2 Rancang Bangun Proyek

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2 Rancang Bangun Proyek"

Transkripsi

1 Bagian 2 Rancang Bangun Proyek TELAAH ALKITAB Merencanakan pembangunan kembali tembok Nehemia mempunyai pekerjaan yang baik. Ia adalah juru minuman raja (Nehemia 1:11). Itu berarti bahwa ia yang mencicipi makanan dan anggur raja untuk mengetahui bahwa tidak ada racun dalamnya. Raja sangat mempercayainya dan Nehemia mungkin juga adalah penasehat pribadi raja. Baca Nehemia 2:1-9. o Dalam ayat 2, mengapa kita pikir Nehemia takut (Ezra 4 mungkin dapat membantu). Tetapi dalam ayat 5-9 menunjukkan kepada kita bahwa Nehemia telah merencanakan secara rinci hal-hal yang ia akan lakukan dan bagaimana akan melakukannya. o Apa yang dilakukan Nehemia sebelum menjawab pertanyaan raja? (ayat 4) o Hal-hal apa saja yang telah direncanakan oleh Nehemia? o Apa yang dapat kita pelajari dari ini untuk cara perencanaan proyek kita? Baca Nehemia 3. o Pasal ini memberi tahu apa saja kepada kita tentang banyaknya partisipasi dalam proyek ini? Baca Nehemia 2:17. o Bagaimana Nehemia mendorong orang untuk berpartisipasi dalam proyek? o Apa yang diajarkan dalam hal ini tentang ketrampilan kepemimpinan? Beberapa orang membangun lebih dari satu bagian dari tembok. o Menurut kita mengapat mereka berpartisipasi sedemikian bersemangatnya? Nehemia 3:5 menceritakan kepada kita bahwa beberapa orang menolak untuk berpartisipasi dalam proyek ini. o Bagaimana kita harus menanggapinya bila ada orang yang tidak mau berpartisipasi? Begitu prioritas masyarakat telah diidentifikasi, kita dapat memulai berfikir tentang bagaimana hal itu ditangani. Rancang bangun proyek berisi: Analisa pemangku kepentingan Riset termasuk analisa masalah Kerangka Acuan Logis Analisa resiko Rencana Tindakan Penganggaran

2 Jadi siapa yang berminat pada klub kita? Pemain kita? Sponsor kita? Pelatih? Para penggemar kita? Pemilik warung? Pemasang iklan? Catatan tentang analisa pemangku kepentingan, masalah dan resiko dapat dilakukan sebelum tahap rancang bangun. Analisa pemangku kepentingan dan resiko hendaknya dilakukan secara teratur selama siklus kehidupan proyek Analisa Pemangku Kepentingan Pemangku kepentingan adalah: Orang yang terkena damapak oleh suatu kegiatan Orang yang dapat mempengaruhi dampak suatu kegiatan Pemangku kepentingan dapat sebagai perorangan, kelompok, suatu masyarakat atau suatu lembaga. Kelompok pemangku kepentingan terdiri dari orang-orang yang berbagi kepentingan yang sama, seperti: suatu NGO, para pemimpin gereja, dan tokoh masyarakat. Tetapi, kelompok sedemikian sering terdiri dari beberapa kelompok kecil di bawahnya. Menganggap suatu masyarakat sebagai satu kelompok pemangku kepentingan akan tidak ada artinya apa-apa karena beberapa pihak mungkin mempunyai kepentingan yang berbeda satu sama lain dalam satu masyarakat yang sama. Barangkali pentinglah untuk membagi suatu masyarakat ke dalam kelompok-kelompok lebih kecil seperti: kelompok kedudukan, umur, jenis kelamin, keadaan ekonomi dan kesukuan. Kelompok-kelompok lebih kecil sedemikian itu mungkin akan terpengaruh oleh proyek secara berbeda-beda,

3 dan beberapa kelompok mungkin saja mempunyai pengaruh pada dampat proyek lebih banyak dibanding kelompok lainnya. Demikian pula tidaklah bijaksana untuk melihat pemerintah sebagai satu kelompok pemangku kepentingan. Barangkali ada pentingnya untuk mendaftarkan masing-masing kementrian sebagai pemangku kepentingan yang berbeda kalau mereka mempunyai pendapat yang berbeda dan bahkan bertentangan tentang suatu proposal pembangunan. Pemerintah pada tingkat nasional, propinsi dan lokal juga dapat saja mempunyai kepentingan yang sangat berbeda-beda. Pemangku kepentingan termasuk: Kelompok Pengguna orang-orang yang menggunakan sumber daya atau layanan di suatu daerah Kelompok Kepentingan orang-orang yang mempunyai kepentingan pada, pendapat tentang atau yang terpengaruh oleh penggunaan sumber daya dan layanan. Penerima manfaat suatu proyek Pengambil Keputusan Mereka yang sering terkecualikan dari pengambilan keputusan Pemangku kepentingan dapat menjadi bagian dari satu atau beberapa kelompok tersebut. Sebagai contoh, seseorang mungkin adalah pengguna pompa tangan (kelompok pengguna), dan juga terlibat dalam asosiasi pengguna ait yang mengelolanya (kelompok kepentingan, pengambil keputusan). Pemangku kepentingan ukan hanya mereka yang bersuara paling keras. Mereka yang sering terkecualikan dari proses pengambilan keputusan karena usia, jenis kelamin atau kesukuan adalah mereka yang paling akan dirugikan kalau mereka tidak dilibatkan dalam perencanaan proyek, Metode-metode apa yang dapat digunakan untuk memastikan kelompok kepentingan seperti itu terlibat (dalam perencanaan)? Pemangku kepentingan termasuk yang menang dan yang kalah sebagai hasil dari suatu proyek. Walau sebagian besar pemangku kepentingan akan memperoleh manfaat dari proyek, mungkin ada saja mereka yang akan terpengaruh secara negatif oleh tindakantindakan yang dilakukan. Pemangku kepentingan dapat dibagi dalam dua jenis besar: PEMANGKU KEPENTINGAN PRIMER yang memperoleh manfaat atau mengalami kerugian dari proyek. Istilah ini untk menggambarkan orang-orang yang kesejahteraannya mungkin tergantung pada sumber daya atau layanan atau wilayah (misalnya: hutan) yang ditangani oleh proyek. Biasanya mereka hidup di daerah atau sangat dekat dengan sumber daya tersebut. Mereka sering hanya memiliki pilihan-pilihan yang sangat sedikit sewaktu berhadapan dengan perubahan, sehingga mereka menghadapi kesulitan untuk mengadaptasinya.

4 Pemangku kepentingan primer biasanya adalah kelompok yang rentan. Mereka adalah yang menjadi alasan mengapa suatu proyek diselenggarakan pengguna akhir. PEMANGKU KEPENTINGAN SEKUNDER termasuk semua orang dan lembaga yang mempunyai kepentingan pada sumber daya atau wilayah yang dibicarakan. Mereka adalah sarana yang melaluinya tujuan-tujuan proyek dapat dicapai, dari pada sebagai pengguna akhir darinya. Kalau pemangku kepentingan tidak dikenali ada tahap perencanaan proyek, proyek itu akan menghadapi resiko kegagalan. Hal ini disebabkan oleh karena proyek tidak dapat memperhitungkan kebutuhan dan tujuan dari mereka yang akan berhubungan dengannya. Latihan Pelajari gambar di bawah ini. Penduduk desa sangat prihatin tentang bendungan bagu yang tengah dikerjakandi lembah dekat mereka. Bendungan itu akan menyediakan air minum bagi kota. Telah diputuskan bahwa proyek ini perlu memfokuskan pada pemastian bahwa pendapat penduduk desa benar-benar didengarkan sehingga mata pencarian mereka tidak terpenaruh menjadi lebih buruk. Kenalilah berbagai pemangku kepentingan yang berbeda dari bendungan yang diusulkan itu dan tentukan mereka itu yang utama atau yang sekunder. pedesaan Pertanian komersial Daerah yang akan terendam Lokasi bendungan kota Lokasi pompa air Tentang Analisa Pemangku Kepentingan Analisa pemangku kepentingan adalah perkakas yang sangat berguna untuk mengidentifikasi para pemangku kepentingan dan menjelaskan sifat kepentingan, peran dan kepentingan mereka. Analisa pemangku kepentingan menolong untuk: Meningkatkan pemahaman proyek tentang kebutuhan-kebutuhan mereka yang terpengaruh oleh suatu masalah.

5 Menunjukkan betapa sedikitnya yang kita tahu sebagai orang luar, yang akan mendorong mereka yang tahu lebih banyak untuk berpartisipasi. Mengidentifikasi mereka yang berpotensi untuk menjadi pemenang dan yang kalah/rugi sebagai hasil dari proyek. Mengurangi, atau kalau bisa, menghilangkan potensi dampak negatif proyek Mengidedntifikasi mereka yang mempunyai hak, kepentingan, sumber-sumber, ketrampilan dan kemampuan untuk ambilbagian atau mempengaruhi jalannya proyek. Mengidentifikasi siapa yang perlu didorong untuk ambil bagian dalam perencanaan proyek dan pelaksanaannya nanti. Mengidentifikasi aliansi-aliansi yang berguna yang perlu dibangun. Mengidentifikasi dan mengurangi resiko yang mungkin mencakup. mengidentifikasi kemungkinan konflik kpentingan dan harapan di antara para pemangku kepentingan sehingga konflik dapat dihindari. Analisa pemangku kepentingan hendaknya dilakukan pada waktu satu proyek yang mungkin dijalankan telah diidentifikasi. Analisa itu harus ditinjau ulang dalam tahaptahap berikutnya dari siklus proyek untuk mengecek bahwa kebutuhan para pemangku kepentingan telah tertangani sebagaimana mestinya. Sangatlah penting untuk menyadari bahwa ada resiko-resiko dalam melakukan analisa pemangku kepentingan: Analisa itu hanya akan sebagus informasi yang digunakan. Kadang-kadang sukar untuk memperoleh informasi, dan sehingga perlu membuat banyak asumsi. Tabel-tabel dapat terlalu menyederhanakan situasi-situasi yang rumit. Ada banyak cara untuk melakukan analisa pemangku kepentingan. Metode yang disajikan di bawah ini hanyalah salah satu pendekatan saja. Pendekatan yang digunakan akan beragam, tergantung pada jenis proyek yang diusulkan. Sebagai contoh, untuk suatu proyek advokasi kita perlu mempertimbangkan berbagai aspek para pemangku kepentingan dibanding dengan kalau proyek yang diusulkan adalah proyek pembangunan. Metode yang diberikan di bawah ini cukup umum dan dapat diadaptasi ke proyek apapun yang akan diusulkan. Idealnya, analisa pemangku kepentingan harus dilakukan dengan sebanyak mungkin perwakilan para pemangku kepentingan. Mungkin tidaklah terlalu praktis untuk selalu melakukannya sedemikian kalau para pemangku kepentingan itu sangat tersebar. Tetapi, kalau ada bahaya bahwa sekelompok pemangku kepentingan mungkin akan terkecualikan, maka perlu diinvestasikan lebih banyak waktu dan sumber-sumber untuk melakukan analisa pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa mereka tercakup dan dilibatkan. LANGKAH 1 METODE MELAKUKAN ANALISA PEMANGKU KEPENTINGAN Tabel Pemangku Kepentingan

6 Salin tabel di bawah ini ke dalam lembaran kertas yang lebar. PEMANGKU KEPENTINGAN Primer KEPENTINGAN KEMUNGKINAN DAMPAK PROYEK PRIORITAS Sekunder Daftarkan semua pemangku kepentingan yang mungkin di proyek. Bagi dalam kelompok pemangku kepentingan primer dan sekunder. Ingat untuk memasukkan baik yang mendukung maupun yang menentang, kelompok pengguna, kelompok yang rentan dan kelompok-kelompok lebih kecil lainnya yang relevan bagi proyek itu. Pada kolom kedua. Tuliskan kepentingan dari setiap pemangku kepentingan dalam hubungan dengan proyek dan tujuan-tujuannya. Kepentingan itu mungkin ada yang jelas. Tetapi mungkin saja ada kepentingan yang tersembunyi, sehingga mungkin perlu dibuat asumsi-asumsi tentang kepentingan-kepentingan kira-kira apa saja. Ingat bahwa setiap pemangku kepentingan mungkin mempunyai lebih dari satu kepentingan. Pada kolom ketiga, tuliskanlah perkiraan dampak dari proyek pada setiap kepentingan pemangku kepentingan. Ini akan menolong kita memahami bagaimana mendekati berbagai pemangku kepentingan yang berbeda selama perjalanan proyek. Gunakan simbol-simbol sebagai berikut: + Potensi dampak positif pada kepentingan - Potensi dampak negatif pada kepentingan +/- Kemungkinan dampak positif dan negatif pada kepentingan? Tidak pasti Pada kolom keempat, indikasikan prioritas yang harus diberikan oleh proyek kepada setiap pemangku kepentingan untuk memenuhi kepentingan mereka. Gunakan skala 1 s/d 5, di mana 1 adalah prioritas tertinggi. CONTOH Suatu masyarakat mengidentifikasi kebutuhan prioritas mereka adalah akses pada air bersih dan menghasilkan tabel analisa pemangku kepentingan berikut ini:

7 PEMANGKU KEPENTINGAN Primer KEPENTINGAN KEMUNGKINAN DAMPAK PROYEK PRIORITAS Masyarakat setempat Kesehatan lebih baik + 1 Perempuan Kesehatan lebih baik Jalan lebih dekat utk ambil air Kesempatan bergaul Keamanan waktu ambil air Anak-anak Kesehatan lebih baik Jalan lebih dekat utk ambil air Punya waktu untuk bermain Sekunder Penjual air Pendapatan - 2 Petugas Kesehatan masyarakat Berkurangnya beban kerja Pendapatan Gereja setempat Keterlibatan pelayan gereja dalam proyek + 3 LSM kesehatan Kesehatan lebih baik + 3 Departemen Kesehatan Pencapaian target + 4 Donor/donatur Penggunaan dana yang efektif Pencapaian target kesehatan LATIHAN Selesaikan tabel pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi kepentingan mereka bagi usulan pembangunan bendungan LANGKAH 2 Tabel yang menunjukkan pengaruh dan pentingnya pemangku kepentingan Beberapa pemangku kepentingan akan lebih berpengaruh pada suatu proyek dibanding yang lainnya. Sementara ada beberapa pemangku kepentingan yang mempunyai posisi

8 untuk mempengaruhi proyek sehingga berhasil. Tetapi munkgin ada lainnya yang merasa terancam olehnya. Pertimbangkanlah bagaimana mendekati mereka yang kepentingannya akan terpengaruh secara negatif untuk menghindari konflik dan kemungkinan kegagalannya. Walaupun pemangku kepentingan primer biasanya mempunyai prioritas yang tertinggi, tabel itu akan menolong mengidentifikasi pemangku kepentingan mana yang perlu waktu untuk mendekatinya baik mereka yang menjadi sekutu proyek, maupun yang akan menyebabkan masalah-masalah bagi proyek. Adalah penting bahwa kita tidak mengabaikan pemangku kepentingan primer, bahkan pada waktu kita berfikir mereka mempunyai pengaruh yang rendah. Tabel berikut ini menggabungkan pengaruh dan pentingnya para pemangku kepentingan sehingga kita dapat melihat posisi mereka dalam kaitan satu sama lain. PENGARUH adalah kuasa pemangku kepentingan yang dimiliki terhadap proyek PENTINGNYA adalah prioritas yang diberikan oleh proyek untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masing-masing pemangku kepentingan. Salin tabel di bawah ini ke dalam lembaran kertas yang lebar. Tabel menunjukkan pengaruh dan pentingnya pemangku kepentingan Tinggi Rendah Penting Rendah Pengaruh Tinggi

9 Periksalah daftar pemangku kepentingan pada tabel di LANGKAH 1. Bayangkanlah luasnya pengaruh yang mereka miliki dan sejauh mana mereka penting bagi proyek. Beri masing-masing pemangku kepentingan itu sebuah angka dan masukkan angka-angka itu pada suatu tempat yang tepat di tabel di atas. Kalau mempunyai pengaruh yang tinggi, tempatkan mereka di sebelah kanan pada tabel. Kalau pentingnya mereka bagi proyek tinggi, pindahkan angka mereka ke atas dalam tabel itu. Tabel itu dapat di analisa sebagai berikut: Kotak A, B dan C adalah pemangku kepentingan kunci proyek, Mereka dapat mempengaruhi proyek secara signifikan atau punya peran penting kalau tujuan proyek hendak dicapai. Kotak A Pemangku kepentingan yang pentingnya tinggi bagi proyek, tetapu dengan pengaruh yang rendah. Mereka membutuhkan inisiatif khusus untuk memastikan kepentingan mereka terlindungi. Kotak B Pemangku kepentingan yang pentingnya tinggi bagi proyek, yang juga dapat mempengaruhi keberhasilan proyek. Pentinglah untk mengembangkan hubungan kerja yang baik dengan mereka untuk memastikan dukungan dari mereka sebagaimana perlunya. Kotak C Pemangku kepentingan dengan pengaruh tinggi yang dapat mempengaruhi terjadinya dampak proyek, tetapi yang kepentingannya tidak menjadi sasaran proyek. Pemangku kepentingan ini mungkin dapat menjadisumber resiko. Hubungan dengan pemangku kepentingan ini penting dan membutuhkan pemantauan yang teliti. Pemangku kepentingan ini mungkin dapat menimbulkan masalah bagi proyek dan mungkin terlalu beresiko untuk terus melanjutkan proyek. Kotak D Pemangku kepentingan dengan prioritas rendah tetapi yang mungkin memerlukan pemantauan dan evaluasi terbatas untuk mengetahhui bahwa mereka tidak menjadi prioritas tinggi. CONTOH Suatu masyarakat mengidentifikasi kebutuhan prioritas mereka adalah akses pada air bersih dan menghasilkan tabel berikut ini:

10 Rendah Penting Tinggi Rendah Pengaruh Tinggi Pemangku kepentingan primer Pemangku kepentingan sekunder 1. Masyarakat setempat 4. Penjual air 2. Kaum perempuan 5. Petugas kesehatan masyarakat 3. Anak-anak 6. Gereja setempat 7. LSM Kesehatan 8. Departemen Kesehatan 9. Donor/donatur LATIHAN Selesaikan tabel yang menunjukkan pengaruh dan pentingnya pemangku kepentingan bagi proyek pembangunan bendungan LANGKAH 3 Mengidentifikasi partisipasi yang tepat dari pemangku kepentingan Partisipasi adalah penting dalam bidang pembangunan masyarakat tetapi dalam prakteknya konsep ini banyak disalahgunakan. Partisipasi mempunyai arti yang berbedabeda bagi berbagai orang dalam situasi yang berbeda. Dalam pengertiannya yang paling luas partisipasi adalah keterlibatan orang-orang dalam proyek pembangunan. Sebagai contoh, seseorang dapat dikatakan telah berpartisipasi dengan: Menghadiri pertemuan, meskipun mereka tidak menyampai apapun dalam pertemuan itu Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan Menyumbangkan bahan-bahan, uang dan tenaga

11 Menyediakan informasi Menjawab pertanyaan suatu survai Sering yang disebut sebagai proyek yang partisipatif tidak secara aktif membuat pemangku kepentingan terlibat (khususnya pemangku kepentingan primer) dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan proyek. Hal ini akan membawa pada kegagalan proyek. Partisipasi pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan di sepanjang siklus proyek (perencanaan proyek, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi) cenderung akan menghasilkan: EFEKTIFITAS YANG SEMAKIN BAIK Partispasi meningkatkan rasa kepemilikan proyek oleh penerima manfaat, yang meningkatkan kemungkinan tujuan proyek dapat dicapai. MENINGKATKAN KECEPAT-TANGGAPAN Kalau orang berpartisipasi pada tahap perencanaan, maka proyek cenderung akan lebih menargetkan usaha dan masukan pada kebutuhan-kebutuhan yang diketahui. EFISIENSI YANG MENJADI LEBIH BAIK Kalau pengetahuan dan ketrampilan setempat digali, maka proyek cenderung akan berkualitas baik, berjalan sesuai anggaran dan selesai pada waktunya. Kesalahan-kesalahan dapat dihindari dan perbedaan-perbedaan pendapat dapat diperkecil. KEBERLANJUTAN DAN DAMPAK BERKELANJUTAN YANG MENJADI LEBIH BAIK Akan ada lebih banyak orang yang bertekad untuk melaksanakan kegiatan setelah bantuan dari luar berhenti. PEMBERDAYAAN DAN MENINGKATNYA KEMANDIRIAN Partisipasi aktif menolong mengembangkan ketrampilan dan kepercayaan diri di antara para penerima manfaat TRANSPARANSI DAN TANGGUNG-GUGAT YANG MENJADI LEBIH BAIK, karena pemangku kepentingan diberi informasi dan kekuasaan untuk mengambil keputusan. KESEDERAJATAN YANG MENJADI LEBIH BAIK kalau kebutuhankebutuhan, kepentingan dan kemampuan semua pemangku kepentingan diperhitungkan. Partisipasi aktif cenderung akan menghasilkan banyak manfaat walaupun bukan merupakan jaminan keberhasilan proyek. Mencapai partisipasi penuh tidaklah gampang. Semakin tinggi dalam diagaram semakin besar tingkat partisipasinya. Suatu organisasi perlu menentukan pada tingkat mana partisipasi untuk suatu proyek adalah yang terbaik. Partisipasi yang berbeda akan tepat bagi pemangku kepentingan yang berbeda pada tahap-tahap yang berbeda dari siklus proyek. REFLEKSI Dalam situasi seperti apakah partisipasi pada tingkat yang tertinggi mungkin bukanlah partisipasi yang tepat? Beberapa orang mungkin akan berkata bahwa dekat dengan tingkat terbawah ada keterlibatan masyarakat tetpi itu bukan partisipasi. Apakah perbedaan antara keterlibatan dan partisipasi? Kapankah keterlibatan mulai menjadi partisipasi? Dalam situasi seperti apakah tingkat partisipasi yang rendah mungkin merupakan partisipasi yang tepat

12 Tingkat-tingkat Partisipasi Diadaptasi dari Pengantar untuk Siklus Program dan Proyek: buku pengangan pelatihan CIDT (2002), University of Wolvehampton Tindakan Untuk/Dengan Dimintai pendapat; orang lain menganalisa dan memutuskan arah tindakan Tindakan Dengan Kemitraan; bekerja dengan orang lain Untuk menetapkan prioritas dan arah tindakan Kerja sama/kemitraan Tindakan Oleh Memegang kendali; hampir tidak ada Masukan dari pihak lain Kendali; Tindakan bersama atau saling belajar Tindakan Untuk Diberi informasi atau tugas; Orang lain menentukan agenda dan mengarahkan proses Konsultasi Memberi Informasi Tindakan Atas Dimanipulasi; tidak ada masukan atau kewenangan nyata Keterpaksaan Diputuskan oleh Orang lain Diputuskan oleh diri sendiri Kemitraan adalah suatu bentuk partisipasi yang mana dua atau lebih pemangku kepentingan berbagi dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan suatu kagiatan. Idealnya ini adalah partisipasi antara staff proyek dengan penerima manfaat. Tetapi, mencapai kemitraan dengan pemangku kepentingan primer dapat sangat sulit dicapai. Sejumlah masalah dapat muncul: Partisipasi mungkin dilihat oleh pemangku kepentingan primer sebagai hal yang terlalu mahal dalam hal waktu dan dana kelau dibandingkan dengan manfaat yang diharapkan. Pemangku kepentingan primer mungkin tidak punya cukup informasi yang tepat untuk pengambilan keputusan yang efektif. Beberapa kelompok pemangku kepentingan mungkin menentang hak kelompokkelompok lain untuk berpartisipasi. Sebagai contoh, kaum perempuan mungkin terkecualikan dari partisipasi mereka dalam kepanitiaan untuk air. Organisasi atau gereja muingkin mempunyai struktur manajemen atau cara bekerja yang tidak mendukung partisipasi pemangku kepentingan primer. REFLEKSI Apakah kemitraan itu mudah? Bagaimanakan tantangan-tantangan kemitraan mungkin dapat diatasi?

13 Untuk mengidentifikasi tingkat partisipasi mana yang tepat bagi para pemangku kepentingan, buatlah matriks ringkasan partisipasi sama seperti yang di bawah ini. Kolom-kolomnya menunjukkan tingkat-tingkat partispasi pada diagram di halaman sebelumnya. Baris-barisnya menunjukkan tahap-tahap siklus proyek. Kerjakanlah daftar pemangku kepentingan pada matriks pemangku kepentingan. Pikirkanlah tentang sejauh mana mereka boleh berpartisipasi untuk setiap tahap siklus proyek. Pertimbangkan seberapa banyak kepentingan dan pengaruh yang mereka miliki. Pastikan bahwa pemangku kepentingan berpartisipasi sepenuh mungkin untuk mendorong rasa kepemilikan terhadap proye. Matriks Ringkasan Partisipasi Memberi informasi Jenis Partisipasi Konsultasi Kemitraan Kendali Identifikasi Rancang Bangun Pelaksanaan dan Pemantauan Peninjuan ulang Evaluasi Adalah penting untuk selalu merevisi tabel ini. Selama siklus masa hidup proyek kita mungkin menemui bahwa pemangku kepentingan yang kita pikir perlu berpartisipasi sebesar-besarnya ternyata tidak tertarik untuk berpartisipasi sama sekali. Atau kita mungkin menemukan bahwa untuk membuat orang lebih cepat tanggap pada bagaimana proyek dilaksanakan kita ingin mendorong beberapa pemangku kepentingan berpartisipasi lebih. CONTOH Suatu masyarakat pedesaan mengidentifikasi bahwa kebutuhan prioritas mereka adalah akses yang lebih baik pada air bersih dan mengisi suatu matriks di bawah ini dengan informasi berikut ini:

14 Identifikasi Rancang Bangun Pelaksanaan dan Pemantauan Peninjuan ulang Evaluasi Memberi informasi Donor Donor Donor Donor Jenis Partisipasi Konsultasi Kemitraan Kendali LSM Kesehatan Donor Masyarakat Perempuan Anak-anak Penjual air Petugas kesehatan Berbagai pihak dalam masyarakat LSM Kesehatan Departemen Kesehaan Gereja setempat Perempuan Anak-anak Penjual air Petugas kesehatan Perempuan Anak-anak Penjual air Petugas kesehatan Departemen Kesehatan LSM Kesehatan Masyarakat Staff proyek Staff proyek LATIHAN Buatlah matriks ringkasan partisipasi untuk proyek dam Pada waktu tabel telah diselesaikan, pikirkan tentang bagaimana partisipasi dari para pemangku kepentingan itu dalam kenyataannya akan terjadi. Sebagai contoh, kalau kita berfikir bahwa kelompok kaum perempuan harus diajak konsultasi pada tahap perencanaan, pikirkanlah bagaimana hal ini akan dilakukan. Kita mungkin memutuskan untuk menyelenggarakan suatu pertemuan, atau untuk menghadiri salah satu dari pertemuan-pertemuan mereka. Adalah penting untuk mempertimbangkan pilihan-pilihan kita sehingga kita dapat memastikan bahwa mereka yang harus berpartisipasi dalam proyek kita akan menanggapi undangan kita. Masyarakat hendaknya memilih anggotanya yang akan mewakili mereka dalam kepanitiaan proyek. Dorong mereka supaya ada keseimbangan jender. Anggota-anggota ini mungkin membutuhkan pelatihal dan diskusi tentang peran yang diharapkan dari mereka dan tanggung jawab dalam proyek.

15 2.2. Riset Semua pekerjaan pembangunan harus didasarkan pada informasi yang akurat, dapat dipercaya dan memadai. Informasi yang baik adalah penting untuk: Mengetahui konteks tempat proyekakan dilaksanakan Memahami sebab dan akibat isyu-isyu yang tengah ditangani Memahami apa yang sedang dilakukan oleh orang lain untuk menghindari tumpang tindah dan untuk bekerja sama kalau memang tepat untuk itu Memastikan bahwa tanggapan yang dilakukan mempertimbangkan semua faktor dan merupakan yang paling tepat dan efektif untuk situasi tersebut Memahami bagaimana perubahan-perubahan konteks sehingga tanggapan dapat menangani potensi kebutuhan masa depan atau mencegah terjadinya masalah Memberi alasan yang mendasar dan benar untuk rencana tindakan bagi organisasi kita, penerima manfaat, donor dan pihak lain yang ada hubungan kerja dengan kita. Belajar dari pengalaman keberhasilan dan kegagalan masa lalu Memberikan bukti dukungan yang baik untuk tanggapan yang dilakukan Riset memungkinkan kita untuk menemukan fakta tentang kebutuhan. Hal ini akan menolong kita untuk mengetahui cara terbaik untuk menanganinya. Riset mencakup berbicara kepada orang-orang atau mengakses informasi tertulis. Suatu riset yang teliti melihat faktor-faktor sosial, teknis, economis, lingkungan dan politik. Pertimbangkan: Sejarah wilayah kerja proyek Geografi, cuaca, lingkungan hidup, misalnya: ciri-ciri utama, peta, komunikasi, wilayah, masalah musim, dsb. Kependudukan jumlah, usia dan profil jenis kelamin Sistem dan struktur sosial pembagian agama, status kaum perempuan, lembagalembaga sosial Politik hierarki kekuasaan setempat, pengaruh pemerintah pusat, misalnya: stabilitas, kebijakan tentang harga komoditi makanan Agama dan pandangan dunia kepercayaan keagamaan, kelompok-kelompok dan gereja Budaya norma-norma dan kebiasaan, kelompok-kelompo budaya lain di wilayah itu, bahasa Kondisi kehidupan tipe rumah, air dan sanitasi Ekonomi sumber pendapatan, tanaman, kepemilikan tanah, rata-rata pendapatan per hari Pendidikan sekolah, angka melek huruf Kesehatan angka kematian, penyebab kematian dan kesakitan, jasa layanan kesehatan yang ada Jasa layanan dan program pembangunan yang ada pemerintah atau LSM, pengalaman masyarakat sebelumnya

16 Pertanyaanpertanyaan untuk diajukan Seperti apa keadannya sekarang? Sebagai contoh, kalau suatu komunitas mengidentifikasi kebutuhan prioritas mereka adalah air, kita mungkin ingin bertanya kepada mereka dengan Berapa orang yang hidup di wilayah ini?, Seberapa banyak air yang dimiliki orang-orang saat ini?, Dari manaair diperoleh?, Bagaimana air diambil/diperoleh saat ini?, Berapa lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh air?, Seberapa jernih air itu sekarang? Bagaimana kebutuhan bertambah? Apa implikasinya di kemudian hari kalau kebutuhan itu tidak terpenuhi? Sebagai contoh, Berapa banyak orang yang akan tinggal di wilayah ini dalam 5 tahun mendatang? Bagaimana keadaan itu seharusnya? Kantor-kantor pemerintah atau buku-buku dapat memberikan informasi. Sebagai contoh, Seberapa banyak air yang dibutuhkan oleh setiap orang untuk dapat hidup sehat? Perbaikan-perbaikan apa yang mungkin dapat dilakukan? Ini berangkali mencakup usaha mendekati kantor-kantor pemerintah dan pakar-pakar teknis. Masyarakat juga harus diberikan kesempatan untuk menyampaikan pilihanpilihannya. Sumber air bersih mana lagi yang tersedia di wilayah ini?, Siapa yang memiliki atau menguasai sumber-sumber lain itu? Pilihan-pilihan teknis apa yang ada? Organisasi setempat lain apa yang menangani isyu yang sama? Siapa mereka? Dapatkah kita bekerja sama dengan mereka? Informasi yang dikumpulkan dapat digunakan untuk data awal yang nantinya dibandingkan dengan kemajuan yang terjadi selama pelaksanaan proyek. Gunakan gabungan informasi sekunder dan primer untuk memastikan bahwa yang diberitahukan kepada kita itu sahih.sebagai contoh, kalau para anggota masyarakat mengatakan bahwa anak-anak mereka tidak bersekolah karena mereka tidak mampu membeli seragam sekolah, maka ada baiknya untuk mengecek para pejabat setempat apakah anak-anak memang membutuhkan segaram untuk digunakan. Terdapat banyak cara untuk mengumpulkan informasi. Beberapa kemungkinan didaftarkan di bawah ini. Adalah suatu godaan untuk mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya dan kemudian tidak mengambil tindakan apa-apa. Adalah penting untuk menyeimbangkan antara mempunyai cukup informasi untuk dapat bertindak dan mengumpulkan terlalu banyak sehingga tidak ada kesempatan untuk bertindak sama sekali. Meninjau informasi sekunder Ini mecakup buku-buku, makalah-makalah penelitian akademik, terbitan pemerintah, internet dan media. Beberapa informasi dapat memberi arah yang salah. Apakah fakta-fakta itu akurat? Apakah fakta itu didukung dengan bukti? Apakah informasinya tidak kedaluarsa dan baru? Mengapa suatu organisasi menyediakan informasi itu? Dapatkan sumbernya dipercaya?

17 Mengupulkan informasi sekunder Hal ini mencakup: WAWANCARA Lihat Perkakas 2 di halaman PEMETAAN MASYARAKAT Lhat perkakas 4 di halaman. JALAN TRANSEK Daripada ditunjukkan ladang terbaik atau klinik terbaik, rencanakan untuk suatu jalan transek untuk memperoleh gambaran yang baik tentang wilayah itu. Berjalan-jalanlah di desa itu bersama dengan informan kunci, mengamati, mendengar dan bertanya. Usahakan untuk berjalan menurut garis lurus menerabas wilayah itu, dan membuat catatan-catatan yang teliti tentang hal-hal yang terkait, misalnya, tanah, pertanian, sumber air dan kegiatan-kegiatan. Gambarkan temuan ke dalam suatu diagram seperti yang di bawah ini. Dataran rendah Dataran tengah Pegunungan Tanaman Sorgum Jagung Kacang hijau Sorgum Jagung Pepohonan Penggunaan Lahan Pertanian Penggembalaan Pertanian Penggembalaan Penggembalaan Tebang pohon Masalah Kekurangan lahan Erosi Kesuburan tanah rendah Tidak ada air yang dekat Penggundulan hutan Kesempatan Tenaga kerja diupah di pertanian Pembibitan pohon Pengendalian Erosi Penggunaan kotoran Penanaman pohon

18 KALENDER MUSIM digunakan untuk menun-jukkan perubahan dari bulan ke bulan tentang suatu pokok seperti hujan, kegiatan kerja, diet, kesakitan dan harga-harga. Tanyalah masyarakat tentang kapan perhitungan tahun mereka mulai, nama Jan Feb bulan dan musim dan pilih yang mana yang Mar akan digunakan. Tandailah satuan-satuan itu di tanah atau pada kertas. Dengan menggunakan batu, kacang-kacangan, Apr mintalah mereka menandai jumlah dari hal Mei yang dibahas. Sebagai contoh, ijinkan mereka menaruk sebanyak sepuluh biji (batu) sebanyak-banyaknya untuk satu pokok bahasan di setiap bulannya. Dorong mereka untuk membicarakannya di antara mereka Jun Jul sendiri sampai terjadi kesepakatan. Tanyakan Agu mengapa angka-angkanya berbeda-beda Contoh di atas menunjukkan bahwa pendapatan pada bulan Februari dan April Sep sangat rendah. Dengan bertanya seperti Okt Mengapa pendapatan meningkat pada bulan Mei? kita akan memperoleh banyak informasi yang berguna. Nov Sakit Pendapatan Kerja kebun Dec GARIS WAKTU Suatu garis waktu digunakan untuk menunjukkan peristiwa-peristiwa setemat, perubahan ekologis, penyakit dan kecenderungan kependudukan. Perlu disepakati berapa lama jangka waktu cakupan garis waktu ini. Gambarkan suatu garis lurus pada selembar kertas yang besar dan tulis di sana tahun-tahun yang disepakati di sepanjang garis itu. Mintalah masyarakat mendiskusikan peristiwa-peristiwa kunci untuk menuliskannya di situ. Contoh di bawah ini adalah garis waktu dari kesejahteraan, yang digunakan untuk merefleksikan kesejahteraan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir ini. Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi kesejahteraan dimasukkan.

19 BAIK Panen baik Panen baik Bangun lumbung Bangun kandang, ruang kelas dan rumah guru Hujan cukup Perbaiki 2 Ruang kelas Hujan sedang Gali sumur dangkal BURUK Hujan merusak tanaman buat jamban dan bak air Tidak ada hujan Jalan 5 km utk Kekeringan kelaparan ambil air dari Pencurian ternak danau Migrasi DIAGRAM VENN Untuk ini menggunakan lingkaran-lingkaran sebagai wakil orang, kelompok atau lembaga. Semakin besar lingkarannya, semakin penting mereka. Letak lingkaran-lingkran menunjukkan hubungan di antara mereka.

20 MATRIKS NILAI Gambar sebuah matriks dan gunakan biji-bijian atau kerikil untuk menggambarkan nilai, kategori, pilihan dan prioritas dari orang-orang setempat, misalnya pohon-pohonan, metode pelestarian tanah, jenis tanaman dan ternak. Dalam contoh di bawah ini orang-orang membandingkan pekerjaan yang dapat mereka lakukan di pasar. Tukang Sol sepatu Buat selai Jeruk Buat piring dari daun jual kue-kue buah Buat batu bata jual kayu api waktu Untung Tenaga diperlukan Pinjaman diperlukan Kerja Keras terbaik terburuk 2.3. Analisa Masalah Sebelum kita dapat mulai membuat rancang bangun suatu proyek, kita perlu untuk menganalisa masalah yang diidentifikasi dalam tahap identifikasi proyek. Analisa masalah menolong pemangku kepentingan primer untuk mengenali sebab-sebab dan akibat dari masalah yang mereka hadapi. Hal itu mencakup kegiatan membuat suatu pohon masalah, yang darinya tujuan-tujuan proyek dapat ditentukan. Gunakan analisa pemangku kepentingan untuk menolong memilih siapa saja yang akan menolong membuat pohon masalah, dengan memastikan ada campuran orang dari masyarakat yang memiliki pengetahuan situasi setempat, pengetahuan teknis dan sebagaina. Analisa masalah dapat juga dilakukan dengan kelompok-kelompok pemangku kepentingan yang berbeda-beda untuk mengetahui sudut pandang mereka. Untuk menlong para pemangku kepentingan berfikir tentang semua sebab dan akibat, perhatikanlah apakah mereka telah mempertimbangkan faktor-faktor sosial, lingkungan hidup, politik, ekonomi dan teknis. Pohon masalah harus menolong memperkuat

21 temuan-temuan kita selama tahap riset dari perencanaan. Mungkin saja hal itu akan ada isyu-isyu baru yang muncul yang sebelumnya tidak dipertimbangkan. Pohon Masalah Pohon masalah memungkinkan para pemangku kepentingan untuk memperoleh akar dari prioritas kebutuhan mereka dan menyelidiki efek dari masalahnya. METODE MEMBANGUN POHON MASALAH LANGKAH 1 LANGKAH 2 Sepakati masalah utamanya, biasanya yang diidentifikasi selama tahap identifikasi proyek. Tuliskanlah itu pada sepotng kertas atau kartu dan tempelkanlah di tengah tembok atau letakkan di tengah lantai. Mungkin ada masalah lain yang diindetifikasi oleh masyarakat yang dapat di eksplorasi. Gambar pohon masalah untuk masalah-masalah itu dan bandingkan kemudian pada waktu mulai memikirkan apa yang sebenarnya akan ditangani oleh proyek. Identifikasi sebab-sebab dari masalah utama dengan bertanya Tetapi Mengapa sampai kita tidak dapat bertanya lebih jauh lagi. Tuliskan masing-masing sebab itu pada sepotong kerta atau kartu. Suatu masalah mungkin saja mempunyai dua sebab. Sebagai contoh:

22 Masalah utama Mengembangkan Pohon Maskah (SEBAB) Tapi mengapa Tapi mengapa Tidak ada yang dijual Lapangan kerja sedikit Tapi mengapa Tapi mengapa Tapi mengapa Panen Buruk Pabrik setempat tutup Imigrasi LANGKAH 3 Identifikasi efek-efek dari masalah utama dengan bertanya Lalu apa? sampai kita tidak dapat bertanya lebih jauh lagi. Tuliskan setiap efek pada sepotong kertas atau kartu. Satu masalah bisa saja mempunyai lebih dari satu efek. Sebagai contoh Anak-anak jadi putus sekolah Hasil panen berkurang Mengembangkan Pohon masalah (EFEK) Lalu apa Tidak ada uang Untuk bayar sekolah Lalu apa Lalu apa Lalu apa Tidak ada uang Untuk beli bibit Dorong terjadinya diskusi dan pastikan peserta merasa bebas memindah-mindahkan kertas atau kartu tersebut.

23 Periksa seluruh pohon masalah untuk memastikan bahwa setiap masalah secara logis memimpin kepada masalah berikutnya.. LANGKAH 4 Salinlah pohon masalah dalam selembar kertas besar. Gambar dalam garis-garis verkital untuk menunjukkan adanya sebab atau efek yang sama. CONTOH Pohon masasederhana Anak-anak jadi putus sekolah Pendapatan Gizi Berkurang Memburuk Uang untuk Angka kematian bayar sekolah meningkat bekrurang Wakut untuk berladang berkurang Beli air Penyakit meningkat Biaya cari air Menggunakan sumber meningkat yang kotor EFEK SEBAB KEKURANGAN AIR BERSIH Meningkatnya Meningkatnya Sumur tidak Sumur terbuka Sumur kebutuhan air kebutuhan air untuk cukup kering pompa untuk pertanian rumah tangga rusak Metode pertanian Tekanan permukaan air dengan menggunakan pendukuk tanah menurun banyak air Pohon Tujuan Suatu pohon tujuan (obyektif) adalah mirip dengan suatu pohon masalah kecuali, pohon itu melihat pada tujuan (obyektif) daripada masalah. Pohon tujuan dapat dikembangkan

24 Tanpa mengidentifkasi masalah-masalah, tetapi cara yang termudah membuat pohon tujuan adalah dengan membalik pohon masalah. Untuk melakukan ini, ubahlah setiap penyebab dalam pohon masalah menjadi pernyataan yang positif. Sebagai contoh, hasil panen yang buruk akan menjadi hasil panen meningkat. Dengan melakukan itu akan diperoleh pohon tujuan. Apakah satu tingkatan tujuan akan mencapai tujuan berikutnya? Tambahkan, kurangi atau ubah tujuan-tujuan itu bila perlu. Mungkin akan ada beberapa sebab dekat bagian bawah pohon yang sangat umum sifatnya. Hal-hal sedemikian itu agak sukar diubah menjadi tujuan yang mudah ditangani sebagai suatu proyek. Melainkan penyebab masalah itu menjadi hambatan bagi proyek yang perlu diperhatikan pada waktu melakukan penilaian resiko. Kita mungkin nantinya akan memutuskan untuk memfokuskan pada suatu proyek atau program mengenai isyu itu dengan mengembangkan suatu pohon masalah dengan isyu sebagai masalah utama. Memfokuskan Proyek Kalau kita mencoba menangani semua tujuan (obyektif) yang telah kita identifikasi, kita akan menemukan bahwa hal itu akan menjadi proyek yang sangat mahal dan lama. Karena itu penting sekali untuk memfokuskan pada satu atau dua bidang dari pohon masalah saja. Kalau kita sudah membuat lebih dari satu pohon tujuan, kita perlu memutuskan pohon tujuan mana yang akan menjadi fokus proyek kita. KEKURANGAN AIR BERSIH Meningkatnya Meningkatnya Sumur tidak Sumur terbuka Sumur kebutuhan air kebutuhan air untuk cukup kering pompa untuk pertanian rumah tangga rusak Metode pertanian Tekanan permukaan air dengan menggunakan pendukuk tanah menurun banyak air Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini: Tujuan yang mana yang akan kita tangani? Kombinasi tujuan yang mana yang paling memungkinkan perubahan yang paling positif?

25 Isyu-isyu untuk dipertimbangkan adalah: Biaya Manfaat bagi pemangku kepentingan primer Tujuan-tujuan yang paling memungkinan dicapai Resiko (lihat hal ) Apakah organisasi lain telah menangani hal tersebut Keberlanjutan Dampak pada lingkungan hidup Lihat pada pohon tujuan dan indentifikasi cabang-cabang yang akan dapat ditangani oleh proyek. Sebagai contoh, untuk pohon tujuan di atas, mungkin saja diputuskan untuk menangani cabang di sebelah kanan. (Lingkari). Ada baiknya untuk kembali ke pohon tujuan pada waktu mulai memikirkan asumsiasumsi proyek. Semua tujuan yang ada di sebelah kiri pohon tujuan dapat dilihat sebagai hambatan-hambatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan proyek Kerangka Acuan Logis (KAL) Sekarang sewaktu proyek telah diidentifikasi dan informasi rinci telah dikumpulkan, kita dapat mulai membuat rencana tentang bagaimana pastinya proyek akan berfungsi. Cara yang dapat bermanfaat untuk melakukan ini adalah dengan menggunakan Kerangka Acuan Logis (KAL) catatan: dari kata Logical Framework atau disingkat log fram. Proses mengerjakan KAL menolong untuk memikirkan sema faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan perencanaan proyek dengan baik. Bahkan sewaktu orang tidak merencanakan mengembangkan suatu KAL barangkali akan membantu untuk menggunakan perkakas yang termasuk sebagai bagian pendekatan KAL sewaktu merencanakan suatu proyek. Apakah KAL Itu? KAL adalah suatu perkakas yang digunakan untuk menolong memperkuat rancang bangun proyek, pelaksanaan dan evaluasinya. Walaupun dikerjakan selama tahap perencanaan suatu proyek, KAL adalah suatu dokumen yang hidup, yang akan dilihat kembali dan diubah-ubah selama siklus masa hidup proyek. KAL adalah satu tabel yang terdiri dari empat lajur dan empat kolom, yang ke dalamnya semua bagian-bagian kunci suatu proyek dapat dimasukkan sebagai suatu pernyataan yang jelas: goal, tujuan, keluaran dan kegiatan proyek dengan indikator, bukti dan asumsi-asumninya. Dokumen itu menunjukkan struktur proyek dn menjelaskan proyek secara logis. KAL tidakmenunjukkan setiap rincian proyek. Itu adalah ringkasan keseluruhan faktor-faktor proyek. Rincian proyek dapat disajikan dalam dokumen lain, seperti proposal, anggaran dan jadwal kegiatan yang akan disertakan bersama dengan KAL.

26 Kerangka Acuan Logis Goal Tujuan Keluaran Kegiatan RINGKASAN INDIKATOR BUKTI ASUMSI Hampir semua lembaga donor menggunakan KAL di atas. Tetapi beberapa lembaga memutar KAL nya sehingga bagian yang berisi tujuan berada di sepanjang lajur atas dari kiri ke kanan dengan ringkasan, indikator, bukti dan asumsi berada di kolom kiri dari atas ke bawah. Dengan telah melakukan analisa pemangku kepentingan dan melakukan riset, kita dapat menjawab pertanyaan. Di mana kita sekarang? KAL menanyakan serangkaian pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut: Di mana kita ingin berada? (GOAL, TUJUAN) Bagaimana kita akan sampai ke sana? (KELUARAN DAN KEGIATAN) Bagaimana kita tahu bahwa kita sudah sampai di sana? (INDIKATOR) Apa yang akan memberi tahu kita bahwa kita sudah sampai di sana? (BUKTI) Potensi masalah apa saja yang mungkin terjadi di sepanjang perjalanan proyek? (ASUMSI) Mengapa menggunakan KAL? KAL berguna karena: Menolong orang mengorganisir cara berfikirnya Menolong orang berfikir secara logis Menolong mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dalam rancan bangun proyek Memastikan indikator kunci telah diidentifikasi dari awal proyek sehingga pemantauan dan evaluasi akan menjadi lebih mudah. Memastikan orang-orang yang terlibat dalam proyek akan menggunakan istilahistilah yang sama Menolong orang meringkaskan suatu rencana proyek dalam beberapa halaman kertas. Hal ini menolong orang untuk menyederhanakan mengkomunikasikan rencana proyek dengan orang lain, walaupun KAL tidak dimaksud untuk menggantikan penulisan suatu proposal penuh. Tetapi, pendengak KAL mempunyai kelemahan-kelemahan: Pengelolaan proyek dapat menjadi kaku, kecuali bila KAL secara terus menerus ditinjau dari waktu ke waktu dan disesuaikan. Karena pendekatan ini melibatkan partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan, diperlukan kepemimpinan dan ketrampilan fasilitasi yang baik untuk memastikan para pemangku kepentingan mengerti pendekatan ini dan secara aktif dapat berpartisipasi/

27 Karena pendekatan ini dibangun di atas analisa suatu masalah, mungkin dianggap tidak tepat di suatu budaya di mana orang tidak membicarakan masalah secara terbuka. Istilah-istilah yang digunakan dapat kedengarannya menakutkan bagi beberapa pemangku kepentingan. Karenanya pendekatan ini dapat sangat sulit untuk dipahami di beberapa budaya tertentu. Siapa yang harus mengerjakan KAL? Bila memungkinan, para pemangku kepentingan primer harus dilibatkan dalam mengembangkan KAL. Hendaknya KAL dikembangkan oleh orang-orang yang paling dekat terlibat dalam pelaksanaan proyek. Sangat mungkin, konsep KAL tidak dapat dipahami oleh para pemangku kepentingan primer. Tetapi karena proses sama pentingnya dengan hasil akhir, maka suatu proses partisiapatif dapat digunakan untuk membimbing para pemangku kepentingan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menolong mereka untuk mengidentifikasi beberapa komponen proyek. Kemudian KAL dapat dikembangkan oleh staff proyek. Istilah-istilah? Berbagai organisasi yang berbeda menggunakan istilah yang berbeda untuk komponenkomponen KAL. Kita jelaskan istilah-istilah itu di bawah ini. Sewaktu kita memyadari adanya istilah yang berbeda yang digunakan oleh organisasi lain, kita akan menggunakan istilah itu dalam tanda kurung. Istilah-istilah itu akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian tentang membuat suatu KAL. Ringkasan (Intervensi logis) Goal Bagian Ringkasan ini menjelaskan secara berurutan tentang obyektif proyek: apa yang diharapkan dicapai dan bagaimana mencapainya. Ada beberapa kata yang berbeda untuk menjelaskan berbagai obyektif. Kita menggunakan istilah obyektif dengan pengertian umum sebagai perubahan yang diinginkan. Dalam KAL, bagian ringkasan memisahkan obyektif dalam berbagai tingkat yang berbeda untuk membangun hierakti obyektif dan menggunakan istilah-istilah tertenu untuk merujuk setiap tingkat. Goal menunjuk pada masalah keseluruhan yang akan ditangani. Kadang-kadang hal itu merujuk pada obyektif pembangunan yang lebih besar. Hal ini dapat berupa pendapatan yang lebih baik, akses pada air bersih yang lebih baik atau menurunnya tindak kejahatan. Contoh: Meningkatnya produktifitas pertanian oleh para petani gurem Tujuan Keluaran Tujuan adalah perubahan spesifik yang kita inginkan disumbangkan oleh proyek bagi pencapaian goal proyek. Kadang-kadang disebut juga sebagai Obyektif Proyek Langsung. Contoh: Metode-metode pertanian dan varietas padi yang lebih baik yang diadopsi oleh petani gurem. Keluaran adalah apa yang ingin kita lihat sebagai hasil kegiatan-kegiatan kita untuk mencapai tujuan di atas.

28 Contoh: Tersedianya dan didistribusikannya varietas tanaman yang lebih baik yang dapat diterima para pengguna. Kegiatan Kegiatan menguraikan tugas-tugas yang akan dilaksanakan. Contoh: Riset partisipatif petani dalam menjajagi jenis-jenis tanaman Indikator Terukur (Indikator Terukur secara Obyektif OVI/ITO) Bukti Alat Verifikasi MoV/AV Asumsi Indikator menjawab pertanyaan, Bagaimana kita mengetahui kalau kita telah sampai di sana? Indikator itu adalah tanda-tanda untuk mengukur kinerja proyek dibandingkan dengan obyektif dan mempunyai peranan penting dalam pemantauan dan evaluasi proyek. Contoh: 75% petani gurem di lingkungan klasis telah mengadopsi varietas baru padi pada akhir tahun ke 3. Bukti merujuk pada sumber informas yang diperlukan untuk mengukur kinerja, siapa yang bertanggung jawab untuk mengumpulkannya dan seberapa sering. Contoh: Survai sampel dilakukan oleh staff proyek pada akhir tahun ke 3. Asumsi-asumsi merujuk pada kondisi yang dapat mempengaruhi kemajuan, keberhasilan atau keberlanjutan jangka panjang proyek. Kondisi itu mungkin adalah faktor-faktor internal ang di luar kontrol proyek atau yang kita memilih untuk mengontrolnya. Adalah memungkin untuk dapat mengurangi kerentanan proyek terhadap faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol. Hal itu mencakup perubahan cuaca, perubahan harga dan kebijakan pemerintah. Mengerjakan KAL Kunci untuk mengerjakan suatu KAL adalah mengisi hieraki tujuan dengan mengerjakannya dari atas ke bawah pada kolom Ringkasan. Kemudian mengisi dari bawah ke atas dalam kolom Asumsi Kemudian mengisi ke samping dari setiap lajur Indikator dan Bukti untuk setiap lajur obyektif Dengan mengerjakan KAL secara sedemikian itu, kita menghindari untuk tidak terlibat terlalu rinci sebelum struktur proyek dikembangkan. Cara terbaik mengerjakan KAL adalah menggunakan beberapa lembar kertas besar dan sebuah pensil atau secarik kertas catatan. Dengan cara ini perubahan-perubahan dapat dilakukan selama diskusi berlangsung tanpa membuatnya kelihatan tidak rapi. TAHAP 1 RINGKASAN OBYEKTIF Kerjakan dari atas ke bawah pada kolom Ringkasan dari KAL, dengan menuliskan pernyataan ringkas pada setiap tingkat obyektif. Untuk melakukan hal ini rujuklah pohon tujuan yang telah dibuat sebelumnya (hal )

29 Hierarki Tujuan Setiap lapisan tujuan pada cabang pohon tujuan yang telah dilingkari berkaitan dengan tingkat-tingkat dalam hierarki tujuan. MASALAH UTAMA menjadi Tujuan SEBAB yang diidentifikasi MASALAH UTAMA Keluaran dan Kegiatan Penjelasan tentang Obyektif Goal Ini adalah goal pembangunan yang lebih besar dan jangka panjang. Ini adalah keadaan yang diinginkan di mana suatu kebutuhan atau masalah tidak lagi ada atau telah secara signifikan menjadi jauh lebih baik. Proyek ini akan menyumbangkan sesuatu bagi terpenuhinya dampak jangka panjang ini, tetapi tidak proyek dimaksudkan untuk mencapainya. Goal ini mungkin saya isinya sama untuk beberapa proyek yang berbeda dan proyek dari organisasi yang berbeda pula. Goal ini mungkin tujuan pembangunan pemerintah atau malah Goal Pembangunan Milenium (Millenium Development Goal MDG). Contoh: Meningkatnya kesehatan anak-anak Menurunnya kejadian dan dampak penyakit berkaitan dengan diare Tujuan Perubahan apa atau manfaat apa yang kita inginkan dicapai oleh proyek? Usahakan untuk memasukkan manfaat material dan perubahan sosial positif dalam pernyataan tujuan. Contoh: Meningkatnya cakupan imunisasi di wilayah proyek Meningkatnya akses dan penggunaan air bersih di wilayah klasis

30 Keluaran Keluaran apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan? Dengan perkataan lain, apa yang akan dihasilkan oleh proyek? Keluaran adalah hal-hal yang berada dalam kontrol tim proyek. Biasanya terdapat tiga sampai enam keluaran. Contoh: Tim petugas kesehatan diperkuat dan berfungsi Membaiknya sumber-sumber air bersih Kegiatan Bagaimana kita akan menghasilkan keluaran? Sangatlah mungkin akan terdapat daftar kegiatan- kegiatan yang panjang sekali dari untuk dilakukan. Tetapi KAL tidak memerlukan rincian yang terlalu banyak. Daftar kegiatan yang lebih rinci hendaknya disajikan secara terpirah dalam jadwal kegiatan (lihat halaman ) Pernyataan-pernyataan kegiatan harus dimulai dengan kata kerja aktif Contoh: Merekrut petugas-petugas kesehatan Meningkatkan kualitas sumur-sumur yang ada dan membuat sumur-sumur baru. Tidaklah penting untuk menetapkan target (kuantitas maupun kualitas) pada tahan ini. Hal ini dapat dilakukan pada kolom 2 (indikator-indikator) dikerjakan. Gunakan sistem penomeran sehingga kegiatan terhubungkan dengan keluaran masing-masing (lihat contoh KAL pada hal ) Latihan Uji Jika Maka Bayangkan anda sedang mengorganisasikan acara pernikahan. Kira-kira goal, tujuan, keluaran dan kegiatan apa saja? Tuliskanlah dalam sebuah kartu dan letakkanlah kartukartu itu dalam sebuah pohon tujuan. Sewaktu kita telah mengisi obyektif untuk setiap tingkat, kita harus memastikan bahwa pernyataan-pernyataan ini terhubung secara logis satu sama lain. Untuk melakukan ini kita menggunakan Uji Jika Maka : Lihat pada kegiatan. Jika kita melakukan semua kegiatan, maka apakah hal itu akan menghasilkan keluaran? Lihat pada keluaran. Jika keluaran dihasilkan, maka apakah hal itu akan mencapai tujuan? Kalau tujuan tercapai, maka apakah hal itu akan menyumbang bagi terwujudnya goal? Sebagai contoh: Kalau kita melatih anggota masyarakat untuk memelihara dan memperbaiki sumur pompa (kegiatan), maka sumber air bersih akan menjadi lebih baik (keluaran)

31 Kalau sumber air bersih menjadi lebih baik (keluaran), maka akses pada air bersih akan menjadi lebih baik (tujuan). Kalau aksespada air bersih menjadi lebih baik (tujuan), maka kejadian dan dampat penyakit-penyakit terkait diare akan menurun (goal). Latihan Periksalah obyektif dari acara pernikahan di atas. Latihan Bayangkan anda sebagai bagian dari suatu tim sepakbola. Obyektif berikut ini telah diidentifikasi: GOAL Menjadi tim sepakbola terbaik di dalam negri TUJUAN Memenangkan pertandingan berikutnya KELUARAN Serangan yang berhasil dan pertahanan yang berhasil KEGIATAN Tendang bola, tembak bola dan hadang musuh Jika kita tendang, tembaj bola dan hadang lawan, maka apakah ini kemudian akan menghasilkan serangan dan pertahanan yang berhasil? Jika serangan dan pertahanan kita berhasil baik, maka apakah ini kemudian mencapai tujuan memenangkan pertandingan? Perubahan-perubahan apa yang kiranya diperlukan untuk membuat obyektif kita tercapai?

32 CONTOH KAL dengan kolom 1 telah dikerjakan RINGKASAN INDIKATOR BUKTI ASUMSI Goal Menurunnya kejadian dan dampak penyakit diare Tujuan Meningkatnya akses dan penggunaan air bersih di wilayah klasis Keluaran 1. Terbentuknya sistem manajemen partisipatif untuk identifikasi kebutuhan, perencanaan dan pemantauan Kegiatan 2. Sumber air bersih menjadi semakin baik 3. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang praktek kebersihan yang baik 1.1. Membentuk panitia pengguna air (PPA) 1.2. Selenggarakan pelatihan bagi anggota PPA dalam hal survai, perencanaan, pemantauan dan penulisan proposal 1.3. Masyarakat melakukan survai data awal dan pemantauan tentang penggunaan air dan kebutuhan dan menyerahkan proposal 1.4. Selenggarakan perencanaan bersama antara Klasis, PAM Kabupaten dan PPA wilayah 2.1. PPA memilih petugas air desa (PAD) dan menyepakati imbalannya 2.2. Melatih PAD untuk menggali, memelihara dan memperbaiki pompa air tangan 2.3. Meningkatkan sumursumur yang ada dan menggali sumur baru 2.4. Mengatur agar PAM

33 Kabupaten menguji air 2.5. PAD memelihara dan memperbaiki pompa air tangan 3.1. Latih penyuluh kesehatan masyarakat (PKM) untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang diare dan pentingnya praktek kebersihan yang baik 3.2. PKM melatih laki-laki, perempuan dan anak-anak tentang praktek kebersihan yang baik Tahap 2 ASUMSI-ASUMSI Kita telah memeriksa bahwa setiap obyektif harus membimbing pada yang di satu tingkat lebih tinggi dengan menggunakan uji Jika Maka. Tetapi kita tidak akan pernah dapat memastikan bahwa setiap obyektif akan membimbing pada yang satu tingkat di atasnya karena selalu ada saja resiko bahwa faktor-faktor eksternal akan mempengaruhi hubungan-hubungan itu. Banyak proyek yang gagal bukan karena rancan bangunnya yang buruk, tetapi karena kurangnya perhatian pada faktor-faktor itu yang bisa di luar kontrol proyek atau terlalu sulit dan terlalu mahal untuk mengendalikannya. Dalam KAL kita perlu menunjukkan bahwa kita telah memikirkan tentang apa saja kira-kira faktorfaktor tersebut. Untuk menyelesaikan kolom asumsi pada KAL, pertama-tama pertimbangkanlah resikoresiko yang ada hubungannya dengan proyek.

34 Pabrik Sabun ZAPO Maaf sekali, tapi Kami tidak bisa Lagi mendukung Klub sepak bola Resiko dan mimpi buruk terbesar ku Penilaian Resiko Resikoadalah potensi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Setiap kegiatan mempunyai peluang resiko. Kalau hal itu terjadi, beberapa resiko akan mempengaruhi kegiatan lebih dari lainnya. Penilaian resiko menolong untuk mengidentifikasi dan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya beserta dampaknya. Resiko kemudian dapat dikelola dengan mengubah rencana proyek untuk memastikan bahwa resiko dapat diperkecil. Kemungkinan-kemungkinan resiko dapat termasuk: Berkaitan dengan Cuaca - hujan Manusiawi pemogokan kerja, penerima manfaat tidak mau mencoba teknik baru, staff proyek pindah kerja Ekonomi harga komoditi pertanian tidak stabil Politik Kebijakan pemerintah Proyek organisasi lain tidak berjalan sesuai jadwal METODE PENILAIAN RESIKO Mulai dengan beberapa lembar kertas besar LANGKAH 1 Carilah resiko dengan: Melihat pada berbagai analisa yang telah dilakukan, misalnya, analisa pemangku kepentingan, ekonomi, lingkungan, sosial dan analisa masalah. Kembali ke pohon obyektif proyek (hal ) dan pertimbangkan hambatanhambatan yang mungkin terjadi

35 Melihat kembali setiap obyektif dalam KAL dan melakukan curah pendapat tentang asumsi yang harus dibuat agar obyektif yang lebih tinggi dapat tercapai. Serangkaian pertanyaan yang berguna yang dapat ditanyakan adalah: o Kalau kita melakukan kegiatan ini, apa yang dapat menghentikan dari menghasilkan keluaran-keluaran ini? o Kalau kita berhasil menghasilkan keluaran-keluaran ini, apa yang akan menghentikan kita dari pencapaian tujuan? o Kalau tujuan tercapai, apa yang akan menghentikannya dari sumbangannya pada terwujudnya goal? LANGKAH 2 Gunakan matriks Dampak/Probabilitas untuk mengevaluasi resiko Daftarkan semua resiko dan beri nomer. Lalu pertimbangkan bagaimana kemungkinan masing-masingnya akan terjadi (probabilitas) dan dampak seperti apa dari setiap resiko. Pikirkanla dampaknya pada keberhasilan proyek dan juga pada penerima manfaat. Buatlah nomer-nomernya dalam matriks. Sebagai contoh, dalam suatu proyek untuk meningkatkan hasil panen, resiko pertama yang diidentifikasi mungkin adalah bahwa para petani tidak mau mengadopsi jenis bibit baru. Kemungkinan terjadinya (probabilitas) hal ini adalah sedang dan danpak resiko ini pada proyek adalah tinggi. Jadi hal itu diletakkan pada kotak yang relevan. DAMPAK RENDAH SEDANG TINGGI RENDAH SEDANG 1 TINGGI 2 1. Petani mungkin tidak mau mengadopsi jenis bibit bera 2. Hujan mungkin tidak turun LANGKAH 3 Pikirkanlah langkah-langkah yang akan mengurangi atau menghilangkan resiko. Kita mungkin akan kurang memperhatikan yang kemungkinan terjadinya dan dampaknya rendah, walaupun langkah sederhana mungkin akan mengurangi resiko-resiko tersebut. Sangatlah penting untuk memberi perhatian pada resiko yang berada di bawah pada kolom sebelah kanan dalam matriks Dampak/Probabilitas (dampak tinggi dan kemungkinan terjadi juga tinggi) karena resiko-resiko ini khususnya, mengancam keberhasilan proyek. Kalau resiko ini tidak dapat dikurangi barangkali lebih baik membatalkan proyek. Sebagai contoh, resiko bahwa para petani mungkin tidak mau mengadopsi jenis bibit baru sangatlah penting. Langkah yang dapat diambil untuk mengurangi resiko itu adalah dengan memastikan petani para petani dilibatkan dalam pemilihan jenis bibit baru. Kalau hujan tidak turun, proyek akan gagal. Irigasi mungkin perlu dipertimbangkan sebagai salah satu obyektif proyek.

36 Ingatlah untuk meneambah langkah-langkah pengurangan resiko ini pada obyektif proyek. Dalam kaitannya dengan KAL, ini berarti menambah kegiatan dan barangkali keluarannya juga. Memasukan resiko ke dalam KAL Sekarang kembalilah ke KAL dan tulis resiko-resiko sebagai asumsi-asumsi pada kolom 4 dari KAL. Ini adalah resiko yang mungkin dapat membuat proyek benar-benar gagal kalau hal itu terjadi. Jadi beberapa resiko dapat dipandang sebagai kritis yang kita mungkin memutuskan untuk tidak melanjutkan proyek sama sekali. Diagaram di bawah ini kiranya akan menolong untuk memutuskan resiko yang perlu dimasukkan dalam KAL sebagai asumsi-asumsi. Pohon Keputusan Resiko Diadopsi dari AusGUIDELines (2002) AusAID, halaman 25 APA RESIKO INI BERDAMPAK TINGGI TIDAK YA MASUKKAN KE DALAM KAL MUNGKIN APA AKAN TERJADI TAK MUNGKIN JANGAN MASUKKAN KE DALAM KAL Monitor resiko dan cari jalan untuk menguranginya HAMPIR PASTI Perbaiki Rancang bangun proyek, mis: tambah kegiatan atau keluaran, tulis ulang tujuan YA Apakah mungkin memperbaiki rancang bangun proyek dan mempengaruhi faktor internal TIDAK Proyek Resiko tinggi yang mungkin sebaiknya dibatalkan Begitu kita dapat mempertimbangkan semua resiko, kita dapat mengubahnya menjadi asumsi Resiko dan asumsi Resiko adalah pernyataan negatif tentang apa yang mungkin akan salah. Asumsi mengubah resiko menjadi pernyataan positif. Hal itu adalah kondisi yang perlu dipenuhi agar proyek dapat berlanjut.

37 Sebagai contoh, pikirkanlah suatu resiko dalam suatu proyek penyuluhan pertanian. Dengan mengatakan ulang kalimat itu dan membuatnya menjadi positif dari pada negatif, resiko dapat diubah menjadi asumsi. RESIKO Petani mungkin tidak mau mencoba jenis bibit padi baru ASUMSI Petani mau mencoba jenis bibit padi baru Adalah biasa untuk menulis asumsi-asumsi dari pada resiko di kolom 4. Hindari pencampuradukan resiko dengan asumsi. Biasanya terdapat lebih sedikir asumsi pada tingkat kegiatan dan tingkat ketidakpastian akan bertambah untuk obyektif yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan kita lebih tidak mempunyai kendali terhadap tujuan-tujuan yang lebih tinggi. Lebih mudah mengubah kegiatan atau menambah yang baru untukmengurangi resiko. Akan lebih sukar untuk mengambil tindakan terhadap beberapa resiko yang mengancam penggunaan keluaran-keluaran untuk mencapai tujuan atau bagaimana tujuan menyumbang bagi terwujudnya goal. Pikirkanlah Suatu proyek Penyuluhan pertanian Menyediakan bibit padi dan petunjuk mungkin merupakan kegiatan. Program pelatihan dirancang dan dilaksanakan mungkin adalah keluaran. Ini adalah tanggung jawab manajer proyek. Kalau hal-hal itu tidak dilaksanakan maka manjar proyek dapat dimintai pertanggungjawaban untuk kegagalan proyek. Kalau hal-hal itu disediakan dan terjadi maka ia dapat dipuji untuk keberhasilan proyek. Tujuan proyek mungkin meningkatnya hasil panen rata-rata petani di wilayah proyek. Manajer proyek tidak sepenuhnya bertanggung jawab kalau hal itu tidak tercapai. Sebagai contoh, klien mungkin tidak sepenuhnya menerapkan pelatihan yang mereka terima. Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi resiko, seperti misalnya petani dilibatkan dalam proyek pada tahap awal dalam rangka untuk meningkatkan rasa memiliki dan mengidentifikasi kebutuhan pelatihan. Tetapi kita tetap mempunyai lebih sedikit kontrol terhadap pencapaian tujuan dari pada keluaran dan kegiatan. Uji Jika dan Maka Untuk setiap obyektif dalam KAL, pikirkanlah asumsi-asumsi yang perlu dibuat agar obyektif pada suatu tingkat mencapai obyektif di tingkat di atasnya. Ujilah logikanya menggunakan Uji Jika dan Maka: RINGKASAN INDIKATOR BUKTI ASUMSI GOAL TUJUAN

38 KELUARAN KEGIATAN Sebagai contoh: MAKA JIKA DAN Jika kita melatih anggota masyarakat untuk memelihara dan memperbaiki pompa tangan (kegiatan) dan penyediaan suku cadang yang efektif ada (asumsi), maka sumber air bersih akan menjadi lebih baik (keluaran). Jika sumbr air bersih menjadi lebih baik (keluaran), dan air tersedia dalam jumlah yang cukup (asumsi), maka akses terhadap air bersih akan menjadi lebih baik (tujuan). Jika akses pada air bersih menjadi lebih baik (tujuan) dan kejadian sakit diare karena air yang tidak bersih (asumsi), maka kejadian dan dampak penyakit berkaitan dengan diare akan menurun (goal). Karena kondisi eksternal mungkin berubah, sangatlah penting untuk melakukan penilaian resiko lebih lanjut di sepanjang perjalanan proyek untuk memastikan bahwa kita mempertimbangkan semua ancaman-ancaman terhadap keberhasilannya. Kondisi Kritis Beberapa KAL membutuhkan dikerjakannya suatu tambahan kotak yang disebut Kondisikondisi Kritis atau Pra-kondisi. Kerangka Acuan logis Goal Tujuan Keluaran Keluaran RINGKASAN INDIKATOR BUKTI ASUMSI Kondisi Kritis Kondisi kritis ini merujuk pada hal-hal yang harus terjadi sebelum peoyek dimulai. Ajukan petanyaan sebagai berikut: Apakah kita dapat mendapatkan staff yang memenuhi syarat dengan standar gaji yang ditawarkan? Kalau sumber daya harus disediakan oleh organisasi lain atau pemerintah, apakah sumber-sumber itu akan tersedia? Apakah bahan-bahan dan dana tersedia sewaktu kita ingin memulai proyek?

39 CONTOH KAL dengan kolom 1 dan 4 yang telah dikerjakan RINGKASAN INDIKATOR BUKTI ASUMSI Goal Menurunnya kejadian dan dampak penyakit diare Tujuan Meningkatnya akses dan penggunaan air bersih di wilayah klasis Keluaran Kegiatan 1. Terbentuknya sistem manajemen partisipatif untuk identifikasi kebutuhan, perencanaan dan pemantauan 2. Sumber air bersih menjadi semakin baik 3. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang praktek kebersihan yang baik 1.1. Membentuk panitia pengguna air (PPA) 1.2. Selenggarakan pelatihan bagi anggota PPA dalam hal survai, perencanaan, pemantauan dan penulisan proposal 1.3. Masyarakat melakukan survai data awal dan pemantauan tentang penggunaan air dan kebutuhan dan menyerahkan proposal Pelayanan kesehatan tidak menunun Penyakit diare disebabkan oleh sumber air yang tidak bersih dan perilaku kebersihan Jumlah air yang tersedia memadai Tidak orang yang dikecualikan untuk mengakses sumber air yang lebih baik Akses pada air tidak untuk penggunaan yang berpotensi menimbulkan polusi Air tanah bebas dari arsenik Masyarakat percaya diri bahwa sumber air dapat diperbaiki Panitia komit untuk bekerja bagi masyarakat Panitia pengguna air terus berfungsi sesuai kepentingan semua pihak 1.4. Selenggarakan perencanaan bersama antara Klasis, PAM Kabupaten dan PPA wilayah 2.1. PPA memilih petugas air desa (PAD) dan Masyarakat siap untuk bekerja dengan PPA. Pengaturan insentif bagi PAD memadai dan dapat berkelanjutan Rangkaian pasokan suku cadang efektif

40 menyepakati imbalannya 2.2. Melatih PAD untuk menggali, memelihara dan memperbaiki pompa air tangan 2.3. Meningkatkan sumursumur yang ada dan menggali sumur baru PAM Kabutapen terus mengalokasikan sumber daya-nya untuk melakukan pengujian air; kalau tidak pengujian alternatif tersedia 2.4. Mengatur agar PAM Kabupaten menguji air 2.5. PAD memelihara dan memperbaiki pompa air tangan 3.1. Latih penyuluh kesehatan masyarakat (PKM) untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang diare dan pentingnya praktek kebersihan yang baik 3.2. PKM melatih laki-laki, perempuan dan anak-anak tentang praktek kebersihan yang baik Anggota masyarakat menerapkan pelatihan yang mereka terima TAHAP 3 INDIKATOR DAN BUKTI Indikator adalah sasaran yang menunjukkan kemajuan terhadap pencapaian obyektif. Hal itu menjawab pertanyaan, Bagaimana kita bisa tahu bahwa yang kita rencanakan terjadi atau telah terjadi? Indikator menolong kita untuk memantau, meninjau dan mengevaluasi proyek. Hal itu memungkinkan kita untuk mengetahui apakah rencana proyek disesuaikan atau tidak. Hal itu juga menolong untuk belajar dari pengalaman suatu proyek untuk menghindari kesalahan yang sama dalam proyek lain. KAL kadang-kadang menyebut indikator sebagai Indikator Terukur Secara Obyektif. Istilah secara obyektif digunakan karena indikator harus tidak tergantung pada sudut pandang orang yang melakukan pengukuran terhadapnya. Seharusnya tidak peduli siapa yang mengukurnya hasil yang sama harus dihasilkan. Jadi lebih baik untuk meminta dua orang mengukur kehadiran pada suatu pertemuan dengan menghitung jumlah orang yang ada di sana dari pada meminta mereka memeringkatkan kehadiran dengan skala dari

41 sangat buruk, buruk, sedang, baik dan sangat baik. Dengan cara terakhhir, seseorang akan berpikir bahwa kehadiran sangat baik sementara yang lain bisa saja berpikir kehadiran hanya sedang saja. Penilaian itu tergantung pada pengalaman masa lalu dan harapan masing-masing tentang berapa orang yang seharusnya menghadiri pertemuan itu. Jadi, bagaimana kita akan mengukur keberhasilan kita Adalah penting untuk berpikir tentang siapa yang harus mengidentifikasi dan mengukur indikator. Pemangku kepentingan primer harus mempunyai kesempatan untuk menentukan indikator-indikator karena: Ya, Goal dicetak Pertandingan dimenangkan Jumlah penonton Liputan media Akan meningkatkan rasa kepemilikan dan transparansi proyek Pemangku kepentingan primer mungkin akan mampu memikirkan indikator yang tepat yang mungkin tidak terpikirkan oleh staff proyek yang berasal dari luar masyarakat Ada beberapa hal yang akan lebih mudah diukur oleh pemangku kepentingan primer sendiri Pemangku kepentingan primer akan merasa terdorong dan terberdayakan dengan kemajuan proyek Jenis Indikator Terdapat beberapa jenis indikator yang dapat dipertimbangkan. Usahakan untuk kreatif dan gunakan kombinasi untuk memastikan bahwa obyektif dapat diukur secara efektif da bahwa kebutuhan pemantauan dan evaluasi dapat dipenuhi. INDIKATOR FORMATIF (juga disebut sebagai Milestone batu penunjuk kilometer) digunakan selama suatu kegiatan, tahap atau proyek untuk menunjukkan apakah kemajuan berada pada jalur yang benar. INDIKATOR SUMATIF digunakan pada akhir proyek untuk evaluasi. INDIKATOR LANGSUNG untuk mengukur obyektif secara langsung, seperti jumlah anak yang masuk sekolah. INDIKATOR TAK LANGSUNG (juga disebut sebagai indikator proxy) digunakan kalau indikator langsung tidak tepat atau mungkin untuk mengukur, misalnya: o Hasil tidak dapat diukur secara langsung, seperti kualitas hidup o Indikator langsung terlalu mahal untuk diukur o Indikator langsung baru atau hanya dapat diukur setelah proyek selesai

Identifikasi Proyek. Menanggapi KebutuhanResponding to a need

Identifikasi Proyek. Menanggapi KebutuhanResponding to a need Bagian 1 Identifikasi Proyek TELAAH ALKITAB Penilaian Kebutuhan Menanggapi KebutuhanResponding to a need Baca Nehemia 1 Nehemia adalah seorang Yahudi dalam pembuangan di negeri asing. Sebagaian orang Yahudi

Lebih terperinci

ROOTS 5 SIKLUS MANAJEMEN PROYEK. Pendahuluan

ROOTS 5 SIKLUS MANAJEMEN PROYEK. Pendahuluan ROOTS 5 SIKLUS MANAJEMEN PROYEK Pendahuluan Siklus Manajemen Proyek (SMP) adalah istilah yang digunakan pada proses perencanaan dan pengelolaan proyek, program dan organisasi. Istilah ini digunakan secara

Lebih terperinci

ACCESS. Profil Masyarakat Petunjuk. 5 Sesi :

ACCESS. Profil Masyarakat Petunjuk. 5 Sesi : ACCESS Profil Masyarakat Petunjuk 5 Sesi : 1. Analisa Organisasi Pengelola 2. Analisa Pengambilan Keputusan: Matrik Pengambilan Keputusan 3. Analisa Partisipasi : Matrik Partisipasi 4. Analisa Hubungan

Lebih terperinci

Merencanakan kegiatan dengan metode Lima Jari

Merencanakan kegiatan dengan metode Lima Jari Diskusi C13 Pertama diskusikan apa yang dimaksud dengan tujuan dan hal-hal yang akan dicapai. Suatu kelompok biasanya mempunyai satu atau dua tujuan saja. Hal itu dapat termasuk, mendukung masyarakat mereka,

Lebih terperinci

Alang-alang dan Manusia

Alang-alang dan Manusia Alang-alang dan Manusia Bab 1 Alang-alang dan Manusia 1.1 Mengapa padang alang-alang perlu direhabilitasi? Alasan yang paling bisa diterima untuk merehabilitasi padang alang-alang adalah agar lahan secara

Lebih terperinci

MODUL 2. Menilai kaitan luar. Isi. BAGIAN 1 Menilai Kaitan Luar

MODUL 2. Menilai kaitan luar. Isi. BAGIAN 1 Menilai Kaitan Luar MODUL 2 Menilai kaitan luar Isi BAGIAN 1 Menilai Kaitan Luar Bagian 1 Menilai kaitan luar Bidang-bidang kunci kaitan luar adalah: Hubungan dengan organisasi lain Advokasi Hubungan dengan gereja Kapasitas

Lebih terperinci

METODE ZOPP (ZIEL/Tujuan, ORIENTIERTE/Berorientasi, PROJEKT/Proyek, PLANUNG/Perencanaan)

METODE ZOPP (ZIEL/Tujuan, ORIENTIERTE/Berorientasi, PROJEKT/Proyek, PLANUNG/Perencanaan) METODE ZOPP (ZIEL/Tujuan, ORIENTIERTE/Berorientasi, PROJEKT/Proyek, PLANUNG/Perencanaan) METODE PERENCANAAN PROYEK YANG BERORIENTASI PADA TUJUAN GTZ GmbH Jerman METODE PERENCANAAN PROYEK YANG BERORIENTASI

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian Lapangan dilaksanakan di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB, yang dimulai sejak Praktek Lapangan I (dilaksanakan

Lebih terperinci

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Siklus Proyek Policy & Strategy Pre-project discussion & activities Project Identification Pre-feasibility

Lebih terperinci

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM. PERATURAN BUPATI KABUPATEN SIKKA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIKKA, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

Peran Bendahara SHEET C9

Peran Bendahara SHEET C9 Peran Ketua Seorang pemimpin sering menjalankan peran sebagai ketua dalam pertemuanpertemuan, tetapi kedua peran itu berbeda dan dapat dilakukan oleh orang-orang yang berbeda. Dalam pertemuan seorang Ketua

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan BUKU 4d SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

60 menit tahun. Misi: Kesetaraan Gender. Subjek. Hasil Belajar. Persiapan. Total waktu:

60 menit tahun. Misi: Kesetaraan Gender. Subjek. Hasil Belajar. Persiapan. Total waktu: Misi: Kesetaraan Gender P1 Misi: Kesetaraan Gender Freida Pinto Aktris Subjek Geografi, Sains, Pemahaman Bahasa Hasil Belajar Untuk mengetahui definisi kesetaraan gender Untuk mengeksplorasi beberapa penyebab

Lebih terperinci

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA PANDUAN PELAKSANAAN: MEMBUKA DATA DARI BAWAH Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan

Lebih terperinci

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses Panduan Pelaksanaan 25 Agustus 2015 JAKARTA Panduan Pelaksanaan: Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data

Lebih terperinci

Deklarasi Dhaka tentang

Deklarasi Dhaka tentang Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

5 Informasi Sosial-Ekonomi

5 Informasi Sosial-Ekonomi 41 5 Informasi Sosial-Ekonomi Perencanaan dan pelaksanaan pemukiman kembali memerlukan data yang dapat dipercaya dan benar yang menunjukkan dampak yang sebenarnya terhadap OTD sehingga dapat disusun dengan

Lebih terperinci

Panduan Pelatihan untuk Fasilitator Analisis dan Pengembangan Pasar (Market Analysis and Development)

Panduan Pelatihan untuk Fasilitator Analisis dan Pengembangan Pasar (Market Analysis and Development) Panduan Pelatihan untuk Fasilitator Analisis dan Pengembangan Pasar (Market Analysis and Development) Pendahuluan: Pengenalan Pengembangan & Analisis Pasar (Market Analysis & Development) 2 Perbedaan Karakteristik

Lebih terperinci

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012 Latar belakang dan konteks Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012 AIPP bekerja untuk mempromosikan hak-hak masyarakat adat. Hak-hak masyarakat adat adalah bagian dari kerangka kerja hak-hak asasi

Lebih terperinci

Biografi. Jadwal Penilaian

Biografi. Jadwal Penilaian Biografi Ringkasan Unit Setelah mendengarkan dan membaca beberapa biografi, keduanya dalam bentuk buku-buku dan majalah, para murid sekolah dasar mengungkapkan pendapat tentang apa yang menyebabkan sebuah

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN, Keputusan Kepala Bapedal No. 08 Tahun 2000 Tentang : Keterlibatan Masyarakat Dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

Lebih terperinci

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014 Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014 A) Latar Belakang Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat

Lebih terperinci

PERUMUSAN ISU STRATEGIS. 120 menit

PERUMUSAN ISU STRATEGIS. 120 menit 05 PERUMUSAN ISU STRATEGIS TUJUAN Menunjukkan bahwa isu tidak tersedia dalam bentuk jadi sehingga harus dipilih dan diolah. Menunjukkan bagaimana mengembangkan isu strategis dengan mendayagunakan daftar

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul : Jenis Kegiatan : Adaptasi dan Ketangguhan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan BUKU 4e SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

TRANSEK TREN KALENDER MUSIM ANALISIS KELEMBAGAAN

TRANSEK TREN KALENDER MUSIM ANALISIS KELEMBAGAAN HILDA AGUSTINA TRANSEK TREN KALENDER MUSIM ANALISIS KELEMBAGAAN PENGERTIAN TEKNIK PENELUSURAN LOKASI / TRANSEK ADALAH TEKNIK PRA UNTUK MELAKUKAN PENGAMATAN LANGSUNG LINGKUNGAN DAN SUMBERDAYA MASYARAKAT

Lebih terperinci

TEKNIK FUNDRAISING - Bagian 4 dari 6 IV. TEKNIK MENULIS PROPOSAL. Pendahuluan

TEKNIK FUNDRAISING - Bagian 4 dari 6 IV. TEKNIK MENULIS PROPOSAL. Pendahuluan TEKNIK FUNDRAISING - Bagian 4 dari 6 IV. TEKNIK MENULIS PROPOSAL Pendahuluan Pengumpulan dana bisa jadi sangat lama, mahal, dan merupakan proses yang membuat frustasi, dan tiada jalan yang bisa memastikan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : 08 TAHUN 2000 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2000

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : 08 TAHUN 2000 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2000 LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : 08 TAHUN 2000 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2000 KETERLIBATAN MASYARAKAT DAN KETERBUKAAN INFORMASI DALAM PROSES ANALISIS MENGENAI DAMPAK

Lebih terperinci

GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN

GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN Oleh : Suharno LOKAKARYA BUDAYA KESELAMTAN INSTALASI NUKLIR Jakarta 17 20 Mei 2005 1. PENDAHULUAN Kelemahan dapat memicu terjadinya keadaan keselamatan yang tidak stabil

Lebih terperinci

Uji Penilaian Profesional Macquarie. Leaflet Latihan. Verbal, Numerikal, Pemahaman Abstrak, Kepribadian.

Uji Penilaian Profesional Macquarie. Leaflet Latihan. Verbal, Numerikal, Pemahaman Abstrak, Kepribadian. Uji Penilaian Profesional Macquarie Leaflet Latihan Verbal, Numerikal, Pemahaman Abstrak, Kepribadian. Mengapa Uji Penilaian psikometrik digunakan Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang menyertakan

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

Pembangunan Desa di Era Otonomi Daerah

Pembangunan Desa di Era Otonomi Daerah Seiring dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka Penyelenggaraan pemerintahan di daerah khususnya kabupaten/kota dilaksanakan menurut asas otonomi dan tugas

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok

Lebih terperinci

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial 2 Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan

Lebih terperinci

Menjadi Anggota Masyarakat Gereja

Menjadi Anggota Masyarakat Gereja Menjadi Anggota Masyarakat Gereja Chee Kim adalah seorang anak yatim piatu. Meskipun ia baru berusia enam tahun, ia hidup sebagai gelandangan di kota Hong Kong. Ia tidak mempunyai keluarga. Pada suatu

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi BUKU 4c SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Memahami dan Memobilisasi untuk Kesehatan Masyarakat

Memahami dan Memobilisasi untuk Kesehatan Masyarakat 2 Memahami dan Memobilisasi untuk Kesehatan Masyarakat Dalam bab ini: halaman Memobilisasi untuk kesehatan masyarakat...12 Perubahan butuh waktu...13 Kegiatan-kegiatan untuk belajar dan memobilisasi...14

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Beberapa hal yang mendasari perlunya pembaruan kebijakan pembangunan air minum dan penyehatan

Lebih terperinci

1. Apakah perlu atau ada keinginan untuk kerja sama dengan pihak lain, atau bisa mengembangkan usaha sendiri?

1. Apakah perlu atau ada keinginan untuk kerja sama dengan pihak lain, atau bisa mengembangkan usaha sendiri? Kabar dari TIM PENDAMPING PEMETAAN DESA PARTISIPATIF HULU SUNGAI MALINAU No. 3, Agustus 2000 Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu yang baik, Salam sejahtera, dengan surat ini kami ingin menyampaikan contoh pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

Persetujuan Bebas dan Sadar

Persetujuan Bebas dan Sadar Persetujuan Kartu-kartu ini dirancang untuk membantu komunitas yang dipengaruhi oleh proyek pembangunan berskala besar seperti bendungan, pertambangan dan penebangan hutan. Kartu-kartu ini menjelaskan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk

Lebih terperinci

SELEBARAN INFORMASI SELEBARAN INFORMASI untuk Aktivitas 3: Tipe negosiator apakah anda?

SELEBARAN INFORMASI SELEBARAN INFORMASI untuk Aktivitas 3: Tipe negosiator apakah anda? SELEBARAN INFORMASI SELEBARAN INFORMASI untuk Aktivitas 3: Tipe negosiator apakah anda? Pilih antara pernyataan yang berlawanan (dari kolom sebelah kiri dan kolom sebelah kanan) yang paling sesuai menjelaskan

Lebih terperinci

MODUL 1. Penilaian Situasi Saat Ini. Panduan Fasilitator Lapangan: Analisis dan Pengembangan Pasar (APP)

MODUL 1. Penilaian Situasi Saat Ini. Panduan Fasilitator Lapangan: Analisis dan Pengembangan Pasar (APP) 1 Panduan Fasilitator Lapangan: Analisis dan Pengembangan Pasar (APP) MODUL 1 Penilaian Situasi Saat Ini Pengembangan wirausaha kehutanan berbasis masyarakat Diadopsi dari modul Market Analysis & Development

Lebih terperinci

Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi

Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi 1. Gambaran Umum: Latar Belakang: AQUA berkomitmen untuk berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium dan Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING Suhel Madyono Universitas Negeri Malang Alamat: Tunjung, Udanawu, Blitar, HP: 085733311038 e-mail: suhel.madyono.fip@um.ac.id Abstrak: Metode pembelajaran di SD

Lebih terperinci

-- PEMBANGUNAN KOPERASI -- SUATU METODE PERINTISAN DAN PENGORGANISASIAN KOPERASI PERTANIAN DI NEGARA BERKEMBANG Folke Dubell

-- PEMBANGUNAN KOPERASI -- SUATU METODE PERINTISAN DAN PENGORGANISASIAN KOPERASI PERTANIAN DI NEGARA BERKEMBANG Folke Dubell -- PEMBANGUNAN KOPERASI -- SUATU METODE PERINTISAN DAN PENGORGANISASIAN KOPERASI PERTANIAN DI NEGARA BERKEMBANG Folke Dubell 1. PENDAHULUAN Jika anda seorang petugas koperasi yang bekerja pada koperasi

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Ringkasan Eksekutif. Akhiri KEMISKINAN pada Generasi Saat Ini

Ringkasan Eksekutif. Ringkasan Eksekutif. Akhiri KEMISKINAN pada Generasi Saat Ini Ringkasan Eksekutif Akhiri KEMISKINAN pada Generasi Saat Ini Visi Save the Children untuk Kerangka Kerja Pasca 2015 Mengatasi kemiskinan bukanlah tugas sosial, melainkan tindakan keadilan. Sebagaimana

Lebih terperinci

1. Melibatkan masyarakat 1.1 Pengenalan karakter umum dan

1. Melibatkan masyarakat 1.1 Pengenalan karakter umum dan KODE UNIT : O.842340.031.01 JUDUL UNIT : MemfasilitasiPengkajianRisikoBencana DESKRIPSIUNIT : Unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk membuat daftar prioritas risiko

Lebih terperinci

Tahapan Pemetaan Swadaya

Tahapan Pemetaan Swadaya Langkah Satu : Persiapan Agar proses Pemetaan Swadaya memperoleh hasil yang optimal, dan memperkecil resiko kegagalan, serta mempermudah pelaksanaan di lapangan, maka perlu persiapan yang baik. Di bawah

Lebih terperinci

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi ID Dokumen BAHASA INDONESIA Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi Kelompok Pakar Sejawat, Skema Lisensi Penilai (ALS) HCV Resource Network (HCVRN) Prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi/pemanfaatan pangan. Akses pangan baik apabila

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN, KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : 08 TAHUN 2000 TENTANG KETERLIBATAN MASYARAKAT DAN KETERBUKAAN INFORMASI DALAM PROSES ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP KEPALA BADAN

Lebih terperinci

Pelajaran 4 KEKUDUSAN: 1. Persiapan. KEKUDUSAN (Hanya Menjadi Lebih Baik), 24 Januari Hanya Menjadi Lebih Baik. A. Sumber

Pelajaran 4 KEKUDUSAN: 1. Persiapan. KEKUDUSAN (Hanya Menjadi Lebih Baik), 24 Januari Hanya Menjadi Lebih Baik. A. Sumber Pelajaran 4 KEKUDUSAN: Hanya Menjadi Lebih Baik 24 Januari 2015 1. Persiapan KEKUDUSAN (Hanya Menjadi Lebih Baik), 24 Januari 2015 A. Sumber Keluaran 15:11 Mazmur 89:35 Yesaya 35:8 Roma 6:19 Efesus 4:24

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS 2 SEMESTER I 17 PERHITUNGAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM Nama Sekolah : SD/MI... Kelas/semester : II (Dua)/ 1 (satu)

Lebih terperinci

LAMPIRAN 4 Petunjuk untuk Rapid Rural Appraisal Sederhana

LAMPIRAN 4 Petunjuk untuk Rapid Rural Appraisal Sederhana LAMPIRAN 4 Petunjuk untuk Rapid Rural Appraisal Sederhana Kegiatan Persiapan Sosial Pleno Alor Dengan metode Rapid Rural Appraisal Analisa Dampak Sosial untuk Komunitas Adat Terpencil (Social Impact Assessment

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A.1 Hasil Uji Validitas Validitas LKS ini dilakukan pada tiga bagian, yakni validitas materi, validitas konstruksi dan validitas bahasa. Adapun hasil validasi

Lebih terperinci

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI Penjelasan VI terdiri dari dua bagian, yaitu Penulisan Usulan Desa dan Verifikasi. Bagian penulisan usulan berisi penjelasan tentang cara menuliskan usulan

Lebih terperinci

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit.

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit Pengantar: ANALISA KOMUNITAS Aktivitas belajar ini tepat diberikan kepada kelompok yang mau menyusun rencana kegiatan atau yang mau memfasilitasi perencanaan

Lebih terperinci

POWER MAPPING. Sukri Tamma, Fisip Universitas Hasanudin

POWER MAPPING. Sukri Tamma, Fisip Universitas Hasanudin POWER MAPPING Sukri Tamma, Fisip Universitas Hasanudin TUJUAN POWER MAPPING 1) Sebagai metode untuk memetakan stakeholder yang terkait dengan suatu kebijakan atau program 2) Untuk memberikan gambaran atas

Lebih terperinci

LAMPIRAN IV PANDUAN PENYIAPAN LAHAN DENGAN PEMBAKARAN UNTUK MASYARAKAT ADAT/TRADISIOANAL

LAMPIRAN IV PANDUAN PENYIAPAN LAHAN DENGAN PEMBAKARAN UNTUK MASYARAKAT ADAT/TRADISIOANAL LAMPIRAN IV PANDUAN PENYIAPAN LAHAN DENGAN PEMBAKARAN UNTUK MASYARAKAT ADAT/TRADISIOANAL 1. Pengertian Penyiapan lahan dengan pembakaran adalah upaya yang dilakukan dalam rangka untuk melakukan penyiapan

Lebih terperinci

Perkebunan produktif di lereng pegunungan

Perkebunan produktif di lereng pegunungan Khofiffah Mudjiono: Perkebunan produktif di lereng pegunungan Bayangkan anda tengah berada di lereng pegunungan. Sejauh mata anda memandang, terlihat hamparan perkebunan berbagai komoditas. Mungkin teh

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul : Jenis Kegiatan : Adaptasi dan Ketangguhan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa irigasi

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013-2015 Penyelenggaraan penanggulangan bencana bertujuan untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan bencana

Lebih terperinci

kepemilikan lahan. Status lahan tidak jelas yang ditunjukkan oleh tidak adanya dokumen

kepemilikan lahan. Status lahan tidak jelas yang ditunjukkan oleh tidak adanya dokumen Lampiran 1 Verifikasi Kelayakan Hutan Rakyat Kampung Calobak Berdasarkan Skema II PHBML-LEI Jalur C NO. INDIKATOR FAKTA LAPANGAN NILAI (Skala Intensitas) KELESTARIAN FUNGSI PRODUKSI 1. Kelestarian Sumberdaya

Lebih terperinci

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? A. Siapa yang Melakukan Lesson Study? Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai

Lebih terperinci

SOP/UJM-L/LM/002 AUDIT MUTU INTERNAL

SOP/UJM-L/LM/002 AUDIT MUTU INTERNAL Page 1 of 22 SOP/UJM-L/LM/002 AUDIT MUTU INTERNAL Dibuat oleh Paraf Direvisi oleh Paraf : Ir. Slamet Riyadi,M.Eng : : : LPMI Tgl. Pembuatan : 20 Mei 2013 Disetujui oleh Paraf : Rektor : Tgl. Revisi : I.

Lebih terperinci

Kami telah menyiapkan beberapa sumber daya untuk membantu anda berpatisipasi dalam Pelajaran Cerita Besar ini.

Kami telah menyiapkan beberapa sumber daya untuk membantu anda berpatisipasi dalam Pelajaran Cerita Besar ini. Kepada Yth Kepala Sekolah, Guru dan Rekan Sejawat Perihal: UNGEI dan Kampanye Dunia untuk Pendidikan Pelajaran Cerita Besar Pekan Aksi Dunia 2011: Ini adalah hak, jadikanlah dengan benar! Pendidikan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Sembunglor merupakan sebuah desa yang terletak dalam cakupan wilayah Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro. Desa Sembunglor itu desa yang amat kecil dan terpencil

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4b SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Ranking Kemiskinan dan Transek Lingkungan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Manjilala

PENDAHULUAN. Manjilala PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I 71 72 LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I SEKOLAH : SDN SIDOREJO LOR 02 MATA PELAJARARAN : MATEMATIKA KELAS/SEMESTER : V / 2 ALOKASI WAKTU : 5 X @35 Menit ( DUA PERTEMUAN) HARI, TANGGAL

Lebih terperinci

MATERI 1 PEMBAHASAN JADWAL. Manjilala

MATERI 1 PEMBAHASAN JADWAL. Manjilala MATERI 1 PERKENALAN DAN PEMBAHASAN JADWAL Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta, pelatih, dan panitia dapat menciptakan suasana keakraban selama pelatihan Peserta dapat menyebutkan

Lebih terperinci

Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba.

Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba. Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba. Harga tidak hanya mempengaruhi profitabilitas produk olahraga, itu mengkomunikasikan

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 677/Kpts-II/1998 jo Keputusan Menteri

Lebih terperinci

Saudara Membutuhkan Berita

Saudara Membutuhkan Berita Saudara Membutuhkan Berita Setiap tahun orang memilih beberapa macam benih untuk ditanam di kebun mereka. Kalau mereka ingin menanam boncis, mereka menanam benih boncis. Akan tetapi tukang kebun tidak

Lebih terperinci

Perumusan Isu Strategis

Perumusan Isu Strategis MODUL 5 Perumusan Isu Strategis TUJUAN Menunjukkan bahwa isu tidak tersedia dalam bentuk jadi sehingga harus dipilih dan diolah. Menunjukkan bagaimana mengembangkan isu strategis dengan mendayagunakan

Lebih terperinci

Ekologi Padang Alang-alang

Ekologi Padang Alang-alang Ekologi Padang Alang-alang Bab 2 Ekologi Padang Alang-alang Alang-alang adalah jenis rumput tahunan yang menyukai cahaya matahari, dengan bagian yang mudah terbakar di atas tanah dan akar rimpang (rhizome)

Lebih terperinci

PANDUAN PENDAMPINGAN DAN WAWANCARA TERHADAP KORBAN PERDAGANGAN ANAK:

PANDUAN PENDAMPINGAN DAN WAWANCARA TERHADAP KORBAN PERDAGANGAN ANAK: PANDUAN PENDAMPINGAN DAN WAWANCARA TERHADAP KORBAN PERDAGANGAN ANAK: 1 The Regional Support Office of the Bali Process (RSO) dibentuk untuk mendukung dan memperkuat kerja sama regional penanganan migrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas menurut Sutama (2010: 15-21) merupakan upaya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas menurut Sutama (2010: 15-21) merupakan upaya 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas menurut Sutama (2010: 15-21) merupakan upaya untuk memperbaiki

Lebih terperinci

1. Membangun kemitraan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan

1. Membangun kemitraan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan KODE UNIT : O.842340.003.01 JUDUL UNIT : Menjalin Hubungan yang Positif dengan Pemangku Kepentingan DESKRIPSI UNIT : Unit ini menjelaskan keterampilan, pengetahuan, dan Sikap kerja yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL Heddi Dongoran Guru di SD Negeri 349 Tanjung Kapa Mandailing Natal Surel

Lebih terperinci

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Didorong oleh dukungan penuh terhadap Konvensi tentang Hak-Hak Anak, yang

Lebih terperinci

Kamar Kecil. Merokok. Agenda. Telepon selular

Kamar Kecil. Merokok. Agenda. Telepon selular 1 Kamar Kecil Merokok Agenda Telepon selular 2 Menjelaskan manfaat dari negosiasi yang efektif. Menjelaskan lima tahap negosiasi. Menekankan persiapan dan negosiasi berbasiskepentingan Menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

ECHO Asia Notes, Issue 21 June 2014

ECHO Asia Notes, Issue 21 June 2014 ECHO Asia Notes, Issue 21 June 2014 Belajar dari Petani Ditulis oleh Rajendra Uprety, dicetak ulang dari Farming Matters, Maret 2013 Penerjemah: Tyas Budi Utami Pertama kali saya membaca tentang SRI adalah

Lebih terperinci

Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011

Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011 Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011 Pak Muliadi S.E yang terhormat, Terima kasih atas surat Anda tertanggal 24 Februari 2011 mengenai Kalimantan Forests and Climate

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul: Jenis Kegiatan: Mitigasi Berbasis Lahan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

GENDER, PEMBANGUNAN DAN KEPEMIMPINAN

GENDER, PEMBANGUNAN DAN KEPEMIMPINAN G E N D E R B R I E F S E R I E S NO. 1 GENDER, PEMBANGUNAN DAN KEPEMIMPINAN The Australia-Indonesia Partnership for Reconstruction and Development Local Governance and Community Infrastructure for Communities

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. A. Umum

I PENDAHULUAN. A. Umum I PENDAHULUAN A. Umum Penelitian pada dasarnya memerlukan statistika sebagai alat dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi dalam mengadakan pengambilan keputusan. Sebagai contoh dalam penelitian-penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan lebih lanjut ketentuan Bab IV Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Participatory Rural Appraisal. Asep Muhamad Samsudin Pembekalan KKN Tim II Undip

Participatory Rural Appraisal. Asep Muhamad Samsudin Pembekalan KKN Tim II Undip Participatory Rural Appraisal Asep Muhamad Samsudin Pembekalan KKN Tim II Undip Apa itu PRA? Pengertian Pendekatan dan metode yang memungkinkan masyarakat secara bersama-sama menganalisis masalah kehidupan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci