi negatif atas biaya JHT (Rp ,00)

2. - Koreksi negatif atas biaya JHT (Rp ,00) Putusan Nomor : Put.73686/PP/M.XVIIIA/10/2016 Jenis Pajak : PPh Pasal 21 Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah koreksi positif Terbanding

Lebih terperinci

Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut:

Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut: Putusan Nomor : Put- 87938/PP/M.XVIB/25/2017 Jenis Pajak : PPh Final Pasal 4 ayat (2) Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : Ralat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.37529/PP/M.XIII/15/2012 tanggal 23 April 2012

Pokok Sengketa : Ralat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.37529/PP/M.XIII/15/2012 tanggal 23 April 2012 Putusan Pengadilan Pajak : Put-37529.R/PP/M.XIII/15/2013 Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Masa/Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : Ralat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.37529/PP/M.XIII/15/2012

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan, perhitungan,dan pembahasan terhadap perhitungan pajak penghasilan yang dilakukan oleh Kondur Petroleum

Lebih terperinci

A. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008

A. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.40623/PP/M.XVI/15/2012

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.40623/PP/M.XVI/15/2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.40623/PP/M.XVI/15/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 32/PJ/2013 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 32/PJ/2013 TENTANG Menimbang : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 32/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PEMBEBASAN DARI PEMOTONGAN DAN/ATAU PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK YANG DIKENAI PAJAK PENGHASILAN

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT108077.16/2013/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2013 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 533/KMK.04/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 533/KMK.04/2000 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 533/KMK.04/2000 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBUKUAN DALAM BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH SERTA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN MENTERI

Lebih terperinci

2015, No dan Gas Bumi kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebagaimana ditetapkan dalam Pera

2015, No dan Gas Bumi kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebagaimana ditetapkan dalam Pera No.482, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Usaha. Hulu Minyak Bumi. Gas Bumi. Penghitungan Pajak Penghasilan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PMK.03/2015

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan : Put /PP/M.II/13/2012. Jenis Pajak : PPh Pasal 26. Masa/Tahun Pajak : 2003

Putusan Pengadilan : Put /PP/M.II/13/2012. Jenis Pajak : PPh Pasal 26. Masa/Tahun Pajak : 2003 Putusan Pengadilan : Put. 40792/PP/M.II/13/2012 Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Pasal 26 Masa/Tahun Pajak : 2003 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Objek PPh Pasal 26 Masa

Lebih terperinci

OPTIMALISASSI PENERIMAAN PPh MIGAS

OPTIMALISASSI PENERIMAAN PPh MIGAS OPTIMALISASSI PENERIMAAN PPh MIGAS 1. Perkembangan Penerimaan PPh Migas Dasar penerimaan migas adalah Kontrak Kerja Sama (KKS). Dalam KKS diatur bahwa Kontraktor wajib melakukan pembayaran pajak-pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan galian itu, meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi ( Migas ), batubara,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

1. Koreksi positif dividen sebesar Rp , Koreksi positif sewa mesin sebesar Rp ,00;

1. Koreksi positif dividen sebesar Rp , Koreksi positif sewa mesin sebesar Rp ,00; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : 51610/PP/M.XVIIIB/12/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : : Put-44250/PP/M.VIII/16/2013 Maia Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN JLN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : Menurut Terbanding

Lebih terperinci

Ringkasan ; Media Briefing Penyimpangan Penerimaan Migas, ICW; Kamis, 19 Juni 2008

Ringkasan ; Media Briefing Penyimpangan Penerimaan Migas, ICW; Kamis, 19 Juni 2008 Ringkasan ; Media Briefing Penyimpangan Penerimaan Migas, ICW; Kamis, 19 Juni 2008 Latar Belakang : 1. Defisit Neraca APBN tiap tahun serta kenaikan harga BBM. Disisi lain indonesia masih menghasilan minyak

Lebih terperinci

: bahwa Undang-undang PPN mengatur/memerintahkan Menteri Keuangan (bukan PP) untuk:

: bahwa Undang-undang PPN mengatur/memerintahkan Menteri Keuangan (bukan PP) untuk: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.36258/PP/M.IV/99/2012 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Penghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang

Lebih terperinci

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-50514/PP/M.XIA/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT- 58582/PP/M.VIB/12/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPh Badan Perbedaan dalam pengakuan pendapatan dan beban antara perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pokok Sengketa Antara Wajib Pajak dengan Direktorat Jenderal Pajak

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pokok Sengketa Antara Wajib Pajak dengan Direktorat Jenderal Pajak BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pokok Sengketa Antara Wajib Pajak dengan Direktorat Jenderal Pajak Sumber sengketa antara Wajib Pajak dengan Direktorat Jenderal Pajak adalah bagaimana cara menginterprestasikan

Lebih terperinci

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi. Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Setiap entitas selalu berusaha agar entitas dapat

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan

Lebih terperinci

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah : Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put.53311/PP/M.XVIIIB/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Penerbitan Surat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.14, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Perpajakan. Pembetulan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMBETULAN DENGAN

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa nilai sengketa terbukti dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak : PUT.36991/PP/M.X/15/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak : PUT.36991/PP/M.X/15/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007 Putusan Pengadilan Pajak : PUT.36991/PP/M.X/15/2012 Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Penghasilan Neto Tahun

Lebih terperinci

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2 I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya

Lebih terperinci

Putusan : Put.42956/PP/M.XI/25/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Pasal 4 ayat 2 final. Tahun Pajak : 2002

Putusan : Put.42956/PP/M.XI/25/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Pasal 4 ayat 2 final. Tahun Pajak : 2002 Putusan : Put.42956/PP/M.XI/25/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Pasal 4 ayat 2 final Tahun Pajak : 2002 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi positif Dasar Pengenaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PMK.03/2013 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBETULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PMK.03/2013 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBETULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.hukumonline.com PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PMK.03/2013 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBETULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017. Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017. Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam Gugatan ini adalah

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar Rp

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar Rp Putusan Nomor : 80394/PP/M.IIA/15/2017 Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-108209.16/2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.946, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pembayaran PPh. Tata Cara Pemotongan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.011/2011 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1982 TENTANG KEWAJIBAN DAN TATA CARA PENYETORAN PENDAPATAN PEMERINTAH DARI HASIL OPERASI PERTAMINA SENDIRI DAN KONTRAK PRODUCTION SHARING PRESIDEN

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-46759/PP/M.I/16/2013. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-46759/PP/M.I/16/2013. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-46759/PP/M.I/16/2013 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi

Lebih terperinci

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi Terbanding

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT- 49617/PP/M.XIII/16/213 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Dalam melakukan penafsiran dalam klausul PSC tentang tarif Branch

BAB V PENUTUP. 1. Dalam melakukan penafsiran dalam klausul PSC tentang tarif Branch BAB V PENUTUP V.1 KESIMPULAN Dari uraian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam melakukan penafsiran dalam klausul PSC tentang tarif Branch Profit Tax

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Selain mendapat imbalan atas jasa pelaksanaan konstruksi yang diberikan, PT

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor. : Put.47389/PP/M.X/99/2013. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak Nomor. : Put.47389/PP/M.X/99/2013. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.47389/PP/M.X/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Tergugat Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBALIKAN DAN PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBALIKAN DAN PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

Lebih terperinci

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00);

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00); Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62435/PP/M.VIIIA/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

Menimbang, bahwa hasil pembahasan tiap pokok sengketa adalah sebagai berikut: Penjualan ke PT FKS Multi Agro Tbk. sebesar Rp

Menimbang, bahwa hasil pembahasan tiap pokok sengketa adalah sebagai berikut: Penjualan ke PT FKS Multi Agro Tbk. sebesar Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.57329/PP/M.XVIIIB/15/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding sebesar

Lebih terperinci

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Terbanding

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang

2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang No.118, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. BIAYA OPERASI. PPH. Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6066)

Lebih terperinci

PER - 48/PJ/2009 TATA CARA PEMBETULAN KESALAHAN TULIS, KESALAHAN HITUNG, DAN/ATAU KEKELIRUAN PENERAP

PER - 48/PJ/2009 TATA CARA PEMBETULAN KESALAHAN TULIS, KESALAHAN HITUNG, DAN/ATAU KEKELIRUAN PENERAP PER - 48/PJ/2009 TATA CARA PEMBETULAN KESALAHAN TULIS, KESALAHAN HITUNG, DAN/ATAU KEKELIRUAN PENERAP Contributed by Administrator Monday, 07 September 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43787/PP/M.XVI/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

AGEN LPG 3KG DAN ASPEK PERPAJAKANNYA KPP PRATAMA JEMBER

AGEN LPG 3KG DAN ASPEK PERPAJAKANNYA KPP PRATAMA JEMBER AGEN LPG 3KG DAN ASPEK PERPAJAKANNYA KPP PRATAMA JEMBER Latar Belakang Perpres /No.104/2007 tentang Konversi Minyak Tanah ke Gas LPG dimulai pada Tahun 2007. Surat Edaran HISWANA MIGAS yang menyatakan

Lebih terperinci

Kebijakan Perpajakan Terkait Importasi Barang Migas KKKS

Kebijakan Perpajakan Terkait Importasi Barang Migas KKKS Kebijakan Perpajakan Terkait Importasi Barang Migas KKKS Persen Kontribusi thp Pen Dom & Harga Minyak US$ per Barel Produksi Minyak Bumi ribu BOPD PERAN MIGAS DALAM APBN 100 1800 90 80 1600 70 60 1400

Lebih terperinci

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK Berdasarkan litelatur perpajakan dan KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN yang saya baca, kemungkinan pengembalian pajak lebih banyak diberikan kepada wajib pajak secara perorangan

Lebih terperinci

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72332/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : Gugatan Pajak : bahwa nilai sengketa terbukti dalam gugatan

Lebih terperinci

Perpajakan Joint Operation Usaha Jasa Konstruksi

Perpajakan Joint Operation Usaha Jasa Konstruksi Perpajakan Joint Operation Usaha Jasa Konstruksi Priyanto Rustadi Pengantar Bentuk penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak Joint Operation dapat bermacam-macam, baik itu dari usaha, dari modal maupun

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak April sebesar Rp

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak April sebesar Rp Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put.55229/PP/M.IB/16/2014 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak

Lebih terperinci

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 : PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.56087/PP/M.XA/17/2014. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.56087/PP/M.XA/17/2014. Tahun Pajak : 2007 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.56087/PP/M.XA/17/2014 Jenis Pajak : Pajak Penjualan atas Barang Mewah Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa Menurut Terbanding: : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

Adjusment-Final Tree Up 2006 yang dicatat pada GL 2007 (Rp ,00) Adjusment-Final Tree Up 2007 yang dicatat pada GL 2008 Rp

Adjusment-Final Tree Up 2006 yang dicatat pada GL 2007 (Rp ,00) Adjusment-Final Tree Up 2007 yang dicatat pada GL 2008 Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.49499/PP/M.XIII/13/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi sengketa dalam banding ini adalah koreksi positif

Lebih terperinci

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72331/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak : bahwa yang menjadi sengketa

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.28914/PP/M.I/16/2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.28914/PP/M.I/16/2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.28914/PP/M.I/16/2011 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi sengketa dalam banding ini adalah koreksi Dasar Pengenaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Teknik dan Prosedur Pemeriksaan Laporan Keuangan yang disiapkan oleh PT. Dipta Adimulia adalah pencatatan komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014. Putusan Nomor : PUT-112135.16/2014/PP/M.VIB Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

PERSANDINGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN

PERSANDINGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN PERSANDINGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN PP 138 Tahun 2000 PP 94 Tahun 2010 Bab I Penghitungan Penghasilan Kena

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PMK.03/2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PMK.03/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI DAN PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN ATAS KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK YANG SEHARUSNYA TIDAK TERUTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL Oleh: Amanita Novi Yushita, SE amanitanovi@uny.ac.id *Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan

Lebih terperinci

1. Biaya Sea Transportation (Freight) USD48,308, Biaya Insurance USD 465, USD48,774,332.00

1. Biaya Sea Transportation (Freight) USD48,308, Biaya Insurance USD 465, USD48,774,332.00 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61168/PP/M.XVB/15/2015 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP) SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ. Putusan : Put-87868/PP/M.VA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.44159/PP/M.XII/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh 165 BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh PENGERTIAN SKB adalah Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh bagi WP yang memiliki Peredaran Bruto Tertentu, sama

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.12, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pengajuan. Penyelesaian Keberatan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2013 TENTANG TATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi. Ekplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, DAN/ATAU

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan tujuan utama adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.44530/PP/M.XV/15/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.44530/PP/M.XV/15/2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.44530/PP/M.XV/15/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci