HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN LOYALITAS PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI MEDAN TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
*Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

PENGARUH MUTU LAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT WOODWARD KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

PENGARUH MUTU PELAYANAN KIA TERHADAP KEPUASAN IBU BERSALIN SECARA NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2016 TESIS.

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DI RSUD TOTO KABILA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN LOYALITAS PASIEN DI PUSKESMAS BARANTI KABUPATEN SIDRAP TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIO DEMOGRAFI, STATUS KEPESERTAAN DENGAN KEPUASAAN PASIEN DALAM PELAYANAN KIA DI PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU GMIM PANCARAN KASIH MANADO 2016 Billy Manengkei*

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013

ANALISIS LOYALITAS PASIEN BERDASARKAN KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI RAWAT INAP RS. BHAYANGKARA MAPPA OUDANG KOTA MAKASSAR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY


BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD MARIA WALANDA MARAMIS Sherly Nayoan*

HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

Fidyawati, et al, Hubungan antara Persepsi Mutu Pelayanan dengan Minat Kunjungan Ulang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pelayanan puskesmas adalah untuk membangun. persahabatan yang mendorong hubungan dengan pasien sehingga puskesmas

BAB 5 METODE PENELITIAN

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

BAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan

Kepuasan Pasien Di Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Winston I. Kaban*, G. D. Kandou. S**, L. H. V. J.

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA ASKES SOSIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.PIRNGADI MEDAN T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD AMPANA KABUPATEN TOJO UNA-UNA. Siti Nurhaida 1, Sudirman 2

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran kepuasan..., Venty Rahma Ayunda, FKM UI,

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan masalah global yang sering dihadapi di dunia baik di

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSU. BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI UNIT RAWAT JALAN DI RSUD dr. RASIDIN PADANG TAHUN 2013

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mewujudkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

*Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

Keywords: health quality care, patient satisfaction

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

ANALISIS MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN TESIS.

Transkripsi:

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN LOYALITAS PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI MEDAN TAHUN 2017 Susi Amenta Peranginangin Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Direktorat Pascasarjana, Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan Email korespondensi: susiamenta01@gmail.com ABSTRACT The data from the patient visit to Mitra Sejati Hospital revealed that the number of outpatients in this hospital decreased. It was probably caused by the lack of service quality provided by the hospital. The objective of the research was to find out the correlation between service quality and outpatients loyalty at Mitra Sejati Hospital, Medan, in 2017. The research used quantitative method with cross sectional design. The population was 405 outpatients who visited the hospital at least twice, and 100 of them were used as the samples, using accidental sampling technique. The data were analyzed by using univariate analysis, bivariate analysis, and multivariate analysis. The result of the research showed that there was the correlation of reliability (p=0.004), responsiveness (p=0.015), assurance (p=0.018), empathy (p=0.032), and tangibles (p=0.009) with outpatients loyalty at Mitra Sejati Hospital, Medan, in 2017. Reliability had the most dominant correlation with outpatients loyalty at Exp β = 5.820 which indicated that patients who were satisfied with outpatient service would increase 5.8 times more than patients who were not satisfied. It is recommended that the hospital management increase outpatient service in the dimensions of reliability, responsiveness, and assurance. Keywords: Service Quality, Patients Satisfaction, Patients Loyalty ABSTRAK Data kunjungan pasien Rumah Sakit Umum Mitra Sejati menunjukkan bahwa jumlah kunjungan pasien rawat jalan mengalami penurunan. Penurunan tersebut diakibatkan karena kurangnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien umum rawat jalan yang datang berobat berulang minimal (2x) di rumah sakit Umum yang berjumlah 405 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang (accidental sampling). Analisia data menggunakan univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan kehandalan (p=0,004), daya tanggap (p=0,015), jaminan (p=0,018), empati (p=0,032), dan bukti fisik (p=0,009) dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum tahun 2017. Kehandalan merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum tahun 2017 dengan nilai Exp B = 5,820, yang berarti pasien yang puas dengan layanan jasa rawat jalan akan meningkatkan loyalitas pasien sebesar 5,8 kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien yang tidak puas. Dengan demikian diharapkan agar RSU Mitra Sejati Medan dapat meningkatkan pelayanan rawat inapnya pada dimensi kehandalan, daya tanggap dan jaminan. Kata-kata kunci: Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pasien, Loyalitas Pasien 78

Peranginangin, SA. Hubungan Kualitas Pelayanan dengan... 79 PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan salah satu dari sarana kesehatan yang juga merupakan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan (rehabilitative) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu serta berkesinambungan (1). Rumah sakit diwajibkan untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Mutu pelayanan rumah sakit mempunyai dua komponen, yaitu pemenuhan terhadap standar mutu yang telah ditetapkan dan pemenuhan akan kepuasan pelanggan. Rumah sakit juga harus memberikan pelayanan yang berfokus pada kepuasan pelanggan. Perbaikan kualitas jasa pelayanan kesehatan dapat dimulai dengan mengevaluasi setiap unsur-unsur yang berperan dalam membentuk kepuasan pasien. Sistem kepedulian kesehatan dapat diperbaiki melalui jalur klinis, layanan, termasuk perspektif pasien seperti seberapa baik jasa pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan (2). Saat ini masih banyak pasien merasa tidak aman atau tidak puas dengan pelayanan dokter lokal, perawat dan tenaga medis, hal ini terjadi karena karena komunikasi efektif dengan pasien belum menjadi urusan utama dokter di Indonesia, sehingga tak heran sebagian besar masyarakat berbondongbondong pergi untuk pengobatan ke negeri lain. Depertemen Kesehatan RI menyebutkan devisa negara yang dikeluarkan untuk berobat ke Singapura mencapai Rp 10 triliun. Fenomena ini jelas- jelas menunjukan bahwa pelayanan rumah sakit di Indonesia secara umum cenderung belum mencapai kualitas optimal (3). Data kunjungan pasien Rumah Sakit Umum Mitra Sejati menunjukkan bahwa jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap terjadi kesenjangan antara yang berobat dengan yang mendaftar pada tahun 2016, jumlah pasien yang mendaftar 111.553 orang dan yang jadi berobat 109.480 orang dan jumlah pasien yang tidak jadi berobat 2.073 orang. Dalam penelitian ini memfokuskan pada pelayanan pasien umum rawat jalan di rumah sakit umum yang mengalami penurunan jumlah pasien umum rawat jalan selama 3 bulan terakhir ini. Dimana pada bulan Januari 2017 jumlah pasien umum rawat jalan sebanyak 988 orang, bulan Februari 2017 sebanyak 741 orang, bulan Maret 2017 sebanyak 537 orang. Penurunan tersebut diakibatkan karena kurangnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum diantaranya seperti waktu tunggu dokter yang lama, dokter datang tidak tepat waktu, informasi jam dokter datang tidak jelas dari perawat sehingga pasien kecewa dan akhir mereka pulang dan tidak jadi berobat, ini dapat di lihat dari jumlah pasien mendaftar dan jadi berobat, antrian loket dan apotik digabungkan sehingga pasien tidak dengar nama nya di panggil, tempat pendaftar pasien tidak jelas berobat jalan dan opname, alur dan peta rumah sakit tidak jelas, perawat kurang tanggap akan kebutuhan pasien dan keluarga. METODE Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik korelasional dengan pendekatan Cross Sectional, sedangkan untuk rancangan penelitiannya adalah kuantitatif, yaitu untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan dengan loyalitas pasien di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan pada tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien umum rawat jalan yang datang berobat berulang minimal (2x) di rumah sakit Umum pada bulan Juni 2017 yang berjumlah 405 orang dengan jumlah keseluruhan pasien rawat jalan 454 orang (Data Rekam Medis RSU Mitra Sejati Medan). Sedangkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang dan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling. Analisis Data data dalam penelitian ini mengguakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji chi square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik berganda.

80 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 3, No. 2, Nov 2017: 78-85 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hubungan Variabel Penelitian dengan Loyalitas Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Loyalitas Pasien PR Variabel Jumlah p Tidak Loyal Loyal (95% CI) Penelitian n % n % N % Kehandalan Kurang Baik 40 68 19 32 59 100 1,853 0,004 Baik 15 37 26 63 41 100 1,194-2,876 Daya Tanggap Kurang Baik 41 65 22 35 57 100 1,720 0,015 Baik 14 38 23 62 43 100 1,096-2,700 Jaminan Kurang Baik 35 67 17 33 52 100 0,615 0,018 Baik 20 42 28 58 48 100 1,100-2,373 Empati Kurang Baik 30 68 14 32 44 100 1,527 0,032 Baik 25 45 31 55 56 100 1,071-2,177 Bukti Fisik Kurang Baik 30 71 12 29 41 100 1,657 0,009 Baik 25 43 33 57 59 100 1,165-2,357 Pada variabel kehandalan, sebanyak 59 orang pasien rawat jalan menyatakan layanan rumah sakit kurang handal. Kondisi demikian menyebabkan pasien tidak loyal terhadap rumah sakit untuk berobat rawat jalan. Hasil uji diperoleh p = 0,004 < 0,050, artinya ada hubungan yang signifikan antara kehandalan dengan loyalitas pasien rawat jalan, nilai Prevalen Risk (PR) = 1,853, berarti pelayanan rawat jalan rumah sakit yang handal akan meningkatkan loyalitas pasien sebanyak 1,8 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak handal dalam memberikan pelayanan rawat jalannya. Pada variabel daya tanggap, sebanyak 57 orang pasien menyatakan daya tanggap RSU Mitra Sejati dalam menangani pasien rawat jalan adalah kurang. Hal ini akan menyebabkan ketidak loyalan pasien kepada rumah sakit. Hasil uji diperoleh p = 0,015 < 0,050, artinya ada hubungan yang signifikan antara daya tanggap dengan loyalitas pasien rawat jalan di RSU, serta nilai PR = 1,720 yang berarti daya tanggap rumah sakit yang baik dalam melayani pasien rawat jalan akan meningkatkan loyalitas pasien sebanyak 1,7 kali lebih besar dibandingkan yang kurang daya tanggapnya dalam melayani pasien rawat jalan. Pada variabel jaminan diperoleh sebanyak 52 orang pasien menyatakan jaminan pelayanan rawat inap pada RSU Mitra Sejati Medan kurang baik. Hasil analisis diketahui nilai p = 0,018 < 0,050, yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara jaminan dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum, dengan nilai PR = 1,615, yang berarti bahwa rumah sakit yang memberikan jaminan pelayanan yang baik pada pasien rawat jalan akan meningkatkan loyalitas pasien sebanyak 1,6 kali lebih besar dibanding dengan yang tidak kurang baik jaminan pelayanannya. Pada variabel empati diperoleh bahwa sebanyak 44 orang pasien rawat jalan kurang berempati dengan pelayanan rawat jalan RSU, Empati yang baik mengenai pelayanan rawat jalan rumah sakit akan meningkatkan loyalitas pasien pada rumah sakit. Nilai p = 0,032< 0,050, artinya ada hubungan yang signifikan antara empati dengan loyalitas pasien rawat jalan. Nilai PR = 1,527, yang berarti empati yang baik dalam memberikan pelayanan rawat jalan akan meningkatkan loyalitas pasien sebanyak 1,5 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak berempati dalam pelayanan rawat jalannya. Pada variabel bukti fisik diperoleh sebanyak 41 orang pasien rawat jalan menyatakan bahwa bukti fisik RSU Mitra Sejati Medan kurang baik, Nilai p = 0,009 < 0,050, artinya ada hubungan yang signifikan antara bukti fisik dengan loyalitas pasien. Nilai PR = 1,657, yang berarti bahwa bukti fisik yang baik akan meningkatkan loyalitas pasien sebanyak 1,6 kali lebih besar dalam menggunakan jasa pelayanan rumah sakit dibandingkan dengan bukti fisik yang kurang baik.

Peranginangin, SA. Hubungan Kualitas Pelayanan dengan... 81 Analisis Multivariat Tabel 2. Hasil Akhir Regresi Logistik Berganda Variabel B Sig Exp B 95%CI Lower Upper Kehandalan 1,761,001 5,820 2,123 15,960 Empati 1,198,013 3,315 1,286 8,547 Bukti Fisik 1,745,001 5,728 2,039 16,089 Constant -2,677,000,069 Sesuai hasil yang diperoleh pada tabel 4, ditemukan bahwa variabel yang dominan berhubungan dengan loyalitas pasien adalah variabel kehandalan dengan nilai OR (Exp B = 5.820), yang artinya layanan yang handal akan meningkatkan loyalitas pasien sebesar 5,8 kali lebih besar dibandingkan dengan layanan yang tidak handal. Hubungan Kehandalan dengan Loyalitas Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Hasil penelitian mengenai kehandalan dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kehandalan dengan loyalitas pasien (p=0,004), yang bermakna bahwa pelayanan rawat jalan rumah sakit yang handal akan berhubungan dengan loyalitas pasien dalam menggunakan jasa layanan rawat jalan rumah sakit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya, dimana nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari α=0,05, maka H1 diterima atau terdapat hubungan antara kehandalan dengan loyalitas pasien Di Poliklinik Interna Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon (4). Penelitian pada pasien rawat inap RS Anutapura Kota Palu bahwa semakin baik kehandalan maka semakin besar pula kepuasan pasien terhadap pelayanan Rumah Sakit (5). Penelitian di RS Tugu Ibu Depok, didapatkan bahwa kehandalan bukanlah variabel dominan yang mempengaruhi kepuasan pasien, hal ini karena pasien di rumah sakit tersebut telah sangat puas pada variabel kehandalan sehingga variabel perhatian menjadi dominan berpengaruh pada kepuasan pasien (6). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian pada Pasien Rumah Sakit Umum Herna Medan, yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara reliability (kehandalan pelayanan) dengan loyalitas pasien. Dimana diketahui bahwa reliability (kehandalan pelayanan) di RSU Herna Medan kurang baik, adapun penyebabnya seperti masih ada diagnosa dokter yang kurang akurat, masih ada dokter yang datang tidak tepat waktu dan terburu-buru artinya tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan petugas kesehatan kepada pasien (7). Hasil penelitian menunjukkan mutu pelayanan dokter kurang baik pada ketepatan datang dan kehandalan informasi kepada pasien baik oleh dokter maupun perawat, serta kurang handalnya perawat dalam memberikan layanan. Dimana oleh karena dokter datang tidak tepat waktu serta kurang jelasnya informasi yang diberikan perawat mengenai jam kedatangan dokter menyebabkan pasien menunggu lama sehingga akhirnya pasien pulang dan tidak jadi berobat karena lama menunggu. Padahal dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan dokter, pasien di IGD harus mendapatkan pertolongan dokter paling lambat 15 menit dari pertama datang. Disamping itu, dokter terkesan terburu-buru saat memeriksa pasien sehingga informasi yang diberikan kurang jelas bagi pasien yang pada akhirnya pasien tidak mengikuti pengobatan yang dianjurkan dokter. Selain itu perawat kurang segera memberikan pelayanan kepada pasien rawat jalan saat dibutuhkan pasien, misalnya dalam mengarahkan pasien ke tempat pemeriksaan dokter sesuai keluhan yang dialaminya. Sementara komunikasi yang efektif sangat berperan dalam pemberian mutu layanan, dimana komunikasi akan efektif bila komunikasi yang dilakukan saling memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan baik oleh dokter, maupuan perawat kepada pasien. Pasien yang mempersepsikan ketepatan datang dan kehandalan informasi kepada pasien baik oleh dokter maupun perawat, serta kurang handalnya perawat dalam memberikan layanan, memiliki potensi bagi pasien tidak minat melakukan kunjungan ulang. Dengan demikian berarti minat kunjungan ulang pasien dalam melakukan rawat jalan akan menurun jika kualitas layanan rumah sakit tidak dikembangkan. Selain itu, tidak sebandingnya jumlah petugas dengan jumlah pasien yang ada, membuat petugas dalam memberikan pelayanan cenderung sedikit lambat dan kurang handal dalam menjalankan tugasnya, padahal seorang pasien yang sedang

82 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 3, No. 2, Nov 2017: 78-85 menjalani rawat jalan biasanya menginginkan pelayanan yang cepat dan tepat. Hubungan Daya Tanggap dengan Loyalitas Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Hasil penelitian mengenai hubungan daya tanggap dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara daya tanggap dengan loyalitas pasien rawat jalan (p=0,004), hasil distribusi diperoleh mayoritas pasien menyatakan daya tanggap petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan rawat jalan kurang (57%). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian di Poliklinik Interna Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon, yang menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,044 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari α=0,05, maka H1 diterima atau terdapat hubungan antara daya tanggap dengan loyalitas pasien (4). Penilaian pasien akan kurangnya daya tanggap terutama dalam hal membantu menyiapkan obat yang harus diminum pasien. Seorang pasien sangat membutuhkan obat untuk mengurangi rasa sakitnya bila dalam kondisi sakit, apabila obat yang dibutuhkan tidak segera diberikan atau permintaan pasien tidak segera dilayani, maka akan timbul rasa kecewa dan tidak puas pada diri pasien atas pelayanan yang diberikan. Dalam rangka meningkatkan loyalitas dapat dilakukan dengan cara menambahkan nilai apa yang ditawarkan, menambahkan nilai dapat dilakukan dengan cara seperti meningkatkan kecepatan pelayanan (4). Hasil penelitian menunjukan daya tanggap petugas rumah sakit kurang dalam memberikan layanan pada pasien rawat inap di RSU. Kurangnya daya tanggap perawat saat melayani pasien, kurangnya ketelitian saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien serta lamanya waktu menunggu saat datang berobat menyebabkan pasien merasa kecewa dengan pelayanan yang diberikan. Bagi sebuah rumah sakit, sangat penting adanya petugas terutama perawat yang cepat tanggap dalam melayani pasien, karena perawat merupakan sumber daya rumah sakit yang paling sering berinteraksi dengan pasien. Oleh karena itu perawat dituntut untuk mahir dalam bidangnya, dimana perawat juga membantu tugas dokter seperti dalam perawatan bedah, dan perawatan anastesi. Oleh karena itu pemberian pelatihan kepada perawat sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuannya agar menjadi lebih tanggap dalam memberikan pelayanan pada pasien.daya tanggap petugas dalam melayani pasien berhubungan erat dengan minat untuk kunjungan ulang pasien di RSU Mitra Sejati Medan. Hubungan daya tanggap dengan minat kunjungan ulang pasien di RSU Mitra Sejati Medan melalui daya tanggap petugas kesehatan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat untuk kunjungan ulang. Semakin baik persepsi pelanggan terhadap daya tanggap maka minat untuk kunjungan ulang pasien di RSU Mitra Sejati Medan akan semakin tinggi, dan jika persepsi pasien terhadap daya tanggap buruk, maka minat untuk kunjungan ulang pasien di RSU akan semakin rendah. Hal ini sesuai denganpendapat ahli, bahwa kepuasan mampu memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, serta membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan (8). Hubungan Jaminan dengan Loyalitas Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Hasil penelitian mengenai hubungan jaminan dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jaminan dengan loyalitas pasien rawat jalan (p=0,018), yang bermakna bahwa jaminan layanan yang diberikan petugas kesehatan saat melayani pasien rawat jalan akan berhubungan dengan loyalitas pasien dalam menggunakan jasa layanan rawat jalannya. Berdasarkan hasil distribusi diperoleh mayoritas pasien menyatakan jaminan pelayanan rawat jalan RSU Mitra Sejati Medan kurang baik (52%). Hasil penelitian Di Poliklinik Interna Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari α=0,05, maka H1 diterima atau terdapat hubungan antara jaminan dengan loyalitas pasien (4). Dilihat dari hasil penelitian di instalasi rawat jalan RSI Sultan Agung Semarang menunjukkan bahwa responden yang mempersepsikan pengetahuan ilmiah dokter kurang baik memiliki potensi untuk respon tidak minat kunjungan ulang karena pada responden yang memiliki persepsi tentang pengetahuan ilmiah dokter kurang baik mempunyai tidak minat kunjungan ulang (91.7%) lebih besar dari pada minat kunjungan ulang pasien (43.8%) (9)

Peranginangin, SA. Hubungan Kualitas Pelayanan dengan... 83 Mutu pelayanan kesehatan bagi seorang pasien tidak lepas dari rasa puas terhadap pelayanan kesehatan yang diterima, dimana mutu yang baik dikaitkan dengan kesembuhan dari penyakit, peningkatan derajat kesehatan atau kesegaran, lingkungan perawatan yang menyenangkan, dan keramahan petugas. Jaminan meliputi kemampuan atas pengetahuan terhadap produk/jasa secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi, kemampuan di dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan di dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Keramahan, kenyamanan dan kesopanan perawat juga termasuk sebagai indikator dari variabel jaminan sangat mempengaruhi penilaian kepuasan pelanggan akan mutu pelayanan sebuah rumah sakit (8). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian pada Rumah Sakit Umum Swasta di Kota Singaraja Bali, yang menyatakan bahwa jaminan pelayanan tidak berpengaruh terhadap loyalitas pasien. Dimana dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa Rumah Sakit Umum pada Kota Singaraja belum mampu memberikan jaminan yang memuaskan sehingga responden memberikan persepsi kurang terhadap alat ukur yang ditetapkan peneliti (10). Setiap pasien pada dasarnya ingin diperlakukan secara baik oleh pihak pengelola rumah sakit. Adanya jaminan bahwa pasien yang datang akan dilayani secara baik oleh pihak pengelola rumah sakit, akan memberikan rasa aman kepada pasien, sehingga kemantapan pribadi pasien akan bertambah. Dengan demikian, kepercayaan mereka terhadap rumah sakit akan bertambah. Namun dalam penelitian ini ditemukan kurangnya kemampuan petugas kesehatan dalam melaksanakan tugas dengan cara yang optimal, seperti tindakan perawat kurang meyakinkan saat memasang infus, dan kurangnya kepercayaan pasien akan kemampuan dokter saat menangani pasien. Padahal seharusnya perawat dan dokter harus dapat memberikan keyakinan kepada pasien saat melakukan perawatan maupun pengobatan, karena perawat diharuskan mendapatklan sertifikasi pelatihan PPGD (Pertologan Pertama pada Gawat Darurat) sebagai standar pelayanan perawat kepada pasien, sementara dokter diharuskan mempunyai sertifikat profesi dan kompetensi kedokteran. Jaminan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pasien. Semakin baik persepsi pasien terhadap jaminan maka loyalitas pasien akan semakin tinggi. Dan jika persepsi pasien terhadap jaminan buruk maka loyalitas pasien akan semakin rendah. Dengan demikian berarti bahwa jaminan yang baik akan meningkatkan loyalitas pasien terhadap pelayanan rumah sakit, sehingga membuat pasien cenderung percaya dan yakin akan setiap pelayanan yang dilakukan oleh rumah sakit. Hubungan Empati dengan Loyalitas Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan Hasil penelitian mengenai hubungan empati dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara empati dengan loyalitas pasien (p=0,032), yang bermakna bahwa empati yang baik dari petugas kesehatan rumah sakit dalam memberikan layanan berhubungan dengan loyalitas pasien rawat jalan. Hasil distribusi diperoleh bahwa empati petugas dalam memberikan layanannya adalah baik (56%), dan yang loyal ada sebanyak 31 orang. Demikian halnya dengan hasil penelitian di Poliklinik Interna Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari α=0,05, maka H1 diterima atau terdapat hubungan antara perhatian dengan loyalitas pasien (4). Hasil penelitian di instalasi rawat jalan RSI Sultan Agung Semarang menunjukkan perhatian mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kunjungan ulang pasien. Semakin baik persepsi pelanggan terhadap perhatian maka minat untuk kunjungan ulang pasien akan semakin tinggi, dan jika penilaian pasien terhadap kepedulian buruk, maka minat untuk kunjungan ulang pasien di poliklinik interna akan semakin rendah (9). Dimensi perhatian berkaitan dengan pemberian pelayanan yang bermutu. Hal ini sejalan dengan penelitian di Instalasi Rawat Inap Keluarga Sehat Hospital Pati yang mendapatkan bahwa variabel perhatian sangat dominan pengaruhnya terhadap kepuasan pasien. Penelitian mengenai Loyalitas Pasien di Rawat Inap RS Bhayangkara Mappa Oudang Kota Makassar ditemukan bahwa variabel perhatian berhubungan erat dengan terciptanya pelayanan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu dapat memberikan pengalaman yang baik bagi pelanggan dan

84 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 3, No. 2, Nov 2017: 78-85 akan mengundang mereka untuk datang kembali dan menjadi pelanggan yang loyal (8,11,12). Pasien sebagai orang sakit pada umumnya sangat mengharapkan perhatian dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Dokter dan perawat sebagai petugas rumah sakit yang berinteraksi dengan pasien maupun keluarga pasien dituntut untuk bisa menunjukkan rasa empatinya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan meningkatkan hubungan interpersonal petugas kesehatan agar lebih ramah dalam melayani pasien, selalu memberi motivasi kepada pasien agar teratur mengambil obat ke Rumah Sakit dengan menjelaskan jika pengobatan tidak tuntas maka akan memperberat sakit yang diderita pasien dan proses penyembuhannya akan lama, serta dengan selalu memperhatikan perkembangan kesehatan pasien, juga tidak membeda-bedakan pasien. Kondisi demikian tentunya berdampak pada minat pasien untuk loyal di RSU, karena dengan empati yang diberikan kepada pasien maka loyalitas akan meningkat yang diaplikasikan dengan minat pasien untuk sering melakukan kunjungan ulang rawat jalan. Hubungan Bukti Fisik dengan Loyalitas Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Hasil penelitian mengenai hubungan bukti fisik dengan Loyalitas Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara bukti fisik dengan loyalitas pasien rawat jalan (p=0,005). Berdasarkan hasil distribusi diperoleh bahwa RSU memiliki bukti fisik yang baik (59%), dan dengan kondisinya tersebut ada 34 orang yang loyal untuk melakukan rawat jalan. Hasil penelitian ini sejalan dengan di Poliklinik Interna Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari α=0,05, maka H1 diterima atau terdapat hubungan antara bukti fisik dengan loyalitas pasien (4). Pada umumnya seseorang akan memandang suatu potensi rumah sakit tersebut awalnya dari kondisi fisik. Dengan kondisi yang bersih, rapi, dan teratur orang akan menduga bahwa rumah sakit tersebut akan melaksanakan fungsinya dengan baik. Hubungan bukti fisik dengan minat untuk loyal adalah : bukti fisik mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien. Semakin baik persepsi pelanggan terhadap bukti fisik maka minat untuk melakukan kunjungan ulang akan semakin tinggi, dan jika penilaian pasien terhadap bukti fisik buruk, maka minat untuk melakukan kunjungan ulang semakin rendah (12). Pada penelitian di RSUD Pasaman Barat, tidak menemukan hubungan yang signifikan antara bukti fisik dengan kepuasan pasien. Berbeda dengan penelitian tersebut, penelitian di Puskesmas Pandamaran Kota Semarang, bukti fisik berhubungan secara signifikan dengan kepuasan pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien sebenarnya merujuk kepada penampilan/wujud dari pelayanan bahwa makin sempurna penampilan pelayananan, maka makin sempurna pula mutu/kualitasnya (13,14). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian di Puskesmas Baranti Kabupaten Sidrap, bahwa ada hubungan yang bermakna antara tangibel (bukti langsung) dengan loyalitas pasien, karena kondisi ruangan yang bersih dan didukung tersedianya fasilitas penunjang di ruangan, kenyamanan ruangan dan penampilan petugas kesehatan yang rapi dan bersih, sedangkan ruang tunggu yang pengap menyebabkan pasien merasa kurang nyaman (15). Sesuai dengan data yang diperoleh menunjukkan bahwa bukti fisik yang saat ini ada sudah sangat baik di mata para pasien RSU. Bukti fisik ini meliputi tata ruang, kebersihan ruangan dan ketersediaan alat untuk diagnosa penyakit pasien, disamping itu juga tanggapan dan pelayanan yang baik dari pihak karyawan yang berinteraksi terhadap pasien. Bukti fisik merupakan elemen yang sangat penting bagi konsumen karena bukti fisik merupakan elemen yang langsung dapat dirasakan oleh pasien yang akan menimbulkan kepuasan yang pada akhirnya akan membentuk loyalitas pasien. Hubungan antara pasien dengan penyedia layanan kesehatan yang baik akan meningkatkan loyalitas, kerjasama dan partisipasi terhadap penyedia layanan kesehatan. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan kualitas pelayanan terhadap loyalitas pasien, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan Kehandalan (Reliability), Daya Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), Empati (Emphaty) dan Bukti Langsung (Tangibles) dengan loyalitas pasien rawat jalan. Dan variabel kehandalan merupakan variabel yang dominan berhubungan dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati

Peranginangin, SA. Hubungan Kualitas Pelayanan dengan... 85 Medan tahun 2017. Dengan demikian diharapkan kepada Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan untuk meningkatkan kualitas pelayanan melalui kehandalan, yakni dengan meningkatkan mutu pelayanan dokter agar datang tepat waktu, memberikan informasi yang akurat kepada pasien baik oleh dokter maupun perawat, serta meningkatkan kemampuan perawat dengan memberikan pelatihan serta mengikuti seminar agar lebih handal dalam memberikan layanan DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.11 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaran Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif di Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI, 2016. 2. Utama. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Medika Pratama Hijau Jakarta Barat. Jurnal Magister Manajemen Kesehatan Rumah Sakit. Universitas Esa Unggulan 2013. 3. Siregar F. S. Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pasien Rawat Inap Non askes di RSUP H. Adam Malik Medan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Magister Manajemen. Universitas Terbuka, 2011. 4. Sewow R. N. J. Hubungan Antara Mutu Pelayanan Dengan Loyalitas Pasien Di Poliklinik Interna Rumah Sakit Gunung Maria. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Samratulangi. 2016. 5. Yusuf M. W. S. Developing Strategy For Customer Value Creation Towards A Professional Service. 2012. 6. Ayunda V. R. Gambaran Kepuasan PasienRawat Inap Terhadap Pelayanan Dokter di RS Tugu Ibu Depok Tahun 2009. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat, 2009. 7. Saragih R, Lubis A. N, Sutatniningsih R. Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Loyalitas Pasien Rumah Sakit Umum Herna Medan. Jurnal. Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2010. 8. Tjiptono F. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi, 2012. 9. Karyati SB. Analisis Pengaruh Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien di Instalasi Rawat Jalan RSI Sultan Agung Semarang Tahun 2006. Tesis. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, 2006. 10. Gunawan K dan SP Djati. Kualitas Layanan dan Loyalitas Pasien (Studi pada Rumah Sakit Umum Swasta di Kota Singaraja Bali). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 2011; 13(1): 32-9. 11. Puspitasari MG dan Edris M. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Dengan Mediasi Kepuasan Pasien Rawat Inap Pada Kelurga Sehat Hospital Pati. Analisis Manajemen 2011; 5(2): 49-62. 12. Berlianty A, Nurhayani. Analisis Loyalitas Pasien Berdasarkan Kualitas Pelayanan di Instalasi Rawat Inap RS Bhayangkara Mappa Oudang Kota Makassar. Jurnal. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar. 2013. 13. Hardi J. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Umum Dan Pasien Jamkesmas Terhadap Mutu Pelayanan Rawat Inap di RSUD Pasaman Barat Tahun 2010. Tesis. Padang: Program Pascasarjana Universitas Andalas Padang, 2010. 14. Trimumpuni I. Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Mutu Pelayanan dengan Miant Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan Di Puskesmas Pandanaran Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro, 2009. 15. Sulni YA, Darmawansyah, dan Indar. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Loyalitas Pasien di Puskesmas Baranti Kabupaten Sidrap Tahun 2013. Jurnal. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin. 2013.