BAB IV ANALISIS TERHADAP RELASI AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN
|
|
- Deddy Tedjo
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 40 BAB IV ANALISIS TERHADAP RELASI AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN Berangkat dari uraian yang telah dikemukakan dan di paparkan pada babbab sebelumnya, maka uraian selanjutnya penulis analisis sehingga mendapatkan secara garis besar terhadap relasi agama dan ilmu pengetahuan menurut Prof. Dr. Harun Nasution serta relevansi pemikiran Harun Nasution terhadap pemikiran zaman klasik tentang relasi agama dan ilmu pengetahuan. A. Analisis Terhadap Relasi Agama dan Ilmu Pengetahuan menurut Prof. Dr. Harun Nasution Agama dipandang Harun Nasution sebagai suatu ikatan yakni ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi oleh manusia sehingga ikatan tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Agama, termasuk di dalamnya Islam, berisikan ajaran kepercayaan kepada Tuhan, wahyu, kiamat, malaikat, setan,surga dan neraka serta hal-hal yang gaib yang tidak dapat diamati langsung dengan indera. Percaya akan semua hal-hal yang bersifat gaib itu diawali dengan kepercayaan dan hal ini tidak bisa diganggu gugat, sebab agama didasarkan pada otoritas wahyu. Agama yang inti ajarannya didasarkan pada wahyu, kalam Tuhan, masih memerlukan penfsiran-penafsiran menuju realisasi inti ajaran Tuhan. Dalam hal inilah dapat dilihat peran ilmu pengetahuan dalam menafsirkannya. Ilmu pengetahuan (sains) yang didasarkan pada akal pikiran dan pengalaman melalui indera, keberadaannya sangat diperlukan untuk membuktikan kebenaran-kebenaran ajaran agama. Pengetahuan dalam Islam dapat diperoleh dari dua jalan, yakni jalan wahyu dalam arti komunikasi dari Tuhan kepada manusia dan dengan jalan akal yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Hubungan antara agama yang berdasarkan pada wahyu dan ilmu pengetahuan yang mendasarkan pada akal pikiran menurut Harun seharusnya tidak ada pertentangan, bahkan sebaliknya apabila akal digunakan secara
2 41 optimal akan dapat memperdalam iman. Agama akan dapat menemukan kembali vitalitas dan kemampuannya untuk menghadapi tantangan-tantangan jaman bila ditunjang dengan akal. Ilmu pengetahuan tidak dimaksudkan untuk mendirikan atau merobohkan satu bagian tertentu dari kepercayaan atau iman, tetapi untuk menguji dengan kritis apa saja yang datang kepadanya di dalam dunia dan untuk mengakui dengan jujur. Meskipun daerah agama dan ilmu pengetahuan yang nyata terpisah satu sama yang lainnya, namun antara keduanya terdapat hubungan yang erat. Agama yang memiliki ajaran yang absolut dan mutlak ternyata masih memiliki ajaran yang relatif yang memberi ruang pada peran ilmu pengetahuan. Agama menetapkan tujuan, namun agama tetap belajar dari ilmu pengetahuan dalam arti yang seluas-luasnya. Dalam perkembangan Islam, akal memainkan peran yang penting, bukan dalam bidang kebudayaan saja, tetapi dalam bidang agama itu sendiri, ulama-ulama Islam tidak semata-mata berpegang pada wahyu, tetapi banyak pula berpegang pada akal. Hal ini dapat dijumpai dalam bidang fiqih dan tauhid. Dalam bidang fiqih, akal digunakan untuk memberikan pemahaman, serta pengetahuan yang belum jelas dalam ayat-ayat Al-Qur an, karena sebenarnya ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Qur an itu belum memberikan penjelasan-penjalasan yang terperinci dalam pengertian serta pelaksanaannya khususnya dalam ayat-ayat Ahkam (hukum). Sedangkan dalam ilmu tauhid akal dipergunakan untuk mengetahui sifat-sifat Allah bukan zatnya. Dalam masalah tauhid ini, menimbulkan berbagai macam aliran teologi dalam Islam, yang kesemuanya memiliki pendapat yang berbeda-beda. Walaupun demikian, semua aliran teologi yang timbul dalam agama Islam tetap berpegang pada nas Al-Qur an untuk memperkuat pendapat-pendapat mereka. 1 1 Harun Nasution, Akal dan Wayu Dalam Al-Qur an, ed. 1, cet. 2, Jakarta, Universitas Indonesia (UI-Press), 1986, hlm. 78
3 42 Ilmu pengetahuan merupakan produk kegiatan berpikir sebagai obor dan semen bagi peradaban di mana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidupnya dengan lebih sempurna. Berbagai kegiatan dikembangkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan jalan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya. Hal ini terkadang dilakukan oleh manusia tanpa didasari agama. Sehingga yang terjadi adalah semangat sekularisasi nilai agama dalam kehidupan yang mengakibatkan terjadinya kerusakan. Ketika persoalan ini terjadi dalam kehidupan masyarakat, yang terjadi bukan kemajuan tetapi malah menjadi sebuah malapetaka, sehingga yang harus dilakukan oleh para saintis adalah menyesuaikan ilmu pengetahuan dengan agama, dengan hal ini akan berkembang ilmu pengetahuan yang benar-benar memikirkan kepentingan umum, bukan kepentingan atau ambisi pribadi. Sehingga ilmu pengetahuan dan agama tidak ada pertentangan satu dengan yang lainnya. Apabila dirasa ada pertentangan kemungkinan besar justru ilmu belum dapat menjangkau permasalahannya. Prof. Dr. Harun Nasution dikenal sebagai pembaharu pemikiran Islam Indonesia yang kerap kali memberi pendapat tentang upaya membangun masyarakat muslim Indonesia. Menurutnya, kebangkitan muslim Indonesia tidak hanya ditandai dengan emosi keagamaan, tetapi didasarkan pada pemikiran yang mendalam tentang agama Islam 2. Harun Nasution sangat menjunjung tinggi peranan akal dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta agama dalam pengertian dan pelaksanaannya. Hal ini dapat dilihat dari pendapatnya yang mengatakan bahwa, pengetahuan-pengetahuan dalam bidang keagamaan bukan hanya harus berdasarkan dengan wahyu saja, tetapi seperti juga halnya pengetahuan yang bersifat ilmiah, bahwa agama juga 2 Ade Armando, dkk., Ensiklopedi Indonesia untuk pelajar menggunakan huruf Helvetika dan souvenir Light, Jakarta, Ikhtiar Baru Van Hoeve, hlm. 90.
4 43 diperoleh dengan mempergunakan bukti-bukti historis, argumen-argumen rasionil dan pengalaman-pengalaman pribadi. 3 Ilmu pengetahuan dalam Islam, khususnya di Indonesia memang kurang dapat berkembang dengan pesat seperti halnya di negara-negara barat, ini bukan berarti Islam menutup diri untuk perkembangan Ilmu pengetahuan dan modernisasi, melaikan karena sebagian besar umat Islam menganggap bahwa ajaran-ajaran yang ada dalam agama Islam, mengandung dogmadogma yang sulit menerima perubahan tersebut, padahal ajaran-ajaran yang dogmatis dalam agama Islam hanya sedikit jumlahnya. Hal lain yang menghambat perkembangan modernisasi dalam Islam yaitu umat Islam banyak menganggap bahwa tradisi yang sudah ada sejak jaman dulu dianggap sebagai dogma yang tidak dapat dilanggar dan diubah, padahal dalam Islam membuka pintu ijtihad bagi umatnya, karena tradisi yang ada sebelumnya belum tentu sesuai dengan jaman sekarang. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, agama dengan permasalahan-permasalahannya tetap membutuhkan peranan akal. Ilmu pengetahuanpun masih butuh dengan agama untuk mengontrol terjadinya kerusakan-kerusakan yang sebabkan olehnya. Jadi antara agama dan ilmu pengetahuan memang saling membutuhkan dan melengkapi. Namun konsep pemikiran Harun Nasution tentang relasi Agama dan ilmu pengetahuan masih bersifat abstrak, kurang jelas. Agama dalam pandangan Harun Nasution adalah suatu ikatan yang harus dipatuhi oleh manusia yang didasari dengan kepercayaan kepada tuhan yang mengatur segalanya. Dengan dasar kepercayaan itu manusia akan patuh dan tunduk dalam menjalankan ajaran-ajaran yang ada dalam agama, sehingga tanpa adanya pengaruh dari luarpun manusia tetap percaya dengan adanya tuhan. Ilmu pengetahuan disini hanya berperan sebagai penjelas dari ajaranajaran yang ada dalam agama. Ilmu pengetahuanpun dapat berkembang dengan sendirinya tanpa adanya pengaruh dari luar keilmuannya, karena ilmu pengetahuan bersifat 3 Harun Nasution, Falsafat Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1973, hlm. 14.
5 44 otonom, sedangkan agama hanya berperan dalam memberikan penjelasan moral dalam penerapannya dan sekaligus sebagai pertimbangan dan kadangkadang akan mempunyai pengaruh pada proses perkembangannya lebih lanjut. Dalam hal ini terjadi keharusan untuk memperhatikan kodrat manusia, menjaga keseimbangan ekosistem, dan bertanggung jawab pada kepentingan umum. B. Analisis Terhadap Relevansi Pemikiran Prof. Dr. Harun Nasution terhadap Pemikiran Zaman Klasik Tentang Relasi Agama dan Ilmu Pengetahuan Pada BAB III di atas telah dijelaskan, bahwa agama Islam sulit menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, sehingga tidak ada keharmonisan antara keduanya, oleh sebab itu Harun Nasution mencoba untuk mengubah pandangan umat Islam yang masih bersifat tradisional untuk dijadikannya sebagai umat yang modern, agar dapat berkembang dan menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Dalam hal ini Prof. Dr. Harun Nasution berpendapat bahwasanya peranan akal (ijtihad) sangatlah diperlukan dalam mendampingi pengetahuanpengatahuan dalam bidang agama (wahyu). Wahyu yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW secara keseluruhan bukanlah suatu hal yang mutlak atau harga mati sehingga tidak bisa diotak-atik akan tetapi ada bagian-bagian tertentu dari wahyu yang perlu dijelaskan secara terperinci. Dalam menjelaskan atau menjabarkan bagian-bagian dari wahyu tersebut inilah masih diperlukannya rasio (akal) sehingga wahyu tersebut dapat dimengerti serta dipahami sesuai dengan tujuan dari diturunkan wahyu. Dalam Islam ajaran-ajaran yang bersifat dogmatis sebenarnya tidak banyak, ajaran-ajaran itu hanya menyangkut hal-hal seperti Tuhan Maha Esa, Nabi Muhammad rasul Tuhan, Al-Qur an adalah wahyu Tuhan, dan lain sebagainya. Dalam ayat Al-Qur an yang jumlahnya kurang lebih ayat, hanya kira-kira ada 240 ayat yang mengandung ketentuan-ketentuan tentang
6 45 hidup kemasyarakatan. Pada umumnya ayat-ayat itu datang dalam bentuk prinsip-prinsip dan garis besarnya saja. Dalam memahami perincian dan pelaksanaanya banyak dipakai akal oleh para ulama yang dalam Islam disebut ijtihat. Tetapi perlu diperhatikan bahwa tiap agama umumnya, dikalangan umat Islam ada kecenderungan keras untuk menganggap hasil ijtihad atau pemikiran ulama bersifat absolut, sehingga kaburlah pengertian tentang ajaran-ajaran agama. Ilmu pengetahuan sendiri merupakan produk dari akal pikiran manusia yang bertujuan untuk mencari penemuan-penemuan baru guna memberikan kesejahteraan bagi kehidupan manusia, akan tetapi terkadang para saintis menutup diri dalam mencari ilmu pengetahuan, tanpa menghiraukan dimensi etik bagi kemasyarakatan, sehingga yang terjadi adalah ilmu pengetahuan yang sekuler, dan tidak menghiraukan akibat dari penemuannya itu. Maka di sinilah peran agama untuk memberikan arahan bagi ilmu pengetahuan agar dapat menghasilkan kontribusi yang positif bagi manusia. Untuk mengatasi munculnya ilmu pengetahuan yang sekuler dalam perkambangannya maka Harun Nasution memberikan alternatif, yaitu: 1. Menyesuaikan filsafat dan sains yang sekuler dengan agama, sehingga yang terjadi adalah filsafat dan sains yang agamis. 2. mengutamakan pendidikan moral umat beragama, disamping pengajaran ibadah dan syari ah, sehingga terciptalah umat beragama yang berakhlak mulia. Keselarasan antara ilmu pengetahuan yang bersumber pada akal dan agama yang berdasarkan pada wahyu, sebenarnya sudah ada dalam Islam pada zaman klasik, yaitu pada masa abad delapan dan sembilan masehi. Pada zaman itu Islam mengalami masa kejayaannya. Harun Nasution mencoba untuk menghidupkan kembali teologi rasional pada zaman klasik yang berkembang sekitar abad 8 dan 13 masehi. Dalam teologi ini manusia diberi kebebasan oleh Tuhan dalam menentukan kemauan dan perbuataannya. Dengan kata lain manusia bersifat dinamis dan aktif, bukan statis dan pasif.
7 46 Dalam teologi rasional ini juga diajarkan bahwa alam diatur oleh Tuhan menurut hukum alam ciptaan-nya, yang dalam al-qur an disebut sunnatullah. Yang dimaksud dengan sunnatullah adalah ciptaan Tuhan atas kehendak-nya, maka alam manusia yang mengikuti sunnatullah, yang pada hakekatnya mengikuti kehendak Tuhan. Dengan adanya sunnatullah yang mengatur alam semesta pada zaman itu banyak menghasilkan ahli-ahli ilmu pengetahuan. Sehingga berkembanglah ilmu pengetahuan duniawi secara pesat, karena dalam Islam akal sebenarnya memiliki kedudukan yang tinggi. Ayat al-kawniyyah dalam Al-Qur an, ayat-ayat yang mengajarkan manusia supaya memperhatikan fenomena alam, mendorong ulama-ulama Islam zaman klasik untuk mempelajari dan meneliti alam sekitar. Ulama Islam dan cendekiawan pada zaman itu bukan hanya menguasai ilmu dan filsafat yang mereka peroleh dari peradaban Yunanai klasik, tetapi mereka kembangkan dan tambahkan kedalam hasil-hasil pemikiran mereka sendiri. Sehingga timbullah ilmuwan-ilmuwan dan filosoffilosof Islam, di samping ulama-ulama dalam bidang agama. Untuk mengembangkan ilmu-ilmu itu di dirikan Universitas-universitas, yang terkenal diantaranya adalah Universitas Andalus di Cordoba (Spayol Islam), Universitas Al-azhar di Kairo dan Universitas Al-Nizamiah di Baghdad. Ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh ilmuwan Islam itu tidak mendapat tantangan dari ulama-ulama, bahkan ilmu pengetahuan dan agama pada waktu itu hidup berdampingan dengan damai. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemikiran-pemikiran Harun Nasution banyak kesamaannya dengan teologi rasional yang berkembang pada zaman klasik, hal ini dapat dilihat dari pemikiran-pemikiran Harun Nasution yang banyak mengacu pada ketajaman akal dalam masalah agama, seperti juga dalam teologi rasional zaman klasik yang menjunjung tinggi peranan akal. Perkembangan agama yang tertinggal jauh dengan ilmu pengetahuan dewasa ini dalam agama Islam, menurut Harun Nasution, bukan karena
8 47 ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur an membatasi diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan melainkan karena pandangan umat Islam yang sempit dalam memahami isi dari kandungan Al-Qur an, sehingga Harun Nasution mencoba untuk menyesuaikan antara agama dan ilmu pengetahuan. Pada zaman klasikpun terdapat keserasian antara agama dan ilmu pengetahuan, karena kedudukan akal pada saat itu sangat tinggi sehingga banyak filosof dan ilmuwan yang lahir dari umat Islam. Hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama sangat harmonis dan tidak ada pertentangan. Dalam memahami ajaran-ajaran Islam serta pelaksanaannya Harun Nasution mencoba untuk menghapus pandangan umat Islam yang menganggap bahwa tradisi yang datang dari ulama-ulama zaman silam merupakan suatu dogma yang tidak bisa diubah dan tidak boleh dilanggar, padahal tradisi tersebut belum tentu sesuai dengan zaman sekarang, dengan konsep ini Harun Nasution membuka kembali pintu ijtihad bagi ulama Islam pada zaman sekarang. Seperti juga yang terjadi pada zaman klasik, bahwa pintu ijtihad tetap terbuka bagi umat Islam, namun tetap berpegang pada sumber utama yaitu Al-Qur an dan Hadits. Jelas sudah bahwa konsep-konsep atau pemikiran-pemikiran Harun Nasution memiliki banyak kesamaan serta memiliki relavansi dengan pemikiran-pemikiran teologi rasional zaman klasik dalam banyak hal, seperti pemikiran-pemikiran Harun Nasution tentang kedudukan akal dan wahyu dalam Islam, pandangannya tentang agama, ilmu pengetahuan serta tujuannya dalam mengharmonisasikan ilmu pengetahuan dan agama, untuk menperoleh kehidupan yang lebih sempurna.
BAB III RELASI AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN MENURUT PEMIKIRAN PROF. DR. HARUN NASUTI0N
28 BAB III RELASI AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN MENURUT PEMIKIRAN PROF. DR. HARUN NASUTI0N A. Biografi Prof. Dr. Harun Nasution Harun Nasution lahir pada hari selasa, 23 September 1919 di Pematang Siantar,
Lebih terperinciSecara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat.
Secara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat. 1.Kedamain 2.kesejahteraan 3.keselamatan 4.ketaatan dan 5.kepatuhan Kedamaian itu adalah ketenangan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dipaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang penulis kaji. Sebagaimana yang telah dikaji
Lebih terperinciMATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama)
MATERI PERTEMUAN II Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama) Tujuan Instruksional Umum: Agar mahasiswa memahami Kerangka dasar Agama Islam dan Hukum Islam serta keterkaitan keduanya
Lebih terperinciIPTEK DAN SENI DALAM ISLAM
IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul IPTEK
Lebih terperinciKONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung
KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filsafat merupakan pengetahuan yang wajib dipahami
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Agama Bobot Mata Kuliah : 2 Sks Deskripsi Mata Kuliah : Mengkaji aspek-aspek yang berhubungan dengan makhluk, mengkaji sifat dan kekuasaan Allah
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Agama Bobot Mata Kuliah : 3 Sks Deskripsi Mata Kuliah : Mengkaji aspek-aspek yasng berhubungan dengan makhluk, mengkaji sifat dan kekuasaan Allah
Lebih terperinciKhatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)
Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Agama Bobot Mata Kuliah : 2 Sks Deskripsi Mata Kuliah : Mengkaji aspek-aspek yang berhubungan dengan makhluk, mengkaji sifat dan kekuasaan Allah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami
Lebih terperinciKata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan
PAHAM TEOLOGI RASIONAL MU'TAZILAH DI INDONESIA Oleh : M. Baharudin Abstrak Studi terhadap sejarah perkembangan dan pemikiran dalam Islam khususnya dalam bidang teologi telah menarik minat para ulama Islam
Lebih terperinciKEBUDAYAAN DALAM ISLAM
A. Hakikat Kebudayaan KEBUDAYAAN DALAM ISLAM Hakikat kebudayaan menurut Edward B Tylor sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:39) bahwa : Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks
Lebih terperinciFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS Nuryani, M. IAIN Palopo Abstrak: Filsafat merupakan sebuah sistem komprehensif dari ide-ide mengenai keadaan yang murni
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan
Lebih terperinciSumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan
c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam Modul ke: 09Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pendidikan dan Kompetensi Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen 1. ILMU PENGETAUAN DAN TEKNOLOGI DALAM PANDANGAN ISLAM Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciSUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER
Modul ke: SUMBER AJARAN ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Umat Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada
Lebih terperinciKONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF)
KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF) A. Latar Belakang Setiap orang yang ingin menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, terperinci, perlu mempelajari teologi yang terdapat
Lebih terperinciPentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Pentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat didorong oleh kualitas pendidikan manusia. Ilmu pengetahuan memang bersifat objektif
Lebih terperinciDIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU
l Edisi 019, September 2011 P r o j e c t DIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU i t a i g k a a n D Pradana Boy ZTF Edisi 019, September 2011 1 Edisi 019, September 2011 Dimensi Filsafat dalam Wahyu Posisi wahyu
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-
Lebih terperinciMANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP. Nama : Musafak NPM :
Nama : Musafak NPM : 35412164 Kelas : 1ID08 A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP 1 Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh pembaharuan Islam yang dilakukan oleh umat Islam di Saudi Arabia, Mesir, dan India
Lebih terperinciPENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I
PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I ISBN: 978-602-71453-0-6 Editor
Lebih terperinciIslam dan Demokrasi. Disusun oleh : AL-RHAZALI MITRA ANUGRAH F FEBRIAN DELI NOVELIAWATI C.
Islam dan Demokrasi Disusun oleh : AL-RHAZALI 07230054 MITRA ANUGRAH F 07230068 FEBRIAN DELI 201010050311070 NOVELIAWATI C. 201010050311085 MUSLIM DEMOKRAT Islam, Budaya Demokrasi, dan Partisipasi Politik
Lebih terperinciBAB IV STUDI ANALISA PANDANGAN TOKOH AGAMA SUKU SAMIN MODERN DI DESA TAPELAN TENTANG TEOLOGI ISLAM
BAB IV STUDI ANALISA PANDANGAN TOKOH AGAMA SUKU SAMIN MODERN DI DESA TAPELAN TENTANG TEOLOGI ISLAM Dari hasil paparan bab sebelumnya, yang telah mengupas secara jelas problematika ataupun permaslahan teologi,
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011
Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN ISRA' MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW TANGGAL
Lebih terperinciPENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam
Modul ke: 03Fakultas Didin EKONOMI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam Hikmah P, SE, MM Program Studi MANAJEMEN Kesempurnaan Dalam Beragama Apa itu Islam? Rukun Islam Apa itu Iman? Rukun Iman Apa
Lebih terperinciPembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Oleh Prof. Dr. H. Abd. Majid, M.A. Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Oleh Prof. Dr. H. Abd. Majid, M.A. Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia Pengertian PAI UUSPN No. 2/1989 pasal 39 ayat 2: Pendidikan agama merupakan
Lebih terperinciFile di download dari Media Pendidikan Dr. Hujair AH Sanaky
REKONSTRUKSI PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PARADIGMA BARU DAN REKONSTRUKSI PENDIDIKAN ISLAM DI ERA MODERN Oleh: Tabrani. ZA Makalah ini di susun guna memenuhi tugas Mata kuliah matrikulasi Pengantar Sistem
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL
71 BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL Sekolah merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap
Lebih terperinciPendahuluan. Ainol Yaqin. Pertemuan ke-1 M E T O D O L O G I S T U D I I S L A M
M E T O D O L O G I Pertemuan ke-1 S T U D I I S L A M Pendahuluan Ainol Yaqin Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Kontrak Perkuliahan Pendahuluan Outline Kontrak Perkuliahan
Lebih terperinciTANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN
TANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN Oleh Nurcholish Madjid Agama merupakan suatu cara manusia menemukan makna hidup dan dunia yang menjadi lingkungannya. Tapi, hidup kita dan ling kungan abad modern
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITP. Minggu Pokok Bahasan/ Sub Pokok TIU TIK Daftar Pustaka
SATUAN ACARA PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITP Mata kuliah : Pendidikan Agama Kode Mata Kuliah : ITP0 SKS : Waktu Pertemuan : 6 kali Pertemuan Deskripsi : Mata kuliah Pendidikan Agama bertujuan
Lebih terperinciKerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam
Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam Istilah addin al-islam Tercantum dalam Al-Qur an Surat al-maaidah (5) ayat 3, mengatur hubungan manusia dengan Allah (Tuhan), yang bersifat vertikal, hubungan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan ditinjau dari tujuan dan hakekatnya secara umum dapat dimaknai sebagai suatu upaya untuk mengantarkan seorang manusia menuju kedewasaan yaitu dengan cara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut
Lebih terperinciSumber Ajaran Islam. Informatika. DR. Rais Hidayat.
Sumber Ajaran Islam DR. Rais Hidayat Informatika www.mercubuana.ac.id Kompetensi Menjelaskan sumber-sumber ajaran Islam. Menguraikan Al-Qur an, As-Sunnah dan ijtihad sebagai sumber ajaran Islam. Memahami
Lebih terperinciF LS L A S F A A F T A T ISL S A L M
FILSAFAT ISLAM Prof. Dr. H. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; Website: http://almasdi.unri.ac.id Sumber Ilmu: AL 'ALAQ (1-5) 1. Bacalah dengan (menyebut)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)
KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciTEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi
TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi i ii TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi iii iv TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an
BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem
Lebih terperinciIPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia
IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera, intuisi, firasat atau yang
Lebih terperinci. 2 TANDA-TANDA KIAMAT
Pendahuluan 1 Pendahuluan . 2 TANDA-TANDA KIAMAT Pendahuluan 3 Di sepanjang sejarah, umat manusia telah memahami keagungan gunung-gunung dan luasnya langit, walaupun menggunakan metode-metode pengamatan
Lebih terperinci2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keagamaan, salah satunya yaitu dengan membaca Kitab Suci Al-Qur an dan. memahami isi dari kitab tersebut dengan baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini, perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi semakin pesat. Untuk itu diperlukan ilmu keagamaan sebagai penguat iman dan bekal manusia
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah Kepribadian Agama Islam. Disusun Oleh : Drs. Muh. Shihat Zain, M. Ag. Dosen
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah Kepribadian Agama Islam Disusun Oleh : Drs. Muh. Shihat Zain, M. Ag Dosen UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI) AGROINDUSTRI VEDCA BANDUNG DAN CIANJUR 2009 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Permasalahan Jean Paul Sartre seorang filsuf eksistensialis dari Perancis mengatakan bahwa manusia dilahirkan begitu saja ke dalam dunia ini, dan ia harus segera menanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian, menciptakan suasana sejuk dan harmonis bukan hanya di antara sesama umat manusia tetapi juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan Nasional bangsa di Indonesia senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental spiritual, antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Lebih terperinciREFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE-
REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE- 20 Oleh: Ali Sodikin Abstrak : Pendidikan merupakan salah satu wilayah (area of cincern) gerakan pembaruan Islam yang berlangsung di seluruh dunia Islam. Tokoh-tokoh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan proses perubahan menuju kearah yang lebih baik. Dalam konteks sejarah, perubahan yang positif ini adalah jalah Tuhan yang telah dibawa oleh
Lebih terperinciBAB III PANDANGAN DAN METODE IJTIHAD HUKUM JILTERHADAP PERKAWINAN BEDA AGAMA. A. Pandangan JIL terhadap Perkawinan Beda Agama
BAB III PANDANGAN DAN METODE IJTIHAD HUKUM JILTERHADAP PERKAWINAN BEDA AGAMA A. Pandangan JIL terhadap Perkawinan Beda Agama Ulil Abshar Abdalla, koordinator JIL mempunyai pandangan bahwa larangan kawin
Lebih terperinci2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)
2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendididkan sangat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi orang tua bahkan lebih khusus lagi bagi anak-anak generasi penerus bangsa. Karena munculnya berbagai
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung
BAB V PEMBAHASAN A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung Banyak cara yang digunakan untuk mengurangi kerusakan alam. Salah satunya
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C
Lampiran 3 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C 01. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, membacanya ibadah
Lebih terperinci: Kemungkinan Studi Agama Secara Filsafati
Pokok Bahasan II : Kemungkinan Studi Agama Secara Filsafati A. Ultimasi Agama dan Filsafat: Upaya Mempertemukan Karakter-karakter yang Berbeda 1. Watak agama dan filsafat H.M.Rasjidi (1965: 3) mengemukakan
Lebih terperinciSALAH FAHAM TERHADAP ISLAM DAN SUMBER AJARAN ISLAM. Matakuliah : Agama Islam. Dosen : Drs.Moehadi, M.Pd
SALAH FAHAM TERHADAP ISLAM DAN SUMBER AJARAN ISLAM Matakuliah : Agama Islam Dosen : Drs.Moehadi, M.Pd Disusun oleh : 1. Defi Desiana (14144600192) 2. Siti Aminah (14144600198) 3. Zafira Syajarotun (14144600196)
Lebih terperinciKarakteristik Pendidikan Islam; Sebuah Pengantar Terhadap Pendidikan Islam
Karakteristik Pendidikan Islam; Sebuah Pengantar Terhadap Pendidikan Islam Oleh: Hidayat Abdullah Disampaikan dalam perkuliahan Landasan Pendidikan Islam Magister Teknologi Pendidikan Universitas Islam
Lebih terperinciPENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai Manusia, seorang pun tak dapat melepaskan dirinya dari keterkaitannya dengan agama serta ketergantungannya dengan Allah SWT, begitu pun keterkaitannya
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam
204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah aktualisasi
Lebih terperinciA. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA
- 260 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinciSambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014
Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHMI DENGAN PARA PESERTA MUSABAQAH
Lebih terperinciKESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA
c Demokrasi Lewat Bacaan d KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA Oleh Nurcholish Madjid Kemarin, 28 Maret 1999, umat Islam merayakan hari raya Idul Adha 1419 H, yang merupakan perayaan pengingatan kembali (sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang khas dengan pluralitas agama dan budaya. Pluralitas sendiri dapat diterjemahkan sebagai kemajemukan yang lebih mengacu pada jumlah
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah / SKS Semester Program Studi Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum referensi (PSE 001) Pendidikan Agama Islam (3 SKS) I (Satu) PGSD Mengkaji dan memberi
Lebih terperinciBAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM
BAB 2 OLEH : ISLAM DAN SYARIAH ISLAM SUNARYO,SE, C.MM 1 Tujuan Pembelajaran Dapat menjelaskan Makna Islam Dapat Menjelaskan Dasar Dasar Ajaran Islam Dapat menjelaskan Hukum Islam Dapat menjelaskan Klassifikasi
Lebih terperinciA. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNADAKSA
- 1467 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNADAKSA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertengahan kedua dari abad IX M. Aliran ini didirikan oleh Abu Mansur Muhammad Ibn Mahmud Al-Maturidi. Kemudian namanya dijadikan sebagai nama aliran Maturidiah. Aliran
Lebih terperinciA. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU
- 649 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinciHUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA Waldi Nopriansyah, S.H.I., M.S.I Oleh: I. Sumber Hukum Islam Secara umum keberadaan sumber hukum Islam dapat digambarkan dalam diagram berikut : Al-Qur an
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan kepada hambanya, penutup para nabi dan rasul, Muhammad SAW. Ia adalah jalan lurus dan ikatan
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW, 1432 HIJRIAH DIMASDJID AGUNG DARUSSALAM PALU MINGGU, 20 PEBRUARI 2011
GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW, 1432 HIJRIAH DIMASDJID AGUNG DARUSSALAM PALU MINGGU, 20 PEBRUARI 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, YANG
Lebih terperinciModul ke: Mengenal Islam. DR. Rais Hidayat. Fakultas: Ilmu komputer. Program studi: Informasitika.
Modul ke: Mengenal Islam Fakultas: Ilmu komputer DR. Rais Hidayat Program studi: Informasitika www.mercubuana.ac.id Kompetensi Mengetahui perkembangan Islam dan perkembangan Islam pada peradaban dan perubahan
Lebih terperinciKONTRAK PERKULIAHAN (PENDIDIKAN AGAMA)
KONTRAK PERKULIAHAN (PENDIDIKAN AGAMA) Bobot SKS : 2 SKS Semester : Ganjil 2015/2016 Hari Pertemuan : 16 Dosen Pengampuh : 1. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KPKI12101 Pendidikan Agama PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK 1 LEMBAR PENGESAHAN Rencana Semester (RPS) ini telah disahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan dalam mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakrta, 1999, hlm Pradjarta Dirdjosantojo, Memelihara Umat: Kiai Pesantren-Kiai langgar di Jawa, LKis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Munculnya seorang kyai dalam kehidupan masyarakat Madura Desa Bajur, tentunya akan membawakan dampak positif terhadap mereka, karena di samping itu seorang kyai atau
Lebih terperinci2 Mulanya istilah demokrasi memang hanya digunakan dalam wilayah politik akan tetapi pada perkembangan selanjutnya istilah tersebut diterjemahkan sebagai sistem atau prosedur operasional atau pelaksanaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga
Lebih terperinciSUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6
SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA Week 6 Agama Islam menganggap etika sebagai cabang dari Iman, dan ini muncul dari pandangan dunia islam sebagai cara hidup manusia. Istilah etika yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah Muhammad bin Abdullah melalui Malaikat Jibril as dengan lafal-lafal yang berbahasa Arab dan maknanya
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM
BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM Landasan berfikir, zaman, dan tempat yang berbeda secara tidak langsung akan menimbulkan perbedaan, walaupun dalam pembahasan
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejarah menunjukan bahwa, Islam sebagai salah satu bagian dalam sejarah dunia, telah menorehkan sebuah sejarah yang sulit bahkan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah
PENDAHULUAN Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah perkembangan Islam di Dunia. Turki juga merupakan wilayah yang terdiri dari dua simbol peradaban di antaranya peradaban
Lebih terperinciBAB XIII KEBUDAYAAN DALAM ISLAM
BAB XIII KEBUDAYAAN DALAM ISLAM A. Hakikat Kebudayaan Salah satu referensi yang bisa menjadi acuan untuk mengetahui hakikat kebudayaan adalah ungkapan pelopor antropologi modern, Edward B Tylor sebagaimana
Lebih terperinciTERMINOLOGIS KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN
KONSEP AGAMA KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN TERMINOLOGIS UNSUR AGAMA SECARA UMUM PENGERTIAN ISLAM SECARA ETIMOLOGIS DAN TERMINOLOGIS PENGERTIAN AGAMA ISLAM KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN TERMINOLOGIS
Lebih terperinci