EFEK BERGANDA INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS BUMI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEK BERGANDA INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS BUMI"

Transkripsi

1 #31 BULETIN SKK MIGAS November 2015 EFEK BERGANDA INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS BUMI Mengkaji Strategi Eksplorasi Migas SKK MigasUniversitas Aberdeen Jalin Kerja Sama Pendidikan Suyoto Bupati Bojonegoro Migas untuk Kesejahteraan Rakyat Sinergi Pengamanan Fasilitas Hulu Migas Memperkenalkan Industri Hulu Migas ke Publik Aceh

2 4 8 DAFTAR ISI 20 REDAKSI Pelindung Amien Sunaryadi Budi Agustyono Penanggungjawab Elan Biantoro Pemimpin Redaksi Zudaldi Rafdi Editor Heru Setyadi Ryan B. Wurjantoro SALAM REDAKSI 3 Tim Redaksi Adhitya C. Utama Alfian Galuh Andini Heri Slamet Ruby Savira Suhendra Atmaja FOKUS PERSPEKTIF SEREMONIAL Efek Berganda Mengkaji Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi Strategi Eksplorasi Migas Kegiatan SKK Migas Pusat BIANGLALA 16 Sinergi Pengamanan Fasilitas Hulu Migas 6 Dari Daerah untuk Daerah 17 Mengantisipasi Penggenangan Bendungan Marangkayu Redaksi menerima masukan artikel melalui : hupmas@skkmigas.go.id acutama@skkmigas.go.id Redaksi : Sub Bagian Komunikasi dan Protokol SKK Migas Alamat : Gedung Wisma Mulia Lt.30, Jl. Jend. Gatot Subroto No. 42, Jakarta Facebook : Humas SKK Migas FIGUR 18 Suyoto Bupati Bojonegoro Migas untuk Kesejahteraan Rakyat SPEKTRUM SKK Migas- Universitas Aberdeen Jalin Kerja Sama Pendidikan Menjaga Suplai, Membangkitkan Industri Info 22 Memperkenalkan Industri Hulu Migas ke Publik Aceh 2

3 SALAM REDAKSI MEMBALIK KURVA Grafik harga minyak mentah belum menunjukkan titik balik ke posisi yang menggembirakan menjelang akhir tahun ini. Dalam setahun terakhir, perkembangan bisnis di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) belum terlalu menggairahkan, di mana perusahaan migas masih sedikit menahan diri untuk berinvestasi. Efisiensi dan restrukturisasi pun menjadi pilihan untuk tetap bisa bertahan dalam kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan. Imbasnya, jumlah aktivitas eksplorasi dan produksi berkurang dengan alasan faktor keekonomian. Kondisi yang dihadapi sektor hulu migas sekarang memang penuh tantangan. Namun apabila dicermati, perubahan dan ketidakpastian telah menjadi bagian dari perjalanan hidup hulu migas sejak industri ini mulai berkembang. Para pelaku usaha di industri hulu migas tidak bisa menghindari siklus naik turunnya harga minyak. Satu hal yang perlu dicermati, meski kurva harga minyak mentah sedang dalam posisi terendah, peluang untuk meraih hasil yang optimal tetap ada. Hingga 20 tahun ke depan, migas masih memegang peranan penting sebagai sumber pendapatan negara, sumber energi, dan mesin penggerak ekonomi. Hanya saja, masa keemasan migas di Indonesia telah berlalu. Kini, sektor hulu migas dihadapkan pada volume produksi yang terus turun, jumlah cadangan yang semakin berkurang, serta fasilitas migas yang kian tua. Dengan prediksi kenaikan konsumsi migas mencapai dua kali lipat pada 2035, Indonesia tidak punya pilihan selain mencari cadangan sebanyak-banyaknya mulai sekarang. Keberadaan cadangan baru dibutuhkan agar Indonesia bisa memenuhi kebutuhan migas domestik dan tidak bergantung pada impor. Selalu ada kesempatan dalam kesempitan. Kondisi seburuk apa pun tetap menawarkan sebuah peluang bagi seseorang untuk keluar dari keterpurukan. Hal serupa juga dihadapi sektor hulu migas. Turunnya harga minyak mentah tidak hanya berimbas pada perusahaan migas, tetapi juga memberikan efek domino terhadap perusahaan penyedia barang dan jasa di industri hulu migas. Harga layanan jasa dan barang penunjang pun disesuaikan mengikuti fluktuasi harga minyak mentah. Kondisi ini sebenarnya menyuguhkan kesempatan bagi perusahaan migas untuk memperbanyak kegiatan eksplorasi. Harapannya, saat cadangan migas baru ditemukan, harga minyak mentah sudah kembali stabil di level yang menguntungkan. Kurva yang turun pun akan berbalik naik. Migas telah memberikan manfaat besar bagi bangsa Indonesia. Namun Indonesia hendaknya tidak menjadi bangsa yang hanya mampu menghabiskan cadangan sumber daya alam tanpa berupaya menggali lebih dalam untuk mencari sumber yang masih terpendam. Perjalanan bangsa ini masih panjang dan membutuhkan bekal yang bisa bertahan lama. Bekal tersebut perlu dipersiapkan mulai sekarang sehingga generasi berikutnya bisa turut menikmati keberhasilan dan kemakmuran yang telah diraih saat ini. Elan Biantoro Kepala Bagian Hubungan Masyarakat November 2015 BUMI 3

4 FOKUS EFEK BERGANDA INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS BUMI Oleh: Suhendra Sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) memiliki peranan yang strategis bagi negara. Sejak Indonesia merdeka, sektor hulu migas tercatat sebagai salah satu penyumbang devisa terbesar kedua setelah pajak. Selain itu, sektor hulu migas menjadi penyedia sumber energi bagi bangsa. Dari berbagai sumber energi yang tersedia di Indonesia, migas masih menjadi sumber energi utama. Pasokan migas untuk memenuhi kebutuhan energi nasional mencapai 70 persen dari total sumber energi yang ada. Masih besarnya pasokan migas tidak lepas dari masih besarnya konsumsi migas nasional. Apalagi, konsumsi migas terus mengalami kenaikan dalam 10 tahun terakhir. Berdasarkan data BP Statistical Review of World Energy Juni 2015, konsumsi minyak bumi di Indonesia pada 2014 mencapai 1,641 juta barel per hari atau naik 1 persen dibanding konsumsi pada 2013 sebesar 1,615 juta barel per hari. Sementara konsumsi gas nasional pada 2014 mencapai 34,5 juta ton setara minyak atau naik 5,1 persen dibanding konsumsi pada 2013 sebesar 32,8 juta ton setara minyak. Perkembangan ekonomi nasional menjadi salah satu kontributor terhadap kenaikan konsumsi migas nasional. Selain itu, jumlah penduduk Indonesia makin bertambah tiap tahun. Industri hulu migas pun terus berupaya meningkatkan produksi agar kebutuhan energi bisa terpenuhi sehingga ketahanan energi nasional tetap terjaga. Pemerintah terus mendorong kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan-cadangan baru guna memenuhi kebutuhan energi saat ini maupun di masa depan. Penemuan cadangan migas baru tidak hanya menjamin terpenuhinya kebutuhan energi nasional di masa sekarang maupun masa depan. Keberadaan industri hulu migas menciptakan efek lingkup berganda (multiplier effect) bagi sektor lain. Sistem kontrak kerja sama yang diterapkan dalam bisnis hulu migas di Indonesia membuka peluang bagi peningkatan kapasitas nasional. Sistem tersebut memungkinkan SKK Migas selaku institusi pemerintah yang bertugas mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha hulu migas untuk memaksimalkan kapasitas nasional di industri hulu migas, salah satunya di bidang ketenagakerjaan. Seperti diketahui, industri hulu migas merupakan industri padat karya. Sektor strategis ini menyediakan lapangan pekerjaan yang terbuka lebar bagi sumber daya manusia Indonesia. Berdasarkan data SKK Migas, jumlah tenaga kerja Indonesia di industri hulu migas terus meningkat seiring bertambahnya jumlah kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) yang melakukan eksplorasi di wilayah kerja baru maupun pengembangan di wilayah kerja yang sudah berproduksi. Hingga akhir 2014, tenaga kerja Indonesia yang bekerja di industri hulu migas mencapai pekerja atau 96,4 persen dari total. Sementara jumlah tenaga kerja asing hanya pekerja atau sebesar 3,6 persen. Industri hulu migas nasional berkomitmen menjadikan tenaga kerja lokal sebagai tuan rumah di negeri sendiri, kata Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi. Kontribusi industri hulu migas di bidang ketenagakerjaan tidak terbatas pada penyediaan lapangan kerja. Melalui 4

5 program tanggung jawab sosial, kontraktor KKS berupaya memberdayakan warga di sekitar area operasi dengan memberikan pelatihan kerja. Pelatihan ini bertujuan membekali warga setempat dengan keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bisa bekerja di lapangan migas. Kontraktor KKS juga membuka kesempatan magang bagi tenaga kerja Indonesia yang bekerja di lapangan migas yang dioperasikan oleh kontraktor KKS lainnya. Program ini merupakan bentuk komitmen industri hulu migas dalam meningkatkan kapabilitas dan kapasitas tenaga kerja Indonesia. Melalui program pengembangan pekerja lintas kontraktor KKS tersebut, pekerja lokal menunjukkan adanya peningkatan kompetensi dasar dalam hal sikap kerja, keterampilan teknik, serta keselamatan kerja. Sebagai industri yang padat modal dan padat teknologi, industri hulu migas membutuhkan dukungan sumber saya manusia yang mumpuni. Itulah mengapa tenaga kerja lokal perlu dibekali dengan keahlian dan keterampilan sesuai kualifikasi yang diperlukan, kata Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudianto Rimbono. Efek lingkup berganda yang ditimbulkan sektor hulu migas tidak hanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teknis. Sektor perbankan nasional turut merasakan riak positif dari sektor hulu migas. Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/10/PBI/2014 tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Devisa Utang Luar Negeri menyebutkan bahwa seluruh devisa hasil ekspor harus diterima melalui bank nasional, termasuk devisa dari hasil ekspor migas. Peraturan ini membuka kesempatan bagi bank nasional untuk menjadi trustee paying agent dalam mengelola penjualan ekspor migas. Sejak 2009, transaksi industri hulu migas melalui bank nasional tercatat mencapai sekitar US$44,9 miliar. Peran bank nasional makin bertambah karena kontraktor KKS wajib menjalankan proses penutupan dan pemulihan tambang (abandonment and site restoration/asr). Guna menjamin ketersediaan dana untuk keperluan restorasi dan rehabilitasi wilayah kerja, kontraktor KKS wajib mencadangkan dana ASR saat menyusun rencana pengembangan lapangan (plan of development/pod). Dana yang dicadangkan harus ditempatkan di bank nasional dan disetorkan setelah POD disetujui. Pencadangan dana ASR membuat bank nasional menjadi lebih sehat karena memiliki rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang bagus. Selain memberikan dampak positif bagi sektor lain, sektor hulu migas juga berupaya membangun kemandirian ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah kerja. Melalui program tanggung jawab sosial, kontraktor KKS memberikan berbagai pelatihan keterampilan dan kerajinan tangan, mulai dari pelatihan menjahit, las listrik, perbaikan dan perawatan peralatan elektronik maupun mesin, hingga budidaya ikan dan tanaman pangan. Pelatihan tersebut menjadi bekal bagi warga sekitar wilayah kerja untuk membuka usaha sehingga mereka bisa mandiri secara ekonomi. Program tanggung jawab sosial yang dilaksanakan industri hulu migas tidak hanya fokus di bidang ekonomi, tetapi juga pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan umum, serta lingkungan. Program ini menjadi bentuk kepedulian sektor hulu migas terhadap masyarakat sekitar sehingga seluruh pihak bisa turut merasakan kontribusi positif dari kegiatan eksplorasi dan produksi migas. November 2015 BUMI 5

6 FOKUS DARI DAERAH UNTUK DAERAH Oleh: Suhendra Keberadaan industri hulu minyak dan gas bumi (migas) tidak hanya menciptakan efek lingkup berganda (multiplier effect) bagi sektor di luar hulu migas dan masyarakat di sekitar wilayah kerja migas. Pemerintah daerah penghasil migas pun turut menikmati hasil dari kegiatan usaha hulu migas. Seperti diketahui, uang dari hasil komersialisasi migas yang menjadi bagian negara masuk ke kas negara. Pemasukan tersebut selanjutnya digunakan pemerintah untuk membiayai pembangunan sesuai program kerja yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun penerimaan negara dari hasil komersialisasi migas tidak hanya digunakan untuk membiayai program-program yang dilaksanakan pemerintah pusat. Pemerintah daerah tempat migas dihasilkan juga ikut menikmati melalui alokasi Dana Bagi Hasil (DBH). DBH yang dikucurkan Kementerian Keuangan tidak hanya menjadi hak milik kabupaten/kota penghasil migas. Pemerintah provinsi tempat kabupaten/kota tersebut berada juga ikut menerima DBH. Begitu pula seluruh kabupaten/kota lainnya yang berada di wilayah provinsi tersebut. Penerimaan dari DBH migas menjadi andalan bagi pendapatan asli daerah. Dana tersebut masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap tahun untuk mendanai pembangunan daerah. Melalui pembangunan yang turut didanai oleh DBH migas, pemerintah daerah bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat di daerah masing-masing, kata Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi. Pengaruh positif industri hulu migas terhadap peningkatan kesejahteraan warga di daerah diakui oleh kepala daerah penghasil migas, salah satunya Bupati Bojonegoro, Suyoto. Menurut Suyoto, industri hulu migas telah memberikan banyak manfaat bagi warga kabupaten yang dipimpinnya. Saat ini, di Bojonegoro ada dua lapangan migas yang masih aktif, yakni Lapangan Banyu Urip yang dioperasikan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) serta Lapangan Sukowati yang dikelola Joint Operating Body (JOB) Pertamina-PetroChina East Java (PPEJ). Suyoto mengatakan, keberadaan dua lapangan migas tersebut tidak hanya membuka kesempatan kerja bagi warga Bojonegoro, tetapi juga peluang bisnis bagi pengusaha lokal. Dari segi sumber daya manusia, kualitas pekerja maupun pengusaha lokal menjadi terangkat karena mereka mengikuti standar internasional yang digunakan oleh perusahaan migas, kata Suyoto. 6

7 Selain manfaat yang dirasakan langsung, warga Bojonegoro juga menikmati manfaat tidak langsung dari industri hulu migas. Setiap tahun, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menerima alokasi DBH migas sebesar Rp1,4 triliun. Dana tersebut digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk membiayai pembangunan infrastruktur, meningkatkan mutu pendidikan dan kesehatan, serta program-program lainnya. Desa tempat suatu wilayah kerja migas berada dan desa-desa di sekitarnya juga mendapatkan alokasi tersendiri dari DBH. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro tidak hanya memanfaatkan DBH migas untuk membiayai pembangunan pada saat ini. Suyoto berinisiatif membentuk dana abadi guna mengantisipasi apabila DBH yang diperoleh Bojonegoro tidak lagi cukup untuk membiayai pembangunan atau ketika potensi migas di Bojonegoro sudah habis. Pemanfaatan dana abadi tersebut lebih fokus pada pembangunan kualitas manusia. Kami sudah menyiapkan berbagai pelatihan tenaga kerja bagi warga Bojonegoro, kata Suyoto. DBH Minyak Penerimaan Negara Pendidikan Dasar di Daerah Bersangkutan Provinsi Penghasil Migas Kab/Kota Penghasil Migas Kab/Kota Lain di Provinsi Tersebut 84.5% PENERIMAAN NEGARA 15% 3% 6% 6% 6% 15.5% DBH Minyak 0,5% Suyoto menambahkan, pihaknya membuat peraturan daerah untuk menjaga keabadian dana abadi. Melalui peraturan daerah tersebut, dana abadi tidak dapat diubah kecuali ada persetujuan dari rakyat Bojonegoro. Agar keamanan dana lebih terjamin, sebanyak 90 persen dana abadi diinvestasikan di sektor keuangan yang paling aman. Saat ini, Suyoto sudah menginvestasikan dana dalam jumlah besar ke Bank Jatim. Investasi tersebut menempatkan Bojonegoro sebagai pemilik saham terbesar keempat di Bank Jatim. Suyoto juga membentuk badan pengawas yang bertugas mengawasi penggunaan dana tersebut dan menjamin efektivitas penggunaannya. Selain itu Suyoto sangat berhati-hati dalam membuat estimasi pendapatan DBH yang akan dimasukkan dalam APBD. Suyoto selalu berupaya menghasilkan sisa lebih pembiayaan anggaran yang besar. Kebijakan tersebut dijalankan sebagai langkah antisipasi apabila DBH tidak terealisasi. Adanya sisa lebih pembiayaan anggaran memungkinkan Kabupaten Bojonegoro memiliki dana segar sebagai dana cadangan. Suyoto sangat menyadari kontribusi besar yang telah diberikan sektor hulu migas bagi warga Kabupaten Bojonegoro. Suyoto pun mengajak seluruh warga Bojonegoro untuk tidak menghambat pelaksanaan kegiatan usaha hulu migas. Alih-alih, Suyoto mengajak seluruh warga Bojonegoro untuk memberikan dukungan penuh terhadap sektor hulu migas. Di mata Suyoto, dukungan warga dan para pemangku kepentingan di daerah akan menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi investor. Butuh sinergi semua pihak agar cadangan migas yang ada bisa diproduksikan secara optimal dan memberikan manfaat besar bagi kita semua, kata Suyoto. 30.5% DBH Gas Penerimaan Negara Pendidikan Dasar di Daerah Bersangkutan Provinsi Penghasil Migas 69.5% PENERIMAAN NEGARA 30% 6% 12% 12% DBH GAS 0,5% Kab/Kota Penghasil Migas Kab/Kota Lain di Provinsi Tersebut November 2015 BUMI 7

8 PERSPEKTIF MENGKAJI STRATEGI EKSPLORASI MIGAS Oleh: Citra Sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia sedang dihadapkan pada kondisi yang tidak mudah. Di satu sisi, sektor strategis ini dituntut untuk terus meningkatkan produksi migas demi memenuhi kebutuhan energi nasional yang terus meningkat tiap tahun. Di sisi lain, produksi migas nasional terus menurun. Kondisi cadangan migas nasional pun tidak berbeda jauh. Dalam beberapa tahun terakhir, tidak ada penambahan cadangan yang signifikan. Di saat yang sama, cadangan yang telah ditemukan terus diangkat ke permukaan. Potensi penemuan cadangan baru di Indonesia sebenarnya masih sangat besar. Potensi sumber daya tersebut hingga saat ini masih menunggu untuk dieksplorasi. Jumlah cadangan minyak nasional tercatat sebesar 7375 juta barel (MMSTB)dan gas bumi sebesar 149 triliun standar kaki kubik (TSCF). Sementara potensi sumber daya yang ada mencapai 106 miliar barel setara minyak (BSTBOE). Menilik data tersebut, eksplorasi pun mutlak harus dilakukan agar potensi sumber daya yang ada bisa dibuktikan menjadi cadangan yang ekonomis untuk diproduksikan. Makin banyak jumlah eksplorasi yang dilakukan, makin besar pula jumlah cadangan yang berhasil ditemukan. Jumlah cadangan dan produksi migas Indonesia tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Kondisi ini harus diperbaiki dengan melakukan eksplorasi sebanyak-banyaknya, kata Deputi Pengendalian Perencanaan SKK Migas, Gunawan Sutadiwira, ketika membuka Forum Eksplorasi dan Produksi yang dilaksanakan di Jakarta pada September Menurut Gunawan, gairah eksplorasi di Indonesia sekarang masih kurang. Kondisi harga minyak mentah yang turun drastis sejak akhir tahun lalu menambah justifikasi para pelaku usaha di industri hulu migas untuk mengurangi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Padahal, kondisi tersebut seharusnya dijadikan kesempatan untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi, baik survei geologi dan geofisika, pengeboran eksplorasi maupun studi. Turunnya harga minyak mentah berimplikasi pada penurunan biaya barang dan jasa industri penunjang hulu migas. Kondisi ini seharusnya menjadi peluang untuk memperbanyak kegiatan 8

9 eksplorasi dengan harapan saat cadangan ditemukan, harga minyak kembali naik, kata Gunawan. Berdasarkan hasil pemetaan pada 2008 yang dilakukan SKK Migas (saat itu BPMIGAS) bersama Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI), terdapat 69 basin yang belum dieksplorasi. Kegiatan eksplorasi dan produksi sejauh ini baru dilakukan di 17 basin. Selama ini, penemuan lapangan migas lebih banyak di kawasan Indonesia bagian barat. Kawasan tersebut telah berkali-kali melalui siklus eksplorasi. Masih terfokusnya kegiatan eksplorasi di kawasan Indonesia bagian barat diakui Vice President Exploration PT Pertamina EP, Nanang A. Manaf. Menurut Nanang, kegiatan eksplorasi Pertamina EP masih terfokus hanya di wilayah Indonesia bagian barat. Padahal di Indonesia bagian timur masih banyak potensi yang menunggu untuk dieksplorasi. Dari segi strategi, Pertamina EP berpegang pada tiga hal dalam melakukan eksplorasi, yakni menemukan cadangan dengan besaran yang signifikan, meningkatkan rasio sukses, dan akselerasi untuk komersial. Saat ini, Pertamina EP bekerja di 14 cekungan yang hampir seluruhnya merupakan cekungan yang sudah mature. Sejak 2005 hingga September 2015, Pertamina EP telah melakukan pengeboran 136 sumur eksplorasi dengan sukses rasio sekitar 76 persen, kata Nanang. Selain masih terpusat di Indonesia bagian barat, besaran cadangan yang ditemukan dari hasil eksplorasi tidak terlalu signifikan. Indonesia pun perlu menerapkan konsep eksplorasi yang baru untuk menemukan cadangan dengan besaran yang cukup signifikan. Kepala Dinas Keteknikan Geologi dan Geofisika SKK Migas, Shinta Damayanti, mengungkapkan untuk menemukan cadangan baru dengan besaran yang cukup signifikan, perlu ada perubahan pendekatan dalam strategi eksplorasi yang diterapkan. Dalam catatan Shinta, saat ini masih cukup banyak closure yang dikembangkan secara individu di dalam struktur yang sama. Banyak pula lapangan berstatus put on production (POP) yang tidak berakhir dengan adanya rencana pengembangan (plan of development/pod). Selain itu, masih banyak potensi eksplorasi yang belum tergarap. Perlu ada strategi eksplorasi yang bisa mendukung produksi. Untuk itu, konsep yang perlu diterapkan adalah konsep struktur, bukan closure, katanya. Menurut Shinta, strategi eksplorasi dengan mengacu pada konsep struktur diperlukan agar suatu struktur bisa dikembangkan secara keseluruhan. Strategi eksplorasi dengan konsep struktur memperbesar peluang kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) untuk menemukan cadangan yang lebih besar. Shinta mencontohkan, 15 sumur POP yang diakselerasi menjadi 6 POD terbukti meningkatkan besaran cadangan secara signifikan. Itulah mengapa kontraktor KKS perlu mengakselerasi status POP menjadi POD. Struktur di mana terdapat sumur yang diproduksikan dengan skenario produksi sumuran (POP), lanjut Shinta, akan meninggalkan area cadangan probable dan possible. Produksi migas juga diperoleh hanya dari 1 sumur. Untuk itu dibutuhkan eksplorasi dengan melakukan pengeboran sumur delineasi. Struktur yang konklusif secara eksplorasi, rencana pengembangannya (POD) dapat meliputi seluruh area, termasuk area cadangan probable dan possible. Produksi migas juga bisa dihasilkan dari dua sumur atau lebih. Shinta menambahkan, SKK Migas sedang mensosialisasikan konsep structure not closure, POP to POD, serta step out and exploration tail. SKK Migas berharap program tersebut diterapkan oleh seluruh kontraktor KKS. Untuk mendukung hal tersebut, perlu adanya definisi ulang mengenai struktur, optimalisasi jumlah sumur, dan komitmen penyelesaian eksplorasi terhadap struktur-struktur sehingga selalu tercipta kesinambungan antara eksplorasi, eksploitasi hingga produksi, katanya. Pelaksanaan Forum Eksplorasi dan Produksi tahun ini mengangkat tema Riset dan Eksplorasi: Masa Depan Cadangan dan Produksi Migas Nasional. Forum ini diharapkan menjadi wadah sharing knowledge antara SKK Migas, kontraktor KKS, dan para ahli kebumian dalam hal eksplorasi dan eksploitasi migas di Indonesia. Hasil diskusi dalam Forum Eksplorasi dan Produksi menjadi acuan dalam menyusun strategi eksplorasi dan eksploitasi yang tepat di masing-masing area sehingga kontraktor KKS bisa melaksanakan kegiatan tersebut dengan optimal. November 2015 BUMI 9

10 SEREMONIAL KEGIATAN SKK MIGAS PUSAT 1. APOGCE 2015 SKK Migas turut berpartisipasi dalam Asia Pacific Oil and Gas Conference and Exhibition 2015 yang diselenggarakan Society of Petroleum Engineers (SPE) bersama Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) di Bali pada Oktober Usai membuka acara, Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, menyempatkan diri berkeliling mengunjungi lokasi pameran dan berdialog dengan peserta konferensi yang hadir (foto a). Kesempatan tersebut dimanfaatkan SKK Migas untuk memberikan edukasi mengenai sektor hulu migas kepada publik umum yang mengunjungi booth SKK Migas (foto b dan c). Di sela-sela pembukaan acara, enam kontrak perjanjian jual beli gas (PJBG) ditandatangani dengan peruntukan bagi kelistrikan, sektor industri, dan memenuhi kebutuhan elpiji (foto d). a b 1 c d 2. Kunjungan ke Trans Corp Kepala Bagian Humas SKK Migas, Elan Biantoro (kanan), menerima memento dari Trans Corp saat melakukan kunjungan ke kantor Trans Corp di Jakarta pada 8 Oktober Kunjungan tersebut bertujuan menjalin silaturahmi dan mempererat hubungan SKK Migas dengan kalangan media massa. 3. Sosialisasi Pengadaan Barang dan Jasa - Kepala Bagian Internal SKK Migas, Sapta Nugraha (kedua dari kanan), memberikan penjelasan mengenai mekanisme pengadaan barang dan jasa kepada para rekanan SKK Migas dalam Sosialisasi Teknis Penunjukan Langsung dan Strategi Akhir Tahun 2015 di Jakarta pada 19 Oktober Kunjungan DPRD Kabupaten Sijunjung Deputi Pengendalian Dukungan Operasi SKK Migas, Rudianto Rimbono (keempat dari kiri, duduk), dengan didampingi Kepala Bagian Humas SKK Migas, Elan Biantoro (ketiga dari kiri, duduk), menerima kunjungan anggota DPRD Kabupaten Sijunjung di Jakarta pada 5 November Sosialisasi Industri Hulu Migas Kepala Sub Bagian Kelembagaan SKK Migas, Nyimas F. Rikani (kanan), menyampaikan pemaparan mengenai industri hulu migas kepada anggota Himpunan Wanita SKK Migas (HWS) dalam kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di Jakarta pada 27 Oktober Kegiatan ini bertujuan agar istri pekerja SKK Migas bisa memahami dan turut menjelaskan industri hulu migas kepada masyarakat sekitar. 10

11 SEREMONIAL KEGIATAN SKK MIGAS SUMATERA BAGIAN UTARA 1. Kunjungan VPMR Guna membantu Kepala SKK Migas dalam menjalankan tugas, Vice President Management Representatives (VPMR) SKK Migas melakukan kunjungan kerja ke wilayah kerja Pertamina EP Asset-1 Rantau Field, Pangkalan Susu Field, TAC Pertamina-Blue Sky, TAC Pertamina-Eksindo Telaga Said Darat, dan TAC Pertamina-Putra Kencana Diski yang dilaksanakan pada 27 September 2015 hingga 2 Oktober Sosialisasi Pengeboran Sumur Eksplorasi Menjelang pelaksanaan kegiatan pengeboran sumur eksplorasi gas metana batubara, Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara bersama Kontraktor KKS Indon CBM Limited dan para pemangku kepentingan melakukan sosialisasi ke warga Desa Bukit Jaya di Kabupaten Pelalawan pada 1 Oktober Hulu Migas Goes to School - Sebagai bagian program edukasi sektor hulu migas kepada publik, Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara bersama Satuan Lalu Lintas Polres Siak melaksanakan kegiatan Goes to School bertema Sosialisasi Berlalu Lintas menurut Undang-undang Republik Indonesia di SMA 2 Dayun, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak pada 10 Oktober Riau Expo Salah satu pekerja Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara (kanan) memberikan penjelasan tentang minyak bumi kepada siswa sekolah dasar yang hadir dalam Riau Expo SKK Migas bersama kontraktor KKS di wilayah Riau turut berpartisipasi dalam pameran yang diselenggarakan di Pekanbaru pada 26 Oktober 2015 hingga 1 November 2015 tersebut. 5. Sharing Informasi Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara, Hanif Rusjdi (kedua dari kiri), memberikan penjelasan dan informasi terkini tentang kegiatan usaha hulu migas kepada wartawan di sela-sela kegiatan Riau Expo 2015 di Pekanbaru pada 31 Oktober Survei Inventori Menindaklanjuti rencana pengadaan tanah untuk pengeboran Kontraktor KKS Chevron Pacific Indonesia, Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara bersama pemilik lahan serta perangkat desa dan kecamatan melaksanakan survei inventori di kawasan South Balam, Kabupaten Rokan Hilir. 7. Pembahasan Izin Gangguan - Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara bersama Kontraktor KKS ConocoPhillips dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Anambas menggelar rapat bersama untuk membahas prosedur pembayaran retribusi Izin Gangguan (HO) yang dilaksanakan di Padang pada 27 Oktober Forum Operasional SKK Migas - Kepala Divisi Penunjang Operasi, Baris Sitorus (tengah, duduk), berfoto bersama peserta Forum Operasional SKK Migas-Kontraktor KKS Sumatera Bagian Utara VI Tahun 2015 yang dilaksanakan di Padang pada Oktober November 2015 BUMI 11

12 SEREMONIAL KEGIATAN SKK MIGAS SUMATERA BAGIAN SELATAN 1. Rapat Koordinasi Kehumasan Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan, Tirat Sambu Ichtijar (ketiga dari kiri), memimpin rapat kehumasan di kantor Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan di Palembang pada Oktober Rapat rutin tiap bulan ini diikuti seluruh kontraktor KKS di wilayah Sumatera bagian selatan. 2. Bantuan untuk Korban Kabut Asap Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan, Tirat Sambu Ichtijar (kanan), secara simbolis menyerahkan bantuan untuk korban kabut asap kepada BPBD Provinsi Sumatera Selatan pada 30 Oktober Bantuan berupa 20 ribu masker untuk warga di Provinsi Sumatera Selatan ini merupakan bentuk kepedulian sektor hulu migas terhadap korban kabut asap HUT Kabupaten Tanjung Jabung Timur Bersama kontraktor KKS yang beroperasi di wilayah Tanjung Jabung Timur, Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan menghadiri peringatan HUT Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang dilaksanakan di Gedung DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada 21 Oktober Rapat Koordinasi Musi Rawas Utara Menindaklanjuti surat dari Kementerian Keuangan mengenai Izin Gangguan (HO) dalam kegiatan usaha hulu migas, Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan bersama Kontraktor KKS Seleraya Merangin Dua menggelar rapat koordinasi dengan Pemkab Musi Rawas Utara di Palembang pada 20 Oktober Rapat Gabungan Kantor Perwakilan Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi Humas dan Perizinan seluruh Perwakilan SKK Migas yang dilaksanakan di Palembang pada Oktober Rapat membahas kegiatan yang sudah dilaksanakan pada 2015 dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada

13 SEREMONIAL KEGIATAN SKK MIGAS JAWA, BALI & NUSA TENGGARA 1. Diskusi UGM Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara turut hadir sekaligus menjadi salah satu narasumber dalam diskusi bertema Improving Good Governance on Extractive Industries yang diselenggarakan Universitas Gadjah Mada di Bojonegoro pada 21 Oktober Diskusi turut dihadiri Non-Government Organization di kawasan Asia Pasifik. 2. Forum Keselamatan Kerja Guna meningkatkan koordinasi terkait keselamatan kerja di lingkungan Kontraktor KKS ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara menghadiri Forum Keselamatan Kerja yang dilaksanakan di Bojonegoro pada 13 Oktober ` 3. Jatim Fair Dalam rangka turut memeriahkan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-70, Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara berpartisipasi dalam Jatim Fair yang dilaksanakan di Surabaya pada 8-18 Oktober Ajang ini dimanfaatkan oleh SKK Migas untuk melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi kepada publik mengenai sektor hulu migas. 4. Kunjungan Kerja Jawa Tengah - Guna mempererat komunikasi dan silaturahmi, Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, Ali Mashyar (kedua dari kiri), melakukan kunjungan kerja ke Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Teguh Dwi Paryono, di Semarang pada 7 Oktober Musyawarah HNSI Sebagai tindak lanjut terhadap isu kebocoran pipa Kontraktor KKS JOB Pertamina-PetroChina East Java (PPEJ), Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara menghadiri musyawarah bersama Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tuban yang dilaksanakan pada 19 Oktober Rapat Koordinasi Aset Tanah Terkait inventarisasi Barang Milik Negara (BMN), terutama aset yang berupa tanah, Pokja Formalitas SKK Migas dan Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara menghadiri Rapat Koordinasi Tindak Lanjut dan Monitoring Sertifikasi BMN Aset Tanah Negara yang dilaksanakan Kontraktor KKS JOB Pertamina-PetroChina East Java pada 30 Oktober Bantuan Air Bersih - Sebagai bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat di sekitar wilayah operasi, Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara bersama Kontraktor KKS Pertamina EP Cepu Alas Dara Kemuning memberikan bantuan air bersih untuk warga Desa Cabak, Kabupaten Blora pada 30 Oktober Sosialisasi Pengeboran Sumur - Terkait rencana pengeboran sumur Mustika-1 di lepas pantai Jawa Tengah, Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara bersama Kontraktor KKS KrisEnergy (Sakti) BV melakukan sosialisasi ke jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah Jawa Tengah pada 7 Oktober November 2015 BUMI 13

14 SEREMONIAL KEGIATAN SKK MIGAS KALIMANTAN DAN SULAWESI 1. Kuliah Umum Guna memberikan pemahaman mengenai kegiatan usaha hulu migas, Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi menggelar kuliah umum di Universitas Mulawarman, Samarinda pada 27 Oktober 2015 (foto a) dan STT Migas Gunung Pasir, Balikpapan pada 5 Oktober 2015 (foto b). a b 1 2. Kunjungan DPRD Kabupaten Tabalong Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi, Nasvar Nazar (kiri), menerima kunjungan DPRD Kabupaten Tabalong di Balikpapan pada 12 Oktober Dalam kunjungan tersebut, DPRD Kabupaten Tabalong mempertanyakan tentang pemanfaatan air tanah dalam kegiatan usaha hulu migas. 3. Pertemuan Warga Muara Pantuan Bertempat di kediaman Kepala Desa Muara Pantuan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Perwakilan SKK Migas dan Kontraktor KKS Total E&P Indonesie bersama anggota DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara menggelar pertemuan dengan warga setempat pada 22 Oktober 2015 yang membahas tentang penyediaan fasilitas pengolahan air bersih Media Gathering Sulawesi Tengah Kepala Bagian Humas SKK Migas, Elan Biantoro (kedua dari kiri), serta Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi, Nasvar Nazar (kanan), menghadiri media gathering yang dilaksanakan Kontraktor KKS JOB Pertamina- Medco E&P Tomori Sulawesi di Bandung pada 10 Oktober Acara diikuti 10 jurnalis dari media di Sulawesi Tengah. 5. Pertemuan Cluster Pemeliharaan Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi menggelar Pertemuan Cluster Pemeliharaan Kontraktor KKS Kalimantan yang dilaksanakan di Balikpapan pada Oktober Pertemuan ini menjadi ajang sharing pengalaman dan pengetahuan terkait pemeliharaan sumur Temu Media Kalimantan Timur Kepala Bagian Humas SKK Migas, Elan Biantoro (berdiri), memberikan pemaparan tentang kegiatan usaha hulu migas di hadapan wartawan dari Balikpapan, Samarinda, dan Tenggarong dalam acara Temu Media yang dilaksanakan Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi bersama Kontraktor KKS Total E&P Indonesie di Balikpapan pada 5 Oktober

15 SEREMONIAL KEGIATAN SKK MIGAS PAPUA DAN MALUKU 1. Kunjungan Kerja Wakil Kepala SKK Migas Untuk mengetahui langsung kondisi dan permasalahan yang dihadapi di lapangan, Wakil Kepala SKK Migas, M.I. Zikrullah, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sorong pada 16 Oktober Dalam kesempatan tersebut, Zikrullah mengunjungi kilang LPG Arar Marine Terminal yang dioperasikan Kontraktor KKS PetroChina International (Bermuda) Ltd (foto a) dan Pertamina Unit Pengolahan VII Kasim (foto b). Selain meninjau lapangan, Wakil Kepala SKK Migas menggelar pertemuan dengan Bupati Sorong dan pemangku kepentingan di Kabupaten Sorong (foto c). a b c 1 c 2. Kuliah Umum Universitas Pattimura Penasihat Ahli Kepala SKK Migas, Gde Pradnyana (ketiga dari kiri), berbincang dengan perwakilan dari Universitas Pattimura usai menjadi pembicara dalam kuliah umum yang dilaksanakan Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku di kampus Universitas Pattimura, Ambon 3. Uji Kompetensi Wartawan - Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku bersama kontraktor KKS yang beroperasi di wilayah Papua dan Maluku memfasilitasi pelaksanaan uji kompetensi bagi wartawan yang diselenggarakan di Sorong pada Oktober Peninjauan Kepala Divisi Operasi Produksi - Kepala Divisi Operasi Produksi SKK Migas, Arief Fanzuri, melaksanakan kunjungan kerja ke Pulau Salawati pada 15 Oktober Dalam kunjungan ini, Arief meninjau lokasi sumur Baladewa-1 yang dioperasikan Kontraktor KKS MontD Or Oil Salawati (foto a) dan mengunjungi kantor JOB Pertamina- PetroChina Salawati (foto b). a b 4 November 2015 BUMI 15

16 BIANGLALA SINERGI PENGAMANAN FASILITAS HULU MIGAS Oleh: Dwinanda Ruditya Fasilitas operasi di industri hulu minyak dan gas bumi (migas) tergolong sebagai objek vital nasional. Sebagai aset negara, pengamanan terhadap fasilitas operasi pun mutlak diperlukan agar kegiatan usaha hulu migas yang dilakukan untuk kepentingan bangsa tidak terganggu. Kegiatan pengamanan yang dilakukan tidak hanya menjadi tanggung jawab tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), tetapi juga seluruh pihak. Langkah pengamanan fasilitas hulu migas harus melibatkan masyarakat setempat, kata Direktur Pengamanan Objek Vital Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Yoyok Subagyono, dalam Forum Sekuriti dan Perizinan Bahan Peledak Ke-8 di Malang pada Oktober Menurut Yoyok, dalam menentukan konfigurasi standar pengamanan fasilitas operasi di industri hulu migas, pengelola objek vital nasional perlu mengintensifkan program pemberdayaan masyarakat (community development). Di saat yang sama, Polri membangun program kemitraan dengan masyarakat (community policing) di lingkungan objek vital nasional. Sementara Wakil Asisten Teritorial KASAD, Brigadir Jenderal TNI Marga Taufik, mengungkapkan, sesuai UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, salah satu tugas TNI Angkatan Darat adalah memberdayakan wilayah pertahanan di darat, termasuk membantu kelancaran operasi hulu migas. Langkah ini diperlukan karena gangguan terhadap sektor hulu migas akan mempengaruhi kelangsungan tata negara. TNI bertugas mewujudkan kemanggulan antara TNI dengan rakyat. Untuk itu, TNI AD harus memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan mendukung pemerintah, salah satunya dengan membantu kelancaran operasional industri hulu migas, kata Marga. Forum Sekuriti dan Perizinan Bahan Peledak merupakan forum rutin tahunan yang digelar Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa) bersama kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) yang beroperasi di wilayah Jabanusa. Pertemuan tahun ini turut dimanfaatkan SKK Migas untuk membangun dan memperkuat sinergi dengan TNI dan Polri dalam melakukan pengamanan fasilitas hulu migas sebagai objek vital nasional. Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Jabanusa, Ali Masyhar, mengatakan hingga saat ini penerimaan negara masih disokong oleh industri hulu migas. Hal ini sangat disadari oleh SKK Migas dan kontraktor KKS. Hanya saja, dalam upaya memenuhi target nasional, industri hulu migas banyak menghadapi kendala, baik teknis maupun non teknis. Dinamika ini membuat industri hulu migas membutuhkan pengamanan yang holistik agar potensi munculnya ancaman dan gangguan bisa diminimalkan. Perlu adanya sinergi antara jajaran TNI, Polri, SKK Migas, dan kontraktor KKS dalam menjaga fasilitas operasi migas sebagai bagian objek vital nasional, sekaligus menjaga kedaulatan negara, kata Ali Masyhar. 16

17 BIANGLALA MENGANTISIPASI PENGGENANGAN BENDUNGAN MARANGKAYU Oleh: Danang Pembangunan Bendungan Marangkayu di Kabupaten Kutai Kartanegara diharapkan dapat bersinergi dengan kegiatan hulu minyak dan gas bumi (migas). Pasalnya, di lokasi tersebut masih terdapat beberapa sumur migas yang dioperasikan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) VICO Indonesia yang masih aktif. Itulah mengapa proses penggenangan bendungan harus memperhatikan fasilitas migas yang ada. Alih guna aset Kontraktor KKS VICO Indonesia juga harus mendapat izin dari Kementerian Keuangan karena aset tersebut termasuk objek vital nasional yang tercatat di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, kata Kepala Divisi Survei dan Pemboran SKK Migas, Ngatijan, dalam workshop Bendungan Marangkayu di Samarinda pada 8 Oktober Sebagai informasi, Bendungan Marangkayu merupakan bagian dari program pengairan 7 bendungan nasional. Pembangunan bendungan seluas 550 hektare tersebut bertujuan mengendalikan banjir, sebagai sumber air baku, irigasi, serta konservasi lahan. Saat ini, konstruksi bendungan sudah selesai dibangun dan siap dialiri air. Dalam kondisi normal, estimasi volume air yang dibendung mencapai 12,6 juta meter kubik dengan elevasi mencapai 18,2 meter. Terkait rencana penggenangan tersebut, ada dua fasilitas migas yang menjadi perhatian utama SKK Migas dan Kontraktor KKS VICO Indonesia, yakni sumur dan jaringan pipa. Tercatat ada empat sumur dengan elevasi di bawah 18 meter. Saat ketinggian permukaan air mencapai 19 meter, ada sembilan sumur yang terendam. Jalur pipa dan jalan akses juga akan tergenang. Selain itu, sarana irigasi sepanjang 9,2 km akan memotong jalur pipa gas. Menurut Ngatijan, SKK Migas pada prinsipnya mendukung pembangunan Bendungan Marangkayu demi kepentingan masyarakat. Namun pembangunan bendungan perlu memperhatikan kepentingan produksi migas yang berkontribusi bagi pemasukan negara. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah aspek operasional dan keselamatan (safety) kegiatan usaha hulu migas yang ada di lokasi tersebut, baik yang berkaitan dengan sumur produksi maupun fasilitas migas lainnya. SKK Migas dan VICO Indonesia perlu membuat solusi alternatif terkait pemanfaatan lahan bersama. Sinergi antara pembangunan bendungan dengan aspek kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan di industri hulu migas juga perlu dibangun, kata Ngatijan. Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi, Nasvar Nazar, mengungkapkan realisasi penggenangan Bendungan Marangkayu menimbulkan potensi adanya kehilangan produksi maupun kesempatan untuk memproduksikan migas di lokasi tersebut. Turunnya angka produksi akan berpengaruh pada kontribusi sektor hulu migas terhadap APBN maupun Dana Bagi Hasil (DBH) untuk Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Selain itu, perlu ada tindak lanjut terkait aset tanah yang dioperasikan oleh Kontraktor KKS VICO Indonesia yang akan terendam jika dilakukan penggenangan waduk (impounding). Nasvar mengatakan, pihaknya akan membentuk tim gabungan SKK Migaskontraktor KKS dengan instansi-instansi terkait di daerah. Tim ini akan mengkaji langkah-langkah penanganan yang diambil saat penggenangan Bendungan Marangkayu direalisasikan. Kajian yang dilakukan menyangkut permasalahan teknis maupun non teknis, seperti aspek lingkungan dan perjanjian pemanfaatan lahan bersama. SKK Migas dan kontraktor KKS sepenuhnya mendukung program pembangunan daerah, termasuk pembangunan Bendungan Marangkayu, kata Nasvar. November 2015 BUMI 17

18 SUYOTO BUPATI BOJONEGORO figur MIGAS UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT Oleh: Suhendra Bojonegoro menjadi salah satu daerah di Indonesia yang memiliki cadangan minyak dan gas bumi (migas) cukup melimpah. Berbagai kegiatan eksplorasi dan eksploitasi telah lama dilaksanakan di salah satu kabupaten di Jawa Timur ini. Migas yang diproduksikan dari lapangan-lapangan di kawasan Bojonegoro turut berkontribusi dalam menjaga laju produksi migas nasional. Negara bukan menjadi satusatunya pihak yang menuai keuntungan dari produksi migas di Bojonegoro. Warga Kabupaten Bojonegoro turut menikmati efek positif dari industri hulu migas di sana, baik dampak secara langsung maupun tidak langsung. Berikut wawancara dengan Bupati Bojonegoro, Suyoto, tentang bagaimana sektor hulu migas telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi warga Bojonegoro. Menurut pria yang akrab disapa Kang Yoto ini, adanya pemahaman yang benar mengenai proses bisnis di industri hulu migas serta sinergi antara seluruh pihak akan membuka jalan bagi sumber daya alam migas untuk turut andil dalam menyejahterakan rakyat. Sinergi antara industri hulu migas dan pemangku kepentingan menjadi salah satu kunci utama dalam kelancaran kegiatan operasional di hulu migas. Bagaimana kiat Bapak dalam membangun sinergi dengan kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS), SKK Migas, dan pihak-pihak lain sehingga sektor hulu migas bisa memberikan manfaat yang optimal bagi rakyat? Sebagai langkah awal, saya menempatkan diri saya di posisi perusahaan migas selaku operator blok migas di Bojonegoro. Saya bayangkan seperti apa kesulitan yang mereka hadapi. Dalam pandangan saya, kontraktor KKS berada dalam posisi yang sulit karena mereka harus berhadapan dengan publik. Rakyat saya beranggapan, pada saat eksplorasi baru dimulai, migas sudah diproduksikan dan bisa dinikmati sehingga mereka pun menagih bagian mereka. Pertanyaan semacam ini kerap muncul dan saya bisa memaklumi karena saya sendiri pernah memiliki pertanyaan yang sama. Sumur migas sudah dibor, tetapi rakyat saya kok masih miskin. Namun pada akhirnya saya bisa memahami kesulitan yang dihadapi operator ketika melakukan eksplorasi dan eksploitasi. Berbekal pemahaman tersebut, sejak awal menjabat sebagai bupati, saya sudah mendeklarasikan bahwa pemerintah dan warga Bojonegoro harus mendukung kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas. Deklarasi ini diwujudkan dalam bentuk RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) dan disahkan melalui peraturan daerah. Kami ingin Bojonegoro menjadi lumbung pangan dan lumbung energi bagi negeri. Apa pengaruh nyata yang terlihat di Bojonegoro dengan adanya deklarasi tersebut? Dengan adanya deklarasi tersebut, kami menjadi sangat terbuka dan mau menerima kehadiran perusahaan yang menjadi operator blok migas, serta mulai membangun sinergi dengan berbagai pihak. Semangat keterbukaan dan sinergi tersebut 18

19 kemudian membuka mata kami untuk melihat bahwa migas berhubungan dengan rakyat. Saya meyakinkan masyarakat tentang apa saja keuntungan yang akan diperoleh dari industri hulu migas, baik secara langsung maupun tidak langsung. Terkait hal tersebut, ada dua hal yang menjadi perhatian utama. Pertama, kami sangat ingin menghindari kerusakan lingkungan hidup. Kedua, kesempatan kerja di industri hulu migas harus dinikmati juga oleh rakyat lokal, termasuk peluang bisnis. Alhamdulillah, kontraktor KKS bisa memahami. Mereka sangat berkomitmen terhadap lindungan lingkungan. Mereka membuka peluang kerja bagi tenaga kerja lokal dan memberi peluang bisnis bagi entitas bisnis lokal. Kontraktor KKS juga berupaya memberdayakan tenaga kerja dan pelaku bisnis lokal sehingga kualitas mereka sama-sama meningkat. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro juga terlibat dalam upaya mengoptimalkan efek industri hulu migas bagi kesejahteraan rakyat. Kita semua tahu, keberhasilan kegiatan usaha hulu migas akan berdampak pada kenaikan pendapatan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Melalui program-program yang disusun Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, rakyat harus ikut menikmati kenaikan pendapatan daerah yang diperoleh dari industri hulu migas. Selain efek positif yang memang sudah terencana, apakah ada dampak lain yang dirasakan warga Bojonegoro dari industri hulu migas? Ada dampak yang sebenarnya tidak disengaja, namun terasa. Sebagai contoh, kualitas pengusahapengusaha lokal menjadi naik karena mereka harus menyesuaikan diri dengan standar internasional. Industri hulu migas menghadirkan sebuah lingkungan di mana warga Bojonegoro bisa belajar mengenai banyak hal. Mereka bertemu dan belajar dari orang-orang yang memiliki kompetensi berstandar internasional sehingga secara kultural standar mereka jadi naik. Dulu, warga Bojonegoro berpikiran angger wong bule iku Londo (setiap orang asing pasti orang Belanda, red). Sekarang berubah menjadi oh ternyata kita perlu migas ya atau oh kita tidak mungkin hidup tanpa migas ya. Bagi saya, dampak itu sebenarnya sangat terasa. Belum lagi dampak dari sisi perbaikan infrastruktur dan lingkungan. Jadi industri hulu migas benar-benar memberikan manfaat yang besar bagi warga Bojonegoro. Seperti apa sinergi yang telah dibangun Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dengan kontraktor KKS? Sejak awal, budaya yang dibangun bukan budaya peminta. Saya suka bersama-sama melihat masalah apa adanya. Itulah mengapa Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan kontraktor KKS berupaya melihat tantangan secara bersama. Salah satu tantangan utama di Bojonegoro adalah bagaimana melakukan pemberdayaan masyarakat. Sebagai contoh, permasalahan yang menyangkut warga di kawasan di mana mereka kehilangan tanah karena digunakan untuk keperluan kegiatan usaha hulu migas. Kami harus memikirkan bagaimana mengkonversi pekerjaan warga dari pertanian ke non pertanian. Upaya ini jelas membutuhkan komitmen bersama. Perusahaan migas bisa membantu melalui instrumen CSR (corporate social responsibility). Kami bisa melakukan hal yang sama dengan menggunakan instrumen anggaran pemerintah. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan kontraktor KKS saling bersinergi dan melengkapi dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Bojonegoro. Sinergi bisa terbangun karena sejak awal kami punya cara berpikir yang melihat masalah SKK Migas dan kontraktor KKS adalah masalah kami juga. Kontraktor KKS kan sebenarnya suruhan negara. Sementara saya, SKK Migas, dan Kementerian ESDM adalah negara. Fungsi masingmasing pihak sebenarnya sudah jelas. Justru kita harus meyakinkan rakyat untuk tidak mengganggu kontraktor KKS. Kita hanya perlu menetapkan aturan dan standar lalu mengawasi kontraktor KKS supaya mereka bekerja dengan benar. Ke depan, apa yang Bapak harapkan dari sektor hulu migas, terutama perusahaan hulu migas yang beroperasi di Bojonegoro? Kebetulan kami memiliki forum untuk optimalisasi proses eksplorasi dan eksploitasi, bahkan hingga pasca eksplorasi dan eksploitasi. Hal utama yang harus dimatangkan dan diwujudkan bersama-sama adalah bagaimana mengedukasi seluruh pihak, baik pemerintah, politikus maupun publik di Bojonegoro, mengenai proses di hulu migas, mulai dari eksplorasi hingga saat produksi turun. Edukasi ini penting untuk menyiapkan mental dan menyusun skenario yang benar dalam menghadapi seluruh proses yang ada. Edukasi kepada masyarakat ini tidak hanya menjadi tugas kontraktor KKS, tetapi juga SKK Migas dan Kementerian ESDM sehingga seluruh proses di kegiatan usaha hulu migas bisa dipahami dengan benar dan memberikan kesejahteraan bagi semua pihak. November 2015 BUMI 19

20 SPEKTRUM SKK MIGAS-UNIVERSITAS ABERDEEN JALIN KERJA SAMA PENDIDIKAN Oleh: Adhitya C. Pendidikan menjadi salah satu aspek yang sangat diperhatikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas). Berbagai upaya terus dilakukan untuk menjadikan SDM di sektor hulu migas lebih profesional dalam bekerja di bidang masing-masing. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengakomodasi kebutuhan pekerja untuk mengikuti studi di lembaga pendidikan formal. Dalam upaya mengakomodasi kebutuhan tersebut, SKK Migas mengambil langkah pro aktif melalui kerja sama dengan institusi pendidikan, baik di dalam maupun luar negeri. Pada 20 Oktober 2015, SKK Migas menjalin kerja sama resmi dalam bidang pendidikan dengan Universitas Aberdeen. Kerja sama yang tertuang dalam nota kesepahaman (memorandum of understanding/mou) ini ditandatangani oleh Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, dan Emre Usenmez selaku Deputy Director for Internationalization School of Law di Universitas Aberdeen. Berdasarkan nota kesepahaman tersebut, SKK Migas dan Universitas Aberdeen sepakat untuk melakukan kerja sama dan kolaborasi yang saling menguntungkan dalam kegiatan usaha hulu migas. Salah satu fokus kegiatan dalam kesepakatan ini adalah pengembangan personel melalui program studi pasca sarjana. Klausul ini memberi kesempatan bagi pekerja di sektor hulu migas untuk menempuh studi pasca sarjana di Universitas Aberdeen, kata Amien. Kerja sama ini juga memberi kesempatan bagi kedua belah pihak untuk bertukar materi, informasi, penelitian, serta publikasi akademik maupun profesional. Kesempatan pendidikan yang diberikan juga tidak terbatas pada program studi pasca sarjana. Pekerja sektor hulu migas nasional bisa mengikuti program pelatihan jangka pendek khusus serta studi singkat. Selain itu, SKK Migas dan Universitas Aberdeen bisa saling memberikan pendapat teknis, finansial, dan/atau hukum terkait hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan usaha hulu migas. Meski nota kesepahaman menekankan pada lima poin utama, namun lingkup kerja sama dan kolaborasi yang dijalin bisa lebih luas dan tidak hanya terbatas pada kegiatan tersebut. Melalui kerja sama dengan Universitas Aberdeen, wawasan pekerja diharapkan bisa bertambah sehingga kualitas SDM di sektor hulu migas menjadi lebih baik, kata Amien. Amien menambahkan, dukungan SDM yang berkualitas sangat dibutuhkan sektor hulu migas dalam menghadapi tantangan untuk meningkatkan produksi migas nasional. Selama ini, SKK Migas telah menjalin kerja sama dengan berbagai institusi pendidikan, baik perguruan tinggi maupun lembagalembaga pelatihan. Kerja sama serupa juga telah dilakukan beberapa kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) demi mendukung pengembangan SDM lokal. 20

Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH

Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR RI 1 Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH Lifting minyak tahun 2016 diprediksi sebesar 811 ribu barel per hari (bph). Perhitungan ini menggunakan model

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI ENERGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan pada 2015 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA 2015 BAGIAN I PENDAHULUAN A. LATAR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 6 TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 6 TAHUN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG TRANSPARANSI TATAKELOLA PENDAPATAN, LINGKUNGAN, DAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA KEGIATAN

Lebih terperinci

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und No.1589, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Harga. Pemanfaatan. Penetapan Lokasi. Tata Cara. Ketentuan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom No. 316, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Alokasi, Pemanfaatan dan Harga. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06

Lebih terperinci

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 dan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 dan KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17TAHUN2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KERJA KHUSUS

Lebih terperinci

PIDATO KEPALA BPMIGAS DALAM RANGKA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE 65 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. Bapak dan Ibu sekalian,

PIDATO KEPALA BPMIGAS DALAM RANGKA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE 65 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. Bapak dan Ibu sekalian, PIDATO KEPALA BPMIGAS DALAM RANGKA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE 65 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 17 Agustus 2010 Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Republik Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan luas sekitar 2/3 bagian (5,8 juta Km 2 ) adalah lautan, dan sekitar 1/3 bagian (2,8 juta km 2 ) adalah daratan,

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG HARI, : a.

Lebih terperinci

9 BAB I 10 PENDAHULUAN. minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah

9 BAB I 10 PENDAHULUAN. minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah 9 BAB I 10 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak lokasi pengolahan minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah maupun

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014 Bismillahirrohmanirrahim Yth. Ketua Umum INAplas Yth. Para pembicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi (migas) di tanah air memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur perekonomian fiskal

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Analisis Ekonomi dan Kebijakan Bisnis Pemanfaatan Gas Bumi di Indonesia dilatarbelakangi oleh rencana Pemerintah merealokasi pemanfaatan produksi gas bumi yang lebih

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat PT. X Berdasarkan data yang diperoleh melalui Laporan Tahunan 2009, PT. X didirikan pada 9 Juni 1980 di bawah hukum Republik Indonesia dan memulai usahanya

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial, baik sebagai individu ataupun kelompok akan selalu berkomunikasi. Sehingga disadari ataupun tidak,

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, di Jatim tgl. 7 Okt 2014 Selasa, 07 Oktober 2014

Sambutan Presiden RI pd Peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, di Jatim tgl. 7 Okt 2014 Selasa, 07 Oktober 2014 Sambutan Presiden RI pd Peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, di Jatim tgl. 7 Okt 2014 Selasa, 07 Oktober 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN FASILITAS PRODUKSI LAPANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi. Ekplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai. BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I 2.1 Sejarah Ringkas Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian,

Lebih terperinci

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017 #energiberkeadilan Jakarta, 8 Agustus 2017 MINYAK DAN GAS BUMI LIFTING Minyak Bumi 779 (2016) 1 802 (2017)

Lebih terperinci

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA I. PENDAHULUAN Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu input di dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dan pada gilirannya akan mempengaruhi

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI RIAU. MASA PERSIDANGAN II TAHUN November 2 Desember 2017

LAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI RIAU. MASA PERSIDANGAN II TAHUN November 2 Desember 2017 LAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI RIAU MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2017-2018 30 November 2 Desember 2017 SEKRETARIAT KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2017 I. LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam tesis ini menguraikan latar belakang dilakukannya penelitian dimana akan dibahas mengenai potensi sumber daya panas bumi di Indonesia, kegiatan pengembangan panas

Lebih terperinci

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Dan Misi Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral VISI Memasuki era pembangunan lima tahun ketiga, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan ekonomi nasional adalah mencapai masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu, pemerintah di berbagai negara berusaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dinilai cukup berhasil dari segi administrasi publik, namun dari sisi keuangan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dinilai cukup berhasil dari segi administrasi publik, namun dari sisi keuangan BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Objek Penelitian Keberhasilan proses otonomi daerah dapat dinilai dari tata kelola administrasi dan keuangan di masing-masing pemerintah daerah. Meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia saat ini. Namun dengan kondisi sumur minyak dan gas

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia saat ini. Namun dengan kondisi sumur minyak dan gas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dunia minyak dan gas bumi masih menjadi salah satu kegiatan penopang perekonomian Indonesia saat ini. Namun dengan kondisi sumur minyak dan gas bumi yang secara umum

Lebih terperinci

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2010 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2010 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2010 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN, Menimbang : a. bahwa Minyak

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas penentu kelangsungan perekonomian suatu negara. Hal ini disebabkan oleh berbagai sektor dan kegiatan ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH NAMA : PUTRI MERIYEN BUDI S NIM : 12013048 JURUSAN : TEKNIK GEOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA

Lebih terperinci

Inception Report. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

Inception Report. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan Inception Report Pelaporan EITI Indonesia 2015 KAP Heliantono & Rekan AGENDA Pendekatan dan Metodologi Ruang Lingkup Laporan EITI 2015 Hasil Kerja dan Tanggal Kunci Permasalahan dan Rekomendasi Status

Lebih terperinci

INDONESIA MENUJU NET OIL EXPORTER

INDONESIA MENUJU NET OIL EXPORTER IATMI 520 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 5 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 1618 November 5. INDONESIA MENUJU NET OIL EXPORTER Ir. Oetomo Tri Winarno,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional Eksplorasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional Eksplorasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional Eksplorasi dan Produksi (Pertamina EP) merupakan salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN ALOKASI GAS UNTUK DOMESTIK

MENGOPTIMALKAN ALOKASI GAS UNTUK DOMESTIK BULETIN SKK MIGAS #32 Desember 2015 MENGOPTIMALKAN ALOKASI GAS UNTUK DOMESTIK Meningkatkan Kompetensi Pekerja Hulu Minyak dan Gas Bumi Agenda Setting dan Revolusi Perizinan Industri Hulu Migas Kontribusi

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI UMUM Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang

Lebih terperinci

SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK

SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK OLEH : SATYA W YUDHA Anggota komisi VII DPR RI LANDASAN PEMIKIRAN REVISI UU MIGAS Landasan filosofis: Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber daya alam

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam minyak dan gas bumi (MIGAS) adalah sumber daya tidak

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam minyak dan gas bumi (MIGAS) adalah sumber daya tidak 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam minyak dan gas bumi (MIGAS) adalah sumber daya tidak terbarukan (unrenewable resources), dalam pengelolaannya dibutuhkan kehati-hatian dan ketelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing, efisien, dan berwawasan pelestarian fungsi lingkungan serta mendorong

BAB I PENDAHULUAN. saing, efisien, dan berwawasan pelestarian fungsi lingkungan serta mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri Minyak dan Gas Bumi merupakan sektor penting di dalam pembangunan nasional baik dalam hal pemenuhan kebutuhan energi dan bahan baku industri di dalam negeri

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, No.305, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Pasca Operasi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 81 (1)

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kemajuan yang diharapkan oleh setiap negara. Pembangunan adalah perubahan yang terjadi pada semua struktur ekonomi dan sosial. Selain itu

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan APMC on Public Private Partnerships, 15 April 2010 Kamis, 15 April 2010

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan APMC on Public Private Partnerships, 15 April 2010 Kamis, 15 April 2010 Sambutan Presiden RI pada Pembukaan APMC on Public Private Partnerships, 15 April 2010 Kamis, 15 April 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PEMBUKAAN ASIA PACIFIC MINISTERIAL

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada saat ini harga migas mengalami trend yang cenderung menurun membuat Industri hulu migas khususnya di KUH saat ini yang mempengaruhi kondisi bisnis perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ini dikuasai oleh Negara dan diusahakan untuk kemakmuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ini dikuasai oleh Negara dan diusahakan untuk kemakmuran rakyat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya dengan hasil bumi, baik itu perkebunan, pertanian, pertambangan, dan lain sebagainya. Kekayaan yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

#29 MENGKAJI PELUANG KILANG MINYAK MINI KONSOLIDASI UNTUK KELANCARAN INDUSTRI HULU MIGAS BULETIN SKK MIGAS. Mengawal Komitmen Ekplorasi

#29 MENGKAJI PELUANG KILANG MINYAK MINI KONSOLIDASI UNTUK KELANCARAN INDUSTRI HULU MIGAS BULETIN SKK MIGAS. Mengawal Komitmen Ekplorasi BULETIN SKK MIGAS #29 September 2015 MENGKAJI PELUANG KILANG MINYAK MINI KONSOLIDASI UNTUK KELANCARAN INDUSTRI HULU MIGAS Mengawal Komitmen Ekplorasi Optimalisasi Lifting untuk Ketahanan Energi Strategi

Lebih terperinci

Kebijakan Perpajakan Terkait Importasi Barang Migas KKKS

Kebijakan Perpajakan Terkait Importasi Barang Migas KKKS Kebijakan Perpajakan Terkait Importasi Barang Migas KKKS Persen Kontribusi thp Pen Dom & Harga Minyak US$ per Barel Produksi Minyak Bumi ribu BOPD PERAN MIGAS DALAM APBN 100 1800 90 80 1600 70 60 1400

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No No.116, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Kontrak Bagi Hasil Gross Split. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2017 TENTANG KONTRAK

Lebih terperinci

... Hubungi Kami : Studi Prospek dan Peluang Pasar MINYAK DAN GAS BUMI di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

... Hubungi Kami : Studi Prospek dan Peluang Pasar MINYAK DAN GAS BUMI di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com T ahun 1977-1992 adalah masa kejayaan industri minyak Indonesia dengan produksi rata rata 1,5 juta barrel per hari. Kondisi

Lebih terperinci

Jakarta, 10 Maret 2011

Jakarta, 10 Maret 2011 SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,

Lebih terperinci

Kenaikan Harga Minyak Mentah Dunia 1

Kenaikan Harga Minyak Mentah Dunia 1 Kenaikan Harga Minyak Mentah Dunia 1 Perkembangan Pasar Minyak Dunia Harga minyak mentah dunia terus mengalami kenaikan. Pada akhir bulan Oktober harga minyak mentah dunia menembus angka 90 dolar AS per

Lebih terperinci

Sektor Hulu Migas Optimis Penuhi Target

Sektor Hulu Migas Optimis Penuhi Target BULETIN SKK MIGAS #27 Juli 2015 Sektor Hulu Migas Optimis Penuhi Target Mengoptimalkan Kegiatan Pengeboran Mengkaji Keekonomian Gas Suar Bakar Kepala SKK Migas Kunjungi Gubernur Aceh Ngatijan : Memitigasi

Lebih terperinci

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI INEFISIENSI BBM

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI INEFISIENSI BBM INEFISIENSI BBM Kenaikan harga minyak yang mencapai lebih dari US$100 per barel telah memberikan dampak besaran alokasi dalam APBN TA 2012. Kondisi ini merupakan salah satu faktor yang mendorong pemerintah

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS DIBIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS DIBIDANG MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS DIBIDANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha maka akan semakin berkembang juga pengelolaan suatu perusahaan, agar dapat tetap bertahan dalam persaingan bisnis dan usaha.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 6 P E N U T U P. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini.

BAB 6 P E N U T U P. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini. BAB 6 P E N U T U P L sebelumnya. aporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2011 merupakan media perwujudan akuntabilitas terhadap keberhasilan

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015 Yth. : Para Pimpinan Redaksi dan hadirin yang hormati;

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah

Lebih terperinci

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional. - 583 - BB. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu sektor energi vital dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu sektor energi vital dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sektor minyak dan gas bumi (migas) di negara Republik Indonesia merupakan salah satu sektor energi vital dalam rangka memenuhi kebutuhan energi nasional

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat:

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

UU Nomor 22 Tahun 2001 dan Peran BP Migas dalam Regulasi Industri Migas di Indonesia Oleh Morentalisa. Eksplorasi: Plan of Development (POD)

UU Nomor 22 Tahun 2001 dan Peran BP Migas dalam Regulasi Industri Migas di Indonesia Oleh Morentalisa. Eksplorasi: Plan of Development (POD) UU Nomor 22 Tahun 2001 dan Peran BP Migas dalam Regulasi Industri Migas di Indonesia Oleh Morentalisa Kegiatan Hulu Migas Survey Umum Pembagian Wilayah Kerja (WK) Tanda tangan kontrak Eksplorasi: Eksploitasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. diperbaharui, atau perbahuruannya membutuhkan waktu yang sangat lama.

IV. GAMBARAN UMUM. diperbaharui, atau perbahuruannya membutuhkan waktu yang sangat lama. 45 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Sejarah Perminyakan Indonesia Minyak bumi merupakan salah satu jenis sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, atau perbahuruannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Minyak

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG TRANSPARANSI TATA KELOLA PEMERINTAHAN DI BIDANG INDUSTRI EKSTRAKTIF MIGAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 14 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA 2015-2019 DAN PELUANG MEMANFAATKAN FORUM G20 Siwi Nugraheni Abstrak Sektor energi Indonesia mengahadapi beberapa tantangan utama, yaitu kebutuhan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI RUU Perubahan Migas RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI Formatted: Left, Indent: Left: 0 cm, First

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 RAPAT KERJA TEKNIS (Rakernis) KELAUTAN DAN PERIKANAN Tahun 2014 dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Kalimantan Timur di Aula Kantor Walikota

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1130, 2016 KEMEN-ESDM. Kilang Minyak. Skala Kecil. Pembangunan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lumpuhnya sektor-sektor perekonomian dunia, sehingga dunia dihadapkan bukan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lumpuhnya sektor-sektor perekonomian dunia, sehingga dunia dihadapkan bukan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi global lebih dari 12 tahun yang lalu telah mengakibatkan lumpuhnya sektor-sektor perekonomian dunia, sehingga dunia dihadapkan bukan hanya dengan upaya

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan perihal mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena

Lebih terperinci

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 2 TAHUN 2011

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 2 TAHUN 2011 BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PERIZINAN, PERSETUJUAN DAN REKOMENDASI KEGIATAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI DI DAERAH KABUPATEN BOMBANA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1278, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Daerah. Pengalokasian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.07/2013 TENTANG PENGALOKASIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional Kelompok Kajian Kebijakan Mineral dan Batubara, Pusat Litbang Teknologi Mineral dan Batubara,

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

2015, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar No.1639, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Sarana Promosi Produk Ekspor. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/M-DAG/PER/10/2016 TENTANG SARANA PROMOSI PRODUK EKSPOR DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH - 763 - BB. PEMBAGIAN URUSAN AN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SUB 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah 1. Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Ditulis oleh David Dwiarto Senin, 05 November :53 - Terakhir Diperbaharui Senin, 05 November :13

Ditulis oleh David Dwiarto Senin, 05 November :53 - Terakhir Diperbaharui Senin, 05 November :13 Meskipun berabad-abad menjajah Indonesia, penguasaan terhadap sumber-sumber minyak bumi, gas alam, dan mineral, tak bisa dilakukan pemerintah kolonial Belanda. Para investor asal Belanda baru benar-benar

Lebih terperinci

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA DR. DARMIN NASUTION PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL TIM PENGENDALIAN INFLASI DAERAH 2011 JAKARTA, 16 MARET 2011 Yang terhormat Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof.

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG KEGIATAN USAHA PANAS BUMI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG KEGIATAN USAHA PANAS BUMI PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG KEGIATAN USAHA PANAS BUMI I. UMUM Sumber daya Panas Bumi merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan manfaat

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS KETEPATAN SASARAN REALISASI BELANJA SUBSIDI ENERGI (Tinjauan atas subsidi listrik)

HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS KETEPATAN SASARAN REALISASI BELANJA SUBSIDI ENERGI (Tinjauan atas subsidi listrik) HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS KETEPATAN SASARAN REALISASI BELANJA SUBSIDI ENERGI (Tinjauan atas subsidi listrik) Pendahuluan Dalam delapan tahun terakhir (2005-2012) rata-rata proporsi subsidi listrik terhadap

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2008 18 Januari 2008 Tentang: ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DAFTAR ISI PENGANTAR I. Direktorat

Lebih terperinci

Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target

Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target Jakarta, 30 Januari 2018 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempublikasikan data realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Lebih terperinci

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BALAI SIDANG JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 1 I. PENDAHULUAN Perekonomian Wilayah Pulau Kalimantan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Konferensi Pers Presiden RI pada Kunjungan Kerja ke DIY, Yogyakarta, 25 Mei 2012 Jumat, 25 Mei 2012

Konferensi Pers Presiden RI pada Kunjungan Kerja ke DIY, Yogyakarta, 25 Mei 2012 Jumat, 25 Mei 2012 Konferensi Pers Presiden RI pada Kunjungan Kerja ke DIY, Yogyakarta, 25 Mei 2012 Jumat, 25 Mei 2012 KONFERENSI PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA KUNJUNGAN KERJA KE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DI GEDUNG

Lebih terperinci

BENCANA LINGKUNGAN PASCA TAMBANG

BENCANA LINGKUNGAN PASCA TAMBANG BENCANA LINGKUNGAN PASCA TAMBANG (ANALISIS KASUS EKS LUBANG TAMBANG BATUBARA KALIMANTAN TIMUR) Luluk Nurul Jannah, SH., MH (Staf Sub Bidang Tindak Lanjut P3E Kalimantan) Era desentralisasi membuka peluang

Lebih terperinci