KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA. Kerangka Pemikiran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun sebagai bahan makanan pokok, padi dapat digantikan atau disubstitusi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

PENDAHULUAN Latar Belakang

VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN. 1. Baik pada daerah dataran rendah maupun dataran tinggi, rendahnya

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

PENDAHULUAN Latar Belakang

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

PENDAHULUAN Latar Belakang

PROFIL PETANI SAYURAN

AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

TINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat

MANFAAT KEMITRAAN USAHA

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

BAB V KESIMPULAN. Ngadas, merupakan sebuah desa pertanian yang terletak di Kabupaten

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya. Perubahan tersebut bisa terlihat didalam perilaku atau

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Sistem, Konsep, dan Pendekatan Agribisnis

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

TINJAUAN PUSTAKA. seluruh uang atau hasil material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umar Hadikusumah, 2013

SEKTOR PERTANIAN : Dari Stagnasi Menuju Pertumbuhan Tinggi Berkelanjutan. Orasi Ilmiah di Universitas Medan Area Tanggal 8 Mei 2004

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR. Latar Belakang. merupakan keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI DALAM MEMILIH WAKTU PANEN JAGUNG (Kasus Pada Petani Jagung di Kabupaten Serang Provinsi Banten)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Latar Belakang Pembangunan bidang ekonomi, keseimbangan bidang pertanian dengan industri Pembangunan ekonomi berbasiskan kerakyatan; Pembangunan ekono

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas maupun kualitasnya. Keberhasilan pembangunan sub sektor

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

VI. ADOPSI PROGRAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN- TERNAK. partisipatif di lahan petani diharapkan dapat membawa dampak terhadap

CUPLIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN : VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Masih banyak warga negara Indonesia yang bermata

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya perubahan struktur penguasaan lahan pertanian, pola

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran,

III. KERANGKA PEMIKIRAN. dengan tujuan tujuan penelitian yang ingin dicapai.

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi bagi pembentukan

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial,

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Lampiran 1. Gambar Paradigma Laju Adopsi Inovasi

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

Mendorong Petani Kecil untuk Move Up atau Move Out dari Sektor Pertanian

PENDAHULUAN. bagi masyarakat peternak di Kabupaten Pandeglang. Usaha peternakan kerbau di

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Potensi daerah yang berpeluang pengembangan tanaman hortikultura; tanaman perkebunan; usaha perikanan; usaha peternakan; usaha pertambangan; sektor in

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kerangka Berpikir. Petani itu rasional dan selalu ingin memperbaiki nasibnya dengan memanfaatkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PELAKSANAAN MINAPADI DI DESA PAYAMAN NGANJUK

Transkripsi:

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA Kerangka Pemikiran Studi tentang keputusan petani dalam mengadopsi pola kemitraan agribisnis ini merujuk pada teori pengambilan keputusan inovasi (Rogers, 1995), di mana tindakan petani sebagai konsekuensi atas keputusan yang telah diambilnya dikategorikan menjadi : (1) mengadopsi/bermitra dan (2) tidak mengadopsi/menolak bermitra. Pola kemitraan agribisnis dapat dikatakan sebagai suatu inovasi, yaitu sesuatu yang baru bagi petani. Pengertian baru disini bisa baru sama sekali, bisa juga cara-cara lama yang mengalami pembaharuan. Kebiasaan bekerja sama atau kemudian disebut dengan bermitra sudah menjadi kebiasaan petani bahkan sebagai cara hidup petani, namun pola kemitraan dikatakan menjadi sesuatu yang baru karena didalamnya juga terlibat pihak-pihak yang berasal dari luar sistem sosial petani serta diterapkan aturanaturan, cara-cara yang berbeda dengan kebiasaan petani sebelumnya. Penelitian ini ingin membuktikan bahwa keputusan petani dalam bermitra tersebut dilatarbelakangi berbagai peubah. Apabila keputusan tersebut diimplementasikan dalam kegiatan nyata maka hal itu merupakan konsep perilaku. Perilaku yang dimaksud di sini adalah tindakan petani dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya. Petani melakukan adaptasi ekologis (pemanfaatan lahannya), serta adaptasi sosial melalui pembentukan ikatan. Pola kemitraan merupakan bentuk dari ikatan petani dalam melakukan adaptasi sosial. Beberapa kategori tindakan petani dapat dilihat pada matrik berikut: Kategori Tindakan Petani dan Ciri-cirinya No. Kategori Tindakan Ciri-ciri 1. Subsisten Usahatani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tidak mengejar keuntungan maksimal. Cenderung memilih tanaman pangan daripada tanaman perdagangan Tidak menambah jam kerja bila kebutuhan kalori minimum terpenuhi, dan dana untuk kebutuhan sosial terpenuhi. Penerapan sistem pemberaan tanah untuk mempertahankan kesuburan, dan diversivikasi tanaman untuk mengurangi resiko.

57 2. Menolak Inovasi Memilih teknologi pertanian yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pokok. Tidak mencoba hal baru yang belum pasti hasilnya. Tidak berani mencoba suatu inovasi yang akan mengancam kelanjutan hidup diri dan keluarganya. 3. Terikat Tradisi Tindakan petani banyak ditentukan oleh kesepakatan komunitas Ada dorongan bagi petani untuk seragam dengan petani lainnya dalam komunitas tersebut. Berusaha menjaga hubungan baik dengan tetap berpegang pada nilai tradisional untuk menjamin kebutuhan hidupnya Menciptakan lembaga -lembaga yang dalam keadaan normal menjamin orang-orang paling lemah agar terhindar dari kehancuran ketika menghadapi masalah Mempertahankan ketergantungan pada patron untuk menjamin subsistensi. 4. Rasional (Komersial) Berbuat dalam situasi-situasi yang memberikan alternatif-alternatif tertentu, dan mengejar tujuantujuan tertentu. 5. Terbuka terhadap inovasi Dalam melakukan tindakan ini individu mengumpulkan informasi, mencatat kemungkinankemungkinan serta hambatan-hambatan, dan mencoba meramalkan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dari beberapa alternatif tindakan itu. Sangat tanggap terhadap hal -hal yang baru Berani menghadapi resiko Melakukan investasi demi meningkatkan kondisi kehidupannya Peubah yang Mempengaruhi Laju Adopsi Inovasi Pertanian Dalam kaitannya dengan adopsi inovasi, selain karakteristik petani Rogers (1995) mengemukakan lima peubah yang mempengaruhi laju adopsi suatu sistem sosial yaitu: (1) ciri-ciri inovasi, (2) tipe keputusan inovasi, (3) ciri sistem sosial, (4) sifat saluran komunikasi yang digunakan untuk menyebarkan inovasi dalam proses keputusan inovasi, (5) gencarnya usaha agen pembaharu dalam mempromosikan inovasi. Rincian tentang peubah yang mempengaruhi kecepatan adopsi inovasi dijelaskan pada matrik berikut:

58 Peubah yang Mempengaruh Laju Adopsi Inovasi No. Peubah Uraian 1. Karakteristik Petani Tingkat Subsistensi, tingkat pendidikan, umur, modal, status sosial ekonomi petani, aksesibilitas petani pada fasilitas kredit. 2. Ciri Inovasi Keuntungan relatif, tingkat kerumitan, tingkat kesesuaian, tingkat kemungkinan dicoba,tingkat kemungkinan dilihat hasilnya. 3. Tipe Keputusan Inovasi Keputusan individu, keputusan kelompok 4. Ciri Sistem Sosial Struktur komunitas, nilai budaya 5. Saluran Komunikasi Interpersonal, media massa 6. Promosi Inovasi oleh Agen Pembaharu 7. Pengaruh dari Luar Komunitas Frekuensi dan intensitas Kolonialisasi, modernisasi, dan komersialisasi Keputusan petani untuk bermitra atau tidak bermitra dipahami sebagai tindakan rasional petani berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang matang. Analisis proses bermitra dan alasan-alasan bermitra atau menolak bermitra menjadi dasar pemahaman terhadap makna keputusan yang diambil oleh petani. Keterlibatan petani dalam pola kemitraan agribisnis diduga mempengaruhi kinerja petani dalam mengelola usahanya. Penelitian ini juga mempelajari bagaimana pengaruh pola kemitraan terhadap kinerja petani. Beberapa variabel yang diharapkan mampu menjelaskan keputusan petani dalam mengadopsi pola kemitraan agribisnis di empat kabupaten penghasil sayuran di Propinsi Jawa Barat, adalah karakteristik individu, kondisi lingkungan sosial dan fisik, pengetahuan petani tentang pola kemitraan, persepsi petani tentang ciri inovasi pola kemitraan dan kinerja petani dalam mengelola usahataninya. Berdasarkan hasil penelusuran literatur variabel yang diduga berpengaruh terhadap keputusan petani dalam mengadopsi pola kemitraan agribisnis secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 5.

59 KARAKTERISTIK INDIVIDU X1. Umur X.2. Tingkat Pendidikan X3. Dimensi Usaha X3.1. Skala Usaha X3.2. Pengalaman Berusahatani X3.3. Jumlah sayuran X3.4. Kepastian Pasar X4. Tingkat Kebutuhan Bermitra. X4.1. Kebutuhan Modal X4.2. Kebutuhan Pembinaan X4.3. Kebutuhan Pemasaran X5. Ciri Kewirausahaan X5.1. Keinovatifan X5.2. Kreativitas X6. LINGKUNGAN X6.1 Tingkat Konformitas X6.2. Tingkat Ketersediaan Sarana Transportasi dan Telekomunikasi X6.3. Tingkat Ketersediaan Sarana Pembelajaran X6.4. Tingkat Ketersediaan Sarana Kredit X6.5. Sumber Informasi yang digunakan X7. PENGETAHUAN TTG POLA KEMITRAAN Nama Lembaga Pola Kemitraan dan Sistem Kerjasama Y1 = KEPUTUSAN BERMITRA Bermitra Tidak Bermitra X8. PERSEPSI TENTANG CIRI INOVASI KEMITRAAN X8.1. Tk. Keuntungan Relatif (Harga, Produktivitas, Pendapatan, Resiko Usaha ) X8.2. Tk. Kerumitan (Teknis Budidaya, Aturan/ Prosedur,Standar Mutu ) X8.3. Tk.Kesesuaian (Pelayanan dan Kebutuhan, Jenis Tan. & KondisiLahan) X8.4. Tk. Kemungkinan Dicoba (Kebutuhan modal,tenaga kerja) X8.5. Tk. Kemudahan dilihat Hasilnya (Kemudahan Pencapain Mutu, kontinyuitas, dan Kuantitas, Kejelasan Peranan, Pelaksanaan Kesepakatan ) Y2= MANFAAT KEMITRAAN BAGI PETANI Y2.1. Manfaat Ekonomi (Pendapatan, Harga, Produktivitas, Intensitas Modal & Tenaga Kerja, Resiko Usaha) Y2. 2. Manfaat Teknis (Penggunaan Teknologi & Mutu Produk) Y2.3. Manfaat Sosial (Kelanjutan Kerjasama, Kelestarian Lingkungan) STRATEGI KEMITRAAN AGRIBISNIS YANG BERKELANJUTAN Gambar 5. Keputusan Adopsi Inovasi Pola Kemitraan Agribisnis Sayuran dan Manfaat Kemitraan Agribisnis Bagi Petani

60 Karakteristik individu dan lingkungan mempengaruhi pengetahuan petani tentang pola kemitraan dan persepsinya tentang inovasi pola kemitraan agribisnis. Keterlibatan petani dalam kemitraan agribisnis akan mempengaruhi kinerja petani dalam mengelola usahanya. Jadi akan dibuktikan bahwa pola kemitraan merupakan wadah atau kesempatan bagi petani untuk belajar teknologi dan manajemen usaha Hasil penelitian ini diharapkan dapat menemukan beberapa pola kemitraan agribisnis khususnya pada kasus usaha sayuran dataran tinggi dan peubah-peubah yang mempengaruhi petani untuk bermitra atau tidak bermitra. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat merancang strategi kemitraan agribisnis yang berkelanjutan, yang dapat meningkatkan kinerja petani kecil. Hipotesis Penelitian 1. Keputusan bermitra dipengaruhi oleh karakteristik individu, lingkungan fisik dan sosial, pengetahuan tentang pola kemitraan dan persepsi petani tentang ciri-ciri inovasi pola kemitraan. Kesamaan persepsi tentang ciri-ciri inovasi pola kemitraan antara perusahaan dan petani akan mempengaruhi kelanjutan kerjasamanya. 2. Kerjasama petani dan perusahaan dalam pola kemitraan agribisnis akan bermanfaat bagi peningkatan kinerja petani dalam mengelola usahanya.