TINGKAT CEMARAN DAN JENIS MIKOBIOTA PADA JAGUNG DARI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN. Yuliana Tandi Rubak * ABSTRACT
|
|
- Sudomo Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINGKAT CEMARAN DAN JENIS MIKOBIOTA PADA JAGUNG DARI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Yuliana Tandi Rubak * ABSTRACT The purpose of this research are to determine fungal contamination and any kinds of micobiota which are infected corn seed from Kupang district. Sixty five of samples were collected from 4 places in Kupang district and doing fungal infection test. Enumeration was done by the direct plating with DCPA media (Dichloran Chloramphenicol Petone Agar), DRBC ( Dicholoram Rose Bengal Chloramphenicol), and DG-18 ( Dichloram18 % Glyserol Agar), Identification the kind of fungal infection on corn seed has done by MEA media (Malt Ekstrac Agar). The result of this research show us that the range percentage of fungal infection in corn seed ranged ± 7.33% ± 0.50%. The infected samples by Fusarium spp %, Black aspergilli 2,6 and Penicillium spp 1.02 %. Key words : Corn, Kupang, Micobiota. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat cemaran dan jenis mikobiota pada jagung yang dihasilkan di Kabupaten Kupang sebagai salah satu sentra produksi jagung tertinggi di Daratan Timor NTT. Sebanyak 65 sampel jagung diperoleh dari petani dari 4 kecamatan di Kabupaten Kupang dan dilakukan uji terhadap tingkat cemaran dan populasi jamur. Enumerasi dilakukan dengan metode Direct Plating menggunakan media DCPA, DRBC, dan DG-18,. Identifikasi jamur yang menginfeksi dilakukan menggunakan media MEA (Malt Ekstrac Agar). Hasil uji infeksi jamur terhadap sampel menunjukkan persentase biji terinfeksi jamur berkisar ± 7.33% hingga ± 0.50%. Sampel Jagung rata-rata terinfeksi jamur Fusarium spp %, Black aspergilli sebesar 2,6% dan Penicillium spp 1.02 %. Kata kunci : Jagung, Kabupaten Kupang, Mikobiota
2 Jagung merupakan sumber karbohidrat kedua yang banyak diusahakan di Kabupaten Kupang, dan sebahagin masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokok pengganti beras. Sebahagian lagi banyak dimanfaatkan sebagai sumber pakan. Produksi Jagung di NTT pada tahun 2008 sebesar ton dengan luas areal tanaman Kabupaten Kupang merupakan salah satu sentra produksi jagung di NTT. Kebutuhan jagung akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Kualitas jagung salah satunya dipengaruhi oleh prkatek budidaya dan penanganan pasca panen. Adanya praktek budidaya dan pascapanen yang kurang baik dikalangan petani, pengumpul dan pendagang dapat menyebabkan penurunan mutu dan kerusakan biji jagung. Kerusakan yang terjadi dapat berupa kerusakan fisik, kimia dan kerusakan mikrobiologis akibat adanya cemaran jamur. Jamur yang sering ditemukan menginfeksi jagung di Indonesia diantaranya adalah Aspergillus flavus, Fusarium miniformae, Aspergillus niger, Eurotium rubrum. Infeksi jamur tersebut bisa terjadi sebelum dan sesudah panen, selama distribusi dan penyimpanan dan diperkirakan berasal dari tanah serta kondisi selama penyimpanan. Beberapa dari jamur yang ditemukan pada jagung mampu menghasilkan toksin seperti Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus yang menghasilkan aflatoksin sedangkan fusarium monoformae dan Fusarium graminearum mampu menghasilkan toksin trichotheceme atau toksin Fusarium yang lain (Pitt and Hocking, 1985) Salah satu jamur yang mendapat perhatian penting karena banyak menginfeksi kacangkacangan dan serealia terutama jagung serta mampu menghasilkan mikotoksin adalah Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus. Pertumbuhan jamur ini terjadi pada kisaran suhu C dengan kelembaban nisbi sekitar 85 %. Adanya kondisi iklim dan kandungan karbohidrat yang tinggi pada jagung yang berfungsi sebagai substrat merupakan kondisi yang kondusif bagi jamur Aspergillus flavus untuk produksi aflatoksin. Kontaminasi jamur dan kandungan aflatoksin merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan kelayakan jagung untuk dikonsumsi manusia dan ternak. Laporan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa propinsi menunjukkan bahwa tingkat infeksi jamur dapat mencapai 100 persen dari biji yang diperoleh dari petani, pengumpul dan pedagang, terinfeksi jamur Aspergillus dan Penicillium. Sedangkan kondisi cemaran aflatoksin pada komoditi pertanian di Indonesia seperti pada jagung dan kacang tanah serta beberapa produk olahannya telah dilaporkan oleh Rahayu et al., (2003) ; Ginting et. al., (2005) dan Lilieanny et al (2005). Komoditi dan produk-produk olahan dari komoditi tersebut tercemar aflatoksin
3 melebihi ambang batas yang telah ditentukan Dirjen POM RI yaitu 20 ppb (Badan POM, 2002). Penelitian ini dilakukan untuk melihat kualitas jagung dari Kabupaten Kupang ditinjau dari cemaran jamur, sehingga dapat dilakukan perbaikan penanganan pascapanen guna mencegah atau menekan laju infeksi jamur. METODOLOGI PENELITIAN Sampel dan Lokasi Pengambilan sampel Sampel jagung ditingkat petani diambil dari 4 kecamatan yang ada di Kabupaten Kupang yaitu kecamatan Kupang Tengah, Takari, Amarasi dan Semau Selatan. Pengambilan sampel jagung dilakukan pada bulan Juni Juli Pengambilan sampel jagung dari petani dilakukan dalam bentuk jagung pipilan dan jagung tongkolan. Jumlah sampel yang diambil dalam bentuk jagung pipilan sebanyak 2 kg dan 3 kg dalam bentuk jagung tongkolan. Pengujian infeksi jamur Uji infeksi jamur pada sampel dilakukan dengan metode langsung (direct plating) menggunakan media DRBC, DG-18, dan DCPA. Sampel sebanyak 50 g didisenfektasi dengan mencelupkan pada larutan klorin 0,4% selama 2 menit dan kemudian dicuci dengan air steril. Dilakukan pencucian sebanyak 2 kali untuk menghilangkan klorin pada sampel dan dilakukan penirisan. sebanyak 2 x 10 biji ditanam pada 4 media uji (untuk satu cawan Petri diberi 10 biji sampel) dengan menggunakan forcep steril. Inkubasi dilakukan pada suhu 27 0 C selama 5-7 hari untuk media DRBC, DG-18 dan DCPA.. Jumlah biji yang terkontaminasi dihitung sebagai persentase biji terinfeksi jamur (Samson et al., 1992). Isolasi dan identifikasi Jamur Isolasi dilakukan dengan mengambil miselia atau spora jamur berdasarkan warna koloni dan kenampakan jamur yang berbeda. Isolat jamur ditumbuhkan pada media transfer yaitu PDA (Potato Dextrose Agar) miring dalam tabung reaksi dan diinkubasi pada suhu kamar selama 4 hari sehingga diperoleh kultur murni. Selanjutnya, spora diambil dengan menggunakan tusuk sate steril, dimasukkan ke dalam cairan semi solid (Agar 0.02 % dengan 0.05 % Tween 80) diaduk dan inokulasi dengan cara menitikkan pada media MEA (Malt Extract Agar ) dalam cawan petri pada 3 titik dan dinkubasi pada suhu kamar selama 5 hari. Identifikasi dilakukan
4 dengan pengamatan secara makroskopis maupun mikroskopis dengan pembuatan preparat. Pengamatan secara makroskopis didasarkan pada warna koloni, diameter koloni, warna reverse yang dihasilkan serta karakteristik koloni. Sedangkan pengamatan mikroskopis didasarkan pada pengamatan hifa bersepta atau tidak, produksi seksual dan aseksual, terdapat vesikel atau tidak, karakteristik stipa (kasar/halus) serta karakteristik kepala konidia (conidia head). Uji Kadar Air Uji kadar air menggunakan metode thermogravimetri (Sudarmadji dkk., 1997) HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Biji Terinfeksi Jamur Beberapa jamur dapat merusak pangan yang dapat berakibat terjadinya penurunan mutu pada bahan pangan tersebut. Kandungan air yang tinggi pada jagung dapat menjadi salah satu faktor keberadaan jamur tersebut. Persentase biji terinfeksi jamur dan kadar air biji jagung dari Kabupaten Kupang secara lengkap disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rerata dan standard deviasi kadar air (%) dan biji jagung terinfeksi jamur (%) per kecamatan di Kabupaten Kupang No Kec. Kadar air (%) Biji terinfeksi jamur (%) Kabupaten Kupang 1 Takari ± ± Kupang Tengah ± ± Amarasi Timur ± ± Semau Selatan ± ± 0.50 Kisaran persentase biji jagung terinfeksi jamur dari kabupaten Kupang menunjukkan kisaran persentase infeksi yaitu ± 7.33% hingga ± 0.50%. Hasil uji kadar air menunjukkan bahwa kadar air dari jagung berkisar ± 0.94 hingga ± Kadar air merupakan salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan jamur. Hasil uji kadar air menunjukkan bahwa kadar air dari jagung tersebut masih dibawah 14 %. Kadar air ini masih memenuhi standar kadar air jagung yang dipersyaratkan sebagai bahan baku pangan sesuai dengan SNI Tercapainya kadar air sampel jagung yang diperoleh dari
5 petani tidak lepas dari praktek penyimpanan yang petani lakukan. Setelah panen umumnya petani menyimpan jagung mereka diperapian. Sampel jagung yang diteliti berasal dari sampel jagung yang telah mengalami penyimpanan selama kurang lebih satu bulan. Praktek ini cukup berperan untuk mengurangi kandungan air dan menekan laju cemaran infeksi jamur, karena kadar air yang tersedia tidak cukup untuk tumbuh dan berkembangnya jamur. Salah satu kemungkinan cemaran infeksi jamur yang tinggi pada sampel yang mencapai tingkat infeksi jamur lebih dari 90% adalah proses pengeringan sebelum penyimpanan dalam jangka waktu lama (1-1,5 bulan) yang dilakukan dilahan dengan kondisi tongkol jagung masih berada pada tanaman. Pada proses ini kemungkinan terjadi kontaminasi jamur karena pada awal pengeringan, kadar air masih tinggi sehingga jamur dapat tumbuh dan berkembang. Spora jamur kemudian terinfestasi/sudah ada dalam biji jagung. Pada penanganan selanjutnya terjadi penurunan kadar air > 14 % (Tabel 1) karena praktek penyimpanan yang dilakukan petani yang umumnya menyimpan jagung diperapian yang menyebabkan spora jamur tersebut dorman atau tidak tumbuh. Akan tetapi bila kondisi lingkungan memenuhi syarat untuk pertumbuhannya maka jamur tersebut akan tumbuh seperti ketika spora jamur telah ditumbuhkan dalam cawan petri dengan kondisi yang mendukung pertumbuhannya maka jamur tersebut akan berkembang pesat. Penyebab yang lain cemaran infeksi jamur yang tinggi pada sampel adalah tidak dilakukannya sortasi saat penyimpanan jagung. Jagung yang rusak akibat serangan hama atau karena praktek panen yang diterapkan yang menyebabkan luka pada jagung tidak dipisahkan dari jagung yang tidak mengalami kerusakan. Penyebab lain adalah adanya serangan hama selama penyimpanan jagung. Serangan hama ini terjadi hampir di semua sampel jagung yang diperoleh dari petani, menyebabkan biji jagung menjadi luka dan rusak. Biji yang luka menjadi inisiasi infeksi jamur. Invasi jamur ke dalam biji karena adanya luka pada kulit ari biji (Rahmania et. al., 2006). Jenis Mikobiota. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada media uji yang digunakan koloni jamur yang nampak pada media uji dan menginfeksi biji jagung meliputi jamur dengan konidia berwarna hijau, hijau-kuning, hitam, hijau-biru dan jamur dengan miselia berwarna putih. Hasil identifikasi yang dilakukan menunjukkan jamur yang menginfeksi biji jagung dari Kabupaten Kupang terdiri dari genera Aspergillus spp., Penicillium spp, dan Fusarium spp.
6 Identifikasi hingga tingkat spesies dilakukan menggunakan media MEA yang didasarkan pada kunci penentuan spesies menurut Samson and Hoekstra (2004). Genera Aspergillus spp yang muncul terdiri atas golongan Aspergillus flavus group yaitu Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus yang ditandai dengan koloni jamur dengan warna konidia hijau, hijau-kuning dan kuning, koloni menyerupai karpet kasar dan memiliki diameter 3-5 cm. Pembedaan kedua jenis jamur ini didasarkan pada tipe kepala konidia dan tipe konidianya. Pada A. parasiticus, tipe kepala konidia lebih dominan uniseriate dan konidia tampak sangat kasar, sedangkan pada A. flavus tipe kepala konidia bisa biseriate atau uniseriate, tetapi lebih dominan biseriate, dan konidia sedikit kasar. Aspergillus spp dengan warna konidia hitam merupakan Black aspergilli. Hasil identifikasi pada media MEA juga ditemukan adanya Aspergillus penicilloides yang diisolasi dengan warna miselia putih yang terdapat pada media enumerasi. Ciri atau karakteristik dari jamur ini adalah berwarna hijau dan hijau kekuningan, dengan diameter koloni relati kecil sekitar 1-2 cm serta memiliki tipe kepala konidia sedikit radiate. Jamur yang berwarna hijau biru dengan koloni menyerupai karpet halus, teridentifikasi sebagai Penicillium spp. Sedangkan jamur dengan miselia berwarna putih, sebagian besar teridentifikasi sebagai Fusarium spp, yang dicirikan dengan adanya konidia bersepta, terdapat makrokonidia dan mikrokonidia Distribusi dan macam jamur yang menginfeksi biji jagung dari Kabupaten Kupang rata-rata terinfeksi jamur dengan miselia berwarna putih yang pada umumnya teridentifikasi sebagai Fusarium spp sebesar 62,11 %, kemudian diikuti oleh, Black aspergilli sebesar 2,6 %, Aspergillus flavus group sebesar 1,6 % dan Penicillium spp sebesar 1,02 %. Dengan demikian jamur yang dominan menginfeksi biji jagung dan tersebar merata pada semua sampel adalah jamur dengan miselia berwarna putih yang banyak teridentifikasi sebagai Fusarium spp. Fusarium spp adalah tipe jamur lapangan. Sedangkan golongan Aspergillus flavus group adalah tipe jamur penyimpanan. KESIMPULAN Jagung di tingkat petani dari kabupaten Kupang pada 4 kecamatan terinfeksi jamur berkisar ± 7.33% hingga ± 0.50%. Rata-rata terinfeksi jamur dengan miselia berwarna putih yang pada umumnya teridentifikasi sebagai Fusarium spp sebesar 62,11 %, kemudian diikuti oleh, Black aspergilli sebesar 2,6 %, Aspergillus flavus group sebesar 1,6 % dan Penicillium spp sebesar 1,02 %.
7
8 DAFTAR PUSTAKA Badan POM, Aflatoksin, Bulletin POM: keamanan Pangan, volume 2 edisi I. Choct, Nutritional Constraints to Alternative Ingridients, ASA Technical Bulletin, Vol AN31, Hal.3-4. Ginting, E., A.A. Rahmianna, dan E. Yusnawan, Pengendalian Kontaminasi Aflatoksin pada Produk Olahan Kacang Tanah melalui Penanganan Pra dan Pasca Panen. Diambil dari Lilienny, O.S. Dharmaputra, dan A.S.R. Putri, Populasi Kapang Pascapanen dan Kandungan Aflatoksin pada Produk Olahan Kacang Tanah. J. Mikrobiologi Indonesia. Hlm Pitt, J. I.,and A. D. Hocking Fungi and Food Spoilage. Academic Press. Sydney. Rahayu, E. S., Sri Raharjo dan Agustina A. Rahmianna, Cemaran Aflatoksi pada Produksi Jagung di Daerah Jawa Timur. Agritech, volume 23 No. 4. FTP UGM. Rahmianna, A.A. dan Erliana Ginting Teknologi Pra Dan Pasca Panen Untuk Meningkatkan Produktivitas Dan Menekan Kontaminasi Aflatoksin Pada Kacang Tanah. Makalah Pada Training For Trainer (ToT) 9 November 2006 di Fak. Teknologi Pertanian UGM, Yogyakarta. Samson, R. A., A. D. Hocking, J.I. Pitt, and Douglas King Modern Methods In Food Mycology. Elsevier Science Publishers. Amsterdam. Netherland. Samson, R. A., and E. S. Hoekstra Introduction to Food Borne Fungi. Centraal- Bereau voor Schimmelcultures Baarn. The Netherland. SNI Jagung Bahan Baku Pakan. SNI Dewan Standarisasi Nasional Jakarta. Sudarmadji, S., Haryono, B. dan Suhardi. (1997). Prosedur Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta. Syarief, Rizal., La Ega, C.C. Nurwitri Mikotoksin Bahan Pangan. IPB Press, Bandung.
DAN KACANG TANAH DI KABUPATEN KUPANG DAN TIMOR TENGAH SELATAN (NTT) Yuliana Tandi Rubak*
1 TINGKAT CEMARAN AFLATOKSIN B 1 PADA PRODUK OLAHAN JAGUNG DAN KACANG TANAH DI KABUPATEN KUPANG DAN TIMOR TENGAH SELATAN (NTT) Yuliana Tandi Rubak* Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanaman jagung di Indonesia mencapai lebih dari 3,8 juta hektar, sementara produksi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat penting. Lahan tanaman jagung di Indonesia mencapai lebih dari 3,8 juta hektar, sementara produksi jagung tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu sekitar 2/3 wilayah dari total wilayah Indonesia. Dengan luasnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki wilayah perairan yang lebih banyak dari dataran yaitu sekitar 2/3 wilayah dari total wilayah Indonesia. Dengan luasnya wilayah perairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan di seluruh dunia dan konsekuensi yang buruk pada ekonomi yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kontaminasi produk pertanian oleh mikotoksin merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia dan konsekuensi yang buruk pada ekonomi yang harus diperhatikan.
Lebih terperinciKONTAMINASI FUNGI Aspergillus sp. PADA BIJI JAGUNG DITEMPAT PENYIMPANAN DENGAN KADAR AIR YANG BERBEDA
Sri Wahyuni Budiarti et al.: Komtaminasi Fungi. KONTAMINASI FUNGI PADA BIJI JAGUNG DITEMPAT PENYIMPANAN DENGAN KADAR AIR YANG BERBEDA Sri Wahyuni Budiarti 1), Heni Purwaningsih 1), dan Suwarti 2) 1) Balai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diliputi oleh perairan. Dengan luas dan panjangnya garis pantai Indonesia, komoditi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya diliputi oleh perairan. Dengan luas dan panjangnya garis pantai Indonesia, komoditi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri.
LAMPIRAN Lampiran 1. Ciri makroskopis dan mikroskopis fungi yang ditemukan pada serasah A. marina yang mengalami proses dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas 1. Aspergillus sp.1 Ciri makroskopis
Lebih terperinciINTENSITAS CEMARAN JAMUR PADA BIJI JAGUNG PAKAN TERNAK SELAMA PERIODE PENYIMPANAN
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 19, No. 1, 2015: 27 32 INTENSITAS CEMARAN JAMUR PADA BIJI JAGUNG PAKAN TERNAK SELAMA PERIODE PENYIMPANAN INTENSITY OF FUNGAL CONTAMINATION ON CATTLE-FEED MAIZE
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN
Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN Berbagai jenis makanan dan minuman yang dibuat melalui proses fermentasi telah lama dikenal. Dalam prosesnya, inokulum atau starter berperan penting dalam fermentasi.
Lebih terperinciKapang pada Beras yang Berasal dari Beberapa Varietas Padi
Hayati, Darcmber 1994, hlm. 37-41 ISSN 0854-8587 Vol. 1, No. 2 Kapang pada Beras yang Berasal dari Beberapa Varietas Padi OKKY SETYAWAT1 DHARMAPUTRA Jurusan Biologi FMIPA IPB, Jalan Raya Pajajaran, Bogor
Lebih terperinciUJI PATOGENISITAS Fusarium moniliforme SHELDON PADA JAGUNG ABSTRAK
Nurasiah Djaenuddin dan Amran Muis: Uji Patogenitas F. moniliforme.. UJI PATOGENISITAS Fusarium moniliforme SHELDON PADA JAGUNG Nurasiah Djaenuddin dan Amran Muis Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK
Lebih terperinciPERBANDINGAN KONTAMINASI JAMUR Aspergillus sp PADA KACANG KEDELAI BERBIJI KUNING KUALITAS BAIK DAN JELEK YANG DIJUAL DI PASAR WIRADESA KAB.
PERBANDINGAN KONTAMINASI JAMUR Aspergillus sp PADA KACANG KEDELAI BERBIJI KUNING KUALITAS BAIK DAN JELEK YANG DIJUAL DI PASAR WIRADESA KAB. PEKALONGAN Tuti Suparyati, Akademi Analis Kesehatan Pekalongan
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Teknik Pengumpulan Data 2.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan (Mikologi). Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplorasi dan eksperimen. Penelitian eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI RHIZOPUS OLIGOSPORUS PADA BEBERAPA INOKULUM TEMPE
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI RHIZOPUS OLIGOSPORUS PADA BEBERAPA INOKULUM TEMPE Oleh Putu Ari Sandhi Wipradnyadewi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana Endang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Biakan murni merupakan tahapan awal di dalam pembuatan bibit jamur. Pembuatan biakan murni diperlukan ketelitian, kebersihan, dan keterampilan. Pertumbuhan miselium
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai
23 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai
Lebih terperinciLatar Belakang. Outline Presentasi. Isolasi Jamur Potensial Penghasil Mikotoksin Pada Produk Fermentasi Biji Kakao Kering asal Indonesia
Isolasi Jamur Potensial Penghasil Mikotoksin Pada Produk Fermentasi Biji Kakao Kering asal Indonesia Bagaimana menurut Anda tentang keamanan produk cokelat? Anton Rahmadi & Graham H. Fleet Seminar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber pangan terutama pada tumbuhan. Berbagai macam tumbuhan mampu menghasilkan cadangan makanan yang digunakan sebagai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)
III. METODE PENELITIAN A. Bagan Alir Penelitian Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar) Pengambilan sampel tanah dekat perakaran tanaman Cabai merah (C.
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG PADA KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) YANG DIJUAL DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL DI PROVINSI BALI
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG PADA KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) YANG DIJUAL DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL DI PROVINSI BALI I Made Kartana 1, Ni Wayan Wisaniyasa 2, Agus Selamet Duniaji 2 ABSTRACT
Lebih terperinciSUATU MODEL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SLIDE CULTURE UNTUK PENGAMATAN STRUKTUR MIKROSKOPIS KAPANG PADA MATAKULIAH MYCOLOGI
SUATU MODEL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SLIDE CULTURE UNTUK PENGAMATAN STRUKTUR MIKROSKOPIS KAPANG PADA MATAKULIAH MYCOLOGI SUNDARI 1 1 Dosen Pada Program Studi Pendidikan Biologi Email: sundari_sagi@yahoo.co.id
Lebih terperinciInfeksi Cendawan pada Biji Kopi selama Proses Pengolahan Primer (Studi Kasus di Propinsi Bengkulu)
Jurnal Akta Agrosia Vol. 11 No.1 hlm 87-95 Jan - Jun 2008 ISSN 1410-3354 Infeksi Cendawan pada Biji Kopi selama Proses Pengolahan Primer (Studi Kasus di Propinsi Bengkulu) Fungal Infection at Coffee Beans
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umbian cukup tinggi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Serealia dan umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia. Produksi serealia terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umbian cukup tinggi. Begitu pula dengan bertambahnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. produsen dan banyak negara konsumen. Kopi berperan penting dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kopi (Coffea spp) merupakan komoditas ekspor yang memberikan devisa cukup tinggi khususnya dari komoditas perkebunan yang melibatkan beberapa negara produsen
Lebih terperinciII. TELAAH PUSTAKA. bio.unsoed.ac.id
II. TELAAH PUSTAKA Koloni Trichoderma spp. pada medium Malt Extract Agar (MEA) berwarna putih, kuning, hijau muda, dan hijau tua. Trichoderma spp. merupakan kapang Deutromycetes yang tersusun atas banyak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jumlah Jamur yang Terdapat pada Dendeng Daging Sapi Giling dengan Perlakuan dan Tanpa Perlakuan Jumlah jamur yang terdapat pada dendeng daging sapi giling dengan perlakuan dan
Lebih terperinciPenggunaan Tepung Tempe, Tepung Kedelai dan Campurannya. sebagai Media Usar Tempe
Penggunaan Tepung Tempe, Tepung Kedelai dan Campurannya sebagai Media Usar Tempe (The Use of Tempe, Soybean Flour and Both as a media of Tempe Starter) Oleh, Fitriana Wahyu Nugraheni NIM : 412011003 SKRIPSI
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Bidang Proteksi Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman jagung ( Zea mays L) sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP MUTU KACANG TANAH PADA DUA MUSIM PANEN BERBEDA
PENGARUH TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP MUTU KACANG TANAH PADA DUA MUSIM PANEN BERBEDA Yeyen Prestyaning Wanita dan Sri Wahyuni Budiarti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Jl.
Lebih terperinciABSTRAK. PENDAHULUAN Cendawan kontaminan yang menyerang hasil pertanian dapat merugikan produk pertanian, juga dapat mengganggu kesehatan manusia
Bul. Littro. Vol. 20 No. 2, 2009, 167-172 DETEKSI CENDAWAN KONTAMINAN PADA SISA BENIH JAHE MERAH DAN JAHE PUTIH KECIL Miftakhurohmah dan Rita Noveriza Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jl. Tentara
Lebih terperinciKEBERADAAN KAPANG PENGKONTAMINASI KEMIRI (Aleurites moluccana Willd.) YANG DIJUAL DI PASAR RAYA PADANG. Oleh : ABSTRACT
KEBERADAAN KAPANG PENGKONTAMINASI KEMIRI (Aleurites moluccana Willd.) YANG DIJUAL DI PASAR RAYA PADANG Oleh : Zelvia Misdar 1, Mades Fifendy 2, Nurmiati 3 1 Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang telah dilakukan ini bersifat eksperimen. Menurut Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan memanipulasi
Lebih terperinciLAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS
LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Kerusakan material akibat jamur pada ruang penyimpanan arsip merupakan masalah serius yang
Lebih terperinciPENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS
PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS I. PENDAHULUAN A. L a t a r b e l a k a n g Arsip kertas yang berbahan dasar selulosa tidak luput dari serangan mikrobiologi yang dapat merusak arsip
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah dari rizosfer tanaman Cabai merah (Capsicum
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan
14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciXIII. JAMUR DAN MIKOTOKSIN DALAM PANGAN
XIII. JAMUR DAN MIKOTOKSIN DALAM PANGAN Jamur dapat tumbuh pada berbagai jenis pangan, dan pertumbuhannya akan menyebabkan terjadinya kerusakan pangan yang bersangkutan, diantaranya kerusakan flavor, warna,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki keragaman jenis tanaman. Iklim
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki keragaman jenis tanaman. Iklim tropis yang dimiliki Indonesia menjadikan Negara ini mudah untuk ditanami berbagai macam tanaman
Lebih terperinciLaboratorium Budidaya Tanaman Anggrek DD Orchids Nursery Kota. mahasiswa dan dosen, termasuk bidang kultur jaringan tanaman.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme terdapat di berbagai tempat seperti tanah, debu, air, udara, kulit dan selaput lendir. Mikroorganisme dapat berupa bakteri, fungi, protozoa dan lain-lain.
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana untuk
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data 2.1.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinci*
Identifikasi Cendawan Mikroskopis yang Berasosiasi dengan Penyakit Busuk Pangkal Batang Tanaman Lada (Piper nigrum L.) di Desa Batuah Kecamatan Loa Janan Kutai Kartanegara Ayu Laila Dewi 1,*, Linda Oktavianingsih
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan baku utama dalam penelitian ini adalah tongkol jagung manis kering yang diperoleh dari daerah Leuwiliang, Bogor. Kapang yang digunakan untuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Muhammadiyah Malang, dan Laboratorium Sentra Ilmu Hayati Universitas. Brawijaya. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Peternakan, Laboratorium Biologi, Laboratorium Bioteknologi Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran zat makanan (nutrient) yang berfungsi sebagai tempat tumbuh mikrobia. Selain untuk menumbuhkan mikrobia,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi
11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
`BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis dikenal dengan mikroorganisme atau jasad renik yang hanya dapat dilihat dengan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun PT NTF (Nusantara Tropical Farm) Way
31 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kebun PT NTF (Nusantara Tropical Farm) Way Jepara, Lampung Timur dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Bidang Proteksi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium Kesehatan Medan. 3.2 Alat dan Bahan Alat alat yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aspergilus sp adalah salah satu jenis mikroorganisme yang termasuk jamur,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aspergillus sp Aspergilus sp adalah salah satu jenis mikroorganisme yang termasuk jamur, dan termasuk dalam mikroorganisme eukariotik. Aspergilus sp secara mikroskopis dicirikan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014. Isolasi dan karakterisasi penyebab penyakit dilakukan di Laboratorium Penyakit
Lebih terperinciBenarkah Ada Aflatoksin pada Kakao?
Benarkah Ada Aflatoksin pada Kakao? Oleh: Ayutia Ciptaningtyas Putri, S.Si PMHP Ahli Pertama Kakao merupakan salah satu komoditi utama perkebunan Indonesia dan andalan ekspor negara Indonesia. Saat ini
Lebih terperinciJurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. VII No. 2 : 1-6 (2001)
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. VII No. 2 : 1-6 (2001) Artikel (Article) FUNGI YANG BERASOSIASI DENGAN BENIH Acacia crassicarpa SESAAT SETELAH PANEN DAN SETELAH PENYIMPANAN Fungal Associated with Acacia
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Sari Sehat Multifarm didirikan pada bulan April tahun 2006 oleh Bapak Hanggoro. Perusahaan ini beralamat di Jalan Tegalwaru No. 33 di
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea) berasal dari lembah sungai Paraguay dan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea) berasal dari lembah sungai Paraguay dan Panama di Amerika Selatan. Menurut Suprapto (2005), di dalam dunia tumbuhtumbuhan, kacang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar
25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar Cahaya Negeri, Abung Barat, Lampung Utara dan Laboratorium Penyakit
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Juli 2015. Sempel tanah diambil pada dua tempat yaitu pengambilan sempel tanah hutan
Lebih terperinciKacang Tanah: SUMBER Pangan Sehat dan Menyehatkan
Kacang Tanah: SUMBER Pangan Sehat dan Menyehatkan Kacang tanah sangat dekat dengan konsumsi pangan kita sehari-hari. Mulai dari berbagai macam kudapan (snack) kacang rebus, kacang garing, kacang atom,
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN DCS PADA ROTARY DRYER UNTUK PENGERINGAN KACANG TANAH. (Implementation Of DCS System and Appliance Rotary Dryer for
LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN DCS PADA ROTARY DRYER UNTUK PENGERINGAN KACANG TANAH (Implementation Of DCS System and Appliance Rotary Dryer for Drying Peanuts) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciPertumbuhan Kapang Tempe pada Fermentasi Tempe Bergaram (Growth of Tempe Moulds in Salt Tempe Fermentation)
Pertumbuhan Kapang Tempe pada Fermentasi Tempe Bergaram (Growth of Tempe Moulds in Salt Tempe Fermentation) Oleh, Dessy Haryani NIM 412009001 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi: Biologi, Fakultas Biologi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Cendawan Rhizosfer Hasil eksplorasi cendawan yang dilakukan pada tanah rhizosfer yang berasal dari areal tanaman karet di PT Perkebunan Nusantara VIII, Jalupang, Subang,
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah
Lebih terperinciProspek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara
Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut pada bulan
Lebih terperinciPANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan April sampai Bulan Agustus 2013. Penelitian pengaruh penambahan edible coat kitosan sebagai anti jamur pada
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI SPESIES KAPANG KONTAMINAN PADA BIJI KACANG MERAH DI PASAR TRADISIONAL KOTA MALANG
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SPESIES KAPANG KONTAMINAN PADA BIJI KACANG MERAH DI PASAR TRADISIONAL KOTA MALANG Umi Kulsum Nur Qomariah, Utami Sri Hastuti, Agung Witjoro Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciRENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Jalan Semarang 5, Malang 65145, Telepon: (0341) 562-180
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia adalah faktor suhu lingkungan yang cukup tinggi. Kondisi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yang umumnya terjadi pada usaha peternakan di negara-negara tropis seperti Indonesia adalah faktor suhu lingkungan yang cukup tinggi. Kondisi ini berdampak langsung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang dan mencukupi kebutuhan pangan Indonesia memerlukan peningkatan produksi padi
Lebih terperinciLampiran 1. Lokasi pengambilan sampel tanah diperakaran Cabai merah (Capsicum annum) di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas
Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel tanah diperakaran Cabai merah (Capsicum annum) di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel tanah Gambar 2. Tanaman cabai merah (Capsicum
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great
9 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great Giant Pineapple (GGP) Terbanggi Besar, Lampung Tengah dan PT. Nusantara
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi
23 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Program Studi Kehutanan dan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Program Studi Agroekoteknologi,
Lebih terperinciFusarium sp. ENDOFIT NON PATOGENIK
INDUKSI KETAHANAN KULTUR JARINGAN PISANG TERHADAP LAYU FUSARIUM MENGGUNAKAN Fusarium sp. ENDOFIT NON PATOGENIK Arif Wibowo, Aisyah Irmiyatiningsih, Suryanti, dan J. Widada Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciBAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hardware Sistem Kendali Pada ISD Pada penelitian ini dibuat sistem pengendalian berbasis PC seperti skema yang terdapat pada Gambar 7 di atas. Pada sistem pengendalian ini
Lebih terperinciSKRIPSI SURVEY KONSUMSI DAN STUDI ANALISIS KANDUNGAN AFLATOKSIN BEBERAPA PRODUK PANGAN BERBASIS JAGUNG. Oleh : ALDILLA SARI UTAMI F
SKRIPSI SURVEY KONSUMSI DAN STUDI ANALISIS KANDUNGAN AFLATOKSIN BEBERAPA PRODUK PANGAN BERBASIS JAGUNG Oleh : ALDILLA SARI UTAMI F24104001 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanaman jagung termasuk keluarga (famili) gramineae, seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman jagung termasuk keluarga (famili) gramineae, seperti kebanyakan jenis rumput-rumputan. Tetapi tanaman jagung yang termasuk genus zea ini hanya memiliki spesies
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Lapangan
Lebih terperincikultur murni 5 ml SDA miring, (+) 5 ml SDB suspensi Aspergillus niger inkubasi suhu kamar steril Aspergillus niger pada cawan petri selama 4 hari
Lampiran 1 Pembuatan Suspensi Fungi * 1. Pembuatan Suspensi Aspergillus niger 1 ose kultur murni 5 ml SDA miring, (+) 5 ml SDB suspensi Aspergillus niger inkubasi suhu kamar steril Aspergillus niger pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beras yang dikonsumsi masyarakat Indonesia. Sejumlah produk olahan pangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung (Zea mays L) merupakan bahan pangan pokok peringkat kedua setelah beras yang dikonsumsi masyarakat Indonesia. Sejumlah produk olahan pangan memanfaatkan jagung yang
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG KONTAMINAN PADA JAMU SERBUK YANG DIJUAL DI KOTA PARE KABUPATEN KEDIRI
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG KONTAMINAN PADA JAMU SERBUK YANG DIJUAL DI KOTA PARE KABUPATEN KEDIRI Putri Moortiyani Al Asna 1, Laily Maghfiro Kamil Mastika 1, Utami Sri Hastuti 1 1 Jurusan Biologi 1,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen karena terdapat suatu pengendalian perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai dengan adanya kontrol
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tertentu, tidak adanya perlakuan terhadap variabel (Nazir, 2003).
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dasar dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, karena hanya memberikan gambaran terhadap fenomenafenomena tertentu,
Lebih terperinciUJI HAYATI MIKORIZA Glomus fasciculatum TERHADAP PATOGEN Sclerotium rolfsii PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. var.
UJI HAYATI MIKORIZA Glomus fasciculatum TERHADAP PATOGEN Sclerotium rolfsii PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. var. Domba) Onesia Honta Prasasti (1509100036) Dosen Pembimbing : Kristanti Indah
Lebih terperinciVolume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:
IDENTIFIKASI MIKROBA ASAL EKSTRAK BUAH YANG DIAPLIKASIKAN PADA PERTANAMAN JERUK ORGANIK DI KABUPATEN PANGKEP Dian Ekawati Sari e-mail: dianekawatisari@rocketmail.com Program Studi Agroteknologi Fakultas
Lebih terperinciLAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA
LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA Sandy Saputra 05031381419069 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN
Lebih terperinciUJI MIKROBIOLOGIS BEBERAPA PRODUK KECAP MANIS PRODUKSI LOKAL YANG BEREDAR DI BEBERAPA PASAR KOTA PADANG
UJI MIKROBIOLOGIS BEBERAPA PRODUK KECAP MANIS PRODUKSI LOKAL YANG BEREDAR DI BEBERAPA PASAR KOTA PADANG Oleh : Fitri Deswita 1, Mades Fifendy 2, Nurmiati 3 1 Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca dan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
10 HASIL DAN PEMBAHASAN Survei Buah Sakit Survei dilakukan di kebun percobaan Leuwikopo, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, di lahan ini terdapat 69 tanaman pepaya. Kondisi lahan tidak terawat
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008
FUNGI PADA KAYU Eucalyptus urophylla DI TEMPAT PENIMBUNAN KAYU (TPK) PT. TOBA PULP LESTARI Tbk. KABUPATEN TOBASA, SUMATERA UTARA ELINDRA WIJAYA DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang sangat peting, selain padi dan gandum. Jagung juga berfungsi sebagai sumber makanan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kulit kacang hijau dan pecahan-pecahan tauge kacang hijau (Christiana, 2012). Tauge
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Limbah Tauge Kacang Hijau Limbah tauge kacang hijau merupakan sisa produksi tauge yang terdiri dari kulit kacang hijau dan pecahan-pecahan tauge kacang hijau (Christiana,
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 15
Lebih terperinciIbM PENGOLAHAN JAGUNG IBU-IBU PKK DESA TAMBAKMERANG GIRIMARTO WONOGIRI
IbM PENGOLAHAN JAGUNG IBU-IBU PKK DESA TAMBAKMERANG GIRIMARTO WONOGIRI Afriyanti 1), Novian Wely Asmoro 1), Salman Faris Insani 3) 1) 2) Prodi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Veteran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 yang bertempat di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan
9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi Serangga, dan Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinci