BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dan mencapai maturitas. Tanda-tanda awal pubertas adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN POLA MENSTRUASI PADA MAHASISWA D3 KEBIDANAN TINGKAT 3

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KETIDAKTERATURAN MENSTRUASI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

Hubungan Tingkat Stress Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa Kebidanan Tingkat I Dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat yaitu A,H,C,dan D. PMS A (Anxiety) ditandai dengan gejala

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. hormone yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. Surakarta. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan

Analisis Usia Menarchee Dan Status Gizi Terhadap Usia Ibu Menopause

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Responden menurut Usia. sisanya merupakan kelompok remaja awal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah sebuah periode transisi dari dari kanak-kanak menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja

BAB I PENDAHULUAN. (FSH) dan penurunan sirkulasi inhibin terjadi secara bersamaan. Akhir periode

HUBUNGAN ANTARA USIA SAAT TIMBULNYA MENARCHE DENGAN USIA SAAT TERJADINYA MENOPAUSE WANITA DI KECAMATAN KARTASURA. Merry Tiyas Anggraini*

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. penduduk adalah berusia tahun (BKKBN, 2003) Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan (Aulia, 2009).

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN ESTU UTOMO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

HUBUNGAN STRESS TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI MAHASISWI

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pubertas merupakan periode kehidupan saat organ reproduksi berkembang pesat dan mencapai maturitas. Tanda-tanda awal pubertas adalah tumbuhnya payudara dan rambut pubis. Tubuh tumbuh dengan pesat dan memberi bentuk tubuh wanita. Pubertas mencapai puncak pada awitan menstruasi, periode menstruasi pertama disebut menarche (Fraser, 2009). Siklus menstruasi merupakan bagian dari proses regular yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulanya untuk kehamilan. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid), (Saryono, 2009). Siklus menstruasi biasanya dimulai pada wanita muda umur 12-15 tahun (menarche) yang terus berlanjut sampai umur 40-50 tahun (menopause) tergantung pada berbagai factor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat badan tubuh relative terhadap tinggi tubuh. Pada umumnya siklus menstruasi berlangsung 28 hari, siklus normal 21-35 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita. Selama siklus menstruasi, ovarium menghasilkan hormone estrogen dan progesterone (Saryono, 2009). Siklus menstruasi meliputi perubahan siklus didalam endokrin, ovarium, dan uterus. 1

Baik factor fisiologis individu maupun lingkungan dapat mempengaruhi perubahan siklus ini (Walsh, 2008). Hipotalamus adalah sumber utama kontrol hipotalamus dan mengatur kelenjer hipofisis anterior melelui jalur hormonal. Sebaliknya, kelanjar hipofisis anterior mengatur ovarium dengan hormon. Akhirnya, ovarium menghasilkan hormone yang mengendalikan perubahan yang terjadi simultan dan selaras. Mood wanita dapat berubah sejalan dengan siklus tersebut karena adanya hubungan yang erat antara hipotalamus dan korteks serebri (Franser, 2009). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pola menstruasi dalam Hestiantoro (2009) adalah: Fungsi hormon terganggu, kelainan sistemik, cemas, kelenjar gondok, hormon prolactin berlebihan, kelainan fisik (alat reproduksi) seperti: gangguan kesuburan, abortus berulang, dan keganasan pada organ reproduksi. Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita, karena pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh (Saryono, 2009). Adanya rangsangan stressor psikososial mengakibatkan jaringan neuro di otak ikut serta dalam memberikan sinyal bahaya. Otak dapat secara konstan mengirimi pesan bahwa ada sesuatu yang salah dan memerlukan perhatian segera (Nevid, 2005). Berdasarkan data National Institute of Mental Healt (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan pada usia 18

tahun sampai pada usia lanjut. Di Indonesia jumlah remaja putri yang mengalami gangguan emosional sebesar 20% (Putri, 2007). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Desi nur isnaeni (2010), menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami siklus menstruasi normal (58,90%) dan mengalami stress ringan (84,93%). Uji utami (2009), menunjukan bahwa mahasiswa semester VI A Akbid Mitra Husada Karanganyar mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi (66,7%), tidak cemas saat menghadapi ujian OSCA (57,8%). Sesuai dengan teori kecemasan Mansjoer (2005), mengatakan kecemasan yaitu perasaan tidak nyaman yang biasanya berupa perasaan gelisah, takut, khawatir yang merupakan manifestasi dari factor psikologi dan fisiologi. Dampak dari kecemasan antara lain : berdebar dengan diiringi dengan detak jantung yang cepat, rasa sakit atau nyeri pada dada, sesak nafas, berkeringat berlebihan, kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual, gangguan tidur, tubuh gemetar, anggota tubuh dingin, ingin bunuh diri, dan Migrain (Putri, 2007). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada 10 mahasiswa D3 kebidanan tingkat 3 di universitas muhammadiyah semarang, didapatkan 6 mahasiswa atau 60% diantaranya menyatakan pola menstruasinya tidak teratur (mundur lebih dari dua minggu dari pola atau menstruasinya lebih awal satu minggu) disebabkan kecemsaan Karena kegiatan perkuliahan yang padat, persiapan menghadapi serangkaian ujian

serta kegiatan penyusuna KTI, sedangkan 4 mahasiswa atau 40% mahasiswa lainya menyatakan pola menstruasinya normal pada saat mahasiswa ada kegiatan yang padat. Hal tersebut terkait dengan cemas yang dialami mahasiswa karena aktivitas padat yang banyak menyita waktu, tenaga dan biaya serta permasalahan yang sedang dihadapinya. Hal ini berakibat akan mempengaruhi kondisi fisik dan mental emosional misalnya mudah lelah, daya tahan tubuh menurun, daya konsentrasi dan daya ingat menurun serta menjadi pemarah, pemurung, dan merasa cemas. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Tingkat kecemasan dengan Pola Menstruasi Pada Mahasisw D3 Kebidanan Tingkat 3 Universitas Muhammadiyah Semarang Tahun 2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang dapat dirumuskan adalah Adakah hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswa D3 kebidanan Tingkat 3 Universitas Muhammadiyah Semarang Tahun 2012?.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswa D3 kebidanan Tingka 3 Universitas Muhammadiyah Semarang tahun 2012. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa D3 kebidanan Tingkat 3 universitas Muhammadiyah Semarang Tahun 2012. b. Mendeskripsikan Pola Menstruasi pada mahasiswa D3 tingkat 3 universitas Muhammadiyah Semarang Tahun 2012. c. Menganalisa hubungan Antara Tingkat kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswa D3 Kebidanan tingkat 3 Universitas Muhammadiyah Semarang Tahun 2012. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktisi a. Bagi Mahasiswa Sebagai masukan dan pengetahuan bagi mahasiswa tentang tingkat kecemasan dan pola menstruasi. b. Bagi institusi Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran dan menganalisa mengenai tingkat kecemasan dan pola menstruasi sehingga dapat digunakan sebagai refrensi bagi penelitian selanjutnya.

c. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam penelitian terutama metodologi penelitian tentang hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswa. 2. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang pola menstruasi dan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1. Keaslian Penelitian No Pengarang Judul Metode Hasil 1 Desty nur Hubungan Penelitian Observasional isnaeni, Antara Stres analitik, pendekatan Universitas dengan Pola Crosscetional, Metode Sebelas Maret Menstruasi Pada total Sampling: Cara Surakarta Mahasiswa Pengumpulan Data : (UNS) Kebidanan jalur Kuesioner DASS 42, fakultas kedokteran Reguler Universitas Analisa dengan Tahun 2010 Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010 menggunakan uji sperman rank correlation dengan taraf signifikan (α) 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% Nilai korelasi spearman = 0,282 dan nilai p= 0,016. Hal ini menunjukan ada hubungan antara sters dengan pola menstruasi, semakin berat tingkat stersnya maka semakin berpengaruh terhadap pola menstruasi. 2 Uji Utami Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Fakultas Kedokteran Tahun 2009 Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Obyektif Structural Clinical Assesment pada Mahasiswa Semester VI A Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar Penelitian analitik observasional secara cross sectional Metode Sampling : Total Sampling cara pengumpulan Data : Kuesioner, Analisa dengan Uji chi square pada taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (d.k) P value = X2 lebih besar dari Xtabel (30,789 > 3,844) dapat dambil kesimpulan ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kecemasan menghadapi ujian OSCA pada mahasiswa semester VI A Akbid Mitra Husada Karanganyar

3 Tri Suwarni Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Fakultas kedokteran Tahun 2009 Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Haid Pada Remaja Putri Kelas 2 SMA Negeri 1 Karanganyar Observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional,pengambilan data menggunakan kuesioner kemudian dilakukan pengolahan data dengan uji statistic chi square. Hasil penelitianmenunjukkan X 2 hitung = 15,267 ( > X 2 tabel = 5,991), nilai probabilitas 0,000 (< 0,05) maka H 0 ditolak dan H a diterima berarti ada hubungan yang sangat signifikan. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswa D3 Kebidanan Tingkat 3 Universitas Muhammadiyah Semarang Tahun 2012. Yang membedakan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah dari judul, sampel yang diteliti dari penelitian Desi nur isnaeni berjumlah 73 orang dan tempat penelitian di Universitas Sebelas Maret Surakarta, Uji utami berjumlah 45 orang dan tempat penelitian di Akademi Kebidanan Mitra Husada karanganyar. Dan untuk membedakan dari penelitian sebelumya, peneliti akan menampilkan panjang dan pendek siklus menstruasi pada mahasiswa D3 Kebidanan tingkat 3 Universitas Muhammadiyah Semarang.