SOSIALISASI KUR SAMARINDA TAHUN 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SOSIALISASI KUR SAMARINDA TAHUN 2012"

Transkripsi

1 SOSIALISASI KUR SAMARINDA TAHUN 2012 [ Jum`at, 7 Desember :02:00 Oleh : Administrasi] Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE Samarinda 10/7, Kegiatan Workshop/Sosialisasi Perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 10 Juli 2012 pukul s.d selesai, bertempat di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Samarinda, Jl. Gajah Mada No. 1, Samarinda, Propinsi Kalimantan Timur. Kegiatan Workshop/Sosialisasi Kredit Usaha Rakyat Perluasan (KUR) dihadiri oleh wakil-wakil dari berbagai instansi terkait yaitu, Kepala Dinas Perindagkop dan UKM, Propinsi Kalimantan Timur, Wakil dari Direktorat Kredit, BPR, dan UMKM, Bank Indonesia, Wakil dari Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian, Perwakilan Asisten Deputi Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Wakil dari Direktorat Pengawasan Badan Usaha Jasa Keuangan dan Manufaktur, (BPKP), SKPD Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Timur, SKPD Pemerintah Daerah Tingkat II Propinsi Kalimantan Timur, Bank Pelaksana KUR (Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan Bank Kaltim), Perusahaan Penjamin KUR (PT. Askrindo (Persero), Perum Jamkrindo), KADIN Propinsi Kalimantan Timur, Koperasi dan UKM Binaan Bank Pelaksana KUR, dan Instansi lain yang terkait. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Samarinda (Bapak Androecia Darwis) yang menyampaikan ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya sehingga dapat berkumpul dalam rangka Sosialisasi Perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kalimantan Timur. Ucapan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan dan kehadirannya dalam penyelenggaraan acara Sosialisasi Perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Sosialisasi Lending Model di Kalimantan Timur. Sektor UKM menyumbang porsi terbesar dalam penyerapan tenaga kerja yaitu sebesar 83% dari total tenaga kerja, sehingga keberadaannya mempunyai kontribusi yang dalam bagi pembangunan Kalimantan Timur. Oleh karena

2 itu perhatian dalam bentuk material/inmaterial yang berasal dari instansi terkait maupun perbankan sangat berarti bagi mereka. Bisnis perbankan sebagai pengelola dana masyarakat harus menerapkan prinsip kehati-hatian, dalam kondisi harus taat pada aturan serta penerapan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit ke masyarakat merupakan tantangan tersendiri bagi perbankan. Belum optimalnya kegiatan intermediasi yang dilakukan bukan semata-mata dari sisi penawaran namun juga mencerminkan dari sisi permintaan, artinya masyarakat belum banyak tahu tentang perbankan sehingga permintaan akan kredit masih rendah. Yang menghambat perkembangan sektor riil adalah karena belum adanya iklim investasi yang mendukung. Tidak sedikit pelaku usaha yang usahanya sudah feasible namun secara persyaratannya belum bankable untuk mendapatkan kredit dari perbankan, sehingga dengan adanya KUR ini mampu membantu UKM tersebut agar dapat mengakses perbankan dengan jaminan dari pemerintah. Secara konsep skema KUR merupakan program yang sukses namun, secara praktik masih ditemui beberapa kendala dikarenakan kurangnya sosialisasi sehingga menyebabkan kurang pahamnya instansi terkait maupun bank itu sendiri mengenai pengertian UMKM yang feasible namun belum bankable. Diharapkan, kegiatan ini memberi manfaat bagi kita semua dan mempercepat pemberdayaan masyarakat sesuai slogan Bapak Gubernur Kalimantan Timur "Membangun Kalimantan Timur Untuk Semua". Dalam sambutan pengarahan Gubernur Propinsi Kalimantan Timur yang dibacakan Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Propinsi Kalimantan Timur (Bapak Djailani), yang menyampaikan Permohonan maaf atas ketidakhadiran Bapak Gubernur dalam acara Sosialisasi Perluasan KUR dikarenakan adanya kunjungan kerja ke wilayah utara yang dimulai dari Samarinda, Bontang, Sangata, Berau, dan akan berakhir di Tarakan. Posisi Kalimantan Timur sangat unik, Ibu Kota berada di Samarinda, namun gerbang masuk perdagangan dan aktifitas berada di Balikpapan. Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Timur saat ini sedang membangun jalan alternatif yaitu jalan tol dari Balikpapan ke Samarinda agar menjadi kota yang terintegrasi, dan saat ini terdapat sedikit masalah. Oleh karena itu mohon dukungan kebijakan untuk men-suport Pemerintah Daerah Kalimantan Timur untuk menyelesaikannya agar menunjang pembangunan perekonomian Propinsi Kalimantan Timur. Kalimantan Timur dengan luas ± km dan jumlah penduduk sebesar 3 juta jiwa, memiliki kepadatan penduduk 6 jiwa/km. Tingkat pendapatan regional bruto mencapai 300 triliun/tahun dengan komposisi 50% disumbang sektor migas, 32% sektor industri perdagangan dan koperasi, 5% sektor pertanian, dan 13% sektor lainnya. Kinerja ekspor Kalimantan Timur selalu berada pada posisi 5 besar nasional, tahun ini berada pada posisi 3 besar nasional setelah DKI dan Jawa Timur, namun komposisi ekspor masih didominasi sektor primer bukan sektor yang dapat memberikan nilai tambah sehingga merupakan permasalahan tersendiri bagi Kalimantan Timur. Kalimantan Timur memiliki 2 (dua) klaster industri yaitu Bontang untuk klaster industri berbasis gas dan kondesat dan Maloy untuk klaster industri berbasis oleochemical. Dalam MP3EI Kalimantan Timur ditetapkan sebagai lumbung energi nasaional, namun beberapa kendala yang timbul terkait energi seperti kelangkaan BBM, pemadaman listrik bergilir dan kurangnya pasokan gas bagi industri pupuk dikarenakan bahan baku energi tersebut diekspor. Tahun 2012 Kemendag mengeluarkan aturan yang mengatur komoditas tambang agar tidak bebas diekspor, namun untuk minyak dan gas tidak diatur artinya bebas diekspor, diharapkan hal ini menjadi bahan

3 catatan untuk didiskusikan di Kemenko Perekonomian. Jika dilihat dari indikator pertumbuhan ekonomi banyak sekali pertumbuhan, seperti Bandara Sepinggan Balikpapan menduduki posisi ke 3 setelah Soetta dan Juanda Surabaya, bersaing dengan Ngurah Rai Bali. Dalam konteks upaya pengembangan UMKM di Kalimantan Timur saat ini mendapat dukungan dari Bank Indonesia (BI) yaitu program KUR yang bank pelaksananya terdiri dari berbagai bank dan untuk mendukung itu sudah ada persetujuan dari DPRD untuk pembentukan Perusahaan Penjamin Kredit Daerah (PPKD) di propinsi Kalimantan Timur. Kedepan, diharapkan Kalimantan Timur tidak lagi mengekspor bahan tambang dalam bentuk mentah namun sudah ada pengolahan terlebih dahulu sehingga mendapatkan nilai tambah. Staf Ahli Menko Perekonomian Bidang Ketenagakerjaan (Bapak Arifien Habibie), dalam sambutannya menyampaikan ucapan puji syukur kepada Allah SWT. yang telah membukakan rahmatnya sehingga kita semua bisa menghadiri pertemuan penting dalam rangka Sosialisasi Perluasan KUR. Pelaksanaan Sosialisasi Perluasan KUR dirancang untuk mengakselerasi percepatan pembangunan ekonomi klaster 3, yang dalam pembagiannya terdapat 4 klaster, dimana klaster pertama adalah untuk membantu masyarakat yang tidak mampu yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT). Kalimantan Timur merupakan propinsi yang sangat kaya, baik dipermukaan tanah maupun didalam tanahnya tersimpan cadangan energi yang sangat melimpah sehingga merupakan modal utama bagi pembangunan Kalimantan Timur dengan kekayaan sumber energi tersebut. Fenomena yang terjadi terkait antrian kendaraan menuju SPBU dibutuhkan kajian untuk memecahkannya, jangan sampai BBM yang disubsidi oleh pemerintah diperdagangkan secara illegal, dan digunakan oleh perusahaan pertambangan dan perkebunan sehingga mengalami kelangkaan, karena pada dasarnya kuota BBM tiap propinsi sudah dihitung terlebih dahulu. Diucapkan selamat kepada BPD Kaltim yang tahun lalu bergabung sebagai bank penyalur KUR dan BPD memiliki pengetahuan karakteristik daerah sehingga diharapkan penyalurannya dapat diperluas. Maksud pemerintah dalam menjamin KUR adalah untuk menjaga disparitas antara UKM yang bisa mengakses kredit bank dan UKM yang belum bisa mengakses kredit dari bank. Selama ini sektor hulu kurang mendapat perhatian dari bank sehingga dengan KUR sektor hulu dapat diberdayakan kembali dan untuk wilayah Kalimantan Timur merupakan penyaluran KUR tertinggi diluar pulau Jawa. Seluruh SKPD harus mempunyai gerak yang searah dengan klastering industri yang ada, karena jika bergerak sendiri-sendiri bank akan kurang tertarik untuk membiayai. KUR merupakan salah satu kredit program yang diberikan oleh pemerintah dan jadikan KUR sebagai sarana untuk memberdayakan UKM untuk menopang pembangunan ekonomi di Kalimantan Timur. Diharapkan melalui pertemuan hari ini dapat memberikan pemahaman yang sama sehingga hambatan yang timbul dalam penyaluran KUR dapat dihilangkan. Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahiim maka Sosialisasi KUR di Samarinda Kalimantan Timur dibuka. Panel diskusi mengenai Sosialisasi Perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dimoderatori oleh Direktur Pengawasan Badan Usaha Jasa Keuangan dan Manufaktur, BPKP (Bapak Slamet Haryadi) yang didampingi wakil dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan Samarinda (Bapak Teguh Setiadi), Bank Indonesia Kantor Pusat (Bapak Miftah Fauzy), Kementerian Perindustrian (Bapak Busharmaidi), Bank Mandiri Cabang Samarinda (Bapak Oemar Topo), Dinas Perindagkop dan UKM Propinsi Kalimantan Timur (Bapak Erwinsyah). Dalam presentasinya,

4 Bapak Teguh Setiadi dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan Samarinda menjelaskan mengenai Fasilitasi Bank Indonesia Untuk Perluasan Kredit UMKM/KUR adalah bahwa Inpres No.1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional 2010, dengan prioritas program Penanggulangan Kemiskinan dengan tindakan perluasan jangkauan KUR. Keluarannya berupa Penyaluran KUR oleh BPD dan Peningkatan Pangsa Penyaluran KUR kepada Sektor Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Kehutanan dan Industri Kecil. Inpres No. 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan, dengan fokus Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil berupa penyusunan rencana Tindak Perluasan KUR di Tingkat Pemerintah Daerah dengan keluaran berupa Kebijakan untuk Pemda mengenai Rencana Tindak Operasional Perluasan Penyaluran KUR terutama untuk Sektor Perikanan dan Kelautan, Industri, Pertanian, Kehutanan. Realisasi Penyaluran Kredit Program yang masih rendah sementara komitmen Bank-bank Pelaksana masih cukup besar, ditambah alokasi anggaran subsidi bunga belum terserap. Langkah-langkah yang di lakukan Kantor Perwakilan BI Propinsi Kalimantan Timur untuk mendorong KUR di Propinsi Kalimantan Timur: (1) Melakukan pertemuan dengan stakeholder dalam rangka membahas: isu-isu strategis terkait dengan penyaluran Kredit Program; identifikasi permasalahan kredit program dan merumuskan solusinya. (2) Sharing info antara KP dan KBI terkait diseminasi ketentuan, penyamaan persepsi, sinergi program KP dan KBI. (3) Menyusun langkah-langkah untuk mempercepat penyaluran kredit program: Melakukan pendampingan UMKM; Melakukan sosialisasi dan edukasi; Sinergi program antar para pihak untuk mendukung penyaluran kredit program; Memberikan Bantuan Teknis berupa penyediaan informasi, pelatihan, dan program pengembangan klaster di daerah; Melakukan identifikasi peluang usaha dan calon debitur potensial melalui penyusunan Lending Model dalam rangka penyediaan informasi. Sementara itu menurut Bapak Miftah Fauzy dari Bank Indonesia Kantor Pusat dalam presentasinya menyampaikan mengenai Hasil Penelitian Bank Indonesia (PKPJU dan Lending Model) bahwa Penyajian statistik kredit UMKM per Januari 2011 yang diterbitkan Bank Indonesia telah

5 menggunakan definisi usaha sesuai dengan UU No.20/2008 tentang UMKM, kredit UMKM mencakup Kredit Produktif di luar Kredit Konsumsi dan Kartu Kredit. Perkembangan Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (posisi April 2012) jika dilihat dari skala usaha, maka Kredit Usaha Menengah (47%) lebih mendominasi dari pada Kredit Usaha Kecil (32%) dan Kredit Usaha Mikro (21%). Sedangkan jenis penggunaan dan segmentasi kredit (posisi April 2012) Secara segmentasi, Kredit UMKM lebih didominasi oleh Kredit Modal Kerja (78%). Beberapa karakteristik yang melekat pada sebagian besar UMKM dan sekaligus menjadi sumber permasalahan yaitu: (1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia yang bekerja pada sektor UMKM; (2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang berimbas pada rendahnya upah; (3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif rendah (belum tersertifikasi/standar); (4) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru dalam produksi; (5) Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses kepada sumber pembiayaan; (6) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial. Akses kepada sektor keuangan formal masih menjadi kendala bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk UMKM. Survei World Bank (2010) menunjukkan bahwa porsi masyarakat yang mempunyai akses kepada jasa keuangan formal sebanyak 52%. Porsi masyarakat di luar Jawa yang tidak mempunyai akses keuangan lebih besar. Masalah permodalan atau akses kepada sumber pembiayaan menjadi permasalahan utama yang menjadi penghambat perkembangan UMKM. Sensus Ekonomi Nasional (BPS, 2006) menunjukkan bahwa permodalan dan pemasaran menjadi permasalahan utama yang dihadapi oleh usaha mikro dan kecil (UMK). Permasalahan permodalan atau akses terhadap sumber pembiayaan juga menjadi hambatan untuk ekspansi UMK (50,17%). Sebagai otoritas yang mengatur dan mengawasi bank, maka peran BI dalam pengembangan UMKM lebih ditekankan pada peningkatan intermediasi kepada sektor UMKM. Sedangkan menurut Kementerian Perindustrian (Bapak Busharmaidi) dalam presentasinya mengenai Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang berisikan mengenai Program Kementerian Perindustrian Dalam Penyerapan KUR bagi IKM yaitu, Mempersiapkan IKM yang produktif (individu, kelompok, kemitraan, cluster) yang dapat dibiayai dengan KUR. Menetapkan kebijakan dan prioritas bidang usaha yang akan menerima penjaminan KUR. Menyiapkan data IKM calon penerima KUR (Kurable). Melakukan pembinaan dan pendampingan IKM selama masa pengurusan dan pengembalian

6 kredit/pembiayaan melalui Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL). Memfasilitasi hubungan antara IKM dengan pihak lainnya seperti perusahaan inti/offtaker yang memberikan kontribusi dan dukungan untuk kelancaran usaha. Menyusun dan memperbanyak buku Pedoman Teknis Skim KUR Sektor Industri Kecil dan Menengah. Lemahnya kemampuan dan pemahaman IKM dalam memenuhi persyaratan KUR. Yang perlu dilakukan untuk mengatasi Faktor Penghambat Serapan KUR Bagi IKM: (1) Internal Kementerian: Sinergi kegiatan penyerapan KUR; Mengusulkan insentif terhadap IKM; Komitmen kuat antar Kementerian. (2) Pemerintah Pusat: Menerbitkan kebijakan insentif KUR bagi IKM; Mendorong bank pelaksana untuk lebih aktif menyalurkan KUR; Menyusun skema kemudahan IKM dalam menerima dana KUR. Dari Bank Mandiri Cabang Samarinda (Bapak Oemar Topo) dalam paparannya menyampaikan Penyaluran KUR Bank Mandiri yaitu bahwa UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha produktif yang Feasible namun belum Bankable dengan kriteria sebagai berikut: (1) UMKM-K tidak sedang menerima kredit dari perbankan; (2) Tidak sedang menerima Kredit program dari Pemerintah; (3) Dibuktikan dengan hasil SID BI saat pengajuan kredit (Untuk KUR Mikro Maksimal Rp 20 juta tidak wajib SID); (4) UMKM-K yang sedang menerima kredit konsumtif dari perbankan;

7 (5) Kredit Pemilikan Rumah, Kredit Kendaraan Bermotor, Kartu Kredit, dan Kredit Konsumtif lainnya diperbolehkan menerima pembiayaan KUR. Pola pembiayaan yang diberikan kepada UMKM dikelompokan atas dasar 3 kondisi kemampuan usaha, yaitu: (1) UMKM yang potensial feasible namun belum bankable, pola pembiayaan diberikan melalui Program Kemitraan; (2) UMKM yang telah feasible namun belum bankable, pola pembiayaan diberikan dalam bentuk KUR atau pinjaman dengan subsidi bunga oleh Pemerintah seperti KPEN-RP, KKP-E, dan KUPS; (3) UMKM yang feasible dan bankable, diberikan fasilitas kredit komersiil. Bank Mandiri juga memiliki program pembinaan bagi para mahasiswa ataupun alumni perguruan tinggi yang berkeinginan untuk dapat berwirausaha yaitu Program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) yang telah diikuti oleh orang dari 321 Universitas di 33 provinsi. Total Jaringan Penyalur KUR di Bank Mandiri seluruh Indonesia sebanyak jaringan, terdiri dari jaringan penyalur KUR retail 184 jaringan dan jaringan Penyalur KUR Mikro jaringan. Tantangan Penyalur KUR Bank Mandiri: (1) Banyaknya calon debitur "baru akan berusaha" tidak layak/tidak feasible tidak memenuhi ketentuan KUR yaitu feasible namun belum bankable; (2) Calon Debitur KUR umumnya sudah memiliki pinjaman di Bank sedangkan ketentuan KUR diberikan kepada calon debitur yang tidak sedang menikmati kredit dari perbankan (kecuali kredit konsumtif) jadi harus dilunasi terlebih dahulu; (3) Debitur yang sedang menikmati kredit limit di bawah Rp. 500 juta tidak dapat meningkatkan usahanya dengan KUR ketentuan KUR diberikan kepada calon debitur yang tidak sedang menikmati kredit dari perbankan (kecuali kredit konsumtif) jadi harus dilunasi terlebih dahulu; (4) Terdapat persepsi di masyarakat

8 bahwa KUR adalah hibah dari pemerintah yang tidak perlu dikembalikan pinjamannya; (5) Calon debitur KUR pada umumnya berlokasi jauh dari Kantor Operasional Bank yang terkonsentrasi di Kota Besar, Propinsi ataupun Kabupaten (6) Tantangan untuk penyaluran KUR linkage diantaranya terbatasnya Perusahaan Mitra yang dapat berperan sebagai off taker UMKM untuk pembiayaan KUR di sektor hulu. Dari Dinas Perindagkop dan UKM Propinsi Kalimantan Timur (Bapak Erwinsyah) dalam paparannya menyampaikan Upaya Pemerintah Daerah dalam Peningkatan dan Perluasan KUR. Dari sejumlah isu-isu strategis pembangunan, dapatlah ditetapkan 5 persoalan mendasar dalam pelaksanaan Pembangunan Daerah yaitu: a. Kemiskinan; b. Ketenagakerjaan; c. Keinfrastrukturan; d. Ketimpangan Antar Daerah; e. Kualitas SDM. Ada tiga agenda untuk mewujudkan Visi Kaltim Bangkit 2013 yaitu: a. Menciptakan Kaltim yang Aman, Demokratis, dan Damai didukung Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa; b. Mewujudkan Ekonomi Daerah yang Berdaya Saing dan Pro Rakyat; c. Meningkatkan Kualitas SDM dan Kesejahteraan Rakyat. Sesi Tanya Jawab: Pertanyaan sesi I: Bapak Sutarman (Pelaku UKM). Kepada Bapak Umar Topo dari Bank Mandiri, terkait suku bunga KUR, Untuk KUR Ritel adalah 13% dan KUR Mikro 22%, Mengapa untuk bunga KUR Mikro bagi usaha kecil suku bunganya malah lebih besar dari pada KUR Ritel yang biasanya untuk usaha yang sudah mapan?. Abdul Latif (Dekopin Kaltim).

9 Koperasi merupakan sektor yang berada di ujung tombak dalam pembangunan ekonomi kemasyarakatan karena keberadaannya sampai ke desa-desa, bagaimana caranya agar Koperasi-koperasi tersebut dapat mengakses KUR?. Agar UKM bias mengakses KUR diharapkan memiliki akuntabilitas dan kapabilitas, bagaimana dengan akuntabilitas dan kapabilitas dari perbankan dalam menyalurkan KUR karena terus terang dalam pendampingan koperasi untuk mengakses KUR ternyata sangat sulit sehingga kedepan diharapkan adanya sinkronisasi antara perbankan dengan SKPD terkait agar UKM dan Koperasi mudah dalam mengakses KUR. Bapak Isgiarto (Pendamping Program PNPM Mandiri Perkotaan). PNPM Mandiri Di Kalimantan Timur sudah berjalan 6 (enam) tahun, dan selama pendampingan sudah banyak masyarakat yang sudah mampu dan bersiap untuk mengakses klaster 3 (Program KUR). Apakah masyarakat pendampingan kami bias masuk kedalam kelompok yang bisa memperoleh pinjaman KUR, kalau bisa siapa yang harus dihubungi baik dari Bank Mandiri, Bank BNI, maupun BRI sehingga kami ada kejelasan lebih rinci terkait persyaratan. Kalau memang bisa masyarakat nanti akan kita kumpulkan ditempat yang akan ditentukan guna memperoleh penjelasan lebih lanjut dari perbankan. Jawaban Pertanyaan sesi I: Bapak Oemar Topo (Bank Mandiri Cabang Samarinda). Kalau bias ada kombinasi informasi yang Bapak berikan terkait pendampingan program PNPM Mandiri mengenai KUR, karena kondisi kita seperti ini artinya melalui sosialisasi seperti inilah antara pihak yang terkait pelaksanaan penyaluran KUR dapat berkomunikasi, yang selama ini tekesan berjalan sendiri-sendiri yang mengakibatkan pemahaman dan informasi yang diperoleh menjadi berbeda. Kalau mau mengundang pihak perbankan untuyk memberikan penjelasan mengenai persyaratan untuk mengakses KUR silahkan, agar kita bersama-sama melihat kondisi masyarakat dilapangan. Terkait koperasi, bahwa mayoritas koperasi yang ada di Kalimantan Timur adalah koperasi sawit yang sudah mengikuti program inti plasma, sehingga kita mencoba memberdayakan koperasi diluar koperasi sawit, namun berdasarkan kunjungan kami ke pasar pagi bahwa para pedagang anggota koperasi sewa kiosnya adalah tahunan, sehingga kami perlu berkoordinasi dengan dinas koperasi setempat mengenai kondisi tersebut. Mengenai suku bunga KUR Mikro yang lebih tinggi dari pada KUR Ritel hal ini dikarenakan ongkos dan risiko yang ditanggung oleh bank juga tinggi karena jumlah pinjaman yang kecil-kecil dan aspek kontinuitas usaha sehingga berdasarkan peraturan BI kami wajib mencadangkan risiko tersebut yang kami bebankan kepada bunga pinjaman. Bapak Teguh Setiadi (BI Kantor Perwakilan Samarinda). Suku bunga KUR Mikro 22% adalah maksimal, artinya Bapak bisa mendapatkan dibawah itu tergantung usaha bapak

10 dalam mencetak keuntungan. Untuk lebih jelasnya saya akan menjawab dari 2 (dua) sisi, yaitu bahwa kredit diberikan berdasarkan segmen usaha dan risiko. Risiko KUR Mikro lebih besar dibanding KUR Ritel sehingga berdasarkan peraturan BI perbankan wajib mencadangkannya, artinya jika risiko besar maka pencadangan akan besar dan jika risiko kecil maka pencadangan akan kecil sehingga berpengaruh terhadap suku bunga yang diberikan. Analoginya seperti kalau kita menjual gula 1 kwintal dengan 1 kontainer, keuntungan yang diperoleh dari 1 kwintal gula tentunya akan lebih kecil dibanding 1 kontainer gula sehingga keuntungan penjualan inilah yang harus dibagi untuk cicilan pengembalian pinjaman. Semakin besar keuntungan maka tingkat pengembalian akan makin lancar sehingga KUR Ritel bunganya lebih kecil daripada KUR Mikro. Pertanyaan sesi II: Ibu Nurhasanah (Pembina UMKM). Kalimantan Timur sangat kaya raya, Kalimantan Timur memiliki segalnya oleh karena itu hari ini kita bersama-sama untuk mencari solusi terkait praktik penyaluran kredit yang belum tepat sasaran. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa untuk KUR Mikro yang nilainya dibawah 20 juta perbankan masih meminta agunan tambahan?. PPL Kota Samarinda (Program Kementerian Perindustrian). Untuk pendampingan KUR, seperti Disperindagkop dan UKM memberikan surat rekomendasi bahwa calon nasabah yang bersangkutan kapabel dalam mengembalikan pinjaman namun belakangan ini kurang sinkron sehingga diharapkan program pendampingan ini lebih ditingkatkan lagi karena banyak industri kecil yang sangat membutuhkan pendampingan tersebut. Bapak Hilmi (Pelaku UKM). Yang perlu diluruskan adalah paradigma bahwa usaha kecil kecenderungannya sulit mengembalikan pinjaman, berdasarkan pengalaman saya sebagai pelaku UKM hal tersebut tidaklah benar, karena dari usaha kecil yang saya jalankan saya bisa memperoleh keuntungan bersi 1 juta-1,5 juta per hari. Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana membersihkan nama kita yang tercatat dalam daftar hitam Bank Indonesia yang disebabkan ketidaksengajaan saya menunggak 2 bulan cicilan pengembalian pinjaman dari BRI padahal pinjaman tersebut telah saya lunasi namun daftar tersebut masih ada dan berdasarkan keterangan BI yang bisa membersihkan nama saya adalah bank yang bersangkutan dimana saya mengambil pinjaman, mohon penjelasannya karena hal ini sangat mengganggu saya karena tidak bisa lagi mengakses kredit dari perbankan. Jawaban pertanyaan sesi II: Bapak Erwinsyah (Dinas perindagkop dan UKM): Yang menjadi tantangan kedepan adalah bagaimana melakukan kolaborasi bersama-sama teman dari perbankan dan untuk mempermudah pembinaan diharapkan teman-teman para pelaku usaha membuat

11 kelompok-kelompok, karena kalau berdiri sendiri-sendiri akan kesulitan melakukan pembinaan. Kita sudah ada kesepakatan dengan Bank BRI dan Bank Mandiri untuk melakukan pembinaan tersebut. Banyak Koperasi sawit di Kalimantan Timur, namun belum ada koperasi yang mempunyai pabrik pengolahan sawit, sehingga ini yang perlu dipikirkan dan untuk mempermudahnya memang dibutuhkan pendampingan dari masing-masing SKPD karena Perbankan juga tidak bisa melakukan hal ini sendiri, butuh rekomendasi dari SKPD terkait untuk menyukseskan penyaluran program kredit ke masyarakat. Bank Indosesia Kantor Pusat (Bapak Miftah Fauzy): BI checking adalah salah satu sistim yang digunakan perbankan berdasarkan peraturan Bank Indonesia. Pada prinsipnya tidak semua debitur bank adalah baik, diharapkan dengan sisitim ini BI ingin mencegah perilaku buruk debitur tersebut. Terkait Bapak Hilmi sebagai pelaku UKM, untuk membersihkan nama bapak di BI cheking, bapak bisa mendatangi kantor bank yang bersangkutan tempat dimana bapak mengambil pinjaman. Sepanjang pinjaman tersebut sudah lunas bank tidak berhak menolak permintaan bapak untuk membersihkan BI checking tersebut. Harus dipastikan bahwa BI checking tersebut sudah dibersihkan dengan surat keterangan yang diberikan oleh bank kepada bapak, kalau belum ada surat keterangan berarti belum bersih. Terkait masih ada bank pelaksana KUR yang meminta agunan tambahan bagi KUR Mikro pada dasarnya adalah ingin menerapkan prinsip kehati-hatian untuk mengikat calaon debitur, namun bila perbankan sudah mengenal biasanya hal seperti itu tidak diperlukan. Kementerian perindustrian (Bapak Busharmaidi): Terkait UKM yang ingin mendapatkan KUR memang dilapangan ditemukan beberapa kendala, namun untuk mengatasi hal tersebut Kementerian Perindustrian melalui SKPD di daerah memberikan pendampingan kepada UKM untuk mempersiapkan UKM agar layak mendapatkan KUR. Rekomendasi: Berdasarkan hasil diskusi dan pembahasan dalam Workshop/Sosialisasi Perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: a. Propinsi Kalimantan Timur sebagai wilayah yang sangat potensial di sektor pertambangan, energi, industri, dan perkebunan sawit perlu dikembangkan upaya hilirisasi sektor tersebut agar kekayaan tersebut dapat mensejahterakan masyarakatnya; b. Program KUR dapat digunakan para petani sawit untuk mengembangkan pabrik pengolahan kelapa sawit di Kalimantan Timur melalui koperasi agar petani juga ikut menikmati nilai tambah yang dihasilkan; c. SKPD terkait KUR diharapkan melakukan pembinaan yang lebih aktif serta melakukan pendampingan kepada UKM agar layak

12 untuk bisa mengakses KUR dari bank pelaksana KUR; d. Program KUR agar dapat lebih disosialisasikan ke wilayah-wilayah Kabupaten/Kota se wilayah Propinsi Kalimantan Timur sehingga dapat lebih meningkatkan penyaluran dan pemahaman terhadap program KUR yang semakin luas dan dapat menjadi sarana dalam pembiayaan dan pengembangan UMKM di Kalimantan Timur. Sambutan penutupan Workshop/Sosialisasi Perluasan Kredit Usaha Rakyat dilakukan oleh Staf Ahli Bidang ketenagakerjaan (Bapak Arifin Habibie) mewakili Komite Kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR), bahwa kalau kita dihadapkan pada suatu masalah dan mencoba menyelesaikannya dengan cara yang arif, seberat apapun masalah yang dihadapi, cerna dengan baik-baik dan dekatkan diri kepada allah SWT. Maka kita akan menemukan jawaban yang terbaik. Namun jika kita jauh dari Allah SWT., permasalahan yang kita terima A, masuk ke otak kita menjadi B, dan akhirnya menghasilkan keputusan C sehingga keputusan yang kita ambil menjadi salah. Inilah yang terjadi kebanyakan di negara kita saat ini, tapi kalau kita dekat dengan Allah SWT., masalah yang kita terima A, masuk ke otak tetap A, dan keputusannya menjadi A1, A2, dan A3 tetapi totalitas tetap A dan kita jalankan dengan, A maka Kalimantan Timur yang kaya raya akan semakin meningkat pembangunan ekonominya. Berdasarkan keterangan Bank Mandiri Cabang Samarinda telah terjun ke pembiayaan kelapa sawit, namun berdasarkan penjelasan dari Disperindagkop dan UKM Propinsi Kalimantan Timur bahwa Perjanjian Kerja Sama (PKS) tersebut berlangsung dengan pihak inti (perusahaan), kalau itu yang terjadi maka plasma akan diperas oleh inti dan akhirnya plasma akan terpinggirkan karena dihadapkan pada 2 (dua) skope, skope yang pertama adalah dihadapkan pada harga hasil pertanian yang murah karena ditentukan oleh inti, yang ke dua adalah harga sarana produksi yang juga diatur oleh mereka sehingga plasmanya terhimpit dan marjin keuntungan menjadi kecil. Namun jika PKS antara bank tersebut dilakukan dengan koperasi maka akan mensejahterakan masyarakat Kalimantan Timur. Di Kalimantan Timur terdapat ± 3 juta hektar lahan kelapa sawi dan jika 10% nya dikombinasikan dengan penggemukan sapi maka akan ada 300 ribu ekor sapi per tahun yang dihasilkan oleh Kalimantan Timur untuk memenuhi kebutuhan daging di Indonesia karena selama ini Indonesia mengimpor 700 ribu ekor sapi per tahun dari Australia. Kita tidak ingin menghendaki jika keberhasilan penggemukan sapi di Kalimantan Timur dijual keluar dalam bentuk daging namun harus berbentuk tas, jaket, sepatu dan lainnya yang berbau industri sehingga ada nilai tambah bagi Kalimantan Timur, itulah hilirisasi yang sebenarnya karena uangnya ada, programnya ada tinggal menyatukannya untuk membuat kapasitas building yang kokoh untuk mewujudkannya. Mari bersama-sama kita berdayakan masyarakat melalui koperasi karena kita tidak ingin menjadi konglomerat yang menyengsarakan rakyat, yang kita inginkan adalah rakyat kita berdiri didepan bersatu padu melalui usaha bersama tidak lain adalah gerakan koperasi yang merupakan kekuatan ekonomi rakyat di Indonesia dan mari kita kembalikan itu kepada konsep sebenarnya seperti yang dicetuskan oleh almarhum Bung Hatta. Saya bangga dengan adanya UKM Center yang dibuat oleh Bank Mandiri, jika ini dikembangkan oleh masing-masing perbankan maka dapat menghindarkan masyarakat dari rentenir, silahkan bank untuk berinteraksi dengan binaannya untuk dapat mengembangkannya lebih lanjut. Mudah-mudahan pertemuan ini bukan pertemuan yang terakhir dan mohon

13 maaf atas nama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta semua staf apabila ada kesalahan semoga segala usaha kita diterima Allah SWT. /* Style Definitions */ table.msonormaltable {mso-style-name:"table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"calibri","sans-serif";}

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 1 Peran UMKMK Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 51,3 juta unit usaha UMKM menyerap tenaga

Lebih terperinci

SOSIALISASI KUR GORONTALO TAHUN 2012

SOSIALISASI KUR GORONTALO TAHUN 2012 SOSIALISASI KUR GORONTALO TAHUN 2012 [ Jum`at, 7 Desember 2012 10:58:18 Oleh : Administrasi] Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE Gorontalo 14/6, Kegiatan Workshop/Sosialisasi Perluasan Kredit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP/SOSIALISASI PERLUASAN KUR - Palangka Raya

LAPORAN WORKSHOP/SOSIALISASI PERLUASAN KUR - Palangka Raya LAPORAN WORKSHOP/SOSIALISASI PERLUASAN KUR - Palangka Raya [ Rabu, 16 November 2011 18:23:04 Oleh : admin] 800x600 Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions

Lebih terperinci

SEBARAN PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT PERIODE NOVEMBER AGUSTUS 2012

SEBARAN PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT PERIODE NOVEMBER AGUSTUS 2012 SEBARAN PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT PERIODE NOVEMBER 2007 AGUSTUS 2012 [ Senin, 15 Oktober 2012 18:30:53 Oleh : Administrasi] Normal 0 false false false IN XNONE XNONE /* Style Definitions */ table.msonormaltable

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem keuangan negara-negara berkembang termasuk Indonesia berbasiskan perbankan (bank based). Hal ini tercermin pada besarnya pembiayaan sektor riil yang bersumber

Lebih terperinci

TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR

TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR [ Senin, 25 Februari 2013 09:41:20 Oleh : Administrasi] TANYA JAWAB TENTANG KUR 1. Apakah Kredit Usaha Rakyat itu? Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit/pembiayaan Modal Kerja

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis UMKM menurut Bank Indonesia

Lebih terperinci

Review Dialog BENARKAH KUR TANPA JAMINAN? Jakarta, 5 November 2008, Gedung Jurnal Nasional Jam

Review Dialog BENARKAH KUR TANPA JAMINAN? Jakarta, 5 November 2008, Gedung Jurnal Nasional Jam Review Dialog BENARKAH KUR TANPA JAMINAN? Jakarta, 5 November 2008, Gedung Jurnal Nasional Jam 9.00-14.00 Jam 9.30 acara dibuka oleh Dibyo Pranowo selaku Pemred Jurnal Nasional, Bapak Suryadharma Ali tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu sektor usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha dan cukup prospektif untuk dikembangkan. UMKM dalam

Lebih terperinci

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh dan salam sejahtera untuk. kita semua

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh dan salam sejahtera untuk. kita semua SAMBUTAN DEPUTI GUBERNUR BIDANG KREDIT BANK INDONESIA PADA ACARA PENANDATANGANAN MOU ANTARA BANK INDONESIA DAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TENTANG PENINGKATAN KETERAMPILAN LEMBAGA PENYEDIA JASA (BUSINESS

Lebih terperinci

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar perekonomian yang sangat berpotensi untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT

PROSEDUR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT PROSEDUR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT http://www.siperubahan.com I. PENDAHULUAN Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dinyatakan bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI INDONESIA PERIODE NOVEMBER 2012 APRIL 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI INDONESIA PERIODE NOVEMBER 2012 APRIL 2014 ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI INDONESIA PERIODE NOVEMBER 2012 APRIL 2014 Aditya Wardhana 1), Cut Irna Setiawati 2) 1) Administrsi Bisnis, Telkom University Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 DIREKTUR PERBIBITAN TERNAK ABUBAKAR

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 DIREKTUR PERBIBITAN TERNAK ABUBAKAR 0 KATA PENGANTAR Kondisi usaha pembibitan sapi yang dilakukan oleh peternak masih berjalan lambat dan usaha pembibitan sapi belum banyak dilakukan oleh pelaku usaha, maka diperlukan peran pemerintah untuk

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang 1. Latar Belakang I.PENDAHULUAN Indonesia adalah negara dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain petani perkebunan,

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan, Pemerintah menerbitkan Paket

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bida

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bida No.1794, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH. KUR. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya, I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya, hampir tidak satupun aspek kehidupan masyarakat yang tidak tersentuh atau dipengaruhi oleh negara.

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 JAKARTA, 15 OKTOBER 2015 OUTLINE PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang No 20 tahun 2008, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 BOKS REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 I. PENDAHULUAN Dinamika daerah yang semakin kompleks tercermin dari adanya perubahan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/235/KPTS/013/2015 TENTANG TIM MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

PEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

PEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) Dasar : PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PER/M.KUKM/XI/2016 DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **)

PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **) PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **) I. PENDAHULUAN Membangun ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan Pemerintah,

Lebih terperinci

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi Diskusi Dwi Bulanan INDEF Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi Selasa, 20 Mei 2014 INDEF 1 Diskusi Dwi Bulanan INDEF Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 SURABAYA, 8 OKTOBER 2015 OUTLINE PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor yang mempunyai peranan strategis bagi perekonomian Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis sebagai penyedia

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK.05/2008 TENTANG FASILITAS PENJAMINAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Sebagai sektor yang menyerap 80 90% tenaga kerja, usaha Mikro Kecil dan Menengah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebijakan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUKM) dewasa ini telah diatur di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL,

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha Oleh : Nama : Debby Fuji Lestari NIM : 2107130015 Kelas : 2D Dosen : Ade Suherman, M.Pd PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Lebih terperinci

Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK).

Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK). 1 Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK). 1 Endik Hidayat 2 /1406518004 Universitas Indonesia Abstrak Tulisan ini

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT Selasa, 6 Mei 2008 Jam 09.00 WIB Di Hotel Orchard Pontianak Selamat

Lebih terperinci

BUKU KUMPULAN PERATURAN TAHUN 2016 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) K R E D I T U S A H A R A K Y A T KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

BUKU KUMPULAN PERATURAN TAHUN 2016 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) K R E D I T U S A H A R A K Y A T KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Buku ini berisi kumpulan Peraturan yang dikeluarkan oleh Komite Kebijakan dalam rangka relaksasi kebijakan terkait Program Kredit Usaha Rakyat Tahun 2016. Peraturan-peraturan dalam buku ini menjadi landasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semakin mendapatkan perhatian terutama dari pelaku agribisnis. Perhatian ini didasari karena sektor UMKM mampu bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu barometer bagi perekonomian nasional (Marantika, 2013). Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 menunjukkan

Lebih terperinci

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN 5. Berakhirnya Perjanjian Kredit...... 30 C. Tinjauan Umum Tentang Kredit Usaha Rakyat...37 1. Pengertian Kredit Usaha Rakyat...37 2. Tujuan dan Lembaga Penjamin Kredit Usaha Rakyat...37 BAB III PEMBAHASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini menjadi negara yang masih tergolong miskin dan kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan maupun ekonomi. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI KREDIT USAHA RAKYAT Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Jakarta, 6 Februari 2017 I. Evaluasi Pelaksanaan KUR 2016 A. KINERJA PENYALURAN

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha mikro tergolong jenis usaha yang tidak mendapat tempat di bank, rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan dari pemerintah

Lebih terperinci

KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2015

KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2015 KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2015 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran dan kontribusi yang penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu menyediakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Pasca krisis ekonomi dan moneter di Indonesia

Lebih terperinci

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro,

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT

Lebih terperinci

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 merupakan landasan ideologi dan konstitusional pembangunan nasional termasuk pemberdayaan koperasi dan usaha

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pemberian kredit pada saat ini telah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Jenis kredit yang diberikan pun sudah menyesuaikan dengan berbagai

Lebih terperinci

II. TEVJAUAN PUSTAKA

II. TEVJAUAN PUSTAKA II. TEVJAUAN PUSTAKA Setiap kegiatan usaha yang mengharapkan akan berkembang dan maju, selalu memerlukan dana untuk membiayai keperluan-keperluan operasional dan investasi. Dana tersebut diperoleh dari

Lebih terperinci

Peran Bank Indonesia Dalam Perekonomian BANK INDONESIA KREDIT. SIMPANAN : Giro Deposito Tabungan

Peran Bank Indonesia Dalam Perekonomian BANK INDONESIA KREDIT. SIMPANAN : Giro Deposito Tabungan 1 2 Peran Bank Indonesia Dalam Perekonomian UU No.23 Tahun 1999 Sebagaimana diubah dengan UU No. 3 Th 2004 BANK INDONESIA KEBIJAKAN MONETER KEBIJAKAN SISTEM PEMBAYARAN PENGATURAN/PENGAWASAN BANK SURPLUS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA SEMINAR NASIONAL PEMBIAYAAN INVESTASI DI BIDANG INDUSTRI 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA SEMINAR NASIONAL PEMBIAYAAN INVESTASI DI BIDANG INDUSTRI 2015 Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA SEMINAR NASIONAL PEMBIAYAAN INVESTASI DI BIDANG INDUSTRI 2015 Kebijakan dan Konsep Pembentukan Lembaga Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil yang sangat penting keberadaannya adalah Usaha Mikro Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil yang sangat penting keberadaannya adalah Usaha Mikro Kecil dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roda perekonomian negara Indonesia terdiri atas banyak sektor. Sektor perekonomian tersebut meliputi sektor riil dan non riil. Salah satu bagian dari sektor riil yang

Lebih terperinci

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Rahma Iryanti Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Deputi Kepala Bappenas Jakarta, 15 Juni

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang dibentuk terutama untuk melayani kebutuhan pelayanan jasa-jasa perbankan bagi masyarakat ekonomi lemah terutama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menggerakan roda perekonomian (Undang-Undang No.7 tahun 1992 pasal 1).

I. PENDAHULUAN. menggerakan roda perekonomian (Undang-Undang No.7 tahun 1992 pasal 1). I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perbankan adalah lembaga intermediasi yang berfungsi sebagai pengumpul dana masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka menggerakan roda

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi BRI : 1. Melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Peranan UMKM di Indonesia sangat penting sebagai penggerak ekonomi yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Suara Karya, 2007, Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas, Jum at 13 Juli Dalam artikel

I. PENDAHULUAN. 1 Suara Karya, 2007, Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas, Jum at 13 Juli Dalam artikel I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin membaik setelah krisis ekonomi tahun 1997, terutama sejak tahun 2000. Indikator makroekonomi nasional antara tahun 2000 sampai dengan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN. dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tatanan perekonomian global telah memperkuat posisi perbankan sebagai pilar utama dalam menunjang pertumbuhan ekonomi baik secara internasional maupun nasional.

Lebih terperinci

KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) Definisi UMKM UMKM : Usaha Mikro Kecil dan Menengah berdasarkan Undang Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Usaha produktif dengan kriteria

Lebih terperinci

BRANCHLESS BANKING UNTUK MENINGKATKAN FINANCIAL INCLUSION: Mendorong Akses Perbankan untuk Lebih Pro-Poor

BRANCHLESS BANKING UNTUK MENINGKATKAN FINANCIAL INCLUSION: Mendorong Akses Perbankan untuk Lebih Pro-Poor BRANCHLESS BANKING UNTUK MENINGKATKAN FINANCIAL INCLUSION: Mendorong Akses Perbankan untuk Lebih Pro-Poor Bambang Widianto Deputi Seswapres Bidang Kesra dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris Eksekutif

Lebih terperinci

SARAN / MASUKAN DARI KADIN KALBAR PADA RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN

SARAN / MASUKAN DARI KADIN KALBAR PADA RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN SARAN / MASUKAN DARI KADIN KALBAR PADA RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2015 2019 1. Pada era kondisi / situasi perdagangan global/bebas saat ini berpotensi meningkatkan proteksi pada banyak Negara, serta langkah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini

I. PENDAHULUAN. Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran dan potensi usaha kecil atau UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini merupakan sendi utama perekonomian

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH Jakarta, 2 Maret 2012 Rapat Kerja dengan tema Akselerasi Industrialisasi Dalam Rangka Mendukung Percepatan Pembangunan Ekonomi yang dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I, seluruh Pejabat Eselon II, Pejabat

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA PERBIBITAN TERNAK TAHUN 2015 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA PERBIBITAN TERNAK TAHUN 2015 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK TAHUN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA PERBIBITAN TERNAK TAHUN 2015 DIREKTORAT PERBIBITAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Evaluasi Kinerja Kredit UMKM Bank Pemerintah (Data Bank Indonesia) Perkembangan dunia perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kinerja bisnis perbankan bertumbuh

Lebih terperinci

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 JAKARTA, 16 FEBRUARI 2016 Kepada Yang Terhormat: 1. Pimpinan Komisi

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan.

Abstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan. Judul : Efektivitas dan Dampak Program Kredit Usaha Rakyat Terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan UMKM di Kabupaten Gianyar Nama : I Putu Arnadi Putra NIM : 1306105001 Abstrak Pada masa krisis ekonomi

Lebih terperinci

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank BOKS 2 HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI DAN PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2007 Pada tahun 2007, Kantor Bank Indonesia Bengkulu melakukan dua survei yaitu Survei Kredit Konsumsi dan Survei Survei Kredit

Lebih terperinci

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN 2.1 EKONOMI MAKRO Secara umum selama kondisi makro ekonomi Jawa Tengah per triwulan III tahun 2016 relatif melambat apabila dibandingkan dengan triwulan yang

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 RAPAT KERJA TEKNIS (Rakernis) KELAUTAN DAN PERIKANAN Tahun 2014 dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Kalimantan Timur di Aula Kantor Walikota

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara

Lebih terperinci

PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: Mendorong KUR untuk Lebih Pro-Poor

PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: Mendorong KUR untuk Lebih Pro-Poor PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: oleh: Bambang Widianto Deputi Seswapres Bidang Kesra dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris Eksekutif TNP2K PT Bank Mandiri, Tbk. Jakarta,

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun No.2092, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. Koperasi Penyalur KUR. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PER/M.KUKM/XI/2016 TENTANG

Lebih terperinci

BISNIS PROGRAM DAN KEMITRAAN PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

BISNIS PROGRAM DAN KEMITRAAN PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BISNIS PROGRAM DAN KEMITRAAN PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 1 Latar Belakang Dalam lima tahun mendatang Pemerintah mengupayakan peningkatan kontribusi UMKM dalam perekonomian. Tujuan KUR adalah

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR KEPADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR Tbk DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM Usaha Kecil dan Mikro (UKM) merupakan sektor yang penting dan besar kontribusinya dalam mewujudkan sasaran-sasaran pembangunan ekonomi nasional, seperti pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017

PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017 PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017 Pada 2016, penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 258,7 juta jiwa dan sekitar 85 persen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal bulan September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi untuk mendorong perekonomian nasional. Kebijakan tersebut ditujukan kepada sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan praktek-praktek yang telah dilakukan

Lebih terperinci

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI Seminar Nasional dan Expo UMKM Perbarindo. "Modernisasi BPR Dalam Upaya Mendorong Pertumbuhan & Kemudahan Akses Bagi UMKM Dalam Menghadapi Persaingan

Lebih terperinci

2015, No Mikro, Kecil, dan Menengah tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tent

2015, No Mikro, Kecil, dan Menengah tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tent No.1604, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENKO-PEREKONOMIAN. Kredit Usaha Rakyat. Pelaksanaan.Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIANREPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu Negara. Menurut ketentuan Undang-undang

Lebih terperinci