MENULIS AKSARA BALI DI ATAS LONTAR SEBUAH KETERAMPILAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENULIS AKSARA BALI DI ATAS LONTAR SEBUAH KETERAMPILAN"

Transkripsi

1 Workshop Nasional Konservasi dan Penulisan Naskah Lontar, 24/11/2016 MENULIS AKSARA BALI DI ATAS LONTAR SEBUAH KETERAMPILAN Oleh: I Gde Nala Antara Pendahuluan Menulis merupakan sebuah keterampilan dalam berbahasa. Menulis erat kaitannya dengan keterampilan membaca, kemudian mendengarkan, dan berbicara. Sebagai sebuah keterampilan berbahasa, menulis merupakan kebutuhan sekunder dalam sebuah bahasa, karena bahasa yang sesungguhnya (bahasa primer) adalah bahasa lisan. Tanpa tulisan seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan berbicara dan mendengarkan (menyimak). Dengan demikian hal tulis menulis merupakan kegiatan skunder dalam berbahasa. Hal yang paling mendasar yang harus ada dalam keterampilan membaca dan menulis adalah tulisan atau huruf atau aksara sehingga orang yang tidak memahami keterampilan baca-tulis sering disebut buta aksara. Sebelum dikenal adanya tulisan sering disebut dengan masa prasejarah sedangkan setelah dikenal adanya tulisan disebut dengan masa sejarah. Sejarah Bali menunjukkan bahwa zaman sejarah dimulai dengan ditemukannya tulisan dalam prasasti-prasasti. Tulisan-tulisan dalam prasasti-prasasti yang ada menunjukkan perkembangan tulisan itu sendiri dan media yang digunakan. Secara umum dikatakan bahwa tradisi itu diawali dengan penggunaan aksara Pallawa, Dewa Negari, Jawa Kuna (Kawi), Bali Kuna, Semi Pallawa, dan Kadiri Kwadrat. Dari tahapan awal tradisi tulis ini kemudian dilanjutkan dengan penggunaan aksara Bali. Sejalan dengan zaman Portugis dan Belanda masuk ke Indonesia tradisi tulis di Bali mulai dipengaruhi oleh huruf Latin. Media yang digunakan pun mengalami

2 perkembangan. Jika sebelumnya aksara Bali ditulis di atas lembaran/lempengan tembaga, daun lontar, dan kain, setelah itu berkembang penulisan di atas kertas, plastik, kayu, beton, dan marmer. Bahkan belakangan dengan kemajuan di bidang teknologi informatika, tradisi tulis manual (dengan tangan) aksara Bali sudah tergantikan dengan komputer (Bali Simbar). Alat dan Bahan Menulis Lontar Dalam proses penulisan lontar diperlukan alat dan bahan sesuai dengan tradisi penulisan. Alat/bahan yang diperlukan dibedakan menjadi alat/bahan utama dan tambahan. Alat/bahan utama itu antara lain: (1) Pangrupak. Pangrupak di daerah tertentu disebut juga dengan pangutik. Alat ini merupakan alat utama menulis, bentuknya seperti sebuah pisau, tajam, bermata segitiga (ada yang bertangkai/mapati, ada juga yang tidak). Pangrupak ini berfungsi sebagai alat tulis yang digunakan untuk menggores daun lontar. Pangrupak ini dapat disejajarkan dengan pensil/pulpen jika menulis di atas kertas. (2) Lontar. Lontar (daun lontar) yang digunakan biasanya lontar yang sudah diproses secara tradisional. Proses pembuatan lontar lembar demi lembar sehingga siap dipakai untuk ditulisi biasanya memakan waktu yang cukup lama (dari pemilihan daun di pohonnya sampai siap tulis). (3) Pelikan. Pelikan biasanya terbuat dari bambu kecil yang dilubangi tembus di kedua sisinya. Pelikan ini berfungsi sebagai penjepit lembaran lontar yang akan ditulisi sehingga ketika proses penulisan lembaran lontar tidak goyah/bergerak. 2

3 Biasanya ada dua pelikan yang digunakan sebagai penjepit, yaitu di masingmasing ujung lembaran lontar. (4) Penghitam. Penghitam yang dimaksud di sini adalah penghitam yang digunakan untuk memperjelas hasil goresan/tulisan pangrupak di atas daun lontar. Penghitam ini digunakan ketika proses penulisan sudah berakhir. Penghitam biasanya terbuat dari serpihan arang buah kemiri bakar atau arang buah bunga nagasari. Alat/bahan tambahan yang diperlukan antara lain, bantal kecil, kapas, tisu (lap), dulang, dan penggaris. Alat/bahan tersebut dikatakan tambahan karena sifatnya yang opsional (jika diperlukan). Bantal kecil biasanya digunakan untuk alas tangan ketika menulis agar tangan tidak sakit; kapas/tisu/lap digunakan untuk membersihkan sisa penghitam di atas lontar; dulang difungsikan seperti meja; serta penggaris digunakan untuk menggaris pinggir lotar sehingga hasil tulisan terkesan rapi. Teknik Dasar Menulis Lontar Hal mendasar yang perlu dipahami dalam menulis lontar adalah posisi tangan kiri dan kanan penulis sesuai dengan etika penulisan lontar. Posisi jari tangan ketika menulis lontar berbeda dengan posisi jari tangan ketika menulis dengan pensil/pulpen. Dalam menulis lontar posisi tangan kiri ada di bawah dengan keempat jari berfungsi memegang lontar. Jempol tangan kiri posisinya di sebelah kiri pangrupak berfungsi untuk mendorong pangrupak ketika bergerak ke kanan. Tangan kanan berfungsi memegang pangrupak dengan fungsi masing-masing jari berbeda. Jempol berfungsi menjepit pangrupak; telunjuk berada di atas pangrupak berfungsi untuk menekan pangrupak saat menulis; jari tengah berada di sebelah kanan pangrupak 3

4 berfungsi untuk menekan dan menggeser pangrupak ke kiri; sedangkan dua jari lainnya (jari manis dan kelingking) berada di atas daun lontar yang berfungsi menjaga kestabilan tangan dalam menulis. Posisi tangan kiri Posisi tangan kanan Posisi kedua tangan Teknik Menulis Menulis aksara Bali di atas lontar dengan pangrupak sedikit berbeda dengan menulis di atas kertas. Jika ngrupak (menulis) di atas lontar goresan tulisan harus terputus-putus, sedangkan di atas kertas tidak disarankan seperti itu. 4

5 Dalam sebuah blanko lontar biasanya sudah terdiri atas empat garis horisontal, dengan tiga buah lubang kecil di kiri, tengah, dan kanan. Lontar ditulis dengan aksara Bali dari sebelah kiri ke sebelah kanan dalam satu baris melewati lubang yang ada di tengah sampai baris terakhir. Tulisan/aksara Bali ditulis tergantung di garis (baris) yang telah disediakan. Biasanya ada empat baris dalam sebuah blanko lontar. Ruang baris yang paling kecil diletakkan di atas. Setelah lubang di kiri, di kiri dan kanan lubang tengah, serta sebelum lubang di kanan biasanya digaris pinggir dengan pensil sebagai batas tulisan agar tulisan kelihatan rapi. Untuk memperjelas pola dan sistem penulisan dalam lontar dapat dilihat dalam gambar berikut. Menulis Aksara Bali Dalam menulis aksara Bali diperlukan tatanan ukuran dari aksara yang akan ditulis. Tatanan ukuran aksara dikenal dengan istilah sukat/sukating aksara. Hendaknya aksara Bali ditulis kebundar-bundaran yang sering disebut dengan ngatumbah atau ngwindu. Dalam sukat aksara, ukuran aksara biasanya diukur dengan sebuah kotak segi empat bujur sangkar yang disebut dengan craken. Berikut sukat aksara: 5

6 (1) Sukat aksara: (a) aksara ra, pa, pa kapal: satu craken kurang (b) aksara na, ca, da, da-madu, ta-tawa, ta-latik, sa, sa-sapa, ba-kembang, nga, pa, pa-marepa, ja : satu craken (c) aksara ha, ka, ta, sa-saga, la, ga, ba, ya : satu craken lebih (d) aksara na-rambat, ga-gora, nya : satu setengah craken. (2) Sukat gempelan/gantungan: (a) gantungan na (na-kojong), ra (guwung), wa (suku kembung), ya (nania): dua craken turun (b) gantungan atau gempelan lainnya: satu craken kurang. (3) Sukat akasara suara: (a) a-kara, i-kara, e-kara : satu craken (b) u-kara, o-kara, airsania/ai-kara : dua craken turun (4) Sukat pangangge tengenan: (a) bisah : dua craken turun (b) cecek dan surang : satu craken kurang (c) adeg-adeg : tiga creken turun (5) Sukat pangangge suara: (a) ulu, pepet, dan tedung/tedong : satu craken kurang (b) suku : dua craken turun (c) taling/taleng : dua craken kurang. (6) Sukat ceciren pepaosan: (a) panti/panten, carik siki, carik kalih : satu craken 6

7 (b) matan titiran, idem, carik pamungkah: setengah craken kurang (c) pamada : dua craken turun. (7) Pangembang atau jarak antaraksara: setengah craken (lihat Gelgel, 1923: 5-7; Tinggen, 1993: 15-16; Medera dkk., 2005: 59-60). Penulisan aksara Bali di atas lontar sebaiknya dilakukan bertahap untuk penulis pemula. Tahapan-tahapan penulisan itu dapat dirinci sebagai berikut. Tahap pertama jenis aksara yang ditulis adalah aksara hanacaraka/wresastra beserta gantungan/gempelan, pangangge aksara suaranya, dan tanda baca/ceciren pepaosan. Tahap pertama ini pun bisa dibagi-bagi dalam beberapa tahapan lagi, yaitu tahap hanacaraka, tahap datasawala, magabanga, dan pajayanya. Tahap kedua, dikembangkan lagi dengan penambahan pangangge ardasuara dan pangangge tengenan. Pada tahap ketiga dilanjutkan dengan penulisan aksara swalalita beserta gantungan/gempelannya dan angka. Semua tahapan harus dilakukan dan dilatih secara intensif sampai didapatkan bentuk / wangun aksara yang ngatumbah/ngwindu seperti disebutkan di atas. Selain itu tebal tipis tulisan harus serasi. Tebal tipis tulisan diupayakan dari tekanan goresan pangrupak. Goresan naik dan turun tidak begitu keras sehingga menghasilkan tulisan yang agak tipis, sedangkan goresan ke samping ditekan agak keras sehingga tulisan yang dihasilkan lebih tebal. Jika terjadi kesalahan dalam penulisan huruf/aksara atau kata agar tidak dicoret karena hal itu akan menimbulkan kesan kotor dan tidak sesuai dengan etika budaya penulisan aksara Bali. Kesalahan dapat diperbaiki dengan menambahkan pangangge suara ulu (...) dan suku (...) pada aksara yang salah, kemudian aksara yang dikehendaki (benar) ditulis di sebelah aksara yang salah. Dengan 7

8 demikian aksara yang ber-ulu dan ber-suku dianggap sebagai aksara yang mati dan tidak dapat dibaca. Misalnya ketika hendak menulis kata sari tapi tertulis saru maka ru ditambah dengan ulu (...) menjadi setelah itu kemudian ditulis huruf/aksara yang benar menjadi Hasil dari keterampilan menulis adalah bangun tulisan. Bentuk (wangun) tulisan yang dihasilkan oleh tangan seorang penulis tentu berbeda dengan penulis yang lain. Tulisan yang dihasilkan merupakan karakter dari penulisnya. Untuk itu seorang guru tidak mudah untuk mengubah karakter tulisan/huruf/aksara yang dibuat/ditulis anak didiknya. Seorang guru/instruktur hanya memungkinkan untuk mengarahkan teknik dan bentuk aksara yang ditulis supaya agar aksaranya mendekati wangun ngatumbah dan wayah. Berikut tampilan beberapa karakter (wayah) aksara Bali dalam lontar. 8

9 Ejaan Aksara Bali Setelah teknik dasar penulisan lontar dikuasai ada satu hal penting yang perlu diperhatikan oleh penulis lontar yaitu ejaan. Ejaan adalah sistem atau tata penulisan dalam sebuah huruf/aksara. Ejaan dalam penulisan aksara Bali disebut dengan pasang akasara. Secara umum pasang aksara Bali dapat dideskripsikan sebagai berikut. Dalam menuliskan kata-kata bahasa Bali hal utama yang perlu diperhatikan adalah: (1) Kata-kata bahasa Bali asli ditulis menggunakan aksara anacaraka (banyaknya 18 aksara lagna dan panganggé aksara suara ulu, suku, taléng, taléng-tedong,dan pepet). (2) Kata-kata bahasa Bali yang berasal dari bahasa Kawi/Jawa Kuna dan Sanskerta ditulis dengan aksara swalalita, yaitu 18 aksara anacaraka, aksara mahaprana, aksara murdania, aksara hresua/dirga, dan aksara usma. (3) Kata-kata bahasa Bali yang berasal dari bahasa lainnya (bahasa daerah lain, bahasa Indonesia, bahasa asing) selain bahasa Kawi/Jawa Kuna dan Sanskerta ditulis sesuai dengan ucapan dalam bahasa Bali memakai aksara hanacaraka, aksara suara yang digunakan adalah a kara, i kara, u kara, é kara, dan o kara. Hal-hal lain yang berkaitan dengan penulisan kata dalam pasang aksara Bali adalah tentang: (1) Kata Dasar/Kruna Lingga Bersuku Dua (2) Rangkepan Wianjana (nyja, nyca, sca, jnya, ssa, sta, sna, nta) (3) Aksara Ardasuara (ya, ra, la, wa) (4) Tengenan (cecek, surang, bisah, adeg-adeg) 9

10 (5) Tengenan Majalan (6) Kata Dasar Bersuku Tiga (7) Dwita (8) Pasang Pageh (9) Kata Berimbuhan/Kruna Tiron (10) Kata Ulang Suku Awal/Kruna Dwipurwa (11) Singkatan dan Akronim (12) Angka (13) Penggunaan Tanda Baca/Ceciren Pepaosan (lebih lanjut lihat Medera dkk., 2005). 10

11 Daftar Pustaka Gelgel, I Ketoet Tjontoh Menoelis Hoeroef Bali. Weltevreden: Landsdrukkerij. Simpen AB, I Wayan Pasang Aksara Bali. Denpasar: Dinas Pengajaran Propinsi Daerah Tingkat I Bali. Medera, I Nengah dkk Pedoman Pasang Aksara Bali. Denpasar: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Tinggen, I Nengah Tata Bahasa Bali Ringkes. Singaraja: Rhika. 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah yang mendasari penelitian yang akan dilakukan, tujuan, batasan masalah dan manfaat. 1.1 Latar Belakang Aksara Bali digunakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG, Menimbang : a. bahwa Budaya masyarakat Adat Rejang merupakan kekayaan material

Lebih terperinci

BAB III AKSARA SUNDA

BAB III AKSARA SUNDA BAB III AKSARA SUNDA 3.1. Perihal Aksara Sunda Aksara Sunda atau yang disebut huruf Kaganga bukan milik sendiri maksudnya adalah aksara Sunda merupakan aksara hasil modifikasi dari aksara aksara daerah

Lebih terperinci

Balinese Alphabet Sebagai Aplikasi Media Pembelajaran Aksara Bali Berbasis Android Mobile Platform

Balinese Alphabet Sebagai Aplikasi Media Pembelajaran Aksara Bali Berbasis Android Mobile Platform MERPAI VOL. 2, NO. 2, AGUSUS 2014 ISSN: 2252-3006 Balinese Alphabet Sebagai Aplikasi Media Pembelajaran Aksara Bali Berbasis Android Mobile Platform Putu Ary Setiyawan, A. A. Kt. Agung Cahyawan W.,I Putu

Lebih terperinci

merupakan transpormasi dari naskah/kitab sastra, seeperti: kakawin, kidung dan sebagainya,

merupakan transpormasi dari naskah/kitab sastra, seeperti: kakawin, kidung dan sebagainya, Proses Pembuatan Prasi I Oleh Drs. I Nyoman Wiwana, dosen PS Seni Rupa Murni Seni lukis prasi merupakan salah satu karya seni rupa tradisional Bali, termasuk warisan budaya nenek moyang yang memiliki nilai

Lebih terperinci

mewujudkannya. Demikian halnya dengan pembuatan seni lukis prasi menggunakan alat yang

mewujudkannya. Demikian halnya dengan pembuatan seni lukis prasi menggunakan alat yang Proses Pembuatan Prasi II Oleh Drs. I Nyoman Wiwana, dosen PS Seni Rupa Murni Peralatan Segala sesuatu yang ingin dibuat, diadakan sudah tentu memerluka peralatan untuk mewujudkannya. Demikian halnya dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka menjadi dasar teori untuk pembuatan aplikasi Augmented Reality Aksara Bali AR. Bab II berisi pemaparan lebih lanjut mengenai State of the Art, teori Augmented Reality,

Lebih terperinci

EKSTRAKSI FITUR AKSARA BALI MENGGUNAKAN METODE ZONING

EKSTRAKSI FITUR AKSARA BALI MENGGUNAKAN METODE ZONING 44 Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli Desember 2015 EKSTRAKSI FITUR AKSARA BALI MENGGUNAKAN METODE ZONING I Wayan Agus Surya Darma 1, I Ketut Gede Darma Putra 2, Made Sudarma 3 Abstract Feature extraction

Lebih terperinci

Aplikasi Game Edukasi Pasang Pageh Aksara Bali Berbasis Android

Aplikasi Game Edukasi Pasang Pageh Aksara Bali Berbasis Android Scientific Journal of Informatics Vol. 2, No. 2, November 2015 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Aplikasi Game Edukasi Pasang Pageh Aksara Bali Berbasis Android

Lebih terperinci

Pengembangan Text to Digital Image Converter Untuk Dokumen Aksara Bali. Oleh

Pengembangan Text to Digital Image Converter Untuk Dokumen Aksara Bali. Oleh Pengembangan Text to Digital Image Converter Untuk Dokumen Aksara Bali Oleh I Dewa Ayu Made Sartini, 1015057083 Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Konservasi naskah..., Yeni Budi Rachman, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Konservasi naskah..., Yeni Budi Rachman, FIB UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konservasi (conservation) bermakna pengawetan atau perlindungan. Feather (1991, p. 2) mendefinisikan konservasi sebagai upaya pencegahan atau perbaikan materi atau

Lebih terperinci

Aplikasi Belajar Menulis Aksara Jawa Menggunakan Android

Aplikasi Belajar Menulis Aksara Jawa Menggunakan Android JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-94 Aplikasi Belajar Menulis Menggunakan Android As ad Arismadhani, Umi Laili Yuhana, dan Imam Kuswardayan Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 2 DESKRIPSI NASKAH

BAB 2 DESKRIPSI NASKAH 17 BAB 2 DESKRIPSI NASKAH Pendahuluan Dalam bab ini akan disajikan deskripsi dari naskah-naskah yang menjadi data utama. Ada empat naskah yang menjadi data utama dalam penelitian ini yaitu Ramayana, Parimbwan,

Lebih terperinci

PENULISAN PARAGRAF DEDUKTIF DALAM BENTUK AKSARA LAMPUNG

PENULISAN PARAGRAF DEDUKTIF DALAM BENTUK AKSARA LAMPUNG Jurnal Pesona, Volume 4 No.1 (2018) Hlm. 77-86 ISSN Cetak : 2356-2080 ISSN Online : 2356-2072 PENULISAN PARAGRAF DEDUKTIF DALAM BENTUK AKSARA LAMPUNG Amy Sabila STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Pos-el:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan (4) hipotesis tindakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan menulis sebagai sesuatu yang menyenangkan. permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan menulis sebagai sesuatu yang menyenangkan. permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah luar biasa sangatlah penting artinya dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) sejak dini. Pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

PENGENALAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN OPERATOR PREWITT

PENGENALAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN OPERATOR PREWITT PENGENALAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN OPERATOR PREWITT SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelas Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

PASANGAN DAN SANDHANGAN DALAM AKSARA JAWA 1. oleh: Sri Hertanti Wulan Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FBS UNY

PASANGAN DAN SANDHANGAN DALAM AKSARA JAWA 1. oleh: Sri Hertanti Wulan Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FBS UNY PASANGAN DAN SANDHANGAN DALAM AKSARA JAWA 1 oleh: Sri Hertanti Wulan hertanti_wulan@uny.ac.id Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah FBS UNY Aksara nglegena yang digunakan dalam ejaan bahasa Jawa pada dasarnya

Lebih terperinci

ISSN Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI) Volume 2, Nomor 1, Maret 2013

ISSN Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI) Volume 2, Nomor 1, Maret 2013 Perancangan Media Interaktif Pembelajaran Bahasa Bali Untuk Anak Anak Dengan Load Movie Berbasis Animasi Flash I Nym. Anom Fajaraditya, A.A. Gede Dalem Kemara Putra Sekolah Tinggi Manajemen Informatika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teks sastra adalah teks artistik yang disusun dengan menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu, ada sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai sarana berpikir, tetapi juga sebagai hasil, bagian, dan kondisi kebudayaan (Laksana, 2009: 11). Bahasa sebagai hasil kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR 1.1 ALAT DASAR MENGGAMBAR Alat dasar dalam menggambar adalah pensil gambar, selanjutnya ada beberapa alat gambar lainnya seperti pensil warna, tinta, kuas, spidol, crayon,

Lebih terperinci

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras

Lebih terperinci

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir. PEMBERIAN UKURAN ANGKA UKUR Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir. ANGKA UKUR Jika angka ukur ditempatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara agraris (terdiri dari banyak pulau)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara agraris (terdiri dari banyak pulau) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai Negara agraris (terdiri dari banyak pulau) memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Selain bahasa Indonesia banyak pula bahasa daerah

Lebih terperinci

Pada tanggal 9 Oktober 2009 akhirnya aksara Jawa bisa diakui dan masuk pada sistem UNICODE untuk aksara aksara daerah di dunia.

Pada tanggal 9 Oktober 2009 akhirnya aksara Jawa bisa diakui dan masuk pada sistem UNICODE untuk aksara aksara daerah di dunia. Pada tanggal 9 Oktober 2009 akhirnya aksara Jawa bisa diakui dan masuk pada sistem UNICODE untuk aksara aksara daerah di dunia. Font unicode aksara Jawa ini mengambil sampel aksara dari tulisan cetak aksara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis 2.1.1Keterampilan Menulis nama sendiri bagi anak usia 5-6 Tahun

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis 2.1.1Keterampilan Menulis nama sendiri bagi anak usia 5-6 Tahun BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan

Lebih terperinci

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007 MENGGAMBAR GARIS A. Memilih Peralatan dan Perlengkapan Gambar 1) Meja Gambar Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut terbuat dari kayu yang tidak terlalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Implikasinya, jika tuntutan zaman. harus diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Implikasinya, jika tuntutan zaman. harus diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan upaya pengembangan sumber daya manusia yang harus dilakukan secara terus menerus dan berlangsung seumur hidup. Isi dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

PENGENALAN AKSARA JAWAMENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

PENGENALAN AKSARA JAWAMENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) PENGENALAN AKSARA JAWAMENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) Alfa Ceria Agustina (1) Sri Suwarno (2) Umi Proboyekti (3) sswn@ukdw.ac.id othie@ukdw.ac.id Abstraksi Saat ini jaringan saraf tiruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka miliki. Bahan media tulis yang pernah digunakan di berbagai belahan

BAB I PENDAHULUAN. mereka miliki. Bahan media tulis yang pernah digunakan di berbagai belahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum manusia mengenal kertas sebagai media menulis, banyak media yang digunakan untuk mengungkapkan berbagai maksud atau gagasan yang mereka miliki. Bahan media

Lebih terperinci

Pengembangan Text to Digital Image Converter Untuk Dokumen Aksara Bali. Oleh

Pengembangan Text to Digital Image Converter Untuk Dokumen Aksara Bali. Oleh Pengembangan Text to Digital Image Converter Untuk Dokumen Aksara Bali Oleh I Dewa Ayu Made Sartini, Made Windu Antara Kesiman, S.T., M.Sc, I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom., M.Sc Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 TOLERANSI GEOMETRI DAN KONFIGURASI PERMUKAAN

PERTEMUAN 13 TOLERANSI GEOMETRI DAN KONFIGURASI PERMUKAAN PERTEMUAN 13 TOLERANSI GEOMETRI DAN KONFIGURASI PERMUKAAN 13.1. Toleransi geometri Toleransi geometri atau toleransi bentuk adalah batas penyimpangan yang diizinkan, dari dua buah garis yang sejajar, atau

Lebih terperinci

BARESKRIM POLRI STANDARD OPERASIONAL PROSEDURE PEMERIKSAAN MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN RESERSE KRIMINAL

BARESKRIM POLRI STANDARD OPERASIONAL PROSEDURE PEMERIKSAAN MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN RESERSE KRIMINAL MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN RESERSE KRIMINAL BARESKRIM POLRI STANDARD OPERASIONAL PROSEDURE PEMERIKSAAN 1. Syarat-syarat Pemeriksaan. a. Pemeriksaan. 1) Mempunyai kewenanganan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Karya Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Film Animasi 2D Berjudul The

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Karya Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Film Animasi 2D Berjudul The BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metodologi Penelitian Karya Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Film Animasi 2D Berjudul The History of Javanese Letters dengan Teknik Motion Graphic Novel ini

Lebih terperinci

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II ALAT GAMBAR PERTEMUAN II SUPAYA GAMBAR DAPAT DIPAHAMI OLEH ORANG LAIN MAKA DI PERLUKAN NORMALISASI ATAU STANDARISASI. BADAN-BADAN YG MENETAPKAN STANDARISASI : ISO (INTERNATIONAL ORGANISATION OF STANDARDISATION)

Lebih terperinci

2. Perhatikan gambar berikut, bila dilihat dari sebelah kiri, manakah bentuk ya ng. a. b. c.

2. Perhatikan gambar berikut, bila dilihat dari sebelah kiri, manakah bentuk ya ng. a. b. c. L1 Soal Spasial 1. Perhatikan gambar berikut, bila dilihat dari sebelah kiri, manakah bentuk ya ng sesuai dengan gambar tersebut? Jawab : a. b. c. 2. Perhatikan gambar berikut, bila dilihat dari sebelah

Lebih terperinci

Mengenal Icon & Fungsi Program Paint. Kelas 2 MI Assa adah Ulujami

Mengenal Icon & Fungsi Program Paint. Kelas 2 MI Assa adah Ulujami Mengenal Icon & Fungsi Program Paint Kelas 2 MI Assa adah Ulujami SEMESTER 1 Belajar PAINT KILAS BALIK TENTANG FUNGSI ICON Sebelum melangkah lebih jauh, maka setidaknya peserta didik harus tahu dan mengenal

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK GAMBAR MESIN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK GAMBAR MESIN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK GAMBAR MESIN BAB I ALAT MENGGAMBAR YATIN NGADIYONO KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 BAB I ALAT MENGGAMBAR

Lebih terperinci

Buku Braille yang Diharapkan oleh Pembaca Tunanetra

Buku Braille yang Diharapkan oleh Pembaca Tunanetra Buku Braille yang Diharapkan oleh Pembaca Tunanetra Oleh Drs. Didi Tarsidi, M.Pd. Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Makalah Disajikan pada Kegiatan

Lebih terperinci

GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU

GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan jenis-jenis gergaji tangan 2. Menjelaskan karakteristik gergaji

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 36 TAHUN 2005 SERI D.22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 36 TAHUN 2005 SERI D.22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 36 TAHUN 2005 SERI D.22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG TEKNIK PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tutur merupakan salah satu jenis teks sastra tradisional yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Tutur merupakan salah satu jenis teks sastra tradisional yang mengandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tutur merupakan salah satu jenis teks sastra tradisional yang mengandung nilai filsafat, agama, dan nilai kehidupan. Tutur adalah 'nasehat' atau 'bicara'. Kata perulangan

Lebih terperinci

CARA CEPAT DAN MUDAH MENGAJARAKAN MATERI MENULIS AKSARA JAWA PADA ANAK SEKOLAH RENDAH

CARA CEPAT DAN MUDAH MENGAJARAKAN MATERI MENULIS AKSARA JAWA PADA ANAK SEKOLAH RENDAH CARA CEPAT DAN MUDAH MENGAJARAKAN MATERI MENULIS AKSARA JAWA PADA ANAK SEKOLAH RENDAH Sutarsih Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah surel: sutabinde1@yahoo.com ponsel: 081228131346 Abstrak Bidang studi Bahasa

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.3

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.3 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.3 1. Pengamatan dengan mikroskop dimulai dengan menggunakan lensa objektif... Cahaya lemah Cahaya kuat Perbesaran lemah

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : PEDOMAN PRAKTIKUM Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 KEGIATAN i MIKROSKOP Prosedur A. Memegang dan Memindahkan Mikroskop 1. Mikroskop dipindahkan

Lebih terperinci

PERLENGKAPAN PEMUNGUTAN SUARA. 1. Bahan : HVS 80 gram 2. Bentuk : memanjang, horizontal atau vertikal

PERLENGKAPAN PEMUNGUTAN SUARA. 1. Bahan : HVS 80 gram 2. Bentuk : memanjang, horizontal atau vertikal LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 05 TANGGAL 6 - - 05 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA II.a Surat Suara PERLENGKAPAN PEMUNGUTAN SUARA. Bahan : HVS 80 gram. Bentuk : memanjang, horizontal atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan (intervensi) yang

Lebih terperinci

NASEHAT DARI AKSARA JAWA

NASEHAT DARI AKSARA JAWA 1 NASEHAT DARI AKSARA JAWA Oleh : BRM Panji Anom Resiningrum Huruf atau carakan Jawa yakni ha na ca ra ka dan seterusnya merupakan sabda pangandikanipun) dari Tuhan YME di tanah Jawa. A. Pembukaan Huruf

Lebih terperinci

BAB III Membuat Sketsa

BAB III Membuat Sketsa BAB III Membuat Sketsa Pada dasarnya sketsa merupakan sebuah gambar sederhana dengan sentuhan goresan pensil namun tetap memperlihatkan nilai estetika pada objek yang digambar. Permasalahannya menggambar

Lebih terperinci

AKSARA BALI DENGAN GRAPHITE DESCRIPTION LANGUAGE

AKSARA BALI DENGAN GRAPHITE DESCRIPTION LANGUAGE 1 PEMBUATAN SMART FONT AKSARA BALI DENGAN GRAPHITE DESCRIPTION LANGUAGE Bemby Bantara Narendra Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung 40132 E-mail: if13105@students.if.itb.ac.id,

Lebih terperinci

Seri BackBeat FIT 300. Panduan Pengguna

Seri BackBeat FIT 300. Panduan Pengguna Seri BackBeat FIT 300 Panduan Pengguna Isi Ikhtisar kontrol inline 3 Berhati-hatilah 3 Memasangkan 4 Memasangkan 4 Mode berpasangan 4 Dasar-dasar 5 Menghidupkan atau mematikan 5 Menerima atau mengakhiri

Lebih terperinci

PENGENALAN KATA AKSARA JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

PENGENALAN KATA AKSARA JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR PENGENALAN KATA AKSARA JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR Zaky Mukhoyyar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang Telp (024) 3517261 e-mail:

Lebih terperinci

Gedong Kirtya: Harapan dan Kenyataan Oleh IDG Windhu Sancaya

Gedong Kirtya: Harapan dan Kenyataan Oleh IDG Windhu Sancaya Gedong Kirtya: Harapan dan Kenyataan Oleh IDG Windhu Sancaya Pengantar Anda masih ingat peristiwa 20 dan 21 Oktober 1999 yang lalu? Gedong Kirtya, salah satu peninggalan sejarah yang sangat penting, hampir

Lebih terperinci

C. y = 2x - 10 D. y = 2x + 10

C. y = 2x - 10 D. y = 2x + 10 1. Diantara himpunan berikut yang merupakan himpunan kosong adalah... A. { bilangan cacah antara 19 dan 20 } B. { bilangan genap yang habis dibagi bilangan ganjil } C. { bilangan kelipatan 3 yang bukan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

Dosen: Haryono Putro, ST.,SE.,MT. Can be accessed on:

Dosen: Haryono Putro, ST.,SE.,MT. Can be accessed on: Dosen: Haryono Putro, ST.,SE.,MT. Can be accessed on: http://haryono_putro.staff.gunadarma.ac.id/ Teknik Sipil 1 Pendahuluan Suatu bahasa gambar yang umum telah ada sejak awal waktu.bentuk tulisan yang

Lebih terperinci

OSN OLIMPIADE SAINS NASIONAL Palembang, Mei 2016

OSN OLIMPIADE SAINS NASIONAL Palembang, Mei 2016 OSN 2016 OLIMPIADE SAINS NASIONAL Palembang, 15-20 Mei 2016 MATEMATIKA SD TES I Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Petunjuk Pengerjaan

Lebih terperinci

UJI COBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK. Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP) : Matematika. : 120 menit

UJI COBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK. Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP) : Matematika. : 120 menit PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKANN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) MATEMATIKA SMP KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR Sekretariat : SMPN 58, Jl. Cibubur II Ciracas Jakarta

Lebih terperinci

AKSARA ARAB MELAYU (JAWI) DAN NASKAH MELAYU

AKSARA ARAB MELAYU (JAWI) DAN NASKAH MELAYU AKSARA ARAB MELAYU (JAWI) DAN NASKAH MELAYU Universitas Gadjah Mada 1 PELADJARAN I 1. Huruf Arab Indonesia, semula dinamai huruf Melaju Arab. Sesuai dengan perkembangan bahasa Melaju hingga mendjadi bahasa

Lebih terperinci

BAB.IV PERMULAAN DAN SUSUNAN GAMBAR-KERJA.

BAB.IV PERMULAAN DAN SUSUNAN GAMBAR-KERJA. BAB.IV PERMULAAN DAN SUSUNAN GAMBAR-KERJA. A B BAGAN Rencana yang pertama, hasil pikiran perancang kebanyakan adalah bagan-tangan.dari bagian alat yang ada, yang harus diperbaharui atau diubah dan di mana

Lebih terperinci

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 6 Macam macam kikir Dibuat dari baja

Lebih terperinci

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan jenis-jenis alat-alat ukur dalam kerja bangku 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat bahasa sebagai alat komunikasi

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat bahasa sebagai alat komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat bahasa sebagai alat komunikasi sehari-hari. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah mengarah-kan

Lebih terperinci

Pembuatan Kompos - - Yogyakarta, 30 Mei 2008

Pembuatan Kompos - - Yogyakarta, 30 Mei 2008 Pembuatan Kompos Yogyakarta, 30 Mei 2008 Drs. Iqmal Tahir, M.Si Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sekip Utara Yogyakarta 55281 - - - Bahan baku Pada dasarnya bahan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BENTUK DALAM KETERAMPILAN MENULIS SUKU KATA BERAKSARA JAWA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRETEK, BANTUL, YOGYAKARTA SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN BENTUK DALAM KETERAMPILAN MENULIS SUKU KATA BERAKSARA JAWA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRETEK, BANTUL, YOGYAKARTA SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN BENTUK DALAM KETERAMPILAN MENULIS SUKU KATA BERAKSARA JAWA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRETEK, BANTUL, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

NUREKSAIN SESURATAN PASANG AKSARA BALI RING SAJERONING PAPAN WASTA SANE WENTEN RING SD SE- KECAMATAN JEMBRANA

NUREKSAIN SESURATAN PASANG AKSARA BALI RING SAJERONING PAPAN WASTA SANE WENTEN RING SD SE- KECAMATAN JEMBRANA NUREKSAIN SESURATAN PASANG AKSARA BALI RING SAJERONING PAPAN WASTA SANE WENTEN RING SD SE- KECAMATAN JEMBRANA Ni Luh Putu Mei Aryantini, M. Sri Indriani, I. B. Md. Ludy P. Jurusan Pendidikan Bahasa Bali

Lebih terperinci

Bagian Aksara Batak (dominan Toba)

Bagian Aksara Batak (dominan Toba) Huruf-huruf yang terdapat pada font SamuderaPura.ttf Fitur-fitur dari Tuktuk Editor v.1.1 Pusat Bahasa-bahasa Nirbatas Huruf-huruf yang terdapat pada font SamuderaPura.ttf SamuderaPura.ttf memuat aksara

Lebih terperinci

BELAJAR MELIPAT NAPKIN UNTUK JAMUAN

BELAJAR MELIPAT NAPKIN UNTUK JAMUAN Lipatan Napkin Beberapa Lipatan Napkin : BELAJAR MELIPAT NAPKIN UNTUK JAMUAN 1. Snowflake (halaman 2) 2. Pocket (halaman 6) 3. Kipas / Accordion (halaman 8) 4. Tulip (halaman 10) 5. Klasik (halaman 12)

Lebih terperinci

Tahap Pembentukan dan Pembersihan Bilah Kiriman I Putu Arya Sumarsika, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar. Gambar 5.

Tahap Pembentukan dan Pembersihan Bilah Kiriman I Putu Arya Sumarsika, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar. Gambar 5. Tahap Pembentukan dan Pembersihan Bilah Kiriman I Putu Arya Sumarsika, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar. Dalam membangun atau membentuk bilah untuk mengubah dari bentuk asalnya menjadi bentuk

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEHATAN MATA

PEMERIKSAAN KESEHATAN MATA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN SO P PEMERIKSAAN KESEHATAN MATA No. Dokumen : 03-08020503-07.P-019 No. Revisi : Tanggal Terbit : 04 Januari 2016 Halaman : KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM SUCIPTO, SKM, MKes 1.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu peranan penting dalam kemajuan suatu. bangsa, karena maju tidaknya suatu bangsa tergantung pada kualitas

PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu peranan penting dalam kemajuan suatu. bangsa, karena maju tidaknya suatu bangsa tergantung pada kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa, karena maju tidaknya suatu bangsa tergantung pada kualitas pendidikanya. Kualitas

Lebih terperinci

INJ 24 x 3 Three Core Heatshrinkable Cable Joint

INJ 24 x 3 Three Core Heatshrinkable Cable Joint FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan INJ 24 x Three Core Heatshrinkable Cable Joint Karakteristik dan Aplikasi Produk : TEGANGAN LISTRIK UKURAN KONDUKTOR ISOLASI KABEL JENIS KONDUKTOR JUMLAH

Lebih terperinci

KEBERADAAN AKSARA WRÉSASTRA DALAM AKSARA BALI

KEBERADAAN AKSARA WRÉSASTRA DALAM AKSARA BALI KEBERADAAN AKSARA WRÉSASTRA DALAM AKSARA BALI THE EXISTENACE OF WRÉSASTRA IN BALINESE SCRIPT I Nengah Duija Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Jalan Ratna No. 51, Denpasar Utara, Bali, Indonesia Telepon

Lebih terperinci

Kesulitan belajar mengacu kepada sekelompok gangguan (disfungsi sistem saraf pusat) yang heterogen yang muncul dalam bentuk berbagai kesulitan dalam

Kesulitan belajar mengacu kepada sekelompok gangguan (disfungsi sistem saraf pusat) yang heterogen yang muncul dalam bentuk berbagai kesulitan dalam Kesulitan belajar oleh: Imas Diana Aprilia Kesulitan belajar mengacu kepada sekelompok gangguan (disfungsi sistem saraf pusat) yang heterogen yang muncul dalam bentuk berbagai kesulitan dalam mendengarkan,

Lebih terperinci

Bab 11 Teknik dan Corak Dalam Kaligrafi

Bab 11 Teknik dan Corak Dalam Kaligrafi Bab 11 Teknik dan Corak Dalam Kaligrafi Seorang kaligrafer memerlukan lima hal yaitu: watak yang baik, memahami kaligrafi, tangan yang halus, sabar, dan memiliki peralatan yang sempurna. - Mir Ali, Heart,

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI

MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik UNY Email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Kompetensi yang ingin dicapai Menyebutkan macam-macam

Lebih terperinci

Latihan Soal Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah. SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika

Latihan Soal Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah. SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika Latihan Soal Ujian Nasional 00 Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika Dalam UN berlaku Petunjuk Umum seperti ini :. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.1.1 Mengetahui perhitungan paralaks dengan menggunakan pengukkuran lembar per lembar dan orientasi stereoskopik 1.1.2 Menghitung base photo, tinggi terbang, serta skala foto

Lebih terperinci

4. Sebuah toko perlengkapan olahraga menyebarkan brosur sebagai berikut :

4. Sebuah toko perlengkapan olahraga menyebarkan brosur sebagai berikut : 1. Jika 3x2006 = 2005+2007+a, maka a sama dengan A) 2003 B) 2004 C) 2005 D) 2006 2. Berapa angka terbesar yang mungkin didapat dari kombinasi susunan enam kartu angka di bawah ini? A) 6 475 413 092 B)

Lebih terperinci

K R I D A FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 PERATURAN KEGIATAN KRIDA MAHASISWA BARU FAKULTAS TEKNIK

K R I D A FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 PERATURAN KEGIATAN KRIDA MAHASISWA BARU FAKULTAS TEKNIK PERATURAN KEGIATAN KRIDA MAHASISWA BARU 1. Kegiatan KRIDA Mahasiswa Baru Fakultas Teknik Universitas Brawijaya diadakan pada tanggal 17 September. 2. Kegiatan KRIDA Mahasiswa Baru Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra Bali merupakan salah satu aspek kebudayaan Bali yang hidup dan berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu maka di Bali lahirlah

Lebih terperinci

Tata Cara Penulisan Laporan Praktikum

Tata Cara Penulisan Laporan Praktikum Tata Cara Penulisan Laporan Praktikum 1) Bahan dan Ukuran Bahan dan ukuran mencakup naskah, ukuran dan sampul. a. Naskah dibuat di atas kertas HVS 70 gram dan tidak bolak-balik b. Ukuran naskah adalah

Lebih terperinci

RANCANGAN PENGAJARAN TAHUNAN PENDIDIKAN ISLAM KBSR TAHUN SATU (SEMESTER SATU)

RANCANGAN PENGAJARAN TAHUNAN PENDIDIKAN ISLAM KBSR TAHUN SATU (SEMESTER SATU) RANCANGAN PENGAJARAN TAHUNAN PENDIDIKAN ISLAM KBSR TAHUN SATU (SEMESTER SATU) MINGGU BIDANG TAJUK KEMAHIRAN/ISI Iqra 1 (muka surat 1 hingga 10) 1 2.1 Rukun Iman - Pengertian Rukun Iman menulis huruf tunggal

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG UKBM 3.1/4.1/1/1-1 BAHASA INDONESIA PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG UNIT KEGIATAN BELAJAR BIN 3.1/4.1/1/1-1 PENTINGKAH LAPORAN HASIL OBSERVASI Kompetensi

Lebih terperinci

BENDA DAN KEGUNAANNYA

BENDA DAN KEGUNAANNYA BAB VI BENDA DAN KEGUNAANNYA Sumber: Dokumen penerbit Apa yang akan kamu pelajari pada bab enam ini? Pada bab ini akan mempelajari: A. Bahan penyusun benda B. Kegunaan benda Bab VI Benda dan Kegunaannya

Lebih terperinci

1. Tentukan nilai-nilai x yang memenuhi pertidaksamaan

1. Tentukan nilai-nilai x yang memenuhi pertidaksamaan OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA NON TEKNOLOGI SESI III (ISIAN SINGKAT DAN ESSAY) WAKTU : 180 MENIT ============================================================

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Keterampilan Membaca Aksara Jawa. peningkatan kemampuan yang lain. (2006: 495). Tarigan (2008: 1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Keterampilan Membaca Aksara Jawa. peningkatan kemampuan yang lain. (2006: 495). Tarigan (2008: 1) 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keterampilan Membaca Aksara Jawa a. Keterampilan Menurut Dagun, Keterampilan dasar adalah tiga keterampilan dasar yaitu membaca, menulis, berhitung. Ini menjadi

Lebih terperinci

ANGKA AGREGAT PER KECAMATAN. HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KOTA JAMBI Angka Agregat Per Kecamatan 1

ANGKA AGREGAT PER KECAMATAN. HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KOTA JAMBI Angka Agregat Per Kecamatan 1 ANGKA AGREGAT PER KECAMATAN HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KOTA JAMBI Angka Agregat Per Kecamatan 1 SEKAPUR SIRIH SP2010 merupakan kegiatan besar yang terdiri dari rangkaian tahapan kegiatan yang diawali dengan

Lebih terperinci

ESTETIKA SIMBOL UPAKARA OMKARA DALAM BENTUK KEWANGEN

ESTETIKA SIMBOL UPAKARA OMKARA DALAM BENTUK KEWANGEN ESTETIKA SIMBOL UPAKARA OMKARA DALAM BENTUK KEWANGEN Agama Hindu merupakan agama yang ritualnya dihiasi dengan sarana atau upakara. Ini bukan berarti upakara itu dihadirkan semata-mata untuk menghias pelaksanaan

Lebih terperinci

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON KODE MODUL KYU.BGN.214 (2) A Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INDUSTRI KAYU MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON DIREKTORAT

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU 1. Pendahuluan Oleh Nama: I Wayan Arissusila Nim : 201 121 001 Minat: Penciptaan Seni Seni kriya merupakan

Lebih terperinci

BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN

BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN 63 BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN 5.1 Judul Seri Prangko Gambar 5.1 Judul Seri Prangko Font yang digunakan dalam judul seri prangko antara lain: Pada tulisan Kampung Betawi menggunakan font Aquiline

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sugihastuti menyatakan bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif antar manusia. Dalam berbagai macam situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia BAB 4 PENUTUP Tembikar merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang penting dalam mempelajari kehidupan manusia masa lalu. Berbagai informasi dapat diperoleh dari artefak berbahan tanah liat ini, mulai

Lebih terperinci

Bagian I. Latar Belakang, Tujuan, Batasan dan Ketentuan Umum

Bagian I. Latar Belakang, Tujuan, Batasan dan Ketentuan Umum Bagian I. Latar Belakang, Tujuan, Batasan dan Ketentuan Umum I.1 KERJA PRAKTEK Kerja Praktek (KP) adalah salah satu dari mata kuliah wajib dengan bobot 2 sks yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Gambar 1. Tas rajut yubiami. Gambar 2. Syal yubiami. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Gambar 1. Tas rajut yubiami. Gambar 2. Syal yubiami. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Gambar 1. Tas rajut yubiami Gambar 2. Syal yubiami 23 Gambar 3. Pita bunga yubiami Gambar 4. Topi yubiami 24 Gambar 5. Teknik yubiami ketika proses pembuatan Gambar 6. Kalung yubiami setelah selesai

Lebih terperinci