DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN WONOSOBO. Jakarta, 25 Pebruari 2015
|
|
- Sucianty Kurnia
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengembangan Ekonomi Produktif Perdesaan Melalui Sinergi Kegiatan IP3LRB, (Infrastruktur Perdesaan Padat Pekerja Local Resources Based), Pengembangan Padat Karya Produktif & Terapan Teknologi Tepat Guna di Desa Slukatan Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN WONOSOBO Jakarta, 25 Pebruari 2015
2 SELAYANG PANDANG KEGIATAN PK DI WSB TH 2014 ; IP3LRB/PK Infrastruktur Jembatan gantung (APBN) PK. Infrastruktur Rolak Jalan (APBD) PK. Produktif Penanaman Singkong (APBN) Terapan TTG Pembuatan Mokaf (APBN) Total HOK sebanyak HOK dengan jumlah hari kerja 129 hari atau per harinya terdapat 71 orang yg bekerja
3
4 KONDISI JALAN MENUJU JEMBATAN SEBELUM PELAKSANAAN KEGIATAN Merupakan jalan penghubung dua desa, yaitu Desa Slukatan Kec. Mojotengah dan Desa Deroduwur Kec. Mojotengah Juga merupakan akses penting bagi warga menuju ke ladang Semula hanya merupakan jalan setapak, lebar meter dengan kondisi jalan naik turun
5 Sosialisasi Rencana Kegiatan Padat Karya Infrastruktur Pembangunan Jembatan Dilaksanakan tanggal 12 Jui 2014 di Balai Desa Slukatan Dihadiri oleh calon tenaga kerja, tokoh masyarakat, dan perangkat desa Dimaksudkan untuk membangun komunikasi, yang berujung pada kesadaran warga untuk terlibat secara aktif dan ikut bertangung jawab dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan
6 PELEBARAN JALAN 1-1,5 3-4 M TANPA GANTI RUGI
7 PERALATAN DAN MATERIAL Peralatan Kerja dan Alat Keselamatan Kerja Material Fabrikasi untuk bentang jambatan gantung Material Bahan Bangunan untuk pondasi
8 PENGANGKUTAN MATERIAL Melibatkan pekerja dari berbagai kalangan, baik pekerja pria maupun wanita Pekerja harus membawa beban material sejauh meter dengan medan naik turun dari lokasi penurunan material menuju lokasi jembatan
9 pekerja melepas lelah sejenak Kaum wanita aktif terlibat sebagai tenaga kerja Doa bersama senantiasa dipanjatkan, sebagai bentuk syukur dan pengharapan Tanda tangan daftar hadir, jangan lupa! Upah dibayar sah, sebagai penawar lelah Medan yang berat bukan sebagai penghalang
10 SHARING APBD Kegiatan Padat Karya Infrastruktur berupa perkerasan jalan dan pembangunan senderan jalan Perkerasan jalan : Dimensi : panjang 350 meter, lebar 1.5 meter Senderan jalan : Dimensi : panjang 150 meter, lebar 40 cm, tinggi 2 3 meter Melibatkan 48 Orang tenaga kerja selama 24 hari kerja
11 PERSIAPAN PEMBUATAN PONDASI Pembersihan lokasi pondasi Penggalian Pondasi Pengangkutan Material Peletakan Batu Pertama Melibatkan 42 orang tenaga kerja selama 30 hari kerja
12 PELETAKAN BATU PERTAMA Dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2014 oleh Sekretaris Daerah Kab. Wonosobo, dihadiri oleh unsur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Wonosobo, muspika, tokoh masyarakat dan pemuka masyarkat, serta warga setempat
13 PERSIAPAN KONSTRUKSI Persiapan konstruksi Pondasi Pengecoran pondasi Pemasangan konstruksi jembatan Pengukuran sling Pemotongan sling Pada tahap ini melibatkan 42 orang tenaga kerja selama 35 hari kerja
14 Tenaga kerja terlibat: Tahap 1 42 orang, 30 hari; Tahap 2 42 orang, 35 hari; Tahap 3 42 orang 40 hari; Jaminan perlindungan Jamsostek bagi tenaga kerja APBN : Jembatan Gantung TOTAL : Tenaga yg terserap orang dengan jumlah hari kerja 129 hari atau per harinya terdapat 71 orang yg bekerja Pembuatan tepung mokaf 20 orang Melibatkan seluruh warga (900 KK, 20 RT); Pelebaran jalan dari m menjadi 3-4 meter sepanjang 900 meter Gotong royong masyaraka t : PADAT KARYA INFRASTRU KTUR APBD : Perkerasan jalan dan senderan jalan PADAT KARYA PRODUKTIF Budidya singkong seluas 1,5 Ha Tenaga kerja terlibat: 48 orang selama 24 hari kerja Tenaga kerja terlibat: 66 orang selama 15 hari kerja TERAPAN TTG
15 IP3LRB, (Infra struktur perdesaan padat pekerja local resource base) BAGAIMANAKAH MENSINERGIKAN? Teknologi tepat guna Padat karya produktif & terapan Pengembang an Program Ekonomi Produktif Perdesaan (WUB) Menjadi pendorong bagi masyarakat untuk mampu mentransformasi diri menjadi desa berbasis agribisnis sebagai penggerak ekonomi perdesaan, melalui pengembangan infrastruktur perdesaan, optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya alam, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta penguatan modal sosial dan pengelolaan lingkungan hidup.
16 SURVEY KELAYAKAN Dilakukan oleh tim pendamping ILO, dan Kemeakertrans, bersama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Wonosobo Survey awal dilakukan di 3 lokasi, yaitu : Desa Slukatan, Kec. Kertek, dan Kec. Kepil Meliputi kondisi sosial ekonomi, kelayakan teknis, dan manfaat bagi masyarakat sekitar Desa Slukatan Kec. Mojotengah
17 MENGAPA DESA SLUKATAN KEC. MOJOTENGAH? Didominasi oleh pekerja sektor pertanian terutama buruh tani, jumlah penduduk miskin relatif tinggi, industri kecil dan rumah tangga mulai tumbuh Kondisi sosial ekonomi : penduduk, ketenagakerjaa n, kemiskinan Kondisi geografis dan potensi pemanfaatan dan pengembangan SDA Daerah pegunungan dengan potensi pengembangan pertanian komoditas singkong yang khas Pengembangan pertanian dari yang berorientasi pada produktifitas peningkatan nilai tambah Potensi Pengembangan Local Wisdom Gotong royong, kerelaan berkorban, sikap dan pandangan hidup menjaga keselarasan dengan alam
18 YANG KITA TANGKAP WAKTU ITU MENJADI SATU KESATUAN KAWASAN Pengembangan Infrastruktur minimalisasi biaya produksi, menghubungkan dengan titik kegiatan perekonomian baik akses antar desa/akses ke ladang Optimalisasi sumberdaya alam dan meningkatnya nilai tambah Mengatasi masalah tenaga kerja Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan produksi dan nilai tambah meningkat ekonomi menjadi positif Penguatan modal sosial penguatan kapasitas lembaga ekonomi perdesaan lembaga yang mandiri dan berdaya saing (ada Transfer knowledge)
19 adalah pemain dan pelaksana Tunggal sekaligus sebagai eksekutor MASYARAKAT Steering Motivator Pendampingan transfer tehnologi dan pengorganisasian. Pendanaan ILO.KEMENAKER & DISNAKER KAB LEBIH BERPERAN PADA :
20 TAHAPAN PROSES PEMBUATAN JEMBATAN GANTUNG Survey kelayakan Sosialisasi Gotong royong warga Pekerjaan Tahap I (Persiapan lahan pondasi) Peletakan batu I Tahap II (Persiapan konstruksi) Tahap III (Pemasangan)
21 PELATIHAN BAGI TIM PEMELIHARA JEMBATAN DAN TIM SURVEY JEMBATAN Tim pemelihara jembatan terdiri dari masyarakat setempat dan instansi terkait yang dilatih oleh fasilitasor ILO. Tim survey jembatan adalah masyarakat setempat yang dilatih untuk melihat manfaat pembangunan jambatan bagi masyarakat setempat.
22 Penguatan Kapasitas Kelembagaan Masyarakat : gotong royong pelebaran jalan, penggunaan tanah milik untuk jalan Virus penggerak ek. pedesaan Manajemen dan pemasaran Pengolahan hasil pertanian Peningkatan nilai tambah Barang jadi PK INFRASTRUKTUR Minimalisasi biaya produksi Padat Karya Produktif Peningkatan nilai tambah Terapan TTG APBN : jembatan gantung APBD : perkerasan jalan (rolak) dan senderan jalan Bahan mentah/ bahan baku produksi Bahan setengah jadi Akses jalan dan jembatan
23
24 TAHAP PEMASANGAN Lantai dan wermes Finishing Erection Sling Final Check
25 ALHAMDULILLAH... JEMBATAN YANG DIDAMBAKAN TERWUJUD SUDAH...
26 PADAT KARYA PRODUKTIF Dana bersumber dari APBN Kementerian Ketenagakerjaan Berupa budidaya singkong intensif pada lahan seluas 1.5 hektar Menyerap 66 orang tenaga kerja selama 15 hari kerja Manfaat jembatan gantung adalah memperpendek jarak, dan mempermudah akses menuju kebun singkong. Jalan bisa dilalui kendaraan roda 2, mempercepat kerja, mengrangi biaya angkut
27 TERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA Berupa pengolahan singkong menjadi tepung mokaf Diikuti oleh 20 peserta selama 5 hari Kegiatan berupa pelatihan pembuatan tepung mokaf dan pemberian bantuan sarana usaha Kelompok mampu meproduksi tepung mokaf dan memasarkannya Meningkatnya nilai tambah : Harga singkong jika dijual mentah adalah Rp / kg Untuk menghasilkan 1 kg tepung mokaf dibutuhkan 3 kg singkong Harga jual 1 kg tepung mokaf Rp ,-/kg s.d. Rp ,-/kg Biaya produksi per/kg berkisar Rp. 500,-/kg Nilai tambah yang diperolah Rp ,-/kg s.d. Rp ,-/kg
28 WHAT NEXT?? Optimalisasi nilai tambah produk pertanian dari barang setangah jadi menjadi barang jadi ( tepung mokaf produk siap konsumsi kue, dll) Penguatan kapasitas kelembagaan ekonomi masyarakat perdesaan (termasuk kelompok usaha), sehingga bisa menjadi lembaga yang mandiri dan berdaya saing
PADAT KARYA Terkait Respon Kebijakan Dalam Mendukung Hasil Pertumbuhan Inklusi Daerah Pedesaan DIREKTORAT PKK & PTKSI DITJEN BINAPENTA & PKK
PADAT KARYA Terkait Respon Kebijakan Dalam Mendukung Hasil Pertumbuhan Inklusi Daerah Pedesaan DIREKTORAT PKK & PTKSI DITJEN BINAPENTA & PKK Persentase Penduduk Miskin Per Provinsi 2013 (Kota + Desa) KONDISI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari pembangunan nasional.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan usaha yang dilakukan sebagai langkah untuk membangun manusia Indonesia.
Lebih terperinciTabel IV.B.12.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketenagakerjaan tahun 2010
12. URUSAN KETENAGAKERJAAN Pembangunan bidang ketenagakerjaan dewasa ini masih menghadapi berbagai permasalahan antara lain tingginya tingkat pengangguran, terbatasnya penciptaan dan perluasan kesempatan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati
Lebih terperinciTabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013
C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN Pembangunan pertanian khususnya sektor perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi, dalam hal ini sektor perikanan adalah sektor
Lebih terperinciVI. DAYA DUKUNG WILAYAH UNTUK PERKEBUNAN KARET
47 6.1. Aspek Biofisik 6.1.1. Daya Dukung Lahan VI. DAYA DUKUNG WILAYAH UNTUK PERKEBUNAN KARET Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur tahun 2010, kondisi aktual pertanaman karet
Lebih terperinciC. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN
C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN Sektor perikanan di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting. Dari sektor ini dimungkinkan akan menghasilkan protein hewani dalam rangka memenuhi
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASILNYA. Sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Dinas Tenaga
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASILNYA 4.1 Sumber Dana APBD Sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bandung direncanakan pelaksanaan 7 program, terdiri dari
Lebih terperinciPOLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati
POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati Ringkasan Penelitian ini dilakukan terhadap anggota Kelompok Tani
Lebih terperinciSTRATEGI PENANGANAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN MALANG Melalui : PROGRAM KEMITRAAN & GOTONG ROYONG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG STRATEGI PENANGANAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN MALANG Melalui : PROGRAM KEMITRAAN & GOTONG ROYONG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN Oleh : H. SUJUD PRIBADI Bupati Malang
Lebih terperinciP A P A R A N KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BARITO TIMUR FORUM GABUNGAN SKPD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN pada
P A P A R A N KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BARITO TIMUR pada FORUM GABUNGAN SKPD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2015 " Terwujudnya Barito Timur yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera melalui Pemerintahan yang
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat berupa jalan dan jembatan yang merupakan bagian dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sarana dan prasarana sub sistem transportasi di Indonesia dapat berupa jalan dan jembatan yang merupakan bagian dari pembangunan nasional, dimaksudkan
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang
Lebih terperinciIV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan
13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Pembangunan ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi penduduk merupakan salah satu urusan wajib pemerintah. Hal ini memberikan landasan dan peluang kepada daerah
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN Potensi dan Tantangan DI INDONESIA Oleh: Dr. Sunoto, MES Potensi kelautan dan perikanan Indonesia begitu besar, apalagi saat ini potensi tersebut telah ditopang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi/pemanfaatan pangan. Akses pangan baik apabila
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)
38 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Geografis. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung) yang terletak di Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kelurahan Tanjung Sari sekitar 8930 Ha.
BAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Letak Geografis Kelurahan Tanjung Sari Kelurahan Tanjung Sari termasuk wilayah Kecamatan Medan Selayang Provinsi Sumatera Utara. Luas
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan mempunyai fungsi tertentu, dimana kegiatan ekonominya, sektor dan produk unggulannya, mempunyai potensi mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya. Kawasan
Lebih terperinciKEPMEN NO. 96 TH 1998
KEPMEN NO. 96 TH 1998 KEPUTUSAN MENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 96/MEN/1998 TENTANG PENGEMBANGAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI POLA PERIKANAN MENTERI TRANSMIGRASI
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN. pembangunannya adalah mereka kelompok masyarakat yang belum bekerja
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja Dalam bidang ketenagakerjaan sebagai subjek dan objek pembangunannya adalah mereka kelompok masyarakat
Lebih terperinciTarget Kinerja dan Anggaran Renja SKPD Tahun Berjalan Tahun 2013 yang Dievaluasi
EVALUASI TERHADAP HASIL RENJA SKPD RENJA DINAS TENAGA KERJA Indikator dan Kinerja SKPD yang Mengacu pada Sasaran RKPD : Pengurangan kemiskinan daerah No Sasaran Program / Kegiatan Indikator Kinerja Program
Lebih terperinciDINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2009 DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2009
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2009 DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI GORONTALO TAHUN 2009 KONDISI KETENAGAKERJAAAN DI PROVINSI GORONTALO A. PEMBANGUNAN LAPANGAN
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a.
Lebih terperinciRENCANA KERJA TAHUN 2017
RENCANA KERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI (DISNAKERTRANS) JL. PELABUHAN II KM. 6 NO 703 TLP /FAX (0266) 226088 SUKABUMI 43169 EMAIL : DISNAKERTRANS_KABSMI@YAHOO.COM
Lebih terperinciBAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Upaya pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Penyerahan wewenang urusan pemerintahan kepada daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam pengembangan suatu wilayah, terdapat beberapa konsep pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS), konsep pengembangan
Lebih terperinciPROGRAM KERJA TAHUN 2014 DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BANTUL ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) 2014
Belanja Tidak Langsung PROGRAM KERJA TAHUN 2014 DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BANTUL ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) 2014 NO PROGRAM KEGIATAN VOLUME DANA (Rp) SASARAN TARGET KET
Lebih terperinciC. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN
C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN Urusan perikanan semakin penting peranannya secara nasional maupun global, karena kontribusinya dalam penyediaan bahan makanan berprotein, lapangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah akan menyebabkan semakin
Lebih terperinciWALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT
WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN JALAN LINGKUNGAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 2 3 4 1 Meningkatnya tenaga kerja yang memiliki 1 Peningkatan lulusan pelatihan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dilapangan serta analisis yang dilaksanakan pada bab terdahulu, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk merumuskan konsep
Lebih terperinciBAB IV TUGAS PEMBANTUAN
BAB IV TUGAS PEMBANTUAN Tugas pembantuan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan merupakan sistem dan prosedur penugasan
Lebih terperinciMENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN R.I. KEPUTUSAN MENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN R.I. KEPUTUSAN MENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciPERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar
PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian menjadi dasar dalam pemenuhan kebutuhan pokok nasional. Disamping produk pangan, produk pertanian lainnya seperti produk komoditas sayuran, sayuran, perikanan,
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA
STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA Dyah Hapsari ENH, E.S. Halimi, Rudy Kurniawan, Yusnaini, dan Rogaiyah Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan pembangunan ekonomi nasional meletakkan pembangunan pertanian sebagai langkah awal yang mendasar bagi pertumbuhan industri. Diharapkan dengan sektor
Lebih terperinciBADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota
BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota Bukittinggi, Maret 2016 BIDANG PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (PKP)
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN SENTRA HASIL HUTAN BUKAN KAYU UNGGULAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciAKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian
AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN BALAI LATIHAN KERJA INTERNASIONAL DI KABUPATEN BANYUWANGI
EXECUTIVE SUMMARY STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN BALAI LATIHAN KERJA INTERNASIONAL DI KABUPATEN BANYUWANGI A. Latar Belakang Indonesia saat ini masih menghadapi permasalahan ketenagakerjaan yang sangat komplek.
Lebih terperinciBUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu wilayah untuk mengembangkan kualitas hidup masyarakatnya, dan pembangunan merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan desa diarahkan untuk mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya dari masyarakat perdesaaan agar mampu lebih berperan secara aktif dalam pembangunan desa.
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif, Desa Tangkil Kulon merupakan salah satu desa di
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Secara administratif, Desa Tangkil Kulon merupakan salah satu desa di Kecamatan Kedungwuni, yang terletak di sebelah utara Kecamatan Kedungwuni
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 46 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
15 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang
IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografi dan Topografi Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang memiliki luas sebesar 7551 Ha (BPS, 2015). Kecamatan Wonosari terbagi menjadi 14
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian negeri Indonesia beberapa tahun kebelakang yang menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan pulihnya keadaan perekonomian dari krisis global yang menerpa perekonomian negeri Indonesia beberapa tahun kebelakang yang menyebabkan perubahan perubahan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan perikanan tangkap Indonesia yang sebagian besar saat ini telah mengalami overfishing menuntut pemerintah untuk beralih mengembangkan perikanan budidaya. Perikanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Peranan pertanian antara lain adalah : (1) sektor pertanian masih menyumbang sekitar
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MALANG
No. Tujuan Sasaran Sasaran Kode RENCANA STRATEGIS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MALANG 2011-2015 (Outcome) Capaian kinerja program kerangka penaan 1 Menjamin kepastian usaha dalam Peningkatan pemanfaatan Peningkatan
Lebih terperinciIV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan
13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian kesediaan pangan yang cukup. Dalam pencapaian kondisi ketahanan pangan, ada tiga subsistem/aspek yang sangat berpengaruh, yaitu
Lebih terperinciPemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi
12.URUSAN KETENAGAKERJAAN a. Program dan Kegiatan. Program pokok yang dilaksanakan pada urusan Ketenagakerjaan tahun 2012 sebagai berikut : 1) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja;
Lebih terperinci10. URUSAN KOPERASI DAN UKM
10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan
Lebih terperinciPROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN
PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 SKPD : DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN NO NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN PLAFON ANGGARAN LOKASI SUMBER KELUARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup tersebut. Disadari atau tanpa kita sadari, banyak sekali barangbarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bumi sebagai tempat tinggal bagi kehidupan berbagai makhluk hidup, memiliki sumber daya alam yang dapat digunakan untuk mendukung kehidupan makhluk hidup tersebut.
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007 jumlah
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 106 Tahun 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS UNTUK GERAKAN REHABILITASI LAHAN KRITIS TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciTINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA
TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih
Lebih terperinciPETA SOSIAL DESA CURUG
PETA SOSIAL DESA CURUG Lokasi Desa Curug merupakan salah satu dari 10 desa yang berada dibawah wilayah administratif Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Letak fisik desa sangat
Lebih terperinciLantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Lebih terperinciAnggaran Setelah Perubahan. Jumlah. Modal
LAMPIRAN I.3 : PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014 Halaman
Lebih terperinciKEBUTUHAN HIDUP LAYAK PNS DI KABUPATEN KEBUMEN
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) RISET UNGGULAN DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015 KEBUTUHAN HIDUP LAYAK PNS DI KABUPATEN KEBUMEN Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan wilayah di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami kemajuan yang signifikan. Pembangunan di berbagai sektor terlihat dengan adanya fasilitas-fasilitas
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA
PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA Strategi dan Program Prioritas Penguatan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Mahulu
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.
31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,
Lebih terperinciI. PROFIL DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015
I. PROFIL DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015 A. SEJARAH INSTANSI Disnakertrans DIY Dinas Tenaga Kerja Provinsi DIY yang disingkat DTK diatur dalam Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PENANAM BENIH JAGUNG MULTI FUNGSI BAGI MASYARAKAT SINGOROJO KENDAL
PERANCANGAN ALAT PENANAM BENIH JAGUNG MULTI FUNGSI BAGI MASYARAKAT SINGOROJO KENDAL Imam Syafa at *1, Renan Subantoro 2 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Jln. Menoreh Tengah
Lebih terperinciBUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012 T E N T A N G KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA,
BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012 T E N T A N G KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung Program Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan Indonesia, telah menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan Kelautan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang berorientasi pertumbuhan di masa lalu telah menumbuhkan suatu kesenjangan yang besar, dimana laju pertumbuhan ekonomi tidak seimbang dengan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah memberikan amanat bahwa prioritas pembangunan
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016
STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 ISSN : No. Publikasi : 3211.1608 Katalog BPS : 1102001.3211050 Ukuran Buku : 17,6 cm 25 cm Jumlah Halaman
Lebih terperincipemanfaatan teknologi tepat guna dalam
pemanfaatan teknologi tepat guna dalam PENYEDIAAN PERUMAHAN RAKYAT BERBASIS KESWADAYAAN ARIEF Sabaruddin Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
Lebih terperinciIndikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran
Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (1) (2) (3) 1) Jumlah produksi (ton) komoditas tebu minimal memenuhi 90% dari kebutuhan
Lebih terperinciTabel Lampiran III.1 Rencana Rinci Sub Bidang Keagamaan Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama
Tabel Lampiran III.1 Rencana Rinci Sub Bidang Keagamaan Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama No. Uraian Keagamaan 1. Nama Program Peningkatan pelayanan kehidupan beragama 2. Nama Kegiatan Pembangunan
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.
Lebih terperinciLAPORAN REALISASI KEMAJUAN FISIK DAN KEUANGAN APBD II BULAN : SEPTEMBER 2014 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purworejo
LAPORAN REALISASI KEMAJUAN FISIK DAN KEUANGAN APBD II BULAN : SEPTEMBER 2014 Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purworejo keuangan keuangan A Pelayanan Administrasi Perkantotan 1 Penyediaan
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Pembangunan Pertanian
Lebih terperinciBAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Kebijakan Pemerintahan Daerah telah termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 015 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Lebih terperinciPERSIAPAN RPJMN TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEMERATAAN
PERSIAPAN RPJMN 2015-2019 TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEMERATAAN Direktorat Penanggulangan Kemiskinan 29 Januari 2014 TINGKAT KEMISKINAN 2004-2014 45 40 35 30 36.15 35.10 39.30 37.17
Lebih terperinciREKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005
BOKS REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 I. PENDAHULUAN Dinamika daerah yang semakin kompleks tercermin dari adanya perubahan
Lebih terperinciAnalisis Isu-Isu Strategis
Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang menjadikan sebagian besar masyarakatnya hidup dari sektor pertanian. Walau termasuk sektor penting, namun sektor pertanian ini masih
Lebih terperinciAir Irigasi: Mendatangkan Kemakmuran dan Kesejahteraan Petani Rarang
Air Irigasi: Mendatangkan Kemakmuran dan Kesejahteraan Petani Rarang Segala yang hidup itu dari air (QS Al Anbiya: 30). Semua makhluk hidup butuh air, jadi tiada kehidupan tanpa air. Dengan demikian kedudukan
Lebih terperinciSosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya
Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya Latar Belakang Permasalahan yang menghadang Upaya pencapaian 10 juta ton surplus beras di tahun 2014 : Alih fungsi lahan sawah
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara agraris. Sebagai negara agraris, salah satu peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian besar penduduk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting. dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek, khususnya untuk pemulihan ekonomi.
Lebih terperinciPENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR
PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR LAMPIRAN - 3
Lebih terperinciBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Secara Geografis Sorong terletak pada kawasan persilangan empat penjuru
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara Geografis Sorong terletak pada kawasan persilangan empat penjuru yaitu di utara berhadapan dengan filipina, di selatan dengan Australia,di barat dengan pulau-pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat transisi dan menuju masyarakat modern. Perubahan itu mengakibatkan
Lebih terperinciDiskribsi Variabel yang Digunakan Dalam Mengukur Kinerja Pembangunan Ekonomi Daerah dan Kinerja Sistim Agropolitan Diskribsi Variabel Keterangan
Lampiran 1 A. Kinerja Pembangunan Ekonomi Daerah Diskribsi Variabel yang Digunakan Dalam Mengukur Kinerja Pembangunan Ekonomi Daerah dan Kinerja Sistim Agropolitan 1. Laju pertumbuhan PDRB / kapita atas
Lebih terperinci