Tanggapan Manajemen. Jonathan Griffin dan Trevor Dhu (AusAID- AIFDR) Phil Cummins (Geoscience Australia dan Australian National University)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tanggapan Manajemen. Jonathan Griffin dan Trevor Dhu (AusAID- AIFDR) Phil Cummins (Geoscience Australia dan Australian National University)"

Transkripsi

1 Dipersiapkan oleh: Tinjauan Kemajuan Independen atas Proyek Bahaya Gempa Bumi Indonesia Tanggapan Manajemen Jonathan Griffin dan Trevor Dhu (AusAID- AIFDR) Phil Cummins (Geoscience Australia dan Australian National University) Latar Belakang Subyek dari tinjauan kemajuan independen (IPR) ini adalah Proyek Bahaya Gempa Bumi Indonesia (Indonesian Earthquake Hazard Project (IEHP)) yang telah didanai melalui Australia- Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR). IEHP adalah program sepanjang 4 tahun bernilai 5,5 juta Dollar Australia, yang mulai dilaksanakan pada bulan Juli Tujuannya adalah membangun kapasitas pemerintah Indonesia dalam memahami bahaya gempa bumi, termasuk peningkatan pemahaman dimana wilayah yang paling sering mengalami gempa di Indonesia, berapa besarnya, dan seberapa sering gempa tersebut terjadi. IEHP mendapatkan pendanaan sampai dengan Desember Sejumlah Dollar Australia dalam pendanaan ini berasal dari Australian Research Council kepada Australian National University melalui hibah keterkaitan. Hasil utama yang diharapkan dari IEHP adalah: a. Peta bahaya gempa bumi nasional untuk Indonesia yang telah direvisi; dan b. Meningkatnya kapasitas pemerintah Indonesia untuk memelihara dan memperbaharui peta ini di masa depan IEHP dilaksanakan melalui kemitraan antara badan ilmu pengetahuan dan lembaga akademis pemerintah Australia dan Indonesia, dengan tambahan bantuan teknis dan pengelolaan dari staf AIFDR. Modalitas implementasinya mencakup bantuan teknis langsung dari para ilmuwan Australia melalui pelatihan dan bimbingan bagi ilmuwan Indonesia; mendanai siswa dari Indonesia untuk belajar di Australia; dan pendanaan siswa dan akademisi Indonesia untuk melaksanakan penelitian di Indonesia. Dokumen konsep untuk program penanggulangan risiko bencana (PRB) di Indonesia selama 8 tahun telah disetujui oleh AusAID. AusAID sekarang ini sedang merancang program tersebut dan bersama dengan Geoscience Australia akan merancang komponen awal sains dalam program ini untuk pelaksanaan selama 4 tahun dengan dana sebesar 15,3 juta Dollar Australia. Temuan dan rekomendasi dari IPR ini akan memberikan dasar bagi perancangan program sains di masa depan. Page 1

2 Ringkasan IPR Kajian kemajuan independen ini mencakup Indonesian Earthquake Hazard Project (IEHP). Kajian ini memeriksa modalitas dan pendekatan mana yang paling efektif dan memberikan saran me ngenai apa yang dapat dilakukan agar dapat lebih meningkatkan dampak terhadap proyek dalam sisa waktu implementasi dan dalam perpanjangan Australia- Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR). Tinjauan ini akan menjawab pertanyaan sebagai berikut: a. Apa yang sudah berjalan dengan baik? b. Apa cara terbaik untuk memberikan bantuan teknis terkait keefektifan dan biaya? c. Modalitas apa yang dapat memberikan keterangan tentang rancangan program peningkatan kapasitas teknis di masa depan? d. Apakah kapasitas yang memadai telah dibangun guna memastikan bahwa pemerintah Indonesia dapat terus membuat, merevisi dan memperbaharui peta bahaya gempa tanpa bantuan lebih lanjut? Tinjauan ini menyimpulkan bahwa langkah- langkah yang dilaksanakan IEHP menuju hasil akhir program (misalnya Pemerintah Indonesia memiliki kapasitas untuk mempertahankan dan memperbaharui peta bahaya gempa bumi) secara umum sangat relevan dan berhasil. Ringkasan rekomendasi Rekomendasi- rekomendasi ini dibagi ke dalam dua bagian: 1. Rekomendasi modalitas campuran untuk intervensi bantuan teknis di masa depan: a. Memulai penggunaan intervensi katalis dengan posisi keluar yang jelas. b. Penggunaan dua pendekatan bercabang dengan fokus jangka panjang pada sains tetapi responsif terhadap kebutuhan ad- hoc c. Memilih para ahli yang memiliki kemampuan teknis dan sosial secara tepat yang dibutuhkan guna membangun hubungan kepercayaan. d. Menggunakan para pejabat untuk membangun hubungan. Modalitas input lain ditentukan oleh harga dan ketersediaan para ahli yang tepat. e. Penggabungan antara staf di lapangan dengan staf yang hanya datang sewaktu- waktu. f. Tempatkan staf dimana kehadiran mereka akan sangat mendukung pencapaian tujuan proyek. Page 2

3 g. Penggunaan metode pembangunan kapasitas gabungan tetapi tetap mencoba pendekatan- pendekatan baru. 2. Rekomendasi untuk kegiatan yang dapat dilakukan IEHP selama sisa proyek guna memastikan keberlanjutan hasil proyek. a. Memastikan posisi keluar proyek jelas dan disampaikan kepada semua pemangku kepentingan. b. Meningkatkan kapasitas gabungan. Awali dengan analisa kendala dan kesempatan 1 dan pengembangan rencana sumber daya manusia sektoral. c. Berfokus pada kapasitas sektoral selama sisa proyek. Dikarenakan reformasi kelembagaan mungkin berada di luar jangkauan IEHP, disarankan untuk memupuk perubahan dengan cara melakukannya. Respon manajemen terhadap rekomendasi mengenai gabungan modalitas Rekomendasi bagian 1 akan dipergunakan oleh AusAID dan Geoscience Australia guna memberikan informasi mengenai rancangan komponen sains dalam investasi DRM AusAID di masa depan di Indonesia. Rekomendasi 1a.Penggunaan intervensi katalis: Awali dengan posisi keluar proyek yang jelas: misalnya, bagaimana proses berjalan ketika IEHP telah mencapai hasilnya. Ciptakan proses ini tanpa menjadi bagian di dalamnya. Intervensi proyek lebih pada membangun kapasitas dan bukan menggantikan atau mengesampingkan kapasitas. Proyek ini bertahan dalam tekanan untuk mengambil peran struktural, misalnya proyek ini tidak akan mengerjakan sesuatu yang di kedepannya nanti sebenarnya harus dilakukan oleh lembaga mitra. Rekomendasi 1b.Penggunaan dua pendekatan bercabang: Proyek ini bekerja secara konsisten menuju pencapaian hasil sains strategis dengan tetap memelihara fleksibilitas untuk merespon terhadap kebutuhan ad hoc yang dapat berkontribusi pada membangun kepercayaan atau yang dapat menunjukkan nilai tambah dari sains. Proyek ini memediasi pengembangan strategi sektoral yang mengidentifikasi penelitian yang dapat membuat kontribusi terbaik pada praktiknya. Rekomendasi 1h.Jelaskan posisi keluar secara jelas: Sejalan dengan pendekatan katalis, proyek ini harus dimulai dengan visi proyek yang jelas yang mendefinisikan fungsi kelembagaan, sektoral dan individual Indonesia yang harus tersedia guna memastikan bahwa bantuan dari luar tidak akan dibutuhkan lagi. Tantangannya adalah untuk mengidentifikasi target realistis yang merupakan prioritas paling relevan terhadap tujuan AIFDR yang lebih luas. 1 Dalam dokumen ini sektor merujuk pada pengembangan informasi risiko dan ancaman gempa untuk Indonesia dan penyampaian informasi ini kepada para pembuat keputusan. Page 3

4 Respon manajemen terhadap rekomendasi 1a, 1b and 1h. Semua rekomendasi ini saling terkait sehingga tanggapan gabungan akan diberikan. AIFDR setuju dengan rekomendasi- rekomendasi ini. Selama perancangan program lanjutan, AIFDR akan menjabarkan proses teknis dan kelembagaan yang harus dilaksanakan pada akhir program dan mendesign intervensi katalis rancangan guna mencapai hasil- hasil tersebut. Sangatlah penting agar rancangan tetap fleksibel, karena posisi keluar yang dipersiapkan pada awal program mungkin akan dapat berubah dikarenakan hubungan kelembagaan dan seiring dengan didapatkannya pemahaman yang lebih mendalam mengenai permasalahan melalui implementasi. Walaupun tetap fleksibel, program ke depan akan melaksanakan proses yang lebih resmi dalam meninjau keputusan yang dibuat guna memastikan bahwa semuanya sesuai dengan posisi keluar dan konteks terkini. AIFDR akan memastikan adanya alokasi sumberdaya yang sesuai dan memadai agar dapat merespon terhadap kebutuhan ad hoc dan tujuan sains jangka panjang. Rekomendasi 1c.Pilih ahli yang tepat: Proyek ini secara teliti memilih staf dengan kemampuan teknis dan sosialspesifik yang dibutuhkan untuk membangun hubungan kepercayaan. Respon manajemen terhadap rekomendasi 1c. AIFDR setuju dengan rekomendasi ini. AIFDR telah menyampaikan kepada Geoscience Australia mengenai pentingnya baik kemampuan teknis maupun sosial untuk perekrutan staf yang akan menggantikan staf dalam negeri yang sekarang ini.hal ini meliputi draft seleksi kriteria pemilihan draf yang menangkap kebutuhan kemampuan pengelolaan pemangku kepentingan yang dibutuhkan dan ambil bagian dalam panel wawancara untuk penggantian Manajer Risiko dan Kerentanan. Rekomendasi 1d.Menggunakaan pejabat untuk membangun hubungan: Pejabat harus dipergunakan untuk posisi jangka panjang (di lapangan atau dikombinasikan dengan kunjungan berkala) yang berfokus pada pembangunan hubungan, bahkan jika hal itu berarti harus ada biaya tambahan. Para pejabat ini harus memberikan kerangka kerja untuk input lainnya. Modalitas untuk input lainnya ini ditentukan berdasarkan harga dan ketersediaan waktu para ahli yang tepat seperti didefinisikan di poin c di atas. Beberapa jenis kemampuan mungkin dihargai lebih mahal di pasar konsultansi sementara lainnya lebih murah. Proses pengadaan dapat menguji harga pasar yang berlaku. Rekomendasi 1e. Penggabungan antara staf di lapangan dengan staf yang hanya datang sewaktu- waktu: Dikarenakan perbedaan harga antara kedua opsi ini dipandang kecil jika dibandingkan dengan pembayaran harian, satu atau beberapa ahli di lapangan dapat dimanfaatkan Page 4

5 untuk melaksanakan tugas seperti memelihara hubungan, pengembangan strategi, perencanaan dengan mitra, mendorong kerja sama dengan mitra, merespon permintaan ad hoc, mempersiapkan dan menindaklanjuti intervensi yang datang sewaktu- waktu, memberikan bimbingan bagi staf mitra, mengkontekstualkan intervensi dan tugas lainnya guna memastikan staf tersebut diperkerjakan secara purna waktu. Hal- hal tersebut adalah tugas yang membutuhkan keahlian khusus. Tugas tambahan lain dapat dilakukan oleh staf yang bisa datang sewaktu- waktu untuk meningkatkan efisiensi dan akses kepada ahli yang tepat. Respon manajemen terhadap rekomendasi 1d and 1e. AIFDR setuju dengan rekomendasi- rekomendasi ini. AIFDR akan terus memperkerjakan pejabat dari Geoscience Australia untuk posisi jangka panjang yang berfokus pada hubungan kerja. Posisi jangka panjang ini mencakup posisi di lapangan dan posisi yang dapat diminta datang sewaktu- waktu untuk tugas seperti memberi masukan jangka pendek yang telah dijabarkan dalam rekomendasi. Untuk keahlian khusus yang akan menghasilkan masukan, staf di lapangan akan mengkaji masukan mana yang lebih efektif dan efisien dengan menggunakan pendekatan pasar. Rekomendasi 1f. Tempatkan staf lokal dimana kehadiran mereka sangat dibutuhkan untuk mendukung pencapaian tujuan proyek: Ada berbagai batasan logistik dan kemanan tentang penempatan ruang kerja proyek. Tetapi dalam berbagai kemungkinan yang tersedia, pilihan yang diambil harus mendukung pencapaian proyek. Staf proyek mencakup staf AIFDR dan mitra. Jika pilihan terbaiknya belum terlalu jelas, maka sejumlah modalitas dapat diuji. Pilihannya bisa lebih dari penyematan atau tidak, termasuk apakah akan menyematkan atau memasukkan staf mitra ke kantor AIFDR, ke kantor mereka masing- masing, dll. Pilihan yang ada harus dikaji secara berkala karena pendekatan yang paling efektif sekalipun dapat berubah dalam periode pelaksanaan proyek. Biaya juga menjadi pertimbangan karena ada kepentingan membiayai satu kantor terpisah, karena harus dibuat satu kantor di setiap bangunan kantor lembaga mitra. Respon manajemen to rekomendasi 1f. AIFDR setuju dengan rekomendasi ini. Selama sisa waktu proyek AIFDR akan menguji penempatan staf lembaga mitra di kantor AIFDR, termasuk dari berbagai badan, untuk jangka waktu pendek dan mengerjakan bagian spesifik dalam proyek. Rancangan program ke depan akan mempertimbangkan jika dan ketika dirasa cukup pantas untuk memasukkan staf AIFDR ke dalam kantor pemerintah. AIFDR memahami bahwa dikarenakan besarnya jumlah lembaga ilmu pengetahuan yang terlibat maka tidaklah memungkinkan untuk memasukkan staf di semua kantor lembaga tidak begitu baik, sementara menempatkan para staf tersebut di satu kantor akan mengubah hubungan yang telah Page 5

6 terjalin antara AIFDR dan lembaga- lembaga pengetahuan tersebut. Akan tetapi, pada tahap tertentu dapat menempatkan staf di BNPB secara paruh atau purna waktu. Rekomendasi 1g.Penggunaan gabungan metode peningkatan kapasitas: Penggabungan dari berbagai metode peningkatan kapasitas lebih efektif daripada kalau semua metode tersebut dilaksanakan satu persatu. Yang penting penggabungan ini akan memperhitungkan kapasitas individu, sektoral dan kelembagaan untuk menjamin adanya keberlanjutan. Penetapan target, efektivitasn, kualitas dan biaya dari berbagai metode lembaga, sektor dan individu harus dievaluasi secara seksama sejak awal. Pengujian berkelanjutan dari berbagai pendekatan tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan penggabungan metode. Intervensi harus bersifat realistis dan jika perubahan kelembagaan berada di luar jangkauan proyek, metode peningkatan kapasitas harus berada dalam batasan kelembagaan mitra. Proyek harus secara jelas menjabarkan definisi keberlanjutannya: misalnya mitra telah dilatih, mitra dapat melatih, mitra menyusun pelatihan yang dibutuhkan. Respon manajemen terhadap rekomendasi 1g. AIFDR setuju dengan rekomendasi ini. Program mendatang akan terus menggunakan gabungan metode peningkatan kapasitas dan menguji metode baru. Metode peningkatan kapasitas dapat secara khusus menyikapi kapasitas sektoral dan individual, akan tetapi seperti disebutkan dalam IPR, metode peningkatan kapasitas harus berjalan dalam batasan kelembagaan para mitra. Metode untuk membangun kapasitas sektoral dan individual dapat dipergunakan untuk memberikan tekanan yang mengarah pada perubahan kelembagaan. Respon manajemen terhadap rekomendasi for the remainder of the IEHP Respon manajemen terhadap rekomendasi proyek secara khusus akan dijabarkan di sini. Ini mencakup kegiatan yang akan dilaksanakan selama sisa waktu proyek. Beberapa kegiatan dipandang tidak dapat dilaksanakan dikarenakan keterbatasan sisa waktu dan sumber daya dan akan dialihkan untuk dipertimbangkan dalam program mendatang. Rekomendasi2a: Pastikan posisi keluar proyek nampak dengan jelas (eksplisit) dan disampaikan kepada semua pemangku kepentingan Proyek ini perlu secara jelas menjelaskan posisi keluarnya (seperti dijelaskan di atas): apa yang akan dihasilkan oleh sektor gempa bumi pada akhir proyek. Hal ini mencakup sains sektoral dan strategi penelitian, keterkaitan antara sains dan praktik (relevansi), kapasitas sektoral, lembaga dan individu yang dibutuhkan dan keberlanjutannya (seperti dijelaskan di atas: terlatih, dapat melatih, dapat merancang pelatihan). Targetnya harus realistis (bekerja dalam batasan sectoral dan kelembagaan) Page 6

7 jika perubahan ada di luar jangkauan IEHP). AIFDR harus menyelesaikan pekerjaan ini sebelum berpindah ke sektor atau bahaya lain. Respon manajemen terhadap rekomendasi 2a. AIFDR setuju sebagian dengan rekomendasi ini. Jelas sekali dari tinjauan ini bahwa investasi dalam sains bahaya gempa bumi harus dilanjutkan jauh melebihi jangka waktu proyek yang berjalan (misalnya melebihi Desember 2013). Dengan demikian, rancangan program ke depan juga akan menyikapi posisi keluar bagi gempa bumi dan tsunami, termasuk periode transisi dari fokus utama pada gempa bumi menuju fokus utama pada tsunami. AIFDR mengetahui bahwa berpindah ke bahaya lain (misalnya tsunami) harus dilaksanakan dengan transisi sehingga tidak merusak kemajuan yang telah dicapai dalam ruang gempa bumi. AIFDR tidak setuju dengan pernyataan bahwa gempa bumi harus diselesaikan terlebih dahulu. Memang sangat berguna untuk melakukan transisi yang sangat berhati- hati menuju tsunami dikarenakan ada kebutuhan para ilmuwan yang saling bertumpang tindih dan harus dilaksanakan. Yang penting adalah bahwa transisi ini mempertimbangkan keterbatasan sumber daya manusia dan prioritas para lembaga mitra. Agar dapat mendefinisikan posisi keluarnya, AIFDR telah memulai dialog dengan lembaga mitra untuk mengidentifikasi kemampuan, dari perspektif para lembaga tersebut, yang harus tersedia sebelum proyek selesai dan keluar. Persyaratan ini akan dipergunakan dalam proses perancangan guna menentukan intervensi ke depan dan lini masa untuk mulai mengurangi program dan kemudian menarik diri. Secara khusus AIFDR telah meminta Institut Teknologi Bandung dan Australian National University untuk menyusun proposal gabungan guna mendanai GREAT yang mencakup rencana untuk transisi menuju model pendanaan yang berkelanjutan. AIFDR akan terus menyesuaikan programnya dengan jadwal Badan Geologi agar dapat menghasilkan peta bahaya gempa bumi tingkat propinsi pada akhir Rekomendasi2b: Meningkatkan penggabungan peningkatan kapasitas. Penggabungan metode peningkatan kapasitas yang ada sekoarang ini sudha bagus tetapi dapat dicari inovasi agar dapat meningkatkan sasaran dan kesemimbangaan antara kapasitas individu, lembaga dan sektoral. Pendekatan terhadap inovasi harus dilakukan secara struktural tetapi tetap bisa dilakukan. Poin i dan ii di bawah, harus diselesaikan. Kegiatan- kegiatan pertama ini akan memberikan pandangan yang lebih baik terhadap kebutuhan. Apa yang dilakukan ini akan memberikan dasar pada langkah selanjutnya yang sudah dimulai pada sisa waktu proyek tetapi mungkin harus dilanjutkan pada fase AIFDR berikutnya. Page 7

8 Respon manajemen terhadap rekomendasi 2. Rekomendasi ini mengusung berbagai intervensi tambahan yang harus diuji lebih lanjut untuk menyempurnakan penggabungan peningkatan kapasitas. Tidak mungkin menguji semuanya dalam sisa waktu proyek dan karena itu AIFDR akan memprioritaskan pada, a) yang berfokus pada kapasitas sektoral sesuai dengan rekomendasi c; dan b) mekanisme pengujian yang akan memberikan masukan bagi implementasi program DRM AusAID di masa depan. AIFDR menerima prinsip umum yang menyatakan pentingnya melakukan berbagai campuran intervensi dan bahwa intervensi baru dan yang telah berjalan harus dievaluasi dan diuji secara berkala. i Rekomendasi: Rekomendasi analisa ekonomi politik dan mengidentifikasi rintangan, peluang, intensif dan resistensi. AIFDR setuju dengan rekomendasi ini. Akan dilaksanakan analisa ekonomi politik yang menggali keterkaitan antara lembaga teknis, sektor tersier dan BNPB/BPBD/PU dan lembaga kebijakan lainnya di tingkat nasional dan daerah. ii Rekomendasi: Setuju dengan rencana sumber daya manusia bersama semua mitra. Respon manajemen: AIFDR setuju sebagian dengan rekomendasi ini. Rencana SDM sektoral harus sesuai dengan peranjian mengenai rencana riset sektoral dan tidak akan dilakukan dalam waktu program yang sekarang masih berjalan. Kami akan mendukung tinjauan proses perencanaan dalam lembaga- lembaga tersebut pada program yang akan datang. Kami akan mengadvokasi para mitra kami untuk menyusun rencana SDM, dan jika ada ketertarikan maka AIFDR akan mendukung pengembangan rencana- rencana ini. iii Rekomendasi: Rancang dan implementasi tes mengenai bagaimana mutu penelitian yang dilakukan pihak lain dapat ditingkatkan termasuk percobaan melalui memperkerjakan periset dari luar, pelatihan supervisi, tinjauan rekan kerja, penghargaan dan sanksi, dan pelatihan pengelolaan riset. Respon manajemen: AIFDR setuju sebagian dengan rekomendasi ini. AIFDR akan melanjutkan untuk menguji metode yang akan meningkatkan mutu riset yang dilaksanakan dalam Sektor Pendidikan Tinggi, khususnya di Institut Teknologi Bandung. Akan tetapi, permasalahan mengenai mutu muncul di seluruh sektor pendidikan tinggi (AusAID sedang menyikapi permasalahan sektor pendidikan tinggi ini secara umum melalui proyek selama 15 tahun dalam Inisiatif Sektor Page 8

9 Ilmu Pengetahuan, dengan anggaran sebesar 100 juta Dollar Australia untuk 5 tahun pertama). Dengan demikian, AIFDR harus lebih realistis mengenai skala dampak program ini. AIFDR akan menguji insentif yang mendorong mutu, misalnya menggunakan insentif seperti mengirim siswa untuk menghadiri konferensi yang berdasarkan kualitas riset dan dikaji bersama oleh penyelia dari ANU dan ITB. Intervensi semacam ini tidak akan meningkatkan mutu penelitian yang dilaksanakan pihak lain dalam jangka pendek tetapi akan memberikan tekanan peningkatan mutu dari riset secara lebih luas. AIFDR akan terus melibatkan Sektor Ilmu Pengetahuan AUsAID untuk memastikan mutu riset. Menguji cara riset yang dilaksanakan pihak lain bergantung pada strategi riset bersama (rekomendasi 2ci) dan merujuk pada permasalahan mutu yang diangkat sebelum kita dapat bekerja dengan lembaga- lembaga tersebut utuk menentukan aspek mana yang dapat dikerjakan pihak lain. Sepertinya dalam jangka pendek sektor ini belum akan siap untuk menyerahkan pelaksanaan riset kepada pihak lain. iv Rekomendasi: Rancang dan implementasikan kursus singkat khusus yang mentargetkan pada semua staf secara sekaligus termasuk mekanisme penyampaiannya (ITB GREAT, program beasiswa AusAID), muatan kursus, gaya mengajar, dan insentif untuk kinerja peserta. Respon manajemen: Setuju. Program ke depan akan meminta NU dan/atau GA untuk bekerja sama dengan ITB guna mengembangkan kursus singkat seraya bekerja dengan lembaga- lembaga teknis tersebut untuk mengidentifikasi minat dan kebutuhan kepada kursus tersebut. Jika ada ketertarikan dari mitra maka pendekatan kepada beberapa universitas Australia dapat dilakukan untuk menyusun proposal. Penggunaan ITB untuk melaksanakan kursus singkat tersebut akan membutuhkan pergeseran dari persepsi ITB mengenai perannya sebagai pihak yang membantu pemerintah, walaupun juga dapat dipergunakan sebagai tambahan alur penghasilan mereka. Seiring dengan intervensi lain di sektor pendidikan tinggi, harus ada upaya agar tidak terlalu membebani periset peringkat atas dengan beban kerja mengajar yang sebenarnya tidak terlalu berkelanjutan. Page 9

10 v Rekomendasi: Rancang dan implementasikan tes tentang bagaimana mutu peningkatan kapasitas secara internal dapat ditingkatkan termasuk menyampaian hasil, data dan metodologi kepada publik, penyampaian perkembangan internal terkini, sistem bimbingan, jejaring sesama rekan kerja, magang pada kantor GA dan pelatihan HRM. Respon manajemen: AIFDR setuju sebagian dan akan mempertimbangkan tes lebih lanjut dalam proses rancangan. AIFDR melihat adanya nilai tambah untuk menyampaikan hasil, data dan metodologi kepada publik dan terus memfasilitasi penyediaan data bencana dari lembaga teknis kepada BNPB. Penggunaan diskusi mengenai program pelatihan dengan para manajer dimana staf akan berfokus pada pengkhususan dan mendukung konsentrasi keahlian tiap area dengan staf- staf khusus. AIFDR akan mempertimbangkan magang pada GA jika terdapat peluang. Pelatihan di dalam negeri secara umum memang lebih efektif karena staf dapat menguji berbagai metodologi baru pada data dan sistem mereka. Oleh karena itu program magang harus ditargetkan berdasarkan pada manfaat khusus dari waktu yang dipakai di GA, seperti memahami bagaimana sebuah lembaga pengetahuan berjalan. vi Rekomendasi: Rancang dan implementasikan metode untuk memperkuat kerja sama antar mitra seperti memasukkan staf mitra ke dalam kantor AIFDR, ke kantor masing- masing mitra, dll. Respon manajemen: Setuju AIFDR akan memfasilitasi memasukkan staf dari berbagai kantor mitra AIFDR dalam jangka waktu pendek (1-2 minggu). Para staf ini akan bertanggung jawab untuk bekerja sama guna menghasilkan produk khusus untuk BNPB, dengan fasilitasi dari IEHP. Pergunakan kesempatan ini untuk memfasilitasi pembicaraan tentang staf yang saling menempatkan, misalnya untuk penyusunan skenario latihan nasional BNPB. Hal ini bergantung pada minat atas pendekatan semacam ini dari lembaga mitra. Rekomendasi: Rancang dan implementasikan insentif seperti penghargaan dan pembelajaran agar staf riset yang ada tetap aktif Respon manajemen: Setuju. AIFDR akan membantu staf berkinerja tinggi dengan memberikan peluang penerbitan di jurnal internasional. Seperti Page 10

11 dijabarkan dalam 2iii, proses tinjauan oleh rekan sekerja ini akan dirancang untuk memberikan penghargaan bagi mereka yang berkinerja tinggi. Dalam beberapa situasi, misalnya siswa GREAT, insentif akan diberikan dalam bentuk misalnya dikirim menghadiri konferensi internasional. Penghargaan dan pengakuan bagi staf lembaga seringkali lebih rumit, karena sistem pemberian penghargaan internal mungkin membawa fokus yang berbeda yaitu pada mutu penelitian. Uji coba ide untuk metode penghargaan lain bersama dengan BNPB, misalnya malam penganugerahaan penghargaan untuk keunggulan sains dalam bidang penanggulangan bencana. Rekomendasi2c: Berfokus pada kapasitas sektoral selama sisa proyek: Dikarenakan reformasi kelembagaan nampaknya jauh berada di luar jangkauan IEHP, disarankan untuk memupuk mempercepat perubahan dengan cara: proses kolaborasi harus dipergunakan sementara sampai dengan praktik yang lebih tepat dapat diciptakan. Proses dan prosedur akan berkembang secara organik dan sesuai dengan peraturan terbuka dan tersirat dan budaya lembaga. Kemudian, proses tersebut dapat ditangkap secara progresif dalam SOP sebagai bagian dari MoU. Pendekatan ini adalah cara yang dapat mendorong perubahan dengan cara menciptakan tekanan internal dan bukan langsung melakukan perubahan kelembagaan dari atas. Dalam praktiknya, hal ini berarti IEHP akan melaksanakan langkah- langkah berikut ini: i Rekomendasi: Fasilitasi semua pemangku kepentingan untuk menyetujui sains sektoral dan strategi riset. Jembatani strategi ini ke dalam rencana sektoral HRM dan posisi keluar IEHP (seperti dijelaskan di atas). Resmikan sistem untuk memperbaharui strategi secara berkala (misalnya dua tahun sekali)> Respon manajemen: Setuju. AIFDR akan memulai proses ini dengan cara pelibatan masing- masing lembaga atas kebutuhan yang mereka telah jelaskan seperti tanggapan poin 2a terhadap strategi keluar. Rancangan ini sedang dikembangkan dan hal ini akan didiskusikan dengan kelompok antar lembaga untuk memfasilitasi pemahaman kolektif yang menjadi prioritas lembaga dan bagaimana hal tersebut berkontribusi terhadap pencapaian tujuan penyediaan informasi bahaya gempa yang lebih baik. Dikarenakan kerja sama antar lembaga ini masih berada di tahapan dini, diharapkan kerja sama ini akan membutuhkan waktu beberapa lama sebelum mengembangkan visi sektoral yang lebih mendalam. Namun demikian, mungkin Page 11

12 akan lebih mudah untuk menjawab pertanyaan riset yang lebih spesifik yang melibatkan jumlah lembaga yang lebih sedikit. Kelompok kerja tingkatan yang lebih rendah dapat dibentuk untuk sub- materi yang spesifik, misalnya kelompok kerja untuk microtremor yang telah terbentuk. ii Rekomendasi: Cari cara menyikapi kesenjangan kelembagaan dengan cara meningkatkan jumlah produk informasi gempa bumi. Dorong mitra untuk mengintensifkan kerjasama dengan cara meningkatkan volume kerja dan menstandarisasi prosedur pertukaran informasi. Lembaga ilmu pengetahuan harus didorong agar dapat mengembangkan lebih banyak lagi produk informasi bahaya gempa (katalog gempa bumi, klasifikasi tanah dan respon basis data dan peta, peta skenario gempa bumi dan peta patahan). Pengembangan arus produk yang beraneka ragam ini dapat dilakukan oleh berbagai mitra utama (misalnya katalog EQ dalam katalog BMKG), di mana bahaya gempa bumi menjadi produk yang mengandalkan pada integrasi terhadap kesemua hal tersebut dan mempertimbangkan semua data dan riset terkini dari seluruh sektor. Produk informasi bahaya lain juga dapat dibuat sesuai kebutuhan untuk berbagai industri, seperti industri bangunan, perencana kota dan perusahaan asuransi. Respon manajemen: Setuju sebagian. AIFDR setuju bahwa bekerja dengan produk spesifik seperti ini adalah penting untuk membangun kerjasama yang lebih erat, dimana masing- masing lembaga bertanggung jawab untuk produk khusus yang akan berkontribusi pada produk secara keseluruhan. Peningkatan data dan pertukaran informasi mejadi hal yang sangat penting. Tetapi, AIFDR tidak setuju jika ini hanya dapat dilakukan dengan cara meningkatkan volume produk, padahal pekerjaan ini harus berfokus produk khusus yang berjumlah lebih sedikit kualitas dapat ditangani dengan baik. Mekanisme untuk memupuk kerja sama antar badan yang lebih kuat akan dimasukkan ke dalam analisa politik ekonomi dalam rekomentasi ini. 2bi. Tantangan utamanya adalah pada membantu peran BNPB sebagai badan koordinasi hal ini akan membutuhkan lembaga dukungan teknis untuk mengkomunikasikan nilai produk sains mereka terhadap tujuan BNPB dalam pengelolaan kebencanaan. iii Rekomendasi: Bantu mitra untuk menjembatani produk- produk ini dengan aplikasi di tingkat akar rumput dan mulai bangun dialog dengan para penggunanya. Pastikan lembaga ilmu pengetahuan telah memiliki kapasitas Page 12

13 untuk memakai produk mereka (dan mutu mereka dipahami, tersedia dengan mudah, dan gratis. Respon manajemen: Setuju. AIFDR bekerja sama dengan Badan Geologi dan BNPB untuk membantu membuat peta bahaya untuk berbagai jenis bahaya yang ada dan tersedia dalam bentuk digital dari Badan Geologi untuk BNPB. AIFDR mengetahui bahwa produk informasi bahaya yang sekarang ini disusun oleh Badan Geologi tidak diberikan kepada masyarakat dalam cara yang dapat mereka pergunakan. Sekarang Badan Geologi telah meningkatkan kapasitasnya untuk menghasilkan produk informasi bahaya bermutu tinggi secara lebih independen sehingga ada ruang untuk pergeseran fokus pada peningkaan kapasitas mereka untuk menyediakan informasi ini kepada para pemangku kepentingan. AIFDR akan terus bekerja dengan BNPB untuk mempergunakan alat milik BNPB seperti InaSAFE yang dirancang untuk membuat produk informasi bahaya dapat diakses dan membawa arti bagi para manager kebencanaan. iv Rekomendasi: Identifikasi dan menghilangkan resistensi terhadap kerja sama yang lebih mendalam. Modalitas yang dapat mendekatkan lembaga- lembaga Indonesia lebih dekat. Berikan contoh dengan lebih jauh melibatkan lembaga internasional lain yang bekerja dengan lembaga yang menjadi mitra. Respon manajemen: Setuju. AIFDR akan terus membangun proses yang membutuhkan kerjasama antar lembaga guna menghasilkan produk spesifik yang diminta oleh pemerintah. AIFDR akan menggunakan hubungan dengan donor lain (misalnya German Institute for Geosciences and Natural Resources, BGR) untuk meningkatkan partisipasi dalam forum- forum koordinasi dan pelibatan dengan donor lain bersama dengan badan pemerintah Indonesia dalam menyusun visi sektoral. Terkait dengan Proyek BGR Georisks, AIFDR telah memfasilitasi lokakarya berbagai pemangku kepentingan yang melibatkan lembaga yang ikut ambil bagian dalam pekerjaan microtremor. Proyek ini telah membentuk kelompok kerja yang akan menyusun data inventori yang telah dikumpulkan oleh masing- masing lembaga dan koordinasi program. Page 13

14 Selama perancangan program ke depan, AIFDR akan melibatkan lembaga donor lainnya yang memberikan bantuan teknis guna mengidentifikasi kekuatan mereka dan dimana AIFDR dapat mengambil manfaat, bekerja sama atau mendukung kegiatan lainnya. AIFDR sebagai penyedia bantuan teknis terbesar dalam bidang ini akan memfasilitasi pertemuan koordinasi donor (tahunan atau dua tahunan) untuk membawa kelompok lain agar saling mengetahui kegiatan satu sama lain dan mencari peluang untuk kerja sama lebih dekat. v Rekomendasi: Buktikan bagaimana pendekatan bercabang dua terhadap sains akan berhasil dilaksanakan dalam sektor gempa bumi di Indonesia. IEHP harus mendorong debat tentang nilai tambah sains sampai para pemimpin di lembaga mitra mendapatkan kejelasan ide tentang bagaimana hasil penelitian akan dapat menyelamatkan banyak jiwa. Jika lembaga sains atau ilmu pengetahuan tidak dapat menjangkau semuanya di lapangan, mereka harus mempergunakan lobi atau menyewa organisasi antara guna memastikan bahwa nilai tambah sains ini dipahami dan diaplikasikan oleh para praktisi. Dialog dengan pengguna penelitian harus menghasilkan rencana aksi gabungan (dengan atau tanpa dukungan IEHP). Melobi BNPB untuk memindahkan fokusnya dari kesiapsiagaan dan respon terhadap mitigasi adalah bagian integral dari membangun keterkaitan antara sains dengan praktik. Salah satu dari permasalahan mendorong pemerintah untuk menangani PRB adalah karena tanggung jawab untuk mengelola risiko umumnya sangat teragregasi. Dalam jangka pendek dapat digali apakah lebih efektif untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam diskusi ini. Dari sisi pemerintah ini berarti melibatkan departemen lain seperti perencanaan dan/atau keuangan. Dalam sektor swasta ini berarti melibatkan para profesional di bidang teknis, dsb. Respon manajemen: AIFDR secara parsial sepakat dengan rekomendasi ini. AIFDR setuju bahwa sains perlu dipergunakan oleh para pembuat kebijakan. Kajian ekonomi politik akan memandu intervensi tambahan dengan lembaga kebijakan agar sains tersebut menjadi relevan. AIFDR akan mempertimbangkan intervensi yang ditujukan pada pembangunan kapasitas para mitra sains untuk melobi pembuat kebijakan. Berbagai modalitas harus dipertimbangkan di sini, akan tetapi ini adalah satu bidang yang mungkin membutuhkan adanya program Page 14

15 kursus singkat atau program belajar persahabatan di Australia yang akan menjadi mekanisme efektif untuk membawa sains ke dalam kebijakan. AIFDR tidak setuju mengkaitkan antara sains dengan praktik dianggap sebagai pergeseran dari kesiapsiagaan menjadi mitigasi. AIFDR akan melanjutkan mengkaitkan sains kepada prioritas terkini pemerintah Indonesia tentang kesiapsiagaan dan tanggap darurat dan memakai ini sebagai dasar dalam advokasi lebih lanjut untuk meningkatkan upaya mitigasi. AIFDR akan mempertimbangkan untuk mendukung kegiatan di skala sub nasional untuk melaksanakan program pilot yang dapat membawa sains langsung pada skala pembuat kebijakan daerah. Page 15

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN B. Wisnu Widjaja Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan TUJUAN PB 1. memberikan perlindungan kepada masyarakat

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN 1. LATAR BELAKANG PROYEK

KERANGKA ACUAN 1. LATAR BELAKANG PROYEK KERANGKA ACUAN Lembaga Pelaksana Kegiatan Peningkatan Kapasitas & Penyuluhan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta 16 Mei 2012 1. LATAR BELAKANG PROYEK Organisasi Internasional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Proyek yang berfokus pada pemulihan masyarakat adalah yang paling awal dijalankan MDF dan pekerjaan di sektor ini kini sudah hampir

Lebih terperinci

Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Knowledge Sector Initiative. Untuk. Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal

Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Knowledge Sector Initiative. Untuk. Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Untuk Knowledge Sector Initiative Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal Nomor Permintaan Aplikasi: 01/KSI/SG-S/Des/2014 Tanggal Mulai dan Penutupan

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia

Australia Awards Indonesia Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Kepemimpinan Organisasi dan Praktek-praktek Manajemen untuk Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards

Lebih terperinci

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif xvii Ringkasan Eksekutif Pada tanggal 30 September 2009, gempa yang berkekuatan 7.6 mengguncang Propinsi Sumatera Barat. Kerusakan yang terjadi akibat gempa ini tersebar di 13 dari 19 kabupaten/kota dan

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Kegiatan Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional SFDRR (Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana) dan Pengarusutamaan PRB dalam Pembangunan di Indonesia Tanggal 17 Oktober

Lebih terperinci

KONSULTAN PROTOKOL HUMANITARIAN & HUBUNGAN INTERNASIONAL Untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)

KONSULTAN PROTOKOL HUMANITARIAN & HUBUNGAN INTERNASIONAL Untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) KONSULTAN PROTOKOL HUMANITARIAN & HUBUNGAN INTERNASIONAL Untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) PROGRAM ASISTENSI TEKNIS Didukung oleh Fasilitas Australia-Indonesia

Lebih terperinci

1. Membangun kemitraan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan

1. Membangun kemitraan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan KODE UNIT : O.842340.003.01 JUDUL UNIT : Menjalin Hubungan yang Positif dengan Pemangku Kepentingan DESKRIPSI UNIT : Unit ini menjelaskan keterampilan, pengetahuan, dan Sikap kerja yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

KONSULTAN HUBUNGAN MASYARAKAT/ANALIS MEDIA untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)

KONSULTAN HUBUNGAN MASYARAKAT/ANALIS MEDIA untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) KONSULTAN HUBUNGAN MASYARAKAT/ANALIS MEDIA untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) BANTUAN ASISTENSI TEKNIS Didukung oleh Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013-2015 Penyelenggaraan penanggulangan bencana bertujuan untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan bencana

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia Kerangka Acuan Call for Proposals 2016-2017: Voice Indonesia Kita berjanji bahwa tidak akan ada yang ditinggalkan [dalam perjalanan kolektif untuk mengakhiri kemiskinan dan ketidaksetaraan]. Kita akan

Lebih terperinci

AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2)

AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2) AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2) Ada sembilan langkah dalam AFP SMART yang terbagi kedalam tiga fase atau tahapan sebagai berikut: Langkah 1. Buat sasaran yang SMART Langkah 4. Tinjau

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana 126 Lampiran 1 CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT A. Komando dan Kontrol 1. Mengaktifkan kelompok komando insiden rumah sakit. 2. Menentukan pusat komando rumah sakit. 3. Menunjuk penanggungjawab manajemen

Lebih terperinci

STANDAR PERIKATAN AUDIT

STANDAR PERIKATAN AUDIT EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT STANDAR PERIKATAN AUDIT ( SPA ) 300 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

Bismillahi rahmani rahiim,

Bismillahi rahmani rahiim, Pidato Utama Seminar IDB: Mencetak Sumber Daya Manusia yang Kompetitif bagi Pemberdayaan Ekonomi Dr. Hendar (Deputi Gubernur, Bank Indonesia) Jakarta, 13 Mei 2016 Bismillahi rahmani rahiim, Yang saya hormati:

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

1. Mengelola penyampaian bantuan

1. Mengelola penyampaian bantuan KODE UNIT : O.842340.004.01 JUDUL UNIT : Pengaturan Bidang Kerja dalam Sektor Penanggulangan Bencana DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini mendeskripsikan keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja yang

Lebih terperinci

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

Bab 4 Menatap ke Depan: Perubahan Konteks Operasional

Bab 4 Menatap ke Depan: Perubahan Konteks Operasional Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Bab 4: Menatap ke Depan Bab 4 Menatap ke Depan: Perubahan Konteks Operasional Sejumlah proyek baru diharapkan dapat mendorong pengembangan ekonomi berkelanjutan di Aceh

Lebih terperinci

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Siklus Proyek Policy & Strategy Pre-project discussion & activities Project Identification Pre-feasibility

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Untuk mewujudkan perekonomian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Mengelola Resiko Bencana di Negara Maritim Indonesia: Upaya Mengurangi Resiko Bencana DAFTAR ISI

Mengelola Resiko Bencana di Negara Maritim Indonesia: Upaya Mengurangi Resiko Bencana DAFTAR ISI DAFTAR ISI Upaya Mengurangi Resiko Bencana Sambutan Rektor Institut Teknologi Bandung i Prakata- Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung iii Sambutan-Dewan Editorial v Dewan Editorial vii ix Daftar

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs Outline Presentasi PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II Bengkulu, 14 Oktober 2014 Kristanto Sinandang UNDP Indonesia Proses Penyusunan SDGs Tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

KODE UNIT : O JUDUL UNIT KODE UNIT : O.842340.029.01 JUDUL UNIT : MenetapkanKonteksKriteriaEvaluasi Risiko DESKRIPSIUNIT : Unit ini meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam mengidentifikasi kerangka kerja pada saat

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jalan Jendral Sudirman No. 438 Telepon/Fax. (0761) 855734 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PROYEK MODERNISASI PENGADAAN

PROYEK MODERNISASI PENGADAAN PROYEK MODERNISASI PENGADAAN Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah booklet final.indd 1 booklet final.indd 2 PROYEK MODERNISASI PENGADAAN Pengantar Pemerintah Amerika Serikat melalui Millennium

Lebih terperinci

KONSULTAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)

KONSULTAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) KONSULTAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) PROGRAM ASISTENSI TEKNIS Didukung oleh Fasilitas Australia-Indonesia untuk Pengurangan

Lebih terperinci

I. Permasalahan yang Dihadapi

I. Permasalahan yang Dihadapi BAB 34 REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DI WILAYAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATRA UTARA, SERTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH I. Permasalahan

Lebih terperinci

AIDS dan Sistem Kesehatan: Sebuah Kajian Kebijakan PKMK FK UGM

AIDS dan Sistem Kesehatan: Sebuah Kajian Kebijakan PKMK FK UGM AIDS dan Sistem Kesehatan: Sebuah Kajian Kebijakan PKMK FK UGM Latar Belakang Respon penanggulangan HIV dan AIDS yang ada saat ini belum cukup membantu pencapaian target untuk penanggulangan HIV dan AIDS

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LEBAK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN

Lebih terperinci

Kerangka Acuan. Kegiatan Profesionalisasi Pengadaan. Mentor ULP untuk Manajemen Sumber Daya Manusia

Kerangka Acuan. Kegiatan Profesionalisasi Pengadaan. Mentor ULP untuk Manajemen Sumber Daya Manusia Kerangka Acuan Kegiatan Profesionalisasi Pengadaan Mentor ULP untuk Manajemen Sumber Daya Manusia Pengantar Amerika Serikat yang bertindak melalui Millennium Challenge Corporation ("MCC") dan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA BAB II Rencana Aksi Daerah (RAD) VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA 2.1 Visi Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Derah Kabupaten Pidie Jaya, menetapkan Visinya

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia Skema Hibah Alumni

Australia Awards Indonesia Skema Hibah Alumni Australia Awards Indonesia Skema Hibah Alumni Tanya Jawab Umum Apa itu Skema Hibah Alumni? Skema Hibah Alumni bertujuan untuk mendukung alumni dari Australia untuk membagi pengetahuan dan pengalaman yang

Lebih terperinci

1. Melakukan pendekatan terhadap peluang pendanaan dari donatur potensial. 2. Menyerahkan proposal pendanaan. 3. Memenuhi persyaratan kontrak

1. Melakukan pendekatan terhadap peluang pendanaan dari donatur potensial. 2. Menyerahkan proposal pendanaan. 3. Memenuhi persyaratan kontrak KODE UNIT : O.842340.006.01 JUDUL UNIT : MemastikanPendanaan PenanggulanganBencana DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan keterampilan pengetahuan, dan sikap yang dipersyaratkan untukmengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama BAB V PENUTUP Semua analisa dan pembahasan didasarkan pada dokumen dan data yang diperoleh dari penggalian informasi dari staf tersebut mendukung hubungan antara penerapan model penilaian kinerja staf

Lebih terperinci

KERANGKA STRATEGIS Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global

KERANGKA STRATEGIS Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global KERANGKA STRATEGIS 2012-2015 Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global Pertemuan Tahunan Para Presiden APRU ke 16 Universitas Oregon 27-29 Juni 2012 Draf per 24 Mei 2012 APRU: Sekilas Pandang 42

Lebih terperinci

STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN

STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN Forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Barat adalah sebuah wadah yang menyatukan para pihak pemangku kepentingan (multi-stakeholders) di Jawa

Lebih terperinci

Kajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

Kajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu Strategi 2020 Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu (Mid-Term Review/MTR) atas Strategi 2020 merupakan

Lebih terperinci

1. Melibatkan masyarakat 1.1 Pengenalan karakter umum dan

1. Melibatkan masyarakat 1.1 Pengenalan karakter umum dan KODE UNIT : O.842340.031.01 JUDUL UNIT : MemfasilitasiPengkajianRisikoBencana DESKRIPSIUNIT : Unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk membuat daftar prioritas risiko

Lebih terperinci

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) suatu Proyek termasuk proses yang diperlukan

Lebih terperinci

Sistem IPTEK Nasional dalam Usaha untuk Meningkatkan Kemampuan Bangsa dalam Bidang Elektronika dan Telekomunikasi

Sistem IPTEK Nasional dalam Usaha untuk Meningkatkan Kemampuan Bangsa dalam Bidang Elektronika dan Telekomunikasi Sistem IPTEK Nasional dalam Usaha untuk Meningkatkan Kemampuan Bangsa dalam Bidang Elektronika dan Telekomunikasi Oleh: Samaun Samadikun Makalah disampaikan dalam seminar : Penerapan Teknologi Digital

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

Sejarah AusAID di Indonesia

Sejarah AusAID di Indonesia Apakah AusAID Program bantuan pembangunan luar negeri Pemerintah Australia merupakan program yang dibiayai Pemerintah Federal untuk mengurangi tingkat kemiskinan di negaranegara berkembang. Program ini

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.37, 2018 KEMENPAN-RB. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan. No.2081, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA, PEMERINTAH DAERAH,

Lebih terperinci

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 Apa saja prasyaarat agar REDD bisa berjalan Salah satu syarat utama adalah safeguards atau kerangka pengaman Apa itu Safeguards Safeguards

Lebih terperinci

CHAPTER 8 PERENCANAAN STRATEGIS

CHAPTER 8 PERENCANAAN STRATEGIS CHAPTER 8 PERENCANAAN STRATEGIS Oleh : Kartika Putri K 0610230107 Renawati 0710230139 Fendi Permana 0710230168 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 PERENCANAAN STRATEGIS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA

Lebih terperinci

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP Laporan No.: Nama Proyek Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor Lingkungan dan Pedesaan ID

Lebih terperinci

BNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH

BNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH BNPB 2014 Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH Konsepsi Rencana Penanggulangan Bencana Perencanaan Penanggulangan Bencana adalah kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah berdasarkan UU

Lebih terperinci

Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016

Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016 ` Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016 Nama Kota/Kabupaten Provinsi Target capaian Focal Point Sumatera Barat Masyarakat

Lebih terperinci

ACDPINDONESIA Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership

ACDPINDONESIA Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership Risalah Kebijakan Mei 2017 PRAKTIK-PRAKTIK EFEKTIF REFORMASI KURIKULUM DI ASIA Pengantar Keadilan sosial dan Kesetaraan Pendahuluan Mekanisme Transisi untuk Reformasi Kurikulum Pendorong Perubahan Kesimpulan

Lebih terperinci

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 6 tahun 2001 Tanggal : 24 april 2001 Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia Pendahuluan Pesatnya kemajuan teknologi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana

LAMPIRAN. Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana LAMPIRAN Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Lampiran 1. Aspek dan Indikator Desa/Kelurahan Tangguh Aspek Indikator Ya Tidak

Lebih terperinci

Menanggulangi Permasalahan Pekerja Anak Melalui Pendidikan

Menanggulangi Permasalahan Pekerja Anak Melalui Pendidikan International Labour Organization Menanggulangi Permasalahan Pekerja Anak Melalui Pendidikan Laporan Rapat Bersama Para Mitra yang Diselenggarakan di ILO Jakarta 23 Januari 2013 DECENT WORK A better world

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara geografis, geologis, hidrologis, dan sosio-demografis, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara geografis, geologis, hidrologis, dan sosio-demografis, Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara geografis, geologis, hidrologis, dan sosio-demografis, Indonesia merupakan wilayah rawan bencana. Sejak tahun 1988 sampai pertengahan 2003 terjadi 647 bencana

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework

Inisiatif Accountability Framework Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda

Lebih terperinci

O JUDUL UNIT

O JUDUL UNIT KODE UNIT : O.842340.007.01 JUDUL UNIT : MengelolaUang Tunai DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan pengetahuan, keterampilan, dan sikapyang diperlukan untuk mengelola isu-isu penanganan uang

Lebih terperinci

Pekerjaan Sosial PB :

Pekerjaan Sosial PB : Pekerjaan Sosial PB : Suatu bidang praktik profesi pekerjaan sosial dimana Peksos menggunakan keahlian khusus untuk membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melaksanakan peran sosial mereka

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA

Lebih terperinci

Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal

Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal Lima Langkah untuk Membantu Organisasi Masyarakat Sipil Berhasil Menerapkan Data Terbuka dengan Baik Panduan Pelaksanaan JAKARTA Panduan Pelaksanaan:

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

PANDUAN BANTUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2017

PANDUAN BANTUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2017 PANDUAN BANTUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2017 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS TAHUN 2017 PROGRAM BANTUAN DANA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STAIN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2017 A.

Lebih terperinci

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Ida Ngurah Plan International Indonesia Ida.Ngurah@plan-international.org Konteks Bencana dan Dampak Pendidikan

Lebih terperinci

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI Bagian 1: Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan formal serta data pekerjaan anda pada saat ini.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model

Lebih terperinci

TAHAPAN PENGEMBANGAN KLA

TAHAPAN PENGEMBANGAN KLA 7 2012, No.170 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PANDUAN PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK TAHAPAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia Nelayan (Koleksi Bank Dunia ) Foto: Curt Carnemark 4 Berinvestasi untuk Indonesia yang Lebih Berkelanjutan 1.1 Karakteristik Utama Tantangan Lingkungan

Lebih terperinci

penanggulangan bencana penanggulangan bencana penanggulangan bencana 1. Mengidentifikasi strategi perencanaan bencana lokal yang ada

penanggulangan bencana penanggulangan bencana penanggulangan bencana 1. Mengidentifikasi strategi perencanaan bencana lokal yang ada Kode Unit : O.842340.024.01 Judul Unit : Melaksanakan Rencana PenanggulanganBencana Deskripsi Unit : Unit ini menjelaskan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam peran dan tanggung jawab

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA 1 BEncANA O Dasar Hukum : Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana 2 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SABANG, Menimbang : a. bahwa dokumen perencanaan

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS ASOSIASI AUDITOR INTERN PEMERINTAH INDONESIA I. LATAR BELAKANG Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) adalah organisasi profesi auditor

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS LAYANAN DASAR BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RENTAN. 8 Mei 2018

PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS LAYANAN DASAR BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RENTAN. 8 Mei 2018 PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS LAYANAN DASAR BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RENTAN 8 Mei 2018 TENTANG KOMPAK KOMPAK Akronim dari KOlaborasi Masyarakat dan P elaya nan untuk Kesejahteraan KOMPAK merupakan program

Lebih terperinci

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI Bagian 1: Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan formal serta data pekerjaan anda pada saat ini.

Lebih terperinci

MODUL 1: PENGANTAR TENTANG KETANGGUHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA. USAID Adapt Asia-Pacific

MODUL 1: PENGANTAR TENTANG KETANGGUHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA. USAID Adapt Asia-Pacific MODUL 1: PENGANTAR TENTANG KETANGGUHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung SELAMAT DATANG! Mengapa kita berada disini (tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Ketidakpastian tersebut, membuat masyarakat hidup dalam remang-remang ancaman

BAB VI PENUTUP. Ketidakpastian tersebut, membuat masyarakat hidup dalam remang-remang ancaman BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Tidak ada yang dapat memprediksi kapan tepatnya bencana itu terjadi. Ketidakpastian tersebut, membuat masyarakat hidup dalam remang-remang ancaman bencana, sehingga mempersiapkan

Lebih terperinci

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE 1. Persoalan apa yang akan diselesaikan? Pertumbuhan produktivitas di negara-negara

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK

RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK Sebagai para pemimpin partai politik, kami memiliki komitmen atas perkembangan demokratik yang bersemangat dan atas partai

Lebih terperinci