LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH PADA PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH PADA PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014"

Transkripsi

1 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH PADA PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 Nomor: LHPP-021/PW18/1/2015 Tanggal 15 JANUARI 2015

2 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 ii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, BPKP berperan melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Sebagai implementasi atas amanah tersebut, BPKP melakukan kegiatan pengawasan dalam bentuk audit, evaluasi, reviu, investigasi, bimbingan teknis, dan asistensi kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Hasil pengawasan dan pembinaan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga kepada para stakeholder serta memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah dan penyelenggaraan SPIP pada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara pada Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 berisi rangkuman informasi secara menyeluruh atas hasil pengawasan dan pembinaan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dan juga sebagai media pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara terhadap satker Kementerian/Lembaga (K/L) dan unit kerja di lingkungan Pemda di Provinsi Sulawesi Utara. Laporan disajikan secara sistematis dengan mengelompokkan hasil pengawasan BPKP ke dalam empat perspektif, yaitu: (i) akuntabilitas pelaporan keuangan; (ii) akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset; (iii) akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih; dan (iv) akuntabilitas pengawasan atas pelaksanaan program lintas sektoral. BPKP selaku auditor pemerintah telah dan akan terus berkomitmen untuk mendukung tugas-tugas pemerintahan melalui pemberian jasa assurance dan consulting yang berorientasi pada peningkatan akuntabilitas keuangan negara/daerah, mendukung pencapaian program prioritas nasional yang pro-job, propoor, dan pro-growth dengan menekankan pada pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan serta penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking), menuju Wilayah Tertib Administrasi dan Wilayah Bebas Korupsi di Provinsi Sulawesi Utara. Akhir kata, semoga laporan hasil pengawasan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi Gubernur untuk pengambilan keputusan strategis, khususnya dalam peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah, serta pembangunan daerah pada umumnya. Manado, 15 Januari 2015 Kepala Perwakilan, Adil Hamonangan Pangihutan NIP

3 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 iii RINGKASAN EKSEKUTIF Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai pengawas internal pemerintah dengan jasa assurance dan consulting diharapkan dapat memberikan perbaikan dan nilai tambah dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan membantu pemerintah mencapai tujuannya. Dalam melaksanakan peranan sebagai assurance dan consulting di wilayah Provinsi Sulawesi Utara, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara berhasil merangkum informasi komprehensif hasil pengawasan berkaitan dengan akuntabilitas keuangan negara pada satuan kerja K/L (instansi vertikal) dan unit kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Utara dalam suatu Laporan Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara pada Provinsi Sulawesi Utara Tahun Laporan ini menyajikan secara sistematis kelompok hasil pengawasan BPKP dalam empat perspektif, yaitu: (i) akuntabilitas pelaporan keuangan; (ii) akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset; (iii) akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih; dan (iv) akuntabilitas pengawasan atas pelaksanaan program lintas sektoral, dengan hasil sebagai berikut: 1. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Akuntabilitas pelaporan keuangan negara di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2014 menunjukkan arah perbaikan yang signifikan, ditandai dengan peningkatan opini BPK RI atas LKPD tahun 2013 apabila dibandingkan dengan opini BPK RI atas LKPD tahun 2012, yaitu sebesar 150%. Pada tahun 2012 pemda yang meraih opini WTP sebanyak 2 pemda, dan pada tahun 2013 sebanyak 5 pemda. Belum diperolehnya opini WTP dari BPK RI untuk pemda yang belum meraih WTP, disebabkan antara lain adanya kelemahan sistem pengendalian intern, belum tertatanya barang milik daerah dengan tertib, tidak sesuainya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan ketentuan yang berlaku, penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan keuangan, serta kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada Pemda.

4 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 iv Selain kegiatan pendampingan dalam rangka peningkatan opini LKPD, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara juga melakukan audit keuangan bersifat dukungan atas proyek/kegiatan yang didanai dengan Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN). Berdasarkan hasil audit atas PHLN sampai dengan Tahun 2014, pada umumnya dengan opini menyajikan secara wajar semua hal yang material mengenai penerimaan dan pengeluaran selama tahun berjalan. Kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan juga dapat dilihat dari Laporan Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Hasil evaluasi Kemenpan & RB, BPKP dan Inspektorat Provinsi Sulawesi Utara atas LAKIP tahun 2013, tidak terdapat pemda yang memperoleh peringkat Baik. Terhadap laporan keuangan BUMD tahun buku 2013 dan 2012 di Provinsi Sulawesi Utara, hanya satu BUMD yang diberikan opini oleh eksternal auditor, yaitu PT Bank Sulut, dengan opini WTP. Untuk laporan keuangan tahun 2012 dan 2011, terdapat 1 BUMD yang memperoleh opini WTP, 3 BUMD yang memperoleh opini WDP, dan 1 BUMD yang memperoleh opini Disclaimer. Dari hasil kompilasi dan analisis terhadap LKPD seluruh Pemda di wilayah Provinsi Sulawesi Utara tahun anggaran 2012 dan 2013 diketahui bahwa rasio pertumbuhan dan rasio keuangan selama dua tahun terakhir, menunjukkan hal sebagai berikut: Total aset mengalami kenaikan sebesar 18,68% dan terjadi penurunan total kewajiban sebesar 36,27%. SILPA tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp juta atau 27,95%. Kenaikan SILPA terbesar terdapat pada Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara. Hal ini terjadi umumnya disebabkan, kegiatan pengadaan barang dan jasa yang tidak terselesaikan dan realisasi PAD yang melebihi rencana. PAD mengalami kenaikan sebesar 24,96%. PAD dibandingkan dengan Jumlah Pendapatan diperoleh rasio sebesar 12,22%; Pendapatan Transfer dibandingkan dengan Jumlah Pendapatan

5 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 v diperoleh rasio sebesar 87,85%. Hal ini menunjukkan bahwa dana pembiayaan pembangunan di wilayah Sulawesi Utara masih tergantung dari Pendapatan Transfer. 2. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset Pengawasan atas belanja negara (K/L) yang dilaksanakan pada Tahun 2014 diantaranya berupa kegiatan audit operasional/keuangan, monitoring dan evaluasi. Sedangkan dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan monitoring atas rencana aksi prioritas pembangunan nasional pada 121 satuan kerja K/L pada Kementerian Kesehatan, Pertanian, Agama Pendidikan dan Kebudayaan. Dari hasil monitoring atas rencana aksi prioritas pembangunan nasional tersebut, dijumpai empat belas satuan kerja dengan permasalahan yang memerlukan perhatian khusus, yang terdapat dalam Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang tersebar di Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow, dan Kota Kotamobagu serta Program Kementerian Kesehatan yang berada di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kota Kotamobagu. 3. Hasil Pengawasan atas Akuntabilitas Perwujudan Iklim bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih Pengawasan oleh BPKP terhadap akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih dilaksanakan melalui: (i) strategi preventif; (ii) strategi represif; dan (iii) solusi kesisteman. Strategi preventif berupa penerapan Fraud Control Plan (FCP) sebagai sistem cegah dini dan perbaikan tatakelola, sedangkan strategi represif dilakukan dalam rangka penyelamatan keuangan negara melalui pengungkapan kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi. Adapun solusi kesisteman dilakukan melalui kegiatan pengawasan peningkatan tatakelola BUMD dan peningkatan kapasitas APIP.

6 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 vi Secara umum akuntabilitas pewujudan iklim bagi Kepemerintahan yang baik dan bersih di wilayah Provinsi Sulawesi Utara tercermin dengan telah ditandatanganinya dokumen Pakta Integritas dalam rangka pencanangan zona integritas yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan pemerintah kabupaten / kota seluruh Sulawesi Utara, namun dalam rangka penanganan tindak lanjut pengaduan masyarakat diperlukan adanya audit investigatif yang diprakarsai oleh pemerintah daerah baik yang dilaksanakan APIP pemerintah daerah yang bersangkutan atau dengan meminta bantuan BPKP, sebagai respon/tindak lanjut atas pengaduan masyarakat. 4. Hasil Pengawasan dari Perspektif Akuntabilitas Pengawasan atas Pelaksanaan Program Lintas Sektoral Berdasarkan hasil audit, nilai total saldo Pinjaman Program PNPM Mandiri adalah sebesar Rp ,00 dengan total tunggakan sebesar Rp ,00, termasuk di dalamnya tunggakan dengan kolektibilitas macet senilai Rp ,00. Terdapat aset pekerjaan konstruksi PNPM Mandiri Perdesaan yang tersebar pada sebelas kabupaten senilai senilai Rp ,00 yang belum diadministrasikan secara memadai sebagai aset desa. Kondisi tersebut perlu penanganan khusus mengingat telah terbitnya UU No. 06 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun Cakupan rata-rata Millenium Development Goals (MDGs) Layanan Air Bersih sampai tahun 2013 adalah 36,11% pada sembilan PDAM di wilayah Provinsi Sulawesi Utara.

7 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 vii Capaian tersebut masih dibawah target RPJMN 2013 yang mensyaratkan MDGs sampai tahun 2015 sebesar 68,83%. Kepala Perwakilan, Adil Hamonangan Pangihutan NIP

8 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 viii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR Halaman ii iii viii ix xi BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI... 1 A. AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN 1 B. AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA DAN PENGELOLAAN ASET... 3 C. AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIM KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH. 7 D. AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTORAL... 9 BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN 12 A. RUANG LINGKUP DAN BATASAN TANGGUNG JAWAB. 12 B. GAMBARAN UMUM.. 13 C. URAIAN HASIL PENGAWASAN. 16 LAMPIRAN I 1. AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA DAN PENGELOLAAN ASET AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIM KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTORAL... 56

9 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 ix DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 2 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah per Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun dan Target Opini Tabel 3 Perkembangan Opini Eksternal Auditor atas Laporan Keuangan BUMD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tabel 4 Perkembangan Evaluasi LAKIP di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 5 Kompilasi Neraca Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 6 Kompilasi LRA Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 7 Hasil Pemetaan SDM Pengelola Keuangan dan APIP pada Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 8 Perkembangan Kegiatan Pembinaan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara atas Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemda Tahun Tabel 9 Cakupan Layanan Pengawasan BPKP Terhadap BUMD dan RSUD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 10 Kegiatan Pengawasan Dalam Rangka Peningkatan Tatakelola BUMD/BLUD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 11 Perkembangan Kegiatan Pembinaan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara atas Upaya

10 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 x Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Satuan Kerja K/L di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 12 Permasalahan Hasil Monitoring Atas Rencana Aksi Prioritas Pembangunan Nasional Tabel 13 Gambaran Permasalahan dari Hasil Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 14 Perkembangan Kegiatan Penerapan Strategi Preventif terhadap KKN di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 15 Perkembangan Kegiatan korsup pencegahan di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 16 Hasil Audit Investigatif di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 17 Hasil Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 18 Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi Tindak Pidana Korupsi di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 19 Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Tabel 20 Jenis Program PPIP Tahun Tabel 21 Nilai Pekerjaan Konstruksi PNPM Mandiri Perdesaan Tabel 22 Jenis Aset PNPM Mandiri Perkotaan Tabel 23 Jenis Pinjaman PNPM Mandiri beserta Saldo dan Tunggakan Tabel 24 Saldo Pinjaman PNPM Mandiri Perkotaan (Pinjaman KSM) Tabel 25 Saldo Pinjaman PNPM Mandiri Perdesaan-

11 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 xi Simpan Pinjam Untuk Perempuan (SPP) Per 31 Mei Tabel 26 Saldo Pinjaman PNPM Mandiri Perdesaan - Pinjaman Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Per 30 Juni

12 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 xii DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Perspektif Informasi Hasil Pengawasan (Accountability 4.0) Halaman 12

13 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 xiii LAMPIRAN Lampiran I Permasalahan Hasil Monitoring atas Rencana Aksi Prioritas Pembangunan Nasional per Kabupaten/Kota

14 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN Dalam rangka peningkatan akuntabilitias pelaporan keuangan, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan sejumlah kerjasama dengan pemerintah daerah serta BUMD/RSUD di wilayah Provinsi Sulawesi Utara, berupa penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), yaitu : 1. MoU dengan 16 pemerintah daerah 2. Mou dengan 12 BUMD/RSUD Berdasarkan Mou tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan kegiatan asistensi dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan pendampingan dalam penyelesaian tindak lanjut hasil audit BPK RI. Akuntabilitas pelaporan keuangan di wilayah Provinsi Sulawesi Utara dalam tiga tahun terakhir menunjukkan tren positif, hal tersebut ditandai dengan diraihnya opini WTP oleh lima pemda pada tahun Apabila dibandingkan dengan opini BPK RI tahun 2012, hanya dua pemda yang meraih opini WTP, maka terdapat kenaikan sebesar 150%. Secara umum, berdasarkan hasil audit BPK RI, permasalahan dalam pengelolaan dan pelaporan keuangan di wilayah Provinsi Sulawesi Utara berkaitan dengan: 1. Kelemahan sistem pengendalian intern, meliputi pengelolaan anggaran dan barang milik negara/daerah belum dilaksanakan dengan tertib, penatausahaan pendapatan pajak dan retribusi daerah yang tidak tertib dan belanja hibah serta bansos yang belum didukung dengan laporan pertanggungjawabannya. 2. Ketidaktaatan terhadap ketentuan meliputi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, serta pengelolaan anggaran yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta pertanggungjawaban belanja yang tidak didukung dengan bukti yang memadai. 3. Penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan keuangan, kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada pemda, serta kurangnya persiapan

15 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN pemda dalam rangka penyusunan laporan keuangan berbasis akrual. Selain dari opini BPK RI terhadap laporan keuangan pemda, kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan juga dapat dilihat dari Laporan Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).Hasil evaluasi Kemenpan & RB, BPKP dan Inspektorat Provinsi Sulawesi Utara atas LAKIP tahun 2013, tidak terdapat pemda yang memperoleh peringkat Baik. BUMD di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2014 berjumlah 15 unit, terdiri dari 1 unit BUMD Perbankan, 10 unit PDAM, dan 4 unit Perusahaan Daerah. Terhadap laporan keuangan BUMD tahun buku 2013 dan 2012 di Provinsi Sulawesi Utara, hanya satu BUMD yang diberikan opini oleh eksternal auditor, yaitu PT Bank Sulut, dengan opini WTP. Untuk laporan keuangan tahun 2011 dan 2012, terdapat 1 BUMD yang memperoleh opini WTP, 3 BUMD yang memperoleh opini WDP, dan 1 BUMD yang memperoleh opini Disclaimer. Dalam tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan kerjasama dengan BUMD/BLUD di Sulawesi Utara dengan lingkup kegiatan pembinaan terhadap BUMD/BLUD, antara lain dalam bentuk kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis manajemen pengelolaan keuangan, Good Corporate Governace (GCG), penyusunan Laporan Keuangan, Key Performance Indikator (KPI), bimbingan teknis persyaratan administratif Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), dan audit/reviu/evaluasi pada BUMD dan RSUD yang berada pada masingmasing pemda. Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara juga melakukan audit keuangan bersifat dukungan atas audit keuangan yang dilakukan BPKP Pusat atas Proyek/Kegiatan yang didanai dengan Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN). Berdasarkan hasil audit keuangan dukungan atas LK PHLN semester I tahun 2014, pada umumnya opini menyajikan secara wajar semua hal yang material mengenai penerimaan dan pengeluaran selama tahun berjalan.

16 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN B. AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA DAN PENGELOLAAN ASET Kegiatan Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara / daerah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pengawasan berupa audit, evaluasi, monitoring, pemetaan,quality Assurance dan sebagainya, yang menghasilkan koreksi penerimaan negara/daerah dan koreksi atas pengeluaran (belanja). 1. Pengawasan atas Belanja Negara Kegiatan pengawasan atas belanja negara yang telah dilaksanakan pada tahun 2014 berupa audit operasional, yaitu : Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah di Provinsi Sulawesi Utara. Audit atas Tunggakan Jamkesmas sampai 31 Desember 2013 pada Rumah Sakit (PPK Lanjutan) di Provinsi Sulawesi Utara. Audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru Kementerian Agama di Provinsi Sulawesi Utara. Audit Dalam Rangka Pengajuan Perpanjangan Ijin Kontrak Tahun Jamak (Multiyears) Paket Pembagunan Jembatan DR. IR. Soekarno Manado Provinsi Sulawesi Utara. Audit Keuangan atas PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2013 di Provinsi Sulawesi Utara. Audit Operasional atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Dana Siap Pakai (DSP) dan Dana Bantuan Sosial Berpola Hibah Kegitan Rehabiitasi dan Rekonstruksi (DRR) pada BPBD di Provinsi Sulawesi Utara. Audit atas Klaim Dana Pelayanan Dasar Jamkesmas dan Jampersal Tahun 2013 pada Seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Audit Operasional atas Program Beras Miskin (RASKIN) Tahun Anggaran Audit Kinerja atas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun 2013 dan Audit Interim atas

17 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan monitoring atas rencana aksi prioritas pembangunan nasional pada satuan kerja sebagai berikut: a. Pelaksanaan Pembangunan Tahun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2. Kementerian Agama 3. Kementerian Kesehatan 4. Kementerian Pertanian b. Monitoring terkait kesiapan Rumah Sakit dan Puskesmas terhadap Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sampai dengan Maret Terdapat empat belas satuan kerja dengan permasalahan yang memerlukan perhatian khusus, yang terdapat dalam Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang tersebar di Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow, dan Kota Kotamobagu serta Program Kementerian Kesehatan yang berada di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kota Kotamobagu. Permasalahan yang memerlukan perhatian khusus tersebut adalah : a. Bidang Pendidikan 1. Satker tidak memiliki data mengenai penetapan siswa penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM). 2. Penyaluran BSM dilaksanakan oleh lembaga penyalur (Kantor Pos untuk dana APBN dan Bank Sulut untuk dana APBN-P) tanpa melibatkan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. 3. Tidak ada monitoring yang dilakukan dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga terkait penyaluran BSM. 4. Dalam distribusi buku Kurikulum 2013, tidak terdapat personil yang ditugaskan untuk melakukan

18 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN monitoring pemesanan dan distribusi buku kurikulum 2013 oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kabupaten/Kota dan oleh Kepala Sekolah; 5. Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kota Manado tidak menyelenggarakan dokumen pendukung pelaksanaan distribusi buku Kurikulum Masih dijumpai hasil kegiatan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan yang tidak bisa dimanfaatkan dan penggunaan yang tidak tepat sasaran. 7. Terdapat dana DAK Pendidikan yang belum terserap semuanya sehingga menjadi SILPA. b. Bidang Kesehatan Permasalahan utama adalah Rumah Sakit dan Puskesmas dimaksud masih belum siap dalam pelaksanaan BPJS Kesehatan karena kurangnya informasi dan sosialisasi. 3. Quality Assurance Kegiatan Quality Assurance dilakukan terhadap Audit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dan PNPM Mandiri Perkotaan yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah, yaitu : QA atas Audit PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan pada Inspektorat Daerah Kota Bitung QA atas Audit PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan pada 7 Inspektorat daerah, yaitu: Inspektorat Daerah Kabupaten Minahasa Utara, Inspektorat Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Inspektorat Daerah Kabupaten Minahasa, Inspektorat Daerah Kabupaten Minahasa Selatan, Inspektorat Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara.

19 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN Dari hasil Quality Assurance tersebut, permasalahan-permasalahan yang masih ditemui antara lain: Pelaksanaan audit tidak sesuai ketentuan, seperti kurangnya jumlah uji petik dan terlambatnya pelaksanaan audit. Pelaporan yang tidak sesuai petunjuk teknis audit, seperti tidak dilaksanakannya proses review berjenjang dan tidak lengkapnya informasi yang disajikan dalam lampiran laporan. Tidak lengkapnya dokumen pendukung kertas kerja seperti Program Kerja Audit (PKA), Surat Independensi Auditor dan Berita Acara Temuan Hasil Audit. 4. Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) Secara umum permasalahan utama yang ditemukan dalam pengelolaan BMD yaitu: Peralatan dan Mesin yang ada pada SKPD belum diketahui status keberadaannya, dalam kondisi rusak dan beberapa diantaranya dinyatakan hilang. Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan tidak didukung dengan data identitas jalan seperti panjang lebar, dan luas jalan, letak lokasi alamat serta dokumen pengadaan; Aset Tetap Lainnya berupa buku dan binatang ternak tidak didukung dengan data judul, spesifikasi buku, jenis serta ukuran ternak; Aset tetap dari hibah dan kapitalisasi belum dicatat dan penghapusan aset tanpa Surat Keputusan Kepala Daerah; Terdapat perbedaaan aset tetap yang disajikan pada Neraca dengan nilai yang tercatat pada Laporan Barang Milik Daerah (BMD) bidang aset maupun SKPD; Aset yang dikuasai pihak lain, tidak diketahui keberadaannya sehingga tercatat pada Buku Inventaris tanpa rincian jumlah unit yang sebenarnya.

20 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN C. AKUNTABILITAS PEWUJUDAN IKLIM KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH Secara umum akuntabilitas pewujudan iklim bagi Kepemerintahan yang baik dan bersih di wilayah Provinsi Sulawesi Utara tercermin dengan telah ditandatanganinya dokumen Pakta Integritas dalam rangka pencanangan zona integritas yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan pemerintah kabupaten / kota seluruh Sulawesi Utara. Upaya BPKP dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih adalah melalui pengawasan yang bersifat preventif, represif, dan bersifat kesisteman. Pengawasan yang bersifat preventif yang telah dilaksanakan BPKP adalah dengan kegiatan sosialisasi Program Anti Korupsi pada berbagai elemen masyarakat/lembaga pemerintah/bumd, sosialisasi Fraud Control Plan (FCP) dan Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi (Korsupgah). Peran Fraud Control Plan (FCP) harus dimaksimalkan guna mencegah terjadinya fraud. FCP memungkinkan manajemen fokus terhadap fraud melalui: a. Penciptaan Lingkungan yang kondusif untuk mencegah dan mendeteksi fraud b. Penilaian risiko yang secara khusus ditujukan untuk mencegah dan mendeteksi fraud c. Aktivitas Pengendalian khusus ditujukan untuk mencegah dan mendeteksi fraud d. Informasi dan Komunikasi internal dan eksternal untuk membangun kepedulian untuk mencegah fraud. Pelaksanaan sosialisasi program anti korupsi (Sospak) dan FCP yang secara kuantitatif belum dapat diukur dampaknya, namun sudah dapat dirasakan manfaatnya. Keinginan masyarakat untuk membangun tanpa korupsi dapat terlihat dari antusiasme masyarakat pada saat mengikuti acara sosialisasi. Dari beberapa kasus yang ditangani oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara, baik audit investigatif maupun audit perhitungan kerugian keuangan negara (PKKN), penyimpangan yang terjadi disebabkan karena Fraud Control Plan (FCP) tidak diterapkan atau tidak dilaksanakan

21 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN sebagaimana mestinya, serta fraud umumnya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki peran dan tanggung jawab dalam mengelola keuangan negara/daerah, seperti panitia pelaksana kegiatan, pejabat pembuat komitmen, kuasa pengguna anggaran hingga pihak-pihak pengambil keputusan. BPKP juga bekerjasama dengan KPK melakukan Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi (Korsupgah). Tujuan dilakukannya kegiatan korsup pencegahan, adalah : a. Evaluasi perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan APBD untuk memastikan APBD Pro Rakyat dan bebas dari korupsi; b. Melakukan pengamatan atas bidang pertambangan dan Ketahanan Pangan; c. Melakukan identifikasi risiko atas kegiatan-kegiatan sesuai dengan ruang lingkup korsup. Pada tahun 2014, kegiatan korsup pencegahan dilakukan terhadap dua pemda yaitu Kabupaten Minahasa Utara dan Minahasa Selatan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dalam rangka penerapan strategi solusi kesisteman adalah meliputi peningkatan kapasitas APIP, penyelenggaraan ujian sertifikasi JFA, Diklat SPIP, serta Sosialisasi dan Evaluasi Tata Kelola APIP dengan sasaran K/L dan pemda. Dalam upaya meningkatkan kualitas akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih beberapa hal yang menjadi fokus rencana tindak ke depan adalah sebagai berikut: a. Perlu menyediakan sistem dan sarana pengaduan masyarakat pada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. b. Perlu upaya perbaikan/peningkatan kualitas pelayanan publik dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dalam rangka menciptakan pelayanan yang transparan dan cepat bagi pengguna layanan.

22 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN c. Perlu adanya audit investigatif yang diprakarsai oleh pemerintah daerah baik yang dilaksanakan APIP pemerintah daerah yang bersangkutan atau dengan meminta bantuan BPKP, sebagai tindak lanjut atas pengaduan masyarakat. d. Mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan atau melaksanakan Fraud Control Plan (FCP), sebagai upaya membangun cegah dini apabila terjadi kecurangan. e. Melalui Badan Kepegawian Daerah (BKD) agar memberikan kemudahan bagi pengangkatan pegawai Inspektorat ke dalam Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan mendukung upaya peningkatan kapabilitas APIP ke level 2. D. AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTORAL Dalam rangka mendukung program Pemerintah yang pro job, pro poor, dan pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2014 merencanakan pengawasan pada pelaksanaan program-program strategis. Programprogram strategis ini adalah program yang tercantum dalam prioritas nasional, prioritas bidang, prioritas kewilayahan, dan prioritas pemda. Dalam laporan ini, program strategis adalah program nasional yang berada atau berkaitan dengan wilayah Provinsi Sulawesi Utara serta program strategis daerah sebagaimana tercantum pada RPJMD Provinsi Sulawesi Utara periode Dalam melaksanakan pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara selain melakukan audit mandiri, juga melakukan sinergi (quality assurance)dengan APIP di Provinsi Sulawesi Utara. Audit mandiri dilakukan terhadap Program PNPM Mandiri Pedesaan, PNPM Mandiri Generasi Sehat Cerdas dan Program PNPM Mandiri Perkotaan, sedangkan audit secara bersinergi dilakukan bersama Inspektorat Kota Bitung terhadap Program PNPM Mandiri Perkotaan Kota Bitung serta Inspektorat Kabupaten Minahasa Utara dan Inspektorat Kabupaten Sangihe terhadap Program PNPM Mandiri Perdesaan. Permasalahan yang dijumpai terkait dengan pengawasan atas akuntabilitas pengelolaan program lintas sektor, antara lain:

23 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN ) Berdasarkan hasil audit, masih terdapat saldo Pinjaman Program PNPM Mandiri sebesar Rp ,00 dengan total tunggakan sebesar Rp ,00, termasuk di dalamnya tunggakan dengan kolektibilitas macet senilai Rp ,00. 2) Database Penduduk Miskin, sebagai target sasaran program yang digunakan dalam program-program penanggulangan belum di update oleh instansi yang berwenang, yaitu BPS. 3) Masih terdapat penerima program Penanggulangan Kemiskinan yang belum memiliki Kartu Perlindungan Sosial (KPS). 4) Masih terdapat pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang belum menerima seluruh program penanggulangan kemiskinan yang bersifat perlindungan sosial. 5) Infrastruktur yang telah dibangun melalui program PPIP dan PNPM-Mandiri Perdesaan menggunakan dana Bantuan Langsung Mandiri (BLM) yang bersifat hibah. Karena hibah bukan belanja modal, satker pengelola tidak mencatatnya sebagai asset Negara/BMN/BMD (Pemerintah/ Pemerintah Provinsi/ Pemerintah Kabupaten) sebagaimana yang tercantum dalam UU RI Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa, sehingga menyebabkan asetaset hasil Program PPIP dan PNPM Mandiri Perdesaan tidak dilakukan pemeliharaan dengan baik oleh pemerintah Desa sebagai penanggung jawab aset setelah pelaksanaan program. Adapun nilai aset eks PNPM-Mandiri Perdesaan yang belum tercatat (tahun ) senilai Rp ,00 yang tersebar pada sebelas kabupaten. 6) Dari hasil audit kinerja pada sembilan PDAM di Provinsi Sulawesi Utara diperoleh informasi bahwa cakupan rata-rata Millenium Development Goals (MDGs) Layanan Air Bersih sampai tahun 2013 adalah 36,11%. Capaian tersebut masih

24 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN dibawah target RPJMN 2013 yang mensyaratkan MDGs sampai tahun 2015 sebesar 68,83%. BPKP menyarankan kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Utara agar mendorong para Kepala Daerah untuk melakukan langkah perbaikan dalam rangka meningkatkan capaian MDG s sebagai berikut : a. Melakukan pemantauan kinerja seluruh PDAM termasuk PDAM Kota Manado yang bekerja sama dengan PT. Air secara berkala dan menetapkan peraturan penerapan prinsip-prinsip good corporate governance pada pengelolaan PDAM. b. Mengupayakan pemberian tambahan dana investasi kepada PDAM yang dinilai berkinerja baik dengan suatu rumusan yang dibuat secara akuntabel, fair dan dengan formula yang jelas. c. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kelola PDAM.

25 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN A. RUANG LINGKUP DAN BATASAN TANGGUNG JAWAB Laporan Hasil Pengawasan ini menyajikan informasi keseluruhan kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Provinsi Sulawesi Utara dengan menggunakan data eksternal dan internal hasil pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara serta mengacu pada empat dimensi (perspektif) sebagaimana diikhtisarkan pada Gambar 1 di bawah ini. Gambar 1. Perspektif Informasi Hasil Pengawasan (Accountability 4.0) Data internal hasil pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara adalah data yang diperoleh dari kegiatan pengawasan dan pembinaan (assurance dan consulting) yang dilakukan langsung atas satuan kerja K/L

26 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN lain yang sah yang dapat digunakan untuk memberikan gambaran keseluruhan kualitas akuntabilitas keuangan pada satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah, seperti data opini dari BPK dan auditor eksternal lainnya, data penyerapan anggaran dari Kementerian Keuangan/Biro Keuangan/Badan Pengelola Keuangan Daerah, data pencapaian kinerja program yang menjadi prioritas nasional/bidang/kewilayahan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, data penegakan hukum terkait pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dari penegak hukum, dan sumber lain yang sah. Penyajian informasi kualitas akuntabilitas keuangan negara satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Utara yang berasal dari berbagai sumber tersebut, dimaksudkan untuk memberikan informasi yang komprehensif dan obyektif, sehingga persepsi/simpulan yang diperoleh oleh pengguna informasi (users) tidak bias (misleading) yang disebabkan oleh faktor risiko uji petik (sampling) pengawasan. Namun demikian, para pengguna informasi atas laporan ini dianggap memahami bahwa hasil pengawasan yang terkait dengan satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah belum tentu mewakili keseluruhan populasi untuk mengukur kualitas akuntabilitas keuangan negara pada satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Utara. B. GAMBARAN UMUM Provinsi Sulawesi Utara terdiri atas 1 provinsi dan 15 kabupaten/kota dipimpin oleh Gubernur Dr. S. H. Sarundajang dan Wakil Gubernur Dr. Djouhari Kansil, MPd, sesuai pilkada tahun 2010 lalu mempunyai visi MEWUJUDKAN SULAWESI UTARA YANG BERBUDAYA, BERDAYA SAING, DAN SEJAHTERA dan misi untuk mewujudkan visi sebagai berikut: 1. Mengembangkan suasana kondusif dalam mempraktekkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari hari.

27 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN Menerapkan clean government dan good governance yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme. 3. Mewujudkan kondisi aman, damai, nyaman, tertib, dan disiplin. 4. Menegakkan prinsip-prinsip demokrasi, supremasi dan kepastian hukum, dan hak azasi manusia. 5. Memberdayakan dan meningkatkan peran perempuan dan perlindungan anak. 6. Mewujudkan masyarakat yang cerdas dan berdaya saing tinggi. 7. Mewujudkan masyarakat yang sehat dengan harapan hidup yang panjang. 8. Mengelola secara optimal sumberdaya alam Sulawesi Utara secara berkelanjutan dan pelestarian lingkungan hidup. 9. Memberdayakan ekonomi lokal dan regional berbasis kerakyatan. 10. Meningkatkan peran pelaku bisnis dalam kegiatan ekonomi lokal, regional dan global. 11. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, dan menjamin kebebasan pers yang bertanggung jawab. 12. Meningkatkan pembangunan di kawasan perbatasan. 13. Menurunkan pengangguran, kemiskinan, dan mengurangi masalahmasalah sosial. Dalam mewujudkan visi dan misi Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara tersebut, BPKP dengan paradigmanya sebagai pengawas internal pemerintah, sesuai dengan Pasal 52, 53 dan 54 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013, mempunyai tugas melaksanakan tugas Pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas, BPKP menyelenggarakan fungsi : a. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan;

28 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN b. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan; c. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP; d. pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan pengawasan keuangan dan pembangunan; e. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan : a. penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya; b. perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro; c. penetapan sistem informasi di bidangnya; d. pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi di bidangnya; e. penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya; f. kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku, yaitu: 1. memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempattempat penimbunan, dan sebagainya; 2. meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan, surat-surat bukti, notulen rapat panitia dan sejenisnya, hasil survei laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang diperlukan dalam pengawasan; 3. pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan dan lain-lain; 4. meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan, baik hasil pengawasan BPKP sendiri maupun hasil pengawasan Badan Pemeriksa Keuangan, dan lembaga pengawasan lainnya.

29 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN C. URAIAN HASIL PENGAWASAN 1. AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN Salah satu upaya konkret untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah diterima secara umum. Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD oleh Presiden selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara, menteri keuangan selaku pemegang sebagian kekuasaan pengelolaan keuangan negara, para menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran, dan para gubernur/bupati/walikota selaku pengelola keuangan daerah (Pasal 30, 31, dan 32 serta Penjelasan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara). Adapun indikator kualitas akuntabilitas keuangan ditunjukkan dari opini auditor eksternal (BPK) atas penyajian laporan keuangan pemerintah, yang terdiri dari Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL), dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang komponennya meliputi neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Opini BPK secara bertingkat terdiri dari Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Tidak Wajar (TW), dan Tidak Memberikan Pendapat (TMP). Dampak dari diperolehnya opini selain WTP dari hasil audit BPK atas laporan keuangan pemerintah antara lain: a. Kurangnya dukungan dan partisipasi masyarakat dalam menunjang keberhasilan program kerja pemerintah b. Timbulnya konotasi atau persepsi publik akan adanya penyimpangan dalam pengelolaan keuangan negara/daerah. c. Timbulnya konotasi atau persepsi publik akan masih rendahnya kompetensi SDM pemda dalam pengelolaan keuangan daerah.

30 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN d. Timbulnya konotasi atau persepsi publik bahwa sistem perencanaan anggaran yang belum baik atau belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain dari opini BPK terhadap laporan keuangan pemda, kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan juga dapat dilihat dari Laporan Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), serta hasil audit eksternal auditor terhadap kewajaran penyajian informasi keuangan pada laporan keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD yang menjadi salah satu faktor penting dalam mengukur good corporate governance (GCG) BUMD Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dari hasil audit BPK atas LKPD tahun 2013 di wilayah Provinsi Sulawesi Utara, terdapat 5 LKPD yang memperoleh opini WTP, 7 LKPD memperoleh opini WDP, dan 4 LKPD memperoleh opini TW. Persentase jumlah LKPD yang memperoleh opini WTP dibandingkan dengan seluruh LKPD yang diaudit BPK pada LKPD tahun 2013 masih kecil, yaitu sebesar 31,25. Perkembangan opini BPK atas LKPD Tahun dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Jumlah Pemda No. Jenis Opini WTP 1 6,25% 2 12,50% 5 31,25% 2. WDP 3 18,75% 8 50,00% 7 43,75% 3. TW 2 12,50% 2 12,50% 4 25,00% 4. TMP 10 62,50% 4 25,00% 0 0,00% Jumlah % % % Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK tahun buku 2011, 2012 dan Keterangan : WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian; TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar Dilihat dari tren perkembangan opini BPK setiap Pemda, dapat disimpulkan bahwa sampai dengan LKPD tahun 2013, sesuai

31 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN kualitas opini BPK maka sepuluh pemda mengalami peningkatan (Kab. Minahasa dari TW menjadi WDP, Kota Tomohon dari WDP menjadi WTP, Kab. Minahasa Selatan dari TMP menjadi TW, Kab. Minahasa Tenggara dari TMP menjadi TW, Kab. Bolaang Mongondow dari TMP menjadi TW, Kota Kotamobagu dari WDP ke WTP, Kab. Bolaang Mongondow Utara dari TMP menjadi WDP dan Kab. Sangihe dari TMP menjadi WDP, Kab. Bolaang Mongondow Timur dari WDP menjadi WTP, Kab. Kepulauan Sangihe dari TMP menjadi WDP, Kab. Kepulauan Siao Tagulandang Biaro dari WDP menjadi WTP), 5 pemda memperoleh opini yang sama (tetap), dan hanya 1 pemda mengalami penurunan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. No. Tabel 2 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Per Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun dan Target Opini 2014 Opini BPK Nama Pemda TARGET Prov. Sulut WTP Naik WDP Turun WDP Tetap 2. Kota Manado WDP Naik WDP Tetap WDP Tetap 3. Kab. Minahasa TW Turun WDP Naik WDP Tetap 4. Kota Bitung WTP Tetap WTP Tetap WTP Tetap 5. Kota Tomohon WDP Naik WTP Naik WTP Tetap 6. Kab. Minut WDP Naik WDP Tetap WDP Tetap 7. Kab. Minsel TMP Tetap TW Naik TW Tetap 8. Kab. Mitra TMP Tetap TW Naik WDP Naik 9. Kab. Bolmong TMP Turun TW Naik TW Tetap 10. Kota Kotamobagu WDP Naik WTP Naik WTP Tetap 11. Kab. Bolmut TMP Tetap WDP Naik WDP Tetap 12. Kab. Bolsel WDP Naik WDP Tetap WTP Naik 13. Kab. Boltim WDP Naik WTP Naik WTP Tetap 14. Kab. Kep. Talaud TW Naik TW Tetap WDP Naik 15. Kab. Kep. Sangihe TMP Tetap WDP Naik WTP Naik 16. Kab. Kep. Sitaro WDP Tetap WTP Naik WTP Tetap Jumlah % % % Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK tahun buku 2011, 2012 dan Keterangan : WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian; TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar. Dilihat dari kondisi dan kesiapan pemda selama tahun 2014, untuk LKPD Tahun Anggaran 2014, ditargetkan 4 pemda

32 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN memperolehpeningkatan opini LKPD (Kab. Minahasa Tenggara dari TW menjadi WDP, Kab. Bolaang Mongondow Selatan Bolsel dari WDP menjadi WTP, Kab. Kepulauan Talaud dari TW menjadi WDP dan Kab. Kepulauan Sangihe dari WDP menjadi WTP), dan untuk 12 pemda yang lain opini LKPD-nya masih tetap. Belum diperolehnya opini WTP dari BPK menunjukkan bahwa pelaporan keuangan pemda masih belum sepenuhnya dapat diyakini kewajarannya oleh BPK RI, disebabkan adanya: a. Kelemahan sistem pengendalian intern, meliputi pengelolaan anggaran dan barang milik negara/daerah belum dilaksanakan dengan tertib, penatausahaan pendapatan pajak dan retribusi daerah yang tidak tertib dan belanja hibah serta bansos yang belum didukung dengan laporan pertanggungjawabannya. b. Ketidaktaatan terhadap ketentuan meliputi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, serta pengelolaan anggaran yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta pertanggungjawaban belanja yang tidak didukung bukti yang memadai. c. Penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan keuangan, kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada pemda, serta kurangnya persiapan pemda dalam rangka penyusunan laporan keuangan berbasis akrual Akuntabilitas Pelaporan Keuangan BUMD BUMD di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2014 berjumlah 15 unit, terdiri dari 1 unit BUMD Perbankan, 10 unit PDAM, dan 4 unit Perusahaan Daerah. Terhadap laporan keuangan BUMD tahun buku 2013 dan 2012 di Provinsi Sulawesi Utara, hanya satu BUMD yang diberikan opini oleh eksternal auditor, yaitu PT Bank Sulut, dengan opini WTP.

33 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN Untuk laporan keuangan tahun 2011 dan 2012, terdapat 1 BUMD yang memperoleh opini WTP, 3 BUMD yang memperoleh opini WDP, dan 1 BUMD yang memperoleh opini Disclaimer. Perkembangan opini eksternal auditor atas laporan keuangan BUMD tahun 2010 sd 2013 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Perkembangan Opini Eksternal Auditor atas Laporan Keuangan BUMD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Nama BUMD Opini Terhadap Laporan Keuangan Tahun No dan dan dan PT Bank Sulut WTP WTP WTP 2 PDAM Kota Tomohon TA TA TA 3 PDAM Duasudara Bitung WDP WDP BA 4 PDAM Kab Minahasa WDP Disc TA 5 PDAM Kab Minahasa Utara TA TA TA 6 PDAM Kab Minahasa Selatan TA TA TA 7 PDAM Kab Bolaang Disc WDP BA Mangondow 8 PDAM Kab Kepulauan Sangihe WDP WDP BA 9 PDAM Kab Siau Tagulandang TA TA TA Biaro 10 PDAM Kab Talaud TA TA TA 11 PDAM Kota Manado TA TA TA 12 PD Pasar Manado TA TA TA 13 PD Pembangunan Kota TA TA TA Manado 14 PD Klabat TA TA TA 15 PD Pasar Kota Tomohon TA TA TA Keterangan: diolah dari berbagai sumber Catatan : WTP : Wajar Tanpa Pengecualian WDP : Wajar Dengan Pengecualian Disc : Disclaimer BA : Belum Diaudit (BUMD meminta audit namun instansi audit belum melakukan audit) TA : Tidak Diaudit Data pada Tabel 3 menunjukkan penurunan akuntabilitas pelaporan keuangan BUMD di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2013.

34 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN Evaluasi LAKIP Dari hasil evaluasi Kemenpan & RB, BPKP dan Inspektorat Provinsi Sulawesi Utara atas LAKIP tahun 2013, tidak terdapat pemda yang memperoleh peringkat Baik. Secara umum hasil evaluasi pelaporan kinerja Pemda tahun 2013 menunjukkan belum tedapat kemajuan dibandingkan dengan tahun Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) khususnya untuk pemda dengan kategori LAKIP kurang dan sangat kurang. Perkembangan hasil evaluasi pelaporan kinerja pemda oleh Kemenpan & RB, BPKP dan Inspektorat Provinsi Sulawesi Utara tahun dapat dilihat pada Tabel 4. No. Hasil Tabel 4 Perkembangan Evaluasi LAKIP di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Jumlah Pemda Memuaskan Sangat Baik Baik Cukup 1 6,25% ,50% 5. Kurang 2 12,50% 2 12,50% 6 37,50% 6. Sangat Kurang 7 43,75% 1 6,25% 1 6,25% 7. Belum Diterima Hasilnya ,2% 7 43,75% 8. Tidak dievaluasi 6 37,5% 3 18,75% - - Jumlah % % % Sumber : Laporan Bulanan Bidang APD Tahun 2014 & Laporan Evaluasi LAKIP Inspektorat Prov. Sulut 2014 Catatan : Tahun 2011, 2012, dan 2013 adalah tahun LAKIP.

35 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN Kompilasi dan Analisis LKPD Dalam rangka menyediakan informasi mengenai akuntabilitas keuangan daerah, kekayaan daerah, dan kinerja keuangan seluruh Pemda di wilayah Provinsi Sulawesi Utara, BPKP melakukan kompilasi dan analisis LKPD untuk mengetahui rasio pertumbuhan dan rasio keuangan selama dua tahun terakhir. Perkembangan hasil kompilasi Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran Pemda di wilayah Provinsi Sulawesi Utara tahun anggaran 2012 dan 2013 dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5 Kompilasi Neraca Pemda di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun Uraian 2012(Rp Juta) 2013(Rp Juta) Rasio Pertumbuhan Aset lancar ,71 Investasi Jangka Panjang ,12 Aset Tetap ,29 Dana Cadangan - - 0,00 Aset Lainnya ,48 Total Aset ,56 Kewajiban Jangka Pendek ,73 Kewajiban Jangka Panjang ,14 Total Kewajiban ,48 Ekuitas Dana Lancar ,69 Ekuitas Dana Investasi ,93 Ekuitas Dana Cadangan - - 0,00 Total Ekuitas Dana ,08 Total Kewajiban dan Ekuitas ,57 SILPA ,95 Sumber : Laporan Kompilasi dan Analisa Kinerja Keuangan Daerah

PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA

PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA PADA PROVINSI SULAWESI UTARA

Lebih terperinci

Suplemen Rencana Strategis

Suplemen Rencana Strategis Suplemen Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat 2010-2014 Lampiran Keputusan Nomor KEP-2220/PW14/1/2012 Tanggal 28 Desember 2012 SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia LAPORAN KINERJA 2014 BPKP untuk Indonesia Nomor: LKIN- 502/K.SU/01/2015 Tanggal: 26 Februari 2015 Ringkasan Eksekutif B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2014 NOMOR : LHPP - 20/PW 17/1/2015 TANGGAL : 14 JANUARI 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah NOMOR: LAKIP - 023 /PW18/1/2014 TANGGAL 21 JANUARI 2014 Ringkasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntabilitas merupakan suatu bentuk kewajiban pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

[LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014] KATA PENGANTAR

[LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014] KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis Ringkasan Eksekutif Terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mengantar BPKP memasuki babak baru yang menegaskan peran BPKP sebagai Auditor

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan

Lebih terperinci

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja INFORMASI KINERJA Laporan Kinerja (Lkj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggarannya.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi

Lebih terperinci

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. - 2 - Mengingat : 1. Peraturan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi (Lembaran Negara Republik Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat PERJANJIAN KINERJA P enetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan. Target

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.400, 2014 ADMINISTRASI. Keuangan. BPKP. Tugas. Fungsi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

URAIAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013

URAIAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013 2012, No.1059 6 LAMPIRAN: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Nomor: LKIN-007/PW03/6/2017 Tanggal: 10 Januari 2017 DAFTAR ISI Ikhtisar Kinerja Bab III Akuntabilitas Kinerja Kata Pengantar... Daftar

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Katalog dan Kalender Konsultansi 2017/2018

Katalog dan Kalender Konsultansi 2017/2018 Katalog dan Kalender Konsultansi 2017/2018 Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara 2017 Sekapur Sirih Untuk mewujudkan Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance and clean government), maka penyelenggara pemerintahan wajib melaksanakan tugas dan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Keuangan Negara Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah yang kemudian dikerucutkan menjadi pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian. Selain itu juga akan dijelaskan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENGAWASAN TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

LAPORAN HASIL PENGAWASAN TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APARAT PENGAWAS INTERN

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Memuaskan

Ringkasan Eksekutif Memuaskan Ringkasan Eksekutif Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2012 telah menyajikan capaian kinerja selama tahun 2012 dikaitkan dengan perencanaan kinerja untuk tahun

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Papua Barat yang sebelumnya wilayah kerjanya berada/merupakan bagian dari Perwakilan BPKP Provinsi Papua telah menyusun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Jalan Jenderal Ahmad Yani kilometer 32,5 Banjarbaru 70711 Telp: (0511) 4781116 Faksimili : (0511) 4774501 email : kalsel@bpkp.go.id,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS. NOMOR 49 T/tfWN 9011, TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS. NOMOR 49 T/tfWN 9011, TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 49 T/tfWN 9011, TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012 LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA / DAERAH PADA PROVINSI PAPUA TAHUN 2012 Nomor: LAP- 20/PW26/1/2012 Tanggal: 18 Januari 2012 LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

Lebih terperinci

L a p o r a n R e a l i s a s i R K T B u l a n D e s e m b e r Halaman 1

L a p o r a n R e a l i s a s i R K T B u l a n D e s e m b e r Halaman 1 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jalan Tamalanrea Raya No. 3 Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar Kotak Pos :176 Telepon 0411-590591; 590592, Fax :0411-590595

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kewajiban penyelenggaraan Pemerintahan Daerah telah diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah termasuk dalam hal pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran : 2.1 1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP 1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun Anggaran 2016 Inspektorat Kota Pagar Alam Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014 NOMOR : LEK-4./PW09/1/2014 TANGGAL : 08 Januari 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

BAB I INTRODUKSI. Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang, konteks riset, rumusan

BAB I INTRODUKSI. Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang, konteks riset, rumusan BAB I INTRODUKSI Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang, konteks riset, rumusan masalah, pertanyaan riset, tujuan riset, motivasi riset, kontribusi riset, proses riset, dan sistematika

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014 NOMOR : LHPP - 18/PW17/1/2015 TANGGAL : 14 JANUARI 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang diselenggarakan. Bentuk

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah mengeluarkan peraturan peraturan mengenai laporan keuangan agar tercipta Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang benar. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. A. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan

RINGKASAN EKSEKUTIF. A. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan KATA PENGANTAR Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2013 menggambarkan hasil-hasil pengawasan yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam melaksanakan amanah Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

BPKP. Rencana strategis. Perubahan

BPKP. Rencana strategis. Perubahan No. 1059, 2014 BPKP. Rencana strategis. Perubahan PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Provinsi Kalimatan Tengah merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja selama tahun 2015 yang memuat realisasi kinerja dan capaian kinerja

Lebih terperinci

Oleh Kepala BPKP. A. Pendahuluan

Oleh Kepala BPKP. A. Pendahuluan Program Strategis Kementerian PAN dan RB, ANRI, BKN, BPKP dan LAN Dalam Rangka Percepatan Pencapaian Target Prioritas I Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola dalam RPJMN tahun 2010-2014 A. Pendahuluan Oleh

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

[LAPORAN HASIL PENGAWASAN TAHUN 2013] KATA PENGANTAR

[LAPORAN HASIL PENGAWASAN TAHUN 2013] KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Peran BPKP sesuai amanah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M No.73, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041) PERATURAN

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 RENCANA RENCANA 1. PROGRAM - Meningkatnya kualitas pengawasan lintas sektor yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders 80% 80% 90% 90% 155,8 313,5 377,4 410,5 PENGAWASAN INTERN AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2013]

KATA PENGANTAR [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2013] KATA PENGANTAR Peran BPKP sesuai amanah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan

Lebih terperinci

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, BAB I PENDAHULUAN Pemahaman kegiatan pengawasan harus berangkat dari suatu pemahaman manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing, actuating dan controlling. Controlling adalah salah satu

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN 2010-2014 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) pada dasarnya merupakan dokumen yang bersifat taktis strategis yang menjabarkan strategis

Lebih terperinci

No Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

No Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan L aporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Tengah (LAKIP) disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Tengah dalam mencapai sasaran strategis

Lebih terperinci

Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia. Abstrak

Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia. Abstrak Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia Abstrak Sesuai dengan amanat PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP bahwa Pemerintah wajib menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam pelaporan keuangannya

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Nomor : LKIN-991/PW/17/1/2013 Tanggal : 31 DESEMBER 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012 KATA PENGANTAR

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Peran BPKP sesuai amanah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan

Lebih terperinci

KEPATUHAN PADA PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

KEPATUHAN PADA PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KEPATUHAN PADA PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Disampaikan oleh : Inspektorat Provinsi Jawa Timur Dinas Peternakan DASAR HUKUM UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, PP No.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN 63 BAB III OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31 tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia berimplikasi pada akuntabilitas dan transparansi sistem pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 Nomor: LAKIP-024/PW18/1/2015 Tanggal 21 JANUARI 2015 BADAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1404 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja badan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita aturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penyusunan Rencana Kerja Inspektorat Daerah Tahun 2015 telah dapat diselesaikan. Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) memengang peranan yang penting dalam mewujudkan good goverment dan clean goverment. Hal ini tercermin dari kualitas laporan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN INSPEKTORAT MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT Nomor : LAP-011/PW03/1/2016 Tanggal : 20 Januari 2016 Kata Pengantar Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015 PERWAKILAN KANTOR GUBERNUR BPKP PROVINSI MALUKU MALUKU UTARA UTARA NOMOR : S-14/PW33/1/2015 TANGGAL 25 Januari 2015 LAKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat (Mardiasmo, 2009). Hal ini ditandai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak diberlakukannya otonomi daerah pemerintah diberikan kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan semua urusan pemerintah. Perubahan pada sistem pemerintahan

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah yang ada, wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang dilselenggarakan. Bentuk

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH Oleh: Syafri Adnan Baharuddin, S.E., Ak., M.B.A (Auditor Utama Keuangan Negara II BPK RI) Hotel Grand Sahid, Jakarta, 02 Februari 2012 1. PENGERTIAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014 TENTANG PERTIMBANGAN TERHADAP TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEMESTER I TAHUN 2013 JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014

Lebih terperinci