BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pubertas merupakan periode kehidupan saat organ reproduksi berkembang pesat dan mencapai maturitas. Tanda-tanda awal pubertas adalah tumbuhnya payudara dan rambut pubis. Tubuh tumbuh dengan pesat dan memberi bentuk tubuh wanita. Pubertas mencapai puncak pada awitan menstruasi, periode menstruasi pertama disebut menarche (Fraser, 2009). Siklus menstruasi merupakan bagian dari proses regular yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulanya untuk kehamilan. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid), (Saryono, 2009). Siklus menstruasi biasanya dimulai pada wanita muda umur 12-15 tahun (menarche) yang terus berlanjut sampai umur 40-50 tahun (menopause) tergantung pada berbagai factor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat badan tubuh relative terhadap tinggi tubuh. Pada umumnya siklus menstruasi berlangsung 28 hari, siklus normal 21-35 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita. Selama siklus menstruasi, ovarium menghasilkan hormone estrogen dan progesterone (Saryono, 2009). Siklus menstruasi meliputi perubahan siklus didalam endokrin, ovarium, dan uterus. 1
Baik factor fisiologis individu maupun lingkungan dapat mempengaruhi perubahan siklus ini (Walsh, 2008). Hipotalamus adalah sumber utama kontrol hipotalamus dan mengatur kelenjer hipofisis anterior melelui jalur hormonal. Sebaliknya, kelanjar hipofisis anterior mengatur ovarium dengan hormon. Akhirnya, ovarium menghasilkan hormone yang mengendalikan perubahan yang terjadi simultan dan selaras. Mood wanita dapat berubah sejalan dengan siklus tersebut karena adanya hubungan yang erat antara hipotalamus dan korteks serebri (Franser, 2009). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pola menstruasi dalam Hestiantoro (2009) adalah: Fungsi hormon terganggu, kelainan sistemik, cemas, kelenjar gondok, hormon prolactin berlebihan, kelainan fisik (alat reproduksi) seperti: gangguan kesuburan, abortus berulang, dan keganasan pada organ reproduksi. Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita, karena pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh (Saryono, 2009). Adanya rangsangan stressor psikososial mengakibatkan jaringan neuro di otak ikut serta dalam memberikan sinyal bahaya. Otak dapat secara konstan mengirimi pesan bahwa ada sesuatu yang salah dan memerlukan perhatian segera (Nevid, 2005). Berdasarkan data National Institute of Mental Healt (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan pada usia 18
tahun sampai pada usia lanjut. Di Indonesia jumlah remaja putri yang mengalami gangguan emosional sebesar 20% (Putri, 2007). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Desi nur isnaeni (2010), menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami siklus menstruasi normal (58,90%) dan mengalami stress ringan (84,93%). Uji utami (2009), menunjukan bahwa mahasiswa semester VI A Akbid Mitra Husada Karanganyar mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi (66,7%), tidak cemas saat menghadapi ujian OSCA (57,8%). Sesuai dengan teori kecemasan Mansjoer (2005), mengatakan kecemasan yaitu perasaan tidak nyaman yang biasanya berupa perasaan gelisah, takut, khawatir yang merupakan manifestasi dari factor psikologi dan fisiologi. Dampak dari kecemasan antara lain : berdebar dengan diiringi dengan detak jantung yang cepat, rasa sakit atau nyeri pada dada, sesak nafas, berkeringat berlebihan, kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual, gangguan tidur, tubuh gemetar, anggota tubuh dingin, ingin bunuh diri, dan Migrain (Putri, 2007). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada 10 mahasiswa D3 kebidanan tingkat 3 di universitas muhammadiyah semarang, didapatkan 6 mahasiswa atau 60% diantaranya menyatakan pola menstruasinya tidak teratur (mundur lebih dari dua minggu dari pola atau menstruasinya lebih awal satu minggu) disebabkan kecemsaan Karena kegiatan perkuliahan yang padat, persiapan menghadapi serangkaian ujian
serta kegiatan penyusuna KTI, sedangkan 4 mahasiswa atau 40% mahasiswa lainya menyatakan pola menstruasinya normal pada saat mahasiswa ada kegiatan yang padat. Hal tersebut terkait dengan cemas yang dialami mahasiswa karena aktivitas padat yang banyak menyita waktu, tenaga dan biaya serta permasalahan yang sedang dihadapinya. Hal ini berakibat akan mempengaruhi kondisi fisik dan mental emosional misalnya mudah lelah, daya tahan tubuh menurun, daya konsentrasi dan daya ingat menurun serta menjadi pemarah, pemurung, dan merasa cemas. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Tingkat kecemasan dengan Pola Menstruasi Pada Mahasisw D3 Kebidanan Tingkat 3 Universitas Muhammadiyah Semarang Tahun 2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang dapat dirumuskan adalah Adakah hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswa D3 kebidanan Tingkat 3 Universitas Muhammadiyah Semarang Tahun 2012?.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswa D3 kebidanan Tingka 3 Universitas Muhammadiyah Semarang tahun 2012. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa D3 kebidanan Tingkat 3 universitas Muhammadiyah Semarang Tahun 2012. b. Mendeskripsikan Pola Menstruasi pada mahasiswa D3 tingkat 3 universitas Muhammadiyah Semarang Tahun 2012. c. Menganalisa hubungan Antara Tingkat kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswa D3 Kebidanan tingkat 3 Universitas Muhammadiyah Semarang Tahun 2012. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktisi a. Bagi Mahasiswa Sebagai masukan dan pengetahuan bagi mahasiswa tentang tingkat kecemasan dan pola menstruasi. b. Bagi institusi Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran dan menganalisa mengenai tingkat kecemasan dan pola menstruasi sehingga dapat digunakan sebagai refrensi bagi penelitian selanjutnya.
c. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam penelitian terutama metodologi penelitian tentang hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswa. 2. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang pola menstruasi dan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1. Keaslian Penelitian No Pengarang Judul Metode Hasil 1 Desty nur Hubungan Penelitian Observasional isnaeni, Antara Stres analitik, pendekatan Universitas dengan Pola Crosscetional, Metode Sebelas Maret Menstruasi Pada total Sampling: Cara Surakarta Mahasiswa Pengumpulan Data : (UNS) Kebidanan jalur Kuesioner DASS 42, fakultas kedokteran Reguler Universitas Analisa dengan Tahun 2010 Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010 menggunakan uji sperman rank correlation dengan taraf signifikan (α) 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% Nilai korelasi spearman = 0,282 dan nilai p= 0,016. Hal ini menunjukan ada hubungan antara sters dengan pola menstruasi, semakin berat tingkat stersnya maka semakin berpengaruh terhadap pola menstruasi. 2 Uji Utami Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Fakultas Kedokteran Tahun 2009 Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Obyektif Structural Clinical Assesment pada Mahasiswa Semester VI A Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar Penelitian analitik observasional secara cross sectional Metode Sampling : Total Sampling cara pengumpulan Data : Kuesioner, Analisa dengan Uji chi square pada taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (d.k) P value = X2 lebih besar dari Xtabel (30,789 > 3,844) dapat dambil kesimpulan ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kecemasan menghadapi ujian OSCA pada mahasiswa semester VI A Akbid Mitra Husada Karanganyar
3 Tri Suwarni Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Fakultas kedokteran Tahun 2009 Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Haid Pada Remaja Putri Kelas 2 SMA Negeri 1 Karanganyar Observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional,pengambilan data menggunakan kuesioner kemudian dilakukan pengolahan data dengan uji statistic chi square. Hasil penelitianmenunjukkan X 2 hitung = 15,267 ( > X 2 tabel = 5,991), nilai probabilitas 0,000 (< 0,05) maka H 0 ditolak dan H a diterima berarti ada hubungan yang sangat signifikan. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswa D3 Kebidanan Tingkat 3 Universitas Muhammadiyah Semarang Tahun 2012. Yang membedakan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah dari judul, sampel yang diteliti dari penelitian Desi nur isnaeni berjumlah 73 orang dan tempat penelitian di Universitas Sebelas Maret Surakarta, Uji utami berjumlah 45 orang dan tempat penelitian di Akademi Kebidanan Mitra Husada karanganyar. Dan untuk membedakan dari penelitian sebelumya, peneliti akan menampilkan panjang dan pendek siklus menstruasi pada mahasiswa D3 Kebidanan tingkat 3 Universitas Muhammadiyah Semarang.