4 KEADAAN UMUM PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Secara geografie, Kabupaten Aceh Jaya merupakan bagian dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang terletak di bagian paling ujung pulau Sumatra Kabupaten Aceh Jaya koordinat 04 22 05 16 LU dan 95 02 96 03 BT, dan memiliki panjang pantai garis pantai 160 Kilometer. Adapun batas-batas Kabupaten Aceh Jaya adalah sebagai berikut : 1) Sebelah Utara Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie 2) Sebelah Selatan Samudera Indonesia dan Kabupaten Aceh Barat 3) Sebelah timur Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Barat 4) Sebelah barat Samudera Indonesia dan Kabupaten Aceh Besar Luas wilayah Kabupaten Aceh Jaya mencapai 3.727,00 km², yang terbagi dalam enam Kecamatan yaitu Jaya, Sampoinet, Setia Bakti, Krueng Sabee, Panga, dan Teunom dengan jumlah desa 172 desa. Wilayah Kabupaten Aceh Jaya sebagian besar dikelilingi oleh Perairan Samudera Hindia dan terdiri atas pulau-pulau kecil yang merupakan wilayah wisata bahari dan memiliki potensi ikan pelagis. 4.2 Keadaan Sosial Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2007 merupakan hasil estimasi yang didasarkan pada hasil Sensus Penduduk Aceh Nias (SPAN) pada tahun 2006. Jumlah penduduk Aceh Jaya hasil estimasi bulan Juni 2007 sebanyak 61.018 jiwa dengan rincian laki-laki sebanyak 31.758 jiwa dan perempuan sebanyak 29.260 jiwa. Jumlah ini meningkat sebesar 0,59 persen dari tahun 2006 dimana jumlah penduduk pada tahun tersebut tercatat sebanyak 60.660 jiwa. Distribusi penduduk menurut Kecamatan dapat dilihat pada Grafik 7 dimana jumlah penduduk Kecamatan Jaya menempati urutan pertama yaitu 26,89 persen dari jumlah penduduk keseluruhan. Diikuti oleh Kecamatan Teunom sebanyak 24,89 persen, Kecamatan Sampoiniet 16,81, dan Kecamatan Krueng Sabee 14,11 persen. Sedangkan dua Kecamatan lainnya mempunyai jumlah penduduk masing-masing di bawah angka 10 persen.
26,89% 24,89% Teunom Panga Krueng Sabee Setia Bakti 8,79% Sampoi Niet 16,81% Jaya 8,52% 14,11% Sumber: Bappeda Aceh Jaya (2006). Gambar 7 Distribusi jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Jaya menurut Kecamatan tahun 2007. Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Grafik 8. Grafik berupa piramida menggambarkan jumlah penduduk semakin berkurang pada kelompok umur tua, baik laki-laki maupun perempuan. Kelompok umur yang terlihat paling banyak populasinya adalah penduduk dengan kelompok umur 10-14 tahun, baik untuk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. LAKI-LAKI 75 + 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 PEREMPUA N 3000 2000 1000 1000 2000 3000 Sumber: Bappeda Aceh Jaya (2006) Grafik 8 Komposisi jumlah penduduk Kabupaten Aceh Jaya menurut umur dan jenis kelamin tahun 2007. Komposisi jumlah penduduk menurut usia sekolah di Kabupaten Aceh Jaya tahun 2007 adalah 7.942 jiwa usia Sekolah Dasar (7-12 tahun), 4.151 jiwa usia SLTP (13-15 tahun) dan 3.747 jiwa usia SLTA (16-18 tahun). Jika dilihat komposisi
penduduk usia sekolah terhadap keseluruhan penduduk Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2007 terdapat penduduk usia Sekolah Dasar sebanyak 13,02 persen, penduduk usia sekolah SLTP sebanyak 6,80 persen dan penduduk usia sekolah SLTA sebanyak 16,14 persen. Jika dilihat dari program pemerintah berupa wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yaitu SD dan SLTP, maka sebanyak 19,82 persen atau hampir seperlima dari total penduduk Aceh Jaya berada di bangku sekolah. Tabel 6 Luas wilayah kecamatan dan kepadatan penduduk Kabupaten Aceh Jaya tahun 2006 No Kecamatan Luas wilayah Jumlah penduduk 1 Teunom 567,66 18,768 2 Panga 307,34 7,428 3 Kreung sabee 588,00 13,003 4 Setia bakti 629,00 8,052 5 Sampoinet 1.011,00 12,430 5 Jaya 624,00 23,301 6 Jumlah 3,727,00 82,982 Sumber : Bappeda Aceh Jaya (2006) 4.3 Kondisi Perikanan Tangkap Unit perikanan tangkap penangkapan ikan merupakan kesatuan teknis dalam suatu operasi penangkapan ikan. Satu unit perikanan tangkap terdiri atas perahu/kapal penagkapan ikan, Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Aceh Jaya masih didominasi oleh alat tangkap yang tradisional baik dilihat dari cara penangkapan, waktu penangkapan maupun teknologi yang digunakan dalam melakukan penangkapan ikan seperti jenis-jenis alat tangkap hand line, trammel net, rawai, pancing tonda, gill net, purse seine, bagan apung. Secara lengkap penyebaran alat tangkap tersebut di Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Aceh Jaya disajikan pada Tabel 7. Sedangkan perkembangan jumlah alat tangkap pelagis besar yang digunakan disajikan pada Tabel 8. Tabel 7 Banyaknya alat tangkap dirinci per kecamatan di Kabupaten Aceh Jaya tahun 2008 No Kecamatan Purse Gill Trammel net Hand line Rawai P.tonda B.apung seine net 1 Teunom - 4 68 54 7 8-2 Panga - 4 52 24 4 6-3 Krueng sabee 2 8 83 57 11 15-4 Setia bakti - 12 42 36 12 6 2 5 Sampoinet - 4 67 23 5 7 17 6 Jaya - 8 86 48 16 10 - Jumlah 2 40 398 243 55 52 19 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh Jaya (2008)
Tabel 8 Perkembangan alat tangkap pelagis besar di Kabupaten Aceh Jaya tahun 2002 2008 Alat Tahun tangkap 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 P. tonda 67 67 58 10 45 56 62 Purse seine 4 4 4 1 2 2 19 Gill net 32 28 28 8 19 66 94 Jumlah 103 99 90 19 66 94 118 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh Jaya (2008) 4.3.1 Armada Penangkapan Perahu atau kapal penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Aceh Jaya sampai saat ini masih dinominasi pancing tonda perahu/kapal yang masih relatif kecil, baik dilihat dari panjang kapal, jumlah trip, jumlah/panjang alat tangkap tangkap yang digunakan dalam penangkapan. Hal tersebut dilihat dari perkembangan alat tangkap dengan kapal motor tahun dari tahun 2002 masih belum menunjukkan perkembangan peningkatan pada tahun 2008, sehingga kemampuan untuk menjangkau daerah penangkapan yang lebih jauh masih mejadi kendala. Di samping itu pengetahuan nelayan masih rendah pengetahuan nelayan dalam teknologi penangkapan maupun sarana dan prasarana yang mendukung nelayan dalam usaha penangkapan ikan. Tabel 9 Perkembangan jumlah armada penangkapan ikan di Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2002-2008 Jenis Tahun kapal 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 1 Perahu tanpa motor 375 415 434-65 167 193 2 Motor 67 67 58 23 58 146 355 tempel 3 Kapal motor 23 28 26 7 52 67 79 0-5 GT 4 Kapal motor 4 4 4 1 2 2 2 30 GT Jumlah 469 514 522 31 177 382 629 Sumber: Dinas Perikanan dan kelautan Aceh Jaya (2008)
4.3.2 Nelayan Nelayan adalah bagian dari unit penangkapan ikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam menggerakkan perikanan pada suatu wilayah. Keberhasilan kegiatan operasi penangkapan ikan ditentukan oleh sumberdaya nelayan dalam menggunakan dan mengoperasikan unit penangkapan ikan yang dimiliki. Nelayan di Kabupaten Aceh Jaya pada umumya merupakan penduduk asli yang tinggal di pesisir pantai yang melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan Kecamatan masingmasing menggunakan alat angkap seperti gill net, tramel net, hand line, rawai, pancing tonda dan purse seine. Dengan keterbatasan armada penangkapan kemampuan maupun teknologi, sarana dan prasarana pendukung, maka di wilayah perairan Kabupaten Aceh Jaya terdapat beberapa kapal dari wilayah provinsi maupun Kabupaten lain yang melakukan penangkapan ikan. Hal tersebut terlihat adanya kapal purse seine, pancing tonda yang singah maupun sandar menurunkan hasil tangkapannya di TPI Setia Bakti, maupun TPI Calang yang merupakan pusat bongkar hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Aceh Jaya. Perkembangan jumlah nelayan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Perkembangan jumlah nelayan di Kabupaten Aceh Jaya tahun 2008 No Kecamatan Nelayan tetap Nelayan Buruh Jumlah total 1 Teunom 193 126 319 2 Panga 90 96 186 3 Krueng sabee 186 99 284 4 Setia bakti 254 231 485 5 Sampoinet 403 265 668 6 Jaya 188 127 315 Jumlah 313 944 2257 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh Jaya (2008) 4.3.3 Produksi Perikanan Tangkap Perkembangan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Aceh Jaya selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun sejak 2002 sampai 2008 menunjukkan peningkatan yang cukup baik (Lampiran 14). Pertumbuhan produksi perikanan tangkap pada didominasi oleh ikan pelagis besar diantaranya adalah madidihang, cakalang, dan tongkol. Perkembangan produksi tersebut disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11 Produksi sumberdaya ikan pelagis besar di Kabupaten Aceh Jaya tahun 2008 No Jenis ikan Produksi (ton) 1 Teri 18 2 Kembung 8,5 3 Tongkol 287,7 4 Cakalang 280,3 5 Tenggiri 172,65 6 Layaran 39 7 Madidihang 386,40 8 Tenggiri papan 38 Jumlah total 1.231,55 Sumber: Dinas Kelautan dan perikanan Aceh Jaya (2008) 4.3.4 Musim dan daerah Penangkapan Intensitas operasi penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan sangat di pengaruhi oleh musim ikan dan kondisi cuaca perairan. Di Indonesia dikenal dua musim oleh nelayan yaitu musim Timur dan musim Barat. Musim Timur mulai dari bulan April sampai bulan September. Pada musim ini dimana arah angin bertiup dari Timur ke arah Barat dan pada saat tersebut kondisi gelombang, angin, cuaca lebih baik, sehingga aktifitas nelayan dalam melakukan operasi penangkapan lebih maksimal, tetapi sebaliknya pada musim Barat arah angin bertiup dari arah Barat ke arah Timur. Musim barat di Kabupaten Aceh Jaya terjadi pada bulan Oktober sampai bulan Maret. Musim Barat tersebut di perairan Aceh Jaya mulai dari Kecamatan Jaya sampai pada Kecamatan Teunom karakteristik angin yang kencang dan gelombang laut yang besar. Aktivitas operasi penangkapan pada musim barat sangat kurang bila di bandingkan pada musim timur, dimana angin yang datang dari barat yang berhembus secara bebas dari Samudera Hindia secara bebas ke arah wilayah daerah penangkapan di Kabupaten Aceh Jaya. Daerah penangkapan ikan (fishing ground) ikan adalah suatu wilayah perairan yang merupakan tempat ikan biasa berkumpul, baik mencari makanan maupun melakukan ruaya terhadap daerah yang disukai oleh ikan tersebut. Di Kabupaten Aceh Jaya daerah penangkapan ikan yang sering dilakukan oleh nelayan pada umumnya sepanjang pantai dengan jarak dari pantai 10 sampai 25 mill laut, dan ada yang menggunakan rumpon (bagi nelayan kecil) dan ada juga yang melakukan penangkapan di wilayah perairan karang dengan kedalaman perairan mencapai 40-60 meter. Daerah penangkapan di Kabupaten Aceh Jaya merupakan
zona wilayah penangkapan WPP IX yang berhubungan langsung dengan Samudera Hindia yang memiliki potensi sumberdaya ikan pelagis besar. Penentuan daerah penangkapan ikan oleh nelayan masih menggunakan tandatanda alam seperti adanya sekelompok burung yang menukik kepermukaan laut, riak air yang menimbulkan busa air dan begitu juga terhadap rumpon yang dipasang di suatu perairan masih memberikan tanda yang alami. Penentuan daerah penangkapan oleh nelayan di Kabupaten Aceh Jaya ditertentu oleh kondisi musim ikan dan keadaan cuaca laut dengan berdasarkan pengalaman nelayan yang diwarisi secara turun temurun dalam melakukan penangkapan. Kegiatan operasi penangkapan ikan oleh nelayan di Kabupaten Aceh Jaya tidak terkonsentrasi pada suatu daerah penangkapan, tetapi tersebar di beberapa daerah penangkapan dengan unit penangkapan ikan tertentu. Untuk unit penangkapan ikan dengan pancing tonda terkonsentrasi pada semua daerah penangkapan dengan jarak 12-25 mill laut, tramel net lepas pantai dengan jarak 4-8 mill laut, gill net 8-20 mill laut dan purse seine 15-30 mill laut, sehingga alat tangkap yang dioperasikan tersebut tidak mengganggu terhadap alat tangkap lain yang lain. 4.4 Fasilitas Pendukung Kegiatan Operasi Penangkapan Ikan 4.4.1 Fasilitas Pendaratan Ikan (TPI) Kegiatan operasi penangkapan tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh kelengkapan fasilitas. Beberapa fasilitas pendukung antara lain pangkalan pendaratan ikan, perbengkelan, pangkalan bahan bakar (BBM), dan pabrik es. Di Kabupaten Aceh Jaya dengan memilki panjang garis pantai 135 km masih belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam menggerakkan sektor perikanan tangkap seperti tersebut di atas, dimana fasilitas yang tersedia di Kabupaten Aceh Jaya hanya terdapat fasilitas tempat pendaratan ikan (TPI) yang sangat sederhana. Dari ketiga tempat pendaratan ikan (TPI) hanya Kecamatan Krueng Sabee yang memiliki pabrik es dengan kapasitas produksi 60 batang per hari yang dibangun setelah bencana tsunami. Tempat pendaratan ikan (TPI) di Kabupaten Aceh Jaya terdapat beberapa tempat yang strategis bagi nelayan untuk menurunkan hasil tangkapnya diantaranya adalah TPI Kecamatan Jaya terletak di sungai lambeuso, TPI Kecamatan Setia Bakti dan Krueng Sabee terletak di dalam teluk Rigaih Calang. Dengan demikian,
penurunan hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Aceh Jaya belum terkonsentrasi pada suatu wilayah tempat pendaratan ikan (TPI). Pangkalan Tempat Pendaratan ikan (TPI) di Kabupaten Aceh Jaya pada umunya berhadapan langsung dengan samudera Hindia. Sesuai dengan rencana Pemda Kabupaten Aceh Jaya, TPI yang akan dijadikan tempat pendaratan hasil tangkapan nelayan dikonsentrasikan pada TPI Kecamatan Krueng Sabee. Pada tahun anggaran 2008 Pemda Kabupaten Aceh Jaya mengalokasi dana untuk pembangunan tahap pertama TPI di Kecamatan Krueng Sabee sebesar Rp 3,5 milyar, sehingga diharapkan sektor perikanan tangkap di Kabupaten Aceh Jaya dapat berkembang di masa yang akan datang. Beberapa fasilitas pendukung yang ada di Kabupaten Aceh Jaya dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10. Gambar 9 Tempat pendaratan ikan (TPI) di Kecamatan Kreung Sabee Aceh Jaya. Gambar 10 Suasana kegiatan TPI di Kecamatan Setia Bakti Calang Aceh Jaya 4.4.2 Pabrik es Pabrik es merupakan bahan pembantu yang sangat penting ditempat pendaratan/pelelangan ikan. Es diperlukan untuk mempertahankan mutu ikan selama penangganan di atas kapal maupun penangganan sementara TPI, oleh karena itu, pabrik es sangat diperlukan untuk memproduksi es dalam jumlah yang banyak agar
dapat memenuhi kebutuhan es bagi nelayan yang melakukan penangkapan di Kabupaten Aceh Jaya. Pabrik es yang dikelola oleh kelompok asosiasi nelayan di Kabupaten Aceh Jaya sangat terbatas yaitu dengan kapasitas 1,5 ton per hari, sementara kebutuhan es di Kabupaten Aceh Jaya mencapai 30 ton per hari. Terkait dengan ini, maka sehingga kebutuhan es untuk kebutuhan nelayan di Kabupaten Aceh Jaya harus memasok es dari Kota Banda Aceh maupun dari Kabupaten Meulaboh. Pada Gambar 11 pabrik es yang terdapat di Kabupaten Aceh Jaya. Gambar 11 Pabrik es di Kecamatan Krueng Sabee Calang Aceh Jaya Gambar 12 Jenis Ikan pelagis yang sedang didaratkan di TPI Aceh Jaya Gambar 13 Kondisi Pasar tempat penjualan ikan di Kabupaten Aceh Jaya