Pio Prayogi Universitas Negeri Malang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pio Prayogi Universitas Negeri Malang"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS-GEOGRAFI SISWA KELAS VII-A SMPN 2 BANGOREJO KABUPATEN BANYUWANGI prayogi_pio@yahoo.co.id Pio Prayogi Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Observasi awal di kelas VII-A SMPN 2 Bangorejo Kabupaten Banyuwangi menunjukkan bahwa 17 (47%) siswa kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran IPS-Geografi di dalam kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII-A SMPN 2 Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri atas 4 tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa serta data pendukung berupa catatan lapangan dan hasil wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi keaktifan belajar siswa, catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS-Geografi siswa kelas VII-A SMPN 2 Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Peningkatan keaktifan belajar siswa ditunjukkan dengan peningkatan persentase keaktifan belajar siswa dari 63,89% pada siklus I menjadi 75% pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 11,11% dari siklus I ke siklus II Kata kunci: model pembelajaran kooperatif STAD, aktivitas belajar Setiap kegiatan pembelajaran memerlukan adanya aktivitas belajar, karena pada prinsipnya belajar adalah proses aktif secara berkesinambungan yang dilakukan siswa dalam menggunakan informasi dari lingkungan untuk membangun interpretasi dan makna sendiri berdasarkan pengetahuan awal dan pengalamannya. Keaktifan siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran merupakan salah satu kunci terciptanya tujuan pembelajaran. Keaktifan didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan atau kesibukan (Salim, 2002:34). Sardiman (2007:96) menjelaskan bahwa: aktivitas belajar merupakan suatu prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator yang membantu keaktifan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas VII-A SMPN 2 Bangorejo Kabupaten Banyuwangi pada bulan November 2011, diketahui bahwa siswa yang aktif dalam bertanya sebanyak 8, berpendapat 6, menjawab pertanyaan 10, mencatat 8, dan tidak terdapat siswa yang melakukan kegiatan sanggahan. Dari banyaknya pendapat, pertanyaan, menjawab pertanyaan, maupun mencatat tersebut hanya dilakukan oleh 16 siswa dari 36 siswa yang terdapat di kelas. Menurut Paul D. Diedrich (dalam Hamalik, 2008: ) aktivitas belajar dapat diklasifikasikan dalam delapan kelompok, yaitu: kegiatan-kegiatan 1

2 2 visual (visual activity),kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities),kegiatan-kegiatan menulis (writing activities),kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities),kegiatan-kegiatan metrik (motor activities),kegiatan-kegiatan mental (mental activities), dan kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities). Namun dalam penelitian ini terdapat batasan klasifikasi keaktifan belajar sebagai indikator penelitian. Keaktifan belajar yang digunakan yaitu: (1) Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities) yaitu mengajukan pertanyaan, memberi jawaban, mengemukakan pendapat, dan melakukan sanggahan terhadap jawaban atau pendapat orang lain, (2) Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities) yaitu mencatat semua hal yang berkaitan dengan diskusi dan materi. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dipandang sebagai metode paling sederhana dan paling langsung dalam pembelajaran kooperatif. Sebagai salah satu metode pembelajaran kooperatif, model STAD lebih menekankan pada berbagai ciri pengajaran langsung yaitu siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk berlatih menyelesaikan masalah. Siswa bekerja dalam situasi yang didorong dan dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas sehingga melalui pembelajaran kooperatif STAD keaktifan seluruh siswa dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan(nurhadi, 2004:65). Slavin (2005: ) menjabarkan bahwa terdapat lima komponen utama pelaksanaan pembelajaran kooperatif STAD yaitu presentasi kelas, tim/kelompok, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim (penghargaan kelompok). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan modifikasi komponen utama yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif Menurut Slavin. Walaupun peneliti melakukan modifikasi, namun peneliti tidak menghilangkan komponen utama STAD. Bagian yang dimodifikasi yaitu skor peningkatan individu tidak peneliti gunakan/dihilangkan. Hal ini peneliti lakukan sesuai kebutuhan peneliti. Karena penelitian ini mengukur aktivitas belajar siswa bukan mengukur hasil belajar. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan dalam rangka meningkatkan efektifitas metode pembelajaran, meningkatkan kegiatan pembelajaran dan memperbaiki metode evaluasi. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini cenderung lebih mengarah pada penelitian kualitatif karena dalam penelitian ini menunjukkan karakteristik penelitian kualitatif yang cukup kuat. Karakteristik penelitian kualitatif yaitu: peneliti memaparkan data sesuai dengan kondisi di lapangan, peneliti sebagai pengumpul serta penganalisis data yang selanjutnya data disajikan secara deskriptif. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan melalui beberapa siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: 1) perencanaan (plan), (2) tindakan (act), (3) pengamatan (observese), (4) refleksi (Arikunto,2007:16). Selama perbaikan kualitas dalam hal proses dan hasil pembelajaran belum tercapai, maka pelaksanaan tindakan kelas ini akan terus dilaksanakan dari siklus pertama ke siklus kedua, dari siklus kedua ke siklus ketiga dan seterusnya.

3 3 Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru geografi dan 2 orang teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Observer bertugas sebagai pengamat, pengumpul data dan sebagai reflektor tindakan peneliti di dalam kelas. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bangorejo yang berlokasi di JalanAhmad Yani No 14-A, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada semester 2 (genap) tahun pelajaran 2011/2012. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII- A semester genap pada materi hidrosfer dengan jumlah 36 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut diperoleh dari pengamatan secara langsung di dalam kelas yang dilakukan oleh observer pada saat proses pembelajaran berlangsung. Alat yang digunakan untuk pengambilan data tersebut berupa lembar orservasi aktivitas siswa. Sedangkan untuk mengumpulkan data yang tidak tercantum dalam lembar observasi digunakan lembar catatan lapangan. Prosedur pengumpulan data penelitian ini didahului dengan pengamatan oleh observer pada tindakan siklus I, dan tindakan siklus II. Data tentang keaktifan belajar siswa diperoleh dari hasil pengamatan pada lembar observasi. Lembar observasi diisi oleh observer pada setiap siklus. Untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam lembar observasi, menggunakan lembar catatan lapangan dan wawancara. Data keaktifan siswa yang sudah diperoleh akan diolah ke dalam bentuk skor keaktifan. Skor keaktifan tersebut dimasukkan kedalam skala keaktifan siswa agar dapat diketahui skala keaktifan siswa pada tiap tindakan yang kemudian disajikan pada diskripsi data. Berdasarkan 5 indikator aktivitas belajar siswa, skor maksimal pada tiap indikatornya adalah 3, maka skor maksimal keaktifan belajar siswa adalah 15. siswa mendapat skor 3 apabila siswa melakukan indikator sesuai materi yang dibahas dengan frekuensi 2 atau lebih, siswa mendapat skor 2 apabila melakukan indikator sesuai materi yang dibahas dengan frekuensi 1, sedangkan siswa mendapat skor 1 apabila melakukan indikator tetapi tidak terkait dengan materi yang sedang dibahas. Pada penelitian ini analisis data dilaksanakan setiap kali pemberian tindakan berakhir. Adapun persentase keberhasilan tindakan aktivitas siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut: 100% Untuk mengetahui berapa banyak siswa yang melakukan keaktifan di dalam kelas, dibuat tabel skala keaktifan belajar siswa seperti berikut ini: Tabel 1. Skala Keaktifan Belajar Siswa Skor Klasifikasi Keaktifan Nilai (huruf) Sangat aktif A 8-11 Aktif B 4-7 Cukup Aktif C 1-3 Kurang Aktif D 0 Pasif E Frekuensi Siswa Presentase (%)

4 4 Pada skala keaktifan belajar tersebut, siswa dikatakan aktif apabila skor keaktifan mencapai 8 atau lebih. Frekuensi pada skala keaktifan siswa adalah jumlah siswa yang melakukan indikator pada tiap klasifikasi. Setelah kumpulan data keaktifan belajar diperoleh kemudian diolah menjadi bentuk skor keaktifan dan disajikan dalam bentuk diskripsi data. Hasil analisis data tersebut disajikan ke dalam bentuk tabel, sehingga akan tampak secara keseluruhan bagaimana perubahan keaktifan belajar siswa setelah pemberian tindakan pada siklus ke-1dan siklus ke-2. Berdasarkan tabel perubahan keaktifan belajar tersebut dapat diketahui perbandingan keaktifan belajar siswa antara siklus I dan siklus II, kemudian hasil perbandingan tersebut dijadikan pedoman dalam menentukan tingkat pencapaian keberhasilan tindakan. Dalam penelitian ini target pencapaian keberhasilan tindakan mencapai 75%. Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila presentase keaktifan belajar siswa mencapai 75%. HASIL Keaktifan belajar siswa diperoleh dari lembar observasi keaktifan belajar siswa yang telah tersedia. Pencatatan keaktifan belajar siswa dilakukan oleh observer dimana 2 observer mencatat keaktifan belajar 3 kelompok dan 1 observer mencatat keaktifan belajar 2 kelompok,sehingga dibutuhkan 3 observer dalam mencatat keaktifan belajar siswa tersebut. Pada lembar observer keaktifan belajar siswa terdapat 5 indikator keaktifan belajar siswa dimana masing-masing memiliki beberapa deskriptor. Berdasarkan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II diperoleh hasil keaktifan belajar siswa sebagai berikut: a. Siklus I Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar siswa dapat diketahui jumlah siswa dalam melakukan deskriptor dari masing-masing indikator. Siswa mendapat nilai 3 apabila siswa melakukan indikator sesuai deskriptor sebanyak 2 kali atau lebih, siswa mendapat nilai 2 apabila siswa melakukan indikator sesuai deskriptor sebanyak 1 kali, dan siswa mendapat nilai 1 apabila siswa melakukan indikator tetapi tidak sesuai deskriptor. Sehingga dapat dijelaskan bahwa siswa yang melakukan indikator ; 1) bertanya sebanyak 27 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 13 siswa sedangkan 13 siswa memperoleh skor 2 dan 1 siswa memperoleh skor 1; 2) menjawab pertanyaan sebanyak 26 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 21 siswa sedangkan yang memperoleh skor 2 adalah 5 siswa; 3) berpendapat sebanyak 27 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 18 siswa sedangkan 9 siswa memperoleh skor 2; 4) menyanggah sebanyak 17 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 9 siswa sedangkan 8 siswa memperoleh skor 2; 5) mencatat sebanyak 21 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 10 siswa sedangkan 11 siswa memperoleh skor 2. Siswa bisa dikatakan aktif apabila siswa memperoleh skor keaktifan 8 sedangkan siswa yang memperoleh skor keaktifan 8 belum bisa dikatakan aktif. Sehingga pada siklus I terdapat 6 siswa yang tergolong sangat aktif, 17 siswa tergolong aktif, 11 siswa tergolong cukup aktif dan 2 orang tergolong kurang aktif. Ini berarti siswa yang sudah melakukan keaktifan belajar mencapai 23 siswa atau 63,89% sedangkan siswa yang masih belum menunjukkan keaktifan belajar

5 5 sebanyak 13 siswa atau 36,11%. Sedangkan tingkat pencapaian keaktifan kelompok I sebanyak 40%, kelompok II 60%, kelompok III 80%, kelompok IV 80%, kelompok V 75%, kelompok VI 75%, kelompok VII 75%, kelompok VIII 25%, Sedangkan rata-rata tingkat pencapaian keaktifan kelompok adalah 63,75%. b. Siklus II Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar siswa dapat diketahui jumlah siswa dalam melakukan deskriptor dari masing-masing indikator. Sama seperti pada siklus pertama siswa mendapat nilai 3 apabila siswa melakukan indikator sesuai deskriptor sebanyak 2 kali atau lebih, siswa mendapat nilai 2 apabila siswa melakukan indikator sesuai deskriptor sebanyak 1 kali, dan siswa mendapat nilai 1 apabila siswa melakukan indikator tetapi tidak sesuai deskriptor. Sehingga dapat dijelaskan bahwa siswa yang melakukan indikator ; 1) bertanya sebanyak 26 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 13 siswa sedangkan 13 siswa memperoleh skor 2; 2) menjawab pertanyaan sebanyak 35 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 26 siswa sedangkan yang memperoleh skor 2 adalah 9 siswa; 3) berpendapat sebanyak 31 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 19 siswa sedangkan 12 siswa memperoleh skor 2; 4) menyanggah sebanyak 18 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 9 siswa sedangkan 9 siswa memperoleh skor 2 dan 2 siswa mendapat skor 1; 5) mencatat sebanyak 21 siswa, dengan jumlah siswa yang memperoleh skor 3 adalah 11 siswa sedangkan 10 siswa memperoleh skor 2. Pada siklus II terdapat 8 siswa yang tergolong sangat aktif, 19 siswa tergolong aktif, dan 9 siswa tergolong cukup aktif. Ini berarti siswa yang sudah melakukan keaktifan belajar mencapai 27 siswa atau 75% sedangkan siswa yang masih belum menunjukkan keaktifan belajar sebanyak 9 siswa atau 25%. Sedangkan tingkat pencapaian keaktifan kelompok I sebanyak 40%, kelompok II 80%, kelompok III 80%, kelompok IV 100%, kelompok V 75%, kelompok VI 100%, kelompok VII 75%, kelompok VIII 50%, Sedangkan rata-rata tingkat pencapaian keaktifan kelompok adalah 75%. Persentase keaktifan belajar siswa pada siklus II adalah 75% yang menunjukkan keaktifan belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I yang mencapai 63,89%. Peningkatan keaktifan belajar antara siklus I dan siklus II adalah sebesar 11,11%. Sedangkan perbandingan jumlah siswa yang melakukan keaktifan pada tiap klasifikasi keaktifan antara siklus I dan siklus II diketahui siswa yang tergolong sangat aktif mengalami peningkatan sebasar 5,55%, siswa yang tergolong aktif juga mengalami peningkatan sebesar 5,56%, siswa yang cukup aktif mengalami penurunan 5,56%, dan siswa yang tergolong kurang aktif mengalami penurunan 5,55%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif STAD terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII-A SMPN 2 Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. PEMBAHASAN Menurut Paul D. Diedrich (dalam Hamalik, 2008: ) aktivitas belajar dapat diklasifikasikan dalam delapan kelompok, yaitu: kegiatan-kegiatan visual (visual activity),kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities),kegiatan-kegiatan menulis (writing

6 6 activities),kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities),kegiatan-kegiatan metrik (motor activities),kegiatan-kegiatan mental (mental activities), dan kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities). Namun dalam penelitian ini terdapat batasan klasifikasi keaktifan belajar sebagai indikator penelitian. Keaktifan belajar yang digunakan yaitu: 1. Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities) yaitu mengajukan pertanyaan, memberi jawaban, mengemukakan pendapat, dan melakukan sanggahan terhadap jawaban atau pendapat orang lain. 2. Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities) yaitu mencatat semua hal yang berkaitan dengan diskusi dan materi. Berdasarkan indikator tersebut siswa dikatakan aktif apabila siswa melakukan keaktifan bertanya, menjawab, berpendapat, menyanggah, dan mencatat. Setiap melakukan indikator keaktifan tersebut siswa akan memperoleh skor. Skor maksimal dari tiap indikator adalah 3 sedangkan indikator keaktifan ada 5 maka skor keaktifan maksimal adalah 15. Berdasarkan refleksi pada siklus I ditemukan kendala yaitu tidak semua siswa memahami isi dari pokok bahasan yang dibahas pada setiap kelompok sehingga penjelasan pada saat presentasi kurang berjalan dengan baik, kelompok audien kurang begitu paham karena tidak semua kelompok penyaji membaca hasil diskusinya dengan jelas, masih terdapat siswa yang berbicara dengan temanya diluar materi pembelajaran, siswa masih merasa ragu dan malu dalam bertanya, menjawab pertanaan, berpendapat, maupun menyanggah, pengaturan waktu pada saat siswa presentai di depan kelas masih kurang tertata dengan baik. Melihat hasil refleksi tersebut maka pada siklus II dilakukan perubahanperubahan agar pembelajaran lebih baik dan keaktifan siswa dapat meningkat, yaitu setiap kelompok diminta mencari satu artikel yang berkaitan dengan materi. Untuk mengurangi ketidakpahaman audien terhadap pemateri, kelompok diharuskan memfotocopy dan membagikan hasil diskusi kelompoknya terhadap kelompok lain yang menjadi audien. Guru juga menunjuk siswa-siswa yang sangat kurang aktif pada siklus I sebagai ketua kelompok, harapanya adalah agar siswa-siswa tersebut lebih bertanggung jawab dan lebih disiplin dalam memimpin jalanya diskusi kelompoknya dan hasilnya memuaskan. Guru meningkatkan penguasaan kelas supaya suasana kelas lebih tenang dan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Semua perbaikan tersebut membawa pengaruh positif sehingga menyababkan keaktifan siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I persentase keaktifan belajar siswa sebesar 63,89% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 75%. Hasil perbandingan presentase keaktifan belajar siswa pada tiap klasifikasi keaktifan diketahui bahwa terjadi perubahan jumlah persentase frekuensi siswa antara siklus I dan siklus II. Pada klasifikasi sangat aktif terjadi peningkatan sebesar 5,55% dan jumlah siswa yang aktif pada siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 5,56%. Sedangkan klasifikasi siswa kurang aktif pada siklus II menurun 5,56% dan siswa sangat kurang aktif tidak ditemukan pada siklus kedua. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II siswa sudah menunjukkan peningkatan keaktifan belajarnya. Peningkatan keaktifan belajar siswa juga disebabkan oleh motivasi yang selalu dilakukan guru kepada seluruh siswa untuk aktif di dalam kelas, karena

7 7 keaktifan itu akan mendapat nilai dan penghargaan sehingga siswa berlombalomba menjadi yang teraktif. Adanya penerapan pembelajaran model STAD dengan pembagian tugas dalam kelompok secara bergantian pada tiap siklus membuat siswa selalu sadar dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran melibatkan seluruh siswa. Gagne dan Briggs (dalam Martinis, 2007:84) menyatakan bahwa faktorfaktor yang dapat menumbuhkan timbulnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran, yaitu; a) memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, b) menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik), c) mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik, d) memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari), e) memberi petunjuk kepada peserta didik cara mempelajarinya, f) memunculkan aktivitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, g) memberi umpan balik (feed back), h) melakukan tagihan-tagihan terhadap peserta didik berupa tes, sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur, dan i) menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran. Berdasarkan faktor-faktor yang telah diungkapkan oleh Gagne dan Briggs dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar yang digunakan sebagai indikator dalam penelitian adalah memberikan motivasi yang menarik perhatian peserta didik agar siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, motivasi dapat berupa pemberian hadiah atau penghargaan bagi siswa yang aktif, menjelaskan tujuan instruksional supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan, mengingatkan kompetensi belajar yaitu sebelum guru menyampaikan materi, memberikan stimulus dengan memberikan pertanyaan yang dapat memancing daya ingat siswa yang berhubungan dengan materi. Sehingga pada siklus II ini siswa merasa lebih bersemangat. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS- Geografi siswa kelas VII-A SMPN 2 Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Saran Saran yang dapat diberikan peneliti terhadap pihak sekolah, guru bidang studi geografi, dan peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut: (1) Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif STAD diharapkan lebih memperhatikan pengaturan waktu secara detail terutama pada saat kegiatan diskusi kelas sehingga kegiatan pembelajaran dapat tertata dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, (2) Pada kegiatan diskusi kelas disarankan memerintahkan siswa untuk memfotocopy hasil diskusi kelompoknya supaya siswa yang menjadi audiens lebih memahami hasil diskusi kelompok yang dijelaskan oleh kelompok penyaji, (3) Sebaiknya setiap siswa dianjurkan mempelajari artikel ataupun literatur lain sesuai dengan materi yang dibahas

8 8 sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif STAD serta diwajibkan untuk membawanya pada saat kegiatan pembelajaran diterapkan. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. Suhardjono. & Supardi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta. Gaung Persada Press dan Center for Learning Innovation (CLI). Nurhadi, dkk Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: UM Press. Salim, P. dan Yenny S Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer. Jakarta: Modern English Press. Sardiman, A.M Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Remadja. Slavin, Robet E Cooperatif Learning. Bandung: Nusa Media.

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DALAM MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 2 RAWOH KECAMATAN KARANGRAYUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS VIII-2 DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENTDEVISION (STAD) DI SMP NEGERI 3 BERASTAGI Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 PURWOSARI KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER SEMESTER GENAP 2011/2012

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA Lina Wahyuningrum, Pujayanto, Dewanto Harjunowibowo 1) Karangtalun Rt 04 RW

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT Rosmiati 1, Yusrizal 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII Puji Sumiati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hak asasi bagi setiap manusia dan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Setiap manusia memiliki hak

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI UNTUK JURNAL ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI UNTUK JURNAL ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 1 KATONG, TOROH, KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI UNTUK

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI Implementasi Model Pembelajaran (Santi Rahayu)1 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI COURSE REVIEW HORAY TO IMPROVE ACCOUNTING

Lebih terperinci

Dyah Ayu Pramoda Wardhani Mahasiswa S1 Universitas Negeri Malang. Pembimbing : Dr. Sri Mulyati, M.Pd Dosen Universitas Negeri Malang

Dyah Ayu Pramoda Wardhani Mahasiswa S1 Universitas Negeri Malang. Pembimbing : Dr. Sri Mulyati, M.Pd Dosen Universitas Negeri Malang PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGI EMPAT KELAS VII-B SMP NEGERI 2 KEPANJEN Dyah Ayu Pramoda

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI JURNAL PENELITIAN OLEH: NURSIAH WAHAB NIM. G2G1 15 056 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan secara kolaboratif yaitu

Lebih terperinci

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research. Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 3) penelitian tindakan kelas merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar a. Pengertian Aktivitas Belajar Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada siswa

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal classroom

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Okmi Muji Rahayu 1, Suhartono 2, M. Chamdani 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA 1) Suluk Fithria Nur Rahman; 2) Sudarno Herlambang; 3) Purwanto Jurusan Geografi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77 IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 3 SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh: Lorentya Yulianti

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS PADA SISWA SMK TKM TAMAN SISWA PURWOREJO

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS PADA SISWA SMK TKM TAMAN SISWA PURWOREJO OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS PADA SISWA SMK TKM TAMAN SISWA PURWOREJO Nuraini Antas, Bambang Priyo Darminto, Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Bumi Waras Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung. Alasan menggunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS VIIB SMP PGRI KASIHAN Exa Jati Purwani Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses sepanjang hayat dari perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 147 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS Yazida

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Bahasa Inggris Peserta didik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division (STAD) Pada Kelas X.3 SMA Negeri 5 Bukittingi Gusviar SMA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

* Keperluan korespondensi:

* Keperluan korespondensi: Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

Lebih terperinci

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo Dosen Pembimbing : Intan Sari Rufiana Siti Munawaroh Mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar   1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email:

Lebih terperinci

Pada indikator kesiapan dalam belajar, siswa mendapatkan skor 2,08 pada siklus I.

Pada indikator kesiapan dalam belajar, siswa mendapatkan skor 2,08 pada siklus I. No. Indikator Siklus I Siklus II 1 Kesiapan dalam belajar 2,08 2,66 2 Aktif dalam pembelajaran 1,44 2,22 3 Menganalisis permasalahan dari guru 1,38 2,22 4 Melakukan tanya-jawab dengan guru dan teman 1,6

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT Efa Susanti 1, Nurharmi 1, Hendrizal 1 Program Studi Pendidikan Guru

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Pujien Barus Guru IPA SMP Negeri Bangun Purba Surel : Rizkiandriani21@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas suatu bangsa adalah pendidikan. Selain karena pendidikan dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas dan kreatif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Saryono, (dalam Yanti dan Munaris, 0:) PTK merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN PANJATAN Oleh: Woro Rukmi Estiningtyas 1, Imam

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write (TTW) Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 1 Bulukerto Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014 Ferika Handsayani Email: Ferika.handayani@yahoo.com

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA

MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA Epi Desmita¹, Nurharmi 2, Edrizon

Lebih terperinci

Taofikoh NIP MTs Negeri Kendal

Taofikoh NIP MTs Negeri Kendal PTK: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Lurus Melalui Metode Cooperative Learning Tipe STAD UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE STAD PADA MATERI GERAK LURUS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun 16 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK Rustam Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI KONDISI GEOGRAFIS DAN PENDUDUK KELAS VII B DI SMP N 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA RINGKASAN

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 5 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP ANGGREK BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN SCRAMBLE Agisna

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SDN JEJANGKIT MUARA 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SDN JEJANGKIT MUARA 2 18 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SDN JEJANGKIT MUARA 2 Rahidatul Laila Agustina Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA YLPI P-MARPOYAN PEKANBARU (Applied

Lebih terperinci

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

17 Media Bina Ilmiah ISSN No 17 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SISWA KELAS VII.3 SMPN 4 MATARAM TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PERMAINAN BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI ISLAMI PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH NGUPASAN I KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JLEGIWINANGUN TAHUN AJARAN 2015/2016 Naelatul

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA WANDY Guru SMP Negeri 3 Tapung wandy6779@gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Negeri 1 Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Adapun yang menjadi sasaran

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Negeri 1 Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Adapun yang menjadi sasaran BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Adapun yang menjadi sasaran penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar a. Aktivitas Belajar Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun bertindak. Dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) 50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com

Lebih terperinci

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions Dita Martha Salecha Prodi Pendidikan Tata Niaga - Universitas Negeri Malang Jl. Semarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Meskipun SD ini SD inti, tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian,

Lebih terperinci

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

(Class Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas. CAR (Class. Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas menurut Suharsimi

(Class Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas. CAR (Class. Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas menurut Suharsimi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, penelitian ini dapat digolongkan dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan CAR (Class Room Action

Lebih terperinci

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) ISSN Cetak: 2477-8524-ISSN Online: 2502-8103 http://jurnal.iicet.org Volume 1 Nomor 3, 2017, hlm 41-49 Info Artikel: Diterima: 12/04/2017 Direvisi: 26/05/2017

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 ANGSANA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memungkinkan terjadinya proses belajar sesama siswa. 7 Proses interaksi

BAB II KAJIAN TEORI. memungkinkan terjadinya proses belajar sesama siswa. 7 Proses interaksi 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model dimana aktivitas pembelajaran dilakukan guru dengan menciptakan kondisi belajar

Lebih terperinci

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya Untuk Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Poso Pesisir Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA MATERI SEGITIGA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PUJUT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Apriani,

Lebih terperinci

Jurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 3 No. 2, ISSN

Jurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 3 No. 2, ISSN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MELALUI PENDEKATAN SAINSTIFIK UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATERI LOGARITMA BAGI SISWA KELAS X PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL MA NURUL IMAN PAGUTAN Eny

Lebih terperinci

Novela Nariska Putri Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

Novela Nariska Putri Universitas Sebelas Maret ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 MALANG

Lebih terperinci

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN APRESIASI HAM PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP 1

IMPLEMENTASI MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN APRESIASI HAM PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP 1 Implementasi Model Stad... IMPLEMENTASI MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN APRESIASI HAM PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP 1 Nanik Pudjowati 2 Abstrak Kesulitan yang

Lebih terperinci

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN TIC TAC TOE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 SUTOJAYAN BLITAR Alifa Hamiim Farida,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD NEGERI 04 KAMPUNG OLO PADANG OLEH NIKO SEPTIADI NPM 1110013411169

Lebih terperinci

Joyful Learning Journal

Joyful Learning Journal JLJ 2 (1) (2013) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V Anis Silfiyah, Harmanto, Isa Ansori

Lebih terperinci

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA CD PEMBELAJARAN DISERTAI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BANJAR MARGO SUMBOGO B. M. SMP Negeri 1 Banjar Margo

Lebih terperinci

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta PENINGKATAN AKTIVITAS BELAAR SISWA KELAS IV-A PADA TEMA VI INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DI SDN 03 SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1 1 Program

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING Oleh: Triani, Supriyono, Isnaeni Maryam Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS Xl IPS 4 SMA NEGERI COLOMADU KARANGANYAR TAHUN

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Eka Kurniawati Prodi Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Bengkulu Email

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DI SMK 45 LEMBANG

2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DI SMK 45 LEMBANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Merupakan proses perubahan tingkah laku, pengembangan potensi diri, dan menambah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA DI KELAS IV SD NEGERI 106836 TANJUNG MORAWA *ERLINDA SIMANUNGKALIT DAN **FATMA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Komalasari (2010, h. 57) menyebutkan bahwa model pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. Komalasari (2010, h. 57) menyebutkan bahwa model pembelajaran 16 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran 2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Komalasari (2010, h. 57) menyebutkan bahwa model merupakan bentuk yang tergambar dari awal sampai

Lebih terperinci