Evaluasi Kinerja Algoritma Tanda Tangan Digital RSA Untuk Aplikasi E-Voting Menggunakan Komputer Berbasis Prosesor Multicore

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Evaluasi Kinerja Algoritma Tanda Tangan Digital RSA Untuk Aplikasi E-Voting Menggunakan Komputer Berbasis Prosesor Multicore"

Transkripsi

1 Evaluasi Kinerja Algoritma Tanda Tangan Digital RSA Untuk Aplikasi E-Voting Menggunakan Komputer Berbasis Prosesor Multicore Adnan Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin address: Abstrak Paper ini menyajikan hasil evaluasi kinerja perangkat lunak paralel yang diaplikasikan untuk sistem e-voting menggunakan bahasa cilk for menggunakan komputer paralel berbasis prosesor multicore.evaluasi dilakukan dengan melakukan simulasi data pemungutan suara sebagai array berukuran 1024 bertipe multipecision integer. Simulasi pemungutan suara dilakukan dengan cara memberi nilai random ke setiap elemen array tadi. Algoritma tanda tangan digital rsa 1024 bit diterapkan pada setiap elemen array. Setiap elemen array ditandatangani secara berulang-berulang sehingga jumlah operasi tanda tangan digital rsa mencapai jumlah sekitar hingga operasi. Menggunakan komputer dengan 24 inti prosesor, aplikasi mampu melakukan operasi tanda tangan digital perdetik.. Kata-kunci: multicore, multithreading, e-voting, RSA, parallelism. I. Pendahuluan Hukum moore mengatakan bahwa dalam setiap 18 bulan chip-chip semikonduktor akan meningkat dua kali lipat kepadatannya. Ini berarti bahwa, dengan ukuran yang sama, prosesorprosesor dapat dibuat lebih kompleks dua kali lipat. Tren peningkatan dua kali lipat ini telah memajukan arsitektur-arsitektur komputer seperti prosesor-prosesor pipeline dan superscalar yang canggih. Dan tren tersebut masih terus akan berlanjut dengan penemuan transistor gate 3 dimensi oleh intel. Untuk mengambil manfaat dari tren peningkatan dua kali lipat tersebut, peneliti memilih arsitektur prosesor multicore.tujuan yang ingin dicapai dengan arsitektur multicore adalah exploitasi paralelisme untuk meningkatkan kinerja perangkat lunak.para peneliti sebelumnya mempunyai masalah yakni, dengan meningkatnya kerapatan chip-chip prosesor berpengaruh terhadap peningkatan kerapatan termal prosesorprosesor itu. Prosesor-prosesor akan menjadi lebih panas sehingga menaikkan frekuensi clock prosesor-prosesor tidak dapat dilakukan lebih lanjut agar meningkat kinerjanya. Demikian juga ternyata membuat unit-unit pipeline dan superscalar yang lebih kompleks tidak dapat diikuti oleh peningkatan kinerja yang signifikan. Daripada membuat unit pipeline dan superscalar yang lebih kompleks, para peneliti menduplikasi sejumlah inti prosesor pada chip yang sama. Sistem multiprosesor berbagi memori tradisional yang digunakan pada server-server dan workstasion-workstasion.sistem multiprosesor, jika dapat dikatakan, dulunya tidak tersedia pada komputer-komputer pribadi.namun dengan perkembangan teknologi terbaru, komputerkomputer pribadi bahkan laptop dan telepon seluler telah menjadi komputer multiprosesor berbasis prosesor multicore. Digunakannya prosesor multicore pada komputer pribadi memberi pengaruh terhadap bagaimana perangkat lunak harus dikembangkan.program-program yang berjalan pada komputer multicore haruslah merupakan program-program paralel.karena komputer multicore adalah sistem komputer multiprosesor, maka komputer multicore dapat diprogram seperti bagaimana sistem multiprosesor pernah diprogram.untungnya teknik pemrograman untuk sistem multiprosesor telah mendapatkan dukungan yang mapan. Pemrograman multithreading dengan POSIX Threads[1] dan Win Thread telah lama dikenal oleh para pakar. Pada level pemrograman yang tinggi OpenMP[2] dan bahasa cilk[3][4] telah 2013 Jurnal Penelitian Enjiniring, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Hal 132

2 Jurnal JPE, VOL. 19, No. 02, BULAN Mei-Agustus, TAHUN 2013 cukup lama tersedia. Kini penerapan pemrograman paralel untuk sistem komputer multicore pada berbagai bidang harus disosialisasikan secara luas. Tujuan dari penelitian yang diangkat dalam paper ini adalah mengusulkan penerapan teknik pemrograman paralel menggunakan bahasa cilkplus untuk aplikasi e-voting.menyertai usulan, paper ini menyajikan evaluasi kinerja perangkat lunak e-voting paralel yang ditulis menggunakan bahasa cilkplus. II. Aplikasi E-Voting berbasis Prosesor Multicore Bagian ini memberikan survey terhadap prosesor-prosesor multicore, teknik dan model pemrograman dan membahas aplikasi e-voting untuk penerapan prosesor multicore. II.1. Prosesor Multicore Prosesor multicore dikembangkan setelah upaya meningkatkan frekuensi clock sebuah prosesor tidak dapat lagi dilakukan karena keterbatasan fisik.selain itu, terjadi suatu hambatan yang disebabkankan peningkatan kecepatan memori tidak dapat mengikuti kemajuan kecepatan prosesor sehingga meningkatkan kecepatan prosesor tidak begitu berarti terhadap peningkatan kinerja. Pada sisi yang lain kemajuan teknologi semikonduktor mengakibatkan kerapatan perangkat semikonduktor berlipat dua kali dalam kurun waktu 18 bulan. Pada area yang sama, jumlah transistor meningkat dalam kurun waktu tersebut. Pemanfaatan perkembangan tersebut untuk menambahkan unit pipeline dan unit fungsional pada prosesor superpipeline dan superscalar tidak dapat meningkatkan kinerja komputr secara signifikan.independensi instruksiinstruksi dalam sebuah alur eksekusi berjumlah terbatas adalah menjadi penyebabnya. Daripada menambahkan unit-unit fungsional pada prosesor pipeline dan superscalar tidak menguntungkan secara signifikan, perancang arsitektur komputer memutuskan membuat inti eksekusi prosesor menjadi beberapa duplikat yang identik.inti-inti eksekusi tersebut terdiri dari unit kendali, unit eksekusi dan register-register dalam sebuah chip multicore.pada gambar 1 sebuah prosesor AMD terdiri dari empat buah inti yang identic. Masing-masing inti terhubung ke memori level 1 dan level 2.Selain memori dan L2, inti-inti pengeksekusi memiliki memori L3 secara bersama (shared). Hierarki memori-memori tersebut menyediakan akses dengan bandwidth yang tinggi serta latency yang rendah. SRI dan cross bar switch milik prosesor multicore pada gambar 1 menyediakan fleksibilitas akses ke memori utama. Inti-inti dapat mengakses memori utama lokal yang terhubung melalui RAM controller. Selain mengakses memori lokal, intiinti prosesor dapat pula mengakses memorimemori remote milik prosesor lain melalui hypertransport link. Hypertransport link memungkinkan untuk meningkatkan skalabilitas prosesor multicore. Dengan keberadaan beberapa unit pengeksekusi, sistem operasi dapat melihat perangkat keras terdiri dari beberapa prosesor logikal dan menjadwalkan sejumlah thread-thread secara simultan. Sehingga misalnya sistem operasi dapat meluncurkan empat buah thread pada masing-masing core 0, core 1, core 2 dan core 3. Core0 L2 Core1 L2 Shared L3 System request Interface and Cross bar switch RAM controller Core2 L2 Core3 L2 Hypertransport Gambar 1. Prosesor multicore AMD Sistem operasi dapat saja memberikan sejumlah thread-thread untuk beberapa aplikasi yang berbeda agar perpindahan dari satu aplikasi ke aplikasi dapat menjadi lancar.namun sistem operasi dapat juga memberikan sejumlah threadthread untuk sebuah aplikasi agar waktu eksekusi aplikasi menjadi lebih singkat.teknik yang pertama disebut multiprocessing sedangkan yang terakhir disebut multithreading.multithreading dapat diterapkan untuk aplikasi dimana komputasi Hal Jurnal Penelitian Enjiniring, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

3 sangat intensif yang salah satunya adalah aplikasi yang dibahas pada paper ini. Pada aplikasi multithreading, sebuah proses atau program terdiri dari sejumlah thread-thread yang independen. Thread-thread independen tersebut berjalan pada masing-masing inti prosesor (processor core). Sebuah program pada awalnya hanya memiliki sebuah thread yang disebut thread master. Dalam perjalan eksekusi, program dapat meminta thread-thread tambahan, Dalam hal ini sistem operasi berperan untuk membuat thread dan menugaskan prosesor-prosesor logika untuk menjalankan thread-thread tersebut. Hasil survey terhadap produk-produk prosesor multicore baik produk Intel dan AMD diperlihatkan pada tabel 1.Untuk platform komputer desktop, Intel mengeluarkan prosesor seri core ix, sedangkan AMD mengeluarkan produk Phenom. Untuk target platform server, Intel mempunyai prosesor xeon dan AMD mempunyai Opteron. Nampak pada tabel 1, jumlah thread prosesor intel dapat lebih banyak daripada jumlah core. Hal demikian karena keunggulan Intel dengan teknologi hyperthreading. Tabel 1.Prosesor Multicore Produk Intel dan AMD No Prosesor #core #thread 1 Intel Core i Intel Core i Intel Xeon E Intel Xeon E Intel Xeon E Intel Xeon E Intel Xeon E AMD Phexon II X AMD Opteron seri AMD Opteron seri II.2. Pemrograman Prosesor Multicore Prosesor multicore merupakan desain mutakhir dari shared memory multiprocessor. Pada shared memory multiprocessor terdapat beberapa prosesor dan sebuah ruang memori tunggal yang terhubung melalui jaringan interkoneksi seperti bus, cross bar atau lain sebagainya. Untuk pemrograman sistem shared memory multiprocessor terdapat dua pilihan model pemrograman yang dapat digunakan. Model pemrograman yang pertama adalah model message passingdan model shared memory. Meskipun model message passing merupakan model pemrograman dengan paradigma sistem memori terdistribusi, model ini dapat diterapkan pada sistem shared memory multiprocessor. Pada model pemrograman message passing, komputasi parallel terhadap data dapat dilakukan melalui mekanisme komunikasi. Komunikasi antar prosesor dalam hal ini tidak melalui perangkat komunikasi, tetapi melalui shared memory. Komunikasi ini dapat bersifat point to point, broadcast ataupun multicast. Model pemrograman shared memory merupakan teknik pemrograman yang cocok untuk sistem prosesor multicore. Model ini juga dapat dikategorikan dalam dua kelas. Model yang pertama yaitu shared memory multiprocessing dan yang kedua adalah shared memory multithreading. Shared memory multiprocessing kurang popular penggunaan disebabkan karena sistem operasi menggunakan lebih banyak siklus clock untuk membuat dan mengelola dan proses-proses dibandingkan membuat dan mengelola threadthread. Disamping itu sinkronisasi pada shared memory multiprocessingmenyumbang overhead yang lebih besar dibandingkan shared memory multithreading.oleh karenanya multithreading lebih menarik untuk dibahas dalam paper ini. Terdapat dua level parallelisme yang dapat dilakukan dengan teknik multithreading. Yang pertama disebut paralelisme level thread dan yang kedua disebut level paralelisme task. Paralelisme level thread adalah bentuk paralelism yang paling primitive. Sebuah program aplikasi terdiri dari beberapa thread yang berjalan secara konkuren menjalankan kode program yang sama namun mengerjakan set-set data yang berbeda. Bentuk seperti ini juga dikenal sebagai pemrograman Single Program Multiple Data (SPMD). Umumnya sinkronisasi eksekusi program dilakukan menggunakan barrier yang cenderung berujung pada situasi di mana thread yang telah selesai harus menunggu thread lain tanpa melakukan kerja (works) apapun.teknik worksharing seperti ini telah dikenal pada standar OpenMP versi yang pertama. Parallelism level task merupakan sebuah teknik yang relative lebih baru dibandingkan dengan level paralelisme thread. Teknik ini melakukan dekomposisi komputasi menjadi sub bagian-bagian fungsional yang lebih kecil yag disebut task. Dengan demikian terdapat sejumlah task yang dapat dieksekusi secara paralel oleh sejumlah thread yang berbeda. Dekomposisi task dapat dilakukan secara statis maupun secara dinamis.dengan dekomposisi task secara statis, derajat paralelisme secara statis ditetapkan oleh pembuat program.dengan demikian selama eksekusi paralel pada program, parallelism tidak bertambah dan berkurang.ini berbeda dengan dekomposisi secara dinamis.derajat paralelisme dapat bertambah sehingga dekomposisi secara dinamis ini sangat cocok untuk diterapkan menggunakan prosesorprosesor multicore. Paralelisme level task ini digunakan pada bahasa Cilk dan standar OpenMP versi 3 sejak tahun Jurnal Penelitian Enjiniring, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Hal 134

4 Jurnal JPE, VOL. 19, No. 02, BULAN Mei-Agustus, TAHUN 2013 II.3 Penggunaan Prosesor Multicore Pada Aplikasi E-Voting E-voting adalah sistem pemungutan suara secara elektronik. Dalam pembahasan paper ini, pengertian e-voting dibatasi pada penggunaan teknologi informasi untuk mendukung proses pemungutan suara dalam rangka pemilihan umum ataupun pemilihan kepala daerah. Dalam prakteknya, skema pemungutan suara secara umum terdiri dari sejumlah perangkat teknologi informasi yang tersebar di semua tempat pemungutan suara (TPS) dan sebuah server yang berfungsi menerima dan merekapitulasi jumlah peroleh suara dari seluruh TPS.Pada sistem e- voting pemilih melakukan pemilihan menggunakan komputer yang terdapat pada TPS dimana dia ditetapkan untuk memilih.komputer pada TPS kemudian melakukan rekapitulasi penghitungan suara pada saat pemilihan telah ditetapkan telah selesai waktunya.hasil rekapitulasi perhitungan suara kemudian dikirim sebagai pesan elektronik melalui jaringan internet.untuk membuktikan kepemilikan pesan yang sebenarnya, pesan harus diberikan tanda tangan secara digital sebelum dikirimkan. Seperti yang telah diilustrasikan dalam paper sebelumnya[5] skema e-voting menggunakan perangkat teknologi informasi diperlihatkan pada gambar 2. Dengan skema seperti itu, terdapat celah ke amanan dimana ada pihak penyerang yang mungkin mengirim suara palsu. Pihak penyerang menggunakan komputernya untuk mengirim surat suara elektronik ke server. Hal ini dapat dicegah dengan melakukan pengecekan keaslian pesan elektronik menggunakan teknologi tanda tangan digital.mekanisme keamanan dengan menggunakan tanda tangan digital ini sangat terjamin keamananya, selama kunci privat yang digunakan untuk menandatangani surat suara elektronik tidak dapat diakses oleh pihal lain, meskipun kunci public dapat disebarkan. Untuk mekanisme tanda tangan digital ini RSA[4] atau DSA[5] dapat digunakan. internet Komputer TPS Server Gambar 2. Arsitektur Umum Sistem E-Voting berbasis jaringan Gambar 3 memperlihatkan sebuah flowchart aplikasi e-voting. Asumsi bahwa pointer bernama current digunakan oleh sebuah prosesor untuk mengakses pesan-pesan dalam sebuah struktur antrian surat suara yang telah diterima sebelumnya. Asumsikan bahwa server memiliki database kunci publik atau memiliki ke database tersebut.dalam sebuah loop prosesor melakukan proses sebagai berikut. Prosessor mengambil pesan yang ditunjukkan oleh pointer current jika ada pesan.kemudian pointer current menunjuk ke pesan berikutnya agar supaya prosesor dapat mengambil pesan berikutnya pada saat perulangan selanjutnya. Berdasarkan pesan yang diambil, prosesor melakukan look-up database untuk mendapatkan kunci public RSA milik pengirim pesan. Menggunakan kunci tersebut prosesor dapat melakukan verifikasi apakah pesan dikirimkan dari komputer yang sah milik TPS.Verifikasi pesan ini dilakukan dengan menerapkan algoritma tanda tangan digital RSA. Jika pesan valid maka surat suara diekstrak hasil votingnya dan kemudian suara diakumulasikan. Jika pesan tidak valid maka ia diabaikan. Proses kemudian berulang untuk mengambil pesan berikutnya yang ditunjuk oleh pointer current. Deskripsi algoritma dari flowchart gambar 3 menggunakan paradigma pemrograman sequential processing.sedangkan aplikasi yang dikehendaki untuk prosesor multicore adalah paradigma pemrograman paralel.permasalahan pertama yang muncul dengan pemrograman parallel adalah bahwa beberapa thread mengakses sebuah antrian pesan secara simultan menggunakan sebuah pointer. Kesulitannya adalah beberapa thread melakukan update secara simultan terhadap pointer current. Operasi update simultan seperti itu beresiko terhadap akses ke antrian, yakni thread mungkin mengambil elemen antrian bukan yang seharusnya disebabkan pointer current telah di update oleh thread yang lain. Disamping itu, lebih dari satu thread dapat memproses sebuah elemen antrian yang sama secara simultan yang pada akhirnya membuat komputasi melakukan perhitungan yang salah yang dikenal sebagai kondisi balapan (race condition). Kondisi balapan pada kasus multi akses ke elemen antrian suara diperlihatkan pada model OpenMP sebagai berikut #pragma omp parallel num_thread(24) #pragma omp for for(i=0;i<nmax;i++) { current = current->next; pesan = current.msg; } Hal Jurnal Penelitian Enjiniring, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

5 Karena sejumlah thread membaca dan kemudian mengupdate pointer currentsecara simultan, pesan yang diakses oleh 24 thread yang berbeda menjadi tidak tentu. Seperti yang diuraikan pada paper sebelumnya[5] bahasa data paralel cilk_for diusulkan untuk aplikasi e-voting berbasis prosesor multicore. Pada paper tersebut diusulkan komputer dengan prosesor multicore digunakan pada aplikasi server KPU seperti pada gambar 2.Server dengan prosesor multicore diusulkan karena potensi kinerja yang dimilikinya. Pada server yang diilustrasikan pada gambar 2 menerima pesan-pesan elektronik berjumlah sangat banyak.server harus memverifikasi bahwa pesan-pesan tersebut bersumber dari komputer TPS yang sah dengan menggunakan algoritma tanda tangan digital seperti RSA.Perolehan suara pemilihan dalam pesan yang valid saja yang diakumulasikan.sedangkan pesan palsu diabaikan.karena jumlah pesan berjumlah sangat banyak dibutuhkan sistem komputasi berkinerja tinggi. mulai PesandariTP S H Antrian pesan Gambar 4. Penggunaan prosesor multicore pad aplikasi e-voting Dalam hal ini sejumlah thread dapat berjalan pada inti-inti prosesor yang berbeda secara paralel untuk mendapatkan hasil dalam waktu yang lebih cepat. Secara paralel thread-thread pada multicore melakukan komputasi sederhana seperti pada persamaan 1.Kondisi balapan ada komputasi paralel persamaan 1 dapat dengan mudah diatasi menggunakan variabel reduksi. T Multi akses Processor multicore Database kunci publik TPS pesan = current If(pesan) current = pesan.next key = look_up(pesan) verfikasi(pesan,key) valid F II.4. Tanda Tangan Digital RSA RSA adalah sebuah algoritma enkripsi asimetris menggunakan pasangan kunci privat dn kunci publik. Kekuatan teknik enkripsi RSA tidak terletak pada algorimanya.justru kekuatan teknik enkripsi RSA terletak pada panjang kunci privatnya.serangan terhadap teknik ini mencakup algoritma faktorisasi dan serangan brute-force. Panjang kunci privat 1024 bit dianggap cukup memadai keamanannya. Kunci privat dan kunci public RSA dibangkitkan menggunakan dua buah bilangan prima p dan q yang besar dengan ukuran 512 bit hingga 2048 bit. Kedua bilangan prima p dan qdapat dibuang atau disimpan secara sangat rahasia setelah pasangan kunci telah diperoleh.langkah-langkah menghitung pasangan kunci RSA adalah sebagai berikut : Suara[] += pesan.suara[] Gambar 3. Flowchart sistem E-Voting 1 Pilih dua bilagan prima p dan q yang besar 2 Hitung n = p q 3 Hitung (n) = (p-1) (q-1) 4 Hitung kunci publicd yang relative prima terhadap (n) 5 Hitung kunci privat e sedemikian sehingga e d = 1 mod (n) Jurnal Penelitian Enjiniring, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Hal 136

6 Jurnal JPE, VOL. 19, No. 02, BULAN Mei-Agustus, TAHUN 2013 Pasangan bilangan prima p dan q dapat dibuang atau disimpan secara sangat rahasia. Demikian juga dengan kunci privat e harus disimpan dengan cara yang sangat rahasia. Sedangkan kunci publik d dapat disebarluaskan bersama dengan n. Karena n dapat diakses oleh banyak pihak, maka p danq dapat diperoleh kembalik dengan cara memfaktorkan n. Namun faktorisasi tersebut tidaklah membutukan waktu yang singkat. Kunci privat e dapat digunakan untuk melakukan enkripsi terhadap plain text M sehingga menghasilkan cipertext dengan menghitung modular exponentiation sebagai berikut C = M e mod n..(1) Sedangkan kunci publicd digunakan untuk melakukan dekripsi terhadap chipetextc sehingga menghasilkan plain text M yang semula dengan menggunakan modular exponentiation yang sama sebagai berikut M = C d mod n.(2) Adapun dalam penggunaannya untuk tanda tangan digital, kunci privat dapat digunakan untuk menandatangi surat suara elektronik dengan perhitungan yang sama pada persamaan 1. Sedangkan persamaan 2 digunakan untuk melakukan pengujian terhadap keaslian surat suara yang diterima oleh server. Dengan demikian, dalam hal aplikasi e-voting, penandatanganan dilakukan menggunakan kunci privat milik komputer TPS sedangkan pengujian keaslian dilakukan pada sisi server. III. Experiment Bagian ini membahas experiment untuk evaluasi kinerja program paralel dengan algoritma tanda tangan digital RSA menggunakan komputer berbasis prosesor multicore. III.1. Perangkat Lunak Yang Digunakan Dalam eksperimen ini, antrian pesan-pesan hasil pemungutan suara disimulasikan dengan menggunakan array bertipe integer. Jumlah elemen array ada sebanyak 1024.Setiap elemen array ditanda tangani secara berulang-ulang dengan kunci RSA 1024 bit sedemikian sehingga jumlah operasi tanda tangan berkisar hingga operasi tanda tangan. Proses tanda tangan dilakukan secara paralel. Algoritma RSA dalam eksperimen ini diimplementasikan menggunakan pustaka GMP 4. Program dikompilasi menggunakan Intel C compiler dengan pustaka intel Cilkplus yang tersedia pada perangkat lunak Intel Parallel Studio. Pada saat program dikompilasi, digunakan opsi O3 lgmp. III.2. Metode Dalam penelitian ini, lunak yang dikembangkan berdasar pada teknik pemrograman parallel menggunakan teknik worstealing dan algoritma divide and conquer. Teknik workstealing [6][7][8][9] adalah teknik pemrograman parallel dimana prosesor-prosesor logika atau thread-thread yang tidak memiliki kerja secara aktif mencari tugas-tugas dari thread yang lain. Thread-thread yang lainbias sibuk atau membuat banyak tugas-tugas. Metode yang digunakan adalah thread membuat tugas-tugas seperti melakunan pemanggilan sub program/function. Dengan demikian thread tidak banyak mengorbankan siklus clock untuk membuat tugas-tugas. Teknik ini sangat efisien dan dikenal dengan teknik lazy task creation[10]. Untuk memanfaatkan sejumlah sumber daya komputasi seperti prosesor multicore, komputasi di distribusikan ke setiap core-core yang dimiliki.dalam hal ini, aplikasi memanfaatkan paralelisme dalam for-loop. Satu bahasa yang melakukan paralelisme pada loop adalah bahasa cilk_for. Bahasa cilk_for ini menggunakan pendekatan divide-and-conquer untuk mengimplementasikan parallel for-loop. Algoritma divide-and-conquer melakukan transformasi loop menjadi suatu bentuk pohon biner dimana pada daun-daun pohon biner itulah thread-thread mengeksekusi setiap iterasi dengan menggunakan teknik workstealing. III.3. Konfigurasi Percobaan Eksperimen dilakukan pada sebuah komputer multicore dengan spesifikasi sebagai berikut a. Dua Prosesor AMD ,9 GHz b. Total 24 core processor c. RAM DDR MHz 4 GB d. Sistem Operasi Linux Centos 5.5 Hal Jurnal Penelitian Enjiniring, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

7 III.4. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Percobaan penggunakan prosesor multicore pada algoritma RSA 1024 bit dilakukan secara berulang-berulang mengikuti pengaturan jumlah inti prosesor. Pada percobaan yang pertama kali hanya digunakan sebuah inti prosesor untuk melakukan sebanyak tanda tangan digital.percobaan diulang dengan jumlah inti prosesor dan jumlah operasi yang berbeda seperti yang ditunjukan pada tabel 2.Tabel 2 menunjukkan waktu-waktu eksekusi algoritma RSA dengan jumlah prosesor core yang berubah-ubah.jumlah prosesor core ini diubah-ubah dengan mensetting variabel lingkungan CILK_NWORKERS yaitu jumlah worker.jumlah worker 1 mengeksekusi tanda tangan RSA dalam waktu 961 detik 76 milidetik. Dan jumlah worker 24 mengeksekusi tanda tangan RSA dalam waktu 41 detik 968 milidetik. Meskipun jumlah operasi tanda tangan yang terakhir ini lebih banyak, speedup S24 menggunakan 24 prosesor core yaitu S 24 = T 1 = T = 22.9 Tabel 2.Waktu Eksekusi algoritma RSA menggunakan parallel-for-loop CILK NWORKERS Jumlah operasi (tanda tangan rsa) Waktu eksekusi 961 s 760 ms 501 s 586 ms 243 s 124 ms 126 s 808 ms 61 s 504 ms 41 s 968 ms Kepustakaan [1] Nichols, B., Buttlar, D., and Farrell, J.~P.} Pthreads programming - a POSIXstandard for better multiprocessing, O'Reilly, [2] OpenMP ARB.Openmp application program interface, v.3.0. Online, [3] R.Blumofe et~al., ``Cilk: An efficient multithreaded runtime system,''journal of Parallel and Distributed Computing, vol.~37, no.1, pp , [4] M.Frigo, C.E. Leiserson, and K.H. Randall, The implementation of the Cilk-5 multithreaded language,'' ACM SIGPLAN Notices}, vol.33, no.5, pp , May [5] Adnan, Metode Divide and Conquer Parallel dan Parallel-Reduce Pada Cilk for Untuk Aplikasi E-Voting Berbasis Sistem Prosesor Multicore, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi pp 3-8. [6] Blumofe, R.D., and Leiserson, C.E.Scheduling multithreaded computations by work stealing. J. ACM 46 (September 1999), [7] Efficient work stealing strategies for fine-grain task parallelism.in Proceedings of the 2011 IEEE International Symposium on Parallel and Distributed Processing Workshops and PhD Forum\/} (Washington,DC, USA, 2011), IPDPSW '11, IEEE Computer Society, pp.~ [8] Adnan, and Sato, M.Dynamic multiple work stealing strategy for flexible load balancing.information and Systems, IEICE Trans. E95-D, 6 (2012), [9] A work stealing scheduler for parallel loops on shared multicores.in Proceedings of the 2010 conference on Parallel processing (Berlin, Heidelberg, 2011), Euro-Par 2010, Springer-Verlag, pp.~ [10] Mohr, E., Kranz, D.~A., and Halstead, Jr., R.~H. Lazy task creation: A technique for increasing the granularity of parallel programs.ieee Trans. Parallel Distrib. Syst. 2\/} (July 1991), IV. Kesimpulan Dengan metode workstealing dan divide-andconquer yang diimplementasikan oleh bahasa cilk_forsejumlah besar operasi tanda tangan digital RSA dieksekusi dengan peningkatan kecepatan 22.9 kali menggunakan prosesor core sebanyak 24. Sehingga efisiensi sumberdaya prosesor yaitu 95%. Dengan demikian metode yang digunakan dapat membantu aplikasi e-voting untuk mempercepat waktu pemrosesan surat suara digital Jurnal Penelitian Enjiniring, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Hal 138

Kinerja Tanda Tangan Digital RSA 1024 bit pada Simulasi E-Voting Menggunakan Prosesor Multicore

Kinerja Tanda Tangan Digital RSA 1024 bit pada Simulasi E-Voting Menggunakan Prosesor Multicore Kinerja Tanda Tangan Digital RSA 1024 bit pada Simulasi E-Voting Menggunakan Prosesor Multicore Adnan Jurusan Teknik Elektro Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia Email: adnan@unhas.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

Metode Divide and Conquer Parallel dan Parallel-Reduce Pada Cilk for Untuk Aplikasi E-Voting Berbasis Sistem Prosesor Multicore

Metode Divide and Conquer Parallel dan Parallel-Reduce Pada Cilk for Untuk Aplikasi E-Voting Berbasis Sistem Prosesor Multicore Metode Divide and Conquer Parallel dan Parallel-Reduce Pada Cilk for Untuk Aplikasi E-Voting Berbasis Sistem Prosesor Multicore Adnan Jurusan eknik Elektro Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia Email:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI A II LANDASAN TEORI 2.1 Komputasi Paralel Teknologi komputasi paralel sudah berkembang lebih dari dua dekade, penggunaannya semakin beragam mulai dari kebutuhan perhitungan di laboratorium fisika nuklir,

Lebih terperinci

Optimasi-Optimasi Program Perkalian Matriks Pada Komputer Berbasis Prosesor Multicore

Optimasi-Optimasi Program Perkalian Matriks Pada Komputer Berbasis Prosesor Multicore Optimasi-Optimasi Program Perkalian Matriks Pada Komputer Berbasis Prosesor Multicore Adnan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245,

Lebih terperinci

Organisasi & Arsitektur. Komputer. Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data

Organisasi & Arsitektur. Komputer. Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data Organisasi & Arsitektur Komputer Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data Organisasi berkaitan dengan fungsi dan desain bagianbagian sistem komputer digital yang menerima, menyimpan dan mengolah informasi.

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma Rank Sort dan Implementasi pada Parallel Programming Dengan Menggunakan OpenMP

Kompleksitas Algoritma Rank Sort dan Implementasi pada Parallel Programming Dengan Menggunakan OpenMP Kompleksitas Algoritma Rank Sort dan Implementasi pada Parallel Programming Dengan Menggunakan OpenMP Muhammad Indra NS - 23515019 1 Program Magister Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi.

Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi. PARALLEL PROCESSING Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi. Komputasi Parallel Salah satu teknik melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan dapat menjadi sebuah ketidak nyamanan. Namun, di zaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan dapat menjadi sebuah ketidak nyamanan. Namun, di zaman yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan dapat menjadi sebuah ketidak nyamanan. Namun, di zaman yang sudah semakin maju ini, keamanan menjadi sebuah kebutuhan dasar manusia pada setiap waktu (Navratilova,

Lebih terperinci

Gambar 2 Tahapan metode penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2 Tahapan metode penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Desain Tahapan desain pada penelitian ini berupa perancangan antarmuka sistem dengan pengguna. Tahapan ini juga menjelaskan proses kerja sistem. Implementasi Tahapan implementasi mencakup batasan sistem,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian implementasi pemrograman paralel dalam deteksi tepi menggunakan metode operator Sobel dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman C++. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ARSITEKTURAL

KLASIFIKASI ARSITEKTURAL ArKom 02 (Klasifikasi Sistem Komputer) PDF 2 / 1-9 KLASIFIKASI ARSITEKTURAL Ada 3 skema klasifikasi arsitektural sistem komputer, yaitu: 1. Klasifikasi Flynn Didasarkan pada penggandaan alur instruksi

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Paralel dalam Optimasi Prosesor Multicore

Penggunaan Algoritma Paralel dalam Optimasi Prosesor Multicore Penggunaan Algoritma Paralel dalam Optimasi Prosesor Multicore Rafi Ramadhan 13512075 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

Model Pemrograman Paralel

Model Pemrograman Paralel Model Pemrograman Paralel Eko Didik Widianto (didik@undip.ac.id) Lab Embedded, Siskom - Undip @2011 eko didik widianto (siskom undip) SK617 Pengolahan Paralel 1 / 22 Pengolahan Paralel Pokok Bahasan Konsep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010).

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Enkripsi Enkripsi merupakan sebuah metode penyandian sebuah pesan atau informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). Enkripsi berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat 41 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahanpermasalahan yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat keras

Lebih terperinci

10. PARALLEL PROCESSING

10. PARALLEL PROCESSING 10. PARALLEL PROCESSING Parallel Processing Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi. Komputasi Parallel Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam proses pengembangan perangkat lunak, waktu proses adalah salah satu bagian yang cukup diperhatikan karena secara antar muka dengan pengguna, waktu proses juga

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA PARALEL DALAM OPTIMASI PROSESOR MULTICORE

PENGGUNAAN ALGORITMA PARALEL DALAM OPTIMASI PROSESOR MULTICORE PENGGUNAAN ALGORITMA PARALEL DALAM OPTIMASI PROSESOR MULTICORE Penggunaan Algoritma Paralel dalam Optimasi Prosesor Multicore Rafi Ramadhan 13512075 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka bagi setiap orang. Informasi tersebut terkadang hanya ditujukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. terbuka bagi setiap orang. Informasi tersebut terkadang hanya ditujukan bagi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, keamanan merupakan aspek yang sangat penting dalam transaksi informasi. Informasi yang dipertukarkan tidak semuanya terbuka bagi

Lebih terperinci

ORGANISASI KOMPUTER II AUB SURAKARTA

ORGANISASI KOMPUTER II AUB SURAKARTA ORGANISASI KOMPUTER II STMIK AUB SURAKARTA Umumnya sistem multiprosesor menggunakan dua hingga selusin prosesor. Peningkatan sistem multiprosesor menggunakan jumlah prosesor yang sangat banyak ratusan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Motivasi : -. Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. -. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date.

PENDAHULUAN. Motivasi : -. Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. -. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date. PENDAHULUAN 1 Kebutuhan akan Pengolahan Paralel Motivasi : - Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar - Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date Contoh 11 : Simulasi sirkulasi

Lebih terperinci

SINKRONISASI DATA DENGAN PEMROSESAN PARALEL MENGGUNAKAN MODEL PEMROGRAMAN MAPREDUCE

SINKRONISASI DATA DENGAN PEMROSESAN PARALEL MENGGUNAKAN MODEL PEMROGRAMAN MAPREDUCE SINKRONISASI DATA DENGAN PEMROSESAN PARALEL MENGGUNAKAN MODEL PEMROGRAMAN MAPREDUCE Murti Retnowo Jurusan Manajemen Informatika, UTY, Yogyakarta e-mail: nowo.yogya@gmail.com ABSTRAK Penelitian dalam pemrosesan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. -. Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. -. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date.

PENDAHULUAN. -. Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar. -. Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date. PENDAHULUAN 1 Kebutuhan akan Pengolahan Paralel Motivasi : - Pengolahan data numerik dalam jumlah yang sangat besar - Kebutuhan akan ketersediaan data yang senantiasa up to date Contoh 11 : Simulasi sirkulasi

Lebih terperinci

Multithreading untuk Algoritma Divide and Conquer

Multithreading untuk Algoritma Divide and Conquer Multithreading untuk Algoritma Divide and Conquer Novan Parmonangan Simanjuntak(13509034) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Kuliah#7 TSK617 Pengolahan Paralel - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto

Kuliah#7 TSK617 Pengolahan Paralel - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto Kuliah#7 TSK617 Pengolahan Paralel - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Sebelumnya dibahas tentang: pustaka Posix Thread dan aplikasinya Pustaka Pthread

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN , 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN , 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang pembuatan dari aplikasi enkripsi dan dekripsi RSA pada smartphone android, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah yang ada pada pembuatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Arsitektur Komputer dengan Memori Terdistribusi Cluster yang dibangun di dalam penelitian ini termasuk dalam sistem komputer dengan arsitektur memori terdistribusi. Komputer-komputer

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-11 MULTIPROSESOR

Pertemuan Ke-11 MULTIPROSESOR Pertemuan Ke-11 MULTIPROSESOR A. Sistem Multiprosesor Merupakan sebuah sistem dimana sekumpulan prosessor dalam suatu komputer tunggal berhubungan dan bekerja sama satu sama lain Prosessor tersebut dapat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, khususnya pada perkembangan komputer. Adapun salah satu teknologi yang mendukung cepatnya perhitungan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN PARALEL. Kebutuhan akan Komputer Paralel PENDAHULUAN. Dahulu:

PENGOLAHAN PARALEL. Kebutuhan akan Komputer Paralel PENDAHULUAN. Dahulu: PENGOLAHAN PARALEL PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 Kebutuhan akan Komputer Paralel Dahulu: Ilmu klasik didasarkan pada observasi, teori dan eksperimen Observasi dari fenomena menghasilkan hipotesa Teori dikembangkan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN KOMPUTER PARALEL

KEBUTUHAN KOMPUTER PARALEL PEMROSESAN KEBUTUHAN KOMPUTER Simulasi sirkulasi global laut di Oregon State University Lautan dibagi ke dalam 4096 daerah membentang dari timur ke barat, 1024 daerah membentang dari utara ke selatan dan

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPUTASI PARALEL DAN SERIAL PADA ALGORITMA MERGE SORT

ANALISIS KOMPUTASI PARALEL DAN SERIAL PADA ALGORITMA MERGE SORT J. Sains MIPA, April 2018, Vol. 18, No. 1, Hal.: 13-18 ISSN 1978-1873 ANALISIS KOMPUTASI PARALEL DAN SERIAL PADA ALGORITMA MERGE SORT Machudor Yusman, Aristoteles* dan Anie Rose Irawati Jurusan Ilmu Komputer

Lebih terperinci

7.1 Pendahuluan. 7.2 Central Processing Unit (CPU)

7.1 Pendahuluan. 7.2 Central Processing Unit (CPU) Bab 7 Prosesor Dan Memori 7.1 Pendahuluan Alat pemroses adalah alat dimana instruksi-instruksi program diproses untuk mengolah data yang sudah dimasukkan melalui alat input dan hasilnya akan ditampilkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Konfigurasi Cluster PC Multicore Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh algortima paralel pada kinerja komputasi paralel. Untuk itu konfigurasi hardware disusun

Lebih terperinci

Implementasi dan Perbandingan Algoritma Kriptografi Kunci Publik

Implementasi dan Perbandingan Algoritma Kriptografi Kunci Publik Implementasi dan Perbandingan Algoritma Kriptografi Kunci Publik RSA, ElGamal, dan ECC Vincent Theophilus Ciputra (13513005) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH

KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH Kode MK: TSK-617 Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Pengajar : Eko Didik Widianto, ST, MT Semester : 6 KONTRAK PEMBELAJARAN Nama

Lebih terperinci

Astika Ayuningtyas Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta, Jl Janti Blok R Lanud Adisutipto, Yogyakarta

Astika Ayuningtyas Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta, Jl Janti Blok R Lanud Adisutipto, Yogyakarta Seminar SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi November Informasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 PeP- 115 Pemrosesan Paralel pada Menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMODELAN PERANGKAT LUNAK

BAB III ANALISIS DAN PEMODELAN PERANGKAT LUNAK BAB III ANALISIS DAN PEMODELAN PERANGKAT LUNAK Bab ini menjelaskan proses enkripsi dan dekripsi pada jumlah suara menggunakan algoritma RSA dan analisis kebutuhan perangkat lunak yang akan dibangun serta

Lebih terperinci

Thread, SMP, dan Microkernel (P ( e P rtemuan ua ke-6) 6 Agustus 2014

Thread, SMP, dan Microkernel (P ( e P rtemuan ua ke-6) 6 Agustus 2014 Thread,, SMP, dan Microkernel (Pertemuan ke-6) Agustus 2014 Pokok Bahasan Pokok Bahasan: Thread, SMP, dan Microkernel Sub Pokok Bahasan: Multithreading Fungsionalitas thread Jenis-jenis thread TIU: Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan rincian hal yang menjadi dasar penulisan skripsi ini mulai dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan. 1.1.

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM OPERASI THREAD

TUGAS SISTEM OPERASI THREAD TUGAS SISTEM OPERASI THREAD Nama kelompok : AWRESTI ILMA F. MEILISTA MITO E. MELISA DIAH NURHANA TRI U. (DPA/2974) (DPA/3112) (DPA/0000) (DPA/3190) SEKOLAH VOKASI PRODI KOMPUTER & SISTEM INFORMASI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Analisa Model Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC)

Analisa Model Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC) Analisa Model Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC) Ferry Wahyu Wibowo 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ring Road

Lebih terperinci

Front Side Bus {FSB} QuickPath Interconnect {QPI} Oleh : Ludy Herdina Y ( ) Andi Gustanto M ( )

Front Side Bus {FSB} QuickPath Interconnect {QPI} Oleh : Ludy Herdina Y ( ) Andi Gustanto M ( ) FSB / QPI Front Side Bus {FSB} QuickPath Interconnect {QPI} Oleh : Ludy Herdina Y (14111023) Andi Gustanto M (14111020) Front Side Bus Dalam prosesor multi-core, yang bus belakang sisi sering internal

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Kebutuhan User Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi Short Message Service (SMS). SMS (Short Message Service) atau

BAB I PENDAHULUAN. teknologi Short Message Service (SMS). SMS (Short Message Service) atau BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi pada saat ini sudah sangat pesat, termasuk teknologi Short Message Service (SMS). SMS (Short Message Service) atau layanan pesan singkat merupakan

Lebih terperinci

Operating System. Thread. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Dosen : Caca E. Supriana, S.Si

Operating System. Thread. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Dosen : Caca E. Supriana, S.Si Operating System Thread Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Dosen : Caca E. Supriana, S.Si caca_emile@yahoo.co.id Threads Thread adalah sebuah alur kontrol dari sebuah proses. Suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Multithreading Pada saat membangun sebuah program, kita sering menemukan proses yang harus dikerjakan dengan urutan sequencial yang memiliki pola tertentu. Meskipun masingmasing

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Agenda. Terminologi Klasifikasi Flynn Komputer MIMD. Time Sharing Kesimpulan

Disusun Oleh: Agenda. Terminologi Klasifikasi Flynn Komputer MIMD. Time Sharing Kesimpulan Multiprocessor - Time Sharing Arsitektur dan Organisasi Komputer Disusun Oleh: Iis Widya Harmoko Ronal Chandra Yoga Prihastomo Magister Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur Agenda Agenda presentasi adalah

Lebih terperinci

BAB III BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAB III METODE PENELITIAN BAB III BAB III METODE PENELITIAN Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu membangun model perangkat lunak algoritma Pohlig-Hellman multiple-key berdasarkan algoritma RSA multiple-key, maka pada bab ini dimulai

Lebih terperinci

SISTEM KEAMANAN DATA PADA WEB SERVICE MENGGUNAKAN XML ENCRYPTION

SISTEM KEAMANAN DATA PADA WEB SERVICE MENGGUNAKAN XML ENCRYPTION SISTEM KEAMANAN DATA PADA WEB SERVICE MENGGUNAKAN XML ENCRYPTION Ari Muzakir Teknik Informatika Universitas Bina Darma Palembang Jl. A. Yani No. 12 Palembang email : ariemuzakir@gmail.com Abstrak Web service

Lebih terperinci

Hendy Kusumo Nugroho ( kelas A)

Hendy Kusumo Nugroho ( kelas A) Review bab 15 "Penjadwalan Prosesor Jamak" Anggota kelompok : Andri Sattria (0606104196 - kelas A) Freddy Setiawan (0606104252 - kelas A) Hendy Kusumo Nugroho (0606101420 - kelas A) R. Brahmastro K ( 1205000746

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN PENGANTAR KOMPUTASI MODERN KOMPUTASI MODERN & PEMROSESAN PARALEL MARSHAL SAMOS 54412458 4IA15 UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 1. Manakah yang termasuk karakteristik komputasi Modern yaitu : a. Komputer-komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA).

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). 1.2. Latar Belakang Banyak Central Processing Unit

Lebih terperinci

Apa itu Mikrokomputer?

Apa itu Mikrokomputer? Apa itu Mikrokomputer? Muhamad Ikhsan Taufik Ikhsantaufik1451@gmail.com :: ikhsantaufikblog.wordpress.com Abstrak Mikrokomputer adalah sebuah kelas komputer yang menggunakan mikroprosesor sebagai CPU utamanya.

Lebih terperinci

Verifikasi Pemilih Pada Sistem E-voting Memanfaat Fitur Near Field Communication (NFC) Pada Smartphone

Verifikasi Pemilih Pada Sistem E-voting Memanfaat Fitur Near Field Communication (NFC) Pada Smartphone Verifikasi Pemilih Pada Sistem E-voting Memanfaat Fitur Near Field Communication (NFC) Pada Smartphone Afrian Wicaksono 5110100003 Tohari Ahmad, S.Kom., MIT., Ph.D. 197512202001122002 Royanna M Ijtihadi,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Skenario Pengujian Program aplikasi diimplementasikan pada sebuah PC quadcore dan cluster 4 PC quadcore untuk mendapatkan perbandingan kinerja antara algoritma paralel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian yang dilakukan Ebner et al. (2014) menyatakan bahwa perkembangan bisnis saat ini dapat menimbulkan masalah yaitu bagaimana sebuah korporasi akan mengatur

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ORGANISASI SISTEM KOMPUTER KODE / SKS : KD / 3

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ORGANISASI SISTEM KOMPUTER KODE / SKS : KD / 3 Minggu Pokok Bahasan ke dan TIU 1 Evolusi Komputer Sejarah Kalkulator Mekanik Evolusi Komputer Generasi Lanjut Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran Media Tugas Referensi 2 Sistem Bilangan,

Lebih terperinci

KOMPUTASI PARALEL UNTUK PENGOLAHAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA

KOMPUTASI PARALEL UNTUK PENGOLAHAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KOMPUTASI PARALEL UNTUK PENGOLAHAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA Andri Lesmana Wanasurya Magister Teknik Elektro Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Indonesia andri.lesmana@atmajaya.ac.id Maria

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi jaringan komputer yang terus berkembang memiliki banyak keuntungan dalam kehidupan manusia, misalnya memungkinkan seseorang untuk terhubung dari satu komputer

Lebih terperinci

Ukuran semakin kecil, fleksibilitas meningkat Daya listrik lebih hemat, panas menurun Sambungan sedikit berarti semakin handal / reliable

Ukuran semakin kecil, fleksibilitas meningkat Daya listrik lebih hemat, panas menurun Sambungan sedikit berarti semakin handal / reliable SRI SUPATMI,S.KOM Tahun 1960 an Hukum Moore dari Gordon Moore salah satu pendiri Intel : Meningkatnya kerapatan komponen dalam chip Jumlah transistor / chip meningkat 2 kali lipat tiap tahun, tapi tahun

Lebih terperinci

Nama : Muhammad Fadlan NIM : Kelas : 21 Prodi : Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Nama : Muhammad Fadlan NIM : Kelas : 21 Prodi : Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta Perkembangan Memory di Processor Intel Nama : Muhammad Fadlan NIM : 14111011 Kelas : 21 Prodi : Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2016 Daftar Isi Daftar Isi... BAB I 1. Pendahuluan...

Lebih terperinci

Konsep Organisasi dan Arsitektur Komputer (Pertemuan ke-2)

Konsep Organisasi dan Arsitektur Komputer (Pertemuan ke-2) Konsep Organisasi dan Arsitektur Komputer (Pertemuan ke-2) Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Januari 2016 Pokok Bahasan Pendahuluan Arsitektur

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI. Belajar SO?

SISTEM OPERASI. Belajar SO? SISTEM OPERASI Pendahuluan ruliriki@gmail.com http://blogriki.wordpress.com Belajar SO? Sistem Operasi masih menjadi bagian dari inti kurikulum bidang Ilmu Komputer? Mengapa ''hari gini'' (terpaksa) mempelajari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Algoritma Modular Exponentiation mempunyai kompleksitas sebesar O((lg n) 3 ) (Menezes et al. 1996).

HASIL DAN PEMBAHASAN. Algoritma Modular Exponentiation mempunyai kompleksitas sebesar O((lg n) 3 ) (Menezes et al. 1996). pengukuran running time dari setiap perlakuan. Ulangan setiap perlakuan dilakukan sebanyak 10 kali untuk masing-masing RSA dan RSA-. Lingkungan Penelitian Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM.

PERANCANGAN SISTEM. BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Setelah melakukan proses analisa sistem maka akan dilakukan proses perancangan sistem yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pengguna yang dianalisa. Perancangan sistem ini menggunakan

Lebih terperinci

Sebagai Kordinator, yang memberikan fasilitas sehingga segala aktivitas yang kompleks dapat dikerjakan dalam urutan yang benar.

Sebagai Kordinator, yang memberikan fasilitas sehingga segala aktivitas yang kompleks dapat dikerjakan dalam urutan yang benar. 1. Sistem operasi adalah sekumpulan perintah dasar yang berperan untuk menjalankan dan mengoperasikan computer Fungsi Sistem Operasi : Sebagai Kordinator, yang memberikan fasilitas sehingga segala aktivitas

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 27 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Rancangan Arsitektur Sistem Arsitektur sistem yang akan dikembangkan dari penelitian ini terdiri dari 2 Komponen, yaitu: Komponen pertama adalah Komponen web, yaitu bagian

Lebih terperinci

Pendeteksian Kemacetan Lalu Lintas dengan Compute Unified Device Architecture (CUDA)

Pendeteksian Kemacetan Lalu Lintas dengan Compute Unified Device Architecture (CUDA) Pendeteksian Kemacetan Lalu Lintas dengan Compute Unified Device Architecture (CUDA) LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana oleh: Muhammad Ismail Faruqi / 13503045 PROGRAM

Lebih terperinci

Struktur Sistem Komputer

Struktur Sistem Komputer Struktur Sistem Komputer ARSITEKTUR UMUM SISTEM KOMPUTER Sistem Komputer Sistem komputer terdiri atas CPU dan sejumlah perangkat pengendali yang terhubung melalui sebuah bus yang menyediakan akses ke memori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak sekali transaksi-transaksi elektronik yang terjadi setiap detiknya di seluruh dunia, terutama melalui media internet yang dapat diakses kapanpun dan dari manapun.

Lebih terperinci

Teknik Kriptografi Rabin, Serangan yang Dapat Dilakukan dan Perbandingannya dengan RSA

Teknik Kriptografi Rabin, Serangan yang Dapat Dilakukan dan Perbandingannya dengan RSA Teknik Kriptografi Rabin, Serangan yang Dapat Dilakukan dan Perbandingannya dengan RSA Arya Widyanarko Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Sistem terdistribusi Processes, Threads and Virtualization pertemuan 3. Albertus Dwi Yoga Widiantoro, M.Kom.

Sistem terdistribusi Processes, Threads and Virtualization pertemuan 3. Albertus Dwi Yoga Widiantoro, M.Kom. Sistem terdistribusi Processes, Threads and Virtualization pertemuan 3 Albertus Dwi Yoga Widiantoro, M.Kom. Komunikasi Sistem Komunikasi: bagaimana komunikasi antara object2 dalam sistem terdistribusi,

Lebih terperinci

MEMORY PROCESSOR AMD

MEMORY PROCESSOR AMD MEMORY PROCESSOR AMD Disusun Oleh: Nim: 14111092 Nama: Nurpadilah Kelas: 21 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA DAFTAR ISI: Daftar Isi.....2

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Kunci Nirsimetris ElGammal dan RSA pada Citra Berwarna

Perbandingan Algoritma Kunci Nirsimetris ElGammal dan RSA pada Citra Berwarna Perbandingan Algoritma Kunci Nirsimetris ElGammal dan RSA pada Citra Berwarna Whilda Chaq - 13511601 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Paralelisasi Transformasi Fourier pada Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Instrumen Solo

Paralelisasi Transformasi Fourier pada Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Instrumen Solo Paralelisasi Transformasi Fourier pada Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Instrumen Solo Ridwan Rismanto 5109201049 DOSEN PEMBIMBING Dr. Nanik Suciati,

Lebih terperinci

DASAR KOMPUTER DAN PEMROGRAMAN

DASAR KOMPUTER DAN PEMROGRAMAN BUKU AJAR DASAR KOMPUTER DAN PEMROGRAMAN oleh : RINTA KRIDALUKMANA, S.Kom, M.T. Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2009 Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multiplayer games, transfer data, vidio streaming dan lain-lain. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. multiplayer games, transfer data, vidio streaming dan lain-lain. Berbagai BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada zaman sekarang ini tidak dipungkiri sangatlah cepat, khusus teknologi informasi salah satunya telepon seluler, fitur dan kecanggihan pada

Lebih terperinci

Pemrograman Memori Shared: Thread dan OpenMP

Pemrograman Memori Shared: Thread dan OpenMP Pemrograman Memori Shared: Thread dan OpenMP Eko Didik Widianto (didik@undip.ac.id) Lab Embedded, Siskom - Undip @2012 eko didik widianto (siskom undip) SK617 Pengolahan Paralel 1 / 30 Pengolahan Paralel

Lebih terperinci

CHAPTER 16 INSTRUCTION-LEVEL PARALLELISM AND SUPERSCALAR PROCESSORS

CHAPTER 16 INSTRUCTION-LEVEL PARALLELISM AND SUPERSCALAR PROCESSORS CHAPTER 16 INSTRUCTION-LEVEL PARALLELISM AND SUPERSCALAR PROCESSORS Apa itu superscalar? Salah satu jenis dari arsitektur, dimana superscalar adalah sebuah uniprocessor Suatu rancangan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT. Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit

BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT. Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT 2.1 Konsep Switching Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sub bab ini berisikan tentang analisa sistem yang akan dibangun. Sub bab ini membahas teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proses komputasi yang dapat dilakukan oleh komputer telah berkembang dengan pesat. Pada awalnya proses komputasi hanya dapat dilakukan secara sekuensial saja. Sebuah

Lebih terperinci

PENJADWALAN. Sistem Operasi TIKB1023 Munengsih Sari Bunga. Politeknik Indramayu. TIKB1023/Sistem Operasi/MSB

PENJADWALAN. Sistem Operasi TIKB1023 Munengsih Sari Bunga. Politeknik Indramayu. TIKB1023/Sistem Operasi/MSB PENJADWALAN Sistem Operasi TIKB1023 Munengsih Sari Bunga Politeknik Indramayu TIKB1023/Sistem Operasi/MSB 1 Tujuan Mahasiswa mengetahui komponenkomponen yang membangun sebuah komputer. Mahasiswa mengetahui

Lebih terperinci

4 BAB IV UJI COBA DAN EVALUASI

4 BAB IV UJI COBA DAN EVALUASI 4 BAB IV UJI COBA DAN EVALUASI Tahap uji coba dan evaluasi sistem dilakukan untuk mengetahui proses-proses didalamnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Proses-proses yang akan diuji coba

Lebih terperinci

Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi

Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi 1.1. Definisi Sitem Terdistribusi Sistem distribusi adalah sebuah sistem yang komponennya berada pada jaringan komputer. Komponen tersebut saling berkomunikasi dan

Lebih terperinci

Struktur Sistem Komputer

Struktur Sistem Komputer Struktur Sistem Komputer Pengampu Mata Kuliah Casi Setianingsih (CSI) Hp : 081320001220 (WA Only) Email Tugas : casie.sn@gmail.com Email Tel-U : setiacasie@telkomuniversity.ac.id Komposisi Penilaian Quiz

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sub bab ini berisikan tentang analisa sistem yang akan dibangun. Sub bab ini membahas teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi

Lebih terperinci

Proses dan Threads Dalam SISTEM OPERAS

Proses dan Threads Dalam SISTEM OPERAS Proses dan Threads Dalam SISTEM OPERAS DISUSUN OLEH: Nama : Bram Dermawan NIM : 13121020 Kelas : 21 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA TA 2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 3. Pengujian

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 3. Pengujian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 3. Pengujian aplikasi dilakukan berdasarkan pada skenario pengujian yang ditentukan. 30

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Metode penelitian digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian agar hasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuan yang telah dilakukan sebelumnya.

Lebih terperinci

ARTIKEL PERBEDAAN PROSES DENGAN THREAD. Di susun Oleh: Nama : Sri Wahyuni Nim :

ARTIKEL PERBEDAAN PROSES DENGAN THREAD. Di susun Oleh: Nama : Sri Wahyuni Nim : ARTIKEL PERBEDAAN PROSES DENGAN THREAD Di susun Oleh: Nama : Sri Wahyuni Nim : 13111061 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015

Lebih terperinci

Sistem Operasi Pertemuan 4 Thread, SMP & Microkernel. H u s n i Lab. Sistem Komputer & Jaringan Teknik Informatika Univ.

Sistem Operasi Pertemuan 4 Thread, SMP & Microkernel. H u s n i Lab. Sistem Komputer & Jaringan Teknik Informatika Univ. Sistem Operasi 2009 Pertemuan 4 Thread, SMP & Microkernel H u s n i Lab. Sistem Komputer & Jaringan Teknik Informatika Univ. Trunojoyo Ikhtisar Thread: Kepemilikan sumber daya dan Eksekusi Symmetric Multiprocessing

Lebih terperinci

Prio Handoko, S.Kom., M.T.I.

Prio Handoko, S.Kom., M.T.I. Sistem Operasi Prio Handoko, S.Kom., M.T.I. Program Studi Teknik Informatika Universitas Pembangunan Jaya Jl. Boulevard - Bintaro Jaya Sektor VII Tangerang Selatan Banten 15224 Esensi Konsep Proses Multithreading

Lebih terperinci

prosesor berarsitektur "Core 2" dengan 4 inti

prosesor berarsitektur Core 2 dengan 4 inti P4 Materi Tambahan Perkembangan dan Evolusi Komputer Intel Duo Core dan Keluarga -nya Core merupakan merek Dagang Intel untuk arsitektur baru Prosesornya yang mengacu kepada teknologi prosesor komputer

Lebih terperinci

ARSITEKTUR KOMPUTER. Satu CPU yang mengeksekusi instruksi satu persatu dan menjemput atau menyimpan data satu persatu.

ARSITEKTUR KOMPUTER. Satu CPU yang mengeksekusi instruksi satu persatu dan menjemput atau menyimpan data satu persatu. ARSITEKTUR KOMPUTER Dua element utama pd sistem komputer konvensional: Memory Processor Klasifikasi Arsitektur komputer (Michael Flynn), berdasarkan karakteristiknya termasuk banyaknya processor, banyaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi berkembang semakin pesat dan mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Perkembangan tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi

Lebih terperinci

b. Perancangan Sistem

b. Perancangan Sistem BAB III METODE DAN PERANCANGAN 3.1 Langkah Penelitian Model penelitian yang digunakan adalah model waterfall. Metode waterfall merupakan proses pengembangan rekayasa perangkat lunak, di mana proses pengembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktif selama 24 jam setiap harinya sepanjang tahun. Cropmarks Studio adalah sebuah web developer dan IT konsultan yang

BAB I PENDAHULUAN. aktif selama 24 jam setiap harinya sepanjang tahun. Cropmarks Studio adalah sebuah web developer dan IT konsultan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era teknologi informasi seperti sekarang ini, Website merupakan ujung tombak pemasaran dan sarana promosi dan informasi produk maupun usaha yang aktif

Lebih terperinci

Implementasi Komputasi Paralel. Mohammad Zarkasi Dosen Pembimbing: Waskitho Wibisono, S.Kom., M.Eng., Ph.D. Ir. FX. Arunanto, M.

Implementasi Komputasi Paralel. Mohammad Zarkasi Dosen Pembimbing: Waskitho Wibisono, S.Kom., M.Eng., Ph.D. Ir. FX. Arunanto, M. Implementasi Komputasi Paralel untuk Enkripsi Citra berbasis AES menggunakan JPPF Mohammad Zarkasi 5109100155 Dosen Pembimbing: Waskitho Wibisono, S.Kom., M.Eng., Ph.D. Ir. FX. Arunanto, M.Sc 1 Latar Belakang

Lebih terperinci