Lampiran 1. Cara Perhitungan Manual Uji Statistik T 2 -Hotelling Berbagai Ukuran Tubuh Kelompok Domba Garut Betina vs Domba Ekor Gemuk Betina

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Perhitungan Manual Uji T 2 Hotelling Berbagai Ukuran Tubuh pada Kuda Delman Jantan Manado vs Tomohon. Rumus: T 2 = X X S X X

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kuda yang Diamati Berdasarkan Lokasi dan Jenis Kelamin

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Ayam Kampung Jantan (a) dan Ayam Kampung Betina (b) dari Daerah Ciamis

MATERI DAN METODE. ) diukur dari lateral tuber humerus (tonjolan depan) sampai tuber ischii dengan menggunakan tongkat ukur dalam satuan cm.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penetapan Lokasi Penentuan Umur Domba

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

VARIABEL PEMBEDA UKURAN TUBUH KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) BETINA DI TIGA PETERNAKAN BERBEDA NOVITA SAPRIKA THAMREN

METODE. Materi. Tabel 2. Distribusi Ayam Kampung yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kambing Peranakan Etawah yang Diamati Kondisi Gigi. Jantan Betina Jantan Betina

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.

MATERI DAN METODE. Jenis Kelamin Ciamis Tegal Blitar 45 ekor 20 ekor 38 ekor 56 ekor 89 ekor 80 ekor

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin

MATERI DAN METODE. Materi

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Tabel 1. Jumlah Kuda Delman Lokal Berdasarkan Lokasi Pengamatan. Kuda Jantan Lokal (ekor) Minahasa

SKRIPSI RIRI SELVIA N

PENGGOLONGAN MORFOMETRIK DOMBA GARUT, DOMBA EKOR GEMUK DAN DOMBA EKOR TIPIS MELALUI ANALISIS DISKRIMINAN FISHER, WALD-ANDERSON DAN JARAK MAHALANOBIS

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Garut

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal Indonesia Domba Ekor Tipis

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah transaksi domba antara pengepul atau pembeli

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil Analisis Ukuran Tubuh Domba. Ukuran Tubuh Minimal Maksimal Rata-rata Standar Koefisien

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. olahraga polo. Tinggi kuda polo berkisar antara 142 sampai dengan 159 cm

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

STUDI KERAGAMAN FENOTIPIK DAN JARAK GENETIK ANTAR DOMBA GARUT DI BPPTD MARGAWATI, KECAMATAN WANARAJA DAN KECAMATAN SUKAWENING KABUPATEN GARUT

Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Program Studi Matematika di FMIPA dan FKIP Universitas Sriwijaya

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau lokal betina

BAHAN DAN METODE. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan ialah : 1. Kambing Kacang di desa Paya Bakung, desa Hamparan Perak dan desa

PENDAHULUAN. Populasi domba terbesar terdapat di Kabupaten Garut yang termasuk salah

10 Departemen Statistika FMIPA IPB

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan febuari 2013, yang berlokasi

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bentuk umum persamaan regresi linier berganda adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: mengukur diameter lingkar dada domba

UKURAN DAN BENTUK TUBUH SERTA PENDUGAAN BOBOT BADAN DOMBA GARUT, DOMBA EKOR TIPIS DAN DOMBA EKOR GEMUK SKRIPSI BETARI UMI TIRTOSIWI

PENDAHULUAN. Domba mempunyai arti penting bagi kehidupan dan kesejahteraan

untuk setiap x sehingga f g

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi

KARAKTERISTIK UKURAN DAN BENTUK TUBUH DOMBA EKOR TIPIS MELALUI ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA DI UP3J, PETERNAKAN TAWAKAL DAN MITRA TANI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April-Mei 2015 di Kecamatan

Gambar 3. Peta Sulawesi Utara

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI. Oleh : ARDY AGA PRATAMA

METODOLOGI PENELITIAN. selama 2 bulan, yakni mulai dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Juli 2013.

MATERI DAN METODE. Harpiocephalus harpia Serangga Rhinolophus keyensis Serangga Hipposideros cervinus Serangga

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Domba yang digunakan untuk penelitian adalah Domba Garut jantan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini

SKRIPSI ANGELINA VANDA ARDHIYANI

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN MORFOMETRIK UKURAN TUBUH AYAM KUB DAN SENTUL MELALUI PENDEKATAN ANALISIS DISKRIMINAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

Matematika EBTANAS Tahun 1986

BAB III MATERI DAN METODE sampai 5 Januari Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, meliputi

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2389/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN DOMBA SAPUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot

Matriks. Baris ke 2 Baris ke 3

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI T 2 HOTELLING KLASIK DENGAN T 2 HOTELLING PENDEKATAN BOOTSTRAP PADA DATA BERDISTRIBUSI NON-NORMAL MULTIVARIAT

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Soal dan Pembahasan UN Matematika Program IPS tahun 2008

METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) mulai bulan Juli hingga November 2009.

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

MATERI DAN METODE. Materi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (disingkat SMA), adalah jenjang pendidikan

MODUL XI SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KEPERCAYAAN

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

( ) 2. Nilai x yang memenuhi log 9. Jadi 4x 12 = 3 atau x = 3,75

BAB 2 LANDASAN TEORI

Uji Korelasi Kendal Tau dan Uji Korelasi Spearman Rank

BAB III ANALISIS, ALGORITMA, DAN CONTOH PENERAPAN

KARAKTERISASI MORFOLOGI DOMBA ADU

METODE. Lokasi dan Waktu

Sandi Blok. Risanuri Hidayat Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM

Bab 2 LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB III ANALISIS SPEKTRAL PADA RUNTUN WAKTU MODEL ARIMA. Analisis spektral adalah metode yang menggambarkan kecendrungan osilasi

Transkripsi:

LAMPIRAN 56

Lampiran 1. Cara Perhitungan Manual Uji Statistik T 2 -Hotelling Berbagai Ukuran Tubuh Kelompok Domba Garut Betina vs Domba Ekor Gemuk Betina Rumus: T 2 = n 1 n 2 n 1+ n 2 X 1 -X 2 S Ḡ 1 X 1 -X 2 Selanjutnya besaran : F = n 1 + n 2 p 1 n 1 + n 2 2 p T2 akan berdistribusi dengan derajat bebas V 1 = p V 2 = n 1 + n 2 p 1 n 1 = jumlah data pengamatan pada kelompok domba betina garut = 33 n 2 = jumlah data pengamatan pada kelompok domba betina ekor gemuk = 22 Hipotesis dalam pengujian tersebut adalah sebagai berikut: H : U 1 = U 2 : berarti bahwa vektor nilai rataan dari kelompok pertama sama dengan kelompok kedua H 1 : U 1 U 2 : berarti bahwa kedua vektor nilai rataan berbeda dari keseluruhan kelompok domba Tahap 1 Matriks Kovarian Kelompok Domba Garut (S 1 ) 314,581 285,576 47,668 32,8894 49,498 52,4591 18,2358 67,3555 212,527 8,7894 285,576 41,61 48,562 31,7839 71,382 68,679 23,8176 82,2545 166,773 12,1939 47,668 48,562 223,525 32,1218 39,185 34,9227 19,8927 27,4636 134,918 14,4818 32,889 31,784 32,122 24,726 12,322 8,739 3,1342 12,5745 48,473 8,266 49,498 71,382 39,185 12,3218 181,665 24,827 24,5427 26,336 136,218 1,2318 52,459 68,671 34,923 8,739 24,83 59,9764 24,4964 21,8518 79,49,749 18,236 23,818 19,893 3,1342 24,543 24,4964 21,8697 15,6418 6,59 3,4742 67,355 82,255 27,464 12,5745 26,34 21,8518 15,6418 45,9691 94,45 9,445 212,527 166,773 134,918 48,4727 136,218 79,491 6,591 94,455 522,727 24,2727 8,789 12,194 14,482 8,266 1,232,749 3,4742 9,445 24,273 8,66 57

Matriks Kovarian Kelompok Domba Ekor Gemuk (S 2 ) 171,893 94,873 54,677-16,9545 19,4273 7,6836 13,5 19,35 37,4455-1,83182 94,873 114,691 3,979 3,6318 42,1791 4,5845 5,55 18,1 54,9818 2,37273 54,68 3,971 8,8659 -,1682 9,2691 5,1645 11,1 16,35-3,4682 1,72273-16,955 3,632 -,1682 21,3636 9,8182 1,491 1,25 6, 23,3636 4,29545 19,427 42,179 9,2691 9,8182 8,739 1,355 4,5 17,4 39,9682 1,97727 7,684 4,585 5,1645 1,491 1,355 14,9927 4, 1,8 17,891 2,1364 13,5 5,55 11,1 1,25 4,5 4, 7,5 4, 9,5, 19,35 18,1 16,35 6, 17,4 1,8 4, 21,5 24,5 1, 37,445 54,982-3,4682 23,3636 39,9682 17,891 9,5 24,5 96,8636,79545-1,832 2,373 1,7227 4,2955 1,9773 2,136, 1,,7955 2,81818 Tahap 2 Hasil matriks diatas dimasukkan ke dalam matriks S gabungan, yaitu : S G= n 1 1 S 1 + n 2 1 S 2 n 1 + n 2 2 Sehingga diperoleh hasil berupa matriks S G, yaitu : 9,17875 7,17828 1,92973,366 1,348 1,13477,59879 1,63595 4,7165,131275 7,17828 9,997 1,562,66822 2,14266 1,38218,55411 1,89348 4,184,274843 1,92973 1,562 5,74323,629,91424,75636,58477,82667 2,482,35746,366,66822,629,86951,41774,36113,8272,3546 1,3554,23697 1,348 2,14266,91424,41774 4,9587,48751,53949,8195 3,3243,2336 1,13477 1,38218,75636,36113,48751 1,41451,53767,44626 1,8343,51973,59879,55411,58477,8272,53949,53767,55415,376 1,329,65552 1,63595 1,89348,82667,3546,8195,44626,376 1,273 2,2367,196312 4,71647 4,1845 2,4819 1,3554 3,32427 1,83431 1,3293 2,23671 11,694,472985,13128,27484,3575,23691,2336,5197,6555,19631,473,2526 Tahap 3 Menghitung matriks rataan dari kelompok Domba Garut dan Ekor Gemuk X 1 = 63,258 64,176 63,227 14,842 27,327 13,964 15,497 18,418 72,91 6,7424 X 2 = 57,559 59,336 58,186 14,273 25,64 13,582 15,5 17,5 66,273 6,491 58

Tahap 4 Hasil dari matriks gabungan (S G ) digunakan untuk menghitung rumus T 2 -Hotelling, yaitu : T 2 = n 1 n 2 n 1+ n 2 X 1 X 2 S G 1 X 1 X 2 T 2 = 33.22 33 + 22 9,6897 sehingga diperoleh hasil sebesar 127,944 Tahap 5 Berdasarkan hipotesis maka perlu menentukan F α : v 1; v 2, dimana v 1 = p = 1 (banyaknya variabel X) Sedangkan v 2 = n 1 + n 2 p 1 = 33 + 22-1 1 = 44 Apabila dipilih taraf nyata α =,5, maka dari tabel distribusi F diperoleh F,5 ; 1,44 = 2,62, yang didapatkan dari hasil interpolasi : F (4)(,5) = 2,8 F (6)(,5) = 1,99 = 2,8 + ( 1,99 2,8) (6 4) 44 4 = 2,62 Dengan demikian besaran : F = n 1 + n 2 p 1 n 1 + n 2 2 p T2 F = 33 + 22 1 1 127,944 = 1,61844 33 + 22 2 1 Tolak H jika F hitung > F tabel 1,61844 > 2,62 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran tubuh kelompok domba Garut betina berbeda dengan domba Ekor Gemuk betina. 59

Lampiran 2. Cara Perhitungan Fungsi Diskriminan Fisher pada Berbagai Ukuran Tubuh Kelompok Domba Garut Betina vs Domba Ekor Gemuk Betina Hasil pengujian T 2 - Hotelling pada kelompok domba Garut betina vs domba Ekor Gemuk betina menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kedua kelompok domba tersebut. Adanya perbedaan tersebut memungkinkan kita untuk membangun fungsi diskriminan Fisher untuk mencirikan perbedaan variabel-variabel ukuran tubuh yang ada dalam populasi kelompok domba Garut betina vs domba Ekor Gemuk betina. Fungsi diskriminan linier Fisher dibangun berdasarkan persamaan: Sehingga diperlukan perhitungan berikut: Invers Matriks Gabungan (S G -1 ) = Y = a X = X 1 X 2 S G 1 X,36166 -,25633 -,46595,151,51235,288,1929 -,2641 -,7682,1913 -,25633,298335,26173 -,6226 -,7797 -,15367,15484 -,18952,44389 -,872 -,46595,26173,2273 -,8556 -,6377 -,1891 -,1464 -,327,6493 -,1684,157 -,62258 -,85561 2,31758,913 -,63759 1,5719 -,6583 -,29128 2,216,51235 -,7797 -,6377,913,27612,849 -,16944,1216 -,66959 -,734,2882 -,153674 -,18914 -,63759,8491 1,48185-1,38388,1555 -,465,8738,19293,154838 -,146396 1,5719 -,169443-1,38388 4,1123 -,5258 -,212845-1,121 -,26411 -,189519 -,3268 -,6583,12155,1555 -,5258 1,6873 -,15632 -,66931 -,7682,44389,6493 -,2913 -,66959 -,465 -,21284 -,15632,2358,6262,1913 -,872 -,16835-2,216 -,7343,8738-1,121 -,66931,62622 8,37615 X 1 = 63,258 64,176 63,227 14,842 27,327 13,964 15,497 18,418 72,91 6,7424 X 2 = 57,559 59,336 58,186 14,273 25,64 13,582 15,5 17,5 66,273 6,491 6

Selisih rataan 1 dengan rataan 2 X 1 X 2 = 5,699 4,84 5,41,569 2,263,382 -,3,918 5,818,3333 Maka X 1 X 2 S G 1 = [,28913,24386,858527 -,79647,176992 -,12491-2,25555 -,834151,567425,848766] Dengan demikian diperoleh model fungsi diskriminan linier Fisher kelompok domba Garut betina vs domba Ekor Gemuk betina adalah Y =,28913 X 1 +,24386 X 2 +,858527 X 3,79647 X 4 +,176992 X 5,12491 X 6 2,25555 X 7,834151 X 8 +,567425 X 9 +,848766 X 1 Sekarang kita dapat menguji apakah benar kesepuluh variabel dalam fungsi diskriminan Fisher cukup berarti menerangkan perbedaan antara kelompok domba Garut betina vs domba Ekor Gemuk betina atau ada variabel tertentu dalam model yang tidak berarti (tidak memberikan kontribusi yang berarti) sehingga dapat dikeluarkan dari model. Untuk tujuan ini maka dapat digunakan selang kepercayaan serempak (simultaneous confidence intervals) untuk beda nilai rata-rata diantara dua kelompok domba tersebut. Selang kepercayaan serempak berdasarkan formula berikut : c' X 1 - X 2 ± c' S G c n 1 + n 2 2 T p,n n 1 n 1 +n 2-2 2 Nilai T 2 diperoleh dari Tabel Hotelling dengan taraf nyata α =,5. Nilai c mengikuti perbandingan yang diinginkan misalnya untuk membandingkan vaiabel X 1 maka c = (1,,,,,,,,,) dan seterusnya. Apabila selang kepercayaan serempak terdapat nilai nol, maka kedua rata-rata kelompok untuk variabel tersebut dianggap tidak berbeda nyata pada taraf tertentu, sehingga dapat dikeluarkan dari model. Dengan menggunakan persamaan selang kepercayaan serempak, maka dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berperan dalam model fungsi diskriminan Fisher. Pengujian selang kepercayaan serempak dilakukan sebagai berikut: 61

1. Untuk variabel X 1 (Tinggi Pundak) c = (1,,,,,,,,,) X 1 X 2 =[5,699 4,84 5,41,569 2,263,382 -,3,918 5,818,333] c X 1 X 2 = 5,699 c S G c = 1 9,17875 7,17828 1,92973,366 1,348 1,13477,59879 1,63595 4,7165,131275 7,17828 9,997 1,562,66822 2,14266 1,38218,55411 1,89348 4,184,274843 1,92973 1,562 5,74323,629,91424,75636,58477,82667 2,482,35746,366,66822,629,86951,41774,36113,8272,3546 1,3554,23697 1,348 2,14266,91424,41774 4,9587,48751,53949,8195 3,3243,2336 1,13477 1,38218,75636,36113,48751 1,41451,53767,44626 1,8343,51973,59879,55411,58477,8272,53949,53767,55415,376 1,329,65552 1,63595 1,89348,82667,3546,8195,44626,376 1,273 2,2367,196312 4,71647 4,1845 2,4819 1,3554 3,32427 1,83431 1,3293 2,23671 11,694,472985,13128,27484,3575,23691,2336,5197,6555,19631,473,2526 1 = 9,17875 7,17828 1,92973,3658 1,348 1,13477,598788 1,63595 4,71647,131275 1 = 9,1788 = 3,2965 = = n 1 + n 2 2 T n 1 n 2 p,n 1 +n 2-2 33 + 22 33.22 T 2 1,53,5 = 33+22 33.22 24,7646= 1,8761 = 1,36971 Catatan: T 2 (1,5)(,5) = 25,256 T 2 (1,55) (,5) = 24,437 Maka T 2 (1,53) (,5) = 25,25 + ( 24,437 25,256 ) (55 5) 53 5 = 24,7646 62

Dengan demikian selang kepercayaan serempak 95% untuk variabel X 1 adalah: 5,699 ± (3,2965) (1,36971) 1,519259 ; 9,848741 Karena selang kepercayaan serempak 95% untuk X 1 tidak melewati nol, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada taraf lima persen variabel X 1 (tinggi pundak) berbeda diantara dua kelompok domba yang diamati, sehingga X 1 dapat dipertahankan dalam fungsi diskriminan Fisher. 2. Untuk variabel X 2 (Tinggi Pinggul): c = (,1,,,,,,,,) c X 1 X 2 = 4,84 c S G c = 9,91 = 3,14659 Dengan demikian selang kepercayaan serempak 95% untuk variabel X 2 adalah: 4,84 ± (3,14659) (1,36971),531 ; 9,1499 Karena selang kepercayaan serempak 95% untuk X 2 tidak melewati nol, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada taraf lima persen variabel X 2 (tinggi pinggul) berbeda diantara dua kelompok domba yang diamati, sehingga X 2 dapat dipertahankan dalam fungsi diskriminan Fisher. 3. Untuk variabel X 3 (Panjang Badan): c = (,,1,,,,,,,) c X 1 X 2 = 5,41 c S G c = 5,7432 = 2,3965 Dengan demikian selang kepercayaan serempak 95% untuk variabel X 3 adalah: 5,41 ± (2,3965) (1,36971) 1,75849 ; 8,32351 Karena selang kepercayaan serempak 95% untuk X 3 tidak melewati nol, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada taraf lima persen variabel X 3 (panjang badan) berbeda diantara dua kelompok domba yang diamati, sehingga X 3 dapat dipertahankan dalam fungsi diskriminan Fisher. 4. Untuk variabel X 4 (Lebar Dada): c = (,,,1,,,,,,) 63

c X 1 X 2 =,569 c S G c =,8695 =,93247 Dengan demikian selang kepercayaan serempak 95% untuk variabel X 4 adalah:,569 ± (,93247) (1,36971) -,7821 ; 1,84621 Karena selang kepercayaan serempak 95% untuk X 4 melewati nol, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada taraf lima persen variabel X 4 (lebar dada) sama diantara dua kelompok domba yang diamati, sehingga X 4 tidak dapat dipertahankan dalam fungsi diskriminan Fisher. 5. Untuk variabel X 5 (Dalam Dada): c = (,,,,1,,,,,) c X 1 X 2 = 2,263 c S G c = 4,959 = 2,2256 Dengan demikian selang kepercayaan serempak 95% untuk variabel X 5 adalah: 2,263 ± (2,2256) (1,36971) -,7846869 ; 5,316869 Karena selang kepercayaan serempak 95% untuk X 5 melewati nol, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada taraf lima persen variabel X 5 (dalam dada) sama diantara dua kelompok domba yang diamati, sehingga X 5 tidak dapat dipertahankan dalam fungsi diskriminan Fisher. 6. Untuk variabel X 6 (Lebar Pinggul): c = (,,,,,1,,,,) c X 1 X 2 =,382 c S G c = 1,4145 = 1,18933 Dengan demikian selang kepercayaan serempak 95% untuk variabel X 6 adalah:,382 ± (1,18933) (1,36971) -1,24737; 2,1137 Karena selang kepercayaan serempak 95% untuk X 6 melewati nol, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada taraf lima persen variabel X 6 (lebar pinggul) sama 64

diantara dua kelompok domba yang diamati, sehingga X 6 tidak dapat dipertahankan dalam fungsi diskriminan Fisher. 7. Untuk variabel X 7 (Lebar Kelangkang): c = (,,,,,,1,,,) c X 1 X 2 = -,3 c S G c =,5541 =,744379 Dengan demikian selang kepercayaan serempak 95% untuk variabel X 7 adalah: -,3 ± (,744379) (1,36971) -1,49583 ;,989583 Karena selang kepercayaan serempak 95% untuk X 7 melewati nol, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada taraf lima persen variabel X 7 (lebar kelangkang) sama diantara dua kelompok domba yang diamati, sehingga X 7 tidak dapat dipertahankan dalam fungsi diskriminan Fisher. 8. Untuk variabel X 8 (Panjang Kelangkang): c = (,,,,,,,1,,) c X 1 X 2 =,918 c S G c = 1,273 = 1,12827 Dengan demikian selang kepercayaan serempak 95% untuk variabel X 8 adalah:,918 ± (1,12827) (1,36971) -,627427 ; 2,463427 Karena selang kepercayaan serempak 95% untuk X 8 melewati nol, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada taraf lima persen variabel X 8 (panjang kelangkang) sama diantara dua kelompok domba yang diamati, sehingga X 8 tidak dapat dipertahankan dalam fungsi diskriminan Fisher. 9. Untuk variabel X 9 (Lingkar Dada): c = (,,,,,,,,1,) c X 1 X 2 = 5,818 c S G c = 11,694 = 3,41912 Dengan demikian selang kepercayaan serempak 95% untuk variabel X 2 adalah: 5,818 ± (3,41912) (1,36971) 65

1,13479715 ; 1,512285 Karena selang kepercayaan serempak 95% untuk X 9 tidak melewati nol, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada taraf lima persen variabel X 9 (lingkar dada) berbeda diantara dua kelompok domba yang diamati, sehingga X 9 dapat dipertahankan dalam fungsi diskriminan Fisher. 1. Untuk variabel X 1 (Lingkar Kanon): c = (,,,,,,,,,1) c X 1 X 2 =,3333 c S G c =,253 =,4531 Dengan demikian selang kepercayaan serempak 95% untuk variabel X 2 adalah:,3333 ± (,4531) (1,36971) -,2873156 ;,9539156 Karena selang kepercayaan serempak 95% untuk X 1 melewati nol, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada taraf lima persen variabel X 1 (lingkar kanon) sama diantara dua kelompok domba yang diamati, sehingga X 1 tidak dapat dipertahankan dalam fungsi diskriminan Fisher. Korelasi antara setiap variabel dalam model dan fungsi diskriminan dapat dihitung dengan formula: Nilai D 2 diperoleh dari: R Y,Xi = d i / S ii D 2 X 1 - X 2 ' S Ḡ 1 X 1 - X 2 Sehingga dapat dihitung: X 1 - X 2 ' =[5,699 4,84 5,41,569 2,263,382 -,3,918 5,818,333] Invers Matriks Gabungan (S G -1 ) =,36166 -,25633 -,46595,151,51235,288,1929 -,2641 -,7682,1913 -,25633,298335,26173 -,6226 -,7797 -,15367,15484 -,18952,44389 -,872 -,46595,26173,2273 -,8556 -,6377 -,1891 -,1464 -,327,6493 -,1684,157 -,62258 -,85561 2,31758,913 -,63759 1,5719 -,6583 -,29128 2,216,51235 -,7797 -,6377,913,27612,849 -,16944,1216 -,66959 -,734,2882 -,153674 -,18914 -,63759,8491 1,48185-1,38388,1555 -,465,8738,19293,154838 -,146396 1,5719 -,169443-1,38388 4,1123 -,5258 -,212845-1,121 -,26411 -,189519 -,3268 -,6583,12155,1555 -,5258 1,6873 -,15632 -,66931 -,7682,44389,6493 -,2913 -,66959 -,465 -,21284 -,15632,2358,6262,1913 -,872 -,16835-2,216 -,7343,8738-1,121 -,66931,62622 8,37615 66

Selisih rataan 1 dengan rataan 2 X 1 - X 2 = Jadi, 5,699 4,84 5,41,569 2,263,382 -,3,918 5,818,3333 X 1 - X 2 ' S Ḡ 1 X 1 - X 2 = 9,6897 Dengan demikian korelasi antara Xi dan fungsi diskriminan Y dihitung sebagai berikut: R Y.X1 = 5,699 9,17875 (9,6897 ) (*) =,64298 R Y.X2 = 4,84 9,997 (9,6897 ) =,494141 (*) R Y.X3 = 5,41 5,74323 (9,6897 ) =,6757463 (*) R Y.X4 =,569,86951 (9,6897 ) (tn) =,196 R Y.X5 = 2,263 4,9587 (9,6897 ) =,326729 (tn) R Y.X6 =,382 1,41451 (9,6897 ) =,13182 (tn) R Y.X7 =,3,55415 (9,6897 ) (tn) = -,12946 67

R Y.X8 =,918 1,273 (9,6897 ) (tn) =,26138 R Y.X9 = 5,818 11,694 (9,6897 ) =,546645 (*) R Y.X1 =,3333,2526 (9,6897 ) (tn) =,236334 Dari korelasi antara variabel dalam model dengan fungsi diskriminan Fisher diketahui bahwa variabel X 4, X 5, X 6, X 7, X 8, dan X 1 berdasarkan selang kepercayaan 95% mengandung nilai nol, maka diputuskan untuk mengeluarkan X 4, X 5, X 6, X 7, X 8, dan X 1 dari model diskriminan Fisher. Dengan demikian model fungsi diskriminan Fisher untuk kelompok domba Garut betina dan domba Ekor Gemuk betina hanya melibatkan empat variabel pembeda terpenting yaitu X 1, X 2, X 3, dan X 9. Sekarang kita memiliki p = 4, melalui penghapusan baris keempat, kelima, keenam, ketujuh, kedelapan dan kesepuluh serta kolom keempat, kelima, keenam, ketujuh, kedelapan dan kesepuluh dari matriks S G (karena variabel-variabel tersebut dikeluarkan dari model), maka diperoleh matriks yang baru yaitu: Matriks Gabungan (S G ) = 9,17875 7,17828 1,92973 4,7165 7,17828 9,997 1,562 4,184 1,92973 1,562 5,74323 2,482 4,71647 4,1845 2,4819 11,694 Invers Matriks Gabungan (S G -1 ) =,27517 -,177685 -,28118 -,41432 -,177685,234789,459 -,1327 -,28118,459,19621 -,31736 -,41432 -,1327 -,31736,113716 X 1 = 63,258 64,176 63,227 72,91 X 2 = 57,559 59,336 58,186 66,273 68

Selisih rataan 1 dengan rataan 2 X 1 X 2 = 5,699 4,84 5,41 5,818 Maka X 1 X 2 (S G -1 ) =,3255,673773,663857,21577 Dengan demikian diperoleh model fungsi diskriminan linier Fisher yang terdiri atas empat variabel, yaitu: Y =,3255 X 1 +,673773 X 2 +,663857 X 3 +,21577 X 9 Selang kepercayaan serempak dipergunakan kembali untuk menguji apakah keempat variabel berpengaruh dalam model atau masih ada variabel tertentu yang perlu dikeluarkan dari model fungsi diskriminan linier Fisher. Pengujian selang kepercayaan serempak dilakukan sebagai berikut 1. Untuk variabel X 1 ( Tinggi Pundak) c = (1,,,) X 1 X 2 =[5,699 4,84 5,41 5,818] c X 1 X 2 = 5,6691 c S G c = 1 9,17875 7,17828 1,92973 4,7165 7,17828 9,997 1,562 4,184 1,92973 1,562 5,74323 2,482 4,71647 4,1845 2,4819 11,694 1 = 9,17875 7,17828 1,92973 4,7165 1 = 9,1788 = 3,2965 n 1 + n 2 2 T n 1 n (p,n1 +n 2 2) 2 69

= 33 + 22 33.22 T 2 (4,53),5 = 33+ 22 33.22 1,8458=,82165 =,96449 Catatan: T 2 (4,5)(,5) = 1,934 T 2 (4,55) (,5) = 1,787 Maka T 2 (4,53) (,5) = = 1,934 + ( 1,787 1,934) (55 5) 53 5 = 1,8458 Dengan demikian selang kepercayaan serempak 95% untuk variabel X 1 adalah: 5,699 ± (3,2965) (,96449) 2,92279 ; 8,4152332 Karena selang kepercayaan serempak 95% untuk X 1 tidak melewati nol, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada taraf lima persen variabel X 1 (tinggi pundak) berbeda diantara dua kelompok domba yang diamati, sehingga X 1 dapat dipertahankan dalam fungsi diskriminan Fisher. 2. Untuk variabel X 2 (Tinggi Pinggul): c = (,1,,) c X 1 X 2 = 4,84 c S G c = 9,91 = 3,14659 Dengan demikian selang kepercayaan serempak 95% untuk variabel X 2 adalah: 4,84 ± (3,14659) (,96449) 1,9878 ; 7,6922 Karena selang kepercayaan serempak 95% untuk X 2 tidak melewati nol, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada taraf lima persen variabel X 2 (tinggi pinggul) berbeda diantara dua kelompok domba yang diamati, sehingga X 2 dapat dipertahankan dalam fungsi diskriminan Fisher. 3. Untuk variabel X 3 (Panjang Badan): c = (,,1,) c X 1 X 2 = 5,41 c S G c = 5,7432 = 2,3965 7

Dengan demikian selang kepercayaan serempak 95% untuk variabel X 3 adalah: 5,41 ± (2,3965) (,96449) 2,8687 ; 7,21335 Karena selang kepercayaan serempak 95% untuk X 3 tidak melewati nol, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada taraf lima persen variabel X 3 (panjang badan) berbeda diantara dua kelompok domba yang diamati, sehingga X 3 dapat dipertahankan dalam fungsi diskriminan Fisher. 4. Untuk variabel X 9 (Lingkar Dada): c = (,,,1) c X 1 X 2 = 5,818 c S G c = 11,694 = 3,41912 Dengan demikian selang kepercayaan serempak 95% untuk variabel X 3 adalah: 5,818 ± (3,41912) (,96449) 2,71875 ; 8,9173579 Karena selang kepercayaan serempak 95% untuk X 4 tidak melewati nol, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada taraf lima persen variabel X 4 (lingkar dada) berbeda diantara dua kelompok domba yang diamati, sehingga X 4 dapat dipertahankan dalam fungsi diskriminan Fisher. Korelasi antara setiap variabel dalam model dan fungsi diskriminan dapat dihitung dengan formula: R Y,Xi = d i / S ii D 2 Nilai D 2 diperoleh dari: X 1 X 2 S G 1 X 1 X 2 Sehingga dapat dihitung: X 1 X 2 = [5,699 4,84 5,41 5,818] Invers Matriks Gabungan (S G -1 ) =,27517 -,177685 -,28118 -,41432 -,177685,234789,459 -,1327 -,28118,459,19621 -,31736 -,41432 -,1327 -,31736,113716 71

Selisih rataan 1 dengan rataan 2 X 1 X 2 = Jadi, 5,699 4,84 5,41 5,818 X 1 X 2 S G 1 X 1 X 2 = 6,6978 Dengan demikian korelasi antara Xi dan fungsi diskriminan Y dihitung sebagai berikut: 5,699 R Y.X1 = 9,17875 (6,6978 ) =,72318 (*) R Y.X2 = 4,84 9,997 (6,6978 ) (*) =,59435 R Y.X3 = 5,41 5,74323 (6,6978 ) =,8127787 (*) R Y.X9 = 5,818 11,694 (6,6897 ) =,657496 (*) Sehingga terbukti bahwa variabel-variabel pembeda antara kelompok betina domba Garut vs domba Ekor Gemuk adalah tinggi pundak (X 1 ), tinggi pinggul (X 2 ), panjang badan (X 3 ) dan lingkar dada (X 9 ). 72

Lampiran 3. Penggolongan Individu Kelompok Domba Garut Betina vs Domba Ekor Gemuk Betina Berdasarkan Skor Diskriminan Individu (n = 55) Kelompok Aktual (1=Garut; 2=Ekor Gemuk) Y (Skor Diskriminan) Y m Penggolongan (1=Garut; 2=Ekor Gemuk) 1 1 83,568 8,4688 1 2 1 85,7659 83,1779 1 3 1 76,6133 74,253 1 4 1 81,3152 78,7272 1 5 1 83,8319 81,2439 1 6 1 84,1833 81,5953 1 7 1 82,863 8,275 1 8 1 85,8155 83,2275 1 9 1 83,3653 8,7773 1 1 1 76,9548 74,3668 1 11 1 83,3443 8,7563 1 12 1 79,9615 77,3735 1 13 1 84,1316 81,5437 1 14 1 79,7146 77,1266 1 15 1 78,9755 76,3876 1 16 1 78,3777 75,7897 1 17 1 79,4671 76,8791 1 18 1 84,19 81,5129 1 19 1 8,6438 78,558 1 2 1 8,5936 78,56 1 21 1 8,26 77,672 1 22 1 76,2349 73,6469 1 23 1 84,5926 82,46 1 24 1 82,2727 79,6847 1 25 1 79,486 76,8926 1 26 1 83,612 81,132 1 27 1 82,9278 8,3398 1 73

Individu (n = 55) Kelompok Aktual (1=Garut; 2=Ekor Gemuk) Y (Skor Diskriminan) Y m Penggolongan (1=Garut; 2=Ekor Gemuk) 28 1 8,698 78,218 1 29 1 76,6634 74,754 1 3 1 79,8318 77,2438 1 31 1 83,644 81,524 1 32 1 85,45 82,862 1 33 1 77,289 74,6929 1 34 2 76,7515 74,1635 1 35 2 75,5252 72,9372 1 36 2 77,364 74,4484 1 37 2 79,71 77,122 1 38 2 76,3232 73,7352 1 39 2 73,9489 71,369 1 4 2 72,3222 69,7342 1 41 2 72,2972 69,792 1 42 2 75,2268 72,6388 1 43 2 77,3643 74,7763 1 44 2 73,18 7,4138 1 45 2 75,7366 73,1486 1 46 2 75,843 73,2523 1 47 2 73,3674 7,6793 1 48 2 74,8968 72,387 1 49 2 73,976 7,596 1 5 2 74,616 72,226 1 51 2 76,3438 73,7558 1 52 2 72,6885 7,15 1 53 2 71,339 68,7159 1 54 2 71,8258 69,2378 1 55 2 74,1483 71,563 1 74

Lampiran 4. Penggolongan Individu Kelompok Domba Garut Betina vs Domba Ekor Gemuk Betina Berdasarkan Kriteria Wald-Anderson Individu (n = 55) Kelompok Aktual (1=Garut; 2=Ekor Gemuk) W (Skor Wald Anderson) Penggolongan (1=Garut; 2=Ekor Gemuk) 1 1 5,145 1 2 1 7,72325 1 3 1-1,42925 2* 4 1 3,27255 1 5 1 5,78925 1 6 1 6,1465 1 7 1 4,8235 1 8 1 7,77275 1 9 1 5,32265 1 1 1-1,8785 2* 11 1 5,3165 1 12 1 1,91875 1 13 1 6,8895 1 14 1 1,67195 1 15 1,93295 1 16 1,33515 1 17 1 1,42455 1 18 1 6,5825 1 19 1 2,6125 1 2 1 2,5595 1 21 1 2,21735 1 22 1-1,8775 2* 23 1 6,54995 1 24 1 4,235 1 25 1 1,43795 1 26 1 5,55855 1 27 1 4,88515 1 75

Individu (n = 55) Kelompok Aktual (1=Garut; 2=Ekor Gemuk) W (Skor Wald Anderson) Penggolongan (1=Garut; 2=Ekor Gemuk) 28 1 2,56715 1 29 1-1,37925 2* 3 1 1,78915 1 31 1 5,59775 1 32 1 7,4725 1 33 1 -,76175 2* 34 2-1,2915 2 35 2-2,51735 2 36 2-1,615 2 37 2 1,66735 1* 38 2-1,71945 2 39 2-4,9365 2 4 2-5,7235 2 41 2-5,74545 2 42 2-2,81585 2 43 2 -,67835 2 44 2-5,475 2 45 2-2,365 2 46 2-2,2225 2 47 2-4,77525 2 48 2-3,14585 2 49 2-4,9455 2 5 2-1,43195 2 51 2-1,69885 2 52 2-5,3545 2 53 2-6,73865 2 54 2-6,21675 2 55 2-3,89425 2 Keterangan: * = individu yang salah penggolongan 76

Lampiran 5. Cara Perhitungan Jarak Minimum D 2 -Mahalanobis Kelompok Domba Garut Betina dan Domba Ekor Gemuk Betina Perhitungan jarak D 2 -Mahalanobis antara domba betina kelompok Garut dan Ekor Gemuk adalah sebagai berikut: Jarak D 2 -Mahalanobis domba betina kelompok Garut dan Ekor Gemuk diperoleh melalui perhitungan dari perbandingan kelompok betina yang diamati: 1. Garut dengan Ekor Gemuk Sehingga, D 2 = X 1 X 2 S G 1 X 1 X 2 X 1 = 63,258 64,176 63,227 72,91 X 2 = 57,559 59,336 58,186 66,273 Selisih rataan 1 dengan rataan 2 X 1 - X 2 = 5,699 4,84 5,41 5,818 Invers Matriks Gabungan (S G -1 ) =,27517 -,177685 -,28118 -,41432 -,177685,234789,459 -,1327 -,28118,459,19621 -,31736 -,41432 -,1327 -,31736,113716 X 1 - X 2 ' = [5,699 4,84 5,41 5,818 ] Maka, X 1 - X 2 ' S Ḡ 1 X 1 - X 2 = 6,6978 Jadi jarak D 2 - Mahalanobis adalah = 6,6978 = 2,588 77

Lampiran 6. Cara Pengukuran Bagian-Bagian Tubuh Domba Tinggi Pundak (X 1 ) Tinggi Pinggul (X 2 ) Panjang Badan (X 3 ) Lebar Dada (X 4 ) Dalam Dada (X 5 ) Lebar Pinggul (X 6 ) 78

Lebar Kelangkang (X 7 ) Panjang Kelangkang (X 8 ) Lingkar Dada (X 9 ) Lingkar Kanon (X 1 ) 79

Lampiran 7. Formulir Isian Ukuran-Ukuran Tubuh Domba Kelompok Domba: Peternakan:... No. No. Identitas Jenis Kelamin Tinggi Pundak (cm) Tinggi Pinggul (cm) Panjang Badan (cm) Lebar Dada (cm) Dalam Dada (cm) Lebar Pinggul (cm) Lebar Kelangkang (cm) Panjang Kelangkang (cm) Lingkar Dada (cm) Lingkar Kanon (cm) Keterangan 8