PERBANDINGAN TEKANAN NADI BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN TEKANAN NADI BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT"

Transkripsi

1 Niarsari AP. Dkk. Perbandingan Tekanan Nadi Berdasarkan PERBANDINGAN TEKANAN NADI BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Niarsari Anugrahing Putri 1, Asnawati 2, Alfi Yasmina 3 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 2 Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 3 Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin ABSTRACT: Obesity is a global problem occurring worldwide, both in developed and developing countries, including Indonesia. Obesity and overweight may affect the pulse pressure through the increased level of leptin, which mainly secreted by adipose tissue. The research was aimed to determine the difference in pulse pressure based on body mass index (BMI) in students of Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University (FM LMU). This research applied analytic observational method with cross sectional approach, with 60 male students of FM LMU as subjects. Data were obtained based on the measurement of pulse pressure and BMI. Result showed that as many as 66.8% of the students of FM LMU had normal BMI and 19.2% had BMI of overweight and obesity. The average pulse pressure of students with normal BMI was 33 mmhg and students with overweight and obesity was 42 mmhg. Data analysis using the Mann-Whitney test with confidence level of 95% gave the value of p = It was concluded that there was a significant difference in pulse pressure based on BMI in students of FM LMU. Keywords: pulse pressure, body mass index ABSTRAK: Obesitas merupakan masalah global yang melanda masyarakat dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia. Obesitas dan overweight dapat mempengaruhi tekanan nadi melalui peningkatan kadar leptin yang terutama disekresi oleh jaringan adiposa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan nadi berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (FK Unlam). Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional dengan subyek penelitian mahasiswa FK Unlam sebanyak 60 orang. Data diperoleh berdasarkan pengukuran tekanan nadi dan IMT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 66,8% mahasiswa di FK Unlam memiliki IMT normal dan 19,2% memiliki IMT overweight dan obesitas. Rerata tekanan nadi pada mahasiswa dengan IMT normal adalah sebesar 33 mmhg dan pada mahasiswa dengan IMT overweight dan obesitas sebesar 42 mmhg. Analisis data menggunakan uji Mann- Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% memberikan nilai p = 0,000. Dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan tekanan nadi yang bermakna berdasarkan IMT pada mahasiswa FK Unlam. Kata kunci : tekanan nadi, indeks massa tubuh 1

2 Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 1 April 2013 PENDAHULUAN Obesitas merupakan masalah global yang melanda masyarakat dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia. Perubahan gaya hidup, termasuk kecenderungan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi, merupakan faktor yang mendukung terjadinya kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas. Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami overweight, dan sekurangkurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, status gizi pada kelompok dewasa di atas 18 tahun didominasi dengan masalah obesitas. Secara nasional, masalah gizi pada penduduk dewasa di atas 18 tahun adalah: 12,6 persen kurus dan 21,7 persen gabungan kategori berat badan lebih dan obesitas (1,2). World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan sebuah metode pengukuran untuk mengklasifikasikan obesitas, yaitu dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang dihitung dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (meter). IMT lebih dari 25 dapat diklasifikasikan sebagai overweight sampai obesitas (3). Obesitas merupakan faktor risiko berbagai penyakit kardiovaskular. Beberapa mekanisme, baik molekular maupun hemodinamik, dianggap bertanggung jawab mendasari efek buruk obesitas terhadap sistem kardiovaskular. Diantaranya yang saat ini menjadi perhatian adalah bahwa obesitas mempercepat terjadinya kekakuan dinding arteri (4). Kondisi obesitas dan overweight dapat mengakibatkan peningkatan kadar leptin yang terutama disekresi oleh jaringan adiposa. Penderita obesitas memiliki kadar plasma leptin yang tinggi dalam darah yang disebabkan oleh penumpukan sel adiposit penghasil leptin. Jaringan adiposit bertindak sebagai sumber mediator proinflamasi seperti TNF-α, IL-6, leptin, resistin/adipose tissue-specific 2 secretory factor (ADSF), dan C-reactive protein (CRP), yang dapat menginduksi terjadinya disfungsi endotel, resistensi insulin, dan akhirnya aterosklerosis. Urbina et al. telah mengamati adanya hubungan positif antara sklerosis arteri karotis dengan denyut jantung dan tekanan nadi. Dengan demikian, kondisi obesitas dan overweight dapat mempengaruhi tekanan nadi (5,6). Penelitian tentang perbedaan tekanan nadi berdasarkan tingkatan IMT yang berbeda belum pernah dilakukan, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (FK Unlam) untuk mewakili populasi orang dewasa muda yang cukup banyak terpapar faktor risiko untuk terjadinya overweight dan obesitas. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian jenis observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat pada bulan Februari sampai Juli Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FK Unlam dari semester II sampai VI yang berjumlah 300 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Semua subyek yang memenuhi kriteria inklusi digunakan sebagai sampel. Didapatkan subyek penelitian sejumlah 60 orang mahasiswa yang dibagi dalam 2 kelompok berdasarkan IMT. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah yang berjenis kelamin laki-laki, tampak dalam keadaan sehat, memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) 18,5, dalam keadaan tenang, tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein sejak 1 hari sebelum penelitian, tidak memiliki riwayat atau sedang menderita penyakit ginjal, diabetes melitus, dan tiroid, dan bersedia mengikuti prosedur penelitian. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar informed consent,

3 Niarsari AP. Dkk. Perbandingan Tekanan Nadi Berdasarkan sfigmomanometer raksa, stetoskop, alat penimbang berat badan (dengan satuan kilogram dan kapasitas 100 kg, ketelitian 0,01 kg), alat pengukur tinggi badan (dengan satuan centimeter dan kapasitas 2 meter, ketelitian 0,1 cm), dan kalkulator. Penelitian ini meliputi beberapa tahap, yaitu meliputi tahap persiapan, tahap pengukuran berat badan dan tinggi badan, tahap penghitungan IMT, dan tahap oengukuran tekanan nadi. Pertama-tama peneliti membuat surat izin penelitian di bagian UPKTI FK Unlam. Kemudian survey awal tentang IMT dilakukan pada mahasiswa FK Unlam. Subyek dipilih sesuai dengan kriteria inklusi. Kepada subyek dijelaskan tentang prosedur dan manfaat penelitian, kemudian apabila subyek setuju, subyek diminta menandatangani informed consent. Penelitian dilanjutkan dengan tahap pengukuran berat badan. Subyek diminta melepas sepatu dan barang lain selain pakaian. Kemudian subyek diminta naik ke alat timbang badan dengan posisi kaki tepat di tengah alat timbang, tetapi tidak menutupi jendela baca. Subyek harus tenang, tidak bergerak-gerak, dan kepala tidak menunduk (memandang lurus kedepan). Kemudian ditunggu sampai panah di jendela baca berhenti sempurna. Angka yang ditunjukkan oleh panah penunjuk dicatat. Tahap selanjutnya adalah pengukuran tinggi badan. Subyek diminta melepaskan alas kaki (sandal/sepatu) dan topi (penutup kepala). Pemeriksa memastikan alat geser pada alat pengukur tinggi badan berada di posisi atas. Subyek diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, bokong, dan tumit menempel pada dinding tempat alat pengukur tinggi badan dipasang. Pandangan subyek lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas. Alat geser digerakkan sampai menyentuh bagian atas kepala subyek sampai berada tepat di tengah kepala subyek. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada dinding. Angka tinggi badan dibaca pada jendela baca ke arah angka yang lebih besar ((ke bawah). Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka di belakang koma (0,1 cm). Tahap penghitungan IMT dilakukan dengan menghitung IMT dengan rumus: BB kg TB m 2 Setelah tahap perhitungan IMT, dilanjutkan dengan tahap pengukuran tekanan nadi. Subyek diminta berbaring terlentang dengan manset terpasang di lengan kanan atas. Posisi lengan kanan di samping tubuh. Mencari letak arteri brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti, kemudian diafragma stetoskop diletakkan di atas arteri brachialis dextra tersebut. Sekrup pada pompa udara diputar searah jarum jam sampai maksimal untuk mencegah udara keluar dari manset, lalu udara dipompa ke dalam manset. Akan terdengar suara bising arteri brachialis dextra melalui stetoskop. Ketika suara bising tersebut hilang (tak terdengar), pompa diteruskan sampai tinggi air raksa dalam manometer sekitar 20 mmhg lebih tinggi daripada titik di mana suara bising arteri brachialis dextra tadi mulai menghilang. Udara dari manset dikeluarkan secara perlahan dan berkesinambungan, maka akan terdengar bunyi Korotkoff I-V. Tekanan udara dimana terdengar bunyi Korotkoff I menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi, sedangkan tekanan dimana terdengar bunyi Korotkoff IV atau V menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi. Pengulangan pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval 3 menit. Kemudian, tekanan sistolik dan diastolik dicatat. Tekanan nadi dihitung dengan mengurangi tekanan sistolik dengan tekanan diastolik. Data penelitian dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji Shapiro- Wilk untuk mengetahui distribusi data. Karena data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji Mann-whitney untuk 3

4 Jumlah Sampel (%) Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 1 April 2013 mengetahui ada tidaknya perbedaan tekanan nadi berdasarkan IMT dengan derajat kepercayaan 95%. Pada hasil uji Mann-whitney didapatkan perbedaan bermakna tekanan nadi berdasarkan IMT pada mahasiswa FK Unlam. HASIL DAN PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian mengenai perbedaan antara tekanan nadi berdasarkan IMT pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat bulan Februari sampai Juli Penelitian ini menggunakan dua kelompok uji berdasarkan IMT, yaitu kelompok IMT overweight dan obesitas, serta kelompok IMT normal. Subyek penelitian ini diambil dengan metode purposive sampling. Seluruh subyek penelitian merupakan mahasiswa FK-Unlam yang masuk dalam kriteria inklusi. Dari penelitian didapatkan rerata IMT adalah 22,31 kg/m 2 dengan IMT tertinggi adalah 40,5 kg/m 2 dan terendah adalah 14,51 kg/m 2. Subyek dengan IMT normal adalah yang terbanyak, mencapai 66,8%. Distribusi IMT sampel berdasarkan program studi dapat dilihat pada gambar 1: Gambar 1. Distribusi Sampel Kelompok mahasiswa IMT Overweight dan Obesitas dan Kelompok Mahasiswa IMT Normal di FK-Unlam Kedua kelompok tersebut dilakukan pengukuran tekanan darah. Setelah dilakukan pengukuran kemudian hasilnya dicatat, dilakukan penghitungan tekanan nadi, dan dimasukkan ke tabel data. Rerata tekanan nadi pada mahasiswa dengan IMT normal adalah sebesar 33 mmhg dan pada 4 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 40% 30% 80% 16,67% 10% 10% 3,3% 3,33% 3,33% 13,33% IMT Overweight dan Obesitas IMT Normal ght Indeks Massa Tubuh (IMT) PSPD PSKG PSIK PSKM PSPsikologi mahasiswa dengan IMT overweight dan obesitas sebesar 42 mmhg. Nilai tekanan nadi pada IMT overweight dan obesitas adalah 42 mmhg lebih tinggi dibandingkan pada IMT normal yang hanya 33 mmhg. Perbedaan ini dianalisis dengan uji Mann-Whitney dengan tingkat kepercayaan 95%, dan didapatkan nilai p = 0,000. Karena nilai p < 0,05, maka hipotesis penelitian diterima, yaitu terdapat perbedaan tekanan nadi berdasarkan IMT pada mahasiswa FK- Unlam. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kwagyan et al yang menyatakan bahwa terdapat korelasi antara meningkatnya IMT dengan tekanan nadi (p = 0,01). Penelitian ini dilakukan pada sebanyak 219 keturunan Afrika-Amerika dewasa dengan IMT obesitas di Washington. Dalam konteks obesitas, peningkatan IMT secara independen terkait dengan penurunan elastisitas arteri, seperti yang tercermin dalam tekanan nadi (7). Penelitian lain yang dilakukan oleh Wasim et al menyatakan bahwa terdapat korelasi antara tinggi lemak yang dinyatakan dalam IMT dengan tekanan nadi (p < 0,01). Penelitian ini dilakukan pada 428 remaja di India dengan sebaran usia tahun. Peningkatan tinggi lemak terbukti berkolerasi dengan penurunan distensibilitas pembuluh darah anak lakilaki India Gujarati remaja, tetapi tidak pada anak perempuan yang dikarenakan adanya peran protektif dari hormon seks estrogen wanita untuk melindungi pembuluh darah dari aterosklerosis, disfungsi endotel yang terjadi apabila ada peningkatan adipositas (8). Hal ini mendukung penelitian ini yang hanya dilakukan pada laki-laki dari hasil penelitian dimana didapatkan peningkatan IMT yang berhubungan dengan peningkatan tekanan nadi. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapat dari uji statistik bahwa terdapat perbedaan tekanan nadi antara kelompok IMT overweight dan obesitas dan IMT normal. Hal ini disebabkan pada seseorang yang

5 Niarsari AP. Dkk. Perbandingan Tekanan Nadi Berdasarkan overweight ataupun obesitas terdapat peningkatan kadar leptin yang diinduksi oleh jaringan adiposa. Leptin secara langsung akan menurunkan distensibilitas arteri serta mengaktifkan sistem saraf simpatik melalui jalur aktivasi α-msh and melanocortin-4 receptor (MC4R) di otak. Hal ini akan menstimulasi aktivitas simpatis ginjal yang mengarah ke retensi natrium, peningkatan produksi angiotensin II yang menyebabkan vasokonstriksi, serta peningkatan tahanan perifer yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah atau nadi (7,9,10,,11,12). Walaupun hipotesis yang didapatkan pada penelitian ini cukup bermakna, tetapi penelitian ini masih mempunyai beberapa kekurangan. Kekurangan dari penelitian ini yang pertama, hanya digunakan satu indikator untuk menentukan tingkat obesitas seseorang, yaitu dengan IMT. Walaupun IMT telah menjadi rekomendasi dalam pengukuran indikator overweight dan obesitas, ada beberapa kekurangan dari IMT, yaitu tidak dapat memberikan informasi aktual tentang komposisi tubuh (yaitu proporsi otot, tulang, lemak, dan jaringan lainnya yang membentuk berat badan tubuh total), dimana dalam hal tekanan nadi yang paling berperan adalah banyaknya lemak dalam tubuh, yaitu melalui peningkatan kadar leptin, yang terutama disekresi oleh jaringan adiposa. Dan kekurangan yang kedua adalah tidak dimasukkannya riwayat hipertensi di kriteria inklusi. Hal ini disebabkan kurangnya sampel mahasiswa overweight dan obesitas yang memiliki tekanan darah normal. Hipertensi sistolik terisolasi adalah tekanan darah sistolik yang selalu lebih tinggi dari 140 mmhg, tetapi biasanya tekanan diastolik masih di bawah 90 mmhg. Gangguan ini secara khusus ditandai dengan meningkat atau meluasnya tekanan nadi. Dengan adanya riwayat hipertensi maka meningkatnya tekanan nadi menjadi bias, tidak murni dari tingkat obesitas. PENUTUP Simpulan penelitian ini adalah Sebanyak 66,8% mahasiswa di FK Unlam memiliki IMT normal dan 19,2% memiliki IMT overweight dan obesitas; rerata tekanan nadi mahasiswa yang memiliki IMT normal adalah 33 mmhg, dan yang memiliki IMT overweight dan obesitas di FK Unlam adalah 42 mmhg; serta terdapat perbedaan tekanan nadi berdasarkan IMT pada mahasiswa FK Unlam (p = 0,000). Saran untuk penelitian yang akan datang untuk dapat mempertimbangkan indikator obesitas yang lain untuk diikutsertakan sebagai variabel. Selain itu, peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mempertimbangkan indikator overweight dan obesitas yang lain seperti Waist-Hip Ratio, Waist circumfence, Fat Mass Index, dan lain-lain. Diharapkan dengan adanya indikator lain, hasil penelitian akan semakin akurat. Dan juga bagi masyarakat agar mulai perduli dengan IMT ideal, karena melihat terjadinya peningkatan tekanan nadi pada IMT overweight dan obesitas. Dan mulai melakukan hidup sehat dengan diet sehat dan melakukan olah raga dengan benar secara teratur 3 4 kali seminggu selama minimal 30 menit dengan sifat kontinyu, ritmik, progresif, dan mempunyai kekuatan tertentu sesuai tujuan olah raga. DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI. Profil kesehatan Indonesia Jakarta: Depkes RI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas). Jakarta: Depkes, WHO. Obesity: Preventing and managing the global epidemic. Geneva: World Health Organization, Kosasih A, Lilyasari O, Richard I, et al. Correlation between arterial stiffness and plasma endothelin-1 5

6 Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 1 April 2013 concentration in man with obesity. J Kardiol Ind 2007; 28: Urbina EM, Srinivasan SR, Kieltyka RL, et al. Correlates of carotid artery stiffness in young adults: The Bogalusa Heart Study. Atherosclerosis 2004; 176: Dewi M. Resistensi insulin terkait obesitas: mekanisme endokrin dan intrinsik sel. Jurnal Gizi dan Pangan, 2007; 2(2): Kwagyan J, Tabe CE, Xu S, et al. The impact of body mass index on pulse pressure in obesity. J Hypertens. 2005; Wasim AS, Minal P, Singh SK. Effect of gender in the association of adiposity with pulse pressure amongst gujarati indian adolescents. Indian Journal of Community Medicine 2010; 35(3): Mitchell GF, Moyé LA, Braunwald E, et al. Sphygmomanometrically determined pulse pressure is a powerful independent predictor of recurrent events after myocardial infarction in patients with impaired left ventricular function Circulation. SAVE investigators. Survival and Ventricular Enlargement 1997; 96(12): Schutte R, Huisman HW, Schutte AE, et al. Leptin is independently associated with systolic blood pressure, pulse pressure and arterial compliance in hypertensive African women with increased adiposity: the POWIRS study. Journal of Human Hypertension 2005; 19, Lilyasari O. Hipertensi dengan obesitas: adakah peran endotelin- 1?. Jurnal Kardiologi Indonesia 2007; 28: Jonathan DT, Robert VC. Effects of leptin on cardiovascular physiology. Journal American Society Hypertension 2007; 1(4):

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG Skripsi Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai Pemenuhan Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional untuk melihat gambaran secara deskriptif analisis mengenai faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. cross sectional.. Pengukuran variabel status gizi, penyakit hipertensi serta

III. METODE PENELITIAN. cross sectional.. Pengukuran variabel status gizi, penyakit hipertensi serta III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional.. Pengukuran variabel status gizi, penyakit hipertensi serta tingkat

Lebih terperinci

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS ABSTRAK Shella Monica Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik 72 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah merupakan ukuran tekanan yang digunakan oleh aliran darah melalui arteri berdasarkan dua hal yaitu ketika jantung berkontraksi dan ketika jantung beristirahat.

Lebih terperinci

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah. INTISARI Latar belakang: Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian Faktor-faktor Risiko Hipertensi Pada Jamaah Pengajian Majelis Dzikir SBY Nurussalam Tahun 2008 dilakukan dengan menggunakan desain penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini, prevalensi obesitas meningkat secara tajam di kawasan Asia Pasifik, dari beberapa penelitian oleh WHO di Cina, Jepang, Taiwan dan Hongkong, dilaporkan

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA Rilla Saeliputri, 2012. Pembimbing: Meilinah Hidayat, dr., MKes., Dr., Felix Kasim, dr., MKes.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang digunakan untuk menilai status gizi seorang individu. IMT merupakan metode yang murah dan mudah dalam mengukur

Lebih terperinci

ABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung

ABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung ABSTRAK Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung Ananda D. Putri, 2010 ; Pembimbing I : H. Edwin S., dr, Sp.PD-KKV FINASIM

Lebih terperinci

BAB 4 METODA PENELITIAN. Populasi terjangkau adalah murid SMP Domenico Savio dengan hipertensi dan obesitas.

BAB 4 METODA PENELITIAN. Populasi terjangkau adalah murid SMP Domenico Savio dengan hipertensi dan obesitas. BAB 4 METODA PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup Nefrologi Anak. 4.2. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah belah lintang 4.3. Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2016 dan bertempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2016 dan bertempat 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2016 dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan jaringan yang berasal dari struktur intraokuler disebut tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan jaringan yang berasal dari struktur intraokuler disebut tekanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tekanan jaringan yang berasal dari struktur intraokuler disebut tekanan intraokuler (TIO). Tekanan rata-rata normal intraokuler besarnya bervariasi antara 10-20

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 1) Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi keilmuan fisiologi kedokteran dan kedokteran olahraga 2) Ruang Lingkup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Taufiqurahman, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Taufiqurahman, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik dengan metode cross sectional. Cross sectional merupakan metode penelitian dengan menghubungkan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terkomposis atas jaringan lemak yang. relatif sama, namun perbedaan lokasi deposisi jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terkomposis atas jaringan lemak yang. relatif sama, namun perbedaan lokasi deposisi jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia terkomposis atas jaringan lemak yang relatif sama, namun perbedaan lokasi deposisi jaringan cadangan lemak menimbulkan perbedaan besar dalam peningkatan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 28 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah akumulasi lemak secara berlebihan atau abnormal dalam tubuh yang dapat mengganggu kesehatan. Distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di zaman modern ini. Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit dimana terjadi penimbunan lemak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS Shella Monica, 2013 Pembimbing : Rita Tjokropranoto, dr.,m.sc. Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi kesehatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Overweight Overweight (kelebihan berat badan atau kegemukan) didefinisikan sebagai berat badan di atas standar. Pengertian lainnya overweight adalah kelebihan berat

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hipertensi Unit Kerja Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menetapkan batasan hipertensi pada anak sesuai dengan batasan menurut NationalHigh Blood Pressure Education

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 15 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Kelompok Vegetarian Kelompok Non-Vegetarian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara gizi yang masuk ke dalam tubuh dan penggunaannya (Cakrawati, 2012). Pada anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnyausia harapan hidup penduduk akibatnya jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun

Lebih terperinci

GAMBARAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA OBES DI KABUPATEN MINAHASA

GAMBARAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA OBES DI KABUPATEN MINAHASA GAMBARAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA OBES DI KABUPATEN MINAHASA 1 Rosie Tooy Aaltje Manampiring Fatimawali 1 Kandidat skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Bagian Kimia Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

Hubungan Derajat Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat di Kelurahan Batung Taba dan Kelurahan Korong Gadang, Kota Padang

Hubungan Derajat Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat di Kelurahan Batung Taba dan Kelurahan Korong Gadang, Kota Padang 707 Artikel Penelitian Hubungan Derajat Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat di Kelurahan Batung Taba dan Kelurahan Korong Gadang, Kota Padang Andi Fadilah Yusran Putri 1, Eva Decroli

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh musik instrumental dalam menurunkan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011). BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri atas analisis deskriptif dan analisis data secara statistik, yaitu karakteristik dasar dan hasil analisis antar variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang semakin meningkat prevalensinya (Setiawati, 2004). DM mempunyai karakteristik seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Obesitas ditentukan dengan menggunakan Indeks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index (BMI), pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul pinggang, skinfold measurement, waist stature rasio,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional, dimana variabel kualitas hidup lansia penderita hipertensi yang mengikuti

Lebih terperinci

LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG

LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG MARIA ANGELINA SITORUS NPM.153112620120027 FAKULTAS BIOLOGI PROGRAM STUDI BIOMEDIK UNIVERSITAS NASIONAL

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA POLISI LAKI-LAKI DI PURWOREJO, JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA POLISI LAKI-LAKI DI PURWOREJO, JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA POLISI LAKI-LAKI DI PURWOREJO, JAWA TENGAH Amad Syarifudin 1, Eliza Eka Nurmala 2 1 Program Kesehatan Dompet Dhuafa, 2 Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut data

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut data Riskesdas (2013), prevalensi obesitas dewasa (>18 tahun) di Indonesia mencapai 19,7% untuk laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia telah membuat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping berhasilnya pembangunan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Teori Faktor risiko dan etiologi: - Faktor lingkungan - Faktor neurogenik - Faktor hormonal - Faktor genetik Overweight dan obesitas Body Mass Index

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES Viola Stephanie, 2010. Pembimbing I : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima, M.Kes. Obesitas

Lebih terperinci

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Fitri Maulidia 1 ; Yugo Susanto 2 ; Roseyana

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 36 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Gizi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di area

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit & BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di dunia. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolic

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG 1 Jenifer Andalangi 2 Sarah M. Warouw 2 Adrian Umboh 2 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2 GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH 17-27 kg/m 2 Agung Setiyawan MahasiswaPeminatanEpidemiologidanPenyakitTropik FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasDiponegoro

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada mahasiswa

Lebih terperinci

ABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda

ABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda ABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda Ellen Pingkan Widiasmoko, 1110069. Pembimbing : Ellya R. Delima, dr., MKes Obesitas adalah penyakit kronis yang kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan terlihat baik tetapi juga dari segi kesehatan. Terutama anak muda lebih

BAB I PENDAHULUAN. akan terlihat baik tetapi juga dari segi kesehatan. Terutama anak muda lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mempunyai berat badan yang ideal atau normal adalah keinginan setiap orang agar terlihat proposional. Bukan dari segi penampilan fisik saja yang akan terlihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang harus diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan/atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan serius yang mengakibatkan mortalitas dan morbiditas (Ba ttegay et al., 2005). Jika dibiarkan, hipertensi menyebabkan komplikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang bersamaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik 140 mmhg

Lebih terperinci

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi Bab 1: Mengenal Hipertensi Daftar Isi Pengantar... vii Bab 1. Mengenal Hipertensi... 1 Bab 2. Faktor Risiko... 11 Bab 3. Diagnosis... 17 Bab 4. Komplikasi Hipertensi... 27 Kiat Menghindari Stroke... 33

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data American Heart Association

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding pembuluh darah disertai

Lebih terperinci

KORELASI INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2012 DAN 2013

KORELASI INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2012 DAN 2013 KORELASI INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2012 DAN 2013 Bayu Fajar Pratama Erwin Christianto Eka Bebasari bayufajarpratama@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini 61 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 subyek pasien pasca stroke iskemik dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya

Lebih terperinci

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3 INTISARI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang merupakan masalah kesehatan dunia yang serius. World Health Organization (WHO) memperkirakan di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi masih tetap menjadi masalah hingga saat ini karena beberapa hal seperti meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

Personil Penelitian. Nama : Kristina Ambarita. Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak. 1. DR. dr. Oke Rina R, M.Ked(Ped), Sp.

Personil Penelitian. Nama : Kristina Ambarita. Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak. 1. DR. dr. Oke Rina R, M.Ked(Ped), Sp. LAMPIRAN 1 Personil Penelitian 1. Ketua Penelitian Nama : Kristina Ambarita Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSUP. H. Adam Malik Medan 2. Pembimbing Penelitian 1. DR. dr. Oke Rina R, M.Ked(Ped),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan World Health Organization (WHO) tahun 1995 menyatakan bahwa batasan Berat Badan (BB) normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. diambil dari para wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi

BAB IV HASIL PENELITIAN. diambil dari para wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Jebres Surakarta dari tanggal 26 Oktober sampai dengan 7 November 2015. Data diambil dari para

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA Olivia Ardini, 1110154 Pembimbing : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes. Latar belakang Hipertensi merupakan penyakit kelainan pembuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita jumpai banyak orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh merokok

Lebih terperinci

Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah

Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah Dr. Nur Indrawaty Lipoeto, MSc, PhD; Dra Eti Yerizel, MS; dr Zulkarnain Edward,MS, PhD dan Intan Widuri, Sked Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN TEKANAN DARAH SISTOL DAN DISTOL

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN TEKANAN DARAH SISTOL DAN DISTOL ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN TEKANAN DARAH SISTOL DAN DISTOL Ellia, 2007. Pembimbing utama : Hana Ratnawati, dr, M.Kes Pembimbing Pendamping: Dr.dr.Iwan Budiman,MS,MM,M.Kes,AIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu kelompok penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dapat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN, Ana Ulfah Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Email: perdana_182@yahoo.co.id ABSTRAK Menurut WHO (World Health Organization)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi lemak pada jaringan adiposa. Gizi lebih tidak hanya berupa kondisi dengan jumlah simpanan kelebihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah explanatory research atau penelitian yang menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat melalui

Lebih terperinci

INDEKS MASSA TUBUH, LINGKAR PERGELANGAN TANGAN, DAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA

INDEKS MASSA TUBUH, LINGKAR PERGELANGAN TANGAN, DAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA INDEKS MASSA TUBUH, LINGKAR PERGELANGAN TANGAN, DAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA Fachrana 1, Etisa Adi Murbawani 2, Binar Panunggal 3 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat non-eksperimental dengan rancangan penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan sebagai akibat keseimbangan antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang diekskpresikan dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA Renata Timoty Pasaribu, 2015 Pembimbing I : Winsa Husin, dr., MSc. MKes, PA(K) Pembimbing II :

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Bidang Penelitian ini adalah penelitian bidang Pendidikan Kedokteran,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Bidang Penelitian ini adalah penelitian bidang Pendidikan Kedokteran, BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Bidang Penelitian ini adalah penelitian bidang Pendidikan Kedokteran, khususnya bagian ilmu kesehatan anak divisi alergi & imunologi dan fisiologi.

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI 1 Irene Moudy Sumayku 2 Karel Pandelaki 2 M.C.P.Wongkar 1 Kandidat Skripsi

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 28 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah: Variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah gizi ganda diantaranya prevalensi gizi kurang dan meningkatnya prevalensi obesitas. Obesitas tidak lagi di anggap sebagai masalah kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN NILAI LEMAK VISERAL (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kedokteran Undip) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan

Lebih terperinci