BAB III METODE PENELITIAN. Surakarta. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik. Studi ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara tingkat stres dengan tingkat Premenstrual Syndrome (PMS) pada siswi di SMK Cokroaminoto 1 Surakarta. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada satu waktu, baik data tingkat stres maupun data tingkat Premenstrual Syndrome (PMS). B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian dilaksanakan di SMK Cokroaminoto 1 Surakarta. 2. Waktu Waktu yang digunakan mulai dari penyusunan proposal hingga validasi KTI yaitu dari bulan November 2015 s.d. Juli Pengambilan data dilaksanakan selama satu bulan, dimulai tanggal 1 s.d 31 Maret C. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswi SMK Cokroaminoto 1 Surakarta yang berjumlah 65 siswi. 31

2 32 a. Kriteria restriksi 1) Kriteria inklusi Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: a) Siswi yang mengalami premenstrual syndrome (PMS), b) Siswi yang menstruasi periode bulan Maret 2016, c) Siswi yang bersedia untuk menjadi responden, 2) Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: a) Siswi dengan Amenorrhea, b) Siswi dengan siklus menstruasi yang tidak normal (< 21 hari dan > 35 hari), c) Siswi yang memiliki keterangan medis mengenai adanya kelainan pada alat reproduksi (Endometriosis), d) Siswi yang tidak dapat mengingat hari pertama haid terakhir (HPHT) nya, e) Siswi dengan ketidakseimbangan hormon steroid bukan karena stres. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang memenuhi kriteria restriksi, yaitu seluruh siswi yang mengalami premenstrual syndrome (PMS) di SMK Cokroaminoto 1 Surakarta, dengan periode menstruasi bulan Maret, dan bersedia menjadi responden tanpa mengalami keadaan pada kriteria eksklusi yaitu berjumlah 42 siswi.

3 33 3. Sampling Sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik non probability sampling dengan metode pengambilan sampel adalah total sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan menjadikan seluruh anggota populasi yang memenuhi kriteria restriksi sebagai responden penelitian. D. Definisi Operasioanl Variabel Variabel Variabel bebas: Tingkat stres Variabel terikat: Tingkat Premenstrual Syndrome (PMS) Tabel 3.1. Definisi Operasional Definisi Operasional Tingkatan reaksi tubuh terhadap situasi yang dapat menimbulkan tekanan, perubahan, dan ketegangan emosi. Tingkatan sekumpulan gejala fisik, emosional, dan perilaku yang dirasakan pada 7-10 hari sebelum menstruasi. Alat Ukur Lembar kuesioner Lembar kuesioner Skala Hasil Skor Ordinal 1.Normal : skor Stres ringan: skor Stres sedang: skor Stres berat : skor Stres sangat berat : skor 34 Ordinal 1.Normal : Skor 10 2.Ringan : skor Sedang : skor Berat : skor Ekstrem : skor E. Instrumen Penelitian Alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner, yaitu kuesioner tingkat stres dan kuesioner tingkat PMS.

4 34 1. Kuesioner Tingkat Stres Tingkat stres diukur dengan menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) yang telah dimodifikasi. DASS 42 merupakan instrumen untuk mengetahui tingkat depresi, kecemasan, dan stres. DASS 42 ini terdiri atas 42 item. DASS 42 merupakan tes standar yang telah diterima secara internasional, sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas maupun uji reliabilitas. Peneliti hanya memilih kuesioner yang mengukur tentang stres yaitu sejumlah 14 pernyataan yang terdapat dalam item nomor 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, dan 39. Tingkatan stres pada instrumen ini berupa normal, ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Jumlah skor dari pertanyaan item tersebut, memiliki makna, yaitu: a. Normal : skor 0-14 b. Stres ringan : skor c. Stres sedang : skor d. Stres berat : skor e. Stres sangat berat : skor 34 Jenis kuesioner yang digunakan pada penilaian stres adalah kuesioner tertutup. 2. Kuesioner Tingkat Premenstrual Syndrome (PMS) Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat PMS adalah Shortened Premenstrual Assesment Form (SPAF), merupakan skala

5 35 pengukuran untuk menilai gejala premenstrual yang terdiri dari 10 item dan merupakan suatu instrumen untuk menilai PMS yang valid dan reliabel. Tingkatan premenstrual syndrome (PMS) pada instrumen ini berupa normal, ringan, sedang, berat, dan ekstrem. Jumlah skor dari pertanyaan item tersebut memiliki makna, yaitu: a. Normal : skor 10 b. Ringan : skor c. Sedang : skor d. Berat : skor e. Ekstrem : skor Jenis kuesioner yang digunakan pada penilaian stres adalah kuesioner tertutup. F. Pelaksanaan/ Cara Kerja Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada institusi pendidikan, dalam hal ini adalah Program Studi DIV Bidan Pendidik yang ditujukan kepada Institusi terkait, yaitu SMK Cokroaminoto 1 Surakarta. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Februari b. Peneliti melakukan penjajakan awal di wilayah penelitian, penelusuran populasi dan pemilihan jumlah responden berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016.

6 36 2. Tahap Pelaksanaan a. Peneliti dibantu oleh rekan sejawat yang telah diberikan pengarahan dan persamaan persepsi dalam melakukan prosedur pelaksanaan penelitian. b. Melakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup (closed ended). c. Sebelum membagikan kuesioner, peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu di setiap kelas dan menjelaskan maksud kedatangan peneliti kemudian menjelaskan mengenai tata cara pengisian kuesioner dan memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya pada jam istirahat atau setelah pulang sekolah. d. Peneliti membagikan kuesioner DASS 42 dan SPAF secara bersamasama. e. Menanyakan hari pertama haid terakhir (HPHT) responden untuk mengetahui masa PMS responden dengan tepat, dan untuk mengingatkan responden tentang waktu pengisian kuesioner. f. Responden dipersilakan mengisi kedua kuesioner pada 7-10 hari sebelum menstruasi. Pengambilan data dilakukan selama satu bulan dimulai dari 1 Maret g. Setelah selesai, peneliti mengecek ulang kuesioner yang telah diisi oleh responden. 3. Tahap Akhir melakukan editing, coding, scoring, tabulating dan pengolahan data.

7 37 G. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Data yang telah terkumpul diolah dengan langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian, yaitu sebagai berikut : a. Pemeriksaan data (Editing) Hasil kuesioner yang diperoleh, disunting terlebih dahulu, data atau informasi yang tidak lengkap dihilangkan atau tidak diikutsertakan. b. Coding Sebutan jawaban dari hasil kuesioner diberikan kode sebelum data dimasukkan software computer untuk dilakukan pengelolaan lebih lanjut. Kode yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Tingkat Stres Normal : 0 Ringan : 1 Sedang : 2 Berat : 3 Sangat berat : 4 2) Tingkat premenstrual syndrome (PMS) Normal : 0 Ringan : 1 Sedang : 2 Berat : 3 Ekstrem : 4

8 38 c. Scoring Scoring dilakukan dengan memberikan nilai sesuai dengan skor yang telah ditentukan. d. Entry Data yang dikumpulkan, dimasukkan kedalam master table atau database computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana untuk dapat diolah sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Analisis Data Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan fasilitas program komputer. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Analisis univariat Analisis univariat yang dilakukan dalam penelitian ini untuk menghasilkan: 1) Distribusi frekuensi dan persentase usia responden, 2) Distribusi frekuensi dan persentase usia menarche, 3) Distribusi frekuensi dan persentase tingkat stres, 4) Distribusi frekuensi dan persentase tingkat premenstrual syndrome (PMS). b. Analisis bivariat Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara tingkat stres dengan tingkat premenstrual syndrome (PMS), kedua variabelnya berskala ordinal dan tidak setara, sehingga hipotesis diuji menggunakan

9 39 uji Somers d dengan taraf kesalahan 0,05. Interpretasi hasil dilakukan dengan ketentuan menurut Dahlan (2011) sebagai berikut: 1) Apabila nilai p<0,05, maka terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji. 2) Apabila nilai p>0,05, maka tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji. Tabel 3.2. Kekuatan Korelasi Nilai Kekuatan Korelasi 0,00 0,199 Sangat lemah 0,20 0,399 Lemah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat kuat Sumber: Dahlan (2011) Arah korelasi positif (+) menunjukkan searah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya. Arah korelasi negatif ( ) menunjukkan berlawanan arah, semakin besar nilai variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya.