Pio Prayogi Universitas Negeri Malang
|
|
- Sugiarto Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS-GEOGRAFI SISWA KELAS VII-A SMPN 2 BANGOREJO KABUPATEN BANYUWANGI prayogi_pio@yahoo.co.id Pio Prayogi Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Observasi awal di kelas VII-A SMPN 2 Bangorejo Kabupaten Banyuwangi menunjukkan bahwa 17 (47%) siswa kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran IPS-Geografi di dalam kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII-A SMPN 2 Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri atas 4 tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa serta data pendukung berupa catatan lapangan dan hasil wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi keaktifan belajar siswa, catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS-Geografi siswa kelas VII-A SMPN 2 Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Peningkatan keaktifan belajar siswa ditunjukkan dengan peningkatan persentase keaktifan belajar siswa dari 63,89% pada siklus I menjadi 75% pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 11,11% dari siklus I ke siklus II Kata kunci: model pembelajaran kooperatif STAD, aktivitas belajar Setiap kegiatan pembelajaran memerlukan adanya aktivitas belajar, karena pada prinsipnya belajar adalah proses aktif secara berkesinambungan yang dilakukan siswa dalam menggunakan informasi dari lingkungan untuk membangun interpretasi dan makna sendiri berdasarkan pengetahuan awal dan pengalamannya. Keaktifan siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran merupakan salah satu kunci terciptanya tujuan pembelajaran. Keaktifan didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan atau kesibukan (Salim, 2002:34). Sardiman (2007:96) menjelaskan bahwa: aktivitas belajar merupakan suatu prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator yang membantu keaktifan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas VII-A SMPN 2 Bangorejo Kabupaten Banyuwangi pada bulan November 2011, diketahui bahwa siswa yang aktif dalam bertanya sebanyak 8, berpendapat 6, menjawab pertanyaan 10, mencatat 8, dan tidak terdapat siswa yang melakukan kegiatan sanggahan. Dari banyaknya pendapat, pertanyaan, menjawab pertanyaan, maupun mencatat tersebut hanya dilakukan oleh 16 siswa dari 36 siswa yang terdapat di kelas. Menurut Paul D. Diedrich (dalam Hamalik, 2008: ) aktivitas belajar dapat diklasifikasikan dalam delapan kelompok, yaitu: kegiatan-kegiatan 1
2 2 visual (visual activity),kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities),kegiatan-kegiatan menulis (writing activities),kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities),kegiatan-kegiatan metrik (motor activities),kegiatan-kegiatan mental (mental activities), dan kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities). Namun dalam penelitian ini terdapat batasan klasifikasi keaktifan belajar sebagai indikator penelitian. Keaktifan belajar yang digunakan yaitu: (1) Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities) yaitu mengajukan pertanyaan, memberi jawaban, mengemukakan pendapat, dan melakukan sanggahan terhadap jawaban atau pendapat orang lain, (2) Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities) yaitu mencatat semua hal yang berkaitan dengan diskusi dan materi. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dipandang sebagai metode paling sederhana dan paling langsung dalam pembelajaran kooperatif. Sebagai salah satu metode pembelajaran kooperatif, model STAD lebih menekankan pada berbagai ciri pengajaran langsung yaitu siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk berlatih menyelesaikan masalah. Siswa bekerja dalam situasi yang didorong dan dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas sehingga melalui pembelajaran kooperatif STAD keaktifan seluruh siswa dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan(nurhadi, 2004:65). Slavin (2005: ) menjabarkan bahwa terdapat lima komponen utama pelaksanaan pembelajaran kooperatif STAD yaitu presentasi kelas, tim/kelompok, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim (penghargaan kelompok). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan modifikasi komponen utama yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif Menurut Slavin. Walaupun peneliti melakukan modifikasi, namun peneliti tidak menghilangkan komponen utama STAD. Bagian yang dimodifikasi yaitu skor peningkatan individu tidak peneliti gunakan/dihilangkan. Hal ini peneliti lakukan sesuai kebutuhan peneliti. Karena penelitian ini mengukur aktivitas belajar siswa bukan mengukur hasil belajar. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan dalam rangka meningkatkan efektifitas metode pembelajaran, meningkatkan kegiatan pembelajaran dan memperbaiki metode evaluasi. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini cenderung lebih mengarah pada penelitian kualitatif karena dalam penelitian ini menunjukkan karakteristik penelitian kualitatif yang cukup kuat. Karakteristik penelitian kualitatif yaitu: peneliti memaparkan data sesuai dengan kondisi di lapangan, peneliti sebagai pengumpul serta penganalisis data yang selanjutnya data disajikan secara deskriptif. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan melalui beberapa siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: 1) perencanaan (plan), (2) tindakan (act), (3) pengamatan (observese), (4) refleksi (Arikunto,2007:16). Selama perbaikan kualitas dalam hal proses dan hasil pembelajaran belum tercapai, maka pelaksanaan tindakan kelas ini akan terus dilaksanakan dari siklus pertama ke siklus kedua, dari siklus kedua ke siklus ketiga dan seterusnya.
3 3 Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru geografi dan 2 orang teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Observer bertugas sebagai pengamat, pengumpul data dan sebagai reflektor tindakan peneliti di dalam kelas. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bangorejo yang berlokasi di JalanAhmad Yani No 14-A, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada semester 2 (genap) tahun pelajaran 2011/2012. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII- A semester genap pada materi hidrosfer dengan jumlah 36 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut diperoleh dari pengamatan secara langsung di dalam kelas yang dilakukan oleh observer pada saat proses pembelajaran berlangsung. Alat yang digunakan untuk pengambilan data tersebut berupa lembar orservasi aktivitas siswa. Sedangkan untuk mengumpulkan data yang tidak tercantum dalam lembar observasi digunakan lembar catatan lapangan. Prosedur pengumpulan data penelitian ini didahului dengan pengamatan oleh observer pada tindakan siklus I, dan tindakan siklus II. Data tentang keaktifan belajar siswa diperoleh dari hasil pengamatan pada lembar observasi. Lembar observasi diisi oleh observer pada setiap siklus. Untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam lembar observasi, menggunakan lembar catatan lapangan dan wawancara. Data keaktifan siswa yang sudah diperoleh akan diolah ke dalam bentuk skor keaktifan. Skor keaktifan tersebut dimasukkan kedalam skala keaktifan siswa agar dapat diketahui skala keaktifan siswa pada tiap tindakan yang kemudian disajikan pada diskripsi data. Berdasarkan 5 indikator aktivitas belajar siswa, skor maksimal pada tiap indikatornya adalah 3, maka skor maksimal keaktifan belajar siswa adalah 15. siswa mendapat skor 3 apabila siswa melakukan indikator sesuai materi yang dibahas dengan frekuensi 2 atau lebih, siswa mendapat skor 2 apabila melakukan indikator sesuai materi yang dibahas dengan frekuensi 1, sedangkan siswa mendapat skor 1 apabila melakukan indikator tetapi tidak terkait dengan materi yang sedang dibahas. Pada penelitian ini analisis data dilaksanakan setiap kali pemberian tindakan berakhir. Adapun persentase keberhasilan tindakan aktivitas siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut: 100% Untuk mengetahui berapa banyak siswa yang melakukan keaktifan di dalam kelas, dibuat tabel skala keaktifan belajar siswa seperti berikut ini: Tabel 1. Skala Keaktifan Belajar Siswa Skor Klasifikasi Keaktifan Nilai (huruf) Sangat aktif A 8-11 Aktif B 4-7 Cukup Aktif C 1-3 Kurang Aktif D 0 Pasif E Frekuensi Siswa Presentase (%)
4 4 Pada skala keaktifan belajar tersebut, siswa dikatakan aktif apabila skor keaktifan mencapai 8 atau lebih. Frekuensi pada skala keaktifan siswa adalah jumlah siswa yang melakukan indikator pada tiap klasifikasi. Setelah kumpulan data keaktifan belajar diperoleh kemudian diolah menjadi bentuk skor keaktifan dan disajikan dalam bentuk diskripsi data. Hasil analisis data tersebut disajikan ke dalam bentuk tabel, sehingga akan tampak secara keseluruhan bagaimana perubahan keaktifan belajar siswa setelah pemberian tindakan pada siklus ke-1dan siklus ke-2. Berdasarkan tabel perubahan keaktifan belajar tersebut dapat diketahui perbandingan keaktifan belajar siswa antara siklus I dan siklus II, kemudian hasil perbandingan tersebut dijadikan pedoman dalam menentukan tingkat pencapaian keberhasilan tindakan. Dalam penelitian ini target pencapaian keberhasilan tindakan mencapai 75%. Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila presentase keaktifan belajar siswa mencapai 75%. HASIL Keaktifan belajar siswa diperoleh dari lembar observasi keaktifan belajar siswa yang telah tersedia. Pencatatan keaktifan belajar siswa dilakukan oleh observer dimana 2 observer mencatat keaktifan belajar 3 kelompok dan 1 observer mencatat keaktifan belajar 2 kelompok,sehingga dibutuhkan 3 observer dalam mencatat keaktifan belajar siswa tersebut. Pada lembar observer keaktifan belajar siswa terdapat 5 indikator keaktifan belajar siswa dimana masing-masing memiliki beberapa deskriptor. Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II diperoleh hasil keaktifan belajar siswa sebagai berikut: a. Siklus I Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar siswa dapat diketahui jumlah siswa dalam melakukan deskriptor dari masing-masing indikator. Siswa mendapat nilai 3 apabila siswa melakukan indikator sesuai deskriptor sebanyak 2 kali atau lebih, siswa mendapat nilai 2 apabila siswa melakukan indikator sesuai deskriptor sebanyak 1 kali, dan siswa mendapat nilai 1 apabila siswa melakukan indikator tetapi tidak sesuai deskriptor. Sehingga dapat dijelaskan bahwa siswa yang melakukan indikator ; 1) bertanya sebanyak 27 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 13 siswa sedangkan 13 siswa memperoleh skor 2 dan 1 siswa memperoleh skor 1; 2) menjawab pertanyaan sebanyak 26 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 21 siswa sedangkan yang memperoleh skor 2 adalah 5 siswa; 3) berpendapat sebanyak 27 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 18 siswa sedangkan 9 siswa memperoleh skor 2; 4) menyanggah sebanyak 17 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 9 siswa sedangkan 8 siswa memperoleh skor 2; 5) mencatat sebanyak 21 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 10 siswa sedangkan 11 siswa memperoleh skor 2. Siswa bisa dikatakan aktif apabila siswa memperoleh skor keaktifan 8 sedangkan siswa yang memperoleh skor keaktifan 8 belum bisa dikatakan aktif. Sehingga pada siklus I terdapat 6 siswa yang tergolong sangat aktif, 17 siswa tergolong aktif, 11 siswa tergolong cukup aktif dan 2 orang tergolong kurang aktif. Ini berarti siswa yang sudah melakukan keaktifan belajar mencapai 23 siswa atau 63,89% sedangkan siswa yang masih belum menunjukkan keaktifan belajar
5 5 sebanyak 13 siswa atau 36,11%. Sedangkan tingkat pencapaian keaktifan kelompok I sebanyak 40%, kelompok II 60%, kelompok III 80%, kelompok IV 80%, kelompok V 75%, kelompok VI 75%, kelompok VII 75%, kelompok VIII 25%, Sedangkan rata-rata tingkat pencapaian keaktifan kelompok adalah 63,75%. b. Siklus II Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar siswa dapat diketahui jumlah siswa dalam melakukan deskriptor dari masing-masing indikator. Sama seperti pada siklus pertama siswa mendapat nilai 3 apabila siswa melakukan indikator sesuai deskriptor sebanyak 2 kali atau lebih, siswa mendapat nilai 2 apabila siswa melakukan indikator sesuai deskriptor sebanyak 1 kali, dan siswa mendapat nilai 1 apabila siswa melakukan indikator tetapi tidak sesuai deskriptor. Sehingga dapat dijelaskan bahwa siswa yang melakukan indikator ; 1) bertanya sebanyak 26 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 13 siswa sedangkan 13 siswa memperoleh skor 2; 2) menjawab pertanyaan sebanyak 35 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 26 siswa sedangkan yang memperoleh skor 2 adalah 9 siswa; 3) berpendapat sebanyak 31 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 19 siswa sedangkan 12 siswa memperoleh skor 2; 4) menyanggah sebanyak 18 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 9 siswa sedangkan 9 siswa memperoleh skor 2 dan 2 siswa mendapat skor 1; 5) mencatat sebanyak 21 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 11 siswa sedangkan 10 siswa memperoleh skor 2. Pada siklus II terdapat 8 siswa yang tergolong sangat aktif, 19 siswa tergolong aktif, dan 9 siswa tergolong cukup aktif. Ini berarti siswa yang sudah melakukan keaktifan belajar mencapai 27 siswa atau 75% sedangkan siswa yang masih belum menunjukkan keaktifan belajar sebanyak 9 siswa atau 25%. Sedangkan tingkat pencapaian keaktifan kelompok I sebanyak 40%, kelompok II 80%, kelompok III 80%, kelompok IV 100%, kelompok V 75%, kelompok VI 100%, kelompok VII 75%, kelompok VIII 50%, Sedangkan rata-rata tingkat pencapaian keaktifan kelompok adalah 75%. Persentase keaktifan belajar siswa pada siklus II adalah 75% yang menunjukkan keaktifan belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I yang mencapai 63,89%. Peningkatan keaktifan belajar antara siklus I dan siklus II adalah sebesar 11,11%. Sedangkan perbandingan jumlah siswa yang melakukan keaktifan pada tiap klasifikasi keaktifan antara siklus I dan siklus II diketahui siswa yang tergolong sangat aktif mengalami peningkatan sebasar 5,55%, siswa yang tergolong aktif juga mengalami peningkatan sebesar 5,56%, siswa yang cukup aktif mengalami penurunan 5,56%, dan siswa yang tergolong kurang aktif mengalami penurunan 5,55%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif STAD terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII-A SMPN 2 Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. PEMBAHASAN Menurut Paul D. Diedrich (dalam Hamalik, 2008: ) aktivitas belajar dapat diklasifikasikan dalam delapan kelompok, yaitu: kegiatan-kegiatan visual (visual activity),kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities),kegiatan-kegiatan menulis (writing
6 6 activities),kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities),kegiatan-kegiatan metrik (motor activities),kegiatan-kegiatan mental (mental activities), dan kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities). Namun dalam penelitian ini terdapat batasan klasifikasi keaktifan belajar sebagai indikator penelitian. Keaktifan belajar yang digunakan yaitu: 1. Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities) yaitu mengajukan pertanyaan, memberi jawaban, mengemukakan pendapat, dan melakukan sanggahan terhadap jawaban atau pendapat orang lain. 2. Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities) yaitu mencatat semua hal yang berkaitan dengan diskusi dan materi. Berdasarkan indikator tersebut siswa dikatakan aktif apabila siswa melakukan keaktifan bertanya, menjawab, berpendapat, menyanggah, dan mencatat. Setiap melakukan indikator keaktifan tersebut siswa akan memperoleh skor. Skor maksimal dari tiap indikator adalah 3 sedangkan indikator keaktifan ada 5 maka skor keaktifan maksimal adalah 15. Berdasarkan refleksi pada siklus I ditemukan kendala yaitu tidak semua siswa memahami isi dari pokok bahasan yang dibahas pada setiap kelompok sehingga penjelasan pada saat presentasi kurang berjalan dengan baik, kelompok audien kurang begitu paham karena tidak semua kelompok penyaji membaca hasil diskusinya dengan jelas, masih terdapat siswa yang berbicara dengan temanya diluar materi pembelajaran, siswa masih merasa ragu dan malu dalam bertanya, menjawab pertanaan, berpendapat, maupun menyanggah, pengaturan waktu pada saat siswa presentai di depan kelas masih kurang tertata dengan baik. Melihat hasil refleksi tersebut maka pada siklus II dilakukan perubahanperubahan agar pembelajaran lebih baik dan keaktifan siswa dapat meningkat, yaitu setiap kelompok diminta mencari satu artikel yang berkaitan dengan materi. Untuk mengurangi ketidakpahaman audien terhadap pemateri, kelompok diharuskan memfotocopy dan membagikan hasil diskusi kelompoknya terhadap kelompok lain yang menjadi audien. Guru juga menunjuk siswa-siswa yang sangat kurang aktif pada siklus I sebagai ketua kelompok, harapanya adalah agar siswa-siswa tersebut lebih bertanggung jawab dan lebih disiplin dalam memimpin jalanya diskusi kelompoknya dan hasilnya memuaskan. Guru meningkatkan penguasaan kelas supaya suasana kelas lebih tenang dan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Semua perbaikan tersebut membawa pengaruh positif sehingga menyababkan keaktifan siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I persentase keaktifan belajar siswa sebesar 63,89% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 75%. Hasil perbandingan presentase keaktifan belajar siswa pada tiap klasifikasi keaktifan diketahui bahwa terjadi perubahan jumlah persentase frekuensi siswa antara siklus I dan siklus II. Pada klasifikasi sangat aktif terjadi peningkatan sebesar 5,55% dan jumlah siswa yang aktif pada siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 5,56%. Sedangkan klasifikasi siswa kurang aktif pada siklus II menurun 5,56% dan siswa sangat kurang aktif tidak ditemukan pada siklus kedua. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II siswa sudah menunjukkan peningkatan keaktifan belajarnya. Peningkatan keaktifan belajar siswa juga disebabkan oleh motivasi yang selalu dilakukan guru kepada seluruh siswa untuk aktif di dalam kelas, karena
7 7 keaktifan itu akan mendapat nilai dan penghargaan sehingga siswa berlombalomba menjadi yang teraktif. Adanya penerapan pembelajaran model STAD dengan pembagian tugas dalam kelompok secara bergantian pada tiap siklus membuat siswa selalu sadar dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran melibatkan seluruh siswa. Gagne dan Briggs (dalam Martinis, 2007:84) menyatakan bahwa faktorfaktor yang dapat menumbuhkan timbulnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran, yaitu; a) memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, b) menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik), c) mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik, d) memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari), e) memberi petunjuk kepada peserta didik cara mempelajarinya, f) memunculkan aktivitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, g) memberi umpan balik (feed back), h) melakukan tagihan-tagihan terhadap peserta didik berupa tes, sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur, dan i) menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran. Berdasarkan faktor-faktor yang telah diungkapkan oleh Gagne dan Briggs dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar yang digunakan sebagai indikator dalam penelitian adalah memberikan motivasi yang menarik perhatian peserta didik agar siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, motivasi dapat berupa pemberian hadiah atau penghargaan bagi siswa yang aktif, menjelaskan tujuan instruksional supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan, mengingatkan kompetensi belajar yaitu sebelum guru menyampaikan materi, memberikan stimulus dengan memberikan pertanyaan yang dapat memancing daya ingat siswa yang berhubungan dengan materi. Sehingga pada siklus II ini siswa merasa lebih bersemangat. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS- Geografi siswa kelas VII-A SMPN 2 Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Saran Saran yang dapat diberikan peneliti terhadap pihak sekolah, guru bidang studi geografi, dan peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut: (1) Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif STAD diharapkan lebih memperhatikan pengaturan waktu secara detail terutama pada saat kegiatan diskusi kelas sehingga kegiatan pembelajaran dapat tertata dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, (2) Pada kegiatan diskusi kelas disarankan memerintahkan siswa untuk memfotocopy hasil diskusi kelompoknya supaya siswa yang menjadi audiens lebih memahami hasil diskusi kelompok yang dijelaskan oleh kelompok penyaji, (3) Sebaiknya setiap siswa dianjurkan mempelajari artikel ataupun literatur lain sesuai dengan materi yang dibahas
8 8 sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif STAD serta diwajibkan untuk membawanya pada saat kegiatan pembelajaran diterapkan. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. Suhardjono. & Supardi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta. Gaung Persada Press dan Center for Learning Innovation (CLI). Nurhadi, dkk Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: UM Press. Salim, P. dan Yenny S Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer. Jakarta: Modern English Press. Sardiman, A.M Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Remadja. Slavin, Robet E Cooperatif Learning. Bandung: Nusa Media.
PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DALAM MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 2 RAWOH KECAMATAN KARANGRAYUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Lebih terperinciAntonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS VIII-2 DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENTDEVISION (STAD) DI SMP NEGERI 3 BERASTAGI Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA
Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang
II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA
Lebih terperinciBismar Yogaswara Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 PURWOSARI KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER SEMESTER GENAP 2011/2012
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA Lina Wahyuningrum, Pujayanto, Dewanto Harjunowibowo 1) Karangtalun Rt 04 RW
Lebih terperinciOleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT Rosmiati 1, Yusrizal 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Lebih terperinciMENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII Puji Sumiati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hak asasi bagi setiap manusia dan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Setiap manusia memiliki hak
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI UNTUK JURNAL ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENERAPAN METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 1 KATONG, TOROH, KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI UNTUK
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI
Implementasi Model Pembelajaran (Santi Rahayu)1 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI COURSE REVIEW HORAY TO IMPROVE ACCOUNTING
Lebih terperinciDyah Ayu Pramoda Wardhani Mahasiswa S1 Universitas Negeri Malang. Pembimbing : Dr. Sri Mulyati, M.Pd Dosen Universitas Negeri Malang
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGI EMPAT KELAS VII-B SMP NEGERI 2 KEPANJEN Dyah Ayu Pramoda
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI JURNAL PENELITIAN OLEH: NURSIAH WAHAB NIM. G2G1 15 056 PROGRAM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan secara kolaboratif yaitu
Lebih terperinciSyifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research. Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 3) penelitian tindakan kelas merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar a. Pengertian Aktivitas Belajar Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada siswa
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal classroom
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6
ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Okmi Muji Rahayu 1, Suhartono 2, M. Chamdani 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA 1) Suluk Fithria Nur Rahman; 2) Sudarno Herlambang; 3) Purwanto Jurusan Geografi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 3 SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh: Lorentya Yulianti
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN
Lebih terperinciOPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS PADA SISWA SMK TKM TAMAN SISWA PURWOREJO
OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS PADA SISWA SMK TKM TAMAN SISWA PURWOREJO Nuraini Antas, Bambang Priyo Darminto, Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung. Alasan menggunakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciKata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS VIIB SMP PGRI KASIHAN Exa Jati Purwani Universitas PGRI Yogyakarta
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses sepanjang hayat dari perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS
Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 147 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS Yazida
Lebih terperinciJurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang
Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Bahasa Inggris Peserta didik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division (STAD) Pada Kelas X.3 SMA Negeri 5 Bukittingi Gusviar SMA
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten
Lebih terperinci* Keperluan korespondensi:
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
Lebih terperinciPeningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo
Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo Dosen Pembimbing : Intan Sari Rufiana Siti Munawaroh Mahasiswa Universitas
Lebih terperinciAminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email:
Lebih terperinciPada indikator kesiapan dalam belajar, siswa mendapatkan skor 2,08 pada siklus I.
No. Indikator Siklus I Siklus II 1 Kesiapan dalam belajar 2,08 2,66 2 Aktif dalam pembelajaran 1,44 2,22 3 Menganalisis permasalahan dari guru 1,38 2,22 4 Melakukan tanya-jawab dengan guru dan teman 1,6
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT Efa Susanti 1, Nurharmi 1, Hendrizal 1 Program Studi Pendidikan Guru
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Pujien Barus Guru IPA SMP Negeri Bangun Purba Surel : Rizkiandriani21@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas suatu bangsa adalah pendidikan. Selain karena pendidikan dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas dan kreatif,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang
BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Saryono, (dalam Yanti dan Munaris, 0:) PTK merupakan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN PANJATAN Oleh: Woro Rukmi Estiningtyas 1, Imam
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write
Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write (TTW) Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 1 Bulukerto Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014 Ferika Handsayani Email: Ferika.handayani@yahoo.com
Lebih terperinciMENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA Epi Desmita¹, Nurharmi 2, Edrizon
Lebih terperinciTaofikoh NIP MTs Negeri Kendal
PTK: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Lurus Melalui Metode Cooperative Learning Tipe STAD UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE STAD PADA MATERI GERAK LURUS
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun
16 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK
SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK Rustam Program Studi Bimbingan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI KONDISI GEOGRAFIS DAN PENDUDUK KELAS VII B DI SMP N 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA RINGKASAN
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 5 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP ANGGREK BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN SCRAMBLE Agisna
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SDN JEJANGKIT MUARA 2
18 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SDN JEJANGKIT MUARA 2 Rahidatul Laila Agustina Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur
Lebih terperinciAkhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA YLPI P-MARPOYAN PEKANBARU (Applied
Lebih terperinci17 Media Bina Ilmiah ISSN No
17 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SISWA KELAS VII.3 SMPN 4 MATARAM TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan
Lebih terperinciNASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PERMAINAN BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI ISLAMI PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH NGUPASAN I KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE
PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JLEGIWINANGUN TAHUN AJARAN 2015/2016 Naelatul
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA WANDY Guru SMP Negeri 3 Tapung wandy6779@gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciPenelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Negeri 1 Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Adapun yang menjadi sasaran
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Adapun yang menjadi sasaran penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar a. Aktivitas Belajar Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun bertindak. Dengan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA
PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com
Lebih terperinciMeningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions Dita Martha Salecha Prodi Pendidikan Tata Niaga - Universitas Negeri Malang Jl. Semarang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Meskipun SD ini SD inti, tetapi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian,
Lebih terperinciKata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinci(Class Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas. CAR (Class. Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas menurut Suharsimi
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, penelitian ini dapat digolongkan dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan CAR (Class Room Action
Lebih terperinciModel Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) ISSN Cetak: 2477-8524-ISSN Online: 2502-8103 http://jurnal.iicet.org Volume 1 Nomor 3, 2017, hlm 41-49 Info Artikel: Diterima: 12/04/2017 Direvisi: 26/05/2017
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 ANGSANA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. memungkinkan terjadinya proses belajar sesama siswa. 7 Proses interaksi
8 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model dimana aktivitas pembelajaran dilakukan guru dengan menciptakan kondisi belajar
Lebih terperinciSyafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya Untuk Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Poso Pesisir Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA MATERI SEGITIGA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PUJUT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Apriani,
Lebih terperinciJurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 3 No. 2, ISSN
PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MELALUI PENDEKATAN SAINSTIFIK UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATERI LOGARITMA BAGI SISWA KELAS X PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL MA NURUL IMAN PAGUTAN Eny
Lebih terperinciNovela Nariska Putri Universitas Sebelas Maret ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 MALANG
Lebih terperinciSinggih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN APRESIASI HAM PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP 1
Implementasi Model Stad... IMPLEMENTASI MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN APRESIASI HAM PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP 1 Nanik Pudjowati 2 Abstrak Kesulitan yang
Lebih terperinciAlifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN TIC TAC TOE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 SUTOJAYAN BLITAR Alifa Hamiim Farida,
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE
ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD NEGERI 04 KAMPUNG OLO PADANG OLEH NIKO SEPTIADI NPM 1110013411169
Lebih terperinciJoyful Learning Journal
JLJ 2 (1) (2013) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V Anis Silfiyah, Harmanto, Isa Ansori
Lebih terperincie-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA CD PEMBELAJARAN DISERTAI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BANJAR MARGO SUMBOGO B. M. SMP Negeri 1 Banjar Margo
Lebih terperinciNoflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAAR SISWA KELAS IV-A PADA TEMA VI INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DI SDN 03 SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1 1 Program
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING Oleh: Triani, Supriyono, Isnaeni Maryam Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS Xl IPS 4 SMA NEGERI COLOMADU KARANGANYAR TAHUN
Lebih terperinciVol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Eka Kurniawati Prodi Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Bengkulu Email
Lebih terperinci2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DI SMK 45 LEMBANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Merupakan proses perubahan tingkah laku, pengembangan potensi diri, dan menambah
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA DI KELAS IV SD NEGERI 106836 TANJUNG MORAWA *ERLINDA SIMANUNGKALIT DAN **FATMA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Komalasari (2010, h. 57) menyebutkan bahwa model pembelajaran
16 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran 2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Komalasari (2010, h. 57) menyebutkan bahwa model merupakan bentuk yang tergambar dari awal sampai
Lebih terperinci