METODOLOGI PERHITUNGAN TARIF JASA TELEPONI DASAR JARINGAN TETAP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODOLOGI PERHITUNGAN TARIF JASA TELEPONI DASAR JARINGAN TETAP"

Transkripsi

1 LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 15 /PER/M.KOMINFO/4/2008 TANGGAL : 30 April 2008 METODOLOGI PERHITUNGAN TARIF JASA TELEPONI DASAR JARINGAN TETAP I. SUMBER DATA Data yang dipakai dalam proses perhitungan tarif jasa teleponi dasar jaringan tetap adalah sebagai berikut: a. Data penyelenggara yang diperoleh dari Laporan tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik atau Rencana Usaha (Bisnis Plan) bagi operator baru; b. Data indeks harga menggunakan data yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS); c. Data tingkat suku bunga dan data indikator ekomoni makro lainnya yang dibutuhkan dalam perhitungan menggunakan data dari Bank Indonesia; d. Data lain yang terkait dalam perhitungan ini yang ditetapkan oleh organisasi terkait. II. PERHITUNGAN WACC, UMUR EKONOMIS PERANGKAT, DAN FAKTOR ANNUITAS 2.1. WACC (Weight Average Cost of Capital) WACC merupakan rata-rata pembobotan cost of capital, dimana cost of capital dihitung dengan mempertimbangkan besarnya share cost of equity (modal sendiri) dan cost of debt (modal pinjaman) yang digunakan dalam pendanaan asset. WACC yang akan digunakan dalam perhitungan ini adalah WACC sebelum pajak, yang dihitung oleh penyelenggara berdasarkan sumber data sebagaimana dimaksud dalam bagian pertama (I) dan secara matematis formulanya adalah sebagai berikut : WACC Pr e _ Tax WACC = 1 t Post _ Tax.. ( 1 ) WACCPost _ Tax E = ri * ( ) + r D + E d D * (1 T ) * ( ).. ( 2 ) E + D rd = Average Interest Rate Debt ri = Expected Rate of Return of Shareholders D = Amount of Debt E = Amount of Equity T = Amount of Tax Rate 1

2 2.2. Umur Ekonomis Perangkat Umur depresiasi aset akan mempengaruhi lamanya waktu depresiasi dari aset tersebut. Semakin besar umur depresiasi aset maka akan semakin lama waktu depresiasi dari asset tersebut, sehingga akan memperkecil tingkat annuity factor dan sebaliknya semakin kecil umur depresiasi aset akan memperbesar tingkat annuity factor dari aset tersebut. Dalam melakukan perhitungan tarif penyelenggara dapat menggunakan data umur ekonomis di atas atau dapat menggunakan umur ekonomis berdasarkan kajiannya sendiri dengan memberikan alasan-alasan yang relevan Faktor Annuitas (Annuity Factor) Annuity factor merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan annual value. Semakin besar annuity faktor maka semakin besar pula annual value, dan sebaliknya. Jadi annuity faktor mempunyai hubungan linear dengan annual value. Annuity factor ini juga dipengaruhi oleh besarnya nilai WACC dan lamanya umur depresiasi dari masing-masing aset. Berdasarkan rumus faktor anuitas dimana : Annuity Factor = n i(1 + i) n (1 + i) 1... ( 3 ) i n : Nilai tingkat suku bunga yang besarnya sama dengan WACC sebelum pajak. : Umur Ekonomis perangkat. III. PERHITUNGAN ALOKASI TRAFIK DAN FAKTOR RUTING 3.1. Data Trafik Data trafik yang digunakan untuk dialokasikan ke setiap elemen jaringan harus bersumber pada data laporan tahunan yang diterbitkan oleh penyelenggara, misalnya laporan tahunan. Jenis trafik yang akan dialokasikan adalah semua trafik jasa teleponi yang dilewatkan ke komponen jaringan penyelenggara. Trafik yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Trafik jaringan tetap yang terdiri dari : Trafik lokal tetap (on-net lokal); Trafik lokal tetap (off-net lokal); Trafik lokal tetap selular (off-net selular lokal); Trafik jarak jauh tetap selular (off-net selular jarak jauh); Trafik jarak jauh tetap (on-net jarak jauh); Trafik jarak jauh tetap (off-net jarak jauh); Trafik internasional; Trafik tetap satelit. 2

3 2. Trafik jaringan tetap dengan mobilitas terbatas yang terdiri dari : Trafik lokal mobilitas terbatas (on-net lokal); Trafik lokal mobilitas terbatas (off-net lokal); Trafik lokal mobilitas terbatas selular (off-net selular lokal); Trafik jarak jauh (on-net jarak jauh); Trafik jarak jauh (off-net jarak jauh); Trafik jarak jauh mobilitas terbatas selular (off-net selular jarak jauh); Trafik internasional (off-net internasional); Trafik mobilitas terbatas satelit (off-net satelit); Trafif fasilitas tambahan short message services (SMS). Semua data trafik yang ada harus dikonversikan ke dalam satuan menit. Apabila trafik dalam periode pulsa maka faktor konversi dari pulsa ke menit digunakan berdasarkan data pola trafik terakhir yang ada Routing Factor Routing factor menggambarkan perilaku trafik terhadap penggunaan komponen jaringan teleponi dasar. Tujuan dari pembuatan routing factor ini adalah untuk mengetahui trafik yang dapat dialokasikan pada masing-masing komponen jaringan berdasarkan penggunaan komponen jaringan tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat routing factor adalah sebagai berikut : 1. Menentukan matriks routing factor untuk masing-masing panggilan yang mungkin terjadi seperti panggilan lokal, panggilan jarak jauh (long distance), panggilan interkoneksi, dan panggilan internasional, berdasarkan kondisi yang ada di lapangan baik melalui jaringan tetap maupun jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas;. 2. Menentukan routing probabilitas atau nilai kemungkinan dari suatu rute panggilan terhadap total panggilan untuk jenis panggilan lokal, panggilan long distance, panggilan interkoneksi, dan panggilan internasional, baik melalui jaringan tetap maupun jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas; 3. Menghitung indeks routing panggilan terhadap penggunaan elemen/jaringan baik untuk panggilan lokal, panggilan long distance, panggilan interkoneksi, dan panggilan internasional baik melalui jaringan tetap maupun jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas; Indeks routing panggilan lokal Indeks routing panggilan lokal dihitung dengan cara mengalikan route faktor dengan route probabilitas untuk masing-masing penggunaan elemen jaringan. Secara skematik dapat dijabarkan berdasarkan contoh sebagai berikut : 3

4 a. Indeks routing panggilan lokal untuk Sentral Gerbang Lokal (SGL)/ Switching Lokal/ Local Exchange (LE) IR = RF * RP ) + ( RF * RP ). ( 4 ) LE dimana ; IR LE ( LE1 LE1 LE 2 LE 2 : Indeks routing untuk Switching lokal RF LE1 : Route factor Switching lokal untuk route 1 RP LE1 : Route probabilitas Switching lokal untuk route 1 RF LE2 : Route factor Switching lokal untuk route 2 RP LE2 : Route probabilitas Switching lokal untuk route 2 b. Indeks routing panggilan lokal untuk Transmisi lokal (TRL) IR = RF * RP ) + ( RF * RP ).(5) TRL ( TRL1 TRL1 TRL2 TRL2 dimana ; IR TRL : Indeks routing untuk Transmisi Lokal RF TRL1 : Route factor transmisi lokal untuk route 1 RP TRL1 : Route probabilitas transmisi lokal untuk route 1 RF TRL2 : Route factor transmisi lokal untuk route 2 RP TRL2 : Route probabilitas transmisi lokal untuk route 2 Indeks Routing Panggilan Long Distance Secara matematis, proses perhitungan indeks routing panggilan jarak jauh long distance dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Indeks routing panggilan long distance untuk Switching Lokal (Local Exchange)/ Sentral Gerbang Lokal (SGL) 5 IR = ( RF * RP ) ( 6 ) LE n= 1 LEn LEn dimana : LEn : switching lokal pada route ke-n 2. Indeks routing panggilan long distance untuk Transmisi Lokal (RTL) 5 IR = ( RF * RP )..... ( 7 ) TRL n= 1 TRLn TRLn dimana : TRLn : transmisi lokal pada route ke-n 4

5 3. Indeks routing panggilan long distance untuk Sentral Gerbang Jarak Jauh (SGJJ)/ Switching Jarak jauh/ Trunk (TRKn) 5 IR = ( RF * RP ).( 8 ) TRK n= 1 TRKn TRKn dimana : TRKn : switching jarak jauh (long distance) pada route ken 4. Indeks routing panggilan long distance untuk Transmisi Jarak Jauh (TRJJ) 5 IR = ( RF * RP ) ( 9 ) TRJJ n= 1 TRJJn TRJJn dimana : TRJJn: transmisi jarak jauh (long distance) pada route ke-n Berdasarkan rumus-rumus matematik diatas maka dapat diperoleh indeks panggilan long distance untuk penggunaan elemen jaringan switching lokal, transmisi lokal, switching long distance, dan transmisi long distance. Indeks Routing untuk Panggilan Interkoneksi dan internasional Formula yang digunakan untuk menghitung indeks routing untuk panggilan interkoneksi dan internasional adalah sama dengan formula yang dugunakan untuk menghitung indeks routing panggilan jarak jauh. Indeks Routing untuk Layanan Fasilitas Tambahan SMS Formula yang digunakan menghitung indeks routing untuk fasilitas tambahan SMS adalah sama dengan format yang digunakan untuk menghitung indeks routing panggilan lokal dan jarak jauh Perhitungan Alokasi Trafik Berdasarkan data trafik dan indeks routing factor diatas, maka alokasi data trafik untuk masing-masing elemen jaringan dapat dihitung dengan contoh berikut : 6 Jumah Trafik Komponen LE = Σ JP n x RF LE JPn (menit)... ( 10 ) n=1 6 Jumah Trafik Komponen TRL = Σ JP n x RF TRL JPn (menit)...( 11 ) n=1 6 Jumah Trafik Komponen ST = Σ JP n x RF ST JPn (menit)... ( 12 ) n=1 6 Jumah Trafik Komponen TRJJ = Σ JP n x RF TRJJ JPn (menit)..( 13 ) n=1 5

6 JP n RF LE JPn RF TRL JPn RF ST JPn : Jenis Panggilan ke-n : Rata-rata route factor untuk komponen Sentral Gerbang Lokal/ Sentral Lokal/ Local Exchange (LE) pada jenis panggilan ke-n : Rata-rata route factor untuk komponen Transmisi Lokal (TRL) pada jenis panggilan ke-n : Rata-rata route factor untuk komponen Sentral Gerbang Jarak Jauh/ Switching Jarak Jauh/ Trunk (TRKn) pada jenis panggilan ke-n RF TRJJ JPn : Rata-rata route factor untuk komponen Transmisi Jarak Jauh (TRJJ) pada jenis panggilan ke-n IV. PERHITUNGAN BIAYA JASA TELEPONI DASAR Dalam perhitungan biaya ini metode yang digunakan adalah Pendekatan Top- Down, yang dilakukan dengan melakukan proses alokasi cost (cost allocation process) berdasarkan data akuntansi perusahaan (General Ledger). Dari datadata akuntansi tersebut dilakukan pemisahaan akonting (accounting separation) sesuai jenis services yang berikan Perhitungan Biaya Aset Tahunan dan Alokasinya a. Data yang dipakai Data yang dipakai dalam perhitungan ini diperoleh dari General Ledger, Laporan Keuangan Tahunan yang diterbitkan oleh penyelenggara jaringan teleponi dasar tetap bagi penyelenggara yang sudah beroperasi dan data rencana usaha atau bisnis plan bagi penyelenggara baru. Jenis Data yang dipakai adalah semua aset yang dimiliki oleh penyelenggara yang terkait dengan penyelenggaraan jasa teleponi dasar. b. Formula dan Cara Perhitungan Annual Cost dari Aset 1. Menyiapkan data yang dipakai dalam perhitungan ini. 2. Menentukan aset-aset yang relevan dengan penyelenggaraan jaringan teleponi dasar dan mengeluarkan aset-aset yang tidak relevan dalam perhitungan. 3. Menentukan proporsi alokasi aset yang terkait langsung dengan penyelenggaraan jaringan tetap dan jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas; 4. Menentukan proporsi alokasi aset yang terkait langsung dari aset yang terkait dengan penyelenggaraan jaringan tetap dan jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas kepada panggilan lokal dan jarak jauh terutama untuk aset-aset yang masih digunakan untuk services lain seperti transmisi, satellite, power supply, building, office equipment, dan lain-lain. 5. Menghitung semua current aset yang dimiliki oleh penyelenggara, dengan formula sebagai berikut : 6

7 ACP (a). Mengalikan aset historis dengan perbandingan price index aset historis terhadap price index tahun berjalan. (b). Menambahkan hasil perhitungan tahap (a) dengan penambahan aset tahun berjalan. (c). Untuk tahun-tahun berikutnya proses (a) dan (b) diulang kembali. Secara matematis proses perhitungan biaya aset dengan current price adalah sebagai berikut : A 0 = P0 P 1 A 1 + P1 P A 2 + P2 P + A Pn n 1 n P n A n ( 14 ) atau secara lebih sederhana rumus tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : ACP n ACP n = + dimana : ACP n ACP n-1 A 0 A 1 A n-1 A n P 0 P 1 P n-1 P n P n 1 P n A 1... ( 15 ) n : Aset Current Price tahun ke-n : Aset Current Price sebelum tahun ke-n : Nilai Aset Historis (data awal) : Penambahan Nilai Aset tahun ke-1 : Penambahan Nilai Aset sebelum tahun ke-n : Penambahan Nilai Aset tahun ke-n : Price Index Aset tahun ke-0 (dasar perhitungan) : Price Index tahun aset ke-1 : Price Index Aset sebelum tahun ke-n : Price Index Aset tahun ke-n 6. Menghitung annuity cost dari seluruh komponen aset jaringan dengan formula sebagai berikut : Annuity cost Aset = Aset Current price x Annuity Factor...(16) 7. Mengalokasikan aset yang langsung berhubungan dengan penyelenggaraan jasa teleponi untuk komponen jaringan tetap atau jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas : a. Jaringan Akses; b. Jaringan Lokal yang terdiri dari komponen Gerbang Lokal/ Sentral Lokal (Local Exchange/LE) dan Transmisi Lokal; c. Jaringan SLJJ yang terdiri dari komponen switching dan Sentral Gerbang Jarak Jauh/ Switching Jarak Jauh/ Trunk (TRKn). 7

8 8. Dalam hal penyelenggara menggunakan satu switching yang berfungsi sebagai Gerbang Lokal/ Sentral Lokal (Local Exchange/LE) maupun switching jarak jauh, maka biaya switching tersebut didistribusikan kepada kedua fungsi swicthing tersebut berdasarkan trafik atau revenue. 9. Mengalokasikan aset yang secara tidak langsung terkait dengan tahap 6, ke dalam alokasi aset bersama atau common aset. 10. Mengalokasikan aset bersama atau common cost ke komponen jaringan akses, lokal dan SLJJ secara proporsional. 11. Meresumekan hasil perhitungan dan alokasi annual cost ke komponen jaringan sebagai berikut : a. Jaringan Akses Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya aset tahunan jaringan akses (BAT JA ) b. Jaringan Lokal : Gerbang Lokal/ Sentral Lokal (Local Exchange/LE) Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya aset tahunan Sentral Lokal (BAT SL ) Transmisi Lokal Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya aset tahunan Transmisi Lokal (BAT TRL ) c. Jaringan SLJJ : Switching Jarak jauh Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya aset tahunan Sentral Trunk (BAT ST ) Transmisi Jarak jauh Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya aset tahunan Transmisi Jarak Jauh (BAT TRJJ ) d. Jaringan Fasilitas Tambahan SMS. SMS Server Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya aset tahunan Sentral Trunk (BAT ST ) Jaringan Pensinyalan Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya aset tahunan Transmisi Jarak Jauh (BAT TRJJ ) 4.2. Perhitungan Biaya Operasi dan Alokasinya a. Data yang dipakai Data yang dipakai dalam perhitungan ini diperoleh dari General Ledger, Laporan Tahunan yang diterbitkan oleh penyelenggara jaringan teleponi dasar tetap. Jenis Data yang dipakai adalah semua aset yang dimiliki oleh penyelenggara yang terkait dengan penyelenggaraan jasa teleponi dasar. 8

9 b. Formula dan Cara Alokasi Biaya Operasi 1. Menyiapkan data yang dipakai dalam perhitungan ini. 2. Menentukan biaya operasi yang relevan dengan penyelenggaraan jaringan teleponi dasar dan mengeluarkan biaya operasi yang tidak relevan, dalam perhitungan. 3. Menentukan proporsi alokasi biaya operasi yang terkait langsung dengan penyelenggaraan jaringan tetap dan jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas. 4. Menentukan proporsi alokasi biaya operasi yang telah dipisahkan pada butir 3 kepada yang terkait langsung dengan layanan panggilan lokal dan jarak jauh pada masing-masing jaringan. 5. Mengalokasikan biaya operasi yang langsung berhubungan dengan penyelenggaraan jasa teleponi untuk komponen jaringan : a. Jaringan Akses b. Jaringan Lokal yang terdiri dari komponen Sentral Gerbang Lokal/ Sentral Lokal (Local Exchange/LE) dan Transmisi Lokal c. Jaringan SLJJ yang terdiri dari komponen switching jarak jauh dan Transmisi Jarak Jauh 6. Dalam hal penyelenggara menggunakan satu switching yang berfungsi sebagai Sentral Gerbang Lokal/ Sentral Lokal (Local Exchange/LE) maupun switching jarak jauh, maka biaya switching tersebut didistribusikan kepada kedua fungsi swicthing tersebut berdasarkan trafik atau revenue. 7. Mengalokasikan biaya operasi yang secara tidak langsung terkait dengan tahap 4, ke dalam alokasi aset bersama atau common aset. 8. Mengalokasikan aset bersama atau common cost ke komponen jaringan akses, lokal dan SLJJ secara proporsional. 9. Meresumekan hasil perhitugan dan alokasi biaya operasi ke komponen jaringan sebagai berikut : a. Jaringan Akses Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya operasi jaringan akses (BO JA ) b. Jaringan Lokal : Sentral Gerbang Lokal/ Sentral Lokal (Local Exchange/LE) Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya operasi Sentral Lokal (BO SL ) Transmisi Lokal Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya operasi Transmisi Lokal (BO TRL ) 9

10 c. Jaringan SLJJ : Sentral Gerbang Jarak Jauh (SGJJ)/ Switching Jarak jauh (Trunk /TRKn) Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya operasi Sentral Trunk (BO ST ) Transmisi Jarak jauh Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya operasi Transmisi Jarak Jauh (BO TRJJ ) d. Jaringan Fasilitas Tambahan SMS. SMS Center Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya operasi Sentral Trunk (BO ST ) Jaringan Pensinyalan Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya operasi Transmisi Jarak Jauh (BO TRJJ ) 4.3. Perhitungan Total Biaya Jasa Teleponi Dasar Hasil perhitungan biaya dan alokasi biaya aset tahunan dan biaya oeprasi ke dalam komponen-komponen jaringan merupakan dasar untuk menghitung biaya total jasa teleponi, dengan menggunakan formula sebagai berikut : (1) Biaya total komponen jaringan akses terdiri dari biaya tahunan aset jaringan akses ditambah dengan biaya operasi selama 1 (satu) tahun terakhir atau diformulasikan sebagai berikut : BT JA = BAT JA + BO JA... ( 17 ) BT JA : Biaya total Jaringan Akses BAT JA : Biaya aset tahunan jaringan akses BO JA : Biaya Operasi Jaringan Akses (2) Biaya tahunan komponen jaringan Lokal terdiri dari : a. biaya tahunan aset sentral lokal ditambah dengan biaya operasi sentral lokal selama 1 (satu) tahun terakhir atau dapat diformualsikan sebagai berikut : BT SL = BAT SL + BO SL... ( 18 ) BT SL BAT SL : Biaya total switching Lokal : Biaya Aset Tahunan Sentral Lokal 10

11 BO SL : Biaya Operasi switching Lokal b. biaya tahunan aset transmisi lokal ditambah dengan biaya operasi transmisi lokal selama 1 (satu) tahun terakhir atau dapat diformualsikan sebagai berikut : BT TRL = BAT TRL + BO TRL... ( 19 ) BT TRL BAT TRL BO TRL : Biaya total Transmisi Lokal : Biaya Aset Tahunan Transmisi Lokal : Biaya Operasi Transmisi Lokal (3) Biaya tahunan komponen jaringan Jarak Jauh terdiri dari : a. biaya tahunan aset sentral jarak jauh ditambah dengan biaya operasi sentral jarak jauh selama 1 (satu) tahun terakhir atau dapat diformulasikan sebagai berikut : BT ST = BAT ST + BO ST... ( 20 ) BT ST BAT ST BO ST : Biaya Total switching jarak jauh : Biaya Aset Tahunan Sentral Trunk : Biaya Operasi switching jauh b. biaya tahunan aset transmisi jarak jauh ditambah dengan biaya operasi transmisi jarak jauh selama 1 (satu) tahun terakhir atau dapat diformualsikan sebagai berikut : BT TRJJ = BAT TRJJ + BO TRJJ...( 21 ) BT TRJJ BAT TRJJ BO TRJJ : Biaya Total Transmisi Jarak Jauh : Biaya Aset Tahunan Transmisi Jarak Jauh : Biaya Operasi Transmisi Jarak Jauh c. Biaya tahunan aset Fasilitas Tambahan SMS dapat diformualsikan sebagai berikut: BT SMS = BAT SMS + BO SMS...( 21a ) 11

12 4.4. Perhitungan Biaya Komponen Jaringan, Biaya Total dan Tarif Jasa Teleponi Dasar 1. Perhitungan Biaya Komponen Jaringan Formula yang digunakan untuk menghitung biaya komponen jaringan adalah sebagai berikut : a. Jaringan Lokal Jaringan lokal terdiri dari 2 komponen dan formula perhitungan biaya komponen jaringan lokal per menit adalah sebagai berikut : B SL = BT SL / Trafik SL (Rp./menit)... ( 22 ) B TRL = BT TRL / Trafik TRL (Rp./menit)... ( 23 ) B SL : Biaya switching lokal (Rp./menit) BT SL : Biaya Total Sentral Lokal Trafik SL : Total Trafik Teleponi yang melewati switching lokal selama 1 tahun B TRL : Biaya transmisi lokal (Rp./menit) BT TRL : Biaya Total transmisi Lokal Trafik TRL : Total Trafik Teleponi yang melewati transmisi lokal selama 1 tahun b. Jaringan Jarak Jauh Jaringan Jarak Jauh terdiri dari 2 komponen dan formula perhitungan biaya komponen jaringan lokal per menit adalah sebagai berikut : B ST = BT ST / Trafik ST (Rp./menit)... ( 23 ) B TRJJ = BT TRJJ / Trafik TRJJ (Rp./menit)... ( 24 ) B ST BT ST Trafik ST B TRJJ BT TRJJ : Biaya switching jarak jauh (Rp./menit) : Biaya Total switching jarak jauh : Total Trafik Teleponi yang melewati sentral Trunk selama 1 tahun : Biaya transmisi Jarak jauh (Rp./menit) : Biaya Total transmisi Jarak jauh Trafik TRJJ : Total Trafik Teleponi yang melewati transmisi Jarak jauh selama 1 tahun 12

13 c. Jaringan Fasilitas Tambahan SMS dengan formula perhitungan sebagai berikut: B SMS = BT SMS / Trafik SMS (Rp./menit)... ( 24a ) B SMS BT SMS Trafik SMS : Biaya SMS (Rp./SMS) : Biaya Total SMS : Total SMS selama 1 tahun 2. Perhitungan Biaya Jasa Teleponi Dasar Ada 4 jenis biaya yang akan dihitung yaitu : a. Biaya aktivasi 1) Biaya aktivasi untuk jaringan tetap melalui jaringan tetap lokal; Biaya aktivasi adalah seluruh biaya yang diperlukan untuk menghubungkan antara Distribution Point (DP) sampai dengan Kotak Terminal Bagi (KTB) yang berada di lokasi (rumah atau gedung) yang terdiri dari biaya pengadaan barang dan biaya instalasi barang. Besarnya biaya ini di setiap daerah berbeda-beda, dan untuk penerapannya dapat diambil dan dihitung rata-ratanya. Sebagai gambaran ruang lingkup pekerjaan jasa instalasi untuk biaya aktivasi dapat dilihat pada gambar berikut. KTB IKR (Instalasi Kabel Rumah) Drop wire Kabel Sekunder 2) Biaya aktivasi untuk jaringan tetap dengan mobilitas terbatas dihitung berdasarkan formula sebagai berikut : 13

14 Total Biaya Aktivasi Biaya aktivasi =...(24b) Proyeksi Jumlah Pelanggan b. Biaya Bulanan untuk jaringan tetap lokal Biaya bulanan atau abonemen dihitung dengan formula : Biaya Bulanan = BT JA / ( Jumlah Pelanggan x 12 )...(25) BT JA : Biaya Total jaringan akses c. Biaya panggilan Lokal (BPL) Biaya panggilan lokal dalam satuan per menit dihitung dengan formula : BP L = Prf PL-TRL x B TRL + Prf PL-SL x B SL... ( 26 ) B SL = BT SL / Trafik SL (Rp./menit) B TRL = BT TRL / Trafik TRL (Rp./menit) d. Biaya panggilan Jarak Jauh (BPJJ) Biaya panggilan jarak jauh per menit dihitung dengan formula : BP JJ = Prf PJJ-TRL x B TRL + Prf PJJ-SL x B SL + Prf PJJ-ST x B ST + Prf PJJ- TRJJ x B TRJJ... ( 27 ) B SL dan B TRL, sama seperti pada persamaan (1) B ST = BT ST / Trafik ST (Rp./menit) B TRJJ = BT TRJJ / Trafik TRJJ (Rp./menit) e. Biaya panggilan interkoneksi (BPI) Biaya panggilan jarak jauh per menit dihitung dengan formula : BP i = Prf PI-TRL x B TRL + Prf PI-SL x B SL + Prf PI-ST x B ST + Prf PI-TRJJ x B TRJJ... ( 28 ) 14

15 Bsr dan Brnr, sama sepertj pada persamaan (1) Bsr = BTsr / Trafik sr (Rp./menit) Brnll = BTRI / Trafik mr (Rp./menit) f. Biaya Fasilitas Tambahan SMS, dihitung dengan formula sebagai berikut: BPsus = Prfsus x Bsr,,rs (28 a\ 3. Perhitungan Biaya Jasa Teleponi Dasar Tarif jasa teleponi dihitung berdasarkan 2 (dua) parameter yaitu biaya awal jasa teleponi dan margin, dengan formula sebagai berikut: 1. TPL = BPL x (1+ Mror,"u) ( 29) 2. f Pt = BP.r.r x ( 1+ M.,) ( 30 ) 3. T Pr = BPr x (1+ Mr) + biaya interkoneksi... ( 31 ) 4. T PsMs =BPSsrus x (1+Msus)... ( 32) TPr : TPrr : TPr, BPr : BPlr : Mu,an"nlmargin yang dialokasikan untuk biaya bulanan Mrot"t l M..r,t Mr tarif pungut lokal tarif pungut jarak jauh tarif pungut panggilan interkoneksi biaya produksi untuk panggilan lokal biaya produksi untuk panggilan jarak jauh margin yang ditentukan oleh penyelenggara untuk panggilan lokal margin yang ditentukan oleh penyelenggara untuk panggilan jarak jauh margin yang ditentukan oleh penyelenggara untuk panggilan interkoneksi Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 30 April 2008 INFORMATIKA 15

7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/04/05 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika;

7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/04/05 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika; 6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 04 Tahun 2001 tentang Fundamental Technical Plan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 43/PER/M. KOMINFO/12/2007;

Lebih terperinci

MODEL PERANGKAT LUNAK PERHITUNGAN TARIF JASA TELEPONI DASAR JARINGAN TETAP

MODEL PERANGKAT LUNAK PERHITUNGAN TARIF JASA TELEPONI DASAR JARINGAN TETAP LAMPIRAN II : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 15/PER/M.KOMINFO/4/2008 TANGGAL : 30 April 2008 MODEL PERANGKAT LUNAK PERHITUNGAN TARIF JASA TELEPONI DASAR JARINGAN TETAP 1.1 Gambaran

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG TATA CARA PENETAPAN TARIF JASA TELEKOMUNIKASI YANG DISALURKAN MELALUI JARINGAN BERGERAK SELULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG TATA CARA PENETAPAN TARIF PENYELENGGARAAN JASA TELEKOMUNIKASI YANG DISALURKAN MELALUI JARINGAN BERGERAK SELULAR DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan

Lebih terperinci

Lampiran III : Peraturan Menteri Komunikasi dan nformatika Nomor : 09/PER/M.KOMINFO/ 04/2008 Tanggal : 7 April 2008

Lampiran III : Peraturan Menteri Komunikasi dan nformatika Nomor : 09/PER/M.KOMINFO/ 04/2008 Tanggal : 7 April 2008 Lampiran III : Peraturan Menteri Komunikasi dan nformatika Nomor : 09/PER/M.KOMINFO/ 04/2008 Tanggal : 7 April 2008 TATA CARA PERHITUNGAN TARIF JARINGAN BERGERAK SELULAR DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

Pengantar Metodologi (Cost-of-Service/Rate of Return)

Pengantar Metodologi (Cost-of-Service/Rate of Return) Pengantar Metodologi (Cost-of-Service/Rate of Return) LANGKAH AWAL BIAYA POKOK PENYEDIAAN = DASAR DALAM MENENTUKAN TARIF BIAYA POKOK PENYEDIAAN ADALAH = BIAYA- BIAYA YANG HARUS DIKELUARKAN UNTUK MEMBIAYAI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2008 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PENTARIFAN JASA MULTIMEDIA DAN JASA NILAI TAMBAH TELEKOMUNIKASI DALAM KERANGKA MEKANISME PASAR DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENYERTAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA..

DAFTAR ISI.. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENYERTAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENYERTAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA.. DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN.... INTISARI... ABSTRACT.... BAB

Lebih terperinci

PEDOMAN PERHITUNGAN TARIF JARINGAN BERGERAK SELULAR DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN GAMBARAN UMUM Komponen Biaya Tarif Pungut...

PEDOMAN PERHITUNGAN TARIF JARINGAN BERGERAK SELULAR DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN GAMBARAN UMUM Komponen Biaya Tarif Pungut... Lampiran IV : Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:... /PER/M.KOMINFO/.../2007 tentang tentang Tata Cara Penetapan Tarif Jasa Telekomunikasi melalui Jaringan Bergerak Selular PEDOMAN PERHITUNGAN

Lebih terperinci

THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL

THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL The cost of capital merupakan konsep keuangan yang sangat penting, yang menghubungkan antara pengambilan keputusan investasi jangka panjang suatu

Lebih terperinci

8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8/P./M.Kominfo/2/2006 tentang Interkoneksi;

8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8/P./M.Kominfo/2/2006 tentang Interkoneksi; 7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 3/P./M.Kominfo/5/2005 tentang Penyesuaian Kata Sebutan pada Beberapa Keputusan/ Peraturan Menteri Perhubungan yang Mengatur Materi Muatan Khusus di

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 09/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 09/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: 09/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG TATA CARA PENETAPAN TARIF AWAL DAN TARIF PERUBAHAN JASA TELEPONI DASAR MELALUI JARINGAN TETAP MENTERI KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR :12/Per/M.KOMINFO/02/2006 TENTANG TATA CARA PENETAPAN TARIF PERUBAHAN JASA TELEPONI DASAR JARINGAN BERGERAK SELULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PT. HUTCHISON 3 INDONESIA EXECUTIVE SUMMARY

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PT. HUTCHISON 3 INDONESIA EXECUTIVE SUMMARY DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PT. HUTCHISON 3 INDONESIA EXECUTIVE SUMMARY Pendahuluan Dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Telekomunikasi dan Informasi No. 08/Per/M.KOMINFO/02/2006 tahun 2006,

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI DAN HARGA

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI DAN HARGA DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI DAN HARGA PT. XL AXIATA, Tbk 2014 DAFTAR ISI 1. TITIK INTERKONEKSI... 4 2. DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI... 5 3. XL100 - LAYANAN

Lebih terperinci

TENTANG TATACARA PENETAPAN TARIF JASA TELEPONI DASAR YANG DISALURKAN MELALUI JARINGAN TETAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG TATACARA PENETAPAN TARIF JASA TELEPONI DASAR YANG DISALURKAN MELALUI JARINGAN TETAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI W KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: 15 /PER/M.KOM NFO/ 4 t2004 TENTANG TATACARA PENETAPAN TARIF JASA TELEPONI DASAR YANG DISALURKAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : PM. TAHUN 2005 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : PM. TAHUN 2005 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : PM. TAHUN 2005 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 44 BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Setelah dilakukannya analisis ataupun studi tentang produk, lingkungan eksternal, dan aspek-aspek bisnis lainnya, maka selanjutnya untuk memulai

Lebih terperinci

Cost of Capital & Capital Structure

Cost of Capital & Capital Structure Cost of Capital & Capital Structure 1 COST OF CAPITAL After Tax Cost of Debt Cost of Preffered Stock Cost of Retained Earning Cost of Common Stock Weighted Average Cost of Capital 2 BALANCE SHEET FUND

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk melakukan penilaian atas nilai wajar dari suatu saham, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

Factsheet. Jan

Factsheet. Jan Factsheet th Jan 5 2018 About CPM Corpus Merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan yang telah berdiri sejak 1 Oktober 2004 (14 tahun). Corpus memulai perjalanannya melayani perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dunia semakin hari semakin pesat, semakin banyaknya orang berlomba-lomba dalam menciptakan teknologi canggih semakin pesat pula persaingan

Lebih terperinci

COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL

COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL Masalah Cost of Capital selalu berhubungan dengan: Capital budgeting Leases Vs Purchase decision Bond refunding decision Use of debt Vs

Lebih terperinci

Cost of Equity Cost of Preferred Stock Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)

Cost of Equity Cost of Preferred Stock Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC) DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR & GRAFIK... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI 1. Area Pelayanan adalah suatu wilayah yang diidentifikasikan sebagai satu kesatuan pelayanan di

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG \ SALINAN PERATURAN ENTERI KOUNIKASI DAN INORATIKA NOOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TARI ATAS PENERIAAN NEGARA BUKAN PAJAK DARI PUNGUTAN BIAYA HAK PENYELENGGARAAN TELEKOUNIKASI DENGAN RAHAT

Lebih terperinci

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Primal Aditya Rizki Email : primal_limos74@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Hermawan (2009 :17), penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai suatu organisasi bisnis, tujuan utama dari korporasi adalah profit atau keuntungan. Mengingat banyak pemangku kepentingan terutama pemegang saham yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif komparatif dan verifikatif. Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2012: 29) adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai akuisisi PT. Indosat Tbk jika dibuyback oleh pemerintah. Dengan menggunakan Empat metode yang saling keterkaitan

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI YANG DITAWARKAN

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI YANG DITAWARKAN DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI YANG DITAWARKAN PT. XL AXIATA, Tbk 2014 DAFTAR ISI 1. TITIK INTERKONEKSI YANG DITAWARKAN... 1 2. DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI... 2 3. XL100 - LAYANAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Umumnya sistem laporan akuntansi disusun dengan memperhatikan tujuan dan kegunaan dari laporan tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan (different report

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank go public di Indonesia, yang secara periodik wajib menyampaikan laporan keuangannya. Pengukuran kinerja

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI 1. Area Pelayanan adalah suatu wilayah yang diidentifikasikan sebagai satu kesatuan pelayanan di

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI DAFTAR ISI 1. Daftar Layanan Interkoneksi Gabungan... 3 2. Daftar Layanan Interkoneksi Penyelenggara

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

Marriott Corporation: The Cost of Capital

Marriott Corporation: The Cost of Capital Case: Marriot Corporation The Cost of Capital Marriott Corporation: The Cost of Capital Pandahuluan J. Willard Marriott mulai Membangun Marriott Corporation pada tahun 1927 dengan stand root beer, Ia mengembangkan

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS bsphandout@yahoo.co.id bahanajar INVESTASI Jangka Waktu yang panjang Penuh Ketidakpastian Beresiko Penganggaran Modal (Capital Budgeting) merupakan seluruh proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) yang diperdagangkan di Bursa Efek

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk. : Nadya Soalagogo NPM :

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk. : Nadya Soalagogo NPM : ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk Nama : Nadya Soalagogo NPM : 25211081 Dosen Pembimbing : Ani Hidayati, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetisi yang terjadi baik antar perusahaan-perusahaan lokal maupun internasional dalam era globalisasi semakin ketat dan dituntut agar mampu menghadapi pasar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian memiliki pengertian sebagai cara kerja untuk dapat memahami suatu objek penelitian. Peneliti yang baik harus memenuhi syaratsyarat

Lebih terperinci

Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) EXECUTIVE SUMMARY

Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) EXECUTIVE SUMMARY Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) EXECUTIVE SUMMARY Pendahuluan Dengan ditetapkannya PM No. 08/Per/M.KOMINFO/02/2006 tahun 2006 serta berdasarkan Keputusan Dirjen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder 38 III.METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti

Lebih terperinci

Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN

Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN Biaya Modal Perusahaan 2 PENGERTIAN BIAYA MODAL Biaya modal merupakan tingkat pendapatan minimum yang disyaratkan pemilik modal. Dari sudut pandang

Lebih terperinci

BAB 2 COST BASED INTERKONEKSI

BAB 2 COST BASED INTERKONEKSI BAB 2 COST BASED INTERKONEKSI 2.1 Deskripsi Umum Interkoneksi Interkoneksi sesuai UU RI nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi sebagaimana juga tertuang dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 7 (STRUKTUR JARINGAN) POKOK BAHASAN

PERTEMUAN 7 (STRUKTUR JARINGAN) POKOK BAHASAN PERTEMUAN 7 (STRUKTUR JARINGAN) POKOK BAHASAN Topologi Jaringan MEA Hirarkhi Jaringan Telepon TUJUAN DAN INSTRUKSIONA KHUSUS Membahas berbagai topologi jaringan Menjelaskan hirarkhi jaringan telepon Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DI PT. BANK SUMUT

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DI PT. BANK SUMUT PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DI PT. BANK SUMUT DRAFT TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan bisnis interkoneksi, TELKOM merujuk kepada regulasi diantaranya adalah UU no.36 tahun 1999, Keputusan Menteri (KM) atau Peraturan Menteri (PerMen),

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih e-mail: moses@ie.its.ac.id Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo,

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: Penganggaran Perusahaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Dr. Aries Susanty, ST. MT Program Studi Penyusunan Anggaran Modal Abstract Memberikan pemahaman tentang lingkup kegiatan dalam menyusun anggaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

Tanggapan BRTI terhadap masukan dan saran terhadap RPM Interkoneksi

Tanggapan BRTI terhadap masukan dan saran terhadap RPM Interkoneksi Tanggapan BRTI terhadap masukan dan saran terhadap RPM Interkoneksi No. Saran dan masukan I. ATSI pada rapat tanggal 8 Desember 2005 berpendapat bahwa lebih baik pada konsep RPM Interkoneksi hasil pembahasan

Lebih terperinci

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan STRUKTUR MODAL Definisi Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan (staffel) : hutang, saham biasa, saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pendekatan Metode Economic Value Added (EVA) pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pendekatan Metode Economic Value Added (EVA) pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pendekatan Metode Economic Value Added (EVA) pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Astrid Novelita J 21212228 3EB18 PENDAHULUAN Latar Belakang 1. Perkembangan dalam

Lebih terperinci

RMK MANAJEMEN KEUANGAN

RMK MANAJEMEN KEUANGAN RMK MANAJEMEN KEUANGAN Analsis Biaya Modal OLEH : I Putu Putra Wasista 1515351136 39 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ANALISIS BIAYA MODAL PENGERTIAN BIAYA MODAL Biaya Modal memegang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1. Analisis Rasio Keuangan Sebelum Merger Pada tahun 2006 PT. Energi Mega Persada, Tbk memberitahukan kepada publik tentang rencana perusahaan untuk melakukan merger dengan

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI KRITERIA PENILAIAN INVESTASI Konsep Nilai Waktu Uang Jika Anda dihadapkan pada 2 pilihan di mana pilihan pertama adalah diberi uang pada saat ini (misalkan tanggal 1 Januari 2001) diberi uang sebesar Rp1.000.000,00,

Lebih terperinci

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Stock Exchange (IDX) atau dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2006 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Modul ke: ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id ANALISIS KEUANGAN (ANALISIS RASIO) Rasio dapat dihitung berdasarkan

Lebih terperinci

Biaya Modal. Biaya Modal MNC. Biaya modal MNC mungkin berbeda dengan perusahaan domestik karena:

Biaya Modal. Biaya Modal MNC. Biaya modal MNC mungkin berbeda dengan perusahaan domestik karena: PENGANGGARAN MODAL DAN STRUKTUR MODAL MULTINASIONAL http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=889:kegiatan-perusahaanmultinasional&catid=40:mnc-a-kurs&itemid=72 Biaya Modal 1. Modal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun tahun Adapun kriteria pemilihan sampel yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun tahun Adapun kriteria pemilihan sampel yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011-2015. 3.1.2 Sampel

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: capital budgeting, net present value, pengambilan keputusan

ABSTRAK. Kata kunci: capital budgeting, net present value, pengambilan keputusan ABSTRAK Dunia usaha selalu dipenuhi dengan persaingan. Setiap perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan bisnis atau usahanya agar mampu bersaing dan dapat bertahan. Ada berbagai

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Andri Helmi M, SE., MM.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Andri Helmi M, SE., MM. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Andri Helmi M, SE., MM. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti perlu menetapkan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti perlu menetapkan metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti perlu menetapkan metode penelitian yang akan dipakai agar mempermudah langkah-langkah penelitian sehingga masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT.Astra International.Tbk dan PT.Indomobil Sukses International.Tbk yang go publik di BEI. Pusatnya di Jakarta akan tetapi

Lebih terperinci

MOJAKOE. June 5. Pengantar Akuntansi 2

MOJAKOE. June 5. Pengantar Akuntansi 2 June 5 MOJAKOE 2013 Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di : www.spa-feui.com Pengantar Akuntansi 2 UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2011/2012 PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB 2 INTERKONEKSI ANTAR PENYELENGGARA JARINGAN

BAB 2 INTERKONEKSI ANTAR PENYELENGGARA JARINGAN BAB 2 INTERKONEKSI ANTAR PENYELENGGARA JARINGAN 2.1 INTERKONEKSI Interkoneksi, suatu istilah yang saat ini sudah sering terdengar di dalam dunia telekomunikasi, interkoneksi itu sendiri didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : TANGGAL : 2 BULAN : 1 TAHUN : 2008 SINTENREMEN.COM PERUSAHA DAFTAR AKUN Per : 02 Januari 2008 NO AKUN NAMA AKUN SALDO AWAL 1111 Kas di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 KONSEP AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN II.1.1 Pengertian Akuntansi dan Laporan keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam sistem ekonomi, karena akuntansi menyediakan informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Konseptual Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja keuangan perusahan-perusahaan go public yang bergerak pada industri perkebunan untuk periode

Lebih terperinci

Biaya yang harus dibayar : 1. Pembayaran Bunga. 2. Pembayaran dividen. 3. Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau principal.

Biaya yang harus dibayar : 1. Pembayaran Bunga. 2. Pembayaran dividen. 3. Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau principal. COST OF CAPITAL (BIAYA MODAL) 1. Pendahuluan Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Nama : Muhammad Rizky Gaus NPM : 24211965 Kelas : 3EB21 Fakultas : Ekonomi Jenjang/Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis mengadakan penelitian di PT Toyota Astra Financial Services yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis mengadakan penelitian di PT Toyota Astra Financial Services yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Penelitian Penulis mengadakan penelitian di PT Toyota Astra Financial Services yang merupakan salah satu perusahaan pembiayaan di Indonesia yang menawarkan

Lebih terperinci