Raker Pertama Pemeliharaan Fasilitas Operasi Pembukaan Orientasi Pekerja BAru. Kontribusi SKMIGAS dan Kangean untuk Sumenep

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Raker Pertama Pemeliharaan Fasilitas Operasi Pembukaan Orientasi Pekerja BAru. Kontribusi SKMIGAS dan Kangean untuk Sumenep"

Transkripsi

1

2 KONTEN 04 Fokus Tahun 2012, Kinerja Optimal Industri Hulu Migas Sektor hulu migas masih menjadi andalan bagi penerimaan negara. Industri strategis ini kembali berhasil melampaui target yang ditetapkan pemerintah. Artinya, selama 10 tahun berturut-turut, penerimaan negara dari hulu migas selalu melebihi target. 10 Figur Johanes Widjonarko, SKMIGAS Komitmen Berikan Kinerja Terbaik 14 Spektrum Raker Pertama Pemeliharaan Fasilitas Operasi Pembukaan Orientasi Pekerja BAru 17 Bianglala Kontribusi SKMIGAS dan Kangean untuk Sumenep 18 OPINI Mengenal Lebih Jauh Pengembalian Biaya Operasi Migas Transisi dari BPMIGAS menjadi Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKMIGAS) tidak dapat dipungkiri secara psikologis berpengaruh bagi industri hulu migas, termasuk seluruh pekerja eks-bpmigas. Adanya kekhawatiran ini dinilai Wakil Kepala SKMIGAS, J. Widjonarko sangat manusiawi. Pelindung: Johanes Widjonarko Penanggung Jawab: Hadi Prasetyo Pemimpin Redaksi: A. Rinto Pudyantoro Editor: Nyimas Fauziah Rikani Tim Redaksi: Adhitya C. Utama, Alfian, Bambang D. Djanuarto, Galuh Andini, N. Lundigusdwina P, Rangga Dinasti Redaksi menerima masukan artikel melalui : hupmas@skspmigas-esdm.go.id; acutama@skspmigas-esdm.go.id Redaksi: DINAS HUBUNGAN KEMASYARAKATAN & KELEMBAGAAN Alamat: Gedung Wisma Mulia Jl. Gatot Subroto No.42, Jakarta BUMI Januari 2013

3 SALAM REDAKSI Sambut Tahun Baru Dengan Semangat Selamat Tahun Baru Edisi perdana tahun ini kami akan menampilkan kilas balik beberapa pencapaian tahun 2012 dan harapan ke depan, tahun Kami mencatat bahwa di tengah berbagai persoalan yang menimpa Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKMIGAS) di tahun 2012, nampaknya tidak menyurutkan prestasi industri hulu migas untuk tetap pada posisi yang prima. Penerimaan Negara sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan mencatat rekor lebih tinggi dibandingkan target yang telah dicanangkan. Prestasi ini tidak hanya ditentukan oleh kenaikan harga minyak seperti yang disangkakan oleh banyak pihak. Karena perbedaan harga antara target dan realisasi hanya pada sekitar US$ 7 per barel. Kontribusi dari upaya pengendalian biaya operasi juga sangat berpengaruh cukup signifikan. Selain itu, sudah barang tentu kontribusi kenaikan harga gas dampak dari negosiasi harga, terutama untuk gas domestik tidak bisa Januari 2013 disampingkan. Sepertinya, tantangan tahun 2013 yang dihadapi SKMIGAS tidak akan lebih ringan jika dibandingkan dengan tahun Apalagi tahun 2013 merupakan tahun perlintasan menuju pemilihan umum (Pemilu) tahun Yang paling dikhawatiran, kepentingan bisnis Negara di sektor hulu migas untuk dapat menyumbangkan penerimaan seoptimal mungkin akan terganggu. Seperti yang telah dipahami oleh banyak pihak, bahwa tugas SKMIGAS adalah mengoptimalkan penerimaan Negara. Lalu penerimaan tersebut digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui belanja oleh Pemerintah. Kebijakan ini sering disebut dengan kebijakan fiskal, yang dilakukan oleh Pemerintah melalui Kementerian Keuangan. Sementara itu, untuk pelaku bisnis nasional dan lokal diharapkan lebih berpartisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. SKMIGAS membuka peluang seluas-luasnya dan mendorong agar Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) terus naik setiap tahunnya. Demikian juga diharapkan program-proram kemasyarakatan yang secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat, harus lebih bersifat berkelanjutan dalam nilai yang lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai penutup. Kejadian tanggal 13 November 2012 yaitu pembubaran BPMIGAS masih saja kita rasakan dampaknya. Seperti mimpi yang muncul kembali setiap saat akan berangkat bekerja. Namun tindakan cepat Pak Menteri ESDM, Jero Wacik, yang saat ini juga sebagai Kepala SKMIGAS, melalui arahan dan motivasi yang terus dipompakan ke seluruh jajaran pimpinan, pejabat, dan pekerja SKMIGAS, lebih dari cukup untuk memberikan keyakinan kepada kita semua untuk tetap professional dan bekerja keras. Oleh karena itu pada halaman tengah dari edisi ini kami sajikan serangkaian foto yang ingin memberikan pesan bahwa: harapan itu tetap ada. Salam PRUDENT. A. Rinto Pudyantoro Kepala Dinas Hubungan Kemasyarakatan dan Kelembagaan BUMI 3

4 FOKUS Tahun 2012, Kinerja Optimal Industri Hulu Migas Adhitya Cahya Tahun 2012, industri hulu minyak dan gas bumi di Indonesia penuh dengan dinamika. Yang paling mengejutkan adalah keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada 13 November 2012 yang berimplikasi pada pengalihan BPMIGAS kepada Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKMIGAS). Sempat vakum pasca putusan, dalam waktu yang tidak terlalu lama, kegiatan hulu migas kembali berjalan seperti sediakala. Dengan kerja keras dan komitmen tinggi dari seluruh pemangku kepentingan, pencapaian tahun 2012 untuk sektor hulu migas bisa dikatakan optimal. Sektor hulu migas masih menjadi andalan bagi penerimaan negara. Industri strategis ini kembali berhasil melampaui target yang ditetapkan pemerintah. Artinya, selama 10 tahun berturut-turut, penerimaan negara dari hulu migas selalu melebihi target. Tahun 2012, penerimaan negara diperkirakan mencapai US$36,13 miliar atau 108 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2012 yang sebesar US$ 33,48 miliar. Harga ratarata minyak sebesar US$ 113 per barel memang lebih tinggi dari asumsi pada APBN-P yang sebesar US$ 105 per barel. Namun, realisasi harga minyak tersebut bukan jadi faktor utama. Yang tidak kalah penting, keberhasilan pemerintah melakukan renegosiasi harga gas bumi, termasuk harga gas alam cair (LNG). Tidak hanya penerimaan, realisasi investasi sektor hulu migas tahun 2012 naik cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Investasi yang dikeluarkan para kontraktor kontrak kerja sama sepanjang tahun 2012 mencapai US$ 15,57 miliar. Jumlah tersebut naik dibandingkan nilai investasi tahun 2011, yang sebesar US$ 14,02 miliar. Padahal, tahun 2002, investasi yang ditanamkan masih berkisar US$ 4,46 miliar. Nilai investasi di sektor hulu migas yang merupakan foreign direct investment (investasi langsung) sangat membantu akselerasi peningkatan ekonomi nasional, kata Kepala SKMIGAS, Jero Wacik. Tingginya investasi bisa terlihat dari realisasi kegiatan pengeboran sumur eksplorasi maupun pengembangan. Realisasi pengeboran eksplorasi memperlihatkan kecenderungan yang meningkat dalam empat tahun terakhir. Tahun 2012, realisasi pengeboran sumur eksplorasi mencapai 113 sumur. Jumlah ini naik dibandingkan tahun sebelumnya, yang sejumlah 107 sumur. Sedangkan realisasi pengeboran sumur pengembangan tahun 2012 mencapai 809 sumur, turun dibandingkan tahun sebelumnya sejumlah 953 sumur. Untuk realisasi produksi minyak dan gas bumi sekitar 2,32 juta barel ekuivalen minyak per hari (boepd). Rinciannya, minyak bumi sekitar barel per hari atau 92,47 persen dari target APBN-P 2012 sebesar barel minyak per hari. Sedangkan realisasi gas bumi, produksinya sekitar 8,2 miliar kaki kubik per hari atau 104,2 persen dari target APBN-P. INVESTASI SEKTOR HULU MIGAS NASIONAL U 20,000 S$ 18,000 J u 16,000 15,569 ta 14,022 14,000 12,000 10,615 10,425 11,031 10,000 9,142 7,581 8,000 6,000 4,000 2, *) Explora2on ,135 Administra2on Development 1,876 2,088 2,523 2,671 2,495 3,149 3,387 Produc2on 4,639 5,711 6,579 6,391 7,033 9,196 10,126 Total Expenditure 7,581 9,142 10,615 10,425 11,031 14,022 15,569 Beberapa hal yang menyebabkan turunnya produksi migas tahun 2012 antara lain disebabkan belum pulihnya produksi Chevron Pacific Indonesia sebagai akibat pecahnya pipa yang dioperasikan Trans Gas Indonesia (TGI) pada akhir tahun 2010, efek tertundanya keputusan operator baru di blok West Madura Offshore (WMO), tingginya laju penurunan produksi dibeberapa lapangan di Kalimantan Timur, serta adanya kerusakan pada beberapa fasilitas produksi. Selain itu, adanya penjarahan (illegal tapping) minyak, terutama di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Utara, serta ketidakpastian hukum, ikut memberikan pengaruh. *outlook per 19 Desember 2012 REALISASI DISTRIBUSI PENERIMAAN SEKTOR HULU MIGAS *outlook per 19 Desember BUMI Januari 2013

5 FOKUS PENINGKATAN ALOKASI GAS DOMESTIK SKMIGAS bertekad melanjutkan program pendahulunya, yakni komitmen pasokan gas bumi untuk domestik. Produksi gas diutamakan untuk memenuhi kebutuhan para konsumen di dalam negeri. Komitmen ini kian nyata dipenghujung tahun Pada, 26 Desember 2012, disaksikan Jero Wacik, empat kesepakatan jual beli gas bumi untuk kebutuhan domestik ditandatangani. Selain menambah pendapatan negara, kesepakatan tersebut mendorong penghematan pemakaian bahan bakar untuk pembangkit listrik. Sepanjang tahun 2012, SKMIGAS berhasil menyalurkan pasokan gas untuk domestik sebesar 3,615 miliar British thermal unit per hari (BBTUD). Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 3,267 BBTUD. Pasokan gas domestik itu digunakan untuk mendukung sektor industri, kelistrikan, dan pabrik pupuk. Sektor kelistrikan menyerap pasokan gas paling banyak, yakni sekitar 46 persen. Alokasi gas bumi per sektor tahun 2012 mencapai 998 miliar kaki kubik (BCF). Listrik mendapat alokasi paling besar, yakni 555 BCF. Disusul pabrik pupuk sebesar 286 BCF dan industri 157 BCF. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 434 BCF, dengan rincian untuk pabrik pupuk sebesar 247 BCF, listrik 73 BCF dan industri 114 BCF. PENINGKATAN PENYALURAN GAS KE DOMESTIK Peningkatan >250% Dalam 8 Tahun BBTUD 4,397 Tangguh 710 BBTUD Tangguh 846 BBTUD 1,480 4,416 1,466 4,202 1,513 4,008 2,341 3,820 2,527 3,775 2,913 3,681 3,323 4,336 3,379 4,078 3,267 3,692 3,615 3,870 4,020 3,850 4, *) Ekspor Domes8k Rekor Persetujuan Plan Of Development SKMIGAS mengeluarkan persetujuan 47 rencana pengembangan lapangan (plan of development/pod) sepanjang tahun Ini merupakan rekor terbanyak persetujuan POD. Tahun 2012, ada 53 POD yang diusulan. Enam POD dikembalikan karena beberapa hal teknis dan administrasi yang tidak terpenuhi. Total kumulatif produksi dari 47 POD tersebut diperkirakan menghasilkan migas sebesar 956 juta barel ekuivalen minyak. Dengan rincian 216 juta barel minyak bumi, 4,1 triliun kaki kubik gas bumi, dan 7,6 juta barel elpiji (liquified petroleum gas/lpg). *outlook per November 2012 Dana yang dikeluarkan untuk memproduksikan cadangan tersebut mencapai US$ 21,3 miliar. Biaya investasi memiliki porsi terbesar pengeluaran dengan 67 persen atau US$ 14,32 miliar, biaya operasi sebesar 31 persen atau US$ 6,5 miliar, dan biaya untuk pemulihan kondisi lapangan setelah operasi (dana abandonment and site restoration/asr) sebesar dua persen atau US$ 447 juta. SKMIGAS mendorong peningkatan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam realisasi dana tersebut agar tercipta efek berganda untuk perekonomian nasional, kata Deputi Perencanaan, Widhyawan Prawiraatmadja.*** Januari 2013 BUMI 5

6 FOKUS Sumbangsih kegiatan hulu migas bagi ekonomi nasional tidak melulu dari produksinya. Kegiatan tersebut juga menghasilkan multiplier effect yang bisa memicu pertumbuhan ekonomi nasional. Misalnya pengadaan barang dan jasa, apalagi yang menggunakan produk dalam negeri. Tahun 2012, nilai komitmen pengadaan barang dan jasa di sektor hulu migas mencapai US$ 13,74 miliar. Dari jumlah tersebut, nilai tingkat kandungan dalam negeri (TDKN) mencapai 63 persen, atau senilai US$ 8,5 miliar. Pencapaian ini meningkat dari tahun sebelumnya. Tahun 2011, komitmen pengadaan barang dan jasa sebesar US$ 11,81 miliar, dengan TKDN sebesar 61 persen. Dari nilai komitmen tersebut, penggunaan komponen dalam negeri untuk pengadaan jasa mencapai US$ 7,06 miliar. Sementara untuk pengadaan barang sebesar US$ 1,53 miliar. Kami terus berkomitmen untuk meningkatkan TKDN setiap tahunnya, kata Deputi Umum SKMIGAS, Gerhard M. Rumeser. Untuk mendorong upaya tersebut, telah ditetapkan aturan pengadaan barang dan jasa dalam industri hulu migas hanya boleh dilakukan oleh perusahaan nasional, atau perusahaan asing yang bermitra dengan penyedia nasional. Peraturan ini terbukti efektif memagari kepentingan nasional. Selain komponen lokal, pada akhir 2008, telah diwajibkan bagi penggunaan jasa perbankan nasional dalam transaksi pengadaan barang dan jasa di industri hulu migas. Sejak kebijakan tersebut diberlakukan, nilai transaksi pembayaran pengadaan melalui perbankan nasional terus meningkat. Tahun 2009, tercatat transaksi sebesar US$ 3,97 miliar. Tahun 2012, hingga November tercatat sebesar US$ 7,21 miliar. Secara total, mulai 2009 hingga November 2012, perbankan nasional sudah menangani transaksi pengadaan di industri hulu migas sebesar US$ 22,15 miliar, atau sekitar Rp 220 triliun. Pemanfaatan perbankan nasional juga NILAI KOMITMEN PENGADAAN DAN TKDN AGREGAT 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2, Nov- 12 Jasa Barang %TKDN 43% 54% 43% 49% 63% 61% 63% Barang Jasa %TKDN Total nilai komitmen pengadaan barang dan jasa Januari November 2012 yang melalui persetujuan SKMIGAS dan diadakan oleh KKKS sendiri adalah US$ 13,74 Miliar dengan persentase TKDN sebesar 62,55% (cost basis). Nilai TKDN Barang (cost basis) : US$ 4.257,76 Juta (TKDN 36,06%) Nilai TKDN Jasa (cost basis) : US$ 9.481,89 Juta (TKDN 74,43%) dilakukan melalui kewajiban kontraktor menyimpan dana cadangan untuk pemulihan kondisi lapangan setelah operasi (dana Abandonment and Site Restoration/ASR). Secara total, dana yang disimpan di perbankan nasional per 30 November 2012 mencapai US$ 301 juta. Akhir tahun diharapkan mencapai US$ 338 juta. Penambahan karena tambahan cicilan dan ada kontraktor yang baru ikut, kata Deputi Pengendalian Keuangan, Akhmad Syahroza. Tidak hanya itu, SKMIGAS bersama kontraktor kontrak kerja sama melakukan penghematan melalui pengadaan bersama dan optimalisasi pemanfaatan aset. Pengadaan bersama adalah pengadaan kolektif yang dilakukan kontraktor KKS yang beroperasi di wilayah berdekatan. Sebagai contoh, penghematan kontrak bersama sewa helikopter dan pesawat oleh ConocoPhillips, Premier Oil, dan Star Energy di Anambas, Kepulauan Riau. Sementara optimalisasi pemanfaatan dilakukan dengan pemanfaatan aset kontraktor oleh kontraktor lain. Sebagai contoh, pemanfaatan bersama fasilitas penampungan kondensat di Petrochina Jabung oleh JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang di Sumatera Selatan. Per semester I tahun 2012, penghematan pengadaan bersama mencapai US$ 123,97 juta. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2011 yang realisasinya sebesar US$ 103,5 juta. SKMIGAS optimis angka penghematan akan jauh lebih tinggi dari target tahun 2012 yang sebesar US$ 125 juta. Sedangkan optimalisasi pemanfaatan aset hingga November 2012 sebanyak US$ 39,96 juta, naik tipis dari pencapaian tahun 2011 yang sebesar US$ 39,62 juta. Industri hulu migas membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan lancar dan aman. Untuk menjalin hubungan yang saling menguntungkan, industri ini bekerjasama dengan pemerintah daerah menyusun Program (Kemasyarakatan) Pendukung Operasi (PPO) yang konsisten, presisten dan berkesinambungan. Harapannya, PPO dapat mempercepat pencapaian target operasional yang ditetapkan pemerintah. Realisasi kegiatan PPO tahun 2012 mencapai Rp 305,2 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya yang realisasinya sebesar Rp 178,5 miliar. 6 BUMI Januari 2013

7 FOKUS OPTIMIS MENYONGSONG 2013 Adhitya Cahya Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) menyambut tahun 2013 dengan optimisme. Salah satu tahap yang telah diselesaikan adalah pembahasan rencana kerja dan anggaran (work program and budget/wp&b) tahun 2013 yang diusulkan kontraktor kontrak kerja sama. SKMIGAS telah menyetujui rencana kerja dan anggaran tersebut sebelum akhir tahun Hal ini menunjukkan berkomitmen seluruh jajaran SKMIGAS untuk memberikan kinerja yang terbaik. Seperti diketahui, pada tanggal 13 November 2012 terjadi transisi dari BPMIGAS menjadi SKMIGAS sebagai hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK). Tidak dapat dipungkiri perubahan tersebut secara psikologis berpengaruh. Namun dengan semangat dan kerja sama yang baik dengan kontraktor, rencana itu dapat diselesaikan dan disetujui sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan. Dengan persetujuan ini, kegiatan eksplorasi dan produksi migas di seluruh wilayah Indonesia dapat dilaksanakan kontraktor sejak awal tahun 2013, kata Deputi Perencanaan, SKMIGAS, Widhyawan Prawiraatmadja. Hal yang sama diungkapkan Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA), Lukman Mahfoedz. IPA memberikan apresiasi atas pencapaian ini. Saat ini kami memasuki tahun fiskal yang baru dengan keyakinan penuh, kata dia. Tahun 2013 diperkirakan terjadi peningkatan investasi untuk kegiatan eksplorasi dan produksi migas. Sesuai persetujuan rencana kerja dan anggaran kontraktor, investasi tercatat sebesar US$ 26,3 miliar. Sebanyak US$ 23,5 miliar untuk anggaran di wilayah kerja (WK) eksploitasi, sisanya sebesar US$ 2,8 miliar untuk WK eksplorasi. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan komitmen investasi tahun 2012 sebesar US$ 21,88 miliar dengan rincian US$ 19,8 untuk WK eksploitasi dan US$ 2 Miliar untuk WK eksplorasi. Pengeluaran investasi eksplorasi yang dilakukan kontraktor tersebut tidak semua dapat diganti dalam cost recovery apabila hasil pengeboran eksplorasi tidak ekonomis untuk dikembangkan, kata Widhyawan. Dia menjelaskan, nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang dijanjikan oleh kontraktor berada dalam kisaran 55 persen. SKMIGAS mendorong TKDN di atas tahun 2012 yang berada dikisaran 63 persen. Investasi yang dibelanjakan di dalam Januari 2013 BUMI 7

8 FOKUS TARGET 2013 Hasil Keputusan Banggar DPR RI untuk Pagu RAPBN 2013 Minyak Bumi Volume Li*ing Minyak 900 MBOD Volume Li*ing Gas 1360 MBOED (eq BBTUD) Harga Minyak (US$ 100 /bbl) Penerimaan Minyak US$ juta Penerimaan Gas Bumi US$ juta Harga Gas (US$ 9,1 /mmbtu) *) S k e m ap S C Bagian GOI US$ juta Cost Rec US$ juta Net Contr Share US$ juta Bagian GOI US$ juta Cost Rec US$ juta Net Contr Share US$ juta Total Bagian GOI US$ juta Rek BI ($) No an. Menkeu Total Cost Recovery US$ juta Total Net Contractor Share US$ juta Gas Bumi negeri pada akhirnya dapat memberikan efek berganda bagi perekonomian nasional, katanya. Berbicara mengenai produksi, SKMIGAS berkomitmen dan berupaya keras untuk mencapai target produksi APBN 2013 sebesar 2,26 juta barel ekuivalen minyak per hari. Rinciannya, produksi minyak 900 ribu barel minyak per hari dan produksi gas miliar british thermal unit per hari (BBTUD). Target itu diyakini bisa dicapai dengan adanya sejumlah proyek hulu migas yang akan selesai tahun Mayoritas proyek gas. Dominasi pengembangan gas bumi masih akan berlangsung hingga lima tahun ke depan, kata Deputi Pengendalian Operasi, Gde Pradnyana. Proyek-proyek tersebut antara lain, selesainya proyek pengembangan Lapangan Sumpal dengan kontraktor ConocoPhillips di Sumatera Selatan, Lapangan Ruby dengan kontraktor Pearl Oil Sebuku di Sulawesi Barat, serta Lapangan Peciko 7B, Peciko 7C, dan Sisi Nubi 2B dengan kontraktor Total E&P Indonesie di Kalimantan Timur. Sementara untuk tambahan produksi minyak sebesar barel minyak per hari akan didapat dari pilot enhanced oil recovery (EOR) di Lapangan Kaji Semoga yang dikelola Medco E&P Indonesia, Lapangan Minas yang dikelola Chevron Indonesia melalui injeksi chemical, Lapangan Tanjung yang dikelola Pertamina EP dan Lapangan Widuri yang dikelola CNOOC. Produksi minyak kian bertambah menyusul upaya re-aktivasi 130 sumur suspended. Langkah ini diharapkan dapat menambah produksi hingga barel per hari, terutama dari Wilayah Kerja Pertamina. Kita juga akan melakukan optimalisasi kegiatan produksi dan program pemeliharaan yang efektif, dalam rangka menahan penurunan alamiah hingga dibawah lima persen, kata Deputi Pengendalian Operasi, Gde Pradnyana. Selain itu, pada tahun 2013 akan dilakukan pemboran sumur pengembangan sebanyak 701 sumur dan workover sebanyak 417 sumur. Tidak hanya itu, para kontraktor sudah komitmen untuk melakukan survei seismik 2D seluas 4,8 ribu km2 dan survei seismik 3D seluas 8,7 km2. Peningkatan produksi gas diiringi dengan penambahan pasokan Projek Banyu Urip (full scale), Cepu di tahun 2013 akan terus dilanjutkan. Target produksi awal bulan Juni 2014 dengan volume 90 ribu barel per hari dan full scale di bulan Desember 2014 dengan volume 165 ribu barel per hari. Sedangkan projek Masela INPEX ditahun 2013 masih dilakukan pelaksanaan FEED. 8 BUMI Januari 2013

9 FOKUS Rencana Proyek Besar Hulu Migas Tunu 13C 40 MMSCFD, 800BOPD Peciko 7B Ext 122 MMSCFD, 4300 BOPD Terang Sirasun 300 MMSCFD South Mahakam 202 MMSCFD Kaltim (Total E&P) Onstream Bertahap s.d 2015 Kaltim (Total E&P) In progress Drilling Jatim (Kangean Energy) Onstream 2012 Kaltim (Total E&P) Onstream 2012 bertahap s.d 2013 Banyu Urip 165 MBOPD Ande-Ande Lumut 4300 BOPD Madura BD 100 MMSCFD, 6600 BOPD Kepodang 116 MMSCFD Jateng (MCL) Kepri (Genting Natuna Oil) Jatim (Husky Madura) Jateng (PCML) Kaltim (Chevron Indonesia Co.) IDD Gendalo Hub 560 MMSCFD Maluku (Inpex Masela) Masela 355 MMSCFD, 2200 BOPD Sumpal 155 MMSCFD Ruby 100 MMSCFD Peciko 7B & SisiNubi 2B 170 MMSCFD, Peciko 7C 120 MMSCFD, 280 BOPD Sumsel (COPI Grissik) EPC Sulbar (Pearl Oil Sebuku) EPC Kaltim (Total E&P) EPC Kaltim (Total E&P) Tender EPC Senoro 310 MMSCFD, 9000 BOPD IDD - Bangka 50 MMSCFD Jangkrik 290 MMSCFD, 400 BOPD Sulteng (JOB Pertamina Medco Tomori) Kaltim (Chevron Indonesia Co.) Kaltim (ENI Muara Bakau) IDD Gehem Hub 330 MMSCFD Kaltim (Chevron Indonesia Co.) : Minyak Bumi : Gas Bumi : Minyak dan Gas Bumi gas untuk domestik. Penambahan kontrak gas tahun 2013, mencapai 677 miliar kaki kubik (BCF). Angka tersebut dialokasikan untuk pupuk sebesar 36 BCF, listrik sebanyak 227 BCF, dan industri 414 BCF. Peningkatan volume kontrak industri dikarenakan LNG Tangguh sudah mulai dijual untuk kebutuhan domestik melalui terminal penerima LNG di Teluk Jakarta. Secara total, alokasi untuk dalam negeri tahun 2013 mencapai BBTUD. Sedangkan pasokan gas untuk ekspor diperkirakan sebesar BBTUD. Ini artinya volume ekspor gas sudah di bawah volume gas domestik. SKMIGAS bertekad agar volume gas untuk domestik dapat ditingkatkan lagi. Upaya ini perlu didukung kesiapan infrastruktur pembeli domestik, kata Gde. Dengan kondisi di atas, SKMIGAS optimis target penerimaan Negara sesuai dengan APBN 2013 dapat dicapai, bahkan dapat dilampaui, seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebagai informasi, target penerimaan sebesar US$ 31,75 miliar, cost recovery sebesar US$ 15,5 miliar, dan pendapatan kontraktor sebesar US$ 9,7 miliar. Perhitungan tersebut diambil berdasarkan asumsi harga minyak ratarata ICP sebesar US$100 per barel.*** Kebijakan Strategis Tetap Bisa Diambil Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2012, serta Keputusan Menteri ESDM Nomor 3135 K/08/ MEM/2012 dan Nomor 3136 K/73/ MEM/2012, kegiatan hulu migas dapat berlangsung seperti biasa. Keadaan ini tentunya memberikan pertanda positif bagi Pemerintah, pelaku usaha dan pihak-pihak yang selama ini telah berkiprah di sektor hulu migas. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada alasan bagi Pemerintah untuk tidak melakukan atau mengambil langkahlangkah strategis terkait dengan kelangsungan industri hulu migas di Indonesia. Adanya keraguan dari sebagian kalangan yang mengkhawatirkan timbulnya gugatan atau potensi kewajiban hukum ke Pemerintah adalah tidak beralasan dan cenderung mengada-ada. Harus dipahami bahwa Keputusan MK sama sekali tidak meminta Pemerintah untuk tidak mengambil langkah-langkah stategis. Dengan demikian secara hukum dapat dikatakan bahwa Pemerintah dapat melakukan hal tersebut agar kegiatan usaha hulu migas dapat tetap berjalan dengan kondisi yang kondusif. Mengenai potensi timbulnya tuntutan hukum, harus dilihat bahwa keadaan pasca putusan MK adalah sifatnya sementara sampai dengan diundangkannya UU Migas yang baru. Dengan demikian, apabila nanti UU Baru terbit, maka tindakan-tindakan Pemerintah pasca putusan MK dapat dilanjutkan oleh institusi yang ditugaskan untuk mengendalikan dan mengawasi kegiatan hulu migas. Tentunya sebagai pengemban amanah konstitusi dan amanah rakyat, Pemerintah akan tetap dan selalu melakukan tahapan-tahapan yang dibenarkan menurut peraturan perundangan yang berlaku dalam setiap pengambilan kebijakannya.*** Januari 2013 BUMI 9

10 FIGUR Johanes Widjonarko, Wakil Kepala SKMIGAS SKMIGAS Komitmen Berikan Kinerja TERBAIK Adhitya C. Transisi dari BPMIGAS menjadi Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKMIGAS) tidak dapat dipungkiri secara psikologis berpengaruh bagi industri hulu migas, termasuk seluruh pekerja eks-bpmigas. Adanya kekhawatiran ini dinilai Wakil Kepala SKMIGAS, J. Widjonarko sangat manusiawi. Menghadapi tahun 2013, dia meminta seluruh pekerja menatap ke depan dengan optimis. Mereka diminta tetap bekerja sesuai porsinya masing-masing. Buktikan seluruh jajaran SKMIGAS berkomitmen memberikan kinerja yang terbaik, kata Widjonarko saat ditemui redaksi BUMI awal Januari Begitu pula untuk para investor. Dengan langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah, Widjonarko menjamin kegiatan operasional hulu migas di Indonesia berjalan seperti biasa. Dengan kerja keras seluruh pihak, pihaknya optimis target yang telah ditetapkan pemerintah dapat dicapai. Berikut petikan wawancara lengkapnya: Tantangan apa saja yang dihadapi pasca keluarnya Keputusan MK? Keputusan MK adalah peristiwa besar. Membuat industri ini sempat bertanyatanya. Meski demikian, tentu kita harus mengikuti keputusan tersebut dan disikapi dengan legowo. Saat ini, yang perlu diperhatikan bagaimana menatap ke depan. Industri hulu migas mau ditata seperti apa. Pasalnya, kita menghadapi era yang tidak mudah lagi. Energi fosil sudah sangat terbatas. Dinamika yang dihadapi akan berbeda. Dibutuhkan kontribusi seluruh pihak terkait mulai pemerintah, DPR, investor, BUMN (badan usaha milik Negara), hingga masyarakat untuk mencari bentuk ideal tata kelola hulu migas agar sektor ini bisa memberi manfaat seperti diharapkan oleh konstitusi. Semangat pekerja sepertinya belum pulih benar. Harapan Bapak? Pekerja SKMIGAS adalah pemilik kapal. Tugas dan fungsi eks- BPMIGAS pasti selalu ada. Kegiatan ini akan selalu ada, walaupun bentuknya berganti-ganti. Ini terjadi di masa lalu, mulai dari BPKKA hingga menjadi MPS dan seterusnya. Meskipun saat ini bersifat sementara, akan ada bentuk lain yang permanen sesuai dengan aturan yang ada. Jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Saya berharap para pekerja bisa menatap ke depan dengan optimis. Kami menyadari ada kekhawatiran, dan itu sangat manusiawi. Tapi pekerja harus tetap bekerja sesuai porsinya masing-masing. Mari menatap ke depan, semua akan lebih baik lagi. SKMIGAS bersifat sementara. Apakah berpotensi mengganggu target yang ditugaskan oleh Pemerintah? Tidak. Karena langkah-langkah yang diambil Pemeritah sudah cepat dan baik. Dalam hitungan hari, dikeluarkan Perpres (Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2012), kemudian Kepmen (Keputusan Menteri ESDM Nomor 3135 K/08/MEM/2012 dan Nomor 3136 K/73/MEM/2012). Jika tidak dikeluarkan segera, akan terjadi chaos di industri ini. Potensi kehilangan pendapatan sangat besar. Setidaknya, hulu migas setiap hari menyumbang Rp 1 triliun untuk penerimaan negara. Meskipun sementara, apa yang sudah dilakukan saat ini sudah tepat. Sejalan dengan itu, kita juga terus menata, ke depan akan seperti apa. Saat ini, masih digodok Perpres baru yang akan mengatur secara lebih komprehensif mengenai organisasi dan pengelolaan sektor hulu migas. Jadi investor tidak perlu ragu? Pasca pengalihan, semua tetap berjalan dengan baik. Apa yang menjadi hak (kontraktor) tetap bisa diterima. Kewajiban juga tetap ada. Kenapa cemas? Kecuali jika sanctity of contract terganggu. Selama ini kan tidak. Jadi, tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Semua berjalan dengan baik. Tidak ada perubahan. Pencapaian tahun 2012 seperti apa? Capaian tahun lalu, khususnya penerimaan negara delapan persen di atas target. Itu satu hal yang menggembirakan. Apalagi kemarin sempat dalam kondisi ada suatu ketidakstabilan. Untuk lifting minyak, dari target 930 ribu barel per hari pencapaiannya hanya 860 ribu barel. Tentu ada selisih 70 ribu barel. Banyak hal yang bisa dievaluasi satu per satu atas tidak tercapainya angka produksi itu. Misalnya, kendala di daerah. Dinamika yang ada saat ini, otonomi daerah menjadi suatu hal yang dicermati. Ada beberapa perizinan yang tentu tidak serta merta mudah diperoleh. Alasan yang paling klasik adalah lapangan-lapangan migas sudah tua. Tapi memang itu kenyataannya. Jika ingin meningkatkan produksi, dibutuhkan penemuan baru. Tanpa ada penambahan cadangan, sudah 10 BUMI Januari 2013

11 FIGUR pasti produksi akan turun. Tugas utama saat ini menjaga agar laju penurunan alamiah tidak meningkat. Dari persen menjadi 3-4 persen. Ini bukan hal mudah, karena diperlukan investasi dan memerlukan waktu. Jadi menjadikan produksi konstan saja sudah merupakan hal luar biasa. Gas yang diproyeksikan naik, tapi tahun 2012 turun Ada faktor teknis yang mendasari penurunan produksi gas, yakni unplanned shutdown dan turn around, khususnya di kilang LNG Tangguh. Begitu pula adanya gangguan di Blok Mahakam, yang dioperasikan Total E&P Indonesie. Ini perlu diperhatikan. Terganggunya lapangan-lapangan besar akan menurunkan tingkat produksi yang cukup signifikan. Pemeliharaan (fasilitas produksi) jadi faktor penting, bagaimana bisa menekan unplanned shutdown. Jadi pemeliharaan tidak lagi ad hoc, tapi sudah jadi tugas pokok. Apalagi mengingat fasilitas banyak yang sudah tua. Kalau luput dari perhatian, maka unplanned shutdown akan terus jadi gangguan. Oleh karena itu, pertengahan tahun lalu dibentuk divisi pemeliharaan fasilitas operasi. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi potensi kehilangan produksi dari kejadian yang tidak diharapkan, sekaligus mengoptimasi pemeliharaan terencana. Selalu ada perbedaan antara target pemerintah dengan rencana kerja dan anggaran (WP&B) kontraktor yang disetujui SKMIGAS? Memang ada dualisme karena perbedaan pendekatan. SKMIGAS dan KKKS (kontraktor kontrak kerja sama) lebih pada pendekatan teknis operasional yang diusulkan ke dalam program kerja. Sedangkan pemerintah, tidak semata-mata melihat dari aspek teknis, namun keseimbangan secara keseluruhan APBN (anggaran pendapatan dan belanja Negara). Idealnya, angka lifting memang berangkat dari pembicaraan teknis terlebih dahulu karena kontraktor yang paling mengerti kondisi di lapangan. Oleh karena itu, perbedaan ini harus dikomunikasikan secara terus menerus. Bagaimana memadukan antara program riil dengan APBN. Meski demikian, SKMIGAS terus mendorong kontraktor, serta mencari terobosan-terobosan agar target lifting pemerintah dapat tercapai. Selain produksi, cost recovery juga kerap disorot. Tanggapan Bapak? Apa yang ditakutkan dari cost recovery? Semua proses dibahas berdasarkan aturan. Yang harus dipahami, tidak semua biaya operasi yang dikembalikan dihabiskan oleh KKKS. Tidak demikian. Sebagian ada yang untuk membayar pegawai, yang mayoritas adalah tenaga kerja nasional. Malahan, itu juga merupakan bagian dari investasi, yang akan menjadi aset negara. Dengan melihat TDKN saat ini yang di atas 60 persen, artinya lebih dari separuh dana tersebut dibelanjakan di dalam negeri. Ini memberi efek berganda bagi perekonomian nasional. Selain itu, kegiatan hulu migas juga telah membuka ratusan bahkan ribuan lapangan kerja baru. Bagaimana dengan upaya pencapaian target produksi 2013? Kita telah menyelesaikan WP&B (work program & budget) tahun Ini selesai tepat waktu pada bulan Desember lalu dan sudah disetujui Kepala SKMIGAS. Persetujuan itu memberikan kepastian dan jaminan kepada para investor. Mereka bisa mulai bekerja sesaat setelah tahun berganti. Tentunya seluruh WP&B ini harus dikawal betul oleh seluruh insan SKMIGAS. Bagaimana agar yang telah menjadi kesepakatan dalam WP&B dapat diimplementasikan dengan baik, benar, dan sesuai dengan jadwal. Kita melakukan konsolidasi dan mendeskripsikan seluruh program. Tidak hanya itu, juga akan dilihat keterkaitan dengan pihak-pihak eksternal yang memang memerlukan suatu usaha untuk diselesaikan. Contohnya, pembebasan lahan dan pengadaan rig. Perlu dicermati dan konsolidasikan. Dari sisi investasi, komitmen KKKS tahun 2013 meningkat dibanding tahun lalu. Ini menunjukkan tidak ada penurunan minat investasi. Ini juga membuktikan bahwa investasi tetap berjalan dan industri ini tetap berjalan dengan baik. Mereka masih memiliki kepercayaan. Tahun 2013 menjadi jembatan menuju full production Blok Cepu. Apa yang akan dilakukan? Blok Cepu termasuk proyek strategis yang menentukan pencapaian 1 juta barel di tahun 2014 yang diamanatkan Inpres (instruksi presiden) Nomor 2 tahun Ini tugas serius yang harus dikawal. Kita harus kerja keras. Melihat dinamika yang berkembang, hiruk pikuk, dan proses perizinan yang melalui diskusi panjang, kami berusaha untuk sesuai jadwal. Monitoring day to day secara khusus dilakukan tim wasdal (pengawasan dan pengendalian) Proyek Banyu Urip. Tentunya KKKS juga harus mengerti strategisnya proyek ini. Komunikasi antara SKMIGAS, Mobil Cepu Ltd, Pemda, dan masyarakat harus betulbetul baik. Jangan terjadi hiruk pikuk yang mengganggu jalannya proyek. Hingga akhir tahun 2012, program proyek sudah mencapai 35 persen. Seluruh target dari masing-masing EPC akan terus dimonitor. Saya optimis proyek bisa tepat waktu. Dengan kerja keras, kami optimis target Pemerintah dapat dicapai.*** Januari 2013 BUMI 11

12 PERAL SEREMONIAL 12 BUMI Januari 2013

13 SEREMONIAL IHAN Januari 2013 BUMI 13

14 SPEKTRUM RAKER PERTAMA Pemeliharaan Fasilitas Operasi Adhitya Cahya Resmi dibentuk pada pertengahan tahun 2012, Divisi Pemeliharaan Fasilitas Operasi (PFO) menggelar rapat kerja pertama pada 13 Desember 2012 lalu di Jakarta. Dihadiri sekitar 150 peserta yang berasal dari SKMIGAS dan 47 kontraktor kontrak kerja sama produksi, kegiatan dibuka Deputi Pengendalian Operasi, Gde Pradnyana. Beberapa materi yang dibahas antara lain, laporan kinerja PFO kontraktor KKS tahun 2012, hasil penilaian sistem manajemen pemeliharaan, sharing knowledge, rencana kerja tahun 2013, hingga kick-off penyusunan key performance indicators (KPI). Kepala Divisi PFO, Julius Wiratno mengungkapkan, beberapa kinerja tahun 2012 menunjukkan hasil positif. Tingkat ketersediaan (availability) fasilitas produksi mencapai 97,5 persen. Dari jumlah pemeliharaan terencana sebanyak kegiatan, sebanyak 488 kegiatan berhasil dioptimasi. Total penambahan produksi dari optimasi tersebut sekitar 6200 barel minyak ekuivalen per hari, katanya. Di sisi lain, hasil identifikasi fasilitas produksi yang beroperasi menyebutkan, lebih dari 50 persen sudah berumur lebih dari 30 tahun. Khusus jaringan pipa, 65 persen lebih sudah berumur lebih dari 30 tahun. Tahun ini, SKMIGAS telah melakukan penilaian sistem manajemen pemeliharaan pada 25 kontraktor. Total keseluruhan kontraktor produksi yang sudah dilakukan assessment sejak tahun 2010 sebanyak 42 kontraktor. Hasilnya, dua kontraktor besar sudah memiliki sistem yang optimizing, yakni Chevron Pacific Indonesia dan Total E&P Indonesie. Untuk tahun 2013, akan dilakukan assessment terhadap lima kontraktor yang belum dinilai, serta beberapa kontraktor lain untuk menindaklanjuti rekomendasi hasil penilaian sebelumnya. Untuk tahun 2013, diidentifikasi terdapat 458 kegiatan pemeliharaan terencana. Penyusunan rencana baru sekitar 85 persen. Validasi dan finalisasi akan dilakukan akhir Januari Termasuk menyelesaikan penyusunan KPI untuk keseragaman parameter penilaian, kata Julius. Raker dianggap menjadi sarana komunikasi dan koordinasi antara SKMIGAS dan kontraktor KKS. Dari pertemuan dapat saling berbagi informasi, pengalaman, dan teknologi baru. Sebagai rekomendasi, rapat kerja dijadikan agenda tahunan. Selain itu, perlu dilakukan rapat koordinasi di pertengahan tahun sebagai ajang monitoring pencapaian pelaksanaan program kerja sesuai dengan persetujuan rencana kerja dan anggaran (WP&B). Usulan lainnya, digelar pertemuan secara periodik antar kontraktor dengan mengaktifkan diskusi di masing-masing wilayah yang berdekatan setiap tiga bulan sekali. Hal ini dimaksudkan untuk mengenal dan mengetahui lebih dekat kondisi operasional di lapangan, dan berbagi pengalaman untuk penanganan penyelesaian masalah kegagalan teknis operasional fasilitas produksi, termasuk untuk berbagi suku cadang, peralatan, ataupun potensi pemanfaatan aset bersama lainnya.*** 14 BUMI Januari 2013

15 SPEKTRUM Pembukaan Orientasi Pekerja Baru Adhitya Cahya Sebanyak 74 pekerja dibagi menjadi dua batch untuk mengikuti program selama 20 minggu tersebut. Peserta terdiri dari 60 orang pekerja hasil rekrutmen tahun 2012, sisanya pekerja yang telah direkrut sebelumnya. Selama 10 hari peserta menjalani pendidikan dan pelatihan pembentukan karakter di Pusat Komando Kopassus TNI AD, setelah itu selama 12 hari diberi pembekalan mengenai kegiatan hulu migas, organisasi dan tupoksi SKMIGAS, serta bela Negara dengan narasumber internal dan eksternal SKMIGAS. Kemudian selama 60 hari bekerja di kantor SKMIGAS dengan masa percobaan dan pengangkatan sebagai pekerja tetap. Terakhir, selama 60 hari pengenalan kegiatan operasional migas di lapangan untuk memperdalam dan menguasai kegiatan dan proses bisnis di kontraktor kontrak kerja sama. Dalam sambutannya, Widjonarko mengatakan, masa pengenalan ini menjadi periode penting mengingat semua pekerja baru akan langsung terjun ke lapangan menangani berbagai masalah. Orientasi ini menjadi kawah candradimuka agar nantinya dalam melakukan tugas sehari-hari, pekerja dapat menyelesaikannya dengan cepat dan tepat, katanya. Kali ini, program on boarding ditingkatkan, dari yang biasanya dilakukan selama 12 minggu, sekarang menjadi 20 minggu. Manajemen menilai peningkatan program ini perlu dilakukan mengingat bobot kerja organisasi untuk mengejar target yang ditetapkan Pemerintah juga semakin menantang. Melalui pelatihan ini diharapkan pekerja baru akan menjadi darah segar bagi kelangsungan pertumbuhan organisasi, untuk mencapai target pemerintah. Tentunya yang diharapkan adalah pekerja-pekerja yang tangguh dan bermental kuat, kata dia. Kepala Divisi Sumber Daya Manusia dan Rumah Tangga, Indro Purwaman menjelaskan, proses penyaringan pekerja baru SKMIGAS tahun 2012 sangat ketat. SKMIGAS bekerja sama dengan Universitas Indonesia dan perusahaan jasa rekrutmen Experd untuk menjalankan proses rekrutmen. Dari pendaftaran awal, tercatat hampir 57 ribu kandidat yang melamar. Setelah seleksi administrasi, bahasa inggris, potensi dan sikap kerja, assessment, kesehatan, dan wawancara terpilih 60 pekerja baru. Latar belakang pendidikan kandidat sangat beragam. Begitu pula dengan pengalaman kerjanya. Mereka juga berasal dari berbagai perusahaan, seperti perbankan, sekuritas, konsultan, institusi pendidikan, lembaga pemerintah, perusahaan dan penunjang migas, hingga pekerja alih daya SKMIGAS, kata Indro.*** Januari 2013 BUMI 15

16 SEREMONIAL penandatanganan lima kesepakatan jual beli minyak dan gas bumi Jakarta, 26 Desember 2012 penyerahan persetujuan rencana kerja dan anggaran (wp&b) kegiatan usaha hulu migas 2013 Jakarta, 8 Januari BUMI Januari 2013

17 BIANGLALA Kontribusi SKMIGAS dan Kangean untuk Sumenep Priandono SKMIGAS dan Kangean Energy Indonesia Ltd terus berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat di sekitar operasi di Sumenep, Jawa Timur. Tahun 2013, industri hulu migas memiliki anggaran program kemasyarakatan pendukung operasi sebesar Rp 3 miliar untuk masyarakat kecamatan Raas dan Sapeken. Kami tawarkan dua konsep yaitu program tunggal kelistrikan dan program multi bidang, kata Kepala Urusan Operasi Perwakilan SKMIGAS Wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara, Aldy Amir saat rapat koordinasi program kemasyarakatan di Surabaya pada 22 Desember 2012 lalu. Acara selama dua hari tersebut dihadiri para kepala desa, ketua badan pemusyawaratan desa (BPD), serta tokoh masyarakat dan agama di dua kecematan tersebut. Dilatarbelakangi kondisi geografis kepulauan dan tuntutan masyarakat yang berbeda, program yang diberikan di kedua kecamatan tersebut juga berbeda. Masyarakat Raas mengusulkan tahun 2013 fokus di program tunggal kelistrikan, beserta jaringan infrastrukturnya yang akan dilakukan secara bertahap di Desa Goa-Goa dan Desa Tonduk. Tuntutan tersebut dilatarbelakangi kondisi listrik menyala hanya pada enam sore hingga lima pagi. Itupun masyarakat harus membayar mahal kepada pengusaha pemilik genset yang ada di Raas. Sementara masyarakat Sapeken menyepakati program multi bidang yakni pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pembangunan infrastruktur. Program pendidikan meliputi peningkatan SDM dan pemberian beasiswa, pemberian insentif kepada guru honorer, bantuan peralatan olahraga dan sebagainya. Program kesehatan mencakup pemberian makanan tambahan balita, sunatan masal dan penyuluhan kesehatan. Program ekonomi meliputi pengadaan bibit kelapa hibrida, pengadaan rumpon dan jaring, serta pengembangan usaha arang batok. Sedangkan program pembangunan infrastruktur meliputi pembangunan jalan paving, renovasi masjid, pembangunan mandi cuci kakus (MCK), pembangunan balai desa dan pengadaan genset. Pertemuan lanjutan digelar pada Jumat, 4 Januari Kegiatan dihadiri Bupati Sumenep A. Busro Karim dan Wakil Bupati Sumenep Soengkono Sidik selaku Ketua Komite Program Kemasyarakatan Sumenep. Busro menjelaskan, seluruh program yang dijalankan industri hulu migas akan disenergikan dengan program yang dilakukan pemerintah daerah. Tujuannya satu, kesejahteraan masyarakat, katanya.*** Januari 2013 BUMI 17

18 OPINI Pengembalian biaya operasi atau sering disebut sebagai cost recovery selalu menjadi isu kontroversial. Biaya ini merupakan salah satu parameter dalam menentukan kontribusi besaran penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Migas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Mengenal Lebih Jauh Pengembalian Biaya Operasi Migas Haposan Kontrak bagi hasil (production sharing contract/psc) pertama kali dilakukan dengan IIAPCO yang ditandatangani pada Agustus Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 UUD 1945, dan sejalan dengan kontrak PSC, minyak dan gas bumi yang merupakan kekayaan alam di Indonesia dikuasai oleh Negara. Perusahaan yang melakukan kegiatan operasional hulu migas atau disebut sebagai operator, hanya bertindak sebagai kontraktor yang harus memperlakukan migas itu dikuasai dan dimiliki oleh Negara. Kontraktor sebagai penanggung risiko yang membiayai operasi kegiatan hulu migas akan mendapatkan penggantian biaya operasi dalam bentuk in-kind yang berupa minyak dan atau gas bumi. Penggantian ini disebut sebagai cost recovery yang diambil atau diperhitungkan dari pendapatan kotor (gross revenue/gr). Besaran pendapatan kotor setelah dikurangi oleh biaya operasi disebut sebagai equity to be split (ETS) yang akan dibagi menjadi bagian bersih kontraktor (net contractor share/ncs) dan bagian Pemerintah (government take/gt). Biaya operasi (operating cost) didefinisikan sebagai semua pengeluaran dan kewajiban yang terjadi untuk melaksanakan operasi perminyakan (petroleum operation). Dimulai dari kegiatan eksplorasi, pengembangan, ekstraksi, produksi, pengangkutan dan pemasaran, yang dikuasakan dalam kontrak, termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembelian aset (capital expenditure) yang bisa berupa tanah, gedung, fasilitas produksi yang setelah dibeli menjadi aset Negara. Daniel Johnston (2003) mendefinisikan biaya operasi atau cost oil adalah A term commonly applied to PSCs that refers to the oil (or revenues) used to reimburse the contractor for exploration, development and operating cost incurred by the contractor. Alhasil, walaupun terkait dengan operasi permigasan, namun ada pembatasan, bahwa untuk beberapa komponen yang meliputi biaya perolehan, pembayaran bonus dan pemasaran, tidak diakui sebagai biaya operasi PSC. Pengembalian biaya operasi dilakukan setelah kontraktor berhasil menemukan cadangan migas secara komersil dan memproduksikannya dalam bentuk minyak dan gas. Tentunya pengeluaran biaya operasi oleh kontraktor di blok eksplorasi yang tidak berhasil menemukan cadangan migas yang ekonomis tidak akan mendapatkan pengembalian. Seperti diketahui, beberapa kontraktor blok eksplorasi di Selat Makasar dan lepas pantai Papua di kurun waktu yang tidak berhasil menemukan cadangan migas komersil telah menghabiskan biaya lebih dari US$ 1,6 miliar. Artinya, biaya sebesar itu hilang begitu saja dan seluruh risiko ditanggung kontraktor. Kontrak bagi hasil adalah kontrak terbatas, sehingga jangka waktu produksi dan pengembalian biaya operasi juga terbatas. Pengaturan Biaya operasi yang belum dikembalikan akan mengacu pada prinsip Desire To. Oleh karena itu, biaya operasi yang belum dikembalikan sampai jangka waktu kontrak, merupakan risiko investor. Waktu yang dibutuhkan oleh kontraktor mulai dari ditetapkan sebagai operator blok, sampai melaksanakan eksekusi pengeboran eksplorasi, dibutuhkan waktu sekitar empat sampai tujuh tahun. Jika berhasil menemukan cadangan migas komersil, akan dilanjutkan dengan pengembangan lapangan sampai tahapan produksi yang membutuhkan waktu paling cepat tiga tahun, tergantung kompleksitas pengembangan lapangan dan sosial masyarakat di lokasi lapangan migas tersebut. Distribusi pembiayaan dan waktu mulai dari kegiatan eksplorasi sampai selesainya produksi migas, seperti digambarkan pada diagram di bawah ini: Pengembalian biaya operasi menganut azas zero balance dengan batasan produksi dan jangka waktu kontrak. Berdasarkan prinsip ini, apabila produksi pada tahun berjalan tidak mencukupi, maka biaya operasi yang belum dikembalikan (unrecovered operating cost) akan diperoleh dari produksi tahun tahun berikutnya. Realisasi besaran biaya operasi dan rasionya terhadap penerimaan pemerintah di kurun waktu berkisar antara persen. Seperti diperlihatkan pada tabel di bawah, cost recovery terus meningkat sejalan dengan menurunnya besaran cadangan terbukti dan produksi migas Nasional. Dengan demikian, dalam usaha meningkatkan produksi migas, sebaiknya Pemerintah lebih mengutamakan peningkatan benefit daripada harus menekan atau membatasi besaran cost recovery. Jika perlu mengambil risiko yang diperhitungkan serta mengubah paradigma dari cost basis menjadi revenue and reserves basis. Tujuannya, lebih memprioritaskan peningkatan penambahan cadangan terambil yang akan meningkatkan produksi migas, yang tentunya akan menurunkan rasio cost recovery terhadap bagian pemerintah.*** 18 BUMI Januari 2013

19 INFO Segenap Pekerja SKMIGAS mengucapkan selamat atas terpilihnya Prof. DR. Ing. Ir. Rudi Rubiandini R. S. sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Segenap Pimpinan dan Pekerja SKMIGAS mengucapkan selamat atas terpilihnya Ir. Susilo Siswoutomo sebagai Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Januari 2013 BUMI 19

20

KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI

KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI Jakarta, 6 Februari 2014 I KONDISI HULU MIGAS 2 CADANGAN GAS BUMI (Status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi (migas) di tanah air memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur perekonomian fiskal

Lebih terperinci

Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH

Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR RI 1 Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH Lifting minyak tahun 2016 diprediksi sebesar 811 ribu barel per hari (bph). Perhitungan ini menggunakan model

Lebih terperinci

PIDATO KEPALA BPMIGAS DALAM RANGKA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE 65 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. Bapak dan Ibu sekalian,

PIDATO KEPALA BPMIGAS DALAM RANGKA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE 65 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. Bapak dan Ibu sekalian, PIDATO KEPALA BPMIGAS DALAM RANGKA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE 65 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 17 Agustus 2010 Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA 2015 BAGIAN I PENDAHULUAN A. LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi. Ekplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi

Lebih terperinci

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017 #energiberkeadilan Jakarta, 8 Agustus 2017 MINYAK DAN GAS BUMI LIFTING Minyak Bumi 779 (2016) 1 802 (2017)

Lebih terperinci

ANALISIS ASUMSI HARGA MINYAK DAN LIFTING MINYAK APBN 2012

ANALISIS ASUMSI HARGA MINYAK DAN LIFTING MINYAK APBN 2012 ANALISIS ASUMSI HARGA MINYAK DAN LIFTING MINYAK APBN 2012 I. Harga Minyak Asumsi Harga minyak Indonesia dalam APBN dirujuk dalam harga rata-rata minyak mentah Indonesia berdasarkan perhitungan Formula

Lebih terperinci

KINERJA SEKTOR HULU MIGAS YTD SEPTEMBER 2017 (Q3) Jakarta, 27 Oktober 2017

KINERJA SEKTOR HULU MIGAS YTD SEPTEMBER 2017 (Q3) Jakarta, 27 Oktober 2017 KINERJA SEKTOR HULU MIGAS YTD SEPTEMBER 2017 (Q3) Jakarta, 27 Oktober 2017 1 I. KINERJA UTAMA HULU MIGAS (Q3 2017) 2 2017 SKK Migas All rights reserved Wilayah Kerja Migas Konvensional & NonKonvensional

Lebih terperinci

ANALISIS TANTANGAN MIGAS INDONESIA ; PENGUATAN BUMN MIGAS

ANALISIS TANTANGAN MIGAS INDONESIA ; PENGUATAN BUMN MIGAS ANALISIS TANTANGAN MIGAS INDONESIA ; PENGUATAN BUMN MIGAS Biro Riset BUMN Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI) Tantangan pengelolaan migas di Indonesia dihadapkan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Diskusi

Bab IV Hasil dan Diskusi Bab IV Hasil dan Diskusi Studi ini adalah untuk mengevaluasi model kontrak dan harga Gas Metana-B di Indonesia. Beberapa model kontrak mulai dari model Kontrak PSC Konvensional, model kontrak negara lain

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI ENERGI

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Jenis metode penelitian deskriptif yang digunakan adalah studi perbandingan (comparative

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Analisis Ekonomi dan Kebijakan Bisnis Pemanfaatan Gas Bumi di Indonesia dilatarbelakangi oleh rencana Pemerintah merealokasi pemanfaatan produksi gas bumi yang lebih

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Juta US$ 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia saat ini masuk sebagai negara net importir migas, meskipun sebelumnya sempat menjadi salah satu negara eksportir migas dan menjadi anggota dari Organization

Lebih terperinci

Outlook CAPAIAN TAHUN 2014 & RENCANA KERJA 2015

Outlook CAPAIAN TAHUN 2014 & RENCANA KERJA 2015 SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK Migas) Outlook CAPAIAN TAHUN 2014 & RENCANA KERJA 2015 30 Desember 2014 OUTLINE Capaian Indikator Utama Sektor Hulu Migas 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan pada 2015 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

ERA BARU MIGAS INDONESIA:

ERA BARU MIGAS INDONESIA: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Temu Netizen ke-8 ERA BARU MIGAS INDONESIA: Investasi dan Kontrak Gross Split Migas Selasa, 20 Februari 2018 1 Realisasi dan Rencana Investasi Sektor Energi dan

Lebih terperinci

INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2

INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2 INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI Andriani Rahayu 1 dan Maria Sri Pangestuti 2 1 Sekretariat Badan Litbang ESDM 2 Indonesian Institute for

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No No.116, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Kontrak Bagi Hasil Gross Split. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2017 TENTANG KONTRAK

Lebih terperinci

LAPOARAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI DALAM RANGKA PROGRAM LEGISLASI PENYUSUNAN RUU MIGAS

LAPOARAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI DALAM RANGKA PROGRAM LEGISLASI PENYUSUNAN RUU MIGAS LAPOARAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI DALAM RANGKA PROGRAM LEGISLASI PENYUSUNAN RUU MIGAS KE LAPANGAN GAS TOTAL EP DI SENIPAH, HANDIL KUTAI KERTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN

Lebih terperinci

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA. Nomor: PTK-038/SKKO0000/2015/S0.

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA. Nomor: PTK-038/SKKO0000/2015/S0. SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) PEDOMAN TATA KERJA Nomor: PTK-038/SKKO0000/2015/S0 Revisi ke-01 WORK PROGRAM AND BUDGET JAKARTA PEDOMAN TATA KERJA Halaman

Lebih terperinci

WAJIBKAN INDUSTRI MEMRODUKSI MOBIL BER-BBG: Sebuah Alternatif Solusi Membengkaknya Subsidi BBM. Oleh: Nirwan Ristiyanto*)

WAJIBKAN INDUSTRI MEMRODUKSI MOBIL BER-BBG: Sebuah Alternatif Solusi Membengkaknya Subsidi BBM. Oleh: Nirwan Ristiyanto*) WAJIBKAN INDUSTRI MEMRODUKSI MOBIL BER-BBG: Sebuah Alternatif Solusi Membengkaknya Subsidi BBM Oleh: Nirwan Ristiyanto*) Abstrak Melalui Inpres Nomor 4 Tahun 2014, pemerintah mengambil kebijakan memotong

Lebih terperinci

9 Fenomena Hulu Migas Indonesia, Peluang Memperbaiki Iklim Investasi dengan Kontrak Migas Gross Split

9 Fenomena Hulu Migas Indonesia, Peluang Memperbaiki Iklim Investasi dengan Kontrak Migas Gross Split 9 Fenomena Hulu Migas Indonesia, Peluang Memperbaiki Iklim Investasi dengan Kontrak Migas Gross Split #Kelebihan PSC Gross Split #Model Gross Split Pertama di Dunia April, 2017 Ariana Soemanto, ST, MT

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI UMUM Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang

Lebih terperinci

INDONESIA MENUJU NET OIL EXPORTER

INDONESIA MENUJU NET OIL EXPORTER IATMI 520 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 5 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 1618 November 5. INDONESIA MENUJU NET OIL EXPORTER Ir. Oetomo Tri Winarno,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA Lampiran Surat Nomor: Tanggal: RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA 2016 2019 INSTANSI PENANGGUNGJAWAB: KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NO. C. INDUSTRI SUMBER DAYA ALAM DAN JASA KELAUTAN

Lebih terperinci

Ringkasan ; Media Briefing Penyimpangan Penerimaan Migas, ICW; Kamis, 19 Juni 2008

Ringkasan ; Media Briefing Penyimpangan Penerimaan Migas, ICW; Kamis, 19 Juni 2008 Ringkasan ; Media Briefing Penyimpangan Penerimaan Migas, ICW; Kamis, 19 Juni 2008 Latar Belakang : 1. Defisit Neraca APBN tiap tahun serta kenaikan harga BBM. Disisi lain indonesia masih menghasilan minyak

Lebih terperinci

PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 1 1 I LATAR BELAKANG 2 2 Kondisi Hulu Migas Saat ini 1. Skema PSC Cost Recovery kurang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Produksi Liquefied Natural Gas (LNG) LNG Indonesia diproduksi dari tiga kilang utama, yaitu kilang Arun, kilang Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar

Lebih terperinci

REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015

REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015 REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas Jakarta, 13 Mei 2015 Outline Rekomendasi 1. Rekomendasi Umum 2. Pengelolaan Penerimaan Negara Dari Sektor Minyak dan Gas Bumi 3. Format Tata Kelola

Lebih terperinci

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA I. PENDAHULUAN Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu input di dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dan pada gilirannya akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial, baik sebagai individu ataupun kelompok akan selalu berkomunikasi. Sehingga disadari ataupun tidak,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN KEEKONOMIAN PADA PENGEMBANGAN LAPANGAN GX, GY, DAN GZ DENGAN SISTEM PSC DAN GROSS SPLIT

STUDI KELAYAKAN KEEKONOMIAN PADA PENGEMBANGAN LAPANGAN GX, GY, DAN GZ DENGAN SISTEM PSC DAN GROSS SPLIT Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 STUDI KELAYAKAN KEEKONOMIAN PADA PENGEMBANGAN LAPANGAN GX, GY, DAN GZ DENGAN SISTEM PSC DAN GROSS SPLIT William

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan ekonomi nasional adalah mencapai masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu, pemerintah di berbagai negara berusaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN 2013

LAPORAN TAHUNAN 2013 LAPORAN TAHUNAN 2013 DAFTAR ISI I PENDAHULUAN POTRET KINERJA SKK MIGAS 2013 A VISI DAN MISI 6 A WILAYAH KERJA MIGAS 19 B CORE VALUES 7 B SUMBER DAYA DAN CADANGAN 23 C SAMBUTAN KETUA KOMISI PENGAWAS 8 C

Lebih terperinci

Panduan Pengguna Untuk Sektor Produksi Energi Fosil Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Panduan Pengguna Untuk Sektor Produksi Energi Fosil Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator Panduan Pengguna Untuk Sektor Produksi Energi Fosil Minyak, Gas dan Batubara Indonesia 2050 Pathway Calculator Daftar Isi 1. Ikhtisar Sektor Produksi Energi Fosil... 3 2. Asumsi... 4 3. Metodologi... 13

Lebih terperinci

UU Nomor 22 Tahun 2001 dan Peran BP Migas dalam Regulasi Industri Migas di Indonesia Oleh Morentalisa. Eksplorasi: Plan of Development (POD)

UU Nomor 22 Tahun 2001 dan Peran BP Migas dalam Regulasi Industri Migas di Indonesia Oleh Morentalisa. Eksplorasi: Plan of Development (POD) UU Nomor 22 Tahun 2001 dan Peran BP Migas dalam Regulasi Industri Migas di Indonesia Oleh Morentalisa Kegiatan Hulu Migas Survey Umum Pembagian Wilayah Kerja (WK) Tanda tangan kontrak Eksplorasi: Eksploitasi

Lebih terperinci

HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS KETEPATAN SASARAN REALISASI BELANJA SUBSIDI ENERGI (Tinjauan atas subsidi listrik)

HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS KETEPATAN SASARAN REALISASI BELANJA SUBSIDI ENERGI (Tinjauan atas subsidi listrik) HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS KETEPATAN SASARAN REALISASI BELANJA SUBSIDI ENERGI (Tinjauan atas subsidi listrik) Pendahuluan Dalam delapan tahun terakhir (2005-2012) rata-rata proporsi subsidi listrik terhadap

Lebih terperinci

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai. BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I 2.1 Sejarah Ringkas Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian,

Lebih terperinci

Analisa dan Diskusi. Neraca gas bumi

Analisa dan Diskusi. Neraca gas bumi BAB IV Analisa dan Diskusi IV.1 Neraca gas bumi Kajian tentang permintaan dan penyediaan gas bumi memperlihatkan bahwa terjadi kekurangan gas. Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan yang tidak mampu

Lebih terperinci

... Hubungi Kami : Studi Prospek dan Peluang Pasar MINYAK DAN GAS BUMI di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

... Hubungi Kami : Studi Prospek dan Peluang Pasar MINYAK DAN GAS BUMI di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com T ahun 1977-1992 adalah masa kejayaan industri minyak Indonesia dengan produksi rata rata 1,5 juta barrel per hari. Kondisi

Lebih terperinci

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI INEFISIENSI BBM

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI INEFISIENSI BBM INEFISIENSI BBM Kenaikan harga minyak yang mencapai lebih dari US$100 per barel telah memberikan dampak besaran alokasi dalam APBN TA 2012. Kondisi ini merupakan salah satu faktor yang mendorong pemerintah

Lebih terperinci

Keterangan Pers Presiden Ri pada Pembubaran BP Migas, Jakarta, 14 November 2012 Rabu, 14 November 2012

Keterangan Pers Presiden Ri pada Pembubaran BP Migas, Jakarta, 14 November 2012 Rabu, 14 November 2012 Keterangan Pers Presiden Ri pada Pembubaran BP Migas, Jakarta, 14 November 2012 Rabu, 14 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA KETERANGAN PERS - PEMBUBARAN BP MIGAS DI KANTOR PRESIDEN,

Lebih terperinci

PERAN KEMENTERIAN ESDM DALAM PENCEGAHAN KORUPSI DI SEKTOR USAHA HULU MIGAS

PERAN KEMENTERIAN ESDM DALAM PENCEGAHAN KORUPSI DI SEKTOR USAHA HULU MIGAS PERAN KEMENTERIAN ESDM DALAM PENCEGAHAN KORUPSI DI SEKTOR USAHA HULU MIGAS Susyanto Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL MIGAS SAAT INI Cadangan

Lebih terperinci

BIAYA PRODUKSI MINYAK BUMI NKRI COST RECOVERY (2007)

BIAYA PRODUKSI MINYAK BUMI NKRI COST RECOVERY (2007) BIAYA PRODUKSI MINYAK BUMI NKRI COST RECOVERY (2007) Johand Dimalouw Berapa besar biaya produksi minyak bumi (alias minyak mentah alias crude oil)? Apakah benar Cost Recovery (CR) dalam kontrak PSC (Production

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peraturan Presiden No 32 Tahun 2011 tentang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) merupakan sebuah langkah besar permerintah dalam mencapai

Lebih terperinci

Sektor Pasokan Energi. Produksi Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Sektor Pasokan Energi. Produksi Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator Sektor Pasokan Energi Produksi Minyak, Gas dan Batubara Indonesia 2050 Pathway Calculator Daftar Isi I. Gambaran Umum Produksi Energi Fosil... 3 II. Asumsi Tetap/Fixed Assumption... 4 2.1. Penemuan Cadangan...

Lebih terperinci

Hutang Pajak Perusahaan Migas Menunggu Keberanian DJP dan KPK. Indonesia Corruption Watch ICW Jakarta, 18 Juli 2011

Hutang Pajak Perusahaan Migas Menunggu Keberanian DJP dan KPK. Indonesia Corruption Watch ICW  Jakarta, 18 Juli 2011 Hutang Pajak Perusahaan Migas Menunggu Keberanian DJP dan KPK Indonesia Corruption Watch ICW www.antikorupsi.org Jakarta, 18 Juli 2011 Pajak Migas - Pengantar Pernyataan KPK, Kamis 14 Juli 2011 (sumber

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI I. UMUM Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) menegaskan bahwa cabang-cabang produksi

Lebih terperinci

Peran KESDM Dalam Transparansi Lifting Migas

Peran KESDM Dalam Transparansi Lifting Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Peran KESDM Dalam Transparansi Lifting Migas Disampaikan Dalam FGD Tranparansi Dana Bagi Hasil (DBH) Industri Ekstraktif Batam, 09 April 2018 1 II DAFTAR ISI

Lebih terperinci

STATUS SUMBER DAYA ALAM MIGAS DI INDONESIA CADANGAN, PRODUKSI DAN OUTLOOK JANGKA MENENGAH DAN JANGKA PANJANG

STATUS SUMBER DAYA ALAM MIGAS DI INDONESIA CADANGAN, PRODUKSI DAN OUTLOOK JANGKA MENENGAH DAN JANGKA PANJANG STATUS SUMBER DAYA ALAM MIGAS DI INDONESIA CADANGAN, PRODUKSI DAN OUTLOOK JANGKA MENENGAH DAN JANGKA PANJANG Disampaikan Dalam Acara Diskusi Publik Institute for Essential Services Reform (IESR) Jakarta,

Lebih terperinci

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi Boks 2 REALISASI INVESTASI DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU I. GAMBARAN UMUM Investasi merupakan salah satu pilar pokok dalam mencapai pertumbuhan ekonomi, karena mampu memberikan multiplier effect

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015 Yth. : Para Pimpinan Redaksi dan hadirin yang hormati;

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK BUMI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK BUMI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK BUMI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka pencapaian produksi minyak bumi nasional paling sedikit

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP KONTRAK PRODUCTION SHARING. Oleh: KUSWO WAHYONO

PRINSIP-PRINSIP KONTRAK PRODUCTION SHARING. Oleh: KUSWO WAHYONO PRINSIP-PRINSIP KONTRAK PRODUCTION SHARING Oleh: KUSWO WAHYONO 1 PRODUCTION SHARING CONTRACT Produksi setelah dikurangi cost recovery dibagi antara Pemerintah dan Kontraktor berdasarkan suatu persentase

Lebih terperinci

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program 35.000 MW: Progres dan Tantangannya Bandung, 3 Agustus 2015 Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Bisnis minyak dan gas merupakan bisnis yang membutuhkan biaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Bisnis minyak dan gas merupakan bisnis yang membutuhkan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis minyak dan gas merupakan bisnis yang membutuhkan biaya investasi yang besar dan menggunakan teknologi tinggi yang senantiasa terus berkembang. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu sektor energi vital dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu sektor energi vital dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sektor minyak dan gas bumi (migas) di negara Republik Indonesia merupakan salah satu sektor energi vital dalam rangka memenuhi kebutuhan energi nasional

Lebih terperinci

Blok Masela Harus. Berikan Kemakmuran untuk Rakyat Indonesia

Blok Masela Harus. Berikan Kemakmuran untuk Rakyat Indonesia Blok Masela Harus Berikan Kemakmuran untuk Rakyat Indonesia http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/01/03/122200526/blok.masela.harus.berikan.kemakmuran.untuk.rakyat.indonesia Minggu, 3 Januari 2016

Lebih terperinci

MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN (Di Sempurnakan Sesuai dengan Usulan Kadin)

MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN (Di Sempurnakan Sesuai dengan Usulan Kadin) LAMPIRAN II MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN (Di Sempurnakan Sesuai dengan Usulan Kadin) Isu Pokok Output yang Diharapkan Program Aksi Kerangka waktu Jaminan pasokan energi Terjaminnya pasokan

Lebih terperinci

Kegiatan Bisnis Hulu Migas Capaian Semester I Bandung, 19 Juli 2016

Kegiatan Bisnis Hulu Migas Capaian Semester I Bandung, 19 Juli 2016 Kegiatan Bisnis Hulu Migas Capaian Semester I 2016 Bandung, 19 Juli 2016 1 ONSHORE OFFSHORE ONSHORE / OFFSHORE JUMLAH WILAYAH KERJA MIGAS KONVENSIONAL & NON-KONVENSIONAL SAAT INI TOTAL 153 WK 99 WK 37

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki sumber pendapatan dari sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional didasarkan

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014 Bismillahirrohmanirrahim Yth. Ketua Umum INAplas Yth. Para pembicara

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat PT. X Berdasarkan data yang diperoleh melalui Laporan Tahunan 2009, PT. X didirikan pada 9 Juni 1980 di bawah hukum Republik Indonesia dan memulai usahanya

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

POTENSI MIGAS WILAYAH KERJA PROVINSI KEPRI

POTENSI MIGAS WILAYAH KERJA PROVINSI KEPRI POTENSI MIGAS WILAYAH KERJA PROVINSI KEPRI Kegiatan Evaluasi Perkembangan Lifting dan Optimalisasi Dana Bagi Hasi (DBH) Minyak dan Gas bumi merupakan kegiatan yang berkelanjutan dibidang Minyak dan Gas

Lebih terperinci

MENJAWAB KERAGUAN TERHADAP GROSS SPLIT Tanggapan atas Opini Dr Madjedi Hasan Potensi Permasalahan dalam Gross Split

MENJAWAB KERAGUAN TERHADAP GROSS SPLIT Tanggapan atas Opini Dr Madjedi Hasan Potensi Permasalahan dalam Gross Split MENJAWAB KERAGUAN TERHADAP GROSS SPLIT Tanggapan atas Opini Dr Madjedi Hasan Potensi Permasalahan dalam Gross Split Oleh Prahoro Nurtjahyo Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Investasi dan Pengembangan Infrastruktur

Lebih terperinci

Shofia Maharani. Sonya Oktaviana. Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Abstract

Shofia Maharani. Sonya Oktaviana. Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Abstract ANALISIS REORGANISASI BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (BP MIGAS) MENJADI SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS) Shofia Maharani Sonya

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi 2016

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi 2016 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi 2016 DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DAFTAR ISI 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR

Lebih terperinci

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 dan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 dan KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17TAHUN2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KERJA KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT Pertamina EP merupakan perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di

Lebih terperinci

Capaian Industri Migas Semester I Tahun 2016

Capaian Industri Migas Semester I Tahun 2016 Capaian Industri Migas Semester I Tahun 2016 Kementerian ESDM Republik Indonesia Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral Jakarta, 22 Juli 2016 Jujur, Professional, Melayani, Inovatif, Berarti 1 1 Rumah

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM Bahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Pada Acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2015- Infrastructure: Executing The Plan KEMENTERIAN ENERGI

Lebih terperinci

KOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan

KOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan KOMERSIALITAS 1 Sistem Kontrak Bagi Hasil Kontrak bagi hasil adalah bentuk kerjasama antara pemerintah dan kontraktor untuk melaksanakan usaha eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya migas berdasarkan prinsip

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

Contoh Tabel Input-Output untuk Sistem Perekonomian dengan Dua Sektor Produksi. Alokasi Output Permintaan Antara Sektor Produksi Struktur Input 1 2

Contoh Tabel Input-Output untuk Sistem Perekonomian dengan Dua Sektor Produksi. Alokasi Output Permintaan Antara Sektor Produksi Struktur Input 1 2 BAB II Kajian Pustaka II.1 Analisis input output II.1.1 Tabel Input-Output Hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antara satuan kegiatan (sektor) perekonomian dengan sektor lain secara menyeluruh

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI RUU Perubahan Migas RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI Formatted: Left, Indent: Left: 0 cm, First

Lebih terperinci

Negara Hadapi Risiko Likuiditas

Negara Hadapi Risiko Likuiditas http://sinarharapan.co/news/read/140528037/negara-hadapi-risiko-likuiditas-span-span- Negara Hadapi Risiko Likuiditas 28 Mei 2014 Saiful Rizal/Faisal Rachman Ekonomi Kemampuan membayar utang pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dinilai cukup berhasil dari segi administrasi publik, namun dari sisi keuangan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dinilai cukup berhasil dari segi administrasi publik, namun dari sisi keuangan BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Objek Penelitian Keberhasilan proses otonomi daerah dapat dinilai dari tata kelola administrasi dan keuangan di masing-masing pemerintah daerah. Meskipun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBALIKAN DAN PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GOVERMENT LIAISON Peranannya dalam memudahkan proses bisnis Perminyakan dengan Pemerintah terutama dalam aktivitas Eksplorasi dan Exploitasi.

GOVERMENT LIAISON Peranannya dalam memudahkan proses bisnis Perminyakan dengan Pemerintah terutama dalam aktivitas Eksplorasi dan Exploitasi. GOVERMENT LIAISON Peranannya dalam memudahkan proses bisnis Perminyakan dengan Pemerintah terutama dalam aktivitas Eksplorasi dan Exploitasi. Mustoto Moehadi Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN Veteran

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN 2012

LAPORAN TAHUNAN 2012 LAPORAN TAHUNAN 2012 SKK MIGAS LAPORAN TAHUNAN 2012 DAFTAR ISI PENDAHULUAN BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI LAMPIRAN Visi dan Misi SKK Migas 2 Prinsip Kelembagaan (Core Values) 3 Sambutan Kepala

Lebih terperinci

SUBSIDI BBM : PROBLEMATIKA DAN ALTERNATIF KEBIJAKAN

SUBSIDI BBM : PROBLEMATIKA DAN ALTERNATIF KEBIJAKAN SUBSIDI BBM : PROBLEMATIKA DAN ALTERNATIF KEBIJAKAN Abstrak Dalam kurun waktu tahun 2009-2014, rata-rata alokasi belanja non mandatory spending terhadap total belanja negara sebesar 43,7% dan dari alokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak Belanda ini mendorong diberlakukannya Undang-Undang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. minyak Belanda ini mendorong diberlakukannya Undang-Undang Pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era industri migas dikelompokkan menjadi tiga era yaitu era kolonial belanda, era awal kemerdekaan, dan era industri migas modern. Era kolonial Belanda ditandai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Perumusan key..., Dino Andrian, FE UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Perumusan key..., Dino Andrian, FE UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi menyatakan bahwa minyak dan gas bumi sebagai sumber daya alam strategis takterbarukan yang terkandung di

Lebih terperinci

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL Agus Nurhudoyo Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi agusn@p3tkebt.esdm.go.id

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJA SAMA KONTRAK, BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJA SAMA KONTRAK, BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1994 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PEDOMAN KERJA SAMA KONTRAK, BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, di Jatim tgl. 7 Okt 2014 Selasa, 07 Oktober 2014

Sambutan Presiden RI pd Peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, di Jatim tgl. 7 Okt 2014 Selasa, 07 Oktober 2014 Sambutan Presiden RI pd Peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, di Jatim tgl. 7 Okt 2014 Selasa, 07 Oktober 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN FASILITAS PRODUKSI LAPANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah pembangkit listrik di Indonesia merupakan akibat langsung dari kebutuhan listrik yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, karena listrik merupakan energi

Lebih terperinci

Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan

Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan I. Pendahuluan Sejak tahun 2008 Indonesia resmi menjadi net importer migas akibat tingginya konsumsi yang tidak dibarengi dengan produksi yang ada. Posisi ketahanan

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR-RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR-RI LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR-RI BERMITRA DENGAN KEMENTERIAN AGAMA, KEMENTERIAN SOSIAL, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK, KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (KPAI), BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia bukanlah negara pengekspor besar untuk minyak bumi. Cadangan dan produksi minyak bumi Indonesia tidak besar, apalagi bila dibagi dengan jumlah penduduk. Rasio

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom No. 316, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Alokasi, Pemanfaatan dan Harga. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam tesis ini menguraikan latar belakang dilakukannya penelitian dimana akan dibahas mengenai potensi sumber daya panas bumi di Indonesia, kegiatan pengembangan panas

Lebih terperinci