ANALISIS PERBANDINGAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN MODEL ATLMAN Z-SCORE, MODEL SPRINGATE, DAN MODEL ZMIJEWSKI NAMA : Gatot Triyanto NPM : 23212102 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI
Latar Belakang Pada tahun 2008 krisis ekonomi terjadi dan berpengaruh terhadap negara Indonesia yang masih bergantung terhadap aliran dana dari investor asing. Lalu beberapa tahun kemudian indonesia mengalami guncangan perekonomian khususnya perusahaan subsektor minyak dan gas bumi. Guncangan tersebut disebabkan negara Arab Saudi, Aljazair, Nigeria memasukkan minyak kepasaran Asia bersamaan dengan negara Amerika. Dengan kondisi tersebut terjadi kelebihan minyak sedangkan permintaan sedikit dan menyebabkan harga minyak turun. Lalu lagi ditambah menurunnya nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika dan persaingan negara yang semakin ketat. Dengan kejadian tersebut akan menurunkan volume usaha dan dapat menimbulkan kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan yang terus terjadi dapat menyebabkan kebangkrutan pada perusahaan.
Rumusan Masalah 1. Bagaimana hasil prediksi kebangkrutan model Altman Z-Score pada perusahaan sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2013 2015? 2. Bagaimana hasil prediksi kebangkrutan model Springate pada perusahaan sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2013 2015? 3. Bagaimana hasil prediksi kebangkrutan model Zmijewski pada perusahaan sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2013 2015? 4. Metode apa yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi diantara Altman Z- Score, Springate, dan Zmijewski padaperusahaan sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2013 2015?
Model Penelitian Model Prediksi Kebangkrutan : Model Altman : Z = 6,56X1 + 3,26X2 +6,72X3 + 1,05X4 Keterangan : Z : Overall Indeks X1 : Working Capital to Total Assets X2 : Retained Earning to Total Assets X3 : Earning Before Interest and Taxes to Total Assets X4 : Market Value Of Equity to Book Value Of Liabilities Model Zmijewski : X = -4,3 4,5X1 + 5,7X2 0,004X3 Keterangan : X : Overall indeks X1 : ROA X2 : Debt to Total Asset X3 : Current Ratio Model Springate : S = 1,03A + 3,07B + 0,66C + 0,4D Keterangan : S : Overall Indeks A : Working Capital to Total Assets B : Net profit before interest and taxes to Total Asset C : Net Profit Before Taxes to current liabilities D : Sales to Total Asset
Mengukur Tingkat Akurasi : Jumlah Prediksi Benar Tingkat Akurasi = x 100% Jumlah Sampel Selain itu terdapat 2 jenis tingkat Error : Jumlah Kesalahan Tipe 1 Tipe Error 1 = x100% Jumlah Sampel Jumlah Kesalahan Tipe 2 Tipe Error 2 = x100% Jumlah Sampel
Hasil dan Pembahasan Hasil Prediksi Model Altman : PT. Elnusa : PT. Radiant Utama Interinsco :
Hasil dan Pembahasan Hasil Prediksi Model Springate : PT. Elnusa : PT. Radiant Utama Interinsco :
Hasil dan Pembahasan Hasil Prediksi Model Zmijewski : PT. Elnusa : PT. Radiant Utama Interinsco :
Hasil dan Pembahasan Hasil Rekapitulasi tingkat akurasi Model Altman, Springate, dan Zmijewksi:
Kesimpulan 1. Model prediksi Altman pada PT. Elnusa pada periode 2013 2015 diprediki tidak masuk ke zona bangkrut, Radiant Utama Interinsco pada periode 2013 2015 diprediksi masuk ke zona grey area. 2. Model prediksi Springate PT. Elnusa pada periode 2013 2015 diprediki tidak masuk ke zona bangkrut, Radiant Utama Interinsco pada periode 2013 2015 diprediksi tidak masuk ke zona bangkrut. 3. Model prediksi Zmijewski PT. Elnusa pada periode 2013 2015 diprediki tidak masuk ke zona bangkrut, Radiant Utama Interinsco pada tahun 2013 diprediksi masuk ke zona bangkrut, lalu pada tahun 2014 dan 2015 diprediksi tidak masuk ke zona bangkrut.
Saran 1. Sebaiknya manajemen perusahaan harus berkonsentrasi untuk menyelamatkan perusahaan dari bahaya keabangkrutan dengan melakukan kebjakan dan pengambilan keputusan yang efektif terhadap kinerja keuangan perusahaan sehingga perusahaan tidak mengalami kebangkrutan dimasa yang akan datang. 2. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan untuk menggunakan sampel perusahaan bangkrut dan perusahaan tidak bangkrut dalam memperhitungkan tingkat akurasi model prediksi kebangkrutan agar lebih akurat.