5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Armada payang 1. Jumlah Armada payang Jumlah armada payang pada periode 2004-2008 mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2004 hingga 2006 mengalami kenaikan namun pada tahun 2006 hingga 2008 jumlah armada payang mengalami penurunan. Pada tahun 2006 jumlah armada payang mencapai 166 unit dan merupakan salah satu armada dominan yang ada di PPN Palabuhanratu, pada tahun berikutnya jumlah armada payang menurun hingga 45 unit pada tahun 2008. Berikut perkembangan jumlah armada payang periode 2004-2008. Jumlah Armada (unit) 175 150 125 100 75 Perkembangan Jumlah Armada Payang di PPN Palabuhanratu Linear Trend Model Yt = 121-3*t Variable Actual Fits Accuracy Measures MAPE 49,20 MAD 41,60 MSD 2034,80 50 2004 2005 2006 Tahun 2007 2008 Gambar 6 Trend jumlah armada payang di PPN Palabuhanratu, periode tahun 2004-2008 Berdasarkan data jumlah armada payang di PPN Palabuhanratu pada periode tahun 2004-2008 dapat diketahui kecenderungan garis trend jumlah armada semakin menurun. Kecenderungan tersebut terlihat dari persamaan Yt = 121-3t (Yt = jumlah armada pada tahun ke t), yang artinya bahwa terjadi penurunan jumlah armada sebesar 3 unit setiap tahunnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan, terjadinya penurunan ini disebabkan karena banyak nelayan pemilik yang tidak memiliki modal untuk melaut sehingga akhirnya
36 bangkrut. Terjadinya penurunan jumlah armada payang juga diduga diakibatkan pelayanan logistik yang diberikan oleh pihak PPN Palabuhanratu selama ini tidak dapat dinikmati oleh nelayan payang, dikarenakan PPN Palabuhanratu merupakan salah satu tipe pelabuhan perikanan menurut klasifikasi masuk dalam tipe B. Untuk pelabuhan perikanan tipe B, dimana daya tampung pelabuhan ini untuk menampung kapal-kapal berukuran lebih dari 30 GT. Apabila PPN Palabuhanratu akan beralih menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS), maka perlu mendapat perhatian baik oleh pihak pelabuhan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengenai keberadaan armada payang di pelabuhan ini, termasuk pelayanan terhadapnya (pelayanan kebutuhan logistik, pelayanan pendaratan hasil tangkapan dan sebagainya). Berikut disajikan tabel proyeksi jumlah armada payang 5 tahun selanjutnya (2010-2014). Tabel 8 Proyeksi Jumlah Armada payang di PPN Palabuhanratu tahun 2010-2014 Tahun Proyeksi Jumlah Armada payang (unit) 2010 100 2011 97 2012 94 2013 91 2014 88 Telah didapatkan hasil proyeksi jumlah armada payang tahun 2010-2014, dengan menggunakan persamaan Yt = 121-3t. Penurunan jumlah armada payang diduga akan terus terjadi hingga tahun 2014 dimana jumlah armada payang hasil proyeksi saat itu adalah 88 unit. Hal ini selaras dengan pernyataan Mahyuddin (2007) bahwa PPN Palabuhanratu tidak mengakomodir kapal-kapal berukuran 5-10 GT, melainkan diatur dan diarahkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mendarat di tempat pendaratan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cisolok yang berjarak 11 km dari Palabuhanratu dan pendaratan pantai (beach landing) untuk kapal-kapal kincang (congkreng) ukuran <5 GT yang akan dibangun di Selatan PPN Palabuhanratu.
37 2. Jumlah Hasil Tangkapan Armada payang Dalam 5 tahun terakhir yaitu tahun 2004-2008 kondisi hasil tangkapan payang cenderung menurun sesudah terjadi peningkatan yang cukup besar pada tahun 2005. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 7 dibawah ini. 300.000 Jum lah Produksi ( K g) 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 0 2004 2005 2006 2007 2008 Tahun Gambar 7 Jumlah Hasil Tangkapan Armada payang Pada Periode 2004-2008 Hal diatas diduga disebabkan oleh jumlah armada payang yang juga terus menurun sehingga produksi ikan dari armada payang juga mengalami penurunan. Jumlah hasil tangkapan yang didaratkan akan berbanding lurus dengan jumlah armada penangkapan. Menurut Sumiayati (2008), nelayan PPN Palabuhanratu yang didominasi oleh nelayan tradisional maka akan terbentur pada keterbatasan modal sehingga nelayan akan sulit untuk mendapatkan kebutuhan logistik yang menimbulkan kendala bagi nelayan untuk melaut. Keadaan tersebut membuat nelayan pemilik payang tidak bisa melaut atau terkadang saat melaut tidak mendapatkan hasil tangkapan yang memadai sehingga jumlah hasil tangkapan pun ikut menurun. 3. Kebutuhan Logistik Armada payang dan Fasilitas yang Terkait Kebutuhan logistik seperti air bersih, es balok dan BBM untuk nelayan payang didapatkan dari luar PPN Palabuhanratu dimana nelayan pemilik menyediakan semua kebutuhan melaut tersebut.
38 Untuk kebutuhan air bersih, nelayan payang per unit penangkapan hanya menggunakan air galon dengan kapasitas 19 liter; untuk satu trip yang digunakan hanya untuk keperluan minum. Dalam sebulan nelayan payang melakukan operasi penangkapan rata-rata 25 hari, sehingga dalam sebulan dibutuhkan 475 liter air dan dalam setahun kebutuhan air untuk nelayan payang sebesar 5.700 liter air per unit penangkapan. Kebutuhan air untuk armada payang keseluruhan adalah 256.500 liter air per tahun. Keadaan tersebut belum dapat dipenuhi oleh pihak PPN Palabuhanratu. Untuk mencuci ikan nelayan payang hanya menggunakan air laut dengan alasan kekurangan atau tidak tersedianya air tawar/air bersih untuk armada payang. Kebutuhan es balok nelayan payang diambil dari agen yang menyediakan es balok, karena PPN Palabuhanratu belum memiliki pabrik es sendiri. Keperluan es balok armada payang per trip sebanyak 2-3 balok (per balok = 50 kg), kebutuhan akan es dalam sebulan dengan operasi penangkapan rata-rata 25 hari sebesar 3.750 kg es. Dalam setahun kebutuhan akan es untuk nelayan payang per unit penangkapan sebesar 45.000 kg es, sehingga kebutuhan akan es armada payang secara keseluruhan sebesar 2.025.000 kg es, dengan harga per balok Rp 15.000,-. Harga tersebut didapatkan karena nelayan langsung membeli dari pabrik es yang di salurkan melalui agen es. Kondisi tersebut juga disebabkan karena KUD Mina Mandiri Sinar Laut tidak berjalan. Harga es balok dimana KUD Mina Mandiri Sinar Laut melakukan kemitraan dengan perusahaan swasta yaitu pabrik es Sari Petojo dan Tirta Jaya yang didapat nelayan akan lebih murah, yaitu Rp. 3000,- per balok. Kebutuhan BBM per trip bagi nelayan payang per unit penangkapan ratarata sekitar 7 jerigen bensin dengan masing-masing jerigen berkapasitas 30 liter, sehingga dalam sekali trip dapat menghabiskan maksimal 210 liter bensin. Dalam sebulan nelayan payang melakukan trip rata-rata 25 hari, kebutuhan BBM dalam sebulan sebesar 5.250 liter bensin dan dalam setahun kebutuhan BBM nelayan payang sebesar 63.000 liter bensin per unit penangkapan. Kebutuhan BBM untuk armada payang secara keseluruhan sebesar 2.835.000 liter bensin. Bensin tersebut didapatkan dari SPBU di luar PPN Palabuhanratu karena PPN Palabuhanratu hanya menyediakan bahan bakar solar.
39 Penyediaan kebutuhan logistik dari armada payang didapatkan dari luar PPN Palabuhanratu. Hal tersebut pulalah yang menyebabkan jumlah armada payang dari tahun ke tahun berkurang karena fasiltas di PPN Palabuhanratu belum dapat digunakan oleh nelayan payang. Kebutuhan air bersih PPN Palabuhanratu memiliki tangki air berkapasitas 400 m 3 dan ditunjang dengan instalasi air bersih yang baru, sehingga penyediaan air bersih di PPN Palabuhanratu masih dapat tercukupi. Nelayan payang menggunakan air bersih hanya untuk minum untuk setiap trip-nya. Dalam penyediaan BBM berupa solar, PPN Palabuhanratu bekerjasama dangan pihak lain seperti KUD Mina Mandiri Sinar Laut, PT. Paridi Asyudewi dan PT. Mekartunas Rayasejati, sementara payang menggunakan bahan bakar bensin yang tersedia di SPBU yang terletak di luar lingkungan PPN Palabuhanratu. (a) Kantor KUD Mina Mandiri (b) Dispenser SPDN (c) Tangki BBM Gambar 8 Solar Package Dealer Nelayan (SPDN) KUD Mina Mandiri Sinar Laut (a, b dan c) di PPN Palabuhanratu tahun 2008
40 (a) Kantor PT. Paridi Asudewi (b) Tongkang BBM (c) Truk Tangki Solar Gambar 9 Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBB) PT. Paridi Asyudewi di PPN Palabuhanratu tahun 2008 (a) Kantor PT. Mekartunas Rayasejati (b) Dispenser BBM (c) Tangki BBM Gambar 10 Fasilitas PT. Mekartunas Rayasejati (a, b dan c) di PPN Palabuhanratu tahun 2008
41 Dalam Penyediaan es balok PPN Palabuhanratu belum dapat memproduksi sendiri karena belum memiliki pabrik es, sehingga untuk keperluan es balok masih harus mendatangkan dari pabrik es yang berada diluar lingkungan PPN Palabuhanratu. Pengadaan es balok bekerjasama dengan pabrik es Sari Petojo dan Tirta Jaya, sementara PPN Palabuhanratu memiliki depot es yang dapat digunakan untuk menampung es balok dengan kapasitas 120 balok/hari. 4. Tambat Labuh dan Pendaratan Hasil Tangkapan Armada payang Armada penangkapan ikan dapat dikatakan melakukan kegiatan tambat apabila kapal tersebut bersandar di dermaga untuk melakukan pendaratan hasil tangkapan di pelabuhan perikanan. Armada penangkapan dapat dikatakan melakukan kegiatan berlabuh apabila kapal tersebut bersandar di dermaga untuk beristirahat atau menunggu keberangkatan melaut (Widiastuti, 2003). PPN Palabuhanratu memiliki areal dermaga tambat labuh dengan panjang 509 m (dermaga 1). Guna meningkatkan pelayanan pihak PPN Palabuhanratu membangun dermaga baru (dermaga 2) pada tahun 2002 dengan panjang 410 m. PPN Palabuhanratu saat ini menggunakan dermaga 1 untuk melayani kapal-kapal ukuran <30 GT, sedangkan dermaga 2 digunakan untuk melayani kapal-kapal ukuran >30 GT. Armada payang menggunakan dermaga 1 untuk tambat labuh karena ukuran kapal yang digunakan kurang dari 30 GT. Aktivitas tambat labuh armada payang dilakukan setiap hari karena payang melakukan kegiataan operasi penangkapan pada setiap hari (one day fishing) yang dimulai pada pukul 06.00 pagi sampai pukul 06.00 sore. Semua armada payang menambatkan kapalnya di dermaga 1. Hasil tangkapan armada payang semua didaratkan di dermaga 1 dimana proses pendaratan hasil tangkapan akan dilakukan oleh ABK payang dibantu oleh nelayan yang berada di dermaga. Hasil tangkapan dimasukkan ke dalam blong (drum plastik) dan butuh beberapa orang untuk menariknya dari kapal. Biasanya hasil tangkapan dapat mencapai 1-2 ton atau lebih jika sedang musim puncak, sementara pada saat paceklik atau tidak dalam musim puncak hasil tangkapan yang diperoleh kurang dari 100 kg.
42 Hasil tangkapan payang setelah didaratkan kemudian tidak melalui proses pelelangan karena tidak ada sistem pelelangan ikan di PPN Palabuhanratu. Kondisi keadaan gedung TPI nya sendiri sedang dalam perbaikan menuju TPI yang sesuai standar. Tidak berfungsinya TPI Palabuhanratu secara optimal pada dasarnya diakibatkan oleh tidak berjalannya KUD Mina Mandiri Sinar Laut. Banyak faktor yang menjadi alasan ketidakberfungsian KUD Mina Mandiri Sinar Laut, salah satunya adalah keterbatasan dana yang tersedia. Dana ini seharusnya diperoleh dari melalui simpanan-simpanan yang harus dibayar oleh anggota koperasi dan biaya retribusi yang dikenakan pada nelayan. Dana inilah yang digunakan untuk pembayaran gaji bagi pengurus TPI dan biaya operasional TPI Palabuhanratu. Permasalahan ini terjadi karena tidak masuknya biaya retribusi akibat dari lemahnya pengawasan terhadap nelayan dalam penjualan ikan dan kurangnya penegakkan peraturan tentang Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2000 (Sillalahi, 2006 diacu dalam Hardani, 2008). Hasil tangkapan armada payang akan ditampung oleh nelayan pemilik atau taweu dan akan langsung dijual kepada para penjual yang akan menjualnya kepada konsumen. Namun ada pula konsumen yang langsung membeli ikan hasil tangkapan dari nelayan payang. 5.2 Peran Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Terhadap Armada Payang PPN Palabuhanratu tentunya diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi seluruh armada penangkapan yang menggunakan pelabuhan perikanan ini sebagai home basenya, tidak terkecuali armada payang yang menggunakan pelabuhan perikanan ini. Pemanfaatan fasilitas-fasilitas yang ada seharusnya berjalan dengan semestinya sesuai dengan fungsi dari fasilitas-fasilitas tersebut, seperti dalam hal pemenuhan kebutuhan logistik yaitu air bersih, es balok dan BBM dimana untuk kelancaran kegiatan operasi penangkapan kebutuhan logistik tersebut sangat dibutuhkan bagi armada payang, termasuk dalam hal menyediakan kolam tambat labuh dan pendaratan hasil tangkapan.
43 5.2.1 Peran Penyediaan Air Bersih Air Bersih merupakan hal yang harus dipenuhi oleh pihak pelabuhan perikanan, karena akan mempengaruhi kelancaran aktivitas-aktivitas di pelabuhan perikanan yang sebagian besar aktivitasnya membutuhkan air bersih, seperti kebutuhan air minum, memasak bahan makanan, mencuci, kebutuhan bahan baku pabrik es dan kebutuhan tambahan bagi industri pengolahan. Salah satu pengguna air bersih di pelabuhan perikanan adalah nelayan terkait dengan aktivitas penangkapan ikan. Nelayan menggunakan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci pakaian dan peralatan serta membersihkan hasil tangkapan. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis chi kuadrat diperoleh bahwa χ 2 hitung = 0 dan χ 2 tabel = 3,841 ( d.b = 1, dengan selang kepercayaan 95 %), karena χ 2 hitung < daripada χ 2 tabel menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara armada penangkapan payang dengan pelayanan perolehan air bersih di PPN Palabuhanratu (lampiran-6). Air bersih yang diperlukan armada payang digunakan untuk keperluan minum. Air tersebut di dalam galon dengan kapasitas 19 liter per trip. Nelayan payang tidak membawa air bersih untuk keperluan lainnya selain untuk minum. Air bersih yang disediakan oleh PPN Palabuhanratu tidak digunakan oleh armada payang karena armada payang tidak menggunakan air bersih tersebut untuk keperluan seperti membersihkan hasil tangkapan. Dalam penyediaan air bersih PPN Palabuhanratu dapat memenuhi untuk aktivitas operasional di dalam pelabuhan, namun keadaan ini tidak dapat dimanfaatkan oleh nelayan payang, sehingga dalam penyediaan air bersih fasilitas yang ada belum teroptimalkan khususnya bagi pelayanan seluruh armada payang. Tabel 9 Hubungan armada penangkapan dengan pelayanan perolehan air bersih di PPN Palabuhanratu tahun 2009 Armada Penangkapan Pelayanan perolehan air bersih di... PPN P Luar PPN P Jumlah responden (orang) Payang 0 20 20 Non payang 0 14 14 Jumlah 0 34 34 Sumber : data primer, diolah kembali 2009
44 Berdasarkan tabel 9, didapatkan bahwa dari 34 responden nelayan payang maupun nelayan non payang tidak ada yang memanfaatkan air bersih dari PPN Palabuhanratu, hal ini disebabkan karena seluruh nelayan membawa air bersih hanya untuk keperluan minum yang diperolehnya dari luar PPN Palabuhanratu. Hal berbeda di jelaskan oleh Kurniawan (2008) dimana perahu motor tempel seperti payang mengisi kebutuhan air bersih di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus sementara itu untuk armada payang yang berada di PPN Palabuhanratu tidak mengisi kebutuhan air bersihnya di pelabuhan tersebut melainkan membeli dari luar PPN Palabuhanratu. Selanjutnya Kurniawan menjelaskan bahwa jumlah armada payang merupakan jumlah terbesar kedua setelah armada kapal tonda yang berjumlah 291 unit. Dalam satu kali operasi yang dilakukan juga secara one day fishing, dipergunakan 36 liter air bersih untuk konsumsi seluruh anak buah kapal (ABK) dan lain-lain. 5.2.2 Peran Penyediaan Es Balok PPN Palabuhanratu secara teoritis haruslah menyediakan sarana dan prasarana bekal operasi penangkapan ikan, termasuk suplai es. Begitu pula terhadap armada payang. Es merupakan salah satu kebutuhan melaut yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil tangkapan yang akan dipasarkan. Es dinilai cukup efektif sebagai sarana untuk menjaga mutu hasil tangkapan karena penggunaannya yang mudah dan cukup murah bila dibandingkan dengan cara penanganan lainnya. Hasil tangkapan yang ditangani secara benar dengan es akan meningkatkan nilai jualnya kepada konsumen. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis chi kuadrat diperoleh bahwa χ 2 hitung = 0 dan χ 2 tabel = 3,841 (d.b = 1, dengan selang kepercayaan 95 %). Karena χ 2 hitung < daripada χ 2 tabel menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara armada penangkapan payang dengan pelayanan perolehan es balok di PPN Palabuhanratu (lampiran-7). Es yang dipasok di PPN Palabuhanratu bukan berasal dari pabrik es yang terdapat di PPN Palabuhanratu, tetapi es tersebut disuplai dari perusahaan swasta, yaitu pabrik es Tirta Jaya yang berlokasi di Palabuhanratu dan pabrik es Sari Petojo yang berlokasi di Sukabumi. Pabrik es tersebut mempunyai kapasitas
45 suplai sebanyak 1000 balok es per hari. Tabel 10 Hubungan armada penangkapan dengan pelayanan perolehan es balok di PPN Palabuhanaratu tahun 2009 Armada Penangkapan Pelayanan perolehan es balok di... PPN P Luar PPN P Jumlah responden (orang) Payang 0 20 20 Non payang 0 14 14 Jumlah 0 34 34 Sumber : data primer, diolah kembali 2009 Berdasarkan tabel 10 diatas terlihat bahwa dari 34 responden seluruhnya tidak memperoleh kebutuhan es balok dari PPN Palabuhanratu karena PPN Palabuhanratu belum memiliki pabrik es. Seluruh kebutuhan es yang ada di PPN Palabuhanratu disuplai dari pabrik es yang terdapat di luar PPN Palabuhanratu. Harga es balok yang harus dibayar nelayan di PPN Palabuhanratu dengan berat kurang lebih 50 kg adalah Rp 15.000,-. Pabrik es sangat diperlukan di PPN Palabuhanratu karena bila tidak ada maka harga yang didapatkan oleh nelayan lebih mahal diakibatkan adanya biaya tambahan (ongkos kirim) pengangkutan dari pabrik es ke pelabuhan. Keadaan tersebut dikarenakan program kemitraan antara KUD Mandiri Sinar Laut dengan perusahaan pabrik es tidak berjalan. Jika program kemitraan berjalan maka harga es balok yang diperoleh nelayan menjadi Rp. 3000,- per balok, harga ini lebih murah dibandingkan jika nelayan membeli langsung kebutuhan es dari pabrik es yang terdapat di luar lingkungan PPN Palabuhanratu. Dalam penyediaan es balok, PPN Palabuhanratu masih belum dapat memproduksi sendiri sehingga peran sebagai pelabuhan perikanan dalam menyediakan kebutuhan logistik belum teroptimalkan karena belum adanya pabrik es yang terdapat di dalam PPN Palabuhanratu. Kebutuhan es balok dirasakan bukan hanya untuk nelayan payang saja tetapi untuk seluruh nelayan armada penangkapan yang ada di wilayah tersebut. Saat ini PPN Palabuhanratu hanya mempunyai depot es yang dapat menyimpan es setelah dipasok dari pabrik es dan mampu menampung 120 balok/hari. Pada penelitian lain yang dilakukan Panggabean (2008) di PPN Sibolga, Sumatera Utara pelabuhan tersebut memiliki pabrik es yang berada di dalam
46 lingkungan PPN Sibolga. Pelayanan kebutuhan es dilakukan oleh PT. Duta Tangkas Utama dengan kapasitas 1.200 balok/hari. Mekanisme yang dilakukan pun terbilang cepat, dimana nelayan menunggu selama 15 menit hingga es tersebut tiba di kapal. Harga untuk satu balok es adalah Rp 10.000,-/balok, harga tersebut lebih murah dibandingkan jika nelayan harus membeli di luar lingkungan PPN Sibolga dengan harga Rp 14.000,-/balok. Hasil penelitian dari Panggabean menunjukkan dengan kapasitas 1.200 balok/hari, pabrik es dapat memenuhi permintaan nelayan tanpa terjadi kelangkaan. Besarnya jumlah ketersediaan es tersebut menjadikan nelayan puas terhadap pelayanan kebutuhan es di PPN Sibolga. 5.2.3 Peran Penyediaan BBM Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis chi kuadrat diperoleh bahwa χ 2 hitung = 1,49 dan χ 2 tabel = 3,841 (d.b = 1, dengan selang kepercayaan 95 %), karena χ 2 hitung < daripada χ 2 tabel menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara armada penangkapan dengan pelayanan perolehan BBM (lampiran-8). Tabel 11 Hubungan armada penangkapan dengan pelayanan perolehan BBM di PPN Palabuhanratu tahun 2009 Armada Penangkapan Pelayanan perolehan BBM di... PPN P Luar PPN P Jumlah responden (orang) Payang 2 18 20 Non payang 0 14 14 Jumlah 2 32 34 Sumber : data primer, diolah kembali 2009 Dari 20 responden nelayan payang, hanya 2 nelayan yang membeli BBM dari PPN Palabuhanratu. Armada payang tersebut memakai solar sebagai bahan bakarnya karena menggunakan kapal motor dengan mesin inboard. Untuk nelayan non payang mereka menggunakan perahu motor tempel yang berbahan bakar bensin, dimana bahan bakar bensin didapatkan dari SPBU yang berada diluar wilayah PPN Palabuhanratu.
47 5.2.4 Peran Penyediaan Kolam Tambat Labuh Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis chi kuadrat diperoleh bahwa χ 2 hitung = 8,72 dan χ 2 tabel = 3,841 (d.b = 1, dengan selang kepercayaan 95 %). Karena χ 2 hitung > daripada χ 2 tabel menunjukkan bahwa ada hubungan antara armada penangkapan dengan pelayanan penyediaan kolam tambat labuh yang disediakan PPN Palabuhanratu (lampiran-9). Tabel 12 Hubungan armada penangkapan dengan tambat labuh di PPN Palabuhanratu tahun 2009 Armada Penangkapan Pelayanan penyediaan kolam tambat labuh PPN P Luar PPN P Jumlah responden (orang) Payang 20 0 20 Non payang 6 8 14 Jumlah 26 8 34 Sumber : data primer, diolah kembali 2009 Dari tabel diatas, 20 responden payang menambatkan armadanya di kolam pelabuhan sementara untuk nelayan non payang 6 responden menambatkan armadanya di kolam pelabuhan dan 8 responden menambatkan armadanya di luar pelabuhan. Armada payang seluruhnya menambatkan kapal mereka di kolam pelabuhan PPN Palabuhanratu, sehingga dalam hal penyediaan kolam tambat labuh PPN Palabuhanratu berperan terhadap armada payang. 5.2.5 Peran Penyediaan Tempat Pendaratan Hasil Tangkapan Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis chi kuadrat diperoleh bahwa χ 2 hitung = 8,72 dan χ 2 tabel = 3,841 (d.b = 1, dengan selang kepercayaan 95 %). Karena χ 2 hitung > daripada χ 2 tabel menunjukkan bahwa ada hubungan antara armada penangkapan dengan pelayanan penyediaan tempat mendaratkan hasil tangkapan yang disediakan PPN Palabuhanratu (lampiran-10).
48 Tabel 13 Hubungan armada penangkapan dengan tempat mendaratkan hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu tahun 2009 Pelayanan penyediaan tempat mendaratkan hasil tangkapan Armada Penangkapan PPN P Luar PPN P Jumlah responden (orang) Payang 20 0 20 Non payang 6 8 14 Jumlah 26 8 34 Sumber : data primer, diolah kembali 2009 Dari tabel diatas terlihat bahwa seluruh responden payang mendaratkan hasil tangkapannya di PPN Palabuhanratu yaitu di dermaga 1, sedangkan untuk nelayan non payang 6 responden mendaratkan hasil tangkapannya di PPN Palabuhanratu, sementara 8 responden tidak mendaratkan hasil tangkapannya di PPN Palabuhanratu.