NERACA SATELIT PARIWISATA NASIONAL 2015 TIM PENYUSUN
|
|
- Ida Hartono
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 NERACA SATELIT PARIWISATA NASIONAL 2015 TIM PENYUSUN Penanggung Jawab Umum : Sasmito Hadi Wibowo Penanggung Jawab Teknis : Abdul Kadir Titi Kanti Lestari Editor : Titi Kanti Lestari Dedi Wiyatno Penulis : Norman Sasono OP. Nababan Akhmad Tantowi Barudin Pengolah Data/Penyiapan Draft : Wiwit Puji Sulistiyani Rahmad Basuki Fadhlullah Dyah Soendari Suryani Rayinda Citra Utami Septia Awal Hidayah Rina Irawati I Dewa Gede Richard Alan Amory Lestya Aqmarina Penerbit : Kementerian Pariwisata Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan ISBN : Nesparnas 2015 (Buku 2)
3 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) 2015 ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas. Data yang disajikan dalam Buku 2 ini lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya data yang lengkap, berkesinambungan, dan mutakhir sangat diperlukan untuk melihat perkembangan pariwisata Indonesia dari tahun ke tahun. Begitu pula dalam penyusunan Nesparnas, diperlukan data pariwisata baik dari sisi permintaan (demand) maupun penawaran ( supply) serta data lainnya yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata. Nesparnas merupakan suatu sajian statistik dalam bentuk neraca dan matriks yang menggambarkan hubungan ekonomi, baik antara pelaku pariwisata dengan pelaku ekonomi lainnya maupun antar pelaku pariwisata sendiri. Dengan demikian Nesparnas mendeskripsikan seluruh aktivitas ekonomi wisatawan, baik dalam hal permintaan (konsumsi) jasa pariwisata dan penunjangnya maupun dalam hal permintaan (konsumsi) produk jasa pariwisata. Untuk mendapatkan gambaran ataupun deskripsi mengenai hal tersebut tentunya perlu didukung oleh data yang ada. Sementara perangkat analisis yang dipakai untuk mengukur dampak pariwisata adalah Input-Ouput ( I-O). Untuk maksud tersebut maka disusun Buku 2, sebagai pelengkap Buku 1 Nesparnas Buku 2 ini memuat data-data pendukung dalam penyusunan Nesparnas, yang meliputi: (i) dampak kegiatan pariwisata terhadap perekonomian nasional yang merupakan hasil penghitungan dengan I-O, (ii) Wisatawan Nusantara (wisnus) yang terdiri dari jumlah perjalanan domestik yang dilakukan penduduk, rata-rata lama berpergian serta rata-rata pengeluaran, (iii) Wisatawan mancanegara (wisman), yang mencakup jumlah kunjungan wisman ke Indonesia, rata-rata pengeluaran mereka selama berada di Indonesia, dan rata-rata lama tinggal, ( iv) Outbound, meliputi jumlah penduduk Indonesia yang melakukan Nesparnas 2015 (Buku 2) i
4 Kata Pengantar perjalanan, rata-rata pengeluaran mereka selama di luar negeri serta rata-rata pengeluaran mereka sebelum dan setelah dari luar negeri yang masih berkaitan dengan perjalanannya, (v) usaha akomodasi yang terdiri dari jumlah usaha, jumlah pekerja, dan tingkat penghunian kamar hotel. Saran dan masukan sangat diharapkan guna meningkatkan kualitas dan cakupan dalam penyusunan Nesparnas di tahun-tahun mendatang. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pengguna data. Jakarta, Desember 2015 Tim Penyusun ii Nesparnas 2015 (Buku 2)
5 Daftar DAFTAR TABEL Halaman 1. DAMPAK Konsumsi Wisatawan, Investasi dan Belanja Pemerintah dan Swasta Tahun 2014 (miliar rupiah)... 1 Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Output Nasional Tahun 2014 (miliar rupiah)... 3 Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap NTB Nasional Tahun 2014 (miliar rupiah)... 5 Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Pajak atas Produk Neto Tahun 2014 (miliar rupiah) Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Kompensasi Tenaga Kerja Tahun 2014 (miliar rupiah) Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Pajak atas Produksi Neto Tahun 2014 (miliar rupiah) TENAGA KERJA USAHA PARIWISATA 2.1 Penduduk yang Bekerja di Sektor Pariwisata Menurut Kategori Lapangan Usaha, Tahun Nesparnas 2015 (Buku 2) iii
6 Daftar 2.2 Penduduk yang Bekerja di Sektor Pariwisata Menurut Wilayah Tempat Tinggal, Tahun Penduduk yang Bekerja di Sektor Pariwisata Menurut Jenis Kelamin, Tahun Penduduk yang Bekerja di Sektor Pariwisata Menurut Kelompok Umur, Tahun Penduduk yang Bekerja di Sektor Pariwisata Menurut Kelompok Umur, Tahun Penduduk yang Bekerja di Sektor Pariwisata Menurut Kelompok Umur, Tahun WISNUS (Wisatawan Nusantara) Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Jenis Kelamin Tahun Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Kelompok Umur Tahun Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Pendidikan yang Ditamatkan Tahun Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Maksud Kunjungan Tahun Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Provinsi Tujuan Tahun iv Nesparnas 2015 (Buku 2)
7 Daftar 3.6 Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan Menurut Provinsi Asal dan Jenis Pengeluaran Tahun Rata-rata Pengeluaran Per Orang Per Perjalanan Menurut Provinsi Tujuan dan Jenis Pengeluaran, Tahun WISMAN (Wisatawan Mancanegara) 4.1 Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal Tahun Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Bulan Kedatangan Tahun Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Maksud Kunjungan Tahun Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Kelompok Umur Tahun Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Akomodasi yang Digunakan Tahun Jumlah Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal dan Jenis Pekerjaan Tahun Distrbusi Pengeluaran Wisman Menurut Jenis Pengeluaran Tahun Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Kunjungan Menurut Negara Tempat Tinggal Tahun Nesparnas 2015 (Buku 2) v
8 Daftar Rata-rata Lama Tinggal Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal Tahun Rata-rata Pengeluaran Wisman Per Hari Menurut Negara Tempat Tinggal Tahun OUTBOUND (Penduduk Indonesia yang Pergi ke Luar Negeri) Jumlah Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan ke Luar Negeri Menurut Pintu Keluar Tahun Distribusi Pengeluaran Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan ke Luar Negeri Menurut Jenis Pengeluaran Tahun Struktur Pengeluaran Penduduk Indonesia yang Melakukan Perjalanan ke Luar Negeri Menurut Kategori Pengeluaran dan Produk Barang dan Jasa yang Dikonsumsi Tahun USAHA AKOMODASI a. BANYAKNYA USAHA AKOMODASI Banyaknya Usaha Akomodasi di Indonesia Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun Banyaknya Kamar Usaha Akomodasi di Indonesia Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun Banyaknya Tempat Tidur Usaha Akomodasi di Indonesia Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun vi Nesparnas 2015 (Buku 2)
9 Daftar Rata-rata Tamu Per Hari Usaha Akomodasi di Indonesia Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun Banyaknya Tenaga Kerja Usaha Akomodasi di Indonesia Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun b. TPK (Tingkat Penghunian Kamar) dan Rata-rata Lama Menginap Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun Tingkat Penghunian Kamar Hotel Non Berbintang Menurut Provinsi dan Kelompok Kamar Tahun Tingkat Pemakaian Tempat Tidur Hotel Berbintang Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun Tingkat Pemakaian Tempat Tidur Hotel Non Berbintang Menurut Provinsi dan Kelompok Kamar Tahun Rata-rata Lama Menginap Tamu Hotel Berbintang Menurut Provinsi dan Kelas Hotel Tahun Rata-rata Lama menginap Tamu Hotel Non Berbintang Menurut Provinsi dan Kelompok Kamar Tahun Nesparnas 2015 (Buku 2) vii
10 1.1. Konsumsi Wisatawan, Investasi dan Belanja Pemerintah dan Swasta Tahun 2014 (miliar rupiah) No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Jumlah 1 Padi Jagung 7, ,4 3 Tanaman Umbi-umbian 21, ,9 4 Tanaman Kacang-kacangan 18, ,4 5 Tanaman Bahan Makanan 25,9-21, ,2 6 Sayur-sayuran 345,2-959, ,2 7 Tanaman Hias Hasil Perkebunan Lainnya Buah-buahan 1.035,5-719, ,8 10 Tanaman Biofarmaka Karet Kelapa Kelapa Sawit Kopi Teh Kakao Cengkeh Peternakan Jasa Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kayu Hasil Hutan Lainnya Perikanan 1.372, ,6 23 Penambangan Batubara Minyak Bumi Gas Bumi dan Panas Bumi Penambangan dan Penggalian Lainnya Jasa Pertambangan dan Penggalian Hasil Pemotongan Hewan 218,1 16,5 90, ,5 29 Hasil Pengolahan dan Pengawetan Daging 1.308,6 98,9 545, ,0 30 Hasil Pengolahan dan Pengawetan Ikan 545,2 41,2 227, ,7 31 Hasil Pengolahan dan Pengawetan Buahbuahan dan Sayur-sayuran 109,0 8,2 45, ,7 32 Industri Minyak dan Lemak Makanan dan Minuman Terbuat dari Susu 30,2 4,9 27, ,4 34 Industri Tepung 603,8 98,9 545, ,2 35 Industri penggilingan padi dan Penyosohan Beras 36 Industri Makanan Lainnya 4.513,0 210, , ,1 37 Makanan Hewan Olahan Nesparnas 2015 (Buku 2) 1
11 1.1. Lanjutan No Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 38 Industri minuman 2.399,7 125,0 637, ,8 39 Industri rokok dan tembakau 1.375,7 90,0 415, ,7 40 Industri Pemintalan 3.474,6 105,2 510, ,6 41 Industri tekstil, pakaian dan kulit , , , , ,3 42 Industri Barang-barang dari kayu, Gabus, Bambu dan Rotan 8.271,8 590, , , ,6 43 Industri barang-barang dari kertas dan karton 1.342,6-197, ,7 44 Industri barang-barang Hasil Kilang Minyak dan Gas Bumi ,3 165, ,4 45 Industri Kimia 141,1 42,8 723, ,5 46 Produk farmasi & obat tradisional 564,5 171, , ,1 47 Industri barang dari Karet, Plastik dan Kaca 3.623, ,9 48 Industri Semen Industri logam Barang elektronik, komunikasi dan perlengkapan 1.778,2 49, , ,2 51 Industri mesin dan perlengkapan , ,7 52 Alat angkut dan jasa perbaikannya , ,2 53 Industri barang-barang hasil industri pengolahan lainnya 3.302,4 92, , ,4 54 Listrik, gas dan air bersih Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Bangunan Tempat tinggal dan Bukan Tempat Tinggal , ,9 57 Jalan, Jembatan dan Pelabuhan , ,7 58 Bangunan Lainnya , ,3 59 Perdagangan Jasa Angkutan Rel 1.940, , ,7 61 Jasa Angkutan Darat Selain Angkutan Rel , , , ,5 62 Jasa Angkutan Laut 3.293,8-999, ,2 63 Jasa Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 823,4-176, ,8 64 Jasa Angkutan Udara , , ,4 65 Jasa Penunjang Angkutan 5.069, , , ,5 66 Jasa Pos dan Kurir Penyediaan Akomodasi ,4 80, , ,1 68 Penyediaan Makan dan Minum ,5 894, , ,2 69 Komunikasi 3.365, , ,6 70 Lembaga keuangan 1.264, , ,1 71 Usaha bangunan dan jasa 1.519, , ,9 72 Pemerintahan umum , ,6 73 Jasa sosial masyarakat 959,9-590, ,4 74 Jasa lainnya 3.133, , ,5 Total , , , , , ,5 2 Nesparnas 2015 (Buku 2)
12 1.2. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Output Nasional Tahun 2014 (miliar rupiah) No. Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Padi 3.409,6 65, ,7 121,7 74, ,7 2 Jagung 957,5 34,4 805,9 30,0 10, ,6 3 Tanaman Umbi-umbian 944,2 23,9 806,2 26,5 12, ,9 4 Tanaman Kacang-kacangan 337,1 9,8 199,7 9,2 5,9 561,7 5 Tanaman Bahan Makanan 28,9 0,1 23,8 0,2 0,0 53,1 6 Sayur-sayuran 2.578,8 41, ,8 59,1 43, ,4 7 Tanaman Hias 535,4 4, ,8 41,9 5, ,5 8 Hasil Perkebunan Lainnya 428,7 18,0 277,1 26,9 4,0 754,8 9 Buah-buahan 2.287,4 22, ,5 63,8 39, ,0 10 Tanaman Biofarmaka 50,2 2,0 35,5 3,2 0,6 91,4 11 Karet 1.197,3 14,3 240, ,0 14, ,3 12 Kelapa 487,0 13,8 314,4 15,7 4,3 835,3 13 Kelapa Sawit 1.150,4 34,1 944,9 152,8 14, ,5 14 Kopi 249,4 8,7 142,5 7,3 1,6 409,5 15 Teh 40,1 1,5 22,1 1,0 0,2 64,8 16 Kakao 748,6 30,8 519,2 27,5 6, ,6 17 Cengkeh 118,7 6,6 71,7 3,7 0,9 201,5 18 Peternakan 3.561,8 79, ,5 99,0 44, ,8 19 Jasa Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 462,8 12,2 348,8 100,1 5,3 929,1 20 Kayu 1.678,3 108, , ,4 17, ,9 21 Hasil Hutan Lainnya 532,1 32,0 381,2 640,1 5, ,4 22 Perikanan 5.679,3 107, ,7 105,4 40, ,3 23 Penambangan Batubara 470,5 12,9 251, ,2 20, ,3 24 Minyak Bumi 4.982,4 156, , ,8 78, ,6 25 Gas Bumi dan Panas Bumi 4.351,3 133, , ,4 68, ,0 26 Penambangan dan Penggalian Lainnya 816,4 32,0 503, ,4 28, ,9 27 Jasa Pertambangan dan Penggalian 293,3 8,9 106,7 413,0 6,3 828,2 28 Hasil Pemotongan Hewan 4.508,8 116, ,2 113,9 59, ,8 29 Hasil Pengolahan dan Pengawetan Daging 1.880,8 110, ,3 12,5 6, ,0 30 Hasil Pengolahan dan Pengawetan Ikan 1.661,6 59, ,9 28,3 14, ,2 31 Hasil Pengolahan dan Pengawetan Buah-buahan dan Sayur-sayuran 810,7 18,8 632,0 14,3 5, ,5 32 Industri Minyak dan Lemak 2.447,2 60, ,0 84,8 21, ,6 33 Makanan dan Minuman Terbuat dari Susu 272,8 10,4 349,5 6,1 3,4 642,3 34 Industri Tepung 4.461,4 212, ,2 156,6 50, ,6 35 Industri penggilingan padi dan Penyosohan Beras 4.267,0 81, ,8 117,3 94, ,2 36 Industri Makanan Lainnya ,8 357, ,7 296,1 64, ,3 37 Makanan Hewan Olahan 1.069,0 23,1 990,5 30,3 12, ,0 Nesparnas 2015 (Buku 2) 3
13 1.2. Lanjutan No. Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 38 Industri minuman 3.354,9 145, ,4 31,2 7, ,0 39 Industri rokok & tembakau 1.683,1 103,6 728,1 2,3 0, ,7 40 Industri Pemintalan 6.644,2 250, ,4 240,3 4, ,6 41 Industri tekstil, pakaian dan kulit , , , ,8 31, ,7 42 Industri Barang-barang dari kayu, Gabus, Bambu dan Rotan ,9 686, , ,8 30, ,4 43 Industri barang-barang dari kertas dan karton 3.704,4 68, , ,1 601, ,8 44 Industri barang-barang Hasil Kilang Minyak dan Gas Bumi ,2 590, , ,0 250, ,3 45 Industri Kimia 3.904,3 186, , ,7 121, ,4 46 Produk farmasi & obat tradisional 1.055,4 219, ,7 97,5 129, ,9 47 Industri barang dari Karet, Plastik dan Kaca 6.163,0 62, , ,4 75, ,2 48 Industri Semen 133,2 6,0 81, ,9 7, ,5 49 Industri logam 1.493,1 50, , ,0 61, ,6 50 Barang elektronik, komunikasi dan perlengkapan 2.058,0 59, ,6 483,0 8, ,1 51 Industri mesin dan perlengkapan 1.393,3 51,6 882, ,9 52, ,3 52 alat angkut dan jasa perbaikannya 2.473,0 84, , ,5 33, ,2 53 Industri barang-barang hasil industri pengolahan lainnya 4.203,1 104, ,3 353,1 38, ,1 54 Listrik, gas dan air bersih 4.582,9 168, , ,7 134, ,0 55 Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,5 0,0 0,6 0,5 0,0 1,7 56 Bangunan Tempat tinggal dan Bukan Tempat Tinggal 968,5 27,9 898, ,2 79, ,5 57 Jalan, Jembatan dan Pelabuhan 1.041,1 97,2 575, ,1 6, ,0 58 Bangunan Lainnya 1.212,5 40,7 722, ,7 126, ,2 59 Perdagangan ,1 598, , ,3 375, ,2 60 Jasa Angkutan Rel 1.960,8 0, ,8 25,9 3, ,0 61 Jasa Angkutan Darat Selain Angkutan Rel , , , ,2 305, ,5 62 Jasa Angkutan Laut 3.903,6 52, ,2 120,4 4, ,0 63 Jasa Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1.093,7 21,5 314,1 93,3 8, ,9 64 Jasa Angkutan Udara ,3 49, ,1 294,9 98, ,4 65 Jasa Penunjang Angkutan , , ,8 309,3 29, ,8 66 Jasa Pos dan Kurir 104,0 4,3 72,8 152,0 3,9 337,0 67 Penyediaan Akomodasi ,1 95, ,4 432,9 100, ,6 68 Penyediaan Makan dan Minum ,0 909, , ,4 405, ,3 69 Komunikasi 9.943,3 199, , ,0 280, ,1 70 Lembaga keuangan 6.528,1 163, , ,4 294, ,7 71 Usaha bangunan dan jasa 6.856,0 128, , ,9 150, ,2 72 Pemerintahan umum 1.247,1 21, ,9 720, , ,9 73 Jasa sosial masyarakat 1.380,1 12,2 904,8 333,8 18, ,9 74 Jasa lainnya 4.743,2 7, ,4 152,9 6, ,4 Jumlah , , , , , ,3 4 Nesparnas 2015 (Buku 2)
14 1.3. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap NTB Nasional Tahun 2014 (miliar rupiah) No. Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Padi 2.983,0 57, ,9 106,5 65, ,5 2 Jagung 813,8 29,3 684,9 25,5 9, ,7 3 Tanaman Umbi-umbian 785,4 19,9 670,6 22,1 10, ,9 4 Tanaman Kacang-kacangan 256,2 7,4 151,8 7,0 4,5 426,9 5 Tanaman Bahan Makanan 27,3 0,1 22,5 0,2 0,0 50,0 6 Sayur-sayuran 2.315,5 37, ,7 53,0 39, ,4 7 Tanaman Hias 478,6 3, ,0 37,5 4, ,4 8 Hasil Perkebunan Lainnya 341,8 14,4 220,9 21,5 3,1 601,7 9 Buah-buahan 2.060,7 20, ,3 57,5 35, ,6 10 Tanaman Biofarmaka 46,1 1,8 32,6 2,9 0,5 84,0 11 Karet 1.024,7 12,2 205, ,8 12, ,7 12 Kelapa 440,5 12,5 284,4 14,2 3,9 755,6 13 Kelapa Sawit 872,4 25,8 716,6 115,9 10, ,7 14 Kopi 209,2 7,3 119,6 6,1 1,3 343,5 15 Teh 32,7 1,2 18,0 0,8 0,2 52,9 16 Kakao 636,9 26,2 441,7 23,4 5, ,8 17 Cengkeh 105,1 5,8 63,5 3,3 0,8 178,4 18 Peternakan 2.433,5 54, ,0 67,7 30, ,6 19 Jasa Pertanian, Kehutanan dan 373,8 9,9 281,7 80,8 4,3 750,5 Perikanan 20 Kayu 1.441,7 93, , ,4 15, ,4 21 Hasil Hutan Lainnya 455,5 27,4 326,3 547,9 4, ,4 22 Perikanan 4.825,6 91, ,2 89,6 34, ,0 23 Penambangan Batubara 333,9 9,2 178,6 766,6 14, ,5 24 Minyak Bumi 3.409,3 107,1 898, ,6 53, ,8 25 Gas Bumi dan Panas Bumi 3.431,2 105,3 984, ,6 54, ,4 26 Penambangan dan Penggalian Lainnya 611,0 23,9 377, ,0 21, ,1 27 Jasa Pertambangan dan Penggalian 238,6 7,3 86,9 336,0 5,2 673,9 28 Hasil Pemotongan Hewan 1.718,4 44, ,9 43,4 22, ,8 29 Hasil Pengolahan dan Pengawetan 498,7 29,3 376,6 3,3 1,8 909,7 Daging 30 Hasil Pengolahan dan Pengawetan Ikan 523,8 18,7 492,0 8,9 4, ,8 31 Hasil Pengolahan dan Pengawetan 310,1 7,2 241,7 5,5 2,2 566,6 Buah-buahan dan Sayur-sayuran 32 Industri Minyak dan Lemak 863,8 21,3 665,0 29,9 7, ,6 33 Makanan dan Minuman Terbuat dari 74,1 2,8 94,9 1,7 0,9 174,5 Susu 34 Industri Tepung 1.341,9 63, ,7 47,1 15, ,7 35 Industri penggilingan padi dan 929,1 17,7 961,3 25,5 20, ,3 Penyosohan Beras 36 Industri Makanan Lainnya 2.951,1 104, ,2 86,2 18, ,1 37 Makanan Hewan Olahan 310,4 6,7 287,6 8,8 3,5 617,1 Nesparnas 2015 (Buku 2) 5
15 1.3. Lanjutan No. Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 38 Industri minuman 1.253,0 54,3 614,2 11,7 2, ,8 39 Industri rokok & tembakau 910,2 56,0 393,8 1,3 0, ,6 40 Industri Pemintalan 2.063,0 77,7 443,5 74,6 1, ,2 41 Industri tekstil, pakaian dan kulit 9.389,9 527, ,1 972,4 13, ,4 42 Industri Barang-barang dari kayu, Gabus, Bambu dan Rotan 4.252,0 290, , ,4 12, ,3 43 Industri barang-barang dari kertas dan karton 1.400,8 26,0 590, ,7 227, ,6 44 Industri barang-barang Hasil Kilang Minyak dan Gas Bumi 9.267,2 273, , ,2 115, ,7 45 Industri Kimia 1.324,7 63, , ,8 41, ,6 46 Produk farmasi & obat tradisional 364,2 75, ,6 33,7 44, ,1 47 Industri barang dari Karet, Plastik dan Kaca 1.794,8 18,2 336, ,8 21, ,1 48 Industri Semen 42,4 1,9 25, ,2 2, ,6 49 Industri logam 441,4 15,0 304, ,8 18, ,3 50 Barang elektronik, komunikasi dan perlengkapan 522,1 15,0 462,8 122,5 2, ,5 51 Industri mesin dan perlengkapan 382,8 14,2 242, ,1 14, ,7 52 alat angkut dan jasa perbaikannya 1.199,5 40,7 500, ,9 16, ,5 53 Industri barang-barang hasil industri pengolahan lainnya 1.637,0 40, ,1 137,5 15, ,6 54 Listrik, gas dan air bersih 1.266,9 46, ,4 916,3 37, ,6 55 Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,2 0,0 0,2 0,2 0,0 0,6 56 Bangunan Tempat tinggal dan Bukan Tempat Tinggal 335,1 9,6 310, ,7 27, ,7 57 Jalan, Jembatan dan Pelabuhan 372,4 34,8 205, ,4 2, ,9 58 Bangunan Lainnya 400,6 13,4 238, ,3 41, ,6 59 Perdagangan ,0 404, , ,0 253, ,7 60 Jasa Angkutan Rel 725,3 0,2 923,2 9,6 1, ,8 61 Jasa Angkutan Darat Selain Angkutan Rel 8.159,9 677, , ,6 149, ,5 62 Jasa Angkutan Laut 1.182,7 16,0 385,8 36,5 1, ,5 63 Jasa Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 444,0 8,7 127,5 37,9 3,4 621,5 64 Jasa Angkutan Udara ,8 16, ,6 97,4 32, ,7 65 Jasa Penunjang Angkutan 5.867,5 675, ,2 179,9 17, ,5 66 Jasa Pos dan Kurir 54,9 2,3 38,4 80,2 2,1 177,8 67 Penyediaan Akomodasi ,7 57, ,8 261,3 60, ,1 68 Penyediaan Makan dan Minum ,9 391, ,9 521,8 174, ,6 69 Komunikasi 6.198,2 124, , ,6 174, ,1 70 Lembaga keuangan 4.724,8 118, , ,3 212, ,0 71 Usaha bangunan dan jasa 4.936,0 92, , ,5 108, ,8 72 Pemerintahan umum 751,5 13,2 611,5 434, , ,7 73 Jasa sosial masyarakat 803,8 7,1 527,0 194,4 10, ,8 74 Jasa lainnya 2.397,8 4, ,8 77,3 3, ,4 Total , , , , , ,8 6 Nesparnas 2015 (Buku 2)
16 1.4. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Pajak atas Produk Neto Tahun 2014 (miliar rupiah) No. Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Padi (25,5) (0,5) (26,2) (0,9) (0,6) (53,6) 2 Jagung (7,0) (0,3) (5,9) (0,2) (0,1) (13,5) 3 Tanaman Umbi-umbian 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 4 Tanaman Kacang-kacangan (1,1) (0,0) (0,6) (0,0) (0,0) (1,8) 5 Tanaman Bahan Makanan 180,3 0,8 148,7 1,0 0,2 331,0 6 Sayur-sayuran 4,3 0,1 4,9 0,1 0,1 9,4 7 Tanaman Hias 0,2 0,0 0,4 0,0 0,0 0,6 8 Hasil Perkebunan Lainnya 0,7 0,0 0,5 0,0 0,0 1,3 9 Buah-buahan 5,2 0,1 4,5 0,1 0,1 10,0 10 Tanaman Biofarmaka 0,2 0,0 0,1 0,0 0,0 0,4 11 Karet 0,1 0,0 0,0 0,1 0,0 0,2 12 Kelapa 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 13 Kelapa Sawit 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 14 Kopi 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 15 Teh Kakao 6,8 0,3 4,7 0,3 0,1 12,2 17 Cengkeh Peternakan 1,0 0,0 1,0 0,0 0,0 2,1 19 Jasa Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 20 Kayu 0,1 0,0 0,1 0,1 0,0 0,2 21 Hasil Hutan Lainnya 1,9 0,1 1,3 2,3 0,0 5,6 22 Perikanan 0,1 0,0 0,1 0,0 0,0 0,2 23 Penambangan Batubara 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 24 Minyak Bumi 0,6 0,0 0,2 0,2 0,0 1,0 25 Gas Bumi dan Panas Bumi 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 26 Penambangan dan Penggalian Lainnya 5,6 0,2 3,4 49,0 0,2 58,4 27 Jasa Pertambangan dan Penggalian 1,5 0,0 0,5 2,1 0,0 4,1 28 Hasil Pemotongan Hewan 3,1 0,1 2,8 0,1 0,0 6,1 29 Hasil Pengolahan dan Pengawetan Daging 43,3 2,5 32,7 0,3 0,2 79,0 30 Hasil Pengolahan dan Pengawetan Ikan 12,2 0,4 11,5 0,2 0,1 24,5 31 Hasil Pengolahan dan Pengawetan Buah-buahan dan Sayur-sayuran 51,9 1,2 40,4 0,9 0,4 94,8 32 Industri Minyak dan Lemak 123,9 3,1 95,4 4,3 1,1 227,7 33 Makanan dan Minuman Terbuat dari Susu 36,8 1,4 47,1 0,8 0,5 86,5 34 Industri Tepung 89,6 4,3 77,8 3,1 1,0 175,8 35 Industri penggilingan padi dan Penyosohan Beras 6,1 0,1 6,4 0,2 0,1 12,9 36 Industri Makanan Lainnya 531,9 18,7 303,7 15,5 3,4 873,3 37 Makanan Hewan Olahan 4,5 0,1 4,1 0,1 0,1 8,9 Nesparnas 2015 (Buku 2) 7
17 1.4. Lanjutan No. Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 38 Industri minuman 373,0 16,2 182,8 3,5 0,8 576,2 39 Industri rokok & tembakau 992,3 61,1 429,3 1,4 0, ,3 40 Industri Pemintalan 27,7 1,0 5,9 1,0 0,0 35,7 41 Industri tekstil, pakaian dan kulit 914,3 51,4 322,1 94,7 1, ,8 42 Industri Barang-barang dari kayu, Gabus, Bambu dan Rotan 50,9 3,5 40,0 44,3 0,2 138,8 43 Industri barang-barang dari kertas dan karton 42,3 0,8 17,8 86,8 6,9 154,6 44 Industri barang-barang Hasil Kilang Minyak dan Gas Bumi (2.123,3) (62,6) (436,5) (649,8) (26,5) (3.298,7) 45 Industri Kimia (15,4) (0,7) (12,2) (17,6) (0,5) (46,4) 46 Produk farmasi & obat tradisional 46,6 9,7 174,7 4,3 5,7 241,0 47 Industri barang dari Karet, Plastik dan Kaca 157,3 1,6 29,5 187,0 1,9 377,3 48 Industri Semen 0,2 0,0 0,1 7,1 0,0 7,5 49 Industri logam 50,4 1,7 34,8 436,8 2,1 525,8 50 Barang elektronik, komunikasi dan perlengkapan 238,8 6,8 211,7 56,0 1,0 514,3 51 Industri mesin dan perlengkapan 197,7 7,3 125, ,3 7, ,9 52 alat angkut dan jasa perbaikannya 254,0 8,6 105, ,0 3, ,9 53 Industri barang-barang hasil industri pengolahan lainnya 133,5 3,3 113,6 11,2 1,2 262,9 54 Listrik, gas dan air bersih (718,8) (26,4) (573,3) (519,9) (21,2) (1.859,5) 55 Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,5 0,1 1,5 1,4 0,0 4,6 56 Bangunan Tempat tinggal dan Bukan Tempat Tinggal 15,9 0,5 14, ,5 1, ,8 57 Jalan, Jembatan dan Pelabuhan 18,4 1,7 10,1 441,9 0,1 472,3 58 Bangunan Lainnya 19,7 0,7 11,8 209,5 2,1 243,7 59 Perdagangan 27,9 1,0 19,3 26,2 0,6 74,9 60 Jasa Angkutan Rel (170,1) (0,0) (216,5) (2,3) (0,3) (389,2) 61 Jasa Angkutan Darat Selain Angkutan Rel (22,0) (1,8) (6,9) (7,4) (0,4) (38,6) 62 Jasa Angkutan Laut (37,5) (0,5) (12,2) (1,2) (0,0) (51,4) 63 Jasa Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (6,5) (0,1) (1,9) (0,6) (0,0) (9,1) 64 Jasa Angkutan Udara 182,4 0,2 51,2 1,1 0,4 235,2 65 Jasa Penunjang Angkutan 20,6 2,4 10,2 0,6 0,1 33,9 66 Jasa Pos dan Kurir (0,4) (0,0) (0,3) (0,5) (0,0) (1,2) 67 Penyediaan Akomodasi 710,7 3, ,8 13,7 3, ,3 68 Penyediaan Makan dan Minum 134,4 2,8 76,8 3,7 1,2 218,8 69 Komunikasi 228,4 4,6 146,3 66,1 6,4 451,9 70 Lembaga keuangan Usaha bangunan dan jasa 57,1 1,1 31,4 24,3 1,3 115,1 72 Pemerintahan umum 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 73 Jasa sosial masyarakat 3,1 0,0 2,0 0,8 0,0 6,0 74 Jasa lainnya 47,3 0,1 39,8 1,5 0,1 88,8 Total 2.930,6 131, , ,1 6, ,5 8 Nesparnas 2015 (Buku 2)
18 1.5. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Kompensasi Tenaga Kerja Nasional Tahun 2014 (miliar rupiah) No. Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Padi 622,9 12,0 640,7 22,2 13, ,6 2 Jagung 129,5 4,7 109,0 4,1 1,5 248,7 3 Tanaman Umbi-umbian 126,5 3,2 108,0 3,6 1,6 242,9 4 Tanaman Kacang-kacangan 45,6 1,3 27,0 1,2 0,8 75,9 5 Tanaman Bahan Makanan 4,8 0,0 4,0 0,0 0,0 8,9 6 Sayur-sayuran 472,0 7,5 543,3 10,8 8, ,6 7 Tanaman Hias 110,4 0,8 256,1 8,6 1,1 377,1 8 Hasil Perkebunan Lainnya 102,1 4,3 66,0 6,4 0,9 179,7 9 Buah-buahan 287,4 2,8 247,5 8,0 5,0 550,7 10 Tanaman Biofarmaka 5,9 0,2 4,2 0,4 0,1 10,7 11 Karet 385,7 4,6 77,5 438,4 4,6 910,7 12 Kelapa 103,7 2,9 67,0 3,3 0,9 177,9 13 Kelapa Sawit 314,0 9,3 257,9 41,7 3,9 626,9 14 Kopi 62,0 2,2 35,5 1,8 0,4 101,9 15 Teh 12,7 0,5 7,0 0,3 0,1 20,6 16 Kakao 144,4 5,9 100,2 5,3 1,3 257,1 17 Cengkeh 26,5 1,5 16,0 0,8 0,2 45,0 18 Peternakan 887,4 19,8 897,0 24,7 11, ,8 19 Jasa Pertanian, Kehutanan dan 97,9 2,6 73,8 21,2 1,1 Perikanan 196,5 20 Kayu 330,6 21,4 254,5 613,3 3, ,4 21 Hasil Hutan Lainnya 104,5 6,3 74,8 125,7 1,0 312,2 22 Perikanan 957,9 18,1 616,6 17,8 6, ,2 23 Penambangan Batubara 48,1 1,3 25,7 110,5 2,1 187,7 24 Minyak Bumi 363,3 11,4 95,7 139,8 5,7 615,9 25 Gas Bumi dan Panas Bumi 321,9 9,9 92,3 164,7 5,1 593,9 26 Penambangan dan Penggalian Lainnya 158,4 6,2 97, ,6 5, ,4 27 Jasa Pertambangan dan Penggalian 82,2 2,5 29,9 115,7 1,8 232,0 28 Hasil Pemotongan Hewan 484,0 12,6 447,3 12,2 6,3 962,4 29 Hasil Pengolahan dan Pengawetan 132,4 7,8 100,0 0,9 0,5 Daging 241,5 30 Hasil Pengolahan dan Pengawetan Ikan 101,2 3,6 95,0 1,7 0,9 202,4 31 Hasil Pengolahan dan Pengawetan 85,3 2,0 66,5 1,5 0,6 Buah-buahan dan Sayur-sayuran 155,8 32 Industri Minyak dan Lemak 218,8 5,4 168,5 7,6 1,9 402,2 33 Makanan dan Minuman Terbuat dari 20,7 0,8 26,5 0,5 0,3 Susu 48,7 34 Industri Tepung 293,9 14,0 255,1 10,3 3,3 576,6 35 Industri penggilingan padi dan 243,1 4,6 251,6 6,7 5,4 Penyosohan Beras 511,4 36 Industri Makanan Lainnya 960,9 33,8 548,7 28,1 6, ,6 37 Makanan Hewan Olahan 84,1 1,8 78,0 2,4 0,9 167,3 Nesparnas 2015 (Buku 2) 9
19 1.5. Lanjutan No. Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 38 Industri minuman 585,7 25,4 287,1 5,5 1,2 904,9 39 Industri rokok & tembakau 295,4 18,2 127,8 0,4 0,1 441,9 40 Industri Pemintalan 486,6 18,3 104,6 17,6 0,3 627,5 41 Industri tekstil, pakaian dan kulit 3.158,1 177, ,6 327,0 4, ,7 42 Industri Barang-barang dari kayu, Gabus, Bambu dan Rotan 1.116,7 76,2 877,7 970,8 3, ,7 43 Industri barang-barang dari kertas dan karton 472,7 8,8 199,4 969,5 76, ,1 44 Industri barang-barang Hasil Kilang Minyak dan Gas Bumi 2.428,0 71,6 499,2 743,1 30, ,1 45 Industri Kimia 481,5 23,0 383,6 550,2 15, ,3 46 Produk farmasi & obat tradisional 100,1 20,8 375,1 9,3 12,3 517,6 47 Industri barang dari Karet, Plastik dan Kaca 604,7 6,1 113,3 719,2 7, ,7 48 Industri Semen 14,3 0,6 8,7 417,6 0,8 442,0 49 Industri logam 108,3 3,7 74,8 939,1 4, ,3 50 Barang elektronik, komunikasi dan perlengkapan 215,2 6,2 190,8 50,5 0,9 463,6 51 Industri mesin dan perlengkapan 136,1 5,0 86,1 938,1 5, ,4 52 alat angkut dan jasa perbaikannya 383,7 13,0 160, ,5 5, ,4 53 Industri barang-barang hasil industri pengolahan lainnya 561,7 14,0 477,7 47,2 5, ,8 54 Listrik, gas dan air bersih 284,3 10,5 226,8 205,7 8,4 735,6 55 Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,2 0,0 0,2 0,2 0,0 0,6 56 Bangunan Tempat tinggal dan Bukan Tempat Tinggal 128,9 3,7 119, ,1 10, ,8 57 Jalan, Jembatan dan Pelabuhan 155,0 14,5 85, ,9 1, ,2 58 Bangunan Lainnya 159,8 5,4 95, ,9 16, ,9 59 Perdagangan 3.368,5 116, , ,1 73, ,4 60 Jasa Angkutan Rel 573,2 0,2 729,5 7,6 1, ,6 61 Jasa Angkutan Darat Selain Angkutan Rel 2.681,1 222,6 835,7 904,7 49, ,4 62 Jasa Angkutan Laut 364,9 4,9 119,0 11,3 0,5 500,5 63 Jasa Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 217,3 4,3 62,4 18,5 1,7 304,2 64 Jasa Angkutan Udara 6.726,2 6, ,9 39,7 13, ,8 65 Jasa Penunjang Angkutan 2.143,2 246, ,4 65,7 6, ,4 66 Jasa Pos dan Kurir 18,9 0,8 13,2 27,6 0,7 61,2 67 Penyediaan Akomodasi 3.559,8 15, ,3 68,4 15, ,5 68 Penyediaan Makan dan Minum 7.044,9 144, ,6 192,8 64, ,5 69 Komunikasi 1.709,9 34, ,7 495,1 48, ,1 70 Lembaga keuangan 1.444,8 36, ,2 695,5 65, ,6 71 Usaha bangunan dan jasa 732,1 13,7 402,3 311,7 16, ,9 72 Pemerintahan umum 683,4 12,0 556,1 395, , ,7 73 Jasa sosial masyarakat 419,0 3,7 274,7 101,3 5,5 804,2 74 Jasa lainnya 1.435,9 2, ,5 46,3 2, ,2 Total , , , , , ,3 10 Nesparnas 2015 (Buku 2)
20 1.6. Dampak Ekonomi Pariwisata Terhadap Pajak atas Produksi Neto Tahun 2014 (miliar rupiah) No. Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Padi 19,8 0,4 20,4 0,7 0,4 41,7 2 Jagung 7,9 0,3 6,7 0,2 0,1 15,2 3 Tanaman Umbi-umbian 5,3 0,1 4,5 0,1 0,1 10,2 4 Tanaman Kacang-kacangan 2,1 0,1 1,2 0,1 0,0 3,5 5 Tanaman Bahan Makanan 0,3 0,0 0,2 0,0 0,0 0,6 6 Sayur-sayuran 15,8 0,3 18,2 0,4 0,3 34,8 7 Tanaman Hias 3,3 0,0 7,6 0,3 0,0 11,2 8 Hasil Perkebunan Lainnya 3,7 0,2 2,4 0,2 0,0 6,5 9 Buah-buahan 14,0 0,1 12,1 0,4 0,2 26,9 10 Tanaman Biofarmaka 0,3 0,0 0,2 0,0 0,0 0,6 11 Karet 11,4 0,1 2,3 13,0 0,1 27,0 12 Kelapa 5,3 0,2 3,4 0,2 0,0 9,1 13 Kelapa Sawit 9,5 0,3 7,8 1,3 0,1 18,9 14 Kopi 2,5 0,1 1,4 0,1 0,0 4,1 15 Teh 0,4 0,0 0,2 0,0 0,0 0,6 16 Kakao 7,1 0,3 4,9 0,3 0,1 12,6 17 Cengkeh 1,1 0,1 0,7 0,0 0,0 1,9 18 Peternakan 16,7 0,4 16,9 0,5 0,2 34,6 19 Jasa Pertanian, Kehutanan dan 2,6 0,1 2,0 0,6 0,0 5,2 Perikanan 20 Kayu 16,2 1,0 12,5 30,0 0,2 59,9 21 Hasil Hutan Lainnya 5,1 0,3 3,7 6,2 0,0 15,3 22 Perikanan 32,4 0,6 20,9 0,6 0,2 54,7 23 Penambangan Batubara 3,0 0,1 1,6 6,9 0,1 11,8 24 Minyak Bumi 29,9 0,9 7,9 11,5 0,5 50,8 25 Gas Bumi dan Panas Bumi 30,7 0,9 8,8 15,7 0,5 56,6 26 Penambangan dan Penggalian Lainnya 5,2 0,2 3,2 46,1 0,2 54,9 27 Jasa Pertambangan dan Penggalian 2,1 0,1 0,8 3,0 0,0 5,9 28 Hasil Pemotongan Hewan 12,0 0,3 11,0 0,3 0,2 23,8 29 Hasil Pengolahan dan Pengawetan 3,5 0,2 2,6 0,0 0,0 6,3 Daging 30 Hasil Pengolahan dan Pengawetan Ikan 3,6 0,1 3,4 0,1 0,0 7,3 31 Hasil Pengolahan dan Pengawetan 2,2 0,1 1,7 0,0 0,0 3,9 Buah-buahan dan Sayur-sayuran 32 Industri Minyak dan Lemak 5,6 0,1 4,3 0,2 0,0 10,3 33 Makanan dan Minuman Terbuat dari 0,5 0,0 0,7 0,0 0,0 1,2 Susu 34 Industri Tepung 9,3 0,4 8,1 0,3 0,1 18,3 35 Industri penggilingan padi dan 7,1 0,1 7,4 0,2 0,2 15,0 Penyosohan Beras 36 Industri Makanan Lainnya 20,7 0,7 11,8 0,6 0,1 34,0 37 Makanan Hewan Olahan 2,2 0,0 2,0 0,1 0,0 4,3 Nesparnas 2015 (Buku 2) 11
21 1.6. Lanjutan No. Sektor Konsumsi Pengembangan Wisnus Wisnas Wisman Investasi Promosi Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 38 Industri minuman 9,0 0,4 4,4 0,1 0,0 13,9 39 Industri rokok & tembakau 6,5 0,4 2,8 0,0 0,0 9,8 40 Industri Pemintalan 16,7 0,6 3,6 0,6 0,0 21,5 41 Industri tekstil, pakaian dan kulit 75,1 4,2 26,4 7,8 0,1 113,6 42 Industri Barang-barang dari kayu, Gabus, Bambu dan Rotan 34,4 2,3 27,0 29,9 0,1 93,7 43 Industri barang-barang dari kertas dan karton 12,1 0,2 5,1 24,7 2,0 44,0 44 Industri barang-barang Hasil Kilang Minyak dan Gas Bumi 74,0 2,2 15,2 22,7 0,9 115,0 45 Industri Kimia 12,6 0,6 10,0 14,4 0,4 38,1 46 Produk farmasi & obat tradisional 3,5 0,7 12,9 0,3 0,4 17,9 47 Industri barang dari Karet, Plastik dan Kaca 17,1 0,2 3,2 20,4 0,2 41,1 48 Industri Semen 0,5 0,0 0,3 14,1 0,0 14,9 49 Industri logam 3,6 0,1 2,5 31,4 0,1 37,8 50 Barang elektronik, komunikasi dan perlengkapan 5,6 0,2 5,0 1,3 0,0 12,1 51 Industri mesin dan perlengkapan 3,6 0,1 2,3 24,8 0,1 31,0 52 alat angkut dan jasa perbaikannya 10,7 0,4 4,5 88,8 0,1 104,5 53 Industri barang-barang hasil industri pengolahan lainnya 13,3 0,3 11,3 1,1 0,1 26,2 54 Listrik, gas dan air bersih 8,8 0,3 7,0 6,3 0,3 22,7 55 Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 56 Bangunan Tempat tinggal dan Bukan Tempat Tinggal 2,8 0,1 2,6 204,0 0,2 209,6 57 Jalan, Jembatan dan Pelabuhan 3,1 0,3 1,7 74,6 0,0 79,8 58 Bangunan Lainnya 3,3 0,1 2,0 35,4 0,3 41,2 59 Perdagangan 87,1 3,0 60,3 81,8 1,9 234,2 60 Jasa Angkutan Rel 5,7 0,0 7,3 0,1 0,0 13,1 61 Jasa Angkutan Darat Selain Angkutan Rel 62,3 5,2 19,4 21,0 1,1 109,1 62 Jasa Angkutan Laut 9,2 0,1 3,0 0,3 0,0 12,6 63 Jasa Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 3,6 0,1 1,0 0,3 0,0 5,0 64 Jasa Angkutan Udara 130,1 0,1 36,5 0,8 0,3 167,8 65 Jasa Penunjang Angkutan 46,4 5,3 23,0 1,4 0,1 76,4 66 Jasa Pos dan Kurir 0,4 0,0 0,3 0,6 0,0 1,4 67 Penyediaan Akomodasi 97,0 0,4 262,2 1,9 0,4 361,9 68 Penyediaan Makan dan Minum 150,8 3,1 86,2 4,1 1,4 245,7 69 Komunikasi 49,3 1,0 31,5 14,3 1,4 97,5 70 Lembaga keuangan 26,9 0,7 19,8 13,0 1,2 61,6 71 Usaha bangunan dan jasa 149,5 2,8 82,1 63,6 3,3 301,4 72 Pemerintahan umum Jasa sosial masyarakat 6,0 0,1 3,9 1,4 0,1 11,4 74 Jasa lainnya 14,6 0,0 12,3 0,5 0,0 27,5 Total 1.475,7 45, ,5 948,0 21, ,5 12 Nesparnas 2015 (Buku 2)
22 2.1. Penduduk yang Bekerja di Sektor Pariwisata Menurut Kategori Lapangan Usaha, Tahun Dijit KBLI Kategori lapangan Usaha Jumlah (1) (2) (3) 47 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor Angkutan Darat dan Angkutan Melalui Saluran Pipa Angkutan Perairan Angkutan Udara Penyediaan Akomodasi Penyediaan Makanan dan Minuman Produksi Gambar Bergerak, Video dan Program Televisi, Perekaman Suara dan Penerbitan Musik Real Estat Kegiatan Kantor Pusat dan Konsultasi Manajemen Jasa Agen Perjalanan, Penyelenggara Tur dan Jasa Reservasi Lainnya Jasa Administrasi Kantor, Jasa Penunjang Kantor dan Jasa Penunjang Usaha Lainnya Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Pendidikan Kegiatan Hiburan, Kesenian dan Kreativitas Perpustakaan, Arsip, Museum dan Kegiatan Kebudayaan Lainnya Kegiatan Perjudian dan Pertaruhan Kegiatan Olahraga dan Rekreasi Lainnya Jasa Perorangan Lainnya Jumlah Sumber: Sakernas, BPS, 2014 Nesparnas 2015 (Buku 2) 13
23 2.2. Penduduk yang Bekerja di Sektor Pariwisata Menurut Wilayah Tempat Tinggal, Tahun 2014 Jumlah Distribusi Wilayah Tempat Tinggal (orang) (%) (1) (2) (3) Perkotaan ,16 Pedesaan ,84 Sumber: Sakernas, BPS, 2014 Jumlah , Penduduk yang Bekerja di Sektor Pariwisata Menurut Jenis Kelamin, Tahun 2014 Jenis Kelamin Jumlah (orang) Distribusi (%) (1) (2) (3) Laki-laki ,01 Perempuan ,99 Sumber: Sakernas, BPS, 2014 Jumlah , Penduduk yang Bekerja di Sektor Pariwisata Menurut Kelompok Umur, Tahun 2014 Kelompok Umur Jumlah (orang) Distribusi (%) (1) (2) (3) , , , ,00 Sumber: Sakernas, BPS, 2014 Jumlah ,00 14 Nesparnas 2015 (Buku 2)
24 2.5. Penduduk yang Bekerja di Sektor Pariwisata Menurut Kelompok Umur, Tahun 2014 Pendidikan Jumlah (orang) Distribusi (%) (1) (2) (3) <= SD ,59 SMP ,93 SMA ,62 Diploma I/II/III ,31 Universitas ,55 Sumber: Sakernas, BPS, 2014 Jumlah , Penduduk yang Bekerja di Sektor Pariwisata Menurut Kelompok Umur, Tahun 2014 Status Pekerjaan Utama Jumlah (orang) Distribusi (%) (1) (2) (3) Berusaha sendiri ,14 Berusaha dibantu buruh tidak tetap/brh tdk dibayar ,27 Berusaha dibantu buruh tetap/brh dibayar ,60 Buruh/karyawan ,50 Pekerja bebas pertanian - - Pekerja bebas non pertanian ,36 Pekerja tak dibayar ,13 Sumber: Sakernas, BPS, 2014 Jumlah ,00 Nesparnas 2015 (Buku 2) 15
25 3.1. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Propinsi Asal Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Total (1) (2) (3) (4) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten B a l i Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua TOTAL Nesparnas 2015 (Buku 2)
26 3.2. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Kelompok Umur Tahun 2014 Kelompok Umur Propinsi Asal Total < > 54 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten B a l i Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua TOTAL Nesparnas 2015 (Buku 2) 17
27 3.3. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2014 Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Propinsi Asal Diploma/ Total < SD SLTP SMU Sarjana (1) (2) (3) (4) (5) (6) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten B a l i Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua TOTAL Nesparnas 2015 (Buku 2)
28 3.4. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Maksud Kunjungan Tahun 2014 Propinsi Asal Berlibur Profesi/ Bisnis Misi/ pertemuan/ konggres Maksud Kunjungan Pendidikan Kesehatan Berziarah/ Mengunjungi Keagamaan Teman Olahraga/ Kesenian Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten B a l i Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua TOTAL Total Nesparnas 2015 (Buku 2) 19
29 3.5. Jumlah Perjalanan yang Dilakukan Penduduk Menurut Provinsi Asal dan Provinsi Tujuan Tahun 2014 Propinsi Asal Dalam propinsi Propinsi lain Total (1) (2) (3) (4) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten B a l i Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua TOTAL Nesparnas 2015 (Buku 2)
Kata Pengantar KATA PENGANTAR
2 Ne r a c asa t e l i tpa r i wi s a t ana s i o na l 201 6 KEMENTERI ANPARI WI SATA Websi t e:ht t p: / / www. kemenpar. go. i d ht t p: / / www. i ndonesi a. t r avel Emai l :pusdat i n@kemenpar. go.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kata Pengantar
Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya
Lebih terperinciKata Pengantar KATA PENGANTAR
Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) 2017 ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas. Buku 2 ini menyajikan data yang lebih lengkap dan terperinci mengenai
Lebih terperinciKata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)
Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-
Lebih terperinciBOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)
BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) IRIO memiliki kemampuan untuk melakukan beberapa analisa. Kemampuan
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009
ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS SPIK Badan Pusat Statistik-Direktorat Neraca Produksi
PEDOMAN UMUM SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS SPIK 2014 Badan Pusat Statistik-Direktorat Neraca Produksi DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan dan Sasaran... 2 1.3. Ruang
Lebih terperinciSektor * 2010** 3,26 3,45 3,79 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,98 2,86 2. Pertambangan dan Penggalian
Sektor 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009* 2010** (1) (2) (3) (3) (4) (4) (5) (5) (6) (6) (7) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perikanan 3,26 3,45 3,79 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,98 2,86
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 30 /05/52/Th.VII, 02 Mei 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2016 1. Pertumbuhan produksi
Lebih terperinciKLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997
KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KODE KETERANGAN 000 KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA 011 PERTANIAN TANAMAN PANGAN, TANAMAN PERKEBUNAN, DAN HORTIKULTURA 012 PETERNAKAN 013 KOMBINASI PERTANIAN
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016
BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu
Lebih terperinciJUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015
JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN NO PROVINSI LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 ACEH 197 435 632 2 SUMATERA UTARA 1,257 8,378 9,635 3 SUMATERA BARAT 116 476 592
Lebih terperinciSINKRONISASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG BERBASIS DATA
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG BERBASIS DATA Dr. Slamet Sutomo Deputi Kepala Badan Pusat Statistik Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS-Statistik Statistik Indonesia Forum Kepala Bappeda
Lebih terperinciBerita Resmi Statistik
6 November 2017 2 Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Produk Domestik Bruto) Berita Resmi Statistik 6 November 2017 Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN III-2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN III-2017 Ekonomi Provinsi Lampung Triwulan III- 2017 Tumbuh 5,21 Persen Melambat Dibandingkan Triwulan III- 2016 Perekonomian
Lebih terperinci5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Simulasi Model Pertumbuhan kegiatan kepariwisataan di Indonesia yang dikaitkan dengan adanya liberalisasi perdagangan, dalam penelitian ini, dianalisis dengan menggunakan model
Lebih terperinciANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA Oleh : Azwar Harahap Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciLAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018
LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018 METODOLOGI STATISTICAL REPORT iii BAB I PERTUMBUHAN INDUSTRI 1 BAB II PERTUMBUHAN INVESTASI 37 BAB III PERTUMBUHAN EKSPOR - IMPOR HASIL PERTANIAN 58 BAB
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB
Lebih terperincigula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif.
5. RANGKUMAN HASIL Dari hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat dirangkum beberapa poin penting sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu: 1. Deviasi hasil estimasi total output dengan data aktual
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVIII, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 4,68 PERSEN, LEBIH LAMBAT
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 52 /08/52/Th.VII, 01 Agustus 2016 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II TAHUN 2016 1. Pertumbuhan
Lebih terperinciAntar Kerja Antar Daerah (AKAD)
Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) Konsep Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) merujuk pada mobilitas pekerja antar wilayah administrasi dengan syarat pekerja melakukan pulang pergi seminggu sekali atau sebulan
Lebih terperinciTabel Kesesuaian Lapangan Usaha KBLI 2009 KBLI 2005
Katalog BPS:1302018 Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha CETAKAN II BADAN PUSAT STATISTIK Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha CETAKAN II TABEL KESESUAIAN LAPANGAN USAHA CETAKAN II ISBN : 978-979-064-365-9 No. Publikasi
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan Merupakan NTP tertinggi, dengan Angka 116,18 NTP Provinsi Lampung Oktober
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/08/Th.XVII, 5 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015 Perekonomian
Lebih terperinciTABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN
TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 17.968.449 19.510.919 1.542.470 8,58 2 Usaha Menengah (UM) 23.077.246 25.199.311 2.122.065 9,20 Usaha Kecil
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,05 PERSEN LEBIH TINGGI DIBANDING TAHUN
Lebih terperinciPopulasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),
Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera
Lebih terperinciPerkembangan Indeks Produksi Triwulanan
KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2012-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN
Lebih terperinciTabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi
Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 47/08/34/Th.XVII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2015 MENGALAMI KONTRAKSI 0,09 PERSEN,
Lebih terperinciV. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa: a. Sektor ekonomi Kota Bandar Lampung
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016
2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 45/08/34/Th.XVIII, 5 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2016 TUMBUH 5,57 PERSEN LEBIH
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT PADA TRIWULAN IV 2015 TUMBUH 11,98 PERSEN Sampai dengan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN No. 44/08/34/Th. XV, 2 Agustus 2013 Pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada
Lebih terperinciV. MEMBANGUN DATA DASAR
V. MEMBANGUN DATA DASAR Sudah dikemukakan sebelumnya, di bagian metodologi bahwa sumber data utama yang digunakan dalam studi ini dalam rangka membangun Model CGE-Investasi Regional (CGE-IR) adalah Tabel
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/05/18/Th.XVII, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 EKONOMI LAMPUNG TUMBUH 5,05 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN I-2015 Perekonomian Lampung triwulan I-2016
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017
2 BPS PROVINSI DI YOGYAKARTA No 46/08/34/ThXIX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2017 TUMBUH 5,17 PERSEN LEBIH LAMBAT
Lebih terperinciGROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.
Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** 2012 *** Produk Domestik Bruto (%, yoy) 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 Produk Nasional Bruto (%, yoy)
Lebih terperinciKeterangan * 2011 ** 2012 ***
Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** 2012 *** Produk Domestik Bruto (%, yoy) 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 Produk Nasional Bruto (%, yoy)
Lebih terperinciTRACER STUDY (PELACAKAN ALUMNI ) TAHUN LULUSAN /WISUDA PERIDE: Maret 2015, Juni 2015, September 2015 dan Desember 2015
1 TRACER STUDY (PELACAKAN ALUMNI ) TAHUN 2017 LULUSAN /WISUDA PERIDE: Maret 2015, Juni 2015, September 2015 dan Desember 2015 KODE PRODI No. Fakultas Kode 1 2 3 1 Fak. Ekonoimi dan Bisnis FEB 2 Fakultas
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 65/11/34/Th.XVII, 5 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 5,57 PERSEN, LEBIH TINGGI
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 24/04/Th. XIII, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR FEBRUARI HARGA GROSIR NAIK 0,04 PERSEN, HARGA GROSIR BAHAN BAKU NAIK 0,05 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen
Lebih terperinciProduk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.
Lebih terperinciTABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011
TABEL 1 GAMBARAN UMUM No. Provinsi Lembaga Pengelola Pengunjung Judul Buku 1 DKI Jakarta 75 83 7.119 17.178 2 Jawa Barat 1.157 1.281 72.477 160.544 3 Banten 96 88 7.039 14.925 4 Jawa Tengah 927 438 28.529
Lebih terperinciGO LONGAN PO KOK URAIAN KLASIFIKASI LAPANGAN USAHA
-16- LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-10/PJ/2018 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013
BADAN PUSAT STATISTIK No. 34/05/Th. XVI, 6 Mei 2013 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013 KONDISI BISNIS DAN EKONOMI KONSUMEN MENINGKAT A. INDEKS TENDENSI BISNIS A. Penjelasan
Lebih terperinci2013, No.1531
11 2013,.1531 LAMPIRAN I DAFTAR PROVINSI DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI DI BIDANG PENANAMAN MODAL YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2015
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015 TUMBUH 4,9 PERSEN SEDIKIT MELAMBAT DIBANDING
Lebih terperinci2012, No
2012,.1305 12 LAMPIRAN I PERATURAN DAFTAR PROVINSI DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI DI BIDANG PENANAMAN MODAL YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Statistik Departemen Statistik : Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik
Lebih terperinci2
2 3 c. Pejabat Eselon III kebawah (dalam rupiah) NO. PROVINSI SATUAN HALFDAY FULLDAY FULLBOARD (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. ACEH
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015
No. 10/02/14/Th. XVII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN EKONOMI RIAU TAHUN TUMBUH 0,22 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Riau tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Pertumbuhan Ekonomi DIY Triwulan III-2017 No. 63/11/Th.XIX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pertumbuhan Ekonomi DIY Triwulan III-2017 EKONOMI DIY TRIWULAN III-
Lebih terperinciII. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional
II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 04/10/18/Th. X, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP Provinsi Lampung September 2016 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 04/04/18/Th. XI, 3 April 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP Provinsi Lampung Maret 2017 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar
Lebih terperinciTABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN
TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 184.845.034 194.426.046 9.581.012 5,18 2 Usaha Menengah (UM)
Lebih terperinci(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***
8 6 4 2 5.99 6.29 6.81 6.45 6.52 6.49 6.50 6.29 6.36 6.16 5.81 6.11 6.035.81 3.40 2.69 2.04 2.76 3.37 1.70 1.50 2.82 3.18 1.42 2.61 0-2 (1.42) (1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II 2010
Lebih terperinciJumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,
yang Tersedia pada Menurut, 2000-2015 2015 yang Tersedia pada ACEH 17 1278 2137 SUMATERA UTARA 111 9988 15448 SUMATERA BARAT 60 3611 5924 RIAU 55 4912 7481 JAMBI 29 1973 2727 SUMATERA SELATAN 61 4506 6443
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.
KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2017
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/05/18/Th.XIX, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 EKONOMI LAMPUNG TUMBUH 5,11 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN I-2016 Perekonomian Lampung triwulan I-2017
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun
Lebih terperinciLAMPIRAN JUMLAH PENDUDUK TAHUN
LPIRN ULH PENDUDUK THUN 2013-2016 Penduduk enurut enis Kelamin Dan Kecamatan Tahun 2013(iwa) Kecamatan/District Laki-laki Perempuan umlah Sex Ratio ale Female Total Sex Ratio (1) (2) (3) (4) (5) 1 etro
Lebih terperinciVI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku
VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU 6.1. Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku Aktivitas atau kegiatan ekonomi suatu wilayah dikatakan mengalami kemajuan,
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,03 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2016
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/08/18/Th.XVIII, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,03 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2016
Lebih terperinciPDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.
Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku
Lebih terperinciKatalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK
Katalog BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2014-2016 http://www.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 46/05/Th. XVIII, 5 Mei 2015 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015 KONDISI BISNIS MENURUN NAMUN KONDISI EKONOMI KONSUMEN SEDIKIT MENINGKAT A. INDEKS
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 28 /PJ/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 28 /PJ/2012 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA
Lebih terperinciLapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00
Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00 Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 11-950 Observasi Valid: 0 Tidak Valid: 0 DEFINISI Lapangan usaha/pekerjaan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011
BADAN PUSAT STATISTIK No.21/04/Th.XIV, 1 April PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$14,40 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$14,40
Lebih terperinciPREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi
LAMPIRAN 1 PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2013 Status Gizi No Provinsi Gizi Buruk (%) Gizi Kurang (%) 1 Aceh 7,9 18,4
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 48/05/Th. XVIII, 15 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL MENCAPAI US$13,08 MILIAR Nilai ekspor Indonesia April mencapai US$13,08
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : Katalog BPS : 9302008.53 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 04/05/18/Th. VIII, 2 Mei 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP Provinsi Lampung April 2014 untuk masing-masing sub sektor tercatat sebesar
Lebih terperinciPERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 13/02/21/Th. VII, 1 Februari 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 01/01/62/Th. X, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Desember 2015 di Kota Palangka Raya terjadi Inflasi sebesar 0,88 persen. Laju inflasi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2014
No. /2/1/Th.XVI, 5 Februari 215 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN Release PDRB tahun dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2 berbasis SNA 28 EKONOMI RIAU TAHUN TUMBUH 2,62 PERSEN Perekonomian Riau tahun
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/09/18/Th. XI, 4 September 2017 NTP Provinsi Lampung Agustus 2017 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010
BADAN PUSAT STATISTIK No. 45/07/Th. XIII, 1 Juli 2010 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2010 MENCAPAI 31,02 JUTA Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran
Lebih terperinciANALISIS KETERKAITAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN DI PROVINSI LAMPUNG
ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN DI PROVINSI LAMPUNG (Linkage Analysis of The Agroindustry Sector on Economy In Lampung Province) Rendy Oktaliando, Agus Hudoyo, dan Achdiansyah
Lebih terperinciV. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010
65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 30/05/52/Th.III, 2 Mei 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I TAHUN 2017 Pertumbuhan produksi
Lebih terperinciEKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2015
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 38/05/21/Th.XI, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Katalog BPS : 9302008.53 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 Anggota Tim Penyusun : Pengarah :
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA
PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA PDRB Kabupaten Way Kanan menurut lapangan usaha dirinci menjadi 17 kategori lapangan usaha dan sebagian besar kategori dirinci lagi menjadi subkategori. Pemecahan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 09/02/Th.XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH EKONOMI ACEH SELAMA TAHUN DENGAN MIGAS TUMBUH 3,31 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 4,31 PERSEN. Perekonomian Aceh
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 01/02/62/Th. IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Januari 2015 di Kota Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,79 persen. Laju
Lebih terperinciLapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov
Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-950 Observasi Valid: 0 Tidak Valid: 0 DEFINISI Lapangan usaha/pekerjaan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 04/12/18/Th. IX, 1 Desember 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP Provinsi Lampung November 2015 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar
Lebih terperinciI-O Multiplier Matrix. Dampak Thd Produksi Barang & Jasa (40,39) Dampak Thd Nilai Tambah Sektoral (19,54) Kesempatan Kerja (0,815) upah & Gaji (4,45)
Pengeluaran Inbound Tourist (int l+dom) (24,47) Pengeluaran Domestic/Local Tourist (0,60) Investasi Sektor (4,0) Pengeluaran Outbond Tourist (int l+dom) (0,20) Pengeluaran Promosi Untuk (pemerintah+swasta)
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN I-2015
No. 26/5/14/Th.XVI, 5 Mei 215 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN I-215 EKONOMI RIAU TRIWULAN I-215 MENGALAMI KONTRAKSI,18 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-214 Perekonomian Riau yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciLapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02
Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02 Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-990 Observasi Valid: 0
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari
Lebih terperinci