PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 6E UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-H SMP NEGERI 1 NGASEM KEDIRI
|
|
- Sucianty Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 6E UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-H SMP NEGERI 1 NGASEM KEDIRI Dhiah Septiana Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang Ety Tejo Dwi Cahyowati Dosen Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model pembelajaran Learning Cycle 6E yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas.Langkah-langkah model pembelajaran Learning Cycle 6E yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yaitu: (1) fase elicit, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) fase engagement, guru mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnya yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari, (3) fase exploration, siswa berdiskusi menyelesaikan LKS untuk mengkonstruksi konsep materi, (4) fase explanation, siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya, (5) fase elaboration, siswa menerapkan konsep yang telah dipelajari dengan mengerjakan lembar pemantapan, (6) fase evaluation, siswa mengerjakan kuis secara individu untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Persentase siswa yang aktif pada siklus I sebesar 55% atau sebanyak 22 siswa. Sedangkan pada siklus II sebesar 77,5% atau sebanyak 31 siswa. Kata kunci: Learning Cycle 6E, aktivitas belajar siswa Pendidikan matematika diperlukan untukmempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien (Soedjadi, 2000:43). Oleh karena itu diperlukan perbaikan dalam proses pembelajaran yang nantinya dapat membantu siswa secara maksimal dalam menuntut ilmu terutama ilmu matematika. Pemilihan pengalaman belajar bagi siswa merupakan salah satu tugas guru sebagai fasilitator agar siswa dapat mengikuti pembelajaran secara maksimal dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Agar pembelajaran maksimal dan tujuan pembelajaran tercapai maka diperlukan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar akan menyebabkan interaksi antara siswa dengan guru, antar siswa itu sendiri, serta antara siswa dengan materi yang dipelajari. Hamalik (2001) menyatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Salah satu cara pembelajaran yang melibatkan siswasecara aktif adalah dengan menerapkan model Learning Cycleatau siklus belajar.model Learning Cycle terbagi dalam beberapa macam, diantaranya adalah Learning Cycle 6E. Menurut Johnston (dalam Iskandar, 2004: 12), fase pembelajaran pada Learning Cycle6E antara lain fase identifikasi, fase undangan, fase eksplorasi, fase penjelasan, fase elaborasi, dan fase evaluasi. Model pembelajaran ini tepat bila diterapkan dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Ngasem Kab. Kediri kelas VIII-H, karena berdasarkan wawancara dengan guru di sekolah tersebut, ditemukan beberapa hal tentang pembelajaran yang diterapkan.pembelajaran yang dilakukan cenderung masih menggunakan metode ceramah. Guru jarang menggunakan model pembelajaran
2 yang konstruktivistik karena pengetahuan mereka tentang model-model pembelajaran juga masih terbatas. Siswa dikhawatirkan tidak dapat belajar secara maksimal bila tidak menggunakan metode ceramah. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Ngasem, pembelajaran yang menggunakan metode ceramah atau berpusat pada guru, menyebabkan sebagian besar siswa menggantungkan pengetahuannya dari apa yang disampaikan oleh guru, mereka enggan untuk mempelajari materi terlebih dahulu. Selain itu, metode ceramah dan penugasan cenderung monoton sehingga menyebabkan siswa cepat bosan dan akhirnya konsentrasi mereka tidak lagi pada proses belajar, tetapi bercanda dengan teman-temannya. Hanya beberapa siswa yang tetap aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti bertanya dan menanggapi penjelasan guru. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di SMP Negeri 1 Ngasem Kab.Kediri dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 6E untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika pada Siswa Kelas VIII-H SMP Negeri 1 Ngasem Kediri.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan langkah-langkah model pembelajaran Learning Cycle 6E yang dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas VIII-H SMP Negeri 1 Ngasem Kediri. Model pembelajaran Learning Cycle merupakan model pembelajaran yang berbasis konstruktivistik dan berpusat pada siswa.learning Cycle berkembang dari 3 fase menjadi 5 fase dan akhirnya 6 fase(learning Cycle 6E). Menurut Johnston (dalam Iskandar 2004), fase-fase dalam Learning Cycle 6E yaitu fase elicit, fase engagement, fase exploration, fase explanation, fase elaboration, dan fase evaluation. Pada fase elicit guru menentukan tujuan pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa lebih memahami kompetensi dasar yang harus dicapai serta dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Fase engagement, guru mengidentifikasi pengetahuan awal siswa dengan menarik perhatian siswa dan memotivasi untuk berpikir sehingga timbul rasa ingin tahu tentang topik yang akan dipelajari. Hal ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa yang ada kaitannya dengan materi yang akan dipelajari. Siswa diberi kebebasan dalam mengemukakan gagasannya.fase exploration, siswa diberi kesempatan untuk melakukan percobaan, mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.fase explanation, siswa berkesempatan untuk menjelaskan hasil eksplorasinya.fase elaboration, siswa menerapkan konsep yang sudah dimiliki ke dalam situasi baru.fase evaluation, guru melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan pembelajaran baik aktivitas kelompok, maupun aktivitas individu yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Menurut Paul B. Diedrich (dalam Hamalik, 2001:172) jenis aktivitas dalam proses pembelajaran meliputi: Visual activities, Oral activities, Listening activities, Drawing activities, Writing activities, Motor activities, Mental activities, dan Emotional activities. METODE Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ngasem Kediri dengan subjek siswa kelas VIII-H
3 tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 40 siswa.sumber data yang diambil dari penelitian ini adalah siswa dan peneliti sebagai pengajar. Data yang akan diambil pada penelitian ini adalah (1) Data hasil observasi diperoleh dari aktivitas siswa dan aktivitas guru selama penerapan pembelajaranlearning Cycle 6E; (2) Data hasil catatan lapangan sebagai data pendukung untuk mencatat kejadian selama kegiatan pembelajaran berlangsung.instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar observasi aktivitas guru, catatan lapangan, lembar kegiatan siswa, lembar pemantapan, dan kuis. Rincian tahap penelitian ini meliputi tahap pra penelitian, tahap pelaksanaan, dan refleksi. Pertama tahap pra penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan di kelas VIII-H selama proses pembelajaran matematika dengan melakukan observasi di kelas tersebut dan melakukan wawancara dengan guru.selanjutnya peneliti melakukan persiapan tindakan siklus I dengan menyusun instrumen dan perangkat pembelajaran.kedua adalah tahap pelaksanaan.pada tahap ini peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan persiapan yang dilakukan sebelumnya. Penelitian melaksanakan pembelajaran menggunakan model Learning Cycle 6E. Selama proses pembelajaran berlangsung observer melakukan pengamatan berdasarkan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya untuk mendapatkan informasi tentang aktivitas belajar siswa serta proses pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model Learning Cycle 6E. Tahap ketiga adalah refleksi.pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap hasil dari tahap yang telah dilaksanakan. Refleksi dilakukan setelah pembelajaran dan akan dilakukan perbaikan pada siklus baru jika mengalami kegagalan pada siklus sebelumnya. Data yang didapat dari hasil observasi pada tahap pelaksanaan berupa hasil observasi aktivitas guru, aktivitas siswa dan catatan lapangan.data aktivitas guru dan siswa dihitung dan dicari persentasenya kemudian dianalis secara deskriptif dan dikategorikan berdasarkan kriteria keberhasilan tindakan pada tabel 1 berikut. Tabel 1 Tabel Kriteria Keberhasilan Tindakan No. Prosentase keberhasilan (% ) Kriteria Keberhasilan 1 85 PK < 100 A (Sangat Baik) 2 70 PK < 85 B (Baik) 3 54 PK < 70 C (Sedang) 4 39 PK < 54 D (Kurang) 5 0 PK < 39 E (Sangat Kurang) Sumber: Arikunto (2009:245) Keterangan : PK : Persentase Keberhasilan HASIL Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus.setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 6E.Penerapan model pembelajaran Learning Cycle 6E dilaksanakan dalam 6 fase yaitu fase elicit (identifikasi tujuan), engagement (undangan), exploration (ekplorasi), explanation (penjelasan), elaboration (penerapan konsep), danevaluation (evaluasi). Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa yang telah disediakan dan diisi oleh observer.data aktivitas siswa meliputi 7 aspek yaitu visual activities, oral
4 activities, listening activities, motor activities, writing activities, mental activities, dan emotional activities.hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat dalam tabel 2 berikut. Tabel 2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Persentase Keberhasilan No Aspek yang dinilai Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata Persentase Keberhasilan Kriteria Keberhasilan 1 Visual activities 64,06% 68,13 66,10 C 2 oral activities 59,16% 63,75 61,46 C 3 listening activities 61,56% 67,81 64,69 C 4 motor activities 74,68% 80,31 77,50 B 5 writing activities 68,33% 69,58 68,96 C 6 mental activities 65,46% 68,98 67,22 C 7 emotional activities 68,75% 75,50 72,13 B Rata-rata 66% 70,58 68,29 C Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase aktivitas belajar siswa siklus I termasuk dalam kategori sedang. Aspek terendah yaitu oral activities dengan rata-rata persentase keberhasilan 61,46 dan aspek tertinggi yaitu motor activities dengan rata-rata persentase keberhasilan77,50. Rata-rata aktivitas belajar siswa pada sikus I sebesar 68,29 atau berada pada kriteria sedang. Secara klasikal, aktivitas belajar siswa kelas VIII-H SMP N 1 Ngasem selama penerapan model pembelajaran Learning Cycle 6E pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3 berikut. Tabel 3 Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Secara Klasikal No Rentang Keberhasilan Frekuensi Persentase (% ) 1 85 PK % 2 70 PK < % 3 54 PK < % 4 39 PK < % 5 0 PK < % Keterangan : PK : Persentase Keberhasilan Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui bahwa siswa yang berhasil atau pada tindakan siklus I sebanyak 22 siswa atau sebesar 55 %.Sedangkan siswa yang belum berhasil sebanyak 18 siswa atau sebesar 45%. Dengan demikian ketuntasan aktivitas belajar siswa kelas VIII-H belum mencapai kriteria keberhasilan tindakan diharapkan, yaitu 70% ketuntasan secara klasikal. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat dalam tabel 4 berikut.
5 Tabel 4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Persentase Keberhasilan No Aspek yang dinilai Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata Persentase Keberhasilan Kriteria Keberhasilan 1 Visual activities 67,19 77,50 72,35 B 2 oral activities 65,62 70,41 68,02 C 3 listening activities 67,50 74,37 70,94 B 4 motor activities 80,31 86,56 83,44 B 5 writing activities 71,46 79,79 75,63 B 6 mental activities 70,00 76,87 73,44 B 7 emotional activities 72,25 78,37 75,31 B Rata-rata 70,62 77,70 74,16 B Tabel tersebut menunjukkan bahwa persentase aktivitas belajar siswa siklus II termasuk dalam kategori baik. Aspek terendah yaitu oral activities dengan rata-rata persentase keberhasilan 68,02 dan aspek tertinggi yaitu motor activities dengan rata-rata persentase keberhasilan 83,44. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada sikus II sebesar 74,16 atau berada pada kriteria baik. Secara klasikal, aktivitas belajar siswa kelas VIII-H SMP N 1 Ngasem selama penerapan model pembelajaran Learning Cycle 6E pada siklus II dapat dilihat pada tabel 5 berikut. Tabel 5 Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Secara Klasikal No Rentang Keberhasilan Frekuensi Persentase (% ) 1 85 PK % 2 70 PK < ,5% 3 54 PK < ,5% 4 39 PK < % 5 0 PK < % Keterangan : PK : Persentase Keberhasilan Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui bahwa siswa yang berhasil pada tindakan siklus II sebanyak 31 siswa atau sebesar 77,5 %. Sedangkan siswa yang belum berhasil sebanyak 9 siswa atau sebesar 22,5%. Dengan demikian ketuntasan aktivitas belajar siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan tindakan diharapkan, yaitu minimal 70% ketuntasan secara klasikal. PEMBAHASAN Model pembelajaran Learning Cycle 6E dalam penelitian ini diterapkan pada materi lingkaran.learning Cycle 6E dilaksanakan dalam 6 fase yaitu elicit (identifikasi tujuan), engagement (undangan), exploration (eksplorasi), explanation (eksplanasi), elaboration (penerapan konsep), dan evaluation (evaluasi). Pertama adalahfaseelicit. Di siklus 1 siswa kurang memperhatikan apa yang disampaikan guru karena guru langsung menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada siklus 2 guru terlebih dahulu memberikan permasalahan yang terkait sebelum menyampaikan tujuan, sehingga siswa memperhatikan dan merespon apa yang disampaikan guru. Misalnya pada saat materi hubungan sudut pusat dengan panjang busur lingkaran, guru menggambarkan dua juring dalam lingkaran yang ukuran salah satu sudutnya 3 kali dari sudut lainnya. Guru
6 meminta siswa membuat perbandingan besar kedua sudut dan mengamati gambar. Kemudian guru menanyakan apakah panjang busur dari kedua juring juga akan memiliki perbandingan yang sama seperti pada sudutnya. Dengan demikian siswa akan mulai memberikan respon kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Penyampaian tujuan tersebut merupakan petunjuk praktis tentang sejauh mana interaksi harus dibawa untuk mencapai tujuan akhir (Sardiman,2007: 57). Kedua adalahfaseengagement,guru membangkitkan minat siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah pernah dipelajari dan berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.awalnya tidak banyak siswa yang antusias menjawab.kemudian guru memberi dorongandengan memberikan pertanyaan pancingan yang mengarahkan pada jawaban dan meminta siswa untuk mencoba menjawab dan tidak takut dalam menyampaikan gagasannya. Hal ini sesuai dengan prinsip di dalam teori konstruktivisme yang diungkapkan Iskandar (2004) yaitu siswa tidak datang ke kelas dengan pengetahuan nihil, oleh sebab itu pengetahuan tersebut perlu diakses oleh pengajar, dan siswa diberi kesempatan untuk menunjukkan pengetahuan yang dimiliki.pada pertemuan selanjutnya siswa mulai terbiasa dan semangat menjawab walaupun belum tentu jawaban mereka benar.selanjutnya siswa diberi motivasi dengan diberikan contoh permasalahan pada kehidupan sehari-hari agar mereka lebih semangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Ketiga adalah fase exploration, siswa dikelompokkan untuk melakukan kegiatan dan menggunakan suatu media berdasarkan petunjuk dalam LKS yang diberikan oleh guru.fase exploration ini memfasilitasisiswa dalam mengkonstruksi pengetahuan sehingga siswa dapat memahami sendiri konsep yang dipelajari. Adanya kegiatan menyebabkan siswa terlibat langsung dalam proses belajar. Dimyati dan Mudjiono (2002) menyatakan bahwa dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Pada siklus 1 tidak semua siswa membawa alat dan bahan yang harus dibawa.hal ini membuat kerja kelompok menjadi kurang maksimal sehingga diskusi berjalan lebih lama dari waktu yang sudah dialokasikan.sehingga pada siklus 2 guru menegaskan agar semua siswa membawa alat dan bahan untuk pertemuan selanjutnya.pada siklus 1 setiap kelompok terdiri dari 5 siswa, namun ternyata ada siswa yang kurang aktif terlibat diskusi.sehingga pada siklus 2 kelompok siswa diacak lagi dan setiap kelompok terdiri dari 4 siswa, dan ternyata hampir semua siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompok yang baru. Hal ini berarti tujuan pengajaran pada kelompok kecil yang diungkapkan Dimyati dan Mudjiono (2002) telah berhasil, yaitu lebih memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional dan mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga tiap anggota merasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggung jawab. Keempat adalah fase explanation, siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas sehingga terjadi diskusi kelas. Diskusi ini bertujuan untuk mematangkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Sesuai dengan pendapat Hudojo (2003) yang menyatakan bahwa dengan berdiskusi kelas, siswa dapat saling mengetahui hasil kelompok lain yang
7 mungkin hasilnya sama namun cara penyelesaiannya berbeda. Pada siklus 1 masih banyak kelompok yang ragu untuk maju sehingga guru cenderung untuk menunjuk kelompok untuk presentasi. Namun pada siklus 2 siswa sudah mulai berani dan percaya diri maju ke depan kelas untuk presensi. Hal ini karena guru juga memberikan dorongan berupa ajakan untuk berani maju dan memberikan semangat kepada siswa untuk aktif dan percaya diri dalam presentasi.sesuai dengan pendapat Isjoni (2010) bahwa peran guru adalah sebagai motivator, dalam hal ini adalah membimbing serta mengarahkan jalannya diskusi, disamping sebagai motivator guru berperan sebagai pemberi semangat kepada siswa untuk aktif berpartisipasi. Kelima adalah fase elaboration.siswa diberi lembar pemantapan berupa soal-soal mengenai materi yang baru dipelajari.lembar pemantapan dikerjakan secara individu, agar siswa mampu menerapkan idenya sendiri dan tidak bergantung dari teman.pada siklus 1 masih cukup banyak siswa yang bekerjasama dan menggantungkan jawaban dari temannya, sehingga guru menegaskan untuk berusaha dikerjakan dahulu secara mandiri, dan memberikan bantuan seperlunya kepada siswa yang terlihat mengalami kesulitan.di siklus 2 sebagian besar siswa tampak berusaha mengerjakan secara mandiri.jumlah soal yang diberikan pada siklus 2 ada 3 soal, sehingga sebagian besar siswa dapat menyelesaikan semua soal sesuai waktu yang diberikan. Keenam adalah fase evaluation, siswa mengerjakan kuis yang harus dikerjakan secara individu. Pada pertemuan awal siswa belum mengerti tujuan adanya kuis dan beberapa siswa tampak bekerjasama, namun setelah guru memberi pengertiandan perigatan bahwa tujuan kuis adalah untuk mengatahui tingkat pemahaman setiap siswa sehingga harus dikerjakan secara individu.pada pertemuan selanjutnya siswa tampak mengerjakannya secara individu. Data tentang aktivitas belajar siswa kelas VIII-H SMP Negeri 1 Ngasem pada materi Lingkaran diperoleh dari pengamatan observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung.aktivitas siswa dapat diketahui apakah sudah meningkat atau belum dengan melihat data tersebut.adapun ringkasan hasil aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut. Tabel 6 Ringkasan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Aspek yang dinilai Persentase Keberhasilan Siklus I Siklus II Visual activities 66,10 72,35 oral activities 61,46 68,02 listening activities 64,69 70,94 motor activities 77,50 83,44 writing activities 68,96 75,63 mental activities 67,22 73,44 emotional activities 72,13 75,31 Rata-rata persentase keberhasilan aspek aktivitas belajar siswa 68,29% 74,16% Persentase keberhasilan aktivitas belajar siswa secara klasikal 55% 77,5% Tabel 6 menunjukkan bahwa aspek terendah pada siklus I adalah oral activities, begitu juga pada siklus II.Pada siklus I siswa belum terbiasa dan malu untuk mengungkapkan idenya dan memberi tanggapan terhadap penjelasan yang
8 diungkapkan teman maupun guru. Pada siklus II siswa masih tampak malu dan takut jika pendapatnya salah sehingga menerima begitu saja apa yang disampaikan teman atau guru. Sedangkan aspek tertinggi pada siklus I dan siklus II adalah motor activities.hal ini menunjukkan bahwa siswa cukup terampil dan dapat menggunakan media dengan baik pada tahap exploration untuk mengkonstruksi pengetahuan.siswa dapat menggunakan media dengan baik karena adanya kerjasama kelompok dan petunjuk yang jelas pada LKS sehingga siswa dapat melakukan kegiatan dengan baik. Berdasarkan tabel 6 juga dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 55% atau sebanyak 22 siswa dari 40 siswa.hal ini berarti aktivitas siswa belum mencapai kriteria keberhasilan dan masuk dalam kategori sedang. Sedangkan rata-rata persentase keberhasilan aspek aktivitas belajar siswa yaitu 68,29% dan masuk kategori sedang. Pada siklus II aktivitas belajar siswa meningkat sebesar 22,5% menjadi 77,5%. Secara keseluruhan, semua aspek aktivitas meningkat pada siklus II. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : (1) Siswa sudah beradaptasi dengan model pembelajaran Learning Cycle 6E, (2) Siswa yang awalnya pasif menjadi lebih aktif karena guru memberikan dorongan dan motivasi berupa ajakan kepada siswa agar lebih giat belajar serta meyakinkan siswa untuk tidak malu dan takut salah, (3) Siswa sudah terbiasa belajar bekerjasama dan aktif berdiskusi, (4) Siswa juga lebih mudah memahami materi dengan adanya kegiatan untuk membangun konsep sendiri, (5) Peningkatan aktivitas siswa juga disebabkan oleh keterlibatan siswa cukup besar dalam proses pembelajaran Learning Cycle, hal ini karena siswa dituntut melakukan interaksi antar siswa dalam kelompok maupun dengan siswa lain. KESIMPULAN Berdasarkan pelaksanaan penelitian di kelas VIII-H SMP Negeri 1 Ngasem yang telah dideskripsikan pada paparan data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan tentang keterlaksanaan Learning Cycle 6E.Langkahlangkah pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran Learning Cycle 6E yang dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa, dijelaskan dalam beberapa fase. Fase awal adalah elicit(identifikasi tujuan), guru terlebih dahulu memberikan permasalahan yang terkait sebelum menyampaikan tujuan, sehingga siswa memperhatikan dan merespon apa yang disampaikan guruserta siswa dapat memahami kompetensi dasar yang harus dicapai. Fase kedua engagement (undangan), guru membangkitkan minat siswa dengan memberikan pertanyaanpertanyaan tentang materi sebelumnya dan berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Guru memberi dorongan kepada siswa untuk tidak takut salah dan mencoba menjawab pertanyaan yang diberikan sehingga siswa mulai terlibat aktif dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru. Fase ketiga exploration (eksplorasi), guru mengelompokkan siswa secara heterogen dengan jumlah anggota 4 siswa setiap kelompok dan berbeda dari kelompok sebelumnya pada siklus 1.Fase keempat adalah explanation (penjelasan). Guru memberi semangat siswa agar berani maju dan menjelaskan hasil eksplorasinya dengan mendampingi siswa yang presentasi selama diskusi kelas dan memotivasi siswa untuk berani dan tidak malu mengungkapkan idenya. Fase kelima elaboration (penerapan
9 konsep), siswa diberi lembar pemantapan.jumlah soal pada lembar pemantapan ada 3 soal dengan alokasi waktu 15 menit sehingga sebagian besar siswa dapat mengerjakan soal lebih baik dari sebelumnya.fase terakhir adalah evaluation (evaluasi)dengan mengerjakan kuis. Guru memberikan informasi di awal bahwa akanada kuisyang harus dikerjakan secara individu. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle 6E jugadapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas VIII-H SMP Negeri 1 Ngasem.Siklus I menunjukkan siswa yang aktif secara klasikal sebesar 55%.Sedangkan pada siklus II persentase siswa yang aktif sebesar 77,5%. SARAN Pada kegiatan pembelajaran tidak semua anggota kelompok aktif terlibat dalam kegiatan diskusi, sehingga jumlah anggota dalam kelompok harus diperhatikan agar semua anggota dapat terlibat aktif.dalam penelitian ini jumlah anggota setiap kelompok adalah 4 anggota. Terdapat beberapa siswa yang bekerjasama dalam mengerjakan kuis pada tahap evaluasi karena belum terlalu paham terhadap materi.sehingga perlu diinformasikankepada siswa di awal pelajaran, bahwa ada tahap evaluasi yaitu pengerjaan kuis secara individu agar semua siswa benar-benar mengikuti materi dengan baik dari awal pelajaran. Oral activities dalam penelitian ini masih belum mencapai kategori baik, diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat lebih kreatif dalam melakukan tindakan agar aktivitas tersebut dapat meningkat lebih baik lagi. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dimyati & Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hudoyo, Herman Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Kerjasama JICA dengan FMIPA Universitas Negeri Malang. Isjoni Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Iskandar, S.M Strategi Pembelajaran Konstruktivistik dalam Kimia. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Soedjadi Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E untuk meningkatkan respon positif siswa terhadap materi prisma dan limas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA
Lebih terperinciHertika Agustina Ipung Yuwono Rini Nurhakiki. Program StudiPendidikanMatematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UniversitasNegeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWAPADA MATERI FUNGSI KELAS VIII E SMP NEGERI 2 MALANG Hertika Agustina Ipung Yuwono Rini Nurhakiki
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA 1) Suluk Fithria Nur Rahman; 2) Sudarno Herlambang; 3) Purwanto Jurusan Geografi
Lebih terperinciAlamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta, , 3)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7EUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VIIA SMP NEGERI 2 KEDAWUNGTAHUN PELAJARAN 2014/2015 Awaliyah Fitri Munawaroh
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN Data hasil yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian pada Bab I. Adapun deskriptif data hasil penelitian
Lebih terperinci: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN
Tugas Kegiatan Belajar II Tatang Kurniawan Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan bidang pelajaran yang ditemui diberbagai jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Matematika mengajarkan kita untuk
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL SISWA KELAS VII
Lebih terperinciAntonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS VIII-2 DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENTDEVISION (STAD) DI SMP NEGERI 3 BERASTAGI Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi
Lebih terperinciAlifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN TIC TAC TOE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 SUTOJAYAN BLITAR Alifa Hamiim Farida,
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW Suardi Hakim SMP Negeri 33 Kota Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model learning cycle-5e Proses pengembangan perangkat pembelajaran matematika model leaning
Lebih terperinciJamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK
Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Sirenja pada Materi Teorema Pythagoras Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala
Lebih terperinciOleh Saryana PENDAHULUAN
PENDAHULUAN INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Laporan Hasil Penelitian Tindakan kelas) Oleh Saryana
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Batiombo 02 masih rendah. Hal tersebut
Lebih terperinciPada indikator kesiapan dalam belajar, siswa mendapatkan skor 2,08 pada siklus I.
No. Indikator Siklus I Siklus II 1 Kesiapan dalam belajar 2,08 2,66 2 Aktif dalam pembelajaran 1,44 2,22 3 Menganalisis permasalahan dari guru 1,38 2,22 4 Melakukan tanya-jawab dengan guru dan teman 1,6
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW FAHRUDDIN Guru SMA Negeri 1 Medan Email: fahruddin1958@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciDyah Ayu Pramoda Wardhani Mahasiswa S1 Universitas Negeri Malang. Pembimbing : Dr. Sri Mulyati, M.Pd Dosen Universitas Negeri Malang
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGI EMPAT KELAS VII-B SMP NEGERI 2 KEPANJEN Dyah Ayu Pramoda
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013
Lebih terperinciEka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK
Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KKPI PADA SISWA SMKN 2 MALANG
Tysna Irdani, Atmadji Sutiko; Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar KKPI Pada Siswa SMKN 2 Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE
Lebih terperinciKata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA
Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 3, no 1Februari2016 PERANAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOKDENGAN MEDIA BELAJAR GAMBARTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6
ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN
Lebih terperinciJUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman
JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: 2407-1269 Halaman 263-268 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C pada Materi Pencemaran Lingkungan Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle di SMP Muhammadiyah
Lebih terperinciAprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs MIFTAHUL ULUM BATOK, MADIUN Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 3, Oktober 2014, hlm 230-239 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER Ngesti
Lebih terperinciMahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN
Lebih terperinciPenelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkompetensi karena di dalam pendidikanlah individu diproses menjadi manusia
Lebih terperinciVol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Eka Kurniawati Prodi Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Bengkulu Email
Lebih terperinciPenerapan Model Learning Cycle Tipe 5E dengan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X c SMA Negeri 2 Dolo
Penerapan Model Learning Cycle Tipe 5E dengan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X c SMA Negeri 2 Dolo Zeny Wahyuni*, Syamsu* dan Muslimin *zeny.wahyuni@gmail.co.id *syamsultan@yahoo.com
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pembelajaran penerapan trigonometri melalui belajar kooperatif tipe Student
BAB V PEMBAHASAN A. Aktivitas dan Bentuk Penerapan Pembelajaran Penerapan Trigonometri melalui Belajar Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) Pembelajaran penerapan trigonometri melalui
Lebih terperinciJl. Ir. Sutami no. 36 A, Kentingan Surakarta, , 3)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Septiya
Lebih terperinciBab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)
MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) Oleh Muslimin Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang E-mail: Muslimintendri@yahoo.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA Eva M. Ginting dan Harin Sundari Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN
Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR SHARE (TPS) PADA POKOK BAHASAN PELUANG SISWA KELAS
Lebih terperinciSeminar Pendidikan Serantau 2011
135 PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN LEARNING CYCLE 5E PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 KUANTAN MUDIK Syofni, Sakur, Delfa Astri ABSTRAK Telah dilakukan sebuah penelitian tindakan kelas pada siswa kelas
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DISERTAI MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-E SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi OLEH:
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT
PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT DAN OREOVOCZ DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTsN BALAI SELASA Nora Wulandari 1, Khairudin 1, Niniwati 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciAminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email:
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Teori Belajar dan Belajar Matematika Belajar menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2013: 2), adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang
Lebih terperinciOleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODUL BERBASIS MASALAH PADA PERKULIAHAN KPB 2 TERHADAP AKTIVITAS MAHASISWA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT
EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS MASALAH PADA PERKULIAHAN KPB 2 TERHADAP AKTIVITAS MAHASISWA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Rahima Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK. Kalkulus
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN JARINGAN KOMPUTER
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN JARINGAN KOMPUTER Siti Rosyidah SMP Negeri 2 Probolinggo, Jalan Dr. Moch. Saleh no.7 Probolinggo
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciPeningkatan Keaktifan, Pemecahan Masalah dan Keterampilan Belajar Matematika Menggunakan Strategi Bermain Jawaban Berbantu Finding My Secret Word
Peningkatan Keaktifan, Pemecahan Masalah dan Keterampilan Belajar Matematika Menggunakan Strategi Bermain Jawaban Berbantu Finding My Secret Word Rhizki Dewi Queen Nariswari, Nila Kurniasih Program Studi
Lebih terperinciPeningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo
Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo Dosen Pembimbing : Intan Sari Rufiana Siti Munawaroh Mahasiswa Universitas
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION Adek Hanna Tri Hartati SD Negeri 200515 Padangsidimpuan, kota Padangsidimpuan Abstract:
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Dalam pelaksanaan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) IPS di SD Negeri Beji 2 Ungaran Timur Kabupaten semarang sebelum
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari
Lebih terperinciTitis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd, M.A, Drs. Sumarjono, M.Pd Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 1 BARON KABUPATEN NGANJUK Titis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd,
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PBM PADA SISWA KELAS XI MM1 SMK TKM TEKNIK KEBUMEN
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PBM PADA SISWA KELAS XI MM1 SMK TKM TEKNIK KEBUMEN Laelatul Azizah, Bambang Priyo Darminto, Puji Nugraheni Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA DI KELAS X-1SMA NEGERI 2 SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2010-2011 Hasanudin Guru SMAN 2
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Susilawati SD Negeri 054931 Batu Melenggang, kab. Langkat Abstract: This classroom action
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal 4.1.1.1 Kondisi Proses Pembelajaran Kondisi pembelajaran yang terpusat pada guru terjadi pada pembelajaran matematika di
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)
11 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) Durinta Puspasari 1, Durinda Puspasari 2 1,2 Fakultas Ekonomi, Universitas
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda
Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Lisna Selfi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciAriana Fibriandhini Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram
PENERAPAN STRATEGI GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 NARMADA MATERI POKOK LINGKARAN TAHUN PELAJARAN 01/01 Ariana Fibriandhini
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian telah dilakukan dan uraian pembahasan mengenai penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatakan
Lebih terperinci17 Media Bina Ilmiah ISSN No
17 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SISWA KELAS VII.3 SMPN 4 MATARAM TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan observasi awal MI Negeri Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DALAM MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 2 RAWOH KECAMATAN KARANGRAYUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU
71 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU maidadeli@yahoo.co.id SMP Negeri 13 Pekanbaru,
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI
PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI Oleh: Cendika M Syuro Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM email: cendikahusein@yahoo.com
Lebih terperinciPio Prayogi Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS-GEOGRAFI SISWA KELAS VII-A SMPN 2 BANGOREJO KABUPATEN BANYUWANGI E-mail:
Lebih terperinciKAJIAN KESULITAN MAHASISWA TERHADAP MATA KULIAH STATISTIKA ELEMENTER
KAJIAN KESULITAN MAHASISWA TERHADAP MATA KULIAH STATISTIKA ELEMENTER Yusri Wahyuni 1 dan Fauziah 2 1,2) Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL Muryatin SDN Pakunden 1, Jalan Bogowonto 48A Kota Blitar E-mail: muryatin2@gmail.com Abstract: Improvement Efforts of Learning
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan
Lebih terperinciLuwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI ANNOUNCEMENT DI KELAS IX A SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd,
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning Di Kelas VI SDN Inpres 5 Birobuli Buacani SD Inpres 5 Birobuli, Kota Palu,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 22% Jumlah Nilai tertinggi 76 Nilai terendah 20
26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal siswa kelas IV SDN Bakaran Kulon 01 semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 adalah siswa yang kurang
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBMELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII BL-1 SMP NEGERI 2 SAMARINDA
PENERAPAN PEMBMELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII BL-1 SMP NEGERI 2 SAMARINDA Zulfia Murni, Cholish Sa dijah, dan Hery Susanto Mahasiswa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran
Lebih terperinciKeperluan korespondensi, tel: , ABSTRAK
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-2 MAN 2 MALANG KOTA BATU
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-2 MAN 2 MALANG KOTA BATU Lucki Winandasari Pebriana,Drs. Asim, M.Pd, Drs. Bambang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo. Kepala Sekolah dari SD
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu
50 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Siklus I 1. Implementasi Siklus I Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu pada tanggal 16 September 2014. Pembelajaran pada siklus
Lebih terperinciPROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 BUDONG-BUDONG Muhammad Ali P 1, Fatimah 2, Wiwik Rudjatiningsih 3 Program Studi
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOUTOR SEBAYA
Nur Halimah 21 UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOUTOR SEBAYA Oleh Nur Halimah SMP Negeri 3 E-mail : nurhalimah12371@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG Sheila Sandiya Putri, Muhardjito, Dwi Haryoto Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT
ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Lebih terperinciPENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS VII A MTS MA ARIF AMBARWINANGUN Anggara Bari Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA Lina Wahyuningrum, Pujayanto, Dewanto Harjunowibowo 1) Karangtalun Rt 04 RW
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 2 Kuripan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester 1 tahun pelajaran 2013/2014,
Lebih terperinci