ANALISIS PERILAKU PEDAGANG MINUMAN RINGAN DALAM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN (PEMANIS DAN PEWARNA) DI DAERAH PAJAK SIKAMBING MEDAN TAHUN 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERILAKU PEDAGANG MINUMAN RINGAN DALAM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN (PEMANIS DAN PEWARNA) DI DAERAH PAJAK SIKAMBING MEDAN TAHUN 2012"

Transkripsi

1 ANALISIS PERILAKU PEDAGANG MINUMAN RINGAN DALAM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN (PEMANIS DAN PEWARNA) DI DAERAH PAJAK SIKAMBING MEDAN TAHUN 2012 FRIDA LINA TARIGAN PENDAHULUAN Makanan dan minuman merupakan kebutuhan utama manusia, maka kebutuhan tersebut harus terpenuhi dalam kualitas dan kuantitas. Bilamana kebutuhan makanan tersebut tidak terpenuhi baik dalam kuantitas dan kualitas maka kesehatan manusia akan terganggu. Kasus keracunan makanan dan minuman akhir-akhir ini semakin sering dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini menuntut kita untuk lebih waspada dalam memilih makanan dan minuman untuk dikonsumsi. Kasus keracunan makanan dan minuman merupakan salah satu contoh ketidakamanan dibidang pangan. Beberapa hasil riset yang pernah dilakukan baik dalam skala kecil maupun skala besar menunjukkan bahwa salah satu penyebab ketidaamanan pangan di Indonesia adalah rendahnya pengetahuan, keterampilan, dan tanggungjawab dari produsen pangan terhadap mutu dan keamanan pangan terutama pada industry rumah tangga maupun pedagang kaki lima (Fardiaz,2002). Ketidaktahuan tentang bahaya penggunaan bahan tambahan yang tidak diperbolehkan pada pedagang makanan dan minuman ditambah dengan keinginan mendapat untung yang lebih besar dengan penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya mengakibatkan sulitnya menghindari praktek penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya di kalangan pedagang makanan dan minuman. Praktek penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya yang banyak dilakukan oleh pedagang kaki lima penjual makanan dan minuman adalah pemanis dan pewarna. Study Cory (2009) menemukan 30% dari daging burger yang diperiksa mengandung kadar nitrit yang tidak sesuai standar kesehatan. Studi lainnya menyatakan bahwa 80% saus cabe yang dijual di pasar Sentral dan Simpang Limun Medan menggunakan zat pewarna sintetis (Lubis, H, 2009). Selain itu analisis zat pewarna pada minuman sirup yang dijual di sekolah dasar Lubuk Pakam juga menemukan bahwa 90% menggunakan zat pewarna sintetis (Purba, E,2009). Wilayah pajak Sikambing merupakan wilayah strategis bagi para pedagang untuk menjajakan minuman ringan karena hampir sepanjang waktu selalu dipadati oleh adanya aktivitas masyarakat baik dari pagi sampai sore. Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alcohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi (Cahyadi, 2005). Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian di wilayah sekitar pajak Sei Sikambing tersebut PERMASALAHAN Bagaimana perilaku pedagang minuman ringan dalam penggunaan bahan tambahan pangan (pemanis dan pewarna) di daerah Pajak Sikambing Medan Tahun 2012 TUJUAN PENELITIAN Untuk menganalisa perilaku pedagang minuman ringan dalam penggunaan bahan tambahan pangan (pemanis dan pewarna)

2 di daerah Pajak Sikambing Medan Tahun MANFAAT PENELITIAN Dari hasi penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Untuk Dinas Kesehatan sebagai informasi untuk mengambil kebijakan dalam upaya promosi kepada masyarakat tentang pemanis dan pewarna makanan. 2. Bagi masyarakat agar mengetahui dan memahami tentang bahan tambahan pangan untuk minuman dan makanan sehingga lebih berhati-hati. 3. Terhadap ilmu pengetahuan diharapkan dapat dipakai sebagai bahan referensi dan masukan dalam penelitian selanjutnya terkait dengan bahan tambahan pangan. KERANGKA KONSEP PENELITIAN PERILAKU PEDAGANG MINUMAN RINGAN - PENGETAHUAN - SIKAP - TINDAKAN Gambar Kerangka Konsep Penelitian METODE PENELITIAN Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Sikambing, Kota Medan dengan dasar banyaknya masyarakat yang datang berbelanja sebagai calon konsumen makanan dan minuman yang dijual dipasar tersebut. HASIL PENELITIAN Umur Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden menurut umur, pendidikan, lama berdagang serta jenis dagangan dapat dilihat bahwa sebagian besar umur pedagang yaitu berusia tahun sebanyak 14 orang(46,7%), sedangkan sebagian kecil adalah umur pedagang yang berusia thn sebanyak 1 orang(3,3%). Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan responden adalah SMA/STM sebanyak 21 orang (70%), sedangkan yang terkecil adalah SD sebanyak 0 orang(0%) Lama berdagang Berdasarkan lama berjualan sebagian besar pedagang telah berjualan selama >3 tahun yaitu sebanyak 10 orang(33,3%), sedangkan yang terkecil yaitu sebanyak 4 orang (13,3%) telah berjualan selama 1 tahun. PENGETAHUAN TENTANG PEMANIS DAN PEWARNA MAKANAN Tingkat Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 23 responden(76,7%) memiliki pengetahuan dengan kategori sedang, responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (13,3%) dan sebanyak 3 responden (10%) memiliki pengetahuan dengan kategori baik. Pengetahuan Tentang Bahan Tambahan Pangan menyatakan bahan tambahan pangan pati, rempah-rempah, kunyit, daun pandan dan daun suji adalah bahan tambahan pangan alami yaitu sebanyak 23 orang(76,6%), sebanyak 5 orang(16,7%) menyatakan bahan tambahan pangan buatan, 2 orang (6,7%) menyatakan bumbu penyedap dan tidak ada yang menyatakan sebagai bahan tambahan industry.

3 Pengetahuan tentang Tujuan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan mengetahui tujuan dari penggunaan bahan tambahan pangan yaitu memperindah warna, pembangkit cita rasa, memperpanjang masa simpan yaitu sebanyak 14 orang (46,7%), sebanyak 9 orang(30%) menjawab tujuannya untuk memperindah warna makanan, sebanyak 6 orang(20%) menjawab tujuannya sebagai pembangkit cita rasa, dan hanya 1 orang(3,3%) yang menjawab tujuannya untuk memperpanjang masa simpan. Pengetahuan tentang Tambahan Pangan Sumber Bahan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui mengetahui tentang sumber bahan tambahan pangan dapat diperoleh/diekstraksi dari sumber-sumber alamiah yaitu sebanyak 15 orang(50%), sebanyak 7 orang menyatakan diperoleh dari sumber alamiah, sintesa dalam laboratorium, obat-obatan, sebanyak 6 orang(20%) menyatakan diperoleh dari obat-obatan, dan hanya 2 orang(6,7%) yang menyatakan diperoleh dari sintesa dalam laboratorium atau industry secara besar-besaran. Pengetahuan tentang tujuan penggunaan Bahan Tambahan Pangan Lecithin Berdasarkan hasil penelitain diketahui menjawab tujuan dari penggunaan bahan tambahan Lecithin adalah untuk mendapatkan konsistensi yang dikehendaki sebanyak 13 orang (43,3%), dan sebanyak 8 orang(26,7%) menjawab tujuannya mendapatkan konsistensi, warna, aroma yang dikehendaki, sebanyak 5 orang(16,7%) menjawab tujuannya mendapatkan warna yang disukai, serta hanya 4 orang(13,3%) menjawab tujuannya mendapatkan aroma yang dikehendaki. Pengetahuan tentang Bahan Tambahan Annato Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui mengetahui tentang bahan tambahan pangan Annato adalah sumber warna hijau alamiah bagi berbagai jenis makanan sebanyak 13 orang (43,3%), sebanyak 10 orang(33,3%) menjawab Annato adalah sumber warna kuning alamiah bagi berbagai jenis makanan, sebanyak 4 orang(13,3%) menjawab Annato sebagai sumber warna jingga alamiah bagi jenis makanan, dan hanya 3 orang (10%) yang menjawab Annato adalah sumber warna merah alamiah bagi jenis makanan. Pengetahuan tentang Bahan Tambahan Pangan Caroten Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui mengetahui tentang bahan tambahan pangan Carroten adalah sumber warna kuning alamiah bagi berbagai jenis makanan sebanyak 15 orang (50%), sebanyak 6 orang(20%) menjawab Carroten adalah sumber warna jingga alamiah bagi berbagai jenis makanan, sebanyak 5 orang (16,7%) menjawab Caroten adalah sumber warna merah alamiah bagi berbagai jenis makanan, dan hanya 4 orang (13,3%) yang menjawab Caroten sebagai sumber warna hijau alamiah bagi berbagai jenis makanan. Pengetahuan tentang Bahan Tambahan Pangan Klorofil Berdasarkan hasil penelitian t diketahui mengetahui tentang bahan tambahan pangan Klorofil adalah sumber warna hijau alamiah bagi berbagai jenis makanan

4 sebanyak 25 orang (83,3%), sebanyak 3 orang(10%) menjawab Klorofil adalah sumber warna kuning alamiah bagi berbagai jenis makanan, sebanyak 1 orang (3,3 %) menjawab Klorofil adalah sumber warna merah alamiah bagi berbagai jenis makanan, dan 1 orang (3,3%) yang menjawab Klorofil sebagai sumber warna jingga alamiah bagi berbagai jenis makanan. Pengetahuan tentang Pemanis Buatan yang Rasa Manisnya 250 kali lebih daripada Sukrosa mengetahui tentang Pemanis buatan yang rasa manisnya 250 kali lebih daripada sukrosa adalah Sacharin yaitu sebanyak 19 orang (63,3%), sebanyak 7 orang(23,3%) menjawab Siklamat, sebanyak 3 orang(10%) menjawab Dulcin, dan hanya 1 orang (3,3%) menjawab Ponceau Pengetahuan tentang Pemanis Buatan yang Terdapat dalam Bentuk Garam Na maupun Ca Dengan Daya kemanisan 30 x Sukrosa Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui mengetahui tentang pemanis buatan yang terdapat dalam bentuk garam Na maupun Ca dengan daya kemanisan 30 x lebih dari sukrosa adalah Dulcin yaitu sebanyak 12 orang (40%), sebanyak 11 orang(36,7%) menjawab Sacharin, sebanyak 5 orang(16,7%) menjawab Siklamat, dan hanya 2 orang (6,6 %) menjawab Ponceau. Pengetahuan tentang Efek Siklamat sehingga dilarang Penggunaannya Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui mengetahui tentang efek siklamat yang dapat menyebabkan kanker dalam kantong kemih tikus sehingga dilarang penggunaannya pada makanan dan minuman yaitu sebanyak 21 orang (70%), sebanyak 6 orang (20%) menjawab dilarang penggunaannya pada minuman, sebanyak 3 orang (10%) menjawab dilarang penggunaannya pada makanan, serta tidak ada (0%) yang menjawab dilarang penggunaannya pada industry cat. Pengetahuan tentang Pemanis Buatan yang Terdapat dalam Bentuk Garam Na maupun Ca Dengan Daya Kemanisan 400 x Sukrosa yang mempunyai rasa pahit, getir. mengetahui tentang pemanis buatan yang terdapat dalam bentuk garam Na maupun Ca dengan daya kemanisan 400 x lebih dari sukrosa yang mempunyai rasa pahit, getir adalah Siklamat yaitu sebanyak 12 orang (40%), sebanyak 9 orang(30%) menjawab Sacharin, sebanyak 7 orang(23,3%) menjawab Dulcin, dan hanya 2 orang (6,7 %) menjawab Ponceau. Pengetahuan tentang Zat Warna Sintesa Pangan yang Dilarang Penggunaannya Berdasarkan hasil penelitan dapat diketahui mengetahui tentang beberapa zat warna sintesa yang dilarang penggunaannya adalah Zat warna FD & Orange No.1. No.2, Red No.1,2,6 dan 10 B, Yellow No.25.5d6 yaitu sebanyak 20 orang(66,7%), sebanyak 5 orang(16,7%) menjawab Red No dan 10B, sebanyak 3 orang (10%) menjawab Yellow No.26.5d6, dan 2 orang (6,6%) menjawab Zat warna FD& Orange No.1. No.2. Pengetahuan Alasan Pelarangan Penggunaan Beberapa Zat Warna Sintesa Pada Produk Makanan mengetahui tentang alasan pelarangan penggunaan beberapa zat warna sintesa pada produk makanan karena kemungkinan timbulnya tumor/kanker

5 pada binatang perobaan yaitu sebanyak 20 orang (66,6%), sebanyak 6 orang (20%) menjawab kemungkinan timbulnya tumor/kanker pada binatang percobaan, biaya produksi yang lebih mahal,dan besarnya keuntungan pedagang makanan, sebanyak 2 orang (6,7%) menjawab biaya produksi yang lebih mahal, dan sisanya 2 orang(6,75) menjawab besarnya keuntungan pedangan makanan. SIKAP TENTANG PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN (PEMANIS DAN PEWARNA) Berdasarkan hasil penelitian tentang sikap pada diperoleh 25 responden(83,3%) memiliki sikap dengan kategori sedang, responden yang memiliki sikap kurang sebanyak 3 responden (10%) dan sebanyak 2 responden (6,7%) memiliki sikap dengan kategori baik. 1. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 15 orang (50%) responden setuju bahwa memakai bahan tambahan pangan yang enak dan murah pada minuman dagangan, dan sebanyak 15 orang (50%) tidak setuju memakai bahan tambahan pangan yang enak dan murah pada minuman dagangan. 2. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 8 orang(26,7%) setuju tidak menggunakan gula buatan yang lebih murah harganya dibanding gula pasir, dan sebanyak 22 orang (73,3%) tidak setuju tidak menggunakan gula buatan yang lebih murah harganya dibanding gula pasir. 3. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 9 orang (30%) setuju menggunakan pewarna buatan yang lebih murah harganya dibanding pewarna alami agar harga dagangan terjangkau banyak orang, dan sebanyak 21 orang (70%) tidak setuju menggunakan pewarna buatan yang lebih murah harganya dibanding pewarna alami agar harga dagangan terjangkau banyak orang. 4. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 7 orang (23,3%) setuju rasa minuman yang memakai gula buatan lebih enak daripada rasa minuman yang memakai gula pasir, dan sebanyak 23 orang (76,7%) tidak setuju rasa minuman yang memakai gula buatan lebih enak daripada rasa minuman yang memakai gula pasir. 5. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 20 orang (66,7%) setuju warna minuman yang memakai pewarna buatan lebih menarik daripada minuman yang memakai pewarna alami., dan sebanyak 10 orang (33,3%) tidak setuju warna minuman yang memakai gula buatan lebih menarik daripada minuman yang memakai pewarna alami. 6. Dari hasil penelitian dapat diketahui 1 orang (3,3 %) setuju memakai pewarna tekstil untuk minuman karena tidak membahayakan kesehatan, dan sebanyak 29 orang (96,7%) tidak setuju memakai pewarna tekstil untuk minuman karena tidak membahayakan kesehatan. 7. Dari hasil penelitian dapat diketahui 5 orang (16,7%) setuju tidak memakai pemanis buatan seperti sakarin dan siklamat untuk minuman karena dapat membahayakan kesehatan, dan sebanyak 25 orang (83,3%) tidak setuju tidak memakai pemanis buatan seperti sakarin dan siklamat untuk minuman karena dapat membahayakan kesehatan. 8. Dari hasil penelitian dapat diketahui 23 orang(76,7%) setuju fungsi beberapa bahan tambahan pangan adalah dapat memperbaiki tekstur pangan, mencegah pengerasan, mempertahankan kekeruhan dan mempertahankan

6 kelembaban makanan, dan sebanyak 7 orang (23,3%) tidak setuju fungsi beberapa bahan tambahan pangan adalah dapat memperbaiki tekstur pangan, mencegah pengerasan, mempertahankan kekeruhan dan mempertahankan kelembaban makanan. 9. Dari hasil penelitian dapat diketahui 28 orang (93,3%) setuju bahan tambahan pangan dapat diperoleh/diekstraksi dari sumbersumber alamiah atau dapat dibuat secara sintesa dalam laboratorium atau industry secara besar-besaran, dan sebanyak 2 orang (6,7%) tidak setuju bahan tambahan pangan dapat diperoleh/diekstraksi dari sumber-sumber alamiah atau dapat dibuat secara sintesa dalam laboratorium atau industry secara besar-besaran. 10. Dari hasil penelitian dapat diketahui 28 orang (93,3%) setuju bahan tambahan pangan sintetis yang dihasilkan dengan tekhnik dan ketelitian tinggi sering mempunyai sifat yang sama dengan bahan alamiah sejenis, dan sebanyak 2 orang (6,7%) tidak setuju bahan tambahan pangan sintetis yang dihasilkan dengan tekhnik dan ketelitian tinggi sering mempunyai sifat yang sama dengan bahan alamiah sejenis TINDAKAN TERHADAP PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN Berdasarkan hasil penelitian tentang tindakan pada diperoleh 25 responden(83,3%) memiliki tindakan dengan kategori sedang, responden yang memiliki tindakan kurang tidak ada(0%) dan sebanyak 5 responden (16,7%) memiliki tindakan dengan kategori baik. Tindakan Jenis Penggunaan Pemanis Dalam Minuman Dagangan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menggunakan gula pasir dan gula buatan dalam minuman dagangan yaitu sebanyak 18 orang (60%), menggunakan gula pasir saja sebanyak 12 orang (40%), dan tidak ada yang menggunakan gula buatan (0%). Tindakan Jenis Penggunaan Dalam Minuman Dagangan. Pewarna Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui menggunakan pewarna makanan yang ada tulisan terdaftar pada Depkes yaitu sebanyak 26 orang (86,7%), menggunakan pewarna makanan dicampur sedikit pewarna tekstil sebanyak 4 orang (13,3%), dan tidak ada (0%) yang menggunakan pewarna tekstil saja. Tindakan sejak Kapan Menggunakan Pemanis Buatan Pada Minuman Dagangan. menggunakan pemanis buatan pada minuman dagangan mulai awal berdagang yaitu sebanyak 12 orang(40%), sebagian besar tidak pernah menggunakan pemanis buatan pada minuman dagangan yaitu sebanyak 12 orang (40%), dan sisanya sebanyak 6 orang (20%) menggunakan pemanis buatan pada minuman dagangan baru-baru saja(kurang dari satu tahun). Tindakan sejak Kapan Menggunakan Pewarna Buatan Pada Minuman Dagangan. tidak pernah menggunakan pewarna buatan pada minuman dagangan yaitu sebanyak 17 orang (56%), menggunakan pewarna buatan pada minuman dagangan sejak mulai berdagang yaitu sebanyak 8 orang (26,7%), dan sisanya sebanyak 5 orang (16,6%) menggunakan pewarna buatan

7 pada minuman dagangan baru-baru saja(kurang dari satu tahun). Tindakan sumber Informasi Dalam Penggunaan Pemanis Buatan Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memang sudah tahu sendiri sebelumnya tentang penggunanaan pemanis buatan yang dilarang digunakan pada minuman dagangan yaitu sebanyak 16 orang (53,3%), sebanyak 12 orang (40%) mendapatkan informasi tentang penggunanaan pemanis buatan yang dilarang digunakan pada minuman dagangan dari sesame teman pedagang dan sisanya sebanyak 2 orang (6,7%) mendapatkan informasi dari penjual pemanis buatan di pasa Tindakan dalam Penggunaan Pewarna Buatan tahu bahaya penggunaan pewarna buatan yang dilarang terhadap kesehatan manusia yaitu sebanyak 25 orang (83,3%), dan sebanyak 5 orang (16,7%) tidah tahu bahaya penggunaan pewarna buatan yang dilarang terhadap kesehatan manusia. Tindakan dalam Penggunaan Pemanis Buatan tahu bahaya penggunaan pemanis buatan yang dilarang terhadap kesehatan manusia yaitu sebanyak 23 orang (76,7%), dan sebanyak 7 orang (23,3%) tidah tahu bahaya penggunaan pemanis buatan yang dilarang terhadap kesehatan manusia. Tindakan Alasan Penggunaan Pemanis Buatan Yang Dilarang Pada Minuman Dagangan bertindak dalam penggunaan pemanis buatan dengan alasan untung lebih banyak yaitu sebanyak 23 orang (76,7%), sebanyak 4 orang (13,3%) dengan alasan lebih disukai pembeli, dan sisanya sebanyak 3 orang (10%) dengan alasan tahan lama karena tidak basi. Tindakan Alasan Penggunaan Pewarna Buatan Yang Dilarang Pada Minuman Dagangan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bertindak dalam penggunaan pewarna buatan dengan alasan warna lebih menarik sehingga disukai pembeli yaitu sebanyak 19 orang (63,3%), sebanyak 11orang (36,7%) dengan alasan untung lebih banyak dan tidak ada yang menjawab(0%) tahan lama karena tidak mudah basi. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan pedagang terhadap penggunaan bahan tambahan pangan( pemanis dan pewarna) di daerah Pajak Sikambing Medan dapat dilihat sebagai berikut: Karakteristik responden Hasil penelitian karakteristik pedagang menurut umur responden terhadap penggunaan bahan tambahan pangan (pemanis dan pewarna) di daerah Pajak sikambing Medan, dapat dilihat bahwa umur responden yang paling banyak berada pada umur tahun yaitu sebesar 23,3%. Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa seluruh responden masih dalam usia produktif. Hasil penelitian untuk tingkat pendidikan sebagian besar responden berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 21 orang (70%), berarti dapat dikatakan sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan yang cukup.

8 Dari penelitian ini dapat diketahui juga bahwa lama berdagang di daerah pasar Sikambing Medan bervariasi mulai dari 1 tahun sampai dengan diatas 3 tahun. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 10 orang (33,3%) mengaku telah berdagang di tempat tersebut selama >3 tahun. Walau menurut pengakuan mereka, kadang-kadang ada petugas Satpol PP yang datang merazia ke tempat tersebut dan bila petugas tersebut datang biasanya para pedagang akan menghindar dulu dan bila petugas sudah pergi mereka akan datang kembali untuk berdagang. Untuk jenis dagangan sebagian besar yaitu sebanyak 18 orang (60%)menjual es durian, kolak durian dan sop buah dll. Biasanya satu pedagang menjual beberapa jenis minuman seperti es durian, kolak durian, sop buah, kolak pisang, dan lainlain. Sehingga pembeli bisa memilih sesuai dengan selera masing-masing. Pengetahuan Kompetensi individu yang berupa kemampuan dan pengetahuan bisa dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan (Endah,2007). Pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki seseorang. Pengetahuan adalah komponen utama kompetensi yang mudah diperoleh dan mudah diidentifikasi. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, bahwa pengetahuan responden tentang penggunaan bahan tambahan pangan(pemanis dan pewarna) berada pada taraf sedang yaitu sekitar 76,7%. Berdasarkan asumsi tingkat pengetahuan responden yang berada pada taraf sedang. maka hal tersebut dapat disebabkan oleh tingkat pendidikan responden yang seba gian besar berada pada tingkat SMA sederajat yaitu sebanyak 70%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa responden kurang mengetahui tentang nama dari bahan tambahan pangan yang biasanya dipakai pedagang, yang mereka tahu biasanya adalah nama-nama yang biasa dipakai oleh masyarakat seperti sari manis bagi pemanis Siklamat. Menurut Wardiah (2008) bahwa ada pengaruh positif antara pengetahuan dengan pendidikan. Hal ini didukung juga oleh Daniaty L(2009), pengaruh pengetahuan dengan pendidikan, semakin tinggi pendidikan maka pengetahuan tentang pewarna dan pemanis buatan akan semakin meningkat. Sikap Sikap adalah perasaan seseorang tentang objek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negative,atau netral) seseorang pada sesuatu. Gibson(1997) menjelaskan sikap sebagai perasaan positif atau negative atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang atau objek ataupun keadaan. Sikap lebih merupakan determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan persepsi dan motivasi. Penelitian ini menunjukkan sikap responden mayoritas berada pada ukuran sedang yaitu 83,3%. Berdasarkan asumsi sikap responden tersebut, biasa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari responden yang sebagian besar berada pada tingkat SMA yaitu sebanyak 70%. Menurut hasil penelitian Prabandari (1999), bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar individu berperilaku sesuai tuntutan nilai-nilai yang dapat menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuaan yang akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku Tindakan

9 Tindakan merupakan aturan yang dilakukan, melakukan/mengadakan aturan atau mengatasi sesuatu perbuatan. Adanya hubungan yang erat antara sikap dan tindakan didukung oleh pengetahuan. Sikap yang menyatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak dan nampak jadi lebih konsisten, serasi, sesuai dengan sikap. Bila sikap individu sama dengan sikap sekelompok dimana ia berada adalah bagian atau anggotanya (Notoatmodjo, 2007) Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan dia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan responden berada pada kategori sedang yaitu sebesar 83,3 %. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan responden mempunyai hubungan dengan tingkat pengetahuan dan sikap responden yang berada pada kategori sedang juga. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Pengetahuan responden tentang bahan tambahan pangan(pemanis dan pewarna buatan) berada pada kategori sedang yaitu sebesar 76,6% b. Sikap responden tentang bahan tambahan pangan (pemanis dan pewarna buatan ) berada pada kategori sedang yaitu sebesar 83,3% c. Tindakan responden tentang bahan tambahan pangan (pemanis SARAN dan pewarna buatan ) berada pada kategori sedang yaitu sebesar 83,3% a. Untuk para pedagang perlu diberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang bahan tambahan pangan ini, yaitu mengenai bahaya terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsi makanan dan minuman yang telah diberi bahan tambahan pangan yang yang dilarang tersebut. b. Perlu sosialisasi tentang nama dan jenis bahan pangan yang berbahaya yang telah dilarang penggunaannya sehingga para pedagang tidak salah memilih bahan. Karena dalam penelitian ini, diketahui pengetahuan responden tentang nama-nama bahan kimia yang dilarang sangat kurang. c. Perlu adanya pengawasan dari instansi yang terkait dalam mengawasi bahanbahan tambahan pangan yang beredar di pasar dalam bentuk yang belum dipakai ke dalam makanan dan minuman dan juga yang sudah dimasukkan ke dalam minuman yang dijual. d. Mengkampanyekan agar bersikap hatihati terhadap minuman di luar rumah. Minuman dengan warna yang mencolok sebaiknya dihindari, karena ada kemungkinan menggunakan pewarna yang bukan untuk makanan.

10 DAFTAR PUSTAKA Codex Alimentaris Commision, 1997.Food Hygiene Basic Text.FAO/WHO Cory. M Analisis Kandungan Nitrit dan Pewarna Merah pada Daging Burger yang Dijual di Grosir Bahan Baku di Kota Medan. Skripsi FKM USU. Departemen Kesehatan RI Undang- Undang RI Nomor 7 tentang Pangan.Jakarta : Sinar Grafika Fardiaz. D Persyaratan Dasar (Pre Requisite) dan Program Umum (Universal Programme). Pelatihan Auditor Sistem HACCP. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Notoadmodjo, S., Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Yokyakarta: Andi Offset ; Promosi Kesehatan; Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta , Promosi Kesehatan & Ilmu perilaku.jakarta: Rineka Cipta., Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang undang kesehatan RI No. 23 pasal 10 tahun 1992 menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan, salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik diolah maupun tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, which are part of human diet. Artinya adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Anak usia Sekolah Dasar merupakan kelompok usia yang mempunyai aktivitas yang cukup tinggi, baik dalam keadaan belajar maupun di saat istirahat. Untuk mendapatkan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi menyebabkan aktivitas masyarakat meningkat, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang Kesehatan No 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan berkembang serta mampu beraktivitas dan memelihara kondisi tubuhnya. Untuk itu bahan pangan atau biasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kecamatan Tilango merupakan bagian dari beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Gorontalo yang memiliki 7 desa yakni desa Dulomo,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jajan merupakan suatu kebiasaan yang telah lama tertanam dalam diri setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam Taryadi (2007), jajanan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan, pendengaran, sentuhan, perasa dan pembau. Dunia visual menggunakan indra penglihatan yang biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya (Fardiaz, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya (Fardiaz, 1993). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal pemerintah telah melakukan berbagai upaya kesehatan seperti yang tercantum dalam Pasal 10 Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan tradisional Indonesia mempunyai kekayaan ragam yang luar biasa. Baik macam, bentuk, warna, serta aroma sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia. Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan bahan dasar makanan harus mengandung zat gizi untuk memenuhi fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan Guru Sekolah Dasar terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern sekarang ini banyak terjadi perkembangan di bidang industri makanan dan minuman yang bertujuan untuk menarik perhatian para konsumen. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, makhluk hidup membutuhkan makanan, karena dari makanan manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat bekerja dengan optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan menentukan kemajuan suatu bangsa di masa depan. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan jajanan (street food) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Konsumsi makanan jajanan

Lebih terperinci

LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN

LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN A. Kompetensi Dasar: 3.7 Mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan) dalam makanan dan minuman (segar dan dalam kemasan), dan zat adiktif-psikotropika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman dikomsumsi karena

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman dikomsumsi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari makanan. Sebagai kebutuhan dasar makanan tersebut harus mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Validasi metode analisis merupakan suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut

Lebih terperinci

Bahan Tambahan Pangan (Food Additive)

Bahan Tambahan Pangan (Food Additive) Bahan Tambahan Pangan (Food Additive) A. Tujuan menambahkan bahan tambahan pangan ke dalam makanan: 1. Meningkatkan mutu pangan 2. Meningkatkan daya tarik 3. Mengawetkan pangan B. Macam-macam Bahan Tambahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari Provinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan setiap insan baik secara fisiologis, psikologis, sosial maupun antropologis. Pangan selalu terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang di konsumsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi pengolahan pangan, industri produksi pangan semakin berkembang. Industri skala kecil, sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan selalu dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Cara penyajian

BAB I PENDAHULUAN. Makanan selalu dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Cara penyajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan selalu dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Cara penyajian makanan merupakan hal yang paling penting, bahkan lebih penting daripada rasa makanan. Penyajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan atau street foods adalah jenis makanan yang dijual kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat pemukiman, serta lokasi yang sejenis. Jenis

Lebih terperinci

balado yang beredar di Bukittinggi, dalam Majalah Kedokteran Andalas, (vol.32, No.1, Januari-juni/2008), hlm. 72.

balado yang beredar di Bukittinggi, dalam Majalah Kedokteran Andalas, (vol.32, No.1, Januari-juni/2008), hlm. 72. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor, diantaranya cita rasa, warna, tekstur, dan nilai gizinya. Sebelum faktor-faktor lain dipertimbangkan,

Lebih terperinci

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa adalah suatu usaha yang dirancang secara khusus untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kesehatan adalah salah satu komponen kualitas manusia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mikrobiologisnya. Secara visual faktor warna yang tampil terlebih dahulu terkadang

BAB I PENDAHULUAN. mikrobiologisnya. Secara visual faktor warna yang tampil terlebih dahulu terkadang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan mutu, keamanan, dan daya tarik bahan pangan umumnya bergantung pada beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, nilai gizi dan sifat mikrobiologisnya. Secara

Lebih terperinci

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia berbahaya pada makanan sering kita temui pada berbagai jenis produk seperti makanan yang diawetkan, penyedap rasa, pewarna makanan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan rumit. Namun, makanan tradisional kini dalam proses kembali ke tradisi. Dengan kemajuan budaya global,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Manusia memerlukan makanan seimbang yaitu karbohidrat, protein, nabati, vitamin dan mineral

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE ALAMI DAN NON ALAMI DI DESA SITU UDIK DAN DESA CIMANGGU-I KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR

PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE ALAMI DAN NON ALAMI DI DESA SITU UDIK DAN DESA CIMANGGU-I KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1, Mei 2010 PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE ALAMI DAN NON ALAMI DI DESA SITU UDIK DAN DESA CIMANGGU-I KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR Oleh: Ait Maryani dan Ida Nuraeni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hal yang menjadi kebiasaan anak sekolah, terutama anak sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan dengan jajanan sekolah dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan atau juga dikenal sebagai street food adalah jenis makanan yang dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, dipasar, tempat pemukiman serta lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga sifat

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga sifat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga sifat mikrobiologis.tetapi, sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2. (1) dan (2) (1) dan (4) (2) dan (3) (3) dan (4)

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2. (1) dan (2) (1) dan (4) (2) dan (3) (3) dan (4) SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2 1. Perhatikan tabel berikut ini! Zat Lakmus Merah Biru (1) (-) (+) (2) (+) (-) (3) (+) (-) (4) (-) (+) Pasangan zat yang bersifat basa adalah... (1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya di dalam setiap masakan makanan yang akan dimakan. juga sesuai dengan selera mereka masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya di dalam setiap masakan makanan yang akan dimakan. juga sesuai dengan selera mereka masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga dalam hidup. Seseorang rela melakukan apapun demi menjaga kesehatan tubuhnya. Salah satunya dengan mengkomsumsi makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Makanan mempunyai peran yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus masyarakatlah yang

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG MAKANAN YANG MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN MABAR KECAMATAN MEDAN DELITAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai

Lebih terperinci

Zat Aditif pada Makanan

Zat Aditif pada Makanan Bab 10 Zat Aditif pada Makanan Sumber: Encarta 2005 Gambar 10.1 Makanan dan minuman Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan makan dan minum untuk melangsungkan kehidupannya. Zat-zat makanan yang dikonsumsi

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ANALISIS ZAT PEWARNA PADA KEPAH ASIN (Polymesoda erosa) YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL DAN PASAR SUKARAMAI DI KOTA MEDAN TAHUN 2013 A. Identitas Responden a. Nomor Responden

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO. Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1

ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO. Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1 ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. alami tersebut, sekarang marak dipakai pewarna sintetik/buatan

BAB 1 PENDAHULUAN. alami tersebut, sekarang marak dipakai pewarna sintetik/buatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pewarna makanan sudah dikenal rakyat Indonesia sejak lama. Masakanmasakan Jawa tradisional seperti opor ayam kunyit untuk menghasilkan warna kuning atau oranye, juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap. manusia.keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap. manusia.keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap manusia.keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan

Lebih terperinci

RINGKASAN Herlina Gita Astuti.

RINGKASAN Herlina Gita Astuti. RINGKASAN Herlina Gita Astuti. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Pemanis Buatan Siklamat pada Selai Tidak Berlabel yang Dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya Tahun 2015. Program Studi D-III Farmasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. buatan siklamat, dan pengawet boraks (Mardianita, 2012). yang akan dikonsumsi. Makanan atau minuman tersebut harus memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. buatan siklamat, dan pengawet boraks (Mardianita, 2012). yang akan dikonsumsi. Makanan atau minuman tersebut harus memiliki nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri pangan dunia berkembang dengan pesat. Salah satu produk minuman yang banyak disukai adalah sirup. Sirup merupakan produk yang mempunyai daya simpan relatif panjang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan salah satu olahan semi padat dengan bahan utama susu. Es krim merupakan produk olahan susu sapi yang dibuat dengan bahanbahan utama yang terdiri atas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Makanan tradisional Indonesia mempunyai kekayaan ragam yang luar. biasa. Baik macam, bentuk, warna, serta aroma sesuai dengan budaya

I. PENDAHULUAN. Makanan tradisional Indonesia mempunyai kekayaan ragam yang luar. biasa. Baik macam, bentuk, warna, serta aroma sesuai dengan budaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan tradisional Indonesia mempunyai kekayaan ragam yang luar biasa. Baik macam, bentuk, warna, serta aroma sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia. Seperti getuk,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta dikemas dengan berbagai kemasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam dan tersedia secara cukup merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem pangan

Lebih terperinci

ANALISIS KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM AIR PEMANIS PADA SIRUP JAJANAN ES KELAPA DI SIRING BANJARMASIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

ANALISIS KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM AIR PEMANIS PADA SIRUP JAJANAN ES KELAPA DI SIRING BANJARMASIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET INTISARI ANALISIS KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM AIR PEMANIS PADA SIRUP JAJANAN ES KELAPA DI SIRING BANJARMASIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Nazila Mu minah 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Rivai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena makanan berguna untuk menjaga kelangsungan proses fisiologis tubuh dapat berjalan dengan lancar. Makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi daging sapi di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 523.927 ton, hasil tersebut meningkat dibandingkan produksi daging sapi pada tahun 2014 yang mencapai 497.670

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Tanpa adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan berfungsi untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang 14 PENDAHULUAN Latar Belakang Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang masih digemari dari setiap kalangan baik orang dewasa maupun anak-anak, karena es lilin mempunyai rasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan tambahan pangan dewasa ini sangat beragam, dari

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan tambahan pangan dewasa ini sangat beragam, dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan bahan tambahan pangan dewasa ini sangat beragam, dari pengawet sampai pemberi aroma dan pewarna. Berkembangnya bahan tambahan pangan mendorong pula perkembangan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Variabel independen Variabel Dependen Perilaku siswa-siswi Pengetahuan Sikap Tindakan Makanan dan Minuman yang mengandung Bahan Tambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh anggota masyarakat tanpa kecuali adalah konsumen makanan itu sendiri. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menjadikan tanahnya subur sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menjadikan tanahnya subur sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kaya sumber daya alam. Letak geografis Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menjadikan tanahnya subur sehingga cocok untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui upaya mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah 12.101,66 km 2 dengan jumlah penduduk 1.044.284 jiwa. Khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah dikenal oleh masyarakat. Kandungan protein kacang tolo berkisar antara 18,3 25,53% yang berpotensi sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahan tambahan atau zat aditif pada makanan semakin meningkat, terutama setelah adanya penemuan-penemuan termasuk keberhasilan dalam mensintesis bahan kimia

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO. Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO. Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1 IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan kehidupannya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan kehidupannya. Makanan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan makanan sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitasnya. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran : Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU TENTANG MAKANAN JAJANAN ANAK YANG MENGANDUNG PEMANIS SINTETIS PADA TK AL UMMI DI DESA CEUMPEDAK KECAMATAN TANAH JAMBO AYE KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, merupakan bab dimana memberikan suatu gambaran umum mengapa topik atau judul tersebut diambil dan disajikan dalam karya ilmiah bagian pendahuan menguraikan mengenai latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan (www.yayasan.amalia.org, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan (www.yayasan.amalia.org, 2013) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas adalah satu masa usia anak yang sangat berbeda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keamanan pangan memegang peranan yang sangat strategis. Terjaminnya kondisi keamanan pangan di Indonesia berarti telah memenuhi hak-hak masyarakat Indonesia untuk memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR SIKLAMAT PADA ES PUTER YANG DIJUAL PEDAGANG DI KABUPATEN GRESIK. Anik Eko Novitasari, M. Arifudin ABSTRACT

ANALISIS KADAR SIKLAMAT PADA ES PUTER YANG DIJUAL PEDAGANG DI KABUPATEN GRESIK. Anik Eko Novitasari, M. Arifudin ABSTRACT ANALISIS KADAR SIKLAMAT PADA ES PUTER YANG DIJUAL PEDAGANG DI KABUPATEN GRESIK Anik Eko Novitasari, M. Arifudin ABSTRACT The puter ice is a traditional ice which based the coconout milk, the puter ice

Lebih terperinci

ARTIKEL IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA MINUMAN KEMASAN YANG DIJUAL DI WILAYAH SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

ARTIKEL IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA MINUMAN KEMASAN YANG DIJUAL DI WILAYAH SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI ARTIKEL IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA MINUMAN KEMASAN YANG DIJUAL DI WILAYAH SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI Oleh: Rovita Sari 13.1.01.06.0023 Dibimbing oleh : 1.

Lebih terperinci

BAB 1. Di Indonesia, sebagian besar masyarakatnya mempunyai tingkat pendidikan

BAB 1. Di Indonesia, sebagian besar masyarakatnya mempunyai tingkat pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, sebagian besar masyarakatnya mempunyai tingkat pendidikan yang relatif rendah, sehingga kesadaran dan kemampuan masyarakat sebagai konsumen juga masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut WHO yang dimaksudkan makanan adalah semua benda yang termasuk dalam diet manusia sama ada dalam bentuk asal atau sudah diolah. Makanan yang dikonsumsi hendaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keamanan pangan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Pangan yang bermutu dan aman dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak keberhasilan yang dicapai di berbagai bidang, seperti di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak keberhasilan yang dicapai di berbagai bidang, seperti di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak keberhasilan yang dicapai di berbagai bidang, seperti di bidang pertanian, ekonomi, kesehatan dan lain-lain setelah dilakukan penyuluhan, sehingga Wiraatmadja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan terjadi pada setiap orang sejak dari dalam kandungan. Seseorang akan terus menerus tumbuh dan berkembang sesuai dengan berjalannya waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi saat ini, penggunaan zat warna alami semakin

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi saat ini, penggunaan zat warna alami semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pewarna telah lama digunakan pada bahan makanan dan minuman untuk memperbaiki tampilan produk pangan. Pada mulanya zat warna yang digunakanan adalah zat warna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan dan kosmetik di berbagai negara. Pangan yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan dan kosmetik di berbagai negara. Pangan yang ditemukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rhodamine B adalah zat pewarna yang tersedia di pasar untuk industri tekstil. Zat ini sering disalah gunakan sebagai zat pewarna makanan dan kosmetik di berbagai negara.

Lebih terperinci

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan :

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan : Lampiran 1 KUESINER PENELITIAN Analisa Kandungan Natrium Benzoat, Siklamat Pada Selai Roti Yang Bermerek Dan Tidak Bermerek Serta Tingkat Pengetahuan Penjual Tentang Natrium Benzoat, Siklamat Pada Selai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kunyit untuk warna kuning. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kunyit untuk warna kuning. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok utama manusia yang harus dipehuni dalam kehidupan sehari-hari. Penambahan zat pewarna dalam makanan atau minuman dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manggis (Garcinia mangostana Linn.) merupakan salah satu tanaman buah asli Indonesia yang mempunyai potensi ekspor sangat besar. Tanaman ini mendapat julukan ratunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk konsumtif yang memerlukan makanan, pakaian, dan fasilitas lainnya untuk bertahan hidup. Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan kimia yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai

I. PENDAHULUAN. dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang

Lebih terperinci

OLEH : CHAIRUL MUNIR NIM

OLEH : CHAIRUL MUNIR NIM Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIANPENGETAHUAN IBU TENTANG BAHAYA ZAT PEWARNA MAKANAN PADA KESEHATAN ANAK USIA 3 5 TAHUN DI GAMPONG RAWANG ITEK KAB. ACEH UTARA PROVINSI ACEH OLEH :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan, kantin, swalayan di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum

BAB I PENDAHULUAN. makanan, kantin, swalayan di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah dasar gemar sekali jajan dan pada umumnya anak sekolah sudah dapat menentukan makanan apa yang mereka sukai dan mana yang tidak. Bahkan tidak jarang

Lebih terperinci