Budidaya Burung Walet

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Budidaya Burung Walet"

Transkripsi

1 Budidaya Burung Walet KONDISI RUMAH WALET YANG IDEAL SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK REUMAH WALET Pentingnya pengaturan kelembaman dan suhu dalam rumah walet. Bila kita perhatikan ukuran bangunan, bak tampung air, lubang ventilasi, dan pemberian tanah merah pada dasarnya adalah untuk menjaga kelembaban dan suhu agar sesuai dengan habitat seriti/walet. Banyak teori yang mengajarkan kepada kita tentang menghitung berapa luas bangunan, berapa luas bak tampung air, berapa banyak lubang ventilasi agar kelembaban dan suhu ruangan mendekati yang disukai seriti/walet. Semua teori itu adalah mendekati 'benar' karena telah mengalami penelitian dan berdasar pengalaman. Namun hal itu tidak sepenuhnya benar karena tidak mungkin kita dapat membuat ruangan yang mempunyai kelembaban dan suhu sesuai dengan yang disukai habitat seriti/walet tanpa kita mengukur berapa kelembaban dan suhu ruangan tersebut dan mengaturnya. Untuk mengukur kelembaban dan suhu kita dapat menggunakan thermohygrometer (sebatas mengukur saja), tapi akankah kita senantiasa mengukur dan mengaturnya secara manual (di dalam ruangan) dan setiap detik pula padahal seriti/walet butuh ketenangan dalam ruangan. Kalaupun bisa paling dengan jalan diambil jalan tengahnya misalnya pemberian pengembun dalam ruangan untuk membantu meningkatkan walet kelembaban dan suhu dengan cara dihidupkan saat-saat cuaca kering dan panas. Namun hal itu tidaklah pasti. Sedangkan kelembaban dan suhu dipengaruhi juga oleh banyak faktor yang seringkali tidak disadari seperti cuaca di luar bangunan yang selalu berubah, angin dan lainnya. Sehingga bagi mereka yang ingin memancing kadang ada yang berhasil dan kadang ada pula yang tidak. Bagi yang berhasil memancing seriti/walet adalah sangat ditentukan oleh faktor keberuntungan saja (mungkin saat itu kelembaban dan suhu ruangan mendekati kelembaban dan suhu yang disukai habitat walet sehingga seriti/walet mau menetap). Dan selama kelembaban dan suhu ruangan tersebut masih dalam toleransi habitat seriti/walet TEMPAT TINGGAL WALET Setiap mahluk hidup pada dasarnya memilih tempat berkembangbiak yang aman dan nyaman. Begitu pula walet. Sehingga walet memilih tempat yang memenuhi syarat : Aman yaitu bebas dari gangguan, terlindung dari terpaan angin, terik matahari, hujan dan cahaya yang terang. Nyaman yaitu tempat sesuai habitatnya. Tempat yang sesuai dengan habitat walet adalah bersuhu C, berkelembaban dan dekat dengan tempat ia mencari makan.

2 Sehingga walet memilih gua-gua alam dan bangunan tertentu sebagai tempat pengembangan populasinya. Semakin aman dan nyaman tempatnya maka semakin bertambah pula jumlah populasinya. Oleh sebab itu diperlukan suatu perlakuan khusus untuk memancing walet atau menjaga dan mengembangkan populasi walet pada bangunan yang sudah dimasuki walet. Perlakuan khusus itu pada dasarnya adalah membuat bangunan yang sesuai dengan habitat walet.secara teori, perlakuan khusus itu seperti: ukuran bangunan, bak tampung air, lubang ventilasi, ukuran lubang, pemberian tanah merah, bau-bauan, hujan buatan, pemberian serangga dari makanan yang dibusukkan, suara walet dan lainnya. Semua teori itu adalah benar untuk memancing atau menjaga dan mengembangkan populasi walet karena memang bertujuan untuk membuat bangunan agar sesuai dengan habitat walet. HAMA DAN CARA MENGATASI Berikut adalah hewan hewan yang menjadi musuh atau hama bagi burung walet serta langkah langkah mengatasinya : HAMA Tikus CARA MENGATASI Tikus memakan telur, anak burung walet / swallow bahkan sarangnya. Perusak ini juga mendatangkan suara dan kotoran yang merusakkan kondisi rumah walet Burung Hantu dan Elang Cara pencegahan tikus dengan menutup semua lubang, tidak menimbun barang bekas dan kayu-kayu yang akan digunakan untuk sarang tikus. Memakan burung walet Semut Semut api dan semut gatal memakan anak walet dan mengganggu burung walet yang sedang bertelur. Cicak dan Tokek Tangkap dan pindahkant Cara pemberantasan dengan memberi umpan agar semut-semut yang ada di luar sarang mengerumuninya. Setelah itu semut disiram dengan air panas. Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek dapat memakan anak burung walet. Kotorannya dapat mencemari raungan dan suhu yang ditimbulkan karena hal ini dapat mengganggu ketenangan burung walet. Cara pemberantasan dengan diusir, ditangkap sedangkan penanggulangan dengan membuat saluran air di sekitar pagar untuk penghalang, tembok bagian luar dibuat licin dan dicat dan hindari lubang-lubang yang tidak digunakan

3 Sebelum membangun rumah walet, peminat budidaya walet perlu mengerti perilaku dan sifat biologis burung walet. Burung walet tidak tahan dingin, tidak menyukai suhu yang berubah-ubah, sangat peka terhadap bau asap belerang, gas, bensin, asap rokok, cat, dan bau pestisida. Lokasi rumah walet harus tenang, bebas kebisingan, terhindar dari gangguan binatang atau manusia. Sekali saja terganggu, mereka akan pergi tak kembali lagi. Walet biasanya berburu makanan (serangga) mulai pukul pagi sampai jam lalu mencari kawasan perairan untuk minum hingga pukul Kemudian berburu lagi sampai sore lalu pulang sekitar jam Ada tiga daerah yang cocok untuk membangun rumah walet, yaitu: : 1. Daerah hunian walet: terdapat banyak rumah walet, minimal 3-5 rumah 2. Daerah perburuan: terdapat banyak sumber makanan dan air 3. Daerah lintasan terbang walet dari sarang ke lokasi perburuan dengan frekuensi minimal 10 ekor per menit. Rancangan bangunan rumah walet harus sesuai dengan kebiasaan walet. Suasana ruangannya dibuat seperti kondisi gua sarang walet yang alamiah. Kelembaban ruangan sekitar 80-95%, suhu sekitar 26º-28ºC, berbau dan gelap. Dengan demikian, walet akan betah menghuni rumahnya TEKNIK TERBANG BURUNG WALET Pernahkah anda melihat tornado atau pusaran angin puting-beliung? Semua benda yang berada di sekeliling tornado akan dibawa terbang masuk ke dalam pusarannya, seperti dihisap ke arah sumbu tornado. Mengapa begitu? Karena tekanan udara di dalam tornado lebih kecil dari tekanan udara di sekitarnya. Perbedaan tekanan udara yang ditimbulkan cukup besar untuk menarik benda-benda seperti drum minyak, atap rumah, dan bahkan seekor kerbau ke dalam pusaran tornado. Lalu, apa hubungannya dengan burung walet? Apakah burung walet mampu terbang menembus pusaran tornado? Begini ceritanya. Ada jenis pesawat jet tempur yang dilengkapi dengan sepasang sayap yang dapat dilipat ke belakang dan dikembangkan lagi. Jenis sayap seperti ini disebut swept-wing, dan sayap jenis inilah yang memberikan kemampuan terbang cepat dan membelok tajam bagi pesawat jet tempur seperti kemampuan seekor burung walet. Lucunya, para insinyur penerbangan sudah memanfaatkan keunikan burung ini, jauh sebelum para ilmuan memahami dan menjelaskannya. Bukan saja peswat jet tempur Amerika, F-14 Tomcat yang menggunakan teknik burung walet ini, tetapi pesawat jet penumpang jenis Concorde juga.

4 Kedua jenis pesawat terbang di atas membutuhkan kecepatan tinggi ketika terbang, tetapi juga kemampuan untuk memperlambat kecepatannya ketika hendak mendarat, tanpa kehilangan ketinggian, atau lebih baik dikatakan tanpa kehilangan kemampuan untuk mempertahankan ketinggian yang tepat, sebab mengurangi kecepatan berarti mengurangi daya dorong ke atas dari udara. Pernahkah anda memperhatikan seekor burung ketika hendak mendarat atau hinggap di cabang pohon? Itu juga adalah salah satu dari rahasia burung walet yang akan diungkap di sini. Sejak tahun 1996, para ilmuan sudah tahu bahwa serangga menggunakan gejala tornado yang disebut vortex, yaitu aliran udara yang berputar, untuk terbang. Tetapi, menghubungkan bentuk khas sayap burung dengan vortex-nya serangga adalah sesuatu hal yang hampir mustahil untuk diperagakan dan diamati. Sekitar tahun 2004, para ilmuan membuat model sayap burung walet dan menempatkannya di dalam lorong air yang berfungsi seperti lorong udara (air-tunnel). Air sengaja diberi warna agar aliran air yang timbul bisa lebih mudah diamati. Ternyata, model sayap walet dengan bentuk khusus ini menimbulkan semacam aliran vortex di bagian atas model sayap tersebur. Seperti pada tornado, tekanan rendah di dalam vortex seperti menghisap sayap burung walet ke atas. Vortex yang terlihat di dalam percobaan water-tunnel tersebut menghasilkan dua hal, masing-masing daya angkat yang besar dan hambatan yang besar untuk semua kecepatan. Ketika terbang cepat, baik burung maupun pesawat jet dengan swept-wings akan melipat sayapnya ke belakang. Ketika akan tinggal landas atau mendarat, sayap dibentangkan kembali untuk mendapatkan daya angkat udara yang lebih besar. Sama halnya, baik F-14 Tomcat maupun burung walet mampu membelok tajam ke atas dengan mengatur sayapnya untuk menghasilkan tornado yang menariknya ke atas. Kemampuan maneuver semacam inilah yang memampukan burung walet untuk menyambar serangga di udara. Ketika burung walet hendak mendarat, hambatan udara yang dihasilkan memperlambat terbangnya, tetapi daya angkat udara yang dihasilkan menahannya untuk tidak jatuh ke tanah karena kecepatan yang rendah, tetapi bisa mencapai dahan pohon yang ditujunya. Hal ini juga memberikan penjelasan, bagaimana kira-kira burung yang lain mendarat. Lebih dari sayap serangga atau sayap pesawat jet tempur, sayap burung terdiri dari dua bagian. Bagian yang dekat ke badannya adalah arm-wing yang berfungsi untuk menghasilkan tekanan udara ke atas secara konvensional seperti layaknya sayap pesawat terbang. Bagian sebelah luar disebut hand-wing, yang memiliki sisi depan yang tajam, sehingga mampu menghasilkan tornado dalam posisi sedikit miring. Sementara sayap serangga harus membentuk kemiringan sebesar 25 o untuk menghasilkan vortex, sayap burung walet hanya membutuhkan kemiringan 5 10 o saja. Selain burung albatross dan burung laut raksasa (giant petrel), semua burung memiliki konstruksi sayap yang kurang-lebih-sama. Oleh sebab itu, teknik terbang burung walet ini dapat diterapkan ke burung-burung tersebut juga.

5 Penjelasan di atas ini pasti akan mengubah pengertian banyak orang dalam hal bagaimana burung terbang. Tetapi haruslah diingat bahwa alam selalu berada di depan para insinyur/ teknisi dan ilmuan. Di dalam hal penggunaan teknik tornado atau vortex di dalam tebang akrobatik burung walet, para ilmuan hanya baru mengupas bagian permukaan dari keseluruhan rahasia alam burung-burung. Ada banyak hal yang masih harus diungkap dan salah satunya adalah, bagaimana burung walet mengatur sayapnya untuk meningkatkan kemampuan terbangnya. Dengan terungkapnya kontrol terbang burung walet, mungkin saja terjadi bahwa di masa depan nanti, para insinyur akan dapat menciptakan semacam alat terbang dengan kecepatan, kelincahan, efisiensi dan jarak lepaslandas dan mendarat yang pendek seperti yang dimiliki serangga dan burung. Siapa tahu? POLA PANEN SARANG WALET Tujuan utama dari budi daya walet adalah bertujuan untuk menghasilkan sarang burung walet yang berkualitas, kualitas sarang walet sangat ditentukan oleh cara panennya, cara panen sarang walet tergantung dari banyak hal, di antaranya jumlah populasi, waktu panen, dan bentuk sarang yang akan diambil utuh atau tidak utuh. supaya budi daya walet dapat memberikan keuntungan yang maksimal sarang harus dipanen pada waktu yang tepat dengan cara panen yang benar, dan memberikan kesempatan bagi walet untuk berkembang biak secara berkelanjutan. dan jangan biarkan walet berkembang biak secara berulang ulang dalam satu sarang yang akan menyebabkan sarang menjadi kotor dan rusak. POLA PANEN pola panen yang baik harus memperhatikan waktu yang tepat agar walet tidak mengalami stress. ada 4 cara memanen walet yaitu panen tetasan, panen rampasan, panen buang telur, dan panen pilihan. 1. Panen tetasan : panen tetasan dilakukan setelah sarang terbentuk sempurna dan telur telah menetas. sarang di petik setelah anak walet sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotoran dan bulu walet. Sedangkan keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan tenang dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat. 2. Panen rampasan : Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini tidak baik

6 dalam pelestaraian burung walet karena tidak ada peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang dan bertelur. 3. Panen Buang Telur : Cara ini di lakukan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya. dan populasi walet menjadi lambat karena penambahan walet hanya bergantung pada walet baru hasil pancingan 4. Panen pilihan : adalah cara panen yang paling disarankan cara panen ini memilih memanen sarang yang tidak ada telur walet dan menyisakan sedikit sarang untuk membuat walet lebih betah dan akan kembali lagi ke sarang, dan tidak membiarkan walet untuk bertelur berulang ulang dalam satu sarang yang sama. Jangka waktu panen juga mempengaruhi hasil panen, waktu panen bisa dilakukan pemanenan setahun sekali, enam bulan sekali, tiga bulan sekali atau dua bulan sekali tergantung banyaknya sarang yang telah dihasilkan. tetapi jangka waktu panen yang ideal adalah panen 6 bulan sekali, karena burung walet mempunyai waktu untuk lebih mendekati waktu berkembang biak yang alami, sehingga terjadi regenerasi walet yang akan menambah populasi walet lebih cepat. yang harus di waspadai dalam panen 6 bulan sekali adalah dapat memancing datangnya pencuri walet. untuk panen dua bulan sekali juga dapat di lakukan asalkan walet tetap di berikan kesempatan untuk berkembang biak. Saat panen usahakan tidak dilakukan pada malam hari, karena dapat menggangu walet, saat mengambil walet usahakan ada sebagian sarang yang ditinggalkan agar walet betah dan akan kembali nantinya. lakukan kontrol dan pengawasan terhadap hama di dalam gedung walet. sebelum di petik lakukan penyemprotan dengan air pada sarang yang akan dipetik agar sarang tidak pecah dan rusak. dan disayat dengan menggunakan pisau dengan hati hati.

7 BUDIDAYA SERANGGA SEBAGAI PAKAN WALET budi daya serangga di luar gedung walet dapat dilakukan dengan cara menggunakan buah busuk seperti pepaya, pisang dan nenas. untuk menghasilkan lalat buah menggunakan pisang ambon dan tape dapat dilakukan dengan cara pencampuran pisang ambon dan tape singkong dengan perbandingan 5 : 1. caranya adalah dengan menghancurkan pisang ambon dan tape singkong kemudian dalam campuran tersebut di tambahkan satu gram natium benzoat dan kalsium propionat. kemudian campuran tersebut di masukkan ke dalam botol lalu tancapkan kertas buram ke dalam botol sebagai tempat lalat meletakkan telur yang nantinya akan berubah menjadi larva yang bakal menjadi lalat dewasa. cara lain untuk mengundang lalat buah adalah dengan menggantungkan kayu pada ketinggian ideal untuk walet, kemudian kayu tersebut di balut dengan kapas yang ditetesi dengan minyak euganol atau minyak cengkeh. namun sayangnya aroma ini kurang disukai walet. jadi jangan terlalu berlebihan dalam menetesi kapas dengan minyak cengkeh. kutu untuk walet kutu adalah salah satu pemancing walet agar mau tinggal dan bersarang, kutu sangat disukai walet karena merupakan salah satu makanan burung walet, apabila di salah satu ruangan terdapat banyak kutu, maka walet akan menetap dan nantinya akan bersarang di dalamnya. jadi sebaiknya rumah yang akan dijadikan sarang walet sebaiknya bisa menghasilkan kutu. cara untuk menghasilkan kutu dapat dilakukan dengan cara yang mudah dan murah, kutu dapat di datangkan dengan menggunakan dedak yang agak kasar, memilik banyak menir dan tidak bau apek. dedak biasanya dihasilkan dari mesin penggilingan kedua terakhir dari tahap pemrosesan beras. penggunaan dedak untuk menghasilkan kutu di dalam gedung walet tidak memiliki efek yang buruk bagi walet, meskipun biasanya satu bulan pertama akan menimbulkan suhu panas, tetapi keadaan akan menjadi dingin pada bulan berikutnya. sampai sekarang, dengan adanya dedak di gedung walet cara ini sangat efektip untuk membuat walet tetap tinggal dan bersarang. penempatan dedak tidak hanya dapat

8 dilakukan di dalam gedung walet, tetapi juga dapat di tempatkan di luar gedung, atau daerah arena bermain walet atau rooving area. caranya dengan memasukkan dedak yang telah di pilih ke dalam karung atau ember karet dan jangan di tutupi akan tetapi jangan sampai terkena air karena dedak akan menggumpal dan kutu tidak bisa tumbuh. setelah dua minggu bila sukses maka akan muncul kutu kecil berwarna coklat yang beterbangan yang nantinya akan memancing walet untuk datang ke lokasi tersebut. untuk lebih maksimal sebaiknya membuat beragam jenis kutu, dengan cara menambahkan gaplek yang dipotong kecil kecil lalu di taburkan di atas dedak. MAKANAN TAMBAHAN UNTUK BURUNG WALET Pada dasarnya burung walet termasuk burung liar walaupun untuk saat ini banyak sekali masyarakat kita yang membudidayakan walet ini dengan cara memberikan pakan. walaupun demikian kebiasaan burung walet untuk mencari makan sendiri di alam secara alamiah tidak dapat dihilangkan. sejak fase piyik, burung walet sudah terlatih untuk belajar menangkap serangga sambil terbang, jadi serangga yang dapat dimakan oleh walet adalah serangga yang beterbangan, bukan serangga yang di sebar di lantai atau disuapi. Jenis serangga yang sangat digemari oleh walet adalah serangga bersayap bening, seperti : semut bersayap, lebah, kumbang, laron, lalat, hama tanaman padi seperti wereng, capung, belalang dan lain lain yang pada umumnya serangga tersebut berukuran milimeter. jadi lokasi yang paling serasi dengan mata rantai makanan dari burung walet adalah daerah yang di sekitarnya masih terdapat lahan persawahan. jenis serangga yang menjadi makanan burung walet di setiap daerah berbeda beda jenisnya, hal ini yang membuat tingkat kualitas dari sarang walet menjadi beragam. untuk membuat kualitas sarang walet menjadi lebih baik, peternak harus memberikan pakan tambahan bagi burung walet. pemberian makanan tambahan bagi walet dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara jangka panjang dan cara jangka pendek. CARA JANGKA PENDEK cara jangka pendek dilakukan dalam jangka waktu 1 2 hari atau jangka waktu yang dekat. cara yang dilakukan adalah dengan cara menangkap serangga serangga yang beterbangan di sekitar kita misalnya semut bersayap yang bisa di tangkap di lubang lubang dalam tanah di sekitar daerah kita, bisa juga menangkap wereng dan hama padi si daerah persawahan pada siang ataupun malam hari, kutu loncat atau laron di sekitar rumah kita saat musim hujan datang. cara tersebut dilakukan secara manual. CARA JANGKA PANJANG

9 cara ini dilakukan untuk menghasilkan serangga serangga dalam waktu yang lama dan berkelanjutan. cara ini juga dapat mengatasi kurangnya ketersediaan makanan dari alam saat memasuki musim kemarau. cara ini dapat dilakukan dengan cara menanam tanaman tumpang sari, membuat kolam dan budi daya serangga. Tumpang sari : menanam tanaman tumpang sari bisa dilakukan jika di sekitar rumah walet anda mempunyai lahan kosong, cara ini akan menghasilkan serangga yang beterbangan di sekitar tanaman. dan cara ini juga dapat memberikan hasil berupa buah atau sayuran Membuat kolam : pembuatan kolam di sekitar rumah walet sebaiknya ditambahkan tanaman tanaman air di atas kolam, karena tanaman air akan dapat memicu perkembangbiakan serangga air yang akan menjadi makanan dari walet. Budidaya serangga : budidaya serangga bisa dilakukan di dalam maupun diluar rumah walet. salah satu cara budidaya serangga adalah dengan cara menimbun gaplek, gaplek tersebut ditimbun di sudut ruangan kemudian disiram dengan air, dalam jangka waktu sekitar satu bulan akan muncul kutu kutu putih. cara ini akan menghasilkan kutu kutu gaplek yang nantinya akan beterbangan di sekitar lokasi timbunan gaplek. bila nantinya kutu tersebut terlalu banyak, cara mengatasinya adalah dengan cara menyiram dengan air kapur. selain gaplek dapat dilakukan dengan menggunakan penumpukan sayur sayuran atau buah buahan busuk yang dapat menghasilkan serangga seperti : pepaya, pisang, batang pisang dan nenas. Dengan menggunakan cara jangka panjang maka hasil yang akan kita dapatkan lebih maksimal dan dapat membuat burung walet lebih betah di rumah walet milik anda, dan hal yang perlu diperhatikan adalah memperhatikan masalah kesehatan kita dan cara tersebut sebaiknya tidak di jalankan di sekitar kawasan pemukiman padat penduduk, karena dapat mengganggu warga lain Untuk cara terbaik membudidayakan serangga sebagai makanan walet akan saya bahas di artikel berikutnya mengenai CARA BUDIDAYA SERANGGA SEBAGAI PAKAN WALET Sarang Walet Goa Bawah Tanah di Bima Terbaik Di Dunia Sarang burung walet yang dihasilkan dari goa bawah tanah di Bima, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, merupakan salah satu yang terbaik di dunia, sehingga harganya tergolong tinggi. Goa bawah tanah yang menjadi sarang burung walet (Colocalia spp) sejak lama dan berada dalam kepemilikan Pemkab Bima itu kandungan proteinnya termasuk tertinggi, kata eksportir sarang walet asal Surabaya, Benny Koesno, kepada ANTARA News.

10 Ditemui di restoran sarang walet terpadu pertama di Indonesia, Nest Village Restaurant & Store di Mertasari, Sunset Road, Kuta, Bali, disebutkan bahwa harga sarang walet kini yang terendah sekitar Rp10 juta dan kualitas terbaik mencapai sekitar Rp20 juta per kilogram. Kami sejak lama menjalin kerjasama pengelolaan dan pemanenan sarang walet di goa bawah tanah tersebut dengan Pemkab Bima, kata eksportir grup usaha King`s Nest tersebut. Melalui grup usaha King`s Nest, Benny Koesno yang merintis usaha sarang walet sejak 1995, setahun kemudian hingga kini rutin mengekspor produknya ke China, Hongkong, Amerika Serikat dan Singapura. Didampingi penanggungjawab restoran tersebut, Donald Manoch, disebutkan bahwa goa burung walet di Bima itu benar-benar berada di bawah tanah, sehingga burung walet keluar-masuk melewati lobang goa di permukaan tanah. Sementara lingkungan sekitarnya berupa hutan yang masih tergolong lestari, sehingga ribuan burung tersebut mudah mendapatkan makanan dari alam yang mampu menghasilkan kandungan protein tinggi. Sarang walet dari goa bawah tanah tersebut menjadi salah satu bahan ramuan makanan dan minuman yang disajikan di Nest Village, selain dijual di tokonya dalam bentuk olahan siap dimasak dengan label King`s Nest.

11 Ekspansi usaha restoran dan toko sarang walet tersebut dipadu dengan tempat wisata yang menyediakan miniatur rumah walet dan proses pengolahan sarang walet, di lokasi yang masih tergolong alami. Bupati Bima, Ferry Zulkarnain ST, yang menjalin kerja sama dengan King`s Nest, sempat mengunjungi rumah makan sarang walet terpadu di Kuta tersebut. Melalui rintisan usaha baru itu, Benny Koesno berharap kelak akan mampu membangun kesan atau brand image bahwa sarang walet merupakan produk Indonesia. Hal itu mengingat selama ini produk sarang walet lebih dikenal sebagai milik masyarakat Hongkong, padahal sekitar 80 persen kebutuhan sarang walet dunia dipasok dari Indonesia. Produksi sarang walet dari berbagai wilayah Indonesia, terutama kini dari rumah-rumah walet yang tersebar di perkotaan maupun pedesaan, diperkirakan mencapai 20 ton per bulan. Eksportir dan pedagang sarang burung walet pun bertebaran di berbagai daerah, KWALITAS SARANG BURUNG WALET Secara umum standar mutu dan harga produk sarang burung walet ditentukan oleh beberapa hal sebagai berikut: bentuk sarang, kebersihan sarang dan bulu, kadar air, warna, ketebalan dan ukuran sarang. Banyaknya faktor yang selama ini digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kualitas sarang burung walet mengakibatkan terjadinya keanekaragaman tingkat mutu dan kualitas pada komoditi jenis ini. dengan adanya tingkat kualitas ini, mengakibatkan

12 pula terjadinya tingkat penilaian harga yang cukup besar bagi setiap kilogram produk sarang burung walet yang dijual oleh peternak walet di berbagai daerah. Kenyataan di pasaran menunjukkan, bahwa perbandingan harga sarang dapat berkisar antara satu untuk sarang berkualitas rendah dan tujuh kali lipat harganya bagi sarang berkualitas tinggi. Dengan kata lain semakin rendah kualitas sarang walet yang dijual, maka semakin rendah pula kemampuan tawar (bargaining power) peternak walet dalam melakukan transaksi dengan pedagang. Selama ini yang terjadi pada usaha sarang burung walet di berbagai daerah adalah bahwa para peternak walet kurang mampu meraih nilai tambah tertinggi dari produk sarang burung yang dihasilkannya, semua ini berkaitan dengan tingkat performansi (penampilan) sarang burung walet yang dihasilkan tersebut kurang mampu memenuhi syarat-syarat kualitas tertinggi. Sebenamya produk sarang burung walet di indonesia banyak yang memiliki potensi besar untuk menjadi sarang berkualitas bagus degan harga jual yang tinggi bila dibersihkan dan diproses terlebih dahulu sebelum dijual, karena pada umumnya air liur burung walet yang dipakai untuk menyusun sarang tersebut terbentuk dan serangga pakan walet yang jumlah dan macamnya sangat besar di berbagai daerah sentra budidaya walet, Namun karena pola panen sarang burung walet yang dipakai oleh kebanyakan peternak adalah " Pola Panen Tetasan", maka sarangnya menjadi tercemar baik oleh bulu maupun kotoran yang terdiri dari debu, bekas hama pengganggu dan lain sebagainya. Hal ini karena sarang walet tersebut sebelum dipanen, telah digunakan oleh burung walet itu untuk mengerami dan menetaskan telurnya serta mengasuh anak-anaknya. Sehingga akibatnya sarang walet itu mengalami perubahan warna (tidak putih bersih lagi) karena dipenuhi oleh bulu dan kotoran dari walet itu sendiri. Pola panen ini secara umum diterapkan oleh para peternak walet di daerah dengan tujuan untuk mengembangkan populasi burung walet sebanyak-banyaknya sebelum nantinya digunakan pola panen lainnya. Namun konsekuensi dari pola panen seperti ini adalah kualitas sarangnya menjadi rendah, yang berarti pula harganya pun menjadi berkurang banyak. biasanya para peternak walet saat melakukan transaksi di pasaran, para peternak walet itu selalu posisi penawarannya lebib rendah dibanding posisi pedagang sarang burung walet. Hal ini karena para pedagang pengumpul biasanya selalu lebih banyak tahu tentang berbagai kualitas sarang burung dibanding para peternak walet. Selain itu, penentuan harga harus mengikuti klasifikasi mutu yang ditetapkan oleh para pedagang pengumpul. Akibatnya, seringkali harga yang diterima peternak sangat rendah, karena para pedagang berdalih bahwa kualitas produk sarang tersebut kurang baik. Cara transaksi seperti disebutkan di atas, juga berlaku bagi semua jenis komoditi sarang walet. di saat penjualan hasil panen, para peternak walet biasanya langsung menjual begitu saja produknya kepada pedagang pengumpul, atau para eksportir tanpa melakukan pembersihan serta pemrosesan bentuk terlebih dahulu, sehingga otomatis harga per

13 kilogramnya menjadi rendah, yang menyebabkan peternak kurang bisa meraih pendapatan secara maksimal dari hasil produksinya. Keadaan ini terjadi, karena pengetahuan mereka tentang cara dan alat pembersihan bulu maupun kotoran serta pemrosesan sarang walet masih sangat kurang. dan untuk informasi seperti ini sudah pasti selalu dirahasiakan oleh orang yang telah tau proses pencuciannya karena alasan mata pencaharian. Dari beberapa uraian tersebut di atas, dapat disebutkan beberapa masalah yang berkaitan dengan kualitas dan harga komoditas sarang burung walet di berbagai daearah di indonesia sebagai berikut: Sarang burung walet di Kabupaten daerah pada umumnya tercemar dan dipenuhi kotoran karena dihasilkan dari "Pola panen tetasan". Tercemarnya sarang ini karena sarang tersebut telah digunakan oleh burung walet untuk mengerami dan menetaskan anak-anaknya, sehingga sarang tetasan dipenuhi oleh kotoran anakan walet, juga dipenuhi pula oleh bekas-bekas kotoran dan hama pengganggu, seperti kecoa, kutu busuk atau air kencing kelelawar, sehingga warnanya tidak putih lagi. Pola panen tetasan ini terpaksa harus dilakukan oleh peternak walet di Kabupaten Jember dengan tujuan agar burung walet mempunyai kesempatan cukup untuk beregenerasi dan meningkatkan populasi. Banyaknya bulu yang melekat pada sarang burung walet hasil dari para peternak walet yang meskipun berbentuk besar dan berserat baik, tetapi masih dihargai rendah di pasaran karena dianggap kurang baik (mengingat bulunya sulit hilang). Walaupun sebenarnya produk sarang walet itu mempunyai potensi besar untuk mendapatkan harga lebih tinggi apabila diproses terlebih dahulu sebelum dijual. Berubahnya warna sarang walet bila disimpan lama serta mudah terserang jamur, Sehingga kualitasnya dapat berkurang. Hal ini karena sarang walet tersebut sudah mengalami pencemaran sejak diambil dari asalnya, Sehingga dalam tempat penyimpanan, sarang itu mengalami proses perubahan warna karena sudah mengandung spora jamur sejak dipetik dari rumah walet. Tujuan dari kegiatan yang dilakukan adalah merancang alat pembersih dan pemroses sarang burung walet, agar dapat meningkatkan kualitas sarang burung walet hasil budidaya walet para peternak di Kabupaten Jember, sehingga nilai tambah tertinggi dan komoditas sarang walet di Kabupaten Jember dapat diraih. BAHAN DAN METODE CUCI SARANG BURUNG WALET Di artikel saya terdahulu telah di jelaskan cara pencucian walet yang umumnya dilakukan oleh peternak yang memiliki liur walet dalam skala kecil, yang artinya hanya untuk mencuci walet milik sendiri, anda bisa melihat artikelnya di sini dan untuk metode pencucian liur walet skala besar bisa anda lihat di artikel ini dan dibawah ini adalah gambar skema pelaksanaannya.

14 METODE CUCI SKALA BESAR

15 Bahan Yang Digunakan Untuk Pembuatan Alat Drum yang berukuran tinggi 65 cm dan diameter 45 cm, berfungsi sebagai hopper terbuat dari logam anti karat dengan ketebalan 2 mm, yang berfungsi sebagai tempat pemroses sarang walet kotor yang terendam dalam air pada drum tersebut. Drum ini, juga berfungsi sebagai tempat kedudukan kipas (blower) pemutar air yang posisinya di bagian bawah drum, yang tempatnya dengan ruang untuk membersihkan sarang dipisahkan dengan saringan logam. Motor penggerak dengan as poros dipasangi gir pada bagian atasnya untuk transmisi gerak dan dinamo ke as poros kipas pemutar air di dalam drum pencuci sarang. As poros kipas pemutar air di dalam drum, dilengkapi dengan gir yang terletak tepat di tengah di bagian bawah (luar) dari drum. Kemudian, kedua poros itu (dinamo) dengan kipas pemutar air tersebut dihubungkan dengan sabuk karet yang panjangnya 80 cm, lebar

16 sabuk 4 cm dan tebalnya 3 cm sebagai tranfer gerak dari dinamo ke kipas pemutar air. Kipas pemutar air yang terdiri dari dua plat baja dipasang pada bagian as poros putamya dengan baut, agar dapat dilepas bila drum hendak dibersihkan, juga dimaksudkan untuk dapat lebih dibengkokkan atau dibuat lebih datar agar kecepatan putaran kipas pemutar air dapat diatur lebih cepat atau lambat sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Hal ini karena kalau jumlah sarang walet yang akan dibersihkan cukup banyak dan kondisinya sangat kotor, maka diperlukan putaran air yang lebih cepat. Saringan dengan lubang-lubang berdiameter 4 cm dipakai sebagai pembatas antara ruangan kipas air yang berada di bagian bawah drum dengan bagian atasnya, berfungsi untuk mencegah agar sarang walet yang dibersihkan beserta bulu-bulu kotornya tidak masuk ke dalam ruangan kipas air dan menimbulkan kemacetan kipas pemutar air. Kran pelepas air cucian sarang walet, digunakan untuk melepaskan air kotor yang telah digunakan untuk mencuci sarang walet, letaknya di dasar drum, diameter kran 4 cm. Potongan-potongan besi logam sebagai kerangka untuk melekatnya drum, motor penggerak, roda gelinding, as gir, dan alas logam sebagai tempat meletakkan motor penggerak, agar semua komponen dan alat pembersih sarang walet tersebut dapat melekat menjadi satu kesatuan secara terpadu. Kerangka tersebut terdiri dari empat potong logam baja bertekuk "L" dengan ketinggian 60 cm (vertikal) dan empat potong baja logam lekuk "L" yang dipasang mendatar dengan ketinggian 60 cm. Fungsi Bagian-bagian dan Prinsip Kerja dari Alat Drum untuk penampung berfungsi sebagai bak penampung (hopper) sarang walet yang akan dibersihkan. Drum ini harus diisi dengan air jika digunakan untuk mencuci sarang walet. Bagian bawah (dasar drum) ada as yang posisinya berada ditengahtengah dari lingkaran dasar dari drum. As ini bagian atasnya merupakan tempat kedudukan dari blower pemutar air, sedangkan bagian bawahnya dihubungkan dengan sabuk karet ke bagian as poros dinamo untuk transfer putaran as dinamo ke kipas penggerak air.

17 Ruang Kipas pemutar air yang berada di bagian dasar dari drum dipisahkan dari ruang atas drum dengan saringan logam yang berlobang-lobang dengan diameter lobang 4 cm, agar supaya gerakan putaran kipas pemutar air dalam ruang bawah drum dapat menyebabkan putaran air pada ruang bagian atas dari drum sekaligus memutar sarang walet kotor yang berada dalam air tersebut. Dengan cara ini kotoran, bulu dan debu yang menempel pada sarang itu menjadi lepas. Motor penggerak, yang ukurannya 40 cm, ketinggian 25 cm mempunyai tenaga pemutar 0,5 HP dan menghidupkannya dengan listrik; sedangkan as porosnya dihubungkan dengan sabuk karet pada as poros penggerak kipas pemutar air di bagian bawah dari drum pembersih. Motor penggerak yang beratnya 25 kg ini terletak pada lempeng logam sebagai peyangga/bantalannya. Kipas pemutar air, dibuat mudah dilepas agar kemiringannya dapat diubah agar kecepatan putaran kipas dapat diatur sesuai dengan kebutuhannya. Kran pelepas air cucian sarang, terletak di bagian dasar dari ruang kipas pemutar air, yang berfungsi untuk mengeluarkan air cucian walet apabila pekerjaan pencucian sarang walet telah dilakukan; di mana kotoran-kotoran besar biasanya tersangkut pada saringan logam di dalam drum yang dapat dilepaskan dari dalam drum. Kaki-kaki logam dari alat pembersih berfungsi sebagai kerangka untuk melekatkan semua bagian dari alat, di mana bagian bawah dari kerangka dilengkapi dengan 4 roda gelinding, sehingga alat tersebut mudah dipindah tempatkan dengan cara mendorongnya. Metode yang Digunakan dalam Pembersihan Sarang Walet 1. Sarang walet sebelum diproses diseleksi dan dipisah-pisahkan berdasarkan banyaknya kotoran seperti bulu, jenis, warna dan lain-lainnya, tujuannya agar waktu dan penanganan yang dibutuhkan dalam pemrosesan relatif sama. 2. Drum pada alat pencuci sarang tersebut diisi dengan air bersih, sebagai media pencuci sarang walet sampai drum mendekati penuh. 3. Masukkan sarang walet kotor yang akan dibersihkan tersebut ke dalam bak penampung (hopper).

18 4. Pekerjaan pencucian dilakukan dengan cara menghidupkan mesin tersebut melalui penyambungan kabelnya ke sumber listrik agar kipas pemutar dapat berputar 1800 rpm. 5. Air di dalam drum akan berputar jika alat tersebut dihubungkan dengan listrik, sehingga air dalam drum ikut berputar dan sarang walet yang terendam dalam air itu juga ikut berputar. 6. Pekerjaan pencucian dilakukan sampai sarang menjadi bersih dan bila belum bersih pencucian diulang lagi sampai benar-benar bersih dan bila sudah bersih air cucian dikeluarkan, 7. Pada pencucian terakhir sebaiknya airnya dibubuhi Sodium Benzoat, agar dapat mencegah terjadinya jamur dan pembusukan terutama nanti pada saat sarang walet disimpan 8. Setelah sarang walet diambil dari drum pencuci, maka jika masih ada bulu yang tidak hilang bulu tersebut dicabut dengan pinset. 9. Selanjutnya sarang walet tersebut dicetak atau dibentuk sesuai dengan bentuk sarangan yang rupanya seperti mangkokan dari bahan stainless steel sebelum sarang itu dikeringkan. 10. Pengeringan sarang dilakukan selama 12 jam pada saat sarang masih berada dalam cetakan, agar bentuk sarang tak berubah dan tak boleh dikeringkan langsung di bawah sinar matahari.

19 HASIL DAN PEMBAHASAN

20 Setelah alat pencuci sarang walet tersebut selesai dirancang dan dibuat, maka alat tersebut dicobakan langsung pada komoditas sarang hasil dari para peternak walet di Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil pencucian sarang yang dilakukan tersebut dapat diperoleh beberapa data tentang gambaran efektivitas pembersihan sarang walet dengan menggunakan alat yang dirancang. Pembersihan sarang walet dengan memakai alat tersebut dilakukan dengan mencuci sarang walet dari kualitasnya berbeda (5 macam kualitas) atas dasar banyaknya bulu dan kotoran. Berdasarkan kualitasnya, 5 macam sarang walet tersebut adalah: Sarang bulu enteng : yaitu sarang Walet yang pencemaran bulunya sedikit (10% dari luas permukaan). Sarang bulu luar : yaitu sarang yang pencemaran bulunya di bagian luar saja. Sarang bulu dalam : yaitu sarang yang pencemaran bulunya di bagian dalam dari sarang. Sarang bulu berat : yaitu sarang walet yang tercemar oleh bulu dan kotoran baik di bagian dalam maupun luarnya, lebih dari 50% permukaannya. Sarang goa : yaitu sarang yang berasal dari goa yang warnanya kusam kehitaman dan penuh dengan bulu. Dari Tabel 1 terlihat bahwa penggunaan alat cuci sarang burung dapat meningkatkan pendapatan peternak walet rata-rata juta rupiah. ini berarti penggunaan alat tersebut dapat meningkatkan nilai tambah dan efisiensi pekerjaan pencucian sarang walet, karena hanya membutuhkan waktu rata-rata 7.4 menit. Dari hasil pengamatan uji coba alat tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni tentang kapasitas alat. Alat ini memiliki kapasitas maksimum 3 kg, sehingga pekerjaan harus

21 dilakukan secara bertahap apabila produk yang harus dibersihkan melebihi kapasitas tersebut. Kapasitas alat yang hanya 3 kg disesuaikan dengan kapasitas hasil panen dari peternak walet di Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember, yang rata-rata sekali petik hasilnya kurang lebih 3 kg. Di masa datang perlu dirancang alat dengan kapasitas yang lebih besar. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemakaian alat tersebut di kalangan peternak walet di Kecamatan Tanggul cukup populer, karena 70% dari seluruh peternak walet yang tergabung dalam paguyuban pewalet Tanggul Raya (23 orang dari 33 orang peternak walet yang ada), telah tertarik menggunakan model alat tersebut untuk mencuci hasil sarangnya. Para peternak walet itu pada akhirnya mampu membuat sendiri alat pencuci sesuai dengan model yang dirancang tetapi dengan bahan logam yang lebih baik. Pengaruh positif lainnya dari penggunaan alat tersebut di tingkat peternak adalah bahwa regenerasi walet dalam budidaya walet di rumah peternak menjadi terjamin. Hal ini tidak lain karena peternak walet yang tadinya enggan melakukan siklus petik "panen tetasan" (yaitu sarang walet dipetik setelah sarang walet dipakai untuk mengerami dan menetaskan telurnya), karena hasil sarang tetasan adalah berkualitas rendah, tetapi setelah tersedianya alat cuci tersebut., maka peternak tidak segan-segan lagi untuk melakukan panen tetasan yang merupakan bagian dari upaya menjaga azas kelestarian populasi burung walet yang dipeliharanya. Demikian pula dengan adanya alat tersebut, peluang kerja yang ada di pedesaan juga menjadi bertambah, karena ada peluang untuk bekerja sebagai tenaga pembersih, pencetak dan pengering sarang walet yang selama ini tidak pernah dilakukan. Adanya pekerjaan pencucian sarang tersebut juga menambah penghasilan peternak walet, karena air cucian sarang laku dijual Rp / 3 liter untuk mengolesi seluruh dinding rumah walet baru agar suasananya disukai oleh burung walet. Dari sisi lain, alat tersebut masih dapat disempurnakan lagi dalam hal pengaturan tingkat kecepatan kipas pemutar air, agar bekerja secara otomatis. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan beberapa tingkat kecepatan putaran sesuai dengan kondisi kekotoran sarang walet. Hal ini dapat dilakukan bila kondisi sarang walet hasil para peternak walet itu dapat diidentifikasikan berbagai tingkat kekotorannya. Tetapi karena hasil sarang dari para peternak walet itu selama ini cukup beragam kualitasnya, maka untuk sementana ini sulit diidentifikasi. Karena itu, solusinya adalah bahwa kipas putaran air dari alat yang dirancang tersebut dilengkapi dengan mur dan baut, yang dapat dicopot sewaktu-waktu, sehingga kipasnya dapat dirubah kemiringannya untuk mengatur kecepatan putaran kipas sesuai dengan kondisi kekotoran sarang walet. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil kegiatan pengabdian masyarakat melalui perancangan alat pencuci sarang burung walet tersebut, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Alat yang dirancang itu mampu meningkatkan kualitas dan harga sarang walet hasil panen para peternak walet di Kecamatan Tanggul, sehingga posisi bargaining power peternak walet meningkat dalam memasarkan produknya. 2. Peningkatan nilai tambah rata-rata dari komoditas sarang walet yang telah dicuci dengan menggunakan alat itu adalah sebesar 30.31%.

22 3. Alat tersebut telah dapat diterima oleh kalangan peternak dengan baik, karena dari seluruh anggota kelompok peternak yang mengikuti kegiatan ini ternyata 70% telah menggunakan alat tersebut untuk mencuci hasil sarang waletnya. 4. Kapasitas mesin cuci sarang dan keceptan putarannya dapat disempurnakan, supaya lebih besar dan pengaturan kecepatannya dapat bekerja lebih otomatis, apabila budidaya walet di Kecamatan Tanggul dikembangkan lebih lanjut. 5. Dengan adanya penggunaan alat ini, maka peluang kerja di pedesaan tempat budidaya walet meningkat, demikian pula hasil samping proses pencucian sarang (air cucian sarang walet) dapat dijual sehingga dapat menambah penghasilan pengusaha walet. Saran-saran: 1. Jika pengembangan produksi sarang walet di kecamatan Tanggul berhasil, maka kapasitas cuci dan alat yang dirancang perlu ditingkatkan. 2. Melihat potensi pasar dan daya dukung alam sekitar dalam memasok serangga pakan walet maka perlu adanya program pengembangan usaha walet yang berkesinambungan dan lebih besar. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pgabdian pada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, yang telah memungkiennkan terselenggaranya program ini sesuai dengan sasaran dan harapan.

USAHA SAMBILAN BUDIDAYA WALET DI MENDATI NGAMBUR LAMPUNG BARAT. Suyadi L

USAHA SAMBILAN BUDIDAYA WALET DI MENDATI NGAMBUR LAMPUNG BARAT. Suyadi L USAHA SAMBILAN BUDIDAYA WALET DI MENDATI NGAMBUR LAMPUNG BARAT Suyadi L200100015 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 1 Tentang Burung Walet Burung Walet merupakan burung pemakan

Lebih terperinci

TERNAK WALET 1. SEJARAH SINGKAT

TERNAK WALET 1. SEJARAH SINGKAT TERNAK WALET 1. SEJARAH SINGKAT Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil, dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung Walet memiliki beberapa ciri khas yang tidak dimiliki oleh burung lain. Ciri khas tersebut diantaranya melakukan hampir segala aktivitasnya di udara seperti makan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV

PEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV PEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV Kendala utama penelitian walet rumahan yaitu: (1) rumah walet memiliki intensitas cahaya rendah, (2) pemilik tidak memberi ijin penelitian menggunakan metode pengamatan

Lebih terperinci

BUDIDAYA BURUNG WALET ( Collacalia fuciphaga )

BUDIDAYA BURUNG WALET ( Collacalia fuciphaga ) BUDIDAYA BURUNG WALET ( Collacalia fuciphaga ) 1. SEJARAH SINGKAT Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan

Lebih terperinci

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Kompos Cacing Tanah (CASTING) Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut Karya Ilmiah Di susun oleh : Nama : Didi Sapbandi NIM :10.11.3835 Kelas : S1-TI-2D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 Abstrak Belut merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH LADA

PENGOLAHAN BUAH LADA PENGOLAHAN BUAH LADA Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Lada memiliki nama latin Piper nigrum dan merupakan family Piperaceae. Lada disebut juga sebagai raja dalam kelompok rempah

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai

Lebih terperinci

SOAL PSIKOTEST KEMAMPUAN TEKNIKAL

SOAL PSIKOTEST KEMAMPUAN TEKNIKAL SOAL PSIKOTEST KEMAMPUAN TEKNIKAL Pilihlah satu jawaban yang paling tepat berdasarkan beberapa informasi yang diberikan. Kemudian, pilihlah opsion a, b, c, atau d sebagai pilihan jawaban anda. Kerjakan

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Walet Sarang Lumut, Burung Walet Sapi, Burung Walet Gunung dan Burung

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Walet Sarang Lumut, Burung Walet Sapi, Burung Walet Gunung dan Burung 7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Taksonomi dan Deskripsi Burung Walet Terdapat beberapa jenis Burung Walet yang ditemukan di Indonesia diantaranya Burung Walet Sarang Putih, Burung Walet Sarang Hitam, Burung

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Divisi Persuteraan Alam, Ciomas, Bogor. Waktu penelitian dimulai

Lebih terperinci

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN A. Ketampakan Lingkungan Alam dan Buatan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN Oleh : Taufik Rizky Afrizal 11.12.6036 S1.SI.10 STMIK AMIKOM Yogyakarta ABSTRAK Di era sekarang, dimana ekonomi negara dalam kondisi tidak terlalu baik dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon)

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon) ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon) Engkos Koswara Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Majalengka Email : ekoswara.ek@gmail.com

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Kolam Pemijahan Kolam pemijahan dibuat terpisah dengan kolam penetasan dan perawatan larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga mudah

Lebih terperinci

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1 1. Berikut ini yang merupakan tanda bahwa tanaman dirusak oleh cacing, kecuali.. Bintil akar B. Bercak akar Busuk akar Lubang pada

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kelurahan Semanan Kelurahan Semanan yang berada pada wilayah Kecamatan Kalideres, berbatasan langsung dengan Sungai Cisadane di sebelah utara, Kelurahan

Lebih terperinci

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR EDIBLE MUSHROOM 1. Mahasiswa berdiskusi secara aktif berbagi pengetahuan yang dimiliki 2. Berpendapat secara bebas dan bertanggung jawab untuk memberikan / mengemukakan persoalan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Sari Sehat Multifarm didirikan pada bulan April tahun 2006 oleh Bapak Hanggoro. Perusahaan ini beralamat di Jalan Tegalwaru No. 33 di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

Sekilas tentang IGTF... 2 Program Kerja... 3 Profil Desa... 4 Pembuatan Lecanicillium...7 Penanaman Refugia... 8 Pembuatan Verticulture...

Sekilas tentang IGTF... 2 Program Kerja... 3 Profil Desa... 4 Pembuatan Lecanicillium...7 Penanaman Refugia... 8 Pembuatan Verticulture... Sekilas tentang IGTF... 2 Program Kerja... 3 Profil Desa... 4 Pembuatan Lecanicillium...7 Penanaman Refugia... 8 Pembuatan Verticulture... 9 Konsep Agrowisata... 10 Galeri Teman Petani... 11 Pakan Kambing

Lebih terperinci

Untuk siapa pun yang meyakini, kalau semua dapat dirubah.

Untuk siapa pun yang meyakini, kalau semua dapat dirubah. Untuk siapa pun yang meyakini, kalau semua dapat dirubah. 01 Hiyayahaha! Duhakahuha! Jiahahaha! Kwohohahaha! Meskipun tak satu nada, tawa mereka berbaur, melebur bercampur di udara, menjadi sebait nyanyian

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

BAB III REKAYASA PENURUNAN GENERASI PDA KE GENERASI BIBIT INDUK F1 3.1. Pembuatan Bibit Induk F1 Bibit induk F1 adalah hasil turunan generasi dari bibit PDA. Media yang digunakan bisa dari serbuk gergajian,

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH 5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida Rumah Sehat edited by Ratna Farida Rumah Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada. * Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama

Lebih terperinci

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman jagung Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini, lalu teknologi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Tepung Tapioka Skala Rakyat Industri tepung tapioka merupakan industri yang memiliki peluang dan prospek pengembangan yang baik untuk memenuhi permintaan pasar. Industri

Lebih terperinci

Penyiapan Mesin Tetas

Penyiapan Mesin Tetas Dian Maharso Yuwono Pemeliharaan unggas secara intensif memerlukan bibit dalam jumlah yang relatif banyak, sehingga penetasan dengan mesin semakin diperlukan. Penetasan telur unggas (ayam, itik, puyuh,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penanganan Pasca Panen Lateks Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang masih segar 35 jam setelah penyadapan. Getah yang dihasilkan dari proses

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM Disusun oleh: Nama : JASMADI Nim : Kelas : S1 TI-2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA JL. Ring road utara, condongcatur, sleman yogyakarta ABSTRAK Budidaya jamur tiram memiliki

Lebih terperinci

Cara cepat untuk membuat terarium padang pasir yang sempurna

Cara cepat untuk membuat terarium padang pasir yang sempurna 1 Cara cepat untuk membuat terarium padang pasir yang sempurna Kita semua pasti tahu kalau di gurun sangatlah panas. Fakta lainnya kurang dikenal, tetapi akan jadi penting jika menyangkut tentang hewan

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUDIDAYAAN BELUT MATA KULIAH : LINGKUNGAN BISNIS (Dosen Pengampu : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M.) NAMA : TRI SANTOSO NIM : 10.02.7661 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Peluang Usaha Ternak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali penyulaman tanaman

Lebih terperinci

Gambar 1. Koloni Trigona sp

Gambar 1. Koloni Trigona sp BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP Oleh : Victor Winarto *) Rusmalia *) I. PENDAHULUAN Madu adalah salah satu produk primadona HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) di Indonesia. Banyaknya manfaat madu bagi kesehatan,

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Perkembangbiakan Tanaman

Perkembangbiakan Tanaman SERI LEMBARAN FAKTA TENTANG Penyimpanan Benih & Perkembangbiakan Tanaman Dikembangkan oleh Yayasan IDEP Dengan dukungan dari the Seed Savers Network Apakah Anda ingin menanam tanaman yang lebih sehat sambil

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH

VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH 6.1 Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Produksi Identifikasi terhadap sumber-sumber risiko produksi yang terdapat pada usaha budidaya jamur tiram putih yang

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

OLEH: YULFINA HAYATI

OLEH: YULFINA HAYATI PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan. Metode pengawetan dengan cara pengeringan merupakan metode paling tua dari semua metode pengawetan yang ada. Contoh makanan yang mengalami proses pengeringan ditemukan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG Qanytah Tepung jagung merupakan butiran-butiran halus yang berasal dari jagung kering yang dihancurkan. Pengolahan jagung menjadi bentuk tepung lebih dianjurkan dibanding produk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2014 dengan lokasi penelitian

III. METODOLOGI. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2014 dengan lokasi penelitian III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2014 dengan lokasi penelitian bertempat di peternakan kambing di Desa Sumberrejo, Kecamatan Batanghari, Lampung

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN

ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2015 2016 Mata Pelajaran : ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) Kelas / Semester : VI (Enam) / 1 (Satu) Hari / Tanggal :... Waktu : 120 menit A. Pilih jawaban

Lebih terperinci

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Oleh: Ir. Nur Asni, MS PENDAHULUAN Tanaman kopi (Coffea.sp) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan sangat tinggi. Banyaknya para pencari kroto di alam yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. permintaan sangat tinggi. Banyaknya para pencari kroto di alam yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perunggasan saat ini sangat berkembang pesat. Tidak hanya jenis unggas konsumsi, tetapi juga unggas hias. Salah satu unggas hias yang paling diminati para pecinta

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan Ben s Fish Farm mulai berdiri pada awal tahun 1996. Ben s Fish Farm merupakan suatu usaha pembenihan larva ikan yang bergerak dalam budidaya ikan konsumsi, terutama

Lebih terperinci

PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI ALAT PENGHITUNG KEPADATAN LALAT (FLY GRILL) BAB I PENDAHULUAN

PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI ALAT PENGHITUNG KEPADATAN LALAT (FLY GRILL) BAB I PENDAHULUAN PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI ALAT PENGHITUNG KEPADATAN LALAT (FLY GRILL) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo Dipthera, yaitu insekta

Lebih terperinci

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru, III. BAHAN DAN METODE 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV. Ravi Nursery, di Jl. Kubang Raya Kab. Kampar, dan di Laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) UIN Suska Riau

Lebih terperinci

Thermohigro Sprayer Mesin Kabut. Untuk mengecek dan mengontrol suhu dan kelembaban dalam gedung

Thermohigro Sprayer Mesin Kabut. Untuk mengecek dan mengontrol suhu dan kelembaban dalam gedung 1. PERTAHANKAN SUHU DAN KELEMBABAN DALAM GEDUNG Habitat walet yang asli di dalam gua. Bagaimana di dalam Gedung harus menyerupai di dalam gua. Yaitu dengan kestabilan dan kelembaban. Caranya?? JW WALET

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Perkembangan industri peternakan yang semakin pesat menuntut teknologi yang baik dan menunjang. Salah satu industri peternakan yang paling berkembang adalah industri

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada 6 08 LU sampai LS sehingga memiliki

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada 6 08 LU sampai LS sehingga memiliki 1 BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia terletak pada 6 08 LU sampai 11 15 LS sehingga memiliki iklim tropis lembab basah dengan ciri khas: curah hujan yang tinggi namun penguapan rendah, suhu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3

Lebih terperinci

ULANGAN KENAIKAN KELAS IPA KELAS 4. I. Berilah tanda silang (x) pada huruf A,B,C dan D pada jawaban yang benar!

ULANGAN KENAIKAN KELAS IPA KELAS 4. I. Berilah tanda silang (x) pada huruf A,B,C dan D pada jawaban yang benar! ULANGAN KENAIKAN KELAS IPA KELAS 4 I. Berilah tanda silang (x) pada huruf A,B,C dan D pada jawaban yang benar! 1. Perhatikan gambar di bawah ini! Gaya yang dilakukan pada lomba seperti pada gambar di atas

Lebih terperinci

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut: Berikut merupakan beberapa contoh hama. a. Tikus Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas,

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang memiliki arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari penggunaannya

Lebih terperinci

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai? Bab 5 Aspek Teknis No 1. 5.1. Perencanaan Produk Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan produk didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini dibahas mengenai pemaparan analisis dan interpretasi hasil dari output yang didapatkan penelitian. Analisis penelitian ini dijabarkan dan diuraikan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan siklus PTK sebagai berikut : Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Untuk pelajaran IPA sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan siklus PTK sebagai berikut : Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Untuk pelajaran IPA sebagai BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setting dalam penelitian ini meliputi 3 : langkah penelitian, waktu penelitian dan siklus PTK sebagai berikut : 1. Tempat penelitian Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

Matahari dan Kehidupan Kita

Matahari dan Kehidupan Kita Bab 5 Matahari dan Kehidupan Kita Tema Peristiwa dan Kesehatan Pernahkah kalian berjalan di siang hari yang terik? Misalnya, saat sepulang sekolah. Apa yang kalian rasakan? Kalian tentu merasa kepanasan.

Lebih terperinci

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA LANDASAN TEORI Organisme yang akan digunakan sebagai materi percobaan genetika perlu memiliki beberapa sifat yang menguntungkan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Tekukur Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang terbentang dari India dan Sri Lanka di Asia Selatan Tropika hingga ke China Selatan dan Asia

Lebih terperinci

HASIL. Penggunaan Kamera IR-CCTV pada Pengamatan Perilaku Walet Rumahan. Nesting room di dalam rumah walet

HASIL. Penggunaan Kamera IR-CCTV pada Pengamatan Perilaku Walet Rumahan. Nesting room di dalam rumah walet HASIL Penggunaan Kamera IR-CCTV pada Pengamatan Perilaku Walet Rumahan Pengamatan perilaku walet rumahan diamati dengan tiga unit kamera IR- CCTV. Satu unit kamera IR-CCTV tambahan digunakan untuk mengamati

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Dani Ramadan Hatam NIM : 11.11.5414 Kelompok : E Program Studi : S1 Jurusan : TI Dosen : Prof.Dr.M. Suyanto ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur dikenal oleh sebagian masyarakat dengan nama ayam negeri yang mempunyai kemampuan bertelur jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam ayam

Lebih terperinci

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8 5 Hidup Sehat Pola hidup akan menentukan kualitas kesehatan seseorang. Pola hidup yang baik akan membawa seseorang pada kesehatan jasmani. Sebaliknya, pola hidup yang buruk dapat menimbulkan berbagai masalah.

Lebih terperinci