BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.
|
|
- Yenny Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu Negara. Semakin baik pendidikan di suatu Negara, maka Negara tersebut semakin baik pula. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 dalam Muyasaroh (2014) berbunyi bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Tantangan dan perkembangan pendidikan di Indonesia pada masa yang akan datang semakin besar dan kompleks. Oleh karena itu, perkembangan pendidikan harus ditingkatkan untuk menciptakan kualitas manusia yang unggul. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. Setiap sekolah dalam menjalankan kegiatan pembelajarannya harus mengikuti kurikulum yang berlaku di Indonesia. Sekolah - sekolah sudah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2014 yang sudah dimulai sejak tahun 2006, dimana Kurikulum Tingkat Satuan 1
2 Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang diamanatkan oleh Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 (Ahmad: 2013). Dewasa ini perkembangan pendidikan diramaikan dengan maraknya kontroversi diadakannya Ujian Akhir Nasional (UAN). Ujian Nasional (UN) adalah ujian yang dilakukan secara nasional pada jenjang SD, SMP, SMA, dan sederajat untuk mengukur dan menilai kompetensi setiap peserta didik yang telah mengikuti proses pembelajaran selama 3 tahun pada masing- masing jenjang dan berfungsi untuk mengukur sejauh mana sistem pendidikan telah mencapai standar mutu lulusan sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan dan mendorong komponen sekolah menumbuhkan daya kompetitif demi terwujudnya sekolah yang sesuai dengan standar nasional pendidikan. Sedangkan Menurut Juair (2007), diselengarakannya UN bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada tingkat kabupaten, provinsi dan nasional. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: (a) pemetaan mutu satuan dan atau program pendidikan, (b) seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, (c) penentuan kelulusan peserta didik dari suatu satuan pendidikan, (d) akreditasi satuan pendidikan dan (e) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. UN tahun ini tetap dilaksanakan seperti tahun-tahun sebelumnya, sampai pada masa akhir pendidikan suatu jenjang pendidikan diselenggarakan ujian untuk 2
3 mengetahui tingkat keberhasilan yang telah di capai. Serta dalam mengukur tingkat kompetensi peserta didik yang mengikuti ujian harus sesuai dengan standar kompetensi lulusan maka perlu dilakukan suatu tes atau ujian, dalam sistem pendidikan ujian dilaksanakan pada periode - periode tertentu untuk melihat kemajuan siswa dalam proses belajar mengajar, baik itu ujian semester maupun UN. UN yang diselenggarakan setiap akhir tahun pelajaran perlu suatu perangkat tes atau soal yang memiliki kualitas baik dan memberikan hasil pengukuran yang dipercaya sesuai dengan tujuan tes yang diinginkan. Untuk memperoleh penilaian yang akurat dari hasil UN, setiap soal tes perlu dilakukan uji coba dan dianalisa untuk mengetahui bagaimana validitas dan reabilitas tes tersebut, sehingga diketahui apakah tingkat kesukaran dan daya beda dari setiap soal yang diujikan sudah sesuai dengan kemampuan siswa. Jika soal tidak mampu dijawab oleh seorang siswa pun, maka soal tersebut memiliki tingkat kesukaran yang tinggi, begitupun sebaliknya. Dalam soal tersebut dapat dikatakan kurang bermutu karena tidak memberikan informasi apapun tentang perbedaan - perbedaan individu dan tidak memberikan sumbangan pada reabilitas atau validitas tes (Juair, 2007 ). Soal UN tahun pelajran 2013/2014 dibagi menjadi beberapa paket berdasarkan propinsi. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kecurangan antar siswa (mencontek) dalam mengerjakan soal ujian, selain itu pembagian paket disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dalam setiap provinsi. Dengan demikian paket soal tersebut diharapkan hasil yang diperoleh merupakan murni dari siswa sendiri 3
4 sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan mengurangi adanya bias yang kemungkinan terjadi pada saat penilaian. Suatu sistem pendidikan memerlukan adanya suatu UN sebagai alat pengendalian mutu lulusan (quality Control) dari setiap satuan pendidikan. hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2006/2007 pasal 1 ( Muliadi, 2010) yang menegaskan bahwa UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah menggunakan UN sebagai tolok ukur untuk mengetahui mutu pendidikan di Indonesia yang sudah dilaksanakan sejak tahun 1950an. Pelaksanaan UN dilakukan secara nasional dengan pengawasan yang ketat, sehingga angka kelulusan hanya sekira 50%. Abash (2011) mengatakan bahwa potret standardisasi mutu pendidikan nasional masih berkisar 40.31% di bawah standar minimal, yaitu 48.89% pada posisi standar minimal. Oleh karena hal ini, banyak masyarakat menganggap sistem ini tidak adil dan menuntut agar diubah menjadi ujian sekolah. Selanjutnya, pemerintah mengubah itu menjadi Ujian Sekolah. Sistem penilaian dengan ujian sekolah dianggap memperburuk kualitas pendidikan, karena itu pemerintah merubah sistem penilaian dengan menggunakan Ujian Akhir Nasional (UAN) sebagai tolak ukur kelulusan siswa. Dibawah tabel berikut ini menjelaskan histori tentang asal-usul terjadinya Ujian Akhir Nasional (UAN). 4
5 Tabel 1.1 Daftar Jenis Ujian Negara Tingkat Sekolah Menegah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nomor Jenis ujian Masa tahun Lama Waktu 1 Ujian Negara tahun 2 Ujian Sekolah tahun 3 Evaluasi Belajar Tahap Nasional tahun 4 Ujian Akhir Nasioanl tahun 5 Ujian Nasional sekarang - Sumber: Dari wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas 2003 Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa ujian pertama kali dinamakan Ujian Negara yang berlangsung selama enam tahun, kemudian Ujian Sekolah selama tujuh tahun. Karena dirasa tidak adil oleh masyarakat, maka Ujian Sekolah diubah menjadi Evaluasi Belajar Tahap Nasional (EBTANAS) yang berlangsung cukup lama, yaitu sekira 22 tahun. EBTANAS kemudian dirubah menjadi Ujian Akhir Nasional (UAS) pada tahun 2003, dan diubah kembali pada tahun 2005 sampai dengan sekarang dengan nama Ujian Nasional (UN). Selama ini penentuan batas kelulusan ujian nasional dari pusat pendidikan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pengambil keputusan saja. Batas kelulusan itu ditentukan sama untuk setiap mata pelajaran, tetapi karakteristik mata pelajaran dan kemampuan peserta didik tidaklah sama. Setiap skor penilaian 5
6 mata pelajaran yang diujikan berbeda-beda, sedangkan setiap peserta ujian nasional memiliki beberapa karakteristik dan kemampuan yang berbeda disetiap mata pelajaran. Tabel dibawah ini menunjukkan beberapa nilai minimal dari tahun 2005 sampai dengan tahun Tabel 1.2 Daftar Keterangan Nilai Ujian Nasional Tahun Nomor Tahun Nilai Minimal Rata-rata Minimal ,25 4, , , , , ,00 5,50 Sumber: Pusat penilaian pendidikan (Undang- undang republik indonesia no 20 tahun 2003) Tabel 1.2 diatas menunjukan bahwa sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar 6
7 daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan dan proses pemantauan evaluasi tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan. Proses pemantauan evaluasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan pada akhirnya akan dapat membenahi mutu pendidikan. Pembenahan mutu pendidikan dimulai dengan penentuan standar. Penentuan standar yang terus meningkat diharapkan akan mendorong peningkatan mutu pendidikan, yang dimaksud dengan penentuan standar pendidikan adalah penentuan nilai batas (cut off score). Seseorang dikatakan sudah lulus/kompeten bila telah melewati nilai batas tersebut berupa nilai batas antara peserta didik yang sudah menguasai kompetensi tertentu dengan peserta didik yang belum menguasai kompetensi tertentu. Bila itu terjadi pada ujian nasional atau sekolah maka nilai batas berfungsi untuk memisahkan antara peserta didik yang lulus dan tidak lulus disebut batas kelulusan, kegiatan penentuan batas kelulusan disebut standard setting. Maka dari pusat penilaian pendidikan daftar nilai kelulusan tahun 2005 sampai dengan 2014 mengalami perubahan. Sesuai dengan angka kelulusan tahun 2013/2014 di sekolah SMK terdapat empat mata pelajaran yang termasuk dalam UN yaitu, matematika, bahasa Indonesia, bahasa inggris dan produktif (mata 7
8 pelajaran yang tiap jurusan berbeda). Menurut salah satu guru SMKN 1 Serang, 700 siswa SMKN 1 Serang secara keseluruhan mendapatkan nilai cukup baik, dan 100% lulus. Tabel dibawah ini menunjukkan nilai rata-rata per jurusan pada siswa SMKN 1 Kota Serang dengan empat mata pelajaran yang berbeda. Tabel 1.3 Daftar Rata-Rata Nilai Ujian Nasional Tahun 2014 Mata Pelajaran Rata-Rata Nilai per Jurusan Akuntansi Sekertaris Perhotelan Tata Boga Multi Media Produktif B. Inggris Matematika B. Indonesia Sumber: Data primer Tabel 1.3 diatas menunjukkan nilai rata-rata ujian nasional siswa SMKN 1 Kota Serang tahun 2014 per jurusan. Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai tertinggi terdapat pada mata pelajaran produktif, dengan nilai keseluruhan di atas 8, bahkan siswa jurusan perhotelan mendapatkan nilai rata-rata Nilai tertinggi kedua terdapat pada pelajaran Bahasa Inggris, yang memang merupakan bahasa asing di Indonesia. Nilai tertinggi ke tiga ada pada mata pelajaran matematika, dan terakhir pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan cukup jauh dari mata pelajaran lainnya. 8
9 Sebagaimana diketahui bahwa soal ujian yang diberikan oleh pemerintah merupakan soal terbaik yang telah dilakukan uji coba dan dianalisis oleh para pakar yang diambil dari bank soal sehingga soal yang diberikan merupakan soal yang telah terkalibrasi dengan baik. Walaupun demikian, sebagian peserta ujian memiliki kekhawatiran tidak mampu untuk menjawab soal ujian dengan baik terutama dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sangat berbeda deangan pelajaran ilmu pasti seperti matematika. Berbeda dengan matematika yang punya hasil mutlak. Menurut salah satu guru bahasa Indonesia disekolah tersebut, terdapat beberapa soal bahasa Indonesia, khususnya tipe soal pilihan ganda, terkadang memiliki jawaban yang membingungkan. Hal inilah yang menjadi keluhan utama siswa. Pada sebuah soal pilihan ganda, jawaban - jawaban yang terkesan mirip ini dirasa membingungkan. Karena itu, tidak sedikit siswa yang terjebak pada jawaban yang salah sehingga ujian bahasa Indonesia mereka mendapat nilai yang tidak memuaskan. Jenis - jenis soal yang paling dianggap rumit oleh pelajar adalah tipe soal yang disuruh mencari pikiran utama dari sebuah paragraf, menentukan jenis karangan dari suatu paragraf (deskripsi, narasi, argumentasi, dan lain- lain), serta tipe- tipe soal lainnya yang selalu mencantumkan contoh paragraf sebagai acuan soal. Soal - soal dengan contoh paragraf inilah yang diakui sebagai soal paling membingungkan dikatakan oleh salah satu guru bahasa indonesia tersebut setelah mengevaluasi hasil un. Karena soal- soal tersebut, mereka berpendapat bahwa Bahasa Indonesia memiliki banyak istilah - istilah dengan pemaknaan yang 9
10 berbeda dan sulit dipahami, sehingga perlu penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) merupakan pentingnya kita menggunakan bahasa Indonesia. Tidak sedikit orang Indonesia masih kurang mengerti dalam penggunaan EYD. Mungkin di sebabkan oleh faktor-faktor seperti pergaulan, kebiasaan menggunakan bahasa daerah dll. Tapi sangat di sayangkan banyak masyarakat-masyarakat pedalaman yang tidak bisa berbahasa Indonesia, itu pernah peneliti alami sewaktu sedang di Yogyakarta. Orang tua di sana banyak yang tidak mengerti bahasa Indonesia, mereka menggunakan bahasa daerahnya yaitu bahasa Jawa. Mereka lebih terbiasa menggunakan bahasa daerah mereka sendiri. Hal yang seperti itu sangat di sayangkan sekali. Bukan hanya masyarakat pedalaman saja, sekarang banyak pemuda-pemudi yang dalam penggunaan bahasa Indonesianya tidak sesuai EYD, mereka lebih senang menggunakan bahasa sehari-hari mereka (bahasa gaul). Bahasa gaul itu sekarang sudah tidak lumrah lagi untuk di dengar, seperti kata gua, lu kata itu mereka gunakan untuk pengganti kata saya, kamu. Mungkin sudah tidak asing lagi kita dengar (Astuti, 2010). EYD akan sangat penting ketika kita membuat artikel, proposal ataupun skirpsi. Bukan hanya sulit untuk menggunakan bahasa dengan EYD, hanya saja sedikit perlu teliti dalam penggunaannya. Bahasa Indonesia EYD pun sangat sopan jika kita pakai sehari - hari. Berbeda dengan kita menggunakan bahasa gaul. Hanya saja kita akan merasa baku untuk mengucapnya dan mendengarnya. 10
11 Karena kita terbiasa dengan bahasa gaul dan bahasa daerah yang setiap saat kita dengar. Dari latar belakang yang sudah di teliti berhubungan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut didukung dari hasil penelitian skripsi yang dilakukan oleh Anak Agung Sri Dwipayani (2005) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Validitas Dan Reliabilitas Butir Soal Ulangan Akhir Semester Bidang Studi Indonesia Kelas X.D SMA N 1 Terhadap Pencapaian Kompetensi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bersifat evaluative dengan metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode tes. Hasil dalam penelitian tersebut berdasarkan uji validitas isi analisis kesesuaian antara isi silabus dan isi butir soal ulangan akhir semester ganjil kelas X.d mata pelajaran bahasa Indonesia terdiri dari 25 soal dan 3 soal yang tidak sesuai dengan isi silabus atau isi kurikulum yang berarti soal ulangan akhir semester ini tidak memiliki validitas isi silabus atau isi kurikulum yang berarti soal ulangan akhir semester ini tidak memiliki validitas tinggi atau dengan kata lain validitas isi soal tergolong rendah. Analisis tingkat kesukaran butir soal ulangan akhir semester ganjil yang termasuk dalam kriteria soal mudah 24%, soal sedang 56%, dan soal sulit 20%. Di sertai dengan penelitian yang lainnya yaitu, yang melakukan penelitian Tahun ajaran 2009/2010 di tingkat SMP/MTS. Penelitian ini khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dimana para siswa menganggap mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih mudah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. 11
12 Selain itu, nilai siswa SMP/MTs UN 2009/2010 menurut data Puspendik Kemendiknas diperoleh hasil bahwa dari jumlah peserta yang mengikuti Ujian sebanyak siswa, tetapi siswa yang lulus dengan skor sempurna dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia hanya 682 siswa. Mata pelajaran bahasa Indonesia paling sedikit tingkat keberhasilannya bila dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Ini membuktikan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia menduduki rangking bawah bila dibanding nilai mata pelajaran ujian nasional lainnya (Kemendiknas, 2010). Melihat hasil perolehan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan nilai terendah, peneliti tertarik untuk menganalisis dari naskah soal yang digunakan dalam ujian nasional tersebut dengan menggunakan validitas konstruk sebagai alat bantu menganalisis soal-soal ujian nasional, dimana menurut Matondang (2009), validitas konstruk (construct validity) adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh butir - butir tes mampu mengukur apa yang benar - benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, peneliti tertarik memilih judul Uji Validitas Soal - Soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia Untuk SMK Tahun Ajaran
13 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah tersebut, maka dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut. 1. Apakah butir soal UN bersama mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014 ditinjau dari telaah butir soal telah memiliki validitas yang baik? 2. Bagaimanakah indeks kesulitan butir soal UN bersama mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Bagaimanakah indeks daya beda butir soal UN bersama mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014? 4. Apakah aspek keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis) telah terpenuhi dalam penulisan butir soal UN bersama mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014? 5. Bagaimana tingkat validitas konstruk pada butir soal-soal ujian nasional mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SMK tahun 2013/2014? 6. Apakah distraktor butir soal UN bersama mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang telah berfungsi? 13
14 1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar diperoleh hasil penelitian yang mendalam, masalah yang di kaji dalam penelitian ini adalah kualitas soal UN bersama mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014 di tinjau dari segi validitas isi (materi, konstruksi, dan bahasa), dan analisis soal (indeks kesukaran dan keefektifan distraktor). 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian identifikasi masalah dan pembatasan masalah, selanjutnya dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, sebagai berikut : 1) Apakah soal UN bersama mata Pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014 ditinjau dari telaah soal telah memiliki validitas yang baik? 2) Apakah setiap dalam soal UN bahasa Indonesia sesuai memenuhi syarat? 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut: 1) Mendeskripsikan validitas soal UN bersama mata Pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014 ditinjau dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. 14
15 2) Mengetahui validitas pada soal UN mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SMK Negeri 1 kota Serang tahun Pelajaran 2013/ ) Mengetahui letak tingkat kesulitan soal UN dalam mata Pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK Negeri 1 kota Serang Tahun Pelajaran 2013/2014. Sehingga tingkat penilaian pada UN mata Pelajaran bahasa Indonesia selanjutnya dapat meningkat lebih baik lagi. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagi Institusi Pendidikan a) Sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan soal UN bahasa Indonesia yang baik dan tepat. b) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai koreksi dan umpan balik yang positif tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran tentang soal UN bahasa Indonesia yang mencangkup kriteria soal UN yang baik, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam menganalisis kualitas soal UN. 15
16 2) Bagi Guru a) Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para guru dalam menganalisis butir soal untuk mendapatkan soal yang berkualitas. b) Sebagai wacana bagi guru dalam perencanaan dan penyusunan soal yang baik dalam proses belajar mengajar di kelas. 3) Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat berguna sebagai acuan tentang keberhasilan dan kemampuan diri mereka dalam belajar bahasa Indonesia. 4) Bagi peneliti dan pengembangan diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi suatu kegiatan yang berkesinambungan di dalam penelitian kualitas atau pembelajaran yang baik guna peningkatan mutu pendidikan Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam pengajuan skripsi ini terdiri dari : Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah, identifikasi Masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, sistematika penulisan. 16
17 Bab II : Landasan Teori yang menjelaskan tentang : Pengertian ujian nasional, ujian nasional sebagai salah satu tes psikologi, kisi- kisi un bahasa Indonesia SMK, kerangka berpikir dan hipotesis. Bab III : Metodelogi penelitian : Subjek penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis data. Bab IV : Hasil penelitian : Validitas yang dihasilkan oleh analisis faktor, dengan masing- masing itemannya. Bab V : Kesimpulan dan Saran. 17
BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Tuntutan itu sangat wajar dan masuk akal serta bukan termasuk isu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan dan perkembangan pendidikan di Indonesia pada masa yang akan datang semakin besar dan kompleks. Hal ini disebabkan adanya perubahan tuntutan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi pertumbuhan individu (Mudjahardjo, 2008: 56). Dalam arti sederhana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi psikis siswa sangat mempengaruhi kesiapan ketika menghadapi ujian nasional, sebagai orangtua atau guru membantu mereka mengelola emosi, agar dapat bersikap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum yang saat ini diberlakukan oleh pemerintah Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan bagian dari upaya peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan masa depan bangsa, melalui pendidikan ini cita-cita luhur untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting sebagai ujung tombak dalam menentukan masa depan bangsa, melalui pendidikan ini cita-cita luhur untuk mencapai kesejahteraan
Lebih terperinciHal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur an surah Al-Mujadalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam menentukan perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Artinya kemajuan dan perkembangan suatu bangsa dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk (kualitatif).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi merupakan salah satu cara untuk mengetahui keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran dalam pendidikan. Evaluasi pendidikan sering diartikan sebagai pengukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guna menciptakan mutu pendidikan yang baik. Undang-Undang RI. Nomor 14 tentang Guru dan Dosen, Bab I pasal 1 menyatakan bahwa:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, dikarenakan guru merupakan agen pembelajaran yang dituntut mampu menyelenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian pendidikan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. informasi kepada lembaga, maupun kepada pihak-pihak lain yang. dengan mata pelajaran yang telah diberikan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan oleh guru. Dikatakan wajib karena setiap guru pada akhirnya harus dapat memberikan informasi kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input peserta didik untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan. 1 Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Selain itu pendidikan dapat mengubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan martabat dan kualitas bangsa. Pendidikan adalah investasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu prasyarat utama dalam meningkatkan martabat dan kualitas bangsa. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia yang tak kalah penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2014 tentang pedoman nilai hasil belajar oleh pendidik, penilaian merupakan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yaitu melalui pendidikan. Pendidikan dapat meningkatkan kualitas serta mengembangkan potensi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ujian Nasional biasa disingkat UN/UNAS adalah sistem evaluasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ujian Nasional biasa disingkat UN/UNAS adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah
Lebih terperinciMEMAHAMI STANDAR PENILAIAN BSNP
MEMAHAMI STANDAR PENILAIAN BSNP LATAR BELAKANG BSNP SECARA FILOSOFIS: - PROSES PEND PROSES MENGEMBANGKAN POTENSI SISWA MENJADI KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN TTT. SISWA SIPERLAKUKAN DAN DINILAI SEC. ADIL tidak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tes Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu perubahan dan keberhasilan peserta didik atau siswa. Untuk mengetahui bagaimana perubahan dan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan berorientasi kepada tujuan pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komponen dalam pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan maka akan membantu kemajuan bangsa dan Negara dalam berbagai hal. Kemajuan suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas merupakan pendidikan yang dapat menghasilkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas merupakan pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang memiliki prestasi akademik dan non-akademik yang mampu menjadi pelopor pembaruan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN
BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ideal yang terlihat ketika guru berinteraksi dengan peserta didik melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan ujung tombak pendidikan yang bersentuhan langsung dengan peserta didik. Guru adalah sebuah profesi yang dalam melaksanakan tugasnya dituntut untuk bertindak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat penting di era globalisasi ini. Melalui pendidikan diharapkan manusia menjadi sumber daya yang berkualitas sehingga
Lebih terperinciOleh: WIDIHASTUTI, S.PD. (Dosen FT Universitas Negeri Yogyakarta)
REFLEKSI KRITIS TERHADAP PELAKSANAAN UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) 2004 MENYONGSONG KBK MENUJU UJIAN SEKOLAH (Sebuah Analisis Sistem dan Mutu Pendidikan Kita) Oleh: WIDIHASTUTI, S.PD. (Dosen FT Universitas
Lebih terperinciANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN UMUM SEMESTER GENAP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI
ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN UMUM SEMESTER GENAP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI Marselina Meriyotin, Martono, Christanto Syam PPS, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail: marselinameroyotin@gmail.com
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Saat ini pemerintah Indonesia ingin memajukan mutu dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, khususnya generasi muda yang sedang mengenyam pendidikan
Lebih terperinci2014 KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam praktik pendidikan, guru senantiasa dihadapkan pada keputusankeputusan dalam memberikan label pada setiap karakteristik atribut siswa. Pemberian atribut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian, Peranan, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi dalam Kegiatan Pembelajaran Evaluasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menentukan nilai dari suatu kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia teknologi seperti halnya mobile phone
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia teknologi seperti halnya mobile phone android sebagai sebuah alat elektronik yang memiliki peran penting dalam kebutuhan yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan atau seberapa sulit ukuran soal bagi peserta ujian (siswa). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membahas pelaksanaan ujian nasional (UN) tidak pernah terlepas dengan beberapa hal berikut: nilai standar kelulusan, angka kelulusan siswa, dan atau seberapa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran secara menyeluruh, menuntut adanya kemampuan yang memadai dari guru sebagai pelaksana pembelajaran
Lebih terperinciA. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor sangat penting dalam pembangunan nasional dimana pembangunan itu sendiri membutuhkan sumber daya
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor sangat penting dalam pembangunan nasional dimana pembangunan itu sendiri membutuhkan sumber daya manusia yang bermutu, sehingga untuk mengetahui kemajuan suatu
Lebih terperinciPENGARUH NILAI TES MASUK DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 BANJARNEGARA
PENGARUH NILAI TES MASUK DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 2 BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2009 / 2010 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah
Lebih terperinciVALIDITAS ISI DAN KETEPATAN KONSTRUKSI BUTIR TES SOAL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SMA/MA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
VALIDITAS ISI DAN KETEPATAN KONSTRUKSI BUTIR TES SOAL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SMA/MA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Masyrifatul Khairiyyah 1 ) Heri Suwignyo 2 ) Imam Agus Basuki E-mail: risma.aries@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan karena hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai kualitas suatu sekolah maupun
Lebih terperinci2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MENGOLAH HIDANGAN SATE ATAU JENIS MAKANAN YANG DIPANGGANG PADA KESIAPAN MEMBUKA USAHA FOOD COURT
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memiliki nilai penting dalam kehidupan, membuka pintu pikiran dan membuat kita menerima gagasan dalam memperluas cakrawala dan belajar hal-hal baru.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah pengajaran merupakan sebuah proses yang tidak hanya bersifat mekanisme saja, tetapi
Lebih terperincisesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Sebagaimana yang dicantumkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi adalah suatu elemen penting dalam penyelenggaraan pendidikan kearah yang lebih baik. Evaluasi merupakan bagian internal yang tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input peserta didik untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan. 1 Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Output pendidikan dituntut untuk siap menghadapi
Lebih terperinciPENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (Studi Situs Di SD Negeri Batursari 6 Mranggen Demak) TESIS
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (Studi Situs Di SD Negeri Batursari 6 Mranggen Demak) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelulusan peserta didik di berbagai jenjeng pendidikan di Indonesia mulai dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ujian Nasional (UN) merupakan instrumen evaluasi terhadap prestasi atau kemampuan belajar peserta didik yang diterapkan sebagai dasar penetapan kelulusan peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 dilakukan melalui pendidikan bermutu yang diatur dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Negara Republik Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang cerdas
Lebih terperinciOPERASIONALISASI KURIKULUM
OPERASIONALISASI KURIKULUM Dokumen tertulis Implementasi; pembelajaran Penilaian Hasil belajar Monitoring dan evaluasi keberhasilan kurikulum a. TUJUAN c. PENILAIAN (EVALUASI HASIL BELAJAR) b. PELAKSANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan dunia ini tidak ada apa-apanya, karena semua berasal dari pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian keterbacaan soal ulangan akhir semester ini timbul karena adanya
737 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian keterbacaan soal ulangan akhir semester ini timbul karena adanya data di lapangan bahwa tes formatif, tes sumatif, dan Ujian Nasional (UN) hasilnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil belajar di mana keberhasilan atau tingkat penguasaan mahasiswa yang dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, untuk mencapai proses pembelajaran yang bermutu baik. pendidikan yang berkualitas. Sampai detik ini komponen-komponen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi adalah hal yang tidak boleh dilupakan dalam proses pembelajaran, untuk mencapai proses pembelajaran yang bermutu baik dalam segi proses, maupun hasilnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai upaya dalam mengoptimalkan komponen komponen pengajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan dari tahun ke tahun terus dilakukan secara inovatif, baik dari sistem maupun teknik pengajaran oleh para guru di kelas. Peningkatan
Lebih terperincialam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
Kata Pengantar alam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai hasil belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, guru wajib
Lebih terperinciPEMETAAN BUTIR SOAL DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH BATURETNO NASKAH PUBLIKASI
PEMETAAN BUTIR SOAL DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH BATURETNO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, didefinisikan
Lebih terperinciUjian Nasional. Kebijakan Perubahan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Anies R. Baswedan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kebijakan Perubahan Ujian Nasional Anies R. Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan disampaikan dalam konferensi pers Jakarta, 23 Januari 2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesinya sebagai seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu kunci penting dalam keberhasilan pendidikan. Untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, diperlukan guru yang memiliki kemampuan (kompetensi)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal dan nonformal, tak terhindar dari pengukuran (measurement) dan tes. Suatu tes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satuan pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi, sudah pasti ingin mempunyai peserta didik dan lulusan yang berprestasi
Lebih terperincisuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi (penilaian) dalam suatu pembelajaran merupakan komponen yang sangat penting dan juga merupakan salah satu tugas profesional seorang guru dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program pembelajaran kepada siswa. Siswa dididik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional seperti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekar Arum Ningtyas, 2014 Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini salah satu tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia adalah menyongsong era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi disetiap bidang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan serta perubahan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah faktor kunci yang utama untuk menghadapi persaingan dalam dunia kerja di era globalisasi saat ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ariani Arsad, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2011 tentang Kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan penyelenggaraan ujian sekolah/madrasah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada Era globalisasi dewasa ini seluruh bangsa-bangsa di dunia telah berlomba-lomba
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada Era globalisasi dewasa ini seluruh bangsa-bangsa di dunia telah berlomba-lomba membangun bangsanya menjadi yang lebih baik. Tak terkecuali bangsa kita, Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya yang penting bangsa dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang penting bangsa dalam meningkatkan pembangunan suatu Negara. Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia berupaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian pertanyaanpertanyaan tes agar diperoleh perangkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian pertanyaanpertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai (Sudjana, 2006).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal pokok di dalam mendukung serta menunjang demi terciptanya kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan, kualitas dari suatu individu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang mempersiapkan siswanya menjadi tenaga kerja yang memiliki pengetahuan,
Lebih terperinciHUBUNGAN NILAI UN MATEMATIKA SD DENGAN KEMAMPUAN HITUNG NUMERIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH
HUBUNGAN NILAI UN MATEMATIKA SD DENGAN KEMAMPUAN HITUNG NUMERIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH Dwi Ratna Kustiyah, Bambang Priyo Darminto, Isnaeni Maryam Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Seperti yang dikemukakan pada pendahuluan bahwa yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah uji validitas konstruk soal- soal ujian nasional mata pelajaran bahasa indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap istilah yang ada dalam penelitian ini. 1. Analisis kualitas soal, soal dianalisis
Lebih terperinci2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan dalam prosesnya bertujuan untuk mewujudkan manusia yang berakhlak mulia, cerdas, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta mempunyai keinginan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia pendidikan. Pelajaran bahasa Indonesia salah satu penunjang keberhasilan seorang siswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Cibadak Sukabumi yang terletak di Jalan Almuwahidin No.691 RT/RW.03/02 Desa Karang Tengah Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ujian Nasional merupakan gerbang dari sebuah keinginan besar bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujian Nasional merupakan gerbang dari sebuah keinginan besar bahwa pendidikan memilki hasil yang nyata dan itu tertuang lewat soal-soal dan jawaban yang tertera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan global. Tantangan dan perkembangan pendidikan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang besar dalam kehidupan manusia serta membawa manusia kepada persaingan global. Tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, ayat (21).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU Sisdiknas 2003, evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang memberikan gambaran mengenai (1) ketercakupan dimensi kognitif, (2) konten soal berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena itu, pemerintah selalu berusaha agar mutu pendidikan matematika
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada Bab I telah dipaparkan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan kini sedang dalam kondisi kritis dan memprihatinkan. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga ketiadaan visi serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar mampu memilih karir, berkompetisi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 menyatakan bahwa negara bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan kepada setiap warga negara dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1 (2003) menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penegasan istilah. Maka pendahuluan tersebut sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan judul analisis butir soal, pada penelitian ini akan diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah dan penegasan istilah. Maka pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan pada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Undang-undang Dasar. dengan undang-undang. Untuk itu seluruh komponen bangsa wajib
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Untuk itu manusia sangat membutuhkan pendidikan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) tentang sistem pendidikan nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir dalam menyelesaikan soal. Namun setelah diprediksi lebih lanjut,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pengetahuan yang abstrak, sehingga kita membutuhkan pemahaman dan keterampilan yang mendalam untuk bisa menguasainya. Di antara keterampilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan dalam meneliti status suatu objek, kondisi, atau
Lebih terperinci