BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

Materi: 12 AKUNTANSI IJARAH

Dealin Mahaputri Leonika

PERBANKAN SYARIAH IJARAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah

BAB VI AKUNTANSI IJARAH

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

DAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Imdonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 107

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris,

BAGIAN V AKAD SEWA V.1. IJARAH ATAS ASET BERWUJUD

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-./BL/. Tanggal : PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 108 AKUNTANSI PENYELESAIAN UTANG PIUTANG MURABAHAH BERMASALAH

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

ANALISIS KOMPARASI SAK 30 SEWA DENGAN SAK SYARIAH 107 IJARAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya bank yang melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No.107 AKUNTANSI IJARAH

Perbankan Syariah. Akuntansi Ijarah

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PULPULAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN. IJARAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk SKRIPSI. Program Studi Akuntansi : GEFI MAHPUTRA

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2015 TENTANG AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 102 AKUNTANSI MURABAHAH

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015

SESI : 07 ACHMAD ZAKY

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

Sriono ISSN Nomor TELAAH TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA (AL IJARAH) DALAM PERBANKAN SYARIAH

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH BERMASALAH PADA PT. BANK SYARIAH X DI INDONESIA

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. A. Gambaran Ijarah Pada BMT Khairul Amin Martapura. BMT Khairul Amin adalah lembaga keuangan syariah yang menerima

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS SEWA

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

Pengertian. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Iman Pirman Hidayat. Pembiayaan Mudharabah

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

Perbankan Syariah. Transaksi Musyarakah. Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

1 L a p o r a n T a h u n a n

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH. Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Gadai Secara Umum. Beberapa pendapat mengenai definisi gadai dan pegadaian:

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN BINA AGROBISNIS DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR 09/ DSN-MUI/ IV/ 2000

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106)

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

) ( ASET INVESTASI

Bab 10 AKUNTANSI TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL

Produk KPR Syariah. Lain-lain

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ijarah Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa (Ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Ijaroh dimaksudkan untuk mengambil manfaat atas suatu barang atau jasa dengan jalan penggantian.dalam fatwa Dewan Syariah nasional (DSN) pembiayaan ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang(osmad Muhtaher, 2012 : 122). Ijarah berdasarkan PSAK 107adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah atau sewa (Ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas aset itu sendiri.ijarah muntahiya bittamlik (IMBT) merupakan ijarah dengan akad (janji) dari pemberi sewa berupa perpindahan kepemilikan objek ijarah pada saat tententu (PSAK 107). Apabila terjadi perpindahan kepemilikan maka akan dibuat akad yang baru dan terpisah dari akad ijarah sebelumnya(osmad Muhtaher,2012 : 122). 7

8 Salman (2012 : 123 ) Mendefiniskan Ijarah sebagai suatu transaksi yang memberi faedah pemilikan suatu manfaat yang dapat diketahui kadarnya untuk suatu maksud tertentu dari barang yang disewakan dengan adanya imbalan.mekanisme operasional ijarah muntahiya bittamlik dapat digambarkan sebagai berikut: Setelah masa sewa berakhir objek sewa menjadi milik nasabah Supplier Objek Sewa B. Sewa Nasabah Bank A. Milik Bayar Sewa 2. Beli sewa Objek Bank Syariah 1. Pesan Objek Sewa Gambar 2.1 Mekanisme Operasional Ijarah Muhtahiya Bit-Tamlik 2.2. Rukun Ijarah Muhtaher 2012 : 123 menjelaskan rukun ijarah terdapat tiga macam yaitu: 1. Pelaku yang terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa/lessor mu jir dan penyewa/pengguna jasa/ lesseet musta jir 2. Objek akad ijarah berupa manfaat aset/ma jur dan pembayaran sewa atau manfaat jasa dan pembayaran upah 3. Ijab kabul atau serah terima

9 2.3. Ketentuan Ijarah Ketentuan syariah didalam akad ijarah yaitu : 1. Pelaku harus cakap hukum dan balig 2. Objek akad ijarah a. Manfaat aset/jasa adalah sebagai berikut : 1. Harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak, misalnya sewa kendaraan maka kendaraan itu harus berfungsi dengan baik dan tidak rusak. 2. Harus yang bersifat dibolehkan secara syariah (tidak diharamkan). Ijarah dengan objek sewa yang melanggar ketentuan syariah menjadikan akad syariah yang tidak dapat diahlikan atau dilimpahkan secarai syari i adalah : a) Kewajiban yang melekat pada setiap individu dan bersifat fardhu ain seperti salat,puasa, dann haji b) Memperkerjakan seseorang ahli qiro ah untuk membacakan alquran dan ditunjukan untuk orang tertentu yang sudah meninggal. Hal ini tidak diperbolehkan dikarenakan pahala amalan tidak bisa diahlikan kepada orang lain, kecuali yang telah dituntunkan oleh rasulullah seperti doa anak saleh yang mendoakan kedua orang tuanya, sedekah jariah, dan ilmu yang bermanfaat.

10 c) Barang yang bersifat habis apabila dikonsumsi (barang habis pakai) tidak dapat dijadikan sebagai objek ijarah karena dapat dipersamakan dengan menggunakan atau menguasainya/ memilikinya, seperti makanan dan minuman. 2. Harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan ketidaktahuan yang dapat menimbulkan sengketa, misalnya sewa mobil rental yang dapat diketahui keberadaan fisiknya 3. Jangka waktu penggunaan manfaat ditentukan dengan jelas, misalnya satu hari, satu minggu,satu bulan, atau dua tahun. 4. Sewa dan upah, yaitu sesuatu yang dijanjikan dan dibayar penyewa atau pengguna jasa kepada pemberi sewa atau pemberi jasa sebagai pembayaran atas manfaat aset atau jasa yang digunakannya. 5. Harus jelas besarnya dan diketahui oleh para pihak yang berakad. Misalnya kontrak kerja antar perusahaan dan karyawan. Dalam materi atau isi kontrak harus disebutkan secara jelas tentang gaji yang akan diterima karyawan.dalam syariat, tidak dipernolehkan untuk menyatakan gajinya dalam bentuk persentase dari penjualan karena besarnya menjadi tidak pasti.

11 6. Boleh dibayarkan dalam bentuk jasa ( manfaat lain) dari jenis yang serupa dengan objek akad 7. Bersifat fleksibel, dapat berbeda faktor waktu, tempat dan jarak, dan faktor lainnya. A. Ketentuan syariah untuk Ijarah Muntahiya Bittamlik Beberapa ketentuan tentang Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah sebagai berikut : 1. pihak yang melakukan ijarah muntahiya bittamalik harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikina, baik dengan jual beli atau pemberian hanya dapat dilakukan setelah ijarah selesai. 2. Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati diawal akad ijarah adalah wa ad, yang hukumannya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa ijarah selesai. Berdasarkan fatwa DSN MUI tentang IMBT, bahwa akad ijarah yang seperti ini diperbolehkan, karena terjadi satu akad yaitu transaksi ijarah, dengan satu wa ad atau janji setelah selesai akad pertama. Wa ad atau janji ini bersifat tidak mengikat dan pemindahan kepemilikan ini dilakukan setelah akad pertama selesai (Osmad Muthaher 2012 : 125 ).

12 2.4. Keunggulan Akad Ijarah Bagi bank syariah akad ijarah mempunyai keunggulan dibandingkan dengan akad-akad yang lainnya dengan keunggulan sebagai berikut : 1. Objek akad lebih luas bisa barang atau jasa yang dimaksudkan disini yaitu objek dari akad ijarah dapat berupa barang atau jasa tergantung dari kesepakatan antara penyewa dengan pemberi sewa. Objek jasa dapat berupa jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa pariwisata dan jasa lainnya selama tidak bertentangan dengan syariat islam. 2. Risiko akad lebih rendah yang dimaksudkan disini yaitu bila dibandingkan dengan akad investasi semisal akad mudharabah dam musyarakah, akad ijarah relatif mempunyai risiko usaha yang lebih kecil dikarenakan pendapatan sewa yang diterima oleh bank syariah bersifat tetap dan teratur/rutin. 2.5. Pengakuan dan Pengukuran Ijarah 2.5.1 Bank sebagai pemilik objek sewa 1. Objek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan objek sewa dan disusutan sesuai dengan a. Kebijakan penyusutan pemilik objek sewa untuk aset sejenis jika merupakan transaksi ijarah

13 b. Masa sewa jika merupakan transaksi ijarah muntahiyah bit tamlik. 2. Pendapatan ijarah dan ijarah muhtahiyah bittamlik diakui selama masa akad secara proposional, kecuali pendapatn ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui penjualan secara bertahap maka besar pendapatan setiap periode akan menurun secara progresif selama masa akad karena adanya pelunasan bagian per bagian objek sewa pada setia periode tersebut 3. Piutang pendapatanijarah dan ijarah muhtahiyah bit tamlik diukur sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan. 4. Jika biaya akad menjadi beban pemilik objek sewa maka biaya tersebut dialokasikan secara konsisten dengan alokasi pendapatan ijarah atau ijarah mutahiyah bit tamlik selama masa akad. 5. Pengakuan biaya perbaikan objek sewa adalah sebagai berikut a. Biaya perbaikan tidak rutin objek sewa diakui pada saat terjadinya b. Jika penyewa melakukan perbaikan rutin objek sewa dengan persetujuan pemilik objek sewa maka sewa tersebut dibebanka kepada pemilik objek sewa dan diakui sebagai beban pada periode terjadinya perbaikan tersebut

14 c. Dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui penjualan secara bertahap, biaya perbaikan objek sewa maupun huruf (a) dan (b) ditanggung pemilik objek sewa kepemilikan masing masing didalam objek sewa 6. Perpindahan hak milik objek sewa dalam ijarah mutahiyah bit tamlik melalui hibah diakaui pada saat seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan dan objek sewa yang telah diserahkan kepada penyewa. Objek sewa dikeluarkan dari aset pemilik objek sewa 7. Perpindahan hak milik objek sewa dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui penjualan objek sewa dengan harga sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya masa sewa diakui pada saat penyewa membeli objek sewa. Pemilik objek sewa mengakui keuntungan atau kerugian atas penjualan tersebut selisih antara harga jual dan nilai buku bersih objek sewa. 8. Pengakuan pelepasan objek sewa dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui pembayarn sekadarnya adalah sebagai berikut : a. Perpindahan hak milik objek sewa diakui jika seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan dan penyewa membeli objek sewa dari pemilik objek sewa b. Objek sewa dikeluarkan dari asset pemilik objek sewa pada saat terjadinya perpindahan hak milik objek sewa.

15 c. Jika penyewa berjanji untuk membeli objek sewa, tetapi kemudian memutuskan untuk tidak meluakukannya dan nilai wajar objek sewa ternayata lebih rendah dari nilai bukunya maka selisihnya diakui sebagai piutang pemilik objek sewa kepada penyewa d. Jika penyewa tidak berjanji untuk membeli objek sewa dan memutuskan untuk tidak melakukannya maka objek sewa dinilai sebesar nilai wajar atau nilai buku, mana yang lebih rendah. Jika nilai wajar objek sewa tersebut lebih rendh dari buku maka selisihnya diakui sebagai kerugian pada periode berjalan. 9. Pengakuan pelepasan objek sewa dalam ijarah mutahiyah bit tamlik melalui penjualan objek sewa secara bertahap adalah sebagai berikut : a. Perpindahan hak milik sebagai objek sewa diakui jika seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan dan penyewa membeli sabagian objek sewa dari pemilik objek sewa. b. Nilai buku bagian objek sewa dari oemilik objek sewa dari asset pemilik objek sewa pada saat terjadinya perpindhan hak milik bagian objek sewa c. Pemilik objek sewa mengakui keuntungan atau kerugian sebesar selisih antara harga jual dan nilai buku atas bagian objek sewa yang telah dijual

16 d. Jika penyewa tidak melakukan pembelian atas objek sewa yang tersisa maka perlakuan akuntansinta sesuai dengan paragraf 115 huruf (c) dan (d). 10. Dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik jika objek sewa mengalami penurunan nulai permanen sebelum perpindahan hak milik kepada menyewa atau kelalainnya, serta jumlah cicilan ijarah yang sudah dibayar melebihi nilai sewa yag wajar maka selisih antara keuanya (jumlah yang sudah dibayar penyewa untuk tujuan pembelian asset tersebut dan nilai sewa wajarnya) diakui sebagai kewajiban kepada penyewa dan dibebankan sebagai kewajiban kepda penyewa dan dibebankan sebagai kerugian pada periode terjadinya penurunan nilai (Osmad Muthaher 2012 : 128 ).

17 2.5.2 Bank Sebagai Penyewa Beban ijarah dan ijarah muhtahiyah bit tamlik diakui secara proposional selama masa akad. Jika biaya akad menjadi beban penyewa maka biaya tersebut dialokasikan secara konsisten dengan alokasi beban ijarah atau ijarah muhtahiyah bit tamlik selama masa akad, jika biaya pemeliharaan rutin dan operasi objek sewa berdasarkan akad menjadi beban penyewa maka biaya tersebut diakui sebagai beban pada saat terjadinya.biaya pemeliharaan rutin dan operasi dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui penjualan objek sewa secara bertahap akan meningkat secara progresif sejalan dengan peningkatan kepemilikan objek sewa (Osmad Muthaher 2012 : 128 ). Perpindahan hak milik objek sewa dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik memalui hibah diakui pada saat seluruh pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan dan objek sewa telah diterima penyewa. Objek sewa diterima diakui sebagai aset penyewa. Objek sewa yang diterima diakui sebagai aset penyewa sebesar nilai wajar pada saat terjadinya. Penerimaan objek sewa tersebut di sisi lain akan menambah : c. Saldo laba jika sumber pendanaan berasal dari modal bank d. Dana investasi tidak terikat jika sumber pendanaan berasal dari simpanan pihak ke tiga

18 e. Saldo dana dan dana investasi tidak terikat secara proposional jika sumber pendanaan berasal dari modal bank dan simpanan pihak ke tiga Perpindahan hak milik objek sewa dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui pembelian objek sewa dengan harga sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya masa sewa diakui pada saat penyewa membeli objek sewa. Penyewa mengakui objek sewa yang diterima diakui sebagai aset penyewa sebesar kas yang dibayarkan.pengakuan penerimaan objek sewa dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui pembayaran sekadarnya adalah sebagai berikut : a. Perpindahan hak milik objek sewa diakui jika seluruh pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan dan penyewa membeli objek sewa dari pemilik objek sewa b. Objek sewa yang diterima diakui sebagai aset penyewa sebesar kas yang dibayarkan Pengakuan penerimaan objek sewa dalam ijarah muhtahiyah bin tamlik melalui pembelian objek sewa secara bertahap adalah sebagai berikut : a. Perpindahan hak milik sebagai objek sewa dikaui jika seluruh pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan dan penyewa membeli sebagian objek sewa dari pemilik objek sewa.

19 b. Bagian objek sewa yang diterima diakui sebagai aset penyewa sebesar biaya perolehannya. Objek sewa yang telah dibeli oleh penyewa disusutkan sesuai dengankebijakan penyusutan penyewa. Jika objek sewa mengalami penurunan nilai permanen sebelum perpindahan hak milik kepada penyewa dan penurunan nilai tersebut timbal bukan akibat tindakan penyewa atau kelalainnya,serta jumlah cicilan sewa yang sudah dibayar melebihi nilai sewa yang wajar maka selisih antara keduannya (jumlah yang sudah dibayar penyewa untuk tujuan pembelian aset tersebut dan nilai sewa wajarnya) diakui sebagai piutang jatuh tempo penyewa kepada pemilik sewa mengoreksi beban ijarah muhtahiyah bit tamlik (Osmad Muthaher 2012 : 130 ). 3. Penjualan dan Penyewaan Kembali Jika nasabah menjual aset kepada bank dan menyewanya kembali maka perlakuan akuntansi bank sebagai pemilik objek sewa diterapkan. Jika bank menjual aset kepada nasabah dan menyewanya kembali maka perlakuan akuntansi bank sebagai penyewa diterapkan sebagai berikut :

20 1. Keuntungan atau kerugian penjualan aset diakui bank pada saat terjadinya transaksi penjualan jika penyewaan kembali dilakukan secara ijarah 2. Keuntungan atau kerugian penjualan aset dialokasikan sebagai penyesuaian terhadap beban ijarah selama masa akad jika penyewaan kembali dilakukan secara ijarah muhtahiyah bit tamlik. 2.5.3 Sewa dan Penyewaan Kembali Jika bank menyewakan kepada nasabah aset yang sebelumnya disewa oleh bank dari pihak ketiha maka perlakuan akuntansi bank sebagai pemilik objek sewa dan penyewa diterapkan. 2.5.4 Pengungkapan Pengungkapan transaksi ijarah dan ijarah muhtahiyah bit tamlik mencakup, tetapi tidak terbayatas pada 1. Sumber dana yang digunakan dalam pembiayaan ijarah 2. Jumlah piutang cicilan ijarah yang akan jatuh tempo hingga dua tahun terakhir 3. Jumlah objek sewa berdasarkan jenis transaksi (ijarah dan ijarah muhtahiyah bit tamlik), jenis aset, dan akumulasi penyusutannya apabila bank syariah sebagai pemilik objek sewa

21 4. Jumlah utang ijarah yang jatuh tempo hingga dua tahun yang akan datang apabila bank syariah sebagai musta jir (penyewa) 5. Komitmen yang berhubunan dengan perjanjian ijarah muhtahiyah bit tamlik yang berlaku efektif pada periode laporan keuangan berikutnya 2.6. Akuntansi Pendapatan Ijarah PSAK (ED) 107 tentang pengakuan dan pungukuran ijarah sebagai berikut: 1. Pendapat ijarah dan ijarah muntahiyah bit tamlik diakui selama masa akad secara proposional, kecuali pendapatan ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui penjualan secara bertahap maka besar pendapatan setiap periode akan menurun secara progresif selama masa akad karena adanya pelunasan bagian per bagian objek sewa pada setiap periode tersebut. 2. Piutang pendapatan ijarah dan ijarah muhtahiyah bit amlik diukur sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan.

22 3. Jika biaya akad menjadi beban pemilik objek sewa maka biaya tersebut dialokasikan secara konsisten dengan alokasi pendapatan ijarah dan ijarah muhtahiyah bit tamlik selama masa akad. Perlakuan akuntansi terhadap biaya langsung awal dicatat sebagai biaya yang tangguh untuk dialokasikan (secara sama) pada jangka waktu penyewaan karena sesuai dengan konsep matching (mencocokan) pendapatn dan biayabiaya. Jika biaya langsung awal tidak material maka seleruhan jumlah dibebankan kepada periode dimana terjadinya. Ini sesuai dengan konsep materialitas. 2.7. Akuntansi Perpindahan Hak Ijarah Sehubungan dengan perpindahan hak aset ijarah tersebut dalam PSAK (ED) 107 tentang akuntansi perbankkan syariah diatur perlakuan akuntansinya sebagai berikut : a. Perpindahan hak milik objek sewa dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui hadia diakui pada saat seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan dan objek sewa yang telah diserahkan kepada penyewa. Objek sewa dikeluarkan dari aset pemilik objek sewa pada saat terjadinya perpindahan hak milik objek sewa. b. Perpindahan hak milik objek sewa dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui penjualan objek sewa dengan harga sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya masa sewa diakui keuntungan atau kerugian atas

23 penjualan tersebut sebesar selisih antara harga jual dan nilai buku bersih objek sewa. c. Pengakuan pelepasan objek sewa dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui pembayaran sekadarnya adalah sebagai berikut : a. Perpindahan hak milik objek sewa diakui jika seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan dan penyewa membeli objek sewa dari pemilik objek sewa. b. Objek sewa dikeluarkan dari aset pemilik objek sewa saat terjadinya perpindahan hak milik objek sewa. c. Jika penyewa berjanji untuk membeli objek sewa, tetapi kemudiam memutuskan untuk tidak melakukannya dan nilai wajar objek sewa ternyata lebih rendah dari nilai bukunya maka selisihnya diakui sebagai piutang pemilik objek sewa kepada penyewa. d. Jika penyewa tidak berjanji untuk membeli objek sewa dan memutuskan untuk tidak melakukannya maka objek sewa dinilai sebesar nilai wajar atau niali buku, mana yang lebih rendah. Jika nilai wajar objek sewa tersebut lebih rendah dari nilai buku maka selisihnya diakui sebagai kerugian pada periode berjalan. d. Pengakuan pelepasan objek sewa dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui penjualan objek sewa secara bertahap adalah sebagai berikut :

24 a. Perpindahan hak milik sebagai objek sewa diakui jika seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan dan penyewa membeli sebagai objek sewa dari pemilik objek sewa. b. Nilai buku bagian objek sewa yang telah dijual dikeluarkan dari aset pemilik objek sewa pada saat terjadinya perpindahan hak milik bagian objek sewa. c. Pemilik objek sewa mengakui keuntungan atau kerugian sebesar selisih antara harga jual dan nilai buku atas bagian objek sewa yang telah dijual d. Jika penyewa tidak melakukan pembelian atas objek sewa yang tersisa maka perlakuan akuntansinya sesuai dengan paragraf 115 (c) dan (d) (Osmad Muthaher 2012 : 138 ). e. Contoh Jurnal Pembukuan di Bank Syariah Dalam pembukuan bank syariah diketahui saldo perkiraan yang berkaitan dengan transaksi ijarah sebagai berikut : Aset diperoleh untuk ijarah Rp. 120.000.000 Penyusutan Aset Ijarah Rp. 108.000.000 1. Pada saat pengalihan objek sewa dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui hibah pada saat seluruh pendapatan sewa telah diterimadan objek sewa tidak memiliki nilai sisa Db. Akumulasi penyusutan aset ijarah Rp. 108.000.000

25 Kr. Beban hibah ijarah Rp. 12.000.000 Kr. Aset Ijarah Rp. 120.000.000 2. Pada saat pengalihan objek sewa dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui penjualan objek sewa sebelum berakhirnya masa sewa dengan harga jual sebesar sisa cicilan sewa. a. Jika harga jual lebih besar dari nilai buku,misalnya dalam contoh di atas penyewa membeli objek sewa seharga Rp. 20.000.000 Db. Kas/rekening penyewa Rp. 20.000.000 Db. Akumulasi penyusutan aset ijarah Rp. 108.000.000 Kr. Aset ijarah Rp. 120.000.000 Kr. Keuntungan penjualan aset ijarah Rp. 8.000.000 b. Jika harga jual sama dengan nilai buku, misalnya dalam contoh diatas penyewa membeli objek sewa seharga Rp.12.000.000 (nilai residi). Db. Kas/Rekening penyewa Rp.12.000.000 Db. Akumulasi Penyusutan Aset Ijarah Rp. 108.000.000 Kr. Aset Ijarah Rp. 120.000.000 c. Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku,misalnya dalam contoh diatas penyewa membeli objek sewa seharga Rp. 10.000.000 Db. Kas/rekening penyewa Rp. 10.000.000 Db. Akumulasi penyusutan aset ijarah Rp. 108.000.000 Db. Kerugian penjualan aset ijarah Rp. 2.000.000 Kr. Aset Ijarah Rp. 120.000.000

26 3. Pada saat pengalihan objek sewa dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui penjualan objek sewa dengan harga sekadarnya setelah seluruh penerimaan sewa diterima dan objek sewa tidak memiliki nilai sisa. Db. Kas/rekening penyewa Db. Akumulasi penyusutan aset ijarah Kr. Keuntungan penjualan aset ijarah Kr. Aset ijarah 4. Jika penyewa berjanji untuk membeli,tetapi kemudian membatalkan dan nilai wajar objek sewa lebih rendah dari nilai bukti dan dibebankan kepada penyewa/lessor : Db. Piutang kepada penyewa Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah (catatan : jumlah yang dicatat sebesar porsi penurunan nlai aset ijarah ) 5. Jika penyewa tidak berjanji untuk membeli,kemudiab memutuskan untuk tidak membeli, dan nilai wajar objek sewa lebih rendah dari nilai buku maka penurunan tersebut diakui sebagai berikut : Db. Kas/rekening penyewa Db. Beban penyusutan aset ijarah Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 6. Beban Ijarah Beban ijarah, bank sebagai penyewa adlah beban yang dilekurakan sehubungan sewa yang dilakukan oleh bank syariah, di mana dalam PSAK

27 (ED) 107 tentang Akuntansi Perbankkan syariah mengatur sebagai berikut : 1. Beban ijarah dan ijarah muhtahiyah bit tamlik diakui secara proposional selama masa akad 2. Jika biaya akad menjadi beban penyewa maka biaya tersebut dialokasikan secara konsisten dengan alokasi beban ijarah atau ijarah muhtahiyah bit tamlik selama akad 3. Jika biaya pemeliharaan rutin dan operasi objek sewa berdasarkan akad menjadi beban penyewa aka biaya tersebut diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Biaya pemeliharaab rutin dan operasi dalam ijarah muhtahiyah bit tamlik melalui penjualan objek sewa secara bertahap akan meingkat secara progresif sejalan dengan peningkatan kepemilikan objek sewa 4. Contoh jurnal pada saat beban sewa ijarah 1. Pada saat pembayaran sewa a. Jika dalam satu peride Db. Biaya sewa aset ijarah Kr. Kas/rekening pemilik objek sewa (muajjir/lessor) b. Jika lebih dari satu periode Db. Sewa dibayar dimuka aset ijarah Kr. Kas/rekening pemilik objek sewa (muajjir.lessor)

28 2. Pada saat amortisasi sewa dibayar dimuka : Db. Biaya sewa aset ijarah Kr. Sewa dibayar dimuka aset ijarah 3. Pada saat perbaikan aset ijarah atas beban pemilik objek sewa : Db. Piutang kepada pemilik objek sewa (muajjir/lessor) Kr. Kas/rekening