BAB II LANDASAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

6/13/2012 SISTEM KOMUNIKASI MASSA KOMUNIKASI MASSA? DEFINISI KOMUNIKASI MASSA

KOMUNIKASI MASSA. Pengertian Komunikasi Massa. Radityo Muhamad, MA. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi ILMU KOMUNIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa seperti sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

FUNGSI KOMUNIKASI MASSA DALAM TELEVISI (Studi Kasus Program Acara Bukan Empat Mata di TRANS 7)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Proses Komunikasi Massa. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

MEDIA RELATIONS. Pokok Bahasan TV RELEASE. Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

FUNGSI KOMUNIKASI MASSA DALAM TELEVISI. (Studi Kasus Program Acara Bukan Empat Mata di Trans 7)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial. Dengan komunikasi kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

LINGKUP KOMUNIKASI. Tim Dosen Teori Komunikasi: 1. Drs. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Dra. Permasih, M.Pd. 3. Riche Cynthia, S.Pd, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN IKLAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

ini. TEORI KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. juga mampu membentuk opini publik melalui tayangan yang disajikannya, seperti

Komunikasi massa dan efek media terhadap individu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

Komunikasi Massa. Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 4 - Join : Follow

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Modul ke: Komunikasi Massa. Bidang Kajian Komunikasi Massa. Radityo Muhammad, SH.,MA. Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

BAB I PENDAHULUAN. Televisi berasal dari bahasa Inggris yaitu television yang berati melihat

Psikologi Komunikasi Antar Pribadi

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si.

HAND OUT PERKULIAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas


BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

Pengantar Ilmu Komunikasi

Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah perangkat komunikasi yang terus berkembang dari masa ke

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

BAB I PENDAHULUAN. pemberitahuan. Iklan merupakan segala bentuk pesan suatu produk. maupun jasa yang disampaikan menggunakan media yang ditujukan

Proses dan efek Media

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia, negara kepulauan yang terkenal dengan keindahan

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Pertemuan 6 20 April 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dipertunjukan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 1998:50-61)

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

BAB II KAJIAN TEORITIS

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB II LANDASAN TEORI. Persepsi berasal dari Bahasa Inggris perception yang berarti pengalihan atau

SISTEM KOMUNIKASI MASSA

Sosiologi Komunikasi. Aktivitas Komunikasi Massa. Frenia T.A.D.S.Nababan. Modul ke: Fakultas KOMUNIKASI. Program Studi PUBLIC RELATION

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Wenny Maya Arlena, MSi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORITIS II.1. Komunikasi II.1.1. Pengertian Komunikasi Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain, karena berhubungan, menimbulkan interaksi sosial (social interaction). Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio. Istilah ini bersumber dari perkataan communis yang berarti sama, sama disini maksudnya sama makna atau sama arti (Efendi, 1992:3). Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu berkomunikasi dengan tujuan tertentu. Adapun tujuan komunikasi, yaitu: 1. Mengubah sikap 2. Mengubah opini 3. Mengubah perilaku 4. Mengubah masyarakat

II.1.2. Proses Komunikasi Dalam proses komunikasi ada sejumlah komponen atau unsur yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi (Efendi, 1992:6), yaitu: 1. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan. 2. Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambing. 3. Komunikan : orang yang menerima pesan. 4. Media : sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. 5. Efek : dampak sebagai pengaruh dari pesan. II.1.3. Klasifikasi Komunikasi Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut (Effendy, 1993:53): 1. Komunikasi verbal (verbal communication), dibagi atas: a. Komunikasi lisan (oral communication) b. Komunikasi tulisan (written communication) 2. Komunikasi nonverbal (nonverbal communication), dibagi atas: a. Komunikasi kial (gestural/body communication) b. Komunikasi gambar (pictorial communication) 3. Komunikasi tatap muka (face-to-face communication) 4. Komunikasi bermedia (mediated communication)

II.1.4. Karakteristik Komunikasi Menurut Everett M. Rogers, membedakan karakteristik komunikasi sebagai berikut (Wiryanto, 2004:22): 1. Komunikasi antarpribadi, yaitu arus informasi yang diterima oleh khalayak bersifat pribadi. 2. Komunikasi interaktif, yaitu bentuk komunikasi melalui media massa yang memiliki arus informasi bersifat dua arah. 3. Komunikasi massa, yaitu komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas. II.2. Komunikasi Massa II.2.1. Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa diambil dari istilah bahasa inggris mass communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa) yang artinya saluran (Susanto, 1974 dalam Wiryanto, 2005:69). Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, seperti yang disitir Komala, dalam Karlinah, dkk. 1999), yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass médium to a large number of people). Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya Communicalog An Introduction to the Study of Communication (dalam Effendy, 2004:21) mengatakan bahwa defenisi komunikasi massa adalah sebagai berikut : Pertama, komunikasi massa

adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefenisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefenisikan menurut bentuknya, televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku. Selanjutnya, menurut Gerbner (1967, dalam Ardianto, 2004:3) mengartikan komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. II.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa Agar tidak terjadi salah pengertian, sekaligus membedakan bentuk komunikasi massa dengan bentuk komunikasi lainnya, ada beberapa karakteristik komunikasi massa, yaitu (Ardianto, 2004:7): 1. Komunikasi Terlembaga Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Menurut Wright (dalam Ardianto, 2004) komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks, secara kronologis proses penyusunan pesan oleh komunikator sampai pesan itu diterima oleh komunikan.

2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. 3. Komunikan Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antarpersonal, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya mengunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi, 4. Pesan Serempak Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah, jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama juga. Keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainya berada dalam keadaan terpisah.

5. Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersonal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa unsur isilah yang penting. Dalam komunikasi antarpersonal, pesan yang disampaikan atau topik yang dibicarakan tidak perlu menggunakan sistematika tertentu. Sedangkan dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. 6. Bersifat Satu Arah Secara singkat, komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersonal. Dengan demikian, komunikasi massa bersifat satu arah. 7. Stimuli Alat Indra yang Terbatas Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa, misalnya pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat, pada radio siaran, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi, khalayak menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

8. Umpan Balik Tertentu Umpan balik atau yang disebut dengan feedback merupakan faktor yang penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. II.2.3. Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (dalam Ardianto, 2004:15), terdiri dari: 1. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dikategorikan menjadi dua, yaitu: a. Fungsi warning or beware surveillance (pengawasan peringatan), yaitu terjadi ketika media massa menginfomasikan tentang ancaman bencana alam, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. b. Fungsi instrumental surveillance (pengawasan instrumental), yaitu penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 2. Interpretation (Penafsiran) Dalam fungsi ini, media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Tujuan penafsiran adalah media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersonal atau komunikasi kelompok.

3. Linkage (Pertalian) Media massa dapat berfungsi untuk menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of values (Penyebaran Nilai-Nilai) Fungsi ini disebut juga dengan socialization (sosialisasi). Sosialisasi ini mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. 5. Entertainment (Hiburan) Melalui berbagai macam sajian dari media massa, khalayak akan mendapatkan hiburan yang dikehendakinya dan berita-berita yang mengandung human interest (sentuhan manusiawi). Komunikasi massa menggunakan media massa sebagai alat komunikasi. Media massa terdiri dari media elektronik, yaitu televisi, radio, internet, film, dan sebagainya dan media cetak, yaitu surat kabar, majalah, brosur, billboart, buku, dan sebagainya. Kesimpulannya adalah bahwa komunikasi massa memberikan pesan dari satu untuk semua dengan mengunakan media massa sebagai perantara atau saluran komunikasinya. II.3. Media Massa II.3.1. Pengertian Media Massa Media massa berasal dari istilah bahasa inggris. Media massa merupakan singkatan dari mass media of communication atau media of mass communication.

Media massa adalah komunikasi dengan menggunakan sarana atau peralatan yang dapat menjangkau massa sebanyak-banyaknya dan area yang seluas-luasnya. Menurut McQuail (2005:3), media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. Bukan hanya itu, media juga dapat menjadi sumber dominan yang dikonsumsi oleh masyarakat untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial baik secara individu maupun kolektif, dimana media menyajikan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. II.3.2. Karakteristik Media Massa Media massa memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut (Cangara, 2003:134): 1. Bersifat melembaga Pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan, sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah Komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog anatar pengirim dengan penerima. 3. Meluas dan serempak Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, brosur, dan lain-lainya.

5. Bersifat terbuka Pesan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, agama, dan suku bangsa. Media merupakan agen atau forum yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat baik yang nasional atau internasional. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan hanya dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol tetapi juga dalam pengertian tata cara, mode, gaya hidup dan normanorma. II.3.3. Fungsi Media Massa Fungsi media massa, yaitu (Mc.Quail, 2005:70): 1. Informasi Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia menunjukkan hubungan kekuasaan, memudahkan inovasi adaptasi dan kemajuan. 2. Korelasi Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi, menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan, melakukan sosialisasi, mengkoordinasikan beberapa kegiatan, membentuk kesepakatan, menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif. 3. Kesinambungan

Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus serta perkembangan budaya baru, meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai. 4. Hiburan Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi, meredakan ketegangan sosial. 5. Mobilisasi Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, pembangunan, ekonomi, pekerjaan dan agama. II.3.4. Dampak Sosial Media Massa Media massa secara pasti memengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Misalnya saja efek dari munculnya teknologi canggih seperti Blackberry. Pengaruh Blackberry sudah demikian kental bagi orang nomor satu Amerika yaitu Barack Obama, tentu saja dapat dibayangkan bagaimana dampaknya di masyarakat luas. Tidak hanya Obama banyak juga sejumlah artis baik luar negeri maupun tanah air yang terlihat menggunakan Blackberry di ranah publik. Jika pengunaan Blackberry sudah sampai di tataran public figure, maka masyarakat luas pun pasti akan berbondong-bondong mengikutinya. Melihat efek yang ditimbulkan dari kemunculan Blackberry maka budaya, sosial dan politik dipengaruhi oleh media. Media juga dapat membentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan yang signifikan. Misalnya pada kampanye nasional larangan merokok di tempat-tempat umum dan kampanye tentang pencegahan penyakit AIDS yang

dilakukan melalui media massa. Dalam hal ini, secara instan media massa dapat membentuk kristalisasi opini publik untuk melakukan tindakan tertentu (Agee, 2001:24-25). Menurut Dominick (dalam Ardianto, 2004:58), menyebutkan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang-orang. Media massa, terutama televisi yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilainilai) memainkan peranan penting dalam perubahan sikap, persepsi dan kepercayaan. II.4. Teori S-O-R Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response yang semula berasal dari psikologi. Asumsi dasar dari model ini adalah media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah proses aksi-reaksi. Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2003:254). Jadi, unsur-unsur dalam model ini adalah: a. Pesan (stimulus, S) b. Komunikan (Organism, O), berupa perhatian, pengertian dan penerimaan c. Efek (Response, R), berupa perubahan sikap Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dalam proses

mempelajari perubahan sikap ada tiga variabel yang penting menunjang proses belajar tersebut, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan. Sikap yang dimaksud disini adalah kecenderungan bertindak, berpikir, berpersepsi, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasidan nilai. Sikap bukanlah sekedar masa lalu, tetapi juga menentukan apakah seseorang harus setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai dan diharapkan. Sikap mengandung aspek evaluatif artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap objek, orang, situasi dan mungkin aspek-aspek lain dunia, termasuk ide abstrak dan kebijaksanaan sosial. Para ahli psikologi sosial umumnya memandang sikap sebagai gabungan dari komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen perilaku. Mann (dalam Sobur, 2003), menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan stereotip yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi, aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruhpengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Komponen perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi dengan caracara tertentu (Sobur, 2003:358-362).

II.5. Persepsi II.5.1. Pengertian Persepsi Manusia dalam berbagai gerak kehidupannya memerlukan interaksi dengan faktor luar individu atau lingkungan eksternal. Faktor eksternal ini bisa muncul dari lingkungan fisik, maupun lingkungan sosialnya. Untuk berinteraksi dengan lingkungan ini setiap orang harus dapat menyerap unsur dari luar (Adi, 1994:104). Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli) (Rakhmat, 2000:51). Menurut Devito (1997:75), persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang memengaruhi indra kita. Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antarindividu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya, semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas (Mulyana, 2005:167-168). Persepsi merupakan suatu hal penting yang dialami oleh setiap orang. Setiap orang akan menerima segala sesuatu berupa informasi ataupun segala

rangsangan yang datang dari lingkungannya, dalam batas-batas kemampuannya. Segala rangsangan yang diterimanya tersebut diolah dan selanjutnya diproses. Setiap orang menerima sesuatu hal dengan cara berbeda dan bertingkah laku sesuai dengan anggapan kita. Persepsi dimulai dari adanya stimulasi indera penerima (mata, telinga, hidung, kulit, lidah) dengan pola energi. Setiap indera penerima tersebut menstransfer energi ini kedalam impuls netral yang diterima oleh sistem syaraf pusat. Disini diubah dan digabungkan untuk menciptakan pengalaman yang berarti. Stimuli yang datang tidak diterima dengan pasif oleh organisme, mereka terorganisasi, diperkirakan dan memberikan arti. Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia. Persepsi terhadap manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis. Persepsi terhadap lingkungan fisik berbeda dengan persepsi terhadap lingkungan sosial. Perbedaan tersebut mencakup hal-hal berikut: 1. Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan nonverbal. Orang lebih aktif daripada kebanyakan objek dan lebih sulit diramalkan. 2. Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan, dan sebagainya). 3. Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi. Dengan kata lain, objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena

itu, persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, lebih cepat daripada persepsi terhadap objek. Persepsi juga ditentukan oleh faktor fungsional dan struktural. Beberapa faktor fungsional atau faktor yang bersifat personal antara lain kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subjektif. Faktor struktural atau faktor dari luar individu antara lain lingkungan keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat (Rakhmat, 2005:58). II.5.2. Proses Persepsi Persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis lainnya yang mungkin adalah pengenalan, penalaran, perasaan, dan tanggapan. Seperti dinyatakan dalam bagan berikut, persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan psikologis. Bahkan diperlukan bagi orang yang paling sedikit terpengaruh atau sadar akan adanya rangsangan menerima dan dengan suatu cara menahan dampak dari rangsangan. Gambar 4 Variabel Psikologis di antara Rangsangan dan Tanggapan Penalaran Rangsangan Persepsi Pengenalan Tanggapan Perasaan

Rasa dan nalar merupakan bagian yang perlu dari setiap situasi rangsangan-tanggapan, sekalipun kebanyakan tanggapan individu yang sadar dan bebas terhadap satu rangsangan atau terhadap satu bidang rangsangan sampai tingkat tertentu dianggap dipengaruhi oleh akal atau emosi, atau kedua-duanya. Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Oleh sebab itu untuk mengubah tingkah laku seseorang harus dimulai dengan mengubah persepsinya. Dalam persepsi terdapat tiga komponen utama (Sobur, 2003:446): 1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana. 3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia, kita ingin mengenali dunia dan lingkungan yang mengenalinya. Pengetahuan adalah kekuasaan. Tanpa pengetahuan kita tidak dapat bertindak secara efektif. Persepsi adalah sumber utama dari pengetahuan itu.

Hal-hal yang baru akan lebih kita perhatikan karena menurut pengalaman kita hal ini sebelumnya tidak pernah ada. Fitur-fitur yang dipunyai Blackberry yang muncul pada iklan-iklan di media massa dan billboard yang beredar menjadi perhatian kita dan menimbulkan persepsi bagi tiap orang yang melihatnya. Ini dikarenakan fitur-fitur baru yang dipunyai Blackberry seperti push e-mail di mana tiap e-mail yang masuk langsung diteruskan ke dalam inbox message dan sudah mengalami proses kompresi sehingga e-mail yang masuk langsung diperkecil kapasitasnya dan di scan di server Blackberry sehingga semua file yang masuk aman dari virus. Selain itu juga Blackberry mampu menampung e-mail hingga puluhan ribu tanpa ada resiko eror dan fasilitas lain yang dipunyai oleh Blackberry adalah Yahoo messanger dan Google talk. Walaupun pada zaman sekarang telah muncul fitur-fitur seperti yang dipunyai Blackberry pada Smartphone lainnya tetapi Blackberry yang dianggap pelopor dari fitur-fitur tersebut. II.5.3. Persepsi Sosial Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Manusia bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap sesuatu mengandung risiko. Menurut R.D. Laing, manusia selalu memikirkan orang lain dan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya, dan apa yang orang lain pikirkan mengenai apa yang ia pikirkan mengenai orang lain itu, dan seterusnya (Mulyana, 2000:176). Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. Beberapa prinsip penting mengenai persepsi sosial yang menjadi

pembenaran atas perbedaan persepsi sosial adalah sebagai berikut (Mulyana, 2000:176): 1. Persepsi berdasarkan pengalaman 2. Persepsi bersifat selektif 3. Persepsi bersifat dugaan 4. Persepsi bersifat evaluatif 5. Persepsi bersifat kontekstual