BUDIDAYA SELADA KERITING, SELADA LOLLO ROSSA, DAN SELADA ROMAINE SECARA AEROPONIK DI AMAZING FARM, LEMBANG, BANDUNG KOSMAS SUGARA A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUDIDAYA SELADA KERITING, SELADA LOLLO ROSSA, DAN SELADA ROMAINE SECARA AEROPONIK DI AMAZING FARM, LEMBANG, BANDUNG KOSMAS SUGARA A"

Transkripsi

1 BUDIDAYA SELADA KERITING, SELADA LOLLO ROSSA, DAN SELADA ROMAINE SECARA AEROPONIK DI AMAZING FARM, LEMBANG, BANDUNG KOSMAS SUGARA A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

2 RINGKASAN KOSMAS SUGARA. Budidaya Selada Keriting, Selada Lollo Rossa, dan Selada Romaine secara Aeroponik di Amazing Farm, Lembang, Bandung. (Dibimbing oleh SINTHO WAHYUNING ARDIE). Pengusahaan budidaya selada secara aeroponik banyak dikembangkan oleh berbagai pihak karena komoditas selada memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan kegiatan magang di Amazing Farm yang merupakan salah satu produsen selada aeroponik di Indonesia. Magang ini dilakukan untuk mendapatkan pengalaman manajerial dan teknis, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan penulis, serta membantu memecahkan masalah atau mencari solusi dari permasalahan mengenai budidaya selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine aeroponik. Magang dilaksanakan pada bulan Maret-Juli Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengikuti seluruh rangkaian kegiatan budidaya selada dan pengamatan aspek khusus mengenai penyinaran dengan lampu LED (light emitting diode) pada selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine. Magang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari bekerja sebagai karyawan harian sampai asisten manajer kebun. Pengamatan aspek khusus dilakukan pada 5 tanaman contoh dan 4 ulangan untuk setiap komoditas tersebut dengan membandingkan terhadap kontrol. Penyinaran dilakukan pada pukul dan dengan menggunakan lampu LED merah-biru yang memiliki daya 90 W. Kebun Cikahuripan 1 Amazing Farm memiliki luas lahan 2.5 ha yang berlokasi di Kampung Pojok, Desa Cikahuripan RT 5 RW 1, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat - Jawa Barat dengan ketinggian tempat antara m dpl dan curah hujan mm per tahun. Kebun Cikahuripan 1 Amazing Farm memiliki 19 green house tanam dengan total bak tanam bak yang ditanami selada dan sayuran daun lainnya secara aeroponik dan DFT (deep flow technique) dan 1 green house nursery yang terdiri dari 15 bak tanam DFT. Satu bak berukuran 4 m 2. Kebun Cikahuripan 1 Amazing Farm memiliki 4 staf manajerial dan 22 karyawan.

3 3 Kegiatan aspek teknis budidaya sayuran aeroponik yang dilakukan di kebun Cikahuripan 1 Amazing Farm meliputi kegiatan penyemaian, persiapan tanam, penanaman, pemeliharaan, panen dan pascapanen, serta pemasaran. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan setiap hari, kecuali hari Minggu. Penulis melaksanakan aspek teknis ini selama satu bulan pada bulan pertama, setiap hari Senin sampai Jumat. Kegiatan aspek manajerial dilaksanakan dengan cara menjadi karyawan harian lepas, asisten supervisor produksi, asisten supervisor panen, dan asisten manajer kebun. Penyemaian benih selada dilakukan pada media rockwool. Benih selada keriting yang digunakan yaitu kultivar Grand Rapid, selada lollo rossa yaitu kultivar Estafet, dan selada romaine yaitu kultivar Maximus dengan DB (daya berkecambah) di lapang ketiga-tiganya lebih dari 80%. Bibit afkir selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine sekitar 10% tiap tray semai. Setiap hari rata-rata benih disemai sebanyak benih dan hampir 60% dari jumlah tersebut adalah selada keriting. Penanaman rata-rata sebanyak 46 bak/hari yang ditanam di sistem aeroponik dan DFT. Pada musim hujan biasanya terjadi penurunan produktivitas. Oleh sebab itu dilakukan percobaan penyinaran dengan lampu LED pada selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine. Pertumbuhan tanaman dan hasil tanaman selada keriting dan selada lollo rossa yang disinari lebih tinggi daripada yang tidak disinari. Penyinaran dengan lampu LED tidak dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman selada romaine. Secara ekonomi, penyinaran dengan lampu LED ini dapat meningkatkan keuntungan dari budidaya aeroponik selada keriting dan selada lollo rossa. Pengendalian OPT di Kebun Cikahuripan 1 Amazing Farm dilakukan secara manual. Sulaman selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine lebih dari 5% tiap bak. Tanaman selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine yang tidak dapat dipanen sekitar 7% tiap bak dan tingkat kehilangan hasilnya pada proses pascapanen lebih dari 30% tiap bak. Jumlah tanaman/pak berbeda-beda tergantung pada ukuran tanamannya. Investasi pada budidaya selada secara aeroponik terbilang besar namun layak untuk dilaksanakan sebab telah memenuhi kriteria kelayakan bisnis.

4 BUDIDAYA SELADA KERITING, SELADA LOLLO ROSSA, DAN SELADA ROMAINE SECARA AEROPONIK DI AMAZING FARM, LEMBANG, BANDUNG Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor KOSMAS SUGARA A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

5 Judul : BUDIDAYA SELADA KERITING, SELADA LOLLO ROSSA, DAN SELADA ROMAINE SECARA AEROPONIK DI AMAZING FARM, LEMBANG, BANDUNG Nama : KOSMAS SUGARA NIM : A ii Menyetujui, Pembimbing Dr. Sintho Wahyuning Ardie, SP., M.Si NIP Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr. NIP Tanggal Lulus:

6 iii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sumedang, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 6 Maret Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Jeje dan Ibu Ade J. Sumarsih. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Trijaya selama enam tahun dan menyelesaikannya pada tahun Pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2003 di SMP Negeri 1 Ujungjaya. Pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2006 di SMA Negeri 1 Sumedang. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan tinggi ke Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis diterima di IPB sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian pada tahun 2007 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif berorganisasi di organisasi mahasiswa daerah Sumedang Wapemala, unit kegiatan mahasiswa Lingkung Seni Sunda Gentra Kaheman, dan berbagai kepanitiaan di IPB. Pada tahun 2009 penulis mengikuti acara pementasan seni tari tradisional Indonesia Sparkling Indonesia di Penang, Malaysia.

7 iv KATA PENGATAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan dan hidayah kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada: 1. Ibu Dr. Sintho Wahyuning Ardie, SP., M.Si. selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dan memberi motivasi kepada penulis selama kegiatan magang dan penulisan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc. Agr. dan Bapak Dr. Ir. Anas Dinurrohman Susila, M.Si. selaku dosen penguji skripsi. 3. Ibu Dr. Ir. Ketty Suketi, M.Si. selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dalam menempuh pendidikan di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta, IPB. 4. Para pengajar dan staf Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah membantu penulis selama kegiatan perkuliahan. 5. Bapak Dede, Ibu Aria, Bapak Supri, seluruh karyawan dan staf PT. Momenta Agrikultura (Amazing Farm) di Lembang, Bandung dan juga keluarga Bapak Asep yang telah memberikan bantuannya kepada penulis selama kegiatan magang. 6. Ayah, Ibu, dan kedua Kakak penulis yang selalu mendukung, membimbing, dan memberi motivasi kepada penulis untuk menempuh dan menyelesaikan jenjang S1 di AGH IPB ini. 7. Fadhil, Syahrul, Benny, Amin, Edo, Okti, Febry, Vicky, Namira, dan temanteman AGH 44 yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini. Nenden, Punjung, Putri, Erna, teman-teman Gentra Kaheman, teman-teman TPB, teman-teman omda Wapemala yang telah bersama-sama penulis menempuh pendidikan tinggi di IPB. 8. Seluruh pihak yang telah berpartisipasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

8 v Skripsi magang ini berjudul Budidaya Selada Keriting, Selada Lollo Rossa, dan Selada Romaine secara Aeroponik di Amazing Farm, Lembang, Bandung. Kegiatan magang di Amazing Farm dilaksanakan terdorong oleh keinginan penulis memperoleh pengalaman teknis dan manajerial pada agribisnis selada aeroponik. Penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi yang memerlukan. Bogor, Januari 2012 Penulis

9 vi DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3 Hidroponik dan Aeroponik... 3 Botani Umum dan Syarat Tumbuh Selada... 4 Selada Keriting, Selada Lollo Rossa, dan Selada Romaine... 6 Fotosintesis dan Cahaya... 8 METODE MAGANG... 9 Tempat dan Waktu... 9 Metode Pelaksanaan... 9 Pengamatan dan Pengumpulan Data Analisa Data KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan, Letak Geografis, dan Keadaan Iklim Luas Areal, Tata Guna Lahan, dan Fasilitas Produksi Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Aspek Manajerial HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Selada Aeroponik Prospek Agribisnis Selada Aeroponik Penyinaran dengan Lampu LED KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii viii ix

10 vii DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Konsentrasi Unsur Hara dalam Larutan Hara yang Digunakan Beberapa Petani Selada Hidroponik Pemanfaatan Green House di Kebun Cikahuripan 1 pada Bulan Maret-Juli Rata-rata Daya Berkecambah Benih Selada di Kebun Cikahuripan 1 pada Bulan Maret-April Rata-rata Bibit Afkir Selada di Kebun Cikahuripan Rata-rata Sulaman Selada di Kebun Cikahuripan Rata-rata Tanaman Underspec Selada di Kebun Cikahuripan Produktivitas Selada di Kebun Cikahuripan 1 pada Bulan Mei Rata-rata Jumlah Tanaman/Pak di Kebun Cikahuripan Rata-rata Kehilangan Hasil pada Budidaya Selada Aeroponik di Kebun Cikahuripan Perbandingan Tinggi Tanaman (cm) Selada yang Disinari Lampu LED dengan Kontrol Perbandingan Jumlah Daun (helai) Selada yang Disinari Lampu LED dengan Kontrol Perbandingan Lebar Daun (cm) Selada yang Disinari Lampu LED dengan Kontrol Perbandingan Hasil Tanaman Selada yang Disinari Lampu LED dengan Kontrol Perhitungan Ekonomi dari Penggunaan Lampu LED pada Budidaya Selada Keriting Aeroponik Perhitungan Ekonomi dari Penggunaan Lampu LED pada Budidaya Selada Lollo Rossa Aeroponik... 48

11 viii DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Selada Keriting dan Selada Lollo Rossa Selada Romaine Layout Bak Tanam Green House Besi dan Green House Bambu Fasilitas Packing House Struktur Organisasi Amazing Farm Struktur Organisasi Kebun Cikahuripan Persiapan Media Persemaian Penyemaian Benih Selada Ruang Gelap dan Green House Nursery Bibit Afkir Persentase Komposisi Benih Selada yang Disemai Setiap Hari pada Bulan April Penanaman Selada Keriting Bibit Sisa yang Diletakkan di Atas Bak Tanam Pembersihan Bak Tanam dan Styrofoam Serangan OPT pada Selada Pengabutan pada Sistem Aeroponik di Kebun Cikahuripan 1 dan Tanaman Kerdil yang Berada Tepat di Atas Nozzle Kemasan Plastik Bucket dan Kemasan Plastik Seal Penyinaran dengan Lampu LED Selisih Tinggi Tanaman Selada yang Disinari Lampu LED dengan Kontrol Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Selada Keriting, Selada Lollo Rossa, dan Selada Romaine Selisih Bobot Tanaman Selada yang Disinari Lampu LED dengan Kontrol... 47

12 ix DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Data Iklim selama Kegiatan Magang Denah Kebun SOP Tata Cara Panen Kebun Cikahuripan 1 Amazing Farm Standar Kualitas Produk Amazing Farm Perolehan Semaian Benih pada Bulan April Laporan Purchasing Order-Kirim Kebun Cikahuripan 1 Periode Maret-Juni Jumlah Benih Selada yang Harus Disemai untuk Setiap Bak Perolehan Penanaman pada Bulan April Cashflow Budidaya Selada Aeroponik Nilai Sisa Budidaya Selada Aeroponik Jurnal Kegiatan Magang... 66

13 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman hortikultura, diantaranya sayuran, memiliki peran dalam meningkatkan gizi masyarakat. Hal tersebut dikarenakan di dalam sayuran terdapat zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, seperti misalnya sayuran daun hijau kaya akan vitamin A dan vitamin C; sayuran berwarna kuning, oranye, dan merah kaya akan karoten, vitamin A, dan vitamin C; sayuran sukulen kaya akan kandungan air; sayuran umbi kaya akan karbohidrat; dan sayuran biji kaya akan protein (Onate dan Eusebio, 1986). Selada (Lactuca sativa L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak mengandung zat-zat bermanfaat bagi kesehatan manusia (Grubben dan Sukprakarn, 1994). Kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat semakin meningkat, sehingga permintaan sayuran pun semakin meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementrian Perdagangan RI (2011) nilai ekspor sayuran pada tahun 2005 sebesar US$ 42 juta telah mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi US$ 74.2 juta. Peningkatan permintaan ini menuntut adanya peningkatan produksi. Namun, kondisi alam dan luasan lahan produksi kadang menjadi kendala dalam kegiatan budidaya sayuran. Panjang hari di Indonesia yang cukup panjang dapat memaksimalkan penyinaran matahari untuk proses fotosintesis tanaman. Namun, di wilayah yang curah hujannya tinggi, kadang cuaca yang mendung sepanjang hari menjadi kendala dalam memaksimalkan proses fotosintesis. Permasalahan tersebut dapat disiasati dengan penerapan teknologi dalam budidaya sayuran seperti teknik aeroponik dan penggunaan sinar tambahan dengan lampu LED. Penggunaan lampu LED diharapkan dapat membantu proses fotosintesis tanaman meskipun dalam kondisi kurang cahaya matahari. Peningkatan produksi tanaman dapat dilakaukan dengan teknik budidaya yang memiliki efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Teknik budidaya secara hidroponik merupakan salah satu upaya intensifikasi yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan lahan dan penggunaan pupuk (Ardian, 2007). Hidroponik sebagai suatu teknik budidaya tanaman tanpa tanah yang menggunakan prinsip penyediaan larutan hara sesuai dengan

14 2 kebutuhan tanaman secara teratur (Susila dan Koerniawati, 2004). Beberapa keuntungan hidroponik diantaranya penggunaan pupuk dan air sangat efisien, hemat lahan tetapi produktivitas tanaman tinggi, serta pengelolaan tidak direpotkan dengan pengolahan tanah dan masalah gulma (Lingga, 1999), sehingga permintaan dalam jumlah besar dapat terpenuhi dan kontinuitas produk terjamin. Terdapat beberapa teknik dalam menerapkan budidaya sayuran secara hidroponik, diantaranya yaitu teknik hidroponik sistem terapung (Susila dan Koerniawati, 2004), Nutrient Film Technique (NFT), dan aeroponik (Jones, 2005). Penerapan teknik hidroponik ini tergantung dari jenis tanamannya yaitu sayuran buah, sayuran daun, atau sayuran umbi. Penerapan teknik aeroponik sangat cocok untuk sayuran-sayuran daun seperti selada, sebab sayuran jenis ini tidak terlalu besar sehingga memungkinkan untuk ditanam menggantung. Teknik aeroponik ini tidak bergantung pada kesuburan tanah sehingga dapat mensiasati kondisi semakin berkurangnya lahan-lahan subur untuk pertanian. Amazing Farm adalah salah satu produsen sayur yang menerapkan budidaya secara aeroponik (Agung, 2008). Beberapa sayuran yang dibudidayakan Amazing Farm diantaranya adalah selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine (Amazing Farm, 2011). Amazing Farm juga telah melakukan percobaan penerapan teknologi penyinaran lampu LED, sehingga produksi sayuran di musim hujan pun dapat maksimal. Tujuan Tujuan dari kegiatan magang yang dilaksanakan di Amazing Farm ini yaitu untuk: 1. Mendapatkan pengalaman manajerial dan teknis dalam budidaya selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine aeroponik. 2. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan penulis dalam budidaya selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine aeroponik. 3. Membantu memecahkan masalah atau mencari solusi dari permasalahan mengenai budidaya selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine aeroponik di Amazing Farm.

15 3 TINJAUAN PUSTAKA Hidroponik dan Aeroponik Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman tanpa tanah yang menggunakan prinsip penyediaan larutan hara sesuai dengan kebutuhan tanaman secara teratur (Susila dan Koerniawati, 2004; Susanto dan Pribadi, 2004). Prinsip dasar dalam budidaya hidroponik yaitu upaya merekayasa alam dengan menciptakan dan mengatur suatu kondisi lingkungan yang ideal bagi perkembangan dan pertumbuhan sehingga tidak terjadi ketergantungan tanaman terhadap alam. Kebutuhan tanaman terhadap hara dipasok dari luar dengan membuat formulasi nutrisi (Noor, 2006). Larutan hara hidroponik harus mengandung unsur hara makro seperti N, P, K, Ca, Mg, dan S serta hara mikro Fe, B, Mn, Zn, Cu, dan Mo. Larutan hara dapat menggunakan pupuk hidroponik yang tersedia atau mencampur berbagai macam pupuk (Ardian, 2007). Terdapat beberapa teknik dalam menerapkan budidaya sayuran secara hidroponik, diantaranya yaitu teknik hidroponik sistem terapung (Susila dan Koerniawati, 2004), standing aerated nutrient solution, nutrient film technique, aeroponics, ebb-and-flow nutrient solution system, dan drip/pass-through inorganic medium system (Jones, 2005). Teknik aeroponik merupakan teknik hidroponik yang penyuplaian air dan hara esensialnya berupa kabut yang disemprotkan pada akar-akar tanaman (Nickols, 2002 dalam Jones, 2005). Salah satu kelebihan yang paling signifikan dari sistem ini dibandingkan dengan teknik hidroponik lainnya yaitu aerasi yang penting bagi pertumbuhan akar. Teknik aeroponik dirancang untuk efisiensi dalam penggunaan air dan hara esensial. Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam teknik aeroponik yaitu karakter aerosol (kabut), frekuensi pengabutan, dan komposisi larutan hara (Jones, 2005). Sistem aeroponik dikontrol secara komputerisasi dan membutuhkan peralatan pengabutan khusus, bak tanam khusus, dan rangkaian peralatan sensor. Meskipun telah dilaporkan bahwa hasil panen yang didapatkan dari penggunaan teknik aeroponik lebih tinggi daripada teknik hidroponik konvensional, biaya instalasi dan biaya operasionalnya pun sangat tinggi (Adi, 1982 dalam Jones, 2005).

16 4 Botani Umum dan Syarat Tumbuh Selada Tanaman selada diyakini berasal dari Timur Tengah. Tanaman ini dikenal sebagai tanaman sayuran dan bahan baku obat-obatan pada abad ke sebelum masehi. Tanaman ini sangat terkenal di Yunani dan Roma. Di Eropa Barat, selada jenis head telah dikenal sejak abad ke-14. Tanaman ini secara ilmiah memiliki nama Lactuca sativa L. (Grubben dan Sukprakarn, 1994). Adapun klasifikasi tanaman selada sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Campanulales Famili : Compositae Spesies : Lactuca sativa L. (Nonnecke, 1989). Benih selada akan berkecambah dalam kurun waktu empat hari, bahkan untuk benih yang viabel dapat berkecambah dalam waktu satu hari pada suhu C. Tanaman selada tumbuh dengan baik pada suhu harian C dan suhu malam 10 0 C. Pembudidayaan selada di daerah tropis tumbuh dengan baik di dataran tinggi. Pada budidaya selada konvensional, tanah yang cocok untuk pertumbuhan selada yaitu jenis tanah dengan struktur yang bagus dan kesuburan tinggi dan kurang bagus pada tanah alkali berpasir-lempung. Tanaman selada ini tidak toleran tanah masam (ph < 6). Kebutuhan hara tanaman selada yaitu N 100 kg/ha, P 2 O kg/ha, K 2 O 80 kg/ha, dan pupuk organik 30 ton/ha. Produktivitas selada jenis head di daerah tropis sebesar 5-10 ton/ha, sedangkan jenis leaf sebesar 3-8 ton/ha (Grubben dan Sukprakarn, 1994). Budidaya selada secara hidroponik di dalam green house termasuk mudah dikerjakan. Hal penting yang harus diperhatikan yaitu suhu di dalam green house. Bolting, tipburn, warna daun pucat, dan rendahnya perkecambahan terjadi jika suhu udara di atas 25 0 C. Selain itu juga komposisi larutan hara harus tepat, misalnya kekurangan Ca dapat mengakibatkan tipburn (Jones, 2005). Konsentrasi unsur hara dalam larutan hara yang biasa digunakan oleh beberapa petani selada hidroponik tertera dalam Tabel 1.

17 5 Tabel 1. Konsentrasi Unsur Hara dalam Larutan Hara yang Digunakan Beberapa Petani Selada Hidroponik Unsur Hara Konsentrasi (mg/l) Hara Makro Nitrogen (N) Fosfor (P) Kalium (K) Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Hara Mikro Boron (B) Tembaga (Cu) Besi (Fe) 4-10 Mangan (Mn) Molibdenum (Mo) Seng (Zn) (Morgan, 2000 in Jones, 2005) Selada sangat beragam jenisnya, merupakan tanaman herba tahunan atau dua musim, dan memiliki tinggi tanaman antara cm. Susunan daun selada beragam tergantung kultivarnya, ada yang membentuk krop dan tidak membentuk krop. Tepi, ukuran, dan warna daun pun berbeda-beda tergantung kultivarnya. Terdapat ratusan kultivar dari tanaman selada, tetapi dapat dikelompokkan ke dalam enam kelompok kultivar, yaitu: 1. Kelompok kultivar selada butterhead (L. sativa var capitata) memiliki krop yang kompak dan lembut serta daun bagian dalam yang tipis, berminyak, dan memiliki tekstur seperti mentega. Beberapa kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu: May Queen, Green Boston, Deer Tongue, Summer Bibb, Summerlong, dan White Boston. 2. Kelompok kultivar selada crisphead (L. sativa var capitata) memiliki daun yang tipis dan renyah serta biasanya memiliki tepi daun yang bergerigi dan menggulung. Ada yang membentuk krop dan tidak membentuk krop. Beberapa kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu: Great Lakes, Calmar, Fairton, Iceberg, Ithaca, Mesa, dan Pennlake. 3. Kelompok kultivar selada cos atau selada romaine (L. sativa var longifolia; L. sativa var romana) memiliki krop yang lonjong dan daunya tegak. Beberapa

18 6 kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu: White Paris Cos, Paris Island, dan Valmaine. 4. Kelompok kultivar bunching atau disebut juga selada daun (L. sativa var crispa) memiliki daun yang tipis, berwarna hijau atau merah, dan tidak membentuk krop. Beberapa kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu: Salad Bowl, Simpson, Oakleaf, Grand Rapids, Grenn Ice, Prizehead, Slobolt, Walsmann s Green, dan Ruby. 5. Kelompok kultivar selada batang (L. sativa var asparagina) memiliki tinggi tanaman cm, tebal batang 3-6 cm dengan tekstur yang renyah. Contoh kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu Celtus. 6. Kelompok kultivar selada Latin memiliki daun yang kecil, tebal, berwarna hijau gelap, dan helaian daunnya lepas. Selada jenis ini toleran terhadap suhu tinggi. Kultivar yang termasuk kelompok ini yaitu: Sucrine dan Creole (Splittstoesser, 1990; Grubben dan Sukprakarn, 1994). Kandungan gizi masing-masing jenis selada berbeda-beda. Selada jenis head yang daunnya berwarna hijau cerah memiliki lebih sedikit unsur mikro dibandingkan dengan jenis leaf; daun yang berwarna hijau gelap memiliki lebih banyak karoten, besi, dan vitamin C. Jenis crisphead kandungan nutrisinya lebih rendah daripada butterhead. Secara umum daun selada tiap 100 g mengandung air 94 g, protein 1.2 g, lemak 0.2, serat 0.7 g, abu 0.7 g. Tanaman selada sangat rendah karbohidrat, protein, dan lemak (Grubben dan Sukprakarn, 1994). Selada Keriting, Selada Lollo Rossa, dan Selada Romaine Selada keriting dan selada lollo rossa (Lactuca sativa var. crispa) termasuk kelompok kultivar selada daun. Selada jenis ini helaian daunnya lepas dan tepiannya berombak atau bergerigi serta berwarna hijau atau merah. Ciri khas lainnya adalah tidak membentuk krop. Selada daun berumur genjah dan toleran terhadap kondisi dingin. Apabila daunnya dipanen dengan cara lepasan satu per satu dan tidak dicabut sekaligus maka tanaman dapat dipanen beberapa kali. Meskipun demikian, umumnya selada daun dipanen sekaligus seluruh tanaman seperti jenis selada lainnya (Haryanto et al., 2003). Perbedaan antara selada keriting dan selada lollo rossa yang paling mencolok adalah warna batang dan

19 daunnya. Selada keriting berwarna hijau sedangkan selada lollo rossa berwarna merah (Gambar 1). 7 (a) (b) Gambar 1. Selada Keriting (a) dan Selada Lollo Rossa (b) Selada romaine (Lactuca sativa var. romana; L. sativa var longifolia) termasuk kelompok kultivar cos lettuce. Selada jenis ini mempunyai krop yang lonjong dengan pertumbuhan yang meninggi cenderung mirip petsai (Gambar 2). Tinggi selada ini bisa mencapai cm. Daunnya lebih tegak dibandingkan daun selada yang umumnya menjuntai ke bawah. Daun terluarnya berwarna hijau gelap dan lembut, daun bagian dalam atau krop berwarna hijau keputihan. Jenis selada ini tergolong lambat pertumbuhannya (Splittstoesser, 1990; Haryanto et al., 2003). Gambar 2. Selada Romaine

20 8 Selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine memiliki kandungan gizi yang sama. Kandungan gizi per 100 g selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine yaitu: kalsium 68 mg, fosfor 25 mg, besi 1.4 mg, natrium 9 mg, kalium 264 mg, vitamin A 1900 IU, vitamin C 18 mg, tiamin 0.05 mg, riboflavin 0.08 mg, niasin 0.4 mg, asam askorbik 18 mg, air 94%, dan serat 0.7 g (Nonnecke, 1989; Ryder, 1997). Fotosintesis dan Cahaya Fotosintesis terdiri dari reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang memiliki sifat-sifat diantaranya yaitu berlangsungnya reaksi ini perlu adanya energi cahaya matahari, tidak peka terhadap suhu, serta kecepatan reaksi terang relatif lebih besar dari reaksi gelap. Reaksi gelap memiliki sifat-sifat yaitu berlangsungnya reaksi ini tidak perlu ada cahaya, peka terhadap suhu, kecepatan reaksinya relatif lebih lambat daripada reaksi terang, serta reaksinya merupakan reaksi enzimatis. Dalam reaksi terang cahaya memecah molekul air sehingga dibebaskan oksigen dan hidrogen, sedangkan dalam reaksi gelap terjadi proses pembentukan karbohidrat dari karbon dioksida dengan menggunakan hasil-hasil dari reaksi terang (Herdiana et al., 1990). Fotosintesis paling efisien terjadi pada kisaran cahaya jingga-merah (650 nm) hingga biru (440) (Zulkarnain, 2009). Cahaya mempengaruhi fotosintesis berdasarkan intensitas cahaya, lamanya penyinaran, dan kualitas cahaya. Lamanya waktu penyinaran akan meningkatkan intensitas cahaya. Umumnya semakin tinggi intensitas cahaya akan semakin bertambah besar kecepatan fotosintesisnya sampai suatu faktor (dalam hal ini kadar CO 2 ) menjadi faktor pembatas. Pada tumbuhan tingkat tinggi umumnya kecepatan fotosintesis yang maksimum terdapat pada daerah sinar biru dan sinar merah (Herdiana et al., 1990). Cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis. Cahaya sebagai sumber energi untuk reaksi anabolik fotosintesis jelas akan berpengaruh terhadap laju fotosintesis tersebut. Secara umum, fiksasi CO 2 maksimum terjadi sekitar tengah hari, yakni pada saat intensitas cahaya mencapai puncaknya. Penutupan cahaya matahari oleh awan juga akan mengurangi laju fotosintesis (Lakitan, 2008).

21 9 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan di Kebun Cikahuripan I Amazing Farm, yang berada di wilayah Kampung Pojok, Desa Cikahuripan RT 5 RW 1, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat - Jawa Barat. Kebun ini berada di bawah manajemen perusahaan PT Momenta Agrikultura. Pelaksanaan kegiatan magang ini dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli Metode Pelaksanaan Kegiatan magang dilakukan dengan mengikuti prosedur yang ada di kebun Amazing Farm yang mencakup aspek budidaya dan manajerial di Kebun Cikahuripan I. Pelaksanaan magang ini dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu kegiatan umum dan kegiatan khusus. Kegiatan umum mencakup pekerjaan sebagai karyawan harian selama satu bulan, asisten supervisor (produksi dan panen) selama dua bulan, dan asisten manajer kebun selama satu bulan. Kegiatan khusus yang dikerjakan adalah kegiatan pengamatan dan pengumpulan data dari aspek yang dijadikan topik khusus yaitu aspek budidaya dan penyinaran lampu LED pada budidaya aeroponik selada varietas selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada saat magang adalah sebagai berikut: 1. Orientasi lapang Kegiatan awal yang dilakukan adalah orientasi lapang. Kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mahasiswa tentang perusahaan seperti lokasi, kondisi kebun, pengenalan manajerial di kebun, serta untuk mengetahui permasalahan mengenai budidaya aeroponik selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine. Orientasi lapang dilaksanakan selama dua hari.

22 10 2. Karyawan harian Kegiatan bekerja sebagai karyawan harian dilaksanakan dengan mengikuti semua kegiatan budidaya aeroponik dan DFT mulai dari persiapan tanam sampai pemanenan dan pasca panen pada semua komoditas sayuran yang ada di kebun Cikahuripan Asisten supervisor Kegiatan sebagai asisten supervisor dilakukan dengan membantu supervisor dalam pengawasan produksi serta pengawasan panen dan pasca panen, serta kegiatan-kegiatan administratif lainnya. 4. Asisten manajer kebun Kegiatan sebagai asisten manajer kebun dilakukan dengan membantu pengelolaan dan pengawasan tenaga kerja, melaksanakan analisa terhadap setiap kegiatan di lapang, dan mempelajari manajerial tingkat lapang. 5. Pelaksanaan dan pengamatan aspek khusus Kegiatan pengamatan aspek khusus dilakukan dengan mengamati teknik budidaya dan perlakuan penyinaran lampu LED terhadap pertumbuhan dan hasil dari budidaya aeroponik selada varietas selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine. Pengamatan dan Pengumpulan Data Data dalam kegiatan magang ini dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh dengan cara pengamatan dan praktek langsung di lapangan mengenai teknik budidaya dan perlakuan penyinaran lampu LED pada budidaya aeroponik selada varietas selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine. Pengamatan budidaya selada aeroponik dilakukan pada daya berkecambah/tray semai, bibit afkir/tray semai, sulaman/bak, tanaman underspec/bak, kehilangan hasil, dan jumlah tanaman/pak. Sedangkan pengamatan pada perlakuan penyinaran lampu LED dilakukan pada: 1. Pertumbuhan tanaman Peubah pada pengamatan pertumbuhan ini yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan lebar daun. Pengamatan ini dilakukan sebanyak empat ulangan (styrofoam). Satu styrofoam terdiri dari 49 tanaman. Masing-masing ulangan

23 11 (styrofoam) diamati sebanyak lima tanaman contoh pada masing-masing varietas yang diamati. Layout bak tanam percobaan penyinaran lampu LED tersebut ditunjukkan dalam Gambar 3: RM1 RM2 RM3 L L L RM4 LL1 LL2 LL3 LL4 SK1 SK2 SK3 SK4 Keterangan: SK1 = selada keriting ulangan 1 LL1 = selada lollo rossa ulangan 1 RM1 = selada romaine ulangan 1 L = lampu LED Gambar 3. Layout Bak Tanam 2. Hasil Peubah pada pengamatan hasil yaitu bobot per tanaman, bobot kotor, bobot bersih, dan persentase kehilangan hasil. Data bobot per tanaman diperoleh dengan membagi bobot kotor dengan jumlah tanaman yang dipanen. Data sekunder diperoleh dari arsip perusahaan dan instansi pemerintah yang terkait. Pengumpulan data sekunder ini meliputi data letak geografis, kondisi iklim, luas areal, jumlah green house, jenis tanaman, data hasil produksi, ketenagakerjaan, organisasi perusahaan dan data-data lainnya yang menunjang kegiatan magang. Analisa Data Data yang diperoleh dari kegiatan magang ini diolah dan dianalisa secara deskriptif dan kuantitatif. Analisa deskriptif dilakukan pada data sekunder dan primer. Sedangkan analisa kuantitatif dilakukan pada data primer mengenai pertumbuhan tanaman dari perlakuan penyinaran lampu LED dengan uji t-student.

24 12 KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan, Letak Geografis, dan Keadaan Iklim PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis khususnya budidaya sayuran hidroponik dan aeroponik. Pada awalnya perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang finance atau pembiayaan, namun dengan adanya krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 perusahaan ini mulai melakukan kegiatan budidaya sayuran aeroponik agar perusahaan tersebut tetap bertahan. Amazing Farm berdiri pada tahun 1998 dengan Dani Rusli sebagai pemilik. Bentuk perusahaan ini adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan modal awal berkisar Rp 500 juta, semua modal disediakan oleh pemilik. Setelah berdiri perusahaan tidak langsung melakukan budidaya sayuran melainkan melakukan riset terlebih dahulu. Riset ini bertujuan untuk menemukan jenis sayuran yang akan dibudidayakan dan formulasi nutrisi yang tepat agar pertumbuhan sayuran baik dan berkualitas. Kemudian baru pada tahun 2000 perusahaan memfokuskan diri untuk membudidayakan sayuran dengan sistem aeroponik. Aset awal yang dimiliki perusahaan adalah berupa tanah seluas 2.5 ha, greenhouse, peralatan hidroponik dan aeroponik dan dua buah mobil truk. Untuk memenuhi kebutuhan permintaan yang terus meningkat, perusahaan terus mengembangkan perkebunannya. Pada saat ini, selain kebun Cikahuripan 1, Amazing Farm telah memiliki kebun di Cisaroni (Cikahuripan 2) dan Kayu Ambon, ketiga-tiganya terletak di Lembang. Selain di Lembang, Amazing Farm juga memiliki kebun di Bogor yaitu di Sentul. Amazing Farm juga membangun kemitraan dengan beberapa kebun di Bogor dan Jakarta. Kebun Cikahuripan 1 Amazing Farm, tempat penulis melaksanakan magang, terletak di Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat dengan ketinggian tempat antara mdpl, titik tertingginya ada di puncak Gunung Tangkuban Parahu. Suhu rata-rata harian selama kegiatan magang di Lembang yaitu sekitar C dengan curah hujan mm per tahun. Curah hujan selama kegiatan magang sebesar mm per bulan (Lampiran 1).

25 13 Luas Areal, Tata Guna Lahan, dan Fasilitas Produksi Amazing Farm memiliki kebun produksi yang tersebar di Lembang, Bogor, dan Jakarta. Salah satunya yaitu kebun Cikahuripan 1 yang merupakan tempat pelaksanaan kegiatan magang penulis. Kebun Cikahuripan 1 merupakan kebun produksi untuk produk hidroponik dan aeroponik. Kebun ini memiliki luas areal sekitar 2.5 ha dengan status sewa yang terdiri dari green house, packing house, gudang nutrisi dan kemasan, ruang semai dan media rockwool, ruang gelap, gudang barang, tempat pencucian styrofoam, kantor, mess karyawan, dan bangunan pendukung lainnya (Lampiran 2). Green house di kebun Cikahuripan 1 terdiri dari 6 blok green house tanam dan 1 blok green house nursery. Masing-masing blok berbeda-beda luas dan jumlah sektornya. Blok A dan B masing-masing terdiri dari 3 sektor. Blok C, D, dan E masing-masing terdiri dari 4 sektor. Blok F terdiri dari 1 sektor. Green house yang dibangun di Amazing Farm ada dua macam yaitu green house yang terbuat dari besi (green house A, B, dan C) (Gambar 4a) dan green house yang terbuat dari bambu (green house D, E, F, dan nursery) (Gambar 4b). (a) (b) Gambar 4. Green House Besi (a) dan Green House Bambu (b) Jumlah bak tanam di tiap green house berbeda-beda (Tabel 2). Bak tanam yang digunakan Amazing Farm berukuran 4 x 1 m 2. Total bak tanam di green house tanam sebanyak bak dan di green house nursery sebanyak 15 bak. Satu bak tanam dapat ditanami sebanyak 196 tanaman. Berdasarkan taksasi produksi yang berlaku di Amazing Farm, satu bak tanam menghasilkan 8 kg bobot bersih (marketable yield) untuk tiap komoditas.

26 Sistem hidroponik yang diterapkan di Kebun Cikahuripan 1 ada dua sistem yaitu aeroponik dan DFT. Sistem aeroponik diinstalasi di green house B2, B3, C, D, E3, dan E4. Sedangkan sistem DFT diinstalasi di green house A, B1, E1, E2, dan F. Tanaman yang ditanam pun berbeda-beda di tiap green house (Tabel 2). Green House Tabel 2. Pemanfaatan Green House di Kebun Cikahuripan 1 pada Bulan Maret-Juli 2011 Struktur Green House Jumlah Sektor Jumlah Bak Tanam A besi Komoditas 14 selada keriting selada lollo rossa selada romaine kangkung B besi selada keriting selada lollo rossa selada romaine selada batavia selada butterhead horenzo kangkung C besi selada keriting D bambu E bambu selada keriting selada lollo rossa selada romaine selada batavia selada butterhead horenzo petsai kailan caisin pakchoy selada keriting selada lollo rossa selada romaine selada batavia selada butterhead F besi 1 35 selada romaine Packing house Kebun Cikahuripan 1 memiliki 3 ruangan yaitu ruang untuk mengumpulkan hasil panen, ruang proses pascapanen (Gambar 5a), dan

27 15 ruang untuk mengumpulkan produk yang telah siap didistribusikan. Selain itu juga terdapat lemari pendingin (chiller) (Gambar 5c) untuk menyimpan produk yang belum dapat didistribusikan pada hari tersebut. Di belakang packing house terdapat gudang kemasan dan gudang nutrisi. (a) (a) (b) (c) Gambar 5. Fasilitas Packing House. Ruang proses pascapanen (a), ruang loading (b), dan chiller (c) Ruang semai dan ruang media rockwool terletak di dekat green house nursery (Lampiran 2). Ruang semai dan ruang media rockwool berada dalam satu bangunan. Di depan ruang semai terdapat ruang gelap dan gudang barang. Ruang gelap digunakan untuk mengecambahkan benih. Di dalam ruang gelap terdapat rak pengecambahan dan termometer. Bangunan kantor terletak di tengah-tengah areal (Lampiran 2). Kantor ini difungsikan untuk kegiatan administratif, ruang rapat dan pertemuan, serta kegiatan perkantoran lainnya. Di dalam kantor terdapat satu unit komputer, rak buku, 3 perangkat meja kerja, arsip, dan whiteboard. Di samping bangunan kantor terdapat tempat pencucian styrofoam yang terdiri dari dua bak bundar yang terbuat dari beton.

28 16 Kebun Cikahuripan 1 mempunyai bangunan pendukung lainnya seperti mess karyawan, pos satpam, dan tempat parkir motor. Mess karyawan terletak di depan packing house (Lampiran 2) yang berfungsi sebagai tempat tinggal karyawan. Mess karyawan ini dapat ditempati oleh empat karyawan. Pos keamanan dan tempat parkir motor terletak paling depan. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Hierarki dan spesialisasi pekerjaan sudah tentu ada di dalam suatu perusahaan, tidak terkecuali di Amazing Farm yang merupakan suatu badan usaha berbentuk perseroan terbatas. Semakin besar suatu perusahaan, semakin besar juga kegiatannya. Spesialisasi pekerjaan sangat diperlukan untuk dapat membagi unit-unit kegiatan. Namun dalam kegiatannya, terkadang suatu lingkungan kerja berusaha menghilangkan batasan-batasan kaku dalam suatu hierarki tersebut untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih dinamis, tetapi dengan tidak mengesampingkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing. Struktur organisasi di Amazing Farm ditunjukkan dalam Gambar 6: Direktur Utama Manajer Keuangan Manajer Operasional Manajer Akuntansi Manajer Resource dan Produksi Manajer Kebun Manajer Resource Jawa Barat Supervisor Produksi Supervisor Panen Gambar 6. Struktur Organisasi Amazing Farm (Sumber: Purwanti, 2011)

29 17 Masing-masing kebun yang dimiliki Amazing Farm dipimpin dan dikelola oleh manajer kebun. Struktur organisasi Kebun Cikahuripan 1 ditunjukkan dalam Gambar 7: Manajer Kebun Supervisor Produksi Supervisor Panen & Administrasi Kebun PIC Green House PIC Packing House PIC Cuci Styrofoam PIC Panen PIC Semai PIC Distribusi Gambar 7. Struktur Organisasi Kebun Cikahuripan 1 (Sumber: Kebun Cikahuripan 1) Tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing jabatan: 1. Direktur Utama memiliki tanggung jawab penuh terhadap pengambilan keputusan tertinggi dalam menentukan kebijakan dan rencana perusahaan. Selain itu, direktur utama juga memiliki fungsi sebagai penasehat perusahaan. 2. Manajer Operasional memiliki tanggung jawab dalam mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan perusahaan. 3. Manajer Keuangan memiliki tanggung jawab untuk mengelola keuangan yang masuk dan keluar dari perusahaan. 4. Manajer Akuntansi memiliki tanggung jawab dalam mengatur kegiatan administrasi perusahaan. 5. Manajer Resource dan Produksi membawahi Manajer Kebun dan Manajer Resource, memiliki tanggung jawab mengawasi dan mengontrol produksi kebun dan mitra.

30 18 6. Manajer Resource memiliki tanggung jawab dalam pengembangan bisnis dan pencari peluang bisnis di luar aeroponik dengan menjalin kemitraan. 7. Manajer Kebun memiliki tanggung jawab untuk mengontrol kegiatan produksi sehari-hari. 8. Supervisor Produksi memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan mengawasi kegiatan produksi kebun agar dapat memenuhi target produksi, serta dapat memberikan masukan dan pertimbangan kepada manajer produksi. 9. Supervisor Panen dan Administrasi Kebun memiliki tanggung jawab dalam mengamankan proses panen sampai dengan pascapanen, mempersiapkan barang yang akan dikirim sesuai dengan permintaan, mengatur pemasaran dan pendistribusian produk ke pasar atau konsumen, serta mengelola administrasi kebun. 10. PIC (person in charge) Green House memiliki tanggung jawab terhadap tanaman. PIC Green House bertugas melakukan kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman. 11. PIC Cuci Styrofoam bertugas mebersihkan styrofoam. 12. PIC Semai memiliki tanggung jawab terhadap benih dan bibit tanaman. PIC Semai bertugas melakukan kegiatan penyemaian, pembibitan, dan pemeliharaan bibit. 13. PIC Packing House bertanggung jawab terhadap kegiatan pascapanen. 14. PIC Panen bertanggung jawab terhadap kegiatan pemanenan di lapangan. 15. PIC Distribusi bertanggung jawab terhadap kegiatan distribusi produk. Jumlah tenaga kerja di Kebun Cikahuripan 1 yaitu 26 orang yang terdiri 1 orang manajer kebun, 2 orang supervisor, 1 orang salesman, 5 orang PIC green house, 3 orang karyawan semai, 2 orang karyawan bagian panen, 3 orang bagian pencucian styrofoam, 6 orang bagian packing dan 3 orang bagian keamanan. Tenaga kerja tersebut ada yang berstatus karyawan tetap, karyawan harian lepas, dan karyawan borongan. Hierarki menentukan komunikasi dasar dan struktur wewenang, yaitu apa yang disebut dengan rantai komando. Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian organisasi. Pada organisasi

31 19 formal, struktur tersebut dibentuk dengan perencanaan sedangkan pada organisasi informal strukturnya terbentuk secara spontan akibat adanya interaksi para peserta (Cahyani, 2003). Dalam organisasi modern terdapat tiga bentuk struktur organisasi yang secara formal disusun menurut fungsi, produk atau pasar, dan dalam bentuk matriks. Tipe pertama, struktur organisasi fungsional menghimpun seluruh individu yang terlibat dalam suatu aktivitas atau beberapa aktivitas yang berkaitan dalam satu departemen. Sebagai contoh, organisasi yang dibagi menurut fungsi dapat memiliki bagian produksi, pemasaran, finansial, dan tenaga kerja. Biasanya struktur organisasi ini digunakan oleh perusahaan kecil yang memiliki variasi produk terbatas. Tipe kedua, struktur organisasi produk atau pasar merupakan struktur organisasi yang pembagian organisasinya berdasarkan divisi yang menghimpun suatu unit kerja dalam produksi dan pemasaran atau sekelompok produk yang berkaitan baik menurut produk, geografis, maupun pelanggan. Struktur organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan besar dan multiproduk. Tipe ketiga, struktur organisasi matriks merupakan penggabungan dua bentuk struktur sekaligus. Struktur organisasi ini dicirikan dengan adanya suatu sistem otoritas ganda (Siswanto, 2005). Selain itu, struktur ini juga menunjukkan masing-masing divisi memiliki otonomi sendiri di divisinya, seperti misalnya fakultas di lingkungan universitas (Siagian, 2005). Struktur organisasi Amazing Farm termasuk tipe struktur organisasi matriks, sebab masing-masing kebun memiliki otonomi atas kebunnya masing-masing.

32 20 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan teknis yang dilakukan pada saat magang meliputi kegiatan budidaya sayuran aeroponik dan DFT serta kegiatan pemasaran. Kegiatan budidaya tanaman sayuran aeroponik dan DFT yang dilakukan di kebun Cikahuripan 1 Amazing Farm, meliputi kegiatan penyemaian, persiapan tanam, penanaman, pemeliharaan, panen, dan pascapanen. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan setiap hari, kecuali hari Minggu. Penulis melaksanakan aspek teknis ini selama satu bulan pada bulan pertama setiap hari Senin sampai Jumat. Kegiatan budidaya yang diikuti mencakup seluruh komoditas sayuran yang ada di kebun Cikahuripan 1, baik secara aeroponik maupun DFT. Namun penulis memfokuskan pada budidaya selada keriting, selada lollo rossa, dan selada romaine aeroponik. Kegiatan Budidaya Kegiatan budidaya yang pertama kali diikuti oleh penulis yaitu penyemaian. Alur proses penyemaian benih dimulai dari kegiatan penyemaian benih di ruang semai, penyimpanan semaian benih di ruang gelap sampai benih berkecambah (biasanya dua hari), dan pemindahan kecambah-kecambah ke green house nursery. Benih-benih (kecuali benih kangkung) disemai pada rockwool yang telah disusun rapi pada tray semai. Tray semai yang dimaksud di sini yaitu sebuah wadah berbahan plastik yang berbentuk persegi panjang seperti nampan dengan ukuran 30 cm x 24 cm. Setelah tray semai terisi penuh, tray semai dibasahi dengan air dengan cara dicelupkan ke bak air dan disimpan di ruang gelap pada rak kayu dan disusun berdasarkan kelompok komoditasnya. Setelah berkecambah, bibit dipindahkan ke green house nursery. Di green house nursery ini, bibit diapungkan di atas styrofoam pada bak tanam DFT dan mulai diberi larutan hara dengan kisaran EC (electrical conductivity) ms/cm. Bibit-bibit yang telah berumur 14 hari atau telah muncul daun dua helai dipindahtanamkan pada bak tanam aeroponik dan DFT. Penanaman dilakukan dua kali sehari yaitu sekitar pukul (setelah bak tanam dibersihkan) dan pukul (setelah waktu istirahat). Bibit ditanam pada lubang tanam di styrofoam

33 21 bersama rockwoolnya. Bibit ditanam satu bibit/lubang. Namun terkadang ditanam lebih dari satu bibit/lubang dikarenakan bibit yang tumbuh di rockwool bergerombol (berdekatan) sehingga sulit dipisahkan saat rockwoolnya dirobek. Sebelum bibit dipindahtanamkan ke bak tanam aeroponik dan DFT, bakbak tanam tersebut dibersihkan dari sisa panen dan kotoran lainnya. Bak tanam yang tanamannya telah dipanen dibersihkan, dikuras (jika terdapat genangan larutan hara), nozzlenya dibersihkan dengan jarum supaya tidak tersumbat, dan styrofoamnya disikat dan dicuci dengan detergen sampai bersih dari lumut dan ganggang. Styrofoam yang telah bersih dipasang kembali pada bak tanam. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman), penyulaman, fertigasi, dan pengontrolan EC. Pengendalian OPT dilakukan secara manual dengan cara mengambil satu per satu ulat dengan tangan. Tanaman yang terserang penyakit seperti black spot daun (istilah yang digunakan di kebun Cikahuripan 1) atau dikenal dengan bacterial leaf spot tidak disemprot dengan bakterisida karena penggunaan pestisida di Amazing Farm dilarang. Jika serangannya sangat parah (hampir satu bak terserang), tanaman tersebut dimusnahkan. Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau kering dan dilakukan pada umur tanaman 7 HST (hari setelah tanam). Fertigasi dilakukan secara otomatis dengan menggunakan panel listrik yang telah diatur ritme pengabutannya dengan timer. Pengontrolan EC dilakukan dengan mengukur EC larutan hara di setiap tangki dengan ECmeter dan menambahkan larutan hara AB mix sehingga EC larutan hara dalam tangki sesuai dengan yang diinginkan. Pengontrolan EC ini dilakukan tiga kali/hari setiap pagi, siang, dan sore. Tanaman yang telah berumur 30 HST sudah dapat dipanen. Namun, penentuan panen tidak hanya berdasarkan umur tanaman saja melainkan juga berdasarkan tinggi tanaman dan kondisi kesehatan tanaman. Tanaman dipanen dengan cara dicabut atau dipotong. Tanaman yang dipanen cabut ditujukan untuk produk aeroponik yang dikemas sedangkan tanaman yang dipanen potong ditujukan untuk produk curah (istilah yang digunakan di kebun Cikahuripan 1) yang dijual kepada restoran secara langsung. Tanaman yang telah dicabut kemudian dimasukkan dan disusun rapi dalam kontainer berukuran 60 x 40 x 40 cm 3 (p x l x t). Tanaman disusun dengan cara dua silang dengan posisi akar saling

34 22 berhadapan ke arah dalam kontainer. Kemudian hasil panen diangkut ke packing house dengan menggunakan troli besar. Tata cara panen ini diuraikan lebih jelas dalam SOP (standard operational procedure) panen pada Lampiran 3. Sedangkan tanaman yang dipanen potong biasanya dikumpulkan dengan menggunakan kantong plastik besar. Kegiatan pascapanen yang dilakukan yaitu penyortiran, perompesan (trimming), dan pengemasan. Penyortiran dilakukan pada tanaman yang tidak masuk standar produk (Lampiran 4). Perompesan dilakukan pada daun tua, rusak, atau daun yang terserang OPT. Setelah dirompes, tanaman (produk) ditimbang dan dikemas. Pengemasan dilakukan dengan cara membungkus tanaman dengan plastik. Produk dikemas beserta rockwool dan akarnya sebagai ciri atau bukti bahwa produk tersebut adalah sayuran aeroponik. Produk dikemas 250 g/pak untuk produk Aeroponik dan 200 g/pak untuk produk Mr. Vegie dan Disney. Terdapat dua tipe kemasan yang digunakan Amazing Farm yaitu kemasan plastik bucket dan kemasan plastik seal. Kemasan plastik bucket digunakan untuk komoditas selada keriting, selada lollo rossa, dan selada batavia. Kemasan plastik seal digunakan untuk komoditas selain ketiga komoditas tersebut. Kegiatan Distribusi dan Pemasaran Produk dipasarkan di wilayah Bandung, Jakarta, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darusalam. Produk untuk pasar Jakarta dan ekspor dikirim dari Kebun Cikahuripan 1 ke kantor pusat di Tanggerang dengan menggunakan mobil box besar. Pengiriman tersebut dilakukan pada sore hari sekitar pukul Sedangkan produk untuk pasar Bandung dikirim dari Kebun Cikahuripan 1 langsung ke supermarket-supermarket yang bekerjasama dengan Amazing Farm, diantaranya seperti Griya Setia Budi, Papaya, Total, dan Yogya Riau Junction. Pengiriman tersebut dilakukan pada pagi hari sekitar pukul setengah enam dengan menggunakan mobil box kecil.

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan, Letak Geografis, dan Keadaan Iklim

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan, Letak Geografis, dan Keadaan Iklim 12 KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan, Letak Geografis, dan Keadaan Iklim PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis khususnya budidaya sayuran hidroponik

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 20 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan teknis yang dilakukan pada saat magang meliputi kegiatan budidaya sayuran aeroponik dan DFT serta kegiatan pemasaran. Kegiatan budidaya tanaman sayuran

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Selada Aeroponik Penyemaian Tugas utama dari kegiatan penyemaian adalah menyediakan bibit-bibit tanaman sehingga persediaan bibit untuk ditanam selalu tersedia setiap hari.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah, Letak Wilayah Administratif dan Letak Geografis PT Momenta Agrikultura (Amazing Farm) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis khususnya di bidang sayuran

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Magang Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Magang Metode Pelaksanaan METODE MAGANG Tempat dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Amazing Farm, Kebun Cikahuripan, Kampung Pojok, Desa Cikahuripan RT 5 RW 1, Kecamatan Lembang, Bandung - Jawa Barat, mulai bulan Maret

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman selada cepat menghasilkan akar tunggang diikuti

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Proses Produksi

PEMBAHASAN. Proses Produksi PEMBAHASAN Proses Produksi Persemaian dan Nursery Media tanam untuk persemaian berupa rockwool merupakan pilihan yang baik, sebab menurut Resh (2004), rockwool dapat menyediakan oksigen, air, nutrisi dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Selada (Lactuca sativa L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Selada (Lactuca sativa L.) TINJAUAN PUSTAKA Botani Selada (Lactuca sativa L.) Selada merupakan sayuran yang termasuk ke dalam famili Compositae dengan nama latin Lactuca sativa L. Asal tanaman ini diperkirakan dari dataran Mediterania

Lebih terperinci

BUDIDAYA GREEN BUTTERHEAD (Lactuca sativa var. capitata L.) SECARA HIDROPONIK SISTEM NFT DENGAN MEDIA TANAM ROCKWOOL

BUDIDAYA GREEN BUTTERHEAD (Lactuca sativa var. capitata L.) SECARA HIDROPONIK SISTEM NFT DENGAN MEDIA TANAM ROCKWOOL LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA GREEN BUTTERHEAD (Lactuca sativa var. capitata L.) SECARA HIDROPONIK SISTEM NFT DENGAN MEDIA TANAM ROCKWOOL Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik 38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan

Lebih terperinci

Tabel 2 Kebutuhan Unsur Hara Tanaman Selada NO NAMA UNSUR KONSENTRASI (ppm)

Tabel 2 Kebutuhan Unsur Hara Tanaman Selada NO NAMA UNSUR KONSENTRASI (ppm) 4 TINJAUAN PUSTAKA Selada (Lactucca sativa.l) Selada adalah tanaman setahun polimorf (memiliki banyak bentuk) khususnya daun. Daun selada berjumlah banyak dan berposisi duduk (sessile), tersusun berbentuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2014 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2014 di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2014 di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboraturium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan (RSDAL)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Parung Farm Letak Geografis dan Iklim

PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Parung Farm Letak Geografis dan Iklim 19 PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Parung Farm Parung Farm merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang agribisnis sayuran. Parung Farm mengawali usaha pada November 1998 dengan melakukan pelatihan budidaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. hortikultura berperan penting terhadap perkembangan gizi masyarakat,

II. TINJAUAN PUSTAKA. hortikultura berperan penting terhadap perkembangan gizi masyarakat, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Selada merupakan tanaman yang berasal dari negara beriklim sedang. Tanaman selada sudah dibudidayakan sejak 500 tahun sebelum masehi. Peranan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan (RSDAL), Jurusan Teknik Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L) merupakan sayuran daun yang cukup digemari oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan mentah dan dijadikan

Lebih terperinci

Baiklah sekarang saya lanjut mengenai cara menanam secara hidroponik.

Baiklah sekarang saya lanjut mengenai cara menanam secara hidroponik. BERKEBUN HIDROPONIK 5 LANGKAH MUDAH MEMBUAT KEBUN HIDROPONIK Hai sahabat Paket Berkebun kali ini saya akan membahas mengenai cara menanam yang modern banget nih, yaitu menanam secara hidroponik. Tentu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO

PENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO PENDAHULUAN Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Parung Farm yang terletak di Jalan Raya Parung Nomor 546, Parung, Bogor, selama satu bulan mulai bulan April sampai dengan Mei 2011. Bahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013 PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH 1 BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH Budidaya untuk produksi benih sedikit berbeda dengan budidaya untuk produksi non benih, yakni pada prinsip genetisnya, dimana

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menerima nutrisi yang seimbang. Tanaman tersebut lebih sehat karena menghabiskan

TINJAUAN PUSTAKA. menerima nutrisi yang seimbang. Tanaman tersebut lebih sehat karena menghabiskan TINJAUAN PUSTAKA Hidroponik Tanaman Sayuran Kultur hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari tanah. Secara harafiah hidroponik berarti penanaman dalam air yang mengandung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Padi Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang kosong. Panjang tiap ruas

Lebih terperinci

PENGARUH NAUNGAN DAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L) DENGAN TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG

PENGARUH NAUNGAN DAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L) DENGAN TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG PENGARUH NAUNGAN DAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L) DENGAN TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG Oleh : RULLY PAISHAL A34301051 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di 12 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di Laboraturium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan, Jurusan Teknik Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah dingin maupun tropis. Kebutuhan selada meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA HIJAU (Lactuca sativa) DENGAN SISTEM HIDROPONIK NFT PERLAKUAN KONSENTRASI TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA HIJAU (Lactuca sativa) DENGAN SISTEM HIDROPONIK NFT PERLAKUAN KONSENTRASI TUGAS AKHIR PERBANDINGAN PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA HIJAU (Lactuca sativa) DENGAN SISTEM HIDROPONIK NFT PERLAKUAN KONSENTRASI TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. BUDIDAYA SELADA KEPALA MERAH (Lactuca sativa var. Capitata) SECARA HIDROPONIK NFT DENGAN MEDIA ORGANIK DAN AN-ORGANIK

LAPORAN TUGAS AKHIR. BUDIDAYA SELADA KEPALA MERAH (Lactuca sativa var. Capitata) SECARA HIDROPONIK NFT DENGAN MEDIA ORGANIK DAN AN-ORGANIK LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA SELADA KEPALA MERAH (Lactuca sativa var. Capitata) SECARA HIDROPONIK NFT DENGAN MEDIA ORGANIK DAN AN-ORGANIK Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan mulai April sampai Juni 2010 di Vegetable Garden, Unit Lapangan Darmaga, University Farm, IPB Darmaga, Bogor. Lokasi penelitian berada pada ketinggian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

Pengelolaan Aspek Produksi dan Pasca Panen Sayuran Daun Secara Aeroponik dan Hidroponik : Studi Kasus Lembang, Bandung

Pengelolaan Aspek Produksi dan Pasca Panen Sayuran Daun Secara Aeroponik dan Hidroponik : Studi Kasus Lembang, Bandung Pengelolaan Aspek Produksi dan Pasca Panen Sayuran Daun Secara Aeroponik dan Hidroponik : Studi Kasus Lembang, Bandung Production and Post Harvest Management of Leafy Vegetables in Aeroponic and Hydroponic

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di 1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di Greenhouse dan Ruang Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2014 di Greenhouse

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2014 di Greenhouse III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2014 di Greenhouse Lapangan Terpadu Universitas Lampung dan Laboratorium Rekayasa Sumber

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, tanaman selada belum dikelola dengan baik sebagai sayuran komersial. Daerah yang banyak ditanami selada masih terbatas di pusat-pusat produsen sayuran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk segar. Warna, tekstur, dan aroma daun selada dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayuran. Kebutuhan pupuk untuk pertanian semakin banyak sebanding dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari Kementerian Pertanian menginisiasi optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL).

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur UNSUR

Lebih terperinci

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan dari 12 Februari 2009 sampai dengan 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Metode Pelaksanaan Metode yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Caisin pada umumnya banyak ditanam dataran rendah, namun dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

Materi 03 Tanaman dan Lingkungan Tumbuhnya. Benyamin Lakitan

Materi 03 Tanaman dan Lingkungan Tumbuhnya. Benyamin Lakitan Materi 03 Tanaman dan Lingkungan Tumbuhnya Benyamin Lakitan Re: Karakteristik baru Agronomi SUSTAINABILITY Aplikasi ilmu (dan teknologi) untuk memajukan sistem produksi tanaman dengan tetap menjaga kualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Budidaya tanaman pada dasarnya akan meninggalkan limbah baik limbah kimia maupun limbah organik, limbah organik biasanya berupa sisa tanaman seperti sisa batang dan daun tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dari angka konsumsi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. aquades, larutan hara hidroponik standart AB Mix (KNO 3, Ca(NO 3 ) 2,K 2 SO 4,

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. aquades, larutan hara hidroponik standart AB Mix (KNO 3, Ca(NO 3 ) 2,K 2 SO 4, BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kompleks Citra Arkadia Jl. Bunga Wijaya Padang Bulan, Medan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2015 sampai dengan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PROSES PRODUKSI DAN PASCA PANEN SELADA

PENGELOLAAN PROSES PRODUKSI DAN PASCA PANEN SELADA PENGELOLAAN PROSES PRODUKSI DAN PASCA PANEN SELADA (Lactuca sativa L.) SECARA AEROPONIK DAN HIDROPONIK DEEP FLOW TECHNIQUE DI AMAZING FARM, LEMBANG, BANDUNG BENNY RAHARDIAN PRAWOTO A24070191 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam bentuk daunnya. Daun selada bentuknya bulat panjang, daun sering berjumlah

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun 16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green House untuk melakukan fermentasi dari urin kelinci dan pengomposan azolla, dilanjutkan dengan pengaplikasian pada

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA PAKCHOI (brassica chinensis L.) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERPA JENIS PUPUK ORGANIK Oleh SUSI SUKMAWATI NPM 10712035 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L) merupakan salah satu komoditi sayuran hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat. Selada banyak dipilih oleh masyarakat karena tekstur dan

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN Pasca Panen Sayuran yang telah dipanen memerlukan penanganan pasca panen yang tepat agar tetap baik mutunya atau tetap segar seperti saat panen. Selain itu kegiatan pasca panen dapat

Lebih terperinci

Pupuk hidroponik A-B mix vegetatif merupakan ramuan pupuk untuk. kelompok tanaman vegetatif. Pupuk tersebut mengandung total N 200 ppm

Pupuk hidroponik A-B mix vegetatif merupakan ramuan pupuk untuk. kelompok tanaman vegetatif. Pupuk tersebut mengandung total N 200 ppm 100 Lampiran 1. 1. Cara pembuatan pupuk A-B mix vegetatif Pupuk A-B mix vegetatif merupakan ramuan pupuk untuk kelompok tanaman vegetatif. Pupuk tersebut mengandung total N 200 ppm dengan rasio 7 antara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 di lahan percobaan Fakulas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Bahan dan Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat Tanaman tomat diduga berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan terutama Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke Italia, Jerman dan negaranegara Eropa lainnya. Berdasarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidroponik Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam bahas asal yaituyunani, hidroponik berasal dari kata hydro (air) dan ponos (kerja) yang berarti

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan pupuk di Indonesia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus :Plantae :Spermatophyta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur

Lebih terperinci

L102. Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi UMS ABSTRAK

L102. Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi UMS   ABSTRAK L102 PENGARUH MEDIA TANAM ARANG SEKAM DAN BATANG PAKIS TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L.) DITINJAU DARI INTENSITAS PENYIRAMAN AIR KELAPA Joko Purwanto 1, Aminah Asngad 2, Titik

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Vin s Berry Park Vin s Berry Park adalah sebuah merek dagang milik PT Putra Agro Tunas Harapan yang berada di bawah Yayasan PATUHA. Vin s Berry Park bergerak di bidang budidaya,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I I. PENDAHULUAN

BAB I I. PENDAHULUAN BAB I I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Kondisi lahan pertanian yang kian hari semakin berkurang sementara disisi lain pemenuhan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM HIDROPONIK NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT) DI PT AMAZING FARM, LEMBANG, JAWA BARAT

EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM HIDROPONIK NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT) DI PT AMAZING FARM, LEMBANG, JAWA BARAT EFISIENSI PRODUKSI SAYURAN DAUN DENGAN SISTEM HIDROPONIK NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT) DI PT AMAZING FARM, LEMBANG, JAWA BARAT SINAR HIKMA PITRIANA A24120194 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN BIONUTRIEN KPD PADA TANAMAN SELADA KERITING (Lactuca sativa var. crispa)

PENERAPAN BIONUTRIEN KPD PADA TANAMAN SELADA KERITING (Lactuca sativa var. crispa) ISSN 287-7412 April 21, Hal 73-79 PENERAPAN BIONUTRIEN KPD PADA TANAMAN SELADA KERITING (Lactuca sativa var. crispa) Rakhmi Qurrotul Aini, Yaya Sonjaya dan Muhamad Nurul Hana Program Studi Kimia, FPMIPA,

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan. 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara agaris yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir

Lebih terperinci