Susilowati. Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulagris L.) E- JURNAL FATMA RIZA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

BAB III. METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH TEPUNG AREN DAN MIKROORGANISME LOKAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

BAHAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BIOAKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

HASIL DAN PEMBAHASAN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOTORAN AYAM DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP PRODUKTIVITAS CABAI RAWIT (Capsicum frustescens L.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

Wakifatul Hisani, Andi Muhammad Israwan Mallawa

III. METODE PENELITIAN A.

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

Hadinnupan Panupesi, Respon Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Pemupukan NPK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Bobot isi tanah pada berbagai dosis pemberian mulsa.

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga untuk mendukung

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. MATERI DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

I. PENDAHULUAN. digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri makanan. Tidak

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

JURNAL SAINS AGRO

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA JENIS PUPUK KANDANG DAN FREKUENSI PEMBERIAN PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG MERAH (PHASEOLUS VULGARIS L.) Susilowati Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta susilowatiupn@gmail.com Abstrak Kacang merah mempunyai nama ilmiah yang sama dengan kacang buncis yaitu Phaseolus vulgaris L. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia yang berlebih dapat mengakibatkan penurunan tingkat kesuburan lahan. Salah satu upaya meningkatkan hasil kacang merah dan meningkatkan kesuburan lahan adalah pemberian pupuk kandang dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Penelitian bertujuan untuk memperoleh jenis pupuk kandang dan frekuensi aplikasi PGPR yang paling baik untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang merah (Phaseolus vulgaris L). Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial dengan dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor pertama jenis pupuk kandang, yang terdiri atas pupuk kandang sapi 20 ton/ha (P1), pupuk kandang kambing 20 ton/ha (P2) dan pupuk kandang ayam 20 ton/ha (P3). Faktor kedua adalah frekuensi pemberian PGPR, yang terdiri atas 1 minggu sekali(f1), 2 minggu sekali (F2) dan 3 minggu sekali (F3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan pemberian jenis pupuk kandang dan frekuensi pemberian PGPR. Pemberian pupuk kandang ayam memberikan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman, volume akar, dan bobot biji per tanaman. Pemberian PGPR frekuensi 2 minggu sekali (F2) memberikan hasil terbaik pada tinggi tanaman, volume akar, jumlah polong per tanaman, dan bobot polong per tanaman. Kata kunci : Kacang merah, Pupuk kandang, PGPR Pendahuluan Budidaya kacang merah yang sudah sering dilakukan oleh petani di Indonesia adalah dengan menggunakan pupuk organik dan anorganik. Penambahan pupuk kandang atau bahan organik dimaksudkan untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Pupuk kandang yang paling sering digunakan adalah kotoran hewan sapi, kambing dan ayam petelur. Pupuk kandang dari kotoran sapi memiliki kandungan N (0,29%), P (0,17%), dan K (0,35%). Pupuk kandang sapi tergolong pupuk yang penguraiannya berjalan cukup lambat. Pupuk kandang dari kotoran kambing mengandung unsur N (0,55%), P (0,31%), dan K (0,15%) serta lebih sedikit kandungan airnya dibandingkan pupuk kandang dari kotoran sapi. Pupuk kandang dari kotoran ayam petelur mengandung unsur N (1,70%), P (1,90%), dan K (1,50%), serta lebih tinggi dibandingkan pupuk kandang sapi dan kambing (Mulyani dan Kartasapoetra, 1987). Pupuk kandang memiliki sifat tidak cepat tersedia bagi tanaman sehingga untuk memaksimalkan dapat dipergunakan agen hayati yang mengandung mikroorganisme baik bagi tanaman. 160

Proses dekomposisi dan mineralisasi hara yang berasal dari bahan organik dalam tanah dan fiksasi nitrogen oleh rhizobia merupakan kegiatan mikroba tanah yang berperan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah (Delvian, 2011). Penggunaan mikroba yang terdapat di sekitar akar akan membantu tanaman dalam menyerap unsur hara, sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih baik. Salah satu teknologi budidaya tanaman yang diharapkan dapat meningkatkan hasil adalah penggunaan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) yaitu pemacu pertumbuhan tanaman sekaligus membantu proses dekomposisi pupuk organik yang mempunyai sifat ramah lingkungan. Sebelum benih ditanam dilakukan perendaman dalam larutan PGPR dengan konsentrasi 10 ml per liter air selama 15 menit. Untuk perlakuan pemeliharaan tanaman aplikasi PGPR dibuat larutan dengan konsentrasi 5 ml per liter air. Aplikasi dilakukan sesuai frekuensi pemberiannya satu minggu sekali, dua minggu sekali dan tiga minggu sekali disiram ke daerah perakaran tanaman. Menurut hasil penelitian Herlambang (2015), aplikasi frekuensi PGPR 2 minggu sekali dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman dan pembentukan cabang sekunder cabe dalam fase vegetatif. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis pupuk kandang dan frekuensi pemberian PGPR yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil kacang merah. Metodologi Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai dengan Februari 2016. Tempat penelitian dilaksanakan di Kebun Penelitian UPN Veteran Yogyakarta, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Daerah tersebut mempunyai ketinggian tempat kurang lebih 158 m di atas permukaan laut. Bahan yang digunakan pada peneltian ini adalah benih kacang merah varietas lokal (gunung kidul), pupuk kandang dari kotoran sapi, kambing, ayam, mulsa dan PGPR. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah traktor, cangkul, gembor, label, ember, penggaris, gunting, timbangan, gelas ukur, kaleng pelubang mulsa. Percobaan dilakukan dengan metode percobaan lapangan yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama ( P ) jenis pupuk kandang : P1 = Pupuk kandang sapi dengan dosis 20 ton/ha, P2 = Pupuk kandang kambing dengan dosis 20 ton/ha, dan P3 = Pupuk kandang ayam petelur dengan dosis 20 ton/ha. Faktor kedua ( F ) frekuensi pemberian PGPR dengan konsentrasi 5 ml/l.: F1 = Satu minggu sekali, F2 = Dua minggu sekali, dan F3 = Tiga minggu sekali Pengamatan meliputi tinggi tanaman, volume akar, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, jumlah polong pertanaman, bobot polong pertanaman, dan bobot biji pertanaman. 161

Data hasil pengamatan dianalisis keragamannya pada jenjang nyata 5%. Bila ada beda antar perlakuan diteruskan uji jarak berganda Duncan 5%. Hasil dan Pembahasan Perlakuan pemberian pupuk kandang ayam (P3) nyata lebih tinggi dibanding pupuk kandang sapi (P1) maupun pupuk kandang kambing(p2) dalam mempengaruhi tinggi tanaman. Tabel 1. Rerata tinggi tanaman, volume akar, bobot basah, dan bobot kering Perlakuan Pupuk kandang Sapi (P1) Kambing (P2) Ayam (P3) Frekuensi PGPR 1 minggu (F1) 2 minggu (F2) 3 minggu (F3) Tinggi tanaman ((cm) 17,89 b 19,39 b 21.72 a 18,42 q 21,30 p 19,46 q Volume akar (cm 3 ) 7,78 b 8,33 b 9,56 a 8,00 q 9,33 p 8,33 q Bobot (g) segar kering 75,56 a 125,56 a 137,78 a 93,33 p 100,00 p 146,56 p 16,44 a 22,61 a 27,01 a 20,33 p 21,31 p 24,42 p Interaksi (-) (-) (-) (-) Keterangan : Rerata yang diikuti huruf yang sama pada kolom (p,q,r) atau (a,b,c) yang sama, menunjukkan tidak ada beda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%. Tanda (-) menunjukkan tidak ada interaksi Hal ini disebabkan pupuk kandang ayam memiliki kandungan N yang lebih banyak sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan vegetatif salah satunya adalah tinggi tanaman. Menurut Novizan (2005) pupuk kandang ayam lebih baik dari pada pupuk kandang sapi dan kambing karena pada pupuk kandang ayam selain kandungan N banyak juga memiliki variasi unsur yang lebih lengkap. Rerata hasil volume akar pada perlakuan pupuk kandang ayam (P3) nyata lebih tinggi dibanding perlakuan pupuk kandang sapi (P1) maupun perlakuan pupuk kandang kambing (P2). Pupuk kandang ayam memiliki fosfat paling tinggi. Setyomidjaya (1989) menyatakan bahwa salah satu fungsi P adalah merangsang pembentukan akar rambut dan perpanjangan akar. Hasil analisis bobot segar dan bobot kering pada perlakuan pupuk kandang tidak berbeda nyata dengan pupuk kandang lainnya. Hal ini disebabkan tanaman memasuki fase generatif yang mengakibatkan penurunan tingkat pertumbuhan tanaman. Sedang perlakuan frekuensi PGPR pada bobot segar dan bobot kering tidak berbeda nyata, hal ini dikarenakan kandungan bakteri yang terdapat pada PGPR belum berperan sebagai penghasil hormon pemacu pertumbuhan tanaman. 162

Perlakuan pemberian PGPR 2 minggu sekali (F2) ternyata mampu meningkatkan tinggi tanaman dan volume akar, hal ini sesuai dengan penelitian Herlambang (2015). Tabel 2. Rerata jumlah polong, bobot polong dan bobot biji per tanaman Perlakuan Pupuk kandang Sapi (P1) Kambing (P2) Ayam (P3) Frekuensi PGPR 1 minggu (F1) 2 minggu (F2) 3 minggu (F3) Jumlah polong 16,89 a 16,58 a 16,93 a 17,22 q 17,41 p 15,74 q polong Bobot (g) 33,89 a 34,11 a 34,67 a 33,67 q 33,70 p 33,30 q biji 17,56 b 17.67 b 19,44 a 17,96 p 19,11 p 17,59p Interaksi (-) (-) (-) Keterangan : Rerata yang diikuti huruf yang sama pada kolom (p,q,r) atau (a,b,c) yang sama, menunjukkan tidak ada beda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%. Tanda (-) menunjukkan tidak ada interaksi Pada Tabel 2, menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam (P3) nyata lebih tinggi dari pada pupuk kandang sapi (P1) maupun pupuk kandang kambing (P2) dalam mempengaruhi bobot biji. Dalam fase generative tanaman kacang merah sangat membutuhkan kalium (K), ketersediaan unsure tersebut sangat berpengaruh pada produktivitas tanaman dalam pembentukan polong. Hal ini sesuai pernyataan Ispandi (2004) bahwa hara kalium sangat penting dalam pembentukan polong dan pengisian biji. Jumlah polong dan bobot polong per tanaman tidak berbeda nyata antara perlakuan pupuk pupuk kandang ayam (P3), pupuk kandang sapi (P1) maupun pupuk kandang kambing (P2). Hal ini disebabkan tanaman ketersediaan unsur hara K terbatas sehingga pengisian biji tidak diikuti jumlah dan bobot polong. Frekuensi pemberian PGPR 2 minggu sekali (F2) menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding frekuensi PGPR 3 minggu sekali (F3) maupun frekuensi PGPR 1 minggu sekali (F1) pada jumlah polong dan bobot polong. Hal ini karena kandungan bakteri yang terdapat pada PGPR dapat berperan sebagai penghasil hormon, mengikat N2 dari udara dan menghasilkan asam indol asetat (AIA). Lebih lanjut Dwijoseputro (1984) menyatakan AIA dapat mencegah proses perontokkan organ organ tanaman, ZPT auksin mempunyai kemampuan mendukung terjadinya perpanjangan sel dan pembelahan sel. Bobot biji per tanaman tidak dipengaruhi frekuensi PGPR. Hal ini disebabkan kandungan bakteri yang terdapat pada PGPR belum berperan sebagai penghasil hormon pemacu hasil bobot biji per tanaman. 163

Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil, pembahasan dan terbatas dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kombinasi perlakuan pemberian pupuk kandang dan frekuensi pemberian PGPR tidak ada interaksi antar parameter 2. Pemberian pupuk kandang ayam memberikan hasil yang paling baik pada parameter tinggi tanaman, volume akar, dan bobot biji per tanaman 3. Pemberian frekuensi PGPR 2 minggu sekali memberikan hasil yang paling baik pada tinggi tanaman, volume akar, jumlah polong per tanaman, dan bobot biji per tanaman. Daftar pustaka Delvian. 2011. Penggunaan Mikroba Tanah Sebagai Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. http://danauluttawar. blogspot.com/2011/07/penggunaan-mikroba-tanah-sebagai.html. (diakses pada tanggal 17 Februari 2015). Dwijoseputro, D. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta. 232 hal Herlambang, I. 2015. Pengaruh Waktu Perendaman Benih dan Frekuensi Pemberian PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria )terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanman Cabe Rawit (Capsicum frutescens L. ). [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Fakultas Pertanian, Jurusan Agronomi. Ispandi, A. dan A. Munip. 2004. Efektifitas Pupuk PK dan Frekuensi Pemberian Pupuk K dalam Meningkatkan Serapan Hara dan Produksi Kacang Tanah di Lahan Kering Alfisols. Jurnal. Ilmu Pertanian Vol. 11 No. 2, 2004 : 11-24. Diakses pada kamis, 28 April 2016 Mulyani dan Kartasapoetra. 1987. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta. Setyamidjaya, R. 1989. Pupuk dan Pemupukan. Simplek. Jakarta. 122 hal. 164