pokok sendiri-sendiri untuk tiap pesanan/produk yang dibuat.

dokumen-dokumen yang mirip
METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

langsung Biaya Tenaga kerja

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN)

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

HARGA POKOK TAKSIRAN

BAB IX METODE HARGA POKOK PESANAN

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING ATAU JOB COSTING)

MET ME ODE P ODE ENOU EN MP OU ULAN U LAN HAROA POKOK

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA

METODE HARGA POKOK PESANAN

Sistem Akuntansi Biaya

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI MANAJEMEN PREPARED BY YULI KURNIAWATI

SISTEM AKUNTANSI BIAYA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

BIAYA OVERHEAD PABRIK

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

Pert 4. Team Teaching

Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yg didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya.

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA PERUSAHAAN SOUN CAP KETELA MAS TAMBAK. Dwi Suprajitno.

MODUL I AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VIII AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB II BAHAN RUJUKAN

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG. OLEH Ruly Wiliandri

PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh Hartinah dan Kaslani (2011);

contoh soal akuntansi perusahaan dagang

AKUNTANSI BIAYA KA2083. Modul Praktek. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 2 BEBAN POKOK PRODUKSI PESANAN (JOB ORDER COSTING)

AKUNTANSI BIAYA VARIABLE COSTING DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING) DAN METODE HARGA POKOK PROSES ( PROCESS COSTING)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pert 12. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nama Akun: Kas No. Akun: 111

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

MODUL II TEKNIK ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI MAKE TO STOCK (MTS)

HARGA POKOK PESANAN. Kasus:

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG

Akuntansi Biaya. Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Pertemuan II 9/18/2012. Persamaan Dasar Akuntansi. Persamaan Dasar Akuntansi. Persamaan Dasar Akuntansi. Status awal: A = U + M

SISTEM BIAYA TAKSIRAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN SISTEM BIAYA TAKSIRAN Pengertian Sistem Biaya Taksiran Sistem biaya taksiran adalah salah satu harga

Sistem Kos Pekerjaan-Order

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan

Modul ke: COST ACCOUNTING JOB ORDER COSTING. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi.

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA

HARGA POKOK PROSES. Kasus:

Akuntansi Biaya Job Order Costing

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

MAKALAH BIAYA BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING)

PERUSAHAAN MAJU MAKMUR NERACA SALDO PER 31 MEI 2013

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

Akuntansi Biaya. Cost System and Cost Accumulation. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA

= $ = $9 = $4 = 50% = $3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

27/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc POSISI DI DALAM TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG PRODUSEN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian.

LATIHAN SOAL AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK HARGA POKOK PESANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI SOAL KASUS METODE HARGA POKOK PESANAN PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

Latihan Soal Akuntansi Biaya & Praktek (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Transkripsi:

Uraian Materi A. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan Secara umum, ada dua macam penghitungan harga pokok yang diterapkan pada perusahaan manufaktur yaitu harga pokok pesanan dan harga pokok proses. Metode harga pokok pesanan banyak digunakan oleh perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis produk, sehingga produk yang dikerjakan beragam, baik segi model, ukuran maupun mutunya. Metode harga pokok pesanan menghitung/mengumpulkan biaya produksi untuk pesanan tertentu setelah produk selesai dikerjakan. Harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Pengumpulan biaya harga pokok untuk setiap jenis dicatat dalam kartu harga pokok pesanan. Adapun karakteristik metode pengumpulan biaya produksi berdasarkan harga pokok pesanan adalah sebagai berikut: 1. Pengguna Metode Harga Pokok Pesanan Metode harga pokok pesanan digunakan oleh perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk (tipe, ukuran dan mutu) sesuai dengan spesifikasi pemesan. Setiap produk/pesanan biayanya dihitung secara individual, oleh karenanya dibuatkan kartu harga pokok sendiri-sendiri untuk tiap pesanan/produk yang dibuat. 2. Penggolongan Biaya Produksi Biaya produksi dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya produk langsung (biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja) dan biaya tak langsung (biaya overhead pabrik). 3. Pembebanan/Perhitungan Biaya Produksi Biaya produksi langsung diperhitungkan/dibebankan kepada produk berdasarkan jumlah yang sesungguhnya terjadi. Dan biaya produksi tak langsung dibebankan atas dasar tarif yang ditentukan di muka, bukan berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi. 4. Waktu Perhitungan Harga Pokok Pesanan Harga pokok produksi dihitung setelah produk selesai dikerjakan. Biaya per satuan produk dihitung dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah pesanan yang bersangkutan. 1

B. Manfaat Informasi Harga Pokok Produk per Pesanan Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk: 1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan Harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Rumus untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan adalah sebagai berikut: Taksiran biaya produksi untuk pesanan Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada pemesan Taksiran total biaya pesanan Laba yang diinginkan Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan 2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan Jika harga jual produk yang dipesan oleh pemesan telah terbentuk di pasar, maka keputusan yang perlu diambil manajemen adalah menerima atau menolak pesanan. Untuk mengambil keputusan tersebut, manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima tersebut. Informasi total harga pokok pesanan membantu manajemen memastikan agar saat menerima pesanan perusahaan memperoleh keuntungan dan terhindar dari kerugian. Total harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya sebagai ini: Biaya bahan baku sesungguhnya Biaya tenaga kerja sesungguhnya Taksiran biaya overhead pabrik Total biaya produksi sesungguhnya 2

Pesanan dibebani dengan biaya overhead pabrik menurut tarif yang ditentukan di muka (berupa taksiran) karena harga pokok pesanan harus dihitung saat pesanan selesai, padahal tidak semua biaya overhead pabrik dapat dihitung pada saat itu. 3. Menghitung laba atau rugi bruto tiap pesanan Manajemen menggunakan metode harga pokok pesanan untuk mengumpulkan informasi mengenai biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu sehingga kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba bruto atau rugi bruto dapat diketahui. Laba atau rugi bruto dihitung tiap pesanan yang terdapat dalam rumus sebagai berikut: Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Biaya produksi pesanan tertentu: Biaya bahan baku sesungguhnya Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Taksiran biaya overhead pabrik Total biaya produksi sesungguhnya () Laba Bruto 4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyajikan catatan biaya produksi tiap pesanan. Berdasarkan catatan biaya produksi, manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi, namun pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan, sebagai harga pokok persediaan produk jadi. Di samping itu, manajemen dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses. 3

C. Arus Biaya dalam Metode Harga Pokok Pesanan Berikut ini adalah arus atau aliran biaya produksi dalam metode harga pokok pesanan: Gambar 3. 1 Arus biaya produksi metode harga pokok pesanan Sediaan bahan baku Sediaan barang dalam proses Gaji dan upah Barang dalam proses Sediaan produk jadi Biaya overhead pabrik HPP Ikhtisar laba rugi Penjualan Keterangan: 1. Bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang digunakan/dipakai dalam proses produksi, dicatat debet akun Barang Dalam Proses. 2. Harga pokok produk yang selesai diproses, dari akun Barang Dalam Proses dipindahkan ke dalam akun Persediaan Produk Jadi. 3. Harga pokok barang yang belum selesai diproses pada akhir periode dipindahkan dari akun Barang Dalam Proses ke dalam akun Persediaan Barang Dalam Proses. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan pada saat penyusunan neraca. 4. Harga pokok produk yang dijual, dipindahkan dari akun Persediaan Produk Jadi ke dalam akun Harga Pokok Penjualan (pencatatan sistem perpetual). 5. Harga pokok barang yang dijual dalam suatu periode, dipidahkan dari akun Harga Pokok Penjualan ke dalam akun Ikhtisar Laba Rugi. 4

D. Jenis-jenis Transaksi dalam Harga Pokok Pesanan Jenis-jenis transaksi dalam Harga Pokok Pesanan antara lain: 1. Penghitungan dan pencatatan Biaya Bahan Baku dan bahan penolong 2. Penghitungan dan pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung 3. Penghitungan dan pencatatan Biaya Overhead Pabrik 4. Penghitungan dan pencatatan Harga Pokok Produk Selesai 5. Penghitungan dan pencatatan Harga Pokok Barang dalam Proses akhir periode 6. Pencatatan harga pokok produk yang dijual 7. Pencatatan pendapatan penjualan produk Perhatikan contoh mengenai penggunaan metode harga pokok pesanan berikut ini! PT. Aman bergerak di bidang usaha percetakan. Produk dibuat berdasarkan pesanan dari pelanggan sesuai dengan spesifikasi yang mereka minta. Pada bulan Oktober 2017, PT. Aman memperoleh dua buah pesanan dari pelanggannya: 1. Pesanan cetak kalender sebanyak 1.500 unit seharga @Rp10.000,00 dari PT. Mantap, selanjutnya disebut Pesanan #111 2. Pesanan cetak brosur iklan sebanyak 24.000 unit seharga @Rp2.500,00 dari PT. Jaya, selanjutnya disebut Pesanan #222 Berikut ini adalah kegiatan produksi dan kegiatan lain yang dilakukan untuk memenuhi kedua pesanan tersebut. 1. Perhitungan dan Pencatatan Biaya Bahan Baku a. Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong Bahan baku: Kertas A Kertas B Tinta X Tinta Y Jumlah bahan baku yang dibeli Bahan penolong: Bahan penolong 1 Bahan penolong 2 Jumlah bahan penolong yang dibeli 5 100 rim @Rp20.000 20 roll @Rp750.000 10 kg @Rp150.000 45 kg @80.000 15 kg @25.000 80 kg @15.000 Rp2.000.000 Rp15.000.000 Rp1.500.000 Rp3.600.000 Rp22.100.000 Rp375.000 Rp1.200.000 Rp1.575.000 Pembelian bahan baku dan bahan penolong tersebut dicatat ke dalam jurnal berikut.

Persediaan bahan baku Persediaan bahan penolong Utang dagang Rp22.100.000 Rp1.575.000 Rp23.675.000 b. Pemakaian Bahan Baku dan bahan penolong Berikut ini adalah pemakaian bahan baku untuk masing-masing pesanan #111 dan pesanan #222 Bahan baku Pesanan #111: Kertas A Tinta X Jumlah bahan baku pesanan #111 Bahan baku Pesanan #222: Kertas B Tinta Y Jumlah bahan baku pesanan #222 Jumlah bahan baku yang dipakai 100 rim @Rp20.000 10 kg @Rp150.000 20 roll @Rp750.000 45 kg @80.000 Rp2.000.000 Rp1.500.000 Rp3.500.000 Rp15.000.000 Rp3.600.000 Rp18.600.000 Rp22.100.000 Atas dasar dokumen bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, pemakaian bahan baku dicatat dengan mendebet rekening Barang Dalam Proses dan mengkredit rekening Persediaan Bahan Baku. Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat pemakaian bahan baku adalah: Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Rp22.100.000 Persediaan bahan baku Rp22.100.000 Dalam memproses kedua pesanan tersebut, perusahaan menggunakan bahan penolong berikut ini. Bahan penolong 1 Bahan penolong 2 Jumlah bahan penolong yang dipakai 15 kg @25.000 80 kg @15.000 Rp375.000 Rp1.200.000 Rp1.575.000 Dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi tidak langsung dipisahkan dari biaya produksi langsung. Oleh karenanya, bahan penolong yang merupakan komponen biaya produksi tidak langsung dicatat pemakaiannya dengan mendebet rekening Biaya Overhead Sesungguhnya dan mengkredit rekening Persediaan Bahan Penolong. Rekening Barang Dalam Proses hanya didebet untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. 6

Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan penolong adalah sebagai berikut: Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp1.575.000 Persediaan Bahan Penolong Rp1.575.000 2. Perhitungan dan Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung Data produksi menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja yang dikeluarkan perusahaan adalah sebagai berikut: Upah langsung untuk pesanan #111 Upah langsung untuk pesanan #222 Upah tidak langsung Jumlah upah Gaji karyawan administrasi & umum Gaji karyawan pemasaran Jumlah gaji Jumlah biaya tenaga kerja 250 jam @15.000 900 jam @Rp15.000 Rp13.500.000 Rp4.500.000 Rp21.750.000 Rp7.500.000 Rp9.000.000 Rp16.500.000 Rp38.250.000 Selanjutnya, pencatatan biaya tenaga kerja dilakukan sebagai berikut. a. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan Dengan menggunakan daftar gaji dan upah yang dibuat, jurnal berikut ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan. Gaji dan Upah Rp38.250.000 Utang gaji dan upah Rp38.250.000 b. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja terdiri dari beberapa unsur biaya yang didistribusikan sebagai berikut: 1) Biaya tenaga kerja langsung Biaya ini dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan dengan mendebit rekening Barang dalam Proses dan mencatatnya dalam Kartu Harga Pokok Pesanan yang bersangkutan. 2) Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya ini merupakan unsur biaya produksi tidak langsung sehingga dicatat sebagai biaya overhead pabrik dan didebit dalam rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. 7

3) Biaya non-produksi Biaya ini merupakan unsur biaya non-produksi dan dibebankan ke dalam rekening Biaya Administrasi dan Umum serta rekening Biaya Pemasaran. Berikut ini adalah jurnal distribusi biaya tenaga kerja yang dapat dibuat: Biaya Dalam Proses - Biaya TKL Rp17.250.000 Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp4.500.000 Biaya Administrasi dan Umum Rp7.500.000 Biaya pemasaran Rp9.000.000 Gaji dan Upah Rp38.250.000 c. Pencatatan pembayaran gaji dan upah Gaji dan upah yang sudah dibayarkan akan dicatat ke dalam jurnal berikut. Utang gaji dan upah Rp38.250.000.000 Kas Rp38.250.000.000 3. Penghitungan dan pencatatan Biaya Overhead Pabrik Dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik tidak dicatat berdasarkan tarif overhead pabrik yang sesungguhnya, tetapi dicatat berdasarkan pembebanan biaya overhead pabrik dengan tarif yang ditentukan di muka. Tarif biaya overhead ini ditentukan di awal tahun berdasarkan angka anggaran biaya overhead pabrik. Pembebanan biaya overhead pabrik dilakukan mendebit rekening Barang Dalam proses dan mengkredit rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dicatat dengan mendebit rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Secara periodik, biaya overhead pabrik yang dibebankan akan dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dan dihitung selisihnya. Perbandingan ini dilakukan dengan menutup rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan kepada rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Dalam kasus PT. Aman, biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif sebesar 125% dari biaya tenaga kerja langsung. Dengan demikian, biaya overhead pabrik yang dibebankan pada pesanan dihitung sebagai berikut: 8

Pesanan #111 Pesanan #222 Jumlah biaya overhead yang dibebankan 125% x 125% x Rp13.500.000 Rp4.687.500 Rp16.875.000 Rp21.562.500 Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik kepada dua pesanan adalah: Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik Rp21.562.500 Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Rp21.562.500 E. Kartu Harga Pokok Pesanan Berdasarkan hasil perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dibebankan di atas, kita dapat menyusun Kartu Harga Pokok (Job Order Cost Sheet). Kartu harga pokok ini berfungsi sebagai buku pembantu biaya untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan. Kartu harga pokok pesanan memuat informasi mengenai pesanan yang bersangkutan sebagai berikut: a. Informasi umum, seperti: nama pemesan, jenis produk yang dipesan, jumlah pesanan, tanggal pesanan dimulai, tanggal pesanan selesai, dan sebagainya. b. Informasi biaya produksi, seperti: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Berikut ini adalah Kartu Harga Pokok untuk Pesanan #111 dan Pesanan #222. Gambar 3. 2 Kartu Harga Pokok Pesanan #111 PT. AMAN No. Pesanan : 111 Pemesan : PT. Mantap KARTU HARGA Jenis produk : Kalender POKOK PESANAN Jumlah : 1.500 unit Tanggal Pesanan : 5 Oktober 20X1 Tanggal Selesai : 25 Oktober 20X1 Keterangan Biaya Produksi BOP Tgl Bahan Baku Tenaga Dibebankan (Rp) Kerja (Rp) (Rp) Jumlah (Rp) Kertas A Rp2.000.000 Rp2.000.000 Tinta X Rp1.500.000 Rp1.500.000 Upah tenaga kerja langsung BOP dibebankan Rp4.687.500 Rp4.687.500 Jumlah Rp3.500.000 Rp4.687.5000 Rp11.937.500 9

Gambar 3. 3 Kartu Harga Pokok Pesanan #222 PT. AMAN No. Pesanan : 222 Pemesan : PT. Jaya KARTU HARGA Jenis produk : Brosur iklan POKOK PESANAN Jumlah : 12.000 unit Tanggal Pesanan : 15 Oktober 20X1 Tanggal Selesai : 5 November 20X1 Keterangan Biaya Produksi Tgl BOP Bahan Baku Tenaga Kerja Dibebankan (Rp) (Rp) (Rp) Jumlah (Rp) Kertas B Rp15.000.000 Rp15.000.000 Tinta Y Rp3.600.000 Rp3.600.000 Upah tenaga kerja langsung Rp13.500.000 Rp13.500.000 BOP dibebankan Rp16.875.000 Rp16.875.000 Jumlah Rp18.600.000 Rp13.500.000 Rp16.875.000 Rp48.975.000 Di akhir periode, diketahui biaya overhead yang sesungguhnya terjadi (selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja tidak langsung) sebagai berikut: Biaya depresiasi mesin Biaya depresiasi gedung pabrik Biaya pemeliharaan mesin Biaya pemeliharaan gedung pabrik Biaya asuransi gedung pabrik Jumlah Rp2.500.000 Rp6.000.000 Rp2.250.000 Rp2.350.000 Rp22.925.000 Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi tesebut adalah Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp22.925.000 Biaya depresiasi mesin Rp2.500.000 Biaya depresiasi gedung pabrik Rp6.000.000 Biaya pemeliharaan mesin Rp2.250.000 Biaya pemeliharaan gedung pabrik Biaya asuransi gedung pabrik Rp2.350.000 Selanjutnya, saldo rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke biaya overhead pabrik yang sesungguhnya untuk mengetahui apakah terjadi selisih antara keduanya. Jurnal penutup yang dibuat adalah: 10

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp21.562.500 Rp21.562.500 Selisih antara saldo rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan kepada produk ditentukan dengan menghitung saldo rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya depresiasi mesin Biaya depresiasi gedung pabrik Biaya pemeliharaan mesin Biaya pemeliharaan gedung pabrik Biaya asuransi gedung pabrik Biaya overhead pabrik yang dibebankan Selisih biaya overhead pabrik Debit Rp1.575.000 Rp4.500.000 Rp2.500.000 Rp6.000.000 Rp2.250.000 Rp2.350.000 Rp1.362.500 Kredit Rp21.562.500 Dari perhitungan di atas terlihat bahwa terjadi selisih pembebanan kurang (under-applied) sehingga jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut. Selisih Biaya Overhead Pabrik Rp1.362.500 Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp1.362.500 4. Penghitungan dan pencatatan Harga Pokok Produk Selesai Pesanan yang telah diselesaikan proses produksinya akan ditransfer dari departemen produksi ke bagian gudang. Harga pokok pesanan yang telah jadi ini dapat dihitung dari informasi biaya yang terdapat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Misalnya pesanan #111 telah selesai diproduksi, maka harga pokok pesanannya dapat dihitung sebagai berikut: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik Jumlah harga pokok pesanan Rp3.500.000 Rp4.687.500 Rp11.937.500 11

Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi tersebut. Persediaan Produk Jadi Rp11.937.500 Barang Dalam Proses Biaya Bahan Baku Rp3.500.000 Barang Dalam Proses Biaya TKL Barang Dalam Proses Biaya Overhead Pabrik Rp4.687.500 5. Penghitungan dan pencatatan Harga Pokok Barang dalam Proses Pada akhir periode dimungkinkan adanya pesanan yang belum selesai proses produksinya. Biaya yang telah dikeluarkan untuk pesanan tersebut dapat dilihat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Misalnya pesanan #222 belum selesai pengerjaannya sampai akhir bulan Oktober 20X1, maka jurnal yang dibuat untuk mencatat pesanan yang belum selesai tersebut adalah sebagai berikut: Persediaan Produk Dalam Proses Rp48.975.000 Barang Dalam Proses Biaya Bahan Baku Rp18.600.000 Barang Dalam Proses Biaya TKL Rp13.500.000 Barang Dalam Proses Biaya Overhead Pabrik Rp16.875.000 6. Pencatatan harga pokok produk yang dijual Harga pokok produk yang diserahkan kepada pemesan dicatat dengan mendebit rekening Harga Pokok Penjualan Produk dan mengkredit rekening Persediaan Produk Jadi. Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat harga pokok pesanan #111 yang diserahkan pada PT. Mantap sebagai pemesan. Harga Pokok Penjualan Rp11.937.500 Persediaan Produk Jadi Rp11.937.500 7. Pencatatan pendapatan penjualan produk Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk dicatat dengan mendebit rekening Piutang Dagang atau Kas dan mengkredit rekening Pendapatan Penjualan. Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat harga pokok pesanan #111 berupa pesanan kalender sebanyak 1.500 unit dengan harga Rp10.000/unit dan diserahkan pada PT. Mantap sebagai pemesan. Piutang Dagang Rp15.000.000 Pendapatan Penjualan Rp15.000.000 12

Dengan melihat data harga pokok penjualan dan pendapatan penjualan di atas, maka laba kotor untuk pesanan #111 dihitung sebagai berikut: Pendapatan penjualan Biaya produksi: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik Rp3.5000.000 Rp.4.687.500 Rp15.000.000 (Rp11.937.500) Laba kotor pesanan Rp 3.062.500 13