METODOLOGI PERHITUNGAN TARIF JASA TELEPONI DASAR JARINGAN TETAP
|
|
- Johan Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 15 /PER/M.KOMINFO/4/2008 TANGGAL : 30 April 2008 METODOLOGI PERHITUNGAN TARIF JASA TELEPONI DASAR JARINGAN TETAP I. SUMBER DATA Data yang dipakai dalam proses perhitungan tarif jasa teleponi dasar jaringan tetap adalah sebagai berikut: a. Data penyelenggara yang diperoleh dari Laporan tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik atau Rencana Usaha (Bisnis Plan) bagi operator baru; b. Data indeks harga menggunakan data yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS); c. Data tingkat suku bunga dan data indikator ekomoni makro lainnya yang dibutuhkan dalam perhitungan menggunakan data dari Bank Indonesia; d. Data lain yang terkait dalam perhitungan ini yang ditetapkan oleh organisasi terkait. II. PERHITUNGAN WACC, UMUR EKONOMIS PERANGKAT, DAN FAKTOR ANNUITAS 2.1. WACC (Weight Average Cost of Capital) WACC merupakan rata-rata pembobotan cost of capital, dimana cost of capital dihitung dengan mempertimbangkan besarnya share cost of equity (modal sendiri) dan cost of debt (modal pinjaman) yang digunakan dalam pendanaan asset. WACC yang akan digunakan dalam perhitungan ini adalah WACC sebelum pajak, yang dihitung oleh penyelenggara berdasarkan sumber data sebagaimana dimaksud dalam bagian pertama (I) dan secara matematis formulanya adalah sebagai berikut : WACC Pr e _ Tax WACC = 1 t Post _ Tax.. ( 1 ) WACCPost _ Tax E = ri * ( ) + r D + E d D * (1 T ) * ( ).. ( 2 ) E + D rd = Average Interest Rate Debt ri = Expected Rate of Return of Shareholders D = Amount of Debt E = Amount of Equity T = Amount of Tax Rate 1
2 2.2. Umur Ekonomis Perangkat Umur depresiasi aset akan mempengaruhi lamanya waktu depresiasi dari aset tersebut. Semakin besar umur depresiasi aset maka akan semakin lama waktu depresiasi dari asset tersebut, sehingga akan memperkecil tingkat annuity factor dan sebaliknya semakin kecil umur depresiasi aset akan memperbesar tingkat annuity factor dari aset tersebut. Dalam melakukan perhitungan tarif penyelenggara dapat menggunakan data umur ekonomis di atas atau dapat menggunakan umur ekonomis berdasarkan kajiannya sendiri dengan memberikan alasan-alasan yang relevan Faktor Annuitas (Annuity Factor) Annuity factor merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan annual value. Semakin besar annuity faktor maka semakin besar pula annual value, dan sebaliknya. Jadi annuity faktor mempunyai hubungan linear dengan annual value. Annuity factor ini juga dipengaruhi oleh besarnya nilai WACC dan lamanya umur depresiasi dari masing-masing aset. Berdasarkan rumus faktor anuitas dimana : Annuity Factor = n i(1 + i) n (1 + i) 1... ( 3 ) i n : Nilai tingkat suku bunga yang besarnya sama dengan WACC sebelum pajak. : Umur Ekonomis perangkat. III. PERHITUNGAN ALOKASI TRAFIK DAN FAKTOR RUTING 3.1. Data Trafik Data trafik yang digunakan untuk dialokasikan ke setiap elemen jaringan harus bersumber pada data laporan tahunan yang diterbitkan oleh penyelenggara, misalnya laporan tahunan. Jenis trafik yang akan dialokasikan adalah semua trafik jasa teleponi yang dilewatkan ke komponen jaringan penyelenggara. Trafik yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Trafik jaringan tetap yang terdiri dari : Trafik lokal tetap (on-net lokal); Trafik lokal tetap (off-net lokal); Trafik lokal tetap selular (off-net selular lokal); Trafik jarak jauh tetap selular (off-net selular jarak jauh); Trafik jarak jauh tetap (on-net jarak jauh); Trafik jarak jauh tetap (off-net jarak jauh); Trafik internasional; Trafik tetap satelit. 2
3 2. Trafik jaringan tetap dengan mobilitas terbatas yang terdiri dari : Trafik lokal mobilitas terbatas (on-net lokal); Trafik lokal mobilitas terbatas (off-net lokal); Trafik lokal mobilitas terbatas selular (off-net selular lokal); Trafik jarak jauh (on-net jarak jauh); Trafik jarak jauh (off-net jarak jauh); Trafik jarak jauh mobilitas terbatas selular (off-net selular jarak jauh); Trafik internasional (off-net internasional); Trafik mobilitas terbatas satelit (off-net satelit); Trafif fasilitas tambahan short message services (SMS). Semua data trafik yang ada harus dikonversikan ke dalam satuan menit. Apabila trafik dalam periode pulsa maka faktor konversi dari pulsa ke menit digunakan berdasarkan data pola trafik terakhir yang ada Routing Factor Routing factor menggambarkan perilaku trafik terhadap penggunaan komponen jaringan teleponi dasar. Tujuan dari pembuatan routing factor ini adalah untuk mengetahui trafik yang dapat dialokasikan pada masing-masing komponen jaringan berdasarkan penggunaan komponen jaringan tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat routing factor adalah sebagai berikut : 1. Menentukan matriks routing factor untuk masing-masing panggilan yang mungkin terjadi seperti panggilan lokal, panggilan jarak jauh (long distance), panggilan interkoneksi, dan panggilan internasional, berdasarkan kondisi yang ada di lapangan baik melalui jaringan tetap maupun jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas;. 2. Menentukan routing probabilitas atau nilai kemungkinan dari suatu rute panggilan terhadap total panggilan untuk jenis panggilan lokal, panggilan long distance, panggilan interkoneksi, dan panggilan internasional, baik melalui jaringan tetap maupun jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas; 3. Menghitung indeks routing panggilan terhadap penggunaan elemen/jaringan baik untuk panggilan lokal, panggilan long distance, panggilan interkoneksi, dan panggilan internasional baik melalui jaringan tetap maupun jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas; Indeks routing panggilan lokal Indeks routing panggilan lokal dihitung dengan cara mengalikan route faktor dengan route probabilitas untuk masing-masing penggunaan elemen jaringan. Secara skematik dapat dijabarkan berdasarkan contoh sebagai berikut : 3
4 a. Indeks routing panggilan lokal untuk Sentral Gerbang Lokal (SGL)/ Switching Lokal/ Local Exchange (LE) IR = RF * RP ) + ( RF * RP ). ( 4 ) LE dimana ; IR LE ( LE1 LE1 LE 2 LE 2 : Indeks routing untuk Switching lokal RF LE1 : Route factor Switching lokal untuk route 1 RP LE1 : Route probabilitas Switching lokal untuk route 1 RF LE2 : Route factor Switching lokal untuk route 2 RP LE2 : Route probabilitas Switching lokal untuk route 2 b. Indeks routing panggilan lokal untuk Transmisi lokal (TRL) IR = RF * RP ) + ( RF * RP ).(5) TRL ( TRL1 TRL1 TRL2 TRL2 dimana ; IR TRL : Indeks routing untuk Transmisi Lokal RF TRL1 : Route factor transmisi lokal untuk route 1 RP TRL1 : Route probabilitas transmisi lokal untuk route 1 RF TRL2 : Route factor transmisi lokal untuk route 2 RP TRL2 : Route probabilitas transmisi lokal untuk route 2 Indeks Routing Panggilan Long Distance Secara matematis, proses perhitungan indeks routing panggilan jarak jauh long distance dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Indeks routing panggilan long distance untuk Switching Lokal (Local Exchange)/ Sentral Gerbang Lokal (SGL) 5 IR = ( RF * RP ) ( 6 ) LE n= 1 LEn LEn dimana : LEn : switching lokal pada route ke-n 2. Indeks routing panggilan long distance untuk Transmisi Lokal (RTL) 5 IR = ( RF * RP )..... ( 7 ) TRL n= 1 TRLn TRLn dimana : TRLn : transmisi lokal pada route ke-n 4
5 3. Indeks routing panggilan long distance untuk Sentral Gerbang Jarak Jauh (SGJJ)/ Switching Jarak jauh/ Trunk (TRKn) 5 IR = ( RF * RP ).( 8 ) TRK n= 1 TRKn TRKn dimana : TRKn : switching jarak jauh (long distance) pada route ken 4. Indeks routing panggilan long distance untuk Transmisi Jarak Jauh (TRJJ) 5 IR = ( RF * RP ) ( 9 ) TRJJ n= 1 TRJJn TRJJn dimana : TRJJn: transmisi jarak jauh (long distance) pada route ke-n Berdasarkan rumus-rumus matematik diatas maka dapat diperoleh indeks panggilan long distance untuk penggunaan elemen jaringan switching lokal, transmisi lokal, switching long distance, dan transmisi long distance. Indeks Routing untuk Panggilan Interkoneksi dan internasional Formula yang digunakan untuk menghitung indeks routing untuk panggilan interkoneksi dan internasional adalah sama dengan formula yang dugunakan untuk menghitung indeks routing panggilan jarak jauh. Indeks Routing untuk Layanan Fasilitas Tambahan SMS Formula yang digunakan menghitung indeks routing untuk fasilitas tambahan SMS adalah sama dengan format yang digunakan untuk menghitung indeks routing panggilan lokal dan jarak jauh Perhitungan Alokasi Trafik Berdasarkan data trafik dan indeks routing factor diatas, maka alokasi data trafik untuk masing-masing elemen jaringan dapat dihitung dengan contoh berikut : 6 Jumah Trafik Komponen LE = Σ JP n x RF LE JPn (menit)... ( 10 ) n=1 6 Jumah Trafik Komponen TRL = Σ JP n x RF TRL JPn (menit)...( 11 ) n=1 6 Jumah Trafik Komponen ST = Σ JP n x RF ST JPn (menit)... ( 12 ) n=1 6 Jumah Trafik Komponen TRJJ = Σ JP n x RF TRJJ JPn (menit)..( 13 ) n=1 5
6 JP n RF LE JPn RF TRL JPn RF ST JPn : Jenis Panggilan ke-n : Rata-rata route factor untuk komponen Sentral Gerbang Lokal/ Sentral Lokal/ Local Exchange (LE) pada jenis panggilan ke-n : Rata-rata route factor untuk komponen Transmisi Lokal (TRL) pada jenis panggilan ke-n : Rata-rata route factor untuk komponen Sentral Gerbang Jarak Jauh/ Switching Jarak Jauh/ Trunk (TRKn) pada jenis panggilan ke-n RF TRJJ JPn : Rata-rata route factor untuk komponen Transmisi Jarak Jauh (TRJJ) pada jenis panggilan ke-n IV. PERHITUNGAN BIAYA JASA TELEPONI DASAR Dalam perhitungan biaya ini metode yang digunakan adalah Pendekatan Top- Down, yang dilakukan dengan melakukan proses alokasi cost (cost allocation process) berdasarkan data akuntansi perusahaan (General Ledger). Dari datadata akuntansi tersebut dilakukan pemisahaan akonting (accounting separation) sesuai jenis services yang berikan Perhitungan Biaya Aset Tahunan dan Alokasinya a. Data yang dipakai Data yang dipakai dalam perhitungan ini diperoleh dari General Ledger, Laporan Keuangan Tahunan yang diterbitkan oleh penyelenggara jaringan teleponi dasar tetap bagi penyelenggara yang sudah beroperasi dan data rencana usaha atau bisnis plan bagi penyelenggara baru. Jenis Data yang dipakai adalah semua aset yang dimiliki oleh penyelenggara yang terkait dengan penyelenggaraan jasa teleponi dasar. b. Formula dan Cara Perhitungan Annual Cost dari Aset 1. Menyiapkan data yang dipakai dalam perhitungan ini. 2. Menentukan aset-aset yang relevan dengan penyelenggaraan jaringan teleponi dasar dan mengeluarkan aset-aset yang tidak relevan dalam perhitungan. 3. Menentukan proporsi alokasi aset yang terkait langsung dengan penyelenggaraan jaringan tetap dan jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas; 4. Menentukan proporsi alokasi aset yang terkait langsung dari aset yang terkait dengan penyelenggaraan jaringan tetap dan jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas kepada panggilan lokal dan jarak jauh terutama untuk aset-aset yang masih digunakan untuk services lain seperti transmisi, satellite, power supply, building, office equipment, dan lain-lain. 5. Menghitung semua current aset yang dimiliki oleh penyelenggara, dengan formula sebagai berikut : 6
7 ACP (a). Mengalikan aset historis dengan perbandingan price index aset historis terhadap price index tahun berjalan. (b). Menambahkan hasil perhitungan tahap (a) dengan penambahan aset tahun berjalan. (c). Untuk tahun-tahun berikutnya proses (a) dan (b) diulang kembali. Secara matematis proses perhitungan biaya aset dengan current price adalah sebagai berikut : A 0 = P0 P 1 A 1 + P1 P A 2 + P2 P + A Pn n 1 n P n A n ( 14 ) atau secara lebih sederhana rumus tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : ACP n ACP n = + dimana : ACP n ACP n-1 A 0 A 1 A n-1 A n P 0 P 1 P n-1 P n P n 1 P n A 1... ( 15 ) n : Aset Current Price tahun ke-n : Aset Current Price sebelum tahun ke-n : Nilai Aset Historis (data awal) : Penambahan Nilai Aset tahun ke-1 : Penambahan Nilai Aset sebelum tahun ke-n : Penambahan Nilai Aset tahun ke-n : Price Index Aset tahun ke-0 (dasar perhitungan) : Price Index tahun aset ke-1 : Price Index Aset sebelum tahun ke-n : Price Index Aset tahun ke-n 6. Menghitung annuity cost dari seluruh komponen aset jaringan dengan formula sebagai berikut : Annuity cost Aset = Aset Current price x Annuity Factor...(16) 7. Mengalokasikan aset yang langsung berhubungan dengan penyelenggaraan jasa teleponi untuk komponen jaringan tetap atau jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas : a. Jaringan Akses; b. Jaringan Lokal yang terdiri dari komponen Gerbang Lokal/ Sentral Lokal (Local Exchange/LE) dan Transmisi Lokal; c. Jaringan SLJJ yang terdiri dari komponen switching dan Sentral Gerbang Jarak Jauh/ Switching Jarak Jauh/ Trunk (TRKn). 7
8 8. Dalam hal penyelenggara menggunakan satu switching yang berfungsi sebagai Gerbang Lokal/ Sentral Lokal (Local Exchange/LE) maupun switching jarak jauh, maka biaya switching tersebut didistribusikan kepada kedua fungsi swicthing tersebut berdasarkan trafik atau revenue. 9. Mengalokasikan aset yang secara tidak langsung terkait dengan tahap 6, ke dalam alokasi aset bersama atau common aset. 10. Mengalokasikan aset bersama atau common cost ke komponen jaringan akses, lokal dan SLJJ secara proporsional. 11. Meresumekan hasil perhitungan dan alokasi annual cost ke komponen jaringan sebagai berikut : a. Jaringan Akses Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya aset tahunan jaringan akses (BAT JA ) b. Jaringan Lokal : Gerbang Lokal/ Sentral Lokal (Local Exchange/LE) Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya aset tahunan Sentral Lokal (BAT SL ) Transmisi Lokal Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya aset tahunan Transmisi Lokal (BAT TRL ) c. Jaringan SLJJ : Switching Jarak jauh Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya aset tahunan Sentral Trunk (BAT ST ) Transmisi Jarak jauh Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya aset tahunan Transmisi Jarak Jauh (BAT TRJJ ) d. Jaringan Fasilitas Tambahan SMS. SMS Server Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya aset tahunan Sentral Trunk (BAT ST ) Jaringan Pensinyalan Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya aset tahunan Transmisi Jarak Jauh (BAT TRJJ ) 4.2. Perhitungan Biaya Operasi dan Alokasinya a. Data yang dipakai Data yang dipakai dalam perhitungan ini diperoleh dari General Ledger, Laporan Tahunan yang diterbitkan oleh penyelenggara jaringan teleponi dasar tetap. Jenis Data yang dipakai adalah semua aset yang dimiliki oleh penyelenggara yang terkait dengan penyelenggaraan jasa teleponi dasar. 8
9 b. Formula dan Cara Alokasi Biaya Operasi 1. Menyiapkan data yang dipakai dalam perhitungan ini. 2. Menentukan biaya operasi yang relevan dengan penyelenggaraan jaringan teleponi dasar dan mengeluarkan biaya operasi yang tidak relevan, dalam perhitungan. 3. Menentukan proporsi alokasi biaya operasi yang terkait langsung dengan penyelenggaraan jaringan tetap dan jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas. 4. Menentukan proporsi alokasi biaya operasi yang telah dipisahkan pada butir 3 kepada yang terkait langsung dengan layanan panggilan lokal dan jarak jauh pada masing-masing jaringan. 5. Mengalokasikan biaya operasi yang langsung berhubungan dengan penyelenggaraan jasa teleponi untuk komponen jaringan : a. Jaringan Akses b. Jaringan Lokal yang terdiri dari komponen Sentral Gerbang Lokal/ Sentral Lokal (Local Exchange/LE) dan Transmisi Lokal c. Jaringan SLJJ yang terdiri dari komponen switching jarak jauh dan Transmisi Jarak Jauh 6. Dalam hal penyelenggara menggunakan satu switching yang berfungsi sebagai Sentral Gerbang Lokal/ Sentral Lokal (Local Exchange/LE) maupun switching jarak jauh, maka biaya switching tersebut didistribusikan kepada kedua fungsi swicthing tersebut berdasarkan trafik atau revenue. 7. Mengalokasikan biaya operasi yang secara tidak langsung terkait dengan tahap 4, ke dalam alokasi aset bersama atau common aset. 8. Mengalokasikan aset bersama atau common cost ke komponen jaringan akses, lokal dan SLJJ secara proporsional. 9. Meresumekan hasil perhitugan dan alokasi biaya operasi ke komponen jaringan sebagai berikut : a. Jaringan Akses Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya operasi jaringan akses (BO JA ) b. Jaringan Lokal : Sentral Gerbang Lokal/ Sentral Lokal (Local Exchange/LE) Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya operasi Sentral Lokal (BO SL ) Transmisi Lokal Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya operasi Transmisi Lokal (BO TRL ) 9
10 c. Jaringan SLJJ : Sentral Gerbang Jarak Jauh (SGJJ)/ Switching Jarak jauh (Trunk /TRKn) Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya operasi Sentral Trunk (BO ST ) Transmisi Jarak jauh Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya operasi Transmisi Jarak Jauh (BO TRJJ ) d. Jaringan Fasilitas Tambahan SMS. SMS Center Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya operasi Sentral Trunk (BO ST ) Jaringan Pensinyalan Hasil perhitungan biaya ini merupakan biaya operasi Transmisi Jarak Jauh (BO TRJJ ) 4.3. Perhitungan Total Biaya Jasa Teleponi Dasar Hasil perhitungan biaya dan alokasi biaya aset tahunan dan biaya oeprasi ke dalam komponen-komponen jaringan merupakan dasar untuk menghitung biaya total jasa teleponi, dengan menggunakan formula sebagai berikut : (1) Biaya total komponen jaringan akses terdiri dari biaya tahunan aset jaringan akses ditambah dengan biaya operasi selama 1 (satu) tahun terakhir atau diformulasikan sebagai berikut : BT JA = BAT JA + BO JA... ( 17 ) BT JA : Biaya total Jaringan Akses BAT JA : Biaya aset tahunan jaringan akses BO JA : Biaya Operasi Jaringan Akses (2) Biaya tahunan komponen jaringan Lokal terdiri dari : a. biaya tahunan aset sentral lokal ditambah dengan biaya operasi sentral lokal selama 1 (satu) tahun terakhir atau dapat diformualsikan sebagai berikut : BT SL = BAT SL + BO SL... ( 18 ) BT SL BAT SL : Biaya total switching Lokal : Biaya Aset Tahunan Sentral Lokal 10
11 BO SL : Biaya Operasi switching Lokal b. biaya tahunan aset transmisi lokal ditambah dengan biaya operasi transmisi lokal selama 1 (satu) tahun terakhir atau dapat diformualsikan sebagai berikut : BT TRL = BAT TRL + BO TRL... ( 19 ) BT TRL BAT TRL BO TRL : Biaya total Transmisi Lokal : Biaya Aset Tahunan Transmisi Lokal : Biaya Operasi Transmisi Lokal (3) Biaya tahunan komponen jaringan Jarak Jauh terdiri dari : a. biaya tahunan aset sentral jarak jauh ditambah dengan biaya operasi sentral jarak jauh selama 1 (satu) tahun terakhir atau dapat diformulasikan sebagai berikut : BT ST = BAT ST + BO ST... ( 20 ) BT ST BAT ST BO ST : Biaya Total switching jarak jauh : Biaya Aset Tahunan Sentral Trunk : Biaya Operasi switching jauh b. biaya tahunan aset transmisi jarak jauh ditambah dengan biaya operasi transmisi jarak jauh selama 1 (satu) tahun terakhir atau dapat diformualsikan sebagai berikut : BT TRJJ = BAT TRJJ + BO TRJJ...( 21 ) BT TRJJ BAT TRJJ BO TRJJ : Biaya Total Transmisi Jarak Jauh : Biaya Aset Tahunan Transmisi Jarak Jauh : Biaya Operasi Transmisi Jarak Jauh c. Biaya tahunan aset Fasilitas Tambahan SMS dapat diformualsikan sebagai berikut: BT SMS = BAT SMS + BO SMS...( 21a ) 11
12 4.4. Perhitungan Biaya Komponen Jaringan, Biaya Total dan Tarif Jasa Teleponi Dasar 1. Perhitungan Biaya Komponen Jaringan Formula yang digunakan untuk menghitung biaya komponen jaringan adalah sebagai berikut : a. Jaringan Lokal Jaringan lokal terdiri dari 2 komponen dan formula perhitungan biaya komponen jaringan lokal per menit adalah sebagai berikut : B SL = BT SL / Trafik SL (Rp./menit)... ( 22 ) B TRL = BT TRL / Trafik TRL (Rp./menit)... ( 23 ) B SL : Biaya switching lokal (Rp./menit) BT SL : Biaya Total Sentral Lokal Trafik SL : Total Trafik Teleponi yang melewati switching lokal selama 1 tahun B TRL : Biaya transmisi lokal (Rp./menit) BT TRL : Biaya Total transmisi Lokal Trafik TRL : Total Trafik Teleponi yang melewati transmisi lokal selama 1 tahun b. Jaringan Jarak Jauh Jaringan Jarak Jauh terdiri dari 2 komponen dan formula perhitungan biaya komponen jaringan lokal per menit adalah sebagai berikut : B ST = BT ST / Trafik ST (Rp./menit)... ( 23 ) B TRJJ = BT TRJJ / Trafik TRJJ (Rp./menit)... ( 24 ) B ST BT ST Trafik ST B TRJJ BT TRJJ : Biaya switching jarak jauh (Rp./menit) : Biaya Total switching jarak jauh : Total Trafik Teleponi yang melewati sentral Trunk selama 1 tahun : Biaya transmisi Jarak jauh (Rp./menit) : Biaya Total transmisi Jarak jauh Trafik TRJJ : Total Trafik Teleponi yang melewati transmisi Jarak jauh selama 1 tahun 12
13 c. Jaringan Fasilitas Tambahan SMS dengan formula perhitungan sebagai berikut: B SMS = BT SMS / Trafik SMS (Rp./menit)... ( 24a ) B SMS BT SMS Trafik SMS : Biaya SMS (Rp./SMS) : Biaya Total SMS : Total SMS selama 1 tahun 2. Perhitungan Biaya Jasa Teleponi Dasar Ada 4 jenis biaya yang akan dihitung yaitu : a. Biaya aktivasi 1) Biaya aktivasi untuk jaringan tetap melalui jaringan tetap lokal; Biaya aktivasi adalah seluruh biaya yang diperlukan untuk menghubungkan antara Distribution Point (DP) sampai dengan Kotak Terminal Bagi (KTB) yang berada di lokasi (rumah atau gedung) yang terdiri dari biaya pengadaan barang dan biaya instalasi barang. Besarnya biaya ini di setiap daerah berbeda-beda, dan untuk penerapannya dapat diambil dan dihitung rata-ratanya. Sebagai gambaran ruang lingkup pekerjaan jasa instalasi untuk biaya aktivasi dapat dilihat pada gambar berikut. KTB IKR (Instalasi Kabel Rumah) Drop wire Kabel Sekunder 2) Biaya aktivasi untuk jaringan tetap dengan mobilitas terbatas dihitung berdasarkan formula sebagai berikut : 13
14 Total Biaya Aktivasi Biaya aktivasi =...(24b) Proyeksi Jumlah Pelanggan b. Biaya Bulanan untuk jaringan tetap lokal Biaya bulanan atau abonemen dihitung dengan formula : Biaya Bulanan = BT JA / ( Jumlah Pelanggan x 12 )...(25) BT JA : Biaya Total jaringan akses c. Biaya panggilan Lokal (BPL) Biaya panggilan lokal dalam satuan per menit dihitung dengan formula : BP L = Prf PL-TRL x B TRL + Prf PL-SL x B SL... ( 26 ) B SL = BT SL / Trafik SL (Rp./menit) B TRL = BT TRL / Trafik TRL (Rp./menit) d. Biaya panggilan Jarak Jauh (BPJJ) Biaya panggilan jarak jauh per menit dihitung dengan formula : BP JJ = Prf PJJ-TRL x B TRL + Prf PJJ-SL x B SL + Prf PJJ-ST x B ST + Prf PJJ- TRJJ x B TRJJ... ( 27 ) B SL dan B TRL, sama seperti pada persamaan (1) B ST = BT ST / Trafik ST (Rp./menit) B TRJJ = BT TRJJ / Trafik TRJJ (Rp./menit) e. Biaya panggilan interkoneksi (BPI) Biaya panggilan jarak jauh per menit dihitung dengan formula : BP i = Prf PI-TRL x B TRL + Prf PI-SL x B SL + Prf PI-ST x B ST + Prf PI-TRJJ x B TRJJ... ( 28 ) 14
15 Bsr dan Brnr, sama sepertj pada persamaan (1) Bsr = BTsr / Trafik sr (Rp./menit) Brnll = BTRI / Trafik mr (Rp./menit) f. Biaya Fasilitas Tambahan SMS, dihitung dengan formula sebagai berikut: BPsus = Prfsus x Bsr,,rs (28 a\ 3. Perhitungan Biaya Jasa Teleponi Dasar Tarif jasa teleponi dihitung berdasarkan 2 (dua) parameter yaitu biaya awal jasa teleponi dan margin, dengan formula sebagai berikut: 1. TPL = BPL x (1+ Mror,"u) ( 29) 2. f Pt = BP.r.r x ( 1+ M.,) ( 30 ) 3. T Pr = BPr x (1+ Mr) + biaya interkoneksi... ( 31 ) 4. T PsMs =BPSsrus x (1+Msus)... ( 32) TPr : TPrr : TPr, BPr : BPlr : Mu,an"nlmargin yang dialokasikan untuk biaya bulanan Mrot"t l M..r,t Mr tarif pungut lokal tarif pungut jarak jauh tarif pungut panggilan interkoneksi biaya produksi untuk panggilan lokal biaya produksi untuk panggilan jarak jauh margin yang ditentukan oleh penyelenggara untuk panggilan lokal margin yang ditentukan oleh penyelenggara untuk panggilan jarak jauh margin yang ditentukan oleh penyelenggara untuk panggilan interkoneksi Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 30 April 2008 INFORMATIKA 15
7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/04/05 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika;
6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 04 Tahun 2001 tentang Fundamental Technical Plan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 43/PER/M. KOMINFO/12/2007;
Lebih terperinciMODEL PERANGKAT LUNAK PERHITUNGAN TARIF JASA TELEPONI DASAR JARINGAN TETAP
LAMPIRAN II : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 15/PER/M.KOMINFO/4/2008 TANGGAL : 30 April 2008 MODEL PERANGKAT LUNAK PERHITUNGAN TARIF JASA TELEPONI DASAR JARINGAN TETAP 1.1 Gambaran
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG TATA CARA PENETAPAN TARIF JASA TELEKOMUNIKASI YANG DISALURKAN MELALUI JARINGAN BERGERAK SELULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2007 TENTANG TATA CARA PENETAPAN TARIF PENYELENGGARAAN JASA TELEKOMUNIKASI YANG DISALURKAN MELALUI JARINGAN BERGERAK SELULAR DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan
Lebih terperinciLampiran III : Peraturan Menteri Komunikasi dan nformatika Nomor : 09/PER/M.KOMINFO/ 04/2008 Tanggal : 7 April 2008
Lampiran III : Peraturan Menteri Komunikasi dan nformatika Nomor : 09/PER/M.KOMINFO/ 04/2008 Tanggal : 7 April 2008 TATA CARA PERHITUNGAN TARIF JARINGAN BERGERAK SELULAR DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN... 1
Lebih terperinciPengantar Metodologi (Cost-of-Service/Rate of Return)
Pengantar Metodologi (Cost-of-Service/Rate of Return) LANGKAH AWAL BIAYA POKOK PENYEDIAAN = DASAR DALAM MENENTUKAN TARIF BIAYA POKOK PENYEDIAAN ADALAH = BIAYA- BIAYA YANG HARUS DIKELUARKAN UNTUK MEMBIAYAI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2008 TENTANG
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : /PER/M.KOMINFO/ /2008 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PENTARIFAN JASA MULTIMEDIA DAN JASA NILAI TAMBAH TELEKOMUNIKASI DALAM KERANGKA MEKANISME PASAR DENGAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENYERTAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA..
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENYERTAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA.. DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN.... INTISARI... ABSTRACT.... BAB
Lebih terperinciPEDOMAN PERHITUNGAN TARIF JARINGAN BERGERAK SELULAR DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN GAMBARAN UMUM Komponen Biaya Tarif Pungut...
Lampiran IV : Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:... /PER/M.KOMINFO/.../2007 tentang tentang Tata Cara Penetapan Tarif Jasa Telekomunikasi melalui Jaringan Bergerak Selular PEDOMAN PERHITUNGAN
Lebih terperinciTHE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL
THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL The cost of capital merupakan konsep keuangan yang sangat penting, yang menghubungkan antara pengambilan keputusan investasi jangka panjang suatu
Lebih terperinci8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8/P./M.Kominfo/2/2006 tentang Interkoneksi;
7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 3/P./M.Kominfo/5/2005 tentang Penyesuaian Kata Sebutan pada Beberapa Keputusan/ Peraturan Menteri Perhubungan yang Mengatur Materi Muatan Khusus di
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 09/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: 09/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG TATA CARA PENETAPAN TARIF AWAL DAN TARIF PERUBAHAN JASA TELEPONI DASAR MELALUI JARINGAN TETAP MENTERI KOMUNIKASI DAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR :12/Per/M.KOMINFO/02/2006 TENTANG TATA CARA PENETAPAN TARIF PERUBAHAN JASA TELEPONI DASAR JARINGAN BERGERAK SELULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PT. HUTCHISON 3 INDONESIA EXECUTIVE SUMMARY
DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI PT. HUTCHISON 3 INDONESIA EXECUTIVE SUMMARY Pendahuluan Dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Telekomunikasi dan Informasi No. 08/Per/M.KOMINFO/02/2006 tahun 2006,
Lebih terperinciDOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI DAN HARGA
DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI DAN HARGA PT. XL AXIATA, Tbk 2014 DAFTAR ISI 1. TITIK INTERKONEKSI... 4 2. DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI... 5 3. XL100 - LAYANAN
Lebih terperinciTENTANG TATACARA PENETAPAN TARIF JASA TELEPONI DASAR YANG DISALURKAN MELALUI JARINGAN TETAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI W KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: 15 /PER/M.KOM NFO/ 4 t2004 TENTANG TATACARA PENETAPAN TARIF JASA TELEPONI DASAR YANG DISALURKAN
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : PM. TAHUN 2005 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : PM. TAHUN 2005 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
44 BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Setelah dilakukannya analisis ataupun studi tentang produk, lingkungan eksternal, dan aspek-aspek bisnis lainnya, maka selanjutnya untuk memulai
Lebih terperinciCost of Capital & Capital Structure
Cost of Capital & Capital Structure 1 COST OF CAPITAL After Tax Cost of Debt Cost of Preffered Stock Cost of Retained Earning Cost of Common Stock Weighted Average Cost of Capital 2 BALANCE SHEET FUND
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk melakukan penilaian atas nilai wajar dari suatu saham, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.
Lebih terperinciFactsheet. Jan
Factsheet th Jan 5 2018 About CPM Corpus Merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan yang telah berdiri sejak 1 Oktober 2004 (14 tahun). Corpus memulai perjalanannya melayani perusahaan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dunia semakin hari semakin pesat, semakin banyaknya orang berlomba-lomba dalam menciptakan teknologi canggih semakin pesat pula persaingan
Lebih terperinciCOST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL
COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL Masalah Cost of Capital selalu berhubungan dengan: Capital budgeting Leases Vs Purchase decision Bond refunding decision Use of debt Vs
Lebih terperinciCost of Equity Cost of Preferred Stock Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR & GRAFIK... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciPT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI
PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI 1. Area Pelayanan adalah suatu wilayah yang diidentifikasikan sebagai satu kesatuan pelayanan di
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG
\ SALINAN PERATURAN ENTERI KOUNIKASI DAN INORATIKA NOOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TARI ATAS PENERIAAN NEGARA BUKAN PAJAK DARI PUNGUTAN BIAYA HAK PENYELENGGARAAN TELEKOUNIKASI DENGAN RAHAT
Lebih terperinciPT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI
PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Primal Aditya Rizki Email : primal_limos74@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciRASIO LAPORAN KEUANGAN
RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Hermawan (2009 :17), penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai suatu organisasi bisnis, tujuan utama dari korporasi adalah profit atau keuntungan. Mengingat banyak pemangku kepentingan terutama pemegang saham yang merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif komparatif dan verifikatif. Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2012: 29) adalah
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai akuisisi PT. Indosat Tbk jika dibuyback oleh pemerintah. Dengan menggunakan Empat metode yang saling keterkaitan
Lebih terperinciDOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI YANG DITAWARKAN
DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI YANG DITAWARKAN PT. XL AXIATA, Tbk 2014 DAFTAR ISI 1. TITIK INTERKONEKSI YANG DITAWARKAN... 1 2. DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI... 2 3. XL100 - LAYANAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Umumnya sistem laporan akuntansi disusun dengan memperhatikan tujuan dan kegunaan dari laporan tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan (different report
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank go public di Indonesia, yang secara periodik wajib menyampaikan laporan keuangannya. Pengukuran kinerja
Lebih terperinciPT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI
PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI 1. Area Pelayanan adalah suatu wilayah yang diidentifikasikan sebagai satu kesatuan pelayanan di
Lebih terperinciPT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI
PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG C: DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI DAFTAR ISI 1. Daftar Layanan Interkoneksi Gabungan... 3 2. Daftar Layanan Interkoneksi Penyelenggara
Lebih terperinciRANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)
RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian
Lebih terperinciMarriott Corporation: The Cost of Capital
Case: Marriot Corporation The Cost of Capital Marriott Corporation: The Cost of Capital Pandahuluan J. Willard Marriott mulai Membangun Marriott Corporation pada tahun 1927 dengan stand root beer, Ia mengembangkan
Lebih terperinciPRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar
PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS bsphandout@yahoo.co.id bahanajar INVESTASI Jangka Waktu yang panjang Penuh Ketidakpastian Beresiko Penganggaran Modal (Capital Budgeting) merupakan seluruh proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) yang diperdagangkan di Bursa Efek
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk. : Nadya Soalagogo NPM :
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk Nama : Nadya Soalagogo NPM : 25211081 Dosen Pembimbing : Ani Hidayati, SE., MMSI PENDAHULUAN
Lebih terperinciMinggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM
Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetisi yang terjadi baik antar perusahaan-perusahaan lokal maupun internasional dalam era globalisasi semakin ketat dan dituntut agar mampu menghadapi pasar
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian memiliki pengertian sebagai cara kerja untuk dapat memahami suatu objek penelitian. Peneliti yang baik harus memenuhi syaratsyarat
Lebih terperinciDokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) EXECUTIVE SUMMARY
Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) EXECUTIVE SUMMARY Pendahuluan Dengan ditetapkannya PM No. 08/Per/M.KOMINFO/02/2006 tahun 2006 serta berdasarkan Keputusan Dirjen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
38 III.METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti
Lebih terperinciBiaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN
Biaya Modal Perusahaan 1 BAB 9 BIAYA MODAL PERUSAHAAN Biaya Modal Perusahaan 2 PENGERTIAN BIAYA MODAL Biaya modal merupakan tingkat pendapatan minimum yang disyaratkan pemilik modal. Dari sudut pandang
Lebih terperinciBAB 2 COST BASED INTERKONEKSI
BAB 2 COST BASED INTERKONEKSI 2.1 Deskripsi Umum Interkoneksi Interkoneksi sesuai UU RI nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi sebagaimana juga tertuang dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan
Lebih terperinciPERTEMUAN 7 (STRUKTUR JARINGAN) POKOK BAHASAN
PERTEMUAN 7 (STRUKTUR JARINGAN) POKOK BAHASAN Topologi Jaringan MEA Hirarkhi Jaringan Telepon TUJUAN DAN INSTRUKSIONA KHUSUS Membahas berbagai topologi jaringan Menjelaskan hirarkhi jaringan telepon Menjelaskan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DI PT. BANK SUMUT
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DI PT. BANK SUMUT DRAFT TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan bisnis interkoneksi, TELKOM merujuk kepada regulasi diantaranya adalah UU no.36 tahun 1999, Keputusan Menteri (KM) atau Peraturan Menteri (PerMen),
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih e-mail: moses@ie.its.ac.id Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo,
Lebih terperinciPenganggaran Perusahaan
Modul ke: Penganggaran Perusahaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Dr. Aries Susanty, ST. MT Program Studi Penyusunan Anggaran Modal Abstract Memberikan pemahaman tentang lingkup kegiatan dalam menyusun anggaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
Lebih terperinciANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi
Lebih terperinciTanggapan BRTI terhadap masukan dan saran terhadap RPM Interkoneksi
Tanggapan BRTI terhadap masukan dan saran terhadap RPM Interkoneksi No. Saran dan masukan I. ATSI pada rapat tanggal 8 Desember 2005 berpendapat bahwa lebih baik pada konsep RPM Interkoneksi hasil pembahasan
Lebih terperinciDefinisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan
STRUKTUR MODAL Definisi Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan (staffel) : hutang, saham biasa, saham
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pendekatan Metode Economic Value Added (EVA) pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pendekatan Metode Economic Value Added (EVA) pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Astrid Novelita J 21212228 3EB18 PENDAHULUAN Latar Belakang 1. Perkembangan dalam
Lebih terperinciRMK MANAJEMEN KEUANGAN
RMK MANAJEMEN KEUANGAN Analsis Biaya Modal OLEH : I Putu Putra Wasista 1515351136 39 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ANALISIS BIAYA MODAL PENGERTIAN BIAYA MODAL Biaya Modal memegang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1. Analisis Rasio Keuangan Sebelum Merger Pada tahun 2006 PT. Energi Mega Persada, Tbk memberitahukan kepada publik tentang rencana perusahaan untuk melakukan merger dengan
Lebih terperinciKRITERIA PENILAIAN INVESTASI
KRITERIA PENILAIAN INVESTASI Konsep Nilai Waktu Uang Jika Anda dihadapkan pada 2 pilihan di mana pilihan pertama adalah diberi uang pada saat ini (misalkan tanggal 1 Januari 2001) diberi uang sebesar Rp1.000.000,00,
Lebih terperincilokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai
A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Stock Exchange (IDX) atau dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2006 sampai dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN
Modul ke: ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id ANALISIS KEUANGAN (ANALISIS RASIO) Rasio dapat dihitung berdasarkan
Lebih terperinciBiaya Modal. Biaya Modal MNC. Biaya modal MNC mungkin berbeda dengan perusahaan domestik karena:
PENGANGGARAN MODAL DAN STRUKTUR MODAL MULTINASIONAL http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=889:kegiatan-perusahaanmultinasional&catid=40:mnc-a-kurs&itemid=72 Biaya Modal 1. Modal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun tahun Adapun kriteria pemilihan sampel yaitu:
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011-2015. 3.1.2 Sampel
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: capital budgeting, net present value, pengambilan keputusan
ABSTRAK Dunia usaha selalu dipenuhi dengan persaingan. Setiap perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan bisnis atau usahanya agar mampu bersaing dan dapat bertahan. Ada berbagai
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Andri Helmi M, SE., MM.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Andri Helmi M, SE., MM. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti perlu menetapkan metode penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti perlu menetapkan metode penelitian yang akan dipakai agar mempermudah langkah-langkah penelitian sehingga masalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT.Astra International.Tbk dan PT.Indomobil Sukses International.Tbk yang go publik di BEI. Pusatnya di Jakarta akan tetapi
Lebih terperinciMOJAKOE. June 5. Pengantar Akuntansi 2
June 5 MOJAKOE 2013 Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di : www.spa-feui.com Pengantar Akuntansi 2 UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2011/2012 PENGANTAR
Lebih terperinciBAB 2 INTERKONEKSI ANTAR PENYELENGGARA JARINGAN
BAB 2 INTERKONEKSI ANTAR PENYELENGGARA JARINGAN 2.1 INTERKONEKSI Interkoneksi, suatu istilah yang saat ini sudah sering terdengar di dalam dunia telekomunikasi, interkoneksi itu sendiri didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di
Lebih terperinciNAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :
NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : TANGGAL : 2 BULAN : 1 TAHUN : 2008 SINTENREMEN.COM PERUSAHA DAFTAR AKUN Per : 02 Januari 2008 NO AKUN NAMA AKUN SALDO AWAL 1111 Kas di
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1 KONSEP AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN II.1.1 Pengertian Akuntansi dan Laporan keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam sistem ekonomi, karena akuntansi menyediakan informasi-informasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja
BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Konseptual Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja keuangan perusahan-perusahaan go public yang bergerak pada industri perkebunan untuk periode
Lebih terperinciBiaya yang harus dibayar : 1. Pembayaran Bunga. 2. Pembayaran dividen. 3. Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau principal.
COST OF CAPITAL (BIAYA MODAL) 1. Pendahuluan Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Nama : Muhammad Rizky Gaus NPM : 24211965 Kelas : 3EB21 Fakultas : Ekonomi Jenjang/Jurusan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis mengadakan penelitian di PT Toyota Astra Financial Services yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Penelitian Penulis mengadakan penelitian di PT Toyota Astra Financial Services yang merupakan salah satu perusahaan pembiayaan di Indonesia yang menawarkan
Lebih terperinci