LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH"

Transkripsi

1 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 Nomor: LAKIP-024/PW18/1/2015 Tanggal 21 JANUARI 2015

2 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA KATA PENGANTAR Sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap akhir periode instansi pemerintah diwajibkan melakukan pengukuran pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dilaporkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Instansi pemerintah dimaksud termasuk unit kerja mandiri pada kementerian/lembaga. Berkaitan dengan kewajiban tersebut, maka Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara sebagai unit kerja mandiri di lingkungan BPKP menyusun LAKIP Tahun 2014 yang berfungsi sebagai pertanggungjawaban kinerja dan alat umpan balik dalam pengambilan keputusan yang bermanfaat bagi terwujudnya good governance. Fokus pelaporan dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara adalah pengukuran pencapaian kinerja dalam rangka pencapaian output kegiatan yang telah ditetapkan dan indikator outcome yang dapat diukur berdasarkan sumber daya keuangan, sumber daya manusia, dan sarana-prasarana yang dimiliki secara transparan dan akuntabel. Semoga LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 ini dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan, untuk penyempurnaan dokumen perencanaan, kebijakan, serta penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan. Manado, 21 Januari 2015 Kepala Perwakilan, Adil Hamonangan Pangihutan NIP

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL iii RINGKASAN EKSEKUTIF... iv I. PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG BPKP... 1 B. ASPEK STRATEGIS... 3 C. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK... 3 D. STRUKTUR ORGANISASI... 5 E. SISTEMATIKA PENYAJIAN... 8 II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 9 A. RENCANA STRATEGIS Pernyataan Visi Pernyataan Misi Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Program dan Kegiatan B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN III. AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis IV. PENUTUP LAMPIRAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 ii

4 DAFTAR TABEL TABEL 1.1 Komposisi Pegawai Menurut Jabatan 7 TABEL 1.2 Komposisi Pegawai Menurut Golongan 8 TABEL 2.1 Indikator Kinerja Utama Perwakilan 13 TABEL 2.2 Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan 16 TABEL 2.3 Perjanjian Kinerja Perwakilan Tahun TABEL 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama 23 TABEL 3.2 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1 26 TABEL 3.3 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2 32 TABEL 3.4 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3 34 TABEL 3.5 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4 37 TABEL 3.6 Realisasi Penyerahan Kasus kepada Instansi Penegak Hukum 41 TABEL 3.7 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5 42 TABEL 3.8 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6 46 TABEL 3.9 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7 50 TABEL 3.10 Realisasi Indikator Kinerja Utama Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi 51 TABEL 3.11 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8 58 TABEL 3.12 Pemanfaatan Sistem Informasi 58 iii

5 Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai, serta rencana pendanaan dalam tahun , yang selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan Penetapan Kinerja (Tapkin) setiap tahun. Visi Perwakilan BPKP adalah menjadi Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas. Sebagai auditor Presiden, Perwakilan BPKP berperan membantu pemerintah dalam meningkatkan akuntabilitas keuangan negara, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN Untuk mewujudkan visinya, BPKP memiliki empat misi, yaitu (1) menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara; (2) membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara; (3) mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara; serta (4) menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi presiden/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara. Dalam mencapai visi dan misi tersebut, BPKP menetapkan enam tujuan strategis yang akan dicapai dalam tahun , yaitu (1) meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara; (2) meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara; (3) terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara; (4) tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara; (5) meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 iv

6 pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara; dan (6) terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Tahun 2014 ini merupakan salah satu media yang menunjukkan kesiapan Perwakilan BPKP untuk mampu menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja tahun LAKIP ini juga sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas. Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2014 menunjukkan bahwa sebanyak enam dari delapan sasaran strategis BPKP telah tercapai, sementara dua sasaran strategis belum sepenuhnya tercapai. Delapan sasaran strategis BPKP berikut capaiannya dapat dilihat pada Tabel RE.1. No. Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis Sasaran Strategis Capaian Sasaran 1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD 107,90% 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50% 3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% IPD dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD 4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% 5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 68,75% K/L/Pemda 6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 75% K/L/Pemda 7. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100% 8. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan 121,76% 100% 124,31% 97,22% 86,33% 102,57% 100% Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan IKU yang menggambarkan peran Perwakilan BPKP dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran atas realisasi 11 IKU yang paling Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 v

7 mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU dominan) dari 36 IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin BPKP Tahun Pengukuran kemudian dilanjutkan dengan analisis, khususnya terhadap IKU yang menyimpang jauh dari targetnya. Realisasi pencapaian delapan sasaran strategis tersebut di atas, adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL) dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan, dengan realisasi sebagai berikut: a. Jumlah instansi vertikal (IPP) yang mendapat pendampingan sebanyak 17 instansi dari 17 instansi target dalam PKP2T, atau mencapai 100% dari target sebesar 100%. b. Jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP sebanyak 12 dari 16 Pemda yang diasistensi oleh BPKP, atau mencapai 75% dari target sebesar 90%. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti, yang diukur dari jumlah tindak lanjut (rekomendasi/saran) sebanyak 1 tindak lanjut dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD sebanyak 1 rekomendasi atau mencapai 100% dari target 100%. 3. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan, dengan realisasi sebagai berikut: a. Atas IKU persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal, Perwakilan BPKP melakukan audit kinerja Pelayanan Pemda Bidang Pendidikan dan Kesehatan atas 4 Pemda untuk mendorong seluruh Pemda tersebut mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan. Apabila dibandingkan dengan targetnya sebanyak 4 Pemda, maka diperoleh capaian IKU sebesar 100,00%. b. Atas IKU persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI, Perwakilan BPKP melakukan kegiatan sosialisasi, asistensi, assessment penerapan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 vi

8 Good Corporate Governance (GCG) atau Key Performance Indicator (KPI) pada pada 3 BUMD/BLU/D dari 3 BUMD/BLU/D yang ditargetkan dalam PKP2T, atau mencapai 100%. 4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi, yang diukur berdasarkan jumlah Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi dengan realisasi sebanyak 4 kelompok masyarakat, dengan capaian sebesar 133,33% atas target sebesar 3 kelompok. 5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 68,75% K/L/Pemda Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, yang diukur berdasarkan jumlah Pemda yang memperoleh opini LK WTP sebanyak 5 Pemda atau 31,25% dari jumlah seluruh Pemda sebanyak yaitu 16 Pemda. Apabila dibandingkan dengan target sebesar 60%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar 52,08%. Belum tercapainya realisasi IKU dominan tersebut antara lain disebabkan: a. Pengelolaan Barang Milik Daerah masih belum memadai. b. Kualitas SDM pada beberapa Pemda masih perlu ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kompetensi di bidang keuangan. c. Pola mutasi dan rotasi SDM di Pemda kurang mempertimbangkan faktor ketersediaan kompetensi yang dibutuhkan oleh bidang-bidang terkait. d. Sebagian besar Pemda belum menyusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP). 6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 75% K/L/Pemda Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA, yang diukur dari jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA dibandingkan jumlah seluruh Pemda. Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA sebanyak 4 Pemda dari target sebanyak 16 Pemda, atau realisasi sebesar 25%, dengan capaian 33,33% atas target sebesar 75%. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 vii

9 7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh dua IKU dominan, dengan realisasi sebagai berikut: a. IKU persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi, diukur dengan membandingkan antara realisasi PP PKPT dibandingkan dengan target PP dalam PKPT. Pada tahun 2014, jumlah realisasi penugasan adalah 409 atau 98,79% dari 414 rencana penugasan, dengan capaian 109,77% atas target sebesar 90%. b. IKU Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP diukur dari hasil reviu Inspektorat BPKP terhadap laporan keuangan perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan dan 80% apabila ada catatan. Hasil reviu Inspektorat BPKP atas Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 tidak ada catatan sehingga capaiannya sebesar 100%. 8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan, jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif yang diukur dengan jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan dibagi dengan jumlah sistem informasi yang wajib dimanfaatkan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEDAP). Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 10 sistem informasi yang dimanfaatkan atau mencapai 100,00% dari target sebanyak 10 sistem informasi yang dimanfaatkan. Keseluruhan program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 98,42% dari anggaran sebesar Rp ,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp ,00, dengan menggunakan SDM sebanyak OH atau 105,42% dari rencana sebanyak OH. Secara umum sasaran strategis dalam tahun 2014 telah tercapai sesuai dengan yang ditargetkan. Namun demikian, masih terdapat beberapa sasaran strategis dan IKU yang masih belum mencapai target yang ditentukan. Untuk itu, diperlukan upaya dan kerja yang lebih keras lagi untuk mengoptimalkan pencapaian semua sasaran strategis di masa mendatang. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 viii

10 Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dalam memperbaiki kinerja antara lain: 1. Melakukan evaluasi secara berkala metode bimbingan teknis/asistensi penyusunan laporan keuangan kepada pemerintah daerah. 2. Melakukan penugasan audit hambatan kelancaran pembangunan atas masalah penyerahan aset-aset dari kabupaten induk ke kabupaten pemekaran. 3. Mengupayakan peningkatan Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 dengan cara: a. Menuntaskan penguatan dan pengembangan infrastruktur penyelenggaraan SPIP dengan terus meningkatkan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Sub kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mendukung kegiatan tersebut antara lain : 1) Menambah jumlah personil satgas pembinaan SPIP yang dapat bertugas secara fokus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP. 2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat dan workshop penyelenggaraan SPIP bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. 3) Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraan SPIP. b. Berkoordinasi lebih intensif dengan Pemda untuk percepatan implementasi dan internalisasi penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional instansi, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar. 4. Intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah kapabilitas APIP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 ix

11 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014, disusun dalam rangka mewujudkan dukungan terhadap sistem administrasi di bidang pengawasan yang mampu menjamin kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi yang makin andal, profesional, efektif serta tanggap terhadap aspirasi rakyat dan dinamika perubahan lingkungan strategis. Komitmen menyelenggarakan akuntabilitas kinerja yang baik diawali dengan tersedianya perencanaan kinerja sebagai tahapan penting dalam melaksanakan rencana strategis, yang akan menuntun manajemen dan seluruh anggota organisasi dalam mencapai kinerja yang diinginkan. Perencanaan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 disusun dengan memperhatikan Penugasan dari BPKP Pusat (KF1) dan Perencanaan penugasan usulan Perwakilan berdasarkan kondisi lingkungan strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara (KF3) yang dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin). A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara berkedudukan di Jalan Diponegoro I/1 Manado dan sesuai dengan Keputusan Kepala BPKP Nomor: KEP /K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013 dengan wilayah sebanyak 16 Pemda, terinci sebagai berikut: 1. Provinsi Sulawesi Utara; 2. Kota Manado; 3. Kota Tomohon; 4. Kota Bitung; 5. Kota Kotamobagu; 6. Kabupaten Minahasa; 7. Kabupaten Minahasa Selatan; Laporan Akuntabilitas KinerjaInstansi PemerintahTahun

12 8. Kabupaten Minahasa Utara; 9. Kabupaten Minahasa Tenggara; 10. Kabupaten Bolaang Mongondow; 11. Kabupaten Bolaang Mongondow Utara; 12. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan; 13. Kabupaten Bolaang Mongondow Timur; 14. Kabupaten Sangihe; 15. Kabupaten Kepulauan Talaud; dan 16. Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Berdasarkan keputusan kepala tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara mempunyai tugas melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta menyelenggarakan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan; 2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dan pengurusan barang milik/kekayaan negara; 3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah; 4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintah yang bersifat strategis dan/atau lintas departemen/lembaga/wilayah; 5. Pemberian asistensi penyusunan RAPBD, Laporan Keuangan dan LAKIP daerah; 6. Evaluasi LAKIP Pusat dan Pemerintah Daerah; 7. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan good goverment governance; 8. Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan keuangan negara, badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan pemeriksaan/perhitungan pada instansi penyidik serta instansi pemerintah lainnya; 9. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu pengawasan; 10. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP di Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah; 11. Penyelenggaraan SPIP di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara; 12. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

13 Pada tahun 2014, Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara di jabat oleh Adil Hamonangan Pangihutan/NIP B. Aspek Strategis Organisasi Sebagai instansi pengawasan intern pemerintah pusat di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan manajemen pemerintah dan pengelolaan keuangan di daerah, khususnya dalam mengawal pemerintah daerah menuju terselenggaranya sistem otonomi daerah yang transparan, bertanggung jawab, dan akuntabel. Terhadap pemerintah pusat, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara diharapkan mampu memberikan strategic recomendation dan value bagi peningkatan kebijakan pemerintah pusat yang berpihak kepada kepentingan masyarakat banyak melalui evaluasi keberhasilan program-program pemerintah pusat yang ada di daerah. Strategic recomendation dan value tersebut hanya dapat dihasilkan oleh suatu organisasi yang terus belajar (learning organization); yang menjadikan aspek profesionalisme sebagai salah satu fondasi utama organisasi. Sejalan dengan hal tersebut, Perwakilan BPKP telah melakukan antara lain hal-hal sebagai berikut: Untuk mengarahkan seluruh potensi dan sumberdaya yang dimiliki secara terarah maka telah dibuat Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara yang mengacu kepada Renstra BPKP tahun Perwakilan telah mengadakan Memorandum of Understanding (MoU) bersama dengan pemerintah daerah di lingkungan wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara. Membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk mendukung produk layanan yang akan diberikan oleh Perwakilan BPKP kepada seluruh user atau penerima layanan BPKP (Pemda dan Instansi Vertikal di daerah). C. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK Kegiatan utama yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dibagi dalam 3 kegiatan yaitu preventif, edukatif, dan represif dengan rincian sebagai berikut: 1. Preventif meliputi: a. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

14 b. Reviu Proses Pengadaan Barang dan Jasa; c. Asistensi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah; d. Reviu Laporan Keuangan melalui Bimbingan Teknis; e. Asistensi Penerapan Good Governance; f. Asistensi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Sektor BUMN/D; g. Pengembangan Manajemen Risiko; h. Pengembangan Internal Control Base on COSO; i. Clearing House. 2. Edukatif meliputi: a. Jasa Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor; b. Program Anti Korupsi; c. Jasa Kediklatan Teknis Subtansi bagi Auditor; d. Transfer Knowledge melalui Sinergi Pengawasan. 3. Represif meliputi: a. Audit Investigatif; b. Bantuan Perhitungan Kerugian Keuangan Negara/Daerah; c. Bantuan Keterangan Ahli. Sedangkan layanan produk yang dimiliki Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara yaitu: 1. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD) meliputi: a. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP antara lain sosialisasi, bimtek penyusunan Perkada penyelenggaraan SPIP, Satgas Penyelenggaraan SPIP Pemda, serta Diagnostic Assessment; b. Pendampingan dan asistensi penerapan SIMDA Keuangan, Barang Milik Daerah, SIMDA gaji, dan penyusunan LKPD; c. Asistensi penyusunan LAKIP; d. Analisis dan Evaluasi Keselarasan Prioritas Pembangunan; e. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD; f. Audit Kinerja Pelayanan Pemda; g. Pendampingan/reviu pelaksanaan PBJ; h. Pendampingan Inventarisasi BMD; i. Pendampingan Reviu LKPD; j. Evaluasi LPPD; k. Quality Assurance Audit PBJ. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

15 2. Bidang Akuntan Negara meliputi: a. Audit Kinerja PDAM; b. Bimtek/Asistensi Penerapan SAK-ETAP; c. Asistensi Penyusunan Corporate Plan; d. Asistensi Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi PDAM; e. Asistensi Manajemen Aset; f. Asistensi Key Performance Indikator (KPI); g. Asistensi Penyusunan Persyaratan Administrasi BLUD; h. Evaluasi Kinerja BLUD-RSUD; i. Asistensi Penyusunan LK BLUD/BUMD; j. Bimtek/Asistensi Penerapan GCG BUMD; k. Sosialisasi dan Asistensi Manajemen Risiko; l. Audit dengan tujuan tertentu. 3. Bidang Instansi Pemerintah Pusat (IPP) meliputi: a. Audit keuangan, audit kinerja, audit operasional, dan audit tujuan tertentu; b. Evaluasi Kebijakan dan Program; c. Sosialisasi SPIP; d. Inventarisasi BMN; e. Pendampingan Penyusunan/Reviu LK; f. Pelatihan SAKIP Instansi Vertikal (Renstra, Renja, Tapkin, dan LAKIP). 4. Bidang Investigasi meliputi: a. Audit Investigatif; b. Audit dalam rangka Perhitungan Kerugian Keuangan Negara; c. Pemberian Keterangan Ahli; d. Audit Hambatan Kelancaran Pembangunan; e. Audit Eskalasi Harga; f. Evaluasi Fraud Control Plan (FCP); g. Kajian Peraturan Per-UU-an yang berindikasi penyebab Korupsi. 5. Bagian Tata Usaha meliputi Sistem Informasi Manajemen Hasil Pengawasan (SIM HP). D. Struktur Organisasi Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi yang telah diamanatkan, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dipimpin oleh Kepala Perwakilan yang membawahi Bidang/Bagian/Kelompok sebagai berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

16 1. Bagian Tata Usaha, dengan 4 Sub Bagian, yaitu : 1) Sub Bagian Keuangan; 2) Sub Bagian Kepegawaian; 3) Sub Bagian Umum; 4) Sub Bagian Program dan Pelaporan. 2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat. 3. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah. 4. Bidang Akuntan Negara. 5. Bidang Investigasi. 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Utara: Berikut adalah Bagan Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI UTARA Kepala Perwakilan Bagian Tata Usaha Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Kepegawaian Sub Bagian Umum Sub Bagian Program dan Pelaporan Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah Bidang Akuntan Negara Bidang Investigasi Kelompok Jabatan Fungsional Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara memiliki tenaga Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak 119 pegawai pada akhir tahun 2014 dan 100 pegawai pada akhir Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

17 Disamping itu, untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas, dipekerjakan tenaga harian lepas sebanyak 18 orang yang ditempatkan di setiap Sub Bagian pada Bagian Tata Usaha. Keseluruhan pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dapat diklasifikasikan berdasarkan jabatan dan golongan kepangkatan sebagai berikut : 1. Komposisi Pegawai Menurut Jabatan Posisi Per 31 Desember 2013 dan 2014 No. JenjangJabatan Tabel 1.1 Komposisi Pegawai Menurut Jabatan Posisi per (Orang) Mutasi-2014 Tambah Kurang Posisi per (Orang) I. Struktural Eselon II Eselon III Eselon IV II. FungsionalTertentu A. Fungsional Auditor Auditor Madya Auditor Muda Auditor Pertama Auditor Penyelia Auditor Pelaksana Lanjutan Auditor Pelaksana Pembebasan sementara Calon Auditor B. Fungsional Tertentu Lainnya 1. Analis Kepegawaian Terampil ArsiparisTerampil Pranata Komputer Terampil 4 Pembebasan sementara III. Fungsional Umum Fungsional Umum Jumlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

18 2. Komposisi Pegawai Menurut Golongan Posisi Per 31 Desember 2013 dan 2014 No. Uraian Tabel 1.2 Komposisi Pegawai Menurut Golongan Posisi per (Orang) Mutasi selama 2014 Tambah Kurang Posisi per (Orang) 1. Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I Jumlah E. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara tahun 2014 dapat diikhtisarkan berikut ini. Bab I Pendahuluan menjelaskan secara ringkas mengenai Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara. Bab II Perencanaan dan Penetapan menjelaskan muatan Rencana Kinerja Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara Tahun Bab III Akuntabilitas Kinerja menjelaskan analisis pencapaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 dari sudut akuntabilitas kinerja dan akuntabilitas keuangan. Bab IV Penutup menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 dan strategi peningkatan kinerja di masa datang. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

19 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Tugas dan fungsi Perwakilan BPKP sebagaimana yang tertuang di dalam surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP /K/2001 yang diubah terakhir dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013, menuntut Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara menjadi suatu institusi yang proaktif dan terpercaya dalam membangun good governance, yaitu suatu institusi yang mendorong pembaruan bagi perbaikan manajemen pemerintah, mengingat pada masa kini tuntutan yang timbul dari masyarakat untuk memberdayakan pengawasan sedemikian besar. Dengan demikian, diharapkan dapat dikembangkan pengawasan yang lebih berorientasi pada kebutuhan/ tuntutan masyarakat serta memberikan saran dan asistensi bagi perbaikan manajemen supaya dapat beroperasi secara lebih efisien, efektif, ekonomis dan memiliki daya akuntabilitas. Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsi Perwakilan yang efisien dan efektif serta sesuai kebijakan yang telah ditetapkan BPKP, maka disusunlah Perencanaan Strategis. A. RENCANA STRATEGIS Perencanaan strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun dalam bentuk dokumen Rencana Strategis (Renstra) mengacu pada Rencana Strategis BPKP yang telah digunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan tahun Lebih lanjut Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara untuk tahun dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pernyataan Visi Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, termasuk terbitnya mandat baru sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP menegaskan jati dirinya sebagai Auditor Presiden. Konsekuensinya, BPKP dituntut untuk dapat memberikan informasi yang memadai dan bernilai strategis bagi Presiden dari hasil pengawasan yang dilakukan, dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintahan. Kontribusi BPKP tersebut dimaksudkan untuk membantu pemerintah mewujudkan tata kelola Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 9

20 pemerintahan yang baik. Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai BPKP yang merepresentasikan manfaat yang dapat diberikan BPKP kepada shareholder/stakeholdernya. Komitmen tersebut selanjutnya dituangkan dalam pernyataan visi BPKP sebagai berikut: VISI Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas Visi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara mengacu pada Visi BPKP Pusat seperti tersebut di atas. 2. Pernyataan Misi Misi merupakan penjabarkan lebih lanjut dari visi dan berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan untuk mencapai visi. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan BPKP semula diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, kemudian diganti dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun Selanjutnya, dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka BPKP berperan penting dalam mendukung akuntabilitas Presiden terutama dalam lingkup penyelenggaraan keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Terwujudnya visi yang di kemukakan di atas merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh segenap SDM BPKP baik ditingkat pusat maupun di tingkat perwakilan. Sebagai bentuk nyata dari visi tersebut, maka ditetapkan empat misi BPKP Perwakilan Provinsi Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun

21 Sulawesi Utara yang menggambarkan hal-hal yang seharusnya terlaksana, sehingga hal-hal yang masih terlihat abstrak pada visi akan lebih nyata terlihat sebagai berikut: MISI 1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara 2. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara 3. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara 4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi presiden/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara 3. Tujuan Strategis Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, dan berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan-tujuan strategis, BPKP mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi profit, BPKP memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif Manfaat bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard) tersebut maka tujuan-tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholders utama dan manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan-tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun

22 Tujuan utama Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut: TUJUAN 1. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara 2. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara 3. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara 4. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara 5. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara 6. Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara 4. Sasaran Strategis Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu, dan sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun adalah sebagai berikut: 1) Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD; 2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%; 3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD; Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun

23 4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%; 5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP 68,75% di K/L/ Pemda; 6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 75% K/L/Pemda; 7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%; 8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan. Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara untuk tahun adalah sebagaimana terlihat pada Tabel Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator kinerja utama BPKP merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output). Indikator-indikator kinerja utama Perwakilan BPKP dapat dilihat pada Tabel 2.1. No Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama Perwakilan Indikator Kinerja Utama Tujuan 1:Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara Sasaran Strategis 1.1:Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD Outcome: Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun

24 No Indikator Kinerja Utama Output: Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LKPD Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LK BUMD Sasaran 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% Outcome: Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Output: Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Laporan hasil pengawasan BUN Tujuan 2: Meningkatnya Tata Pemerintah yang Baik Sasaran 2.1: Terselenggaraanya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD Outcome: Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Output: Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Tujuan 3: Tercapainya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara Sasaran 3.1: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% Outcome: Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/da/asistensi/evaluasi FCP Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Output: Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan hasil kajian pengawasan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun

25 No Indikator Kinerja Utama Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik Tujuan 4: Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran 4.1: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 68,75% K/L/Pemda Outcome: Persentase pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun Jumlah pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun Jumlah pemda yang dilakukan monitoring sistem pengendalian intern Output: Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah Tujuan 5: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Sasaran 5.1: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 75% K/L Pemda Outcome: Persentase pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA Output: Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah Sasaran 5.2: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100% Outcome: Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Persentase Pemanfaatan asset Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat Output: Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Jumlah Sarana Prasarana Tujuan 6: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang handal bagi Presiden/Pemerintah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun

26 No Indikator Kinerja Utama Sasaran 6.1:Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan Outcome: Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif Output: Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG) 6. Program dan Kegiatan Untuk pencapaian tujuan tersebut telah ditetapkan 3 (tiga) program, yaitu: PROGRAM: 1. Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP 2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP 3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara - BPKP Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara sebagai organisasi pendukung BPKP di daerah melaksanakan program tersebut di tingkat kegiatan (activities) dan penugasan (task). Kegiatan dan penugasan tersebut kemudian akan dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin). Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis BPKP tahun 2014 secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.2. No Tabel 2.2. Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan Kegiatan Program 1: Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD Pendampingan penyusunan dan reviu laporan keuangan pada K/L/Pemda Sosialisasi/asistensi/bimbingan teknis penyusunan APBD, asistensi SAKD, dan asistensi SIMDA kepada pemda Audit keuangan PHLN Audit kinerja PPIP Monitoring terhadap rencana aksi prioritas pembangunan nasional tahun Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun

27 No Kegiatan Sosialisasi/asistensi/bimbingan teknis SAK-ETAP Sasaran 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% Pemeriksaan/Evaluasi PNBP Monitoring DAK (Dana Alokasi Khusus) Sasaran 1.3: Terselenggaraanya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD Audit kinerja pelayanan pemda bidang pendidikan dan bidang kesehatan Evaluasi/pengembangan/penyusunan sistem terkait pengelolaan BUMD/BLU Bimbingan teknis, konsultasi, sosialisasi, asistensi, pendampingan dan kajian mengenai penerapan GCG dan KPI pada BUMD/BUL Asessment penerapan GCG di BUMD/BUL Bimbingan teknis, konsultasi, sosialisasi, asistensi, pendampingan pada BUMD atas sistem informasi akuntansi PDAM Audit Kinerja PDAM Sasaran 1.4: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sospak) Asistensi Fraud Control Plan (FCP) Audit Investigatif Audit penghitungan kerugian keuangan negara Pemberian Keterangan Ahli Kajian peraturan yang berindikasi KKN Audit penyesuaian harga dan klaim Audit hambatan kelancaran dan pembangunan Korsupgah Korupsi Sasaran 1.5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 68,75% K/L/Pemda Sosialisasi SPIP Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) SPIP Bimbingan teknis dan konsultasi SPIP Program2: Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP Sasaran 2.1: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 75% K/L Pemda Sosialisasi dan bimtek penerapan JFA Sosialisasi dan bimtek penerapan tata kelola APIP Sasaran 2.2: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100% Penyusunan dan evaluasi rencana Pengelolaan kepegawaian dan organisasi Pengelolaan anggaran dan sistem akuntansi pemerintah Pembinaan hukum dan pengelolaan kehumasan Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan serta pembayaran gaji/tunjangan Pembinaan JFA dan tata kelola APIP Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun

28 No Kegiatan Sasaran 2.3: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan Pemanfaatan sistem informasi oleh Perwakilan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEDAP) Program 3: Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP Sasaran 3.1: Penunjang Pengadaan dan penyaluran sarana dan prasarana perwakilan BPKP B. Perjanjian Kinerja Tahun 2014 Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini pengukuran indikator kinerja utama. Untuk menguatkan pencapaian sasaran strategis ini, di tahun 2014 disusun perjanjian kinerja atau penetapan kinerja. Sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu, dokumen penetapan kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target kinerja dan anggaran. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome dan Output. Pada tahun 2014, perjanjian kinerja disesuaikan dengan Renstra yang telah dimodifikasi, dimana tiap sasaran strategis memiliki dua jenis IKU yaitu IKU berupa outcome dan IKU berupa output. Penyajian perjanjian kinerja dilakukan dengan pendekatan sasaran disertai IKU dan targetnya yang memuat 36 IKU berupa outcome dan 25 IKU berupa output yang digunakan untuk mengukur tercapainya 8 sasaran strategis dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Perwakilan Tahun 2014 No Indikator Kinerja Utama Satuan Target 1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD Outcome: Persentase IPP yang mendapat pendampingan % 100 penyusunan Laporan Keuangan Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP % 90 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun

29 No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar % Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang % 100 disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat % Persentase hasil pengawasan atas permintaan % 93,33 stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders Persentase BUMD yang mendapat pendampingan % 70 penyelenggaraan akuntansi Output: Laporan hasil bimbingan teknis/asistensi penyusunan Laporan 17 LKKL Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Laporan Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Laporan Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LK BUMD Laporan Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% Outcome: Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan % 75 negara/daerah yang ditindaklanjuti Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke % 100 Pusat Output: Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Laporan Laporan hasil pengawasan BUN Laporan Terselenggaraanya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD Outcome: Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal % Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan % 65 sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 55 Output: Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Laporan Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% Outcome: Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi Klpk 3 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun

30 No Indikator Kinerja Utama Satuan Target IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang Instansi 2 mendapatkan sosialisasi/da/asistensi/evaluasi FCP Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan Instansi 1 kajian peraturan yang berpotensi TPK Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan % 84 penyesuaian harga Persentase pelaksanaan audit investigasi/pkkn/pka % Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh % 50 instansi berwenang Output: Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan Laporan hasil kajian pengawasan Laporan Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Laporan 6 Klaim Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian Laporan 43 negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik Laporan hasil audit investigasi atas permintaan instansi lainnya Laporan 4 5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 68,75% K/L/Pemda Outcome: Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Output: Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah % 60 Pemda 8 Pemda 8 Laporan Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 75% K/L Pemda Outcome: Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan % 75 JFA Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment APIP 8 tata kelola APIP Output: Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Pemda 4 Daerah Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Kegiatan 9 Daerah Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan 6 7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100% Outcome: Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun

31 No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang % 90 terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan % 100 BPKP dengan SAP Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan Skala 8 kepegawaian Likert Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA % Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Skala 8,50 Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Likert Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media Publikasi 26 masa Persentase Pemanfaatan asset % Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Skala Likert , Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit % 80 Inspektorat Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Topik 1 puslitbangwas Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat Skala Likert 1-10 Output: Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan Jumlah Sarana Prasarana Unit Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan Outcome: Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif Output: Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG) 7,6 % 100 Aplikasi 10 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun

32 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja P engukuran capaian kinerja tahun 2014 merupakan bagian dari penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP. Pengukuran dilakukan terhadap capaian kinerja tahun 2014 dan membandingkannya dengan target yang diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, yang menitikberatkan pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis, Perwakilan BPKP menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan memilih Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dominan. IKU dominan tersebut dinilai signifikan bagi Perwakilan BPKP dalam mempengaruhi pencapaian tujuan/sasaran strategis secara langsung yang terdiri dari 2 IKU, yaitu IKU berupa outcome dan IKU berupa output. Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam dilakukan terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun 2015 dan atau tahun-tahun selanjutnya (performance improvement). Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah IKU dominan yang tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan. Hal ini dilakukan untuk menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis Perwakilan BPKP. Capaian atas 36 IKU berupa outcome dan 25 IKU berupa output secara ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

33 Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2014 No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Tujuan 1: Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD Outcome: Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders Persentase BUMD yang mendapat pendampingan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Reali sasi Capai an (%) % 100,00 100,00 100,00 % 90,00 75,00 83,33 % 82,00 100,00 121,95 % 100,00 100,00 100,00 % 100,00 100,00 100,00 % 93,33 100,00 107,15 % 70,00 100,00 142,86 penyelenggaraan akuntansi Output: Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL Laporan , Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Laporan , Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan , Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan , Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan , Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Laporan , Laporan hasil bimtek/asistensi penyusunan LK BUMD Laporan ,00 Sasaran 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% Outcome: Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan % 75, ,33 negara/daerah yang ditindaklanjuti Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat % 100,00 100,00 100,00 Output: Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Laporan , Laporan hasil pengawasan BUN Laporan ,00 Tujuan 2: Meningkatnya Tata Pemerintah yang Baik Sasaran 2.1: Terselenggaraanya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD Outcome: Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal % 100,00 100,00 100, Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan % 65,00 100,00 153,85 sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 55,00 55,00 100,00 Output: Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Laporan , Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan , Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan ,00 Tujuan 3: Tercapainya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara Sasaran 3.1: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

34 No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Outcome: Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/da/asistensi/evaluasi FCP Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Reali sasi Capai an (%) Klpk ,33 Instansi ,00 Instansi ,00 % 84,00 83,33 99, Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA % 85,00 91,49 107, Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi % 50,00 100,00 200,00 berwenang Output: Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan , Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan , Laporan hasil kajian pengawasan Laporan , Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim Laporan , Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik Laporan , Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya Laporan ,00 Tujuan 4: Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran 4.1: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 68,75% K/L/Pemda Outcome: Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Output: Laporan hasil pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah % 60,00 31,25 52,08 Pemda ,00 Pemda ,50 Laporan ,00 Tujuan 5: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Sasaran 5.1: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 75% K/L Pemda Outcome: Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA % 75,00 25,00 33, Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment Pemda ,50 tata kelola APIP Output: Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah Pemda , Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP kegiatan ,00 Daerah Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan ,00 Sasaran 5.2: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100% Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian % 90,00 98,80 109,78 % 100,00 100,00 100,00 Skala Likert ,00 7,6 95, Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA % 100,00 99,75 99, Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Skala 8,50 7,47 87,88 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

35 No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Reali sasi Capai an (%) Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Likert Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Publikasi , Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 80,89 80, Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan % 8,3 7,29 87,83 sarpras Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat % 80,00 100,00 121, Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Topik ,00 puslitbangwas Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat % 7,60 7,41 97,50 Output: Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan , Jumlah Sarana Prasarana Unit ,00 Tujuan 6: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang handal bagi Presiden/Pemerintah Sasaran 6.1: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan Outcome: Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif % 100,00 100,00 100,00 Output: Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG) Aplikasi ,00 Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis (outcome dan output) beserta realisasi anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 3. B. Analisis Capaian Kinerja Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis, khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara langsung mendukung capaian kinerja sasaran, namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis. Selain itu, analisis dilakukan dengan membandingkan capaian Tahun 2014 dengan capaian Tahun 2013, serta mengaitkannya dengan kemungkinan tercapainya sasaran tahun terakhir Renstra 2014, sebagaimana terinci dalam Lampiran 2. Analisis tentang delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh BPKP sebagai alat untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir masa Renstra, disajikan sebagai berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

36 Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Meningkatnya kualitas LKKL dan LKPD merupakan tekad BPKP sebagai perwujudan fungsi consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif kepada para mitra kerja BPKP sehingga BPKP dapat melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP. Sasaran strategis Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas LKKL dan LKPD. Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1 No Indikator Kinerja Satuan 1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan 2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP 3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar 4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat 5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat 6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders 7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi Kinerja Kenaikan/ (Penurunan) % 133,33 133,33 0,00 % 83,30 62,50 75,03 % 100,00 100,00 0,00 % 100,00 118,00 (18,00) % 100,00 109,09 (9,09) % 107,15 100,00 7,15 % 70,00 53,33 16,67 Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 masing-masing tercapai 133,33% dan 83,30%, maka capaian sasaran strategis ini adalah 108,32% yang diperoleh dari rata-rata capaian kedua IKU dominan tersebut. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

37 1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan IKU pertama menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis 1 adalah Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan dengan target sebesar 100%. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, Perwakilan BPKP proaktif menjalin kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU) untuk membantu pemerintah, antara lain dengan melakukan pendampingan penyusunan LKKL untuk meningkatkan kemampuan IPP menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah Instansi vertikal yang mendapat pendampingan dibanding target dalam PKP2T. Dalam tahun 2014, IPP yang penyusunan laporan keuangannya didampingi oleh Perwakilan BPKP adalah sebanyak 13 instansi vertikal atau 133,33% dari 10 instansi vertikal yang ditargetkan dalam PKP2T. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 100%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 133,33%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 133,33% tetap bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 133,33%. Namun jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100,00% dari target sebesar 100%. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 78,36% dari anggaran DIPA sebesar Rp ,00 dan dana dari mitra kerja sebesar Rp ,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 831 OH atau 171,34% dari rencana sebanyak 485 OH. 2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Selain instansi vertikal, Perwakilan BPKP juga berupaya mendorong akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah ke arah yang lebih baik dengan IKU Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP dari BPK RI. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari jumlah IPD yang memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi. Dalam tahun 2014, IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP sebanyak 12 IPD atau 75,00% dari 16 IPD yang diasistensi oleh BPKP. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 90%, maka capaian indikator IKU tersebut adalah sebesar 83,33%. Rincian opini BPK atas laporan keuangan IPD dapat dilihat dalam Lampiran 4. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

38 Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 83,33% mengalami kenaikan sebesar 20,83% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 62,50%. Capaian ini adalah 83,33% dari target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 95%. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 352,61% dari anggaran DIPA sebesar Rp ,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp ,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 2336 OH atau 168,66% dari rencana sebanyak 1385 OH. Belum tercapainya IKU ini antara lain disebabkan: 1) Komitmen Kepala Daerah dalam pelaksanaan MoU belum didukung sepenuhnya oleh para kepala dinas dan pejabat di bawahnya, seperti adanya ketidakpatuhan kepada ketentuan berkaitan dengan penggunaan pendapatan secara langsung dan masih berlarutnya penyelesaian masalah BMD kabupaten pemekaran. 2) Kualitas SDM pada beberapa Pemda masih perlu ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kompetensi di bidang keuangan. 3) Pola mutasi dan rotasi SDM di Pemda kurang mempertimbangkan faktor ketersediaan kompetensi yang dibutuhkan oleh bidang-bidang terkait. Upaya strategis yang direncanakan untuk mencapai target pada masa mendatang adalah sebagai berikut: 1) Pendampingan kepada Kabupaten/Kota yang belum memperoleh opini WDP, khususnya terhadap pengelolaan aset. 2) Pendampingan kepada Inspektorat Kabupaten/Kota dalam mereviu LKPD. 3) Peningkatan kompetensi SDM melalui bimtek penerapan JFA dan tata kelola APIP. 3. Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar IKU Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini Dukungan Wajar merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran Strategis 1. IKU ini diukur dari jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang diaudit. Realisasi tahun 2014 IKU ini adalah sebanyak 38 laporan atau sebesar 126,67% dari 30 Laporan Hasil Audit. Dengan demikian capaian IKU tahun 2014 sebesar 121,95% dari target sebesar 82,00%. Realisasi IKU ini tahun 2014 sebesar 121,95% atau naik sebesar 21,95% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100,00%. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

39 Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 1474,42% dari anggaran sebesar Rp ,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp ,00, dengan menggunakan SDM sebanyak OH atau 84,26% dari rencana sebanyak OH. 4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP. Hasil pengawasan BPKP atas program/kegiatan yang melibatkan dua atau lebih kementerian/lembaga seperti Pengawasan atas Distribusi Bantuan Langsung Benih Unggul, yang melibatkan Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN dan Pemerintah Daerah untuk memberikan rekomendasi dalam rangka pengambilan kebijakan atau keputusan yang lebih komprehensif pada Program Ketahanan Pangan. Semakin besarnya rekomendasi yang diperhatikan dan dipergunakan oleh stakeholders menunjukkan bahwa rekomendasi hasil pengawasan BPKP telah tepat sasaran dalam memberikan perbaikan tata kelola Program Ketahanan Pangan. IKU Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat dengan target kinerja 100,00%. Dalam tahun 2014, laporan hasil pengawasan lintas sektoral yang diterbitkan oleh Perwakilan BPKP sebanyak 35 laporan atau 56,61% dari target sebanyak 62 laporan, namun apabila dibandingkan dengan target PKP2T Tahun 2014 dengan target output sebanyak 35 laporan, target tersebut telah tercapai sebesar 100%. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 147,67% dari anggaran DIPA sebesar Rp ,00 dengan menggunakan SDM sebanyak OH atau 150,04% dari rencana sebanyak OH. 5. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

40 IKU Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis 1 dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat Pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Capaian IKU ini diukur berdasarkan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat. Jumlah laporan yang disampaikan ke Pusat pada tahun 2014 adalah sebanyak 28 laporan atau 100,00% dari target sebanyak 28 laporan. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% mengalami penurunan 9,09% dibandingkan realisasi tahun 2013 sebesar 109,09%, atau mencapai 109,09% dibandingkan dengan target pada akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100%. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp ,00 atau 120,43% dari anggaran sebesar Rp ,00, dengan menggunakan SDM sebanyak OH atau 114,32% dari rencana sebanyak 880 OH. 6. Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders IKU Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar 100,00%. IKU ini diukur dengan menghitung persentase laporan pengawasan atas permintaan stakeholders yang disampaikan tepat waktu (sesuai RPL dalam KM4). Dalam tahun 2014, laporan yang disampaikan atas permintaan stakeholders adalah sebanyak 72 laporan atau 100% dari target 33 laporan dan disampaikan tepat waktu (sesuai RPL dalam KM4). Dibandingkan dengan targetnya sebesar 93,33%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar 107,15%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 107,15% atau lebih besar 7,15% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100,00%, dan mencapai 100,00% jika dikaitkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 dan dana dari mitra kerja sebesar Rp ,00 dengan menggunakan SDM sebanyak OH atau 234,57% dari rencana sebanyak 1047 OH. 7. Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

41 Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 58 ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan, dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah. Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia pada BUMD yang umumnya masih belum memadai, BPKP berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Oleh karena itu, pendampingan ini dianggap mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja perwakilan. Jumlah BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi adalah sebanyak 12 BUMD atau 80,00% dari seluruh BUMD sebanyak 15 BUMD. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2014 sebesar 142,86% dari target sebesar 70%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% atau bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100,00%. Apabila dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 70,00%, maka capaian kinerjanya mencapai 142,86%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan DIPA sebesar Rp ,00 atau 283,28% dari anggaran perwakilan sebesar Rp ,00 dan ditambah dana dari mitra kerja sebesar Rp ,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 859 OH atau 145,10% dari rencana sebanyak 592 OH. Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% Sasaran Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% memiliki dua IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur keberhasilannya hanya satu yaitu persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti. Secara lengkap, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel 3.3. Dikaitkan dengan Tabel 3.1, capaian Sasaran Strategis 2 tahun 2013 dengan satu IKU dominan telah tercapai sebesar 100,00%. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

42 Tabel 3.3 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2 No Indikator Kinerja Satuan 1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti 2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Kinerja Kenaikan/ (Penurunan) % 100,00 100,00 0,00 % 100,00 118,52 (18,52) Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara, BPKP menetapkan persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti sebagai IKU yang dominan dalam mengindikasikan ketercapaian Sasaran Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dengan target 100%. Pengawasan atas penerimaan negara antara lain untuk mendorong upaya perbaikan sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang transparan dan akuntabel, sehingga penerimaan yang berasal dari PNBP menjadi meningkat sesuai dengan potensi yang diharapkan. Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah tindak lanjut (rekomendasi/saran) sebanyak 1 tindak lanjut dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD sebanyak 1 rekomendasi. Realisasi IKU ini tahun 2014 adalah sebesar 100,00%, atau mencapai 133,33% dari target tahun 2014 sebesar 75,00%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% atau tetap dibandingkan tahun 2013 sebesar 100,00%, dan mencapai 112,50% jika dikaitkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 87,50%. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 141,96% dari anggaran DIPA sebesar Rp ,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 52 OH atau 136,84% dari rencana sebanyak 38 OH. 2. Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

43 amanat tersebut, dalam Renstranya, Perwakilan BPKP membentuk IKU berupa Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat. Capaian IKU ini diukur berdasarkan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat. Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat adalah sebanyak 63 laporan atau 100,00% dari target laporan dari pusat sebanyak 63 laporan. Dibandingkan dengan targetnya sebesar 100,00%, maka capaian IKU tahun 2014 sebesar 100,00%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% mengalami penurunan sebesar 18,52% dibandingkan tahun 2013 sebesar 118,52%. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 15,07% dari anggaran DIPA sebesar Rp ,00, dan menggunakan SDM sebanyak 472 OH atau 18,73% dari rencana sebanyak OH. Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 60% Instansi Pemerintah Daerah dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintahan Daerah menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi) untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD sebagian besar modalnya merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah, dan oleh karenanya berkewajiban menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

44 Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, Perwakilan BPKP perlu mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG. Sasaran Strategis Terselenggaranya SPM pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan IPD, yaitu Jumlah IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal dan Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI. Bersama satu IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.4. Tabel 3.4 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3 No Indikator Kinerja Satuan 1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal 2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI 3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Kinerja Kenaikan/ (Penurunan) % 100,00 100,00 0,00 % 100,00 100,00 0,00 % 100,00 100,00 0,00 Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 100%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Jumlah IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun , yang mewajibkan setiap Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi SPM dilakukan dengan menuangkan indikator SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya, Inpres Nomor 1 Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda menerapkan SPM yang ditetapkan oleh kementerian teknis. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Pasal 48 ayat 2 butir a dan Pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern antara lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

45 mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanannya. Dalam tahun 2014, IPD yang telah dilakukan evaluasi SPM ke dalam dokumen perencanaan adalah sebanyak 4 IPD dari target sebanyak 4 IPD, sehingga capaian IKU ini pada tahun 2014 sebesar 100,00%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% atau tetap bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100%, maka IKU ini mencapai 100%. Kegiatan untuk mendukung IKU menggunakan dana dari mitra kerja sebesar Rp ,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 65 OH atau 52,42% dari rencana sebanyak 124 OH. 2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI, dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD. Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan dengan target PKP2T. Dalam tahun 2014, jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 3 badan usaha atau sebesar 100,00% dari 3 badan usaha yang ditargetkan dalam PKP2T. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 65%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 153,85%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 153,85% mengalami kenaikan sebesar 53,85% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100,00%, atau mencapai 100,00% dari target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 65%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 10,23% dari anggaran DIPA sebesar Rp ,00, dan ditambah dana dari mitra kerja sebesar Rp ,00dengan menggunakan SDM sebanyak 250 OH atau 186,57% dari rencana sebanyak 134 OH. 3. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

46 Penetapan IKU persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja, dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan intern yang dilaksanakan oleh BPKP dalam meningkatkan tata kelola BUMD. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja dibandingkan target PKP2T dan jumlah BLUD yang dievaluasi kinerja dibandingkan target PKP2T. Dalam tahun 2014, jumlah BUMD yang diaudit kinerja sebanyak 9 BUMD atau 100,00% dari 9 BUMD yang ditargetkan dalam PKP2T, dan 2 evaluasi Kinerja BLUD atau 100,00% dari 2 evaluasi BLUD yang ditargetkan di PKP2T serta 1 kompilasi dan validasi laporan hasil audit kinerja PDAM se Sulawesi Utara sehingga capaian kinerja IKU ini adalah sebesar 100,00% dari target sebesar 100%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% mengalami kenaikan sebesar 0% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100,00%, atau mencapai 100,00% dari target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 115,35% dari anggaran DIPA sebesar Rp ,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 662 OH atau 95,80% dari rencana sebanyak 691 OH. Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% Perpres Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka panjang adalah Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas. Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah pemerintah menetapkan visi jangka menengah yaitu Terwujudnya Tata Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas. Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu: 1. Pencegahan Tindak Pidana Korupsi; 2. Penegakan Hukum atas Tindak Pidana Korupsi; 3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan; 4. Kerja sama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

47 5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi; 6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi. Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, BPKP perlu mengambil peran dalam mendukung enam strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong penerapan sistem pengendalian intern, dan Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, Perwakilan BPKP berperan dalam melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan Negara, serta sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana korupsi. Sasaran Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan kesadaran dan keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.5. Tabel 3.5 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4 No Indikator Kinerja Satuan 1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. 2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/da/asistensi/evaluasi FCP 3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD /BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. 4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga 5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA 6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang Kinerja Kenaikan/ (Penurunan) Klpk IPP 3 5 (2 ) % % 83,33 100,00 (16,67) % 100,00 91,18 8,82 % 75 97,37 (22,37) Dari tabel 3.5 dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 4 kelompok masyarakat atau 133,33% dari target sebanyak 3 kelompok masyarakat. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik penyelenggaraan good governance, Perwakilan BPKP menetapkan suatu IKU berupa Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

48 Keberhasilan IKU diukur dari jumlah kelompok masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. Fokus BPKP dalam kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) utamanya pada kelompok dunia pendidikan karena BPKP yakin bahwa dunia pendidikan yang anti korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik dan menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan makin tingginya perhatian Pemerintah kepada dunia pendidikan yang ditandai dengan kenaikan anggaran, berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan membawa konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan memberikan pemahaman dan edukasi, BPKP berharap korupsi bisa dicegah, terutama di dunia pendidikan. Jika dibandingkan dengan target IKU sebanyak 3 kelompok, maka capaian IKU adalah 4 kelompok atau 133,33% dari target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 3 kelompok. Realisasi IKU ini tahun 2014 sebesar 133,33% mengalami penurunan sebesar 66,67% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 200,00%. Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 59,07% dari anggaran sebesar Rp ,00, dengan SDM sebanyak 148 OH atau 119,35% dari rencana sebanyak 124 OH. 2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/da/ asistensi/evaluasi FCP Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas dan kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good Governance. FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin. IKU IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/ DA/asistensi/evaluasi FCP dalam upaya perbaikan penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah melalui pemanfaatan hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPKP. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi yang mendapatkan sosialisasi/da/ bimtek/ evaluasi FCP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

49 Realisasi atas IKU ini adalah 3 instansi, dan jika dibandingkan dengan target sebanyak 2 instansi, maka capaian IKU adalah sebesar 150,00%. Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 3 instansi mengalami penurunan sebanyak 2 instansi dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 5 instansi. Kegiatan untuk capaian IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau sebesar 86,73% dari anggaran sebesar Rp ,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 226 OH atau 136,97% dari rencana sebanyak 165 OH. 3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur instansi/bumn/bumd yang membuat/mengoreksi kebijakan terkait dengan rekomendasi dari BPKP terhadap hasil kajian atas peraturan perundang-undangan yang berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN. Untuk merealisasikan IKU, Perwakilan BPKP melaksanakan kegiatan kajian atas kebijakan/peraturan perundang-undangan yang berindikasi KKN. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK tahun berjalan. Dalam tahun 2014, realisasi IKU sebanyak satu instansi yang dilakukan kajian kebijakan/peraturan perundang-undangan yang berindikasi KKN. Jika dibandingkan dengan target IKU tahun 2014 sebanyak satu instansi, maka capaian IKU adalah sebesar 100,00%. Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak satu instansi, meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 2013, dimana belum terdapat instansi yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar Rp0,00 atau sebesar 0,00% dari anggaran sebesar Rp ,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 30 OH atau 54,55% dari rencana sebanyak 55 OH. 4. Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga, dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

50 penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara. Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi terhadap pencapaian sasaran strategis. Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga ditetapkan sebagai salah satu IKU yang harus dicapai. Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, klaim dan eskalasi yg memenuhi syarat (diterbitkan ST). Dalam tahun 2014, jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang terbit sebanyak 5 laporan atau 100,00% dari 5 permintaan HKP, klaim dan eskalasi yg memenuhi syarat (diterbitkan ST). Jika dibandingkan dengan target sebesar 84%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 119,05%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% atau sama dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100,00%. Pemanfaatan hasil audit HKP, penyesuaian harga, dan klaim memberikan dampak yang nyata dan signifikan dalam pengelolaan keuangan negara serta penyelamatan keuangan negara, dengan koreksi audit sebesar Rp ,93 (empat miliar seratus tujuh puluh tujuh juta seratus dua belas ribu lima puluh lima rupiah Sembilan puluh tiga sen). Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau sebesar 55,33% dari anggaran DIPA sebesar Rp ,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 232 OH atau 32,22% dari rencana sebanyak 720 OH. 5. Persentase pelaksanaan audit investigasi/pkkn/pka Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi KKN yang dilaksanakan oleh BPKP menjadi lengkap setelah dilimpahkan kepada instansi penegak hukum. Dengan demikian, Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA menjadi salah satu IKU BPKP dalam upaya pencapaian sasaran strategis. Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan audit investigasi/pkkn/pka dibagi dengan permintaan audit investigasi/pkkn/pka dari instansi penegak hukum. Dalam tahun 2014, jumlah laporan audit investigasi/pkkn/pka yang diterbitkan adalah sebanyak 43 laporan atau sebesar 100,00% dari 43 jumlah permintaan audit Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

51 investigasi/pkkn/pka dari instansi penegak hukum. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 85%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 117,65%. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 3.6. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% mengalami kenaikan sebesar 8,82% apabila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 91,18%. Tabel 3.6 Realisasi Penyerahan Kasus kepada Instansi Penegak Hukum No. Jenis Audit Permintaan Audit Laporan Terbit Persentase Outcome 1. Audit Investigatif % 2. Audit Penghitungan % Kerugian Keuangan Negara 3. Pemberian Keterangan Ahli % Jumlah % Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 94,25% dari anggaran sebesar Rp ,00, dengan menggunakan SDM sebanyak OH atau 94,66% dari rencana sebanyak OH. 6. Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya kerugian keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku untuk ditindaklanjuti oleh intansi yang berwenang. Hal ini merupakan bagian dari upaya pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara. IKU berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Kinerja utama ini dimaksudkan untuk mengukur rekomendasi non TPK pada suatu instansi pemerintah/bumn/bumd yang disampaikan kepada manajemen untuk ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi yang disarankan. Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah TL atas temuan investigasi non TPK dibagi dengan jumlah temuan non TPK sampai sedang tahun berjalan. Jumlah rekomendasi atas permasalahan/kasus yang disampaikan sampai dengan 31 Desember 2014 sebanyak 38 rekomendasi dan sudah ditindaklanjuti sebanyak 38 rekomendasi, sehingga tidak ada saldo rekomendasi yang belum ditindaklanjuti. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

52 Realisasi IKU ini tahun 2014 sebesar 100,00% dari target 50%, maka capaiannya adalah sebesar 200,00%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% atau mengalami peningkatan sebesar 2,63% apabila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 97,37%. Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 50,48% dari anggaran DIPA sebesar Rp ,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 93 OH atau 19,79% dari rencana sebanyak 470 OH. Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada 68,75% Kementerian/Lembaga/Pememerintah Daerah Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota. BPKP sesuai pasal 59 PP Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Tabel 3.7 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5 No Indikator Kinerja Satuan 1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Kinerja Kenaikan/ (Penurunan ) % 51,25 12,50 38,75 Pemda Pemda Sasaran strategis Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasi. Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.7. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

53 Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai sebesar 12,50%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai PP 60 Tahun 2008 melalui tingkat maturitas. Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka IKU Persentase K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 diukur dengan menghitung jumlah K/L/Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah seluruh K/L/Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem pengendalian K/L/Pemda. Dalam tahun 2014, Pemda yang laporan keuangan memperoleh opini WTP adalah sebanyak 5 Pemda atau 31,25% dari 16 Pemda. Apabila dibandingkan dengan targetnya sebesar 60%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 52,08%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 31,25% mengalami peningkatan sebesar 18,75% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 12,50%, atau mencapai 52,08% dari target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 60,00%. Belum tercapainya IKU ini antara lain disebabkan: 1) Pengelolaan Barang Milik Daerah masih belum memadai. 2) Kualitas SDM pada beberapa Pemda masih perlu ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kompetensi di bidang keuangan. 3) Pola mutasi dan rotasi SDM di Pemda kurang mempertimbangkan faktor ketersediaan kompetensi yang dibutuhkan oleh bidang-bidang terkait. 4) Sebagian besar Pemda belum menyusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP). Upaya strategis yang direncanakan untuk mencapai target pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1) Peningkatan pendampingan kepada Kabupaten/Kota yang belum memperoleh opini WTP, khususnya terhadap pengelolaan aset. 2) Peningkatan lualitas SDM melalui sosialisasi/bimtek pengelolaan keuangan daerah. 3) Melakukan pemetaan kualitas dan kompetensi SDM dalam rangka penempatan wilayah kerja sesuai dengan kebutuhan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

54 4) Menyusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP) dan menindaklanjuti RTP yang telah dibuat. Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 65,66% dari anggaran sebesar Rp ,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 979 OH atau 78,95% dari rencana sebanyak 1240 OH. 2. Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Penerapan SPIP di K/L/Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain adalah sebagai acuan dan alat untuk memantau perkembangan penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada tahun 2012 sebagai tindak lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER 687/K/D4/2012 tanggal 25 Mei Di samping itu, juga sebagai wujud upaya BPKP dalam rangka perbaikan sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran strategis Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dan tujuan Tercapainya efekfivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah. Capaian IKU ini diukur dari jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 sampai dengan tahun berjalan. Dalam tahun 2014, jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 sampai dengan tahun berjalan sebanyak 8 Pemda dan apabila dibandingkan dengan targetnya sebesar 8 Pemda, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 100,00%. 3. Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern BPKP selaku pembina penyelenggaraan SPIP, berkewajiban memantau perkembangan penyelenggaraan SPIP Pemda. Pelaksanaan monitoring perbaikan SPI di lingkungan instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-852/K/2011 tentang Pedoman Monitoring Perbaikan SPI di Lingkungan Instansi Pemerintah Tahun Anggaran Capaian IKU ini diukur dari jumlah Pemda yang dilakukan monitoring penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 sampai dengan tahun berjalan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

55 Dalam tahun 2014, jumlah Pemda yang dilakukan monitoring penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 sampai dengan tahun berjalan sebanyak 8 Pemda dan apabila dibandingkan dengan targetnya sebesar 8 Pemda, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 100,00%. Belum dilakukan monitoring menyeluruh terkait penyelenggaran SPIP tersebut disebabkan: a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional pemda, namun baru pada tahap pengembangan infrastruktur pengendalian, berupa pemetaan risiko, penetapan dan pengembangan Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP); b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat nyata dari SPIP belum dapat dirasakan oleh Pemda. Secara khusus, belum tercapainya sasaran strategis kelima terutama disebabkan belum adanya satu kedeputian BPKP yang ditugaskan secara khusus melaksanakan pembinaan SPIP kepada seluruh K/L/Pemda sebagaimana diamanatkan dalam PP Nomor 60 Tahun Upaya strategis yang direncanakan untuk mencapai target pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: a. Menuntaskan penguatan dan pengembangan infrastruktur penyelenggaraan SPIP dengan terus meningkatkan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Sub kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mendukung kegiatan tersebut antara lain: 1) Menambah jumlah personel satgas pembinaan SPIP yang dapat bertugas secara fokus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP dan melakukan penilaian tingkat maturitas SPIP pada K/L/Pemda; 2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat, serta workshop penyelenggaraan SPIP bagi Pemerintah Daerah; 3) Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP. b. Berkoordinasi lebih intensif dengan Pemerintah Daerah untuk percepatan implementasi dan internalisasi penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi, termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

56 Sasaran Strategis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 75% Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah (APIP) mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut. Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoretis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui dan ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program pendidikan non gelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital Development Plan (HCDP), yang merupakan dokumen perencanaan pengembangan kompetensi pegawai, yang terkait dengan proses pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki pegawai. Sasaran Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan penerapan JFA, yang bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-bpkp. Bersama satu IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.8. Tabel 3.8 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6 No Indikator Kinerja Satuan 1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA 2 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Kinerja Kenaikan/ (Penurunan) % 25,00 37,50 (12,50) APIP (2) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

57 Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 25,00% yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51 PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan dalam program sertifikasi. Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 220/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut. Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-bpkp. Penentuan tingkat capaian IKU ini adalah jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA dibandingkan jumlah seluruh Pemda. Sampai dengan tahun 2014, jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan sebanyak 4 Pemda atau 25,00% dari 16 Pemda. Bila dibandingkan dengan target sebesar 75,00%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 33,33%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 25,00% mengalami penurunan sebesar 12,50% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 37,50%. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 33,33% dari target sebesar 75,00%. Langkah strategis yang direncanakan untuk memperbaiki pencapaian sasaran strategis ini pada tahun 2015 adalah mengintensifkan fasilitasi penerapan JFA APIP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

58 Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 119,90% dari anggaran sebesar Rp ,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 58 OH atau 120,83% dari rencana sebanyak 48 OH. 2. Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka Kreditnya serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN, Nomor PER-1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, memberi arah baru bagi BPKP sebagai Instansi Pembina JFA menuju pada manajemen SDM berbasis kompetensi dan kinerja. Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dilakukan oleh APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan langsung dengan penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan, perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung terselenggaranya pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari praktek KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan dengan bantuan saran (consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan serta pemaparan hasil pengawasan. Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern semakin banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas. IKU jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 6 dengan target sebesar 16 Pemda. IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA yang dilakukan Perwakilan BPKP dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten, serta tata kelola yang baik di lingkungan APIP non-bpkp. Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah melaksanakan tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2014 adalah berdasarkan hasil assessment Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

59 (evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada model Internal Audit Capability Model (IACM). Penentuan tingkat capaian IKU ini adalah jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP. Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 12 Pemda atau mencapai 150,00% dari target sebanyak 8 Pemda. Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 12 Pemda mengalami penurunan sebanyak 2 Pemda dibandingkan tahun 2013 sebanyak 14 Pemda. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 150,00% dari target 8 Pemda. Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 86,38% dari anggaran sebesar Rp ,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 273 OH atau 146,77% dari rencana sebanyak 186 OH. Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran. Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang terbaik pula. Dalam kerangka keuangan negara, Perwakilan BPKP sebagai unit eselon II mandiri mempunyai kewajiban juga menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Laporan keuangan Perwakilan BPKP disusun dalam rangka memberikan dukungan atas capaian opini WTP terhadap laporan keuangan BPKP yang diperoleh dari BPK RI. Sasaran Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

60 keuangan. Bersama sebelas IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.9. Tabel 3.9 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7 No Indikator Kinerja Satuan 1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi 2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP 3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian 4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA 5 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur 6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Kinerja Kenaikan/ (Penurunan) % 98,80 97,95 0,84 % ,00 0,00 Skala likert ,8 7,52 0,00 % ,00 0,00 Skala likert ,47 0,00 Jumlah berita 7 Persentase Pemanfaatan asset % ,89 0,00 8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras 9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat 10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas 12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat Skala likert ,29 0,00 % 80 97,30 2,70 Jumlah Topik Skala likert ,00 7,41 7,41 0,00 Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana DIPA sebesar Rp ,00 atau 97,92% dari anggaran sebesar Rp ,00 serta SDM sebanyak OH atau 34,48% dari rencana sebanyak OH. Dari tabel 3.10 dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa rata-rata kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 98,56%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan (PP) yang terealisasi IKU Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi diukur dengan membandingkan realisasi PP PKPT dibandingkan dengan target PP dalam PKPT, dengan target tahun 2014 sebesar 90%. Realisasi IKU pada tahun 2014 sebesar 98,13% atau mencapai 109,03% dari target, dengan rincian yang tampak pada tabel Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

61 Tabel 3.10 Realisasi Indikator Kinerja Utama Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi Bidang Rencana Penugasan Realisasi Penugasan Capaian (%) Target Sasaran (%) Capaian Sasaran (%) (1) (2) (3) (4)=(3)/(2)x100 (5) (6)=(4)/(5)x100 IPP , APD , AN , Investigasi , ,53 Jumlah , ,13 Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 98,03% mengalami kenaikan sebesar 0,08% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 97,95%, atau mencapai 108,83% dari target akhir Renstra Perwakilan BPKP tahun 2014 sebesar 90%. Selain itu, pada tahun 2014 BPKP telah melaksanakan penugasan di luar yang direncanakan, khususnya untuk memenuhi permintaan stakeholders sebanyak 283 penugasan atau 40,84% dari seluruh realisasi penugasan tahun 2014 sebanyak 692 penugasan. Upaya strategis yang mendukung pencapaian IKU ini adalah penyusunan rencana dan evaluasi, berupa: a. Rapat koordinasi dalam rangka menyamakan persepsi diantara Perwakilan BPKP, Biro Perencanaan Pengawasan BPKP, dan Deputi Rendal. b. Penerapan manajemen kinerja di Perwakilan BPKP mengacu kepada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Penerapan SAKIP tahun 2013 telah dievaluasi oleh Inspektorat BPKP dengan nilai 81,20. Hasil penerapan SAKIP Perwakilan BPKP dalam tahun 2013 didokumentasikan dalam bentuk SOP, Rencana Kinerja BPKP Tahun 2012, Rencana Kerja BPKP Tahun 2014, Tapkin BPKP Tahun 2014, Rencana Kegiatan Tahunan BPKP Tahun 2014, LAKIP Perwakilan BPKP tahun 2013, serta penilaian kinerja unit kerja BPKP, reviu Renstra Perwakilan BPKP dan reviu Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP. 2. Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap penyajian laporan keuangan BPKP. IKU Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP dibuat untuk mengukur tingkat keberhasilan Perwakilan BPKP penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

62 Kinerja sasaran dinilai berdasarkan hasil reviu Inspektorat BPKP terhadap laporan keuangan perwakilan BPKP, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80% apabila ada catatan. Inspektorat BPKP telah melakukan reviu terhadap Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara tahun 2013 dengan hasil reviu tidak ada catatan. Dengan hasil tersebut, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100% dan jika dibandingkan dengan target kinerja sebesar 100%, maka capaian kinerja adalah 100%. Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya kegiatan pengelolaan anggaran sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah. Terjadi penurunan realisasi DIPA sebesar 0,62% pada tahun 2014 dibandingkan realisasi tahun Realisasi tahun 2014 sebesar 98,42%, sedangkan realisasi tahun 2013 sebesar 99,03%. 3. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai yang optimal akan berdampak positif pada peningkatan kapasitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Hal tersebut dilandasi dengan pemikiran bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance) akan terwujud dengan dukungan SDM yang andal dan terkelola dengan baik. Untuk itu, perlu terus diagendakan dan diberikan perhatian yang memadai terhadap peningkatan pengelolaan kepegawaian dan organisasi sebagai upaya untuk perbaikan kualitas SDM, serta penataan kelembagaan dan proses kerja internal yang dapat menunjang tercapainya hal-hal tersebut. Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert Perhitungan persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan kepegawaian dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner kepada para pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara. Target IKU persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian pada tahun 2014 adalah sebesar 8,00 dari skala Likert Capaian kinerja IKU ini dapat diharapkan menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan pengelolaan kepegawaian, antara lain: (a) pelayanan kenaikan pangkat pegawai, kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara tepat waktu; (b) penilaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

63 angka kredit untuk pejabat fungsional auditor, serta (c) penandatanganan pakta integritas atau pernyataan kepatuhan terhadap aturan perilaku pada setiap awal tahun untuk seluruh pegawai. Realisasi IKU ini dalam tahun 2014 adalah sebesar 7,6 dari skala Likert 1-10 atau mencapai 95%, mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan realisasi tahun dan mencapai 95% pula dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 8,0 dari skala likert Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan RKAKL. Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum dilengkapi dengan data dukung yang memadai/lengkap. Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah dana DIPA Perwakilan yang tidak diblokir DJA dibagi dengan jumlah dana DIPA Perwakilan (tahun n+1). Pagu dana DIPA tahun 2014 setelah revisi sebesar Rp ,00, dengan jumlah dana DIPA yang tidak diblokir sebesar Rp ,00 atau 99,75% dari total pagu dana DIPA tahun Dana yang diblokir sebesar Rp ,00. Target IKU sebesar 100%, sedangkan realisasi sebesar 99,75%, maka capaian IKU adalah sebesar 99,75%. Realisasi tahun 2014 tidak sama apabila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100,00%. 5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas BPKP secara keseluruhan dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan pelayanan keuangan yang mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan kerja sama dari unit pengguna dalam penyampaian berkas permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

64 Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai kegiatan yang telah dianggarkan. Realisasi Indikator Kinerja Utama tahun 2014 sebesar 7,47 dari skala likert 1-10 atau mencapai 87,88% dari target sebesar 8,50 dari skala likert Realisasi sasaran tahun 2014 sebesar 8 dari skala likert 1-10, mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2013, atau mencapai 94,12% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 8,50 dari skala Likert Tidak tercapainya target IKU antara lain disebabkan keterlambatan pemberian uang muka dan pertanggungjawaban SPJ dalam melakukan perjalanan dinas. 6. Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi BPKP yang ditentukan oleh citranya di mata publik. Oleh karena itu, persepsi publik terhadap BPKP menjadi salah satu alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja BPKP. Kinerja IKU ini diukur dengan jumlah berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di media massa. Target Indikator Kinerja Utama jumlah berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di media massa pada tahun 2014 sebesar 26 berita. Hasil pengukuran atas indikator tersebut menunjukkan hasil 91 berita atau mencapai 350,00% dari target. Tercapainya target tersebut antara lain disebabkan meningkatnya efektivitas kegiatan BPKP dalam membangun jejaring dengan instansi lain dan media massa dengan kegiatan Pembinaan Hukum dan Pengelolaan Kehumasan melalui proses yang terintegrasi yaitu melakukan kegiatan promosi pengembangan kerja sama kehumasan dan evaluasi opini publik. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 91 berita mengalami peningkatan sebesar 58 berita dibandingkan tahun 2013 sebesar 33 berita atau mencapai 223% dari target akhir periode Renstra 2014 sebesar 26 berita. 7. Persentase pemanfaatan asset IKU persentase pemanfaatan asset merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 85%. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

65 Persentase pemanfaatan asset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di BPKP yang dilaksanakan melalui pengelolaan urusan tata usaha, perlengkapan, dan rumah tangga bagi seluruh satuan kerja. Dalam tahun 2014, IKU ini capaiannya adalah 100% dari target yang telah ditetapkan sebesar 100,00%. IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan, meliputi sub-subkegiatan pencatatan dan updating akuntansi aset, inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset pada BPKP. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% tidak mengalami perubahan dari realisasi tahun 2014 dan 100% dari target pada akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 100%. 8. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana dan prasarana Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungan Perwakilan BPKP. IKU Persepsi Kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 8,3 dari skala likert IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh Sub Bagian Umum yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras. Berdasarkan hasil survai atas persepsi penerima layanan tahun 2014, capaian IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar 7,6 dari skala likert 1-10 atau 91,57% dari target sebesar 8,3. Belum tercapainya target kinerja sasaran ini disebabkan antara lain karena layanan cleaning service terhadap kebersihan kantor dan lingkungan termasuk kamar mandi dan WC belum maksimal, serta kedisiplinan petugas keamanan. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 7,6 dari skala likert 1-10 tidak mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun Jika dibandingkan dengan target akhir periode renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 87,83% dari target sebesar 8,3. 9. Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap pelaksanaan kegiatan BPKP antara lain unit kerja Perwakilan BPKP. Hasil kegiatan pengawasan yang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

66 dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi early-warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja BPKP. IKU persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat BPKP dibandingkan dengan jumlah rekomendasi Inspektorat BPKP yang diterima sampai dengan tahun berjalan. Dalam tahun 2014, jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti sebanyak 16 rekomendasi atau 100,00% dari 16 rekomendasi yang diterima sampai dengan tahun Tercapainya target disebabkan rekomendasi yang diberikan Inspektorat BPKP segera ditindaklanjuti dengan cara Kepala Perwakilan membuat nota dinas untuk segera menindaklanjuti temuan Inspektorat BPKP tersebut. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% mengalami peningkatan sebesar 16,34% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 97,30%. Jika dibandingkan dengan target akhir periode renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 20% dari target sebesar 100%. 10. Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas BPKP IKU jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas BPKP merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 1 masukan. IKU ini diukur dari jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas BPKP. Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 1 masukan atau mencapai 100% dari target 1 masukan. Realisasi IKU tahun 2014 sama dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir periode renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100% dari target sebesar 1 masukan. 11. Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat IKU Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7, dengan target sebesar 7,6 dari skala likert IKU ini diukur dengan survey kepuasan pejabat struktural Pemda terhadap pejabat fungsional auditor (PFA) di lingkungan APIP Pemda. Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan Inspektorat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

67 IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas yaitu auditor yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat meningkatkan mutu pengawasan. Realisasi IKU sebesar 7,41 dari skala likert 1-10 atau mencapai 97,50% dari target sebesar 7,60 skala likert IKU ini dicapai melalui kegiatan penyelenggaraan ujian JFA, sosialisasi penerapan JFA, dan sosialisasi/bimbingan teknis tata kelola APIP. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 7,41 dari skala likert 1-10 tidak mengalami perubahan apabila dibandingkan dengan tahun Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 92,63% dari target sebesar 8. Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai Auditor Presiden. Sehubungan dengan itu, Perwakilan BPKP dituntut untuk memberikan informasi yang cepat berharga bagi BPKP Pusat untuk disampaikan kepada Presiden dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintah. Selain itu, Perwakilan BPKP juga harus mampu memberikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan di Perwakilan BPKP sendiri atau BPKP Pusat. Sasaran strategis ini memiliki satu IKU, untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis ini. Secara lengkap, realisasi IKU Sasaran Strategis pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.11 berikut ini: Tabel 3.11 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8 No Indikator Kinerja Satuan 1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif Kinerja Kenaikan/ (Penurunan) % ,00 Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.12, terlihat bahwa IKU dominan Sasaran Strategis pada tahun 2014 tercapai 100%. IKU dominan yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran adalah jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif. Dengan tersedianya sistem dukungan pengambilan keputusan internal, diharapkan pencapaian tujuan BPKP berupa Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah dapat terwujud dengan capaian sebagai berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

68 IKU ini digunakan untuk mengukur penggunaan/pengimplementasian sistem informasi yang dikembangkan oleh BPKP untuk menghasilkan/menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh BPKP Pusat. IKU ini diukur berdasarkan jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan dibagi dengan jumlah sistem informasi yang wajib dimanfaatkan BPKP seperti tabel Tabel 3.12 Pemanfaatan Sistem Informasi No Aplikasi Pemanfaatan Sudah Belum 1 SIM HP V 2 SIM RKT V 3 SIM MonevRKT V 4 SAKPA V 5 SIMAK BMN V 6 RKAKL V 7 SPM V 8 SPPD V 9 DMS V 10 SISPEDAP V Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 10 sistem informasi yang dimanfaatkan atau mencapai 100,00% dari target sebanyak 10 sistem informasi yang dimanfaatkan. Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak 10 sistem informasi atau sama dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 10 sistem informasi, atau 100% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 100 sistem informasi. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

69 BAB IV PENUTUP Sebagaimana diamanatkan dalam PP 60 Tahun 2008, BPKP melakukan pembinaan SPIP dan pengawasan intern terhadap kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan kegiatan lain atas permintaan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota dalam rangka memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern. Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan SPIP disampaikan dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara. Dalam pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP, di samping merupakan pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2014, juga mencerminkan sejauh mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar telah dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi. Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen Renstra, rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama. Terhadap Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah ditambahkan sasaran strategis, IKU dan target tahunan diselaraskan dengan RPJMN dan BPKP Pusat. Target-target kinerja jangka menengah dalam Renstra telah dirinci dalam target-target kinerja tahunan dalam rencana kinerja tahunan dan penetapan kinerja, serta dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran strategis telah berorientasi hasil, bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan indikator-indikator kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki hubungan kausalitas dengan sasaran. Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme pengumpulan data kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan melakukan pengukuran kinerja melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

70 pembandingan dengan target tahun berjalan. Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi. Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam tahun Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 36 IKU berupa outcome dan 25 IKU berupa output, telah dipilih 11 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran. Realisasi tahun 2014, enam dari delapan sasaran strategis telah mencapai target 100%, dan 9 dari 11 IKU dominan tercapai yang dirinci sebagai berikut. Sasaran 1: Dari 2 IKU dominan, tercapai 1, capaian 107,90%; Sasaran 2: Dari 1 IKU dominan, tercapai 2, capaian 121,76%; Sasaran 3: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%; Sasaran 4: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 124,31%; Sasaran 5: Dari 1 IKU dominan, capaian 97,22%; Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan, capaian 86,33%; Sasaran 7: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 102,57%; Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%. Beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. SDM Pemda dalam pengelolaan keuangan masih sangat kurang sehingga berpengaruh dalam penyusunan laporan keuangan, sehingga perlu ditingkatkan kapasitas SDM Pemda. 2. Aset-aset dari kabupaten induk yang diserahkan ke kabupaten pemekaran masih bermasalah keberadaan dan kepemilikannya. 3. Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 di bawah 100% disebabkan: a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional instansi, namun baru pada tahap pengembangan infrastruktur pengendalian, berupa pemetaan risiko, penetapan dan pengembangan Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP); b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat nyata dari SPIP belum dapat dirasakan oleh Pemda. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

71 c. Belum tercapainya sasaran tersebut terutama disebabkan belum adanya satu kedeputian BPKP yang ditugaskan secara khusus melaksanakan pembinaan SPIP kepada seluruh Pemda yang mempengaruhi proses koordinasi dan supervisi Satgas Pembinaan SPIP di Perwakilan BPKP. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dalam memperbaiki kinerja antara lain: 1. Melakukan evaluasi secara berkala metode bimbingan teknis/asistensi penyusunan laporan keuangan kepada pemerintah daerah. 2. Melakukan penugasan audit hambatan kelancaran pembangunan atas masalah penyerahan aset-aset dari kabupaten induk ke kabupaten pemekaran. 3. Mengupayakan peningkatan Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 dengan cara: a. Menuntaskan penguatan dan pengembangan infrastruktur penyelenggaraan SPIP dengan terus meningkatkan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Sub kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mendukung kegiatan tersebut antara lain: 1) Menambah jumlah personil Satgas pembinaan SPIP yang dapat bertugas secara fokus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP. 2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat dan workshop penyelenggaraan SPIP bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. 3) Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraan SPIP. b. Berkoordinasi lebih intensif dengan Pemda untuk percepatan implementasi dan internalisasi penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional instansi, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar. 4. Intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan kapabilitas APIP. Akhirnya dengan disusun LAKIP ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Secara internal, LAKIP ini telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinerja Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

72 pegawai dan organisasi terhadap perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga kontribusi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dalam pembangunan di wilayah Provinsi Sulawesi Utara dapat lebih dirasakan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah NOMOR: LAKIP - 023 /PW18/1/2014 TANGGAL 21 JANUARI 2014 Ringkasan

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Papua Barat yang sebelumnya wilayah kerjanya berada/merupakan bagian dari Perwakilan BPKP Provinsi Papua telah menyusun

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran : 2014 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA OUTPUT

Lebih terperinci

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun dapat diuraikan sebagai berikut :

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun dapat diuraikan sebagai berikut : RENCANA STRATEGIS 2010-2014 PERWAKILAN BPKP SULUT Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun 2010-2014 dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pernyataan Visi Sejalan dengan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Nomor : LKIN-991/PW/17/1/2013 Tanggal : 31 DESEMBER 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran : 2.1 1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP 1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014 NOMOR : LEK-4./PW09/1/2014 TANGGAL : 08 Januari 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

Suplemen Rencana Strategis

Suplemen Rencana Strategis Suplemen Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat 2010-2014 Lampiran Keputusan Nomor KEP-2220/PW14/1/2012 Tanggal 28 Desember 2012 SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Memuaskan

Ringkasan Eksekutif Memuaskan Ringkasan Eksekutif Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2012 telah menyajikan capaian kinerja selama tahun 2012 dikaitkan dengan perencanaan kinerja untuk tahun

Lebih terperinci

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis Ringkasan Eksekutif Terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mengantar BPKP memasuki babak baru yang menegaskan peran BPKP sebagai Auditor

Lebih terperinci

SUPLEMEN RENSTRA TAHUN

SUPLEMEN RENSTRA TAHUN SUPLEMEN RENSTRA TAHUN 2010-2014 NOMOR : KEP-1/PW18/1/2013 TANGGAL : 3 JANUARI 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BPKP PROVINSI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012 LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA / DAERAH PADA PROVINSI PAPUA TAHUN 2012 Nomor: LAP- 20/PW26/1/2012 Tanggal: 18 Januari 2012 LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

Lebih terperinci

Lampiran Keputusan Nomor KEP-5987/PW20/1/2012

Lampiran Keputusan Nomor KEP-5987/PW20/1/2012 28 Desember 2012 Lampiran Keputusan Nomor KEP-5987/PW20/1/2012 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat PERJANJIAN KINERJA P enetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan. Target

Lebih terperinci

Untuk mencapai target kinerja outcome dan output seperti yang telah diuraikan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan didukung dengan

Untuk mencapai target kinerja outcome dan output seperti yang telah diuraikan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan didukung dengan IKHTISAR EKSEKUTIF Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan yang baik, merupakan pertanggungjawaban atas mandat yang melekat pada suatu lembaga. Berangkat dari pemikiran tersebut, Perwakilan

Lebih terperinci

Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun Maret 2013

Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun Maret 2013 Revisi Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Papua Barat Tahun 2013-2014 27 Maret 2013 Lampiran Keputusan Nomor KEP- 16/PW27/1/2013 BUTIR-BUTIR TAMBAHAN RENSTRA PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia LAPORAN KINERJA 2014 BPKP untuk Indonesia Nomor: LKIN- 502/K.SU/01/2015 Tanggal: 26 Februari 2015 Ringkasan Eksekutif B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

No Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

No Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan L aporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Tengah (LAKIP) disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Tengah dalam mencapai sasaran strategis

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR Nomor : LAP-1/PW13/2013 Tanggal : 02 Januari 2013 LAKIP 2012 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur KATA PENGANTAR aporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

Sasaran 7 dari Tujuan 5 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 100,00% Sasaran 4 dari Tujuan 3 : Dari 1 IKU dominan tercapai 100,00%

Sasaran 7 dari Tujuan 5 : Dari 2 IKU dominan, tercapai 100,00% Sasaran 4 dari Tujuan 3 : Dari 1 IKU dominan tercapai 100,00% IKHTISAR EKSEKUTIF Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan yang baik, merupakan pertanggungjawaban atas mandat yang melekat pada suatu lembaga. Berangkat dari pemikiran tersebut, Perwakilan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Jalan Jenderal Ahmad Yani kilometer 32,5 Banjarbaru 70711 Telp: (0511) 4781116 Faksimili : (0511) 4774501 email : kalsel@bpkp.go.id,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 2013 SUPLEMEN RENSTRA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2010-2014 LAMPIRAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BPKP

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun Kata Pengantar

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun Kata Pengantar Kata Pengantar Setiap Instansi Pemerintah yang telah menerima anggaran dari pemerintah wajib menggunakannya untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien, efektif,

Lebih terperinci

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan

Lebih terperinci

BUTIR-BUTIR TAMBAHAN RENSTRA PERWAKILAN BPKP PROVINSI NTT

BUTIR-BUTIR TAMBAHAN RENSTRA PERWAKILAN BPKP PROVINSI NTT BUTIR-BUTIR TAMBAHAN RENSTRA PERWAKILAN BPKP PROVINSI NTT 2010-2014 2.5 SASARAN STRATEGIS Delapan sasaran strategis yaitu kondisi yang diharapakan di akhir periode Renstra tahun 2010-2014, yaitu: 1. Meningkatnya

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2013 Perwakilan BPKP Jawa Timur disusun

Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2013 Perwakilan BPKP Jawa Timur disusun 11 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2013 Perwakilan BPKP Jawa Timur disusun berdasarkan Inpres Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan peraturan Menteri Negara

Lebih terperinci

LAKIP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LAKIP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG i Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah TAHUN 2014 NOMOR : LAP- 28/PW29/1/2015 TANGGAL : 27 JANUARI 2015 Ikhtisar Eksekutif

Lebih terperinci

VISI, MISI DAN TUJUAN VISI

VISI, MISI DAN TUJUAN VISI VISI, MISI DAN TUJUAN VISI Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, termasuk terbitnya mandat baru sesuai PP No. 60 Tahun 2008, BPKP menegaskan jati dirinya sebagai Auditor Presiden. Konsekuensinya,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah Subhaanahu wa Ta ala atas berkah dan rahmat yang telah diberikan sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 NOMOR : LAKIP -1000/PW17/1/2013 TANGGAL : 31 DESEMBER 2013 Kata

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. LAKIP sebagai media pertanggungjawaban, berisikan informasi tentang Rencana Strategis (Renstra) dan Akuntabilitas Kinerja tahun 2013.

KATA PENGANTAR. LAKIP sebagai media pertanggungjawaban, berisikan informasi tentang Rencana Strategis (Renstra) dan Akuntabilitas Kinerja tahun 2013. PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi Pemerintah mengamanatkan kepada setiap unit eselon II instansi pemerintah untuk menyusun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Kata Pengantar

DAFTAR ISI. Halaman Kata Pengantar DAFTAR ISI Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 Halaman Kata Pengantar i Ringkasan Eksekutif ii BAB I Pendahuluan 1 A. Latar Belakang 1 B. Tugas dan Fungsi 1 C. Aspek Strategis 2 D. Kegiatan dan Layanan

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 NOMOR : LAP - 04/PW17.1/2013 TANGGAL : 7 JANUARI 2013 Ringkasan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA KATA PENGANTAR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA KATA PENGANTAR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA KATA PENGANTAR Sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik ( good governance) dan akuntabel serta untuk memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

aporan Kinerja Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

aporan Kinerja Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem KATA PENGANTAR L aporan Kinerja Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Lebih terperinci

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja INFORMASI KINERJA Laporan Kinerja (Lkj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggarannya.

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF R encana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang telah disusun oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan Penetapan Kinerja (Tapkin)

Lebih terperinci

Pencapaian Target Kinerja Triwulan III Tahun 2014 Dalam Rangka Pencapaian Tujuan

Pencapaian Target Kinerja Triwulan III Tahun 2014 Dalam Rangka Pencapaian Tujuan BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jl. Bumi Tamalanrea Raya No. 3 (BTP) Kotak Pos 176 Telp. (0411) 590591, 590592; E-mail: sulsel@bpkp.go.id Fax (0411) 590595

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009 www.bpkp.go.id KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 486 /K/SU/2009 TENTANG RENCANA KEGIATAN BPKP TAHUN 2009 KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, Menimbang

Lebih terperinci

L a p o r a n R e a l i s a s i R K T B u l a n D e s e m b e r Halaman 1

L a p o r a n R e a l i s a s i R K T B u l a n D e s e m b e r Halaman 1 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jalan Tamalanrea Raya No. 3 Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar Kotak Pos :176 Telepon 0411-590591; 590592, Fax :0411-590595

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 04 i KATA PENGANTAR LAKIP merupakan media akuntabilitas yang dapat digunakan sebaga pertanggungjawaban atas capaian kinerja instansi pemerintah setingkat

Lebih terperinci

8 April Nomor : LKIN-1044/PW21/1/2014 Lampiran : Satu Berkas H a l : Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2014

8 April Nomor : LKIN-1044/PW21/1/2014 Lampiran : Satu Berkas H a l : Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jl. Bumi Tamalanrea Raya No. 3 (BTP) Kotak Pos 176 Telp. (0411) 590591, 590592; E-mail: sulsel@bpkp.go.id Fax (0411) 590595

Lebih terperinci

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR KEP-67/DL/2/2013 TENTANG PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

REALISASI PENUGASANN BULAN INI

REALISASI PENUGASANN BULAN INI BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jalan Tamalanrea Raya No. 3 Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar Kotak Pos :176 Telepon 0411-590591; 590592, Fax :0411-590595

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Nomor. : LAP- 21 /PW09/1/2014 Tanggal : 20 Januari 2014 BADAN

Lebih terperinci

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina 11 T erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengawasan Intern Pemerintah (SPIP), menegaskan BPKP bertugas melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TRIWULAN IV TA 2013

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TRIWULAN IV TA 2013 FORMULIR A Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 November 2006 DIISI OLEH PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TRIWULAN IV TA 2013 I. DATA UMUM 1. Nomor

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) Nomor. : LAP- 34 /PW09/1/2015 Tanggal : 19 Januari 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan Laporan Kinerja Tahun 206 Provinsi Kalimantan Selatan KATA PENGANTAR Tahun 206 merupakan tahun kedua Renstra Provinsi Kalimantan Selatan yang telah disusun sebagai bagian dari Renstra BPKP. Tahun 206 juga

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Nomor: LKIN-007/PW03/6/2017 Tanggal: 10 Januari 2017 DAFTAR ISI Ikhtisar Kinerja Bab III Akuntabilitas Kinerja Kata Pengantar... Daftar

Lebih terperinci

PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG KATA PENGANTAR

PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG KATA PENGANTAR PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah mengamanatkan kepada setiap unit eselon II instansi pemerintah untuk menyusun

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT LAPORAN KINERJA 2016 PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT

PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT LAPORAN KINERJA 2016 PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT LAPORAN KINERJA 206 PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT LAPORAN KINERJA 206 Nomor : LKIN-09/PW27/6/207 Tanggal : 2 JANUARI 207 Daftar Isi Kata Pengantar.. Daftar

Lebih terperinci

Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan dari kewajiban suatu instansi. pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya

Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan dari kewajiban suatu instansi. pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya Nomor: LAKIP-009/PW18/1/2016 Tanggal 08 JANUARI 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA KATA PENGANTAR Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan dari kewajiban

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 RENCANA RENCANA 1. PROGRAM - Meningkatnya kualitas pengawasan lintas sektor yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders 80% 80% 90% 90% 155,8 313,5 377,4 410,5 PENGAWASAN INTERN AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

REALISASI PENUGASANN BULAN INI

REALISASI PENUGASANN BULAN INI BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jalan Tamalanrea Raya No. 3 Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar Kotak Pos :176 Telepon 0411-590591; 590592, Fax :0411-590595

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Nomor. 6 Januari Satu Berkas. Lampiran : Yth. Sekretaris di Jakarta. tanggal RKT REALISAS 1. dari rencana sebesar 55 LHP PKPT.

Nomor. 6 Januari Satu Berkas. Lampiran : Yth. Sekretaris di Jakarta. tanggal RKT REALISAS 1. dari rencana sebesar 55 LHP PKPT. BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jln Tamalanreaa Raya No. 3 Bumi Tamalanreaa Permai ( BTP ) MakassarKotak Pos :176 Telepon 0411-590591; 590592, Fax :0411-590595

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH DI WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2014

LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH DI WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH DI WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2014 NOMOR : LAP-22/PW02/4/2015 TANGGAL :

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT Nomor : LAP-011/PW03/1/2016 Tanggal : 20 Januari 2016 Kata Pengantar Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Jalan Jenderal Ahmad Yani kilometer 32,5 Banjarbaru 70711 Telp: (0511) 4781116 Faksimili : (0511) 4774501 email : kalsel@bpkp.go.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dan pengurusan barang milik/ kekayaan negara;

BAB I PENDAHULUAN. 2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dan pengurusan barang milik/ kekayaan negara; BAB i PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN S aat ini setiap organisasi publik dituntut untuk lebih terbuka dan dapat memberikan transparansi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Untuk itu, organisasi publik

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Nomor: LAP-11/D4/2016 Tanggal 30 Desember 2016 ii KATA PENGANTAR Sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan akuntabel serta untuk memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Papua

Laporan Kinerja Instansi 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Papua Perwakilan BPKP Provinsi Papua B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI Datam upaya me[aksanakan tugas, fungsi dan dalam rangka mengawat pencapaian Renstra BPKP Pusat, maka PerwakiLan BPKP Provinsi Papua menyusun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR alam rangka melaksanakan tata pemerintahan yang baik (good governance) adalah tersusunnya laporan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan tahun berjalan untuk mewujudkan komitmen organisasi penyelenggara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN TUGAS DAN FUNGSI BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013, disusun dalam rangka mewujudkan dukungan terhadap sistem administrasi di

Lebih terperinci

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (SAKIP) dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang telah disusun oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan Penetapan Kinerja (Tapkin)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

REALISAS. 15 Agustus /2013 Satu Berkas. Nomor. Lampiran : Yth. Sekretaris di Jakarta. tanggal. RKT Bulan Juli 2013

REALISAS. 15 Agustus /2013 Satu Berkas. Nomor. Lampiran : Yth. Sekretaris di Jakarta. tanggal. RKT Bulan Juli 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jln Tamalanreaa Raya No. 3 Bumi Tamalanreaa Permai ( BTP ) MakassarKotak Pos :176 Telepon 0411-590591; 590592, Fax :0411-590595

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH Kata Pengantar Sebagai Unit Kerja Mandiri, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah memiliki kontrak kinerja dengan BPKP Pusat yang

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... I Ii iv BAB I PENDAHULUAN... A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi... B. Aspek Strategis Organisasi... C. Kegiatan dan Layanan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Oleh Kepala BPKP. A. Pendahuluan

Oleh Kepala BPKP. A. Pendahuluan Program Strategis Kementerian PAN dan RB, ANRI, BKN, BPKP dan LAN Dalam Rangka Percepatan Pencapaian Target Prioritas I Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola dalam RPJMN tahun 2010-2014 A. Pendahuluan Oleh

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN LAPORAN BULANAN REALISASI PELAKSANAAN RKT BULAN MARET 2011 Nomor : LAP - 668/PW21/1/2011 Tanggal : 06 APRIL 2011 BADAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

Nomor. 6 September Satu Berkas. Lampiran : Yth. Sekretaris di Jakarta. tanggal RKT REALISAS 1 PKP2T HP dari pusat.

Nomor. 6 September Satu Berkas. Lampiran : Yth. Sekretaris di Jakarta. tanggal RKT REALISAS 1 PKP2T HP dari pusat. BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jln Tamalanreaa Raya No. 3 Bumi Tamalanreaa Permai ( BTP ) MakassarKotak Pos :176 Telepon 0411-590591; 590592, Fax :0411-590595

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Perwakilan, Sudiro NIP LAKIP 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu

KATA PENGANTAR. Kepala Perwakilan, Sudiro NIP LAKIP 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu NOMOR: LAP-0005/PW06/1/2014 TANGGAL 6 JANUARI 2014 KATA PENGANTAR D alam rangka memenuhi ekspektasi publik atas transparansi dan akuntabilias penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kepala Perwakilan, Sumitro, SE., Ak., MM., CA., CFrA.

Kata Pengantar. Kepala Perwakilan, Sumitro, SE., Ak., MM., CA., CFrA. P I O N I R Kata Pengantar Sesuai dengan mandat yang diamanatkan, BPKP telah menjalankan fungsi pengawasan sebagai Auditor Internal instansi pemerintah. Dengan terbitnya PP No 60 Tahun 2008 tentang SPIP,

Lebih terperinci

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta Rencana Strategis 2010-2014 Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DIY tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut: Visi : Auditor Presiden yang responsif,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PRAKATA KEPALA PERWAKILAN SEJARAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU STRUKTUR ORGANISASI VISI, MISI, DAN NILAI TUGAS POKOK DAN FUNGSI PRODUK

DAFTAR ISI PRAKATA KEPALA PERWAKILAN SEJARAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU STRUKTUR ORGANISASI VISI, MISI, DAN NILAI TUGAS POKOK DAN FUNGSI PRODUK DAFTAR ISI PRAKATA KEPALA PERWAKILAN SEJARAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU STRUKTUR ORGANISASI VISI, MISI, DAN NILAI TUGAS POKOK DAN FUNGSI PRODUK SUMBER DAYA MANUSIA PENCAPAIAN UPAYA MITIGASI RISIKO

Lebih terperinci

Nomor : S 13 /PW.09/1/ Januari Yth. Bapak Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan di Jakarta.

Nomor : S 13 /PW.09/1/ Januari Yth. Bapak Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan di Jakarta. BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta Timur 320 Telepon (02) 85907460, Faksimile (02) 890663, E-mail dki@bpkp.go.id

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 NOMOR: LKIN - 002/PW15/1/2014 TANGGAL : 07 JANUARI 2014

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH Mempertahankan keberhasilan sebagaimana telah dicapai dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015 PERWAKILAN KANTOR GUBERNUR BPKP PROVINSI MALUKU MALUKU UTARA UTARA NOMOR : S-14/PW33/1/2015 TANGGAL 25 Januari 2015 LAKIP

Lebih terperinci

P.T. Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Panijo

P.T. Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Panijo KATA PENGANTAR P erwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah menyelesaikan serangkaian progam dan kegiatan yang berkaitan dengan implementasi dari Rencana Kinerja Tahun 2013. Rencana Kinerja Tahun 2013

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 LAPORAN AKUNTABI LI TASKI NERJ A TAHUN201 4 NOMOR : LAKI P2 0/ PW05 / 1 / 2 01 5 TANGGAL: 2 0J anuar i 2 01 5 PERWAKI LANBPKPPROVI NS I J AMBI J al anh. O. S. Cokr oami not ono. 1 07J ambi 3 61 2 9 Te

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi... B. Aspek Strategis Organisasi... 4 C. Kegiatan dan Layanan Produk

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN 2010-2014 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) pada dasarnya merupakan dokumen yang bersifat taktis strategis yang menjabarkan strategis

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI BARAT DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

Katalog dan Kalender Konsultansi 2017/2018

Katalog dan Kalender Konsultansi 2017/2018 Katalog dan Kalender Konsultansi 2017/2018 Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara 2017 Sekapur Sirih Untuk mewujudkan Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel,

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat rahmat Nya Laporan Kinerja Inspektorat Badan Standardisasi Nasional (BSN) Tahun 2016 dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan ini dalam

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab

Lebih terperinci