BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena globalisasi dalam bidang ekonomi di dunia menyebabkan perubahan pola perdagangan di dunia. Perdagangan merupakan hal penting yang dilakukan oleh setiap negara karena dalam perkembangannya dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi. Perdagangan dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara menjual barang dan jasa sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keuntungan dalam pedagangan tidak hanya dari dalam negara sendiri, namun juga lewat perdagangan internasional. Perdagangan internasional mempunyai gagasan dasar tentang keuntungan perdagangan (gains from trade) yaitu, apabila suatu negara menjual barang dan jasa ke negara lain, maka manfaat atau keuntungannya hampir pasti akan diperoleh oleh kedua belah pihak. Dengan adanya perdangangan internasional, masyarakat dapat menghasilkan produk terbaik serta mengkonsumsi beragam produk barang dan jasa yang dihasilkan di seluruh dunia serta adanya kecenderungan ke arah spesialisasi dalam produksi barang yang memiliki keunggulan komparatif (Krugman, Obstfeld & Melitz, 2012). Pengaruh penting dari adanya perdagangan internasional adalah meningkatnya sumber pendapatan bagi negara melalui peningkatan volume dan nilai ekpor serta adanya biaya yang dikenakan pada barang impor. Ekspor 1
memiliki peran penting dalam proses pertumbuhan ekonomi suatu negara. Meningkatnya volume ekspor maka akan meningkatkan cadangan devisa sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Gambar 1.1 Nilai dan Volume Ekspor Indonesia Tahun 2005-2015 Sumber: Laporan Ekspor Badan Pusat Statistik (2017), diolah penulis Peranan ekspor terhadap pertumbuhan dapat dilihat pada gambar 1.1. Nilai ekspor pada tahun 2005-2008 mengalami peningkatan. Peningkatan total nilai ekspor pada tahun 2008 disebabkan oleh meningkatnya ekspor migas sebesar 31,1 persen dari 22,09 miliar US$ menjadi 28,96 miliar US$. Sementara nilai ekspor non migas meningkat 17,2 persen, dari 92,01 miliar US$ menjadi 107,80 miliar US$, melampaui target pemerintah yang sebesar 14,5%. Namun pertumbuhan ekspor pada tahun 2009 mengalami penurunan akibat terjadinya krisis finansial global pada akhir tahun 2008 yang mempengaruhi turunnya permintaan produk di pasar internasional sehingga menyebabkan turunnya nilai ekspor. Kemudian nilai ekspor kembali meningkat pada tahun 2010 dan 2011 yang mana pada tahun 2011 2
nilai ekspor Indonesia mencapai lebih dari 200 miliar US$ sehingga Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar 26,3 miliar US$. Berarti masyarakat luar negeri masih percaya dan menyukai produk Indonesia. Hal ini juga dikarenakan kontribusi lebih dari sektor pertambangan dan perikanan. Pencapaian yang tinggi ini tidak berlangsung lama karena nilai ekspor kembali menurun secara konstan selama periode 2012-2015. Padahal, volume ekspor pada periode tersebut mengalami peningkatan pesat sampai tahun 2013, namun kembali menurun pada tahun 2014 dan 2015. Turunnya nilai ekspor sepanjang periode tesebut mengindikasikan murahnya harga komoditas ekspor Indonesia. 3
Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Indonesia (Migas dan Non Migas) Periode 2006-2016 Tahun Ekspor (juta US$) Impor (juta US$) Surplus/Defisit 2006 100.798,60 61.065,50 39.773,10 2007 114.100,90 74.473,40 39.627,50 2008 137.020,40 129.197,30 7.823,10 2009 116.510,00 96.829,20 19.680,80 2010 157.779,10 135.663,30 22.115,80 2011 203.496,60 177.435,60 26.061,00 2012 190.020,30 191.689,50-1.669,20 2013 182.551,80 186.628,70-4.076,90 2014 175.980,80 178.178,80-2.198,00 2015 150.366,3 142.695,6 7.670,7 2016 145.186,2 135.652,9 9.533,3 Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia (2017), diolah penulis Neraca perdagangan Indonesia surplus pada tahun 2006 sampai 2011, namun pada tahun 2012 neraca perdagangan mulai berada pada kondisi defisit. Defisitnya neraca karena nilai impor yang lebih besar daripada nilai ekspor ini dipicu oleh adanya penurunan beberapa harga komoditi serta meningkatnya nilai impor migas, dimana pada tahun 2011 impor migas adalah sebesar 40,7 miliar US$ dan menurun menjadi 42,25 miliar US$ pada tahun 2012. Pada tahun 2013, 4
neraca perdagangan kembali defisit hingga 4,07 miliar US$, lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Impor pada sektor migas yang tinggi menjadi peran defisitnya neraca perdagangan dengan nilai sebesar 45,26 miliar US$. Kemudian pada tahun 2014 neraca perdagangan masih mengalami defisit sebesar 2,19 miliar US$ dengan impor migas yang tinggi dengan nilai 43,59 miliar US$. Setelah tiga tahun mengalami defisit, akhirnya pada tahun 2015 neraca perdagangan kembali surplus sebesar 7,67 miliar US$. Perbaikan neraca perdagangan didorong turunnya defisit impor migas menjadi 24,61 miliar US$ pada tahun 2015 dan meningkatnya surplus ekspor nonmigas. Pada tahun 2016 neraca perdagangan mengalami peningkatan menjadi sebesar 9,53 miliar US$. 5
Gambar 1.2 Ekspor Indonesia Berdasarkan Kawasan 2005-2015 dalam Juta US$ Sumber: Badan Pusat Statistika, diolah penulis (2017) Ekspor Indonesia berdasarkan tujuan kawasan dari negara partner dagang Indonesia menunjukkan bahwa ekspor Indonesia didominasi ke negara Asia Lainnya dan kawasan ASEAN. Hal tersebut ditunjukkan ddalam gambar 1.1.2 dimana ekspor Indonesia ke kawasan ASEAN pada tahun 2015 mencapai 33.577 juta US$ dan kawasan Asia Lainnya mencapai 139,941 US$. Trend penurunan pada 2009 terjadi karena adanya krisis finansial global dan trend penurunan pada 2011-2014 terjadi akibat turunnya permintaan global karena adanya perlambatan 6
ekonomi global terutama dari negara-negara tujuan ekspor Indonesia, seperti kawasan ASEAN dan Asia Lainnya. Sementara itu untuk kawasan Afrika, Australia dan Oceania, NAFTA, Amerika Lainnya serta Uni Eropa pertumbuhan ekspor Indonesia tercatat tidak begitu mengalami perubahan proporsi seperti kawasan ASEAN dan Asia Timur. Salah satu bentuk perdagangan bebas di dunia adalah Association of South East Asia Nation atau ASEAN. ASEAN merupakan organisasi antar negara yang berada di kawasan Asia Tenggara yang dibentuk untuk kerjasama politik, ekonomi, stabilitas regional, dan lain sebagainya. Awal mula berdirinya ASEAN yaitu pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh 5 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand, disusul Brunei Darrussalam pada tahun 1984, Vietnam pada tahun 1995, Laos dan Myanmar pada 1997, dan Kamboja pada tahun 1999 sehingga total negara anggota ASEAN berjumlah sepuluh negara. 7
Gambar 1.3 Total Ekspor Negara Anggota ASEAN 2006-2016 dalam Juta US$ Sumber: Badan Pusat Statistika, diolah penulis (2017) Dilihat dari gambar 1.3 tentang total ekspor negara anggota ASEAN pada periode 2006-2016 bahwa ekspor dari setiap negara mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2009 dan 2015. Penurunan pada tahun 2009 terjadi karena krisis finansial global yang tidak hanya berdampak pada ekspor negara Indonesia, namun hampir semua negara anggota ASEAN pun merasakan dampaknya. Sedangkan penurunan pada beberapa negara di tahun 2015 terjadi karena merosotnya harga minyak dan komoditas, serta menurunnya pertumbuhan ekonomi pada negara yang menjadi mitra dagang utama ASEAN seperti China. 8
1.2 Rumusan Masalah Perdagangan internasional dapat membawa dampak integritas ekonomi yang saling bekerjasama antar negara untuk mencari keuntungan. Hubungan perdagangan Indonesia dengan negara-negara lain, salah satunya dengan adanya kerjasama antar negara seperti kawasan ASEAN, dapat menunjukkan kontribusi yang diinginkan untuk pembangunan negara. Hal tersebut ditunjukkan pada neraca perdagangan. Namun neraca perdagangan Indonesia sempat mengalami fluktuasi. Bahkan pada tahun 2012-2014 posisi neraca perdagangan Indonesia adalah defisit. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan pernyataan penelitian di atas, maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: faktor-faktor apa saja yang menentukan ekspor Indonesia dengan ASEAN? 1.4 Batasan Penelitian Sehubungan dengan maksud dan latar belakang dari penelitian ini, maka penelitian ini memiliki batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Negara yang dilibatkan pada penelitian ini adalah Indonesia dengan negara di kawasan ASEAN yaitu negara Brunei Darussalam, Kamboja, Malaysia, Laos, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Myanmar. Tahun yang digunakan pada penelitian ini adalah tahun 2000-2016. 9
1.5 Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor GDP per kapita, total ekspor, total impor, Real Effective Exchange Rate (REER), laju inflasi, dan jarak dapat mempengaruhi nilai ekspor Indonesia dengan negara anggota ASEAN pada periode 2000-2016. 1.6 Manfaat Penelitian 1. Menjadi pertimbangan dalam meningkatkan kinerja ekspor Indonesia sebagai salah satu pendorong perekonomian Indonesia. 2. Menjadi salah satu pertimbangan bagi pembuat kebijakan dalam meningkatkan kinerja ekspor Indonesia. 3. Melengkapi dan memperkaya referensi literatur untuk penelitian selanjutnya. 1.7 Metodologi Data dan Penelitian Penulis menggunakan data sekunder dimana rentang waktu yang peneliti ambil adalah selama enam belas tahun dimulai dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2016. Sedangkan cakupan negara yang akan diteliti adalah ekspor Indonesia dengan negara anggota kawasan ASEAN. Analisis ekspor Indonesia di kawasan ASEAN mengunakan variabel dependen berupa nilai ekspor dan variabel independennya berupa, total ekspor, total impor, Real Effective Exchange Rate (REER), laju inflasi, dan jarak. Penelitian ini mengunakan data panel yang merupakan paduan dari data cross 10
section dengan data time series. Metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi model regresi data panel ada tiga, yaitu: 1. Estimasi dengan Pooled Least Suare 2. Estimasi dengan Model Fixed Effect 3. Estimasi dengan Model Random Effect Untuk menentukan model data panel dapat dilakukan tiga macam uji sebagai berikut: 1. Uji Chow (Pooled Least Square vs Fixed Effect) 2. Uji Lagrange Multiplier (Pooled Leastt Square vs Random Effect) 3. Uji Hausman (Fixed Effect vs Random Effect) 1.8 Sistematika Penelitian Sistematika penulisan dalam penelitian akan terdiri dari lima bab yang akan penulis sajikan sebagai berikut: 1. BAB I: Pendahuluan BAB ini akan menguraikan mengenai pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode analisis data dan sistematika penulisan. 2. BAB II: Landasan Teori BAB II akan menjelaskan uraian yang bersifat teoritis yang merupakan dasar pemikiran konseptual dan hasil studi empiris sebelumnya yang membahas topik permasalahan yang sama di dalamnya. 11
3. BAB III: Metodologi Penelitian BAB III akan menguraikan sumber dan teknik pengumpulan data yang digunakan, latar belakang pemilihan alat analisis, alat analisis yang digunakan dalam penelitian, dan definisi variabel operasional secara detail. 4. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB IV akan menjelaskan deskripsi variabel, model penelitian, alat analisis, hasil analisis data mengenai faktor yang mempengaruhi ekspor Indonesia di kawasan ASEAN. 5. BAB V: Kesimpulan dan Saran BAB V akan merangkum penemuan utama studi ini dan menarik kesimpulan serta memberikan saran untuk perbaikan kinerja ekspor Indonesia. 12