PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia Vol. 2 No. 2 Tahun 2017

Malia 1, Dodik Mulyono², Reny Wahyuni³ STKIP-PGRI Lubuklinggau

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: RIZA JUNIARSIH NPM

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

METODE PENELITIAN. sebanyak 145 siswa yang terdistribusi ke dalam lima kelas (VIII A VIII E).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl.

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN CONNETED MATHEMATICS PROJECT (CMP)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP

PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X MA. MAZRO ILLAH LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 1, Hal 15-25, Februari 2017

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Depdiknas (2006) mengungkapkan bahwa dalam pendidikan, siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Xaverius 2 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

: Model Pembelajaran Guided Discovery, Hasil Belajar Fisika.

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

Retno Marsitin. Kata kunci: Prestasi belajar, Metode diskusi, Pendekatan, Konstruktivisme, Metode Konvensional

Dian Vitayana, Yusuf Kendek dan Fihrin Abstrak Kata Kunci :

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 UBUKLINGGAU.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda 2, Ahmad Amin 3 Skripsi ini berjudul Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada

dipahami siswa dengan baik sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang dibuktikan dengan rendahnya nilai ulangan harian siswa.

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

BAB IV PENGGUNAAN STRATEGI JOEPARDY GAME

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

III METODE PENELITIAN

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

A. Populasi dan Sampel

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 3 p-issn /e-ISSN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penilitian ini adalah Eksperimental-semu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 2 ISSN

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DENGAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE

III. METODE PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Kelas VIII di SMP

ARTIKEL ILMIAH OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

Pengaruh Penerapan Model Missouri Mathematics Project terhadap Kemampuan Komunikasi. matematika siswa SMK Dwi Sejahtera Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Pengaruh Model Self Regulated Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 18 Palu

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tunas Mekar Indonesia yang terletak di Jalan

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INFORMATION SEARCH

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VIII semester

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kartika Putri Adi, Afrinel Okwita, Tri Tarwiyani Dosen Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Balaesang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Pada penelitian ini digunakan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Transkripsi:

1 PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Eva Fransiska Sijabat 1, Anna Fauziah 2, Rani Refianti 3 STKIP-PGRI Lubuklinggau Email : evafransiska23@yahoo.co.id ABSTRAK Skripsi ini berjudul Pengaruh Model Reciprocal Teaching terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016, yang terdiri dari 128 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak dengan cara pengundian. Setelah dilakukan pengundian, terpilih dua kelas sebagai sampel yaitu kelas XI IPA 3 dan XI IPA 4. Kelas XI IPA 3 terpilih sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang diberikan pengajaran dengan menggunakan model Reciprocal Teaching dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol yaitu kelas yang diberikan pengajaran konvensional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes yang berbentuk uraian. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t pada taraf signifikan α = 0,05, diperoleh diperoleh thitung = 4,22 dan ttabel = 1,671. Hal ini menunjukkan thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016. Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen sebesar 18,60 dan kelas kontrol sebesar 14,63. Kata Kunci : Reciprocal Teaching, Komunikasi Matematika 1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

2 PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi. Belajar matematika bertujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, sistematis, kritis, kreatif, berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama serta memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah baik dalam bidang matematika, bidang ilmu lainnya, maupun kehidupan sehari-hari. Kemampuan tersebut diperlukan agar siswa dapat memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah. Menurut Mahmudi (2009:1) salah satu isu penting dalam pembelajaran matematika saat ini adalah pentingnya pengembangan kemampuan komunikasi matematika siswa. Pengembangan komunikasi juga menjadi salah satu tujuan pembelajaran matematika dan menjadi salah satu standar kompetensi kelulusan dalam bidang matematika. Karena belajar matematika merupakan proses sosial dimana mereka harus berinteraksi, bekerjasama, dan berkomunikasi antara siswa yang satu dengan siswa lainnya serta dengan gurunya. Los Angeles County Office of Education (dalam Mahmudi, 2009:3) menyatakan komunikasi matematika mencakup komunikasi tertulis maupun lisan atau verbal. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi matematika merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dalam pembelajaran matematika. Misalnya, untuk mengukur kemampuan siswa memberikan alasan rasional terhadap suatu pernyataan dari masalah matematika yang diperoleh. Diharapkan siswa mampu untuk memberikan kesimpulan pada setiap akhir jawaban dan menuliskan penjelasan atau alasan dari penyelesaian masalah matematika tersebut. Kemampuan komunikasi matematika merupakan hal yang sangat penting dimiliki siswa. Apabila siswa memiliki kemampuan komunikasi matematika tentunya akan membuat pemahaman mendalam tentang konsep matematika yang dipelajari. Walle (2002:5) menyatakan bahwa cara terbaik untuk berhubungan dengan suatu ide adalah mencoba menyampaikan ide tersebut kepada orang lain. Dengan berkomunikasi siswa dapat meningkatkan kosa kata, mengembangkan kemampuan berbicara, menulis ide-ide secara sistematis, dan memiliki kemampuan belajar yang lebih baik. Selanjutnya National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) (dalam Fahradina, 2014:55) dijelaskan bahwa komunikasi adalah suatu bagian esensial dari matematika dan pendidikan matematika. Tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di SMA Negeri 3 Lubuklinggau, peneliti mendapatkan keterangan bahwa masih banyak siswa yang kurang mampu mengkomunikasikan gagasan atau ide-ide matematika ke dalam bentuk simbol, tabel, grafik, atau diagram dan sebaliknya, untuk memperjelas keadaan atau masalah serta pemecahannya. Kemampuan komunikasi perlu diperhatikan dalam

3 pembelajaran matematika sebab kemampuan komunikasi sangat diperlukan dalam menghadapi berbagai masalah, khususnya masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran matematika masih banyak didominasi oleh guru. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran masih cenderung pasif dan siswa kurang kreatif. Siswa yang tidak dilibatkan untuk aktif dalam pembelajaran, dapat menyebabkan siswa sulit untuk berkreatifitas terhadap ide-ide yang mereka miliki khususnya ide-ide matematikanya. Hal ini terbukti saat peneliti melakukan studi pendahuluan dengan memberikan siswa soal-soal yang telah dipelajari yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematika, ternyata dari 28 siswa hampir semuanya belum memahami bagaimana menyelesaikan masalah dan menggunakan bahasa matematika yang benar. Hanya sedikit siswa yang mampu mengungkapkan dan mengkomunikasikan ide dan gagasan matematika ke dalam bentuk simbol dan gambar. Selain itu sistematika penulisan jawaban juga belum tepat. Dari 28 siswa hanya 4 siswa mampu menjawab dengan penyelesaian yang benar. Peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa dapat dilakukan dengan mengadakan perubahan-perubahan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, perlu dirancang suatu pembelajaran yang membiasakan siswa untuk menyampaikan pemikirannya baik dengan guru, teman maupun yang orang lain. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang sebaiknya diterapkan adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga siswa lebih mudah untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan dan mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk lisan maupun tulisan. Salah satu alternatif untuk mendukung hal tersebut adalah dengan menerapkan model Reciprocal Teaching. Menurut Trianto (2007:96) Reciprocal Teaching terutama dikembangkan untuk membantu guru menggunakan dialog-dialog belajar yang bersifat kerjasama untuk mengajarkan pemahaman bacaan secara mandiri di kelas. Melalui pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pemahaman pengaturan diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian dan prediksi. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul Pengaruh Model Reciprocal Teaching terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat : (1) Meningkatkan aktivitas kegiatan belajar siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran serta meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa; (2) dapat dijadikan sebagai informasi dan masukan dalam pembelajaran matematika dengan

4 penggunaan model Reciprocal Teaching atau pengajaran terbalik; (3) Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha perbaikan pembelajaran khususnya pada pembelajaran matematika; (4) Bagi peneliti, dapat menambah wawasan, pengetahuan serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam menerapkan model Reciprocal Teaching untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa. DASAR TEORI Berikut ini adalah beberapa deskripsi teori yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Pengaruh, dalam hal ini artinya kemampuan komunikasi matematika siswa setelah diterapkannya model Reciprocal Teaching lebih baik dari kemampuan komunikasi metematika siswa yang tidak menggunakan model Reciprocal Teaching. b. Model Reciprocal Teaching adalah model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri, yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri yaitu perangkuman, menyusun pertanyaan serta menyelesaikannnya, pengklarifikasian dan prediksi. Masing-masing strategi tersebut dapat membantu siswa membangun pemahaman terhadap apa yang sedang dipelajari. c. Kemampuan Komunikasi Matematika adalah kemampuan atau kecakapan siswa dalam menyampaikan informasi, mengkomunikasikan gagasan dan mengekspresikan ide-ide matematika, situasi antara lain melalui lisan maupun secara tertulis. Tabel 1 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Skor Menulis (Written Text) Menggambar (Drawing) Ekspresi Matematika (Mathematical Exspression) 0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan tidak memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa 1 Hanya sedikit dari penjelasan yang benar 2 Penjelasan secara matematis masuk akal namun hanya sebagian lengkap dan benar Hanya sedikit dari gambar, diagram, atau tabel yang benar Melukiskan gambar, diagram, atau tabel namun kurang lengkap dan benar Hanya sedikit dari model matematika yang benar Membuat model matematika dengan benar, namun salah dalam mendapatkan solusi

5 3 Penjelasan secara masuk akal dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis ataupun terdapat sedikit kesalahan bahasa 4 Penjelasan secara masuk akal dan jelas serta tersusun secara logis Melukiskan gambar, diagram, atau tabel secara lengkap dan benar Membuat model matematika dengan benar, kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi secara benar dan lengkap Skor Maksimal = 4 Skor Maksimal = 3 Skor Maksimal = 3 (Sumber: Cai, Lane dan Jacobsin (dalam Putri, 2014:31)) METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah eksperimen. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah control group pretest-posttest design, menurut Arikunto (2010:126) digambarkan sebagai berikut : E O1 X O2 K O3 O4 Keterangan: E : Kelas eksperimen K : Kelas kontrol X : Perlakuan dengan menggunakan model Reciprocal Teaching 01 dan 03 : Pre-test 02 dan 04 : Post-test Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. Sebagai sampel pada penelitian ini adalah kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan sebagai kelas kontrol adalah XI IPA 4. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan komunikasi matematika siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan memberikan skor kemampuan komunikasi matematika dari tiap butir soal tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali pada masing-masing kelas, yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes awal digunakan untuk mengetahui kemampuan awal komunikasi matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan tes akhir diberikan untuk memperoleh data kemampuan komunikasi matematika siswa baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Tes yang digunakan berbentuk uraian yang terdiri dari enam soal dengan materi Statistika.

6 TEKNIK ANALISIS DATA Langkah-langkah teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menentukan skor rata-rata dan simpangan baku, uji normalitas data, uji homogenitas, dan pengujian hipotesis. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam proses penelitian yang dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau ini peneliti menggunakan model Reciprocal Teaching dan dilaksanakan pada statistika. Jumlah pertemuan yang dilakukan peneliti dalam kelas eksperimen di penelitian ini adalah sebanyak lima kali pertemuan, dengan rincian satu pertemuan sebagai pre-test di awal penelitian, tiga pertemuan proses pembelajaran menggunakan model Reciprocal Teaching, dan satu pertemuan sebagai pelaksanaan post-test di akhir pertemuan pembelajaran. Deskripsi Statistik Hasil Penelitian Pre-test Pada pertemuan pertama dilakukan tes kemampuan awal (pre-test), pretest ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal komunikasi matematika siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Reciprocal Teaching dan konvensional pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan dapat dijabarkan bahwa dari 30 siswa kelas eksperimen yang mengikuti pre-test dengan perolehan skor terendah dan skor tertinggi masing-masing adalah 4 dan 15. Sedangkan pada kelas kontrol dengan jumlah siswa yang mengikuti pre-test juga sebanyak 30 siswa. Perolehan skor terendah dan skor tertinggi adalah 3 dan 14. Post-test Post-test ini diberikan pada pertemuan terakhir pada siswa dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika siswa setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan model Reciprocal Teaching untuk kemudian dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan menggunakan model Reciprocal Teaching cdengan materi statistika. Berdasarkan perhitungan dapat dijabarkan bahwa pada kelas eksperimen yang mengikuti post-test sebanyak 30 siswa dengan perolehan skor terendah dan skor tertinggi masing-masing adalah 10 dan 25. Sedangkan pada kelas kontrol dari 30 siswa yang mengikuti post-test dengan memperoleh skor terendah dan skor tertinggi adalah 7 dan 23. Perbandingan kemampuan komunikasi matematika awal dan kemampuan komunikasi matematika akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 1: 20 18.6 14.63 15 10 5 9.27 7.8 0 Pre-test Post-test Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Grafik 1: Skor rata-rata hasil Pre-test dan Post-test

7 Analisis Inferensial Data Pre-test a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak. Dari hasil analisis menggunakan uji Chi-Kuadrat (X 2 ) didapatkan hasil data pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Setelah uji normalitas data, maka pengujian selanjutnya adalah uji homogenitas varians, uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen atau tidak. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa varians data Pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut adalah homogen. c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, dan diperoleh kesimpulan bahwa data pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, sehingga dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data pre-test dapat menggunakan uji-t. Dari hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata hasil tes pre-test diperoleh t hitung = 1,96 dengan t tabel = 2,000 karena t hitung < t tabel maka Ho diterima sehingga diperoleh kesimpulan rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika siswa kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Analisis Inferensial Data Post-test a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak. Dari hasil analisis menggunakan uji Chi-Kuadrat (X 2 ) didapatkan hasil data post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Setelah uji normalitas data, maka pengujian selanjutnya adalah uji homogenitas varians, uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen atau tidak. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa varians data post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut adalah homogen. c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, dan diperoleh kesimpulan bahwa data post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, sehingga dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data post-test dapat menggunakan uji-t. Dari hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa hasil

8 perhitungan uji kesamaan dua rata-rata hasil tes post-test diperoleh thitung = 4,22 dengan ttabel = 1,671 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika siswa kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol. Sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. PEMBAHASAN Pembelajaran dengan menggunakan model Reciprocal Teaching pada kelas eksperimen dilaksanakan setelah mengadakan uji coba instrumen, pre-test, setelah itu baru menginformasikan tentang pembelajaran dengan menggunakan model Reciprocal Teaching, dan peneliti juga menginformasikan materi yang akan diajarkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Reciprocal Teaching yaitu statistika. Berdasarkan analisis data pre-test siswa diperoleh bahwa kemampuan awal siswa relatif sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sedangkan hasil post-test siswa terdapat perbedaan kemampuan akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil perhitungan uji normalitas pada pre-test dan 2 2 post-test menunjukkan bahwa nilai χ hitung < χ tabel hal ini menunjukkan bahwa data kedua kelas berdistribusi normal. Begitu juga dengan hasil perhitungan uji homogenitas, karena pada pre-test Fhitung < Ftabel, demikian juga pada post-test Fhitung < Ftabel, dengan demikian kedua varians pre-test dan posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen. Dengan menggunakan uji-t dengan taraf kepercayaan α =0,05 dan dk = 60. Pada perhitungan pre-test, thitung < ttabel maka Ho diterima, hal ini berarti rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Sedangkan hasil post-test didapat thitung > ttabel sehingga Ho ditolak, hal ini berarti rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika pada kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol. Dengan kata lain ada pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, siswa dengan pembelajaran menggunakan model Reciprocal Teaching lebih baik dalam kemampuan komunikasi matematika dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model konvensional. Sebab pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching mempunyai prinsip yaitu sebuah pembelajaran yang menerapkan empat strategi yang mengarahkan siswa untuk mandiri, aktif dalam memahami suatu materi. Jadi dalam setiap pembelajaran yang berperan aktif adalah siswa. Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model Reciprocal Teaching menemukan beberapa hambatan. Adanya perubahan cara

9 mengajar guru dirasakan siswa sebagai hal yang baru dan memerlukan penyesuaian terhadap empat macam strategi yang terdapat pada model Reciprocal Teaching dalam pokok bahasan Statistika yaitu merangkum, membuat pertanyaan, klarifikasi, dan prediksi. Pada pertemuan pertama, siswa merangkum mengenai intisari dan ide utama dari bahan bacaan yang telah diberikan. Kegiatan merangkum memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Kemudian membuat pertanyaan dan menyelesaikannya, siswa diminta untuk membuat pertanyaan dan sekaligus mencari jawaban dari pertanyaan tersebut sehingga siswa mampu memperdalam pengetahuannya secara mandiri. Tetapi pada tahap ini ada beberapa anggota kelompok mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa yang akan dterapkan dalam membuat pertanyaan dan juga kesulitan dalam menyelesaikan pertanyaan. Kerjasama setiap anggota kelompok juga masih kurang. Setelah itu mengklarifikasi, dimana siswa menjelaskan atau mengambil langkah-langkah untuk mengklarifikasi mengenai bagian-bagian dari bacaan yang membingungkan. Kemampuan siswa dalam mengklarifikasi atau menjelaskan kembali materi ajar masih kurang hal ini terlihat dari cara siswa yang belum bisa menjelaskan dengan menggunakan bahasanya sendiri. Siswa yang ditunjuk untuk menjadi guru-siswa masih terlihat tidak berani dan kurang percaya diri untuk menyampaikan hasil pekerjaan kelompoknya. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa berbicara dihadapan teman dan guru demikian pula untuk kelompok yang menanggapi masih terlihat tidak berani untuk bertanya dan kurang percaya diri untuk mengeluarkan pendapatnya. Lalu prediksi, siswa diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari bacaan yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan diungkapkan dan diduga berdasarkan atas informasi yang dimilikinya. Pada pertemuan selanjutnya hambatan-hambatan yang terjadi saat proses pembelajaran perlahan-lahan mulai mengalami perubahan yang lebih baik. Siswa sudah dapat bekerjasama dengan baik antar anggota kelompok dalam melaksanakan empat strategi dan lebih aktif bertanya jika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah ataupun kurang dalam memahami materi. Siswa juga mulai berani dan percaya diri untuk berperan sebagai gurusiswa di depan kelas dan siswa yang lainnya mengemukakan pendapatnya. Pembelajaran yang diterapkan di kelas kontrol adalah pembelajaran konvensional. Pembelajaran yang berpusat pada guru, dimana guru lebih mendominasi aktivitas pembelajaran sehingga siswa pasif dan hanya mendengarkan penjelasan materi dari guru. Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model Reciprocal Teaching dan kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional, dilakukan tes akhir (post-test) yang berguna untuk mengukur kemampuan siswa.

Berikut ini adalah jawaban siswa yang menunjukkan kemampuan komunikasi matematika pada saat post-test setelah diterapkan model Reciprocal Teaching dapat dilihat pada gambar 4.1. 10

11 Gambar 4.1 Jawaban post-test kelas eksperimen Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa skor yang diperoleh siswa yaitu 25, yang berarti siswa menunjukkan kemampuan komunikasi matematika yang baik. Dimana siswa sudah mampu dalam menuliskan penjelasan dari jawaban permasalahannya secara jelas, serta tersusun secara logis, walaupun siswa masih kurang dalam menjabarkan pendapatnya terlihat pada soal nomor 1b, 5a dan soal nomor 4 yang tidak selesai dalam pengerjaannya, siswa juga dapat melukiskan diagram, tabel secara lengkap dan benar pada soal nomor 1b, 2, dan 5b, serta siswa mampu untuk memodelkan permasalahan secara benar kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi secara benar terlihat pada soal nomor 3 tetapi soal pada nomor 6 siswa tidak selesai dalam pengerjaannya. Namun secara keseluruhan siswa telah mampu menyerap materi dengan baik. Perolehan skor rata-rata siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching, diketahui terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa sebesar pada kelas eksperimen 9,33. Data ini menunjukkan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya meningkat sebesar 6,83. Hal tersebut disebabkan karena pada penggunaan model Reciprocal Teaching, siswa dituntut untuk mandiri, lebih aktif dan kreatif dalam menerapkan empat

12 strategi yakni merangkum, membuat pertanyaan dan menyelesaikannya, mengklarifikasi dan prediksi. Siswa dituntut untuk berfikir dan bertukar pikiran dengan teman sekelompoknya sehingga terbentuk suatu pola kerjasama yang aktif. Hal ini sesuai dengan Ann Brown (dalam Trianto, 2007:96) yang mengatakan bahwa Reciprocal Teaching dimana guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat, dan dukungan. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Cai, Lane dan Jacobsin (dalam Fachrurazi, 2011:81) yang menyatakan bahwa ada tiga indikator kemampuan komunikasi dalam matematika, yaitu yang meliputi : (1) menulis matematika; (2) menggambar secara matematika; (3) ekspresi matematika. Adanya pelaksanaan pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching ini mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa. Hal ini dikarenakan empat strategi pembelajaran pada model Reciprocal Teaching mengarahkan siswa untuk belajar mandiri dan aktif dalam memahami materi serta memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan pengetahuan yang sudah dimilikinya, sehingga penggunaan model Reciprocal Teaching dapat berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan model Reciprocal Teaaching terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Lubuklinggau. Hal ini terlihat dari hasil post-test diperoleh thitung = 4,22 dengan ttabel = 1,671, karena nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak. Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika siswa kelas eksperimen sebesar 18,60 dan kelas kontrol sebesar 14,63. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka peneliti menyampaikan saran-saran kepada pihak terkait, yaitu sebagai berikut : 1. Penggunaan model Reciprocal Teaching dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru untuk membuat siswa lebih aktif dalam proses kegiatan belajar dan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa. 2. Melalui model ini dapat dijadikan masukan untuk guru dalam mengetahui model-model pembelajaran yang bervariasi dan menarik sehingga dapat dipahami dengan baik oleh siswa.. 3. Model Reciprocal Teaching memerlukan waktu yang relatif lama dalam proses pembelajarannya karena memiliki strategi yang sudah ditentukan,

13 sehingga disarankan untuk melakukan persiapan yang matang dan mempertimbangkan pengalokasian waktu. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Fachrurazi, 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. [online]. http://jurnal.upi.edu/file/8-fachrurazi.pdf. [27 Maret 2015] Fahradina, N. 2014. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP dengan Menggunakan Model Investigasi Kelompok. Jurnal Didaktik Matematika. Vol. 1 No. 1 (hal. 54-64). Mahmudi, A. 2009. Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal MIPMIPA UNHALU. Vol. 8 No.1 (hal. 1-9). Putri, Erfiza N. 2014. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe Point Counterpoint dengan Pendekatan Keterampilan Proses terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP Negeri 3 Pekanbaru. [online]. http://repository.uin-suska.ac.id/2094/. [28 Maret 2015] Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. (Pendekatan Kuantitatif, Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suherman, E. 1993. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka. Walle, J. A. 2002. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Erlangga.