DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... viii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan... 4 1.4. Metoda Penelitian... 5 1.4.1. Teknik Pengumpulan Data... 5 1.4.2. Teknik Pengolahan Data... 6 1.4.3. Teknik Penyimpulan Data... 7 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT PELATIHAN SELAM 2.1. Tinjauan Pariwisata... 8 2.1.1. Pengertian Pariwisata... 8 2.1.2. Pengertian Pariwisata Olahraga... 9 2.1.3. Pengertian Olahraga Selam... 10 2.2. Tinjauan Resort... 13 2.2.1. Pengertian Resort... 13 2.2.2. Karakteristik Resort... 14 2.3. Studi Banding Fasilitas Sejenis... 15 2.3.1. Puri Madha Dive Resort... 15 2.3.2. Nusantara Dive Center... 18 2.3.3. Aquasport Dive Center... 20 2.3.4. Island Dive Center... 21 2.3.5. Kesimpulan... 23 2.4. Spesifikasi Umum Pusat Pelatihan Selam... 24 1.4.1. Pengertian Pusat Pelatihan Selam... 24 1
1.4.2. Tujuan Pusat Pelatihan Selam... 25 1.4.3. Fungsi Pusat Pelatihan Selam... 25 1.4.4. Fasilitas Dalam Bangunan... 25 BAB III STUDI PENGADAAN PUSAT PELATIHAN SELAM DI TULAMBEN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Karangasem... 28 3.1.1. Tinjauan Umum... 29 3.1.2. Daerah Tujuan Wisata... 30 3.2. Gambaran Umum dan Potensi Tulamben Sebagai Obyek Rancangan... 31 3.2.1. Kondisi Fisik... 31 3.2.2. Kondisi Non Fisik... 37 3.3. Studi Pengadaan Pusat Pelatihan Selam di Tulamben.... 42 3.3.1. Strategi Pengadaan dengan Analisis S.W.O.T.... 42 3.3.2. Kesimpulan Analisis S.W.O.T.... 44 3.4. Spesifikasi Khusus Proyek Pusat Pelatihan Selam di Tulamben... 45 3.4.1. Pengertian Pusat Pelatihan Selam di Tulamben... 45 3.4.2. Fungsi Pengadaan Pusat Pelatihan Selam di Tulamben... 45 3.4.3. Tujuan dan Sasaran Pengadaan Pusat Pelatihan Selam di Tulamben... 46 3.4.4. Program Pada Pusat Pelatihan Selam di Tulamben... 47 3.4.5. Kebutuhan Pusat Pelatihan Selam di Tulamben... 48 3.4.6. Aktivitas pada Pusat Pelatihan Selam di Tulamben... 49 3.4.7. Fasilitas-fasilitas Pusat Pelatihan Selam di Tulamben... 50 3.4.8. Sistem Pengelolaan dan Proses Pelayanan Pusat Pelatihan Selam di Tulamben... 51 BAB IV TEMA DAN PEMROGRAMAN 4.1. Tema Perancangan Pusat Pelatihan Selam di Tulamben... 53 4.1.1. Pengertian Tema... 53 4.1.2. Pendekatan Tema Rancangan Pusat Pelatihan Selam di Tulamben... 54 4.1.3. Pemilihan Tema Rancangan Pusat Pelatihan Selam di Tulamben... 55 4.1.4. Penerapan Tema Rancangan Pusat Pelatihan Selam di Tulamben... 56 2
4.2. Program Ruang... 57 4.2.1. Program Fungsional... 57 4.2.2. Program Performansi... 63 4.2.3. Program Arsitektural... 68 4.3. Program Tapak... 85 4.3.1. Studi Kebutuhan Luas Tapak... 85 4.3.2. Pemilihan Lokasi Tapak... 85 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Site/Tapak... 98 5.1.1. Konsep Entrance Tapak... 98 5.1.2. Konsep Zonning Tapak... 101 5.1.3. Konsep Pola Massa Tapak... 103 5.1.4. Konsep Pola Sirkulasi Tapak... 105 5.1.5. Konsep Orientasi Massa Tapak... 107 5.1.6. Konsep Penataan Ruang Luar Tapak... 108 5.1.7. Konsep Utilitas Site/Tapak... 111 5.2. Konsep Perancangan Bangunan... 113 5.2.1. Konsep Entrance Bangunan... 113 5.2.2. Konsep Zonning pada Bangunan... 115 5.2.3. Konsep Tampilan Bangunan... 116 5.2.4. Konsep Penataan Ruang Dalam... 118 5.2.5. Konsep Struktur Bangunan... 119 5.2.6. Konsep Utilitas Bangunan... 122 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Puri Madha Pusat Dive Resort... 15 Gambar 2.2. Lokasi Puri Madha Dive Resort... 15 Gambar 2.3. Landscape Dive Resort... 16 Gambar 2.4. Unit Kamar Puri Madha Dive Resort... 17 3
Gambar 2.5. Kolam Renang Puri Madha Dive Resort... 18 Gambar 2.6. Restaurant Puri Madha Pusat Dive Resort... 18 Gambar 2.7. Layout Nusantara Dive Center... 19 Gambar 2.8. Nusantara Dive Center... 19 Gambar 2.9. Nusantara Dive Center... 19 Gambar 2.10. Denah Aquasport Dive Center... 20 Gambar 2.11. Diving Pool Aquasport... 21 Gambar 2.12. Diving Class Aquasport... 21 Gambar 2.13. Denah Island Diving Center... 22 Gambar 2.14. Diving Pool Island... 22 Gambar 3.1. Peta Pulau Bali... 29 Gambar 3.2. Peta Kabupaten Karangasem... 29 Gambar 3.3. Peta Pulau Bali... 32 Gambar 3.4. Peta Kabupaten Karangasem... 32 Gambar 3.5. Peta Kawasan Tulamben... 32 Gambar 3.6. Keadaan Pesisir Pantai Tulamben... 33 Gambar 3.7. Shipwrek USS Liberty... 34 Gambar 3.8. Shipwrek USS Liberty... 34 Gambar 3.9. Humphead Parrot Fish... 35 Gambar 3.10. Terumbu Karang di Tulamben... 35 Gambar 3.11. Pemandangan ke arah pantai... 35 Gambar 3.12. Pemandangan ke arah Gunung Agung... 36 Gambar 3.13. Gambaran Kolam Latihan Dalam... 49 Gambar 4.1. Hubungan Ruang Utama... 74 Gambar 4.2. Hubungan Ruang Pendukung... 74 Gambar 4.3. Hubungan Ruang Penunjang... 75 Gambar 4.4. Hubungan Ruang Pelengkap... 75 Gambar 4.5. Hubungan Ruang Terbuka... 76 Gambar 4.6. Hubungan Ruang Teori Selam... 76 Gambar 4.7. Hubungan Ruang Pelatihan Praktek Kolam... 77 Gambar 4.8. Hubungan Ruang Manager... 77 Gambar 4.9. Hubungan Ruang Locker Room... 77 Gambar 4.10. Hubungan Ruang HouseKeeping... 78 Gambar 4.11. Hubungan Ruang Food & Beverage... 78 4
Gambar 4.12. Hubungan Ruang Accounting... 79 Gambar 4.13. Hubungan Ruang M & E... 79 Gambar 4.14. Hubungan Ruang Security Check... 80 Gambar 4.15. Hubungan Ruang Kantin Pegawai... 80 Gambar 4.16. Hubungan Ruang Lobby & Lounge... 80 Gambar 4.17. Hubungan Ruang Front Office... 81 Gambar 4.18. Hubungan Ruang Toilet Umum... 81 Gambar 4.19. Hubungan Ruang Medical Check... 81 Gambar 4.20. Hubungan Ruang Restaurant & Bar... 82 Gambar 4.21. Hubungan Ruang Arcade... 82 Gambar 4.22. Hubungan Ruang Garden Area/ Plaza... 82 Gambar 4.23. Hubungan Ruang Parkir Pengelola... 83 Gambar 4.24. Hubungan Ruang Parkir Pengunjung... 83 Gambar 4.25. Sirkulasi ruang Pusat Pelatihan Selam di Tulamben... 84 Gambar 4.26. Organisasi Ruang Pusat Pelatihan Selam di Tulamben... 85 Gambar 4.27. Blok kawasan Pariwisata di Tulamben... 88 Gambar 4.28. Peta Lokasi Site Perencanaan Pusat Pelatihan Selam Di Tulamben... 89 Gambar 4.29. Alternatif Site... 90 Gambar 4.30. Bentuk Site... 92 Gambar 4.31. Topografi, Geologi dan Hidrologi... 93 Gambar 4.32. Klimatologi... 94 Gambar 4.33. Trafic and Noise... 95 Gambar 4.34. Vegetasi... 96 Gambar 4.35. Utilitas pada Tapak... 97 Gambar 4.36. View Kedalam Tapak... 97 Gambar 4.37. View Keluar Tapak... 98 Gambar 5.1. Letak Entrance... 99 Gambar 5.2. Titik Entrance... 100 Gambar 5.3. Lay Out Entrance In... 101 Gambar 5.4. Lay Out Entrance Out... 101 Gambar 5.5. Penzoningan daerah berdasarkan nilai aktivitas... 102 Gambar 5.6. Zonning tapak... 103 Gambar 5.7. Pola massa... 105 5
Gambar 5.8. Pola Sirkulasi... 106 Gambar 5.9. Golf cart sebagai transportasi service... 107 Gambar 5.10. Orientasi massa... 108 Gambar 5.11. Konsep penataan ruang luar... 109 Gambar 5.12. Konsep Parkir... 110 Gambar 5.13. Jaringan Air Bersih Pada Tapak... 112 Gambar 5.14. Saluran Air Hujan... 112 Gambar 5.15. Jaringan Listrik pada Tapak... 113 Gambar 5.16. Jaringan Telekomunikasi... 113 Gambar 5.17. Pembuangan Sampah... 114 Gambar 5.18. Entrance Pada Tiap Unit Resort... 115 Gambar 5.19. Zoning pada Main Building... 116 Gambar 5.20. Zoning pada Unit Resort... 116 Gambar 5.21. Zoning pada bangunan pengelola... 116 Gambar 5.22. Zoning pada Dive Center... 117 Gambar 5.23. Tampilan Bangunan... 118 Gambar 5.24. Konsep Penataan Ruang Dalam... 120 Gambar 5.25. Sub struktur... 121 Gambar 5.26. Super struktur... 121 Gambar 5.27. Upper struktur... 122 Gambar 5.28. Elektrikal pada site dan bangunan... 123 Gambar 5.29. Konsep Penghawaan Dalam Ruangan... 124 Gambar 5.30. Konsep Pencahayaan Alami Dalam Ruangan... 125 Gambar 5.31. Konsep Pencahayaan Buatan Dalam Ruangan... 126 Gambar 5.32. Sistem Distribusi Air Bersih... 127 Gambar 5.33. Konsep Pengolahan Limbah... 127 Gambar 5.34. Sistem penangulangan sampah... 128 Gambar 5.35. Sprinkler (wet pipe) spray sprinkler... 129 Gambar 5.36. Portable estinguiser... 130 Gambar 5.37. Pillar hydrant dan hydrant box... 130 Gambar 5.38. Sistem pemadam kebakaran swakelola... 131 Gambar 5.39. Konsep Sistem Keamanan... 131 Gambar 5.40. Sistem Komunikasi... 132 6
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Organisasi Pelatihan dan Sertifikasi... 11 Tabel 2.2. Perbandingan Fasilitas Sejenis... 23 Tabel 3.1. Obyek Wisata dan Jumlah Wisatawan ke Kabupaten Karangasem 2013... 30 Tabel 3.2. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Karangasem... 39 Tabel 3.3. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Tulamben... 40 Tabel 3.4. Persentase Wisatawan mancanegara Berdasarkan Lama Tinggal di Bali... 41 Tabel 3.5. Jumlah Sarana Akomodasi di Kecamatan Kubu... 42 Tabel 3.6. Organisasi Pelatihan dan Sertifikasi... 50 Tabel 4.1. Civitas, Aktivitas, dan Ruang yang dibutuhkan... 63 Tabel 4.2. Tuntutan dan Persyaratan ruang... 66 Tabel 4.3. Prosentase Pertumbuhan Jumlah Wisatawan ke Tulamben... 68 Tabel 4.4. Prosentase Pertumbuhan Sarana Akomodasi di Kecamatan Kubu... 69 Tabel 4.5. Kapasitas Pengelola dan Service... 72 Tabel 4.6. Bobot Site Terpilih... 91 7
ABSTRAK Kebutuhan masyarakat Indonesia untuk aktualisasi diri belakangan ini semakin meningkat. Memilih hobi atau olahraga yang populer dan berkelas menjadi salah satunya. Olahraga selam adalah jenis olahraga yang istimewa karena dapat dikembangkan kearah prestasi, rekreasi, maupun profesi, dimana olahraga selam akhir-akhir ini mulai menanjak popularitasnya. Untuk dapat melakukan penyelaman diperlukan serangkaian pelatihan khusus. Pusat Pelatihan Selam adalah suatu bentuk akomodasi yang menyediakan fasilitas dan pelayanan penginapan, makan dan minum, dive center, serta jasa-jasa lainnya untuk setiap orang. Kawasan pariwisata Tulamben memiliki potensi dan peluang yang cukup besar dalam pengadaan akomodasi Pusat Pelatihan Selam. Tujuan dari Pusat Pelatihan Selam di Tulamben Karangasem sendiri yaitu untuk menyediakan akomodasi wisata yang nyaman dan eksklusif serta menonjolkan potensi alam yang dimilikinya, menciptakan sebuah penginapan sekaligus sarana fasilitas diving dan snorkeling dalam hal ini Pusat Pelatihan Selam dan dapat menarik minat para wisatawan yang erat kaitannya dengan perkembangan pariwisata Bali, khususnya di kawasan desa Tulamben. Penerapan Tema Rancangan Pusat Pelatihan Selam di Tulamben menggunakan tema Eco Architecture. Eco Architecture merupakan pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin. Tema Eco Architecture ini dipilih dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas arsitektur dan juga lingkungannya melalui desain bangunan, efisiensi penggunaan energi, lahan dan material yang ramah lingkungan. Pemilihan Tema Eco Architecture ini sendiri tidak lepas dari falsafah Tri Hita Karana yang dimana merupakan konsep kebudayaan di Bali. Untuk mencapai klasifikasi Eco Architecture diperlukan kriteria yang diterapkan pada siklus bangunan sejak tahap perancangan yaitu meliputi desain bangunan yang peka terhadap lingkungannya, efisiensi penggunaan energi dengan membuat konsep ruang terbuka, efisiensi penggunaan lahan dengan tidak menutupi semua lahan dengan bangunan, efisiensi penggunaan material dengan penggunaan material yang mudah dan dapat diperbaharui, serta material sisa yang dapat didaur ulang. Kata Kunci: Selam, Pusat Pelatihan Selam, Eco Architecture 8
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan diuraikan alasan pemilihan judul dalam latar belakang yang dilengkapi juga dengan fakta-fakta pendukungnya, rumusan masalah, tujuan, metode penelitian yang digunakan dan metode perancangan. 1.5. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat Indonesia untuk aktualisasi diri belakangan ini semakin meningkat. Memilih hobi atau olahraga yang populer dan berkelas menjadi salah satunya. Selam adalah olahraga yang akhir akhir ini mulai menanjak popularitasnya. Popularitas selam ditunjukkan oleh banyaknya diving club, diving center, situs internet, dan tayangan dokumenter di beberapa televisi nasional. Olahraga ini juga telah mempunyai organisasi resmi nasional yang bernama POSSI (Persatuan Olahraga Selam Indonesia). Pengprov POSSI Bali khususnya berperan penting dalam perkembangan olah raga selam di Bali, muatan 9
yang dikembangkan kearah prestasi, rekreasi, maupun profesi terutama di lingkungantni-al. Dalam skala internasional terdapat beberapa organisasi yang menaungi kegiatan ini seperti SSI dan PADI. Menyelam tidak hanya sebagai suatu olahraga namun juga menawarkan pengalaman dan keindahan yang berbeda beda baik itu dari lokasi maupun biotanya sehingga dapat dikategorikan sebagai olahraga pariwisata. Olahraga pariwisata saat ini mampu menarik perhatian banyak pihak seperti dari kalangan pemerintah, swasta, industri olahraga, industri pariwisata, akademisi maupun masyarakat luas. Hal ini dikarenakan olahraga dan pariwisata merupakan dua hal yang dapat dipadukan sehingga dapat memberi efek ganda bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada umumnya dan Bali pada khususnya. Pertanyaannya adalah bagaimanakah olahraga dapat dipresentasikan sebagai atraksi wisata sehingga menjadi industri olahraga pariwisata yang mendatangkan keuntungan? Sport Tourism atau Pariwisata untuk Olahraga merupakan gagasan baru dalam pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Olahraga selam atau sport diving merupakan manifestasi nyata dari konsep sport tourism. Menurut data Dinas Pariwisata Provinsi Bali, destinasi utama para wisatawan mancanegara yaitu wisata pantai sebanyak 33,2%, pegunungan 16,6%,persawahan 14,9%, dan sisanya adalah lain lain seperti museum atau wisata tempat kuliner tertentu. Potensi sebesar itu dapat digunakan untuk menjaring sasaran wisatawan yang lebih spesifik lagi (para penyelam dunia). Dengan melirik potensi sport diving, wisatawan yang datang tidak hanya sekedar menikmati pemandangan pantai dari daratan namun juga dapat merasakan keindahan bawah laut dengan perasaan aman. Untuk dapat melakukan penyelaman diperlukan serangkaian pelatihan khusus yang dapat memakan waktu 3 hingga 5 hari. Sebagian besar wisatawan mancanegara maupun domestik yang berkunjung ke Bali, pada umumnya berkunjung atau berlibur dalam rentan waktu tersebut. Dinas Pariwisata Bali mendata lamanya wisatawan mancanegara yang menginap lebih dari 9 malam sebanyak 38,2%, 7 malam sebanyak 10,3%, 5 malam sebanyak 10,9%, 4 malam sebanyak 12,9%. Data tersebut memberikan gambaran potensi pengadaan suatu Pusat Pelatihan Selam yang efektif. Pada setiap jenjang keahlian, kegiatan pelatihan dilakukan dengan tiga bentuk pembelajaran, yakni teori, praktek pada kolam air tawar (open water), dan 10
praktek lapangan di laut (open sea). Kegiatan teori dilakukan pada pusat pelatihan selam (diving center) dan kegiatan praktek kolam air tawar umumnya dilakukan di kolam renang umum di kota tempat diving center tersebut berada. Kegiatan praktek lapangan dilakukan pada titik-titik penyelaman tertentu di beberapa tempat yang nyaman untuk penyelaman (dengan arus yang relatif tenang dan jarak pandang yang cukup). Kekurangan, praktek laut ini adalah tidak setiap saat penyelam dapat melakukan penyelaman (bila situasi cuaca tidak baik), dan relatif mahal bila jarak titik penyelaman jauh dari tempat tinggal penyelam. Berdasarkan uraian diatas, dirasa perlu membangun sebuah fasilitas pusat pelatihan selam yang terpadu, tempat dimana semua kegiatan pelatihan dapat dilakukan dari awal hingga penyelam memperoleh sertifikasi tanpa tergantung kondisi cuaca yang terkadang menghalangi kegiatan. Suatu tempat yang juga menawarkan kenyamanan dan keamanan ekstra dan eksklusif bagi para penyelamnya. Desa Tulamben, Kabupaten Karangasem, Bali akan menjadi lokasi rancangan sebuah tempat tersebut yang selanjutnya oleh penulis disebut dengan Pusat Pelatihan Selam di Tulamben. Kabupaten Karangasem saat ini sudah mulai berkembang dari segi fasilitas, infrastruktur maupun pariwisatanya. Dari segi pariwisatanya, Kabupaten Karangasem juga tidak kalah dengan sektor pariwisata Kabupaten lainnya. Dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karangasem menurut data pada tahun 2013 sebanyak 461.515 orang, wisatawan mancanegara sebanyak 301.806 orang dan wisatawan domestik sebanyak 159.709 orang. Banyak objek-objek wisata yang terdapat di Kabupaten Karangasem seperti Amed, Tulamben, Taman Soekasada Ujung, Taman Tirtagangga, Desa Tenganan, Sibetan dan masih banyak lainnya. Tulamben menjadi urutan ketiga destinasi favorit kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Karangasem, setelah Taman Soekasada Ujung dan Besakih. Data dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali mengenai kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang datang ke kawasan pariwisata Tulamben dari tahun 2010 sebanyak 27.347 orang, hingga tahun 2013 sebanyak 73.135 orang. Dilihat dari besarnya minat wisatawan yang berkunjung ke Tulamben, ini dapat menjadi peluang terhadap perkembangan dan pertumbuhan pariwisata di Kabupaten Karangasem. 11
Tulamben merupakan daerah pesisir pantai, yang mayoritas wisatawannya berkunjung untuk menikmati pesona alam bawah laut dengan olahraga menyelam (diving). Hal itu dikarenakan Tulamben merupakan salah satu desa di Karangasem, Bali, yang memiliki potensi alam bawah laut yang sangat baik untuk dikembangkan, tetapi fasilitas yang dimiliki masih minim. Sehingga kawasan pariwisata Tulamben memerlukan suatu fasilitas penunjang untuk mewadahi dan memfasilitasi kegiatan wisata alam bawah laut di daerah Tulamben berupa Pusat Pelatihan Selam yang memiliki fasilitas yang lengkap, aman, dan nyaman. Perencanaan pengadaan Pusat Pelatihan Selam di Tulamben Karangasem ini akan memenuhi berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk menyelam dengan memanfaatkan potensi perairan laut yang dimiliki oleh kawasan pariwisata Tulamben, serta fasilitas akomodasi penginapan bernuansa alam yang nyaman dalam hal ini berupa Resort. 1.6. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas yang melandasi dasar pemikiran, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana program perencanaan dan perancangan sarana dan prasarana agar dapat menampung seluruh aktifitas dan civitas dalam sebuah Pusat Pelatihan Selam? 2. Bagaimana menentukan dimensi dan luasan ruang yang ideal untuk dapat menentukan program ruang dan tapak pada Pusat Pelatihan Selam? 3. Bagaimana konsep perancangan tapak, bangunan, struktur, dan utilitas dalam perancangan bangunan Pusat Pelatihan Selam? 1.7. Tujuan Adapun beberapa tujuan dari penulisan laporan ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Merencanakan dan menciptakan suatu sarana dan prasarana yang dapat menampung seluruh aktifitas dan civitas di dalam sebuah Pusat Pelatihan Selam 2. Menentukan program ruang dan tapak sesuai dengan persyaratan, organisasi dan hubungan ruang, kebutuhan fungsional, performansi, dan arsitektural dalam Pusat Pelatihan Selam 12
3. Merumuskan konsep perancangan tapak, bangunan, struktur, dan utilitas dalam perancangan Pusat Pelatihan Selam agar dapat bermanfaatkan dengan baik. 1.8. Metoda Penelitian Dalam penyusunan skripsi tugas akhir menggunakan teknik pengumpulan data dan teknik perancangan. 1.4.1 Teknik Pengumpulan Data Dalam tahap teknik pengumpulan data, data yang diperoleh akan dibedakan menjadi 2 (dua) macam berdasarkan sumber datanya, yaitu sebagai berikut : 1. Data Primer Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan penelitian secara langsung pada sumbernya. Dimana data primer dapat dikumpulkan dengan cara : a. Observasi Mengadakan observasi atau studi banding terhadap dive center dan dive resort dengan mengadakan pengamatan langsung untuk mendapatkan informasi. b. Wawancara Mengadakan wawancara dengan para diver, dive instruktur dan pihakpihak pengelolah dive center untuk memperoleh data-data yang digunakan untuk pendekatan dan penganalisisan data. 2. Data Sekunder Merupakan data-data literatur yang bersifat teoritis (baik yang ditulis oleh para ahli ataupun pendapat dari berbagai narasumber yang berkompeten) yang memperkuat permasalahan yang diangkat, literatur diperoleh dari berbagai buku bacaan maupun browsing data melalui internet. Data sekunder yang dapat diperoleh dari : a. Studi Kepustakaan Merupakan teknik pengumpulan data melalui literatur-literatur, bukubuku, majalah ataupun artikel yang berkaitan dengan yang harus 13
diperhatikan untuk mendukung terciptanya sebuah Pusat Pelatihan Selam. b. Studi Instansional Studi instansional dilakukan dengan mencari data terkait dengan peraturan yang diperlukan dalam perencanaan dan perancangan. Data tersebut berupa peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah (perda), RTRW dan RDTR Kabupaten Karangasem, yang harus diperhatikan untuk mendukung terciptanya sebuah Pusat Pelatihan Selam, serta Data Fisik dan Non Fisik Daerah Kabupaten Karangasem. c. Browsing Internet Pengumpulan data mengenai proyek sejenis dengan cara pencarian melalui media internet, ataupun website untuk mendapatkan gambaran mengenai kegiatan serta fasilitas yang digunakan berhubungan dengan yang harus diperhatikan untuk mendukung terciptanya sebuah Pusat Pelatihan Selam. 1.4.2 Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang dilakukan di bagi menjadi tiga tahap, yaitu kompilasi data, analisis dan sintesis. 1. Kompilasi Data Kompilasi data yaitu data yang telah di kumpulkan, dipilih dan disusun sesuai dengan kegunaannya dalam menunjang kegiatan analisa. 2. Analisis Data Berdasarkan kompilasi data, dilakukan analisa terhadap data-data dengan menggunakan berbagai pertimbangan, yang pendekatannya dilakukan dengan dua cara, yaitu : a. Kualitatif Yaitu menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data membuat diagramatik seperti menyimpulkan studi banding sejenis. b. Kuantitatif Yaitu menganalisis data dengan cara perhitungan matematis seperti perhitungan asumsi jumlah wisatawan mancanegara maupun domestik yang berkunjung guna menghitung kebutuhan akan Pusat Pelatihan Selam yang diperlukan. 14
3. Sintesis Sintesis yaitu mengintregasikan setiap permasalahan yang ada kedalam kelompok-kelompok beserta faktor pengaruhnya, sebagai jalan keluar yang terbaik untuk memecahkan masalah. 1.4.3 Teknik Penyimpulan Data Kesimpulan diambil sebagai rangkuman dari semua jawaban atas masalah yang telah diangkat. Adapun teknik penyimpulan data ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : a. Induktif Induktif, yaitu suatu pemikiran yang bertitik tolak dari hal-hal khusus yang mengarah pada kesimpulan dan saran yang bersifat umum. b. Deduktif Deduktif, yaitu suatu pemikiran yang bertitik tolak dari hal-hal umum yang mengarah pada kesimpulan dan saran yang sifatnya khusus. 15