BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Pendididikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengadilan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara (Pasal 1 UU No 20 tahun 2003:2.12). Dalam mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien peranan guru sangat penting karena guru memegang tugas dalam mengatur pengelolaan didalam kelas. Suasana kelas yang hidup dapat membuat siswa belajar tekun dan penuh semangat, sebaliknya suasana kelas yang menegangkan serta aktivitas yang menoton menjadikan siswa kurang semangat dalam belajar. Menurut Arens (dalam Suprijono, Agus 2009: 46) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termaksud didalamnya tujuantujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Seorang guru dapat membantu siswa meningkatkan hasil belajarnya. Dengan menggunakan berbagai model pembelajaran akan sangat berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar dan pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat akan membuat siswa merasa bosan dan malas ketika belajar dikelas dan dirumah serta banyak siswa gagal dalam belajar sehingga mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal kegagalan ini kurang diperhatikan oleh guru dan tidak mampu menanggulangi masalah-masalah tersebut. Seperti dengan melakukan suatu perubahan-perubahan dalam belajar serta memberikan dorongan semangat belajar, memulihkan kepercayaan diri siswa, baik yang timbul karena kesadaran dari dalam dirinya ataupun karena adanya motivasi dari orang lain. Masih banyak lagi hal-hal yang perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu perubahan yang perlu dilakukan adalah belajar individual menjadi kooperatif yang bergantung pada kelompok-kelompok kecil dalam 1

2 2 belajar. Model kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada keaktifan siswa yang berbentuk kelompok. Kelompok belajar kooperatif sendiri didasarkan atas saling ketergantungan positif yang menuntut adanya keaktifan individu yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok dan kelompok diberikan hasil belajar anggotanya sehingga mereka mengetahui hasil temannya yang memerlukan bantuan. Model dan pendekatan pembelajaran dalam dunia pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Pembelajaran yang diterapkan sekarang sering kurang memotivasi belajar siswa dan sering kali menggunakan buku paket yang kurang variatif dan metode ceramah yang tidak menunjang, sehingga siswa merasa jenuh, dan ada anggapan bahwa guru merupakan satu-satunya sumber belajar menjadi salah satu sebab utama kurangnya upaya untuk memotivasi siswa secara aktif. Guru masih berpendapat bahwa dialah penguasa tunggal dalam kelas, sehingga semua perintah, perbuatan, tindakan harus dipatuhi dan diikuti oleh siswa. Dalam menyampaikan materi guru hanya menggunakan ceramah sehingga hasil yang diperoleh siswa kurang maksimal, pada akhirnya peneliti akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa dikelas 4. Hasil observasi/ pengamatan yang telah dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Salatiga 09 kecamatan Sidorejo, diperoleh data peserta didik di kelas 4 sebanyak 39 orang yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang masih belum maksimal, hasil belajar siswa kelas 4 pada pelajaran IPA rata-rata nilai 57,43 siswa yang sudah tuntas berjumlah 9 orang dengan persentase 23%, sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 30 oarang dengan persentase 77%, adapun KKM di SD Negeri Salatiga 09 adalah 70. Siswa dengan nilai tertinggi 95 dan terendah 20. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

3 3 Tabel I.I Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Salatiga 09 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 Nilai ketuntasan Frekuensi Persentase (%) Keterangan KKM (70) 70 < % 77% Tuntas Belum Tuntas Jumlah % Masalah yang dihadapi siswa dalam proses belajar adalah siswa kurang aktif ketika diminta untuk menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas. Siswa kurang serius menerima atau mendengarkan penjelasan materi dari guru, sering mengobrol atau bercanda dengan teman sehingga hasil belajar siswa banyak yang belum tuntas dan belum mencapai KKM, terlihat dari tabel diatas ada 9 siswa dengan persentase 23% Sudah Tuntas dan 30 siswa dengan persentase 77% Belum Tuntas. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan lancar maka guru harus menggunakan model pembelajaran kooperatif agar dapat meningkatkan interaksi antara guru dan siswa. Menurut Djamarah,S.B (2010:405) Numbered Heads Together (NHT) merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dan mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama siswa antar kelompok. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/ siswa secara bersama alam menyelesaikan masalah yang dihadapi, siswa pandai maupun siswa lemah samasama memperoleh manfaat melalui aktifiitas belajar kooperatif, dengan bekerja secara kooperatif ini memungkinkan pengetahuan siswa akan menjadi lebih besar untuk siswa dapat sampai pada tujuan, dan dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya, berdiskusi dan mengembangkan bakat kepemimpinan.

4 4 Berdasarkan data diatas, maka peneliti akan mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togeher (NHT) untuk meningkatkan hasil pelajaran IPA siswa kelas IV, dari latar belakang diatas maka peneliti akan melakukan penelitian tentang Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas IV SD Negeri Salatiga 09 Semester II Tahun Ajaran 2015/ Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil pengamatan dan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran 2. Siswa sering mengobrol atau bercanda dengan teman ketika guru sedang menjelaskan materi. 3. Rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas IV yang belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM). Untuk mengatasi permasalahan diatas, perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dan identifikasi masalah sebagaimana tersebut diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas IV Sekolah Dasar Salatiga 09 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016?

5 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 09 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016? 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan masukan untuk melakukan kajian-kajian teoritis ilmu pendidikan, secara khusus dalam menemukan solusi teoritis mengenai model pembelajaran aktif, tetapi juga menyenangkan bagi peserta didik, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa a. Memberikan suasana aktif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa karena bisa belajar bersama teman. b. Meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV. c. Meningkatkan keterampilan siswa dalam berdiskusi daan bekerja kelompok. 2. Bagi Guru a. Meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan modelmodel pembelajaran. b. Merancang pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenagkan. 3. Bagi Sekolah a. Memberi masukan untuk sekolah supaya mengembangkan model-model pembelajaran. b. Semakin terampil dalam mengelola pembelajaran, serta semakin aktif dan kreatif dalam memilih model pembelajaran yang inovatif.