SOSIALISASI KUR GORONTALO TAHUN 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SOSIALISASI KUR GORONTALO TAHUN 2012"

Transkripsi

1 SOSIALISASI KUR GORONTALO TAHUN 2012 [ Jum`at, 7 Desember :58:18 Oleh : Administrasi] Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE Gorontalo 14/6, Kegiatan Workshop/Sosialisasi Perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 14 Juni 2012 pukul s.d selesai, bertempat di Gedung Pertemuan Muzdalifah, Jl. Arif Rachman Hakim, Gorontalo. Kegiatan Workshop/Sosialisasi Kredit Usaha Rakyat Perluasan (KUR) dihadiri oleh wakil-wakil dari berbagai instansi terkait yaitu, Sekda Propinsi Gorontalo, Wakil dari Direktorat Kredit, BPR, dan UMKM, Bank Indonesia, Wakil dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana, Kementerian Pertanian, Perwakilan Asisten Deputi Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Wakil dari Direktorat Badan Jasa Keuangan dan Manufaktur, (BPKP), SKPD Pemerintah Daerah Propinsi Gorontalo, SKPD Pemerintah Daerah Tingkat II Propinsi Gorontalo, Bank Pelaksana KUR (Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan Bank Sulut), Perusahaan Penjamin KUR (PT. Askrindo (Persero), Perum Jamkrindo), KADIN Propinsi Gorontalo, Koperasi dan UKM Binaan Bank Pelaksana KUR, dan Instansi lain yang terkait. Dalam Sambutannya Kepala Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Gorontalo (Bapak Wahyu Purnama) menyampaikan bahwa tujuan diadakannya Sosialisasi Perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah untuk memberikan pemahaman kepada semua pihak mengenai Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam rangka meningkatkan realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat, baik melalui pola linkage maupun non linkage. KUR adalah sebagai salah satu usaha untuk memberdayakan usaha mikro dan kecil dari aspek pembiayaan. Saat ini angka kemiskinan di Propinsi Gorontalo adalah 18,75% dari ± 1 juta penduduk Propinsi Gorontalo yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan PDB Propinsi Gorontalo 18% disumbang dari sektor pertanian sehingga diperlukan pemberdayaan UKM sektor pertanian dengan cara memberikan penguatan permodalan salah satunya

2 melalui program KUR. Melalui program KUR diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi UKM yang belum bankable agar menjadi bankable sehingga bisa mandiri dan akhirnya bisa mengakses kredit komersial. Pertumbuhan ekonomi Propinsi Gorontalo berkisar 7% yang masih didorong oleh sektor konsumtif, dan berdasarkan kredit perbankan masih didominasi sektor konsumtif yang hampir mencapai 60%, kedepan diharapkan kredit disalurkan untuk sektor produktif terutama ke UKM. Jumlah kredit yang disalurkan perbankan di Propinsi Gorontalo melampaui Dana Pihak Ketiga (DPK). Untuk kredit pertanian, kehutanan, dan kelautan baru mencapai 58 miliar yaitu 2% dari total kredit, sedangkan pertanian menyumbang 28% dari pertumbuhan pendapatan, sehingga kedepan harus ada upaya untuk meningkatkan kredit ke sektor pertanian. Dalam mendorong sektor riil dan UKM, BI melakukan penelitian terkait pembiayaan sektor UKM, dan kedepan BI akan melakukan program pembinaan desa untuk perikanan darat. Terima kasih diucapkan kepada semua pihak khususnya Kemenko Perekonomian, Pemerintah Daerah (Pemda), dan Pimpinan Perbankan yang telah berpartisipasi dalam acara Workshop/Sosialisasi Kredit Usaha Rakyat. Staf Ahli Bidang Ketenagakerjaan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Bapak Arifin Habibie) mewakili Komite Kebijakan KUR menyampaikan bahwa dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Sulawesi termasuk dalam koridor 4 yang terdiri dari sektor pertanian, perikanan, minyak, dan gas, jika dilihat dari perekonomian Gorontalo maka Gorontalo masuk dalam sektor pertanian. Berdasarkan penjelasan Bank Indonesia kredit sektor pertanian masih sangat kecil sehingga kedepannya harus diperbaiki agar searah dengan tujuan MP3EI. Kalau dilihat program KUR digorontalo baru mencapai ± debitur dari ± 1 juta penduduk Gorontalo sehingga baru mencapai 3,3% (data BI) sehingga perlu dipercepat agar dapat mengejar propinsi lainnya. Yang sangat memprihatinkan bagi kita adalah saat ini kita masih mengimpor daging dan susu dari negara tetangga sedangkan pada dasarnya kita mampu, sehingga KUR diharapkan bisa masuk kedalam sektor ini. Diharapkan KUR dapat disinkronkan dengan MP3EI, jangan sampai arah kebijakan KUR berlawanan arah dengan tujuan MP3EI, dan tujuan kita hari ini adalah untuk membedah pemberdayaan UKM dengan mengundang para pelaku baik pemerintah, bank dan UKM itu sendiri. Dalam skala ekonomi Indonesia saat ini mempunyai 4 klaster yaitu, klaster 1 bantuan langsung, klaster 2 bantuan kelompok, klaster 3 KUR, dan klaster 4 fasilitas prasarana murah (rumah, air dll). Diharapkan melalui klaster 3 dapat menumbuhkan pelaku-pelaku usaha baru dan jangan sampai KUR didominasi oleh sektor perdagangan namun bisa mendorong sektor pertanian khususnya di Gorontalo. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh para pelaku usaha dan pemerintah berfungsi sebagai pendukung kelangsungan usaha melalui kebijakan yang diambilnya. Diharapkan seluruh SKPD mampu membuat Gorontalo bisa setara dengan propinsi lain, maju namun dengan cara tidak meminta-minta. Sambutan sekaligus pembukaan acara oleh Gubernur Propinsi Gorontalo yang diwakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Propinsi Gorontalo (Ibu Winarni Manoarfa), dalam sambutannya disampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Bapak Gubernur, karena saat ini masih mengadakan pertemuan dengan Bapak Menteri Pertanian dan dengan diwakilinya beliau tidak mengurangi rasa hormat kami selaku Pimpinan Pemerintah Daerah (Pemda) Propinsi

3 Gorontalo. Pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada tahun 2006 adalah 5,6% dan tahun 2012 berdasarkan BPS dan BI mencapai 7,86%. Dari sisi pengangguran terbuka 2011 sebesar 4,6%, dan tantangan kedepan adalah tingginya angka kemiskinan berkisar 18,7%, sehingga persentase kemiskinan di Gorontalo diatas kemiskinan rata-rata nasional 12,6%. Ada 3 (tiga) masalah besar yang dihadapi Propinsi Gorontalo dan diharapkan ada dukungan dari Pemerintah Pusat sehingga KUR di Gorontalo bisa meningkat untuk sektor produktif. 3 (tiga) masalah yang dihadapi adalah: (1) Kemiskinan; (2) Energi; (3) Infrastruktur. Masalah tersebut sudah dibahas dalam pertemuan MP3EI dan telah masuk pada Koridor 4 dan sektor yang disepakati adalah pengembangan pertanian. Perikanan, minyak dan gas. Sektor perdagangan, hotel dan restoran masih mendominasi dalam pertumbuhan perekonomian di Gorontalo, namun sektor pertanian lebih mendorong dalam pembangunan di Propinsi Gorontalo. Visi Propinsi Gorontalo adalah Percepatan pembangunan di semua sektor serta mewujudkan peningkatan ekonomi masyarakat yang berkeadilan. Sektor ekonomi kerakyatan, ujung tombaknya ada pada Kredit Usaha Rakyat dan UKM, strategi yang ingin dilakukan adalah UKM bisa menjadi Usaha yang mandiri sehingga diharapkan peran dari perbankan. Diharapkan kedepan ada regulasi yang mendukung sektor UKM yang berdasarkan arahan Bapak Presiden di Gorontalo agar persyaratan KUR dipermudah. Diharapkan dari pihak penerima KUR dapat mendukung program Pemerintah daerah (Pemda) propinsi Gorontalo dalam memberdayakan UKM dengan cara mengembangkan usaha yang dimilikinya. Kerjasama antara Pemda Propinsi Gorontalo dengan Bank Indonesia saat ini sangat baik dan sinkron sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, salah satunya adalah mengadakan festival krawang yang membuat bangga masyarakat untuk memakainya sehingga mendorong industri pakaian krawang. Diharapkan dari pertemuan sosialisasi ini dapat menghasilkan rekomendasi yang menjadi masukan bagi Pemerintah Daerah (Pemda) Propinsi Gorontalo dalam meningkatkan penyaluran KUR. Pemerintah Daerah (Pemda) Propinsi Gorontalo siap mendukung kegiatan sosialisasi seperti ini dan apabila harus ada sharing budget dari APBD kami pun siap mendukung. Kami mewakili Pemerintah Daerah (Pemda) Propinsi Gorontalo dengan membaca Bismillahirrahmanirrahiim menyatakan Sosialisasi KUR dibuka. Panel diskusi mengenai Sosialisasi Perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dimoderatori oleh Asdep Pasar Modal, Perbankan, dan LKBB, Kemenko Perekonomian (Bapak Djoko Waluyo) yang didampingi wakil dari, Kementerian Pertanian (Ibu Sumarmi), Sekertaris Daerah Propinsi Gorontalo (Ibu Winarni Manoarfa), Bank Rakyat Indonesia Cabang Gorontalo (Bapak Guntoro), Bank Indonesia Perwakilan Gorontalo (Bapak Dudung C. Setyadi), dan Bank Indonesia Pusat (Ibu Rahmi Artati). Dalam presentasinya, Ibu Sumarmi dari Kementerian Pertanian menjelaskan mengenai tugas Kementerian Pertanian dalam pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah bahwa berdasarkan Nota Kesepahaman Bersama (MoU) antara Pemerintah, Bank Pelaksana, dan Lembaga Penjaminan, Kementerian Pertanian mempunyai kewajiban sebagai berikut: a. Mempersiapkan

4 Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi yang melakukan usaha produktif yang menghasilkan barang dan jasa yang bersifat individu, kelompok, kemitraan dan atau klaster untuk dapat dibiayai dengan kredit/pembiayaan. b. Menetapkan kebijakan dan prioritas bidang usaha barang dan jasa yang akan menerima kredit/pembiayaan; c. Melakukan pembinaan dan pendampingan selama masa kredit/pembiayaan; d. Memfasilitasi hubungan antara UMKMK dengan pihak lain seperti perushaan inti/offtaker. Dukungan dari perbankan diharapkan untuk mendukung pencapaian target peningkatan produksi pertanian tahun 2012 yaitu untuk sasaran produksi padi sebesar 71,4 juta ton GKG (pada tahun 2014 mencapai surplus 10 juta ton beras), sasaran produksi jagung sebesar 24,00 juta ton PK, sasaran produksi kedelai sebesar 1,90 juta ton, sasaran Produksi Gula Hablur sebesar 4,39 juta ton, dan sasaran produksi daging local sebesar 470 ribu ton. Mengenai Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian yaitu bagi Kelompok yang sudah feasible dan bankable maka fasilitas kreditnya adalah Kredit Komersial, Kelompok yang feasible tetapi belum bankable, fasilitas kreditnya adalah Kredit dengan penjaminan (KUR), Kelompok yang sudah bankable tetapi tidak feasible (dengan bunga komersial) dengan fasilitas kredit subsidi bunga yaitu, Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP), dan Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS). Serta Kelompok yang tidak feasible dan tidak bankable tetapi usahanya potensial untuk berkembang difasilitasi dengan kredit dengan skema Dana BLM (APBN), PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan). Sementara itu menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Propinsi Gorontalo (Ibu Winarni Manoarfa) dalam presentasinya menyampaikan upaya Pemerintah Daerah dalam peningkatan dan perluasan penyaluran KUR di Propinsi Gorontalo mengenai pemberdayaan UMKM menuju peningkatan ekonomi kerakyatan di Propinsi Gorontalo yaitu melalui: (1) Peran UMKM. UMKM sebagai pilar ekonomi kerakyatan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengentasan kemiskinan dan pengangguran serta sebagai pemain utama dalam kegiatan diberbagai sektor baik pertanian, perikanan, peternakan, perdagangan, industri kerajinan, dan jasa. Selain itu UMKM berperan sebagai penyedia lapangan kerja dan pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat. (2) Maksud dan tujuan pengembangan UMKM. Mempercepat

5 pengembangan sektor riil yaitu pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan, industri dan pemberdayaan UMKM serta koperasi dalam rangka penanggulangan/pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja dan meningkatkan akses pembiayaan dan pengembangan UMKMK dan koperasi, serta melaksanakan sosialisasi kepada UMKM agar tidak terjadi kesimpang-siuran pengertian dan informasi yang selama ini diterima dari berbagai sumber yang berbeda. (3) Jumlah UMKM di Propinsi Gorontalo pada tahun 2008 berjumlah , dengan jumlah usaha mikro sebesar dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi dengan jumlah usaha mikro , atau sebesar 86,06% dari jumlah UMKM secara keseluruhan. (4) Misinya adalah: Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, memperluas kesempatan kerja dan menurunkan jumlah kemiskinan serta mewujudkan Provinsi Gorontalo yang sejahtera, demokratis dan berkadilan. Sedangkan menurut Bank Rakyat Indonesia (Bapak Guntoro) dalam presentasinya mengenai Sosialisasi Kredit Usaha Rakyat menyampaikan hal-hal berikut ini: Latar Belakang Kredit Usaha Rakyat: (1) Jumlah pelaku Usaha Mikro dan Kecil sebanyak 51,3 juta unit usaha; (2) Usaha Mikro dan Kecil menyerap tenaga kerja sebanyak 90,9 juta pekerja; (3) Kontribusi Usaha Mikro dan Kecil terhadap PDB sebesar 55,6% terhadap PDB; (4) UMKMK cukup strategis dalam membantu perekonomian pada masa krisis; (5) Terbatasnya UMKMK dalam mengakses kredit/ pembiayaan dari Perbankan; (6) Terbatasnya kemampuan UMKM dalam menyediakan agunan. Hal tersebut perlu dilakukan untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) yang produktif dan layak namun belum bankable (belum memenuhi persyaratan kredit/pembiayaan Bank) agar dapat mengakses kredit/pembiayaan dari bank serta menjembatani kebutuhan UMKMK dalam mengakses perbankan, Pemerintah menerbitkan Inpres No. 6 tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKMK. KUR adalah kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi kepada UMKMK di bidang usaha yang produktif dan layak namun belum bankable dengan plafon kredit sampai dengan Rp ,- yang sebagian dijamin oleh Perusahaan Penjamin. Usaha layak adalah usaha dari Calon Debitur

6 KUR yang menguntungkan/ memberikan laba sehingga mampu membayar bunga/marjin dan mengembalikan seluruh hutang/kewajiban pokok KUR dalam jangka waktu yang disepakati antara Bank dengan Terjamin dan memberikan sisa keuntungan untuk mengembangkan usahanya. Belum Bankable adalah Calon Debitur KUR yang belum dapat memenuhi persyaratan perkreditan dari Bank antara lain dalam hal penyediaan agunan dan pemenuhan persyaratan perkreditan sesuai dengan ketentuan Bank. Dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan Gorontalo (Bapak Dudung C. Setyadi) dalam paparannya menyampaikan Peranan Bank Indonesia dalam Perluasan KUR mengenai Perkembangan Perbankan di Gorontalo bahwa DPK di Gorontalo mencapai Rp 2,88 trilliun atau tumbuh 22,93%. Penyaluran Kredit mencapai Rp 4,74 trilliun atau tumbuh 22,93%. Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan Gorontalo telah mencapai % dengan NPLs berkisar 2,65%. Kredit investasi pada triwulan I Tahun 2012 tercatat sebesar Rp 238 milliar atau tumbuh 49,12%, sementara itu kredit modal kerja menunjukkan peningkatan positif yaitu sebesar Rp 1,41 trilliun atau tumbuh 31,25% (y.o.y). Kredit konsumsi hingga triwulan I-2012 tercatat sebesar Rp 2,36 trilliun dengan pertumbuhan sebesar 11,37% (y.o.y). Kualitas kredit UMKM yang tercermin dari rasio kredit UMKM bermasalah (Non Performing Loans/NPLs) juga masih cukup terjaga, yaitu total sebesar 3,88%. Kualitas kredit skala mikro dan skala kecil tercatat cukup baik sebagaimana tercermin dari rasio NPLs dari kedua jenis kredit tersebut yaitu masing-masing 3,10% dan 2,74%. Sedangkan kredit skala menengah memiliki rasio kredit bermasalah (NPLs) yang relatif lebih tinggi sebesar 6,78%. Bank Indonesia Kantor Pusat (Ibu Rahmi Artati) menambahkan melalui presentasinya mengenai Kebijakan Bank Indonesia dalam Pengembangan UMKM yang menjelaskan bahwa penyajian statistik kredit UMKM per Januari 2011 yang diterbitkan Bank Indonesia telah menggunakan definisi usaha sesuai dengan UU.No.20/2008 tentang UMKM, kredit UMKM mencakup Kredit Produktif di luar Kredit Konsumsi dan Kartu Kredit. Perkembangan Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (posisi April 2012) jika dilihat dari skala usaha, maka Kredit Usaha Menengah (47%) lebih mendominasi dari pada Kredit Usaha Kecil (32%) dan Kredit Usaha Mikro (21%). Sedangkan jenis penggunaan dan segmentasi kredit (posisi April 2012) Secara segmentasi, Kredit UMKM lebih didominasi oleh Kredit Modal Kerja (78%). Beberapa karakteristik yang melekat pada sebagian besar UMKM dan sekaligus menjadi sumber permasalahan yaitu: (1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia yang bekerja pada sektor UMKM; (2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang berimbas pada rendahnya upah; (3)

7 Kualitas barang yang dihasilkan relatif rendah (belum tersertifikasi/standar); (4) Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru dalam produksi; (5) Lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses kepada sumber pembiayaan; (6) Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial. Sesi Tanya Jawab: Pertanyaan: Ibu Wilan Antuke (UKM). Kami memiliki beberapa usaha diantaranya adalah usaha peternakan ayam yang bibitnya kami datangkan dari pulau Jawa, selain itu juga memiliki usaha peternakan sapi dan kambing serta usaha pembuatan kue, kue kami cukup laku dalam hal pemesanan, namun yang menjadi kendala usaha kami adalah pembayaran pesanan dilakukan oleh konsumen setelah 3 (tiga) kali memesan baru dibayar sehingga kami terbatas pada modal apakah KUR bisa membantu kami dalam menambah modal usaha kami. Saran kepada Ibu dari Kementerian Pertanian, seharusnya kita tidak mengejar target tapi yang terpenting adalah realisasinya dilapangan bagaimana para petani mengatasi kegagalan panen yang diakibatkan oleh hama adalah dengan cara memutus rantai hama melalui pola tanam yang berganti sebagai contoh, 2 (dua) kali musim tanaman padi baru diganti dengan tanaman jagung. Bapak Agus Fikri (BRI). Kenapa suku bunga KUR Mikro antara Bank yang satu dengan Bank yang lain berbeda, padahal pemerintah telah mendukung suku bunga KUR agar rendah sebagai contoh suku bunga Bank BRI lebih rendah dari pada Bank yang lain. Bapak Puding (Dinas Pertanian Gorontalo Utara). Yang mau saya sampaikan adalah bahwa ada Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) yang diluncurkan oleh pemerintah pada Tahun 2008 agar pada Tahun 2014 Indonesia bisa swasembada daging sapi. Kami berharap program pemerintah yang telah diluncurkan agar terintegrasi satu dengan yang lainnya supaya tidak terkesan jalan sendiri-sendiri dan susah ketika berhubungan dengan perbankan. Yang menjadi pertanyaan adalah ketika kami membina kelompok peternak sapi dan mencoba mengajukan kredit ke perbankan maka pihak perbankan meminta agar peternak sapi mengelola peternakannya dengan profesional, saya rasa di Gorontalo belum ada peternakan sapi yang dikelola secara profesional oleh pemiliknya, Bagaimana peran Pemda dan Perbankan agar satu kata dalam menjalankan program pemerintah terkait pengembangan usaha peternakan sapi agar para peternak bisa

8 mengakses kredit dari perbankan. Jawaban: Sekda Propinsi Gorontalo (Ibu Winarni Manoarfa): Saya sangat mengapresiasi Ibu Wilan Antuke yang membuka usaha pembuatan kue yang telah mengikuti pembinaan bersama Dinas Tenaga Kerja Propinsi Gorontalo, Pada dasarnya Pemda telah memberikan skim untuk usaha-usaha kecil agar dapat berkembang, terkait keinginan mengembangkan usaha karena terbentur oleh permodalan maka Ibu bisa mengajukan KUR ke Bank pelaksana KUR mungkin dengan mengajukan proposal terlebih dahulu. Kepada Bapak Puding, untuk pengembangan sektor peternakan dalam rangka membangun kerjasama dengan peternakan sapi di Ciawi saat ini masih terkendala dengan SDM, kalau dilihat dari potensi peternakan sapi di Gorontalo potensinya sangat bagus, sehingga diharapkan kedepan kerjasama dengan peternakan sapi di Ciawi dapat terlaksana. Terkait bantuan, sebenarnya bantuan itu sudah ada namun biasanya peternaknya belum berminat untuk mengakses bantuan tersebut, sehingga harus ada transfer pengetahuan dan pengalaman tadi. Seperti yang Bapak Puding sampaikan bahwa saat ini banyak program dari pemerintah namun sifatnya masih parsial sehingga dengan adanya sosialisasi seperti ini dapat terjalin komunikasi dan koordinasi dengan instansi yang terkait. Kementerian Pertanian (Ibu Sumarmi): Terkait target produksi pangan khususnya swasembada daging sapi berdasarkan instruksi presiden adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan sedangkan mengenai pola tanam tanaman pangan tergantung pada kondisi dilapangan, contoh ada yang dua kali tanam padi baru ditanami tanaman lain. KUPS diluncurkan pada tahun 2009 bukan 2008, namun dalam perjalanannya masih tersendat-sendat, KUPS merupakan kredit bersubsidi yang diberikan kepada kelompok, artinya kelompok yang sudah mempunyai usaha bukan orang yang berkelompok untuk mendirikan usaha sehingga perbankan terkadang menolaknya dikarenakan usahannya memang belum ada. Bank Indonesia (Ibu Rahmi Artati): Suku Bunga merupakan perhatian bagi Bank Indonesia, Kenapa Suku Bunga KUR antara Bank yang satu dengan yang lain tidak sama pada dasarnya berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Bank Indonesia bahwa masyarakat tidak menghiraukan berapa besarnya Suku Bunga Bank yang terpenting adalah kemudahan untuk mengakses KUR, dan Suku Bunga KUR Mikro adalah maksimal 13%, tapi tergantung dari Bank pelaksana berapa Cost of Fund yang dikeluarkan untuk menyalurkan KUR dan biasannya juga dilihat dari risiko bisnisnya. Bank Rakyat Indonesia (Bapak Guntoro): Saya akan mencoba menjawab dengan

9 bahasa yang sederhana bahwa Bank menghimpun dana dari masyarakat dan disalurkan lagi ke masyarakat malalui kredit, jika bunganya rendah biasanya dana yang disalurkan bersumber dari Giro, kalo agak menengah Suku Bunganya biasanya berasal dari tabungan dan deposito, jadi kalo komposisinya lebih besar deposito dari pada tabungan maka Suku Bunga yang diterapkan juga akan tinggi., dan biasanya Bank juga membebankan biaya operasional di situ, itulah yang menyebabkan Suku Bunga antar Bank berbeda. Terkait Ibu Wilan Antuke yang membuka usaha kue, kalau memang usaha ubu prospektif, mungkin ibu bisa datang ke Kantor Unit BRI, tidak usah mengajukan proposal, cukup membawa KTP dan kartu Keluarga, nanti akan dibantu prosesnya. Berapa besarnya kredit yang diterima tergantung kebutuhan usaha IBU, artinya berdasarkan kemampuan usaha ibu untuk mencetak laba. Rekomendasi: Berdasarkan hasil diskusi dan pembahasan dalam Workshop/Sosialisasi Perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: a. Diharapkan Pemerintah Daerah (Pemda) propinsi Gorontalo melakukan sosialisasi KUR ke Pemerintah Daerah tingkat II, sehingga ada persamaan pemahaman terkait penyaluran KUR di Gorontalo yang masih rendah; b. Penyaluran KUR di Gorontalo harus di sinkronkan dengan tujuan MP3EI, dimana Sulawesi termasuk dalam koridor 4 yaitu sektor pertanian, peternakan, minyak dan gas, jika melihat potensi ekonomi Gorontalo maka penyaluran KUR harus diorientasikan pada sektor pertanian dan peternakan; c. Untuk mempercepat penyaluran KUR di Gorontalo, diharapkan adanya tambahan Bank pelaksana penyaluran KUR di Gorontalo karena saat ini Bank pelaksana di Gorontalo baru 6 Bank (BRI yaitu, BRI Kota dan BRI Limboto), Bank Mandiri, BNI, BTN, Bank Sulut (Bank Sulut Kota, Limboto, Tilamuta dan Marisa), Bank Syariah Mandiri). d. Perlu dimulai kerjasama antara SKPD dan Perbankan untuk membina wilayah tertentu guna pengembangan komoditas unggulan. Sambutan penutupan Workshop/Sosialisasi Perluasan Kredit Usaha Rakyat dilakukan oleh Sraf Ahli Bidang ketenagakerjaan (Bapak Arifin Habibie) mewakili Komite Kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dalam penutupan disampaikan bahwa Kedepan yang harus menjadi perhatian kita semua adalah bagaimana supaya Negara kita berdaulat di Negara sendiri, tidak dikooptasi oleh Negara lain. KUR adalah kredit yang tepat untuk membangun Negara kita, hanya KUR yang bisa diakses oleh usaha kecil dengan kemudahan persyaratannya, karena jika UKM mengajukan kredit komersial maka akan terbentur dengan segala persyaratannya. Dengan adanya MoU antara Kementerian Pertanian dengan Pemda propinsi Gorontalo diharapkan dapat mempercepat pembangunan ekonomi di Gorontalo khususnya sektor pertanian dan peternakan. Kombinasikan KUPS dengan

10 peternakan kambing sehingga di Gorontalo muncul desa sapi/kambing sehingga ada pemetaan terhadap wilayah peternakan di Gorontalo, karena saat ini di timur tengah kebutuhan akan kambing sangat besar. Silahkan Pemda mengkaji wilayah Gorontalo, sehingga ada tempat yang tepat untuk mengembangkan peternakan tersebut. Jumlah uang yang beredar di Gorontalo berdasarkan data Bank Indonesia adalah berkisar antara 6-7 triliun, dan uang tersebut berasal dari dana APBD, artinya belum ada usaha Investasi disitu, sehingga sektor ekonomi hanya terkonsentrasi pada sektor perdagangan saja. Jika ada 1 triliun saja uang investasi masuk ke Gorontalo maka di tahun berikutnya uang tersebut akan berlipat-lipat. Maka, berikanlah usaha kita sebesar-besarnya untuk membantu rakyat kecil, mulailah berhimpun dari usaha kecil, jika dikelola dengan baik usaha-usaha tersebut akan mampu menopang pertumbuhan ekonomi di Gorontalo, sekian dan terima kasih. /* Style Definitions */ table.msonormaltable {mso-style-name:"table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"calibri","sans-serif";}

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 1 Peran UMKMK Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 51,3 juta unit usaha UMKM menyerap tenaga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

LAPORAN WORKSHOP/SOSIALISASI PERLUASAN KUR - Palangka Raya

LAPORAN WORKSHOP/SOSIALISASI PERLUASAN KUR - Palangka Raya LAPORAN WORKSHOP/SOSIALISASI PERLUASAN KUR - Palangka Raya [ Rabu, 16 November 2011 18:23:04 Oleh : admin] 800x600 Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem keuangan negara-negara berkembang termasuk Indonesia berbasiskan perbankan (bank based). Hal ini tercermin pada besarnya pembiayaan sektor riil yang bersumber

Lebih terperinci

SEBARAN PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT PERIODE NOVEMBER AGUSTUS 2012

SEBARAN PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT PERIODE NOVEMBER AGUSTUS 2012 SEBARAN PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT PERIODE NOVEMBER 2007 AGUSTUS 2012 [ Senin, 15 Oktober 2012 18:30:53 Oleh : Administrasi] Normal 0 false false false IN XNONE XNONE /* Style Definitions */ table.msonormaltable

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan, Pemerintah menerbitkan Paket

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang 1. Latar Belakang I.PENDAHULUAN Indonesia adalah negara dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain petani perkebunan,

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI INDONESIA PERIODE NOVEMBER 2012 APRIL 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI INDONESIA PERIODE NOVEMBER 2012 APRIL 2014 ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI INDONESIA PERIODE NOVEMBER 2012 APRIL 2014 Aditya Wardhana 1), Cut Irna Setiawati 2) 1) Administrsi Bisnis, Telkom University Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis UMKM menurut Bank Indonesia

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian Daerah Propinsi Maluku Triwulan II 2008 PERKEMBANGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) PERBANKAN DI MALUKU

Perkembangan Perekonomian Daerah Propinsi Maluku Triwulan II 2008 PERKEMBANGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) PERBANKAN DI MALUKU Boks 1 PERKEMBANGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) PERBANKAN DI MALUKU Peran perbankan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah sangat diharapkan oleh berbagai pihak, baik pelaku usaha, masyarakat pada

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

SOSIALISASI KUR SAMARINDA TAHUN 2012

SOSIALISASI KUR SAMARINDA TAHUN 2012 SOSIALISASI KUR SAMARINDA TAHUN 2012 [ Jum`at, 7 Desember 2012 11:02:00 Oleh : Administrasi] Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE Samarinda 10/7, Kegiatan Workshop/Sosialisasi Perluasan Kredit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu sektor usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha dan cukup prospektif untuk dikembangkan. UMKM dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya, I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya, hampir tidak satupun aspek kehidupan masyarakat yang tidak tersentuh atau dipengaruhi oleh negara.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semakin mendapatkan perhatian terutama dari pelaku agribisnis. Perhatian ini didasari karena sektor UMKM mampu bertahan

Lebih terperinci

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar perekonomian yang sangat berpotensi untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK.05/2008 TENTANG FASILITAS PENJAMINAN

Lebih terperinci

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan, CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP 2013 A. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan September 2011 sebesar 29,89 juta orang (12,36 persen).

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT

PROSEDUR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT PROSEDUR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT http://www.siperubahan.com I. PENDAHULUAN Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dinyatakan bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT

Lebih terperinci

TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR

TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR [ Senin, 25 Februari 2013 09:41:20 Oleh : Administrasi] TANYA JAWAB TENTANG KUR 1. Apakah Kredit Usaha Rakyat itu? Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit/pembiayaan Modal Kerja

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pemberian kredit pada saat ini telah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Jenis kredit yang diberikan pun sudah menyesuaikan dengan berbagai

Lebih terperinci

Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK).

Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK). 1 Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK). 1 Endik Hidayat 2 /1406518004 Universitas Indonesia Abstrak Tulisan ini

Lebih terperinci

Review Dialog BENARKAH KUR TANPA JAMINAN? Jakarta, 5 November 2008, Gedung Jurnal Nasional Jam

Review Dialog BENARKAH KUR TANPA JAMINAN? Jakarta, 5 November 2008, Gedung Jurnal Nasional Jam Review Dialog BENARKAH KUR TANPA JAMINAN? Jakarta, 5 November 2008, Gedung Jurnal Nasional Jam 9.00-14.00 Jam 9.30 acara dibuka oleh Dibyo Pranowo selaku Pemred Jurnal Nasional, Bapak Suryadharma Ali tidak

Lebih terperinci

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI KREDIT USAHA RAKYAT Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Jakarta, 6 Februari 2017 I. Evaluasi Pelaksanaan KUR 2016 A. KINERJA PENYALURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang No 20 tahun 2008, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA) 28 Bab V. Analisis Kebijakan Kapital, Sumberdaya Lahan dan Air Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA) Pendahuluan Latar Belakang Peraturan Presiden (PERPRES) Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI

LAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI LAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan mendasar bagi pengembangan usaha pertanian adalah lemahnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program ekonomi yang dijalankan negara-negara Sedang Berkembang (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Pasca krisis ekonomi dan moneter di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi yang dapat berperan dalam mendukung kegiatan perekonomian salah satunya adalah Dunia perbankan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor yang mempunyai peranan strategis bagi perekonomian Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis sebagai penyedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan, seperti juga lembaga perasuransian, dana pensiun, dan pegadaian merupakan suatu lembaga keuangan yang menjembatani antara pihak yang berkelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Mayoritas usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil yang dikelola

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Mayoritas usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil yang dikelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Mayoritas usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil yang dikelola secara perorangan yang disebut UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Menurut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Sebagai sektor yang menyerap 80 90% tenaga kerja, usaha Mikro Kecil dan Menengah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian. Perkembangan suatu usaha tani dipengaruhi ketersediaan modal. Modal

I. PENDAHULUAN. pertanian. Perkembangan suatu usaha tani dipengaruhi ketersediaan modal. Modal I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permodalan merupakan salah satu faktor produksi penting dalam usaha pertanian. Perkembangan suatu usaha tani dipengaruhi ketersediaan modal. Modal sendiri umumnya tidak

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-22/M.

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-22/M. SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-22/M.EKON/10/2009 TENTANG KOMITE KEBIJAKAN PENJAMINAN KREDIT/PEMBIAYAAN KEPADA USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH, DAN KOPERASI MENTERI KOORDINATOR

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM

BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Rumah Sutera Alam memulai kegiatannya pada tahun 2001. Dengan bantuan beberapa karyawan, Bapak H. Tatang Godzali yang merupakan

Lebih terperinci

PEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

PEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) Dasar : PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PER/M.KUKM/XI/2016 DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bida

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bida No.1794, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH. KUR. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank BOKS 2 HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI DAN PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2007 Pada tahun 2007, Kantor Bank Indonesia Bengkulu melakukan dua survei yaitu Survei Kredit Konsumsi dan Survei Survei Kredit

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/235/KPTS/013/2015 TENTANG TIM MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun No.2092, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. Koperasi Penyalur KUR. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PER/M.KUKM/XI/2016 TENTANG

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Suara Karya, 2007, Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas, Jum at 13 Juli Dalam artikel

I. PENDAHULUAN. 1 Suara Karya, 2007, Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas, Jum at 13 Juli Dalam artikel I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin membaik setelah krisis ekonomi tahun 1997, terutama sejak tahun 2000. Indikator makroekonomi nasional antara tahun 2000 sampai dengan tahun

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 JAKARTA, 15 OKTOBER 2015 OUTLINE PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu barometer bagi perekonomian nasional (Marantika, 2013). Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 dan telah berkembang menjadi krisis ekonomi dan multidimensi, pertumbuhan ekonomi nasional relatif masih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Perbankan dan Lembaga Kredit Mikro (LKM) berusaha meningkatkan perekonomian di Indonesia. Bukti bahwa pemerintah

I. PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Perbankan dan Lembaga Kredit Mikro (LKM) berusaha meningkatkan perekonomian di Indonesia. Bukti bahwa pemerintah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah melalui Perbankan dan Lembaga Kredit Mikro (LKM) berusaha meningkatkan perekonomian di Indonesia. Bukti bahwa pemerintah memiliki keinginan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN

DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN Laporan Kinerja DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN Tahun 2014 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Pembiayaan, Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal bulan September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi untuk mendorong perekonomian nasional. Kebijakan tersebut ditujukan kepada sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang menguntungkan menjadi kondisi yang lebih menguntungkan (long

Lebih terperinci

KEYNOTE SPEECH. Pada Seminar Nasional MENUJU PENDIRIAN BANK PERTANIAN (IPB International Convention Center, Bogor, 11 Mei 2009)

KEYNOTE SPEECH. Pada Seminar Nasional MENUJU PENDIRIAN BANK PERTANIAN (IPB International Convention Center, Bogor, 11 Mei 2009) KEYNOTE SPEECH Pada Seminar Nasional MENUJU PENDIRIAN BANK PERTANIAN (IPB International Convention Center, Bogor, 11 Mei 2009) Assalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Gubernur Bank Indonesia Rektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kredit adalah salah satu faktor yang berperan penting di dalam pengembangan usaha. Pada umumnya ada dua jenis kredit, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit

Lebih terperinci

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN 5. Berakhirnya Perjanjian Kredit...... 30 C. Tinjauan Umum Tentang Kredit Usaha Rakyat...37 1. Pengertian Kredit Usaha Rakyat...37 2. Tujuan dan Lembaga Penjamin Kredit Usaha Rakyat...37 BAB III PEMBAHASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Industri Bordir di Kota Pariaman merupakan salah satu industri andalan dimana sektor ini banyak menyerap tenaga kerja serta membuka lapangan kerja yang baru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha mikro tergolong jenis usaha yang tidak mendapat tempat di bank, rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan dari pemerintah

Lebih terperinci

UMKM & Prospek Ekonomi 2006

UMKM & Prospek Ekonomi 2006 UMKM & Prospek Ekonomi 2006 Oleh : B.S. Kusmuljono Ketua Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) Komisaris BRI Disampaikan pada : Dialog Ekonomi 2005 & Prospek Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh dan salam sejahtera untuk. kita semua

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh dan salam sejahtera untuk. kita semua SAMBUTAN DEPUTI GUBERNUR BIDANG KREDIT BANK INDONESIA PADA ACARA PENANDATANGANAN MOU ANTARA BANK INDONESIA DAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TENTANG PENINGKATAN KETERAMPILAN LEMBAGA PENYEDIA JASA (BUSINESS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini menjadi negara yang masih tergolong miskin dan kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan maupun ekonomi. Permasalahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perbankan sampai saat ini masih merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini karena sektor perbankan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam memajukan perekonomian suatu Negara peranan Perbankan sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam memajukan perekonomian suatu Negara peranan Perbankan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memajukan perekonomian suatu Negara peranan Perbankan sangat penting dalam mewujudkan perekonomian yang maju. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan,

Lebih terperinci

K L I P I N G. Kamis, 10 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi.

K L I P I N G. Kamis, 10 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi. K L I P I N G L P D B - K U M K M Kamis, 10 Oktober 2013 Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi. No Media Cetak/Online Hal. Judul 1 Perekonomiantasik.blogspot.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan urat nadi perekonomian nasional. Salah satu peran penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang lebih dikenal dengan (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika krisis ekonomi terjadi di

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan. No.304, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR :40/Permentan/PD.400/9/2009 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melanda bangsa Indonesia pada tahun konvensional, sehingga memilih untuk berhubungan dengan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. melanda bangsa Indonesia pada tahun konvensional, sehingga memilih untuk berhubungan dengan lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, keberhasilannya banyak ditopang oleh kegiatan usaha riil berskala kecil atau mikro. Hal itu

Lebih terperinci

Boks 4. SURVEI KREDIT PERBANKAN JAMBI: TANTANGAN DI TAHUN 2009

Boks 4. SURVEI KREDIT PERBANKAN JAMBI: TANTANGAN DI TAHUN 2009 Boks 4. SURVEI KREDIT PERBANKAN JAMBI: TANTANGAN DI TAHUN 2009 Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 serta diikuti dengan penurunan harga-harga komoditas perkebunan berdampak cukup signifikan terhadap

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 40/Permentan/PD.400/9/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari peran semakin meningkatnya sektor usaha mikro, kecil dan

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL,

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha Oleh : Nama : Debby Fuji Lestari NIM : 2107130015 Kelas : 2D Dosen : Ade Suherman, M.Pd PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian dan agribisnis di pedesaan merupakan sumber pertumbuhan perekonomian nasional. Agribisnis pedesaan berkembang melalui partisipasi aktif petani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebijakan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUKM) dewasa ini telah diatur di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan.

Abstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan. Judul : Efektivitas dan Dampak Program Kredit Usaha Rakyat Terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan UMKM di Kabupaten Gianyar Nama : I Putu Arnadi Putra NIM : 1306105001 Abstrak Pada masa krisis ekonomi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010] I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tingkat perekonomiannya sedang berkembang. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan perbankan yang didirikan, baik itu bank BUMN maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Peranan UMKM di Indonesia sangat penting sebagai penggerak ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat penting dan strategis dalam menghadapi perekonomian kedepan terutama dalam memperkuat struktur perekonomian nasional. Adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus berdampak kurang

Lebih terperinci

Samarinda, 29 Februari 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Samarinda, 29 Februari 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN Samarinda, 29 Februari 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN PENDAHULUAN Peraturan Menteri Keuangan Nomor 241/PMK.05/2011 tanggal 27

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi. menumbuhkan dan memompa perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi. menumbuhkan dan memompa perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi menumbuhkan dan memompa perekonomian suatu negara. Dimana dengan kehadiran perbankan diharapkan akan membantu meningkatkan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA disampaikan pada acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2018 Yogyakarta, 4 6 April

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. di Provinsi Riau dalam mengikuti e-procurement pada tahun yaitu

BAB IV PENUTUP. di Provinsi Riau dalam mengikuti e-procurement pada tahun yaitu BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan temuan dan analisis untuk menjawab rumusan masalah yang ada terkait dengan upaya apa saja yang dilakukan oleh UMKM Lokal yang berada di Provinsi Riau dalam mengikuti

Lebih terperinci

BUKU KUMPULAN PERATURAN TAHUN 2016 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) K R E D I T U S A H A R A K Y A T KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

BUKU KUMPULAN PERATURAN TAHUN 2016 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) K R E D I T U S A H A R A K Y A T KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Buku ini berisi kumpulan Peraturan yang dikeluarkan oleh Komite Kebijakan dalam rangka relaksasi kebijakan terkait Program Kredit Usaha Rakyat Tahun 2016. Peraturan-peraturan dalam buku ini menjadi landasan

Lebih terperinci

BAB III KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

BAB III KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) 28 BAB III KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) 3.1 Program KUR Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan skema pembiayaan/kredit yang khusus diperuntukkan bagi UMKM dan koperasi yang usahanya layak (feasible) namun tidak

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini Bab I Pendahuluan Di setiap negara manapun masalah ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Begitu juga di Indonesia, terutama dengan hal yang menyangkut padi sebagai makanan pokok mayoritas

Lebih terperinci

KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA. Abstrak

KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA. Abstrak KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA Abstrak Upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia telah menjadi prioritas di setiap era pemerintahan dengan berbagai program yang digulirkan. Pengalokasian anggaran

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI Seminar Nasional dan Expo UMKM Perbarindo. "Modernisasi BPR Dalam Upaya Mendorong Pertumbuhan & Kemudahan Akses Bagi UMKM Dalam Menghadapi Persaingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak dimana 99,7% atau

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak dimana 99,7% atau I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun 2006 jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 48.936.840 dimana 99,7% atau sebesar 48.822.925 merupakan Usaha Kecil

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci