BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
|
|
- Erlin Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian global telah tumbuh pesat dengan banyak melahirkan berbagai macam bidang industri di dunia ekonomi sehingga membuat siklus ekonomi terus mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi dalam siklus ekonomi ini sedikit banyak telah memumculkan persaingan yang ketat di dunia bisnis/industri. Sehingga setiap sektor industri memiliki siklus persaingan yang berbeda di dalam perkembangannya. Menurut The United Nations pertumbuhan ekonomi global di tahun 2016 diproyeksikan berada di angka 2.9% dimana Pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju diperkirakan meningkat dari 1.9% pada 2015 menjadi 2.2% di Sementara untuk negara-negara berkembang diproyeksikan mengalami peningkatan lebih besar lagi dari 3.8% di 2015 menjadi 4.3% di angka ini menunjukkan optimisme perbaikan karena pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya diproyeksikan akan meningkat 2.8% ternyata hanya meningkat 2.4%. Penurunan pertumbuhan ekonomi pada tahun tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: Permintaan global (global aggregate-demand) menurun sepanjang tahun, Penurunan harga komoditas ekonomi penting seperti minyak mentah, logam, serta produksi pangan dan Volatilitas pasar keuangan global di banyak negara akibat buruknya kinerja perekonomian domestik. (sumber Salah satu sektor industri yang sedikit banyak mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global adalah sektor industri ritel, dan salah satu mesin yang bisa menggerakan roda pertumbuhan industri ini berada di Asia. Menurut perusahaan konsultan A.T. Kearney dalam website dalam 15 tahun terakhir, sektor ritel di negara berkembang terus berkembang sebesar 350 persen dan menyumbang lebih dari separuh penjualan ritel global. Namun apa yang disampaikan oleh A.T. Kearney ini tidak sejalan dengan apa yang di alami di 1
2 2 Indonesia, dikarenakan pertumbuhan sektor industri ritel di Indonesia pada tahun 2015 hanya menunjukkan angka 8%-9%. Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) penurunan ini terjadi sejak Q yang ditandai dengan melesetnya target pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,4% menjadi hanya 4,7%. Hal ini di karenakan 54% dari total PDB Indonesia disumbang dari sektor konsumsi rumah tangga. Yang terjadi tahun ini adalah konsumsi masyarakat menurun, tentu saja berimbas pada pendapatan ritel yang ikut menurun. Namun pada tahun 2016 Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) berharap akan terjadi peningkatan di sektor industri ini yaitu meningkat pertumbuhannya menjadi 12%. (sumber Kondisi perekonomian di Indonesia yang masih belum menentu ini mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan untuk mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan. Kesalahan prediksi terhadap kelangsungan operasi suatu perusahaan di masa yang akan datang dapat berakibat fatal yaitu kehilangan pendapatan atau investasi yang telah ditanamkan pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, pentingnya suatu model prediksi kebangkrutan suatu perusahaan menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak seperti pemberi pinjaman, investor, pemerintah, akuntan, dan manajemen. dimana dengan belum menentunya angka pertumbuhan ini mungkin akan menjadi salah satu penyebab terjadinya financial distress di beberapa perusahaan yang berada di sektor industri ritel. Sebagaimana Menurut penelitian Gamayuni (2011), penyebab kebangkrutan dapat berasal dari faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal antara lain kurangnya pengalaman manajemen, kurangnya pengetahuan dalam mempergunakan asset dan liabilities secara efektif. Sedangkan faktor eksternal yaitu inflasi, sistem pajak dan hukum, depresiasi mata uang asing, dan alasan lainnya. Menururnnya daya beli masyarakat dana menurunnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia bisa menjadi indikasi di faktor eksternal yang bisa membuat suatu perusahaan mengalami kebangkrutan. Menurunnya pertumbuhan ekonomi di industri ritel ini terindikasi dari pembukaan toko baru yang lebih sedikit dan
3 3 pertumbuhan penjualan yang juga menurun. Di Bursa Efek Indonesia, sahamsaham ritel, seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), melemah pada perdagangan Kamis (19/11/2014). Hal ini dapat ditunjukkan dengan ada beberapa perusahaan ritel yang mengalami penurunan dalam pendapatannya. (sumber ) Pendapatan Kotor Gambar 1.1 pendapatan Kotor perusahaan ritel yang terdaftar di BEI periode Sumber ( ) Pada gambar diatas menunjukkan jumlah pendapatan kotor yang di peroleh oleh perusahaan ritel yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada periode Dimana pada grafik diatas menunjukkan jumlah pendapatan yang berbeda pada setiap perusahaan yang ada, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk merupakan salah satu perusahaan yang memiliki perolehan pendapatan yang selalu meningkat pada setiap tahunnya dari tahun , pada tahun 2011 PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk memperoleh keuntungan sebesar ± Rp ,00 dan jumlah ini meningkat signifikan pada tahun 2015 menjadi ± Rp ,00, namun apa yang diperoleh oleh PT Sumber Afaria Trijaya
4 4 Tbk berbanding terbalik dengan apa yang diperoleh oleh beberapa perusahaan yang lain, diantaranya yaitu PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk dimana perusahaan ini mengalami penurunan pendapatan pada periode , dimana pada tahun 2013 PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk memperoleh pendapatan sebesar ± Rp ,00 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi ± Rp ,00. kemudian PT Golden Retailindo Tbk mengelami penurunan pendapatan pada periode , PT Golden Retailindo Tbk pada tahun 2013 memperoleh pendapatan sebesar ± Rp ,00 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi ± Rp ,00. Selain kedua perusahaan yang mengalami penurunan perolehan pendapatan tersebut, terdapat satu perusahaan yaitu PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk yang justru mengalami penurunan jumlah pendapatan yang cukup signifikan dari yaitu ± Rp ,00. Meskipun pendapatan kotor dari sebagian besar perusahaan ritel pada periode terhitung stabil naik namun jika dilihat dari pendapatan bersihnya sebagian besar perusahaan ritel yang terdaftar di BEI mengalami penurunan dalam memperoleh pendapatan bersih, hal ini dapat diihat dari gambar grafik pendapatan bersih perusahaan ritel berikut :
5 5 Pendapatan Bersih Gambar 1.2 Pendapatan Bersih perusahaan ritel yang terdaftar di BEI periode Sumber ( ) Dapat dilihat dari gambar grafik diatas terdapat 10 perusahaan dari 14 perusahaan yang mengalami penurunan pendapatan bersih pada periode Selain itu terdapat 8 perusahaan dari 14 perusahaan ritel yang mengalami penurunan pendapatan bersih dari periode dimana perusahaan tersebut adalah PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar ± Rp ,00, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar ± Rp ,00, PT Erajaya Swasembada Tbk mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar ± Rp ,00, PT Golden Retailindo Tbk mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar ± Rp ,00, PT Hero Supermarket Tbk mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar ± Rp ,00, PT. Mitra Adiperkasa Tbk mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar ± Rp ,00, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar ± Rp ,00, dan terakhir PT Sona Topas Tourism Industry Tbk mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar ± Rp
6 ,00. Dari pemaparan diatas dapat dilihat bahwa sebagaian besar perusahaan ritel yang terdaftar di BEI pada periode mengalami penurunan pendapatan bersih yang cukup besar jika dibandingan pendapatan tahun 2011 dengan pendapatan tahun 2015 hal ini mungkin menjadi indikasi bahwa perusahaan kurang efektif dalam mengelola asetnya. Selain dari beberapa perusahaan yang mengalami penurunan di dalam pendapatannya faktor tingginya kewajiban pun bisa mengindikasikan suatu perusahaan memiliki peluang kebangkerutan seperti yang di ungkapkan dalam Elmabrok, et al (2012) berpendapat bahwa kebangkrutan atau kegagalan keuangan terjadi ketika jumlah kewajiban melebihi nilai wajar aset atau ketika kewajiban lancar melebihi aktiva lancar. Meningkatnya kewajiban dibandingkan dengan nilai aset wajar ditunjukkan oleh beberapa perusahaan yang berada di industri ritel yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) diantaranya; PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT Matahari Departement Store Tbk Current Liabilities Gambar 1.3 Current Liabilities perusahaan ritel yang terdaftar di BEI periode Sumber ( )
7 7 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk memiliki current liabilities yang paling besar dibandingkan dengan perusahaan lainnya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk memperoleh current liabilities sejumlah ± Rp ,00 pada tahun 2011 dan mengalami peningkatan setiap tahunnya hingga tahun 2014 menjadi ± Rp ,00 namun mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi ± Rp ,00. Selain PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk adapula 3 perusahaan yang mengalami peningkatan current liabilities yang cukup signifikan dan periodenya lebih panjang yaitu dari perode , perusahaan-perusahaan tersebut diantaranya PT Catur Sentosa Adiprana Tbk dan PT Erajaya Swasembada Tbk. PT Catur Sentosa Adiprana Tbk Indonesia mencatatkan peningkatan current liabilities dari tahun sebesar ± Rp ,00 dan PT Erajaya Swasembada Tbk mencatatkan peningkatan current liabilities dari tahun sebesar ± Rp ,00. Current Assets Series1 Series2 Series3 Series4 Series5 Gambar 1.4 Current Assets perusahaan ritel yang terdaftar di BEI Periode Sumber ( ) Dari gambar yang dipaparkan dapat dilihat PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk kembali menjadi perusahaan yang paling memiliki current assets paling besar
8 8 dilihat dari pertumbuhunnya dari perode yaitu sebesar ± Rp ,00 namun pada tahun PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk mengalami penurunan dalam jumlah current assets yaitu sebesar ± Rp ,00. Namun walaupun mengalami penurunan jumlah current assets pada tahun 2015 PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk merupakan salah satu perusahaan yang mengalami pertumbuhan current assets paling pesat pada periode dibandingkan dengan perusahaan ritel lainnya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk mampu meningkatkan current assetsnya dari tahun sebesar ± Rp ,00 hal ini menggambarkan bahwa PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk sangat efektif dalam mengatur arus asetnya dikarenakan peningkatan current assets yang sangat signifikan pada periode Dilihat dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa hanya ada 11 perusahaan yang mengalamai peningkatan secara terus menerus dalam setiap tahunnya tanpa ada penurunan current assets. Berbeda dengan apa yang dialami oleh perusahaan yang lain, PT Kokoh Inti Arebama Tbk mengalami penurunan current assets pada periode , PT Kokoh Inti Arebama Tbk mencatatkan current assets pada tahun 2012 sebesar ± Rp ,00 dan pada tahun 2013 mengalami penurunan jumlah current assets menjadi ± Rp ,00. Menurut Fahmi (2015:169) dalam bukunya yang berjudul manajemen keuangan, jika suatu perusahaan mengalami masalah dalam likuiditas maka sangat memungkinkan perusahaan tersebut mulai memasuki masa kesulitan keuangan (financial distress), dan jika kondisi kesulitan tersebut tidak cepat diatasi maka ini bisa berakibat kebangkrutan usaha (bankrupty). Sedangkan menurut Plat dan Plat dalam Fahmi (2015:169) financial distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuiditasi. Financial distress dimulai dari ketidakmampuan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan, terutama kewajiban yang berjangka pendek termasuk kewajiban likuiditas, dan juga kewajiban yang termasuk kedalam solvabilitas. Permasalahan terjadinya insolvency bisa timbul karena faktor berawal dari kesulitan likuditas.
9 9 Untuk mengetahui keadaan perusahaan sedang berada dalam keadaan bangkrut atau tidak bisa di analisis dengan menggunakan data-data yang ada pada laporan keuangan. Dalam kamal (2012) S.Munawir berpendapat bahwa Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar prediksi kebangkrutan. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu mengintepretasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai prediksi masa depan persahaan apakah dapat bertahan atau tidak. Adapun Penelitian mengenai alat deteksi kebangkrutan telah banyak dilakukan sehingga memunculkan berbagai model prediksi kebangkrutan yang digunakan sebagai alat untuk memperbaiki kondisi perusahaan sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan (Endri, 2009 dalam D.Prihanthini dan R.Sari 2013). Seperti yang dinyatakan Nidhi dan Saini (2013) bahwa keadaan keuangan perusahaan dapat dinilai menggunakan rasio keuangan standar. Setiap perusahaan memiliki kondisi keuangan yang berbeda disetiap periodenya, ada yang memiliki kondisi keuangan yang baik namun ada pula yang memiliki kondisi keuangan yang kurang baik atau buruk, oleh karna itu untuk mengetahui keadaan kondisi keuangan suatu perusaan maka tersedia beberapa alat deteksi kebangkrutan yang dapat digunakan yaitu model Altman Z-score (1968), model Springate (1978), model Zmijewski (1983) serta model Grover (2001) yang diciptakan melalui penilaian dan pendesainan ulang terhadap model Altman. Altman pada tahun 1968 menemukan suatu alat atau metode yang mampu memprediksi keadaan keuangan suatu perusahaan yang disebut dengan model Altman Z-score dimana model ini menggunakan 5 (lima) jenis rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan, dimana diantaranya yaitu Working Capital to Total Assets, Retained Earnings to Total Assets, Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets, Market Value Equity to Book Value of Total Debt dan Sales to Total Assets. Analisis model Springate dikembangkan pada tahun 1978 oleh Gorgon L.V. Springate. Dengan mengikuti prosedur yang dikembangkan Altman, Springate mengunakan step wise multiple discriminate analysis untuk memiih 4 (empat)
10 10 dari 19 (sembilan belas) rasio keuangan yang popular sehingga dapat membedakan perusahaan yang berada dalam zona bangkrut atau zona aman. 4 (empat) rasio yang digunakan diantaranya Working Capital to Total Assets, Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets, Earnings Before Taxes to Current Liabilities dan Sales to Total Assets. Analisis model Zmijewski ditemukan oleh Zmijewski pada tahun 1983 dengan menggunkan 3 (tiga) rasio keuangan yaitu Return On Assets, Debt Ratio dan Current Ratio. Model grover ditemukan oleh Jeffrey S. Grover pada tahun 2001 dimana dalam model ini hanya menggunkan 3 (tiga) jenis rasio yaitu Working capital to Total assets, Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets dan Return On Assets. Dari berbagai model prediksi kebangkrutan yang telah ada perusahaanperusahaan menjadi mampu untuk mengenalisis keadaan keuangan perusahaan apakah perusahaan tersebut berada dalam posisi akan bangkrut atau tidak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh D.Prihanthini dan R.Sari (2013) dapat disimpulkan bahwa model Grover menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi yaitu sebesar 100%. Selanjutnya berturut-turut diikuti oleh model Springate dan model Zmijewski masing-masing sebesar 90%. Dan yang terakhir adalah hasil prediksi model Altman Z-Score dengan tingkat akurasi sebesar 80%. ini berarti bahwa model Grover merupakan model prediksi yang tepat digunakan dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan F&B yang terdaftar di BEI. Sesuai dengan uraian yang dipaparkan, maka penulis mengambil judul tugas akhir ini dengan Analisis prediksi kebangkrutan dengan menggunakan model Altman Z-score, Springate, Zmijewski dan Grover pada perusahaan sektor industri ritel yang terdaftar di BEI pada periode
11 Identifikasi Masalah Berdasarkan paparan yang telah di paparkan di dalam latar belakang, maka indentifikasi masalah / rumusan masalah yang dapat dirumusak adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana prediksi kebangkrutan perusahaan pada sektor industri ritel yang terdaftar di BEI periode dengan menggunakan model Altman Z-score? 2. Bagaimana prediksi kebangkrutan perusahaan pada sektor industri ritel yang terdaftar di BEI periode dengan menggunakan model Springate? 3. Bagaimana prediksi kebangkrutan perusahaan pada sektor industri ritel yang terdaftar di BEI periode dengan menggunakan model Zmijewski? 4. Bagaimana prediksi kebangkrutan perusahaan pada sektor industri ritel yang terdaftar di BEI periode dengan menggunakan model Grover? 5. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari setiap model yang digunakan dalam menganalisis prediksi kebangkrutan perusahaan pada sektor industri ritel yang terdaftar di BEI periode ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk memprediksi ada atau tidaknya perusahaan yang berada pada sektor industri ritel yang terdaftar di BEI pada tahun yang berada dalam posisi terancam bangkrut dengan menggunkan model Altman Z-score.
12 12 2. Untuk memprediksi ada atau tidaknya perusahaan yang berada pada sektor industri ritel yang terdaftar di BEI pada tahun yang berada dalam posisi terancam bangkrut dengan menggunkan model Springate. 3. Untuk memprediksi ada atau tidaknya perusahaan yang berada pada sektor industri ritel yang terdaftar di BEI pada tahun yang berada dalam posisi terancam bangkrut dengan menggunkan model Zmijewski. 4. Untuk memprediksi ada atau tidaknya perusahaan yang berada pada sektor industri ritel yang terdaftar di BEI pada tahun yang berada dalam posisi terancam bangkrut dengan menggunkan model Grover. 5. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prediksi kebangkrutan antara model Altman Z-score, model Springate, model Zmijewski dan model Grover pada perusahaan sektor industri ritel yang terdaftar di BEI pada tahun Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dapat memeberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti dalam menerapkan ilmu manajemen keuangan, terutama dalam memahami konsep prediksi kebangkrutan/financial distress dan model yang digunakannya. Oleh karena itu dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak berikut: 1. Kontribusi Teoritis Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keadaan keuangan perusahaan dengan memprediksi tingkat kebangkrutannya dengan menggunkan 4 model, dimana model yang digunakan adalah metode Altman Z-Score, Springate, Zmijewski dan Grover. Kemudian dilakukan analisis uji beda
13 13 untuk mengetahui terdapat tidaknya perbedaan dari keempat model yang digunakan. 2. Kontribusi Praktis Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang prdiksi kebangkrutan dengan menggunakan model Altman Z-Score, Springate, Zmijewski dan Grover. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan para investor dapat melihat keadaan keuangan perusahaan dan keadaannya dimasa yang akan datang khususnya pada sektor industri ritel sehingga dalam pengambilan keputusan investasi investor sudah dapat mempertimbangakan prospek perusahaan tersebut dalam berbagai kondisi. Sedangkan pada perusahaan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 1.5 Sistematika Penulisan Dalam skripsi ini penulis menyusun 5 (lima) bab uraian, dimana dalam tiaptiap bab dilengkapi dengan sub-sub bab masing masing. Bab I mengenai Pendahuluan, akan memaparkan tentang latar belakang masalah beserta permasalahannya. Dalam bab ini peneliti mengangkat mengenai permasalahan yang ada dalam sektor industri ritel selain itu bab ini berisi indentifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II yaitu tinjauan pustaka Dalam bab ini penulis menjelaskan teori yang digunakan dalam menganalisis prediksi kebangkrutan. Selain itu dalam bab ini diuraikan pula mengenai kajian penelitian sebelumnya, kerangka pikir dan hipotesis penelitian. Kemudia Bab III metode penelitian Dalam bab ini penulis menguraikan tentang Objek Penelitian, Unit Analisis, Populasi dan Tekhnik Sampling, Jenis dan Sumber Data, Tekhnik Pengumpulan Data, Operasionalisasi Data dan Metode Analisis
14 14 Selanjutnya Bab IV menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan dimana Dalam bab ini penulis menguraikan proses perhitungan setiap model dan variabel yang digunakan serta hasil dari analisa uji beda. Terakhir Bab V berisi Kesimpulan dan Saran, Penulis menguraikan kesimpulan dari hasil-hasil pengkajian seluruh bab kemudian ditarik kesimpulan, serta mengemukakan saran-saran dan keterbatasan dalam penelitian yang dianggap perlu untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat / lokasi pada penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009 2012. Alasan mengapa penelitian dilakukan ditempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan tidak hanya merugikan pihak internal perusahaan itu sendiri saja, namun banyak pihak yang akan juga dirugikan terutama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Financial Distress. Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan. Financial distress terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah - property dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Desember 2016. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama periode 2010 hingga tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh profit dan berkembang dalam jangka waktu yang lama. Namun dengan semakin majunya perekonomian serta teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah menghasilkan barang atau jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan antar perusahaan semakin ketat dengan adanya perusahaan pendatang baru dan akan terus bersaing. Setiap perusahaan dituntut untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mengoptimalkan keuntungan atau laba. Dimana tujuan ini dapat dicapai jika perusahaan melakukan
Lebih terperinciANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing : Tri Utami Saputri : 2A214851 : S1 - Akuntansi : Dr. Renny, SE., MM LATAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen Keuangan merupakan salah satu bidang yang paling penting dalam sebuah perusahaan berskala besar ataupun kecil baik profit maupun non profit, akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan, baik tujuan perusahaan dalam jangka pendek maupun tujuan dalam jangka panjang. Dimana pada dasarnya tujuan utama perusahaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil penelitian mengenai analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang cukup signifikan. Perubahan ini dapat terlihat dari adanya satu atau beberapa perusahaan yang baru berdiri,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama enam bulan yang dimulai dari September 2013 sampai dengan Februari 2014 dimana penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB21 23210838 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan ekonomi mengalami perubahan
Lebih terperinciPRAKATA... ABSTRACK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...
DAFTAR ISI Halaman PRAKATA... ABSTRAK... ABSTRACK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR..... DAFTAR GRAFIK... i iii iv v viii x xi BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi global yang dimulai pada tahun 2008 mengakibatkan kondisi resesi pada banyak perusahaan di berbagai negara, sehingga dihadapkan dengan situasi perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter dan perbankan yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar keuangan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena fungsi utamanya sebagai perantara (financial intermediary) antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Santoso, 2005). Perusahaan property and real estate adalah perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian di Indonesia yang masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan sehingga mengalami kesulitan keuangan atau bahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasional, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama didirikan suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan keuntungan perusahaan dan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. Dari dua tujuan utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang di dalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan
Lebih terperincidengan pada saat ekonomi dalam keadaan normal. Hal ini diakibatkan oleh rupiah terhadap mata uang asing dan kenaikan suku bunga kredit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebangkrutan merupakan salah satu fenomena yang dapat dilihat dalam semua bidang usaha, baik dimasa krisis maupun dimasa normal. Dimasa krisis potensi terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan sektor industri di suatu negara sangat berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi negara tesebut, sehingga secara langsung maupun tidak langung perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi dunia yang dibarengi dengan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dunia yang dibarengi dengan peningkatan jumlah penduduk serta semakin majunya teknologi dimasa globalisasi ini menyebabkan industri perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia sebagian besar didukung oleh sektor manufaktur karena perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh
32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode ini mengkhususkan pada studi kasus. Data yang diperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian indonesia artinya
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian indonesia artinya pertanian merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari setengah perekonomian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Penyebab, dan Manfaat Informasi Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Dalam kenyataannya, tidak semua perusahaan mampu bertahan hidup dalam jangka panjang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk terus mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya, suatu perusahaan didirikan untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Persaingan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber lain yang telah tersedia sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mengoptimalkan keuntungan atau laba. Dimana tujuan ini dapat dicapai jika perusahaan melakukan kegiatannya
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya perekonomian di era globalisasi yang semakin pesat telah mengakibatkan timbulnya persaingan antar perusahaan yang semakin
Lebih terperinciNama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI
ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT ADHI KARYA (PERSERO),TBK PERIODE 2007-2011 Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM :23209191 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinamis, terutama sejak dilakukan sistem otomasi perdagangan pada tanggal 25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal terbesar yang ada di Indonesia. Pada awalnya, Indonesia memiliki dua bursa efek yaitu PT Bursa Efek Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia sepanjang triwulan keempat 2008 mengalami penurunan sebesar 1,56 persen. Setidaknya empat sektor ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan penderitaan yang dialami Indonesia. Salah satu yang menonjol adalah aspek ekonomi, yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dimana dihapuskan batasan antar Negara, menyebabkan persaingan antar perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi Global adalah peristiwa dimana seluruh sektor ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring ketatnya persaingan pada perekonomian global, terjadi beberapa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring ketatnya persaingan pada perekonomian global, terjadi beberapa fenomena yang menyebabkan turunnya pendapatan dan belanja Negara tahun 2015 yang dijelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi yang terjadi dapat
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia termasuk dalam kategori negara berkembang yang tidak terlepas dari permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi yang terjadi dapat mengakibatkan meningkatnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pengambilan semple pada tanggal 29 Maret sampai bulan Desember 2016 pada Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kemakmuran para pemegang saham. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Laju perkembangan perekonomian dunia yang dinamis ini menimbulkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laju perkembangan perekonomian dunia yang dinamis ini menimbulkan persaingan bisnis yang sangat ketat. Hal ini mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT PREDIKSI KEMUNGKINAN KEBANGKRUTAN DENGAN MODEL DISKRIMINAN ALTMAN PADA PERUSAHAAN RETAIL
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT PREDIKSI KEMUNGKINAN KEBANGKRUTAN DENGAN MODEL DISKRIMINAN ALTMAN PADA PERUSAHAAN RETAIL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinci: ROBIATUL ADAWIYAH NPM : : Dr. BAGUS NURCAHYO, SE., MM.
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE DAN METODE SPRINGATE (STUDI PADA PERUSAHAAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014) NAMA NPM : 26212658
Lebih terperinciPENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA S K R I P S I
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA S K R I P S I Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan menjadi semakin ketat, baik perusahaan konvensional maupun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin terglobalisasi perekonomian menyebabkan persainganantar perusahaan menjadi semakin ketat, baik perusahaan konvensional maupun perusahaan syariah. Persaingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Bambang Dradjat dalam situs pertanian.go.id menyatakan bahwa Perkebunan merupakan subsektor yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam lima tahun terakhir, perekonomian Indonesia cenderung tumbuh melambat. Perekonomian Indonesia diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB), dan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai. a. Working Capital To Total Assets (X 1 )
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dan didukung oleh teori-teori yang dipelajari dan hasil pembahasan yang diperoleh mengenai analisis rasio keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pasti menginginkan adanya pertumbuhan laba yang diperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pasti menginginkan adanya pertumbuhan laba yang diperoleh pada tiap tahunnya. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba yaitu rasio profitabilitas, rasio
Lebih terperinciPENDAHULUAN. ke seluruh negara. Dwijayanti (2010) menyatakan bahwa krisis ekonomi pada negaranegara
PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi perekonomian dunia sering kali mengalami krisis dan membawa dampak ke seluruh negara. Dwijayanti (2010) menyatakan bahwa krisis ekonomi pada negaranegara di Eropa dan
Lebih terperinciANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R.
ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN 2008-2012 NAMA : DINO FAJAR C.R. KELAS : 3EB03 NPM : 22210086 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia berada pada tingkatan yang stabil pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia berada pada tingkatan yang stabil pada tahun 2014. Menurut sumber elektronik yang dilansir dari situs Investor Daily Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis ekonomi Amerika Serikat yang disebabkan oleh kredit macet sektor perumahan, lalu membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non. Gambar 1.1. Pengeluaran per Kapita di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat memiliki kebutuhan pokok harian yang harus dipenuhi, yakni berupa konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non makanan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE
ANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE 2010-2014 YENIASARI RIZKIA BUDI 27212802 PEMBIMBING BU ISTICHANAH, SE., MMSI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara, karena pasar modal merupakan salah satu sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki strategi-strategi manajemen keuangan yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas perusahaan.keuntungan atau laba maksimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dari sisi financial maupun non-financial. Hal ini berdampak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan siklus ekonomi di Indonesia saat ini yang pesat menimbulkan semakin banyaknya masalah yang terjadi dalam perusahaan, baik dari sisi financial maupun
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kondisi Rasio-Rasio Keuangan Bank di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Altman Z-score. Analisis kesulitan keuangan yang dapat menyebabkan kebangkrutan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Hasil Perhitungan Variabel Independen Model Altman (z-score) Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa rumus (formula)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu era globalisasi mendorong manusia untuk giat bekerja guna meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan zaman yang terus meningkat dengan diiringi suatu era globalisasi mendorong manusia untuk giat bekerja guna meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sabgai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan berdiri untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya perusahaan berdiri untuk memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern seperti saat ini banyak masyarakat indonesia yang ingin berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, mahasiswa, bahkan pelajar.
Lebih terperincideskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian
BAB HI METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang berkaitan dengan stakeholder dan shareholder. Kondisi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank-bank dilikuidasi oleh pemerintah dikarenakan bank-bank tersebut mengalami ketidakmampuan atau kegagalan dalam ekonomi dan keuangan. Kegagalan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Sinambela, 2009). Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan siklus ekonomi di Indonesia yang sangat cepat menyebabkan semakin banyak kasus yang terjadi dalam dunia usaha, baik dari sisi finansial ataupun non finansial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Indonesia saat ini cukup pesat, maka dibutuhkan ketepatan dalam mengambil keputusan investasi. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batubara (bahan bakar fosil) merupakan sumber energi untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen. Batubara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian dunia termasuk Indonesia, melalui pasar modal perusahaan dapat memperoleh dana untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat ini, menyebabkan pertumbuhan ekonomi juga semakin meningkat. Sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini ditandai dengan banyak bermunculannya usaha-usaha baru. Dalam dunia usaha yang berkembang semakin pesat ini, menyebabkan
Lebih terperinci: Firah Dite Oktavianty NPM :
Analisis Prediksi Kebangkrutan Dengan Perbandingan Menggunakan Metode Springate dan Zmijewski Pada Perusahaan Pertambangan Subsektor Logam dan Mineral yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Nama NPM :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang masing-masing pelaku bisnis untuk meraih keuntungan dan. keuangan menjadi penting dan strategis (Imanzadeh et al. 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan yang semakin pesat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dan persaingan di kalangan pelaku dunia bisnis meningkat. Persaingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Krisis multidimensi yang terjadi di Asia pada tahun 1997, dimana nilai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis multidimensi yang terjadi di Asia pada tahun 1997, dimana nilai mata uang negara-negara dikawasan Asia turun sangat drastis terhadap dollar Amerika Serikat.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data yang diperlukan berupa laporan keuangan perusahaan Tekstil 2008-2012. Namun sebagian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk sebuah perusahaan Telekomunikasi sebagai obyek penelitian dengan menggunakan rasio-rasio
Lebih terperinciANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE
ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE 2008-2012 SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan guna melengkapi syarat- syarat untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengalami kemajuan ataupun kemunduran dalam menjalankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi ekonomi yang dalam setiap aktivitasnya memiliki tujuan. Perusahaan membutuhkan informasi sebagai alat pemantau perkembangan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia telah banyak membuat kesulitan yang sangat besar terhadap perekonomian di setiap negara terutama perusahaan besar yang memberikan
Lebih terperinciAnalisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode
Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode 2010-2014 Dewi Khamala Rizkiani 21212951 Pembimbing : Haryono, SE.,MM. Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE
ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Lembar judul... i Lembar pengesahan... ii Lembar pernyataan... iii Kata pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xi Intisari... xii Abstract...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang semakin pesat, didukung dengan peluang usaha yang sangat besar membuat persaingan bisnis antar perusahaan menjadi semakin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Saham dan Pasar Modal Saham adalah bukti penyertaan modal pada sebuah perusahaan. untuk digunakan pihak manajemen dalam membiayai kegiatan operasional. Imbal hasil investasi yang
Lebih terperinciPROGAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2013
1 ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Z-SCORE ALTMAN DAN SPRINGATE UNTUK MENGHADAPI DAN MENGELOLA PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
48 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Komponen Z-Score Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan oleh Altman untuk negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya era perdagangan bebas atau globalisasi. Dalam menghadapi era perdagangan bebas tersebut,
Lebih terperinciBAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk
BAB-I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank sebagai sebuah institusi yang begitu penting dalam mendongkrak perekonomian kita saat ini, merupakan organisasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Platt dan Platt (2002) mendefinisikan financial distress sebagai suatu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Platt dan Platt (2002) mendefinisikan financial distress sebagai suatu kondisi dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau sedang krisis, dengan kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Masalah keuangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan apabila
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan kemampuan dalam menjalankan usahanya, distribusi aktiva, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha yang dicapai,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perusahaan tersebut tidak siap dalam menghadapi persaingan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi dan kondisi perekonomian indonesia yang penuh tantangan dan belum stabil ini, memacu setiap perusahaan untuk mengelola usahanya dengan baik. Penyebab dari kegagalan
Lebih terperinci