BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi

Perancangan Integrated Environmental Performance Measurement System Di Rumah Sakit

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. SINAR GALUH PRATAMA CHANDRA GUNAWAN D

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

Penyebaran Kuisioner

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN INTEGRATED ENVIROMENTAL PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM AHP

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

BAB II LANDASAN TEORI

Pengukuran Kinerja Lingkungan Menggunakan Pendekatan Integrated Environment Performance Measurement System di RSUD Sekarwangi Cibadak, Sukabumi

Skripsi. Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik. Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

Pertemuan 5. Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

PENDEKATAN MODEL OBJECTIVE MATRIX-AHP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN

MODEL RANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur. Pengukuran Kinerja dengan Metoda Performance Prism dan Objectif Matrik

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

Peningkatan Kinerja Toyota Auto2000 Banyuwangi dengan Penilaian Kinerja Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS)

Fasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

III. METODE PENELITIAN

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

PERENCANAAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERFORMANCE PRISM

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia dengan Pendekatan Human Resources Scorecard

EVALUASI KEANDALAN KESELAMATAN KEBAKARAN PADA GEDUNG FISIP II UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI

ANALISIS PENENTUAN RATING RISIKO PROYEK PT. XYZ METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROSES (AHP)

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah:

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

SKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX)

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Analisis Keputusan TIP FTP UB

Penentuan Kriteria Kendaraan di Area Penyimpanan Studi Kasus Tunas Daihatsu Cilegon

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO

Lampiran 1. Data Matrix Input AHP. 1. Kriteria Berdasarkan Fokus Peningkatan Kualitas Proses Layanan Pasang Baru

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. PERKEBUNAN LEMBAH BHAKTI ACEH SINGKIL

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian dan Fokus penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Timur tepatnya Kota

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN. METODE BALANCED SCORECARD (Studi kasus : PT. Miwon Indonesia) TUGAS AKHIR

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS (AHP) UNTUK PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

Penerapan Internal Eksternal Matrix dan Performance Prism Dalam Upaya Pengukuran Kinerja Rumah Sakit X Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP :

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA)

BAB 3 METODE PENELITIAN

Sabdo Wicaksono Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

Analytic Hierarchy Process

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

Pengertian Metode AHP

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian merupakan kerangka pemecahan masalah yang menggambarkan tahap-tahap penyelesaian masalah secara singkat beserta penjelasannya. Metodologi penelitian menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode-metode dan teknik-teknik ilmiah tertentu. Dalam hal ini, penelitian merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan baik dari segi teoritis, maupun praktisi. Metodologi penelitian terdiri dari tahap, diantaranya studi lapangan, perumusan masalah, penetapan tujuan penelitian, pengumpulan data, perancangan sistem pengukuran kinerja, pegukuran dan evaluasi, analisa dan pembahasan, kesimpulan dan saran. 3.2 Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada instalasi penyehatan lingkungan RSUD Dr. Saiful Anwar dan dilaksanakan pada bulan November 2016. Penelitian ini memiliki beberapa tahap dalam pelaksanaannya, seperti tahap pendahuluan, pengumpulan data, identifikasi aspek lingkungan, perancangan sistem, hingga kesimpulan dan saran. Untuk flowchart penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1. 26

3.3 Flowchart Penelitian 27

28 Gambar 3.1 Flowchart Penelitian 3.4 Tahapan Pendahuluan 3.4.1 Studi Lapangan Studi lapangan merupakan studi pendahuluan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dan memahami kondisi pada IPL RSUD Dr. Saiful Anwar, serta beberapa permasalahan yang terjadi di instalasi penyehatan lingkungan tersebut. Cara yang dilakukan dalam melakukan studi lapangan antara lain : 1. Melakukan Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian, serta mencatat berbagai informasi yang diperlukan pada saat penelitian. Penelitian dilakukan pada instalasi penyehatan lingkungan rumah sakit Dr. Saiful Anwar Malang.

29 2. Melakukan wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung dengan pihak rumah sakit atau pegawai pada bagian IPL, dan mengajukan pertanyaan tidak langsung seperti kuisioner. 3.4.2 Perumusan Masalah Bagaimana merancang Sistem Pengukuran Kinerja Lingkungan pada instalasi penyehatan lingkungan rumah sakit Dr. Saiful Anwar Malang dengan pendekatan IEPMS (Integrated Environmental Performance Measurement System). 3.4.3 Penetapan Tujuan Penelitian Penetapan tujuan penelitian yaitu tahapan yang membuat perumusan masalah menjadi tujuan dari penelitian yang dilakukan, tujuan-tujannya yaitu: 1. Mengidentifikasi aspek-aspek lingkungan yang berkaitan dengan kinerja lingkungan unit IPL 2. Merancangan sistem pengukuran IPL dengan pendekatan IEMPS (Integrated Environmental Performance Measurement System) 3. Mengukur dan evaluasi kinerja lingkungan IPL untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan 3.5 Tahap Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data dibagi menjadidua yaitu: 1. Data premier, data yang meliputi wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan keterkaitan dengan kinerja pengelolaan limbah, dan membuat kuisioner. 2. Data sekunder, data yang diperoleh dari data historis capaian kinerja rumah sakit sebelum periode pengukuran penelitian.

30 3.6 Tahap identifikasi Aspek Lingkungan Setelah didapatkan data primer dan sekunder maka langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi terhadap aspek lingkungan yang didapatkan berdasarkan penjabaran visi, misi, dan tujuan IPL. Setelah identifikasi aspek lingkungan, langkah berikutnya adalah memberikan usulan ukuran lingkungan yang sesuai dengan kondisi rumah sakit yang nantinya usulan ukuran tersebut akan diverifikasi oleh pihak IPL RSUD Dr. Saiful Anwar. Ukuran lingkungan didasarkan pada identifikasi stakeholder pada saat proses wawancara, sehingga didapatkan usulan ukuran lingkungan yang selanjutnya akan melalui proses verifikasi oleh manajemen IPL/sktakeholder agar ukuran yang menjadi lebih terfokus pada apa yang dibutuhkan oleh stakeholder. Tabel 3.1 Verifikasi Usulan Ukuran Lingkungan No. Usulan Ukuran No. Hasil Verifikasi Ukuran Lingkungan Lingkungan 1 1 2 2 3 Selanjutnya setelah didapatkan hasil verifikasi dari usulan ukuran lingkungan, yaitu menentukan aspek lingkungan yang dilihat dari ukuran lingkungan maupun semua aspek yang berdampak pada kinerja IPL. Sama halnya dengan usulan ukuran lingkungan, penentuan aspek lingkungan juga harus melewati proses verifikasi oleh pihak IPL. Berikut tampilan tabel hasil verifikasi aspek lingkungan.

31 Tabel 3.2 Verifikasi Hasil Aspek Lingkungan No. Usulan Aspek Lingkungan No. Hasil Verifikasi Aspek Lingkungan 1 1 2 2 3 3.7 Tahap Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja 3.7.1 Penentuan Tujuan Strategis Berdasarkan Aspek Lingkungan Penentuan tujuan strategis sesuai dengan aspek lingkungan, yaitu menjabarkan aspek-aspek lingkungan yang telah melalui hasil verifikasi untuk selanjutnya dijadikan sebagai tujuan strategis yang sesuai dengan keinginan stakeholder, yaitu konsumen dan ketua IPL. Tujuan strategis tersebut merepresentasikan keinginan stakeholder, teori yang didapatkan pada perkuliahan, pengamatan lapangan dan sekaligus patokan untuk pembentukan key environmental performance indicator atau KEPI. Berikut adalah tampilan tabel tujuan strategis dari aspek lingkungan Tabel 3.3 Penentuan Tujuan Strategis Sesuai Aspek Lingkungan Ukuran Lingkungan Aspek Lingkungan Tujuan Strategis 3.7.2 Penentuan Key Environmental Performance Indicator (KEPI) KEPI ditentukan berdasarkan tujuan strategis yang telah disusun pada langkah sebelumnya, tujuan strategis akan lebih diperinci lagi sampai akhirnya menjadi sebuah ukuran kuantitatif yang dapat menjadi sebuah KEPI. KEPI yang didapatkan selanjutnya akan diverifikasi oleh pihak IPL atau pihak-pihak yang

32 berkompeten untuk menghasilkan KEPI yang secara tepat dapat menjadi parameter pengukuran kinerja dari sebuah instalasi penyehatan lingkungan. Berikut adalah tabel usulan penentuan KEPI Tabel 3.4 Usulan dan Verifikasi KEPI No Ukuran Aspek No Usulan No KEPI (hasil Lingkungan Lingkungan KEPI KEPI KEPI verifikasi) 3.7.3 Verifikasi KEPI Verifikasi KEPI dilakukan untuk mengetahui apakah indikator-indikator yang didesain sudah tepat dan sesuai dengan kebutuhan IPL akan pengukuran kinerja. Verifikasi dilakukan dengan mengkonsultasikan hasil rancangan KEPI kepada pihak IPL atau pihak yang berkompeten dalam hal pembentukan KEPI. Sehingga pada akhirnya, rancangan awal dapat berubah sesuai pada keinginan stakeholder, teori, dan kondisi di lapangan. 3.8 Tahap Pengukuran dan Evaluasi Kinerja 3.8.1 Penyusunan Hirarki dan AHP (Analytical Hierarchy Process) Penyusunan struktur hirarki sistem pengukuran kinerja lingkungan dilakukan adalah dengan cara menyusunan Key Evironmental Performance Indicator (KEPI) ke dalam subsistem, elemen, sub elemen, dan seterusnya untuk menjadi elemen-elemen yang lebih rinci hingga mencapai suatu tahap yang terstruktur.

33 Gambar 3.2 Contoh Struktur Hirarki Pembobotan setiap KEPI dilakukan dengan menggunakan metode AHP, dengan menggunakan software Expert Choice untuk menghitung bobot dan inconsistency rationya. Pembobotan dapat juga dilakukan dengan menggunakan AHP. Misalkan, dalam suatu sub sistem operasi terdapat n elemen operasi, yaitu elemen-elemen operasi A 1, A 2,,A n, maka hasil perbandingan secara berpasangan elemen-elemen operasi tersebut akan membentuk matrik perbandingan berpasangan (Vanany, 2009:173). Perbandingan berpasanagan dimulai dari tingkat hirarki paling tinggi, dimana suatu kriteria digunakan sebagai dasar pembuatan perbandingan. Selanjutnya perhatikan elemen yang akan dibandingkan seperti pada tabel 2.2. Matriks A n x n matriks resprokal. Dan diasumsikan terdapat n elemen, yaitu W 1, W 2,,W n yang akan dinilai secara perbandingan. Nilai (judgement) perbandingan secara berpasangan antara (W 1, W 2 ) dapat dipresentasikan sebagai (1) Dalam hal ini matriks perbandingan adalah matriks A dengan unsur-unsurnya adalah aij dengan i,j = 1,2,,n. Melakukan perkalian antara bobot elemen dengan

34 nilai awal matriks dan membagi jumlah perkalian bobot elemen dengan nilai awal matriks dengan bobot untuk mendapatkan nilai eigen, seperti tabel 2.3. Untuk melakukan pengujian konsistensi matriks diperlukan bantuan tabel Random Index(RI) yang nilainya untuk setiap ordo matriks dapat dilihat pada tabel 2.4. Mencari nilai Consistency Index (CI) CI = ( (2) Dimana: CI = Indeks Konsistensi λmaks = Nilai eigen terbesar dari matrik berordo n. Nilai eigen terbesar didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan eigen vector. Batas ketidakkonsistenan diukur dengan menggunakan rasio konsistensi (CR), yakni perbandingan indeks konsistensi dengan nilai pembangkit random (RI). Nilai ini bergantung pada ordo matrik n. Mencari nilai Consistency Ratio (CR) CR = CI / RI (3) Bila nilai CR lebih kecil dari 10%, ketidakkonsistenan pendapat masih dapat diterima. Melakukan pengujian konsistensi hirarki, pengujian ini bertujuan untuk menguji konsistensi perbandingan antara seluruh hirarki. Total CI dari suatu hirarki diperoleh dengan melakukan pembobotan tiap CI dengan prioritas elemen yang berkaitan dengan faktor-faktro yang diperbandingkan, dan kemudian menjumlahkan seluruh hasilnya. Dasar dalam membagi konsistensi dari suatu level matriks hirarki adalah mengetahui konsistensi indeks (CI) dan vektor eigen dari suatu matriks perbandingan berpasangan pada tingkat hirarki tertentu.

35 Yang bertujuan untuk memberikan bobot seberapa besar atau seberapa penting pengaruh KEPI tersebut terhadap penilaian kinerja lingkungan rumah sakit. Data premier yang digunakan untuk pembobotan KEPI ini diperoleh melalui penyebaran kuisioner yang telah diberikan kepada pihak manajemen sehingga didapatkan bobot setiap ukuran performansi. 3.8.2 Scoring KEPI dengan Metode Objective Matrix (OMAX) Pengukuran kinerja lingkungan pada penelitian ini dilakukan dengan metode OMAX. Scoring system untuk kinerja lingkungan disini bertujuan untuk mengetahui nilai pencapaian dari masing-masing target KEPI pada periode tertentu dengan menggunakan nilai range antara 0-10. Dengan pencapaian masing-masing KEPI pada level 10 yaitu menunjukkan sasaran hasil kinerja yang dicapai (targetnya dalam bentuk baku mutu), dan level 3 untuk nilai rata-rata dan untuk level 0 merupakan nilai terendah dalam pencapaian kinerja. Berikut contoh tabel OMAX: Tabel 3.5 Tampilan Tabel OMAX PERFORMANCE INDIKATOR Current Value 10 Highest Value 9 8 7 6 SCORE 5 4

36 3 Previous Value 2 1 0 Lowest Value FINAL SCORE WEIGHT VALUE Keterangan bagian-bagian matriks sesuai dengan tabel 3.5 adalah sebagai berikut: 1. Performance, merupakan pengukuran nilai pencapaian dari performance suatu periode dimasukkan pada bagian ini untuk keseluruhan kriteria. Ini adalah hasil aktual yang telah dicapai pada periode tersebut sesuai dengan kriterianya. Data ini bisa didapat dari database atau data historis dari perusahaan. 2. Scales/skala, merupakan badan dari matriks disusun berdasarkan level 0 sampai level 10. Level 0 merupakan nilai performansi terendah dan level 10 adalai nilai pencapaian optimal yang dapat terjadi. 3. Score/skor, setiap nilai performance yang dicapai dikonversikan menjadi skor dari badan matriks. Pengkonversian ini mengikuti aturan, bila nilai performance lebih rendah dari nilai performance pada level tertentu, namun masih tinggi dari nilai sebelumnya, maka nilai performance digolongkan pada level sebelumnya. 4. Weight/bobot, merupakan tingkat kepentingan pada setiap kriteria yang ditunjukkan dari nilai bobot (weight) yang tertera. Jika kriteria itu

37 dianggap penting, maka akan diberi bobot yang lebih besar dari kriteria yang lain. Total bobot keseluruhan adalah 100%. 5. Value/nilai, merupakan nilai value untuk setiap kriteria, yang didapatkan dengan cara mengalikan bobot (weight) dengan nilai (score) pada setiap kriteria. 6. Performance Indicator, terdiri atas nilai performance dari periode yang diukur (current), yang merupakan hasil penjumlahan setiap nilai value, nilai performance periode sebelumnya (previous), serta index yang didapatkan dengan cara mengurangkan nilai periode yang diukur dengan nilai periode sebelumnya dibagi denagn nilai sebelumnya lalu hasilnya dikalikan dengan 100%. Dalam perhitungan produktivitas dengan OMAX ada beberapa tapan yang dilakukan: 1. Pendefinisian (defining) Pada bagian atas matriks terdapat kriteria produktivitas berupa perbandingan yang merupakan unjuk kerja produktif dari suatu unit kerja serta berpengaruh pada tingkat produktivitas, satuan untuk tiaptiap kriteria ditentukan terlebih dahulu. Kriteria tersebut selain karena berpengaruh juga sebagai faktor yang akan diteliti dan dikembangkan. 2. Pengukuran (quantifying) Quantifying, badan matriks yang terdiri dari 11 level pencapaian berkisar dari 0 untuk performansi yang tidak memuaskan hingga 10 untuk pencapaian target baku mutunya. Nilai-nilai (score) yang berada pada level 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 pada tiap kriteria didapatkan dengan diketahui nilai pada level 0 (capaian terendah), 3 (nilai rata-rata), dan 10 (capaian target). Perhitungan dilakukan

38 dengancara interpolasi antara nilai pada level 1 sampai dengan 2, misal untuk mendapatkan nilai pada level 1 sebagai berikut: Sedangkan nilai untuk level 4 sampai dengan 9 digunakan rumus interpolasi, misal untuk nilai pada level 5, sebagai berikut: 3. Pencatatan (monitoring) Pada badan matriks, hasil perbandingan dari operasi yang berlangsung ditempatkan di bagian atas matriks, kemudian disesuaikan dengan tingkatan pada badan matriks, dan dicatat dalam baris skor. Angka pada baris bobot menunjukkan derajat kepentingan dari masing-masing kriteria, yang kemudian dikalikan dengan nilai atasnya (score), lalu dicatat dalam baris value. Hasil penjumlahan dari value merupakan nilai performance dari periode yang diukur. 4. Traffic Light System (TLS) Setelah dilakukan proses scoring dengan metode OMAX, maka hasilnya akan dianalisa menggunakan Traffic Light System untuk mengetahui apakah nilai KEPI yang mendapatkan nilai dengan warna hijau (range 8-10), kuning (range 4-7), dan merah (0-3). 3.9 Tahap Analisis dan Pembahasan Tahap analisis dan pembahasan ini meliputi tahap analisa dan interpretasi data dari proses pengumpulan data, identifikasi, tahap untuk merancang system pengukuran kinerja lingkungan sampai dengan evaluasi kinerja lingkungan dari Traffic Light System. Rancangan pengukuran kinerja ini dianalisa dengan

39 membaca hasil TLS, sehingga diketahui KEPI mana yang telah mencapai target rumah sakit, dan KEPI mana yang memerlukan perbaikan. 3.10 Kesimpulan dan Saran Tahap ini merupakan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan. Dalam kesimpulan menjawab daripada tujuan penelitian, selanjutnya diberikan saran bagi perusahaan dan penelitian selanhjutnya pada bidang yang sama untuk peningkatan kegiatan penelitian di masa mendatang.