PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN CABAI MERAH
|
|
- Djaja Sutedja
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Sofiana Imas 1, Damhuri 2, Asmawati Munir 2 1 Alumni Jurusan Pendidikan Biologi, 2 Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UHO sofiana_imas@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap produktivitas tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.). Penelitian dilaksanakan di kebun Percobaan (rumah kaca) Laboratorium Pengembangan Unit Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), masing-masing 6 kali ulangan, sehingga keseluruhan terdapat 24 tanaman cabai merah. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) berupa perlakuan pemberian pupuk kompos dengan konsentrasi (20%, 40%, 60%,) dan kontrol, dan variabel terikat (Y) yaitu pertumbuhan dan produktivitas tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) dengan indikator tinggi tanaman (cm), lebar daun (cm), panjang daun (cm), jumlah daun (helai), jumlah buah dan berat basah (gram), setelah diberikan pupuk kompos. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman cabai merah dan analisis inferensial dengan menggunakan uji F pada taraf kepercayaan 95% (α = 0.05) serta dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Jarak Nyata Duncan () dan Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk kompos berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, jumlah buah dan berat basah buah dan konsentrasi 20% merupakan perlakuan yang optimum dalam mempercepat pertumbuhan dan produktivitas tanaman cabai merah. Kata kunci : Pupuk Kompos, Cabai Merah. PENDAHULUAN Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan tanaman perdu dari famili solanaceae. Famili ini mempunyai sembilan puluh genus dan terdiri dari dua ribu spesies. Khusus untuk tanaman cabai diketahui mempunyai dua puluh spesies. Tanaman cabai merah merupakan salah satu kelas dicotyledoneae yang dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian meter diatas permukaan laut. Berdasarkan karakteristik tersebut maka tanaman cabai merah dapat dibudidayakan dibanyak tempat di Indonesia. Cabai merupakan komoditas sayuran yang banyak digunakan sebagai bahan pangan terutama sebagai penyedap makanan. Berdasarkan data produksi tanaman cabai merah mengalami penurunan pada tahun Masalah utama dalam budidaya cabai merah adalah tingginya serangan hama/penyakit dan jenis gulma yang dapat menurunkan produkitivitas tanaman cabai merah. Penggunaan pupuk dari bahan kimia yang kurang bijaksana berdampak pada kesuburan tanah. Penggunaan pupuk kimia harus dihindari dengan menggunakan pupuk organik. Budidaya cabai merah tidak terlepas dari penggunaan pupuk organik, untuk itu kondisi lahan harus diketahui agar produktivitas dari cabai tidak menurun. Pupuk organik berasal dari bahan-bahan organik yang belum dipengaruhi oleh berbagai bahan-bahan kimia. Pupuk organik dibedakan menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair (POC). Pupuk organik padat salah satu contohnya yaitu pupuk kompos. Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti dedaunan, alang-alang, jerami dan sebagainya. Berbagai jenis bahan organik tersebut dapat diubah menjadi pupuk kompos dengan bantuan mikroba. Pengomposan tersebut dapat digunakan tanaman sebagai unsur hara untuk menggantikan pemanfaatan pupuk kimia. Pupuk kompos berfungsi sebagai unsur hara tanaman yang bebas dari bahan kimia. Keberadaan pupuk kompos pada tanah juga dapat menjadi daya tarik bagi organisme untuk melakukan aktivitas sebagai pengurai sehingga tanah yang mulanya keras dan sulit ditembus air maupun udara menjadi gembur (Sutanto, 2002 ). 57 P a g e
2 Kompos mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu unsur hara makro seperti Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K). Unsur Nitrogen (N) berfungsi mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman cabai merah. Unsur Fosfor (P) berfungsi menyimpan energi, mempercepat proses pertumbuhan bunga dan buah serta mempercepat pematangan. Unsur Kalium (K) meningkatkan proses fotosintesis, mengefisienkan penggunaan air, membentuk batang yang lebih kuat, mempercepat perakaran sehingga tanaman lebih kokoh dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Kompos, selain mengandung unsur hara makro juga mengandung unsur hara mikro yang dapat membantu dalam proses pertumbuhan tanaman cabai merah seperti besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor (Cl), boron (B), mangan (Mn) dan molibdenun (Mo) (Lingga dkk.,2005). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan tanaman. Triana (2006) melakukan penelitian terhadap pengaruh yang diberikan pupuk kompos pada pertumbuhan tanaman tomat (Lycopersicum esculentum L.), dengan simpulan bahwa pemberian pupuk kompos 30% memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman tomat baik pertumbuhan vegetatif maupun pertumbuhan generatifnya. METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu air, bibit cabai merah, EM 4, gula merah, serasah dan tanah Populasi dari penelitian ini adalah seluruh benih tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) yang ditanam di polybag. Sampel dari penelitian ini ialah seluruh bibit cabai merah dengan tinggi tanaman, jumlah daun, dan umur yang sama, yang ditanam pada 24 polybag. Dimana pengambilan sampel dilakukan secara random purposive sampling yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian yang akan peneliti lakukan adalah jenis penelitian eksperimen dimana peneliti menggunakan metode eksperimen, desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial sebanyak 4 taraf dosis yang berbeda-beda dengan 6 kali ulangan sehingga total 24 unit perlakuan. Desainpenelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Desain Penelitian X o I X 2 I X 1 V X 3 I X 2 IV X 3 III X 2 VI X 3 II X 0 V X 1 I X 0 IV X 1 IV X 1 II X 0 II X 2 II X 3 V X 2 V X 3 IV X 2 III X 3 VI X 1 III X 0 IV X 1 VI X 0III Keterangan: X o : Tanpa pupuk kompos = 100% tanah (kontrol) X 1 : Pupuk kompos taraf 20% /polybag : Pupuk kompos taraf 40% /polybag X 2 X 3 : Pupuk kompos taraf 60% /polybag Y I,II,III,IV,V,VI : Pengulangan Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi dua tahap, yaitu : 1. Analisis deskriptif digunakan untuk menghitung rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, jumlah buah dan berat basah buah tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.). 2. Analisis inferensial digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap produktivitas tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) menggunakan Analisis Of Variance (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Selanjutnya dilakukan uji lanjut berdasarkan nilai Koefisien (KK) (Hanafiah, 2010) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian A. Analisis Deskriptif 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil pengamatan rerata tinggi tanaman yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan pada berbagai konsentrasi untuk tiap perlakuan, disajikan pada Gambar 1. berikut Gambar 1. Rerata tinggi tanaman cabai merah yang diberi pupuk kompos dan tidak diberi pupuk kompos 35 HST 58 P a g e
3 Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa tinggi tanaman yang diberi pupuk kompos bila dibandingkan dengan yang tidak diberikan pupuk kompos. Pada perlakuan 40% mendapatkan rata-rata tinggi tanaman tertinggi yaitu 53,78 dan hampir sama dengan tinggi tanaman yang tidak diberi pupuk kompos yaitu 53,2. Tinggi tanaman terendah yaitu pada perlakuan 60% dengan nilai rata-rata 40, Lebar Daun (cm) Hasil pengamatan rerata lebar daun yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan pada berbagai konsentrasi untuk tiap perlakuan, disajikan pada Gambar 2 berikut: Gambar 2. Rerata lebar daun yang diberi pupuk kompos dan yang tidak diberi pupuk kompos 35 HST. Berdasarkan Gambar 2 menunjukan bahwa pada lebar daun tanaman cabai merah yang diberikan perlakuan pupuk kompos 20% mendapatkan nilai rata-rata lebar daun 6,43 yang merupakan nilai tertinggi bila dibandingkan dengan lebar daun tanaman lainnya. Pada tanaman yang diberikan perlakuan pupuk kompos 40% mendapatkan nilai rata-rata 6,4. Nilai ratarata terendah didapatkan oleh tanaman yang diberikan perlakuan pupuk kompos 60% yaitu 5,82. Gambar 3. Rerata jumlah daun yang diberi pupuk kompos dan yang tidak diberi pupuk kompos 35 HST Berdasarkan Gambar 3 menunjukan bahwa permberian pupuk kompos dengan konsentrasi 20% memiliki rata-rata jumlah daun 72, 17 dan merupakan rata-rata tertinggi bila dibandingkan dengan tanaman yang diberikan perlakuan lainnya. Tanaman yang diberi perlakuan pupuk kompos dengan konsentrasi 40% memiliki rata-rata jumlah daun 62,33. Perlakuan pemberian pupuk kompos dengan konsentrasi 60% memiliki rata-rata jumlah daun 42,17, sedangkan rata-rata jumlah daun pada tanaman yang tidak mendapatkan pupuk kompos adalah 52,67. Sehingga didapatkan rata-rata jumlah daun terendah yaitu pada perlakuan pemberian pupuk kompos 60%. 4. Jumlah Buah Hasil pengamatan rerata jumlah buah yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan pada berbagai konsentrasi untuk tiap perlakuan, disajikan pada Gambar 4 berikut: 3. Jumlah Daun Hasil pengamatan rerata jumlah daun yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan pada berbagai konsentrasi untuk tiap perlakuan, disajikan pada Gambar 3 berikut: Gambar 4. Rerata jumlah buah yang diberi pupuk kompos dan yang tidak diberi pupuk kompos 90 HST 59 P a g e
4 Berdasarkan Gambar 4 menunjukan bahwa pemberian pupuk kompos dengan konsentrasi 20% memiliki rata-rata jumlah buah dan merupakan rata-rata tertinggi bila dibandingkan dengan tanaman yang diberikan perlakuan lainnya. Tanaman yang diberi perlakuan pupuk kompos dengan konsentrasi 40% memiliki rata-rata jumlah buah Perlakuan pemberian pupuk kompos dengan konsentrasi 60% memiliki rata-rata jumlah buah 12.33, sedangkan rata-rata jumlah buah pada tanaman yang tidak mendapatkan pupuk kompos adalah Sehingga didapatkan rata-rata jumlah buah terendah yaitu pada perlakuan kontrol yang tidak diberikan pupuk kompos. 5. Berat Basah Buah Hasil pengamatan rerata berat basah buah yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan pada berbagai konsentrasi untuk tiap perlakuan, disajikan pada gambar 5 berikut Gambar 5. Rerata berat basah buah yang diberi pupuk kompos dan yang tidak diberi pupuk kompos 85 HST Berdasarkan gambar 5 menunjukan bahwa permberian pupuk kompos dengan konsentrasi 20% memiliki rata-rata jumlah buah dan merupakan rata-rata tertinggi bila dibandingkan dengan tanaman yang diberikan perlakuan lainnya. Tanaman yang diberi perlakuan pupuk kompos dengan konsentrasi 40% memiliki rata-rata berat basah buah Perlakuan pemberian pupuk kompos dengan konsentrasi 60% memiliki rata-rata berat basah buah , sedangkan rata-rata berat basah buah pada tanaman yang tidak mendapatkan pupuk kompos adalah Sehingga didapatkan rata-rata berat basah buah terendah yaitu pada perlakuan kontrol yang tidak diberikan pupuk kompos. B. Pengujian Hipotesis 1. Tinggi Tanaman (cm) pupuk kompos mempercepat pertumbuhan tinggi tanaman cabai merah dilakukan analisis sidik ragam sebagai yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman F JK DB KT F tabel hitung (α=0,05) Perlakuan 668, ,96 7,38* 3.10 Galat 603, ,17 Total 1272,31 23 KK = 11,10% Tabel 2 menunjukkan bahwa pupuk terhadap tinggi tanaman yang diketahui dari nilai Fhitung > Ftabel. Selanjutnya, karena nilai koefisien keragamannya adalah 11,10% maka untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari masing-masing perlakuan terhadap tinggi tanaman, maka digunakan uji pada taraf kepercayaan 95%. Hasil uji disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos Terhadap Tinggi Tanaman Cabai Merah Beda Real Pada Jarak P Kosentrasi Rerata (0,05) X3 (60%) ,61* 12,58* 13,16* a X1 (20%) ,96 3,55 b X0 (kontrol) 53,2 0,58 b X2 (40%) b P(0,05).(p.20) 2,95 3,02 3,19 (0,05)P.sy 6,61 6,77 7,15 Keterangan : Angka-angka dalam kolom yang ditandai dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji α = 0,05 Berdasarkan Tabel 3 tampak bahwa perlakuan X3 berbeda nyata dengan perlakuan X1. Sedangkan perlakuan X1, X2, dan X0 tidak memberikan perbedaan yang nyata. 2. Lebar Daun (cm) pupuk kompos mempercepat pertumbuhan lebar daun tanaman cabai merah dilakukan analisis sidik ragam sebagai berikut: 60 P a g e
5 Tabel 4. Hasil Analisis Sidik Ragam Lebar Daun JK DB KT F hitung F tabel (α= 0,05) Perlakuan 1,31 3 0,43 3,70* 3,1 Galat 2, ,11 Total 3,67 23 KK = 3,71% Tabel 4 menunjukkan bahwa pupuk terhadap lebar daun yang diketahui dari nilai F hitung > F tabel. Selanjutnya, karena nilai koefisien keragamannya adalah 3,71% maka untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari masing-masing perlakuan terhadap lebar daun, maka digunakan uji BNT pada taraf kepercayaan 95%. Hasil uji BNT disajikan pada tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji BNT Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos Terhadap Lebar Daun Tanaman Cabai Merah Kosentrasi Rerata Notasi BNT X0 (Kontrol) 6,15 a X1 (20%) 6,43 a X2 (40%) 6,4 b X3 (60%) 5,85 b Keterangan: Angka-angka dalam kolom yang ditandai dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT α = 0,05 Berdasarkan Tabel 5. tampak bahwa perlakuan pemberikan pupuk kompos memberikan pengaruh pada lebar daun tanaman cabai merah yaitu X0 berbeda nyata dengan X1, X1 berbeda nyata dengan X2 dan perlakuan X2 berbeda nyata dengan perlakuan X3. 3. Jumlah Daun (helai) pupuk kompos mempercepat pertumbuhan jumlah daun tanaman cabai merah dilakukan analisis sidik ragam dapat dilihat pada Tabel berikut Tabel 6. Hasil Analisis Sidik Ragam Jumlah daun JK DB KT F hitung F tabel (α=0,0 5) Perlakuan ,66 4,17* 3,1 Galat 4760, ,01 Total 7741,33 23 KK = 26,91% Tabel 6 menunjukkan bahwa pupuk terhadap jumlah daun yang diketahui dari nilai F hitung > F tabel. Selanjutnya, karena nilai koefisien keragamannya adalah 26,91% maka untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari masing-masing perlakuan terhadap jumlah daun tanaman, maka digunakan uji pada taraf kepercayaan 95%. Hasil uji disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Uji Pemberian Pupuk Kompos Terhadap Jumlah Daun Tanaman Cabai Merah Kosentrasi Rerata Beda Real Pada Jarak P X3 (60%) 42,17 10,5 20,16* 30* a 61 P a g e (0,05) X0 (kontrol) 52,67 9,66 19,5* ab X2 (40%) 62,33 9,83 b X1 (20%) 72,16 b P (0,05).(p.20) 2,95 3,02 3,19 (0,05)P.sy 18,58 19,02 20,09 Keterangan : Angka-angka dalam kolom yang ditandai dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji α = 0,05 * = berbeda nyata Berdasarkan Tabel 7 tampak bahwa perlakuan pupuk kompos memberikan perbedan nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) yaitu perlakuan X3 berbeda nyata dengan perlakuan X0, perlakuan X0 berbeda nyata dengan perlakuan X2 namun perlakuan X2 tidak berbeda nyata dengan perlakuan X1. 4. Jumlah Buah (Biji) pupuk kompos mempercepat pertumbuhan jumlah buah tanaman cabai merah dilakukan analisis sidik ragam dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Analisis Sidik Ragam Jumlah Buah JK DB KT F hitung Perlakuan 531, ,04 10,70* 3,1 Galat 330, ,54 Total 861,95 23 KK = 35,49% Tabel 8 menunjukkan bahwa pupuk terhadap Jumlah buah yang diketahui dari nilai Fhitung > Ftabel. Selanjutnya, karena nilai koefisien keragamannya adalah 35,49% maka untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari masing-masing perlakuan terhadap jumlah buah tanaman, maka digunakan uji pada taraf kepercayaan 95%. Hasil uji disajikan pada Tabel 9. F tabel (α=0,05)
6 Tabel 9. Hasil Uji Pemberian Pupuk Kompos Terhadap Jumlah Buah Tanaman Cabai Merah Kosentrasi Rerata Beda Real Pada Jarak P (0,05) X3 (60%) 42,17 10,5 20,16* 30* a X0 (kontrol) 52,67 9,66 19,5* ab X2 (40%) 62,33 9,83 b X1 (20%) 72,16 b P (0,05).(p.20) 2,95 3,02 3,19 (0,05)P.sy 18,58 19,02 20,0 9 Keterangan : Angka-angka dalam kolom yang ditandai dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji α = 0,05 * = berbeda nyata Berdasarkan Tabel 8 tampak bahwa perlakuan pupuk kompos memberikan perbedan nyata terhadap pertumbuhan jumlah buah tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) yaitu perlakuan X0 berbeda nyata dengan perlakuan X3, namun perlakuan X3 dan X2 tidak berbeda nyata dengan perlakuan X1. 5. Berat Basah Buah (gram) pupuk kompos mempercepat pertumbuhan berat basah buah tanaman cabai merah dilakukan analisis sidik ragam sebagai berikut: Tabel 10. Hasil Analisis Sidik Ragam Berat Basah Buah JK DB KT F hitung Perlakuan 58950, ,27 11,35* 3,1 Galat 34605, ,10 F tabel (α= 0,05) Total 93555,5 23 KK = 34,35% Tabel 10 menunjukkan bahwa pupuk terhadap Berat basah buah yang diketahui dari nilai F hitung > F tabel. Selanjutnya, karena nilai koefisien keragamannya adalah 34,35% maka untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari masing-masing perlakuan terhadap berat basah buah tanaman cabai merah, maka digunakan uji pada taraf kepercayaan 95%. Tabel 11. Hasil Uji Pemberian Pupuk Kompos Terhadap Berat Basah Buah Tanaman Cabai Merah Kosentrasi Rerata Beda Real Pada Jarak P (0,05) X0 (kontrol) ,84* 110,14* 129,05* a X3 (60%) ,3 37,20 b X2 (40%) ,90 b X1 (20%) b P (0,05).(p.20) 2,95 3,02 3,19 (0,05)P.sy 50,09 51,28 54,17 Keterangan : Angka-angka dalam kolom yang ditandai dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji α = 0,05 * = berbeda nyata Berdasarkan Tabel 11 tampak bahwa perlakuan pupuk kompos memberikan perbedan nyata terhadap pertumbuhan berat basah buah tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) yaitu perlakuan X0 berbeda nyata dengan perlakuan X3, namun perlakuan X3 dan X2 tidak berbeda nyata dengan perlakuan X1. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian pada tinggi tanaman cabai merah, tanaman yang diberikan perlakuan pupuk kompos 40% merupakan perlakuan yang paling baik diantara perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur hara yang terkandung sesuai dengan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur yang berperan dalam pertumbuhan tinggi adalah unsur P dibutuhkan tanaman untuk memperkuat perakaran dan meningkatkan kekurangan unsur P perakaran tanaman akan terganggu, selain itu P juga berperan dalam proses transfer energi, proses fotosintesis, metabolisme dan respirasi. Berdasarkan hasil uji analisis varian tinggi tanaman diketahui bahwa perlakuan X2 (kompos 40%), menunjukkan perbedaan lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Perlakuan X1 (kompos 20%) dan X3 (kompos = 60%) memiliki tinggi tanaman dibawah tinggi tanaman yang tidak menggunakan pupuk kompos. tetapi pertumbuhan yang paling baik adalah pada tanaman cabai merah yang menggunakan pupuk kompos dengan konsentrasi 40%. Penelitian lebar daun didapatkan hasil penelitian yang menunjukan pupuk kompos dengan konsentrasi 20% merupakan perlakuan 62 P a g e
7 paling baik bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Salah satu yang mengadung hal tersebut yaitu dengan adanya unsur - unsur makro pada pupuk kompos seperti salah satunya yaitu unsur Nitrogen (N). dimana unsur nitrogen merupakan salah satu unsur yang berperan membantu agar daun tanaman cabai merah tidak menggulung, karena apabila kekurangan unsur ini maka daun tanaman cabai merah akan menggulung dan pinggiran daun akan rapuh. Penelitian jumlah daun didapatkan hasil penelitian yang menunjukan bahwa perlakuan 20% merupakan perlakuan terbaik dimana pada jumlah daun tanaman cabai merah memiliki ratarata 72,12 helai daun. Hal ini didukung dengan adanya unsur makro dan mikro yang ada pada pupuk kompos. Unsur yang berperan adalah magnesium dan kalium dimana kedua unsur ini saling berikatan sehingga daun-daun yang ada pada tanaman cabai merah tidak berguguran. Unsur Fe dan Mg yang terdapat dalam kompos serasah sangat mendukung pada proses pembentukan klorofil dimana inti dari klorofil adalah Mg, bila Mg tersedia dalam jumlah yang cukup maka pembentukan klorofil akan berjalan dengan baik, bila jumlah klorofil dalam organ daun tanaman cabai merah dalam kadar yang banyak maka proses fotosintesis akan berjalan lancar dan apabila faktor lingkungan mendukung untuk proses tersebut maka proses fotosintesis akan berjalan dengan baik. Salah satu unsur mikro yang berperan adalah unsur baron. Unsur ini membantu agar daun tanaman cabai merah tidak menguning yang akan menyebabkan rontoknya daun akibat serangan hama. Parameter lebar daun dan jumlah daun didapatkan hasil uji sidik ragam dan analisis varian yang menunjukan bahwa pada perlakuan pupuk kompos 20% dan pupuk kompos 40% memberikan pengaruh yang lebih baik jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk kompos (kontrol) dan pupuk kompos 60%. Tetapi hasil terbaik didapatkan oleh tanaman cabai merah yang diberikan perlakuan pupuk kompos 20%. Penelitian tentang jumlah buah di dapatkan hasil jumlah buah pada tanaman yang diberikan perlakuan pupuk kompos menghasilkan buah yang lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah buah tanaman yang tidak diberi pupuk. Pada perlakuan 20% memberikan buah yang lebih banyak bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh unsur Fosfor (P) yang dimiliki oleh pupuk kompos. Unsur Fosfor berhubungan dengan metabolisme biokimia yang menyimpan energi dan kemudian memindahkannya kedalam sel-sel hidup. Unsur fosfor berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, bunga dan pemasakan buah. Penelitian pada parameter jumlah buah dan berat basah buah didapat hasil uji analisis varian yang menunjukan bahwa jumlah buah dan berat basah buah pada perlakuan pupuk kompos 20%, kompos 40% dan 60% memberikan pengaruh yang baik. Bila dibandingkan dengan perlakuan yang tanpa pupuk kompos, perlakuan pemberian pupuk kompos memiliki hasil panen yang jauh lebih baik. Hal ini menunjukan bahwa pupuk kompos memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil panen tanaman cabai merah (Mulyono, 2015 ). Penelitian ini membuktikan bahwa pertumbuhan tanaman cabai merah yang paling baik terlihat pada kadar pemberian pupuk kompos konsentrasi 20% dan 40%. Setelah dikaji kembali mulai awal hal-hal yang memungkinkan adalah pupuk kompos yang digunakan adalah pupuk kompos yang tanpa menggunakan campuran bahan kimia dan kandungan NPK yang dikandungnya sesuai dengan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman cabai merah. Tanaman cabai merah yang tidak diberi perlakuan memiliki pertumbuhan yang kurang baik bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Dengan demikian pemberian pupuk kompos berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah dan berat basah buah tanaman cabai merah (Capsicum annuum L..). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk kompos pada tanaman cabai merah memberikan pengaruh yang nyata pada setiap parameter pertumbuhan baik pertumbuhan vegetatif maupun produktivitas. Pada hasil penelitian didapatkan bahwa perlakuan pupuk kompos 20% memberikan pengaruh yang sangat baik pada setiap parameter dan pada hasil produktivitas perlakuan pupuk kompos 20% 63 P a g e
8 memiliki jumlah buah yang lebih banyak bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. DAFTAR PUSTAKA Hanafiah KA Rancangan Percobaan. Rajawali Press. Jakarta. Loveles AR Prinsip-prinsip Biologi tumbuhan untuk daerah tropik Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Mulyono Membuat Mol dan Pupuk Kompos dari Sampah Rumah Tangga. Agromedia Pustaka. Jakarta. Sutanto, R Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Kanisius. Yogyakarta. 64 P a g e
I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) Triana Kartika Santi ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) Triana Kartika Santi ABSTRAK Dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat (Lycopersicun esculentum
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, berat
1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kompos dari berbagai macam limbah pertanian terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat memberikan pengaruh berbeda nyata
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Mengembangkan dan membudidayakan tanaman tomat membutuhkan faktor yang mendukung seperti pemupukan, pengairan, pembumbunan tanah, dan lain-lain. Pemberian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
39 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perlakuan dalam penelitian ini tersusun atas lima taraf perlakuan. Dalam setiap perlakuan terdapat lima kali ulangan. Kelima perlakuan tersebut
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)
Lebih terperinciBAHAN METODE PENELITIAN
BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Jumlah Badan Buah Jamur Merang Setelah 14 Hari Masa Tanam. Perlakuaan
22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Berdasar hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan pada masing-masing obyek penelitian tentang pengaruh pemberian blotong
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)
PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L) The Effect of Local Micro Organisms and NPK Fertilizers on Growth
Lebih terperinciJURNAL. FORMULA PEMBERIAN KAPUR DOLOMIT DAN KOMPOS KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.
JURNAL FORMULA PEMBERIAN KAPUR DOLOMIT DAN KOMPOS KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) FORMULA PROVISION OF DOLOMITE LIME AND COMPOSTEDGOAT MANURE ON CROP GROWTH
Lebih terperinciPupuk Organik Cair AGRITECH
Pupuk Organik Cair AGRITECH LATAR BELAKANG TERJADINYA KERUSAKAN PADA ALAM / Lahan Pertanian--- TUA (TANAH, UDARA, & AIR) 1. Tanah : Tandus, Gersang, Tercemar. 2. Udara : Panas Global efek dari rumah kaca.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber energi yang digunakan untuk menyusun berbagai komponen sel selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Unsur hara (plant nutrient) ialah makanan yang diperlukan tanaman sebagai sumber energi yang digunakan untuk menyusun berbagai komponen sel selama proses pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada
Lebih terperinciPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus
PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN KRINYU (Chromolaena odorata L.) Puja Kesuma, Zuchrotus Salamah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman dalam pot. Dari ribuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, dan jumlah daun pada tanaman sawi. 4.1 Tinggi Tanaman Hasil pengamatan
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur UNSUR
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan adalah suatu penambahan sel yang disertai perbesaran sel yang di ikut oleh bertambahnya ukuran dan berat tanaman. Pertumbuhan berkaitan dengan proses pertambahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pemupukan
TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.) Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN
Jurnal Cendekia Vol 11 Nomor 2 Mei 2013 PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) VARIETAS HARMONY Oleh:
Lebih terperinciISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK DAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) The Addition of Anorganic and Liquid Organic Fertilizer to the Growth
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi (Brassica juncea, L.) merupakan kelompok tanaman sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman sawi yang murah dan kandungan nutrisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk phonska pada pertumbuhan dan produksi kacang hijau masing-masing memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Peubah yang diamati dalam penelitian ini ialah: tinggi bibit, diameter batang, berat basah pucuk, berat basah akar, berat kering pucuk, berak kering akar, nisbah
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4a) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG
PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG Nerty Soverda, Rinaldy, Irmia Susanti Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan tanaman sayuran yang
1 II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Deskripsi dan Morfologi Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan tanaman sayuran yang berperan penting dalam pemenuhan gizi masyarakat. Tomat merupakan tumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat yaitu selain dapat dimanfaatkan sebagai sayur, lalapan, salad
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem
14 4.1 Tinggi Tanaman Caisim BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada lampiran 1a sampai dengan lampiran 1d perlakuan media tanam hidroponik berbeda nyata pada semua waktu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN CABAI MERAH KERITING (Capsicumannum L.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN CABAI MERAH KERITING (Capsicumannum L.) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
Lebih terperinciKERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P
Zubir et al.: Keragaan Pertumbuhan Jagung Dengan. KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir Marsuni 1), St. Subaedah 1), dan Fauziah Koes 2) 1) Universitas
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman 4.1.1 Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil Uji Duncan taraf 5%, menunjukkan bahwa limbah cair tahu memberikan pengaruh beda nyata
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu semai bibit tomat sampai tanaman dipindahkan di polybag adalah 3 minggu. Pengukuran tinggi tanaman tomat dimulai sejak 1 minggu setelah tanaman dipindahkan
Lebih terperinciJurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN
PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Anakan Rukam ( Flacourtian Rukam ) di Persemaian
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Anakan Rukam ( Flacourtian Rukam ) di Persemaian Sri Sumarni Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email : sri_nanisumarni@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus.l) diperoleh
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus.l) diperoleh hasil sebagai berikut: A. Tinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian tanaman pangan merupakan sektor pertanian yang memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun
16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)
Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016 e-issn : 2527-7367 PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2010 Juli 2011. Pengambilan sampel urin kambing Kacang dilakukan selama bulan Oktober Desember 2010 dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi merupakan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi
Lebih terperincirv. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat Tanaman tomat diduga berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan terutama Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke Italia, Jerman dan negaranegara Eropa lainnya. Berdasarkan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas
24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan perkembangan sel-sel baru sehingga terjadi penambahan ukuran dan diferensiasi jaringan. Tanaman dikatakan mengalami pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang akan ditanam, termasuk pada tanaman yakon yang. merupakan jenis tanaman perdu yang hidup secara liar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media tanam merupakan komponen utama yang diperlukan dalam budidaya suatu tanaman. Ada berbagai macam media tanam, akan tetapi tidak semua jenis media tanam
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 8 Jurnal Agrotek Tropika 6(1): 08-14, 2018 Vol. 6, No. 1: 08 14, Januari 2018 PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING
Lebih terperinciBayu Noviansyah, Siti Chalimah. Prodi P. Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Kartasura, 57122
Bioeskperimen Aplikasi Pupuk Organik Dari Campuran Limbah Cangkang Telur Dan Vetsin Dengan Penambahan Rendaman Kulit Bawang Merah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Merah Keriting (Capsicum annum L) Var.
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)
PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) OLEH M. ARIEF INDARTO 0810212111 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013 DAFTAR ISI Halaman
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan kemajuan ini belum bias penulis selesaikan dengan sempurna. Adapun beberapa hasil dan pembahasan yang berhasil
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Maret 2011. Pengambilan sampel urin kambing Etawah dilakukan pada bulan Maret sampai
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis Parameter yang diamati pada hasil pertumbuhan tanaman kubis terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, diameter
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan
13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi setiap hari tumbuhan membutuhkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi tanaman (cm) Hasil pengamatan yang diperoleh terhadap tinggi tanaman jagung manis setelah dilakukan sidik ragam (Lampiran 9.a) menunjukkan bahwa pemberian kompos sampah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, baik yang berbentuk cair, maupun
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah. 1. Tinggi Tanaman Hasil pengamatan tinggi tanaman dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan hasil analisis tanah di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor, tanah yang digunakan sebagai media tumbuh dikategorikan
Lebih terperinciPengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik
TUGAS AKHIR - SB09 1358 Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik Oleh : Shinta Wardhani 1509 100 008 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING
PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Nining Sri Sukasih Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Progam Studi Pendidikan Biologi
PEMANFAATAN AMPAS TEBU DAN AMPAS TEH SEBAGAI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L.) DITINJAU DARI INTENSITAS PENYIRAMAN AIR TEH NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Dramaga, keadaan iklim secara umum selama penelitian (Maret Mei 2011) ditunjukkan dengan curah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.Tinggi Tanaman Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida pada umur 28 dan 45 HST (lampiran 1), bahwa F-hitung lebih besar
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemberian pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan
Lebih terperinci4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman
PUPUK Out line 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman 4. Jenis pupuk 5. Proses pembuatan pupuk 6. Efek penggunaan pupuk dan lingkungan Definisi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Riau Kepulauan, Batam. *Koresponden:
UJI EFEKTIVITAS MANFAAT AIR LINDI PRODUKSI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TELAGA PUNGGUR SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN MORFOMETRIK TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) THE ADVENTAGE
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.
28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi ciherang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman selada cepat menghasilkan akar tunggang diikuti
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, yaitu penyemaian benih dan penanaman bawang merah
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam
23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan 4.1.1 Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun berbeda konsentrasi berpengaruh nyata terhadap
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan
I. BAHAN DAN METODE 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada bulan Mei sampai September 2011. 1.2 Bahan dan Alat
Lebih terperinciPENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL
PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL Nurhadiah Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email: diah.nurhadiah@yahoo.co.id Abstrak:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian A. Tinggi Tanaman Hasil Analisis sidik ragam pada tinggi tanaman terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap pertambahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Sejarah Tanaman Caisim Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Konon di daerah Cina, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Definisi dan Manfaat Vertikultur Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture). Menurut Nitisapto (1993) vertikultur
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
vi DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... viii xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah... 1 1.2 Tujuan... 3 1.3 Landasan Teori... 3 1.4 Kerangka Pemikiran... 5 1.5 Hipotesis... 8
Lebih terperinciL102. Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi UMS ABSTRAK
L102 PENGARUH MEDIA TANAM ARANG SEKAM DAN BATANG PAKIS TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L.) DITINJAU DARI INTENSITAS PENYIRAMAN AIR KELAPA Joko Purwanto 1, Aminah Asngad 2, Titik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, karena memiliki kandungan gizi cukup,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan suatu komoditas hortikultura yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan suatu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi serta memiliki prospek yang cerah untuk dapat dikembangkan.
Lebih terperinci