ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI INDONESIA PERIODE NOVEMBER 2012 APRIL 2014
|
|
- Ratna Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI INDONESIA PERIODE NOVEMBER 2012 APRIL 2014 Aditya Wardhana 1), Cut Irna Setiawati 2) 1) Administrsi Bisnis, Telkom University Jl. Telekomunikasi No. 1 Ters.Buahbatu DayeuhKolot adityawardhana@telkomuniversity.ac.id 2) Administrasi Bisnis, Telkom University Jl. TelekomunikasiNo. 1 Ters. Buahbatu Dayeuh Kolot irnacut@telkomuniversity.ac.id Abstrak Dalam kondisi krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia ternyata usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia mampu bertahan. Koperasi dan UMKM merupakan pelaku ekonomi riil yang keberadaannya pada semua sektor strategisseperti pada sektor pertanian, peternakan dan perkebunan; kelautan dan perikanan; kehutanan; dan perindustrian. Oleh karena itu, dalam rangka membantu permodalan para pelaku Koperasi dan UMKM pada sektor strategis tersebut, pemerintah menetapkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan tiga pilar penyelenggara yang terdiri dari pemerintah, perusahaan penjamin dan perbankan. Tugas pemerintah sendiri yaitu melakukan inventarisasi dan menyiapkan data laporan pengembangan penyaluran KUR, memantau implementasi KUR, melakukan kordinasi dengan pihak-pihak terkait KUR di daerah, dan mengembangkan kebijakan dan rencana tindak di daerah terkait KUR. Oleh sebab itu, diperlukan kajian terhadap implementasi program KUR di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan judgmental samplingmenggunakan questionnaire dan focus group discussion yaitu Provinsi Jawa Tengah sebagai provinsi yang paling berhasil dalam penyaluran KUR sesuai dengan pengarahan Kementerian Koordinator Perekeonmian RI pada periode November 2012 hingga April Hasil penelitian menunjukkan masih lemahnya koordinasi antara tiga pilar penyelenggara program KUR dan masih kurangnya akses dan pemahaman para pelaku UMKM dan Koperasi dalam memanfaatkan program KUR.. Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi, Sektor Strategis, deskrptif komparatif, judmental sampling
2 I. PENDAHULUAN Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan usaha ekonomi riil masyarakat Indonesia yang terbukti mampu bertahan dari krisis ekonomi. Disamping itu, UMKM dan Koperasi yang bergerak pada berbagai sektor strategis seperti sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kelautan dan perikanan, kehutanan, dan perindustrian harus diberikan prioritas perhatian oleh pemerintah, mengingat sektor tersebut sangat strategis bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam rangka membantu permodalan dan memberdayakan para pelaku usaha di sektor-sektor tersebut, pemerintah telah meluncurkan program kredit yang dapat meningkatkan akses ke perbankan dengan skema penjaminan kredit yang dinamakan Kredit Usaha Rakyar (KUR). Program KUR lahir sebagai respon dari Instruksi Presiden (Inpres) No. 6 Tahun 2007 Tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah khususnya bidang Reformasi Sektor Keuangan. Inpres tersebut ditindaklanjuti dengan ditandatanganinya Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding/ MoU) antara Pemerintah, Perusahaan Penjamin, dan Perbankan pada tanggal 9 Oktober 2007 sebagaimana kemudian diubah beberapa kali terakhir dengan addendumoman ke IV pada tanggal 10 Januari 2012 Tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi atau yang lebih populer dengan istilah Program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Melalui program KUR, pemerintah mengharapkan adanya percepatan pengembangan kegiatan perekonomian terutama di sektor riil, dalam rangka penanggulangan atau pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. Dalam pelaksanaan atau implementasi program KUR, terdapat 3 (tiga) pilar penting yaitu: (1) pemerintah yang berfungsi membantu dan mendukung pelaksanaan pemberian kredit dan penjaminan kredit serta penyiapan calon debitur, (2) perusahaan penjamin yang bertindak selaku penjamin atas kredit/ pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan, dan (3) perbankan sebagai penerima jaminan berfungsi menyalurkan kredit kepada UMKM dan Koperasi dengan menggunakan dana internal masing-masing bank pelaksana. Usaha yang dibiayai dengan program pembiayaan KUR merupakan usaha produktif yang feasible namun belum bankable. Pada tahun 2011, realisasi penyaluran KUR mencapai Rp ,4 miliar atau mencapai 124,8% dari target Rp 20 triliun. Pada tahun 2012, realisasi penyaluran KUR mencapai Rp31,623 triliun atau tercapai 105,4 persen dari target 30 triliun. Tahun 2013 lalu, realisasi KUR mencapai Rp 40,7 triliun dari target penyaluran KUR sebesar Rp 36 triliun, yang disalurkan kepada 2,34 juta debitur. Realisasi penyaluran KUR nasional mencapai Rp 150,3 triliun hingga April Adapun, total realisasi dana KUR sejak diluncurkan pada akhir 2007 telah mencapai Rp145,2 triliun. Sampai bulan April 2014 ini, bank nasional yang menyalurkan KUR sebanyak 7 (tujuh) bank milik pmerintah yaitu Bank NegaraIndonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah). Bank BRI adalah penyalur KUR terbesar dengan total plafond mencapai Rp. 96,4 triliun. Menduduki peringkat kedua yaitu Bank Bank Mandiri dengan total plafond sebesar Rp. 14,94 triliun, debiturnya sebanyak UMK, dengan rata-rata kredit Rp. 47,4 juta/debitur serta nilai NPL sebesar 4,2%. Di urutan ketiga adalah BNI dengan total plafond sebesar Rp. 14,51 triliun, debiturnya sebanyak UMK, dengan ratarata kredit Rp. 69,9 juta/debitur serta nilai NPL sebesar 4,1%. Secara keseluruhan, nilai Non Performing Loan (NPL) penyaluran KUR oleh bank pelaksana ini masih dibawah 5% yaitu sebesar 3,4%. Diharapkan pada periode-periode berikutnya nilai NPL pada bank yang masih di atas 5% bisa turun sehingga penyalurannya lebih tepat sasaran. Dari tabel 2 (lampiran, terlihat bahwa penyaluran KUR oleh BPD sampai bulan April 2014 ini telah mencapai Rp. 14,17 triliun dengan jumlah UMKMK sebesar , rata-rata kredit yang diterima debitur sebesar Rp. 79,1 juta. Bank Jatim dan Bank Jabar Banten merupakan BPD yang menyalurkan KUR terbesar sekitar Rp. 4,05 triliun dan Rp. 3,22 triliun. Dilihat dari sisi sektor ekonomi, penyaluran KUR oleh Bank Pelaksana masih didominasi oleh sektor perdagangan. Penyaluran disektor ini mencapai Rp. 84,3 triliun dengan jumlah debitur UMKMK sebesar 7,1 juta debitur. Sektor pertanian menjadi sektor kedua yang terbesar menyerap KUR dari bank pelaksana yaitu sebesar Rp. 25,7 triliun dengan jumlah debitur mencapai 1,7 juta debitur (Tabel 4). Sesuai dengan tugas Pemerintah terkait percepatan dan perluasan penyaluran KUR yaitu melakukan: (1) inventarisasi dan penyiapan data laporan perkembangan penyaluran KUR, (2) pemantauan, monitoring dan evaluasi implementasi KUR, (3) koordinasi dengan pihak-pihak terkait KUR di daerah seperti Bank Indonesia, Bank Pelaksana Kantor Cabang dan Perusahaan Penjaminan di Daerah, (4) mengembangkan kebijakan dan rencana tindak di daerah terkait KUR, maka diperlukan kajian terhadap kinerja program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Indonesia khususnya pada lima sektor kementerian teknis yang meliputi sektor pertanian/ peternakan/
3 perkebunan, kelautan dan perikanan, kehutanan, perindustrian, dan Koperasi dan UMKM. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana kinerja program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Indonesia. II. LANDASAN TEORI Kerangka berpikir dan legalitas dalam rangka percepatan perluasan penyaluran KUR yang dilakukan oleh Pemerintah meliputi : a) Inpres No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan yang mengamanatkan seluruh Pemerintah Daerah (Provinsi) harus menyusun rencana tindak dalam peningkatan dan perluasan KUR untuk Sektor Hulu b) Keputusan Deputi Bidang Koordinasi pada Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi No. KEP-01/D.I.M.EKON/01/2010 Tentang Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat, tanggal 5 November 2010, sebagaimana diubah beberapa kali terakhir No. KEP- 14/D.I.M.EKON/02/2012 Tentang Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat, tanggal 1 Februari Pemerintah Provinsi dapat menerbitkan berbagai kebijakan terkait percepatan perluasan penyaluran KUR di tingkat provinsi sepanjang tidak bertentangan dengan poin a) dan b) diatas Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di propinsi Jawa Tengah yang menjadi pilot project terbaik dalam penyakluran KUR di tingkat propinsi di Indonesia sesuai araham Kemenko Perekonmian RI. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu Agustus 2012 hingga Desember 2013 dalam bentuk penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran keterkaitan variabel penelitian dan menjawab permasalahan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey yang dilakukan melalui penggunaan kuesioner terstruktur senada dengan yang dikemukakan oleh Malhotra (2010:106) Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran dan informasi mengenai kinerja program KUR di Indonesia. yang diberikan pada sampel suatu populasi, dan dirancang untuk menghasilkan informasi spesifik dari responden. Sumber data sekunder diperoleh dari Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Kantor Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, dan Dinas terkait seperti Dinas Perindustrian, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Kehutanan, dan Dinas Pertanian. Populasi penelitian ini adalah Satuan Kerja yang terkait penyaluran KUR mulai dari Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Propinsi. Metode pendekatan yang dilakukan dalam kajian ini meliputi : study approach, (initial study/ desk study), consultancy approach, participatory approach, legal approach. Tahapan pengumpulan dan pengolahan data dapat dijelaskan pada bagan berikut ini : initial study, collecting data, analysis, concept drafting, practical verification with pilot project, final drafting, verification with FGD, final analysis and compose, final analysis and compose for monitoring & evaluation. Data-data yang dibutuhkan dalam kajian ini meliputi : a) Data kebijakan yang diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengenai KUR (seperti Pembentukan Tim Percepatan Perluasan Penyaluran KUR Provinsi Jawa Tengah) b) Data terkait anggaran untuk mendukung program/ kegiatan implementasi KUR (termasuk dalam program pembiayaan lainnya) c) Data rangkaian program/ kegiatan terkait dengan program KUR yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah d) Data kegiatan sosialisasi KUR yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah e) Data kegiatan pendampingan calon dan debitur KUR yang dilakukan oleh Provinsi Jawa Tengah f) Data kegiatan monitoring dan evaluasi program KUR yang dilakukan oleh Provinsi Jaw Tengah g) Data inventarisasi debitur KUR yang telah dibina oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah h) Dokumen Petunjuk Teknis KUR tingkat Provinsi Jawa Tengah yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah i) Data penyiapan calon debitur KUR yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Provinsi Jawa Tengah j) Data aliran informasi penyaluran KUR antar SKPD Kabupaten/ Kota, SKPD Provinsi Jawa Tengah, Bank Indonesia, Bank Pelaksana, Perusahaan Penjamin maupun dengan stakeholders lainnya. k) Data kegiatan pendukung lain dalam pengembangan program KUR yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
4 III. PEMBAHASAN Hasil analisis data kajian terhadap implementasi percepatan perluasan penyaluran KUR di tingkat Pemerintah Provinsi sebagaimana dijelaskan sebagai berikut : A. Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam rangka percepatan penyerapan KUR, antara lain: 1. Melakukan sinergitas dengan stakeholders KUR antara lain dengan Bank Indonesia, Bank Pelaksana, Pusat Koperasi Syariah, dan Dinas Teknis terkait. 2. Dalam rangka sosialisasi telah mengalokasi anggaran untuk penguatan KUR. 3. Bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/ Kota dalam menginventarisasi data calon debitur potensial yang bisa mengakses KUR. 4. Merekomendasikan data calon debitur KUR kepada bank pelaksana. 5. Memiliki daftar koperasi binaan yang siap dibiayai KUR dan yang siap menjadi lembaga linkage penyalur KUR yang sudah disampaikan kepada Bank Pelaksana. 6. Membantu Kementerian Teknis dalam mengusulkan tenaga pendamping melalui Dinas Teknis guna membantu Pemerintah Kabupaten/ Kota dalam mencapai target penyiapan debitur. 7. Menjalin kerjasama dengan Bank Pelaksana dalam penilaian kelayakan usaha bagi calon debitur. 8. Melakukan inventarisasi data debitur KUR dan laporan realisasi nominal penyaluran KUR berdasarkan sektor usaha dari Perusahaan Penjamin (Jamkrindo dan Askrindo), Bank Pelaksana, dan Bank Indonesia. 9. Melakukan klasterisasi penerima pembiayaan dan sudah menetapkan sasaran utama calon debitur KUR yaitu pasca penerima Bansos/ klaster Membentuk Tim Kerja Pemantauan, Monitoring, dan Evaluasi Pelaksanaan KUR Provinsi dengan berdasarkan SK Gubernur. 11. Sudah melakukan penetapan sasaran prioritas usaha yang dibiayai KUR berbasis pada komoditas unggulan daerah. 12. Melakukan koordinasi dan melakukan rapat evaluasi implementasi KUR tingkat Provinsi baik secara vertikal dengan Kementerian Teknis dan Pemerintah Kabupaten/ Kota maupun secara horizontal dengan Dinas Teknis Provinsi maupun pihak-pihak terkait seperti Bank Indonesia, Bank Pelaksana, dan Perusahaan Penjamin 13. Melakukan promosi program KUR kepada calon debitur, penyelenggara pasar UKM, pemberdayaan potensi UKM melalui klaster-klaster ekonomi, dan kegiatan akad KUR massal (MURI) dengan bekerjasama dengan Bank Pelaksana dan Pemerintah Kabupaten/ Kota. 14. Memantau kegiatan percepatan KUR yang dilakukan oleh pihak bank pelaksana KUR. 15. Menyampaikan Surat Edaran ke seluruh SKPD Kabupaten/Kota terkait pembentukan tim pelaksana percepatan KUR di tingkat kabupaten/kota. B. Upaya yang berlum dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terkait percepatan perluasan penyaluran KUR, antara lain: 1. Belum membuat pedoman teknis penyaluran KUR. 2. Belum memiliki aliran informasi yang jelas terkait penyaluran KUR antar SKPD Di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/ Kota dan dengan stakeholders lainnya seperti Bank Indonesia, Bank Pelaksana, Perusahaan Penjamin, dan lain sebagainya. C. Kondisi internal yang dihadapi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam percepatan perluasan penyaluran KUR, antara lain: 1. Pencapaian progres pengembangan penyebaran KUR di Dinas Teknis berbeda-beda, ada yang maju dan ada yang perlu didorong. 2. Belum memiliki SOP/PEDUM/JUKNIS/JUKLAK tentang KUR. 3. Belum optimalnya sinergitas dalam penyediaan data debitur KUR dengan dengan lembaga terkait dalam program KUR (contoh : Bank Indonesia, Perbankan, dan Perusahaan Penjamin). 4. Belum adanya kebijakan daerah dan pedoman yang memfasilitasi sinergitas antara UMKM-K dengan stakeholders 5. Belum maksimalnya penggunaan database penerima dana kredit/ pembiayaan usaha lainnya (misalnya eks skema kredit lainnya). 6. Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan Dinas Kehutanan kesulitan mencari calon debitur karena :
5 Resiko dalam pengembangan usaha yang cukup tinggi antara lain kebakaran, illegalloging, hama penyakit, sifat usaha yang musiman, umur kayu yang siap panen lebih dari 5 tahun dll. 7. Usaha hasil hutan bukan kayu masih belum tersosialisasi KUR dengan baik 8. Sebagian perbankan jaringan pelayanan terbatas tidak sampai pada grass root level. 9. Terbatasnya koperasi yang dapat direkomendasikan sebagai lembaga linkage penyalur KUR terhadap UMKMK 10. Belum adanya pengaturan aliran informasi terkait KUR dari setiap stakeholder (Kemenko, Kementerian Teknis, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Bank Pelaksana, Lembaga Linkage, Perusahaan Penjamin) 11. Kesulitan memperoleh data debitur KUR yang lengkap sehingga diperlukan database debitur KUR 12. Rekomendasi calon debitur yang diajukan oleh kementerian Koperasi dan UMKM relatif banyak yang belum dapat direalisasikan oleh perbankan karena : Belum adanya kesamaan pemahaman antara perbankan dengan Dinas Teknis terhadap kriteria penilaian calon debitur yang layak dibiayai KUR 13. Terdapat sumber-sumber dana lain yang relatif murah selain KUR yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha UMKM seperti dana bergulir dari PNPM Mandiri, hibah dari pemerintah dan sumber-sumber dana lainnya. 14. Banyaknya keluhan dari calon debitur yang direkomendasikan bahwa perbankan sering meminta agunan tambahan dan banyak calon debitur yang belum memenuhi syarat agunan dari Bank Pelaksana IV. KESIMPULAN Kesimpulan atas hasil analisis kajian percepatan perluasan penyaluran KUR di tingkat provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut : a) pencapaian progres implementasi percepatan perluasan penyaluran KUR berbeda-beda pada masing-masing Dinas Teknis Pemerintah Provinsi b) belum semua Dinas Teknis Pemerintah Provinsi memiliki SOP/PEDUM/JUKNIS/JUKLAK/Surat Edaran tentang KUR c) belum optimalnya sinergitas antar lembaga terkait dalam program KUR, baik horizontal maupun vertical seperti dengan perbankan. d) belum maksimalnya penggunaan database penyaluran KUR REFERENSI Nota Kesepahaman Bersama (MoU) antara 6 (enam) Kementerian dengan 2 (dua) Perusahaan Penjamin dan 6 (enam) Bank Pelaksanaan tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi, tanggal 9 Oktober sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Addendum IV tanggal 10 Januari Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor: KEP- 22/M.EKON/10/2009 tentang Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil Menengah dan Koperasi; Keputusan Deputi Bidang Koordinasi pada Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi No. KEP- 01/D.I.M.EKON/01/2010 Tentang Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat, tanggal 25 Januari 2010, sebagaimana diubah beberapa kali terakhir No. KEP- 14/D.I.M.EKON/02/2012 tentang Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat, tanggal 1 Februari 2012 Komiter KUR mei-2013.asp Tribun Jabar Pemerintah Pangkas Bunga KUR. Biodata Penulis
6 Aditya Wardhana, S.E., M.Si., M.M. memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE), Jurusan Manajemen Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun Memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) Program Pascasarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun Dan memperoleh gelar Magister Manajemen (M.M) Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Pasundan Bandung, lulus tahun Saat ini menjadi Dosen di F, Universitas Telkom. Cut Irna Setiawati, S.A.B., MM. memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis (S.A.B.) Institut Manajemen Telkom (IMT) lulus tahun Memperoleh gelar Magister Management (MM) Program Pasca Sarjana Magister Management Universitas Telkom, lulus tahun Saat ini menjadi Dosen di Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom Bandung.
ANALISIS KINERJA IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TINGKAT PROPINSI DI INDONESIA
ANALISIS KINERJA IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TINGKAT PROPINSI DI INDONESIA Aditya Wardhana 1*) dan Zainuddin Iba 2) 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Nurtanio Bandung *) pesona.indonesia@yahoo.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya, hampir tidak satupun aspek kehidupan masyarakat yang tidak tersentuh atau dipengaruhi oleh negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan, Pemerintah menerbitkan Paket
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-22/M.
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-22/M.EKON/10/2009 TENTANG KOMITE KEBIJAKAN PENJAMINAN KREDIT/PEMBIAYAAN KEPADA USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH, DAN KOPERASI MENTERI KOORDINATOR
Lebih terperinciPERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 1 Peran UMKMK Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 51,3 juta unit usaha UMKM menyerap tenaga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semakin mendapatkan perhatian terutama dari pelaku agribisnis. Perhatian ini didasari karena sektor UMKM mampu bertahan
Lebih terperinciEvaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK).
1 Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK). 1 Endik Hidayat 2 /1406518004 Universitas Indonesia Abstrak Tulisan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melanda bangsa Indonesia pada tahun konvensional, sehingga memilih untuk berhubungan dengan lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, keberhasilannya banyak ditopang oleh kegiatan usaha riil berskala kecil atau mikro. Hal itu
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK.05/2008 TENTANG FASILITAS PENJAMINAN
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
1. Latar Belakang I.PENDAHULUAN Indonesia adalah negara dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain petani perkebunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem keuangan negara-negara berkembang termasuk Indonesia berbasiskan perbankan (bank based). Hal ini tercermin pada besarnya pembiayaan sektor riil yang bersumber
Lebih terperinciTabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar perekonomian yang sangat berpotensi untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/235/KPTS/013/2015 TENTANG TIM MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciPROSEDUR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT
PROSEDUR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT http://www.siperubahan.com I. PENDAHULUAN Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dinyatakan bahwa pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu barometer bagi perekonomian nasional (Marantika, 2013). Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 menunjukkan
Lebih terperinciPerkembangan Perekonomian Daerah Propinsi Maluku Triwulan II 2008 PERKEMBANGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) PERBANKAN DI MALUKU
Boks 1 PERKEMBANGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) PERBANKAN DI MALUKU Peran perbankan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah sangat diharapkan oleh berbagai pihak, baik pelaku usaha, masyarakat pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu sektor usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha dan cukup prospektif untuk dikembangkan. UMKM dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 Suara Karya, 2007, Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas, Jum at 13 Juli Dalam artikel
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin membaik setelah krisis ekonomi tahun 1997, terutama sejak tahun 2000. Indikator makroekonomi nasional antara tahun 2000 sampai dengan tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Pasca krisis ekonomi dan moneter di Indonesia
Lebih terperinciA. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN
5. Berakhirnya Perjanjian Kredit...... 30 C. Tinjauan Umum Tentang Kredit Usaha Rakyat...37 1. Pengertian Kredit Usaha Rakyat...37 2. Tujuan dan Lembaga Penjamin Kredit Usaha Rakyat...37 BAB III PEMBAHASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan, seperti juga lembaga perasuransian, dana pensiun, dan pegadaian merupakan suatu lembaga keuangan yang menjembatani antara pihak yang berkelebihan
Lebih terperinciReview Dialog BENARKAH KUR TANPA JAMINAN? Jakarta, 5 November 2008, Gedung Jurnal Nasional Jam
Review Dialog BENARKAH KUR TANPA JAMINAN? Jakarta, 5 November 2008, Gedung Jurnal Nasional Jam 9.00-14.00 Jam 9.30 acara dibuka oleh Dibyo Pranowo selaku Pemred Jurnal Nasional, Bapak Suryadharma Ali tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis UMKM menurut Bank Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam memajukan perekonomian suatu Negara peranan Perbankan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memajukan perekonomian suatu Negara peranan Perbankan sangat penting dalam mewujudkan perekonomian yang maju. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sekarang ini tengah melaksanakan pembangunan di berbagai bidang terutama perekonomian. Pembangunan perekonomian Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini menjadi negara yang masih tergolong miskin dan kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan maupun ekonomi. Permasalahan
Lebih terperinciNomor : /Dep.2/II/2018 Jakarta, Februari 2018 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Koperasi sebagai Penyalur KUR
Nomor : /Dep.2/II/2018 Jakarta, Februari 2018 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Koperasi sebagai Penyalur KUR Kepada Yth. : 1. Kepala Dinas Yang Membidangi Pembiayaan Koperasi dan UKM Provinsi/DI 2.
Lebih terperinciTANYA-JAWAB SEPUTAR KUR
TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR [ Senin, 25 Februari 2013 09:41:20 Oleh : Administrasi] TANYA JAWAB TENTANG KUR 1. Apakah Kredit Usaha Rakyat itu? Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit/pembiayaan Modal Kerja
Lebih terperinciSEBARAN PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT PERIODE NOVEMBER AGUSTUS 2012
SEBARAN PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT PERIODE NOVEMBER 2007 AGUSTUS 2012 [ Senin, 15 Oktober 2012 18:30:53 Oleh : Administrasi] Normal 0 false false false IN XNONE XNONE /* Style Definitions */ table.msonormaltable
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab utama masalah dalam kemiskinan yang dialami oleh setiap negara,
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah universal yang hampir dialami oleh seluruh negara di dunia ini. Pembangunan yang tidak merata hampir menjadi penyebab utama masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tatanan perekonomian global telah memperkuat posisi perbankan sebagai pilar utama dalam menunjang pertumbuhan ekonomi baik secara internasional maupun nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus berdampak kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin bertumbuh seiring dengan semakin bertumbuhnya kebutuhan. dalam bentuk kredit maupun bentuk lainnya (Kasmir, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam sistem
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. di Provinsi Riau dalam mengikuti e-procurement pada tahun yaitu
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan temuan dan analisis untuk menjawab rumusan masalah yang ada terkait dengan upaya apa saja yang dilakukan oleh UMKM Lokal yang berada di Provinsi Riau dalam mengikuti
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bida
No.1794, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH. KUR. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu Negara. Menurut ketentuan Undang-undang
Lebih terperinciKREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI
KREDIT USAHA RAKYAT Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Jakarta, 6 Februari 2017 I. Evaluasi Pelaksanaan KUR 2016 A. KINERJA PENYALURAN
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG PEMBERIAN KREDIT ATAU PEMBIAYAAN OLEH BANK UMUM DAN BANTUAN TEKNIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)
PEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) Dasar : PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PER/M.KUKM/XI/2016 DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. MEMINJAMKAN UANG, DAN MENERBITKAN PROMES ATAU YANG DIKENAL SEBAGAI BANKNOTE
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. MEMINJAMKAN UANG, DAN MENERBITKAN PROMES ATAU YANG DIKENAL SEBAGAI BANKNOTE 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-jenis Bank 1. Pengertian Bank Secara umum, bank adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kredit merupakaan salah satu peranan penting bagi debitur maupun bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kredit merupakaan salah satu peranan penting bagi debitur maupun bagi bank, kerja sama tersebut harus memberikan keuntungan/manfaat bagi keduanya 1. Agar kedua belah
Lebih terperinciKAJIAN DAMPAK KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)*) Indra Idris **)
KAJIAN DAMPAK KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)*) Indra Idris **) ABSTRACT On 5 November 2007, The Republic of Indonesia s president, Susilo Bambang Yudhoyono inaugurated credit for MSMEs under partly goverment
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
No.2092, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. Koperasi Penyalur KUR. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PER/M.KUKM/XI/2016 TENTANG
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM
BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Rumah Sutera Alam memulai kegiatannya pada tahun 2001. Dengan bantuan beberapa karyawan, Bapak H. Tatang Godzali yang merupakan
Lebih terperinciPEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 JAKARTA, 15 OKTOBER 2015 OUTLINE PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang Dasar 1945 alinea 4
Lebih terperinciKUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2015
KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2015 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran dan kontribusi yang penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu menyediakan
Lebih terperinciSkim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)
28 Bab V. Analisis Kebijakan Kapital, Sumberdaya Lahan dan Air Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA) Pendahuluan Latar Belakang Peraturan Presiden (PERPRES) Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana
Lebih terperinciNOMOR 22 /PMK05/2010 TENT ANG PERUBAHAN KEDUA AT AS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK05/2008 TENTANG FASILITAS PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT
PERAtURAN MENTERIKEUANGAN SALINAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 22 /PMK05/2010 TENT ANG PERUBAHAN KEDUA AT AS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK05/2008 TENTANG FASILITAS PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT DENGAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebijakan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUKM) dewasa ini telah diatur di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 7 Tahun
Lebih terperinciPeran Sektor Jasa Keuangan dalam Pembiayaan Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan
Peran Sektor Jasa Keuangan dalam Pembiayaan Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan Seminar Jakarta Food Security Summit 3 Muliaman D Hadad, Phd. Ketua Dewan Komisioner Jakarta, 13 Februari 2015 1 Pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 dan telah berkembang menjadi krisis ekonomi dan multidimensi, pertumbuhan ekonomi nasional relatif masih
Lebih terperinciRancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017 Oleh : Ir. Braman Setyo, M.Si Deputi Bidang Pembiayaan Bali,
Lebih terperinciLAPORAN KAJIAN PERAN LEMBAGA LINKAGE DALAM MENINGKATKAN PEMBIAYAAN/ KREDIT KEPADA UMKM
LAPORAN DALAM MENINGKATKAN PEMBIAYAAN/ KREDIT KEPADA UMKM KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan anugerah-nya, sehingga kami telah diberikan kesempatan dan
Lebih terperinciRAPAT KOORDINASI TERBATAS TAHUN ANGGARAN 2017
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA RAPAT KOORDINASI TERBATAS TAHUN ANGGARAN 2017 Deputi Bidang Pembiayaan Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, 21 Februari 2017 KREDIT PROGRAM KUR DEPUTI BIDANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persaingan antar Bank sebagai industri jasa keuangan semakin tajam. Bank-bank
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini banyak sekali lembaga Bank bermunculan dengan menawarkan berbagai macam produk dan layanan guna meraih kepercayaan dari masyarakat maupun pemerintah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kredit adalah salah satu faktor yang berperan penting di dalam pengembangan usaha. Pada umumnya ada dua jenis kredit, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit
Lebih terperinciKata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Judul :Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung Nama : Daniel Kadju NIM : 1206105103 Abstrak Kredit Usaha Rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan urat nadi perekonomian nasional. Salah satu peran penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu menjadi
Lebih terperinciBUKU KUMPULAN PERATURAN TAHUN 2016 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) K R E D I T U S A H A R A K Y A T KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
Buku ini berisi kumpulan Peraturan yang dikeluarkan oleh Komite Kebijakan dalam rangka relaksasi kebijakan terkait Program Kredit Usaha Rakyat Tahun 2016. Peraturan-peraturan dalam buku ini menjadi landasan
Lebih terperinciKementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 SURABAYA, 8 OKTOBER 2015 OUTLINE PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan.
Judul : Efektivitas dan Dampak Program Kredit Usaha Rakyat Terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan UMKM di Kabupaten Gianyar Nama : I Putu Arnadi Putra NIM : 1306105001 Abstrak Pada masa krisis ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal bulan September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi untuk mendorong perekonomian nasional. Kebijakan tersebut ditujukan kepada sektor
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang No 20 tahun 2008, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu,
Lebih terperinciUpaya-Upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean ( MEA) tahun antara lain :
Upaya-Upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean ( MEA) tahun 20015 antara lain : 1. Bantuan perkuatan modal untuk para PKL melalui
Lebih terperinciLAPORAN WORKSHOP/SOSIALISASI PERLUASAN KUR - Palangka Raya
LAPORAN WORKSHOP/SOSIALISASI PERLUASAN KUR - Palangka Raya [ Rabu, 16 November 2011 18:23:04 Oleh : admin] 800x600 Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Oleh: DR. Syarief Hasan, MM. MBA. Menteri Negara Koperasi dan UKM Pada Rapimnas Kadin Yogyakarta, 3 4 Oktober 2012 UMKM DALAM
Lebih terperinciDEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si Dalam Acara : Rapat Koordinasi Terbatas Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Hotel Royal Kuningan, Jl. Kuningan
Lebih terperinciKEPUTUSAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN MENTERI DALAM NEGERI MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH GUBERNUR BANK INDONESIA
KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN MENTERI DALAM NEGERI MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH GUBERNUR BANK INDONESIA NOMOR: 351.1/KMK.010/2009 NOMOR: 900-639A TAHUN 2009 NOMOR: 01/SKB/M.KUKM/IX/2009
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA SKRIPSI EKO HIDAYANTO H34076058 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor yang mempunyai peranan strategis bagi perekonomian Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis sebagai penyedia
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-31/M.
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-31/M.EKON/05/2008 TENTANG TIM EVALUASI PERLAKUAN PERPAJAKAN PADA SEKTOR KEUANGAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN, Menimbang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program ekonomi yang dijalankan negara-negara Sedang Berkembang (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Mayoritas usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil yang dikelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Mayoritas usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil yang dikelola secara perorangan yang disebut UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Menurut
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL,
Lebih terperinciNo. 17/19/DPUM Jakarta, 8 Juli 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA
No. 17/19/DPUM Jakarta, 8 Juli 2015 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/35/DPAU tanggal 29 Agustus 2013 perihal Pemberian Kredit
Lebih terperinciPERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN NOMOR : 03/Per/Dep.2/I/2017 TENTANG PENDAMPINGAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO DAN KECIL DI BIDANG PEMBIAYAAN
PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN NOMOR : 03/Per/Dep.2/I/2017 TENTANG PENDAMPINGAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO DAN KECIL DI BIDANG PEMBIAYAAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Menimbang : bahwa untuk memberdayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal untuk usaha agar usaha tersebut berjalan lancar. Sektor perdagangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia banyak pelaku usaha yang sangat membutuhkan bantuan modal untuk usaha agar usaha tersebut berjalan lancar. Sektor perdagangan dengan skala mikro
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-jenis Bank 1. Pengertian Bank Secara umum, bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Sebagai sektor yang menyerap 80 90% tenaga kerja, usaha Mikro Kecil dan Menengah
Lebih terperinciNo. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA
No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro,
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak dimana 99,7% atau
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun 2006 jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 48.936.840 dimana 99,7% atau sebesar 48.822.925 merupakan Usaha Kecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional senantiasa bergerak cepat terutama setelah krisis 1997. Adanya perkembangan tersebut diperlukan berbagai penyesuaian kebijakan
Lebih terperinciPROSEDUR PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA BANK NAGARI CABANG PEMBANTU BYPASS PADANG
TUGAS AKHIR PROSEDUR PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA BANK NAGARI CABANG PEMBANTU BYPASS PADANG Diajukan sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan studi pada program Diploma III Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi. persyaratan guna memperoleh gelar. Sarjana Hukum
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT TANPA AGUNAN DENGAN SISTEM OFFICE CHANELING PADA BANK NAGARI CABANG PASAR RAYA PADANG Program
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR KEPADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR Tbk DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: Mendorong KUR untuk Lebih Pro-Poor
PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: oleh: Bambang Widianto Deputi Seswapres Bidang Kesra dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris Eksekutif TNP2K PT Bank Mandiri, Tbk. Jakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Ketika sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi disuatu negara sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Ketika sektor perbankan terpuruk
Lebih terperinciBAB III KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)
28 BAB III KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) 3.1 Program KUR Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan skema pembiayaan/kredit yang khusus diperuntukkan bagi UMKM dan koperasi yang usahanya layak (feasible) namun tidak
Lebih terperinciSOSIALISASI KUR GORONTALO TAHUN 2012
SOSIALISASI KUR GORONTALO TAHUN 2012 [ Jum`at, 7 Desember 2012 10:58:18 Oleh : Administrasi] Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE Gorontalo 14/6, Kegiatan Workshop/Sosialisasi Perluasan Kredit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dunia usaha di Indonesia baik disektor pertanian, perindustrian, maupun disektor perdagangan yang secara umum tidak bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kegiatan dunia usaha di Indonesia baik disektor pertanian, perindustrian, maupun disektor perdagangan yang secara umum tidak bisa lepas peran jasa bank atau dunia perbankkan.
Lebih terperinci2015, No Mikro, Kecil, dan Menengah tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tent
No.1604, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENKO-PEREKONOMIAN. Kredit Usaha Rakyat. Pelaksanaan.Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIANREPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN
Lebih terperinciBADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO DAN KECIL MELALUI
Lebih terperinci