ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO"

Transkripsi

1 ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ANALISA KECEPATAN KOROSI PIPA GALVANIS PADA TANAH DENGAN TINGKAT KEHALUSAN YANG BERBEDA Alimuddin Sam * Abstract This research done to know the speed corrosion that happened at galvanic pipe two-storey softness of land; and inspection of land concentration done by using instrument ph meter and spektrofotometer. Result of research indicate that harsh granulous land accelerate the compared to by quicker corrosion of granulous land refine this matter is visible at result obtained and corrosion happened the uneven effect energi in material marked with the existence of change of colour and strength. Keywords: Corrosion, Metal, Land Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan korosi yang terjadi pada pipa galvanis dengan dua tingkat kehalusan tanah dan pemeriksaan konsentrasi tanah dilakukan dengan menggunakan instrumen seperti ph meter dan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanah yang berbutiran kasar laju korosinya lebih cepat dibandingkan dengan tanah yang berbutir halus hal ini dapat dilihat pada hasil yang diperoleh dan korosi terjadi akibat tidak seimbangnya energi dalam suatu material yang ditandai dengan adanya perubahan warna dan kekuatan. Kata kunci: Korosi,Logam, Tanah 1. Pendahuluan Dalam usaha memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, maka salah satu bidang pembangunan sangat vitall adalah pembangunan dibidang teknologi dan industri. Logam merupakan bahan dasar yang sangat vital khususnya dalam menunjang kemajuan industri sehingga tidaklah dapat dibantah bahwa bahan dasar tersebut memegang peranan penting dalam perkembangan peradaban manusia, dengan banyak bukti yang jelas tentang usaha manusia dalam mengubah dan menemukan bahan bahan dasar industri yang murah, tahan lama tidak mengalami korosi selama dalam pemakaian. Korosi merupakan salah satu masalah utama yang paling sering terjadi dalam sektor industri. Dampak kerusakan logam dapat berupa bocornya pipa pipa minyak, korosi pada pelat kapal dan kerugian besar lain yang dapat ditimbulkan baik berupa kerugian biaya perawatan maupun kerugian keselamatan manusia. Salah satu penggunaan logam sebagai bahan dasar adalah pembuatan saluran dari pipa. Dalam aplikasi pada umumnya, saluran pipa dapat dipasang di bawah tanah atau sekitar permukaan tanah, maka kemungkinan untuk terjadinya kerusakan adalah sangat besar, * Staf Pengajar Jurusan D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu

2 sehingga perlu diketahui beberapa hal yang berpengaruh terhadap pipa, terutama lingkungan dimana pipa tersebut terpasang. Karena apabila kerusakan akibat korosi ini dibiarkan berlarut - larut maka akan terjadi kerusakan dan kebocoran yang akan menyebabkan turunnya efesiensi suplay air yang melewati pipa tersebut. Penelitian dilakukan untuk mengetahui bentuk /tipe korosi yang terjadi pada pipa dengan cara menanamnya pada beberapa jenis tanah yang berbeda dan kehalusan yang beragam yang bertujuan untuk menganalisis masalah korosi. Penelitian ini dibatasi pada penelitian kecepatan korosi yang terjadi pada pipa saluran air dengan mengunakan tiga jenis tanah dan membagi ke dalam 2 bagian berdasarkan kehalusan tanah yang dikandung dari ketiga jenis tanah tersebut, dan juga dilakukan pemeriksaan unsur unsur tanah dan pipa dipergunakan. Pengujian ini dilakukan selama selang waktu 3 (tiga) bulan dengan bahan yang digunakan adalah pipa baja galvanis dengan spesifikasi standart light. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui bentuk /tipe korosi yang terjadi pada pipa akibat penggunaan jenis kehalusan tanah yang berbeda. Untuk mengetahui laju korosi yang terjadi pada pipa yang digunakan dalam lingkungan tanah. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pengaruh tanah terhadap korosi Lingkungan untuk proses korosi tidak ada definisi khusus atau batasan yang bisa kita gunakan, namun demikian interaksi kompleks dari keseluruhan material yang ada di permukaan bumi merupakan ruang lingkupnya. Tanah dikenal bersifat kompleks dan komposisinya serta interaksinya dengan lingkungan lainnya tidak ada dua jenis tanah yang benar benar mirip,tetap ada perbedaan dalam struktur, komposisi dan aktifasi korosi. faktor iklim seperti curah hujan,temperatur,aliran udara dan sinar matahari dapat menyebabkan alterasi tertentu pada sifat - sifat tanah yang berhubungan langsung dengan kecepatan korosi pada logam yang tertanam dalam tanah. 2.2 Proses korosi dalam tanah Meskipun tanah sebagai lingkungan yang korosif namun merupakan pula lingkungan yang lebih kompleks dari lingkungan lainnya. Sehubungan dengan itu maka sangat memungkinkan buat kita membuat beberapa hal umum yang berhubungan dengan korosi tanah. Korosi dalam tanah adalah suatu variabel yang dapat bervariasi dari yang cepat sampai yang dapat diabaikan, ini dapat dilihat oleh kenyataan yang terjadi pada pipa pipa yang terpasang dalam tanah. Korosi dalam tanah adalah proses elektrolisa dan mekanismenya adalah elektrokimia, tetapi kondisi dalam tanah dapat bervariasi dari permukaan sampai terbenam seluruhnya. Kondisi kondisi yang mempengaruhi antara lain kepadatan tanah serta uap air di dalam tanah dengan kondisi kering, uap air sebagian besar disimpan dalam pori - pori tanah. Dalam hal ini kelembaban tanah adalah penting, sehingga tanah kering dan berpasir secara umum akan kurang korosif dari pada tanah liat dan basah. Kenyataan korosi pada tanah akan tergantung dari interaksi antara curah hujan, iklim dan reaksi reaksi dalam tanah. Tanah itu heterogen sehingga variasi dalam komposisi tanah atau teksturnya dapat terjadi dalam lingkungan yang berbeda untuk permukaan logam yang sama. Hal ini akan menambah potensi elektris metal antara permukaan bagian dalam tanah.sehingga akan mengakibatkan terbentuknya daerah katodik atau daerah anodik utama serta lintasan yang dilalui logam tanah. Perbedaan konsentrasi Oksigen atau perbedaan keasaman/konsentrasi 237

3 garam dapat membantu dalam mempercepat kenaikan sel sel korosi. Jarak pisah antara daerah katodik dengan daerah anodik dapat berkisar dari yang sangat kecil sampai yang bermil mil ( korosi lintasan panjang) Sifat Sifat Tanah Yang Berhubungan Dengan Korosi Struktur dan tekstur tanah Tanah diklasifikasikan sesuai dengan variasi umum dari suatu partikulernya, yang partikelnya terdiri dari tanah berpasir, berlempung dan berliat. Oleh karena tanah mengandung unsur organik, uap air, gas gas dan organisme hidup, demikian juga partikel mineral, maka jelas bahwa jarak ukuran relatif terhadap tanah tidak menunjukkan sifat keseluruhan struktur tanah. Kenyataan hampir semua tanah mengandung kumpulan partikel partikel koloid organik atau anorganik dari pada partikel partikel individu terpisah. Kumpulan partikel partikel ini memberikan struktur yang renggang sehingga mudah dihembus oleh uap air, pengisiannya lebih besar, mengurangnya erosi oleh air dan angin serta aktivitas biologis yang lebih banyak. Kehilangan kumpulan tekstur dapat timbul sebagai aksi mekanik atau akibat perubahan kimiawi seperti kumpulan alkali yang berlebihan. Kerusakan struktur atau puddling akan mempengaruhi perubahan perubahan sifat kimia. Fraksi tanah liat Tanah liat merupakan susunan organik penting pada tanah, dimana susunannya terdiri dari macam macam mineral tergantung pada komposisi induk, jenis dan kadar air. Biasanya tanah liat diklasifikasi ini tergantung pada kelembaban tanah, seperti contoh montmorillonite, Ellite dan Kaolinite. Montmorillonite dalam keadaan lembab dapat mengakibatkan hilangnya unsur potasium dan magnesium, dimana dapat merubah struktur kristalnya, demikian pula dengan 238 kaolinite.montmorillonite secara langsung dapat menyerap air. Pemuaian yang besar dapat memberikan perubahan besaran plastik terhadap tanah. Keasaman tanah pada bentonite ini menunjukkan terjadi korosi yang lebih besar dari pada tanah dengan perbandingan persen kaolinite. Penyebaran dan sirkulasi Oksigen Kulit tanah dapat terdiri dari air dan udara atmosfir,dengan demikia lokasi tanah berhubungan langsung terhadap seluruh persen permukaan tanah dan terhadap kondisi air. Permukaan tanah yang baik dalam hubunganya dengan tanah liat lebih menutup partikel dan mempunyai sedikit kapasitas kulit tanah untuk difusi gas dari pada jenis tanah yang terbuka seperti pasir. Kadar oksigen pada tekana atmosfir tanah adalah hal yang penting dalam korosi.pada umunya gas yang diasumsikan bahwa pada lapisan paling atas adalah sama dengan kondisi pada lapisan bawah kecuali untuk kadar CO2 yang tinggi dari data menunjukkan bahwa kadar O2 (Oksigen) penting bagi teknik korosi. Hubungan dengan air Proses korosi kurang baik terjadi pada lingkungan kering pada tanah.air diperlukan untuk ionisasi dari pada permukaan logam. Air juga diperlukan untuk elektrolisa tanah, sehingga merupakan daerah yang langsung bagi kegiatan korosi. Dari bagian bagian yang mempengaruhi korosi, air mempunyai pengaruh yang sangat besar karena mempunyai tugas melembabkan dan merubah struktur tanah. 2.4 Sifat-sifat kimia tanah Keasaman tanah (Ph) Hubungan antara lingkungan dan perkembangan dan kondisi asam dan alkalis dalam tanah telah diperlihatkan pengaruhnya sangat besar. Keasaman tanah berasal dari karbon dioksida yang dihasilkan dari proses biologi dan air, perkembangan asam yang lain juga berasal dari sisa

4 asam yang disebabkan oleh iklim,pergeseran dari beberapa jenis material,kehilangan alkali atau elemen elemen dari bumi dengan melepaskan susunan dari asam organik oleh kegiatan mikroba,sekresi akar tanaman dan polusi yang dihasilkan oleh manusia terhadap tanah terutama oleh industri. Seperti faktor faktor lainnya, maka secara tidak langsung keadaan juga dapat memberikan reaksi korosi benda terhadap tanah. Untuk jelasnya ph 4,0 atau di bawahnya dapat mengakibatkan korosi sangat cepat terhadap jenis jenis logam. Tingkat keasaman pada tanah tidak tetap misalnya pada batas antara tanah yang berlumpur yang lain harga keasaman menjadi lebih besar dari asam yang dihasilkan oleh tanaman. Bagian lain dari tanah mempunyai ph antara 5,0 8,0 ; rata korosi tergantung pada berbagai faktor lingkungan selain dari ph tanah. Kelarutan garam terhadap tanah Air dalam tanah sebenarnya penerapannya dapat juga digunakan untuk mencari hubungan antara garam didalam tanah.dalam perubahan temperatur dan tingkat curah hujan dalam suatu daerah,jawabannya terdapat tanah relatif cair dengan total hasil kegaraman berada antara ppm.pada daerah kawasan hujan yang ektensif memperlihatkan bahwa kosentrasi kelarutan garam yang lebih rendah seperti hasil pada pemberian aksi.sebaliknya tanah dikawasan tandus biasanya tingkat garamnya tinggi seperti tingkat kegaraman pada lapisan permukaan tanah oleh pergeseran air yang disusun dengan proses evaporasi permukaan. Pada umunya hubungan yang tetap dihasilkan pada tanah potasium,sodium,magnesium dan kalsium.pada alkali tanah sodium dan potasium, sangat tinggi kadarnya,tanah tanah berkapur dominan terdiri dari magnesium dan kalsium.garam dari keempat unsur diatas mengakibatkan terjdinya korosi pada logam.unsur alkali pada bumi seperti kalsium dan magnesium meskipun cenderung berasal dari persenyawaan oksigen dan karbon,dalam kondisi bukan asam mungkin dihasilkan pada lapisan pelindung logam dan mengakibatkan terjadinya korosi. Tabel 1. Kandungan unsur-unsur dan ion ion dalam tanah UNSUR SIMBOL ION Nitrogen Fosfor Kalium Magnesium Belerang Besi Mangan Tembaga Seng Borium Moliddenum Chlor Hidrogen N P Ca Mg S Fe Mn Cu Zn B Mo Cl H NH4 +,NO2,NO3 - Hpo4 +,H2PO4 - Ca +2 Mg +2 SO3-2,SO4-2 Fe +2,Fe +3 Mn +2,Fe +3 Cu +,Cu +2 Zn +2 BO3-3 MoO4-2 Cl - H +,OH - 239

5 Tabel 2. Kelas keasaman tanah PH < 4,5 4,5 5,5 5,6 6,5 6,6-7,5 6,6 8,5 8,5 > REAKSI Sangat asam Asam Agak asam Netral Agak alkalis Alkalis Sumber: Dasar-dasar Ilmu Tanah, Lephas Unhas, 1985 Konsentrasi unsur tanah Unsur unsur yang terpenting dalam kimia tanah pada dasarnya terbagi atas dua bagian,yaitu unsur makro dan unsur mikro. Unsur unsur makro adalah antara lain Nitrogen,Fosfor ( P ), Kalium (K), Kalsium (Ca),Magnesium (Mg), Belerang (S ). Sedangkan unsur unsur mikro antara lain adalah Besi (Fe), Mangan (Mn),Tembaga (Cu),Seng (Zn), Borium ( B ),Molibdenum ( Mo ) dan Chlor ( Cl ). Ada dua macam sumber unsur dalam tanah yaitu pertama: Unsur yang terjerap dalam permukaan koloid dan kedua garam yang terdapat dalam larutan tanah. Dalam kedua hal itu unsur terdapat dalam bentuk ion seperti K +,Ca +2,Cl - dan SO4-2. ion yang bermuatan positif diserap oleh koloid,sedangkan ion negatif dan sebagian kecil dari kation berada dalam larutan tanah. Untuk lebih lengkapnya bentuk unsur unsur dan ion ionnya di perlihatkan pada tabel 1 dan tabel 2 memperlihatkan kelas keasam tanah pada batas batas tertentu. 3. Metode Penelitian 3.1 Diagram alir penelitian Diagram alir dari penelitian ini adalah mengikuti diagram alir pada gambar Lokasi penelitian Tempat untuk pemeriksaan konsentrasi tanah dilakukan pada loboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin dan lokasi pengambilan dilakukan pada tiga daerah yang telah teliti sebelumnya pada Laboratorium Ilmu Tanah yaitu Tamalanrea, Ma rang dan Gowa, sedang pemeriksaan tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Logam Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. 3.3 Prosedur penelitian Ada pun prosedur penelitian dilakukan sebagai berikut : 1. Pengambilan material tanah pada tiga lokasi yang telah dipilih. 2. Mula - mula pipa dipotong dengan ukuran panjang ± 5 cm sebanyak 18 potong. 3. Prosedur berikutnya adalah pengayakan tanah yang telah diperoleh dilokasi dan membaginya ke dalam dua kelompok kehalusan. Disini digunakan ayakan dengan ukuran 0,495 mm 4. Kemudian menaruh ketiga jenis tanah tersebut ke dalam akuarium sampai setinggi 40 Cm dan memasukan material uji ke dalamnya dengan menyumbat kedua ujungnya dengan kedalaman ½ dari ketinggian tanah. 5. Setelah satu bulan tertanam, pipa tersebut kemudian digali dan dibersihkan, lalu pipa pipa tersebut ditimbang untuk mendapatkan berat akhir ( W2 ). 6. Untuk bulan ke dua dan ke tiga dilakukan seperti kegiatan tersebut di atas. 7. Analisis data hasil percobaan. 240

6 Latar belakang dan tujuan penelitian Studi Pustaka Penentuan Jenis Tanah Penentuan Benda Uji Uji Komposisi dan Sifat Tanah Menentukan tingkat kehalusan tanah Pengadaan media penelitian Pentanahan Benda Uji Hasil bahan uji Tipe Korosi Kehilangan Berat Pengolahan data Analisa hasil /pembahasan Kesimpulan dan Saran Gambar 1. Diagram alir penelitian 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Konsntrasi tanah Dari hasil analisa tanah sebagaimana pada lampiran 5 sampai Lampiran 7,maka diperoleh reaksi tanah ( ph ) tanah untuk lokasi lokasi tertentu sebagai berikut : Tamalanrea: ph tanahnya = 5,850 (agak asam) Ma rang : ph tanahnya = 5,20 ( masam ) Gowa : ph tanahnya = 5,6 (agak masam ) Kandungan unsur unsur yang mempengaruhi korosi seperti kalsium ( Ca), Magnesium ( Mg ), Kalium (K ), memperliatkan pada tanah : Tamalanrea Kalsium (Ca) nilainya : 11,05me /100g ( tinggi ) Magnesium (Mg) nilainya : 7,62 me/ 100g ( tinggi ) Kalium ( K ) nilainya : 0,426 me /100g ( tinggi ) Kelas struktur liat = 62,90 % ( liat ) Ma rang Kalsium ( Ca) nilainya : 6,5 me /100g ( tinggi ) Magnesium ( Mg ) nilainya: 0,35me/100g (sangat rendah) Kalium ( K ) nilainya: 0,26 me /100g ( tinggi ) Kelas struktur liat = 40,84 % ( liat ) 241

7 Gowa Kalsium ( Ca) nilainya: 4,06 me /100g ( tinggi ) Magnesium ( Mg ) nilainya: 1,07 me / 100g ( tinggi ) Kalium ( K ) nilainya : 0,12 me /100g ( tinggi ) Kelas struktur liat = 71,27% ( liat ) 4.2 Struktur mikro dan komposisi pipa Dari hasil pemeriksaan struktur mikro terhadap spesimen pipa diperoleh bahwa material pipa jenis galvanis iron pipe ( GIP ) merupakan baja karbon menengah dan berstruktur mikro ferit, baja ini dalam lingkungan asam tidak tahan dan mudah retak ( keropos). Penerapan baja dalam lingkungan asam ketahanan korosinya sangat buruk Fontana ( 1986), hanya bisa diterapkan bila permintaan ekonomi menghendaki demikian, tetapi penggantian menjadi sering. Bahan yang sesuai dengan lingkungan asam adalah paduan yang diperkaya dengan silikon ( 14% atau lebih ) dengan harga yang lebih mahal dibanding dengan baja. Hasil pemeriksaan struktur mikro pipa di laboratorium,maka komposisi kimia untuk baja galvanis yang berkelas light 0,06 0,18 % Carbon, 0,27 0,63 % Mangan, 0,048% Posfor dan 0,058 % Belerang. Tabel 3. Pengamatan laju korosi bulan pertama (lama waktu: 720 jam) Luas Kehilangan Jenis butiran No Lokasi Jenis Tanah permukaan berat tanah ( cm 2 ) W1-W2 ( gr) 1 Tamalanrea Mediteran 2 Ma,rang latosol 3 Gowa alovial halus halus Halus 67,513 67,446 66,189 67,646 67,713 67,646 0,09 0,09 0,06 0,06 0,05 0,05 Kecepatan korosi (mm/ thn) 0, , , , , ,12295 Tabel 4. Pengamatan laju korosi bulan kedua (lama waktu: 1440 jam) Luas Kehilangan Jenis Jenis butiran No. Lokasi permukaan berat Tanah tanah ( cm 2 ) W1-W2 ( gr) 1 67,646 0,15 Tamalanrea Mediteran Halus 67,513 0, ,511 0,15 Ma,rang latosol Halus 67,646 0,25 3 Gowa alovial Halus 67,846 68,846 0,05 0,11 Kecepatan korosi (mm/ thn) 0, , , , , , Tabel 5. Pengamatan laju korosi bulan ketiga (lama waktu: 2160 jam) Luas Kehilangan Jenis Jenis butiran No. Lokasi permukaan berat Tanah tanah ( cm 2 ) W1-W2 ( gr) 1 67,513 0,15 Tamalanrea mediteran Halus 66,979 0,21 68,179 0,40 2 Ma,rang latosol Halus 67,646 0,35 3 Sumber: Gowa aluvial Halus 67,713 67,646 0,09 0,11 Kecepatan korosi (mm/ thn) 0, , , , , ,

8 4.3 Kecepatan korosi Dari hasil pengamatan, hubungan antara kecepatan korosi dengan waktu pengkorosian seperti ditunjukkan pada tabel 3, tabel 4 dan tabel 5, dapat dikatakan bahwa laju korosi terbesar terjadi pada mediteran dan latosol. Bila dilihat dari kelas struktur tanah yaitu berpasir, berdebu, berliat, maka tanah berliatlah yang paling cepat korosif. Hal ini disebabkan karena tanah berliat banyak sekali terdapat zat organik dan mikrobiologi yang mudah bereaksi dengan tanah. Berdasarkan hal tersebut di atas diperoleh hasil bahwa pada tanah jenis lempung berdebu memiliki zat organik yang lebih rendah dari tanah berliat dan juga karena struktur tanah yang dominan adalah butir yang halus dari tanah liat yakni antara 0,02 sampai 0,1 mm, maka diperoleh hasil bahwa butiran tanah yang lebih halus dapat menyebabkan sirkulasi oksigen dalam tanah berkurang sehingga proses antara unsur dalam tanah dengan logam sangat terbatas. Hal ini nampak dengan jelas penyebaran korosi secara merata pada saat pengujian sehingga pada tanah jenis ini pipa lebih mampu bertahan terhadap korosi yang terjadi. Bedasarkan kandungan ph yang dimilikinya pada butiran tanah halus setelah 720 jam, 1440 jam sampai 2160 jam, Laju korosi cenderung semakin meningkat dimana peningktan tanah yang terbesar pada jenis mediteran. Hal ini disebabkan karena ph tanah yang dikandungnya sangat asam jika dibandingkan dengan kedua jenis tanah yang lainnya. Dimana keasaman dapat mempengaruhi kecepatan korosi pada logam. Pada butiran tanah kasar setelah 720 jam, 1440 jam sampai 2160 jam, laju korosi cenderung naik pada 720 jam sampai 1440 dan setelah 1440 jam laju korosi akan turun. Hal ini disebabkan karena produk karat yang semakin lama menebal dan menutup bagian permukaan baja yang belum terkorosi cenderung melindungi permukaan tersebut yang dapat menyebabkan sirkulasi oksigen kedalam pipa semakin terbatas.sehingga laju perkaratan menurun dengan bertambahnya waktu. Jenis Tanah Mediteran ( Tamalanrea) Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 3, tabel 4 dan tabel 5 dengan waktu pengkorosian 720 jam, 1440 jam dan 2160 jam untuk butiran tanah halus dan kasar menunjukan bahwa tingkat korositifitas kecepatan korosi ketahanan logam,termasuk dalam daerah baik. Jenis Tanah Latosol ( Ma,rang ) Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 3, tabel 4 dan tabel 5, dengan waktu pengkorosian 720 jam, 1440 jam dan 2160 jam untuk butiran tanah halus dan kasar menunjukkan bahwa tingkat korosifitas kecepatan korosi ketahanan logam termasuk dalam daerah baik. Jenis Tanah Aluvial (Gowa) Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 3, tabel 4 dan tabel 5, dengan waktu pengkorosian 720 jam, 1440 jam dan 2160 jam untuk butiran tanah halus dan kasar menunjukan bahwa tingkat korosifitas kecepatan korosi ketahanan logam dalam daerah baik. 5. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian,analisa data, pemeriksaan terhadap tanah dan struktur mikro pipa galvanis yang terendam pada 3 jenis tanah yang berbeda, maka dapat disimpulkan : 1. Kandungan ph tanah pada daerah Tamalanrea 5,80, pada daerah Ma,rang 5,2 dan pada daerah Gowa memiliki ph 5,6. Ini berarti bahwa tanah tersebut agak asam, demikian pula dengan kandungan unsur unsur yang dominam dalam proses korosi logam seperti Magnesium, kalsium dan kalium konsentrasinya turut menunjang terjadinya korosi sehingga menyebabkan pipa saluran air mudah bereaksi dengan tanah akibatnya pipa terkorosi ( keropos ). Sirkulasi oksigen terhadap pipa sangat mempengaruhi laju korosi. Dimana pada pipa dengan tingkat 243

9 kehalusan butiran tanah yang terendah memiliki laju korosi yang terendah pula untuk jangka waktu tertentu. 2. Waktu pengkorosian 720 jam, 1440 jam, dan 2160 jam untuk ketiga jenis tanah menunjukan harga kecepatan korosi dan masuk ketahanan terhadap korosi adalah baik, dengan tingkat kecepatan korosi pipa terhadap berbagai jenis tanah Aluvial > Latosol > Mediteran. 6. Daftar Pustaka Betekthin, A, A Course of Mineralogy, Moscow peace publisher. Fontana, Mars G,1985, Corrosion Engneering, Edisi Ketiga Smallman, R.E., 1975, Metalurgi untuk Rekayasawan, Jakarta Suhala,S.,1997, Bahan Galian Industri, PPTM Van Vlack,Lawrence H, Ilmu dan Teknologi Bahan, Jakarta 244

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Unsur Hara Lambang Bentuk tersedia Diperoleh dari udara dan air Hidrogen H H 2 O 5 Karbon C CO 2 45 Oksigen O O 2

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah Kimia Tanah 23 BAB 3 KIMIA TANAH Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah A. Sifat Fisik Tanah Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponenkomponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

PENGARUH ph TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH ph TERHADAP LAJU KOROSI LAPORAN PRAKTIKUM ILMU LOGAM DAN KOROSI PENGARUH ph TERHADAP LAJU KOROSI Kelompok V-A Vindi Arifka NRP. 2313 030 002 Shinta Hilmy Izzati NRP. 2313 030 016 Zandhika Alfi Pratama NRP. 2313 030 035 Putri

Lebih terperinci

Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru Tujuan Instruksional Khusus Pada Akhir Perkuliahan Mhs memahami konsep dasar Kimia Tanah dlm hub.nya dg Kes.ling.,dan Kes.Masy.

Lebih terperinci

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN Unsur hara yang diperuntukkan untuk tanaman terdiri atas 3 kategori. Tersedia dari udara itu sendiri, antara lain karbon, karbondioksida, oksigen. Ketersediaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran

Lebih terperinci

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP Pengaruh Variasi Bentuk dan Ukuran Scratch Polyethylene Wrap Terhadap Proteksi Katodik Anoda Tumbal Al-Alloy pada Baja AISI 1045 di Lingkungan Air Laut Moch. Novian Dermantoro NRP. 2708100080 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme : TANAH Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah Hubungan tanah dan organisme : Bagian atas lapisan kerak bumi yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri sebagai salah satu material penunjang sangat besar peranannya, akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kualitas tanah dalam hal kemampuannya untuk menyediakan unsur hara yang cocok dalam jumlah yang cukup serta dalam keseimbangan yang tepat

Lebih terperinci

ANALISIS LAJU KOROSI MATERIAL PENUKAR PANAS MESIN KAPAL DALAM LINGKUNGAN AIR LAUT SINTETIK DAN AIR TAWAR

ANALISIS LAJU KOROSI MATERIAL PENUKAR PANAS MESIN KAPAL DALAM LINGKUNGAN AIR LAUT SINTETIK DAN AIR TAWAR PROS ID I NG 2 0 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ANALISIS LAJU KOROSI MATERIAL PENUKAR PANAS MESIN KAPAL DALAM LINGKUNGAN AIR LAUT SINTETIK DAN AIR TAWAR Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS tumbuhan

FOTOSINTESIS tumbuhan Sebagai Media Tumbuh Tanaman Faktor Pertumbuhan Tanaman Tanaman tumbuh butuh: Reading Materials: Brady NC, 1990. The Nature and Properties of Soils Supardi G., 1989. Sifat dan Ciri (hal 12-26) Cahaya Suhu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

Materi 03 Tanaman dan Lingkungan Tumbuhnya. Benyamin Lakitan

Materi 03 Tanaman dan Lingkungan Tumbuhnya. Benyamin Lakitan Materi 03 Tanaman dan Lingkungan Tumbuhnya Benyamin Lakitan Re: Karakteristik baru Agronomi SUSTAINABILITY Aplikasi ilmu (dan teknologi) untuk memajukan sistem produksi tanaman dengan tetap menjaga kualitas

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG Disusun : RULENDRO PRASETYO NIM : D 200 040 074 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

MATERI-9. Unsur Hara Mikro: Kation & Anion

MATERI-9. Unsur Hara Mikro: Kation & Anion MATERI-9 Unsur Hara Mikro: Kation & Anion Unsur Hara Mikro: Kation & Anion Pengelolaan tanaman secara intensif, disadari atau tidak, dapat menjadi penyebab munculnya kekurangan ataupun keracunan unsur

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Survei tanah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat membedakan tanah satu dengan yang lain yang kemudian disajikan dalam suatu peta (Tamtomo,

Lebih terperinci

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH Komponen kimia tanah berperan terbesar dalam menentukan sifat dan ciri tanah umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Bahan aktif dari tanah yang berperan dalam menjerap

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra 3.3 KOROSI Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan secara bertahap atau kehancuran atau memburuknya suatu logam yang disebabkan oleh reaksi kimia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu satuan peta tanah yang

Lebih terperinci

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S Oleh : Agus Solehudin Dipresentasikan pada : Seminar Nasional VII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Diselenggarakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG TUGAS AKHIR PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG Disusun Oleh: ADI PRABOWO D 200 040 049 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar sebagai penopang tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat yaitu selain dapat dimanfaatkan sebagai sayur, lalapan, salad

Lebih terperinci

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Korosi Dosen pengampu: Drs. Drs. Ranto.H.S., MT. Disusun oleh : Deny Prabowo K2513016 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5 BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, hasil pengolahan data untuk analisis jaringan pipa bawah laut yang terkena korosi internal akan dibahas lebih lanjut. Pengaruh operasional pipa terhadap laju korosi dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN

PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Dr. Ir. Budiarto, MP. Program Studi Agribisnis UPN Veteran Yogyakarta 1 TANAH PERTANIAN Pertanian berasal dari

Lebih terperinci

Mengapa Air Sangat Penting?

Mengapa Air Sangat Penting? Mengapa Air Sangat Penting? Kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung pada air. Kita banyak menggunakan air untuk keperluan sehari-hari seperti untuk minum, memasak, mencuci, 1 mandi

Lebih terperinci

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman PUPUK Out line 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman 4. Jenis pupuk 5. Proses pembuatan pupuk 6. Efek penggunaan pupuk dan lingkungan Definisi

Lebih terperinci

Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber

Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber TUGAS AKHIR Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber Disusun Oleh: FEBRIANTO ANGGAR WIBOWO NIM : D 200 040 066 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah

MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah Kondisi Tanah Mengalami Masalah Unsur Hara Kondisi Tanah Mengalami Masalah Unsur Hara Nitrogen: Dijumpai pada semua jenis tanah, terutama bertekstur kasar dan berkadar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia telah banyak memanfaatkan logam untuk berbagai keperluan di dalam hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB KARAKTERISTIK TANAH Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB Pendahuluan Geosfer atau bumi yang padat adalah bagian atau tempat dimana manusia hidup dan mendapatkan makanan,, mineral-mineral

Lebih terperinci

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( ) KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI ALUMINUM 5052

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI ALUMINUM 5052 TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI ALUMINUM 5052 Disusun : HARI SUPRIYADI NIM : D 200 040 039 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR Air baku yang digunakan umumnya mengandung bermacam-macam senyawa pengotor seperti padatan tersuspensi, padatan terlarut, dan gas-gas. Penggunaan air tersebut secara langsung

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah merupakan bagian dari fraksi organik yang telah mengalami degradasi dan dekomposisi, baik sebagian atau keseluruhan menjadi satu dengan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi Desa Panapalan, Kecamatan Tengah Ilir terdiri dari 5 desa dengan luas 221,44 Km 2 dengan berbagai ketinggian yang berbeda dan di desa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

MATERI 7 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN

MATERI 7 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN MATERI 7 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN Analisis aspek lingkungan dalam studi kelayakan bisnis mengacu pada Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ) yang disusun oleh konsultan AMDAL. Di Indonesia AMDAL

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah Lahan sawah adalah lahan yang dikelola sedemikian rupa untuk budidaya tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau sebagian dari masa pertumbuhan padi.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Sifat Kimia Tanah Data sekunder hasil analisis kimia tanah yang diamati yaitu ph tanah, C-Org, N Total, P Bray, kation basa (Ca, Mg, K, Na), kapasitas

Lebih terperinci

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Rajiman A. Latar Belakang Pemanfaatan lahan memiliki tujuan utama untuk produksi biomassa. Pemanfaatan lahan yang tidak bijaksana sering menimbulkan kerusakan

Lebih terperinci

ph SEDERHANA ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh Ferdy Ardiansyah

ph SEDERHANA ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh Ferdy Ardiansyah ph SEDERHANA ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh Ferdy Ardiansyah 1314151022 JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2014 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah produk transformasi

Lebih terperinci

SOIL COMPONENT EKOSARI R. 2011

SOIL COMPONENT EKOSARI R. 2011 SOIL COMPONENT EKOSARI R. 2011 Tanah = Pedosfer Merupakan hasil perpaduan antara: 1. lithosfer 2. biosfer 3. hidrosfer 4. atmosfer Perpaduan/hubungan tsb digambarkan oleh Patrick, F. (1974) Komponen

Lebih terperinci

Oksidasi dan Reduksi

Oksidasi dan Reduksi Oksidasi dan Reduksi Reaksi kimia dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara antara lain reduksi-oksidasi (redoks) Reaksi : selalu terjadi bersama-sama. Zat yang teroksidasi = reduktor Zat yang tereduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan tanaman perdu dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya. Tomat

Lebih terperinci

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor BESI COR Pendahuluan Besi cor adalah bahan yang sangat penting dan dipergunakan sebagai bahan coran lebih dari 80%. Besi cor merupakan paduan besi dan karbon dengan kadar 2 %s/d 4,1% dan sejumlah kecil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang sangat berperan dalam berbagai industri. Air pendingin dalam cooling tower system didistribusikan

Lebih terperinci

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA BAB II ZAT DAN WUJUDNYA Zat adalah : Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Wujud zat ada 3 macam : padat, cair, dan gas 1. MASSA JENIS ZAT ( ) Yaitu perbandingan antara massa dan volume zat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisika Kimia Abu Terbang Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari tungku pembakaran yang mempergunakan bahan

Lebih terperinci

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH 4. Phosphor (P) Unsur Fosfor (P) dlm tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan & mineral 2 di dlm tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pd ph

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ph dan Komposisi Kimia Pelarut serta Ukuran Butir Batuan Reaksi batuan dengan penambahan pelarut air hujan (kontrol), asam humat gambut (AHG) dan asam humat lignit (AHL) menunjukkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menyediakan unsur hara, pada takaran dan kesetimbangan tertentu secara berkesinambung, untuk menunjang pertumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih TINJAUAN PUSTAKA Sekilas Tentang Tanah Andisol Andisol merupakan tanah yang mempunyai sifat tanah andik pada 60% atau lebih dari ketebalannya, sebagaimana menurut Soil Survey Staff (2010) : 1. Didalam

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh tanah yang miskin akan unsur hara, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah datar selama periode tertentu di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Awal Seperti umumnya tanah-tanah bertekstur pasir, lahan bekas tambang pasir besi memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Hasil analisis kimia pada tahap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi.di bidang pertanian, lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SIFAT KIMIA TANAH IV. SIFAT KIMIA TANAH 5.1 Koloid Tanah Koloid tanah adalah partikel atau zarah tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya dengan menggunakan unsur hara. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara

Lebih terperinci

KUALITAS TANAH DAN KRITERIA UNTUK MENDUKUNG HIDUP DAN KEHIDUPAN KULTIVAN BUDIDAYA DAN MAKANANNYA

KUALITAS TANAH DAN KRITERIA UNTUK MENDUKUNG HIDUP DAN KEHIDUPAN KULTIVAN BUDIDAYA DAN MAKANANNYA KUALITAS TANAH DAN KRITERIA UNTUK MENDUKUNG HIDUP DAN KEHIDUPAN KULTIVAN BUDIDAYA DAN MAKANANNYA Usaha pelestarian dan pembudidayaan Kultivan (ikan,udang,rajungan) dapat dilakukan untuk meningkatkan kelulushidupan

Lebih terperinci

Company LOGO ILMU TANAH. Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc

Company LOGO ILMU TANAH. Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc Company LOGO ILMU TANAH Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc Topik: Konsepsi Tanah Isi: 13 23 3 4 Pendahuluan Pengertian Tanah Susunan Tanah Fungsi Tanah 1. PENDAHULUAN Gambar 1 Gambar

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SIFAT KIMIA TANAH IV. SIFAT KIMIA TANAH 5.1 Koloid Tanah Koloid tanah adalah partikel atau zarah tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temprate sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik dengan lapisan liat tebal. Dalam legend of soil yang disusun

Lebih terperinci

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Soal-soal Redoks dan elektrokimia 1. Reaksi redoks : MnO 4 (aq) + C 2 O 4 2- (aq) Mn 2+ (aq) + CO 2 (g), berlangsung dalam suasana asam. Setiap mol MnO 4 memerlukan H + sebanyak A. 4 mol B. 6 mol D. 10 mol C. 8 mol E. 12 mol 2. Reaksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah bertalian erat dengan lingkungan yang dapat dicermati dari kuatnya keterlibatan tanah dalam pengaliran energi dan pandauran bahan yang berlangsung di

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi adalah suatu proses perusakan logam, dimana logam akan mengalami penurunan mutu (degradation) karena bereaksi dengan lingkungan baik itu secara kimia atau elektrokimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal

Lebih terperinci

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR NASKAH PUBLIKASI ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR Tugas Akhir ini disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu: 15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di lapang pada bulan Februari hingga Desember 2006 di Desa Senyawan, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Gambar 3). Analisis

Lebih terperinci

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

Stoikiometri. OLEH Lie Miah Stoikiometri OLEH Lie Miah 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KARAKTERISTIK MATERI KESULITAN BELAJAR SISWA STANDAR KOMPETENSI Memahami hukum-hukum dasar Kimia dan penerapannya dalam perhitungan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan

TINJAUAN PUSTAKA. sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Tanah Ultisol sering diidentikkan dengan tanah yang tidak subur, tetapi sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan dilakukan pengelolaan yang memperhatikan

Lebih terperinci