PERSETUJUAN PEMBIMBING. Analisis Motivasi Belajar Siswa Administrasi Perkantoran. di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Jurnal Oleh : Wa Fani

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSETUJUAN PEMBIMBING. Analisis Motivasi Belajar Siswa Administrasi Perkantoran. di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Jurnal Oleh : Wa Fani"

Transkripsi

1 PERSETUJUAN PEMBIMBING Analisis Motivasi Belajar Siswa Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo Jurnal Oleh : Wa Fani Pembimbing I Pembimbing II Dra. Hj. Rena L. Madina, M.Pd NIP Irpan A. Kasan, S.Ag, M.Pd NIP Mengetahui Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Dra.Hj. Maryam Rahim, M.Pd NIP

2 ANALISIS MOTIVASI BELAJAR SISWA ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 GORONTALO Oleh: Wa Fani Pembimbing 1: Dra. Rena L. Madina, M.Pd Pembimbing II: Irpan A Kasan, S.Ag, M.Pd ABSTRAK Penelitian ini merupakan suatu kajian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa Aministrasi Perkantoran di SMK Negeri I Kota Gorontalo. Populasi dalam penelitian ini adalah khususnya siswa kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo, yang berjumlah 174 orang dan terdistribusi pada 3 kelas. Sampel pada penelitian ini adalah kelas XI AP1, AP3, dan AP4 dengan jumlah 87 orang. Sampel ini ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan instrument berupa angket dilengkapi dengan observasi. Hasil penelitian menujukan bahwa motivasi belajar siswa administrasi perkantoran SMK Negeri I Kota Gorontalo dengan tiga indikator, kehadiran dalam pembelajaran 87,75% dikategorikan tinggi, aktif dalam kegiatan belajar dengan mencapai 86,8% dikategorikan Sanggat tinggi, dan keterampilan dalam mengerjakan tugas 84% juga dikategorikan tinggi, jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa di SMK Negeri I Gorontalo, rata-rata berada pada kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian mengenai motivasi belajar siswa administrasi perkantoran di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo, maka pada bagian ini disajikan saran-saran kepada berbagai pihak untuk dapat termotivasi belajarnya siswa agar mendapatkan hasil yang kondusif: (a) Saran bagi guru pembimbing, Guru pembimbing hendaknya melakukan upaya untuk membangkitkan semangat siswa 2

3 untuk belajar yang kondusif kehadiran dalam pembelajaran, aktif dalam kegiatan belajar, keterampilan dalam mengerjakan tugas, (b) Saran bagi peneliti selanjutnya, Dalam pelaksanaan penelitian, dapat lebih memperhatikan instrument angket. Pengembangan instrument harus memperhatikan segi bahasa dari tiap butir pernyataan, sehingga dapat mengumpulkan data mengenai motivasi belajar siswa aministrasi perkantoran di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat meneliti motivasi belajar siswa dalam setiap kelas, karena penelitian ini hanya dilakukan khususnya kelas XI jurusan administrasi perkantoran, tentang motivasi belajar siswa, maka penelitian selanjutnya dapat dilakukan dalam motivasi belajar siswa aministrasi perkantoran di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Pada proses belajar ini, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Menurut Sardiman (1997: 57) bahwa Kemampuan seperti kemampuan koginitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam pembentukan sikap mental dan perilaku siswa, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilainilai, transfer of values. Oleh karena itu, guru tidak sekedar mengajar tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindakan nilai-nilai kepada siswanya. Dengan dilandasi nilai-nilai, siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktekan segala sesuatu yang sudah di pelajari. Keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran berbentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah di amati sampai kegitan yang sulit di matikan. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, menulis, meragakan dan mengukur. Sedangkan psikis seperti mengingat kembali isi pelajaran sebelumnya. Dalam rangka mengembangkan cita-cita belajar seorang siswa harus mampu mengoptimalisasi perasaan, pikiran perhatian, fantasi dan kemampuan yang lain tertuju pada belajar. Hal ini merupakan kesejajaran siswa dalam mengembangkan motivasi belajarnya. Seorang siswa akan belajar dengan utuh bila dia mampu memenuhi prinsip-prinsip dalam belajar seperti perhatian, keaktifan, keterlibatan langsung, kemauan dan ketekunan. Misalnya: siswa tidak semangat dalam belajar karena 3

4 pada saat pelajaran berlangsung guru membawakan materi begitu cepat, sehingga siswa tidak paham pada mata pelajaran tersebut. Berdasarkan hasil yang dilakukan pada saat pelaksanan PLKS Di SMK Negri I Kota Gorontalo, di peroleh informasi bahwa masih banyak siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Hal ini dapat di lihat pada perilaku siswa. Misalnya, siswa tidak semangat mengikuti pelajaran. Bolos tidak mengerjakan tugas yang di berikan guru, tidak mampu belajar sendiri dalam kelas. Bila tidak ada guru siswa hanya bermaian dan cenderung menunda waktu belajar. Perhatian siswa masih kurang, sebab siswa dalam menerima pelajaran tidak begitu maksimal sehingga malas berkomentar. Siswa sering tidak masuk sekolah, karena siswa sering datang terlambat dan jarang mengikuti apel pagi, dan tidak mengerjakan tugas meski siswa hanya mengharapkan pekerjaan orang lain. Dapat di katakan siswa yang rendah motivasi belajar sekitar 20% siswa, Dari berbagai pengalaman di sana selama mengikuti PLKS di SMK Negeri I Kota Gorontalo, Dari pemaparan diatas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berhubungan denagan permasalahan yang ada dengan formulasi judul Analisis Motivasi Belajar Siswa Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat di identifikasi beberapa permasalahan misalnya sebagai berikut: 1) Terdapat 20% siswa kelas XI motivasi belajarnya kurang maksimal. Dalam pembelajaran siswa kurang memiliki motivasi belajar. Siswa kurang efektif dalam mengerjakan tugas. Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu Bagaimana motivasi belajar siswa Administrasi Perkantoran di kelas XI di SMK Negeri I Kota Gorontalo? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat,baik manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis. Adapun manfaat penelitian ini 4

5 1. Bagi guru, diharapkan dapat dijadikan masukan untuk menganalisis motivasi serta memahami hal-hal yang perlu dilakukan dalam meningkatkan motivasi belajar. 2. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam meningkatkan kemauan dan ketekunan dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. 3. Bagi peneliti, diharapkan dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian dan dapat menjadi bahan bacaan agar dapat menambah referensi pengetahuan sehingga nantinya dapat membantu peneliti lain dalam melakukan penelitianny TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya yang penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Menurut Dimiyanti dan Mudjiono (2002:81) dapat mengemukakan bahwa motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal kesiapan, dapat berawal dari kata motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya pengger Dari pengertian yang dikemukakan Mc.Donald mengandung tiga elemen penting yaitu: 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi dalam sistem neurophysiological yang pada organisme manusia. 2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/feeling afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, efeksi dan emosi yang menentukan tingkah laku manusia. 3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu saksi, yakni tujuan, motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapai kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain dalam hal ini adalah tujuan. 5

6 Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang, sehingga tujuan yang dikehendakai oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Pengertian Motivasi Belajar Menurut Suriyabrata (1995:32) dalam motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual, peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Ibaratnya seseorang menghadiri suatu cerama tetapi ia tidak tertarik pada materi yang diceramakan. Seseorang yang tidak memiliki motivasi, kecuali karena paksaan. Seorang siswa yang memiliki inteligensi cukup tinggi, atau boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi. Adapun mengenai masalah motivasi belajar, menurut Purwantu ( 2012:19) dalam psikologi pendidikan, mengatakan bahwa teori-teori dalam motivasi siswa untuk belajar ada lima (5) teori, yaitu sebagai berikut : 1. Teori Hedonisme Hedonisme adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah adanya ungkapan bahwa semua akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya. 2. Teori Naluri Manusia telah mempunyai tiga nafsu pokok dalam hal ini disebut juga naluri, yaitu : 1. Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri. 2. Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri. 3. Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan atau mempertahankan jenis. 6

7 Untuk mengetahui koefisien korelasi yang diperoleh r diuji butir signifikan dengan membandingkan dengan r table. Bila r hitung > r table, maka nomor pernyataan tersebut valid. Untuk r table diperoleh nilai =0,195 karena jumlah sampel uji coba angket adalah 100 responden. Berdasarkan hasil pengolahan datapat diolah. 3. Teori Reaksi yang dipelajari (teori lingkungan kebudayaan) Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilakuh manusia tidak berdasarkan naluri, tetapi berdasarkan pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang yang hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pendidik akan memotivasi anak didiknya, pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang akan di didiknya. 4. Teori Daya Pendorong Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dengan teori reaksi yang dipelajari (teori lingkungan kebudayaan). Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Menurut teori ini, bila seorang pendidik ingin memotivasi anak didiknya, ia harus mendasarkan atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya. 5. Teori Kebutuhan Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan.teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu, menurut teori ini, apabila seseorang pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan seseorang yang akan dimotivasi 7

8 Menurut teori ini Abraham (dalam Maslow 2012/19), yang dikemukakan seorang pakar psikologi tersebut, bahwa Maslow menyatakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Pengolahan data Adapun obyek kegiatan yang mempunyai segala bentuk model tertentu yang ditetapkan segala penelitian untuk dipelajari dan dikembangkan, dengan kesimpulan (Sugiono, 2004: 76) dan seseorang mempunyai motivasi belajar karena didorong rasa ingin tahu, mencapai tujuan menamba pengetahuan. Menurut Siaging dan Sondang (2004:80) karena ingin mendapat pujian atau gancaran. dapat dikatakan sebagai motivasi, walaupun tidak selalu demikian, karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk pekerjaan ada kategori lima dalam motivasi belajar adalah sebagai berikut: a. Keinginan siswa dalam belajar. b. Perhatian siswa ketika menerima pelajaran dalam ruangan. c. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas. d. Ketekunan siswa dalam menjaga keamanan dalam kelas ketika sedang belajar. e. Kehadiran siswa dalam belajar. 8

9 Adapun anggota populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Aministrasi Perkantoran kelas XI Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo tahun ajaran 2013/2014. yang ada di jurusan administrasi perkantoran yang berjumlah 174 orang, Arikunto (1985: 92) mengemukakan bahwa sampel sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dengan demikian sampel merupakan bagian dari populasi yang dapat dianggap mewakili karakteristik dari seluruh populasi. mengatakan bahwa apabila jumlah sampel populasi kurang dari 100 sebaiknya diambil selurunya, dengan demikian penelitian menjadi populasi, jika lebih maka ditarik 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan pendapat tersebut serta memperhatikan jumlah anggota populasi penelitian, maka ditetapkan sampel penelitian ini berdasarkan 87 orang yang terdiri dari tiga kelas atau 20% dari jumlah populasi. Penarikan sampel dengan cara random sampling. Melalui program Ms. EXCEL. jumlah keseluruhan item pernyaraan adalah 48 item pernyataan setelah di uji melalui program Ms. EXCEL didapatkan 43 item pernyataan yang valid dan 5 item yang tidak valid yaitu terdapat pada nomor 8, 14, 16, 21, dan 22 Dapat dilihat pada lampiran uji validitas dan reabilitas dilampiran tiga dan empat Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini di maksudkan untuk menganalisis dan mendeskripsikan tentang motivasi belajar siswa adminisrtasi perkantoran di SMK Negeri 1 Gorontalo. Pengujian validitas instrumen penelitian ini menggunakan korelasi Pearson. Cara analisisnya dengan cara menghitung koefisien korelasi antara 9

10 masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pernyataan tersebut. Jadi berdasarkan hasil perhitungan relibilitas instrumen motivasi belajar siswa yang diuji coba dibandingkan dengan nilai r table n=100 dan taraf signifikan a = 0,04, adalah 0,195, maka nilai r hitung 0,78 > r tabel 0,195, perbandingan ini menujukan hasil yang signifikan dengan kata lain reliabilitas instrumen baik dan dapat dipercaya. c. Rumus Menentukan Presentase Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan meggunakan teknik analisis presentase, analisis dilakukan dengan melihat sebaran angket dari seluruh responden. Hasil sebaran anggket tersebut kemudian dipresentase dengan mengggunakan tabel frekuensi (presentase) dengan formulasi sebagai berikut: P= f x100 % n Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi masing-masing jawaban N = Jumlah responden, dan 100 = Bilangan tetap Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian data yang telah diperoleh dari hasil pengolahan angket tentang motivasi belajar siswa Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Gorontalo. Selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis persentase. Pembahasan Hasil analisis telah digambarkan tentang motivasi belajar siswa Aministrasi Perkantoran di SMK Negeri I Kota Gorontalo. Adapun di dalamnya terdapat beberapa indikator yang dapat diukur pula dengan menggunakan presentase yang dirata-rata sebagai berikut yaitu: 10

11 a. Indikator kehadiran dalam pembelajaran terdapat dalam beberapa deskriptor, adapun deskriptor tersebut terdapat dalam tiga bagian yaitu: Deskriptor tentang kehadiran siswa, deskriptor selalu terlambat, dan deskriptor tentang bolos sekolah. Adapun indikator dan deskriptor dengan nilai yang diproleh dalam kategori yang didapat adalah sebagai berikut: Indikator kehadiran dalam pembelajaran terdapat golongan tiga bagian yaitu: a). kehadiran siswa dalam ruangan kelas dapat dirata-ratakan terdapat 90%, sehingga berada pada kategori sangat tinggi. indikator ini terdiri dari empat pernyataan yang disabarkan kepada responden dan terdapat dua pernyataan yang dikategorikan sangat tinggi, dan terdapat pada dua pernyataan yang sangat rendah. b). Deskriptor selalu terlambat datang disekolah dapat pula dirata-ratakan 86,9%, sehingga berada pada kategori sangat tinggi dan indikator ini terdiri dari empat pernyataan juga disebarkan pada responden terdapat pula dua pernyataan yang dikategorikan sangat tinggi, dan dua pernyataan juga yang sangat rendah. c). Siswa bolos sekolah juga dirata-ratakan terdapat 85,7%, dapat dikategorikan sangat tinggi dan serta indikator ini juga terdiri dari dua penyataan yang tinggi, dan ada pernyataan yang terdiri dua pernyataan yang rendah, maka dari kesimpulan diatas dapat puka masih dikategorikan tentang kehadiran dalam pembelajaran siswa itu masih sangat tinggi. b. Indikator tentang aktif dalam kegiatan belajar, juga terdapat beberapa deskriptor yanitu, deskriptor yang pertama mengerjakan tugas dengan baik, deskriptor yang kedua menyelesaikan tugas dengan benar, dan yang ketiga deskriptor akibat adanya pembelajaran. Dari indikator dan deskriptor sehingga memperoleh nilai sebagai berikut: Indikator keaktifan dalam kegiatan belajar siswa terdapat juga golongan ada tiga baginya yaitu: 11

12 a) Deskriptor mengerjakan tugas dengan benar dapat dirata-ratakan 87,00%, dikategorikan sangat tinggi, dan tedapat dua pernyataan kategori yang sangat tinggi, dan dua pernyataan kategori yang sangat rendah. b) b), dan deskriptor yang menyelesaikan tugas dengan baik juga dapat dirata-ratakan 86,00%, juga dikategorikan sangat tinggi, dan itu terdapat dua pernyataan kategori yang tinggi, dan terdapat pula dua peryataan kategori yang lebih renda, c) Serta deskriptor akibat dengan adanya pembelajaran juga dirataratakan 86,25%, itu juga sangat tinggi, juga terdapat dua pernyataan kategori yang paling tinggi, dan ada pulan dua pernyataan kategorinya yang paling rendah. Maka itu dari kesismpulan diatas tentang keaktifan dalam kegiatan belajar masih kita analiskan masih sangat tinggi. c. Indikator dan deskriptor tentang keterampilan mengerjakan tugas, dan itu juga terdapat beberapa deskriptor yaitu yang pertama mengerjakan tugas dengan tepat waktu, deskriptor yang kedua menyelesaikan tugas dengan baik, dan deskriptor yang ketiga akibat dengan adanya pembelajaran. Dari indikator dan deskriptor tersebut juga memperoleh nilai sebagai nberikut yaitu: Indikator keterampilan dalam mengerjakan tugas terdapat golongan ada tiga bagian yaitu: a), Deskriptor mengerjakan tugas dengan tepat waktu, dapat dirataratakan 85,25%, maka dari itu kategorinya sangat tinggi, serta pernyataan terdapat dua kategori yang tinggi dan dua pernyataan yang rendah. b).deskriptor kesulitan dalam mengerjakan tugas juga dirata-ratakan terdapat 85%, juga sangat tinggi, dari pernyataan terdapat dua kategori yang tinggi, dan dua pernyataan kategorinya rendah. c), deskriptor kemampuan siswa dalam belajar dapat pula dirata-ratakan terdapat 82,83%, juga pada kategori sangat tinggi. Dan terdapat dua pernyataan yang tinggi, juga terdapat pernyataan yang paling rendah. 12

13 Hasil persentase rata-rata penelitian motivasi belajar siswa Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo berada pada kategori tinggi, dalam arti motivasi belajar siswa Aministrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo masih berada dalam kategori sangat tinggi. Hal ini didukung dengan hasil penyebaran angket yang telah dilakukan pada SMK Negeri 1 Kota Gorontalo menunjukan bahwa motivasi belajar siswa Aministrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 berada pada kategori sangat tinggi. Pada semua indikator dikategorikan tinggi karena guru yang ada disekolah tersebut sangat perduli dengan anak-anak sebagai pusat pelajar dengan baik. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif terhadap motivasi belajar siswa Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo dengan tiga indikator kehadiran dalam pembelajaran 87.75% dikategorikan tinggi, aktif dalam kegiatan belajar 86.8 % dikategorikan tinggi, dan ketrampilan dalam mengerjakan tugas 84 % dikategorikan tinggi. Jadi dapat ditarik keisimpulkan bahwa motivasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Gorontalo rata-rata masih berada pada kategori yang tinggi. Telah diuraikan bahwa terdapat motivasi belajar yang aktif pada SMK Negeri 1 Gorontalo. motivasi belajar yang baik akan menunjang tercapainya belajar yang sangat menengkan. Keberhasilan proses belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Motivasi belajar merupakan dorongan yang ada pada diri siswa untuk melakukan sustu tindakan. Besar kecilnya motivasi belajar banyak dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang lain. Menurut sardiman (2006: 37) motivasi belajar merupakan proses aktif dari subjek belajar untuk merekanstrusi makna sesuatu enta itu teks, kegiatan dialog belajar, pengalaman fisik dan lain-lain, belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki sehingga pengertian menjadi berkembang. 13

14 PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Gorontalo pada siswa khususnya kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran. Misalnya kelas XI Adnnistrasi Perkantoran 1, dan kelas X1 Administrasi Perkantoran 3, serta kelas XI Administrasi Perkantoran 4. Pada motivasi belajar siswa Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Gorontalo. Dengan indikator kehadiran dalam pembelajaran dengan deskriptor telah hadir dalam ruangan serta selalu terlambat dan juga bolos. Dan indikator aktif dalam kegiatan belajar, dengan deskriptor mengerjakan tugas dengan benar, serta menyelesaikan tugas dengan benar.juga akibat adanya pembelajaran. Serta indikator keterampilan dalam mengerjakan tugas, deskriptor mengerjakan tugas dengan tepat waktu, serta kesulitan dalam mengerjakan tugas, dan kemampuan siswa dalam belaajar. Dengan demikian dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa motivasi belajar siswa Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Gorontalo berada dalam motivasi yang aktif. Motivasi belajar tersebut berkaitan dengan kehadiraan dalam pembelajaran dengan rata-rata 87,75%. Dan aktif dalam kegiatan belajar juga dirata-ratakan 86,8%. Serta keterampilan dalam mengerjakan tugas terdapat ratarata 84% berada pada kategori tinggi, dan sedang. Artinya bahwa motivasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Gorontalo merupakan motivasi belajar siswa yang aktif, dapat pula dilaksanakan dengan komitmen belajar mengajar yang sangat baik. Kesimpulan Saran: Berdasarkan hasil penelitian dapat mengenai motivasi belajar siswa Administrasi Perkantoran SMK Negeri I Kota Gorontalo, pada bagian itu dapat disajikan saran-saran berbagai pihak untuk dapat menciptakan suasana belajaar yang sangat aktif. a. Saran Bagi Guru Pembimbing Guru pembimbing hendak melakukan suatu upaya-upaya untuk membangun motivasi belajar siswa yang aktif di sekolah baik kehadiran 14

15 dalam pembelajaran, aktif dalam kegiatan belajar, dan keterampilan dalam mengerjakan tugas. b. Saran sebagi Peneliti Selanjutnya Dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya dapat lebih memperhatikan instrumen yang akan di laksanakan. Pengembangan instrument harus memperhatikan segi bahasa dari tiap butir pernyataan, sehingga dapat mengumpulkan data mengenai motivasi belajar siswa Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menilai siswa yang sangat termotivasi belajar siswa dalam suasana belajar yang baik, di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. DAFTAR PUSTAKA Arikunto S,1995. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta. PT Jakarta: PT rineka cipta Budiningsih, Asri Belajar Dan Pembelajaran Rineka Cipta. Dimiyanti dan Mujiono,1999. Belajar Dan Pembelajaran, Bandung: PT Rineka Cipta Dimiyati dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran Jakart: PT Rineka Cipta Imran, ali Belajar Dan Pembelajaran PT. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya Mudjiono Belajar Dan Pembelajaran Jakarta: PT Rineka Cipta. Maslow Teori Motivasi Belajar Jakarta : PT Rineka Cipta Praitno dan Erman Anti Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Jakarta: Rineka Cipta Rusian Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Sardiman Interaksi Dan Motivasi Belajar Pembelajaran. Jakarta: PT rineka Cipta Siaging, Sondang Teori Motivasi Dan Aplikasinya Jakarta: PT Rineka Cipta. Sevila, 1993.Pengantar Metode Penelitian, jakarta. universitas indonesia 15

16 Slameto Belajar dan Faktor-Fakror Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Solvian,Hamjah Teori Motivasi Dan Aplikasinya, Gorontalo: Nurul Janah Sugiono, Suatu Pendekatan Penelitian, Jakarta. Rineka Cipta Sururiabrata, Belajar Dan Pembelajaran Jakarta: Raja Grovindo Persida Usman Motivasi Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Wingkel Psikologi pembelajaran. Jakarta : PT Gramedia 16

BAB II KAJIAN TEORITIS. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya yang penggerak dari dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya yang penggerak dari dalam BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1.Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya yang penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan untuk mahasiswa. Penelitian di laksanakan bulan Mei sampai Juni 2013

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan untuk mahasiswa. Penelitian di laksanakan bulan Mei sampai Juni 2013 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus pada Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah sekolah SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango,

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah sekolah SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah sekolah SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango, khususnya kelas VII.8 dan waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan 32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah sekolah SMK Negeri 1 Gorontalo, khususnya kelas X1 jurusan Administrasi Perkantoran Tahun Ajaran 2012/2013 dan waktu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga

III. METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian sebagai salah satu cara untuk memecahkan suatu masalah atau permasalahan yang dihadapi, memegang peranan penting dalam penelitian ilmiah.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian Metode penelitian yang saya gunakan disini adalah metode deskriftif yang bermaksud untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan bimbingan dan konseling pribadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM 1 HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI OLEH: TRYSNA INDAH UTAMA A1A112019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Kota Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Kota Gorontalo. 3.1. Waktu Penelitiaan Penelitian ini dilaksanakan selama 4

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT MEMILIH PRROGRAM KEAHLIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK

HUBUNGAN MINAT MEMILIH PRROGRAM KEAHLIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK 206 HUBUNGAN MINAT MEMILIH PRROGRAM KEAHLIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK Muhammad Fadhil 1, Bambang Darmawan 2, Maman Kusman 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta- fakta atau prinsipprinsip

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta- fakta atau prinsipprinsip BAB III METODE PENELITIAN Metode yaitu suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang pertama yaitu kelompok eksperimen dan yang kedua yaitu kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. yang pertama yaitu kelompok eksperimen dan yang kedua yaitu kelompok BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiono (2007:1) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam pelaksanaannya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian dilakukan di Sanggar Alam Sunyaragi Kota Cirebon. Alasan pemilihan lokasi menjadi tempat penelitian, adalah:

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI Oleh : JUFRI AFRIANTO ERA1D08043 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI FEBRUARI,

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK 1 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo Memin Day 1, Irina Popoi 2, Hj. Fitri Hadi Yulia Akib, 3 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional, 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional, karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara

Lebih terperinci

DINA FITMILINA A1A110053

DINA FITMILINA A1A110053 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI SOSIAL GURU EKONOMI DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 MUARA BUNGO ARTIKEL ILMIAH OLEH DINA FITMILINA A1A110053

Lebih terperinci

Alimuddin S Miru. Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Alimuddin S Miru. Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Alimuddin S Miru. Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009 HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT INSTALASI

Lebih terperinci

LIDYA MAKU Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling

LIDYA MAKU Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling 1 DESKRIPSI MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 TELAGA KABUPATEN GORONTALO LIDYA MAKU Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling Tuti Wantu, Irvan Usman ABSTRAK Lidya Maku, 2013. Deskripsi Minat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya di sekolah. Masalah ini cukup kompleks, bisa dilihat dari beragamnya faktor yang terlibat. Ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat pelaksanaan dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 9 Bandung yang beralamat di Jalan Semar No.5 Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE` PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitan yang meliputi:

BAB III METODE` PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitan yang meliputi: BAB III METODE` PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitan yang meliputi: A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Mohamad Ali (1984:120) mengemukakan bahwa : "Metode penelitian deskriptif digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 2 Gorontalo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 2 Gorontalo 0 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri Gorontalo 3.1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dalam menggunakan alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dalam menggunakan alat 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dalam menggunakan alat atau teknik tertentu untuk kepentingan suatu penelitian. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu suatu metode yang menggambarkan secara sistematis dan obyektif tentang Hubungan Lingkungan Keluarga

Lebih terperinci

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Belajar Siswa, Pembelajaran Matematika

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Belajar Siswa, Pembelajaran Matematika DESKRIPSI AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X DI SMA NEGERI I TIBAWA Nurain R. Ahmad, Ali Kaku, Perry Zakaria Jurusan Pendidikan Matematika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. 1 Sedangkan penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu 6 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi belajar Melakukan perbuatan belajar secara relatif tidak semudah melakukan kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk memperoleh gambaran secara sistematis dalam penguasaan pengetahuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. partisipasi politik masyarakat desa, pada bab ini peneliti akan menguraikan

III. METODE PENELITIAN. partisipasi politik masyarakat desa, pada bab ini peneliti akan menguraikan III. METODE PENELITIAN Pada Bab sebelumnya peneliti telah mengkerangkakan beberapa tinjauan pustaka dalam beberapa teori yang berkaitan dengan tingkat kepercayaan terhadap partisipasi politik masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga akan 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian sebagai salah satu cara untuk memecahkan suatu masalah atau permasalahan yang dihadapi, memegang peranan penting dalam penelitian

Lebih terperinci

3. Hasil dan Pembahasan

3. Hasil dan Pembahasan FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN DALAM PROSES BELAJAR MATA PELAJARAN JARINGAN KOMPUTER DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA Ridwan Danur Frehassangka PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap kegiatan penelitian, diperlukan langkah-langkah pengkajian untuk menentukan data yang valid. Penggunaan dari suatu metode itu sendiri harus juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian mengandung makna yang lebih luas menyangkut prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok sering dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling terutama pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok sering dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling terutama pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah SMK Negeri Gorontalo terutama pada layanan informasi, konseling individual, bimbingan kelompok

Lebih terperinci

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS 1 ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS by Yuda Ardi Saputra *, Erni Mustakim **, Syaifuddin Latif *** Bandar Lampung City Email: Yudaardisaputra@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang. betul-betul dan mudah diikuti secara mendasar.

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang. betul-betul dan mudah diikuti secara mendasar. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitiannya, penelitian ini berangkat dari adanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya, Best

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya, Best BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

Oleh: HESTI NUFRIDA A

Oleh: HESTI NUFRIDA A PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MI MUHAMMADIYAH NGASEM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode ini dibutuhkan karena untuk menentukan data penelitian, menguji

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode ini dibutuhkan karena untuk menentukan data penelitian, menguji 37 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodelogi penelitian mempunyai peranan penting dalam sebuah penelitian ilmiah. Dalam penelitian ilmiah dibutuhkan suatu metode yang sesuai dengan masalah

Lebih terperinci

Artikel publikasi Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: ENY HIDAYATI A

Artikel publikasi Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: ENY HIDAYATI A HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KELUARGA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 JAMBU TAHUN AJARAN 2014/2015 Artikel

Lebih terperinci

Oleh : Drs. Udiyono, M.Pd.

Oleh : Drs. Udiyono, M.Pd. PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA, KONDISI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2010/2011 Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen yaitu True experimental design. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH FEBRIANI. M RRA1A110068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI SKRIPSI OLEH YUNI KARTIKA A1C409014 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Jurusan Tata Boga SMK Negeri 3 Cimahi, Jl. Sukarasa No. 136 Cimahi.

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Jurusan Tata Boga SMK Negeri 3 Cimahi, Jl. Sukarasa No. 136 Cimahi. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah di Program Keahlian Restoran Jurusan Tata Boga SMK, Jl. Sukarasa No. 136 Cimahi. Peneliti memilih lokasi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF 74 KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Hadi Heriawan 1, Iwa Kuntadi 2, Haryadi 3 Departemen Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

ALBERT GULTOM, NIM : PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN TEMBUNG T.A 2016/2017.

ALBERT GULTOM, NIM : PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN TEMBUNG T.A 2016/2017. ABSTRAK ALBERT GULTOM, NIM : 1133111002 PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 101771 TEMBUNG T.A 2016/2017. SKRIPSI. FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2017.

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI Astuti WAHYUNI 1), GARDJITO 1), Bambang HARIYADI 1) 1) Program Studi Pendidikan Biologi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi tertentu.

III. METODE PENELITIAN. suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi tertentu. III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan peneltiian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan prinsip expost facto dengan teknik korelasional. Metode survey adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Muhammad Ali (1984:120) mengemukakan bahwa : "Metode penelitian deskriptif digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penulis dalam Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik. Penelitian deskriptif analitik ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya

BAB III METODE PENELITIAN. Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK N 2 Tasikmalaya yang berlokasi di Jalan Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya 46115. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode, Jenis, Bentuk dan Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan verifikasi data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan verifikasi data 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian, termasuk

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI Erma Yuni, I Komang Winatha, dan Nurdin Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah caretaker masa kini. Metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Cililin, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. 2. Populasi Penelitian Populasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah berdasarkan hipotesis penelitian dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah berdasarkan hipotesis penelitian dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang hubungan minat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian yang datanya berupa angka atau data non angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung. 2. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian diperlukan

BAB III METODA PENELITIAN. Menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian diperlukan BAB III METODA PENELITIAN A. Metode Penelitian Menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode. Sehubungan dengan itu, Sudjana (008 : 5) mengemukakan bahwa Metode

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 1 TOLINGGULA

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 1 TOLINGGULA PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 1 TOLINGGULA Yolandra Pongoliwu, Imran R. Hambali, Badriyyah Djula 1 Jurusan Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS VII DI SMPN 1 BANYAKAN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI SMA NEGERI 1 SUWAWA ARTIKEL.

PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI SMA NEGERI 1 SUWAWA ARTIKEL. PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI SMA NEGERI 1 SUWAWA ARTIKEL Oleh : SITI RUKAIYAH 911 411 018 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Whitney (1960) dalam M. Natzir (2005:54) menyatakan bahwa metode deskriptif

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014: 2). Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Mei sampai 28 Mei 2014 di SDIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Mei sampai 28 Mei 2014 di SDIT 61 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Mei sampai 8 Mei 014 di SDIT IQRA 1 Kota Bengkulu pada siswa kelas IV dan V yang berjumlah 58 siswa.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (Pada Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMP N 1 Trangkil Tahun Ajaran2014/2015)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan Metode yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan Metode yang digunakan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex post facto yang mengambil sampel dari populasi. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, yaitu merupakan upaya yang menggambarkan keseluruhan pemikiran atau program penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Gelar Sarjana Strata-1 Program studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Gelar Sarjana Strata-1 Program studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan yaitu di SMA Negeri 1 Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Jenis penelitian ini ditinjau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang berarti sesudah fakta, maksudnya penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. untuk penciptaan hasil yang maksimal. Menurut Surakhmad (1989:131), metode

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. untuk penciptaan hasil yang maksimal. Menurut Surakhmad (1989:131), metode 46 BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setiap penelitian tentu saja harus menggunakan suatu metode yang tepat untuk penciptaan hasil yang maksimal. Menurut Surakhmad (1989:131), metode merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN READINESS (KESIAPAN) BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 03 SUKARAJA

HUBUNGAN READINESS (KESIAPAN) BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 03 SUKARAJA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 HUBUNGAN READINESS (KESIAPAN) BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 03 SUKARAJA Effendi Prodi Pendidikan Fisika STKIP Nurul Huda Sukaraja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Gorontalo b. Waktu Penelitian Waktu dalam melakukan penelitian ini yang mana sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru pembimbing dan siswa kelas XI di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru pembimbing dan siswa kelas XI di SMA 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga bulan Juni tahun 2014 yang dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 1 Kampar Kiri pada saat semester

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi STUDI TENTANG PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH DASAR AKUNTANSI KEUANGAN I PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang Pengaruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang Pengaruh 76 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada Bab ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang Pengaruh hasil belajar Tata Hidang terhadap minat siswa sebagai Waiter/Waitress di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan demikian,

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan demikian, BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan demikian, maka langkah-langkah yang akan ditempuh oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 014/015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung. Sekolah ini beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, tujuan dari metode deskriptif adalah untuk mendeskripsikan tingkat penguasaan kompetensi

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EKSPERIMEN SAINS SEDERHANA TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI KELOMPOK B5 TK AISYIYAH 1 PALU

PENGARUH METODE EKSPERIMEN SAINS SEDERHANA TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI KELOMPOK B5 TK AISYIYAH 1 PALU PENGARUH METODE EKSPERIMEN SAINS SEDERHANA TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI KELOMPOK B5 TK AISYIYAH 1 PALU Juwita Nur Afriani¹ ABSTRAK Rumusan masalah pada artikel ini adalah tentang kurangnya minat belajar

Lebih terperinci