BULETIN SKK MIGAS MENJAGA PASOKAN GAS DOMESTIK / MEMPERSIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS / FASILITAS BANYU URIP DIRESMIKAN. No.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BULETIN SKK MIGAS MENJAGA PASOKAN GAS DOMESTIK / MEMPERSIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS / FASILITAS BANYU URIP DIRESMIKAN. No."

Transkripsi

1 BULETIN SKK MIGAS No.21 I OKTOBER 2014 MENJAGA PASOKAN GAS DOMESTIK / MEMPERSIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS / FASILITAS BANYU URIP DIRESMIKAN

2 DAFTAR ISI SALAM REDAKSI 3 Membangun Kepercayaan 6 FOKUS 4 Menjaga Pasokan Gas Domestik 6 Menata Pengelolaan Gas PERSPEKTIF 8 Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Berkualitas 10 SEREMONIAL 8 BIANGLALA 16 Fasilitas Produksi Banyu Urip Diresmikan 17 Kick-Off Meeting Engineering Survey 17 Expat Goes To Campus FIGUR 18 M.I Zikrullah Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis Bersama Merapatkan Barisan SPEKTRUM 20 Industri Hulu Perlu Kejelasan Sertifikasi Tanah 21 Rapat Kerja Nasional Kehumasan INFO 22 Menyusur Jejak Emas Hitam Di Jantung Sumatera Redaksi : Pelindung J. Widjonarko, Gde Pradnyana / Penanggungjawab Rudianto Rimbono / Pemimpin Redaksi Zudaldi Rafdi / Editor Heru Setyadi, Ryan B. Wurjantoro / Tim Redaksi Adhitya C, Utama, Alfian, Galuh Andini, Heri Slamet, Ruby Savira, Suhendra Atmaja Redaksi menerima masukan artikel melalui : hupmas@skkmigas.go.id acutama@skkmigas.go.id Redaksi : Bagian Komunikasi dan Protokol SKK Migas Alamat : Gedung Wisma Mulia Lt.30, Jl. Jend. Gatot Subroto No. 42, Jakarta Facebook : Humas SKK Migas 2 BUMI Oktober 2014

3 SALAM REDAKSI MEMBANGUN KEPERCAYAAN Setiap hubungan membutuhkan pondasi yang kuat agar bisa bertahan lama. Kepercayaan menjadi pondasi utama dari sebuah hubungan. Kepercayaan bukan suatu hal yang dapat dibangun dalam sekejap, melainkan melalui sebuah kebiasaan yang konsisten dalam sebuah interaksi. Membangun kepercayaan tidak hanya dibutuhkan dalam menjalin relasi dengan sesama manusia dalam konteks sosial. Dalam konteks bisnis, termasuk dalam kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) kepercayaan juga perlu dibangun. Rasa percaya publik dan pemangku kepentingan dibutuhkan karena aktivitas di industri hulu migas banyak bersinggungan dengan masyarakat maupun lingkungan sosial di sekitar wilayah kerja. Tanpa adanya kepercayaan publik, kelancaran kegiatan usaha hulu migas di tanah air bisa terganggu. Seperti diketahui, banyak tantangan di lapangan yang harus dihadapi industri hulu migas untuk bisa memberikan hasil optimal. Pemahaman yang kurang lengkap dari warga sekitar dan para pemangku kepentingan, baik di pusat maupun daerah, tidak jarang menimbulkan hambatan pada proses kerja sehingga aktivitas eksplorasi maupun produksi tidak berjalan sesuai rencana. Permasalahan yang ada sebenarnya bisa diminimalkan apabila menaruh kepercayaan terhadap proses bisnis yang dijalankan di sektor hulu migas. Kepercayaan itu tidak bisa dibangun apabila publik tidak memiliki pemahaman secara utuh mengenai kegiatan usaha hulu migas. Agar rasa percaya terbangun, industri hulu migas perlu hadir dan memperkenalkan proses dan aktivitas yang dilakukan sehingga warga sekitar dan para pemangku kepentingan mendapatkan pemahaman secara menyeluruh. Ibarat kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Salah satu peran SKK Migas dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha hulu migas di Indonesia adalah menjalankan fungsi hubungan masyarakat. Fungsi ini menjembatani antara industri hulu migas dengan publik, baik masyarakat umum, pembuat kebijakan, maupun para pemangku kepentingan. Fungsi hubungan masyarakat harus bisa menjelaskan seluk beluk kegiatan usaha hulu migas dan memberikan pemahaman yang tepat kepada publik mengenai sektor yang masih memiliki daya tarik kuat bagi investor tersebut. Dalam hal memberikan pemahaman kepada publik, siapa pun bisa menjalankan fungsi hubungan masyarakat. Dasar utama fungsi hubungan masyarakat adalah komunikasi. Artinya, siapa pun yang mampu berkomunikasi dengan orang lain bisa menjalankan fungsi hubungan masyarakat selama pesan yang disampaikan memang benar dan tepat serta sesuai sasaran. Dengan memberikan penjelasan yang tepat kepada publik melalui komunikasi yang efektif, kegiatan usaha hulu migas bisa dipahami secara menyeluruh. Pemahaman yang utuh mengenai industri ini diharapkan akan menumbuhkan kepercayaan publik. Melalui kepercayaan yang terbangun, publik otomatis akan memberikan dukungan secara penuh bagi kelancaran kegiatan usaha hulu migas. Mereka juga akan turut serta menjaga berlangsungnya aktivitas di industri hulu migas sehingga sektor ini mampu memberikan kontribusi maksimal bagi negara dan ikut meningkatkan kesejahteraan rakyat. RUDIANTO RIMBONO Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Oktober 2014 BUMI 3

4 FOKUS MENJAGA PASOKAN GAS DOMESTIK Oleh: Adhitya Cahya Sumber daya alam gas diprediksi bakal menjadi salah satu tulang punggung bauran energi di Indonesia. Pemanfaatan gas diharapkan bisa mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar minyak (BBM). Berkurangnya konsumsi BBM diharapkan akan bisa mengurangi impor minyak sehingga ketahanan energi nasional bisa terjaga. Hingga saat ini, konsumsi minyak bumi masih mendominasi pemenuhan kebutuhan energi nasional, yakni sebesar 48 persen. Konsumsi BBM juga menunjukkan tren meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut harus diimbangi dengan kemampuan penyediaan minyak untuk konsumsi nasional. Hanya saja, kesenjangan antara produksi dan konsumsi semakin besar. Saat ini, produksi minyak nasional terus mengalami penurunan seiring menurunnya jumlah cadangan. Dulu, saat mengangkat 100 barel fluida dari dalam bumi, sebanyak 90 barel merupakan minyak. Sekarang, dari 100 barel yang diangkat, kandungan minyaknya hanya 10 barel, sisanya air, kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko. Menghadapi kondisi tersebut, impor minyak pun harus dilakukan agar kebutuhan BBM nasional tetap bisa terpenuhi. Sebagai informasi, sejak 2004, Indonesia telah menjadi negara pengimpor minyak. Kondisi ini tidak menguntungkan karena semakin tinggi jumlah impor minyak, makin rentan pula ketahanan energi nasional. Nilai subsidi BBM sekarang juga sudah di atas jumlah produksi minyak. Guna mengurangi ketergantungan terhadap minyak, pemanfaatan energi non minyak, khususnya gas bumi, perlu lebih dioptimalkan. Selain minyak, gas bumi menjadi salah satu opsi utama untuk memenuhi ketersediaan sumber energi. Pemanfaatan gas didukung oleh penemuan cadangan hidrokarbon dari kegiatan eksplorasi yang saat ini lebih didominasi gas. Dibanding minyak, jumlah penemuan cadangan gas jauh lebih besar dan menjanjikan dalam beberapa tahun terakhir. Penemuan ini tidak hanya menumbuhkan optimisme bagi ketersediaan pasokan energi, tetapi juga kelangsungan penerimaan negara dari sektor hulu minyak dan gas bumi (migas). Seiring makin meningkatnya penemuan cadangan gas, pemanfaatan gas di sektor domestik diharapkan bisa terus meningkat. Alokasi gas untuk domestik juga diharapkan bisa lebih besar dibanding volume gas yang diekspor. Pada 2013, porsi alokasi gas telah mengalami pergeseran, di mana alokasi gas untuk domestik naik menjadi miliar British thermal unit per hari (BBTUD) atau sebesar 52,15 persen dari sebelumnya sebesar BBTUD atau 49,5 persen pada BUMI Oktober 2014

5 FOKUS Hanya saja, tantangan pemanfaatan gas di Indonesia lebih besar dan tidak semudah pemanfaatan minyak. Cadangan baru untuk gas lebih banyak ditemukan di kawasan Indonesia timur, salah satunya di Papua. Kegiatan eksplorasi dan produksi di wilayah ini tidak mudah dilakukan dan membutuhkan teknologi tinggi karena berada di laut dalam atau di lokasi yang terpencil. Kondisi tersebut praktis menuntut investasi dalam jumlah besar. Tantangan lain yang dihadapi adalah ketersediaan infrastruktur. Karakteristik gas bumi yang berbeda dari minyak membuat proses pemanfaatannya lebih kompleks. Minyak yang berbentuk cair lebih mudah ditampung sebelum didistribusikan. Proses pengiriman minyak juga mudah karena minyak bisa diangkut menggunakan kapal tanker meski lokasi pengeboran jauh dari tempat pengolahan maupun daerah tujuan distribusi. Perlakuan serupa tidak bisa diterapkan pada gas. Berbeda dengan minyak, gas tidak bisa ditampung dalam sebuah tempat penampungan dan harus segera dimanfaatkan setelah diproduksikan. Hanya saja, lokasi lapangan-lapangan yang menghasilkan gas dalam jumlah besar sangat jauh dari daerahdaerah yang paling banyak membutuhkan pasokan gas. Saat ini, cadangan gas terbesar di Indonesia berada di wilayah Kalimantan Timur dan Papua. Sementara permintaan pasokan gas terbesar berasal dari Sumatera dan Jawa. Kondisi ini memunculkan tantangan baru dalam hal pengiriman gas. Selain tidak bisa ditampung dalam tempat penampungan di lokasi pengeboran, distribusi gas tidak bisa dilakukan dengan menggunakan kapal. Setelah diproduksikan, gas harus dialirkan melalui jaringan pipa menuju lokasi konsumen. Tanpa dukungan infrastruktur berupa jaringan pipa, gas tidak bisa dialirkan langsung ke lokasi yang membutuhkan pasokan dalam jumlah besar. Belum maksimalnya dukungan infrastruktur untuk mengalirkan gas membuat alokasi gas ke pasar domestik tidak bisa terserap secara optimal. Banyak kebutuhan gas yang tidak bisa terpenuhi karena belum terbangunnya jaringan pipa secara memadai. Hingga 2014, Indonesia masih kewalahan menjual gas yang tersisa (uncommitted) karena sektor domestik tidak bisa menyerap seluruh alokasi yang ada, kata Widjonarko. Pemerintah sudah menyatakan komitmennya bahwa pasokan gas akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Namun untuk mewujudkan hal itu, perlu adanya ketersediaan infrastruktur yang memadai. Tanpa adanya jaringan pipa penghubung maupun infrastruktur pendukung lainnya, penyaluran gas dari satu tempat ke tempat lain akan terkendala, bahkan sulit dilakukan. Akibatnya, suplai gas tidak bisa terserap secara optimal. Kebutuhan gas di sektor domestik juga tidak akan terpenuhi secara maksimal. Hal itu bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional karena pemanfaatan gas di Indonesia untuk saat ini masih didominasi sektor industri dan pembangkit listrik. Selain itu, tidak terserapnya pasokan gas secara optimal bisa memaksa Indonesia untuk melakukan impor gas guna memenuhi kebutuhan domestik. Sama halnya dengan impor minyak, keharusan untuk mengimpor gas akan membawa pengaruh besar bagi ketahanan energi nasional. Oktober 2014 BUMI 5

6 FOKUS MENATA PENGELOLAAN GAS Oleh: Adhitya Cahya Sumber daya alam gas bumi makin dilirik sebagai sumber energi utama seiring makin menurunnya cadangan dan produksi minyak. Kian besarnya penemuan cadangan baru untuk gas memungkinkan terpenuhinya pasokan gas untuk kebutuhan domestik. Namun untuk bisa melakukannya, perlu adanya tata kelola yang tepat dan benar agar pemanfaatan gas bisa maksimal dan alokasi yang tersedia dapat terserap secara optimal. Dalam hal tata kelola gas bumi, Indonesia perlu melakukan pembenahan. Pasalnya, alokasi gas untuk domestik hingga saat ini belum terserap secara optimal. Padahal, cadangan gas Indonesia hanya 1,6 persen dari cadangan gas dunia. Oleh karena itu, pemanfaatannya harus dilakukan secara optimal dengan perencanaan yang baik. Gas harus bisa dikelola dengan baik, kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo, dalam diskusi di Universitas Gadjah Mada, Jakarta beberapa waktu lalu. Agar cadangan dan produksi gas bisa dikelola dengan benar dan tepat, perlu ada kesiapan infrastruktur yang memadai. Infrastruktur memegang peranan yang krusial karena proses pemanfaatan gas lebih kompleks dibanding minyak bumi. Penyaluran gas dari lapangan produksi hingga ke konsumen membutuhkan jaringan pipa yang terbangun dan tertata dengan baik. Infrastruktur berupa pipa jaringan mutlak diperlukan karena gas yang sudah diambil harus segera disalurkan ke pengguna. Bagi negara-negara maju atau negara yang wilayahnya hanya mencakup satu pulau atau berada di daratan benua, pembangunan jaringan pipa gas bisa dilakukan dengan baik. Namun kondisi geografis Indonesia berbeda. Posisi Indonesia sebagai negara kepulauan cukup menyulitkan untuk dilakukan pembangunan infrastruktur jaringan pipa gas. Padahal, lokasi pengeboran gas mayoritas berada di kawasan yang sangat jauh dari daerah dengan tingkat permintaan untuk ketersediaan gas cukup tinggi. Alternatif lain apabila pembangunan jaringan pipa tidak mungkin dilakukan adalah dengan mencairkan gas hingga menjadi gas alam cair (liquefied natural gas/ LNG) sebelum diangkut ke tempat tujuan. Di lokasi tujuan, LNG diubah lagi menjadi gas sebelum dimanfaatkan oleh pengguna akhir. Namun alternatif ini tetap membutuhkan ketersediaan fasilitas pengubah gas bumi menjadi LNG dan sebaliknya, baik di lapangan pengeboran maupun di lokasi tujuan penyaluran gas. Saat ini, jaringan distribusi gas di Indonesia terbilang masih minim. Bahkan jaringan pipa gas hanya ada di Sumatera dan Jawa. Itu pun belum mencakup seluruh wilayah dan masih belum bagus. Imbasnya, saat produksi gas di suatu daerah berlebih, gas tersebut tidak bisa dikirimkan ke daerah yang mengalami kekurangan pasokan gas. Sebagai contoh, produksi gas di Jawa Timur lebih besar dibanding Jawa Barat. Namun alokasi gas ke Jawa Barat belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada. Sementara di Jawa Timur terjadi surplus gas. Hanya saja, gas yang tidak terserap di Jawa Timur tidak bisa dialirkan untuk memenuhi kebutuhan gas di Jawa Barat karena belum ada jaringan pipa gas yang menghubungkan Jawa Barat dengan Jawa Timur. Ada 50 juta kaki kubik gas yang mangkrak di Jawa Timur karena tidak bisa diserap konsumen, kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko. Widjonarko menilai, pemanfaatan gas di Indonesia saat ini masih sangat tradisional dan belum terintegrasi dengan struktur yang memadai. Perlu ada moda transportasi yang efisien untuk menyalurkan gas ke seluruh wilayah yang membutuhkan. Adanya sistem transportasi gas yang bagus juga akan memacu pertumbuhan ekonomi karena banyak pihak bisa terlibat di dalamnya. Infrastruktur menjadi hal yang utama dalam tata kelola gas dan harus terintegrasi, kata Widjonarko. 6 BUMI Oktober 2014

7 FOKUS Selain jaringan pipa, fasilitas pendukung lainnya seperti floating storage regasification unit (FSRU) dan receiving terminal juga harus ditingkatkan. Sebagai informasi, Indonesia baru memiliki receiving terminal untuk gas pada Padahal Indonesia sudah menjadi negara pengekspor LNG sejak Dukungan infrastruktur berupa jaringan pipa gas tidak hanya memudahkan sektor industri dalam memperoleh pasokan gas. Sektor rumah tangga juga bisa menikmati alokasi gas melalui pipa sehingga konsumsi LNG bisa dikurangi. Langkah tersebut sudah dilakukan pemerintah dengan membangun jaringan pipa gas untuk rumah tangga. Mulai 2009 hingga 2013, jaringan gas kota telah terbangun di 20 lokasi yang tersebar di Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jabodetabek, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jambi, Papua, dan Jawa Tengah. Jaringan ini telah dinikmati 72 ribu rumah tangga yang berada di wilayah tersebut. Pada 2014, pembangunan jaringan gas kota kembali dilakukan di lima lokasi, yakni Bekasi, Bulungan, Aceh, Batam, dan Semarang. Pembangunan ini berhasil mengalirkan gas di 20 ribu rumah tangga. Tiap tahun mulai 2015 hingga 2019, pemerintah melalui APBN menargetkan pembangunan gas kota setidaknya di dua lokasi. Sementara Perusahaan Gas Negara (Persero) dan PT Pertamina (Persero) menargetkan pembangunan jaringan gas di 200 kota pada 2015 hingga Tanpa dukungan infrastruktur, cadangan gas yang melimpah tidak bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan penerimaan negara. Seluruh pemangku kepentingan harus memperhatikan aspek ini sehingga potensi gas bumi dapat digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Dukungan para pemangku kepentingan turut mempengaruhi pelaksanaan tata kelola gas yang tepat. Oktober 2014 BUMI 7

8 PERSPEKTIF MEMPERSIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS Oleh: Suhendra Pemberlakuan ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 memberikan tantangan tersendiri bagi praktisi sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Para profesional dan pimpinan di bidang manajemen SDM dituntut untuk bisa mencetak tenaga baru yang berkualitas serta meningkatkan kualitas dan kemampuan SDM yang ada sekarang. Upaya itu dilakukan agar SDM lokal bisa bersaing dengan tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia. Sesuai UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pembangunan nasional dilaksanakan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya. Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Pembangunan ketenagakerjaan pun diperlukan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peranannya dalam pembangunan dengan tetap memperhatikan perkembangan dan kemajuan dunia usaha. Pengembangan kapasitas SDM nasional tidak hanya penting bagi pembangunan. Sektor industri pun membutuhkannya agar bisnis bisa berkembang secara berkesinambungan. Dalam rangka mewujudkan bisnis yang berkesinambungan, masyarakat sekitar menjadi pemangku kepentingan yang utama. Strategi dan kebijakan yang diambil pembuat kebijakan dalam perusahaan hendaknya mempertimbangkan atau bahkan melibatkan masyarakat lokal sehingga tujuan perusahaan dapat terwujud optimal. 8 BUMI Oktober 2014

9 PERSPEKTIF Sebagai salah satu industri yang menyerap banyak tenaga kerja, sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) juga berperan dalam mengembangkan kapasitas nasional. Sektor hulu migas juga memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang madani dengan cara memajukan standar pendidikan dan pelatihan di daerah-daerah. Pengembangan kapasitas SDM lokal juga bisa dilakukan perusahaan dengan memberikan pemagangan dan kesempatan kerja bagi penduduk sekitar daerah operasi. Perusahaan perlu mendorong upaya untuk meningkatkan daya saing putra daerah dalam kewirausahaan sehingga tingkat sosial ikut terangkat bersama dengan berkembangnya dunia usaha, kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko, saat membuka The 41st ARTDO Internasional Leadership and HRD Conference & Exhibition and the 6th Indonesia HR Summit di Yogyakarta pada 9 September Widjonarko menambahkan, pimpinan dan praktisi SDM memiliki peran penting dalam mempersiapkan dan membangun SDM yang berkualitas, baik SDM yang ada dalam perusahaan maupun calon pekerja dari daerah sekitar untuk membantu menciptakan masyarakat yang madani. Untuk bisa menjalankan peran tersebut, perlu ditetapkan standar kompetensi bagi pengelola SDM agar para pemimpin dan praktisi SDM menjadi mumpuni dalam mengemban tugas membina pekerja serta calon pekerja. Keberadaan standar kompetensi SDM dapat digunakan sebagai acuan, baik dalam program pelatihan maupun sertifikasi kompetensi, kata Widjonarko. Berbagai hal terkait upaya pengembangan kapasitas nasional dan kesiapan tenaga kerja lokal dalam menghadapi persaingan di era global dibahas dalam The 41st ARTDO Internasional Leadership and HRD Conference & Exhibition and the 6th Indonesia HR Summit. Mengusung tema Reinforcing the National Capacity Building to Become the Forefront in Globalization Era, pertemuan yang berlangsung pada 8-12 September 2014 ini diikuti lebih dari 561 peserta dari berbagai sektor industri, baik di Indonesia maupun luar negeri. Indonesia HR Summit merupakan forum tahunan fungsi SDM sebagai salah satu kontribusi industri hulu migas Indonesia yang melibatkan profesional dan praktisi SDM dari industri migas maupun industri lainnya. Pertemuan ini diperuntukkan bagi pihak yang terlibat secara strategis dalam manajemen SDM. Dalam pertemuan tersebut, para praktisi SDM saling berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi para profesional dan praktisi SDM Indonesia guna memenuhi tantangan bisnis saat ini dan di masa datang. Asian Regional Training and Development (ARTDO) merupakan organisasi internasional yang beranggotakan institusi pendidikan, korporasi multinasional, perusahaan swasta, dan profesional bidang SDM di lebih dari 30 negara di seluruh dunia. ARTDO International Leadership & HRD Conference and Exhibition merupakan konferensi pengembangan SDM dengan visi meningkatkan pengembangan dan keberadaan sumber daya manusia. Saya berharap, pelaksanaan pertemuan ini akan memberikan warna tersendiri dalam menghadapi tantangan di era kompetisi global yang sangat dinamis, kata Widjonarko. Dalam perhelatan tersebut, SKK Migas menerima penghargaan internasional dalam bidang SDM, yakni ARTDO Presidential Award. Penghargaan ini diberikan sebagai wujud apresiasi terhadap komitmen tinggi SKK Migas dalam pengembangan kualitas SDM di Indonesia. Beberapa program yang telah dijalankan SKK Migas untuk pengembangan SDM di Indonesia antara lain National Capacity Building (NCB), menyelenggarakan Indonesia HR Summit tiap tahun, serta program-program lain untuk sertifikasi berstandar internasional. SKK Migas juga berpartisipasi dalam penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang manajemen SDM bersama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), para profesional dari berbagai industri, dan pihak perguruan tinggi. Standar tersebut digunakan sebagai acuan bagi pengembangan kompetensi praktisi SDM di seluruh industri menjelang implementasi AFTA Standar kompetensi ini memiliki empat manfaat, yaitu sebagai rujukan pelatihan, pendidikan, dan sertifikasi; sebagai acuan dalam proses rekrutmen kerja; sebagai sarana pengembangan karier; serta sebagai acuan dalam menetapkan remunerasi. Dengan adanya SKKNI di bidang manajemen SDM, para praktisi manajemen SDM di Indonesia memiliki standar kompetensi kerja yang berlaku nasional, kata Widjonarko. Oktober 2014 BUMI 9

10 SEREMONIAL KEGIATAN SKK MIGAS PUSAT & 2. Pelantikan Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko (kedua dari kiri), dengan didampingi Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas, M.I. Zikrullah (kiri), melantik dan mengambil sumpah jabatan pekerja SKK Migas pada 6 Oktober 2014 di Jakarta. Pada 22 September 2014, juga telah dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan pekerja SKK Migas di level kepala divisi, kepala dinas, dan kepala sub dinas. 3. Focus Group Discussion UGM Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko, memberikan paparan dalam acara Focus Group Discussion bertajuk Tata Kelola Gas Bumi Indonesia untuk Pencapaian Postur Bauran dalam Upaya Pembangunan Ketahanan Energi Nasional di Universitas Gadjah Mada, Jakarta pada 18 September Konvensi IAGI Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko (kelima dari kanan), berfoto bersama usai pembukaan The 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition di Jakarta pada 15 September Dalam acara tersebut, SKK Migas turut berpartisipasi dalam pameran yang digelar hingga 18 September Bantuan Mikroskop Sekretaris SKK Migas, Gde Pradnyana (tengah), bersama Kontraktor KKS Inpex menyerahkan bantuan mikroskop polarisasi untuk Institut Teknologi Bandung (ITB). 6. Silaturahmi Media Kepala Bagian Humas SKK Migas, Rudianto Rimbono (kanan), memberi penjelasan dalam silaturahmi dengan media di Jakarta pada 1 Oktober Dalam kesempatan ini, Rudianto memperkenalkan diri kepada kalangan wartawan sebagai Kepala Bagian Humas SKK Migas yang baru menggantikan Handoyo Budi Santoso. 7. Sarasehan Pekerja SKK Migas Serikat pekerja SKK Migas menggelar sarasehan pada 1 Oktober 2014 di Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko memberikan penjelasan tentang perkembangan terakhir terkait wacana pembubaran SKK Migas. 8. Jungle Fun Bike Guna meningkatkan kebugaran dan kekompakan, Komunitas Pesepeda SKK Migas (X-BCC) mengadakan acara gowes Jungle Fun Bike bertempat di Hutan Kampus Universitas Indonesia Depok yang diikuti oleh 20 pesepeda, terdiri dari pekerja dan keluarga pekerja. 10 BUMI Oktober 2014

11 SEREMONIAL KEGIATAN SKK MIGAS SUMATERA BAGIAN UTARA Serah Terima Jabatan Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara bersama kontraktor kontrak kerja di area Kabupaten Kepulauan Anambas menghadiri acara serah terima jabatan Komandan Pangkalan TNI AL Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas pada 9 September Sosialisasi Rencana Pengeboran Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara bersama Kontraktor KKS Lundin Petroleum bertemu Bupati Kepulauan Anambas beserta jajaran pada 9 September 2014 untuk melaksanakan sosialisasi rencana pengeboran Sumur Gobi-1 di Blok Gurita. 3. Seminar Nasional Sinabung Sekretaris SKK Migas, Gde Pradnyana, menjadi pembicara dalam seminar nasional Letusan Gunung Sinabung: Berkat Bukan Bencana yang digelar Pimpinan Majalah Komunikasi Masyarakat Karo (SMAKA) di Brastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada 27 September Pisah Sambut Pekerja SKK Migas menghadiri acara pisah sambut Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara serta Kepala Urusan Administrasi dan Keuangan pada 30 September Kuliah Umum Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara menghadiri undangan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kepulauan Riau sebagai pemateri dalam kuliah umum bertema Semangat Hari Pertambangan dan Energi Ke-69 di Politeknik Negeri Batam pada 30 September Kegiatan Pra Survei Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara bersama Kontraktor KKS Chevron Pacific Indonesia melakukan kegiatan pra survei lapangan di wilayah operasi Libo sebagai syarat permohonan izin pengadaan tanah sesuai Surat Keputusan Plt Kepala SKK Migas Nomor KEP 0076/SKK00000/2014/S0. 7. Riau Expo 2014 Wakil Gubernur Riau, H. Arsyadjuliandi Rachman (tengah), berfoto bersama Kepala Urusan Operasi Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara, Rudy Fajar (kiri), saat mengunjungi booth SKK Migas pada pembukaan Riau Expo 2014 di Pekanbaru pada 21 September Cerdas Cermat Siswa Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara menggelar Cerdas Cermat tingkat SMA/SMK/MA dalam Riau Expo Kegiatan yang dilaksanakan pada 27 September 2014 tersebut diikuti sembilan sekolah di Kota Pekanbaru. Oktober 2014 BUMI 11

12 KEGIATAN SKK MIGAS SUMATERA BAGIAN SELATAN Rapat Koordinasi Pemkab Batanghari Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Selatan bersama kontraktor kontrak kerja sama di area Batanghari, Jambi melakukan kunjungan kehormatan dan rapat koordinasi sekaligus silaturahmi ke Pemkab Batanghari pada 2-3 September Kuliah Umum Universitas Sriwijaya Kepala Divisi Manajemen Risiko dan Perpajakan SKK Migas, Sampe L. Purba (kedua dari kanan), dan Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Selatan, Tirat Sambu Ichtijar (kelima dari kanan), hadir dalam kuliah umum tentang industri hulu migas di Universitas Sriwijaya, Palembang pada 4 September Pelantikan DPRD Kabupaten Musi Banyuasin Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara, Tirat Sambu Ichtijar (dasi merah), menghadiri pelantikan anggota DPRD Kabupaten Musi Banyuasin di gedung DPRD Kabupaten Musi Banyuasin pada 11 September Silaturahmi Musi Banyuasin Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara melakukan kunjungan dan silaturahmi ke Sekretaris Kabupaten Musi Banyuasin pada 11 September Dalam kunjungan tersebut, SKK Migas diharapkan bisa terus meningkatkan kerja sama dengan Kabupaten Musi Banyuasin yang sudah terjalin baik selama ini. 5. Field Visit Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Selatan bersama kontraktor kontrak kerja sama di area Jambi melaksanakan Field Visit bersama Forum Jurnalis Migas Wilayah Jambi ke Betara Gas Plan PetroChina International Jabung Ltd pada 16 September Kunjungan Kapolda Jambi Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Selatan, Tirat Sambu Ichtijar (kedua dari kanan), memberikan memento kepada Kapolda Jambi, Brigadir Jenderal Bambang Kadarisman (ketiga dari kiri), dalam kunjungan kehormatan dan silaturahmi pada 16 September Pertemuan Pemimpin Redaksi Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Selatan, Tirat Sambu Ichtijar (kedua dari kiri), menerima kunjungan pemimpin redaksi media wilayah Sumatera Selatan di Palembang pada 17 September BUMI Oktober 2014

13 KEGIATAN SKK MIGAS JAWA, BALI, MADURA & NUSA TENGGARA Volunteer Day Perwakilan SKK Migas wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara bersama Kontraktor KKS Mobil Cepu Ltd menggelar kerja bakti bersama masyarakat bertajuk SKK Migas- Exxon Mobil Volunteer Day di Kelurahan Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro pada 20 September Tanam Mangrove Perwakilan SKK Migas wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara bersama Kontraktor KKS Lapindo Brantas Inc melakukan kegiatan penanaman mangrove tahap 2 di Pulau Tanjung Lumpur, Sidoarjo pada 11 September Kegiatan ini sebagai wujud komitmen dan kepedulian sektor hulu migas terhadap lingkungan. 3. Kuliah Umum Bojonegoro Kepala Dinas Perpajakan dan Pungutan SKK Migas, A. Rinto Pudyantoro (depan, ketiga dari kiri), hadir dalam kuliah umum dan bedah buku A to Z Bisnis Hulu Migas yang digelar Perwakilan SKK Migas wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara di STIE Cendekia, Bojonegoro pada 29 September Lokakarya Media Kepala Dinas Perpajakan dan Pungutan SKK Migas, A. Rinto Pudyantoro (depan, tengah), menghadiri Lokakarya Media Q di Bojonegoro pada 29 September Acara yang dihadiri 20 pemimpin redaksi media di Jawa Timur ini membahas tentang dana bagi hasil migas. 5. Forum Komunikasi Industri Hulu Migas Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara, Ag. Djoko Widhihananto (depan, kedua dari kiri), menghadiri kegiatan Forum Komunikasi Industri Hulu Migas di Bojonegoro pada 30 September Pelatihan Polri Perwakilan SKK Migas wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara menggelar pelatihan industri hulu migas bagi Polri pada September 2014 di Malang. 7. Silaturahmi Bojonegoro Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara, Ag. Djoko Widhihananto (kiri), melakukan kunjungan silaturahmi sekaligus perkenalan kepada Bupati Bojonegoro, H. Suyoto (kedua dari kiri), pada 30 September Sosialisasi Pengeboran Eksplorasi Perwakilan SKK Migas wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara bersama Kontraktor KKS Petronas Carigali Ketapang Ltd melaksanakan sosialisasi pengeboran eksplorasi TERAM di Blok Ketapang kepada Pemerintah Kabupaten Sumenep pada 30 September 2014 di Sumenep. 8 Oktober 2014 BUMI 13

14 KEGIATAN SKK MIGAS KALIMANTAN DAN SULAWESI Komunitas Dayak Tidoeng Perwakilan SKK Migas wilayah Kalimantan dan Sulawesi memfasilitasi pertemuan Ketua Adat Besar Dayak Tidoeng, Adji Pangeran H. Mochtar Basry Idris, dengan Kontraktor KKS Medco E&P Indonesia pada 3 September 2014 di Tarakan. Pertemuan digelar terkait rencana pembangunan rumah untuk masyarakat adat yang berlokasi di tanah milik masyarakat adat, bukan yang telah dibebaskan oleh Kontraktor KKS Medco E&P Indonesia. 2. Kunjungan Lapangan Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas, Muliawan Haji (depan, kedua dari kanan), mengunjungi fasilitas produksi PT Pertamina EP Asset 5 Bunyu dan Sangasanga pada September 2014 untuk melihat kendala-kendala operasi di lapangan. Dalam kunjungan tersebut, Muliawan meninjau beberapa rig di Lapangan Bunyu dan Lapangan Sangasanaga. 3. Bantuan Gedung SIOLA Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Kalimantan dan Sulawesi, Nasvar Nazar, bersama PTT Exploration & Production (PTTEP) menyerahkan bantuan gedung stimulasi Intervensi Optimalisasi Layanan Anak (SIOLA) kepada Pemerintah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat pada 8 Oktober SIOLA merupakan program yang digagas Bupati Mamuju, Suhardi Duka, untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan anak usia dini serta ekonomi keluarga. 4. Sosialisasi Permendagri Guna menyelaraskan kegiatan hulu migas dengan keberadaan masyarakat adat di Kalimantan Timur, Perwakilan SKK Migas wilayah Kalimantan dan Sulawesi menggelar sosialisasi Permendagri Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat di Tarakan pada 3 September Kunjungan Bupati Mamuju Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Kalimantan dan Sulawesi, Nasvar Nazar (keempat dari kanan), melakukan kunjungan kehormatan ke Bupati Mamuju, Suhardi Duka, pada 7 Oktober BUMI Oktober 2014

15 KEGIATAN SKK MIGAS PAPUA DAN MALUKU Sosialisasi Rencana Kerja 2015 Gubernur Papua, Lukas Enembe (keenam dari kiri) berfoto bersama tim Perwakilan SKK Migas wilayah Papua dan Maluku serta Kontraktor KKS ConocoPhillips dan Lundin Indonesia usai sosialisasi Laporan Progress 2014 dan Rencana Kerja 2015 yang dilaksanakan pada 16 September Kunjungan Kerja Gubernur Papua Kepala Bagian Humas SKK Migas, Handoyo Budi Santoso (keempat dari kanan), menyerahkan cendera mata kepada Gubernur Papua, Lukas Enembe, dalam kunjungan kerja di Jakarta pada 16 September Turut hadir dalam kesempatan tersebut, VPMR ConocoPhillips Indonesia, Elan Biantoro, Kepala Perwakilan SKK Migas Papua dan Maluku, Enrico CP Ngantung, VP Commercial ConocoPhillips Indonesia, Taufik Ahmad, dan GM Lundin Indonesia, Willem Bloem. 3. Silaturahmi Rektor UNIPA Kepala Urusan Humas Perwakilan SKK Migas wilayah Papua dan Maluku, Bambang Dwi Djanuarto, bersama kontraktor kontrak kerja sama di wilayah Sorong menerima kunjungan Rektor Universitas Negeri Papua (UNIPA), Dr Suriel Mofu (kelima dari kiri), pada 8 September Pra Survei Kegiatan Eksplorasi Terkait rencana kegiatan eksplorasi di Lapangan Linda SLE, Perwakilan SKK Migas wilayah Kalimantan dan Sulawesi bersama PT Pertamina EP Asset 5 Papua melaksanakan kegiatan pra survei pengadaan lahan Sumur SLE-U2X pada 23 September Media Gathering Sorong Bupati Sorong, Stepanus Malak (kelima dari kiri), berfoto bersama para jurnalis dalam acara workshop dan media gathering yang dilaksanakan Perwakilan SKK Migas wilayah Papua dan Maluku di Sorong pada 19 September Field Visit Media Sejumlah awak media nasional dan lokal mengikuti Field Visit yang dilaksanakan Perwakilan SKK Migas wilayah Papua dan Maluku ke fasilitas produksi PT Pertamina EP Asset 5 Papua di Klamono pada 20 September Survei Pengadaan Lahan Pada 23 September 2014, Perwakilan SKK Migas wilayah Kalimantan dan Sulawesi bersama PT Pertamina EP Asset 5 Papua melakukan pra survei pengadaan lahan untuk rencana kegiatan eksplorasi Sumur SLE-S3X di Lapangan Linda SLE yang dikelola TAC PEP-IBN Oil Holdico Ltd. 7 Oktober 2014 BUMI 15

16 BIANGLALA FASILITAS PRODUKSI BANYU URIP DIRESMIKAN Oleh: Suhendra Berkaitan dengan peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung, akan melakukan kunjungan ke lokasi Proyek Banyu Urip, sekaligus meresmikan 11 proyek-proyek lain di sektor energi. Sebelumnya, Lapangan Banyu Urip telah menyelesaikan pembangunan fasilitas menara tambat (mooring tower) pada minggu ketiga September Menara tambat ini menjadi bagian infrastruktur pengiriman minyak lepas pantai. Floating storage and offloading (FSO) Gagak Rimang yang telah diresmikan sebelumnya akan ditambatkan pada struktur menara yang tertanam di dasar laut tersebut. Desain menara tambat memungkinkan kapal dapat bergerak mengikuti arah angin, ombak, dan arus laut tanpa mengganggu aliran minyak dari pipa. Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, meresmikan Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip pada 7 Oktober Penandatanganan prasasti oleh Presiden menandai peresmian proyek yang terletak di Bojonegoro, Jawa Timur ini. Hadir pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, Bupati Bojonegoro, H. Suyoto, Plt. Kepala SKK Migas, J. Widjonarko, dan Presiden MCL, Jon M. Gibbs. Kapasitas produksi minyak Lapangan Banyu Urip saat ini meningkat 10 ribu barel per hari dari produksi awal sebesar 30 ribu barel per hari. Produksi dari lapangan di Blok Cepu ini akan naik secara bertahap hingga mencapai puncak sebesar 165 ribu barel per hari pada tahun Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko, mengatakan, peningkatan produksi dari lapangan ini merupakan bagian dari upaya mendukung pencapaian target produksi migas nasional. Semua pihak harus mendukung penuh agar proyek berjalan sesuai rencana, katanya. Sesuai rencana pengembangan lapangan (plan of development/pod), investasi di Proyek Banyu Urip mencapai US$2,525 miliar, dengan rincian untuk pembangunan fasilitas produksi sebesar US$2,188 miliar dan pengeboran sumur sebesar US$337 juta. Pembangunan fasilitas dibagi menjadi lima kontrak EPC (engineering, procurement, and construction/rekayasa, pengadaan, dan konstruksi), yakni fasilitas produksi utama (central production facility/cpf), pipa darat (onshore) 72 km, pipa laut (offshore) dan menara tambat, floating storage and offloading (FSO), serta fasilitas infrastruktur. Presiden Mobil Cepu Ltd (MCL), Jon M. Gibbs, menyampaikan dukungan terhadap langkah SKK Migas untuk peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Konsorsium kelima kontrak EPC dipimpin oleh perusahaan Indonesia. Tidak hanya itu, terdapat 450 perusahaan sub kontraktor nasional dan lokal yang dilibatkan, di mana 85 persen di antaranya merupakan perusahaan lokal dari Bojonegoro dan Tuban. Terdapat lebih dari pekerja Indonesia yang 60 persen di antaranya adalah pekerja yang berasal dari Bojonegoro dan Tuban, kata Jon. 16 BUMI Oktober 2014

17 BIANGLALA KICK-OFF MEETING ENGINEERING SURVEY Oleh: Heru Keberadaan aset dan kegiatan operasi di industri hulu minyak dan gas bumi (migas) tidak lepas dari risiko yang bisa menimbulkan kerugian cukup besar. Guna mengurangi potensi kerugian akibat risiko tersebut, perlu dilakukan pengelolaan risiko di lingkungan SKK Migas dan kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS). Terkait hal tersebut, Konsorsium Asuransi yang telah ditunjuk SKK Migas untuk mengelola risiko dalam kegiatan usaha hulu migas, menjalankan program engineering survey. Program ini rencananya akan dilaksanakan mulai 2014 hingga 2016 yang terdiri dari survei risiko operasional, survei pengeboran, dan survei evaluasi aset. Guna mengimplementasikan program tersebut, Konsorsium Asuransi menggelar Kick-Off Meeting Engineering Survey periode dan workshop Klaim di Solo pada 10 September Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada kontraktor KKS mengenai survei yang akan dilaksanakan sehingga kontraktor KKS bisa lebih mempersiapkan diri untuk pelaksanaan survei tersebut. Kegiatan engineering survey bertujuan memberikan gambaran tentang pengelolaan risiko untuk aset hulu migas, baik di onshore maupun offshore, kata Deputi Pengendalian Keuangan SKK Migas, Budi Agustyono, saat membuka acara. Budi menambahkan, engineering survey juga dilakukan untuk menyediakan perangkat bagi Reasuransi dalam melakukan analisis biaya, memetakan dan memitigasi risiko inheren pada kegiatan operasi hulu migas. Melalui kegiatan ini, kerugian dan kerusakan aset operasional diharapkan bisa berkurang dengan meningkatkan keselamatan. Hilangnya waktu dan uang dari semua pihak yang terlibat dalam industri hulu migas juga bisa dicegah. dan kebutuhan dunia kerja guna meningkatkan kesiapan lulusan universitas, kata Kepala Divisi SDM SKK Migas, Budi Arman. EXPAT GOES TO CAMPUS Oleh: Rollina Yuniati Pengembangan kapasitas nasional telah menjadi salah satu fokus SKK Migas dalam peran serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keikutsertaan tersebut direalisasikan dengan menggandeng pihak perguruan tinggi maupun institusi pendidikan lainnya. Salah satu program yang dilaksanakan tahun ini adalah Expat Goes to Campus. Kegiatan yang menjadi sarana sharing knowledge ini bertujuan mengembangkan potensi mahasiswa sebagai calon pekerja di industri minyak dan gas bumi (migas). Expat Goes to Campus berupaya menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan Tahun ini, program Expat Goes to Campus dilaksanakan di STEM Akamigas Cepu pada 1 September 2014 dengan menghadirkan ekspatriat yang berkecimpung di industri hulu migas sebagai tenaga pengajar. Kegiatan diikuti 630 peserta yang terdiri dari mahasiswa STEM Akamigas dan tenaga pengajar dari Pusdiklat Migas Cepu. Pada sesi pertama, John Coleman dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) Mobil Cepu Ltd berbagi ilmu dengan topik pembahasan Overview of Production Engineering. Di sesi berikutnya, Abdi Nayak dan Suharyo Haryo dari Kontraktor KKS Inpex membawakan materi FLNG Concept and Future Opportunities. Rencananya, pelaksanaan program Expat Goes to Campus dilanjutkan di wilayah kerja Jawa (Akamigas Cepu) dan non Jawa (Sumatera dan Kalimantan). SKK Migas juga akan membuat pedoman pelaksanaan Expat Goes to Campus bagi kontraktor KKS agar program ini bisa menjadi program mandiri dan berkesinambungan. Oktober 2014 BUMI 17

18 FIGUR M.I Zikrullah Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis BERSAMA MERAPATKAN BARISAN Oleh: Adhitya Cahya Pada pertengahan September 2014, beredar berita di media massa mengenai rencana pembubaran SKK Migas. Berita ini praktis memunculkan kekhawatiran tentang status SKK Migas selanjutnya, termasuk nasib para pekerja. Seperti apa masa depan pengelolaan hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia? Berikut wawancara dengan Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas, M.I. Zikrullah, terkait posisi SKK Migas secara hukum maupun fungsinya sebagai lembaga yang bertugas mengawasi dan mengendalikan kegiatan hulu migas. Menurut Zikrullah, negara tetap membutuhkan suatu lembaga yang bertugas mengelola secara langsung kekayaan alam migas mengingat kontribusinya yang sangat besar bagi penerimaan negara. Terkait gonjang-ganjing yang terjadi di SKK Migas sekarang, apa yang sudah disiapkan fungsi SDM yang berada di bawah Bidang Dukungan Bisnis untuk keberlangsungan pekerja-pekerja SKK Migas? Ada beberapa hal yang perlu dijadikan pemahaman bersama. Kita lihat dulu apa hal utama yang harus diperhatikan pekerja SKK Migas maupun publik. Terkait rencana pembubaran SKK Migas, hal utama yang harus diperhatikan adalah putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Berdasarkan amar putusan MK, SKK Migas merupakan lembaga transisi atau lembaga sementara sampai dengan dibentuknya undangundang baru. Apabila sekarang muncul pertanyaan apakah SKK Migas akan dibubarkan, SKK Migas memang bukan lembaga yang permanen. Lalu, bagaimana nasib kita ke depan nanti? Saya menilai lembaga seperti SKK Migas akan tetap diperlukan, apa pun bentuknya. Jadi tidak usah khawatir. Pasti ada lembaga, instansi atau korporasi yang mengelola kekayaan negara khusus migas. Untuk saat ini, tidak ada yang bisa kecuali SKK Migas. Terkait SDM di SKK Migas, kami tetap melakukan pembinaan-pembinaan, pelatihan, rekrutmen, dan lain-lain yang diperlukan untuk mengelola aset-aset negara, termasuk di dalamnya aset sumber daya alam. Dalam pandangan saya, apa yang dilakukan sekarang sudah sesuai yang seharusnya. Apa yang dilakukan SKK Migas, khususnya bagian Hukum, sembari menunggu adanya aturan baru? Kita memerlukan adanya aturan khusus karena kegiatan hulu migas berkaitan dengan pengelolaan kekayaan negara, di mana sektor ini memberikan kontribusi sekitar 25 persen dari total APBN. Pengelolaan produksi migas kita lakukan dengan cara kontrak kerja sama yang melibatkan investor dalam negeri maupun multinasional. Sistem pengelolaan ini memerlukan suatu ketentuan yang tegas dan tidak bersifat sementara. Selama belum ada aturan yang tegas, investor memilih untuk menunggu. Proses menunggu itu akan memperlambat temuan-temuan cadangan migas baru. Padahal, rule of thumb di industri hulu migas mengharuskan eksplorasi berjalan terus untuk mempertahankan laju produksi. Ketika cadangan baru tidak ditemukan, otomatis cadangan akan berkurang dan produksi menurun. Melihat urgensinya, kami mengharapkan adanya peraturan perundang-undangan (perpu) karena penetapannya menjadi kewenangan presiden atau pemerintah, tidak harus dibahas dulu di DPR. Apabila pemerintah 18 BUMI Oktober 2014

19 FIGUR memacu kita untuk meningkatkan produksi, jangan an sich dilihat dari sisi teknis. Infrastruktur hukumnya harus diperbaiki karena infrastruktur hukum akan melegalkan hak dan kewajiban seseorang, dalam hal ini para investor. Pada era BPMIGAS, ada lima pilar yang diajukan dalam revisi UU Migas. Apakah lima pilar tersebut akan diusulkan juga untuk masuk dalam perpu atau hanya tata kelolanya saja? Saya melihat perpu sebagai infrastruktur hukum untuk menjembatani kondisi yang paling mendesak. Idealnya, perpu yang ditetapkan bisa mencakup semuanya. Namun penyusunan perpu menjadi kewenangan pemerintah. Kita mungkin hanya bisa mengusulkan saja. Memang tidak ada salahnya apabila perpu yang diterbitkan juga mencakup hal-hal yang substansial seperti yang ada dalam lima pilar. Hal itu nanti bisa kita selaraskan dengan putusan MK, termasuk bagaimana kewenangan pemda dan sebagainya. SKK Migas baru saja mengimplementasikan Enterprise Resource Planning (ERP) untuk integrasi proses bisnis internal. Bagaimana dengan perkembangan sistem operasi terpadu (SOT)? Tidak dapat dipungkiri bahwa transparansi, paperless process, dan akuntabilitas menjadi suatu hal yang harus dipenuhi di era digital. SOT, ERP, maupun e-pau (pedoman administrasi umum) merupakan infrastruktur teknis yang berfungsi mendukung kemudahan proses administrasi. Kami sangat mendorong pelaksanaannya, apalagi jika hal itu dilakukan untuk memudahkan proses pekerjaan. Nantinya, dalam pengembangannya ERP akan diintegrasikan dengan SOT. Jadi akan terintegrasi data-data lapangan di KKKS. Apa saja SOT yang saat ini sudah terintegrasi dengan data kontraktor KKS? Saat ini, SOT sudah terintegrasi dengan produksi. Tiap bulan, proses produksi kami laporkan ke pemerintah. Kami juga sudah melakukan koordinasi dengan kontraktor KKS produksi. Untuk saat ini, kami memang lebih memprioritaskan kontraktor KKS produksi karena verifikasi yang dilakukan pada laporan yang kita serahkan berkaitan dengan tata kelola produksi. Ke depan, selain produksi, akan terkoneksi data dan informasi terkait perencanaan, manajemen aset, komersial, pemeliharaan, laporan keuangan, dan lain-lain. Integrasi data-data ini diharapkan dapat semakin memudahkan proses pengambilan keputusan serta meningkatkan transparansi pengelolaan kegiatan usaha hulu migas. Tidak hanya SKK Migas, SOT akan menyambung ke instansi-instansi pemerintah seperti Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sehingga industri hulu migas benar-benar transparan dan dapat dilihat oleh semua kementerian. Justifikasi bahwa tidak ada yang kita sembunyikan sekarang dibantu oleh perangkat teknologi informasi. Terkait pengadaan, seperti apa mekanisme yang dibangun untuk menghindari adanya penyimpangan serta apa tantangannya? Di SKK Migas ada dua macam pengadaan, yakni pengadaan internal dan pengadaan di kontraktor KKS. Pengadaan internal menurut saya jumlahnya tidak signifikan dan tata kelolanya sudah bagus. Untuk pengadaan yang dilakukan kontraktor KKS, kita mempunyai aturan yang jelas, yaitu PTK 007 yang sekarang sudah ada revisi kedua dan sedang dilakukan pembahasan untuk revisi ketiga. Revisi tersebut mencerminkan bahwa kita mengakomodasi penyempurnaan ketentuan yang ada. Kami melihat, setidaknya sampai dengan hari ini, PTK 007 cukup memadai untuk dijadikan acuan tata kelola pengadaan. Sampai dengan hari ini pun, tuduhan negatif dari pihak luar tentang adanya kekurangan dalam proses pengadaan tidak terbukti. Semua aturan sudah cukup jelas dan transparan. Memang, tidak ada sesuatu yang sempurna. Namun dalam ketidaksempurnaan ini, apalagi di tengah suasana sekarang, kami berusaha agar legal compliance dan pemenuhan tata kelola semakin tinggi sehingga kemungkinan adanya kecurangan-kecurangan dapat dieliminasi. Apa harapan terkait Bidang Dukungan Bisnis secara keseluruhan? Saya berharap rekan-rekan pekerja SKK Migas agar bekerja dengan sungguh-sungguh seperti yang selama ini dilakukan. Fakta-fakta hukum dan realitas di luar memang sedang tidak mendukung. Tetapi mari kita luruskan dan rapatkan barisan bersama-sama. Industri migas telah diamanatkan kepada kita. Mari kita lakukan yang terbaik. Kita harus bangga telah menjadi salah satu unsur di republik ini yang diberi amanat untuk mengelola sumber daya alam yang sedemikian besar dengan kontribusi kepada negara yang sangat besar. Mari kita jalankan amanat ini dengan melakukan hal yang terbaik. Saya melihat selama ini rekan-rekan pekerja sudah melakukan yang terbaik bukan hanya untuk institusi, tetapi juga untuk negara. Peningkatan kemampuan individu tetap diperlukan untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi migas yang semakin meningkat. Selaku pengawas dan pengendali, kita harus tahu apa yang dilakukan pihakpihak yang kita awasi dan kendalikan. Kita semua menghadapi tantangan untuk meningkatkan produksi migas. Kita harus menyikapi tantangan tersebut dengan arif. Seluruh proses-proses yang dilakukan harus memenuhi tata kelola dan legal compliance. Kita juga tetap harus responsif dan koordinatif. Artinya, kita jangan hanya melihat dari sektor fungsi saja, tetapi dalam satu kesatuan sebagai satu institusi. Oktober 2014 BUMI 19

20 SPEKTRUM INDUSTRI HULU PERLU KEJELASAN SERTIFIKASI TANAH Oleh: Industri hulu minyak dan gas bumi memerlukan kepastian tentang nama yang akan digunakan dalam sertifikat tanah untuk kegiatan operasi. Tanah tersebut merupakan aset negara, sehingga diatasnamakan pemerintah Republik Indonesia. Hanya saja yang masih perlu diperjelas adalah apakah akan diatasnamakan Pemerintah Republik Indonesia cq Kementerian Keuangan atau Pemerintah Republik Indonesia cq Kementerian ESDM. Kami berharap hal ini bisa segera difinalkan sehingga kami bisa tindak lanjuti, ujar Kepala Kelompok Kerja Formalitas SKK Migas, Didik S. Setyadi, dalam diskusi pada Forum dan Rapat Kerja Pertanahan yang berlangsung di Bali, September lalu. Forum dan rapat kerja ini dihadiri 190 peserta dari SKK Migas, kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS), Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan perwakilan pemerintah daerah. Acara ini dibuka oleh Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas, M.I. Zikrullah. Zikrullah mengatakan, pasca diterbitkannya UU No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, memang masih terdapat interpretasi yang berbeda mengenai beberapa ketentuan. Perlu menyamakan persepsi dan menindaklanjutinya sesuai ketentuan, ujarnya. Zikrullah menegaskan, sertifikasi merupakan salah satu isu penting dalam proses pengadaan tanah untuk kegiatan usaha hulu migas karena setiap tanah tersebut pada akhirnya akan menjadi aset negara. Didik mengatakan, dalam waktu dekat SKK Migas akan melakukan sertifikasi kolektif terhadap tanah-tanah yang sudah digunakan oleh kontraktor KKS. Kita akan tindak lanjuti rapat kerja ini dengan membuat nota kesepahaman (memorandum of understanding/mou) dengan kantor-kantor wilayah BPN yang berlokasi di wilayah operasi hulu migas, ujar Didik. Terobosan Bojonegoro Sementara itu, Bupati Bojonegoro, H. Suyoto, membuat terobosan terkait pengadaan tanah untuk kegiatan usaha hulu migas di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Suyoto menginisiasi proses penyederhanaan dan percepatan proses perizinan untuk rencana kegiatan pengeboran potensi Lapangan Sukowati bagian barat, yaitu Sumur Sukowati PAD C-1, yang berada di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. Dalam Rapat Koordinasi Rencana Kegiatan Pengeboran Sumur Sukowati PAD C-1 di Surabaya pada September 2014, Suyoto menjelaskan model proses penyederhanaan dan percepatan proses perizinan, pengadaan lahan, mitigasi, serta penanganan masalah dampak lingkungan dan sosial. Suyoto memberikan alur model dari kondisi pra kegiatan, mitigasi, roadmap hingga exit strategy, target yang harus dicapai, person in charge (PIC), serta waktu pelaksanaan. Rakor menghasilkan model kerangka kerja penyederhanaan dan percepatan proses perizinan serta pengadaan lahan dan masalah dampak sosial. Model kerangka kerja ini menjadi sarana bagi Joint Operating Body (JOB) Pertamina- PetroChina East Java (PPEJ) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkab Bojonegoro dalam melaksanakan rencana kegiatan pengeboran Sumur Sukowati PAD C BUMI Oktober 2014

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA 2015 BAGIAN I PENDAHULUAN A. LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan pada 2015 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom No. 316, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Alokasi, Pemanfaatan dan Harga. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06

Lebih terperinci

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 dan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 dan KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17TAHUN2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KERJA KHUSUS

Lebih terperinci

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Hari, tanggal Minggu, 10 Mei 2015 Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014 Sumber Berita Selasar.com Hal. -

Lebih terperinci

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und No.1589, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Harga. Pemanfaatan. Penetapan Lokasi. Tata Cara. Ketentuan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Analisis Ekonomi dan Kebijakan Bisnis Pemanfaatan Gas Bumi di Indonesia dilatarbelakangi oleh rencana Pemerintah merealokasi pemanfaatan produksi gas bumi yang lebih

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, di Jatim tgl. 7 Okt 2014 Selasa, 07 Oktober 2014

Sambutan Presiden RI pd Peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, di Jatim tgl. 7 Okt 2014 Selasa, 07 Oktober 2014 Sambutan Presiden RI pd Peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, di Jatim tgl. 7 Okt 2014 Selasa, 07 Oktober 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN FASILITAS PRODUKSI LAPANGAN

Lebih terperinci

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017 #energiberkeadilan Jakarta, 8 Agustus 2017 MINYAK DAN GAS BUMI LIFTING Minyak Bumi 779 (2016) 1 802 (2017)

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.169, 2018 KEMEN-ESDM. Pengusahaan Gas Bumi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGUSAHAAN GAS

Lebih terperinci

... Hubungi Kami : Studi Prospek dan Peluang Pasar MINYAK DAN GAS BUMI di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

... Hubungi Kami : Studi Prospek dan Peluang Pasar MINYAK DAN GAS BUMI di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com T ahun 1977-1992 adalah masa kejayaan industri minyak Indonesia dengan produksi rata rata 1,5 juta barrel per hari. Kondisi

Lebih terperinci

Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH

Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR RI 1 Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH Lifting minyak tahun 2016 diprediksi sebesar 811 ribu barel per hari (bph). Perhitungan ini menggunakan model

Lebih terperinci

Sambutan Tertulis Presiden Republik Indonesia pada Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2006 Kepada Semua Provinsi

Sambutan Tertulis Presiden Republik Indonesia pada Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2006 Kepada Semua Provinsi Sambutan Tertulis Presiden Republik Indonesia pada Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2006 Kepada Semua Provinsi Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Lebih terperinci

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL SIARAN PERS Realisasi Investasi Januari September Tahun 2017 Rp 513,2 triliun, Telah Mencapai 75,6% dari Target Jakarta, 30 Oktober 2017 Pada periode Triwulan III (Juli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam tesis ini menguraikan latar belakang dilakukannya penelitian dimana akan dibahas mengenai potensi sumber daya panas bumi di Indonesia, kegiatan pengembangan panas

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI ENERGI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (1),

Lebih terperinci

Blok Masela Harus. Berikan Kemakmuran untuk Rakyat Indonesia

Blok Masela Harus. Berikan Kemakmuran untuk Rakyat Indonesia Blok Masela Harus Berikan Kemakmuran untuk Rakyat Indonesia http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/01/03/122200526/blok.masela.harus.berikan.kemakmuran.untuk.rakyat.indonesia Minggu, 3 Januari 2016

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015 Yth. : Para Pimpinan Redaksi dan hadirin yang hormati;

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA Lampiran Surat Nomor: Tanggal: RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA 2016 2019 INSTANSI PENANGGUNGJAWAB: KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NO. C. INDUSTRI SUMBER DAYA ALAM DAN JASA KELAUTAN

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN ALOKASI GAS UNTUK DOMESTIK

MENGOPTIMALKAN ALOKASI GAS UNTUK DOMESTIK BULETIN SKK MIGAS #32 Desember 2015 MENGOPTIMALKAN ALOKASI GAS UNTUK DOMESTIK Meningkatkan Kompetensi Pekerja Hulu Minyak dan Gas Bumi Agenda Setting dan Revolusi Perizinan Industri Hulu Migas Kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial, baik sebagai individu ataupun kelompok akan selalu berkomunikasi. Sehingga disadari ataupun tidak,

Lebih terperinci

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah SAMBUTAN PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM KEGIATAN RAPAT MONEV KOORDINASI DAN SUPERVISI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN MAKASSAR, 26 AGUSTUS 2015

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (1),

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perser

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perser No.188, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Pemanfaatan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN GAS BUMI UNTUK

Lebih terperinci

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program 35.000 MW: Progres dan Tantangannya Bandung, 3 Agustus 2015 Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan Nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Republik Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan luas sekitar 2/3 bagian (5,8 juta Km 2 ) adalah lautan, dan sekitar 1/3 bagian (2,8 juta km 2 ) adalah daratan,

Lebih terperinci

Sektor Hulu Migas Optimis Penuhi Target

Sektor Hulu Migas Optimis Penuhi Target BULETIN SKK MIGAS #27 Juli 2015 Sektor Hulu Migas Optimis Penuhi Target Mengoptimalkan Kegiatan Pengeboran Mengkaji Keekonomian Gas Suar Bakar Kepala SKK Migas Kunjungi Gubernur Aceh Ngatijan : Memitigasi

Lebih terperinci

EFEK BERGANDA INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS BUMI

EFEK BERGANDA INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS BUMI #31 BULETIN SKK MIGAS November 2015 EFEK BERGANDA INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS BUMI Mengkaji Strategi Eksplorasi Migas SKK MigasUniversitas Aberdeen Jalin Kerja Sama Pendidikan Suyoto Bupati Bojonegoro

Lebih terperinci

PGN Umumkan Pemenang Kompetisi Jurnalistik PGN 2014

PGN Umumkan Pemenang Kompetisi Jurnalistik PGN 2014 PGN Umumkan Pemenang Kompetisi Jurnalistik PGN 2014 Jakarta, 15 Desember 2014 PT Perusahaan Gas Negara (Perseroan) Tbk (PGN) Senin malam menggelar acara Malam Anugerah Kompetisi Jurnalistik PGN (KJ PGN)

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA I. PENDAHULUAN Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu input di dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dan pada gilirannya akan mempengaruhi

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014 Bismillahirrohmanirrahim Yth. Ketua Umum INAplas Yth. Para pembicara

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, pres-lambang01.gif (3256 bytes) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016

KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016 KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016 Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sumber Daya Air untuk Mendukung Ketahanan Air, Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi. ***

Lebih terperinci

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Produksi Liquefied Natural Gas (LNG) LNG Indonesia diproduksi dari tiga kilang utama, yaitu kilang Arun, kilang Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS

KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi DASAR HUKUM UU No. 22/2001 PP 36 / 2004 Permen 0007/2005 PELAKSANAAN UU NO. 22 / 2001 Pemisahan yang jelas antara

Lebih terperinci

Desain Tata Kelola Kelembagaan Hulu Migas Menuju Perubahan UU Migas Oleh: Wiwin Sri Rahyani * Naskah diterima: 13 April 2015; disetujui: 22 April 2015

Desain Tata Kelola Kelembagaan Hulu Migas Menuju Perubahan UU Migas Oleh: Wiwin Sri Rahyani * Naskah diterima: 13 April 2015; disetujui: 22 April 2015 Desain Tata Kelola Kelembagaan Hulu Migas Menuju Perubahan UU Migas Oleh: Wiwin Sri Rahyani * Naskah diterima: 13 April 2015; disetujui: 22 April 2015 Sudah lebih dari 2 (dua) tahun tepatnya 13 November

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI

KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI Jakarta, 6 Februari 2014 I KONDISI HULU MIGAS 2 CADANGAN GAS BUMI (Status

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, Maret 2018

KATA PENGANTAR. Semarang, Maret 2018 KATA PENGANTAR Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi dan Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, pemanfaatan energi baru dan energi baru terbarukan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 14 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI UMUM Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH EKSPLORASI GAS BUMI TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TIMUR MELALUI PENDEKATAN INPUT OUTPUT

ANALISA PENGARUH EKSPLORASI GAS BUMI TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TIMUR MELALUI PENDEKATAN INPUT OUTPUT ANALISA PENGARUH EKSPLORASI GAS BUMI TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TIMUR MELALUI PENDEKATAN INPUT OUTPUT Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111, Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah pembangkit listrik di Indonesia merupakan akibat langsung dari kebutuhan listrik yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, karena listrik merupakan energi

Lebih terperinci

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040 KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040 Ana Rossika (15413034) Nayaka Angger (15413085) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi

Lebih terperinci

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi - Press Release PGN Memenuhi Kebutuhan Gas Untuk Industri di Jawa Timur

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi - Press Release PGN Memenuhi Kebutuhan Gas Untuk Industri di Jawa Timur No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 2 018100.S/HM.05/SPER/2012 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Tanggal dan Jam 18 Jun 2012 18:21:14 Perihal Keterbukaan Informasi Yang Perlu

Lebih terperinci

Indonesia Negeri Kaya Minyak dan Gas?

Indonesia Negeri Kaya Minyak dan Gas? MIKHAEL GEWATI Indonesia Negeri Kaya Minyak dan Gas? Kompas.com - 30/05/2017, 15:17 WIB Aktivitas hulu migas di lepas pantai (Dok SKK Migas ) KOMPAS.com Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber daya

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan APMC on Public Private Partnerships, 15 April 2010 Kamis, 15 April 2010

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan APMC on Public Private Partnerships, 15 April 2010 Kamis, 15 April 2010 Sambutan Presiden RI pada Pembukaan APMC on Public Private Partnerships, 15 April 2010 Kamis, 15 April 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PEMBUKAAN ASIA PACIFIC MINISTERIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peningkatan kebutuhan akan energi di Indonesia terus meningkat karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kegiatan serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 7 2012, No.54 LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2012 NOMOR : 2 TAHUN 2012 TANGGAL : 6 JANUARI 2012 RENCANA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat PT. X Berdasarkan data yang diperoleh melalui Laporan Tahunan 2009, PT. X didirikan pada 9 Juni 1980 di bawah hukum Republik Indonesia dan memulai usahanya

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Laju pertumbuhan Produk domestik bruto (PDB) Saudi Arabia selama kuartal kedua tahun 2015

Lebih terperinci

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI INEFISIENSI BBM

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI INEFISIENSI BBM INEFISIENSI BBM Kenaikan harga minyak yang mencapai lebih dari US$100 per barel telah memberikan dampak besaran alokasi dalam APBN TA 2012. Kondisi ini merupakan salah satu faktor yang mendorong pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA - MADURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA - MADURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA - MADURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka optimalisasi pengembangan wilayah

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG HARI, : a.

Lebih terperinci

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI MENUJU KEDAULATAN ENERGI DR. A. SONNY KERAF KOMISI VII DPR RI SEMINAR RENEWABLE ENERGY & SUSTAINABLE DEVELOPMENT IN INDONESIA : PAST EXPERIENCE FUTURE CHALLENGES JAKARTA, 19-20 JANUARI 2009 OUTLINE PRESENTASI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA - MADURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA - MADURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA - MADURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau

Lebih terperinci

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA 2015-2019 DAN PELUANG MEMANFAATKAN FORUM G20 Siwi Nugraheni Abstrak Sektor energi Indonesia mengahadapi beberapa tantangan utama, yaitu kebutuhan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TRANSPARANSI PENDAPATAN NEGARA DAN PENDAPATAN DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TRANSPARANSI PENDAPATAN NEGARA DAN PENDAPATAN DAERAH PERATURAN PRESIDEN NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TRANSPARANSI PENDAPATAN NEGARA DAN PENDAPATAN DAERAH YANG DIPEROLEH DARI INDUSTRI EKSTRAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Dan Misi Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral VISI Memasuki era pembangunan lima tahun ketiga, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010. 100 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Rusia adalah salah satu negara produksi energi paling utama di dunia, dan negara paling penting bagi tujuan-tujuan pengamanan suplai energi Eropa. Eropa juga merupakan

Lebih terperinci

Indonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik

Indonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik PDS terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 28 Oktober 2016. Indonesia: Akses Energi erkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik Nama Akses Energi erkelanjutan

Lebih terperinci

Jakarta, 10 Maret 2011

Jakarta, 10 Maret 2011 SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TRANSPARANSI PENDAPATAN NEGARA DAN PENDAPATAN DAERAH YANG DIPEROLEH DARI INDUSTRI EKSTRAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014

PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014 LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 20 MEI 2014 PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014 1. RPerpres tentang Penyelenggaraan Sistem Administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi (migas) di tanah air memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur perekonomian fiskal

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

PIDATO KEPALA BPMIGAS DALAM RANGKA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE 65 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. Bapak dan Ibu sekalian,

PIDATO KEPALA BPMIGAS DALAM RANGKA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE 65 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. Bapak dan Ibu sekalian, PIDATO KEPALA BPMIGAS DALAM RANGKA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE 65 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 17 Agustus 2010 Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Lebih terperinci

Assalamualaikum Wr. Wb.

Assalamualaikum Wr. Wb. SAMBUTAN SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA ACARA FORUM PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017 Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk Kita Semua. 1.

Lebih terperinci

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Cirebon, 22 Desember 2015 OUTLINE PEMBAHASAN 1 SIPD DALAM UU 23 TAHUN 2014 2 PERMENDAGRI 8/2014 TENTANG SIPD AMANAT UU 23 TAHUN 2014 Pasal 274: Perencanaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Perkembangan Deregulasi 2015

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Perkembangan Deregulasi 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Laporan Perkembangan Deregulasi 2015 Jakarta, 22 September 2015 A. RPP Tempat Penimbunan Berikat, (D1) B. RPP Perubahan PP Nomor 23 Tahun 2010, (F3) C. RPerpres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional Eksplorasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional Eksplorasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional Eksplorasi dan Produksi (Pertamina EP) merupakan salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

Kilas Banyu Urip. Edisi 18 Juli ExxonMobil Cepu Limited. Dewan Redaksi

Kilas Banyu Urip. Edisi 18 Juli ExxonMobil Cepu Limited. Dewan Redaksi Edisi 18 Juli 2017 Kilas Banyu Urip Program inspirasional di Rumah Perubahan Pelatihan Biolarvasida Program penghijauan di tiga desa Program pembangunan dan renovasi infrastruktur Dewan Redaksi Editor

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2013

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2013 WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN DISTRIBUSI LIQUIFIED PETROLEUM GAS TABUNG 3 (TIGA) KILOGRAM BERSUBSIDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Konferensi Pers Presiden RI pada Kunjungan Kerja ke DIY, Yogyakarta, 25 Mei 2012 Jumat, 25 Mei 2012

Konferensi Pers Presiden RI pada Kunjungan Kerja ke DIY, Yogyakarta, 25 Mei 2012 Jumat, 25 Mei 2012 Konferensi Pers Presiden RI pada Kunjungan Kerja ke DIY, Yogyakarta, 25 Mei 2012 Jumat, 25 Mei 2012 KONFERENSI PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA KUNJUNGAN KERJA KE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DI GEDUNG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perusahaan-perusahaan yang ada sekarang ini telah bersiap menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Ini berarti persaingan tidak hanya terjadi

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : PRESIDEN RUPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya energi

Lebih terperinci

2014, No Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4327); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha

2014, No Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4327); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.261, 2014 MIGAS. Usaha. Panas Bumi. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5595) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, energi mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis untuk pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan dalam pembangunan

Lebih terperinci

PERCEPAT PROYEK MW, PEMERINTAH LAKUKAN BERBAGAI CARA

PERCEPAT PROYEK MW, PEMERINTAH LAKUKAN BERBAGAI CARA PERCEPAT PROYEK 35.000 MW, PEMERINTAH LAKUKAN BERBAGAI CARA www.detik.com Untuk mempercepat realisasi proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (mw), pemerintah melakukan berbagai cara. Saat memimpin rapat

Lebih terperinci

BULETIN SKK MIGAS KINERJA INDUSTRI HULU MIGAS 2014 / TANTANGAN MEMENUHI TARGET 2015 / MENJAGA KEAMANAN OPERASI HULU MIGAS / REFORMASI ORGANISASI

BULETIN SKK MIGAS KINERJA INDUSTRI HULU MIGAS 2014 / TANTANGAN MEMENUHI TARGET 2015 / MENJAGA KEAMANAN OPERASI HULU MIGAS / REFORMASI ORGANISASI BULETIN SKK MIGAS No.23 I DESEMBER 2014 KINERJA INDUSTRI HULU MIGAS 2014 / TANTANGAN MEMENUHI TARGET 2015 / MENJAGA KEAMANAN OPERASI HULU MIGAS / REFORMASI ORGANISASI DAFTAR ISI SALAM REDAKSI 3 Bekerja

Lebih terperinci

Perpres No. 41 Tahun 2016 Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis Energi dan Darurat Energi oleh Prof. Syamsir Abduh (AUPK)

Perpres No. 41 Tahun 2016 Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis Energi dan Darurat Energi oleh Prof. Syamsir Abduh (AUPK) Perpres No. 41 Tahun 2016 Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis Energi dan Darurat Energi oleh Prof. Syamsir Abduh (AUPK) 1 1 LANDASAN HUKUM UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi Pasal 6 Pasal 12

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERIZINAN USAHA DI BIDANG ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KETENAGALISTRIKAN

Lebih terperinci

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi No.1812, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil. Percepatan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI I. UMUM Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) menegaskan bahwa cabang-cabang produksi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pengelolaan dan Pertanggungjawaban. Fasilitas Dana. Geothermal. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PMK.011/2012

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI SUB REGIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI SUB REGIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI SUB REGIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Pemerintah telah melakukan perubahan atas

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2016 ENERGI. Darurat. Krisis. Penanggulangan. Penetapan. Tata Cara. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN

Lebih terperinci