III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2009 sampai dengan bulan Mei. dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

dokumen-dokumen yang mirip
I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2015 di

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember di Laboratorium Biomasa Universitas Lampung.

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Biologi FPMIPA UPI dan protease Bacillus pumilus yang diperoleh

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Juni

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan April 2012 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metode Penelitian Alat

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

1 atm selama 15 menit

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini isolat actinomycetes yang digunakan adalah ANL 4,

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BABm METODA PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

Kurva Kalibrasi Larutan Standar Bovine Serum Albumine (BSA) Absorbansi BSA pada berbagai konsentrasi untuk menentukan kurva standar protein yaitu:

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

III. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. sampai Maret Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

3. METODOLOGI 3.1 Pelaksanaan Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian

Y ij = µ + B i + ε ij

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

Transkripsi:

23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2009 sampai dengan bulan Mei 2010 di Laboratorium Biomassa dan Laboratorium Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan Dalam penelitian ini alat-alat yang digunakan adalah microplate reader Hospitex Diagnostix, inkubator CO 2 Memmert-Germany/INC-02, orbital shaker Wiggen Hauser/OS150, autoclave Kleinfeld-Germany/HV-L25, centrifuge Hitachi/CF- 46RX, laminar air flow ESCO/AVC4A1, water Bath Wiggen Hauser, jarum ose, pinset, lampu spiritus, mikropipet, magnetic stirer, timbangan, penangas air, lemari pendingin, kertas saring, termometer, cawan petri, dan peralatan gelas lainnya seperti labu erlenmeyer, gelas beker, labu takar, tabung reaksi, spatula, pipet tetes dan lain-lain. Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah media ISP-2 (yeast ekstrak, malt ekstrak, dekstrose, dan agar), gelatin, susu skim, air laut steril, kasein, mineral salt medium (NaCl, CaCl 2, KH 2 PO 4, MgSO 4 7H 2 O,FeSO 4 7H 2 O), kantung

24 selofan, buffer pospat ph 7. Sumber enzim adalah isolat actinomycetes yang diperoleh dari lumpur hutan bakau Pantai Ringgung, Perairan Teluk Lampung. C. Prosedur Penelitian 1. Pembuatan Media dan Larutan Pereaksi a. Pembuatan Media Pertumbuhan dan Peremajaan actinomycetes 1). Media ISP-2 untuk Peremajaan actinomycetes Media ISP-2 terdiri dari 0,4% yeast extract; 1% malt extract; 0,4% dextrose dan 2,4% agar dilarutkan dalam air laut steril, lalu di sterilisasi selama 15 menit, pada 121ºC, 1 atm (Margavey, N. A., et al., 2004). 2). Pembuatan Mineral Salt Medium untuk Produksi Enzim Mineral salt medium dibuat dengan cara (0,6% NaCl; 0,01% CaCl 2 ; 0,01% MgSO 4 7H 2 O; 0,1% FeSO 4 7H 2 O; 0,1% KH 2 PO 4 ), ditambahkan dengan 2% skim milk, lalu dilarutkan ke dalam air laut steril sampai ph 7,0. Kemudian di sterilisasi selama 15 menit pada 121ºC, 1 atm. b. Pembuatan Media Uji Biokimia Protease Media uji biokimia enzim protease yang digunakan adalah mineral salt medium yang mengandung 10% gelatin, dilarutkan ke dalam aquades. Kemudian di sterilisasi selama 15 menit, 121ºC, 1 atm.

25 c. Pembuatan Pereaksi Untuk Pengukuran aktivitas Protease Metode Kunitz Termodifikasi 1) 0,65% larutan kasein Sebanyak 0,6 gram kasein dilarutkan dalam buffer Phosfat ph 7,5 2) 110mM Larutan Asam Trikloro Asetat (TCA) Sebanyak 1,7985 gram TCA dilarutkan kedalam labu takar 100 ml dengan aguades lalu encerkan hingga garis batas. 3) Pereaksi Lowry Pereaksi A (Na 2 CO 3 ), reagen Folin Ciocelteau 1 N. 4) Larutan Standar L-Tirosin Larutan tirosin dengan konsentrasi 1,1 mm. d. Pembuatan Pereaksi Untuk Pengukuran Kadar Protein Dengan Metode Lowry 1). Pereaksi A: 2 g Na 2 CO 3 dilarutkan dalam 100 ml NaOH 0,1 N. 2). Pereaksi B: 2 ml larutan CuSO 4 5H 2 O 1% ditambahkan ke dalam larutan NaK-tartarat 1%. 3). Pereaksi C: 2 ml pereaksi B ditambahkan 100 ml pereaksi A. 4). Pereaksi D: Reagen Folin-Ciocelteau 1 N. 2. Peremajaan dan Pengamatan Actynomicetes Media yang digunakan untuk peremajaan dan pengamatan isolat Actinomycetes adalah media ISP-2. Isolat diremajakan pada media ISP-2 selama 1 minggu, setelah itu dilihat pertumbuhannya.

26 3. Uji Proteolitik Media yang digunakan untuk uji biokimia biakan actinomycetes dalam mendegradasi protein adalah Mineral Salt Medium yang mengandung 10% gelatin. Sebanyak 10 ml media dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian dimasukkan biakan actinomycetes dan diinkubasi selama 4 hari. Setelah 4 hari lalu dipindahkan ke dalam lemari es dan di simpan selama 6 jam pada suhu 4ºC. Selanjutnya, biakan actinomycetes dikeluarkan dari dalam lemari es dan didiamkan selama 10 menit pada suhu ruang, lalu diamati tabung reaksi mana yang mencair. 4. Penentuan Kondisi Optimum Pertumbuhan Isolat Actinomycetes Media yang digunakan untuk menentukan kondisi optimum actinomycetes untuk menghasilkan enzim protease adalah Mineral Salt Medium yang mengandung (0,6% NaCl; 0,01% CaCl 2 ; 0,01% MgSO 4 7H 2 O; 0,1% FeSO 4 7H 2 O; 0,1% KH 2 PO 4 ). Pada masing-masing media diberikan kondisi lingkungan yang bervariasi yaitu variasi ph dan waktu inkubasi. Variasi ph yg dilakukan adalah 6, 6.5, 7, 7.5 dan ph 8. Variasi waktu inkubasi yang dilakukan adalah 24, 48, 72, 96, 120, 144, 168, 192, 216, 240 jam. Setelah waktu pengamatan selesai, dilakukan pengukuran jumlah sel dengan melakukan pembacaan optical density (OD) pada panjang gelombang 600 nm menggunakan mikroplate rider. Dari data hasil pengukuran OD 600 dapat diketahui kondisi lingkungan yang tepat untuk produksi enzim.

27 5. Penyiapan Inokulum Isolat bakteri yang telah ditumbuhkan pada media ISP-2 selama 7 hari diinokulasikan ke dalam Erlenmeyer 500 ml yang berisi 100 ml media produksi dengan ph optimum dan kemudian diinkubasi pada temperatur optimum dan waktu inkubasi optimum. Biakan ini disebut starter atau inokulum. 6. Isolasi dan Pemurnian Enzim Isolasi protein enzim dilakukan dengan menumbuhkan starter pada media produksi dengan ph optimum dan waktu inkubasi maksimum, agar diperoleh jumlah maksimal enzim yang diproduksi actinomycetes tersebut. Untuk memisahkan larutan enzim dari konstituen seluler lainnya dilakukan sentrifugasi pada 3500 rpm selama 30 menit. yang diperoleh disebut ekstrak kasar enzim, terhadap ekstrak kasar enzim tersebut dilakukan penentuan kadar protein dengan metode Lowry dan uji aktifitas enzim menggunakan metode Kunitz termodifikasi. a. Fraksinasi dengan Amonium Sulfat Ekstrak kasar enzim yang diperoleh diendapkan dengan menggunakan garam amonium sulfat dan pengendapan dilakukan secara bertahap. Skema proses pengendapan dengan penambahan amonium sulfat dapat dilihat pada Gambar 5

28 Ekstrak Kasar Enzim +(NH 4 ) 2 SO 4 (0-20%) +(NH 4 ) 2 SO 4 (20-40%) Endapan (F1) Endapan (F2) +(NH 4 ) 2 SO 4 (40-60%) Endapan (F3) +(NH 4 ) 2 SO 4 (60-80%) Endapan (F4) +(NH 4 ) 2 SO 4 (80-100%) Endapan (F5) Gambar 5. Skema proses fraksinasi enzim dengan penambahan amonium sulfat Setelah itu endapan protein enzim dipisahkan dari filtratnya dengan sentrifugasi pada kecepatan 6000 rpm selama 15 menit. Kemudian endapan yang diperoleh dilarutkan dalam buffer pospat ph 7. b. Dialisis Endapan enzim dari tiap fraksi dilarutkan dalam buffer pospat ph 7, kemudian dimasukkan ke dalam kantong selofan dan didialisis dengan buffer pospat ph 7 selama ±30 jam pada suhu dingin. Pada hasil dialisis dilakukan pengujian

29 aktifitas enzim metode Kunitz termodifikasi pada panjang gelombang 660 nm dan ditentukan kadar protein menggunakan metode Lowry pada panjang gelombang 600 nm. 7. Karakterisasi Enzim a. Penentuan Temperatur Optimum Untuk mengetahui suhu optimum dari enzim hasil isolasi, dilakukan pengukuran aktifitas enzim dengan metode Kunitz termodifikasi, dengan variasi temperatur yang digunakan adalah 30, 40, 50, 60, 70 dan 80ºC. b. Penentuan ph Optimum Untuk mengetahui ph optimum dari enzim hasil isolasi, dilakukan pengukuran aktifitas enzim menggunakan metode Kunitz termodifikasi dengan variasi ph yang digunakan adalah 6; 6,5; 7; 7,5; dan 8. c. Penentuan Waktu Inkubasi Maksimum Untuk mengetahui waktu inkubasi optimum dari enzim hasil isolasi, dilakukan pengukuran aktifitas enzim menggunakan metode Kunitz termodifikasi dengan variasi waktu inkubasi 30, 40, 50, 60, dan 70 menit. d. Penentuan Nilai K m dan V m Ke dalam tabung reaksi dimasukkan larutan substrat (kasein) dengan konsentrasi berturut-turut 5; 7,5; 10; 12,5; 15; 17,5; 20 dan 22,5 mg/ml. Pengerjaan selanjutnya sama dengan pengukuran aktifitas enzim metode Kunitz termodifikasi, dengan menggunakan data penentuan suhu, ph, dan waktu inkubasi maksimum

30 optimum. Nilai Km dan Vm ditentukan dengan menggunakan kurva Lineweaver- Burk. 8. Uji Aktifitas Protease dan Penentuan Kadar Protein Uji aktifitas protease dilakukan pada tahap isolasi, tiap tahap pemurnian dan pada saat karakterisasi enzim hasil isolasi dan pemurnian. Penentuan kadar protein di- lakukan pada tahap isolasi dan pada tiap tahap pemurnian. a. Pengujian Aktifitas Protease Metode Kunitz Termodifikasi Analisis aktifitas dilakukan menurut metode Kunitz menggunakan substrat kasein (Soedigdo, 1988). Sedangkan pada penelitian ini digunakan medote Kunitz Termodifikasi (Anson, M.L., 1938). Pengukuran didasarkan pada satu unit enzim akan menghidrolisis kasein untuk menghasilkan warna dari tirosin per menit, dimana warna yang dihasilkan berasal dari reagen Folin-Ciocelteau. Prosedur pengujian adalah sebagai berikut: 5 ml kasein dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan1 ml larutan enzim. Kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC selama 10 menit. Setelah itu masukkan 5mL reagen TCA, lalu diinkubasi pada suhu 37ºC selama 30 menit menit, tabung reaksi dikeluarkan lalu disaring dan didapatkan filtratnya. Kemudian yang didapatkan, diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan 5 ml reagen Na 2 CO 3 dan 1 ml reagen Folin Ciucelteau. Kemudian larutan diaduk dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 30 menit dan setelah itu didiamkan pada suhu kamar hingga dingin. Endapan yang terbentuk dipisahkan dengan penyaringan atau sentrifugasi. Absorbansi filtrat diukur pada panjang gelombang 660 nm. Kontrol dibuat dengan menambahkan enzim setelah di inkubasi selama 10 menit pada suhu 37ºC. Aktifitas enzim dihitung

31 berdasarkan jumlah asam amino (peptida sederhana) yang terbentuk dengan menggunakan kurva standar tirosin. Aktivitas 1 unit enzim ditetapkan sebagai jumlah enzim yang dibutuhkan untuk menguraikan 1µg tirosin dari kasein di dalam 1 ml volume reaksi per menit. b. Penentuan Kadar Protein ( Metode Lowry) Analisis ini dilakukan untuk memperoleh data tentang jumlah protein dalam tiap ml cairan enzim, yang dilakukan dengan metode Lowry (Lowry et al., 1951). Sebanyak 0,1 ml larutan sampel yang akan diukur kandungan proteinnya ditambahkan dengan 0,9 ml aquades atau larutan standar dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian kedalam tabung reaksi tersebut dimasukkan 5 ml pereaksi C dan dicampurkan hingga homogen, lalu dibiarkan selama 10 menit pada suhu kamar. Kemudian ditambahkan pereaksi D dan dicampurkan hingga homogen, lalu didiamkan selama 10 menit pada suhu kamar, setelah itu absorbansinya dibaca dengan Sperktrofotometer pada panjang gelombang 600 nm. Untuk menentukan konsentrasi protein enzim digunakan kurva standar Bovine Serum Albumin (BSA).

32 Penumbuhbiakan isolat Actinomycetes pada media ISP-2 Uji proteolitik isolat Actinomycetes Penentuan kondisi optimum pertumbuhan Actinomycetes Penyiapan inokulum Isolasi enzim Ekstrak kasar enzim Endapan Pemurnian enzim Fraksinasi dengan Amonium Sulfat Penentuan Kadar Protein Metode Lowry Enzim Dialisis Uji Aktivitas Enzim dengan metode Kunitz Termodifikasi Karakterisasi Enzim Gambar 6. Diagram alir penelitian